pengolahan limbah padat pada kelapa sawit

4
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT PADA KELAPA SAWIT 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia. Kelapa sawit merupakan tanaman industri penghasil minyak. Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis. Selain merupakan bahan baku utama minyak goreng, dalam proses produksi maupun pengolahannya juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun dalam pengolahannya, kelapa sawit tidak terlepas dari limbah yang dihasilkannya. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Pengolahan kelapa sawit dapat menghasilkan limbah padat. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Di bandingkan dengan komoditi lainnya pada sub-sektor perkebunan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya paling pesat pada dua dekade terakhir. Pada era tahun 1980-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an, industri kelapa sawit berkembang sangat pesat. Pada periode tersebut, areal meningkat dengan laju sekitar 11% per tahun. Sejalan dengan perluasan areal, produksi juga meningkat dengan laju 9.4% per tahun. Konsumsi domestik dan ekspor juga meningkat pesat dengan laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan 2004). Pada periode 1999-2004, produksi CPO meningkat dengan laju 5.93% per tahun dengan total produksi mencapai 25.67 juta ton

Upload: widya-bestari

Post on 01-Dec-2015

455 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengolahan Limbah Padat Pada Kelapa Sawit

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT PADA KELAPA SAWIT

1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia. Kelapa sawit merupakan

tanaman industri penghasil minyak. Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit

mempunyai peran yang cukup strategis. Selain merupakan bahan baku utama minyak

goreng, dalam proses produksi maupun pengolahannya juga mampu menciptakan

kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun dalam

pengolahannya, kelapa sawit tidak terlepas dari limbah yang dihasilkannya. Limbah adalah

buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah

tangga). Pengolahan kelapa sawit dapat menghasilkan limbah padat. Limbah padat lebih

dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak

memiliki nilai ekonomis.

Di bandingkan dengan komoditi lainnya pada sub-sektor perkebunan, kelapa sawit

merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya paling pesat pada dua dekade

terakhir. Pada era tahun 1980-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an, industri

kelapa sawit berkembang sangat pesat. Pada periode tersebut, areal meningkat dengan

laju sekitar 11% per tahun. Sejalan dengan perluasan areal, produksi juga meningkat

dengan laju 9.4% per tahun. Konsumsi domestik dan ekspor juga meningkat pesat dengan

laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan

2004). Pada periode 1999-2004, produksi CPO meningkat dengan laju 5.93% per tahun

dengan total produksi mencapai 25.67 juta ton pada tahun 2004. Dengan produksi sekitar

32.79%, minyak kedele juga tumbuh dengan laju 4.20% per tahun pada periode tersebut.

Dengan kondisi tersebut, produksi CPO di dunia kembali meningkat dengan laju 3.06% per

tahun. Perkembangan Sawit di Indonesia terbilang sangat baik dengan peningkatan produksi

CPO menjadi 19,2 juta ton pada tahun 2008. Jumlah tersebut melampaui Malaysia yang

hanya memiliki tingkat produksi sebesar 17,08 juta ton. Hal ini membuat Indonesia menjadi

penghasil CPO nomer 1 di dunia, kondisi ini lebih cepat dari prediksi awal yaitu tahun 2010.

Melihat volume ekspor CPO kita, juga terjadi peningkatan menjadi 12,5 juta ton pada tahun

2008 dengan luas lahan perkebunan Kelapa Sawit mencapai 8,127 juta hektar dan

produktivitas tanaman sawit mencapai 3,7 ton/ha. Rincian pemilikan lahan Sawit di

Page 2: Pengolahan Limbah Padat Pada Kelapa Sawit

Indonesia adalah, 12% dimiliki oleh BUMN, 37% dimiliki oleh Rakyat, dan 51% dikuasai oleh

sector swasta. Kedepannya pemerintah menargetkan pada tahun 2020 ada peningkatan

lahan sawit sebesar 1,000jt Ha sehingga menjadi 9,127 juta Ha. Peningkatan lahan tersebut

juga diiringi oleh target peningkatan produksi sebesar 0,8 ton/ha menjadi 4,5 ton/Ha. Oleh

karena itu, semakin gencar dilakukannya pengolahan kelapa sawit, yang berarti juga

semakin banyaknya limbah.

Pengolahan limbah kelapa sawit sudah sangat banyak dilakukan. Namun hasil dari

pengolahan tersebut masih menghasilkan sisa limbah. Padahal dengan teknologi yang sudah

semakin canggih pada zaman sekarang ini, limbah bisa diolah dengan sisa limbah yang

sangat minim sekali atau sama sekali tidak bersisa. Sisa dari limbah yang telah diolah

tersebut juga terkadang tidak dibuang di tempat yang seharusnya. Apalagi pembuangan

limbah padat, yang berupa sampah. Biasanya penanganan sampah itu dilakukan dengan

cara menimbunnya. Namun ini pun masih beresiko menimbulkan bibit penyakit. Dan

pembuangan sampat atau limbah padat itu pun terkadang berada di tengah-tengah

pemukiman penduduk sehingga bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi penduduk

sekitar. Inilah tujuan penyusun menulis tulisan ini, yaitu untuk melakukan pengolahan sisa

dari pengolahan limbah padat serta pembuangan sisa limbah yang sudah diminimalisir

tersebut di tempat yang seharusnya. Sisa dari pengolahan limbah padat ini diolah lagi secara

maksimal sehingga efek negatifnya benar-benar kecil sekali. Selain itu sisa limbah padat ini

juga bisa digunakan untuk menambah daya produksi.

Sisa dari pengolahan limbah padat tersebut bisa diinsinerasi. Insinerasi adalah sebuah

metode penanganan sampah dengan melakukan pembakaran dengan menggunakan alat

incinerator. proses insinerasi pun memiliki keuntungan, yaitu dapat menghasilkan listrik

atau pemanas dalam ruangan. Cara lain ialah dengan melakukan pembuatan pupuk kompos.

Pupuk kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah organik. Inilah

salah satunya yang dapat menambah daya produksi. Pembuatan pupuk kompos sangat baik

untuk mengurangi sisa limbah serta berguna dan memberikan keuntungan. Pupuk kompos

sangat banyak diminati oleh masyarakat. Pembuatan pupuk kompos ini juga bisa

memunculkan inspirasi-inspirasi lain mengenai penangan sisa limbah padat yang terlah

diolah. Dalam pembuangan sisa limbah yang benar-benar tidak bisa diolah lagi dapat

ditimbun dalam lubang yang dibuat pada lahan. Namun ini masih beresiko karena sampah

yang membusuk dapat menghasilkan gas metan dan menyebar ke udara. Untuk itu

Page 3: Pengolahan Limbah Padat Pada Kelapa Sawit

digunakan metode sanitaty landfill. Dalam metode ini sampah ditimbun dalam lubang yang

sudah dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan cairan

limbah. Selanjutnya dilakukan pemadatan sampah dan ditutupi tanah tipis-tipis setiap

harinya. Hal ini dapat mengurangi resiko menyebarnya gas metan dan menghindari

berkembangnya bibit-bibit penyakit.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara pengolahan limbah yang benar ?

2. Dimanakah lokasi pembuangan limbah secara spesifik yang sesuai dengan dampak yang

mungkin diakibatkan oleh limbah ?

3. Bagaimana agar limbah yang telah diolah dapat meningkatkan jumlah produksi ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui cara pengolahan limbah yang benar

2. Mengetahui spesifikasi lokasi pembuangan limbah yang sesuai dengan dampak yang

mungkin diakibatkan oleh limbah

3. Mengetahui cara meningkatkan produksi dari limbah yang telah diolah