pengukuran poligon tertutup dan detail

Upload: mohammad-istislam-ramadhani

Post on 08-Mar-2016

132 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ilmu ukur tanah

TRANSCRIPT

PENGUKURAN MEMANJANG

LAPORANUntuk memenuhi tugas Ilmu Ukur TanahYang dibina oleh Ibu Ir. Titi Rahayuningsih, M. Si.

Oleh :Kelompok VI /S1 TS-CAnggota:Amilia Tiara Sari (120523437570)Atina Choirul Nikmah(120523437568)Jasmono Budi S.(120523417707)Lukman Hakim (120523437592)Moh. Istislam R. (120523417700)

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI MALANGOktober 2015

PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP DAN DETAIL1.1 Dasar TeoriDalam pembuatan poligon, peralatan yang dipakai adalah theodolit jalan, rambu ukur, unting-unting, pita ukur (meteran), patok dan alat tulis. Poligon adalah suatu cara menghubungkan titik-titik dengan mengukur sudut dan jarak antara titik-titik. Pengukuran poligon dimaksudkan sebagai metode penentuan titik kontrol horisontal (x,y) berupa segi banyak yang nantinya berfungsi sebagai kerangka peta. Dalam ketinggian belum dipakai dalam hal ini.Poligon ada beberapa jenis yaitu :A.Menurut bentuk poligon1. Poligon terbukaPoligon yang titik awal dan akhirnya tidak bertemu di satu titik. A A1 2 B (X,Y) d12 d23 d3B 1 3 Gambar 1 Polygon Terbuka2. Poligon tertutupPoligon yang titik awal dan akhirnya bertemu di satu titik. U 2 12 1(X1,Y1) 3 5 4Gambar 2 Poligon Tertutup

B. Menurut titik ikat 1. Poligon terbuka terikat sempurnaPoligon terbuka yang kedua ujungnya terikat pada titik-titik tertentu. U A (x,y) awal B (x,y) akhir awal akhir

Gambar 3 Poligon terbuka terikat sempurna2. Poligon terbuka terikat azimuth Poligon terbuka yang hanya salah satu ujungnya terikat pada titik yang telah di ketahui koordinatnya. U A (x,y) awal awal akhir

Gambar 4 polygon terbuka terikat azimuth3. Poligon terikat koordinat Poligon yang pada titik-titiknya sama sekali tidak terikat pada titik yang telah di ketahui pada koordinatnya. U A (x,y) awal awal

B (x,y) akhirGambar 1.5 Poligon terikat koordinat

C. Segi penyelasaian / peralatan Ditinjau dari segi penyelesaian poligon dapat dibedakan menjadi :1. Poligon yang diselesaikan dengan cara numeris.2. Poligon yang diselesaikan dengan cara grafis.

1.2 Peralatan1. Theodolit

Gambar 6 Theodolit2. Statif/ tripot

Gambar 7 Statif3. Bak Ukur

Gambar 8 Bak Ukur4. Kompas5. Roll Meter

Gambar 9 Roll Meter6. Payung

Gambar 10 Payung7. Patok (paku payung)

Gambar 11 Paku Payung8. Alat Tulis dan Alat Perhitungan

Gambar 12 Alat Tulis dan Kalkulator

1.3 Lokasi PraktikumLokasi Praktikum Poligon Tertutup pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah berada di sekitar Gedung D9 Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang.

Gambar 13 Lokasi Praktikum Poligon Tertutup1.4 PenyelesaianDitinjau dari segi penyelesaiannya poligon dapat dibedakan menjadi: a. Poligon yang dapat diselesaikan secara numeris. b. Poligon yang dapat diselesaikan dengan cara grafis.Penentuan sudut poligon pada alat theodolite dilakukan dengan mendirikan pesawat tersebut di titik P1, diarahkan ke P0 kemudian dibaca piringan horizontalnya. Selanjutnya alat diputar pada sumbu horizontalnya dan diarahkan ke titik P2.Misal pembacaan piringan horizontal pada titik P0 adalah dan pada titik P2 adalah , maka besar titik sudut P1= - . Jika dalam penggambaran poligon terjadi ujung poligon tidak berhimpit dengan pangkal poligon, maka harus diadakan koreksi secara grafis.

1.5 Metode Pelaksanaan Poligon1. Menentukan titik poligon dengan cara menancapkan tongkat pada tempat yang lapang sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengukuran. 2. Mengukur jarak secara langsung dengan pita ukur pada sisi poligon. 3. Menentukan titik awal dari suatu poligon kemudian menentukan besarnya azimut.4. Mendirikan alat theodolite pada titik poligon tersebut tegak lurus patok dengan bantuan unting-unting.5. Membidik titik poligon tersebut dalam dua posisi teropong yang berbeda, sudut biasa dan luar biasa. 6. Membaca pembacaan pada piringan horizontal dan vertikal.7. Mengulangi langkah-langkah pada no.4, 5, 6 dan seterusnya pada patok berikutnya sampai patok terakhir. Setiap memindah alat perlu mengatur theodolite kembali pada posisi agar sumbu I vertikal.Diagram Alir TheodolitMulai

Menentukan daerah/lokasi

Mengukur Jarak untuk menentukan patok

Memasang patok

Menyiapkan alat pengukuran berupa Theodolit,Statif,Bak Ukur,Meteran.

Alat ukur diletakkan di patok A

Sejajarkan statif dengan tanah/jalan ,lalu pasang theodolit pada statif lalu kencangkan

Atur nifo horizontal hingga di tengah,begitu juga nifo vertikalnya

Lakukan penembakan biasa pada patok sesudahnya,kemudian ke patok sebelumnya

Catat Benang Atas,Benang Tengah,Benang Bawah,Sudut Vertikal,dan Sudut Horizontal

Lakukan penembakan luar biasa pada patok sebelumnya,kemudian ke patok sesudahnya

Catat Benang Atas,Benang Tengah,Benang Bawah,Sudut Vertikal,dan Sudut Horizontal

Lakukan penembakan ke sekeliling daerah patok untuk denah situasi

Catat Benang Atas,Benang Tengah,Benang Bawah,Sudut Vertikal,dan Sudut Horizontal

Pada penembakan ditpatok yang telah ditentukan ditambah penembakan detail.

Lakukan kegiatan diatas secara terus menerus sampai patok terakhir

Selesai

Gambar 14 Diagram Alir Alat Theodolit

1.6 Perhitungan Poligon TertutupTitik (Drajat) (Drajat)d (meter)d sin xd cos xx(Meter)y(Meter)

I4403550930590018,918,85 1,310,000,00

10,04 0,01

440345018,89 1,32

II93003101800575019,7 0,33 19,718,89-1,32

20,01 0,02

9300110 0,032 19,72

III42025003180335028,1 18,621,0718,57-21,04

10,03 0,03

4202400 18,5721,04

93059000,000,00

1800040066,7 0,080,06

20,08 0,06

180000000,000,00

Syarat poligon tertutup : a. Sudut Dalam : x 180

Sudut Luar : x 180b.

Syarat Absis : Sin i = 0

Syarat Ordinat : i Cos i = 0Tahap Perhitungan :a. Hitung koreksi seluruh sudut :

x 1800 = sudut + Kb. Hitung koreksi tiap titik :

Ki=

c. Hitung sudut terkoreksi :

+ koreksi tiap titik (Ki)

d. Hitung Azimuth :

akhir = awal + i 1800 +Kie. Hitung selisih absis dan koreksi absis :

Di Sin if. Hitung koreksi absis tiap titik :

Kxi = x Di Sin ig. Hitung selisih ordinat dan koreksi ordinat :

yi = Di cos i h. Hitung koreksi ordinat tiap titik :

Kyi = x Di Cos i

i. Hitung koordinat terkoreksi:

Xi = X awal + Di sin i + KXi

Yi = Y awal + Di cos i + KYiPerhitungan :a. Hitung koreksi seluruh sudut dalam180 04 00= (3 2) x 180 + KK= 0 04 00b. Hitung koreksi tiap titik Ki= c. Hitung sudut terkoreksi< P1 = 44 35 50 1 00 1 00= 44 34 50d. Hitung Azimuth 1-2= 93 59 0 - 93 01 10 + 180= 180 5750e. Hitung selisih absis dan koreksi absis

xi = Di Sin i

xi = 18,9 sin 935900= 18,85 f. Hitung koreksi absis tiap titik

Kxi = x 0,08= 0,04g. Hitung selisih ordinat dan koreksi ordinat

yi = 18,9 cos 935700= -1,31 h. Hitung koreksi ordinat tiap titik

Kyi = x 0,06= -0,01i. Hitung koordinat terkoreksiXi = 0,00 +18,89Xi= 18,89Yi = 0,00 1,32Yi= - 1,32

PENGUKURAN DETAIL/SITUASI

1.1. Dasar TeoriMaksud dan tujuan pengukuran situasi adalah untuk mendapatkan data ukuran dari lapangan yang akan digunakan untuk pembuatan Peta Situasi. Adapun data-data yang dibutuhkan mencakup keadaan topografi, kondisi bangunan yang ada, kondisi saluran, jalan, sungai dan data lain seperti areal persawahan, tegalan, perumahan, batas desa dan lain-lain.

1.2. Peralatan yang DigunakanPeralatan yang digunakan untuk menggambar antara lain :1. Alat tulis dan gambar.2. Kalkulator1.3. Metode Pelaksanaan PraktikumDiagram Alir Pengukuran Detail/SituasiMulai

Memasang dan mengatur alat di atas kontrol yang mempunyai data koordinat dan elevasi (X, Y, Z)

Membuat skets lokasi yang meliputi

Menyeketsa kontur

Menyeketsa titik detail

Mengukur situasi dengan cara Tachimetri menggunakan alat theodolit TO, sebelum mengukur kunci bousole dibuka terlebih dahulu kemudian ditutup kembali

Mengukur detail ke semua titik detail yang ada dalam sketsa lokasi dengan cara pengukuran secara radial

Pada pembuatan sketsa atau detail situasi biasakan dalam pembuatan nomor urut keterangan detail searah dengan jarum jam

Kemudian untuk setiap titik detail yang diukur harus dibaca: tinggi alat, nomor titik sesuai dengan sketsa lokasi, benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut miring/sudut zenith ke titik detail, sudut horizontal ke titik detail

Apabila semua titik detail telah selesai diukur, maka pada akhir pengukuran harus diukur titik kontrol yang akan digunakan untuk titik pengukuran berikutnya

Setelah selesai pengukuran, maka dapat dilanjutkan pengukuran ke titik berikutnya dengan prosedur yang sama

Selesai

Gambar 15 Diagram alir pengukuran situasi1.4. PerhitunganApabila semua pengukuran selesai tahap berikutnya adalah menghitung jarak mendatar dan beda tinggi dari titik pengamatan ke titik detail serta elevasi titik detail. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung jarak mendatar dan beda tinggi dengan menggunakan sudut miring adalah sebagai berikut :

Gambar 16 Jarak mendatar dan beda tinggiContoh perhitungan :Dd= 100 (ba-bb ) cos (90 - V)= 100 (0,365-0,291 ) cos (90 - 97 45 40 )= 3,67 meterh = 100 (ba-bb ) sin (90-V) cos (90 - V) + (TA bt)= 100 (0,365-0,291 ) sin -74540 cos -74540 + (1,31 0,328)= - 0,0082 meterPEIL= tinggi titik P0 + h= 65,00 0,0082= 64,99 meter

Tabel Perhitungan Detail1. Detail PITEMPAT ALATTINGGI ALAT (M)PEMBACAANKETERANGAN TITIK SAMPING TINGGI PATOKYDdTINGGI ALAT 6+1 CMt PEIL

TENGAHATAS BAWAHARAH DATARSUDUT V(+ atau -) CM

123456789101112

P11,310,1900,296633309359Patok 65,000P1-35919,519,241,31-1,663,45

0,09

0,3280,365268240974540Batas AA-7454043,671,31-0,9764,03

0,291

0,1170,153311,30954020PanggungB-5402066,091,31-0,8564,15

0,081

0,1450,234119209322Batas DC-322017,517,451,31-1,2263,78

0,056

2. Detail PIITEMPAT ALATTINGGI ALAT (M)PEMBACAANKETERANGAN TITIK SAMPING TINGGI PATOKYDdTINGGI ALAT 6+1 CMt PEIL

TENGAHATAS BAWAHARAH DATARSUDUT V(+ atau -) CM

123456789101112

P21,340,3570,4562665650924630Patok 65,000P2-246302019,621,34-0,6264,38

0,258

0,5200,571272140924630Pohon IIA-246301010,111,34-1,3563,66

0,469

0,4690,5512235720924630Batas CB-2463016,516,251,34-0,5464,46

0,387

0,6850,77955040905820Batas DC-058201918,81,34-0,164,9

0,591

3. Detail PIITEMPAT ALATTINGGI ALAT (M)PEMBACAANKETERANGAN TITIK SAMPING TINGGI PATOKYDdTINGGI ALAT 6+1 CMt PEIL

TENGAHATAS BAWAHARAH DATARSUDUT V(+ atau -) CM

123456789101112

P31,340,1950,3353173500915430Patok 65,000P3-154302827,941,34-0,2764,73

0,055

0,5550,6183403140915430Pohon IIIA-1543012,512,471,34-0,2564,75

0,493

0,5360,60164140915430Batas CB-154301312,971,34-0,2564,75

0,471

0,8410,9051995310915430Batas BC-154301312,771,34-0,3264,68

0,777

1.5. Penggambaran Peta Situasi1.5.1 Penggambaran Detail dan Garis Kontur1. Plot semua titik kontrol horisontal dan vertikal (x,y), kemudian hubungkan titik-titik tersebut dengan garis putus-putus.2. Selanjutnya plot semua titik-titik detail sesuai dengan skets lokasi. Plotting titik detail dapat dilakukan dengan dua cara sesuai dengan cara pengambilan data. Apabila pengambilan data ukur dilakukan dengan theodolit yang dilengkapi Bousole, maka pengggambaran dilakukan dengan cara menggunakan azimuth. Apabila pengambilan data dilakukan dengan theodolit biasa yang tidak dilengkapi kompas, maka penggambaran dilakukan dengan cara menggunakan sudut arah theodolit.3. Untuk semua titik detail, supaya dicantumkan ketinggian titik yang bersangkutan.4. Untuk titik-titik yang membentuk garis linier (misalnya jalan), agar segera dihubungkan satu sama lain.5. Apabila semua titik detail telah diplot, maka dapat dilakukan penarikan garis kontur.6. Lakukan penarikan garis kontur sesuai dengan skets yang dibuat pada waktu pengukuran.7. Dalam penarikan garis kontur harus diperhatikan sifat-sifat garis kontur, Misalnya garis kontur tidak boleh berpotongan satu sama lain. 8. Setelah selesai penggambaran baik gambar detail maupun gambar kontur, maka dapat dibuat penggambaran halus diatas kertas kalkir.1.5.2 Penggambaran Halus1. Pembuatan kop gambar. 2. Penggambaran peta situasi dengan cara tracing pada kertas kalkir. 3. Melengkapi gambar : Absis pada kertas kalkir dari timur ke barat. Ordinat dari utara ke selatan. Keterangan peta.

BAB VIIPENUTUP

7.1. Kesimpulan1. Praktikum ini bertujuan untuk melakukan pengukuran guna mendapatkan gambaran yang diukur, yaitu keadaan medan dan semua bangunan yang ada di atasnya. 2. Pengukuran waterpass dapat digunakan untuk membuat penampang melintang dan memanjang dari suatu area pengukuran. 3. Dari pengukuran Theodolite dapat dihasilkan peta situasi dari suatu area pengukuran. 4. Dalam pengukuran sering terjadi kesalahan karena faktor pengamat, alat, maupun keadaan lapangan.

7.2. Saran1. Waktu pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari agar tidak terjadi penguapan pada nivo. Bila perlu saat melakukan pengukuran alat dilindungi payung.2. Untuk dapat mengurangi faktor kesalahan yang dilakukan mahasiswa, sebaiknya para mahsiswa didampingi oleh para asisten. Sehingga kinerja yang dihasilkan akan lebih benar dan akurat.3. Pada saat pengukuran, sebaiknya kita lebih teliti dalam pembaca skala pada baak ukur dan alat ukur.4. Waktu untuk pengukuran sebaiknya ditambah karena sering terjadi hambatan yang tidak terduga misalnya hujan.