pengok edu tourism yogyakarta indonesia

4
APPLICATION OF PRECEDENT Teori urban yang digunakan adalah Teori Hamid Shirvani 1985 untuk menganalisis kawasan Urban secara mezo. Penggunaan teori ini untuk menganalisa kawasan terpilih yaitu daerah pengok. Pengunaan 8 point dalam teori shirvani menjadi dasar teori ,analisis masalah, dan mendapatkan solusi problem / rekomendasi. Prinsip dari teori ini menjadi bagian dari proses perencanaan dengan analisa mezzo. Teori Hamid Shirvani : - Land Use Tipe penggunaan yang diperbolehkan dalam area tertentu” ‘’ Menciptakan adanya hubungan fungsional antar berbagai area’’ . - Building Form and Massing - Sirculation and Parking - Open Space - Pedestrian Ways - Activity Support - Signage - Preservation Mengatur penampilan bangun-bangunan di antaranya adalah ketinggian (height), sempadan (setback) dan ketutupan (coverage), bulk, dan konfigurasinya. Sirkulasi mempunyai dampak penting: - Alat yang paling kuat dalam menstrukturkan ruang kota -Dapat membentuk (shape), mengarahkan (direct) dan mengatur pola aktifitas (activity pattern control) Ruang terbuka mempunyai banyak makna: - soft space (semua elemen landscape dalam kota) - hardscape(jalan,jalur jalan kaki dan sejenisnya,tempat parkir terbuka dan sejenisnya) - taman-taman , alun-alun(square) - ruang rekreasional Elemen ruang terbuka meliputi : taman, jalur hijau kota, median, berm, lapangan, street furniture, jalur pedestrian Sebuah sistem pedestrian yang baik : - Dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di kawasan pusat kota. - Meningkatkan kualitas lingkungan; antara lain menunjang perbaikan kualitas udara. - Mempromosikan skala kota yang lebih manusia - Penyediaan street furniture untuk menarik pedestrian. Semua penggunaan dan aktifitas yang membantu memperkuat ruang-ruang publik kota, termasuk di dalamnya adalah semua fungsi dan penggunaan yang menimbulkan aktifitas seperti pasar, tempat rekreasi, perpustakaan umum, sekolah dll. Mengatur kompatibilitas antara media (ukuran, jenis, bentuk dll.) dengan ruang yang ada. Mereduksi dampak visual negatif Mereduksi kebingungan karena banjir informasi yang tidak jelas Menghindarkan adanya "kompetisi" dengan tanda- tanda umum (lalu lintas, petunjuk publik) Dapat dibedakan: private info, identitas bangunan,iklan bilboard besar, public info, traffic signs dll. Mengatur kompatibilitas antara media (ukuran, jenis, bentuk dll.) dengan ruang yang ada. Mereduksi dampak visual negatif Mereduksi kebingungan karena banjir informasi yang tidak jelas Menghindarkan adanya "kompetisi" dengan tanda- tanda umum (lalu lintas, petunjuk publik) - Dapat dibedakan: private info, identitas bangunan,iklan bilboard besar, public info, traffic signs dll. ’’ - - - Teori good / poor connectivity Penggunaan teori ini untuk dasar teori dalam merencanakan kawasan dengan konektivitas yang baik. Sehingga prinsip dari teori/ preseden ini menjadi bagian dari proses perencanaan yang menjadi landasan dalam merencanakan pengembangan kawasan dengan konektivitas, sirkulasi dan shape yang baik dan efisien. Penggunaan Teori dan preseden Urban design ini untuk analisis kawasan dengan konteks yang lebih luas dalam dasar perencanaan kawasan kelompok 4. Prinsip dan teori / preseden menjadi bagian proses perencanaan dengan analisa makro sesuai kondisi eksisting kawasan kelompok Pengok. Sebagai dasar teori, perumusan masalah, dan solusi sebuah rencana design. TOD Corridor Master Plan ,City of Sparks, Nevada Adopted July 2009 Penggunaan Teori ini dalam Titik pengembangan kawasan yang berorientasi pada pusat pergerakan moda transportasi menjadi penentu prioritas pengembangan kawasan berorientasi TOD (Transit Oriented Development) . Menjadi proses dari perencanaan, Teori ini diaplikasikan dalam rencana pengembangan kawasan kelompok kami yaitu didaerah pengok.

Upload: ridho-ari-pangestu

Post on 24-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Salah satu Kawasan Cagar Budaya di Yogyakarta adalah kawasan Pengok. Yang secara makro memiliki pengaruh besar dari peran bersejarah dalam skala ASEAN.. Read more here!

TRANSCRIPT

Page 1: Pengok Edu Tourism Yogyakarta Indonesia

APPLICATION OF PRECEDENT

Teori urban yang digunakan adalah Teori Hamid Shirvani 1985 untuk menganalisis kawasan Urban secara mezo.

Penggunaan teori ini untuk menganalisa kawasan terpilih yaitu daerah pengok. Pengunaan 8 point dalam teori shirvani menjadi dasar teori ,analisis masalah, dan mendapatkan solusi problem / rekomendasi. Prinsip dari teori ini menjadi bagian dari proses perencanaan dengan analisa mezzo.

Teori Hamid Shirvani :- Land Use ‘’Tipe penggunaan yang diperbolehkan dalam area tertentu”

‘’ Menciptakan adanya hubungan fungsional antar berbagai area’’ .

- Building Form and Massing

- Sirculation and Parking

- Open Space

- Pedestrian Ways

- Activity Support

- Signage

- Preservation

Mengatur penampilan bangun-bangunan di antaranya adalah ketinggian (height), sempadan (setback) dan ketutupan (coverage), bulk, dan konfigurasinya.

Sirkulasi mempunyai dampak penting:- Alat yang paling kuat dalam menstrukturkan ruang kota-Dapat membentuk (shape), mengarahkan (direct) dan mengatur pola aktifitas (activity pattern control)

Ruang terbuka mempunyai banyak makna:- soft space (semua elemen landscape dalam kota)- hardscape(jalan,jalur jalan kaki dan sejenisnya,tempat parkir terbuka dan sejenisnya)- taman-taman , alun-alun(square)- ruang rekreasional Elemen ruang terbuka meliputi : taman, jalur hijau kota, median, berm, lapangan, street furniture, jalur pedestrian

Sebuah sistem pedestrian yang baik : - Dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor di kawasan pusat kota. - Meningkatkan kualitas lingkungan; antara lain menunjang perbaikan kualitas udara. - Mempromosikan skala kota yang lebih manusia- Penyediaan street furniture untuk menarik pedestrian.

Semua penggunaan dan aktifitas yang membantu memperkuat ruang-ruang publik kota, termasuk di dalamnya adalah semua fungsi dan penggunaan yang menimbulkan aktifitas seperti pasar, tempat rekreasi, perpustakaan umum, sekolah dll.

Mengatur kompatibilitas antara media (ukuran, jenis, bentuk dll.) dengan ruang yang ada.

Mereduksi dampak visual negatifMereduksi kebingungan karena banjir informasi yang tidak jelasMenghindarkan adanya "kompetisi" dengan tanda- tanda umum (lalu lintas, petunjuk publik)Dapat dibedakan: private info, identitas bangunan,iklan bilboard besar, public info, traffic signs dll.

Mengatur kompatibilitas antara media (ukuran, jenis, bentuk dll.) dengan ruang yang ada.

Mereduksi dampak visual negatifMereduksi kebingungan karena banjir informasi yang tidak jelasMenghindarkan adanya "kompetisi" dengan tanda- tanda umum (lalu lintas, petunjuk publik)

- Dapat dibedakan: private info, identitas bangunan,iklan bilboard besar, public info, traffic signs dll.

’’

‣ ‣ ‣ ‣

- - -

Teori good / poor connectivity

Penggunaan teori ini untuk dasar teori

dalam merencanakan kawasan

dengan konektivitas yang baik.

Sehingga prinsip dari teori/ preseden

ini menjadi bagian dari proses

perencanaan yang menjadi landasan

dalam merencanakan pengembangan

kawasan dengan konektivitas,

sirkulasi dan shape yang baik dan

efisien.

Penggunaan Teori dan preseden Urban design ini untuk analisis kawasan dengan konteks yang lebih luas dalam dasar perencanaan kawasan kelompok 4. Prinsip dan teori / preseden menjadi bagian proses perencanaan dengan analisa makro sesuai kondisi eksisting kawasan kelompok Pengok. Sebagai dasar teori, perumusan masalah, dan solusi sebuah rencana design.

TOD Corridor Master Plan ,City of Sparks, Nevada Adopted July 2009

Penggunaan Teori ini dalam Titik p e n g e m b a n g a n k a w a s a n y a n g berorientasi pada pusat pergerakan moda transportasi menjadi penentu prioritas pengembangan kawasan berorientasi TOD (Transit Oriented Development) . Menjadi proses dari perencanaan, Teori ini diaplikasikan dalam rencana pengembangan kawasan kelompok kami yaitu didaerah pengok.

Page 2: Pengok Edu Tourism Yogyakarta Indonesia

Titik pengembangan kawasan yang berorientasi pada pusat pergerakan moda transportasi menjadi penentu prioritas pengembangan kawasan berorientasi TOD. Faktor kemudahan akses untuk mencapai pusat TOD, jenis dan jumlah angkutan/trayek yang transit dan melewati pusat TODjuga menjadi faktor penting. Kriteria moda angkutan/trayek yang dapat mendukung pengembangan kawasan berorientasi pada TOD meliputi:

• Layanan transportasi sepanjang hari (setiap hari dalam seminggu).

• Moda yang dapat melayani masyarakat setiap 5 – 15 menit.

• Stasiun pemberhentian yang berkualitas atau stasiun pemberhentian yang memadai untuk memenuhi kebutuhan penumpang.

• Stasiun transit yang dapat berfungsi sebagai pemberhentian utama dan/atau sebagai pusat transit untuk beberapa rute moda transportasi yang berakhir pada titik TOD tersebut.

Jenis angkutan yang melayani TOD dapat berupa Bus Rapid Transit (BRT).

Penerapan konsep TOD (Transit Oriented Development) dilakukan dengan menggunakan prinsip kemudahan akses untuk mencapai pusat TOD, jenis dan jumlah angkutan/trayek yang transit dan melewati pusat TODjuga menjadi faktor penting. Kriteria moda angkutan/trayek yang dapat mendukung pengembangan kawasan berorientasi pada TOD meliputi: • Layanan transportasi sepanjang hari (setiap hari

dalam seminggu). • Moda yang dapat melayani masyarakat setiap 5 – 15 menit.Stasiun pemberhentian yang berkualitas atau stasiun pemberhentian yang memadai untuk memenuhi kebutuhan penumpang. Stasiun transit yang dapat berfungsi sebagai pemberhentian utama dan/atau sebagai pusat transit untuk beberapa rute moda transportasi yang berakhir pada titik TOD tersebut.

KONSEP TOD (Transit Oriented Development)

Kawasan Komersial Intensitas Tinggi Kawasan Pendidikan Intensitas Sedang

Kawasan Konservasi Intensitas Rendah

MINOR ACTIVITY

MAJOR ACTIVITY

Vertical mixed-use refers to two or more land-use types within a building, occurring on different floors. A typical example of a vertical mixed-use building would incorporate active uses such as stores, offices, and restaurants at the street level and residential and/or office uses on the upper floors.

Horizontal mixed-use refers to a pattern where several types of useswith each building containing its ownseparate use. An example would be a development site that mightinclude an area for residential uses, an office building, and a retail center. They would be designed as a set of coordinated uses with common parking areas, strong pedestrian connections, and similar design features.

Page 3: Pengok Edu Tourism Yogyakarta Indonesia

SUSTAINABLE AND SOCIETYARCHITECTUREBagaimana aspek keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat setempat telah menjadi sebagai pertimbangan perencanaan kawasan.

Aspek keberlanjutan lingkungan sebagai pertimbangan perencanaan kawasan pengok, yaitu pengembangan kawasan pengok dengan mengembangkan dan menata ruang terbuka hijau dikawasan pengok.

Lingkungan ruang terbuka yang kurang tertata rapi dan

berkesan tidak terawat menjadi pertimbangan dalam

perencanaan kawasan untuk mengembangkan kawasan

dengan ruang terbuka yang baik . Dalam rencana kawasan

kami, membuat ruang terbuka hijau dengan alokasi yang

lebih banyak dan lebih tertata rapi.

Aspek keberlanjutan ekonomi sebagai pertimbangan perencanaan kawasan pengok, yaitu pengembangan kawasan pengok dengan pengembangan bangunan yang dapat meningkatkan perekonomian kawasan pengok yang belum dimaksimalkan potensinya.

Aspek keberlanjutan sosial sebagai pertimbangan perencanaan kawasan pengok, yaitu pengembangan kawasan pengok dengan pengembangan bangunan dan area yang dapat meningkatkan aktivitas social masyarakat di kawasan pengok yang belum dimaksimalkan potensinya. Pada gambar diatas mengembangkan kawasan pendidikan dan pelayanan umum untuk meningkatkan aktivitas sosial didalam masyarakat pengok. Sedangkan dalam area terbuka untuk meningkatkan keberlanjutan sosial dengan mengembangkan area terbuka hijau yang berfungsi sebagai media sosialisasi masyarakat. Area terbuka seperti pada aspek keberlanjutan lingkungan taman kota yang memberikan rekreasi wisata edukasi mengenai daerah kawasan pengok dan perumahan konservasi dan lapangan olahraga seperti lapangan tenis yang dapat menjadi wadah masyarakat dalam berinteraksi sosial.

Rencana Pengembangan Pengok berdasarkan analisa teori Shirvani dari permasalahan aspek keberlanjutan lingkungan aspek keberlanjutan ekonomi dan aspek keberlanjutan sosial. Konsep rencana pengembangan merupakan solusi mengenai keberlanjutan tersebut.Di rekomendasikan di bagi per zona untuk keberlanjutan ekonomi masyarakat Pengok dengan ada nya bangunan komersial, mix use. Untuk keberlanjutan sosial masyarakat Pengok masyarakat dapat tinggal di residential, dan ada juga area open space sebagai tempat berkumpul masyarakat [engok untuk melakukan aktivitas sosial.l

Major Activity

Minor Activity

KAWASAN PERUNTUKAN RETAIL+RESIDENTIAL

KAWASAN KONSERVASI YANG

TETAP DIPERTAHANKAN

KEBERADAANNYA

KAWASAN PERUNTUKAN RESIDENTIAL

KAWASAN PERUNTUKAN KONSERVASI

KAWASAN PERUNTUKAN PERDAGANGAN DAN JASA

KAWASAN PERUNTUKAN PENDIDIKAN

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PENGOK

Page 4: Pengok Edu Tourism Yogyakarta Indonesia

LA USE ( EK ING )ND SIST

Major Activity

Minor Activity

KAWASAN PERUNTUKAN RETAIL+RESIDENTIAL

KAWASAN KONSERVASI YANG

TETAP DIPERTAHANKAN

KEBERADAANNYA

KAWASAN PERUNTUKAN RESIDENTIAL

KAWASAN PERUNTUKAN KONSERVASI

KAWASAN PERUNTUKAN PERDAGANGAN DAN JASA

KAWASAN PERUNTUKAN PENDIDIKAN

FORM AND ORGANIZATIONSPACE

Pola organisasi massa (form) dan ruang (space) yang terdapat pada peta rencana dan rancangan kawasan usulan melalui proses kajian pola organisasi massa ( form ) dan ruang ( space ) kondisi eksisting.Pola area organisasai masa eksisting kawasan Pengok hubungan ruang nya masih belum teratur.Kawasan peruntukan masih belum teratur dari segi bangunan ataupun sirkulasi. Organisasai ruang pada kawasan Pengok yang telah kami rekomendasikan per zona.Untuk peruntukan kawasan pendidikan, perdagangan dan jasa, peruntukan retail+residential, peruntukan residential untk tempat tinggal masyarakat Pengok, peruntukan kawasan komersial perdagangan dan jasa yang masih berantakan, dan peruntukan kawasan peuntukan konservasi yang tetap di pertahankan keberadaannya.

Medium Density

High Density, Kluster permukiman memiliki h i e r a r k i k e p a d a t a n bangunan yang tinggi sebagai pusat TOD.

Low DensityKluster heritage memiliki hierarki kepadatan bangunan rendah.Bangunan konservasi peninggalan Belanda yang sudah ada sejak dulu.