penghakiman -...
TRANSCRIPT
PenghakimanMASSA
Kaiian AtasKasus dan Pelaku
PenghakimanMASSA
mAccompli Publishing
Fenghakiman MassaKaiian atas Kasus dan PelakuDr. Zainal Abidin
PublisherLina Jusuf
EditorEndah Soekarsono
GrafisIulie C (Lay Out)Arif Eka n. (Samput) ' '
Foto SampulHananto Satyo
PenerbitAccompli Publishing
MPI- 511 Pondok Indah Plaza Blok UA 414
Iakarta 12310
Telp/Fax 021'7869531E-mail: [email protected]
Cetakan Pe.rtama, Mei 2005
ISBN 979-99s03-0-9
@ Hot cipta dilhdungi oleh undang'uad61*
PenghakinanMassn
PengantarProf. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono
Buku ini, yang didasarkaa pada disertasi saudara Zainal Abidin untuk memperoleh
gelar Doktor dalam ilmu psikologi di Universitas lndonesia pada tanggal 19 Agustus 20M,
perlu mendapat penghargaankhusus dari duniapsikologi di Indonesia-
Berbeda dari disertasi-disertasi sebelumnya, disertasi ini mengupas tuntas
gejala pengadilan massa, yang tiba-tiba meledak di Indonesia pada sekitar tahun2002, dan menjadi gejala yang sangat umum di Indonesia ketika itu. Perbedaan daridisertasi-disertasi sebelumnya (khususnya tentang perilaku massa) terletak pada dua
hal. Yang pertama adalah keberanian penulis untuk menggali data kepada pelaku-pelakunya langsung, yang sering kali cukup membahayakan keselamatan penulis,
selaku peneliti yang bekerja sendirian, tidak dilindungi oleh aparat keamanaa. Yang
kedua adalah keberanian penulis untuk menerobos dinding-dinding teori mapan
yang selama ini mendominasi pandangan ilmuwan psikologi tentang perilaku massa.
Hanya dengan visi seorang peneliti yang jauh ke depan dan ketekunan dan
komitmen yang sungguh-sungguh dari penulis, maka disertasi ini dapat diselesaikan
dan dijadikan buku, yang mudah-mudahan dapat memperluas walr/asan pembaca
tentang perilaku kejam, takberperikemanusiaan yang ternyata bisa juga dilakukanoleh orang-orang Indonesia yang selama ini terkenal ramah. Kata orang, serigala
tidaktega makan sesama serigala, tetapi manusia Indonesia dengan riang memukulkanbatu ke kepala tersangka pencuri sepeda motor, sampai otaknya semburat keluar!
Syukurlah pengadilan massa ini tidak marak lagi akhir-akhir ini. Bahkan tiga
kali Pemilu di tahun 2004 telah berjalan dengan sangat aman dan terkendali, sama
sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan, apalagi pengadilan massa.
Terbukti bahwa memang orang Indonesia pada dasarnya ramah-tamah, cinta damai
dan antikekerasan, sejauh tidak ada yang memicunya.
Tidakberarti pengadilan massa tidakakan terjadi lagi di masa depan. DoktorZahal Abidin telah mengidentifikasi beberapa faktor situasional yang dapat memicukekerasan massa, yang sangat perlu diperhatikan oleh para elite politik dan opinionleaders, yang sering main-main dengan emosi massa melalui media massa. Kalau
kekerasan timbul, jangan ulahkan ilmupsikologilagi karenamelaluiDr. ZainalAbidin,psikologi telah memberi peringatan sebelumnya.
Selamatmembaca
Kampus UI Depolq 28 Maret 2005Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono
Penghakiman Massa
KATA PENGANTAR
Minat saya untuk melakukan penelitian tentang penghakiman massa
telah dimulai sejak saya mengikuti Program Doktor Psikologi di Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia pertengahan tahun 2001. Pada saat
mempersiapkan seminar-seminar untuk Pemantapan teori, penggodokan
rancangan atau model penelitian, dan ujian kualifikasi untuk menguji
kelayakan bakal penelitian (disertasi), kasus-kasus penghakiman massa
sedang marak-maraknya terjadi hampir di segenap pelosok tanah air.
Media massa ibu kota, baik cetak maupun audio-visual, hampir setiap
hari meliput adanya kasus-kasus tersebut. Koran-koran sekelas Pos Kota
sampai sekaliber Kompas, hampir setiaP hari memberitakan tentang
berbagai kasus pengeroyokan dan/atau pembakaran massa terhadap para
penjahat atau terhadap orang-orang yang diduga penjahat. Kompas dan
beberapa koran lainnya sePerti Media Indonesia, Koran Tempo, dan
Republika beberapa kali memberikan ulasan dalam bentuk feature dan
mewawancarai beberapa pakar ilmu-ilmu sosial untuk menjawab
pertanyaan tentang sebab-sebab munculnya kasus-kasus tersebut.
Demikian pula halnya dengan televisi. Beberapa stasiun televisi bukan
hanya memberitakan, tetapi juga menayangkan gambar-gambar
penghakiman massa, sehingga Penonton dapat menyaksikan secara
langsung keberingasan dan keliaran massa dalam kasus-kasus tersebut.
Maraknya kasus-kasus tersebut dan pemberitaan media massa tentang
kasus-kasus tersebut telah memotivasi saya untuk melakukan penelitian
tentang kasus-kasus tersebut'
Alasan lain yang lebih bersifat pribadi dan historis sebetulnya
berhubungan dengan rasa ingin tahu dan rasa heran saya ketika masih
remaja terhadap lasus-kasus tersebut. Masih terbayang dalam ingatan
saya sampai saat ini tentang kasus penghakiman massa yang pernah saya
saksikan ketika saya masih remaja, sekitar tahun 1979. Ketika itu saya
masih duduk di bangku SMA. Pada suatu malam menjelang pagi saya
menyaksikan dari dekat sejumlah penduduk di sebuah kampung di
Kabupaten Bandung menyeret seorang pencuri dengan cara mengikat
kedua belah tangannya pada sebatang bambu. Kedua ujung batang bambu
vt
PenglakimanMassa
tersebut ditarik oleh beberapa orang dan tubuh pencuri yang ada
ditengah-tengah bambu tersebut terseret-seret tak berdaya. Hanya suara
rintihan yang mengiris hati yang keluar dari mulutnya, entah sedang
meminta ampun kepada massa atauberdo'akepadaTuhan. Tubuh pencuri
tersebut hampir telanjang dan berdarah-darah, mukanya bengkak.dan
Iebam, dan nyaris tidak berbentuk Pada saat itu ia sedang digelandang ke
kantor polisi terdekat.
Kasus yang sama pun saya jr-rmpai sekitar tahun 1996 diYogyakarta.
Pada saat itu, seorang pencuri kepergok sedang membongkar rumahpenduduk di sebuah perkampungan mahasiswa. Sejumlah pemuda(sebagian di antara mereka adalah mahasiswa) menangkap danmengeroyok pencuri itu sampai pingsan. Pengeroyokan baru berhentisetelah sejumlah polisidatangke TKP dan membawa sipencuriyang sudah
pingsan itu dengan mobil patroli polisi.
Pada jaman itu, atau sebelum tahun 1998, penghakiman massa
memang jarang (atau tidak pernah?) menimbulkan korban iiwa. Setelah
puas menghajar pencuri yang tertangkap sampai babak belur dan
berdarah-darah, massa biasanya membawanya ke kantor polisi. Atau,
ketika polisi datang ke tempat kejadian, massa secara suka relamenyerahkan hasil tangkapannya yang sudah dipukuli kepada polisi. Barupada tahun 1998 dan memuncak pada tahun 2002 kasus ini jadi begitu
hebat dan mengerikan, menimbulkan korban yang tidak sedikit, dan
menyisakan dalam ingatan kita tentang kekejqman sejumlah warga dalam
masyarakat kita. Meski frekuensinya setelah tahun 2002 telah menumndrastis, tetapi hingga saat ini di beberapa tempat masih dapat kita jumpai.
Kasus-kasus tersebut, dan pengalaman saya tentang kasus-kasus
tersebut, telah memunculkan beberapa pertanyaan dalam diri saya.
Misalnya, apa yang seseungguhnya terjadi dalam masyarakat kita? Apayang sebetulnya ada dalam pikiran dan perasaan para pelaku penghakiman
massa sebelum, pada saat, dan setelah mereka terlibat dalam kasus itu?
Apakah mereka bertindak secara spontan saja atau ada akumulasipengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya? Jika ada akumulasipengalainan, apa saja bentuknya? Dan masih ada pertanyaan-pertanyaan
lain yang berbau psikologis yang menghantui pikiran saya.
vil
Penghakiman Massa
pertanyaan-pertanyaan tersebut pada saat itu tidak dapat saya
jawab karena saya belum menemukan penelitian psikologi tentang kasus
itu. Sepengetahuan saya, hingga saat penelitian ini dilakukan pun, belum
ada penelitian psikologi yang berusaha menjawab Pertanyaan-pertanyaan
tadi. Hal itu semakin memperkuat tekad saya untuk melakukan penelitian
tentang kasus itu. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang
kasus itu di Indonesia a<ialah penelitian non-psikologi, misalnya penelitian
sejarah (Colombijn , 2OO2), budaya politik (Barker, 2001; Wtlsh, 2003),
dan sosial-ekonomi (Madden & Barron, 2002; ICQ, 2002)' Meski
penelitian-peneiitian tersebut sangat penting dan membantu mempdrluas
perspektif saya tentang kasus itu, tetapi tidak atau belum bisa menjawab
peranyaan-pertanyaan saya tadi.
Akhirnya jadilah saya melakukan penelitian tentang penghakiman
massa dan disajikan sebagai disertasi untuk menyelesaikan program doktor
di Program Pascabarjana Fakultas Psikologi UI pada akhir tahun 2004
lalu. Buku yang anda baca ini pada dasarnya adalah disertasi tersebut.
Selain perubahan dalam subjudul disertasi dan judul beberapa bab dalam
disertasi, tidak ada perbedaan mendasar antara buku yang sedang anda
baca ini dengan disertasi aslinya.
Ada beberapa pertimbangan mengapa buku ini rnempertahankan
bentuk asli disertasinya. Pertimbangan pertama berkaitan dengan
penggunaan bahasa. sebelum dipublikasikan dalam bentuk buku,
sebetulnya ada keinginan untuk menulis ulang (rewtite) disertasi saya
dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana, agar dapat dipahami
oleh semua lapisan pembaca dari berbagai disiplin ilmu' Akan tetapi,
beberapa kolega dan sahabat saya yang telah membaca disertasi saya,
baik yang berasal dari disiplin psikologi maupun non-psikologi,
mengatakan bahwa bahasa dan paparan yang saya gunakan dalam
disertasi sudah cukup mudah untuk dipahami, bahkan oleh pembaca
a\,yam sekali pun. Menurut mereka tidak diperlukan lagi penyederhanaan
gaya bahasa. Kalaulah di beberapa bagian, khususnya di bagian teori,
terdapat paparan teoritis yang mungkin agak sulit ditangkap oleh pembaca
awam dan/atau non-psikologi, hal itu wajar mengingat tidak semua teori
dapat dipaparkan secara sederhana. Sejauh hasil dan metode
vilt
PenghakfunnMasw
penelitiannya dapat dipa-hami secara mudah oleh pembaca awam dan/atau non-psikologi, itu sudah cukup memadai. Itulah sebabnya mengapaselain editing untuk memperbaiki kesalahan dalam penggunaan bahasa,buku ini praktis tidak mengalami perubahan bahasa dari disertasi aslinya.
Pertimbangan kedua berkaitan dengan keinginan saya untukmempertahankan substansi dan detil hasil penelitian. Sebelumdipublikasikan, sebetulnya ada keinginan untuk memperpendek(meringkas) disertasi saya agar isinya tidak terlalu panjang dan dapatmudah dibaca oleh kalanganyarrg lebih luas. Saya berharap bah'wapembaca buku ini bukan hanya berasal dari lingkungan akademik, titapijuga non-akademik. Akan tetapi, paling tidak menurut pendapat saya,sangatlah sulit meringkas hasil penelitian dalam disertasi saya, tanpakehilangan substansi dan detilnya yang cukup penting. Hasil-hasilpenelitian yang antara lain berupa proses dan dinamika penghakimanmassa, pengalaman para pelaku dan penonton penghakiman massa, jenis-jenis penghakiman massa, teori substantif tentang penghakiman massa)dan temuan-temuan lain yang berhubungan dengan esensi kasus, tidakbisa direduksi dalam uraian-uraian singkat yang bersifat menyeder-hanakan (simplistic).
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, saya bahkan merasa perluuntuk mempertahankan kutipan-kutipan hasil wawancara dengan parapelaku, yang oleh sementara penulis lain barangkali dinilai memboroskanhalaman. Buat saya, kutipan-kutipan tersebut penting untuk dimuat agarpembaca mengetahui ekspresi-ekspresi verbal dan langsung dari subjekpenelitian (khususnya dari para pelaku dan sebagian informan serta saksi).Dengan begitu, pembaca pun dapat memberi interpretasi sendiri atas isikutipan-kutipan tersebut dan/atau menilai apakah interpretasi saya ataskutipan-kutipan tersebut tepat atau tidal<, mencerminkan isi pikiran danper:Baan mereka atau tidak.
Pertimbangan ketiga berkaitan dengan metode penelitian danformat penulisan hasil penelitian. Penelitian dalam disertasi inimenggunakan metode kualitatif. Dalam masyarakat akademis denganlatar belakang disiplin behavioral sciences, terutama disiplin psikologi diIndonesia, jenis penelitian ini masih sangat jarang digunakan dalampenelitian ilmiah (akademis). Belum banyak mahasiswa 51, S-2, -S3, dan
tx
Penghakiman Mtrssa
bahkan dosen-dosen dan pcneliti-peneliti dari disiplin ilmu psikologi
kualitatif.
dan Dr. wilmam Dahlan, terima kasih atas dorongan dan dukungannya
Tuhan telah memanggil beliau ke alam baka). Kepada sdri Lina Iusuf, S-s
dan Sdri Endah Soekarsono, S.S., dua sekawan yang sangat mendukung
apayarrg saya lakukan selama ini.
Jakarta, April 2005
Zainal Abidin
Penghnkiman Massa
UCAPAN TERIMA KASIH
Perasaan lega setelah selesainya menulis naskah disertasi inimendorong saya untuk mengucapkan puji dan snrkur ke hadirat Illahi.Perasaan lega yang sama mendorong saya untuk menyampaikanpenghormatan dan terima kasih kepada banyak pihak yang secaralangsung telah membantu kelancaran penyelesaian disertasi ini.
Pertama-tarrra saya menyampaikan penghormatan dan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya> Prof. Dr. SarlitoWirawan Sarwono, yang dalam kesibukannya yang luar biasa selalu sajamenyediakan waktu untuk saya, ketika saya menghadapi kesulitan danmeminta waktu beliau untuk konsultasi. Gaya membimbingnya yang khasdan luwes, serta komentar dan penjelasannyayang cerdas dan tidakngjelimet, telah membuka cakrawala pengetahuan saya, bukan hanyatentang teori-teori yang saya gunakan dalam disertasi tetapi juga tentangkekayaan ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial. Rekomendasi beliautentang saya kepada beberapa pihak, khususnya kepada pihak kepolisian,telah memudahkan saya untuk mendapatkan informasi (data) daribeberapa petugas kepolisian di Mabes POLRI, Mapolda DKI Jaya, danMapolres Tangerang. Sebuah pelajaran penting yang tidak terucap secaraverbal dari beliau, /ang saya tanamkan betul dalam diri saya adalah,"|angan menilai sulit sesuatu yang belum pernah kamu perjuangkansebelumnya." Pelajaran ini telah berhasil memacu saya berjuang untuksegera menyelesaikan disertasi ini.
Saya pun menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada Dr. E. Kristi Purwandari. Beliau bukan hanya seorang co-promotor buat saya, tetapi terutama pembimbingyarrg cerdas dancemerlang. Pengetahuan dan pengalamannya dalam penelitian kualitatifdan alur berpikirnya yang runtut dan kritis, membuat saya merasa malujika saya tidak sungguh-sungguh dalam menulis disertasi ini. sebuahpengalaman berharga selama bimbingan dengan beliau bisa digam-barkan demikian: Saya yang semula merupakan orang awam dalampraktek metode penelitian kualitatif,lalu dicerahkan oleh beliau. Thnpabimbingan beliau, saya barangkali masih tertatih-tatih dalammenyelesaikan disertasi ini.
xt
Penghakiman lvlassa
Ucapan terima kasih yang sama besarnya saya tujukan kepada
Bapak Irwanto, Ph.D. Saya sangat respect kepada beliau karena komentar-
komentar kritisnya terhadap draft disertasi saya. Komentar-komentar
beliau membuat saya harus berpikir ulang tentang apa Yar.g saya tulis
dan mengkaji ulang teori-teoriyang telah saya pelajari dan saya tulis dalam
disertasi saya. Dari beliau saya bukan hanya belajar ilmu dan kejujuran
ilmiah, tetapi juga semangat dan antusiasme dalam menghadapi,menyikapi, dan memperjuangkan kehi<iupan.
Kepada Prof Dr. Fuad Hasan, Prof. Dr. Saparinah Sadli, Dr. M'Enoch Markum, Ibu Bernadette N. Setiadi, Ph.D, dan Dr. Sri UntariPidada, Dipl. Psych.- saya mengucapkan terima kasih, penghormatan,
dan pengh argaar, yang setinggi-tingginya. Pertanyaan-pertanyaancerdas, komentar-komentar kritis, dan masukan-masukan berharga dari
beliau-beliau telah membuat saya berpikir keras untuk secara hati-hatidan teliti menulis disertasi ini. Bukan hanya itu, kesediaan beliau-beliauuntuk selalu hadir menjadi penguji saya sejak ujian kualifikasi, ujian
hasil, pra-promosi, sampai promosi membuat saya merasayakin bahwa
apa yang saya teliti dan saya tulis dalam disertasi ini sangat berharga
dan dihargai oleh beliau-beliau. Khusus kepada Dr. Sri Untari Pidada,
Dipl. Psych., terima kasih juga atas "perjuangan" luar biasa anda yang
pasti sangat melelahkan, karena harus bolak-balik Bandung-]akartahanya untuk memenuhi ambisi saya agar anda menjadi salah seorang
penguji saya. Sesungguhnya, anda bukan sekedar penguji buat saya,
tetapi juga seorang senior dan sahabat yang sangat cerdas dan penuh
perhatian. Oleh sebab itu, saya sangat respect kepada anda.
Kepada Prof Richard B. Felson di University ofAlabama,yang selalu
meluangkan waktu untuk berdiskusi melalui e-mail mengenai social
interaaionist theory of coucive action (SITCA) dan mendukung Penggunaanteori tersebut untuk menjelaskan gejala penghakiman massa di Indonesia.
Kepada Bridget Welsh, Ph.D., Assistant Professor dari Iohn HopkinsUniversity-SAlS, yang memiliki minat yang sama dengan saya pada gejala
penghakiman massa, meskipun dengan cara pandang dan penjelasan yang
tidak selalu sama. Anda adalah teman diskusi yang menyenangkan dan
saya belajar dari anda bahwa kasus penghakiman massa seharusnya ditelitioleh orang Indonesia, bukan hanya oleh orangbule. Saya ucapkan terima
xil
Penghakirnan Massa
kasih juga pada anda k-arena telah memperkenalkan saya ke dalamkomunitas intelektual anda di Iakarta. Kepada Bang Peter dan Tutty Sodja
terima kasih karena telah mencarikan buku dan mengcopy chapter-chapter tertentu dari buku-buku yang saya perlukan dari UniversitasNijmegen, Belanda. Terlebih lagi untuk Tutty Sodja,yang diskusi-diskusidan penjelasannya tentang metode kualitatif sangat membantu saya dalammenganalisis data-data dari lapangan. Kepada Fitri (Camel) yang saat
itu masih studi di New York University, terima kasih karena telahmencarikan dan mengcopy beberapa caphter dari buku-buku tentangcollective yiolence di perpustakaan universitas itu.
Kepada para informan dan sahabat-sahabat saya di lapangan,terima kasih banyak ya. Tanpa bantuan kalian, keberadaan saya dilapangan, barangkali seperti kafilah tanpa kompas. Kepada Bang T, yang
telah memberikan informasi yang sangat kaya tentang situasi lapangandan memperkenalkan saya dengan beberapa tokoh pemuda setempat, saya
ucapkan terima kasih. Kepada para responden yang tidak boleh saya
sebutkan nama-namanya, terima kasih atas keterbukaan dan kerja sama
anda semua. Tanpa keterbukaan dan kerja sama anda, disertasi ini pastitidak akan pernah selesai.
Terimakasih saya ucapkankepada Darmaningtfas, sahabatku, dan Kang
Ade (Zainal Muttaqrn, SH., MH), kakaklcu, yang telah bersedia membaca dan
mengedit draft disertasi ini. Dalam kesibukannya yang luar biasa, anda-anda
ini masih saja mau meluangkan waktu yang tidak sedikit untuk saya. Khususnya
kepada Kang Ade, terima k^ih j"gu atas dukungan dan dorongan yang tidakada habis-habisnya dilala:kan untuk saya sejak saya kanak-kanak hingga setua
ini. Anda adalah kakak saya yang sangat luar biasa.
Kepada Rektor UNPAD dan Dekan Fakultas Psikologi UNPAD yang
telah mengijinkan saya untuk mengikuti studi program 53 di FakultasPsikologi UI saya haturkan terima kasih. Kepada teman-teman di FakultasPsikologi UNPAD, khususnya Gimmy (Drs. A. Gimmy Prathama, M.Si)dan Iqbal, terima kasih ya atas kesediaannya menggantikan tugas-tugassaya selama saya bolos dan mangkir kerja agar bisa segera menuntaskanstudi saya. Untuk Olin, terima kasih atas kesediaannya mengkoordinasikandiskusi tentang penelitian saya di Bandung. Kepada Dr. Yuke R. Siregar danDra. Poeti Joefiani, M.Si terima kasih atas dorongan dan bantuan anda.
xril
Penghakiman Massa
Kepada Prof. Dr. Bill s. Reksadjaja dan teman-teman di Fakultas
psikologi universitas |ayabaya, terima kasih atas dukungan dan
pengertiannya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Ketua
n stafnya (yang tidak bisa
banyak kemudahan dan
. ]ujur saya katakan bahwa
saya sangat senang dan betah dengan suasana di tempat ini'
Kepada teman-teman seangkatan, Lila, Seger, Pak Zubaidi' Bang
yo, Pak Thrto, Mas Wilman, terima kasih atas dorongan semangat dan
bantuannya selama masa-masa seminar dulu. Saya tidak akan melupakan
dan meninggalkan anda semua meski saya sudah tereliminasi lebih dulu
dari lingkungan kita.
Kepada Dr. Hamdi Muluk terima kasih atas diskusi-diskusinya yang
mencerahkan dan menambah semangat untuk segera menyelesaikan studi
ini. Terima kasih juga untuk bantuan informasinya, baik berupa artikei-
artikel dalam jurnal elektronik mauP
sosial. Kepada Prof. Dr. Suprapti S.
Santoso, Dra. Damona K., M.Sc. terim
reviewer yang sangat kritis dalam seminar hasil peneliti4n untuk disertasi
saya. Kepada Dr. Rudolf W. Matindas saya haturkan terima kasih atas
masukan-masukan awal dalam penyusunan proposal disertasi saya.
Kecerdasan, ketangkas an, kekritisan, dar, kemampuan anda dalam
berdiskusi sungguh membuat saya merasa harus lebih banyak belajar
Hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan
kepada Emah, ibunda tercinta, yang perhatiannya pada kemajuan studi
saya sangat luar biasa. Beliau selalu bilang, "semoga kuliahmu segera selesai
dan jangan lupa untuk selalu berdo'a kepadaAllah!" Beliau rupanya sangat
mengetahui apa yang menjadi keinginan saya dan aPa yang kurang dalam
xrv
PenghakimattMasso
pikiran atau perhatian saya. Kepada Kakung dan Uti di Karang Anyar,
terima kasih atas dukungannya. Kepada kakak-kakak, Teh Ai dan Kang
Uday, Kang Ade dan Teh Yanti, Aa, dan adik-adik serta keponakan-
keponakan di Banjaran, Lembang, dan Bandung, terima kasih ya atas
dorongan dan kepercayaannya.
Terima kasih yang paling istimewa tentu saja ditujukan kepada
istriku tersayang. Kamu selalu sabar menghadapi suamimu yang sering
abai dan cuek jka sedang menghadapilayar komputer. Doronganmu yang
luar biasa agar aku segera studi di Program Doktor Psikologi UI dan
segera menyelesaikan studi ini sungguh sangat kuhargai. Thnpa kesabaran,
kepasrahan, dan doronganmu itu, belum tentu aku bisa segera
menyelesaikan studi ini.
Perasaan lega setelah menyelesaikan disertasi ini, yang telah
mendorong saya untuk mengucap puji dan syukur kepada Yang Illahi,
dan mengucapkan terima kasih kepada b4nyak Pihak, buk4n berarti saya
melupakan banyak kekurangan dalam disertasi ini. Saya menyadari
bahwa disertasi ini sangat jauh dari sempurna, dan ketidaksemPurnaan
itu adalah tanggung jawab saya pribadi. Saya mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang membaca disertasi ini untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semua bentuk kritik dan komentar saya terima
dengan hati dan pikiran terbuka.
Terakhir saya mohon maaf apabila ada pihak-pihak tertentu yang
tidak berkenan dengan apa yatg saya tulis dalam disertasi ini. Tidakterlintas sedikit pun dalam pikiran saya untuk men)nnggung siapa pun,
atau menulis hal-hal buruk tentang apa pun dan siapa pun.
Rabu, 13 Oktober 2004
Zatnal Abidin
Penghakiman Massa
1
2
DAFTAFI ISI
PENDAHULUAN
POTRET PENGHAKIIVL{N MASSA DAN
KOMENIAR PARA AHLI TENTANG KASUS INI
Gambaran Umum tentang Penghakiman Massa
Pendapat Ahli Ilmu-Ilmu Sosial Di Indonesia
Catatan Kritis
AGRESI DAN KEKERASAN
Agresi
Definisi Tentang Agresi
Teori-teori Tentang Agresi
Frustration Aggrasion Theory
Soaal interactionist Theory of Coercive Action
Catatan Kritis
Crowd , Mob ilan Riot
Crowil
Mob
Riot
Teori-teori tentang Kekerasan Kolektif
C,onugion Th*ry dan D einilividuotion Tlr*ry
Relaill. e D E riv ation Theo ry
Perceiv eil Inw Enfo rcunent
Mob ldennfication
Model Teoritis dan Tesis Penelitian
l4
t4
l9
22
25
26
26
28
29
30
33
36
36
38
45
M
46
47
51
54
57
xvt
Penghakiman Massa
4 METODE PENGUNGKAPAN KASUS & PELAKU
Mencari Pendekatan yang Pas untuk Kasus yang Unik
Karakteristik Kasus dan Lokasi Penelitian
Thhap-tahap Penelitian
Thhap Studi Pendahuluan
Tahap Studi Lapangan
Sumber Data
Prosedur Pengambilan Data
Analisis Data
Kredibilitas Penelitian
Dimensi Subjektif Peneliti dalam Penelitian Ini
5 HASIL STUDI PENDAHULUAN
Ragam Istilah Penghakiman Massa
Sejarah dan Latar Belakang Penghakiman Massa
Faktor- faktor Non-Psikolo gis yang Menimbulkan
Partisipan (Keanggotaan) dalam Massa
Pelaku Utama
Suporter dan Penonton
Korban Penghakiman Massa
Proses Penghakiman Massa
Thhap-tahap Kekerasan dalam Penghakiman Massa
Setting Sosial Kasus-kasus Penghakiman Massa
Iumlah Pelaku dalam Massa dan Tingkat Kekuasaan
Situasi Pasca-Penghakiman Massa
Persepsi Warga Masyarakat terhadap Kasus-kasus
6. HASIL STUDI LAPANGAN
Kasus-I: Penghakiman Massa di Lapangan Bola K
Kesaksian Pelaku Penghakiman Massa
Kesaksian Penonton Penghakiman Massa
Kasus-2: Penghakiman Massa di Pinggir Jalan Kel. Ntg
Kesaksian Pelaku Penghakiman Massa
Kesalaian Penonton
63
63
66
68
68
70
75
76
79
80
82
85
85
87
90
92
92
93
94
9s
99
101
103
104
105
106
107
111
115
t23t25133
xvii
Penghakimtrn Massa
Kasus-3: Penghakiman Massa di Sebuah Tegalan di KampungXT
Kesaksian Pelaku Penghakiman Massa
Kesaksian Penonton
Kasus-4: Penghakiman Massa di Pinggir Jalan Kampung XP
Kesaksian Pelaku Penghakiman Massa
Kasus-5: Penghakiman Massa di Kampung BX
Kesaksian Para Pelaku Penghakiman Massa
Kesaksian Penonton
7 PEMBAHASAN
Pembahasan Umum
Ienis- Jenis Penghakiman Massa
Dinamika Penghakiman Massa
Hubungan Antara Pelaku, Penonton, Suporter,
dan Penjahat
Perpindahan Tempat dalam Penghakiman Massa
Pemimpin dalam Penghakiman Massa
Peran Rumor dalam Penghakiman Massa
Pengalaman Polisi dan Peran Tokoh Masyarakat
dalam Menghentikan Penghakiman Massa
Peran Kondisi Sosial-Budaya Pemuda Setempat
Ciri-ciri Umum Para Pelaku Penghakiman Massa
Faktor-faltor atau Tema-tema yang Dialami
Para Pelaku
Perceived N orm Volation
P erceiv ed Law Enfo r cem ent
Relative Depivation
Mob Identification
Penemuan Faktor-Faktor Baru di Lapangan
Peran Pentin g Triggering Factor
P er ceiv ed S o cial S uP P o rt
xvilt
t36
138
r46
t47
148
155
156
162
t64
t64166
t70
178
180
182
183
184
186
187
188
189
196
200
203
2t3
2t42t6
P t: il c lt aki til cm NI usst t
Social Learning
Self-D efens e Mechanism
Perceived Social Role
Perbedaan dan Persamaan Pengalaman antara
Pelaku dan Penonton
Revisi terhadap Tesis Terdahulu
Teori Substantif atau Framework tentang
Penghakiman Massa
8 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Saran untuk Penanggulangan Kasus
Penghakiman Massa
Saran untuk Pengembangan Psikologi
Saran untuk Pengembangan Metode Kualitatif
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIMN 1
I.AI\4PIRAI{ 2
BIODATA PENULIS
2I82I9
22r
225
228
229
233
233
243
243
247
249
25O
262
262
263
xrx
Pendaluluan
PENDAFIULeberapa saat sebelum runtuhnya kekuasaan Orde Baru (rezimSoeharto) dan dimulainya Orde Reformasi (21 Mei t99g) muncul
konflik dan kekerasan di berbagai tempat di Indonesia. Di lakarta terjadipenjarahan dan pembakaran harta benda--bahkan perkosaan danpembunuhan terhadap beberapa perempuan--milik etnis cina. DiKalimantan (sambas, sanggau Ledo, Banjarmasin) terjadi konflik dan perang,
yang memakan banyak korban, antara suku Dayak dan Melayu melawansuku Madura. Di Nusa Tenggara Barat (Mataram), Nusa Tenggara Timur,Sulawesi (Poso), dan Maluku terdapat kekerasan bermuatan agama yangmenelan korban ribuan jiwa. Di |awa Timur (Banyuwangi, Malang,Bondowoso, Jember, Pasuruan, Pamekasan, dan Sumenep), Jawa Tengah(Demak), dan Jawa Barat (Serang, Bekasi, Sukabumi, Cianjur, dan Ciamis)terdapat pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh sebagai dukunsantet. Dilakarta, Bandung, cirebon, dan Indramayu perang antarkampungdan antardesa semakin meningkat Di Jakarta, solo, dan yogyakarta terdapatmobilisasi kekuatan yang mengatasnamakan agama yang kerap melakukankekerasan terhadap *kelompok
pelanggar norma agzrma". Geng-geng laiminalseperti para preman dan "pendekar silat''menjual jasa kepada partai-partaipolitik dan para pemilik modal secara semi-legitimate. rJ<rbat maraknyakekerasan dan tumbuhnya kekuatan-kekuatan yang berpotensi untukmelakukan kekerasan, media asing menyebut Indonesia sebagai negaralakerasan. Bahkan Nant York Tima mengelompolkan negara kita dan Rusiasebagai neg.ua preman (masy stata) (Nordholt, ZOOZ).
BIODATA PENULIS
Zainal. Abidin lahir di Bandwg,22
SepteLber 1962. Setelah menamatkan
SD, SMR dan SMA di Bandung, dia
kemudian melanjutkan studi S-1 di
Fakultas Filsafat UGM (1989), S-2
di Fakultas Psikologi UGM (1999),
dan S-3 di Fakultas Psikologi UI(2004). Di samping mengajar di
Fakultas Psikologi UNPAD, dia Pun
mengajar dibeberapa PTS di Jakarta.
Di bidang kemasyarakatan dia
pernah aktif menjadi peneliti dan
ketua yayasan di sebuah LSM di
Kota Bandttg. Zainal memiliki minat yang besar dalam masalah-
masalah sosial, khususnya prasangka etnis (ethnic prejudice) darr
kekerasan kolektif (collective violence). Minatnya itu diwuiudkan dalam
beberapa penelitian, karya ilmiah di beberapa jurnal, dan beberapa
tulisan di media massa. Dia pun memiliki minat dalam masalah-masalah
fiIsafat dan psikologi. Dua buah karyanya tentang filsafat dan psikologi
yang pernah dipublikasikan dalam bentuk buku adalah Filsafat manusia.
Memahami Manusia dalam Perspektif Filsafat (2000) dan Analisis
Elcsistensial tlntuk Psikologi dan Psikiatri (2002). Beberapa kali training
tentang Pengembangan Diri pernah dilakukan olehnya untuk para
pelajar sMU dan mahasiswa di Jakarta. Untuk penelitiannya tentang
penghakiman massa, dia meraih gelar doktor dengan predikat cum laude.