penggunaan sayyidina dalam tasyahud shalat web view... hamba allah dan rasul-nya dan ......

38
Masalah Penggunaan Kata Sayyidina Pertanyaan : Mohon diberikan pencerahan tentang penggunaan kata sayyidina saat bershalawat. Karena ana lihat di buku-buku panduan dzikir shalat maupun saat mendengar ceramah-ceramah, ada yang menggunakan sayyidina ada yang tidak. Ana searching ke artikel internet, ada yang memberikan statement tidak boleh untuk melafadzkan sayyidina tersebut. Mohon pencerahan ustadz. Jawaban : Masalah penggunaan lafadz sayidina ketika bersahawat kepada Nabi shalallahu’alaihi wasallam termasuk perkara yang sering diperdebatkan. Dan ternyata sumbernya, para ulama memang telah berbeda pendapat mengenai masalah ini. Mari kita simak penjelasannya. Pengertian sayidina Kata Sayyidina asalnya adalah Sayyid yang berarti seorang pemimpin, yang kata kerjanya adalah Saada-Yusudu( ود س ي- اد س) jika Dimuta’addikan,[1] menjadi Sawwada – Yusawwidu ( دّ و س ي د –ّ و س) yang berarti yang dimuliakan, yang membawahi suatu kaum, dan mengangkat jadi pemimpin. Contoh kalimat : Sayyidul kaum artinya adalah pemimpin suatu kaum.[2] Penggunaaan kata sayidinina Yang dimaksud penggunaan sayidina adalah menambahkan lafadz

Upload: dangthuan

Post on 04-Feb-2018

271 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Masalah Penggunaan Kata Sayyidina Pertanyaan :

Mohon diberikan pencerahan tentang penggunaan kata sayyidina saat bershalawat.

Karena ana lihat di buku-buku panduan dzikir shalat maupun saat mendengar ceramah-ceramah, ada yang menggunakan sayyidina ada yang tidak. Ana searching ke artikel internet, ada yang memberikan statement tidak boleh untuk melafadzkan sayyidina tersebut. Mohon pencerahan ustadz.

Jawaban :

Masalah penggunaan lafadz sayidina ketika bersahawat kepada Nabi shalallahu’alaihi wasallam termasuk perkara yang sering diperdebatkan. Dan ternyata sumbernya, para ulama memang  telah berbeda pendapat mengenai masalah ini.  Mari kita simak penjelasannya.

Pengertian sayidina

Kata Sayyidina asalnya adalah Sayyid yang berarti seorang pemimpin, yang kata kerjanya adalah Saada-Yusudu( يسود- jika Dimuta’addikan,[1] menjadi Sawwada – Yusawwidu  (ساد( يسود – yang berarti yang dimuliakan, yang membawahi suatu kaum, dan mengangkat  (سودjadi pemimpin.

Contoh kalimat : Sayyidul kaum artinya adalah pemimpin suatu kaum.[2]

Penggunaaan kata sayidinina

Yang dimaksud penggunaan sayidina adalah menambahkan lafadz ‘sayidina  (دنا pada (سيbacaan shalawat baik di dalam shalat maupun diluar shalat. Contohnya lafadz shalawat riwayat imam Muslim yang enjadi bacaan dalam tahiyyat shalat.

آل وعلى محمد على وبارك إبراهيم آل على يت صل كما محمد آل وعلى محمد على صل اللهم. مجيد حميد ك إن العالمين فى إبراهيم آل على باركت كما محمد

Menjadi :     

آل وعلى ابراهيم دنا سي على يت صل كما محمد، دنا سي آل وعلى محمد دنا سي على صل اللهمابراهيم دنا سي على بركت كما محمد دنا سي آل وعلى محمد دنا سي على وبارك ابراهيم دنا سي

مجيد حميد ك إن العالمين فى ابراهيم دنا سي آل وعلى

Hukumnya

Ulama berbeda pendapat dalam masalah hukum menambahkan lafadz sayyidina dalam

Page 2: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

shalawat, baik di dalam maupun diluar shalat. Secara umum terbagi menjadi tiga pendapat ulama : (1)Yang tidak membolehkan secara mutlak, baik di dalam maupun diluar shalat, (2) Yang tidak boleh menambahkan di dalam shalat tapi boleh diluar shalat, (3) Yang membolehkan diluar maupun di dalam shalat.

1.      Yang tidak membolehkan secara mutlak.

Sebagian kecil ulama ada yang berpendapat tidak boleh secara mutlak menambahkan kata ‘sayyidina’ ketika membaca  shalawat kepada Nabi shalallahu’alaihi wassalam. Hal didasarkan kepada dzahir riwayat yang mana Nabi tidak menyukai dan mengingkari panggilan sayyid kepada beliau. Diantaranya :

Hadits dari Anas bin Malik, ia berkata :

و عليه الله صلى الله رسول فقال خيرنا وبن وخيرنا سيدنا وبن سيدنا يا محمد يا قال رجال أن : الله عبد الله عبد بن محمد أنا الشيطان يستهوينكم وال بتقواكم عليكم الناس أيها يا سلم

جل و عز الله أنزلني التي منزلتي فوق ترفعوني أن أحب ما والله ورسوله

“Seorang lelaki telah datang kepada RAsulullah  seraya berkata:”Ya Muhammad! Ya Sayyidina, Ya anak Sayyidina! ,wahai yang terbaik di kalangan kami dan anak orang terbaik di kalangan kami !” Rasulullah menjawab:”Wahai manusia, hendaklah kalian bertaqwa dan jangan membiarkan syaitan mempermainkan engkau. Sesungguhnya aku adalah Muhammad bin Abdillah, hamba Allah dan Rasul-Nya dan Demi Allah bahwasanya aku tidak suka sesiapa mengangkat kedudukan aku melebihi apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla tentukan bagiku. (HR. Ahmad)

Dan sebuah hadits lainnya,

الصالة   في دوني تسي ال

”Janganlah kalian mengucapkan kalimat “sayyid” kepadaku dalam shalat.”

2.      Boleh diluar shalat tidak di dalam shalat.

Jumhur ulama berpendapat bahwa menambahkan lafadz sayidina adalah mustahab (disukai) sebagai bentuk pengagungan dan pemuliaan kepada beliau. Berdasarkan dalil berikut ini:

فخر وال القيامة يوم آدم ولد د سي أنا

“saya penghulu anak adam pada hari kiamat dan bukan karena sombong.” (HR. Muslim dan Tirimidzi)

Kalangan ini membantah pendalilan kelompok yang menolak penggunaan kata sayidina

Page 3: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

dalam shalawat dengan menyatakan bahwa hadits riwayat imam Ahmad diatas bukanlah larangan menyebut Nabi shalallahu’alaihi wassalam dengan sayyid,  tapi keengganan beliau untuk dipuji berlebihan, sebagai bentuk sifat ketawadhuan.

Sedangkan bila dalam shalat, kelompok pendapat ini berpendapat lafadz sayyidina tidak digunakan shalat, karena shalat adalah ibadah mahdhah yang bersifat tawqifi (aturan dan tatacaranya harus mengikuti praktek Rasulullah). Manusia tidak diperkenankan untuk menambah bentuk bacaan dan aktivitas apapun yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah

shalallahu‘alaihi wasallam. Berdasarkan penegasan makna hadits:

أصلى رأيتمونى كما صلوا          “Shalatlah kalian sebagaimana kamu sekalian melihat aku shalat.” (HR. al-Bukhari)

Sementara itu, tidak ada satu keterangan pun yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah memerintahkan untuk membaca salawat kepadanya dalam salat dengan menambahkan kata “sayyidina”.

Pendapat kedua ini yang lazim dipegang dan dinisbahkan kepada mayoritas ulama empat mazhab.[3]

3.      Yang membolehkan diluar maupun di dalam shalat.

Sebagian ulama mutaakhirin dari mazhab Syafi’iyyah diantaranya al Imam Izz abdussalam, Ramli, Syarqawi, Qulyubi, dan sebagian ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa menambahkan kata sayyidina adalah sebuah hal yang baik ketika membaca shalawat, baik di dalam maupun di luar shalat.[4]

Kalangan ini berdalil bahwa penambahan Sayidina adalah bentuk adab dan bukan penambahan yang dilarang dalam shalat. Berkata Ibnu Hajar al Haitami, “Dan tidak mengapa menambahkan kata “Sayyidina” sebelum lafadz Muhammad. Sedangkan hadits yang berbunyi “La Tusyyiduni Fi ash-Shalat” adalah hadits dla'if bahkan tidak memiliki dasar (hadits maudlu/palsu).”[5]

PenutupPara ulama dari awalnya  telah berbeda pendapat mengenai pemasalahan ini.  Sedangkan para ulama dengan pendapt berbeda-beda itu tentu dari segi kedalaman ilmu, tidak perlu diragukan lagi. Kalau kemudian kita tidak setuju dengan salah satu pendapat mereka, bukan berarti kita harus mencaci maki orang yang memiliki pilihan pendapat yag berbeda dari kita. Sebab orang-orang  hanya hanya mengikuti fatwa para ulama, selama fatwa itu lahir dari ijtihad para ulama mazhab, tidak sepantasnya kita melecehkan apalagi menvonis sebagai perbuatan bid’ah yang berujung ke neraka.

Wallahu a’lam.

[1] Dalam bahasa Arab Fi’il (kata kerja) terbagi dua a. Fi’il Lazim adalah fi’il yang tidak butuh objek. Contoh, جلس (duduk) kata ini tidak butuh objek. b. Fi’il Muta’addi adalah Fi’il yang butuh objek. Contoh, kata ini (mendudukkan) جلس jelas butuh objek yaitu sesuatu yang akan didudukkan.

Page 4: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

[2] Lisanul Arab (2/235), Misbahul Munir (1/294). [3] Al Mausu’ah Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah (11/346). [4] Rad al Mukhtar ‘ala Dar al Mukhtar (11/385), Al Qulyubi (1/167), Hasyiah asy Syarqawi ’ala Tuhfatul Thulab (1/21), Nail Authar (2/236). [5] Minhaju Qawim hal 160.

Page 5: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

HUKUM MEMBACA SAYYIDINA

Oleh: Buhari Muslim

(Mahasiswa Tafsir Hadis Khusus)

Para ulama  terdahulu telah berbeda pendapat mengenai hukum membaca

Sayyidina ketika bersalawat kepada Nabi saw. Padahal dari segi kedalaman ilmu,

tidak ada lagi sosok seperti mereka. Kalau pun kita tidak setuju dengan salah satu

pendapat mereka, bukan berarti kita harus mencaci maki orang yang mengikuti

pendapat itu sekarang ini. Sebab mereka hanya mengikuti fatwa para ulama yang

mereka yakini kebenarannya. Dan selama fatwa itu lahir dari ijtihad para ulama

mazhab, kita tidak mungkin menghinanya begitu saja.

Adab yang baik adalah kita menghargai dan mengormati hasil ijtihad mereka.

Dan tentunya juga menghargai orang yang mengikuti fatwa mereka, di masa sekarang

ini. Lagi pula, perbedaan ini bukan perbedaan dari segi aqidah yang merusak iman,

melainkan hanya masalah kecil, atau hanya berupa cabang-cabang agama. Tidak perlu

kita sampai meneriakkan pendapat yang berbeda dengan pendapat kita sebagai tukang

bid’ah.

Adapun shalawat yang diajarkan oleh Nabi saw. ketika sahabat menanyakan

cara bershalawat kepada beliau. Sebagaimana digambarkan dalam hadis riwayat

Muslim berikut;

عليه الله صلى ه الل رسول أتانا قال األنصارى مسعود أبى عن

أمرنا سعد بن بشير له فقال عبادة بن سعد مجلس فى ونحن وسلم

قال عليك نصلى فكيف ه الل رسول يا عليك ى نصل أن تعالى ه الليسأله لم ه أن ينا تمن ى حت وسلم عليه الله صلى ه الل رسول فسكت

قولوا وسلم عليه الله صلى ه الل رسول قال على  ثم صل هم الل

محمد على وبارك إبراهيم آل على يت صل كما محمد آل وعلى محمد

حميد ك إن العالمين فى إبراهيم آل على باركت كما محمد آل وعلى

                                     .مجيد

Page 6: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Artinya: Dari Abu Mas’ud al- Anshari ia berkata; Rasulullah saw. mendatangi kami

sedang kami di majlis Sa’ad bin Ubadah, maka Basyir bin Sa’ad berkata; Allah swt.

Memerintahkan kami agar bershalawat kepadamu wahai Rasulullah, maka bagaimana

kami bershalawat kepamu?. Abu Mas’ud al- Anshari berkata; Rasulullah saw. diam

sehingga….kemudian Rasulullah saw. bersabda; Bacalah:

إبراهيم آل على يت صل كما محمد آل وعلى محمد على صل هم اللفى إبراهيم آل على باركت كما محمد آل وعلى محمد على وبارك

مجيد حميد ك إن        .العالمينShalawat tersebut adalah jawaban atas pertanyaan sahabat, jadi wajarlah jika

beliau tidak menyebutkan gelar atau nama penghormatan disaat menyebut namanya,

yang sebenarnya sangat pantas bagi beliau. Sama halnya dengan seseorang ketika

ditanya, siapa namamu? atau bagaimana cara kami menyebut namamu?. Bagi orang

yang memiliki rasa rendah hati tidak mungki akan menjawab dengan disertakan gelar

yang dimilikinya.

A.    Dasar Hukum Dari Al- Qur’an

Dalam al- Qur’an Allah swt. melarang memanggil Rasul saw. dengan

panggilan sama dengan yang lainnya,

ذين ال ه الل يعلم قد بعضا بعضكم كدعاء بينكم سول الر دعاء تجعلوا ال

تصيبهم أن أمره عن يخالفون ذين ال فليحذر لواذا منكم لون يتسلأليم عذاب يصيبهم أو . فتنة

Artinya: Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti

panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah

mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan

berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah

Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.           (QS. al- Nur:

63).

Kata kamu dalam ayat di atas adalah ditunjukkan kepada sahabat Nabi

Muhammad saw., ayat tersebut dapat kita tafsirkan bahwa jangan kamu

memanggilkan Nabi Muhammad saw. sama dengan kamu memanggil temanmu.

Page 7: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Mujahid dan Sai’d bin Jubair selaku ulama tafsir dari kalangan tabi’in

menafsirkan ayat tersebut dengan “jangan kamu memanggil Rasullah saw. dengan

panggilan sama dengan yang lainnya”. Misalnya, kamu memanggil ya Muhammad,

tapi penggillah ya Rasulallah.

Dalam surah yang lain Allah swt. menyebut Nabi Yahya dengan Sayyid

(menjadi ikutan), firman Allah;

رك ZZه يبشZZفنادته المآلئكة وهو قائم يصلي في المحراب أن الل دقا بكلمZZة من اللZZه ZZى مصZZZبيحي يدا ZZا منوس�� ورا ونبي ZZوحص

                                       الصالحين

Artinya: Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariyah, sedang ia tengah

berdiri melakukan shalat di Mihrab; (katanya), “sesungguhnya Allah menggembirakan

kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat[1]

(yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang

nabi yang termasuk keturunan orang-orang shaleh”. (QS. Ali Imran: 39).

Allah swt. menyebut Nabi Yahya as. sebagai seorang Sayyid (seorang

pemimpin dan ikutan). Kalau Nabi Yahya as. dikatakan seperti itu maka Nabi

Muhammad saw. juga sangat pantas mendapat gelar itu karena beliau adalah

pemimpin bagi anak cucu Adam as. di hari kiamat bahkan beliau merupakan rahmat

bagi seluruh alam.

Karenanya warga An Nahdlah menggunakan kata Sayyidina dalam

shalawatnya, baik dalam shalat maupun di luar shalat.

B.     Dasar Hukum Dari Hadis

1.      Hadis Dari Rifa’ah bin Rafi’

Salah seorang sahabat yang bernama Rifa’ah bin Rafi’, bahwa ia (Rifa’ah ibn

Rafi’) berkata; Suatu hari kami shalat berjama’ah di belakang Rasulullah saw. Ketika

beliau mengangkat kepala setelah ruku’ beliau membaca: Sami’allahu Liman

Hamidah, tiba-tiba salah seorang makmum berkata;

فيه مباركا با طي كثيرا حمدا الحمد ولك نا رب

Page 8: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Setelah selesai shalat Rasulullah bertanya: Siapakah yang mengatakan kalimat-kalimat

itu tadi?. Orang yang yang dimaksud menjawab: Saya Wahai Rasulullah. Lalu

Rasulullah saw. bersabda:

أول يكتبها هم أي يبتدرونها ملكا وثالثين بضعة . رأيتArtinya: Aku melihat lebih dari tiga puluh Malaikat berlomba-lomba untuk

menjadi yang pertama mencatatnya. (HR. Bukhari, Abu Daud, Al- Nasa’i, Ahmad,

dan Imam Malik) .

Imam al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani menjelaskan hadits sahabat Rifa’ah bin

Rafi ini beliau katakan: Hadis ini merupakan dalil yang menunjukkan kepada

beberapa perkara.

a.      Menunjukkan kebolehan menyusun zikir yang tidak ma’tsur (yang tidak berasal dari

Nabi saw.) di dalam shalat selama tidak bertentangan dengan yang ma’tsur (yang

berasal dari Nabi saw).

b.      Boleh mengeraskan suara zikir selama tidak mengganggu orang yang ada di dekatnya.

c.      Orang yang bersin dalam shalat diperbolehkan mengucapkan               al- hamdulillah

tanpa dihukumi makruh.[2]

Dengan demikian tidak ada masalah dan boleh hukumnya menambahkan kata

Sayyidina dalam shalawat baik dalam shalat maupun diluar shalat. Karena tambahan

kata Sayyidina sesuai dengan dasar syari’at dan tidak bertentangan sama sekali. Dalam

hadis shahih Nabi saw. bersabda;

القيامة يوم اس الن د سي         . اناArtinya: Saya adalah pemimpinnya manusia pada hari kiamat.               (HR.

Bukhari, Muslim dan al- Tirmidzi).

2.      Penambahan Lafaz Talbiyah

Umar bin al- Khaththab ra. menambahkan lafaz talbiyah yang diajarkan oleh

Nabi saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim. Adapun talbiyah yang diajarkan

oleh Nabi saw. adalah;

والملك لك عمة والن الحمد إن يك لب لك شريك ال يك لب يك لب هم الل يك لبلك شريك ال

Namun, Umar ra.  menambahkan, sebagai berikut;

Page 9: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

إليك غباء والر يك لب يديك فى والخير وسعديك يك لب يك لب هم الل يك لب

والعمل.Dalam riwayat al- Nasai bahwa Ibn Umar menambahkan sebagaimana lafaz yang

tertera di atas.

3.      Penambahan Lafaz Tahiyat

            Abdulah bin Umar ra. menambahkan lafaz tahiyat dalam shalatnya

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya.

Adapun lafaz tahiyat yang diajarkan oleh Rasulullah saw. adalah;

فيها... [ ] زدت عمر ابن قال الله إال إله ال أن شريك أشهد ال وحده

له ….

…Asyhadu an la Ilaha Illallah, Ibn Umar berkata; saya menambahkan Wahdahu la

syarikalah…(HR. Abu

Daud).                                                                                                      

Hadis kedua dan ketiga di atas menunjukkan kebolehan munyusun zikir atau

bacaan tertentu selama tidak bertentangan dengan syari’at.

C.    Dasar  Hukum Dari Dalil Aqli

Kata Sayyidina asalnya adalah Sayyid yang berarti seorang pemimpin, yang

kata kerjanya adalah Saada-Yusudu ( يسود- jika Dimuta’addikan,[3] menjadi (ساد

Sawwada – Yusawwidu ( – يسود yang (سود berarti yang dimuliakan, yang

membawahi suatu kaum, dan mengangkat jadi pemimpin. Dengan demikian jika

mengawali shalawat kepada Nabi saw. maka itu sama halnya dengan; memuliakan, 

menghormati dan mengangkat Nabi sebagai pemimpinnya. Apakah pantas hal itu

dikatakan suatu kesalahan?. Semua umat Islam mungkin akan menjawab bahwa hal

itu sangat pantas untuk dilakukan yaitu mengawali nama Rasulullah saw. dengan kata

Sayyid.

Adapun dengan hadis yang mengatakan bahwa,

الصالة . في دوني تسي الArtinya: Janganlah mensayyidkan aku dalam shalat.            

Page 10: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Hadis tersebut akan anda temukan dalam kitab-kitab fiqhi di antaranya dalam

kitab al- Fatawa al- Fiqhiyyah al- Kubra ( الكبرى الفقهية (الفتاوى , bab,

Shifatu al- Shalah ( الصالة .(صفة Tapi, Ulama telah mengomentari bahwa hadis

tersebut tidak ada asalnya. Bahkan Maudhu’ atau palsu. Salah satu alasanya adalah 

karena hadis tersebut mengandung Lahn,[4] lafaz Latusayyiduni ( تسيدونى ,(ال

menyalahi kaidah yang telah dikenal karena seharusnya berbunyi Latusawwiduni (ال

.(تسودونى Sedangkan Nabi saw. sebagai seorang Rasul tidak mungkin

mengucapkan lafaz yang salah (mengandung lahn).

Kitab al- Duru al- Mukhtar menyebutkan bahwa menambahkan kata Sayyidina

sebelum nama Nabi saw. adalah lebih mulia daripada tidak membacanya, karena itu

merupakan adab kesosopanan terhadap Rasulullah saw. bahkan ini adalah pendapat

yang telah diakui dan dipercayai.

Dalam adab kita sendiri rasanya sangat jauh dari tata kesopanan jika

memanggil orang-orang yang terhormat dengan panggilan tanpa diikut sertakan

dengan gelarnya atau panggilan penghormatan menurut adat setempat. Misalnya,

Daeng menurut adat Makassar, Puang menurut adat Bugis, kiai bagi ulama menurut

adat Jawa dan lain-lain.

Wallahu A’alam

[1] Maksudnya membenarkan kedatangan seorang Nabi yang diciptakan dengan kalimat Kun (jadilah) tanpa bapak, yaitu Nabi Isa as.[2] Ibn Hajar, Fathu al- Bari, jild. II, h. 287[3] Dalam bahasa Arab Fi’il (kata kerja) terbagi dua a. Fi’il Lazim adalah fi’il yang tidak butuh objek. Contoh, جلس (duduk) kata ini tidak butuh objek. b. Fi’il Muta’addi adalah Fi’il yang butuh objek. Contoh, جلس (mendudukkan) kata ini jelas butuh objek yaitu sesuatu yang akan didudukkan.[4] Mengandung Lahn maksudnya menyalahi kaidah sharaf yang telah dikenal oleh orang Arab .

Page 11: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Pakai Sayyidina dalam Shalawat, Bagaimana Hukumnya?”.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Pak ustadz, saya mau tanya tentang hukum membaca shalawat kepada nabi di saat kita sedang duduk tahiyat akhir. Apakah shalawat itu hukumnya wajib ataukah sunnah?

Kemudian juga tentang penambahan kata ’sayyidina’ dalam shalawat itu, boleh ditambahkan atau haram hukumnya. Penjelasan ustadz sangat saya harapkan

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Gatot Prasetyo

JawabanAssalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Mazhab As-Syafi`iyyah dan Al-Hanabilah menyatakan bahwa shalawat kepada nabi dalam tasyahhud akhir hukumnya wajib. Sedangkan shalawat kepada keluarga beliau SAW hukumnya sunnah menurut As-Syafi`iyah dan hukumnya wajib menurut Al-Hanabilah.

Untuk itu kita bisa merujuk pada kitab-kitab fiqih, misalnyakitab Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halama 173, atau juga bisa dirunut ke kitab Al-Mughni jilid 1 halaman 541.

Sedangkan menurut Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah, membaca shalawat kepada nabi pada tasyahhud akhir hukumnya sunnah. Demikian juga dengan shalawat kepada keluarga beliau.

Keterangan ini juga bisa kita lihat pada kitab Ad-Dur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 478 dan kitab Asy-Syarhu Ash-Shaghir jilid 1 halaman 319.

Adapun lafaz shalawat kepada nabi dalam tasyahud akhir seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW adalah:

على وبارك إبراهيم آل وعلى إبراهيم على صليت كما محمد آل وعلى محمد على صلى اللهممجيد حميد إنك إبراهيم آل وعلى إبراهيم على باركت كما محمد آل وعلى محمد

Allahumma Shalli `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa shallaita `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim. Wa baarik `ala `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa barakta `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim. Innaka hamidun majid.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana shalawat-Mu kepada Ibrahim dan kepada keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana barakah-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Agung.Masalah Penggunaan Lafaz ‘Sayyidina’ Di dalam kitab Ad-Dur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 479, kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman 162 dan kitab Syarhu Al-Hadhramiyah halaman 253 disebutkan bahwa Al-Hanafiyah dan As-Syafi`iyah menyunnahkan penggunaan kata (sayyidina) saat mengucapkan shalawat kepada nabi SAW . Meski tidak ada di dalam hadits yang menyebutkan hal itu.

Page 12: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Landasan yang mereka kemukakanadalah bahwa penambahan kabar atas apa yang sesungguhnya memang ada merupakan bagian dari suluk kepada Rasulullah SAW. Jadi lebih utama digunakan daripada ditinggalkan.

Sedangkan hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berkata,`Janganlah kamu memanggilku dengan sebuatan sayyidina di dalam shalat`, adalah hadits maudhu` dan dusta. .

Adapun selain mereka, umumnya tidak membolehkan penambahan lafadz (sayyidina), khususnya di dalam shalat, sebab mereka berpedoman bahwa lafadz bacaan shalat itu harus sesuai dengan petunjuk hadits-hadits nabawi. Bila ada kata (sayyidina) di dalam hadits, harus diikuti. Namun bila tidak ada kata tersebut, tidak boleh ditambahi sendiri.

Demikianlah, ternyata para ulama di masa lalu telah berbeda pendapat. Padahal dari segi kedalaman ilmu, nyaris hari ini tidak ada lagi sosok seperti mereka. Kalau pun kita tidak setuju dengan salah satu pendapat mereka, bukan berarti kita harus mencaci maki orang yang mengikuti pendapat itu sekarang ini. Sebab merekahanya mengikuti fatwa para ulama yang mereka yakini kebenarannya. Dan selama fatwa itu lahir dari ijtihad para ulama sekaliber fuqaha mazhab, kita tidak mungkin menghinanya begitu saja.

Adab yang baik adalah kita menghargai dan mengormati hasil ijtihad itu. Dan tentunya juga menghargai mereka yang menggunakan fatwa itu di masa sekarang ini. Lagi pula, perbedaan ini bukan perbedaan dari segi aqidah yang merusak iman, melainkan hanya masalah kecil, atau hanya berupa cabang-cabang agama. Tidak perlu kita sampai meneriakkan pendapat yang berbeda dengan pendapat kita sebagai tukang bid’ah.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhAhmad Sarwat, Lc.

Page 13: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat

Shalawat kepada Nabi SAW dalam tasyahhud akhir hukumnya wajib. Sedangkan shalawat

kepada keluarga beliau, hukumnya adalah sunnah menurut ulama al-Syafi`iyah.[1] Adapun lafaz

shalawat kepada Nabi SAW dalam tasyahud akhir seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW

adalah:

آل وعلى ، إبراهيم على يت صل كما محمد آل وعلى ، محمد على صل هم الل

على باركت كما محمد آل وعلى ، محمد على بارك هم الل مجيد حميد ك إن إبراهيم

مجيد حميد ك إن إبراهيم آل وعلى ، إبراهيم

 (H.R. Bukhari [2]  dan Ahmad [3])

Para ulama Syafi’iyah dan Hanafiyah mengatakan sunnat menambah perkataan sayyidina

pada lafazh shalawat tersebut. Dalam kitab Hasyiah al-Bajuri, salah satu kitab Syafi’iyah dikatakan :

“Pendapat yang mu’tamad dianjurkan menambah perkataan sayyidina, karena padanya ada sopan santun.”[4]

Ulama Syafi’iyah lainnya yang mengatakan sunnat menambah perkataan sayyidina dalam

shalawat dalam shalat antara lain Ibnu Hajar al-Haitamy, al-Ramli, al-Kurdy, al-Ziyadi, al-Halaby, dan

lainnya.[5] Sedangkan dari kitab ulama Hanafiyah antara lain tersebut dalam Hasyiah ‘ala Muraqi al-

Falah karya Ahmad al-Thahthawy al-Hanafi, beliau mengatakan :

“Berkata pengarang kitab al-Dar , disunatkan membaca perkataan sayyidina.”[6]

Pendapat yang senada ini juga dapat dilihat dalam Hasyiah Rad al-Mukhtar, karangan Ibnu

Abidin, juga dari kalangan Hanafiah.[7]

Dalil-dalil fatwa ini, antara lain :

1. Kata-kata “sayyidina” atau ”tuan” atau “yang mulia” seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik

ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan

Page 14: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena itu, Syeikh Ibrahim bin

Muhammad al-Bajuri menyatakan:

“Pengucapan “sayyidina” merupakan sikap sopan santun.”[8]

Pendapat ini didasarkan pada Sabda Rasulullah SAW:

وأول أ شافع وأول القبر عنه ينشق من وأول القيامة يوم آدم ولد د سي نا

مشفعArtinya : Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur,

orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk memberikan syafa’at.” (Shahih Muslim).[9]

Hadits ini menyatakan bahwa Rasulullah SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun bukan

berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari akhirat saja. Bahkan beliau SAW

menjadi sayyid manusia di dunia dan akhirat, sebagaimana dikemukan oleh al-Nawawi dalam

mensyarahkan hadits di atas, yaitu :

“Adapun sabda Rasulullah SAW pada hari kiamat, sedangkan beliau adalah sayyid, baik di dunia maupun di akhirat, sebab dikaidkan demikian adalah karena nyata sayyid beliau itu bagi setiap orang, tidak ada yang berusaha mencegah, menentang dan seumpamanya, berbeda halnya di dunia, maka ada dakwaan dari penguasa kaum kafir dan dakwaan orang musyrik”.[10]

Berdasarkan pemahaman ini, maka menjadi sebuah keutamaan nama Rasulullah SAW disebut

dalam shalat dengan menggunakan perkataan sayyidina.

2. Hadits Abu Sa’id, berkata :

وال القيامة يوم آدم ولد سيد أنا سلم و عليه الله صلى الله رسول قال

فخرArtinya : Rasulullah SAW bersabda, Aku adalah sayyid anak Adam pada hari kiamat. Aku tidak sombong .(H.R. 

Turmidzi)[11]

Hadits ini juga dipahami sebagaimana penjelasan hadits pertama di atas

Page 15: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Sebagian umat Islam menolak menggunakan sayyidina dalam shalat dengan menuduh

perbuatan tersebut termasuk dalam bid’ah yang dicela dalam agama. Penolakan ini dengan

berargumentasi antara lain :

1. Sabda Rasulullah SAW :

الة   الص في تسيدوني الArtinya : Janganlah kalian mengucapkan kalimat “sayyid” kepadaku dalam shalat.

Jawab kita :

Hadits ini tidak memiliki dasar sama sekali, bahkan dalam segi bahasa termasuk kesalahan

fatal yang tidak mungkin diucapkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang paling fasihnya orang

arab dalam bertutur kata. Hal ini dikarenakan kalimat “sayyid“ berasal dari kata “ – يسود , “ ساد

yang seharusnya ketika menginginkan makna seperti dalam hadits, maka dengan redaksi “ ال

دوني “ dan bukanlah dengan “ تسودوني تسي : Oleh karena itu, Ibnu Abidin mengatakan . “ ال

”Adapun hadits ” Janganlah kalian mengucapkan kalimat “sayyid” kepadaku dalam shalat, maka batil, tidak ada asal, sebagaimana telah dikatakan oleh sebagaian hafizh muataakhirin.”[12]

Senada dengan pernyataan di atas juga disampaikan oleh Syarwani dalam Hasyiah Syarwani ’ala

Tuhfah al-Muhtaj.[13]

Dengan demikian, pernyataan di atas yang didakwa sebagai hadits ini tidak bisa dijadikan

hujjah pelarangan memanggil “sayyid” kepada Rasulullah SAW.

2. Sabda Rasulullah SAW,

ورسوله الله عبد فقولوا عبده أنا ما فإن مريم ابن صارى الن أطرت كما تطروني ال

Artinya : Janganlah kamu menyanjungku sebagaimana sanjungan Nasrani terhadap Ibnu Maryam, sesungguhnya aku ini seorang hamba, maka katakanlah aku hamba Allah dan Rasul-Nya. (H.R. Bukhari)[14]

Page 16: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Mereka mengatakan, hadits melarang kita menyanjung Rasulullah SAW secara berlebihan.

Mengatakan sayyidina termasuk katagori menyanjung secara berlebihan. Tapi katakan untuk beliau

”Hamba Allah dan Rasul-Nya”

Jawab kita :

Larangan pada hadits tersebut adalah menyanjung sebagaimana sanjungan kaum Nashrani

kepada Nabi Isa ibnu Maryam, yakni kaum Nashrani memanggil Isa .a.s. sebagai tuhan. Menyebut

sayyidina sebelum menyebut nama Rasulullah SAW tidak ada anggapan dan jauh sama sekali dari

penuhanan Rasulullah SAW. Sedangkan perintah mengucapkan kepada Rasulullah SAW pada hadits

tersebut ”Hamba Allah dan Rasul-Nya” adalah dalam konteks larangan menyanjung sebagaimana

sanjungan kaum Nashrani kepada Nabi Isa ibnu Maryam. Artinya, ini tidak berarti Rasulullah SAW

tidak boleh disebut dengan gelar-gelar lain seperti Nabiyullah, Khatim al-Nabi, sayyidina dan lain-

lain. Badruddin al-Ainy al-Hanafi dalam menafsir hadits di atas mengatakan :

”Sabda Rasulullah SAW ”sebagaimana sanjungan Nashrani”, maksudnya, pada dakwaan tentang Isa sebagai tuhan dan lainnya. Sedangkan sabda Rasulullah SAW, ”Aku hamba-Nya dan seterusnya” maka itu termasuk merendah diri dan mendhahirkannya adalah tawadhu’.”[15]

Dengan demikian, hadits ini tidak tepat dijadikan hujjah melarang menyebut sayyidina

kepada Rasullah SAW, baik dalam dalam shalat maupun luar shalat

3. Hadits dari Anas bin Malik, berkata :

رسول فقال خيرنا وبن وخيرنا سيدنا وبن سيدنا يا محمد يا قال رجال أن

يستهوينكم : وال بتقواكم عليكم الناس أيها يا سلم و عليه الله صلى الله

أن أحب ما والله ورسوله الله عبد الله عبد بن محمد أنا الشيطان

جل و عز الله أنزلني التي منزلتي فوق ترفعونيArtinya : Seorang lelaki telah datang kepada RAsulullah SAW seraya berkata:”Ya Muhammad! Ya Sayyidina, Ya

anak Sayyidina! ,wahai yang terbaik di kalangan kami dan anak orang terbaik di kalangan kami !” Rasulullah menjawab:”Wahai manusia, hendaklah kalian bertaqwa dan jangan membiarkan syaitan mempermainkan engkau. Sesungguhnya aku adalah Muhammad bin Abdillah, hamba Allah dan Rasul-Nya dan Demi Allah bahwasanya aku tidak suka sesiapa mengangkat kedudukan aku melebihi apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla tentukan bagiku.(H.R. Ahmad)[16]

Page 17: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Jawab kita :

Memperhatikan ujung hadits ini yang berbunyi,

“ Demi Allah bahwasanya aku tidak suka sesiapa mengangkat kedudukan aku melebihi apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla tentukan bagiku”

Dan hadits riwayat Muslim sebelum ini, berbunyi :

“Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat”

Maka menurut hemat kami, menyebut kata sayyidina kepada Nabi SAW tidaklah termasuk

mengangkat kedudukan Nabi SAW melebihi apa yang telah Allah ‘Azza wa Jalla tentukan bagi beliau.

Karena Rasulullah SAW sendiri mengakui sebagaimana dalam hadits Muslim di atas bahwa beliau

adalah sayyid bagi anak Adam. Lalu bagaimana dengan hadits Rasulullah SAW yang melarang

memanggil beliau dengan sayyid sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad ini ?.

Jawabnya adalah larangan tersebut adalah dalam konteks menyanjung Nabi SAW sebagaimana

sanjungan kaum Nashrani kepada Nabi Isa ibnu Maryam, yakni kaum Nashrani memanggil Isa .a.s.

sebagai tuhan. Pemahaman ini sesuai dengan konteks hadits riwayat Bukhari di atas, yaitu :

“Janganlah kamu menyanjungku sebagaimana sanjungan Nasrani terhadap Ibnu Maryam, sesungguhnya aku ini seorang hamba, maka katakanlah aku hamba Allah dan Rasul-Nya”. (H.R. Bukhari)

Pemahaman hadits ini telah dijelaskan pada penjelasan hadits ini di atas. Dengan demikian

hadits riwayat Ahmad tersebut tidak terjadi paradoks dengan hadits riwayat Muslim.

4. Rasulullah SAW telah mengajar bagaimana cara bershalawat kepada beliau dalam shalat dengan

tanpa perkataan sayyidina. Shalawat yang diajarkan Rasulullah SAW tersebut berbunyi :

وعلى ، إبراهيم على يت صل كما محمد آل وعلى ، محمد على صل هم الل

كما محمد آل وعلى ، محمد على بارك هم الل مجيد حميد ك إن إبراهيم آل

مجيد حميد ك إن إبراهيم آل وعلى ، إبراهيم على باركت

Page 18: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

(H.R. Bukhari)[17]

Dengan demikian, berarti tidak dibolehkan menambah-nambah zikir dalam shalat selain zikir

yang diajarkan Rasulullah SAW. Membaca sayyidina dalam shalat berarti menambah-nambah zikir

dalam shalat selain zikir yang diajarkan Rasulullah SAW. Maka perbuatan ini termasuk bid’ah yang

tercela. Lagi pula Rasulullah SAW pernah bersabda :

أصلي رأيتموني كما صلوا

Artinya : Shalatlah sebagaimana kamu melihat aku shalat

Jawab kita :

Menambah zikir dalam dalam shalat selama tidak bertentangan dengan zikir yang ma’tsur

dapat dibenarkan. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Rifa’ah bin Rafi’ al-Zarqy, beliau berkata :

: قال الركعة، من رأسه رفع فلما وسلم، عليه الله صلى النبي وراء نصلي يوما كنا. : . فيه مباركا طيبا حمدا الحمد، ولك ربنا وراءه رجل قال حمده لمن الله سمع

: : : يبتدرونها، ملكا وثالثين بضعة رأيت قال أنا، قال المتكلم من قال انصرف، فلما. أول يكتبها أيهم

Artinya : Dari Rifa’ah bin Raafi’ al-Zarqi, beliau berkata : “Pada suatu hari, kami shalat dibelakang Nabi SAW. Manakala Rasulullah mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau berkata : “Sami’allahu liman hamidah, lalu berkata seorang laki-laki di belakang beliau : “Rabbana wa lakalhamdu hamdan thaiban mubarakan fiihi. Tatkala Rasulullah selesai (dari shalatnya) bertanya : “Siapa yang berkata tadi ?. Laki-laki itu menjawab : “Saya”. Rasulullah bersabda : “Aku melihat tiga puluh orang lebih malaikat yang berebutan pertama kali menulis amalnya”. (H.R. Bukhari) [18]

Dalam hadits di atas, seorang sahabat Nabi menambah sebuah zikir dalam i’tidalnya, padahal

belum ada contoh sebelumnya dari Nabi SAW mengenai zikir tersebut. Bahkan Nabi SAW memujinya

setelah shalat. Ini menunjukkan bahwa boleh menambah zikir dalam shalat. Tentunya ini selama

tidak bertentangan dengan zikir yang ma’tsur. Dalam mengomentari hadits di atas, Ibnu Hajar al-

Asqalany mengatakan :

“ Dijadikan dalil dengan hadits tersebut, kebolehan mengihdats (mendatangkan dengan tanpa ada dalil) zikir yang tidak ma’tsur dalam shalat apabila zikir itu tidak bertentangan dengan zikir yang ma’tsur”.[19]

Page 19: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Berdasarkan pemahaman ini, maka dapat dipahami kenapa ada beberapa sahabat ada yang

melakukan penambahan zikir dalam shalat, seperti tindakan Ibnu Umar menambah perkataan “wa

barakatuhu” dan “wahdahu la syarika lahu” dalam tasyahud shalat sebagaimana pernyataan beliau

dalam hadits Abu Daud[20] yang kualiatas hadits tersebut adalah shahih.[21]

Mengenai hadits “Shalatlah sebagaimana kamu melihat aku shalat” di atas, lengkapnya

hadits ini adalah dari Abu Qilabah

فأقمنا متقاربون شببة ونحن وسلم عليه الله صلى بي الن إلى أتينا مالك حدثنا

رفيقا رحيما وسلم عليه الله صلى الله رسول وكان ، وليلة يوما عشرين عنده

قال فأخبرناه بعدنا تركنا عمن سألنا اشتقنا قد أو ، أهلنا اشتهينا قد ا أن ظن فلما

- ال أو ، أحفظها أشياء وذكر ومروهم موهم وعل فيهم فأقيموا أهليكم إلى ارجعوا

- أحدكم لكم فليؤذن الصالة حضرت فإذا أصلي رأيتموني كما وا وصل أحفظها

أكبركم وليؤمكم

Artinya : Malik mengabarkan : Kami datang kepada Nabi SAW Dan tinggal bersamanya dua puluh hari dan malam. Kami semua adalah anak-anak muda dengan umur yang hampir sama. Rasulullah SAW ramah dan bersahabat dengan kami. Sewaktu beliau mengetahui kerinduan kami kepada keluarga-keluaga kami, beliau bertanya kepada kami tentang orang yang kami tinggal (di rumah) dan kamipun memberitahukannya. Lalu beliau berkata kepada kami, ”Pulanglah kepada keluarga-keluargamu dan dirikanlah shalat bersama mereka, ajarkanlah mereka (agama) dan suruhlah mereka melakukkan hal-hal yang baik”. Rasulullah SAW menyebutkan hal-hal lain yang telah aku (ingat) dan yang aku lupa. Nabi lalu menambahkan: " Shalatlah sebagaimana melihatku shalat dan apabila waktu shalat telah datang, maka hendaklah di antara kamu adzan dan orang yang tertua di antara kamu menjadi imam”. (H.R. Bukahri22[22] dan  Syafi’i)[23]

Sebagaimana dipahami dari teks hadits di atas, dapat dipahami bahwa sabda Rasulullah SAW

tersebut diucapkan dalam rangka memberi bekal pengetahuan kepada Malik dan kawan-kawan yang

sudah dua belas hari menetap bersama Rasulullah SAW, kemudian berkeinginan pulang kepada

keluarganya masing-masing. Untuk itu, Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, ” Shalatlah

sebagaimana melihatku shalat”. Lalu sekarang muncul pertanyaan, Apakah sabda

Rasulullah SAW tersebut dapat mengharamkan perbuatan seseorang dalam shalatnya yang tidak

diketahui Rasulullah SAW pernah melakukannya ? Jawabannya adalah sebagai berikut :

a. Manthuq (diri lafadh) sabda Rasulullah SAW tersebut hanya menjelaskan bahwa perbuatan yang

dilakukan Rasulullah SAW dalam shalat beliau wajib diikuti. Jadi, tidak ada penjelasan dalam sabda

tersebut mengenai sesuatu yang tidak dikerjakan Rasulullah SAW dalam shalat beliau, apakah

haram, makruh, mubah atau sunat melakukannya ?

Page 20: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

b. Mafhum mukhalafah (pemahaman kebalikan) dari sabda Rasulullah SAW di atas, juga tidak dapat

menjawab mengenai sesuatu yang tidak dikerjakan Rasulullah SAW dalam shalat beliau, apakah

haram, makruh, mubah atau sunat melakukannya ? Karena mafhum mukhalafah-nya adalah ”Kalau

kamu tidak pernah melihatnya sebagaimana aku shalat, maka aku tidak memerintah (wajib)

melakukannya.” Tidak memerintah dalam arti wajib ini, tentunya tidak berarti haram. Boleh jadi

makruh, mubah dan bahkan sunat. Dengan demikian, sabda Rasulullah SAW di atas tidak tepat

digunakan sebagai dalil tidak boleh menambah zikir dalam shalat seperti perkataan sayyidina dalam

tasyahud.

5. Ada sebagian kaum muslimin yang berpendapat penambahan perkataan ”sayyidina” dalam

tasyahud shalat merupakan perbuatan bid’ah yang harus dijauhi, berargumentasi bahwa

penambahan tersebut bertentangan dengan perintah Rasulullah SAW yang mencukupkan

penyebutan nama Muhammad tanpa tambahan ”sayyidina” pada tata cara shalawat kepada beliau,

sebagaimana disebut dalam hadits riwayat Bukhari dan Ahmad di atas.

Jawab kita :

Seandainya (sekali lagi seandainya) kita memahami bahwa perintah dalam hadits tersebut

merupakan perintah bershalawat kepada Rasululllah SAW dengan tidak boleh menambah perkataan

”sayyidina”, maka perintah Rasulullah ini termasuk dalam katagori perintah yang bertentangan

dengan sikap adab kita kepada beliau sendiri. Dalam masalah ini, para ulama berbeda pendapat

dalam menyikapinya. Sebagian ulama berpendapat lebih baik mengikuti perintah, sedangkan

sebagian lain berpendapat lebih baik mengikuti adab.[24] Pendapat lebih baik mengikuti adab kita

kepada Rasulullah SAW lebih rajih dibandingkan pendapat lebih baik mengikuti perintah beliau.

Amirulmukminin Abu Bakar r.a. pernah pada suatu ketika sedang mengimami shalat manusia, tidak

mengikuti perintah Rasulullah SAW untuk tetap menjadi imam, bahkan beliau tetap mundur dari

imam mempersilakan Rasulullah SAW maju menjadi imam. Sikap Abu Bakar tetap mundur tidak

mengikuti perintah Rasulullah tersebut sebagai sikap adab beliau kepada Rasulullah SAW

sebagaimana tercermin dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim secara lengkap di bawah ini :

ذهب م وسل عليه الله صلى الله رسول أن اعدي الس سعد بن سهل عن

إلى المؤذن فجاء الصالة فحانت بينهم ليصلح عوف بن عمرو بني إلى

: : بكر أبو فصلى قال نعم، قال فأقيم؟ اس بالن أتصلي فقال بكر أبي

حتى ص فتخل الصالة في اس والن م وسل عليه الله صلى الله رسول فجاء

Page 21: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

فلما الصالة، في يلتفت ال بكر أبو وكان اس الن فصفق ، الصف في وقف

م وسل عليه الله صلى الله رسول فرأى التفت صفيق الت اس الن أكثر

أبو فرفع مكانك، امكث أن م وسل عليه الله صلى الله رسول إليه فأشار

عليه الله صلى الله رسول به أمره ما على وجل عز الله فحمد يديه بكر

بي الن وتقدم ، الصف في استوى ى حت بكر أبو استأخر ثم ذلك، من م وسل

« : أن منعك ما بكر أبا يا فقال انصرف ثم فصلى، م وسل عليه الله صلى

: » يدي بين ي يصل أن قحافة أبي البن كان ما بكر أبو قال أمرتك إذ تثبت

عليه الله صلى الله رسول فقال م، وسل عليه الله صلى الله رسول

« صالته: في شيء نابه من صفيق؟ الت أكثرتم رأيتكم لي ما م وسل

» ساء للن صفيح الت ما وإن إليه التفت ح سب إذا ه فإن ح فليسبArtinya : Dari Sahal bin Sa'd As Sa'idi, bahwa suatu hari Rasulullah SAW pergi menemui Bani 'Amru bin 'Auf

untuk menyelesaikan masalah di antara mereka. Kemudian tiba waktu shalat, lalu ada seorang mu'adzin menemui Abu Bakar seraya berkata, "Apakah engkau mau memimpin shalat berjama'ah sehingga aku bacakan iqamatnya?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Maka Abu Bakar memimpin shalat. Tak lama kemudian datang Rasulullah SAW, sedangkan orang-orang sedang melaksanakan shalat. Lalu beliau bergabung dan masuk ke dalam shaf. Orang-orang kemudian memberi isyarat dengan bertepuk tangan, namun Abu Bakar tidak bereaksi dan tetap meneruskan shalatnya. Ketika suara tepukan semakin banyak, Abu Bakar berbalik dan ternyata dia melihat ada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memberi isyarat yang maksudnya: 'Tetaplah kamu pada posisimu'. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu memuji Allah atas perintah Rasulullah SAW tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur dan masuk dalam barisan shaf lalu Rasulullah SAW maju dan melanjutkan shalat. Setelah shalat selesai, beliau bersabda: "Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu ketika aku perintahkan agar kamu tetap pada posisimu?" Abu Bakar menjawab, "Tidaklah patut bagi anak Abu Qahafah untuk memimpin shalat di depan Rasulullah". Maka Rasulullah SAW bersabda: "Mengapa kalian tadi banyak bertepuk tangan?. Barangsiapa menjadi makmum lalu merasa ada kekeliruan dalam shalat, hendaklah dia membaca tasbih. Karena jika dibacakan tasbih, dia (imam) akan memperhatikannya. Sedangkan tepukan untuk wanita." (H.R. Muslim[25] dan Bukhari[26])

Berdasarkan pendapat yang rajih ini yang didasarkan kepada hadits shahih riwayat Bukhari

dan Muslim di atas, maka menambah “sayyidina” pada tasyahud shalat yang merupakan sikap adab

kita kepada Rasulullah SAW lebih utama dilakukan dibandingkan bershalawat kepada Rasulullah

SAW tanpa tambahan “sayyidina” yang merupakan perintah Rasulullah SAW. Penjelasan senada

dengan ini pernah dikemukakan oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam kitab beliau, al-Dur al-

Manzhud[27]

Page 22: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

[1]. Ibrahim Bujairumy, Hasyiah al-Bujairumy ‘ala al-Khatib, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, Juz. II, Hal. 188

[2]. Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 178, No. Hadits : 3370

[3] .Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 244, No. Hadits : 18158

[4] Ibrahim al-Bajury, Hasyiah al-Bajuri  ‘ala Fath al-Qarib, al-Haramain, Singapura, Juz. I, Hal. 157

[5] Syarwani, Hawasyi ‘ala Tuhfah, Mathba’ah Mushtafa Muhammad, Mesir, Juz. II, Hal. 86

[6] Ahmad al-Thahthawy al-Hanafi, Hasyiah ‘ala Muraqi al-Falah, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 181

[7] Ibnu Abidin, Hasyiah Rad al-Mukhtar, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 513

[8] Ibrahim al-Bajury, Hasyiah al-Bajuri  ‘ala Fath al-Qarib, al-Haramain, Singapura, Juz. I, Hal. 157

[9] Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. VII, Hal. 59, No. Hadits : 6079

[10] Imam al-Nawawi, Syarah Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. XV, Hal. 37

[11] Turmidzi, Sunan al-Turmidzi, Maktabah Syamilah, Juz. V, Hal. 308, No. Hadits 3148

[12] Ibnu Abidin, Hasyiah Rad al-Mukhtar, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 513

[13] Syarwani, Hawasyi ‘ala Tuhfah, Mathba’ah Mushtafa Muhammad, Mesir, Juz. II, Hal. 86

[14]. Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 204, No. Hadits : 3445

[15] Badruddin al-‘Ainy al-Hanafi, ‘Umdah al-Qary  Syarah  Shahih  al-Bukhary, Maktabah Syamilah, Juz. XXIII, Hal. 441

[16] Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Maktabah Syamilah, Juz. III, Hal. 153, No. Hadits : 12573

[17] Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 178, No. Hadits : 3370

[18] Bukhari, Shahih Bukhari, Dar Thauq al-Najh, Juz. I, Hal. 159, No. Hadits 799

[19] Ibnu Hajar al-Asqalany, Fathul Barri, Darul Fikri, Beirut, Juz. II, Hal. 287

[20] Abu Daud, Sunan Abu Daud, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 367, No. Hadits : 937

[21] Badruddin al-‘Ainy, Syarah Sunan Abu Daud, Maktabah Syamilah, Juz. IV, Hal. 251

Page 23: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

[22] Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 162, No. Hadits : 631

[23] Syafi’i, Musnad al-Syafi’i, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 70, No. hadits : 235

[24] Ibnu Qasim al-‘Ubadi, Hasyiah   al-‘Ubady   ‘ala   Tuhfah   al-Muhtaj, dicetak bersama Hasyiah Syarwani ‘ala Tuhfah al-Muhtaj, Mathba’ah Mustafa Muhammad, Mesir, Juz. II, Hal. 86

[25] Imam Muslim, Shahih Muslim, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 316, No. Hadits : 421

[26] Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. I, Hal. 137, No. Hadits : 684

[27] Ibnu Hajar al-Haitamy, al-Dur al-Manzhud, Dar al-Minhaj, Hal. 133-134

Page 24: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Hukum Mengucapkan "Sayyidina" Sebelum Kata "Muhammad" Pada Sholawat Ibrahimiyyah dalam tasyahhud (tahiyyat). Sudah menjadi ketetapan di dalam hadits yang diriwayatkan dalam shahih Muslim bahwa Rasulullah saw bersabda:

( آدم ولد سيد مسلم(  أنا رواهArtinya:"Aku adalah sayyid (baginda) daripada anak-cucu adam". (HR. Muslim)

Nabi Muhammad SAW merupakan sayyid (baginda) seluruh umat manusia dari zaman Nabi Adam hingga hari kiamat kelak. Bahkan beliau pun merupakan sayyid (baginda) bagi seluruh golongan jin dan malaikat. Allah SWT mencela orang-orang yang menyebut nama baginda Nabi Muhammad secara polos tanpa tatakrama.

Dalam surat An-Nur Allah SWT berfirman:

فليحذر لواذا منكم لون يتسل ذين ال ه الل يعلم قد بعضا بعضكم كدعاء بينكم سول الر دعاء تجعلوا الأليم عذاب يصيبهم أو فتنة تصيبهم أن أمره عن يخالفون ذين ال

Artinya:"Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih". (QS. An-Nur: 63)

Begitupun dalam surat Al-Hujarat Allah SWT berfirman:

لبعض بعضكم كجهر بالقول له تجهروا وال بي الن صوت فوق أصواتكم ترفعوا ال آمنوا ذين ال ها أي ياتشعرون ال وأنتم أعمالكم تحبط أن

Artinya:“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al-Hujurat : 2)

Oleh sebab itu, orang yang menyebut nama baginda Nabi Muhammad saw secara polos tanpa takdzim, semisal "Dia Muhammad" atau "Muhammad telah berkata", maka yang demikian digolongkan sebagai orang yang tidak memiliki adab dan tatakrama.

Adapun penggunaan kata "sayyidina" pada shalawat ibrahimiyyah dalam tahiyyat atau tasyahud ketika shalat maka terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun pendapat yang mu'tamad dalam madzhab Syafi'iyyah adalah sunnah membacakannya meskipun tidak ada redaksi dari shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah saw serta para sahabat. Walau demikian, penggunaan kata sayyidina merupakan bagian dari pelaksanaan terhadap apa yang telah diperintahkan dalam hal adab dan tatakrama kepada Baginda Nabi SAW. Sebab adab dan tatakrama dalam hal ini lebih utama daripada meringkas pembacaan shalawat sebagaimana shigat atau redaksi yang terwarid dari Nabi Muhammad saw.

Betapa kita bisa lihat, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. pernah mundur dari tempat imam shalat ketika Nabi Muhammad SAW datang terlambat untuk mengimami. (Baginda Nabi datang terlambat akibat disibukan oleh urusan mendamaikan pertikaian dua kubu).

Page 25: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

Pedahal Rasulullah SAW sudah memberi isyarat perintah kepada Sayyidina Abu Bakar untuk tetap berada dalam tempat imam. Namun beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq malah mundur dan berkata:

عليه ( متفق وسلم عليه ه الل صلى ه الل رسول يدي بين ي يصل أن قحافة أبي البن كان ماArtinya:"Tidak ada bagi anak Abi Quhafah untuk shalat di depan Rasulullah SAW" (HR. Mutaffaq 'Alaih)

Oleh karena itu, para ulama kemudian menjadikan landasan dalil dengan kaidah ushul:

االمتثال من أفضل األدب سلوكArtinya:"Menjalankan adab tatakrama (kepada beliau) lebih utama ketimbang melaksanakan perintah(nya)"

Maka penggunaan kata "sayyidina" merupakan bentuk keinginan dalam menyempurnakan adab dan tatakrama terhadap Baginda Nabi SAW. Terlebih penggunaan kata "sayyidina" tidak merusak sahnya shalat, dalam arti tidak membatalkan shalat. Karena itulah para ulama ahli ilmu memperbolehkan penambahan kata sayyidina ini. Diantara ulama-ulama panutan tersebut adalah:

- Imam Al-Izz bin Abd As-Salam- Imam Al-Qurafi- Imam Ar-Ramli- Imam Jalaluddin Al-Mahali- Imam Qalyubi- Imam Asy-Syarqowi- Imam Al-Hashfaki- Imam Ibnu Abidin- Imam An-Nafrawi- Dan lain-lain.

Simpulannya, penggunaan kata "sayyidina" merupakan sesuatu yang tidak keluar dari apa yang telah disyariatkan. Orang yang membacanya tetap berada dalam keutamaan dengan alasan rasa hormat dalam mengagungkan Baginda Rasulullah saw. Begitu pun bagi orang yang tidak menggunakan "sayyidina", ini pun berada dalam keutamaan dengan alasan ikut pada redaksi sebagaimana yang Rasulullah saw dan sahabat gunakan. Namun demikian, kita semua sepakat bahwa mengagungkan dan mencintai Baginda Rasulullah saw adalah sebuah kewajiban. Hendaknya barisan kita adalah barisan persatuan yang menjungjung tinggi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Wallahu a'lam bishowwab)

Kitab-kitab rujukan yang bisa dilihat:- Mughni Al-Muhtaj (1/384)" ) " المحتاج الزيادة ) 1/384مغني استحباب عدم اعتماد المذهب ظاهر عن نقل كان وإن ،

Page 26: Penggunaan Sayyidina dalam Tasyahud Shalat Web view... hamba Allah dan Rasul-Nya dan ... sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada ... kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman

- Asna Al-Mathoolib (4/166)" ) " األنصاري لزكريا المطالب )4/166أسنى- Hasyiyyah Tuhfah Al-Muhtaj (2/88)" المحتاج " ( تحفة )2/88حاشية- Al-Mausu'atu Al-Fiqhiyyah (11/346)" ) " الفقهية )11/346الموسوعة- I'anah At-Thalibin (1/201)