pengujian mutu 15 lot benih kedelai (glycine max l.) …digilib.unila.ac.id/50111/3/3. skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
Ayu Kurniati
PENGUJIAN MUTU 15 LOT BENIH KEDELAI (Glycine max L.) YANG
DISIMPAN SAMPAI 6 BULAN MENGGUNAKAN BUBUK LADA
DAN TANPA BUBUK LADA
(Skripsi)
Oleh
Ayu Kurniati
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Ayu Kurniati
ABSTRAK
PENGUJIAN MUTU 15 LOT BENIH KEDELAI (Glycine max L.) YANG
DISIMPAN SAMPAI 6 BULAN MENGGUNAKAN BUBUK LADA
DAN TANPA BUBUK LADA
Oleh
AYU KURNIATI
Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu benih terbaik dari 15 lot benih
kedelai yang berasal dari kombinasi 3 varietas dan 5 dosis pupuk SP-36 yang
disimpan sampai 6 bulan, penyimpanan menggunakan bubuk lada dan tanpa
bubuk lada. Tiga varietas yaitu varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang
dan lima dosis pupuk SP-36 yaitu 0 kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha, 200 kg/ha, dan
250 kg/ha yang diulang sebanyak tiga kali dalam Rancangan Teracak Sempurna
(RTS) dan analisis data diuji dengan Uji BNJ 5%. Percobaan tersebut merupakan
dua percobaan secara terpisah yaitu penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada
dan dengan menggunakan bubuk lada. Percobaan dilakukan di Laboratorium
Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada
bulan Oktober 2017 sampai dengan April 2018. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyimpanan benih kedelai tanpa menggunakan bubuk lada sampai 6
bulan, Varietas Burangrang + SP-36 250 kg/ha memiliki mutu benih terbaik
Ayu Kurniati
berdasarkan variabel daya berkecambah (81,3 %) dan kecepatan perkecambahan
(30,13%/hari) namun ketiga varietas (Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang) +
SP-36 100-150 kg/ha (dosis rekomendasi) memiliki mutu terbaik dalam kategori
mutu sedang berdasarkan variabel daya berkecambah (72-75%), kecepatan
perkecambahan (25-28%/hari), dan potensi tumbuh maksimum (89-93%).
Penyimpanan benih kedelai menggunakan bubuk lada sampai 6 bulan, Varietas
Burangrang + SP-36 250 kg/ha memiliki mutu benih terbaik berdasarkan variabel
daya berkecambah (84 %), kecepatan perkecambahan (30,64%/hari), dan indeks
vigor (80%) namun ketiga varietas (Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang) +
SP-36 100-150 kg/ha (dosis rekomendasi) memiliki mutu terbaik dalam kategori
mutu sedang berdasarkan variabel daya berkecambah (72-79%), kecepatan
perkecambahan (24-31%/hari), dan potensi tumbuh maksimum (82-94%).
Kata Kunci : bubuk lada, mutu, pupuk, varietas.
Ayu Kurniati
PENGUJIAN MUTU 15 LOT BENIH KEDELAI (Glycine max L.) YANG
DISIMPAN SAMPAI 6 BULAN MENGGUNAKAN BUBUK LADA
DAN TANPA BUBUK LADA
Oleh
Ayu Kurniati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Ayu Kurniati
Judul Skripsi : PENGUJIAN MUTU 15 LOT BENIH
KEDELAI (Glycine max L.) YANG DISIMPAN
SAMPAI 6 BULAN MENGGUNAKAN
BUBUK LADA DAN TANPA BUBUK LADA
Nama Mahasiswa : AYU KURNIATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1414121041
Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Agustiansyah, S.P., M.Si. Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S.
NIP 197208042005011002 196101111987032005
2. Ketua Jurusan Agroteknologi
Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si.
NIP 196305081988112001
Ayu Kurniati
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Pembimbing Utama : Dr. Agustiansyah, S.P., M.Si. .....................
Anggota Pembimbing : Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S. .....................
Penguji
Bukan Pembimbing : Ir. Ermawati, M.S. .....................
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.
NIP 196110201986031002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 11 Oktober 2018
Ayu Kurniati
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
Pengujian Mutu 15 Lot Benih Kedelai (Glycine Max L.) yang Disimpan
Sampai 6 Bulan Menggunakan Bubuk Lada dan Tanpa Bubuk Lada
merupakan hasil saya sendiri dan bukan hasil karya orang lain. Semua hasil yang
tertuang dalam skripsi ini telah mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah
Universitas Lampung. Bila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan
hasil salinan atau dibuat oleh orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Bandar Lampung, 23 Oktober 2018
Penulis
Ayu Kurniati
NPM 1414121041
Ayu Kurniati
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak terakhir dari lima bersaudara pasangan bapak Sumardi
Sobri dan ibu Parimawati. Penulis dilahirkan di kota Bandar Lampung pada 11
Juni 1996. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2
Labuhan Ratu, Kedaton, Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 22 Bandar Lampung pada tahun 2012, dan Sekolah Menengah
Atas di SMAN 15 Bandar Lampung pada tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Agroteknologi pada tahun
2014 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan akademik dan
organisasi. Adapun organisasi yang pernah ditekuni yaitu UKMF LS-MATA
bidang Humas periode 2015/2016 dan bidang Kewirausahaan periode 2016/2017.
Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada Mata Kuliah
Tekonologi Benih Tahun Ajaran 2017/2018, Produksi Benih Tahun Ajaran
2017/2018, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Tahun Ajaran 2017/2018, Teknik
Perbanyakan Tanaman Tahun Ajaran 2017/2018, dan Teknologi Benih Tahun
Ajaran 2018/2019.
Penulis melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Gaya Baru IV,
Kecamatan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Januari –
Ayu Kurniati
Februari 2017. Penulis melaksanakan Prakik Umum (PU) di Balai Penelitian
Tanaman Sayuran pada bulan Juli – Agustus 2017 dengan judul “Teknik
Budidaya Tanaman Bawang Merah untuk Produksi True Seed of Shallot (TSS)” di
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.
Penulis melaksanakan penelitian pada bulan Oktober sampai dengan April 2018 di
Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Ayu Kurniati
Persembahan
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT
kupersembahkan karya sederhana ini kepada
Kedua orang tua tercinta
Ayahanda Sumardi Sobri dan Ibunda Parimawati
yang senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, arahan, pengorbanan, dan
iringan doa yang tiada henti bagi penulis
Kakak kakakku tersayang
Yulinarni, S.E., Yudi Priadi, A.Md., Apriansyah, S.E. dan Dedi Yansyah, S.E.
yang selalu memberikan semangat, kebersamaan, dan doa kepada penulis
Dosen Pembimbing dan Penguji,
Keluarga Besar Agroteknologi
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Ayu Kurniati
Lihatlah alam semesta dengan seksama, maka kamu akan mengerti segalanya
dengan lebih baik.
-Albert Einstein-
Jika kita “tidak mudah menyerah”, maka kita sudah dekat sekali dengan
kesuksesan. Karena di dunia ini, ada dua orang yang susah sekali dikalahkan:
1. Orang yang sabar
2. Orang yang tidak mudah menyerah.
-Tere Liye-
Ayu Kurniati
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga telah terlaksana seluruh rangkaian
kegiatan dan penyelesaian studi dari merencanakan penelitian sampai penyusunan
konsep skripsi yang berjudul “Pengujian Mutu 15 Lot Benih Kedelai (Glycine
Max L.) Yang Disimpan Sampai 6 Bulan Menggunakan Bubuk Lada Dan Tanpa
Bubuk Lada”.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapka terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang Agronomi
dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
4. Bapak Ir. Sarno, M.S., selaku Pembimbing Kademik yang senantiasa
memberi motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Ayu Kurniati
5. Bapak Dr. Agustiansyah, S.P., M.Si., selaku pembimbing pertama senantiasa
mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan gagasan
penelitian, bimbingan, arahan, dan kritikan kepada penulis sejak perencanaan
]penelitian sampai terwujudya skripsi ini.
6. Ibu Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S., selaku pembimbing kedua yang tiada hentinya
mencurahkan waktu, tenaga, bimbingan, arahan, dan kritikan kepada penulis
hingga terwujudnya skripsi in.
7. Ibu Ir. Ermawati, M.S., selaku pembahas dalam seluruh proses penelitian dan
penulisan skripsi atas bimbingan dan saran-saran yang telah diberikan.
8. Bapak dan Ibu dosen pengasuh mata kuliah pada Program Studi
Agroteknologi Universitas Lampung yang telah membekali ilmu yang sangat
bermanfaat dalam memperluas wawasan pemikiran dan menunjang penulisan
skripsi.
9. Teristimewa untuk Ayahanda Sumardi Sobri dan Ibunda Parimawati yang
senantiasa selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan pengorbanan serta
iringan doa yang tiada henti.
10. Kakak-kakak penulis, Yulinarni, S.E., Yudi Priadi, A.Md., Apriansyah, S.E.,
dan Dedi Yansyah, S.E. yang selalu memberikan motivasi, doa, dukungan
moril dan materil kepada penulis.
11. Rekan-rekan tim penelitian 2017, Anggita S. Putri, Alvika Putri, Andino
Nurponco Gunawan, Albertus Tejo Wibowo, dan Aditya Kuncahyo.
Ayu Kurniati
12. Sahabat-sahabat tersayang yang telah mewarnai dan menemani masa
perkuliahan penulis dari awal hingga akhir, Anggita S. Putri, Desty Aulia
Putrantri, Chatya Novtri Anisa, Clara Alverina Rusman , Charenina Palupi,
Anissa Tuah Putri, Desta Nata Lia, Agnes Ratnasari, Ari Ade, Aditia
Kurniawan, Alief Kurniawan, Bagus Rizky Ramadhan.
13. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu ada bagi penulis Melista Aulia,
Chairizka Sekar, Andria Novita, Susi Susanti, dan Hapsari Purwitaningrum.
14. Seluruh teman-teman jurusan Agroteknologi angkatan 2014 yang telah
berjuang bersama meraih mimpi dan cita-cita yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 23 Oktober 2018
Penulis
Ayu Kurniati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ........................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 3
1.4 Hipotesis ...................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
2.2 Pengujian mutu lot benih dari kombinasi varietas dan dosis
Pupuk SP-36 berbeda ..................................................................... 7
2.3 Penggunaan bahan alami dalam penyimpanan benih kedelai.......... 8
III. BAHAN DAN METODE .................................................................. 10
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................. 10
3.2 Bahan dan Alat ............................................................................. 10
3.3 Metode Penelitian ........................................................................ 11
3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 12
1. Pengeringan Benih .................................................................. 12
2. Persiapan Benih ...................................................................... 12
3. Aplikasi Bubuk Lada ................................................................ 13
4. Penyimpanan ........................................................................... 13
3.5 Variabel Pengamatan ................................................................... 13
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 18
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 18
4.2 Pembahasan .................................................................................. 33
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 37
5.1 Simpulan ...................................................................................... 37
5.2 Saran ............................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 39
LAMPIRAN .............................................................................................. 42
Tabel 9-118…………………………………… ......................................... 43-117
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi hasil analisis ragam pengujian mutu 15 lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda yang disimpan
sampai 6 bulan menggunakan bubuk lada dan tidak menggunakan
bubuk lada. ........................................................................................... 18
2. Daya berkecambah 15 lot benih kedelai dari kombinasi varietas
dan dosis pupuk SP-36 berbeda yang disimpan menggunakan
bubuk lada dan tanpa bubuk lada. ........................................................ 19
3. Kecepatan perkecambahan 15 lot benih kedelai dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda yang disimpan
menggunakan bubuk lada dan tanpa bubuk lada. ................................ 21
4. Kadar air 15 lot benih kedelai dari kombinasi varietas dan dosis
pupuk SP-36 berbeda yang disimpan menggunakan bubuk lada
dan tanpa bubuk lada. .......................................................................... 22
5. Indeks vigor 15 lot benih kedelai dari kombinasi varietas dan
dosis pupuk SP-36 berbeda yang disimpan menggunakan bubuk
lada dan tanpa bubuk lada. ................................................................... 25
6. Potensi tumbuh maksimum 15 lot benih kedelai dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda yang disimpan
menggunakan bubuk lada dan tanpa bubuk lada. ................................ 27
7. Bobot kering kecambah normal 15 lot benih kedelai dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda yang disimpan menggunakan
bubuk lada dan tanpa bubuk lada. ........................................................ 29
8. Viabilitas potensial lot benih dari kombinasi varietas dan dosis
pupuk SP-36 berbeda pada Uji Tetrazolium benih kedelai yang
disimpan menggunakan bubuk lada dan tanpa bubuk lada. ................. 32
9. Hasil pengamatan persen daya berkecambah lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan kedua yang
disimpan tanpa menggunakan bubuk lada.. ......................................... 43
iv
10. Uji Bartlett daya berkecambah benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada.. .................................. 44
11. Analisis ragam daya berkecambah benih kedelai di bulan kedua
pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ........................... 44
12. Hasil pengamatan persen daya berkecambah lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keempat yang
disimpan tanpa menggunakan bubuk lada.. ......................................... 45
13. Uji Bartlett daya berkecambah benih kedelai di bulan keempat
pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ........................... 46
14. Analisis ragam daya berkecambah benih kedelai di bulan keempat
pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ........................... 46
15. Hasil pengamatan persen daya berkecambah lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keenam yang
disimpan tanpa menggunakan bubuk lada ........................................... 47
16. Uji Bartlett daya berkecambah benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 48
17. Analisis ragam daya berkecambah benih kedelai di bulan keenam
pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ........................... 48
18. Hasil pengamatan persen daya berkecambah lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan kedua yang
disimpan menggunakan bubuk lada. .................................................... 49
19. Uji Bartlett daya berkecambah benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 50
20. Analisis ragam daya berkecambah benih kedelai di bulan kedua
pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .................................... 50
21. Hasil pengamatan persen daya berkecambah lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keempat yang disimpan menggunakan bubuk lada.............................. 51
22. Uji Bartlett daya berkecambah benih kedelai di bulan keempat
pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .................................... 52
23. Analisis ragam daya berkecambah benih kedelai di bulan keempat
pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .................................... 52
24. Hasil pengamatan persen daya berkecambah lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keenam yang disimpan menggunakan bubuk lada. .............................. 53
v
25. Uji Bartlett daya berkecambah benih kedelai di bulan keenam
pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .................................... 54
26. Analisis ragam daya berkecambah benih kedelai di bulan keenam
pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .................................... 54
27. Hasil pengamatan persen kecepatan perkecambahan lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan kedua yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ............. 55
28. Uji Bartlett kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................ 56
29. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................ 56
30. Hasil pengamatan persen kecepatan perkecambahan lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan keempat yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ......... 57
31. Uji Bartlett kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............ 58
32. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............ 58
33. Hasil pengamatan persen kecepatan perkecambahan lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan keenam yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. .......... 59
34. Uji Bartlett kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............. 60
35. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............. 60
36. Hasil pengamatan persen kecepatan perkecambahan lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan kedua yang disimpan menggunakan bubuk lada. ....................... 61
37. Uji Bartlett kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan menggunakan bubuk lada ........................... 62
38. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .......................... 62
39. Hasil pengamatan persen kecepatan perkecambahan lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keempat yang disimpan menggunakan bubuk lada.............................. 63
vi
40. Uji Bartlett kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ...................... 64
41. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ...................... 64
42. Hasil pengamatan persen kecepatan perkecambahan lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keenam yang disimpan menggunakan bubuk lada. .............................. 65
43. Uji Bartlett kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan menggunakan bubuk lada ........................ 66
44. Analisis ragam kecepatan perkecambahan benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ....................... 66
45. Hasil pengamatan persen indeks vigor lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan kedua yang
disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. .......................................... 67
46. Uji Bartlett indeks vigor benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 68
47. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 68
48. Hasil pengamatan persen indeks vigor lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keempat
yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 69
49. Uji Bartlett indeks vigor benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 70
50. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 70
51. Hasil pengamatan persen indeks vigor lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keenam
yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 71
52. Uji Bartlett indeks vigor benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 72
53. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................... 72
54. Hasil pengamatan persen indeks vigor lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan kedua yang
disimpan menggunakan bubuk lada. .................................................... 73
vii
55. Uji Bartlett indeks vigor benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 74
56. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 74
57. Hasil pengamatan persen indeks vigor lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keempat yang
disimpan menggunakan bubuk lada. .................................................... 75
58. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 76
59. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 76
60. Hasil pengamatan persen indeks vigor lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keenam yang
disimpan menggunakan bubuk lada. .................................................... 77
61. Uji Bartlett indeks vigor benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 78
62. Analisis ragam indeks vigor benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............................................. 78
63. Hasil pengamatan persen potensi tumbuh maksimum lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan kedua yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ............. 79
64. Uji Bartlett potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................ 80
65. Analisis ragam potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................ 80
66. Hasil pengamatan persen potensi tumbuh maksimum lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keempat yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ................... 81
67. Uji Bartlett potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............ 82
68. Analisis ragam potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada ............. 82
69. Hasil pengamatan persen k potensi tumbuh maksimum lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keenam yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. .................... 83
viii
70. Uji Bartlett potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada.. ............ 84
71. Analisis ragam potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............. 84
72. Hasil pengamatan persen potensi tumbuh maksimum lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan kedua yang disimpan menggunakan bubuk lada. ....................... 85
73. Uji Bartlett potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .......................... 86
74. Analisis ragam potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. .......................... 86
75. Hasil pengamatan persen potensi tumbuh maksimum lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada
bulan keempat yang disimpan menggunakan bubuk lada. ................... 87
76. Uji Bartlett potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ...................... 88
77. Analisis ragam potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ...................... 88
78. Hasil pengamatan persen potensi tumbuh maksimum lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keenam yang disimpan menggunakan bubuk lada. .............................. 89
79. Uji Bartlett potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ....................... 90
80. Analisis ragam potensi tumbuh maksimum benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ....................... 90
81. Hasil pengamatan bobot kering kecambah normal lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
kedua yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ....................... 91
82. Uji Bartlett bobot kering kecambah normal benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................ 92
83. Analisis ragam bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan kedua pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ...... 92
84. Hasil pengamatan bobot kering kecambah normal lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keempat yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ................... 93
ix
85. Uji Bartlett bobot kering kecambah normal benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ............ 94
86. Analisis ragam bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan keempat pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. .. 94
87. Hasil pengamatan bobot kering kecambah normal lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keenam yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. .................... 95
88. Uji Bartlett bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan keenam pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ... 96
89. Analisis ragam bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan keenam pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ... 96
90. Hasil pengamatan bobot kering kecambah normal lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
kedua yang disimpan menggunakan bubuk lada.................................. 97
91. Uji Bartlett bobot kering kecambah normal benih kedelai di bulan
kedua pada penyimpanan menggunakan bubuk lada ........................... 98
92. Analisis ragam bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan kedua pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ................ 98
93. Hasil pengamatan bobot kering kecambah normal lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keempat yang disimpan menggunakan bubuk lada.............................. 99
94. Uji Bartlett bobot kering kecambah normal benih kedelai di bulan
keempat pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ...................... 100
95. Analisis ragam bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan keempat pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............ 100
96. Hasil pengamatan bobot kering kecambah normal lot benih dari
kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan
keenam yang disimpan menggunakan bubuk lada. .............................. 101
97. Uji Bartlett bobot kering kecambah normal benih kedelai di bulan
keenam pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ....................... 102
98. Analisis ragam bobot kering kecambah normal benih kedelai di
bulan keenam pada penyimpanan menggunakan bubuk lada. ............. 102
99. Hasil pengamatan persen kadar air lot benih dari kombinasi varietas
dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan kedua yang disimpan
tanpa menggunakan bubuk lada. .......................................................... 103
x
100. Uji Bartlett kadar air benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 104
101. Analisis ragam kadar air benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 104
102. Hasil pengamatan persen kadar air lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keempat
yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada. ............................... 105
103. Uji Bartlett kadar air benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 106
104. Analisis ragam kadar air benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 106
105. Hasil pengamatan persen kadar air lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keenam
yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada ................................ 107
106. Uji Bartlett kadar air benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 108
107. Analisis ragam kadar air benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada. ................................. 108
108. Hasil pengamatan persen kadar air lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan kedua yang
disimpan menggunakan bubuk lada. ................................................. 109
109. Uji Bartlett kadar air benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ........................................... 110
110. Analisis ragam kadar air benih kedelai di bulan kedua pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ........................................... 110
111. Hasil pengamatan persen kadar air lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keempat
yang disimpan menggunakan bubuk lada. ......................................... 111
112. Uji Bartlett kadar air benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ........................................... 112
113. Analisis ragam kadar air benih kedelai di bulan keempat pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ........................................... 112
114. Hasil pengamatan persen kadar air lot benih dari kombinasi varietas
dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan keenam yang disimpan
menggunakan bubuk lada. ................................................................. 113
xi
115. Uji Bartlett kadar air benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada. ........................................... 114
116. Analisis ragam kadar air benih kedelai di bulan keenam pada
penyimpanan menggunakan bubuk lada ............................................ 114
117. Hasil pengamatan uji tetrazolium pada lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan ketiga dan
keenam yang disimpan tanpa menggunakan bubuk lada ................... 115
118. Hasil pengamatan uji tetrazolium pada lot benih dari kombinasi
varietas dan dosis pupuk SP-36 berbeda pada bulan ketiga dan
keenam yang disimpan menggunakan bubuk lada......................... ... 117
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu bahan pangan yang penting
setelah beras. Kedelai mengandung kadar protein mencapai 40% dan banyak
digunakan sebagai bahan utama untuk industri olahan seperti tahu, tempe, kecap,
dan susu. Kedelai juga merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (2016), produktivitas kedelai pada tahun 2015
mencapai 15,69 ku/ha. Seiring dengan permintaan konsumen yang meningkat
tiap tahunnya, ketersediaan kedelai di Indonesia hanya dapat memenuhi 25-30%
dari kebutuhan total. Selain itu, petani Indonesia kekurangan benih bermutu,
benih kedelai bermutu hanya disediakan oleh pemerintah sebanyak 15% dari
kebutuhan benih seluruhnya dan mengakibatkan terjadinya impor serta
penggunaan benih hasil dari pertanaman sendiri dengan mutu benih yang tidak
diketahui.
Benih kedelai merupakan benih yang cepat mengalami deteriorasi dalam masa
penyimpanan. Penelitian ini menggunakan 15 lot benih yang berasal dari
kombinasi antara varietas dan dosis pupuk SP-36. Penggunaan varietas unggul
2
dan pemupukan adalah salah satu kegiatan pelaksanaan prinsip agronomi dalam
produksi benih. Tujuan penerapan prinsip agronomi adalah memaksimalkan hasil
benih dalam hal ini kuantitas dan kualitasnya atau mutu. Kombinasi varietas dan
dosis pupuk SP-36 diduga menyebabkan kandungan kimia benih yang berbeda
akibat dari penggunaan varietas yang berbeda yaitu Varietas Anjasmoro,
Grobogan, Burangrang dan dosis pupuk SP-36 bertingkat yaitu 0 kg/ha, 100
kg/ha, 150 kg/ha, 200 kg/ha, dan 250 kg/ha. Kandungan kimia yang berbeda
menghasilkan perbedaan mutu benih pada percobaan penyimpanan yang tidak
menggunakan bubuk lada dan menggunakan bubuk lada yang disimpan sampai
enam bulan. Pengujian mutu benih tersebut diuji pada bulan ke-2, ke-4, dan ke-6.
Mutu benih yang dihasilkan diukur berdasarkan mutu fisiologis yaitu daya
berkecambah, kecepatan berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum,
dan bobot kering kecambah normal, sedangkan mutu fisik yaitu kadar air. Selain
mutu fisiologis dan fisik, dalam penelitian ini dilakukan uji cepat viabilitas
dengan menggunakan Uji Tetrazolium.
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan terpisah yaitu penyimpanan tanpa
pemberian bubuk lada dan penyimpanan dengan pemberian bubuk lada dengan
menggunakan 15 lot benih yang berasal dari kombinasi perlakuan varietas kedelai
dan dosis pupuk SP-36 yang ingin diketahui mutunya setelah disimpan sampai 6
bulan
3
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mutu benih terbaik dari 15 lot benih yang berasal dari
kombinasi tiga varietas dan lima dosis pupuk SP-36 yang disimpan tanpa
bubuk lada sampai 6 bulan.
2. Untuk mengetahui mutu benih terbaik dari 15 lot benih yang berasal dari
kombinasi tiga varietas dan lima dosis pupuk SP-36 yang disimpan
menggunakan bubuk lada sampai 6 bulan.
1.3 Kerangka Pemikiran
Benih kedelai merupakan benih yang cepat mengalami penurunan daya simpan.
Umumnya hanya dapat disimpan selama tiga bulan pada kondisi suhu kamar.
Penerapan prinsip agronomik dalam periode I atau periode pembangunan benih
bertujuan untuk mendapatkan produksi yang maksimal termasuk mutu benihnya.
15 lot benih berasal dari penggunaan tiga varietas unggul kedelai yaitu
Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang dan perbedaan pupuk SP-36 yaitu 0
kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha, 200 kg/ha, dan 250 kg/ha. Ketiga varietas tersebut
memiliki ciri fisik dengan ukuran benih besar, sedangkan perlakuan pemupukan
SP-36 yang akan dikaitkan dengan mutu benih berhubungan dengan komposisi
kimia benih.
Menurut Perdana, dkk. (2012), pemberian pupuk fosfat dapat meningkatkan
persen kecambah dan kekuatan kecambah pada benih. Pemupukan P pada dosis
4
50 kg/ha menghasilkan daya berkecambah, kecepatan perkecambahan, bobot
kering kecambah, dan bobot 100 biji lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 0
kg/ha dan 25 kg/ha.
Fosfor berperan penting dalam metabolisme energi yang tergabung dalam ATP
yang merupakan penyusun sel hidup, selain itu penyusun fosfolipid,
nukleoprotein, dan fitin yang akan tersimpan dalam benih dan berkaitan dengan
penimbunan cadangan makanan dalam benih (Timotiwu dan Nurmauli, 1996).
Menurut Copeland dan McDonald (1976), kadar P dalam tanah berkolerasi positif
dengan kandungan P total dalam biji. Kandungan P total yang tinggi dalam biji
berhubungan dengan senyawa fitin yang berperan dalam pemeliharaan energi.
Bewley dan Black (1986) menyatakan bahwa senyawa fitin berfungsi sebagai
sumber energi yang digunakan selama perkecambahan. Mugnisjah dan Nakamura
(1984) menyatakan bahwa unsur P dapat meningkatkan bobot biji yang
selanjutnya dapat meningkatkan vigor dan ketahanan simpan benih. Hal ini
sejalan dengan penelitian Syarifuddin, dkk. (1996) bahwa pemberian P dapat
menurunkan kadar asam lemak bebas dalam biji yang dapat menyebabkan daya
simpan benih meningkat.
Benih kedelai memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Lemak yang tinggi
akan bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan senyawa radikal bebas. Radikal
bebas dapat menginisiasi proses deteriorasi benih karena dapat merusak struktur
membran sel. Senyawa radikal bebas dapat dinetralisir dengan senyawa
antioksidan sehingga dapat memperlambat laju deteriorasi benih. Pemberian
bubuk lada sebagai bahan alami adalah salah satu upaya untuk memperlambat laju
5
deteriorasi benih. Lada merupakan tanaman rempah yang dapat menjadi
pengawet alami dan memiliki beberapa komponen kimia seperti antioksidan dan
antimikrobial (Evizal, 2013).
Antioksidan dan antimikrobial merupakan zat aditif yang diperoleh dari bahan
organik seperti pada tepung curcuma dengan tujuan meningkatkan daya simpan
dan mengurangi risiko tertular penyakit dari benih disekitarnya (Setiyowati,
2007). Yullianida dan Muniarti (2005) melaporkan bahwa pemberian antioksidan
merupakan upaya untuk memperpanjang daya simpan benih kaya lemak dengan
cara memperlambat kemunduran benih. Hasil penelitian Kaloyereas (1961)
membuktikan bahwa penambahan antioksidan α-tokoferol 1% dapat
memperpanjang viabilitas benih bawang (Allium cepa L.) selama penyimpanan
pada suhu 29oC. Menurut Zainal (2010), kandungan antimikrobial pada suatu
bahan organik dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Lada yang mengandung
komponen kimia seperti piperine berfungsi sebagai antioksidan dan antimikrobial
yang mampu melindungi benih dari kerusakan sel dan menghambat pertumbuhan
mikroba dalam masa penyimpanan. Penggunaan bubuk lada dalam proses
penyimpanan benih diharapkan dapat mempertahankan mutunya selama
penyimpanan.
Mutu 15 lot benih yang berbeda disimpan dalam periode simpan 2 bulan, 4 bulan
dan 6 bulan pada penyimpanan tanpa menggunakan bubuk lada dan dengan
menggunakan bubuk lada diharapkan terdapat perbedaan dalam penurunan mutu
benih kedelai yang disimpan.
6
Mutu benih yang diukur adalah mutu fisiologis mencakup daya berkecambah,
kecepatan perkecambahan, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, dan bobot
kering kecambah normal sedangkan mutu fisik yang diukur adalah kadar air
benih. Uji viabilitas secara cepat menggunakan Uji Tetrazolium dilakukan
sebagai uji tambahan.
1.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat mutu benih terbaik dari 15 lot benih yang berasal dari kombinasi
tiga varietas dan lima dosis pupuk SP-36 yang disimpan tanpa bubuk lada
sampai 6 bulan.
2. Tersedia mutu benih terbaik dari 15 lot benih yang berasal dari kombinasi
tiga varietas dan lima dosis pupuk SP-36 yang disimpan menggunakan bubuk
lada sampai 6 bulan.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengujian mutu lot benih dari kombinasi varietas dan dosis Pupuk SP-36
berbeda
Lot benih merupakan sekumpulan benih yang dipanen pada waktu yang sama,
lokasi yang sama, dan perlakuan yang sama. Suatu lot benih mengindikasikan
bahwa suatu benih memiliki kemurnian genetik yang tinggi. Penelitian ini
terdapat 15 lot benih yang berasal dari tiga varietas kedelai yaitu Anjasmoro,
Grobogan, dan Burangrang dengan dosis pupuk SP-36 0 kg/ha, 100 kg/ha, 150
kg/ha, 200 kg/ha, dan 250 kg/ha yang panen pada tanggal 17 September 2017 di
Desa Sri Tejo Kencono, Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah,
Lampung.
Menurut Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (2012), varietas
unggul kedelai berbiji besar di antaranya adalah Varietas Anjasmoro, Grobogan
dan Burangrang yang produksinya relatif tinggi. Penelitian Kurnia (2017) yang
meneliti penyimpanan benih Varietas Anjasmoro dalam waktu simpan 0 dan 1
memiliki persen kecambah normal benih 91% dan Varietas Grobogan yang
disimpan 4 bulan memiliki persen kecambah 87,25%.
8
Pemberian pupuk fosfor dapat meningkatkan persen kecambah dan kekuatan
kecambah pada benih. Pemupukan P pada dosis 50 kg/ha menghasilkan persen
kecambah, kecepatan berkecambah, bobot kering kecambah dan bobott 100 biji
lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 0 kg/ha dan 25 kg/ha (Perdana, dkk.,
2012). Ketersediaan unsur fosfor dalam benih akan memengaruhi tingkat sintesis
fitin yang dapat menjadi sumber energi selama masa penyimpanan benih.
Copeland dan McDonald (1976) menyatakan bahwa makin tinggi kadar P dalam
biji, vigor benih semakin tinggi. kandungan P total dalam biji yang tinggi dapat
meningkatkan fitin yang merupakan bentuk simpanan P dalam benih yang
berperan dalam pemeliharaan energi. Unsur P apabila bergabung dengan ADP
akan menjadi ATP yang berenergi tinggi. Menurut Syafruddin, dkk. (1996)
kandungan ATP dalam benih nerkaitan dengan vigor benih, apabila kandungan
ATP menurun, maka vigor benih juga akan menurun. Pemberian P dapat
menurunkan kadar asam lemak bebas dalam biji yang menyebabkan daya simpan
benih meningkat.
2.2 Penggunaan bahan alami dalam penyimpanan benih kedelai
Penggunaan bahan alami untuk penyimpanan bertujuan untuk menghindari hal-hal
yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan maupun makhluk hidup
(Dayuni, 2005). Bahan alami banyak memiliki efek farmakologi seperti
antioksidan. Antioksidan merupakan molekul yang dapat mencegah proses
oksidasi molekul lain yang dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi
berantai yang dapat merusak sel.
9
Benih kedelai mengandung lemak cukup tinggi yang mengakibatkan tingginya
kandungan lipid peroksida dan radikal bebas pada saat penyimpanan yang
berdampak pada viabilitas dan vigor benih (Copeland dan Donald, 2001). Lemak
yang terkandung pada benih akan bereaksi dengan oksigen sehingga terjadi
oksidasi lipid. Oksidasi lipid akan melepaskan senyawa radikal bebas yang dapat
memicu proses deteriorasi benih (Noviana, dkk. 2017). Senyawa radikal bebas
dapat dinetralisir dengan adanya senyawa antioksidan.
Senyawa antioksidan yang berasal dari bahan alami salah satunya dari bubuk lada.
Senyawa antioksidan yang terkandung dalam lada berupa piperine (Evizal, 2013).
Pemberian senyawa antioksidan pada benih dapat menetralisir radikal bebas yang
disebabkan oleh oksidasi lipid. Radikal bebas yang ternetralisir tidak akan
merusak membran sel benih sehingga penurunan mutu fisiologis benih dapat lebih
lambat daripada tanpa pemberian antioksidan. Setiyowati (2007) menyatakan
bahwa antioksidan merupakan zat aditif yang diperoleh dari bahan alami.
Yullianida dan Muniarti (2005) melaporkan bahwa pemberian benih
menggunakan zat antioksidan merupakan upaya untuk memperpanjang daya
simpan benih kaya lemak dengan cara memperlambat kemunduran benih. Hasil
penelitian Kaloyereas (1961) membuktikan bahwa penambahan antioksidan α-
tokoferol 1% dapat memperpanjang viabilitas benih bawang (Allium cepa L.)
selama penyimpanan pada suhu 29oC.
10
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 sampai dengan April 2018 di
Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 lot benih yang dipanen pada
tanggal 17 September 2017 di Desa Sri Tejo Kencono, Kecamatan Kota Gajah,
Kabupaten Lampung Tengah, Lampung dari kombinasi tiga varietas kedelai yaitu
Varietas Anjasmoro, Grobogan, Burangrang dan lima dosis pupuk yaitu 0 kg/ha,
100 kg/ha, 150 kg/ha, 200 kg/ha, dan 250 kg/ha, bubuk lada, plastik kedap udara,
aquades, garam tetrazolium, dan kertas CD.
Alat yang digunakan adalah alat penghitung benih (seed counter tipe 801 Count-
A-Pak), germinator tipe IPB 73 2A/2B, gelas plastik, nampan, timbangan digital,
grain moisture meter, oven dan alat pengempa kertas merang.
11
3.3. Metode Penelitian
Penelitian terdiri dari dua percobaan secara terpisah yang menggunakan
Rancangan Teracak Sempurna (RTS). Benih yang diuji terdiri dari 15 lot benih
yang disimpan pada dua kondisi penyimpanan yang berbeda. Percobaan pertama
yaitu penyimpanan benih kedelai dengan pemberian bubuk lada dan percobaan
kedua yaitu penyimpanan benih kedelai tanpa pemberian bubuk lada. Lot benih
dari kombinasi varietas dan dosis pupuk SP-36 pada penelitian ini adalah
1. Varietas Anjasmoro, dosis pupuk SP-36 0 kg/ha
2. Varietas Anjasmoro, dosis pupuk SP-36 100 kg/ha
3. Varietas Anjasmoro, dosis pupuk SP-36 150 kg/ha
4. Varietas Anjasmoro, dosis pupuk SP-36 200 kg/ha
5. Varietas Anjasmoro, dosis pupuk SP-36 250 kg/ha
6. Varietas Grobogan, dosis pupuk SP-36 0 kg/ha
7. Varietas Grobogan, dosis pupuk SP-36 100 kg/ha
8. Varietas Grobogan, dosis pupuk SP-36 150 kg/ha
9. Varietas Grobogan, dosis pupuk SP-36 200 kg/ha
10. Varietas Grobogan, dosis pupuk SP-36 250 kg/ha
11. Varietas Burangrang, dosis pupuk SP-36 0 kg/ha
12. Varietas Burangrang, dosis pupuk SP-36 100 kg/ha
13. Varietas Burangrang, dosis pupuk SP-36 150 kg/ha
14. Varietas Burangrang, dosis pupuk SP-36 200 kg/ha
15. Varietas Burangrang, dosis pupuk SP-36 250 kg/ha
Satu percobaan terdiri dari 15 lot benih yang diulang tiga kali, sehingga terdapat
45 satuan percobaan dan diperoleh 90 satuan percobaan untuk dua percobaan.
12
Data yang diperoleh diuji homogenitas ragam antarperlakuan dengan Uji Bartlett.
Jika asumsi analisis ragam terpenuhi maka pemisahan nilai tengah dilanjutkan
menggunakan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf α 5%.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Pengeringan Benih
Benih hasil panen dari lahan percobaan dilakukan pengeringan hingga mencapai
kadar air benih 8-9%. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan bantuan
cahaya matahari. Pada proses ini dilakukan pemilahan dengan membuang
kotoran benih seperti benih rusak, tanah, batu, dan ranting pohon yang tercampur
pada saat panen.
2. Persiapan Benih
Hasil dari pemilahan benih dikemas ke dalam plastik klip dengan ziplock
berukuran 20x12,5 cm pada tiap satuan percobaan. Tiap satuan percobaan berisi
600 butir benih yang telah dihitung menggunakan seed counter. Kemudian
dimasukkan ke dalam kotak penyimpanan benih yang terbuat dari kayu berukuran
50x50x50 cm.
Benih yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu untuk pengujian kadar air (15
butir), pengujian persen kecambah benih (25 butir), pengujian kecepatan
perkecambahan benih (25 butir) dan pengujian dengan tetrazolium (50 butir),
total benih yang diperlukan yaitu 115 butir/satuan percobaan.
13
3. Aplikasi Bubuk Lada
Bubuk lada diberikan sebanyak 3 gram/100 gram benih ( Afandi, 2015). Pada
percobaan yang menggunakan bubuk lada, bubuk lada yang diaplikasikan berbeda
tergantung pada bobot benih pada tiap percobaan. Bubuk lada yang dibutuhkan
untuk benih Varietas Anjasmoro adalah 2,07 gram, Varietas Grobogan 3,39 gram,
dan Varietas Burangrang 1,98 gram. Kemudian dibuat cetakan yang berfungsi
untuk pengambilan bubuk lada sesuai dengan yang dibutuhkan. Bubuk lada
diaplikasikan dengan cara dicampurkan secara merata ke dalam kantung plastik
ziplock pada percobaan yang menggunakan bubuk lada. Sehingga didapatkan 45
satuan percobaan yang diberikan bubuk lada.
4. Penyimpanan
Benih yang telah dikemas dengan kantung plastik ziplock disimpan dalam ruang
penyimpan dengan suhu kamar yaitu kisaran 26–29oC. Lama penyimpanan yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu selama 6 bulan dari Oktober 2017 hingga April
2018. Dalam masa penyimpanan dilakukan pengamatan suhu (oC) dan
kelembaban (%) harian pada ruang penyimpanan.
3.5 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah
1. Kadar Air Benih
Pengujian ini dilakukan setiap bulan dengan metode tidak langsung yaitu dengan
alat grain moisture tester dengan satu sampel/ulangan menggunakan 3 butir benih
14
kedelai yang dimasukkan ke dalam alat dan tuas diputar hingga benih hancur dan
ditekan tombol measure sehingga nilai kadar air tertera pada alat.
2. Persen Kecambah Normal
Perkecambahan benih diukur berdasarkan kecambah normal yang ditandai dengan
akar primer dan sekunder terlihat jelas serta batang tumbuh dengan baik dan
kotiledon sempurna. Perkecambahan benih kedelai diamati pada hari ke-5 dan
hari ke-8. Kecambah kedelai yang tumbuh normal diartikan sebagai kecambah
yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal, jika
ditanam pada tanah berkualitas baik, di bawah kondisi kelembaban, suhu dan
cahaya yang sesuai.
Kriteria kecambah abnormal yaitu apabila salah satu bagiannya tidak muncul
lengkap, kecambah kerdil, kotiledon rusak, akar dan batang rusak atau busuk.
Kecambah abnormal (AB) adalah kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan
untuk berkembang menjadi tanaman normal, jika ditumbuhkan pada tanah yang
berkualitas baik, dibawah kondisi kelembaban, suhu, dan cahaya yang sesuai.
Benih dinyatakan mati yaitu apabila sampai akhir periode pengujian tidak
menunjukkan adanya gejala perkecambahan. Rumus untuk mengetahui
persentase kecambah benih adalah
Persen Kecambah (%) =∑ Kecambah Normal
∑ Benih yang dikecambahkan x 100%
15
3. Indeks vigor
Indeks vigor merupakan komponen penting untuk menguji mutu benih. Indeks
vigor merupakan keseragaman dan kecepatan benih untuk berkecambah dalam
waktu tertentu. Indeks vigor dapat diketahui dengan rumus:
𝐼𝑉 (%) = ∑ Kecambah Normal Pengamatan I
∑ Benih yang dikecambahkan x 100%
Keterangan :
Pengamatan I = Pengamatan hari ke-5 setelah perkecambahan
4. Kecepatan perkecambahan
Kecepatan perkecambahan merupakan kecepatan benih untuk berkecambah
normal. Pengamatan dilakukan pada 1-7 HST. Perhitungan kecepatan
perkecambahan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Kecepatan tumbuh = ∑{ 𝐾𝑁(𝑡)− 𝐾𝑁(𝑡−1)}
𝑡
𝑛𝑡=1 atau ∑
∆ 𝐾𝑁
𝑡
𝑛𝑡=1
Keterangan:
KN = Kecambah normal
n = Jumlah hari pengamatan
t = Hari pengamatan ke-
5. Potensi tumbuh maksimum
Potensi tumbuh maksimum merupakan informasi mengenai benih yang dapat
tumbuh optimum dalam kondisi yang suboptimum dengan mengetahui persentase
semua benih yang hidup atau menunjukkan gejala hidup, baik menghasilkan
16
kecambah normal maupun kecambah abnormal. Nilai potensi tumbuh maksimum
dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
PMT (%) = ∑ Kecambah Normal + ∑ Kecambah Abnormal
∑ Benih yang dikecambahkan x 100%
6. Tetrazolium
Uji tetrazolium merupakan uji aktivitas enzim dehidrogenase pada jaringan biji
dan dapat diketahui jaringan tersebut hidup atau mati pada embrio. Bahan yang
digunakan dalam uji ini adalah 3,3,5 Triphenil tetrazolium chloride yang semula
tidak berwarna menjadi formasan yang berwarna merah pada bagian benih yang
telah direndam menggunakan larutan ini. Pelaksanaan uji ini dilakukukan dengan
melembabkan 30 butir benih selama 6-16 jam dalam kertas CD dan kemudian
direndam dalam larutan 1% tetrazolium pada suhu 40oC selama 2-4 jam atau
dalam suhu kamar selama 5-7 jam dan kemudian dicuci dengan air sebelum
dilakukan pembelahan pada benih tersebut. Intensitas pewarnaan jaringan
menunjukan viabilitas jaringan tersebut. Kriteria pewarnaan pada uji tetrazolium
ini adalah warna merah cerah menunjukkan jaringan masih hidup atau viabel,
warna merah muda menunjukkan jaringan atau viabilitas lemah, warna merah
gelap menunjukkan jaringan rusak, dan tidak berwarna menunjukkan jaringan
telah mati. Pengujian menggunakan larutan ini dilakukan pada dua kali pada
bulan ketiga dan keenam setelah penyimpanan.
17
7. Bobot kering kecambah normal (BKKN)
Kecambah yang tumbuh normal dari hasil perkecambahan pada variabel daya
berkecambah benih dipisahkan dari kotiledon, dimasukkan kedalam amplop
kertas, dioven pada suhu 80oC selama 3 × 24 jam dan setelah itu ditimbang bobot
kering kecambah. Bobot kering kecambah normal didapat dari hasil pembagian
antara bobot kering kecambah yang didapat dengan jumlah kecambah normal
yang tumbuh. Satuan pengamatan pada bobot kering kecambah normal adalah
miligram (mg).
37
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Penyimpanan benih kedelai tanpa menggunakan bubuk lada sampai 6 bulan,
Varietas Burangrang + SP-36 250 kg/ha memiliki mutu benih terbaik
berdasarkan variabel daya berkecambah (81,3%) dan kecepatan
perkecambahan (30,13%/hari) namun ketiga varietas (Anjasmoro, Grobogan,
dan Burangrang) + SP-36 100-150 kg/ha (dosis rekomendasi) memiliki
kategori benih bermutu sedang berdasarkan variabel daya berkecambah (72-
75%), kecepatan perkecambahan (25-28%/hari), dan potensi tumbuh
maksimum (89-93%).
2. Penyimpanan benih kedelai menggunakan bubuk lada sampai 6 bulan,
Varietas Burangrang + SP-36 250 kg/ha memiliki mutu benih terbaik
berdasarkan variabel daya berkecambah (84%), kecepatan perkecambahan
(30,64%)/hari dan indeks vigor (80%) namun ketiga varietas (Anjasmoro,
Grobogan, dan Burangrang) + SP-36 100-150 kg/ha (dosis rekomendasi)
memiliki kategori benih bermutu sedang berdasarkan variabel daya
berkecambah (72-79%), kecepatan perkecambahan (24-31%/hari), dan potensi
tumbuh maksimum (82-94%).
38
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan, disarankan menggunakan lot benih dari
kombinasi perlakuan Varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Burangrang dengan
dosis pupuk SP-36 100-150 kg/ha (dosis rekomendasi) untuk penyimpanan benih
sampai enam bulan baik diberi maupun tidak diberi bubuk lada karena mutu benih
yang dihasilkan masih kategori sedang.
39
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2005. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang Efektif dan
Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta. 108 hlm.
Adisarwanto, T. 2008. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hlm.
Afandi, A. 2015. Keefektifan Campuran Serbuk Pala dan Lada Hitam terhadap
Mortalitas Sitophilus orizae di Penyimpanan. Skripsi. Universitas Syiah
Kuala Darussalam. Banda Aceh. 57 pp.
Badan Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi. 2012. Deskripsi
Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian . Malang. 185 hlm.
Copeland, L. O. and M.B. McDonald. 2001. Principal of Seed Science and
Technology. 3 th. Ed. McMillan PubliCo., New York. 166 pp.
Damardjati, D. S., M. Arsyad dan Y. Hilman. 2005. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Kedelai. Badan Litbang Petanian, Departemen
Pertanian. Jakarta. 45 hlm.
Dewi, R., H. Sutrisno, Nazirwan. 2013. Pemulihan Deterirasi benih Kedelai
(Glycine max L.) dengan Aplikasi Giberalin. Jurnal Penelitian Petanian
Terapan. 13 (2): 116-122.
Evizal, R. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Lampung. 46 hlm.
ISTA. 2010. International Rules for Seed Testing. ISTA. Switzerland.
Kurnia, P. 2017. Pengaruh Lama Simpan Terhadap Mutu Benih Kedelai.
Jurnal Penelitian. I(1): 5-6.
Marliah, A., T. Hidayat, N. Husna. 2007. Pengaruh Varietas dan Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Jurnal
Agrista. 16(1): 22-28.
40
Martunis, R. Moulana, Irfan, I. Sulaiman, dan I. Safitri. 2011. Penerapan
Teknologi Microwave Pada Kedelai Sebagai Metode Alternatif
Pengganti Fumigasi. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia.
33 hlm.
Mugnisjah, W.Q. dan A. Setiawan. 1990. Pengantar Produksi Benih. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 204 hlm.
Perdana, J.L., A. Rasyad, E. Zuhry. 2012. Pengaruh Beberapa Dosis Pupuk
Fosfor terhadap Mutu Benih Beberapa Kultivar Kedelai Selama
Pengisian dan Pemasakan Biji. Jurnal Peneletian Universitas Riau.
12 hlm.
Pijoto, S. 2003. Benih Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. 61 hlm.
Sadjad, S., E. Murniati, dan S. Illyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih :
Dari Komparatif ke Simulatif. PT Gramedia Widiasarana. Jakarta. 185
hlm.
Sari, D.A., Y. Hasanah, T. Siamnungkalit. 2014. Respons Pertumbuhan dan
Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) dengan Pemberian
Pupuk Organik Cair. Agroteknologi. 2(2): 653-661.
Setiyowati, H., M. Surahman, dan S. Wiyono. 2007. Pengaruh Seed Coating
dengan Fungisida Benomil dan Tepung Curcuma terhadap Patogen
Antraknosa Terbawa Benih dan Viabilitas Benih Cabai Besar ( Capsicum
annum L.). Jurnal Agronomi Indonesia. 35(3): 17-18.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237
hlm.
Syamsudin, Syafruddin, Hasanuddin. 2011. Pengujian Model Simulasi Vigor
Kekuatan Tumbuh Benih Kedelai Glycine max L. pada Kondisi Lahan
Stress Oksigen. Jurnal Floratek. 6: 37-47.
Timotiwu, P.B dan N. Nurmauli. 1996. Kombinasi Pupuk TSP dan ZnSO4 Untuk
Meningkatkan Produksi Kedelai. Lampung. Jurnal Agrotropika. I(1):
11-15.
Tridiati, N. Mubarik, Y. Ramasita. 2013. Respon Pertumbuhan Tanaman Kedelai
terhadap Bradyrhizobium japonicum Toleran Masam dan Pemberian
Pupuk di Tanah Masam. Jurnal Agronomi Indonesia. 41(1): 24-31.
Yullianida dan E.Murniati. 2005. Pengaruh Antioksidan sebagai Perlakuan
Invigorasi Benih Sebelum Simpan terhadap Daya Simpan Benih Bunga
Matahari (Helianthus annuus L.). Jurnal Agronomi Indonesia. 12(4): 11-
14.
41
Zainal, A., A. Anwar, A. Ilyas, Sudarsono, dan Giyanto. 2010. Efektivitas
Ekstrak Tumbuhan untuk Mengeliminasi Clavibacter michiganensis
subsp. michiganensis pada Benih Tomat. Jurnal Agronomi Indonesia.
38(1): 52-59.