penggunaan tumbuhan sebagai pereduksi...

22
1 PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION AS REDUCER AIR POLLUTION Suci Normaliani Santoso Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS *email: [email protected] Abstrak Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi serta pengawasan yang dilakukan. Lebih dari 70 % pencemaran udara di kota-kota besar disebabkan oleh kendaraan bermotor, sedangkan 30 % sumber pencemaran berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan lain-lain. Pada studi kasus di dalam reaktor tanaman terdapat reduksi udara ambien SO 2 dan NOx. Polutan udara influent SO 2 sebesar 0,006 ppm, polutan udara effluent SO 2 sebesar 0,005 ppm, sehingga terdapat reduksi polutan SO 2 sebesar 0,001 ppm oleh tanaman puring. Sedangkan polutan udara influent NOx sebesar 0,053 ppm, polutan udara effluent NOx sebesar 0,033 ppm, sehingga terdapat reduksi polutan NOx sebesar 0,02 ppm oleh akalipa merah. Kata Kunci : Tanaman, Pereduksi, Pencemaran Udara Abstract Air quality is influenced by the amount and type of pollutant sources such as from industrial activities, transportation activities and others. Air pollutants that occur largely determined by the quality of fuel used, technology and surveillance carried out. More than 70% of air pollution in large cities caused by motor vehicles (mobile sources), while 30% of the source of pollution comes from industrial activities, households, and others. The case study in the reactor plants also contained the reduction of SO 2 and NOx. Air pollutants influent SO 2 0.006 ppm, air pollutants effluent SO 2 0.005 ppm, so that there is a reduction of 0.001 ppm SO 2 pollutants by puring. While the air pollutants of NOx influent 0.053 ppm, effluent NOx 0.033 ppm, so that there is a reduction of 0.02 ppm NOx pollutants by akalipa. Keywords : Plant, Reducer, Air Pollution

Upload: dangduong

Post on 04-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

1

PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI

PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA

PLANT APPLICATION AS

REDUCER AIR POLLUTION

Suci Normaliani Santoso

Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS *email: [email protected]

Abstrak

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada seperti dari kegiatan industri,

kegiatan transportasi dan lain-lain. Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang

digunakan, teknologi serta pengawasan yang dilakukan. Lebih dari 70 % pencemaran udara di kota-kota besar

disebabkan oleh kendaraan bermotor, sedangkan 30 % sumber pencemaran berasal dari kegiatan industri, rumah

tangga, dan lain-lain. Pada studi kasus di dalam reaktor tanaman terdapat reduksi udara ambien SO2 dan NOx.

Polutan udara influent SO2 sebesar 0,006 ppm, polutan udara effluent SO2 sebesar 0,005 ppm, sehingga terdapat

reduksi polutan SO2 sebesar 0,001 ppm oleh tanaman puring. Sedangkan polutan udara influent NOx sebesar 0,053

ppm, polutan udara effluent NOx sebesar 0,033 ppm, sehingga terdapat reduksi polutan NOx sebesar 0,02 ppm oleh

akalipa merah.

Kata Kunci : Tanaman, Pereduksi, Pencemaran Udara

Abstract Air quality is influenced by the amount and type of pollutant sources such as from industrial activities, transportation

activities and others. Air pollutants that occur largely determined by the quality of fuel used, technology and

surveillance carried out. More than 70% of air pollution in large cities caused by motor vehicles (mobile sources),

while 30% of the source of pollution comes from industrial activities, households, and others. The case study in the

reactor plants also contained the reduction of SO2 and NOx. Air pollutants influent SO2 0.006 ppm, air pollutants

effluent SO2 0.005 ppm, so that there is a reduction of 0.001 ppm SO2 pollutants by puring. While the air pollutants of

NOx influent 0.053 ppm, effluent NOx 0.033 ppm, so that there is a reduction of 0.02 ppm NOx pollutants by akalipa.

Keywords : Plant, Reducer, Air Pollution

Page 2: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

2

1.1. Latar Belakang

Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara menurut Akhmad

(2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan

perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Pencemaran udara disebabkan

oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak langsung yang semakin

lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada seperti

dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber pencemar yang

berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar udara yang terjadi

sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi serta pengawasan yang

dilakukan.

Dalam seminar internasional The Utilization of Catalytic Converter and Unleaded

Gasoline for vehicle terungkap bahwa 70% gas beracun yang ada di udara, terutama di kota besar,

berasal dari kendaraan bermotor. Lebih dari 20% kendaraan di Jakarta diperkirakan melepas gas

beracun melebihi ambang batas yang dinyatakan aman. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor

akan meningkatkan pemakaian bahan bakar gas, dan hal itu akan membawa risiko pada

penambahan gas beracun di udara terutama CO, HC, SO2

1. Bagaimana usaha mereduksi pencemaran udara dengan memanfaatkan tumbuhan?

. Pencemaran udara yang diakibatkan oleh

polusi sisa pembakaran kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun memperlihatkan

kecenderungan meningkat, tetapi pencegahan dari pemerintah selama ini dinilai berbagai kalangan

masih amat kurang. Berbeda dengan standar polusi yang ditetapkan diberbagai negara maju, seperti

Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan didapatkan suatu perumusan masalah, yaitu:

2. Bagaimana mekanisme tumbuhan untuk mereduksi pencemaran udara?

Page 3: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

3

3. Bagaimana kriteria dan klasifikasi tumbuhan pereduksi polutan?

1.3. Batasan Masalah/Ruang Lingkup

Batasan masalah/ruang lingkup penulisan ini adalah:

1. Kajian ini didasarkan atas studi literatur dengan studi kasus.

2. Jenis-jenis polutan yang mencemari meliputi Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida

(CO2), Ozon (O3), Sulfur Dioksida (SO2), Sulfur Trioksida (SO3), Nitrogen Oksida (NO

dan NO2

3. Yang dikaji dalam studi kasus penggunaan tumbuhan sebagai pereduksi polutan pencemar

udara yaitu studi kasus di Jl Ahmad Yani, di dalam reaktor dan di taman halaman rumah

sebagai tempat tanaman kontrol.

), dan Timbal (Pb).

4. Sumber gas pencemar adalah kendaraan bermotor roda dua, merk Astrea Honda yang

berbahan bakar premium (bensin), keluaran tahun 1996.

5. Jenis tumbuhan yang dikaji di dalam studi kasus sebagai pereduksi polutan ini adalah

tanaman puring (Codiaeum interuptum) dan a

6. Jenis polutan yang dikaji dalam studi kasus ini hanya pada SO

kalipa merah (Acalypa wilkesiana).

2

1.4. Tujuan Penulisan

dan NOx.

Tujuan penulisan ini adalah:

1. Mengidentifikasi usaha dalam mereduksi polutan dengan memanfaatkan tumbuhan.

2. Mengidentifikasi proses atau mekanisme reaksi reduksi pencemaran udara oleh tumbuhan.

3. Mengidentifikasi kriteria dan mengklasifikasi jenis tumbuhan pereduksi polutan.

1.5. Studi Literatur

Studi literatur yang akan dilakukan meliputi:

• Usaha dalam mereduksi pencemaran udara:

1. Pengertian udara dan pencemaran udara

2. Faktor-faktor penyebab pencemaran udara

Page 4: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

4

3. Jenis-jenis polutan yang mencemari

4. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan memanfaatkan

tumbuhan

• Mekanisme reduksi pencemaran udara oleh tumbuhan:

1. Aspek-aspek tumbuhan secara umum

2. Kebutuhan tumbuhan terhadap udara

3. Proses reaksi reduksi pencemaran udara oleh tumbuhan

• Kriteria dan klasifikasi jenis tumbuhan pereduksi pencemaran udara:

1. Kriteria tumbuhan pereduksi polutan

2. Klasifikasi/inventarisasi tumbuhan pereduksi polutan

1.6. Studi Kasus

Studi kasus adalah bagian dimana terdapat pemaparan dan penjelasan mengenai daerah

pengamatan yang didapat dari referensi dan beberapa literatur. Studi kasus juga merupakan bentuk

aplikasi dari teori yang telah dipelajari sebelumnya. Penentuan daerah yang akan ditinjau dapat

dilihat dari beberapa aspek, yaitu adanya data pendukung, adanya polutan pencemar lingkungan,

serta adanya dampak terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.

Studi kasus yang akan dilakukan yaitu analisis tumbuhan sebagai pereduksi pencemaran

udara di Jalan Ahmad Yani, di dalam reaktor dan di taman halaman rumah sebagai tempat tanaman

kontrol. Dengan memiliki data sekunder berupa gambaran umum Jalan Ahmad Yani, data pencemar

udara dan tanaman di Jalan Ahmad Yani, serta melakukan eksperimen reaktor rumah tanaman.

1.7. Pembahasan Studi Literatur

1.7.1. Usaha dalam mereduksi pencemaran udara

a. Pengertian udara dan pencemaran udara

Udara merupakan campuran dari gas yang terdapat pada permukaan bumi, yang terdiri dari

sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen, 0,93 % Argon, 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya

Page 5: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

5

terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2

1. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial)

). Menurut Kastiyowati (2001)

udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti

tersebut diatas. Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen

esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Sedangkan apabila terjadi

penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka

dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.

Soedirman (2008) menyebutkan bahwa pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan

atau zat-zat asing di udara dalam jumlah yang dapat menyebabkan perubahan komposisi atmosfer

normal. Sekalipun dalam tulisan Soedirman ini pada bagian lain masih diketengahkan akan

pengaruh bahan-bahan atau zat-zat asing dengan segala kemungkinannya dapat mengganggu

kesehatan, namun di dalam definisinya, persyaratan bahwa pencemaran itu memberikan pengaruh

terhadap kesehatan tubuh atau organisme tidak jelas tempatnya. Beliau menekankan adanya

pembebasan bahan atau zat-zat asing bila sampai mempengaruhi komposisi udara normal baru

disebutkan sebagai pencemaran.

b. Faktor-faktor penyebab pencemaran udara

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor transportasi terhadap pencemaran

udara perkotaan di Indonesia menurut Juliantara (2010) antara lain:

2. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada

3. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan

perekonomian dan perkantoran di pusat kota

4. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya daerah

pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota

5. Kesamaan waktu aliran lalu lintas

6. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor

Page 6: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

6

7. Faktor perawatan kendaraan

8. Jenis bahan bakar yang digunakan

9. Jenis permukaan jalan

10. Siklus dan pola mengenudi (driving pattern)

c. Jenis-jenis polutan yang mencemari

Menurut Kastiyowati (2001) jenis-jenis pencemaran udara adalah sebagai berikut:

• Menurut bentuk : Gas, partikel

• Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)

• Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis

• Menurut asal : Primer, sekunder

Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :

• Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2

• Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N

S) dan Sulfat

Aerosol.

2O), Nitrogen Monoksida (NO), Amoniak

(NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2

• Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO

).

2

• Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.

), Karbon Monoksida (CO),

Hidrokarbon.

Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua :

Pencemaran udara bebas (Out door air pollution) yang sumber pencemarnya yaitu sebagai

berikut:

• Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.

• Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap

kendaraan, dll.

Page 7: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

7

Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara di dalam

ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

d. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan

memanfaatkan tumbuhan

Usaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan menggunakan

tumbuhan yaitu dengan cara melakukan program penanaman sejuta pohon atau tanaman pembersih

udara baik tanaman yang termasuk kelompok pohon maupun kelompok semak.

1.7.2. Mekanisme reduksi pencemaran udara oleh tumbuhan

a. Aspek-aspek tumbuhan secara umum

Kata tumbuhan menurut Mangkoedihardjo (2010) digunakan untuk menunjukkan tumbuhan

pada umumnya (plants). Jika tumbuhan dibudidayakan untuk maksud konsumsi atau ekonomi,

maka tumbuhan disebut sebagai tanaman (crops). Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni:

akar, batang, daun. Sedangkan bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh:

umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.

b. Kebutuhan tumbuhan terhadap udara

Menurut Cahyono (2005) pada siang hari tumbuhan menghasilkan Oksigen (O2) dan

menghirup Karbondioksida (CO2), sedangkan pada malam hari sebaliknya, tumbuhan

menghasilkan Karbondioksida (CO2) dan menghirup Oksigen (O2). Timbul dilematis bahwa

Oksigen (O2) yang dihasilkan tumbuhan pada siang hari diambil kembali pada malam hari.

Kenyataannya tidak demikian, pada siang hari tumbuhan melakukan aktivitas optimum dengan

bantuan sinar matahari tumbuhan melakukan fotosintesis, menghasilkan Oksigen (O2) dan zat gula.

Pada malam hari aktivitas tumbuhan sangat rendah, sehingga Oksigen (O2) yang diperlukanpun

sangat rendah dan bahkan kurang dari setengah oksigen yang dihasilkan pada siang hari. Kelebihan

Oksigen (O2

c. Proses reaksi reduksi pencemaran udara oleh tumbuhan

) tersebut dibutuhkan oleh manusia dan hewan.

Page 8: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

8

Gas-gas di udara akan didifusikan ke dalam daun melalui stomata (mulut daun) pada proses

fotosintesis atau terdeposisi oleh air hujan kemudian didifusikan oleh akar tanaman. Gas pencemar

yang masuk ke jaringan daun melalui lubang stomata yang berada pada epidermis atas. Masing-

masing stomata dapat membuka jika tekanan air internal berubah, yang merupakan lubang keluar

masuk polutan walaupun secara umum terdapat kutin pada jaringan epidermis atas, gas pencemar

dapat masuk ke jaringan daun melalui sedikit stomata.

Epidermis ini adalah target utama dari polutan udara, dimana polutan pertama masuk

melalui stomata dan bereaksi dalam lubang ini melalui lubang-lubang ini, polutan terlarut dalam air

permukaan sel-sel daun dan mempunyai pH sel. Selanjutnya bereaksi dengan sel mesofil. Setiap

tanaman mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengabsorbsi gas-gas tertentu di udara,

sehingga dapat merupakan penyangga yang baik terhadap pencemaran udara. Beberapa tanaman

mampu memproduksi polutan menjadi asam organik, gula, dan beberpa senyawa asam amino.

1.7.3. Kriteria dan klasifikasi jenis tumbuhan pereduksi pencemaran udara:

a. Kriteria tumbuhan pereduksi polutan

Menurut Iwan (2011) karakter umum tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi

menyerap polutan indoor maupum outdoor, secara umum serupa. Tanaman memiliki tajuk rimbun,

tidak gugur daun, tanamannya tinggi. Karakter khusus tanaman yang mempunyai kemampuan

tinggi mengurangi polutan partikel memiliki ciri daun, memiliki bulu halus, permukaan daun kasar,

daun bersisik, tepi daun bergerigi, daun jarum, daun yang permukaannya bersifat lengket, ini efektif

untuk menyerap polutan. Ciri spesifik pada tanaman sansevieria diantaranya mampu hidup pada

rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan).

b. Klasifikasi/inventarisasi tumbuhan pereduksi polutan

Bunga Matahari dan Kersen mempunyai kemampuan menyerap debu lebih tinggi dibanding

daun dengan permukaan halus. Selain bunga matahari dan kersen, juga terdapat beberapa tanaman

Page 9: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

9

yang mampu menyerap debu. Tanaman-tanaman tersebut adalah tanaman yang terdapat pada Tabel

5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap Debu

Nama Tanaman Kemampuan Menyerap Debu (g/m3)

Asam Keranji * 76,3 Trengguli * 48 Kembang Merak * 46,3

Sonokeling * 41,6 Mindi 37,5 Sengon * 34,6 Jambu Air 34,1

Sumber : Tanjung, 2003

* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya

Tumbuhan yang dapat menyerap logam timbal antara lain adalah pohon asam, pohon

angsana, bougenville, dan puring. Timbal berasal dari gas buangan kendaraan bermotor yang

berbahan bakar bensin. Jenis bensin yang beredar di Indonesia masih banyak yang mengandung

logam timbal, sehingga gas atau partikel yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor juga

mengandung partikel timbal. Pohon asam cocok ditanam di tepi jalan di kota, karena mampu

menyerap timbal dalam jumlah yang cukup besar. Pohon asam mempunyai batang pohon yang

besar, dengan bentuk daun kecil dan rimbun. Biasanya jika telah jenuh dengan pencemar, maka

tanaman tersebut akan merontokkan daunnya. Selain tanaman yang tumbuh di jalan, beberapa

tanaman hias juga memiliki kemampuan menyerap pencemar udara.

Fraser dalam Smith (1981) mengemukakan bahwa tanaman yang mampu mereduksi karbon monoksida (CO)

adalah seperti yang terdapat dalam Tabel 5.2.

Page 10: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

10

Tabel 5.2 Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap CO

Nama Tanaman Kemampuan Menyerap CO (ppm/hari)

Puring * (Codiaeum interuptum) 125 ppm/hari

Tanaman Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) 12-120 ppm/hari

Sirih Belanda (Epipremnum Aureum) 113 ppm/hari

Angsana * (Pterocarpus indicus) 109 ppm/hari

Sumber = Bidwell dan Fraser dalam Smith (1981)

* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya

Tanaman pereduksi CO2 sangatlah dibutuhkan untuk mengurangi kadar CO2 di udara. Berikut ini Tabel 5.3

yang akan menyebutkan jenis tanaman yang dapat mereduksi CO2.

Tabel 5.3 Tanaman Pereduksi CO

No.

2

Nama Lokal Nama Ilmiah Daya Serap CO2 (Kg/pohon/tahun)

1. Trembesi * Samanea saman 28.448,39 2. Cassia * Cassia sp 5.295,47 3. Kenanga * Canangium

odoratum 756,59

4. Pingku Dysoxylum excelsum

720,49

5. Beringin * Ficus benyamina

535,90

6. Krey payung Fellicium decipiens

404,83

7. Matoa Pornetia pinnata

329,76

8. Mahoni * Swettiana mahagoni

295,73

9. Saga * Adenanthera pavoniana

221,18

10. Bungkur * Lagerstroema speciosa

160,14

11. Jati Tectona grandis 135,27 12. Nangka Arthocarpus

heterophyllus 126,51

13. Johar Cassia grandis 116,25 14. Sirsak Annona

muricata 75,29

15. Puspa Schima wallichii

63,31

16. Akasia Acacia 48,68

Page 11: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

11

auriculiformis 17. Flamboyan * Delonix regia 42,20 18. Sawo Kecik Manilkara

kauki 36,19

Sumber : Trubus, 2009

* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya

Berikut ini disajikan Tabel 5.4 hingga 5.6 yang berisi tanaman penyerap NO2.

Tabel 5.4 Serapan NO2

No.

pada Tanaman Semak

Nama Latin Nama Lokal Serapan NO2 (μg/g)

1. Jacobina carnea Lolipop merah * 100,02 2. Malphigia sp. Kihujan 93,28 3. Acalypha wilkesiana Akalipa merah * 64,8 4. Pachystachys lutea Lolipop kuning 61,7

5. Mussaendah erythrophylla

Nusa indah merah * 53,53

6. Notophanax scultellarium

Daun mangkokan 46,07

7. Bougainvillea glabra Bougenvil merah * 45,44

8. Gardenia augusta Kaca piring 45,29 9. Coleus blumei Miana 41,7

10. Cordilyne terminalis Hanjuang merah * 36,34

11. Rhododendron indicum Azalea 35,95 12. Lantana camara Lantana ungu 35,14

13. Acalypha wilkesiana Akalipa hijau putih * 31,24

14. Scindapsus aureus Sirih belanda 25,63 15. Alpinia purpurata Lengkuas merah 24,55 16. Ixora javanica Ixora daun besar 23,86

17. Notophanax sarcofagus Kedondong laut 20,95

18. Crinum asiaticum Bakung * 20,03 19. Nerium oleander Bunga mentega 20,03

20. Chrysalidocarpus lutescens Palm kuning * 19,48

21. Canna indica Kana 18,91 22. Iresine herbstii Bayam merah 18,86 23. Caladium hortulanum Keladi putih 18,5 24. Dracaena fragrans Drasena 17,74 25. Allamanda cathartica Alamanda 17,63

Page 12: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

12

26. Mirabilis jalapa Bunga pukul empat 17,51

27. Heliconia psittacorum Heliconia merah 16,86 28. Cycas revulata Sikas 16,28 29. Gendarusa vulgaris Gendarusa 16,27 30. Arundinaria pumila Bambu pangkas 15,97 31. Costus speciosus Pacing 15,27 32. Acalypha macrophylla teh-tehan 15,1 33. Carmona retusa Serut 13,67

34. Heliconia sp. Helikonia Oranye 13,6

35. Clerodendron thomsonae

Nona makan sirih 13,58

36. Vinca rosea Tapak dara 12,41 37. Plumbago indica Plumbago 12,39 38. Licuala grandis Palm kol 11,93 39. Ficus repens Dollar-dollaran 11,76

40. Mussaendah alba Nusa indah putih * 10,9

41. Agaye sisalana Agave hijau 9,99 42. Pleomele variegata Pleomele 8,56 43. Passiflora cocinea Passiflora 8,46

44. Bougainvillea spectabilis

Bougenvil oranye 7,89

45. Hippeastrum amarylis Amarilis 7,71 46. Agave americana Agave kuning 7,61 47. Aglonema nitidum Sri rejeki 7,59 48. Caladium bicolor Keladis hias 7,47 49. Stephanotis floribunda Stepanut 7,44 50. Heliconia rosrata Pisang hias 6,83 51. Rosa chinensis Mawar 6,6 52. Cycas rumphii Pakis haji 6,22 53. Malphigia coccigyera Mirten 5,53 54. Duranta repens Duranta kuning 4,48 55. Excoecaria bicolor Sambang darah 4,77 56. Muraya paniculata Kemuning 4,56 57. Salvia splendens Salvia merah 4,23 58. Duranta variegata Terang bulan 4,11 59. Ixora chinensis Ixora daun kecil 4,11 60. Rhapis excelsa Palm wregu 3,4 61. Phyllanthus niruri Cendrawasih 2,57 62. Hibiscus rosa sinensis Kembang sepatu 2,03 63. Eugenia uniflora Sianto 1,97

Sumber : Nasrullah, dkk (2000)

Page 13: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

13

* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya

Tabel 5.5 Serapan NO2

No.

pada Tanaman Pohon

Nama Latin Nama Lokal Serapan NO2 (μg/g)

1. Erythrina variegata Dadap kuning * 68,31 2. Caliandra surinamensis Kaliandra * 41,01 3. Samanea saman Ki hujan * 35,37 4. Psidium guajava Jambu biji 30,8 5. Bambusa vulgaris Bambu jepang 25,33 6. Eucaliptus alba Kayu putih 23,65 7. Cassia biflora Kasia golden 22,85 8. Cassia sp. Ayoga 21,91 9. Lansium domesticum Duku 20,28

10. Cinnamomum zeylanicum

Kayu manis hijau 13,06

11. Nephelium lappaceum Rambutan 12,44 12. Acacia auriculiformis Akasia * 12,39 13. Nephelium longanum Kelengkeng 12,35 14. Laucaena glauca Lamtoro * 12,2 15. Cassia siamea Johar * 8,82 16. Ficus elastica Beringin karet * 8,86 17. Cyrtostachys lakka Palem merah 7,79 18. Cupressus papuana Cemara papua 7,8 19. Cyanometra cauliflora Nam-nam 7,31 20. Lagerstromia loudonii Bungur * 6,13 21. Phyllostachys sulphurea Bambu kuning 5,11 22. Polyaltia longifolia Glodogan tiang 3,61

Sumber : Nasrullah, dkk (2000)

* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya

Tabel 5.6 Serapan NO2

No.

pada Tanaman Penutup Tanah

Nama Latin Nama Lokal Serapan NO2 (μg/g)

1. Alternanthera ficoides Kriminil merah 24,06

2. Zoysia matrella Rumput manila * 22,58

3. Rhoeo discolor Adam dan hawa 18,81

4. Cynodon dactylon Rumput kawat/golf 13,94

5. Axonopus compressus Rumput paetan 13,31 6. Alternanthera amoena Kriminil putih 9,96

Page 14: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

14

7. Cuphea mycrohylla Taiwan beauty 9,72

8. Chlorophytum comosum Clorophytum hijau 9,5

9. Philea cardierei Mutiara 7,13

10. Chlorophytum bachestii Clorophytum putih 4,56

11. Ophiopogon jaburan Lili paris putih 2,38 Sumber : Nasrullah, dkk (2000)

* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya

1.8. Studi Kasus Analisis Tumbuhan Sebagai Pereduksi Pencemaran Udara

1.8.1. Gambaran Umum Jl. Ahmad Yani

Bagi warga Surabaya, Jl. Ahmad Yani sangat dikenal dengan jalanan yang selalu dilanda

kemacetan, mulai pagi sampai sore, hal ini wajar karena jalan ini adalah jalan protokol yang

menghubungkan Kota Surabaya dengan Sidoarjo. Jl. Ahmad Yani adalah merupakan jalan yang

terletak di Surabaya Selatan, tepatnya di Kecamatan Wonocolo. Dengan panjang jalan sekitar 10

km, Jl. Ahmad Yani terbagi menjadi 2 arah yaitu ke arah Jalan Wonokromo dan ke Bundaran Waru.

Dengan posisi yang sangat vital dan strategis, daerah di sekitar Jl. Ahmad Yani menjadi daerah

yang padat akan aktivitas penduduk.

1.8.2. Gambaran Umum Tanaman

a. Puring (Codiaeum interuptum)

Menurut Krisantini (2008) tanaman puring membutuhkan intensitas sinar matahari tinggi,

sehingga tanaman ditempatkan selama 3-5 jam di jendela timur atau barat. Hal ini akan memberikan

jumlah sinar matahari yang cukup untuk kelangsungan hidupnya. Tanaman puring akan kehilangan

warna daunnya jika kekurangan sinar matahari yang dibutuhkan. Tanaman ini lebih suka tumbuh

pada suhu sekitar 30oC. Fluktuasi suhu dianggap menjadi faktor masalah bagi tanaman. Jika suhu

terlalu panas atau terlalu dingin, bisa menjadi alasan bagi daun untuk gugur.

Penyiraman berat dan lingkungan kelembaban tinggi juga mendukung pertumbuhan

tanaman puring. Namun, penyiraman berat tidak berarti penyiraman secara terus menerus. Jika

Page 15: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

15

tanaman tidak mendapatkan cukup air, maka daun akan gugur dan ujung daun berwarna coklat.

Penyiraman tanaman dapat dilakukan sekali atau dua kali sehari. Tidak ada patokan pasti mengenai

volume penyiraman.

b. Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana)

Menurut Krisantini (2008) akalipa adalah kelompok semak berkayu yang mempunyai

pertumbuhan cepat. Tanaman ini tidak cocok diletakkan dalam ruangan. Tanaman ini butuh

kelembaban tinggi. Kondisi udara yang kering akan menyebabkan daun gugur dan munculnya

serangan tungau merah. Agar tanaman tetap dalam kondisi vigor perlu dilakukan pemangkasan

secara teratur setiap tahun, pemangkasan dilakukan sampai ½ ukuran. Bunga yang mati dan bunga

yang muncul pertama sebaiknya dibuang.

1.8.3. Rancangan Studi Kasus

Terdapat 15 buah tanaman Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) yang digunakan untuk

pemantauan NO2 dan 15 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum) yang digunakan untuk

pemantauan SO2 digunakan dalam studi kasus ini. Dalam reaktor terdapat 5 buah tanaman Akalipa

Merah (Acalypa wilkesiana) dan 5 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum). Di dalam jalur

tengah trotoar Ahmad Yani terdapat 5 buah Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) dan 5 buah

tanaman Puring (Codiaeum interuptum), dan sebagai tanaman kontrol yaitu 5 buah tanaman

Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) dan 5 buah tanaman Puring (Codiaeum interuptum). Variabel-

variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, keliling batang.

Terdapat 3 kelompok perlakuan, yaitu kelompok 1 (diberi pemaparan gas selama 0 jam,

tanaman yang digunakan merupakan tanaman kontrol), kelompok 2 (diberi pemaparan gas selama 7

jam, tanaman yang digunakan adalah tanaman yang berada dalam reaktor yang dihubungkan

dengan asap sepeda motor selama 7 jam/hari) dan kelompok 3 (diberi pemaparan gas selama 24

jam, tanaman yang digunakan adalah tanaman yang berada di Jalan Ahmad Yani).

Page 16: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

16

Sebagai media tanam dari tumbuhan pereduksi diberikan tanah, pupuk kandang, pasir dan

sekam dengan perbandingan 2:1:1:1 yang telah diaduk merata. Tanaman Puring (Codiaeum

interuptum) didapatkan dari Pasar Bunga Kayoon Surabaya dengan umur tanaman 1 bulan,

Sedangkan Tanaman Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) diperoleh dari Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Surabaya yang masih berumur 1 bulan. Kedua tanaman dipilih dengan kriteria

tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, dan juga keliling batang yang relatif sama, sehingga

sebelum perlakuan pemaparan dianggap semua ukuran dari parameter tersebut dianggap sama untuk

masing-masing jenis tanaman.

Pelaksanaan Perlakuan

a. Dalam satu media tanam (polibag) ditanam satu tanaman.

b. Pemberian label (nomer urut) pada setiap polibag sesuai dengan kelompok perlakuan

c. Pemberian tanda dengan melingkarkan karet gelang pada tangkai daun yang akan diamati.

Pemasangan karet gelang diusahakan tidak terlalu erat sehingga tidak mengganggu

pertumbuhan daun.

d. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada waktu sore hari dengan volume 250 ml/hari.

e. Penyiangan terhadap gulma dilakukan apabila terdapat dalam polibag.

Bentuk rumah tanaman adalah prisma segi empat dengan tinggi 75 cm, panjang 150 cm dan

lebar 150 cm. Spesifikasi dari rumah tanaman adalah sebagai berikut :

1. Rangka reaktor menggunakan kayu yang sudah dipotong sedemikian rupa.

2. Seluruh dinding terbuat dari plastik transparan, dengan bagian tengah atas dilobangi

untuk jalan masuk pipa dari knalpot sepeda motor.

3. Pipa gas menggunakan pipa PVC dengan ukuran diameter 1.5 cm.

4. Pada bagian bawah dinding plastik diberikan ruang ventilasi dengan tinggi 5 cm.

Page 17: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

17

1.8.4. Pengukuran Udara Ambien di Dalam Reaktor

Pada studi kasus di dalam reaktor tanaman terdapat reduksi udara ambien SO2 dan NOx.

Polutan udara influent SO2 sebesar 0,006 ppm, polutan udara effluent SO2 sebesar 0,005 ppm,

sehingga terdapat reduksi polutan SO2 sebesar 0,001 ppm oleh tanaman puring. Sedangkan polutan

udara influent NOx sebesar 0,053 ppm, polutan udara effluent NOx sebesar 0,033 ppm, sehingga

terdapat reduksi polutan NOx sebesar 0,02 ppm oleh akalipa merah.

1.8.5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan tanaman puring dan akalipa merah yang terpapar selama 24 jam di Jl. Ahmad

Yani sedikit lebih tinggi daripada tanaman kontrol. Hal ini dimungkinkan oleh melimpahnya

karbondioksida yang bersumber dari kendaraan bermotor yang diserap oleh tanaman untuk proses

fotosintesis. Pertumbuhan tanaman puring dan akalipa merah yang terpapar 7 jam/hari di dalam

reaktor tingkat pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kontrol dikarenakan

asap motor sendiri tidak hanya mengandung polutan SO2 saja melainkan juga polutan lainnya

seperti CO, CO2

a. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mereduksi pencemaran udara dengan menggunakan

tumbuhan yaitu dengan cara melakukan program penanaman sejuta pohon atau tanaman

pembersih udara baik tanaman yang termasuk kelompok pohon maupun kelompok semak.

, Debu, Hidrokarbon, dan Pb. Dimungkinkan tanaman puring dan akalipa merah

pada paparan polutan 7 jam/hari mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih rendah daripada

tanaman kontrol disebabkan oleh pengaruh dari polutan-polutan lainnya yang dalam studi kasus ini

tidak dimasukkan dalam ruang lingkup alias diabaikan. Selain itu, posisi tanaman terpapar 7

jam/hari yang berada di dalam reaktor mengurangi/menghalangi intensitas cahaya yang diterima

oleh tanaman, sehingga proses fotosintesis terhambat yang berdampak langsung pada pertumbuhan

tanaman.

1.9. KESIMPULAN DAN SARAN

1.9.1. KESIMPULAN

Page 18: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

18

b. Proses penyerapan polutan terhadap tanaman yaitu gas di udara akan didifusikan ke dalam

daun melalui stomata pada proses fotosintesis atau terdeposisi oleh air hujan kemudian

didifusikan oleh akar tanaman. Kemudian polutan terlarut dalam air permukaan sel-sel daun.

Pada studi kasus di dalam reaktor juga terdapat reduksi udara ambien SO2 dan NOx. Polutan

udara influent SO2 sebesar 0,006 ppm, polutan udara effluent SO2 sebesar 0,005 ppm,

sehingga terdapat reduksi polutan SO2 sebesar 0,001 ppm oleh tanaman puring. Sedangkan

polutan udara influent NOx sebesar 0,053 ppm, polutan udara effluent NOx sebesar 0,033

ppm, sehingga terdapat reduksi polutan NOx sebesar 0,02 ppm oleh akalipa merah.

c. Kriteria tumbuhan yang dapat mereduksi pencemaran udara adalah yang memiliki bulu halus,

permukaan daun kasar, daun bersisik, tepi daun bergerigi, daun jarum, daun yang

permukaannya bersifat lengket, ini efektif untuk menyerap polutan. Tumbuhan yang dapat

menyerap SO2 adalah Puring (Codiaeum interuptum), Tembakau (Nicotianae tabacum L),

Kayu manis (cinamomun sp).

Tanaman yang memiliki serapan NO2 yang tinggi dari kelompok semak meliputi Lolipop

merah, kihujan, akalipa merah, lolipop kuning, nusa indah merah, daun mangkokan, bugenvil

ungu dan merah, kaca piring, miana, hanjuang merah, azalea, lantana ungu, dan akalipa hijau

putih. Sedangkan tanaman yang memiliki serapan NO2 yang tinggi dari kelompok pohon

adalah dadap kuning, kaliandra, kihujan, dan jambu biji.

1.9.2. Saran

a. Dapat dilakukan penelitian yang sejenis dengan menggunakan tanaman yang berbeda

sehingga dapat memperkaya literatur terkait dengan upaya mereduksi pencemaran udara

dengan menggunakan tumbuhan.

b. Dapat dilakukan studi kasus yang sama dengan paparan konsentrasi yang lebih tinggi

sehingga diperoleh tanaman pereduksi untuk tingkat pencemaran yang tinggi.

Page 19: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

19

c. Dapat dilakukan variasi pemaparan yang berbeda-beda dan lebih banyak sehingga didapatkan

perbandingan untuk masing-masing perlakuan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Katalog Tanaman Lanskap. Makassar : Sub Program Arsitektur Lanskap.

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Asni. 2010. Keanekaragaman Hayati Tumbuhan. Jurusan Kesehatan Masyarakat.

Chiras, D.D. 1994. Environmental Science. Fourth Edition. South version. Redwood City,

California : The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.390 Bridge Parkway.

Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.

Eddy, Syaiful. 2008. Pemanfaatan Teknik Fitoremediasi Pada Lingkungan Tercemar Timbal

(Pb). Palembang : Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas PGRI.

Lubis, E. & Suseno, H. 2002. Penyerapan Timbal Oleh Tanaman Berakar Gantung. Jakarta :

Kastiyowati, Indah. 2001. Dampak dan Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara. Jakarta :

Staf Puslitbang Tek Balitbang Dephan.

Pusat Pengembangan Limbah Radio Aktif (P2PLR).

Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Fitter, A.H. dan Hay, R.K.M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Henry C, Perkins. 1974. Air Pollution. New York : Mc Graw-Hill Book Company.

Irwan, Zoer’aini D. 1997. Prinsip – prinsip Ekologi dan Organisasi. Ekosistem Komunitas dan

Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Irwan, Zoer’aini D. 2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta : Bumi

Aksara.

Karliansyah, Adiputro, dan H.D. Wardhana. 1995. Klorofil Tumbuhan Sebagai Bioindikator

Pencemaran Udara. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan.

Page 20: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

20

Krisantini. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Depok Jakarta : Penebar Swadaya.

Kusuma, Arief H. 1995. Distribusi Timbal pada daun beberapa tanaman perkotaan

disebabkan pencemaran udara asap kendaraan bermotor di Balitro dan Jalan Tol

Jagorawi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Mangkoedihardjo, S. dan Samudro, G. 2010. Fitoteknologi Terapan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Moore, C. 2003. Mutu Udara Kota. Jakarta.

Nasrullah, N., Heny, S., Soertini, G., Marietje W., dan Andi, G. 2000. Penggunaan Gas NO2

berlabel 15N dalam Mengukur Absorbsi Polutan NO2 oleh Tanaman. Jakarta : Badan

Tenaga Atom Nasional, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi.

Nazaruddin. 1996. Penghijauan Kota. Jakarta : Penebar Swadaya.

Novida, RG, 1996, Memahami Dunia Tersembunyi Sistem Pernapasan. Jakarta : PT Elex Media

Indonesia.

Null. 2001. Seleksi tanaman lanskap yang berpotensi tinggi menyerap polutan gas NO2

dengan menggunakan gas NO2 bertanda 15

Ryadi, Slamet. 1982. Pencemaran Udara. Surabaya : Usaha Nasional.

N. Bogor : Studio Arsitektur Lanskap IPB.

Onggo, Tino M. 2006. Pengaruh Konsentrasi Larutan Berbagai Senyawa Timbal (Pb)

terhadap Kerusakan Tanaman, Hasil dan Beberapa Kriteria Kualitas Sayuran Daun

Spinasia. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Pujianto, Lia Y. 2005. Studi Kandungan Pb (Timbal) pada Daun dari Enam Spesies Tanaman

di Jalur Hijau Jalan Kertajaya. Surabaya : Thesis Pasca Sarjana-S2, Jurusan Biologi,

Fakultas MIPA ITS.

Purwanti, Devi. 2008. Pengaruh emisi gas buang kendaraan bermotor terhadap struktur

epidermis dan stomata daun tanaman pelindung di jl. Adi sucipto sampai terminal

tirtona di surakarta. Surakarta : Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Muhammadiyah.

Page 21: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

21

Sanropie, Djasio, dkk. 1989. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Santi, D.N. 2001. Pencemaran Udara oleh Timbal (Pb) serta Penanggulangannya, USU Digital

Library.

Siregar, E.B.M. 2005. Pencemaran Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya Terhadap

Manusia. Medan : Karya ilmiah, Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Sitompul, S.M., Bambang, G. 1995. Analisis pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Slamet, Juli S, 1996, Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Soedirman, Ir. 1975. Kriteria Pencemaran Udara dan Air. Jakarta : Jurnal Kesehatan Masyarakat

Dep. Kes. R.I.

Soetomo. 1996. Mengelola Pekarangan Sejahtera. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Stern, Arthur Cecil, 1976, Air Pollution Third edition Volume I, Air Pollutants Thier

Transformation and Transport. New York : Academic Press inc.

Stern, Arthur Cecil, 1977, Air Pollution Third edition Volume II, The Effects of Air Pollution.

New York : Academic Press inc.

Sudarmono, AS. 1997. Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta : Kanisius.

Suharto. 1994. Dasar – Dasar Pertamanan. Semarang : Media Wiyata.

Sulistyantara, B. 2002. Taman Rumah Tinggal. Jakarta : Penebar Swadaya.

Van Steenis, C.G.G.J. 2003. Flora. Jakarta : Pradnya Paramita.

Wardhana. 2011. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.

Wellburn, A. 1994. Air Pollution and Climate Change, The Biological Impact - 2nd.ed.

Singapore : Longman Scientifict dan Technical.

Page 22: PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16616-Paper-pdf.pdf · PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI PEREDUKSI PENCEMARAN UDARA PLANT APPLICATION

22

Widowati W, Sastiono A, Jusuf R. 2008. Efek Toksik logam Pencegahan dan Penanggulangan

Pencemaran. Yogyakarta : Andi Offset.

Winarti, E. 2002. Efek Pencemaran Udara Akibat kegiatan transportasi terhadap

pertumbuhan tanaman sawi putih (Brassica juncea). Surabaya : Tesis S2 Teknik

Lingkungan ITS.

Zulfiyah, Efy. 2006. Studi Literatur Pencemaran Oleh Algae. Surabaya : Jurusan Teknik

Lingkungan ITS.