pengkajian sistem neurobehaviour

38
PENGKAJIAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR Erika Emnina Sembiring, S.Kep, Ns,M.Kep

Upload: hendra071087

Post on 20-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pengkajian sistem neurobehaviour untuk mahasiswa keperawatan

TRANSCRIPT

PENGKAJIAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR

PENGKAJIAN SISTEM NEUROBEHAVIOURErika Emnina Sembiring, S.Kep, Ns,M.Kep

NEUROBEHAVIOURNeurobehavior adalah hubungan antara fungsi otak dengan perilaku dan proses berpikir manusia

Fungsi neurobehavior ini diatur oleh hormon yang diproduksi dalam otak, yaitu hormon serotonin (5-hydroxy-typtamine)

Serotonin adalah hormon yang terdapat dalam kelenjar pinealis, saluran pencernaan, sistem saraf pusat, dan keping darah (trombosit).

Neurobehavior terkait dengan pola perilaku hidup seseorang yang berhubungan dengan sistem neuro (sistem saraf) seperti pola tidur, mood atau suasana hati, stress, nafsu makan dan kesadaran diri.

PENGKAJIAN NEUROLOGI

PENGKAJIAN SISTEM NEUROLOGIPengkajian merupakan salah satu urutan/bagian dari proses keperawatan yang sangat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan. Tanpa pengkajian yang baik, maka rentetan proses selanjutnya tidak akan akurat, demikian pula pada pasien dengan gangguan persarafan.

Komponen utama pengkajian persarafan adalah :Riwayat kesehatan klien secara komprehensifPemeriksaan fisik yang berhubungan dengan status persarafanDiagnostik test yang berhubungan dengan persarafan baik bersifat spesifik maupun bersifat umum.

Riwayat KesehatanTujuan diperolehnya riwayat kesehatan klien adalah menentukan status kesehatan saat ini dan masa lalu dan memperoleh gambaran kapan mulainya penyakit yang diderita saat ini. Riwayat kesehatan ini meliputi : data biografi, keluhan utama dan riwayat penyakit saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga, riwayat psikososial dan pemeriksaan sistem tubuh.

Data Biografi : Termasuk diantaranya adalah identitas klien, sumber informasi (klien sendiri atau orang terdekat)

Keluhan utama : Perawat memperoleh gambaran secara detail pada kondisi yang utama dialami klien. Memperoleh informasi tentang perkembangan, tanda-tanda dan gejala-gejala : onset (mulainya), faktor pencetus dan lamanya. Perlu menentukan kapan mulainya gejala tersebut serta perkembangannya.

Riwayat kesehatan masa lalu : Mencakup penyakit yang pernah dialami sebelumnya, penyakit infeksi yang dialami pada masa kanak-kanak, pengobatan, periode perinatal, tumbuh kembang, riwayat keluarga, riwayat psikososial dan pola hidup. Penyakit saraf sering mempengaruhi kemampuan fungsi-fungsi tubuh. Perawat perlu menanyakan perubahan tingkat kesadaran, nyeri kepala, kejang-kejang, pusing, vertigo, gerakan dan postur tubuh.

Hospitalisasi: Perawat menanyakan informasi mengapa klien dirawat di rumah sakit, kecelakaan atau pembedahan sehubungan dengan sistem persarafan seperti trauma kepala, kejang, stroke atau luka akibat kecelakaan.

Pengobatan : Perawat akan memperoleh informasi sehubungan dengan obat-obatan yang diperoleh klien. Perawat harus mengkaji obat yang digunakan, jenis obat, efek terapinya, efek samping yang ditimbulkan dan lamanya digunakan.Riwayat keluarga : Perawat akan menanyakan pada keluarga sehubungan dengan gangguan persarafan guna menentukan faktor-faktor resiko / genetik yang ada. Misalnya epilepsi, hipertensi, stroke, retardasi mental dan gangguan psikiatri.

Riwayat psikososial dan pola hidup : Perawat mengajukan pertanyaan sehubungan faktor psikososial klien seperti yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan, perubahan penampilan dan perubahan kepribadian. Perawat memperoleh informasi tentang aktifitas klien sehari-hari. Juga menanyakan adanya perubahan pola tidur, aktifitas olahraga, hobi dan rekreasi, pekerjaan, stressor yang dialami dan perhatian terhadap kebutuhan seksual.

PENGKAJIAN FISIK

Pemeriksan fisik sehubungan dengan sistem persarafan untuk mendeteksi gangguan fungsi persarafan. Dengan cara inspeksi, palpasi dan perkusi menggunakan refleks hammer.

Pemeriksaan pada sistem persarafan secara menyeluruh meliputi: status mental, komunikasi dan bahasa, pengkajian saraf kranial, respon motorik, respon sensorik dan tanda-tanda vital.

Status mental :Masalah persarafan sering berpengaruh pada status mental, kadang-kadang perawat mengalami kesulitan memperoleh riwayat kesehatan yang akurat langsung dari klien. Perawat memberikan pertanyaan yg sederhana utk mengetahui kemampuan kognitif (kesadaran dan respon terhadap lingkungan dan sensasi, penampilan umum dan sikap, mood, isi pikir, orientasi terhadap waktu, tempat dan orang).

Orientasi Tanyakan tentang tahun, musim, tanggal, hari dan bulan.Tanyakan kita ada dimana seperti : nama rumah sakit yang ia tempati, negara, kota, asal daerah, dan alamat rumah. Berikan point 1 untuk masing-masing jawaban yang benar

Registration (memori)Perlihatkan 3 benda yang berbeda dan sebutkan nama benda-benda tersebut masing-masing dalam waktu 1 detik. Kemudian anjurkan klien untuk mengulang nama-nama benda yang sudah diperlihatkan. Berikan point 1 untuk masing-masing jawaban benar

Perhatian dan perhitunganTanyakan angka mulai angka 100 dengan menghitung mundur. Cth angka 100 selalu dikurangi 7, berhenti setelah langkah ke 5.Untuk klien yang tidak bisa menghitung dapat menggunakan kata yang dieja. Contoh kata DANAU, huruf ke 5, ke 4, ke 3 dst. berikan skor 1 unuk masing-masing jawaban benar

Daya ingat (recall)Sebutkan tiga benda kemudian anjurkan klien mengulangi nama benda tersebut. Nilai 1 untuk masing-masing jawaban benar

Bahasa :Memberikan nama Tunjukkan benda (pensil dan jam tangan) pada klien, dan tanyakan nama benda tersebut (2 point)

Pengulangan kataUcapkan sebuah kalimat kemudian anjurkan klien mengulang kalimat tersebut. Cth saya akan pergi nonton di bioskop (skor 1)Tiga perintah berurutanBerikan klien selembar kertas yang berisi 3 perintah yang berurutan dan ikuti perintah tersebut seperti contoh. Ambil pensil itu dengan tangan kananmu, lalu pindahkan ke tangan kirimu kemudian letakkan kembali dimeja. (skor tiga)

Membaca Sediakan kertas yang berisi kalimat perintah contoh. anjurkan klien membaca dan melakukan perintah tersebut (skor 1)Menulisanjurkan klien menulis sebuah kalimat pada kertas kosong (skor 1)Mengkopi(menyalin)Gambarlah suatu objek kemudian anjurkan klien meniru gambar tersebut (nilai 1)

Nilai: 24 -30: normal Nilai: 17-23 : probable gangguan kognitif Nilai: 0-16:definite gangguan kognitif

Tingkat kesadaran :Alert : Composmentis / kesadaran penuhPasien berespon secara tepat terhadap stimulus minimal, tanpa stimuli individu terjaga dan sadar terhadap diri dan lingkungan.

Lethargic : KesadaranKlien seperti tertidur jika tidak di stimuli, tampak seperti enggan bicara. Dengan sentuhan ringan, verbal, stimulus minimal, mungkin klien dapat berespon dengan cepat. Dengan pertanyaan kompleks akan tampak bingung.

ObtunedKlien memerlukan rangsangan yang lebih besar agar dapat memberikan respon misalnya rangsangan sakit, respon verbal dan kalimat membingungkan.

StuporusKlien dengan rangsang kuat tidak akan memberikan rangsang verbal. Pergerakan tidak berarti berhubungan dengan stimulus.

KomaTidak dapat memberikan respon walaupun dengan stimulus maksimal, tanda vital mungkin tidak stabil.

Glasgow Coma Scale (GCS) :Didasarkan pada respon dari membuka mata (eye open = E), respon motorik (motorik response = M), dan respon verbal (verbal response = V).

Dimana masing-masing mempunyai scoring tertentu mulai dari yang paling baik (normal) sampai yang paling jelek. Jumlah total scoring paling buruk adalah 3 (tiga) sedangkan paling baik (normal) adalah 15.

GLASGOW COMA SCALE (GCS)RESPONSCORINGMembuka Mata = Eye open (E)Spontan membuka mataDengan suaraDengan NyeriTidak ada respon43212. Motorik = Motoric response (M)Menurut perintahDapat melokalisasi nyeriMenjauhi rangsangan nyeriFleksi abnormal/postur dekortikasiEkstensi abnormal/postur deserebrasiTidak ada respon6543213. Verbal = Verbal response (V)Berorientasi baikBingungHanya kata-kataHanya suaraTidak ada respon54321

Score : 3 4:vegetatif, hanya organ otonom yang bekerja< 7: koma> 11: moderate disability15: composmentis

GCS

12 Pasang Saraf Kranial

Fungsi Saraf KranialFungsi utama dari saraf-saraf ini adalah mengatur segala fungsi organ-organ yang berada di daerah kepala mulai dari kesadaran, fungsi berkomunikasi, fungsi mengunyah, hingga fungsi menelan. Saraf kranial memiliki 3 macam fungsi yakni motorik, sensoris, dan otonom dan berbeda pada masing-masing saraf.

Asal dari saraf kranial :N I dan II: hemisfer serebrumN III dan IV: mesensefalonN V, VI, VII, VIII: ponsN IX, X, XI, XII: medulla oblongata

26

Cara Mengkaji 12 Pasang Saraf KranialSaraf kranial.docx

Sistem Sensorikkeluhan sensorik oleh klien digambarkan sebagai perasaan geli (tingling), kebas (numbless), rasa terbakar/panas (burning), rasa dingin (coldness) atau perasaan-perasaan abnormal yang lain.

Bahan yang dipakai untuk pemeriksaan sensorik meliputi:

Jarum yang ujungnya tajam dan tumpul (jarum bundel atau jarum pada perlengkapan refleks hammer), untuk rasa nyeri superfisial.Kapas untuk rasa raba.Botol berisi air hangat / panas dan air dingin, untuk rasa suhu.Garpu tala, untuk rasa getar.Lain-lain (untuk pemeriksaan fungsi sensorik diskriminatif) seperti :Jangka, untuk 2 (two) point tactile dyscrimination. Benda-benda berbentuk (kunci, uang logam, botol, dan sebagainya), untuk pemeriksaan stereognosisPen / pensil,

SISTEM MOTORIKMassa otot : hypertropi, normal dan atropiTonus otot : normalnya teraba kenyal, Tonus otot teraba lembek, tonus otot teraba kerasInvoluntary movements: gerakan yang tidak disadari , tanpa tujuan dan perintah pada tangan atau kaki.

4. Kekuatan Otot0=tidak ada kontraksi sama sekali1= hanya teraba kontraksi otot (gravitasi -)2 =ROM terbatas, tidak mampu melawan gravitasi3= ROM Penuh, hanya mampu melawan gravitasi4= ROM Penuh, mampu melawan gravitasi dan tahanan minimal5=kekuatan kontraksi yang penuh

REFLEKSPemeriksaan aktifitas refleks dengan ketukan pada tendon menggunakan refleks hammer. Skala untuk peringkat refleks yaitu :0=tidak ada respon1=hypoactive / penurunan respon, kelemahan ( + )2= normal ( ++ )3=lebih cepat dari rata-rata, tidak perlu dianggap abnormal ( +++ )4=hyperaktif, dengan klonus ( ++++)

Cara Mengukur RefleksSaraf kranial.docx

CEREBRALGaya BerjalanRombeg TestFinger to Finger TestFinger To Nose TestHeel to shin test

DIAGNOSA KEPERAWATAN Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otakKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhb/d ketidakmampuan pemasukanKerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.Defisit Perawatan diri: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan mobilitas fisikRisiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasifKurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/dkurang paparan dan keterbatasan kognitifGangguan eliminasi BAB b/d imobilisasiRisiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran

SEMOGA BERMANFAAT