penggunaan metode ria untuk mengukur ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul...

10
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dnn Teknologi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8 -10 Oktober 1991 PPTN - BATAN PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR PENGARUH TETRASIKLIN TERHADAP EFEKTIVITAS PIL KB Endang Kumolowati*, J.R. Wattimena **, Sriewoelan Soebito** *Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional **Jurusan Farmasi - Institut Teknologi Bandung .<\BSTRAK PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR PENGARUH TETRASIKLIN TERHADAP EFEKTIVITAS PIL KB. Telah diteliti kemungkinan terjadinya interaksi antara tetrasiklin dengan pil KB (kontrasepsi oral kombinasi, KOK) pada pemakaian secara bersama-sama, dengan melihat efeknya terhadap kadar estradiol dan progesteron sera. Pada 14 wanita yang telah menggunakan KOK selama minimal empat bulan diberikan tetrasiklin secara oral dalam dosis sehari tiga kali 500 mg selama lima hari berturut-turut. Kadar estradiol dan progesteron sera ditentukan dengan metode "radioimmunoassay" (RIA). Estradiol ditentukan pada hari ke 1,9,10, 11,12, dan 13, sedang progesteron ditentukan pada hari ke 17,19 dan 21 dari siklus menstruasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA (two factors) dan uji-t. Ternyata tetrasiklin tidak mempengaruhi kadar estradiol, kecuali pada hari ke-13 terjadi penurunan sebesar 28,9% (p<05) sedang kadar progesteron tidak dipengaruhi sarna sekali. ABSTRACT APPLICATION OF RIA METHOD IN DETERMINING TETRACYCLIN INFLUENCE ON CONTRACEPTIVE PILL EFFECTIVENESS. The possibility of interaction between tetracyline and oral contraceptive combin&..;ion (OCC)used concurrently and its effect on sera estradiol and progesterone concentrations has been studied. Fourteen women had used acc for at least four months were given tetracyline orally at a dose of 500 mgs three times daily for five consecutive days.The sera concentrations of oestradiol and progesterone were deter- mined by radioimmunoassay (RIA) method. The oestradiol was determined on 1,9,10,11,12 and 13th days, whereas progesterone was determined on 17,19 and 21th days of the same menstrual cycle.The resulting data was analyzed by using ANOVA(two factors) dan t-test. It seems that tetracycline does not exert influence on serum estradiol level, except on the 13th day of the menstrual cycle the decrease was 28,98% (p), whereas the serum concentration of progesterone was not affected at all. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional, metode kontrasepsi oral merupakan cara yang paling banyak diguna- kan dan diketahui, terutama oleh kalangan ma- syarakat awam. Bahkan pada saat ini di Indo- nesia telah terdapat kira-kira 14juta akseptor keluarga berencana dengan perincian sebagai berikut : 42,6% menggunakan obat kontrasepsi oral (pil KB), 34,2% menggunakan alat kontra- sepsi dalam rahim (AKDR),sedang 6,1% dian- taranya memilih metode suntikan dan kontra- sepsi implantasi. [1,2] Dalam keadaan ber-KB, mungkin saja para akseptor tersebut terkena penyakit infeksi, ka- rena penyakit infeksi masih mendominasi ma- syarakat Indonesia. Untuk mengatasinya terapi dengan antibiotika hingga saat ini masih meru- pakan pilihan. Akibatnya, penggunaan bersama dari keduajenis obat tersebut dapatsaja teIjadi. Sementara itu, interaksi antara keduanya be- lum menjadikan perhatian clan pertimbangan dalam penulisan resep obat. [3] Berclasar beberapa pustaka, antibiotika yang telah menunjukkan interaksi serius de- ngan obat kontrasepsi oral adalah rifampisin, sehingga merupakan kontraindikasi mutlak terhadap kontrasepsi oral [3,4,5,6,7,8,9]. Di- duga pula bahwa kelompok penisilin (ampisilin dan amoksisilin), tetrasiklin, neomisin, eritro- misin, dan antibiotika spektrum luas lain juga berinteraksi dengan kontrasepsi oral [3,6,7,8,9, 10,11,14] Penelitian mengenai interaksi antara ri- fampisin dan ampisilin dengan kontrasepsi oral pada wanita ber-KB pil sudah cukup banyak [5,8,12]. Demikian pula mengenai neomisin, 296

Upload: tranhanh

Post on 26-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdnn Teknologi Menuju Era Tinggal Landas

Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN

PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR PENGARUHTETRASIKLIN TERHADAP EFEKTIVITAS PIL KB

Endang Kumolowati*, J.R. Wattimena **,Sriewoelan Soebito***Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional

**Jurusan Farmasi - Institut Teknologi Bandung

.<\BSTRAKPENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR PENGARUH TETRASIKLIN

TERHADAP EFEKTIVITAS PIL KB. Telah diteliti kemungkinan terjadinya interaksi antaratetrasiklin dengan pil KB (kontrasepsi oral kombinasi, KOK) pada pemakaian secarabersama-sama, dengan melihat efeknya terhadap kadar estradiol dan progesteron sera. Pada14 wanita yang telah menggunakan KOK selama minimal empat bulan diberikan tetrasiklinsecara oral dalam dosis sehari tiga kali 500 mg selama lima hari berturut-turut. Kadarestradiol dan progesteron sera ditentukan dengan metode "radioimmunoassay" (RIA).Estradiol ditentukan pada hari ke 1,9,10, 11,12,dan 13, sedang progesteron ditentukan padahari ke 17,19 dan 21 dari siklus menstruasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA(two factors) dan uji-t. Ternyata tetrasiklin tidak mempengaruhi kadar estradiol, kecualipada hari ke-13 terjadi penurunan sebesar 28,9% (p<05) sedang kadar progesteron tidakdipengaruhi sarna sekali.

ABSTRACTAPPLICATION OF RIA METHOD IN DETERMINING TETRACYCLIN INFLUENCE

ON CONTRACEPTIVE PILL EFFECTIVENESS. The possibility of interaction betweentetracyline and oral contraceptive combin&..;ion(OCC)used concurrently and its effect on seraestradiol and progesterone concentrations has been studied. Fourteen women had used accfor at least four months were given tetracyline orally at a dose of 500 mgs three times dailyfor five consecutive days.The sera concentrations of oestradiol and progesterone were deter­mined by radioimmunoassay (RIA) method. The oestradiol was determined on 1,9,10,11,12and 13th days, whereas progesterone was determined on 17,19 and 21th days of the samemenstrual cycle. The resulting data was analyzed by using ANOVA(two factors) dan t-test. Itseems that tetracycline does not exert influence on serum estradiol level, except on the 13thday of the menstrual cycle the decrease was 28,98% (p), whereas the serum concentration ofprogesterone was not affected at all.

PENDAHULUAN

Dalam pelaksanaan Program KeluargaBerencana Nasional, metode kontrasepsi oralmerupakan cara yang paling banyak diguna­kan dan diketahui, terutama oleh kalangan ma­syarakat awam. Bahkan pada saat ini di Indo­nesia telah terdapat kira-kira 14juta akseptorkeluarga berencana dengan perincian sebagaiberikut : 42,6% menggunakan obat kontrasepsioral (pil KB), 34,2% menggunakan alat kontra­sepsi dalam rahim (AKDR),sedang 6,1% dian­taranya memilih metode suntikan dan kontra­sepsi implantasi. [1,2]

Dalam keadaan ber-KB, mungkin saja paraakseptor tersebut terkena penyakit infeksi, ka­rena penyakit infeksi masih mendominasi ma­syarakat Indonesia. Untuk mengatasinya terapidengan antibiotika hingga saat ini masih meru­pakan pilihan. Akibatnya, penggunaan bersama

dari keduajenis obat tersebut dapatsaja teIjadi.Sementara itu, interaksi antara keduanya be­lum menjadikan perhatian clan pertimbangandalam penulisan resep obat. [3]

Berclasar beberapa pustaka, antibiotikayang telah menunjukkan interaksi serius de­ngan obat kontrasepsi oral adalah rifampisin,sehingga merupakan kontraindikasi mutlakterhadap kontrasepsi oral [3,4,5,6,7,8,9]. Di­duga pula bahwa kelompok penisilin (ampisilindan amoksisilin), tetrasiklin, neomisin, eritro­misin, dan antibiotika spektrum luas lain jugaberinteraksi dengan kontrasepsi oral [3,6,7,8,9,10,11,14]

Penelitian mengenai interaksi antara ri­fampisin dan ampisilin dengan kontrasepsi oralpada wanita ber-KB pil sudah cukup banyak[5,8,12]. Demikian pula mengenai neomisin,

296

Page 2: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Metode Penelitian

Pemilihan Subyek Penelitian

Kriteria peserta: wanita/akseptor yang te­lah menggunakan KOKsecara rutin dan teraturselama minimum empat bulan, merupakanpasangan usia subur berumur 20-35tahun, per- pertama menstruasi, sedang kapsul tetrasiklinnah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9,kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12, dan 13 dari siklus menstruasi.ta penelitian yang didukung dengan pernyata- Pengambilan darah dilakukan pada lenganan tertulis tidak berkeberatan untuk ikut serta bagian bawah sebanyak 5 ml. Untuk penetapandalam penelitian (informed consent), selama estradiol serum, cuplikan darah diambil padamengikuti penelitian disarankan untuk meng- hari ke 1, 9, 10, 11, 12, dan 13 dari setiap siklusgunakan kontrasepsi alternatif (kondom) pada penelitian. Sedang untuk penetapan progeste­2-3hari sebelum dan sesudah titik ovulasi tepat- ron serum, cuplikan darah diambil pada hari kenya pada hari ke 11-17 dari siklus menstruasi. 17,19, dan 21. Diagram pengambilan cuplikanMinimum seminggu sebelum dan selama darah dapat dilihat pada Gambar berikut.penelitian berlangrsungsubyek harus bebas dari ovu lasi

Fase folikuler .,. Fase Luteal I+ , I I r ~ t ~~ __J ~~ ! J h_a~----. _ooJ5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 28

----- Hari - hari siklus menstruasi

Proceedings Seminar ReaRtor Nuklir daJam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas

linkomisin, dan cefoksitin pada hewan perco­baan [13,14,17].Untuk tetrasiklin baru merupa­kan laporan kasus [10,15]dengan akibat klinisyg. dapat diamati:gangguan siklus menstruasi,terjadinya pendarahan (break through bleed­ing), bintik darah (spotting), dan kegagalan KByang menyebabkan kehamilan [3,6,7,8,10,11, 15).

Untuk mengukur seberapa jauh pengaruhtetrasiklin terhadap efektivitas pil KB perlu di­lakukan pengujian terhadap kadar estradioldan progesteron serum. Kedua senyawa ini ka­darnya sangat rendah di dalam serum, sehinggasangat sukar mengkuantifikasi senyawa-senya­wa tersebut di dalam sistem biologis. Denganditemukannya metode radioimmunoassay (RIA)oleh Yellow dan Berson sekitar tahun 1960,hingga kini metode ini telah berkembang sangatluas . Untuk penentuan hormon dalam plasmadarah kepekaan metode ini dapat mencapaitingkat nanogram, pikogram bahkan dalam be­berapa hal sampai femtogram permililiter plas­ma atau serum.

Saat ini telah banyak tersedia perangkatKit RIAyang lengkap dengan pereaksi-pereaksiyang spesifik untuk setiap jenis penentuan.Bahkan telah tersedia peralatan pencacah oto­matis yang dilengkapi dengan program denganpenghitungan. Sehingga pengerjaan yang cepatdan sederhana benar-benar dapat dicapai.

METODE DAN TATAKERJA

Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN

obat-obatan yang tidak dipergunakan dalampenelitian. Sedang tetrasiklin diminum se­belum makan atau dalam keadaan lambungkosong.

Uji Kualitas Tablet KOK dan Kapsul Tetrasiklin

Pengawasan mutu sediaan farmasi yangakan digunakan dilakukan melalui penetapankadar tablet KOKdengan metode Kromatografi

.Cair KineIja Tinggi (HPLC) [16], dan untukkapsul tetrasiklin dengan metode Spektro­fluorometri [17].

Rancangan Penelitian

Sejumlah 14 wanita terpilih dikelompok­kan ke dalam dua kelompok: (1) terdiri atasenam wanita, pada siklus menstruasi pertamadiberi KOK dan tetrarsiklin, pada siklus mens­truasi kedua diberi KOK dan plasebo (kapsulkosong); (2) terdiri atas delapan wanita, padasiklus mentruasi pertama diberi KOK dan pla­sebo, pada siklus menstruasi kedua diberi KOKdan tetrasiklin. Secara ringkas dapat dilihatpada Tabel berikut.

Perlakuan: KOKmulai diberikan pada hariTabel 1. Urutan perlakuan terhadap dua ke­lompok subyek penelitian selama dua siklusmenstruasi.

KelompokWaktu

Siklus I

Siklus II

6 responden

KOK + 'ThtraKOK + Plasebo

8 responden

KOK + PlaseboKOK + 'Thtra

Gambar 1. Diagram pengambilan cuplikan darah pada setiap siklus penelitian.

297

Page 3: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dolam Penelitian Sainsdon Teknologi MenuJu Era Tinggal Landas

Kadar Estradiol dan Progesteron Sera

Penetapan kadar estradiol dan progesteronsera dilakukan dengan metode RIA dari WHO[18]. Hasilnya diolah dengan paket programkomputer "immunoassay WHO" (WHOImmunoassay Programme version 5-3 by PREdwards, Department of Molecular Endocrino­logy, Middlesex Hosp. Medical School LondonWIN 8AA), yang dilanjutkan dengan analisisstatistikANOVA two factor dan uji-t.

BAHAN DAN MATBahan

Bahan baku dan sediaan farmasi yang di­gunakan meliputi: etinilestradiol dan levonor­gl~strel (Pabrik Pil KB Kimia Farma Bandung),ohat KOKMicrogynon ED 30 (PTSchering Indo­nl3sia), bahan baku tetrasiklin-HCl dan tetra­siklin-HCl kapsul 500 mg (PT Sanbe Farma).

Pereaksi untuk metode RIAmeliputi: pere­aksi RIA dari WHO dalam bentuk bulk (serumantiestradiol dan anti-progesteron, baku estra­diol dan progesteron, pelacak estradiol-H3 danprogesteron-H3, karbon aktif, dekstran, agar­agar dan dapar steroid), dietileter, dan cocktailsintilasi.

Perala/an

Perangkat RIA meliputi: tabung reaksi ge­las, tips kuning dan biru, pipet ependorf, sarungtangan plastik, lemari pendingin 4° C dan -20°C, lemari uap, penangas air, pengocok otomatis,pengaduk otomatis, pemusing berpendingin danberkecepatan 3000 rpm, pencacah beta (liquidscintilation counter, Beckmann), botol penera­an, dan perangkat komputer pengolah data.

PERCOBAAN

Pengembangan Metode Radioimmuno assay (RIA)Kadar estradiol dan progesteron sera

akibat penggunaan KOK adalah rendah [19],sehingga perlu dicari kondisi percobaan yangsesuai, terutama untuk menentukan volumeserum yang akan digunakan serta efisiensi eks­traksi yang dapat dicapai.

Kadar estradiol serum wanita Indonesiayang menggunakan KOKdiperkirakan 12pg/ml[19]. Larutan baku estradiol yang digunakankonsentrasinya: 0, 23, 47, 94, 188, 375, dan 750fmol/tabung peneraan. Maka volume serumyang diperlukan agar estradiol dapat terdeteksidan berada dalam batas konsentrasi larutanbakunya adalah 0,5 ml dan 1,0 ml. Percobaandilakukan terhadap kedua volume tersebut, dan

Bandung, 8- 10 Oktober 1991PPTN - BATAN

diekstraksi dengan berbagai volume eter, sertaberbagai lama pengocokan.

Sejumlah 0,5 ml dan 1,0 ml volume serumditambah pelacak estradiol- H3 volume tertentu,dibiarkan seimbang selama 30-60 menit. Eks­traksi dilakukan dua kali dengan eter dalamberbagai volume yang sesuai, dan dikocok da­lam berbagai lama waktu pengocokan. Larutanairnya dibekukan sedangkan larutan eternyadipisahkan dengan cara dekantasi ke dalambotol peneraan. Pelarut eter diuapkan dalampenangas air 50°C, dan ekstrak yang diperolehdilarutkan kembali dengan 0,9 ml dapar steroidyang dikocok dengan pengocok otomatis. Sejum­lah 5 mllarutan cocktail sintilasi ditambahkanke dalam setiap botol peneraan tersebut. Larut­an diukur dengan alat pencacah beta (liquidscintillation counter). Diperoleh hasil sebagaiberikut: volume serum 0,5 ml, volume eter duakali 2,5 ml dengan lama pengocokan setiap kali1,5 menit, lihat pada Tabel 2.

Kadar progesteron serum wanita baratyang menggunakan KOK diperkirakan sekitar0,60-0,62 ng/ml [12], sedang wanita indonesiadiperkirakan 70%-nya yaitu 0,4 ng/ml [19].Larutan baku progesteron yang digunakan kon­sentrasinya: 0, 39, 78, 156, 313, 625, dan 1250fmol/tabung peneraan. Maka volume serumyang diperlukan agar progesteron dapat ter­deteksi, serta berada dalam batas kosentrasilarutan bakunya adalah 100 IAIdan 0,5 ml. Per­cobaan dilakukan terhadap kedua volume terse­but, dan diektraksi dengan berbagai volumeeter, serta berbagai lama pengocokan.

Sejumlah 100 IAIdan 0,5 ml volume serumditambah pelacak progesteron-H3 volume ter­tentu, dibiarkan seimbang selama 30-60 menit.Ekstraksi dilakukan satu kali dengan eterdalam berbagai volume, dan dikocok dalam ber­bagai lama pengocokan. Selanjutnya dilakukanprosedur seperti pada penetapan kadar estra­diol. Diperoleh hasil: volume serum 100 IAl,volume eter 1,5 ml, dan lama pengocokan satumenit. Hasil dapat dilihat pada Tabel 3.

Penetapan Kadar Estradiol Serum Secara RIASejumlah 0,5 ml sampel serum dan serum

kontrol dalam tabung reaksi sedang (13 m!)diekstraksi dua kali, setiap kali dengan 2,5 mleter dan dikocokselama satu menit. Larutan airdibekukan, sedang larutan eternya dipisahkandengan cara dekantasi dan ditampung dalamsatu tabung reaksi tertentu. Pelarut eter di­uapkan dengan penangas air 50°C, kemudianditambahkan 600 IAIdapar steroid ke dalam

298

Page 4: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reakror Nuklir dalwn Peneliticm Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Lcmdas

Bcmdung, 8 -lD Okrober 1991PPTN - BATAN

Tabel2. Efisiensi ekstraksi estradiol bertanda radioaktif di dalam serum darah dengan berbagaivolume eter.

Nomor Vol.serumVol.tracerVol.eterPengocokanEf. ekstraksitabung

(ml)(~l)(ml)(menit)(%)01 - 08

2x 2,51,575,470,450

502x 1,5172,7909 - 16

17 - 20

2x 2,51,571,600,900

100 269,9421 - 24

2x3,5

25 - 27

buffer steroid50 1000,850

28 - 30

buffer steroid100 1000,800

Tabel 3. Efisiensi ekstraksi progesteron bertanda radioaktif di dalam serum darah denganberbagai volume eter.

Nomor Vol.serumVol. tracerVol. eterPengocokanEf. ekstraksitabung

(~l)(~l)(ml)(menit)(%)

01 - 08

2186,9390

101185,9309 - 16

17 - 20

573,4450

50 275,5321 - 24

3-25 - 27

buffer steroid10 1000,890 ~l

28 - 30

buffer steroid50 1000,850 ~l

tabung tersebut dan dikocok dengan pengocokotomatis Larutan dibiarkan 5-10 menit, kemu­dian dikocok kembali. Sejumlah 0,5 mllarutantersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksikecil (3 ml) untuk dianalisa.

Tabung ralat pemulihan diisi 0,45 ml se­rum dan 50 ~l pelacak estradiol-H3, dibiarkanseimbang selama 30-60 menit. Selanjutnya di­lakukan seperti prosedur di atas, tetapi eterhasil ekstraksi tidak ditampung dalam tabungreaksi, melainkan langsung dituang ke dalambotol peneraan.

Larutan baku estradiol disiapkan dalamtabung reaksi kecil melalui pengenceran beran­tai sampai diperoleh larutan dengan konsen­trasi: 23, 47,94, 188,375, dan 750 fmol/tabungpeneraan.

Setelah semua tabung peneraan siap didalam tabung gelas kecil (tiga ml), kecuali bot.olpeneraan untuk ralat pemulihan, ditambahkanlarutan antiserum 100 ~l dan pelacak estradiol­H3 100 ~l ke dalam setiap tabung peneraan dandikocok. lnkubasi dilakukan selama satu ma­lam (18-24jam) pada suhu 4°C. Sejumlah 200 ~lpereaksi arang dekstran ditambahkan ke dalam

299

Page 5: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdun Teknologi Menuju Era Tinggal Lundas

setiap tabung peneraan (dalam kondisi 4°C),kemudian dikocok dengan cepat. lnkubasi di­lakukan selama 15 menit pada suhu 4°C,kemu­dian semua tabung peneraan dipusingkandengan kecepatan 500 g pada suhu 4°C selamaminimal lima menit. Beningan didekantasi kedalam botol peneraan dengan kecepatan 2-5menit untuk seluruh tabung, ditambahkanlarutan cocktail sintilasi 5 ml ke dalam setiapbotol peneraan, dan dibiarkan homogen selamaeo menit. Larutan diukur dengan alat pencacahbeta (liquid scintilation counter) dengan lamapenghitungan 10 menit untuk setiap botolpeneraan. Hasil peneraan dapat dilihat pada1'abel II.3.

Bundung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN

kembali. Bila ~rlu dipanaskan dengan pena­ngas air 50°Cselama 15-40 menit.

Tabung ralat pemulihan yang berisi 90 111serum dan 10 111pelacak progesteron-H3 di­biarkan seimbang selama 30- 60 menit. Selan­jutnya seperti prosedur di atas, tetapi eter hasilekstraksi langsung dituangkan ke dalam botolpeneraan.

Larutan baku progesteron dalam tabunggelas kecil disiapkan yang dibuat dengan peng­enceran berantai sampai diperoleh larutan de­ngan kosentrasi: 39, 78, 156, 313, 625, dan 1250fmol/tabung peneraan.

Setelah semua tabung peneraan siap ditabung gelas kecil (3 mI), kecuali botol peneraan

'rabel 4. Kadar estradiol serum 14 wanita yang menggunakan KOK dengan perlakuan plasebodan tetrasiklin l1g/ml.

Hari1 910111213

keKOK

KOKKOKKOKKOKKOKKOKKOKKOKKOKKOKKOK+PI

+Tet+PI+Tet+PI+Tet+PI+Tet+PI+Tet+PI+Tet

1

40,660127,07034,39053,32047,29031,93032,39029,06028,32035,72033,44030,4802

33,31023,14029,84023,40030,64021,90027,79024,04019,34032,14026,27022,1603

24,33016,94029,69022,78019,18019,21013,36018,99019,83019,86024,81015,1004

13,9901,450tttttttttttt0,18016,880tt7,8305

46,72024,68016,770tt10,62024,76012,77011,63011,6309,5505,7608,1006

24,59053,07012,12017,66011,17013,82014,6409,5209,55012,98017,5208,6707

20,64027,92017,84011,49015,3609,92010,3604,52015,4006,05012,7307,7508

46,39022,77013,2006,53013,8001,07017,9604,96020,5503,66016,020tt9

33,4304,430tt3,700tt6,51011,3702,2401,040tttt2,27010

68,08058,92010,94025,75024,24019,54035,25017,46018,8809,63021,63018,84011

53,72046,64023,340tt12,72028,8409,46034,48011,60033,92020,92020,50012

tt16,450tttt20,920tttttttttttttt13

tttttttttttttttttttttttt14

51,45043,820tttttttttttttttttttt

Ifeterane:an:

KOK = Kontrasepsi Oral Kombinasi; PI = Plasebo; Tet = Tetrasiklin; tt = tidak terdeteksi (kadarnya terlalu rendah).

Penetapan Kadar Progesteron Serum Secara RIA

Sejumlah 100 111serum cuplikan dan serumkontrol dalam tabung reaksi kecil (3 ml) di­ekstraksi dengan 1,5 ml eter dan dikocok de­ngan pengocok otomatis selama satu menit.Larutan airnya dibekukan, sedang larutan eter­nya dipisahkan dengan cara dekantasi dan di­tampung dalam tabung reaksi tersendiri. Pe­larut eter diuapkan dengan penangas air 50°C,kemudian ke dalamnya ditambahkan 500 111dapar steroid, dan dikocok homogen. Larutandibiarkan 5-10 menit, kemudian dikocok

untuk ralat pemulihan, dilakukan penambahanlarutan antiserum 100 111dan pelacak 100111kedalam setiap tabung peneraan, dan dikocok.La­rutan diinkubasikan selama satu malam (18-24jam) pada suhu 4°C. Kemudian ditambahkandengan cepat pereaksi flrang-dekstran 200 111kepada setiap tabung peneraan dalam kondisi4°C, dan dikocok. Larutan dibiarkan selama 15menit pada suhu 4°C, kemudian semua tabungpeneraan dipusingkan dengan kecepatan 500 gdan kondisi suhu 4°C. Selanjutnya beningandituangkan ke dalam botol peneraan dengan

300

Page 6: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Teknologi Menuju Era Tinggal Landas

kecepatan 2-5 menit untuk seluruh tabung pe­neraan. Akhirnya larutan cocktail sintilasi 5 mlditambahkan ke dalam setiap botol peneraan,dan dibiarkan homogen selama 60 menit. Botol­botol peneraan siap dihitung dengan alatpencacah beta (liquid scintilation counter), danpenghitungan dilakukan selama 10menit untuksetiap botol peneraan. Hasilnya terlihat padaTabel 5.

Bancmng, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATA/If

ada perbedaan y;.ng bermakna pada kadarestradiol maupun progesteron dalam urutanperlakuan tetrasiklin-plasebo atau sebaliknya.Pemberian tetrasiklin mempengaruhi kadarestradiol tetapi tidak terhadap kadar progefi­teron. Periode waktu pengambilan cuplikan da­rah sangat besar pengaruhnya terhadap kadarestradiol dan progesteron serum.

Tabel5. Kadar progesteron serum 14 wanita yang menggunakan KOK dengan perlakuan plasebodan tetrasiklin, pg/ml.

Hari17 1921

keKOK +PI

KOK+TetKOK +PIKOK+TetKOK +PIKOK+Tet

1

568,810551,950627,510568,310448,080419,2802

675,290355,540548,840 '.621,420614,420455,0003

609,680422,340518,450427,470460,280315,4204

91,510196,57089,890157,390155,820192,4105

176,180112,950179,74087,380119,030103,7106

106,05095,60074,690101,36082,99094,0507

277,160270,850543,790873,780524,920749,2508

528,640829,750116,340565,330637,700210,7309

319,790370,250127,750524,920510,300551,52010

1630,090985,5301218,390600,3702138,130222,28011

110,84053,080449,25036,72052,63099,06012

712,380256,550302,39033,480608,940354,46013

206,400164,680386,650283,580106,050134,99014

181,61092,290301,260117,58061,430120,720

Keterane:an:KOK = Kontrasepsi Oral Kombinasij PI = Plasebo; Tet = Tetrasiklin.

HASILDAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Kualitas Sediaan KOK dan TetrasiklinDiperoleh bobot rata-rata tablet KOK:

(0,0923 ± 0,006) gram, sedang kadar etiniles­tradiol104,3% dan levonorgestrel108,3% terha­dap bobot tablet. Untuk kapsul tetrasiklin bobotrata-rata isi kapsul (0,5886 ± 0,01) gram, dankadarnya 96,85% terhadap bobot isi kapsul.Peserta Penelitian

Seluruh peserta mengikuti penelitian inisampai selesai dan mematuhi petunjuk pene­litian dengan baik. Efek terhadap gangguanmenstruasi, bintik darah (spotting), dan pen­darahan (breakthrough bleeding) tidak tampakpada seluruh peserta.Hasil A nalisis Data RIA

Hasil analisis statistik dari data RIA de­ngan ANOVA two factor diperoleh bahwa, tidak

Hasil analisis statistik dengan uji-t (p<01:i)mengungkap lebih jauh, bahwa tidak ada per­bedaan yang bermakna pada kadar estradiolantara pemberian tetrasiklin dibanding plasebopada hari ke 1, 9, 10, 11, dan 12. Kecuali padahari ke-13,yaitu terjadi penurunan kadar estra­diol pada siklus pemberian tetrasiklin. Padasiklus pemberian plasebo kadar estradiol men­capai 19,9 pg/ml, sedang pada siklus pemberiantetrasiklin kadarnya hanya mencapai 14,132pg/ml (TabeI6), sehingga mengalami penurunansampai 28,98%.Untuk kadar progesteron, tidakada perbedaan yang bermakna antara sikluspemberian tetrasiklin dengan plasebo pada ha­ri ke 17, 19, dan 21. Nilai kadar progesteronserum dari seluruh peserta berada di bawahkadar fase luteal normalnya (3000-25000 pg/ml[18]), karena level rata-rata progesteron hasilpenelitian adalah 287-357 pg/ml (Tabel 7).

301

Page 7: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalwn Penelitian Sainsclan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas

Demikian pula kadar estradiol seluruh peserta,berada di bawah kadar fase folikular normalnya(60-700 pg/ml [18]), sedang kadar rata-rata es­tradiol hasil penelitian adalah 14-21 pg/ml(Tabe16).

Tabel 6. Kadar estradiol serum rata-rata dari14 wanita yang menggunakan KOK pada per­lakuan dengan plasebo dan tetrasiklin, pg/ml.

Hari keKOK+PIKOK+Tet

1

38,110835,94619

21,395620,826310

14,7117,7211

18,60515,7312

14,213617,98713

19,914,132

Keteran!!an:KOK = Kontrasepsi Oral Kombinasi; PI = Plasebo;Tet = Tetrasiklin.

Tabel 7. Kadar progesteron serum rata-ratadari 14 wanita yang menggunakan KOK padaperlakuan dengan plasebo dan tetrasiklin,pg/ml.

Hari keKOK+PIKOK+Tet

17

442,4521339,852119

391,7814357,077921

465,7543287,3486

Keteran!!an:KOK = Kontrasepsi Oral Kombinasi; PI = Plasebo;Tet = Tetrasiklin.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanMetode radioimmunoassay dapat diper­

gunakan untuk mengukur pengaruh tertrasi­klin terhada p efektivitas pil KByang digunakansecara bersama-sama. Hanya saja karena kadarprogesteron dan estradiol endogen di dalamdarah sangat kecil (dalam femtomol) dan volu­me serum yang dapat dipergunakanjuga sangat

DAFfAR PUSTAKA

Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN

terbatas (dalan. mikroliter), maka diperlukanketelitian dan kecermatanyang sangat tinggi didalam pengerjaannya.

Ternyata pemakaian pi! KB bersama-samadengan antibiotika tetrasiklin tidak menyebab­kan perubahan yang bermakna pada kadarestradiol dan progesteron sera. Diduga bahwatetrasiklin tidak menurunkan efektivitas kerjadari pi! KB tersebut. Hal ini terlihat pada kadarestradiol dan progesteron sera yang tidak meng­alami peningkatan.Saran1. Perlu dilakukan penelitian kadar dasar dari

hormon-hormon kelamin endogen wanita,khususnya bagi wanita Indonesia.

2. Perlu dikembangkan Kit RIA untuk penen­tuan senyawa progesteron dan estradiolendogen yang lebih sederhana dan praktispenggunaannya.

3. Karena Pil KB sudah menjadi bagian darikehidupan masyarakat Indonesia (sukses­nya program KB Lingkaran Biru) dan peng­gunaannya untuk jangka waktu yang lama(baik periode pemakaian maupun karenatuntutan pembangunan guna mengendali­kan laju pertumbuhan penduduk), makaperlu dilakukan penelitian mengenai inter­aksinya dengan obat-obat lain. Dan dalamhal ini metode RIA dapat membantu untukpenelitian tersebut.

4. Kemungkinan adanya interaksi antara pilKB dengan obat-obat lain yang digunakansecara bersama-sama perlu menjadikan per­hatian para klinisi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Disampaikan terima kasih yang sedalam­dalamnya kepada semua pihak, yang karenademikian banyaknya tidak dapat disebutkansatu persatu, yang telah memberikan bantuancukup besar bagi terlaksananya penelitian ini.Karena penelitian ini menggunakan pendekat­an antar-lembaga (inter-institusi) dan antar- di­siplin ilmu (interdisipliner).

1. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, "Rekapitulasi Kegiatan Klinik KeluargaBerencana Secara Nasional", Biro Pencatatan dan Pelaporan, Januari 1986.

2. SUHARTI, K.S., dkk., (ed.), Kontrasepsi Steroid Nabati, Kumpulan Naskah Simposium,FKUI-BKKBN, 16 Nopember 1985

3. SHENFIELD, G.M., "Drug Interaction wit Oral Contraceptive Preparations", The MedicalJournal of Australia, 144, 17 Februari 1986,205-210

302

Page 8: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitiun Sainsdan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas

Demikian pula kadar estradiol seluruh peserta,berada di bawah kadar fase folikular normalnya(60-700 pg/ml [18]), sedang kadar rata-rata es­tradiol hasil penelitian adalah 14-21 pg/ml(Tabel 6).

Tabel 6. Kadar estradiol serum rata-rata dari14 wanita yang menggunakan KOK pada per­lakuan dengan plasebo dan tetrasiklin, pg/ml.

Hari ke KOK+PlKOK+Tet

1

38,110835,94619

21,395620,826310

14,7117,7211

18,60515,7312

14,213617,98713

19,914,132

KeteranE!an:KOK = Kontrasepsi Oral Kombinasi; PI = Plasebo;Tet = Tetrasiklin.

Tabel 7. Kadar progesteron serum rata-ratadari 14 wanita yang menggunakan KOK padaperlakuan dengan plasebo dan tetrasiklin,pg/ml.

Hari ke KOK+PlKOK+Tet

17

442,4521339,852119

391,7814357,077921

465,7543287,3486

KeteranE!an:KOK = Kontrasepsi Oral Kombinasi; PI = Plasebo;Tet = Tetrasiklin.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanMetode radioimmunoa'ssay dapat diper­

gunakan untuk mengukur pengaruh tertrasi­klin terhadap efektivitas pil KByang digunakansecara bersama-sama. Hanya saja karena kadarprogesteron dan estradiol endogen di dalamdarah sangat kecil (dalam femtomol) dan volu­me serum yang dapat dipergunakanjuga sangat

DAFTAR PUSTAKA

Bandung, 8 - 10 Oktober 199]'PPTN - BATAN

terbatas (dalar' mikroliter), maka diperlukanketelitian dan kecermatanyang sangat tinggi didalam pengerjaannya.

Ternyata pemakaian pil KB bersama-sama.dengan antibiotika tetrasiklin tidak menyebab ..kan perubahan yang bermakna pada kadarestradiol dan progesteron sera. Diduga bahwa.tetrasiklin tidak menurunkan efektivitas kerjadari pil KB tersebut. Hal ini terlihat pad a kadarestradiol dan progesteron sera yang tidak meng··alami peningkatan.Saran

1. Perlu dilakukan penelitian kadar dasar darihormon-hormon kelamin endogen wanita,khususnya bagi wanita Indonesia.

2. Perlu dikembangkan Kit RIA untuk penen­tuan senyawa progesteron dan estradiolendogen yang lebih sederhana dan praktispenggunaannya.

3. Karena Pil KB sudah menjadi bagian darikehidupan masyarakat Indonesia (sukses­nya program KB Lingkaran Biru) dan peng­gunaannya untuk jangka waktu yang lama(baik periode pemakaian maupun karenatuntutan pembangunan guna mengendali­kan laju pertumbuhan penduduk), makaperlu dilakukan penelitian mengenai inter­aksinya dengan obat-obat lain. Dan dalamhal ini metode RIA dapat membantu untukpenelitian tersebut.

4. Kemungkinan adanya interaksi antara pilKB dengan obat-obat lain yang digunakansecara bersama-sama perlu menjadikan per­hatian para klinisi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Disampaikan terima kasih yang sedalam­dalamnya kepada semua pihak, yang karenademikian banyaknya tidak dapat disebutkansatu persatu, yang telah memberikan bantuancukup besar bagi terlaksananya penelitian ini.Karena penelitian ini menggunakan pendekat­an antar-lembaga {inter-institus i) dan antar- di­siplin ilmu (interdisipliner).

1. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Rekapitulasi Kegiatan Klinik KeluargaBerencana Secara Nasional, Biro Pencatatan dan Pelaporan BKKBN, Jakarta (Januari 1986).

2. Suharti, K. S., dkk., Kontrasepsi steroid nabati, Kumpulan Naskah Simposium, FKUI­BKKBN, Jakarta (16 Nopember 1985).

3. Shenfield, G. M., Drug interaction with oral contraceptive preparations, The Medical Journalof Australia, 144 (17 February 1986) 205-210.

303

Page 9: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,

Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas

Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN

4. Anonim, American Pharmaceutical Association, Evaluations of I;mg Interactions, 2nd. ed.,Washington DC (1976) 392.

5. Back, D. J., et. aI., The effect of rifampicin on the pharmacokinetics of ehtinyloestradiol inwomen, Contraception 21 (1980) 135-143.

6. Anonim, Drug interaction with oral contraceptive steroids, Br. Med. J., London (12 July 1980)83.

7. Anonim, Interaction between antibiotics and oral contraceptives, Drug Therapeutics Bulletin,:~5,2 (January 1987) 5-6.

8. JBack, D. J., et. aI., The effect of ampicillin on oral contraceptive steroids in women, Br. J. clin.Pharmac. 14 (1982) 43-48.

9. Back, D. J. and Orme, M.L., Interaction between oral contraceptive steroids and broad­fjpectrum antibiotics, Clinical and Experimental Dermatology II (1986) 327-331.

10. Back, D. J., et. aI., Evaluation of comites on safety of medicines yellow card reports in oralcontraceptive-drug interaction with anticonvulsants and antibiotic, Br. J. clin. Pharmac. 25(1988) 527-532.

11. D'arcy, P. F., Drug interaction with oral contraceptives, Drug Intelligence and Clinical Phar­macy, 20, 5 (May 1986) 353-362.

12. Friedman, C. I., et. aI., The effect of ampicillin on oral contraceptive effectiveness, J. of TheAmerican College of Obtetricians and Gynaecologysts 55 (January 1980) 1, 33-37.

13. Back, D. J., et. aI., The effect of antibiotics on the enterohepatic circulation ofethyniloestradiol and norethisterone in the rat, J. Steroid Biochem. 9 (1978) 527-532.

14. Back, D. J., et. aI., An antibiotics interaction with ethinyloestradiol in the rat and rabbit, J.Steroid Biochem. 16 (1982) 407-413.

15. Bacon, J.F., Shenfield, G. M., Pregnancy attributable to interaction between tetracycline andoral contraceptives, Br. Med. J. 2 (February 1980) 293.

16. Bond, A. M., Heritage, D., Briggs, M. H., Reversed-phase HPLC for the determination ofsteroid hormones in oral contraceptives, J. Chromatography (1984) 315,313-320.

17. Kelly, R. G., Peets, L. M., Hoyt, K. D., A Fluorometric Method of Analysis for Tetracycline",Analytical Biochemistry, 28 (1969) 222-229.

18. Sufi, S. B., Donaldson, A., Jeffcoate, S. L., WHO Special Programme of Research, Develop­ment and Research Training in Human Reproduction, Programme for The Provision of

Matched Assay Rea~ents for The Radioimunoassay of Hormones in Reproductive Physiology,Method Manual, 13t . ed. (January 1989).

19. Sri Gunarti, Studi perbandingan pengaruh dua jenis sediaan kontrasepsi oral terhadapkadar estradiol, Tesis Sarjana Stratum 2, Program Studi Ilmu Farmasi, Fakultas Pasca Sar­jana, Universitas Airlangga, Surabaya (1988).

304

Page 10: PENGGUNAAN METODE RIA UNTUK MENGUKUR ...nah melahirkan, bobot badan 40-60 kg, kondisi atau kapsul plasebo diberikan pada hari ke 9, kesehatan umum baik, bersedia menjadi peser- 10,11,12,