penggunaan media loose parts untuk mengembangkan

161
PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI PAUD AL-MUSFIROH GUNUNGSINDUR, JAWA BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Oleh: Azky Farida NIM: 11160184000017 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 15-May-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA

DINI DI PAUD AL-MUSFIROH GUNUNGSINDUR,

JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Oleh:

Azky Farida

NIM: 11160184000017

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

i

Page 3: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Penggunaan Media Loose Parts untuk Mengembangkan

Kreativitas Anak Usia Dini di PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur, Jawa Barat

disusun oleh AZKY FARIDA Nomor Induk Mahasiswa 11160184000017,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 9 Juni

2021 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

Sarjana SI (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

Jakarta, 14 Agustus 2021

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan:

Ketua Panitia (Kajur PIAUD)

Dr. Siti Khadijah, MA

NIP. 19700727 199703 2 004

Sekretaris (Sekjur PIAUD)

Miratul Hayati, M.Pd.

NIP. 19870524 201801 2 001

Penguji I

Maila Dinia Husni Rahiem, Ph.D.

NIP. 19780314 200604 2 002

Penguji II

Dewi Salistina, MA.

NIP. 19800524 201403 2 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Sururin, M.Ag.

NIP. 19710319 199803 2 001

20/08/2021

20/08/2021

20/08/2021

20/08/2021

Page 4: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN
Page 5: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

iii

Page 6: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

iv

Page 7: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

vi

ABSTRAK

Azky Farida, NIM 11160184000017. Penggunaan Media Loose Parts untuk

Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur, Jawa Barat. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami penggunaan media loose parts untuk

mengembangkan kreativitas anak usia dini di kelompok TK B PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur, Jawa Barat. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur, Jawa Barat. Pengambilan sumber data dalam penelitian ini

menggunakan teknik pemilihan melalui pertimbangan tertentu dengan 8

narasumber. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi observasi, wawancara

dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis Miles dan Huberman.

Penggunaan media Loose Parts dalam pembelajaran berperan dalam

mengembangkan kreativitas anak usia dini dengan cara melakukan seluruh tahapan

penggunaan media Loose Parts menggunakan strategi bermain, strategi beres-beres

dan menyimpan barang serta berbagai strategi peningkatan kreativitas (penciptaan

produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek, musik dan bahasa). Berkaitan

dengan hal tersebut, sekolah dan orang tua perlu menjalin kerjasama yang baik

sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan media Loose Parts untuk

mengembangkan kreativitas anak usia dini.

Kata Kunci: Penggunaan Media Loose Parts, Kreativitas Anak Usia Dini

Page 8: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang

senantiasa memberikan beribu nikmat, rahmat, dan karunia serta petunjuk-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Penggunaan Media Loose

Parts untuk Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur, Jawa Barat” sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. sebagai suri tauladan terbaik dalam berbagai hal. Kepada keluarga, sahabat

dan juga kepada para pengikut yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman

yang semoga termasuk kita di dalamnya. Aamiin Ya Robbal Alamiin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama skripsi ini disusun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit

kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, tidak ada usaha yang menghianati

hasil. Berkat do’a, perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta nasihat-

nasihat yang positif dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini sehingga

Alhamdulillah dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Siti Khadijah, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Miratul Hayati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

viii

5. Dr. Azkia Muharom Albantani, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing

Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu membimbing

dan memberikan motivasi serta saran-saran yang membangun dari

semester awal hingga akhir terutama dalam menyusun dan menyelesaikan

skripsi.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen PIAUD mulai dari semester awal hingga

semester akhir yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

namun tidak mengurangi rasa hormat dan takzim penulis kepada beliau

yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat, pengalaman serta

motivasi kepada penulis semasa kuliah. Semoga Allah Subhanahu wa

Ta’ala selalu memberikan Kesehatan dan kebahagiaan kepada seluruh

Dosenku tercinta.

7. Bapakku (Sukardi) dan Mamahku (Hikmah) yang senantiasa mendukung

baik moriil maupun materiil. Terimakasih atas segala kesabaran,

dukungan, motivasi, saran dan doa selama ini. Kelulusan ini adalah salah

satu tanda bakti dan cinta penulis kepada bapak dan mamah. Semoga

bapak dan mamah selalu dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan. Penulis

sangat menyayangi kalian.

8. Kepala Sekolah PAUD Al-Musfiroh Bapak Angga, S.Kom.I, S.Pd. seluruh

jajaran dewan guru PAUD Al-Musfiroh, Ibu Cherin, Ibu Jihan, Ibu Yana,

dan siswa/I TK B (Kelas Matahari) PAUD Al-Musfiroh yang telah banyak

membantu penulis dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah.

9. Walimurid PAUD Al-Musfiroh dan KB-RA Az-Zahra yang telah banyak

memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan terus belajar.

10. Saudara Muhamad Kholilul Rifqi yang selalu menemani, memberi saran

dan motivasi dalam segala kondisi. Terimakasih banyak untuk semuanya.

11. Sahabatku Dini Kartika Sari, Dika Cipta Raharjo dan Aditya Darmawan

yang mengajarkan bahwa apapun pasti bisa dihadapi selama tak gentar

untuk terus belajar.

Page 10: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

ix

12. Sahabatku Dini Rizkia Anggraini dan Rani Dwi Kurniawati yang telah

sama-sama saling berbagi ilmu dan semangat berjuang sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

Demikian skripsi ini dibuat. Penulis menyadari dan mengakui bahwasanya

pasti masih terdapat berbagai kekurangan di dalamnya. Baik dari segi penulisan,

susunan kalimat dan sebagainya. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran dalam penyempurnaan skripsi yang saya susun agar dapat memberi manfaat

bagi saya khususnya untuk menjadi acuan meraih prestasi di masa yang akan

datang.

Jakarta, 4 Januari 2021

Azky Farida

Page 11: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ............... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. iii

SURAT PERNYATAAN JURUSAN ........................................................... iv

SURAT KETERANGAN .............................................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4

C. Batasan Masalah ................................................................................ 5

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori................................................................................... 8

1. Teori Humanistik ......................................................................... 8

2. Teori Loose Parts ......................................................................... 8

B. Kajian Pustaka ................................................................................... 9

Page 12: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

xi

1. Kreativitas ................................................................................... 9

a. Pengertian Kreativitas .......................................................... 9

b. Ciri-Ciri Kreativitas ............................................................. 12

c. Komponen Pokok Kreativitas .............................................. 15

d. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Kreativitas ...... 16

e. Proses Kreatif ....................................................................... 20

f. Tujuan Pengembangan Kreativitas ...................................... 22

g. Fungsi Pengembangan Kreativitas ...................................... 23

h. Menumbuhkan Sikap Dasar Kreatif Anak ........................... 23

i. Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini ....... 24

j. Pentingnya Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini ..... 28

2. Loose Parts ................................................................................ 28

a. Pengertian Loose Parts ........................................................ 28

b. Pentingnya Loose Parts ....................................................... 30

c. Komponen Loose Parts ....................................................... 31

d. Manfaat Loose Parts ............................................................ 32

3. Penggunaan Media Loose Parts untuk Mengembangkan Kreativitas

Anak Usia Dini ........................................................................... 33

a. Strategi Penggunaan Media Loose Parts untuk Mengembangkan

Kreativitas Anak Usia Dini .................................................. 33

b. Loose Parts dan Kreativitas ................................................. 39

C. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 41

D. Kerangka Berpikir .............................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 45

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 45

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 45

B. Latar Penelitian (Setting) ................................................................... 46

C. Metode Penelitian .............................................................................. 46

Page 13: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

xii

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................... 48

1. Sumber Data Penelitian .............................................................. 48

2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 49

3. Instrumen Penelitian ................................................................... 51

E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data ................................. 56

F. Analisis Data ...................................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .................................................................................... 61

1. Karakteristik Lokasi Penelitian ................................................... 61

a. Profil PAUD Al-Musfiroh ................................................... 61

b. Sejarah Singkat PAUD Al-Musfiroh ................................... 61

c. Visi, Misi dan Tujuan PAUD Al-Musfiroh ......................... 62

d. Data Siswa 2 Tahun Terakhir .............................................. 63

e. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ....................... 63

f. Sarana dan Prasarana ........................................................... 64

g. Struktur Organisasi .............................................................. 65

h. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................. 66

B. Hasil Penelian dan Pembahasan......................................................... 66

1. Media Loose Parts dalam Mengembangkan Kreativitas di PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur, Jawa Barat .......................................... 66

2. Strategi yang Digunakan untuk Mengembangkan Kreativitas Anak

Usia Dini dengan Media Loose Parts di PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur, Jawa Barat .......................................................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

B. Implikasi ............................................................................................ 81

C. Saran .................................................................................................. 81

Page 14: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

xiii

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DAN PENGUMPULAN DATA... 86

LEMBAR UJI REFERENSI ......................................................................... 139

Page 15: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Alokasi Waktu Penelitian ............................................................... 45

Tabel 3.2: Data Keperluan Dokumentasi ......................................................... 51

Tabel 3.3: Kisi-Kisi Instrumen Wawancara dengan Guru Kelas PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur .................................................................................. 52

Tabel 3.4: Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur

......................................................................................................... 54

Tabel 4.1: Data Siswa 2 Tahun Terakhir ......................................................... 63

Tabel 4.2: Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ....................... 63

Tabel 4.3: Daftar Sarana dan Prasarana ........................................................... 64

Page 16: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Piramida Loose Parts .................................................................. 34

Gambar 2.2: Siklus Bermain Loose Parts ........................................................ 35

Gambar 2.3: Kerangka Berpikir ....................................................................... 43

Gambar 3.1: Uji Keabsahan Data..................................................................... 56

Gambar 3.2: Uji Kredibilitas Data ................................................................... 57

Gambar 3.3: Teknik Analisis Data ................................................................... 59

Gambar 4.1: Struktur Kepengurusan PAUD Al-Musfiroh .............................. 66

Gambar 4.2: Anak Bersemangat untuk Mengeksplorasi.................................. 67

Gambar 4.3: Kegiatan Eksperimen .................................................................. 69

Gambar 4.4: Provokasi dan Invitasi ................................................................. 70

Gambar 4.5: Anak Membuat Karya Sesuai Keinginan dan Kemampuannya .. 72

Gambar 4.6: Anak Membereskan dan Menyimpan Mainan ............................ 73

Gambar 4.7: Membangun Makna dan Tujuan Bermain................................... 74

Gambar 1: Kegiatan Wawancara ..................................................................... 136

Gambar 2: Kegiatan Penyambutan dan Absensi Pagi ...................................... 136

Gambar 3: Kegiatan Pembukaan Kelas Matahari ............................................ 136

Gambar 4: Kegiatan Inti 1 dan Strategi Bermain ............................................. 137

Gambar 5: Kegiatan Inti 2 ................................................................................ 137

Gambar 6: Kegiatan Beres-Beres ..................................................................... 137

Gambar 7: Kegiatan Penutup ........................................................................... 138

Gambar 8: Persiapan Pulang dan Penjemputan ............................................... 138

Gambar 9: Foto Bersama Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Al-

Musfiroh ........................................................................................ 138

Page 17: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam The Global Creativity Indeks tahun 2015, ditunjukkan bahwa dari

139 negara di Dunia, Indonesia berada pada posisi ke 115 dalam tingkat

kreativitas.1 Padahal banyak sekali peninggalan nenek moyang dahulu yang

memiliki nilai kreativitas tinggi, seperti berbagai tarian tradisional, rumah adat,

candi, dan masih banyak lagi. Diduga pendidikan selama ini tidak cukup

memberikan ruang untuk siswa menjadi kreatif. Di beberapa daerah-daerah

kecil seperti desa-desa di Gunungsindur, pendidikan masih belum dapat

menemukan metode dan alat yang tepat untuk mengembangkan kreativitas

anak. Terlebih lagi jika si anak memiliki orangtua yang minim pengetahuan.

Sehingga perkembangan anak hanya terfokus pada bagaimana anak dapat

membaca, menulis dan menghitung. Padahal bukan itu esensi utama dari

pendidikan anak usia dini. Belum lagi adanya ketentuan bahwa membaca,

menulis dan menghitung menjadi syarat utama untuk memasuki jenjang

Sekolah Dasar (SD). Sehingga keterampilan dianggap sebagai hal yang tidak

begitu penting. Pengembangan kreativitas sebenarnya dapat meningkatkan

prestasi akademik. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Yamamoto dalam

Diana Vidya Fakhriyani bahwa sangat penting untuk mengembangkan

kreativitas karena prestasi akademik dapat meningkat seiring berkembangnya

kreativitas.2 Jadi ketika kreativitas dikembangkan, maka prestasi akademik

juga dapat meningkat. Namun yang saat ini terjadi adalah orang tua dan sekolah

hanya mengedepankan peningkatan prestasi akademik dan mengesampingkan

pengembangan kreativitas.

1 Richard Florida, Charlotta Mellander, Karen King, The Global Creativity Indeks 2015,

(Toronto: Martin Prosperity Institute, 2015), h. 57 2 Diana Vidya Fakhriyani, “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini”, Jurnal Pemikiran

Penelitian Pendidikan dan Sains, Vol. 4, 2016, h. 193

Page 18: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

2

Pendidikan anak usia dini pada prakteknya hanya mengembangkan

kreativitas melalui kegiatan menggambar dan mewarnai. Menggambar dan

mewarnai memang berperan dalam mengembangkan sebagian kecil kreativitas

anak usia dini. kreativitas tidak hanya berkutat dengan warna. Siswa atau anak

juga diharapkan dapat mengembangkan dan memperoleh kecakapan atau

keterampilan hidup, yang mana tidak hanya mencakup keterampilan motorik

semata, namun juga meliputi afektif dan motivasi untuk terampil menangani

berbagai persoalan kehidupan.3 Kreativitas dirasa cukup dikembangkan

melalui kegiatan menggambar dan mewarnai, karena kreativitas hanya seputar

warna dan kreasi. Padahal kreativitas mencakup hal yang lebih luas dari itu.

Kreatif dalam membuat karya, kreatif dalam memecahkan masalah, kreatif

dalam membuat keputusan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut yang

terkadang diabaikan dan akhirnya tidak berkembang. Untuk mengembangkan

berbagai cakupan kreativitas, dibutuhkan media dan strategi yang berbeda di

luar menggambar serta mewarnai. Lingkungan bermain anak sebenarnya kaya

dengan berbagai material-material yang dapat menstimulasi berbagai aspek

perkembangan anak, terlebih lagi untuk mengembangkan kreativitas anak usia

dini. Baik material alam maupun material buatan. Namun, banyak lembaga

pendidikan yang tidak menyadari hal tersebut. Sehingga anak hanya diajarkan

bagaimana menghasilkan karya sesuai dengan apa yang sudah dibuat oleh

gurunya. Padahal anak dapat menghasilkan berbagai karya sendiri yang

merupakan bentuk visualisasi dari imajinasi yang dimiliki dengan berbagai

material atau media yang ada di lingkungan sekelilingnya. Kegiatan-kegiatan

pembelajaran harus memberikan kesempatan ini kepada anak-anak.

Penggunaan Loose Parts ini menjadi sumber belajar yang diperlukan anak

untuk bermain dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kaya bagi anak

untuk bermain, sehingga apapun bisa digunakan anak untuk bermain, karena

Loose Parts tidak memiliki ramuan khusus sehingga memberikan

3 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2017), Cet. 3, h. 174

Page 19: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

3

kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas.4 Anak usia dini memiliki

pemikiran unik yang dapat menghasilkan berbagai karya sesuai dengan apa

yang pernah mereka lihat, dan dengar. Berbagai karya yang disesuaikan dengan

imajinasi anak dapat dibuat. Melalui penggunaan Loose Parts ini si anak

dibimbing dan difasilitasi untuk terus mengeluarkan imajinasi-imajinasi

kreatifnya serta mengkonkretkannya atau membuatnya menjadi sebuah karya

nyata sehingga anak merasa memiliki kebebasan untuk berekspresi dan

berkreasi sesuai kemampuannya.

Loose Parts tidak digunakan begitu saja. Diperlukan adanya

pendampingan dari guru dengan strategi tertentu agar Loose Parts bisa

digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengembangkan berbagai aspek

perkembangan anak usia dini. Penggunaan media Loose Parts perlu didukung

dengan manajemen kelas yang baik. Mulai dari penataan alat main hingga

pengelolaan pengajaran. Strategi serta pengelolaan manajemen kelas yang baik

mulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti hingga kegiatan penutup.

Pendidik perlu melakukan pengarahan yang mendukung anak usia dini untuk

dapat membuat imajinasi anak menjadi sebuah karya, sehingga proses

pembelajaran memberikan banyak pengalaman bermain yang bermakna pada

anak dan anak dapat memaknai dunia di sekelilingnya melalui kegiatan

bermain. Namun masih terdapat beberapa sekolah yang memang masih belum

bisa mengarahkan penggunaan Loose Parts sebagai media pembelajaran yang

baik.

PAUD Al-Musfiroh berupaya mengembangkan kreativitas anak dengan

menggunakan berbagai barang yang ada di lingkungan sekitar anak. Dengan

adanya monitoring dari UNICEF di PAUD Al-Musfiroh menjadikan PAUD

Al-Musfiroh lebih kompeten dalam memanfaatkan media Loose Parts, terlebih

untuk meningkatkan pengembangan kreativitas anak usia dini. Di samping itu,

PAUD Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur berlokasi di pedesaan yang

kaya akan media Loose Parts, sehingga penggunaan media Loose Parts

4 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, (Semarang:

Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 9

Page 20: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

4

menjadi lebih efektif dan bervariatif. Alasan tersebut yang membuat peneliti

memilih PAUD Al-Musfiroh untuk menjadi lokasi atau tempat penelitian.

Loose Parts adalah material yang mencerdaskan, karena mendorong anak

untuk memikirkan hendak dijadikan apa material-material tersebut. Material-

material yang memiliki nilai dan berpotensi untuk ditransformasi dengan

berbagai cara menjadi kreasi-kreasi dan temuan-temuan baru sehingga

mendorong kreativitas dan imajinasi.5 Anak dapat menemukan berbagai hal-

hal baru yang kemudian menjadi referensi bagi anak untuk memperoleh

pengetahuan baru dan kemudian difasilitasi dengan berbagai material yang

dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai karya dari imajinasi anak.

Gilman dari McGill University mengatakan Loose Parts sebagai mindset,

dengan pendekatan yang berorientasi pada sebuah proses dimana pada saat

anak bermain tiba-tiba muncul percakapan dari anak dan menjadikan

pembelajaran menjadi bermakna.6 Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali

lebih dalam terkait bagaimana penggunaan media Loose Parts dalam

meningkatkan pengembangan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh

Kecamatan Gunungsindur.

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Perkembangan kreativitas pada anak usia dini yang kurang maksimal.

Melihat dan menganalisa semaksimal apakah perkembangan kreativitas

pada anak usia dini.

2. Media yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas hanya terpaut

pada kegiatan menggambar dan mewarnai.

3. Kegiatan pembelajaran anak usia dini yang tidak berfokus pada aspek

perkembangan anak melainkan pada kemampuan akademik seperti

membaca, menulis dan berhitung.

5 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 18 6 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 60

Page 21: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

5

4. Peran media Loose Parts dalam mengembangkan kreativitas anak usia

dini. Sejauh mana peran media Loose Parts dalam meningkatkan

pengembangan kreativitas anak usia dini.

5. Penggunaan strategi yang belum maksimal. Strategi seperti apa yang

digunakan untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini dengan media

Loose Parts.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada hasil identifikasi masalah di atas, maka masalah yang

akan dibahas dapat diperjelas dengan membatasi masalah yang akan dibahas

dan diteliti. Peneliti memberikan batasan pada masalah sebagai berikut:

1. Peneliti membahas peran media Loose Parts dalam mengembangkan

kreativitas di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur tahun ajaran

2020/2021.

2. Peneliti membahas strategi yang digunakan untuk mengembangkan

kreativitas anak usia dini dengan media Loose Parts di PAUD Al-

Musfiroh Kecamatan Gunungsindur tahun ajaran 2020/2021.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan, peneliti

merumuskan masalah-masalah berikut:

1. Bagaimana media Loose Parts dapat mengembangkan kreativitas di

PAUD Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur?

2. Apakah strategi yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas anak

usia dini dengan menggunakan media Loose Parts di PAUD Al-Musfiroh

Kecamatan Gunungsindur?

Page 22: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

6

E. Tujuan Penelitian

Penelitian terkait penggunaan media Loose Parts untuk meningkatkan

pengembangan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan

Gunungsindur memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis bagaimana media Loose Parts dapat mengembangkan

kreativitas di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur.

2. Untuk menganalisis apa strategi yang digunakan untuk mengembangkan

kreativitas anak usia dini dengan menggunakan media Loose Parts di

PAUD Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian penggunaan media Loose Parts untuk meningkatkan

pengembangan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan

Gunungsindur diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

bergelut di dunia pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini memberikan berbagai manfaat seperti

dapat meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan pengaplikasiannya

dalam dunia pendidikan. Selain itu, peneliti dapat menjadi lebih peka

terhadap berbagai problematika dalam dunia pendidikan serta lebih kreatif

dalam mengatasi berbagai problematika tersebut.

2. Manfaat bagi pengajar

Bagi pendidik atau guru pendidikan anak usia dini, penelitian ini

memberikan berbagai manfaat seperti memperoleh alternatif pembelajaran

baru yang menyenangkan serta memperbanyak wawasan terkait

pengembangan kreativitas anak usia dini.

3. Manfaat bagi peserta didik

Bagi peserta didik atau anak usia dini, penelitian ini dapat

memberikan berbagai manfaat seperti mendapatkan pembelajaran dengan

Page 23: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

7

cara baru yang kreatif, produktif, inovatif dan menyenangkan melalui

penggunaan media Loose Parts. Selain itu, anak dapat memiliki kebebasan

untuk berekspresi dan berkreasi sesuai dengan kemampuannya.

Page 24: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Teori Humanistik

Teori Humanistik Carl Rogers. Carl Rogers berpendapat bahwa

kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya

yang mana terdapat tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu

keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi

patokan pribadi seseorang (Internal Locus Of Evaluation) dan kemampuan

untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep. Carl Rogers

berpandangan bahwa apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini maka

Kesehatan prikologis sangat baik. Orang tersebut akan berfungsi

sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif dan hidup secara kreatif.7

Dari pandangan Carl Rogers tersebut, kreativitas dalam diri seseorang

muncul melalui proses interaksi seseorang dengan lingkungannya yang

berarti kreativitas diperoleh melalui pengalaman langsung yang dialami

seseorang dan merupakan proses belajar dari lingkungan sekitarnya. Hal

ini sesuai dengan penggunaan media Loose Parts yang mengharuskan

anak belajar dan memperoleh pengalaman dari lingkungannya, serta

melakukan interaksi langsung dengan lingkungannya untuk

mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak terutama kreativitas

2. Teori Loose Parts

Teori Loose Parts dikemukakan oleh Simon Nicolson. Simon

Nicolson menyatakan bahwa lingkungan adalah tempat interaktif bagi

anak, dimana anak itu sendiri terlahir sebagai pribadi yang kreatif, dengan

7 Masganti Sit, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik, (Medan:

Perdana Publishing, 2016), h. 33-34

Page 25: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

9

lingkungan yang terbuka maka interaksi anak dengan lingkungan akan

memberikan kemungkinan-kemungkinan yang membuat anak bisa

menjadi penemu. Nicolson menggambarkan dengan Loose Parts, anak

senang bermain, bereksperimen, menemukan dan menjadi senang.8 Dari

pandangan yang dikemukakan Simon Nicolson, dapat dilihat bahwa anak

terlahir kreatif. Dari sifat kreatif tersebut, jika lingkungan di sekitar anak

mendukung dan memberikan berbagai kesempatan kepada anak, maka hal

tersebut dapat membuat anak menjadi penemu berbagai halm baik

pengetahuan, cara memecahkan dan menyelesaikan masalah, dan lain

sebagainya melalui kegiatan bermain dan berbagai eksperimen yang

dilakukan. Teori ini mendukung adanya teori humanistik oleh Carl Rogers.

Keduanya mengemukakan hal yang sependapat, yaitu bahwa lingkungan

bermain anak serta interaksi anak dengan lingkungan dapat memunculkan

dan mengembangkan sifat kreatif anak yang kemudian dapat pula

mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.

B. Kajian Pustaka

1. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Kreatif secara terminologis dimaknai sebagai kemampuan untuk

berkreasi atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu.9 Selain itu,

kreativitas memiliki banyak definisi yang berbeda, diantaranya yaitu

Alex Sobour dalam M. Fadlillah mengartikan kreatif sebagai sesuatu

yang bermacam-macam diikuti dengan nalar dan pengertian yang

bersifat impulsif dalam menciptakan suatu keadaan atau benda.10

8 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 12 9 M. Fadlillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan Pembelajaran Menarik,

Kreatif dan Menyenangkan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), h. 63 10 M. Fadlillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan Pembelajaran

Menarik, Kreatif dan Menyenangkan, h.63

Page 26: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

10

James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati memaparkan bahwa

“Creativity is a mental process by which an individual creates new

ideas or products, or recombines existing ideas and product, in

fashion that is novel him or her.”11 Yang jika diartikan ke dalam

bahasa Indonesia, kreativitas memiliki arti gagasan, produk baru, atau

kombinasi gagasan dan produk yang merupakan suatu proses mental

oleh seseorang yang pada akhirnya melekat dalam dirinya. Dengan

kata lain, kreativitas merupakan proses mental atau proses pembiasaan

seseorang untuk menghasilkan gagasan, produk baru maupun

keduanya sehingga proses tersebut berhasil tertanam atau terbiasa

dalam kepribadian.

Adapula menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati, kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan ide baru dan

menerapkannya dalam upaya memecahkan masalah.12 Kreativitas

bukan hanya terbatas pada hasil yang berupa gagasan atau produk

baru, namun juga berorientasi pada penerapannya dalam memecahkan

masalah sehari-hari.

Chaplin dalam Yeni Rachmawati mengemukakan bahwa

kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan bentuk baru

dalam kesenian, atau dalam permesinan, atau dalam pemecahan

masalah-masalah dengan cara baru.13 Sejalan dengan itu, Rotherberg

dalam Novi Mulyani berpendapat bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk menghasilkan ide atau gagasan dan solusi yang

baru dan berguna untuk memecahkan masalah dan tantangan yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.14 Guilford dalam Novi

11 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13 12 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 14 13 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 14 14 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2019), h. 3

Page 27: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

11

Mulyani juga menjelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan

untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap

suatu masalah.15 Jadi, kreativitas juga dapat diartikan sebagai proses

penemuan atau penciptaan ide, gagasan, metode maupun produk baru

dalam kaitannya untuk melihat berbagai macam kemungkinan yang

dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.

Sementara itu, Nur’aeni dalam Novi Mulyani mendefinisikan

kreativitas sebagai suatu pengalaman untuk mengutarakan dan

mengaktualisasikan identitas diri seseorang secara integratif dalam

hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.16 Maka,

kreativitas tidak hanya berkaitan dengan pribadi seseorang, tetapi juga

berkaitan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Munandar dalam Diana Vidya Fakhriyani berpendapat bahwa

kreativitas adalah hasil interaksi antara diri seseorang dan

lingkungannya, kemampuan untuk membuat afiliasi baru,

berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah dikenal

sebelumnya.17 Hal tersebut dimaksudkan bahwa kemampuan yang

dimiliki untuk membuat kombinasi baru berasal dari pengalaman

yang dimiliki.

Solso dalam Rita Kurnia memaparkan bahwa kreativitas

merupakan aktivitas berpikir yang menghasilkan cara pandang baru

terhadap suatu situasi atau masalah.18 Kreativitas melibatkan proses

berpikir untuk dapat menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu

situasi atau masalah dengan solusi atau pemecahan masalahnya.

Silamy dalam Sri Hardiningsih mengatakan “Creativity is the

desire and talent to create a cast of all ages in all subjects and the

potential environmental and socio-cultural continuity is directly and

15 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 4 16 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 3 17 Diana Vidya Fakhriyani, “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini”, Jurnal Pemikiran

Penelitian Pendidikan dan Sains, Vol. 4, 2016, h. 195 18 Rita Kurnia, “Konsepsi Bermain dalam Menumbuhkan Kreativitas pada Anak Usia Dini”,

Educhild, Vol. 01, 2012, h. 82

Page 28: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

12

closely”.19 Hal ini berarti bahwa kreativitas merupakan keinginan dan

bakat dalam membuat sesuatu pada berbagai jenjang usia dengan

berbagai subjek dan potensi yang berkesinambungan antara

lingkungan dengan sosial budaya secara langsung dan erat.

Merujuk pada berbagai macam definisi kreativitas yang telah

dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

kreativitas merupakan proses pembiasaan dalam menghasilkan

berbagai gagasan, ide, metode, maupun produk baru guna

memecahkan persoalan dan menghadapi berbagai tantangan yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-sehari yang berhubungan dengan

diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan sekitar.

b. Ciri-Ciri Kreativitas

Kreativitas (Creativity) adalah salah satu kemampuan kognitif

manusia yang sangat penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi

kognitif dimasukkan ke dalam kemampuan menangani dan

menemukan pemecahan masalah.20 Kreativitas dalam diri seseorang

dapat dilihat dari beberapa hal, Guilford dalam Ahmad Susanto

mengemukakan bahwa terdapat lima ciri dari kemampuan berpikir

kreatif, yaitu meliputi kelancaran atau Fluency (kemampuan

menghasilkan banyak gagasan), keluwesan atau Flexibility

(kemampuan mengemukakan berbagai pendekatan atau pemecahan

masalah), keaslian atau Originality (menggunakan cara yang asli),

penguraian atau Elaboration (menguraikan suatu benda secara jelas),

serta perumusan kembali atau Definition (kemampuan meninjau

dengan perspektif berbeda).21

19 Sri Hardiningsih Hanafi dan Sujarwo, “Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak dengan

Memanfaatkan Media Barang Bekas di TK Kota Bima”, Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan

Masyarakat, Vol. 2, 2015, h. 3-4 20 Aisyah, “Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini”, Jurnal

Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1, 2017, h. 120 21 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 117-118

Page 29: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

13

Supriyadi dalam Novi Mulyani memaparkan 24 ciri orang kreatif

melalui berbagai studi yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:22

1) Terbuka terhadap pengalaman baru

2) Fleksibel dalam berpikir dan merespon

3) Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan

4) Menghargai fantasi

5) Tertarik pada kegiatan kreatif

6) Memiliki pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain

7) Memiliki rasa ingin tahu yang besar

8) Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti

9) Berani mengambil resiko yang diperhitungkan

10) Percaya diri dan mandiri

11) Memiliki tanggung jawab dan komitmen pada tugas

12) Tekun dan tidak mudah bosan

13) Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah

14) Kaya akan inisiatif

15) Peka terhadap situasi lingkungan

16) Lebih berorientasi kepada masa kini dan masa yang akan datang

daripada masa lalu

17) Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik

18) Tertarik pada hal-hal abstrak, kompleks, holistik, dan

mengandung teka teki

19) Memiliki gagasan yang orisinal

20) Memiliki minat yang luas

21) Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan

konstruktif bagi pengembangan diri

22) Kritis terhadap pendapat orang lain

23) Senang mengajukan pertanyaan yang baik

24) Memiliki kesadaran etika moral dan estetika yang tinggi

22 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 12-13

Page 30: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

14

Ciri lain dari seseorang termasuk dalam kategori kreatif,

dipaparkan oleh Catron dan Allen dalam Yuliani Nurani Sujiono

bahwa terdapat 12 indikator kreatif anak usia dini, antara lain sebagai

berikut:23

1) Anak berkeinginan untuk mengambil resiko berperilaku berbeda

dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit.

2) Anak memiliki selera humor yang luar biasa dalam situasi

keseharian.

3) Anak berpendirian tegas atau tetap, terang-terangan serta

berkeinginan untuk berbicara secara terbuka dan bebas.

4) Anak adalah nonkonformis, yaitu melakukan hal-hal dengan

caranya sendiri.

5) Anak mengekspresikan imajinasinya secara verbal.

6) Anak tertarik pada berbagai hal, memiliki rasa ingin tahu dan

senang bertanya.

7) Anak menjadi terarah dan termotivasi sendiri, serta memiliki

imajinasi dan menyukai fantasi.

8) Anak terlibat dalam sistematis dan yang disengaja dalam

membuat rencana dari suatu kegiatan.

9) Anak menyukai imajinasinya dan menggunakannya dalam

bermain, terutama dalam bermain pura-pura.

10) Anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber

daya.

11) Anak bereksplorasi dan bereksperimen dengan objek, contoh,

masukan atau menjadikan sesuatu bagian dari tujuan.

12) Anak bersifat fleksibel dan berbakat dalam mendesain sesuatu.

Sangat banyak ciri yang menandakan bahwa seseorang tergolong

ke dalam orang yang kreatif. Ada ciri yang dilihat dari sisi perilaku

dan ada pula yang dilihat dari sisi emosional atau dengan kata lain,

23 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan

Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 40

Page 31: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

15

ciri tersebut dilihat dari sisi sikap dan sifat. Ciri yang dimiliki setiap

orang pun berbeda. Namun dari semua ciri yang telah dipaparkan di

atas, ciri paling menonjol yang menunjukkan bahwa seseorang

tersebut kreatif adalah tingkat inovasi dan rasa ingin tahu yang tinggi.

c. Komponen Pokok Kreativitas

Kreativitas memiliki komponen-komponen pokok yang menjadi

ciri khas dari kreativitas itu sendiri. Terkait dengan komponen-

komponen pokok kreativitas tersebut, Suharnan dalam Dadan Suryana

menjelaskan bahwa terdapat beberapa komponen pokok dalam

kreativitas, yaitu sebagai berikut:24

1) Aktivitas berpikir, kreativitas selalu melibatkan proses berpikir

dalam diri seseorang. Aktivitas ini merupakan suatu proses

mental yang tidak tampak oleh orang lain, dan hanya dirasakan

oleh orang yang bersangkutan. Aktivitas ini bersifat kompleks,

karena melibatkan sejumlah kemampuan kognitif seperti

persepsi, atensi, ingatan, penalaran, imajinasi, pengambilan

keputusan, dan pemecahan masalah.

2) Menemukan atau menciptakan sesuatu yang mencakup

kemampuan menghubungkan dua gagasan atau lebih yang semula

tampak tidak berhubungan, kemampuan mengubah pandangan

yang ada dan menggantikan dengan cara pandang lain yang baru,

dan kemampuan menciptakan suatu kombinasi baru berdasarkan

konsep-konsep yang telah ada dalam pikiran. Aktivitas

menemukan sesuatu berarti melibatkan proses imajinasi yaitu

kemampuan memanipulasi sejumlah objek atau situasi di dalam

pikiran sebelum sesuatu yang baru diharapkan muncul.

3) Sifat baru atau orisinal. Umumnya kreativitas dilihat dari adanya

suatu produk baru. Produk ini biasanya akan dianggap sebagai

24 Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak,

(Jakarta: Kencana, 2016), h. 207-208

Page 32: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

16

karya kreativitas bila belum pernah diciptakan sebelumnya,

bersifat luar biasa, dan dapat dinikmati oleh masyarakat.

4) Produk yang berguna atau bernilai, suatu karya yang dihasilkan

dari proses kreatif harus memiliki kegunaan tertentu, seperti lebih

enak, lebih mudah dipakai, mempermudah, memperlancar,

mendorong, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi

hambatan, dan mendatangan hasil lebih baik atau lebih banyak.

Dalam dunia pendidikan anak usia dini, komponen-komponen

pokok tersebut mengartikan bahwa 1) anak mengalami proses berpikir

untuk mengatasi problem atau permasalahan yang dihadapinya,

meskipun masalah yang dihadapi anak hanyalah masalah kecil yang

biasa terjadi namun anak memerlukan kemampuan berpikir keras

untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapinya; 2) menemukan

atau menciptakan berbagai ide, gagasan atau produk yang merupakan

bentuk visualisasi dari imajinasi yang dimilikinya; 3) sifat baru atau

orisinal dalam ide, gagasan atau produk yang dibuatnya; dan 4) ide,

gagasan atau produk yang dibuat berguna dan bernilai dalam

mengatasi masalah yang dihadapinya.

d. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Kreativitas

Kreativitas yang berkembang dalam diri seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Sternberg dalam Ratih Kusumawardhani

memaparkan bahwa kreativitas membutuhkan Kerjasama dari

kemampuan intelektual, pengetahuan, gaya berpikir, kepribadian,

motivasi dan lingkungan.25 Kuwato dalam Novi Mulyani

memaparkan bahwa setidaknya ada 3 faktor yang dapat memengaruhi

kreativitas, yaitu sebagai berikut:26

25 Ratih Kusumawardhani, dkk. “Profil Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal Ilmiah Visi

PGTK PAUD dan Dikmas, Vol. 3, 2018, h. 12 26 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 26-27

Page 33: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

17

1) Faktor kemampuan berpikir yang mencakup intelegensi dan

mengayakan bahan berpikir. Inteligensi merupakan petunjuk

kualitas kemampuan berpikir, sedangkan mengayakan bahan

berpikir dibedakan atas perluasan dan pendalaman dalam

bidangnya dan bidang disekitarnya. Dalam pendidikan anak usia

dini, inteligensi diibaratkan sebagai tingkat kemampuan berpikir

yang dimiliki anak, sedangkan mengayakan bahan berpikir

diibaratkan sebagai perluasan dan pendalaman dari apa yang

sedang dipikirkan atau dipecahkan atau dipelajari.

2) Faktor kepribadian. Seseorang yang memiliki kepribadian

pantang menyerah, optimis, rajin, ulet dan lainnya, akan memiliki

kreativitas yang berbeda dengan orang yang memiliki sifat

pesimis, mudah menyerah, malas, dan lainnya.

3) Faktor lingkungan. Kreativitas akan dapat berkembang apabila

lingkungan memberi dukungan dengan kebebasan sebagai

suasana yang mendukung perkembangan kreativitas. Kebebasan

yang diperlukan adalah kebebasan yang tetap mengacu pada

norma yang berlaku, tetapi harus saling menghargai dan

memahami sehingga memungkinkan rasa aman yang dinamis,

yang akan memberikan rangsangan dan kesempatan bagi

kreativitas untuk terus berkembang.

Selain itu, Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati menjelaskan

bahwa ada empat hal yang dapat diperhitungkan dalam

pengembangan kreativitas, yaitu sebagai berikut:27

1) Rangsangan mental

Suatu karya kreatif dapat muncul jika anak mendapatkan

rangsangan mental yang mendukung baik pada aspek kognitif

maupun kepribadiannya serta suasana psikologis (Psychological

Athmosphere). Pada aspek kognitif anak distimulasi agar mampu

27 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 27-32

Page 34: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

18

memberikan berbagai alternatif pada setiap stimulan yang

muncul. Pada aspek kepribadian anak distimulasi untuk

mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif seperti

percaya diri, berani, ketahanan diri, dan sebagainya. Pada aspek

suasana psikologis distimulasi agar anak memiliki rasa aman,

kasih sayang dan penerimaan. Menerima anak dengan segala

kekurangan dan kelebihannya akan membuat anak berani

mencoba, berinisiatif dan berbuat sesuatu secara spontan.28

2) Iklim dan kondisi lingkungan

Lingkungan yang sempit, pengap dan menjemukan akan

terasa muram, tidak bersemangat dan mengumpulkan ide

cemerlang. Maka, kreativitas dengan sendirinya akan mati dan

tidak berkembang dengan kondisi lingkungan yang tidak

mendukung.29

3) Peran guru

Peluang untuk munculnya siswa yang kreatif akan lebih

besar dari guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif adalah guru

yang secara kreatif mampu menggunakan berbagai pendekatan

dalam proses kegiatan belajar dan membimbing siswanya. Ia juga

figur yang senang melakukan kegiatan kreatif dalam hidupnya.

Ada beberapa hal yang dapat mendukung peran guru dalam

mengembangkan kreativitas siswa, yaitu percaya diri, berani

mencoba hal baru, memberikan contoh, menyadari keragaman

karakteristik siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk

berekspresi dan bereksplorasi, serta berpikir positif.30

28 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 27-28 29 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 28 30 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 31-32

Page 35: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

19

4) Peran orang tua

Utami Munandar dalam Yeni Rachmawati menyebutkan

beberapa sikap orang tua yang menunjang tumbuhnya kreativitas,

yaitu sebgai berikut:31

a) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk

mengungkapkan.

b) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan

berkhayal.

c) Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.

d) Mendorong anak untuk menjajaki dan mendorong berbagai

hal.

e) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang

ingin dicoba, dilakukan dan apa yang dihasilkan.

f) Menunjang dan mendorong kegiatan anak.

g) Menikmati keberadaannya bersama anak.

h) Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.

i) Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.

j) Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak.

Banyak hal yang menjadi faktor pendukung dari pengembangan

kreativitas. Namun, faktor-faktor pendukung tersebut juga dapat

menjadi faktor penghambat jika yang dilakukan menyimpang dari hal-

hal yang mendukung. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

faktor pendukung dan penghambat dari pengembangan kreativitas

terdiri dari faktor internal (kemampuan berpikir/intelektual, gaya

berpikir dan kepribadian) dan faktor eksternal (motivasi, rangsangan

mental, iklim dan kondisi lingkungan, peran guru serta peran

orangtua).

31 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 32-33

Page 36: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

20

e. Proses Kreatif

Karya kreatif tidak hadir dengan begitu saja. Meskipun telah

memiliki bakat sejak lahir, bakat tersebut akan tumpul dan tidak

menghasilkan apa-apa tanpa dipelajari dan diasah dengan baik. Karya

kreatif dihasilkan melalui proses berpikir serta penyatuan dari

pengalaman-pengalaman yang sudah pernah dilalui. Hasan

Langgulung dalam Novi Mulyani mengemukakan bahwa proses

kreatif merupakan proses intelektual yang akan menghasilkan karya

kreatif. Proses tersebut bermula dengan mengenal masalah sehingga

merangsang untuk berpikir, kemudian berakhir dengan menghasilkan

karya kreatif.32

Merujuk pada teori Guilford, Munandar dalam Novi Mulyani

menyebutkan empat unsur berpikir kreatif yang meliputi unsur-unsur

kelancaran atau Fluency (kelancaran berpikir kreatif untuk

memikirkan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan

atau masalah), unsur fleksibilitas atau kelenturan (keluwesan berpikir

sehingga gagasan yang diungkapkan memiliki jangkauan yang lebih

luas dan beragam untuk memecahkan suatu masalah), unsur

orisinalitas atau keahlian (ide-ide atau gagasan yang diungkapkan

bersifat orisinil atau asli hasil pemikiran sendiri yang berdasar pada

pengalaman) dan unsur elaborasi (mengembangkan suatu ide,

merinci, melengkapi, dan penambahan detail terhadap ide sehingga

dapat dilaksanakan dan dikerjakan).33

Sejalan dengan unsur-unsur tersebut, Susanto dalam Nadia

Fauziah menjelaskan bahwa di dalam kreativitas terdapat empat

dimensi yang saling berkaitan yaitu Person (pribadi atau seseorang

yang melaksanakan kegiatan kreatif), Process (proses yang

dilaksanakan untuk menghasilkan kreativitas (gagasan, ide, maupun

32 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 19 33 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 19-20

Page 37: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

21

produk), Press (dorongan atau dukungan dari lingkungan sekitar dan

diri sendiri), Product (kreativitas yang dihasilkan).34

Graham Wallas dalam Novi Mulyani menjelaskan empat tahapan

dalam proses kreativitas, yaitu tahap persiapan atau Preparation

(tahap dimana ide datang dan timbul dari berbagai kemungkinan),

tahap inkubasi atau Incubation (tahap pemahaman serta kematangan

terhadap ide yang timbul), tahap iluminasi atau Illumination (tahap

pengembangan dari ide yang telah diperoleh dan dipahami), serta

tahap verifikasi atau Verification (tahap perwujudan dari hasil dan

tanggung jawab terhadap hasil).35

Sejalan dengan Graham Wallas, David Cambell dalam Masganti

Sit menjelaskan lima tahap dalam proses kreatif, yaitu tahap persiapan

atau Preparation (peletakaan dasar, mempelajari latar belakang

masalah, seluk beluk dan problematikanya), tahap konsentrasi atau

Concentration (mencurahkan perhatian dan memusatkan pikiran pada

hal yang sedang dikerjakan), tahap inkubasi atau Incubation

(membebaskan diri dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja, dan

kelaziman pemakai cara), tahap iluminasi (tahap ditemukannya

penerapan pemecahan masalah, penyelesaian perkara, cara kerja, dan

jawaban baru), dan tahap verifikasi atau produksi (memastikan solusi

itu benar-benar memecahkan masalah).36

Merujuk pada berbagai pemaparan di atas, proses kreatif terjadi

secara bertahap dengan lima tahapan, yaitu tahap persiapan,

konsentrasi, inkubasi, iluminasi dan tahap verifikasi. Tahapan-

tahapan tersebut mengandung empat unsur berpikir kreatif yang

meliputi kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas dan elaborasi dengan

melibatkan empat dimensi yaitu Person, Process, Press dan Product.

34 Nadia Fauziah, “Penggunaan Media Bahan Alam untuk Meningkatkan Kreativitas Anak”,

Jurnal Ilmiah Visi P2TK PAUD NI, Vol. 8, 2013, h. 24 35 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 20-21 36 Masganti Sit, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik, h. 6-8

Page 38: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

22

f. Tujuan Pengembangan Kreativitas

Kreativitas tidak dikembangkan tanpa tujuan. Secara garis besar,

pengembangan kreativitas bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir untuk mengekspresikan imajinasi serta

mengembangkan berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini.

tujuan utama bermain kreatif adalah memelihara perkembangan atau

pertumbuhan optimal pada anak melalui bermain yang kreatif,

interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak.37 B.E.F.

Montolalu menyebutkan lima tujuan pengembangan kreativitas anak,

yaitu sebagai berikut:38

1) Mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui hasil karya

dengan menggunakan berbagai teknik yang dikuasainya.

2) Mengenalkan cara dalam menememukan berbagai alternatif

untuk memecahkan masalah.

3) Menanamkan sikap keterbukaan anak terhadap berbagai

pengalaman dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi

terhadap ketidakpastian.

4) Membuat anak memiliki kepuasan diri terhadap apa yang

dilakukannya dan sikap menghargai hasil karya orang lain.

5) Membuat anak menjadi kreatif, yaitu anak yang memiliki:

a) Kelancaran untuk mengemukakan gagasan

b) Kelenturan untuk mengemukakan berbagai alternatif

pemecahan masalah

c) Orisinalitas dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran

d) Elaborasi dalam gagasan

e) Keuletan dan kesabaran atau kegigihan dalam menghadapi

rintangan dan situasi yang tidak menentu.

37 Khamim Zarkasih Putro, “Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bermain”, Jurnal

Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol. 16, 2016, h. 22 38 B.E.F. Montolalu, dkk. Bermain dan Permainan Anak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009),

h. 3.5

Page 39: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

23

g. Fungsi Pengembangan Kreativitas

Kreativitas tidak hanya memiliki berbagai tujuan dalam

pengembangannya, melainkan juga memiliki fungsi tersendiri. B.E.F.

Montolalu menjelaskan fungsi dari upaya mengembangkan kreativitas

anak yang terdiri dari fungsi upaya mengembangkan kreativitas

terhadap perkembangan kognitif, kesehatan jiwa, serta perkembangan

estetika.

Fungsi upaya mengembangkan kreativitas terhadap kognitif anak

dibuktikan dengan diperolehnya kesempatan penuh untuk memenuhi

keinginan berekspresi anak dengan caranya sendiri. Kreativitas

dikatakan memiliki fungsi terhadap kesehatan jiwa atau memiliki nilai

terapis karena anak dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang dapat

menyebabkan ketegangan-ketegangan pada dirinya. Kreativitas juga

memiliki fungsi terhadap perkembangan estetika karena anak

dibiasakan dan dilatih untuk menghayati bermacam-macam

keindahan.39

h. Menumbuhkan Sikap Dasar Kreatif Anak

Anak memiliki keunikan dan kemampuannya masing-masing.

Anak yang memiliki kemampuan dalam segi kreativitas, jika tidak

diasah atau dilatih maka kemampuan tersebut hanya akan terendap.

Untuk terus mengaktifkan kemampuan tersebut, maka perlu adanya

stimulasi-stimulasi yang digunakan. Salah satu cara yang dapat

digunakan adalah dengan memerhatikan sifat natural anak yang

sangat menunjang tumbuh dan berkembangnya kreativitas seperti rasa

takjub terhadap sesuatu, pengembangan imajinasi, rasa ingin tahu,

serta banyak bertanya.40 Sejalan dengan itu, Fadlillah dan Khorida

juga memaparkan sikap natural atau karakter dasar anak yang sangat

39 B.E.F. Montolalu, dkk. Bermain dan Permainan Anak, h. 3.5-3.6 40 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h.38-40

Page 40: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

24

menunjang tumbuhnya kreativitas yang meliputi bekal kebaikan, suka

meniru, suka bermain, rasa ingin tahu yang tinggi serta imajinasi yang

tinggi.41

Rasa takjub terhadap sesuatu merupakan sifat natural yang dapat

menunjang tumbuhnya kreativitas. Rasa takjub berkaitan dengan

pengembangan imajinasi. Rasa takjub terhadap sesuatu dimaknai

sebagai rasa takjub terhadap benda atau hal yang merupakan hasil

imajinasi anak tersebut. Sebagai contoh, seorang anak melihat sebuah

botol minum, si anak dapat merasa takjub terhadap botol tersebut

karena selain sebagai wadah air minum, botol tersebut juga bisa

digunakan sebagai Microphone, botol saus, botol kecap, tempat cat,

dan lain sebagainya.

Rasa ingin tahu membuat anak tidak pernah berhenti untuk

mencari dan menemukan informasi baru, cara baru untuk

mengerjakan sesuatu, eksperimen baru, pengalaman baru, dan

sebagainya. Rasa ingin tahu yang semakin tinggi akan memicu anak

untuk semakin banyak bertanya, dan semakin ingin mencoba.

Terlebih lagi, anak memiliki sikap natural suka meniru dan suka

bermain. Namun semua itu harus dibekali juga dengan karakter-

karakter kebaikan, sehingga seluruh sikap natural tersebut dapat

memicu hal-hal yang baik pula.

i. Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini

Kreativitas anak usia dini dapat dikembangkan melalui berbagai

cara atau strategi atau metode. M. Fadlillah beranggapan bahwa salah

satu upaya dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini adalah

dengan memberikan stimulus yang baik dan tepat, yaitu pembelajaran

melalui bermain.42 Selain itu, Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati

41 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, h. 45-47 42 M. Fadlillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan Pembelajaran

Menarik, Kreatif dan Menyenangkan, h. 12

Page 41: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

25

mengemukakan tujuh strategi untuk mengembangkan kreativitas pada

anak usia dini yang meliputi pengembangan kreativitas melalui

menciptakan produk (hasta karya), melalui imajinasi, melalui

eksplorasi, melalui eksperimen, melalui proyek, melalui musik, dan

melalui bahasa.43

Hasta karya merupakan penciptaan produk yang mengandalkan

kreativitas pembuatnya. Pada dasarnya, hasil karya anak dibuat

melalui aktivitas membuat, menyusun atau mengkonstruksi. Hal ini

akan memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk menciptakan

benda buatan mereka sendiri yang belum pernah mereka temui.

Mereka juga dapat membuat modifikasi dari benda yang telah ada

sebelumnya.44

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, imajinasi

merupakan sifat natural anak. Dalam hal strategi mengembangkan

kreativitas anak usia dini, yang dimaksud adalah kemampuan berpikir

divergen seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya, dan

multiperspektif dalam merespons suatu stimulasi. Melalui imajinasi,

daya pikir dan daya cipta anak dapat berkembang tanpa dibatasi

kenyataan dan realitas sehari-hari.45

Eksplorasi juga menjadi salah satu strategi mengembangkan

kreativias anak usia dini. Hal ini dikarenakan melalui eksplorasi anak

dapat memperoleh kesempatan untuk melihat, memahami, merasakan

dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian

mereka.46

43 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 52-65 44 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 53 45 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 54 46 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 55

Page 42: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

26

Selain melalui eksplorasi, eksperimen juga dapat menjadi salah

satu pilihan strategi untuk mengembangkan kreativitas pada anak usia

dini. Eksperimen berorientasi pada bagaimana anak dapat mengetahui

cara atau proses terjadinya sesuatu, mengapa sesuatu dapat terjadi

serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi dari permasalahan

yang mereka hadapi hingga akhirnya munculah sesuatu yang

bermanfaat dari kegiatan tersebut.47

Adapula strategi mengembangkan kreativitas melalui proyek.

Metode proyek sendiri berasal dari gagasan John Dewey tentang

konsep “Learning by Doing”, yang berarti proses pembelajaran

dengan melakukan tindakan langsung sesuai dengan tujuan. Terutama

melakukan suatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku

untuk mencapai tujuan. Metode proyek dapat memberikan

kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir,

keterampilan dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah

permasalahan yang dihadapi mereka sehingga mereka memiliki

peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal

mungkin.48

Penggunaan musik dan bahasapun dapat digunakan sebagai

strategi untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini. alam

tercipta kaya akan nuansa dan irama musik. Manusia tidak akan

pernah bisa lepas dari bunyi-bunyian yang terdengar setiap detik

dengan variasi jenis, frekuensi, durasi, tempo dan irama. Masing-

masing menampilkan kekhasan musik alaminya sendiri. Alam

mengajari manusia dengan keharmonisan, keseimbangan, simetris,

sistematis, dan rasa kebersamaan dan penyatuan melalui irama dari

bunyi-bunyian alamiah. Musik diyakini dapat melibatkan kedua

belahan otak kiri dan kanan karena aktivitas musik dapat

47 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 59 48 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 61-62

Page 43: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

27

menggabungkan fungsi analitis dengan fungsi kreatif sekaligus.49

Sedangkan bahasa merupakan hal yang pasti digunakan di setiap hari

karena fungsi bahasa sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Anak

sering berbicara untuk mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran

mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan penggunaan bahasa dan

dialog dengan yang lain. Salah satu jalan bagi mereka untuk

menggunakan bahasa adalah ekspresi perasaan.50 Bahasa dikatakan

dapat menjadi salah satu strategi untuk mengembangkan kreativitas

pada anak usia dini karena melalui bahasa anak dapat

mengekspresikan apa yang dirasa dan dipikirkan.

Media Loose Parts melibatkan 7 strategi yang dipaparkan oleh

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniawati. Loose Parts memfasilitasi

anak untuk menciptakan produk (hasta karya) melalui imajinasi,

eksplorasi, dan eksperimen dalam bentuk proyek. Loose Parts juga

dapat dimanipulasi menjadi alat musik. Bahasa juga terlibat saat

menggunakan media Loose Parts melalui komunikasi antara satu anak

dengan anak yang lain.

Amabile dalam Aris Priyanto memaparkan bahwa keberhasilan

kreativitas merupakan persimpangan (Intersection) antara

keterampilan anak dalam bidang tertentu (Domain Skills),

keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, serta motivasi intrinsic atau

motivasi dari dalam diri. Persimpangan kreativitas tersebut disebut

dengan teori persimpangan kreativitas (Creativity Intersection).51

49 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 63-64 50 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 65 51 Aris Priyanto, “Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Kreativitas

Bermain”, Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 2, 2014, h. 44

Page 44: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

28

j. Pentingnya Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini

Kreativitas dalam diri seseorang tidak dapat berkembang bahkan

bisa terendap jika tidak dikembangkan. Kreativitas sangat penting

untuk ditumbuh kembangkan sejak anak usia dini dengan

mengoptimalkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak

secara seimbang dan berkesinambungan.52 Munandar dalam Diana

Vidya Fakhriyani menyebutkan bahwa terdapat empat alasan perlunya

mengembangkan kreativitas anak usia dini, yaitu dengan berkreasi

anak dapat mewujudkan dirinya, dapat menemukan berbagai cara baru

untuk memecahkan masalah, memberikan kepuasan tersendiri, serta

meningkatnya kualitas dan taraf hidup seseorang.53 Dari pendapat

tersebut, jelas bahwa kreativitas penting untuk dikembangkan.

Disamping dapat mengoptimalkan berbagai aspek perkembangan

secara holistik integratif, kreativitas dapat membantu anak

mengembangkan berbagai kemampuan yang ada di dalam dirinya.

2. Loose Parts

a. Pengertian Loose Parts

Istilah Loose Parts berasal dari bahasa Inggris yang jika diartikan

berarti bagian yang longgar atau lepasan. Disebut Loose Parts karena

material yang digunakan merupakan bagian atau kepingan yang

mudah untuk dilepas dan disatukan, dapat digunakan sendiri atau

dapat pula digabungkan dengan benda-benda lainnya untuk menjadi

satu kesatuan dan setelah tidak digunakan dapat dikembalikan pada

kondisi dan fungsi semula.54 Jadi, dikatakan Loose Parts karena

material yang digunakan dapat disatukan dan dapat dilepaskan

kembali. Istilah tersebut mulai digunakan pada tahun 1971 setelah

52 Luluk Asmawati, “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Terpadu

Berbasis Kecerdasan Jamak”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 11, 2017, h. 146 53 Nurlita, “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Percaya Diri Terhadap Kreativitas Anak Usia

5-6 Tahun”, Educhild, Vol. 01, 2012, h. 9 54 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 9

Page 45: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

29

Simon Nicholson yang merupakan seorang arsitek kelahiran London

menerbitkan karyanya tentang “How Not to Cheat Children-the

Theory of Loose Parts” yang menyatakan bahwa lingkungan

merupakan tempat yang interaktif bagi anak. Yang mana, interaksi

anak dengan lingkungan akan memunculkan kemungkinan-

kemungkinan yang membuat anak bisa menjadi penemu yang

kreatif.55

Sally Haugheuy dalam Yuliati Siantajani menjelaskan bahwa

Loose Parts diartikan sebagai bahan-bahan yang terbuka, dapat

terpisah, dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar,

dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan

bahan-bahan lain. Loose Parts biasanya berupa benda-benda alam

maupun sintetis.56 Sejalan dengan pemaparan Sally Haugheuy, Maria

Melita Rahardjo memaparkan bahwa Loose Parts merupakan bahan

yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang kembali,

dipisahkan dan disatukan kembali dengan menggunakan berbagai

cara.57 Maria Melita Rahardjo menambahkan bahwa Loose Parts

dapat dipindahkan ke seluruh ruangan baik di dalam maupun di luar

ruangan, dan digunakan dengan berbagai cara yang tidak terbatas.58

Merujuk pada berbagai pemaparan tersebut, Loose Parts dapat

dimaknai sebagai material yang dapat berupa bahan alam maupun

bahan sintetis yang dapat digabungkan maupun dipindahkan dan

dapat dipisahkan atau dilepaskan kembali, dapat digunakan di dalam

maupun diluar ruangan dengan berbagai cara.

55 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 12 56 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 12 57 Maria Melita Rahardjo, “How To Use Loose Parts in STEAM”, Jurnal Pendidikan Usia

Dini, Vol. 13, 2019, h. 312 58 Maria Melita Rahardjo, “How To Use Loose Parts in STEAM”, Jurnal Pendidikan Usia

Dini, h. 312

Page 46: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

30

b. Pentingnya Loose Parts

Material Loose Parts mencakup berbagai benda yang ada di

sekitar anak dan memang mudah ditemukan. Namun banyak alasan

yang mendasari pentingnya penggunaan Loose Parts bagi

perkembangan anak usia dini. Secara garis besar, Loose Parts

memberikan kesempatan lebih besar kepada anak untuk bereksplorasi

dan berkreasi. Anggard dalam Caileigh Flannigan memaparkan

bahwa Loose Parts memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat

mengembangkan pengalaman bermain berdasarkan ide dan tujuan

yang mereka miliki sendiri (Loose Parts give children the freedom to

develop their play experience based on their ideas and goals).59

Dengan bermain anak mengeksplorasi segalanya yang ada dalam

bermain, baik sosial emosional, mengembangkan imajinasinya,

kreativitas dan kognitif.60 Itu berarti anak melakukan permainan

berdasarkan apa yang pernah mereka alami, sehingga mereka

memiliki target tersendiri terhadap ide dan tujuan yang akan mereka

capai dari permainan yang mereka lakukan.

Sejalan dengan hal tersebut, Maria Melita Rahardjo memaparkan

bahwa Loose Parts menyediakan kesempatan yang sangat luar biasa

bagi anak-anak untuk menjelajahi dunia di sekitar mereka dengan

menggunakan berbagai bahan atau material, baik yang alami, sintetis

maupun yang dapat didaur ulang sehingga anak dapat mempeoleh

pengalamannya sendiri (Provides exceptional opportunities for

children to explore the world around them using natural, synthetic,

and recyclable materials).61

59 Caileigh Flannigan dan Beverlie Dietze, “Children, Outdoor Play, and Loose Parts”, Journal

of Childhood Studies, Vol. 42, 2017, h. 54 60 Ade Holis, “Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan Kognitif Anak

Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 9, 2016, h. 26 61 Maria Melita Rahardjo, “How To Use Loose Parts in STEAM”, Jurnal Pendidikan Usia

Dini, h. 312

Page 47: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

31

Selain itu, Yuliati juga menjelaskan beberapa alasan penggunaan

Loose Parts sebagai pembelajaran anak seperti Loose Parts kaya

dengan nutrisi sensorial yang mana anak-anak masih mengetahui

berbagai hal secara konkret melalui alat sensorinya, dapat digunakan

sesuai dengan pilihan anak, dapat diadaptasi dan dimanipulasi dalam

banyak cara sehingga mendorong daya berpikir anak, mendorong

kreativitas dan imajinasi anak, mengembangkan lebih banyak

keterampilan dan kompetensi, dapat digunakan dengan cara-cara yang

berbeda sesuai ide anak, dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan

lain untuk mendukung imajinasi anak, serta dapat mendorong

pembelajaran terbuka.62

c. Komponen Loose Parts

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Loose

Parts merupakan material di sekitar anak dengan berbagai komponen,

baik berupa benda alami (batu, daun, pasir, dan lain-lain), sintetis

(lego, puzzle, dan lain-lain) maupun bahan yang dapat di daur ulang

(kardus, botol plastik, dan lain-lain). Sebagaimana yang dipaparkan

oleh Maria Melia Rahardjo yang memaparkan bahwa Loose Parts

memberikan kesempatan untuk anak menggunakan material yang

alami, sintetis dan dapat di daur ulang.63

Komponen Loose Parts menurut Yuliati Sintiajani sangat

bervariasi, meliputi bahan alam atau bahan-bahan yang dapat

ditemukan di alam (batu, daun, pasir, dan lain-lain), plastik (sedotan,

botol plastik, tutup botol, dan lain-lain), logam (kaleng, sendok

alumunium, dan lain-lain), kayu dan bambu (balok, kepingan puzzle,

dan lain-lain), benang dan kain (aneka kain dan benang), kaca dan

keramik (botol kaca, manik-manik, kelereng, dan lain-lain), serta

62 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 16-21 63 Maria Melita Rahardjo, “How To Use Loose Parts in STEAM”, Jurnal Pendidikan Usia

Dini, h. 312

Page 48: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

32

bekas kemasan (kardus, gulungan benang, karton wadah telur, dan

lain-lain).64

d. Manfaat Loose Parts

Penggunaan Loose Parts dapat memberikan berbagai macam

manfaat bagi anak, yang secara garis besar membuka kesempatan

untuk bereksplorasi, berkreasi dan belajar dengan cara yang diperoleh

sendiri dan menemukan pengetahuan yang tidak terbatas. Namun, jika

diperhatikan lebih dalam, manfaat dari penggunaan Loose Parts

diantaranya yaitu membantu eksplorasi anak, sebagaimana yang

dipaparkan oleh Sheryl Smith dan Gilman. Sheryl Smith dan Gilman

juga memaparkan bahwa selain membantu eksplorasi anak, Loose

Parts juga dapat memberikan anak rasa memiliki dan mendorong

kemauan mereka sendiri. Selain itu, karena kegiatan dan sumber

dayanya yang beragam dan fleksibel, anak memiliki kesempatan

untuk membuat pilihan dan memutuskan bagaimana akan

menggunakan bahan-bahan tersebut (Loose parts materials supported

children’s explorations, offered them a sense of belonging and

encouraged their own willingness to take risks. Children had the

opportunity to make choices and to decide how to use the open-ended

materials.).65

Loose Parts bahkan mampu meningkatkan konsentrasi,

kreativitas, hingga keterampilan memecahkan persoalan yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari oleh anak, meningkatkan aspek motorik

anak melalui berbagai rangkaian aktivitas yang dilakukannya,

membantu penguasaan bahasa dan kosakata serta sosial emosional

melalui komunikasi yang dibangun dengan lingkungan di sekitarnya,

hingga penguasaan pemikiran matematika dan pemikiran ilmiah,

64 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 23 65 Sheryl Smith dan Gilman, “The Arts, Loose Parts and Conversations”, Journal of the

Canadian Association for Curriculum Studies, Vol. 16, 2018, h. 96

Page 49: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

33

sebagaimana yang dikemukakan oleh Maria Melita Rahardjo (Loose

Parts can improve problem-solving skills, creativity, concentration,

hand and eye coordination, fine motor development, gross motor

development, help with language and vocabulary mastery,

mathematical thinking, scientific thinking, emotional literacy, and

social development.).66 Di samping itu, Ali Nugraha menambahkan

bahwa dengan meningkatnya pemikiran ilmiah atau sains, kreativitas

anak akan diwujudkan secara nyata dalam bentuk penemuan konsep

baru, mengkreasi keterampilan baru, dan lain-lain.67

Yuliati Siantajani menjelaskan empat manfaat utama dari

penggunaan Loose Parts, yaitu mengembangkan keterampilan inkuiri

yang diperlukan oleh anak untuk dapat memperoleh informasi,

menganalisa dan membuat pertimbangan-pertimbangan, dapat

mengajarkan anak untuk bertanya, mengembangkan berbagai aspek

perkembangan anak serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas

yang tak terbatas.68

3. Penggunaan Media Loose Parts untuk Mengembangkan

Kreativitas Anak Usia Dini

a. Strategi Penggunaan Media Loose Parts untuk

Mengembangkan Kreativitas Anak

Penggunaan media Loose Parts juga melewati beberapa tahapan.

Tahapan-tahapan tersebut diimbangi dengan peran guru yang juga

dilakukan secara bertahap. Sebagaimana dilihat pada gambar berikut:

66 Maria Melita Rahardjo, “How To Use Loose Parts in STEAM”, Jurnal Pendidikan Usia

Dini, h. 312 67 Ali Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini, (Bandung: JILSI

Foundation, 2008), h. 38 68 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 41-42

Page 50: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

34

Gambar 2.1: Piramida Loose Parts69

Tahap pertama merupakan tahap eksplorasi. Pada tahap ini anak

menjelajahi benda-benda yang ada disekitarnya. Saat anak berada

pada tahap eksplorasi, guru memegang peran tahap edukasi untuk

mengenalkan strategi bermain, beres-beres dan menyimpan barang.

Yuliati Siantajani memaparkan bahwa tahap eksplorasi adalah tahap

dimana anak mulai berkenalan dengan Loose Parts, sehingga untuk

memenuhi rasa ingin tahunya, anak menjelajahi benda-benda berbagai

tekstur, warna, bentuk dan ukuran.70 Tahap kedua merupakan tahap

anak melakukan uji coba membuat sesuatu berdasarkan ide yang

dimilikinya atau disebut dengan tahap eksperimen. Pada tahap ini,

guru berperan melakukan invitasi dan provokasi atau disebut tahap

ekspansi. Yuliati Siantajani memaparkan bahwa setelah anak selesai

dengan tahapan eksplorasi, anak mulai melakukan uji coba membuat

sesuatu sebagaimana ide yang muncul dari dalam anak. Imajinasi anak

berkembang dalam tahap ini. Sedangkan guru memperluas ide-ide

anak yang telah mampu bereksperimen dengan berbagai Loose Parts

69 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 78 70 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79

Page 51: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

35

dan memberikan invitasi serta provokasi.71 Tahap ketiga yaitu tahap

kreatif yang mana anak membuat atau merancang berbagai produk

kreatif. Peran guru sampai pada tahap perkembangan, yaitu tahap guru

dokumentasi dan penilaian dari kegiatan yang anak lakukan. Bagian

teratas atau tahap terakhir yang ditunjukkan piramida Loose Parts

adalah membangun makna dan tujuan bermain yang mana tujuan guru

dalam memfasilitasi anak telah tercapai dan anak dapat memaknai

dunia disekelilingnya melalui permainan.72 Tahap ini merupakan

tahap kemampuan tertinggi yang dicapai oleh anak dan peran tertinggi

guru. Guru dapat menyaksikan kemajuan perkembangan anak, di

mana anak dapat memaknai dunia sekelilingnya melalui permainan

mereka. Tujuan bermain telah tercapai yang artinya tujuan guru dalam

memfasilitasi anak untuk berkembang secara maksimal juga telah

tercapai.73 Tahapan-tahapan tersebut terus berputar membentuk siklus

pembelajaran Loose Parts. Siklus tersebut digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.2 : Siklus Bermain Loose Parts74

71 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79 72 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 78-79 73 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79 74 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 82

Page 52: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

36

Pada tahap satu, saat anak melakukan eksplorasi, guru berperan

memberikan edukasi untuk mengenalkan strategi bermain, beres-

beres dan menyimpan mainan kepada anak. Untuk mengenalkan

strategi bermain kepada anak, dapat dilakukan dengan cara berikut:75

1) Kenalkan satu jenis benda dalam jumlah yang terbatas. Seiring

waktu, tambahkan beberapa Loose Parts.

2) Taruh dalam tempat yang menarik anak.

3) Bangun rasa ingin tahu anak.

4) Izinkan anak untuk bereksplorasi.

5) Minta anak untuk menunjukkan atau mengeluarkan imajinasinya.

6) Hargai apapun yang anak buat.

7) Dengarkan penjelasan anak, dan berikan provokasi sederhana.

8) Apabila ingin menambahkan Loose Parts, usulkan Loose Parts

tertentu pada anak.

Setelah bermain anak-anak juga perlu dikenalkan dan dilatih

untuk membereskan dan menyimpan barang-barang yang telah

dipakainya ke tempat semula agar dapat bertanggung jawab terhadap

lingkungannya. Anak perlu dilatih peduli dan bertanggungjawab

terhadap lingkungannya dan benda-benda yang digunakannya. Karena

itu, penyimpanan Loose Parts merupakan salah satu bentuk

pembelajaran yang harus dilatihkan kepada anak.76 Untuk

mengenalkan beres-beres kepada anak, dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:77

1) Anak perlu memahami bahwa setiap barang punya tempat

(rumah).

2) Proses beres-beres memerlukan banyak waktu, maka jumlah

keping Loose Parts perlu dibatasi.

75 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 91 76 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 93 77 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 93

Page 53: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

37

3) Bersabarlah sampai anak benar-benar bisa mengembalikan ke

tempat semula.

4) Mengajak anak membereskan sambil bernyanyi.

Sementara itu, dalam menyimpan Loose Parts dapat dilakukan

melalui cara sebagai berikut:78

1) Tatalah Loose Parts dalam wadah sehingga anak fokus.

Sesuaikan ukuran wadah dengan isinya.

2) Tatalah wadah-wadah tersebut di rak yang terbuka dan mudah

dijangkau oleh anak.

3) Berikan ruang atau kelonggaran tempat, sehingga memudahkan

anak untuk mengambil sesuai kebutuhannya.

4) Berikan waktu cukup pada anak, karena setiap anak memiliki

kecepatan bergerak yang berbeda-beda.

Tahapan selanjutnya yang dilalui anak setelah tahap eksplorasi

adalah tahap eksperimen. Dan pada tahap eksperimen, guru berperan

memberikan provokasi dan invitasi kepada anak (tahap ekspansi).

Provokasi dan invitasi tentu berbeda. Cooper dalam Yuliati Siantajani

berpendapat bahwa yang dimaksud provokasi adalah upaya keras guru

untuk terus menerus memprovokasi kecenderungan alami anak dalam

mencari makna dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

menginterpretasi fenomena. Yuliati menambahkan bahwa provokasi

merupakan sesuatu yang mengajak orang untuk semakin maju ke

depan dengan menstimulasi respon atau aksi. Provokasi dilakukan

untuk memperluas atau mengembangkan ide-ide unik, minat dan teori

dari anak. Provokasi dibangun dari observasi yang bermakna terhadap

hal-hal yang dilakukan anak, berdasarkan rasa ingin tahu dan

pemikiran anak. Provokasi akan memberikan pengalaman-

pengalaman dan hubungan-hubungan baru pada anak dalam mengejar

ide, minat dan teori. Provokasi menantang pemikiran anak untuk

78 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. h. 94

Page 54: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

38

berpikir lebih tinggi.79 Sedangkan invitasi merupakan penataan

material yang dipilih dan ditata atau dipajang yang mengundang anak

untuk menggunakannya dalam pembelajaran. Invitasi merupakan

kesempatan bagi anak untuk belajar melalui eksplorasi berbagai

material konkret yang akan memberikan pengalaman belajar pada

anak. Material yang dipajang akan menawarkan pilihan pada anak

untuk memasuki dunia pengetahuan.80 Dengan kata lain, provokasi

berupa bahasa, sedangkan invitasi berupa penataan. Berikut cara

membuat tulisan provokasi:81

1) Tentukan topik/subtopik yang telah disepakati bersama anak.

2) Pikirkanlah ide yang dapat muncul dari topik/subtopik tersebut.

3) Pikirkan kegiatan yang mungkin akan dilakukan oleh anak.

4) Kalimat seperti apa yang akan memantik ide anak jika melihat

in,vitasi yang akan ditata?

5) Buatlah tulisan tentang kalimat itu dalam sebuah frasa atau

kalimat.

6) Perhatikan, provokasi mengandung suatu konsep yang

memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dan menggali lebih

lanjut. Frasa atau kalimat bisa berupa pernyataan,

tantangan/permintaan, ekspresi /kekaguman.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menata invitasi

adalah sebagai berikut:82

1) Ambil papan tulisan dan letakkan pada tempat di mana invitasi

akan ditata.

2) Baca dan pahami tulisan tersebut. Pikirkan hal-hal berikut:

a) Apa yang mungkin dilakukan anak dengan provokasi seperti

itu?

79 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 97 80 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 102 81 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 107 82 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 108

Page 55: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

39

b) Loose Parts apa saja yang diperlukan untuk mewujudkan

gagasan itu?

c) Bagaimana membuat penataan menjadi menarik dan

mengundang anak?

3) Persiapkan Loose Parts yang diperlukan.

4) Tata dan pajang agar menarik anak.

5) Sediakan area yang cukup sebagai tempat bagi anak untuk

melakukan aktivitas.

b. Loose Parts dan Kreativitas

Carl Rogers sudah memaparkan bahwa kreativitas muncul dari

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.83 Sejalan dengan hal

tersebut, Simon Nicolson memaparkan bahwa lingkungan merupakan

tempat interaktif bagi anak.84 Kedua teori tersebut memberikan gambaran

bahwa kreativitas seseorang dapat dibangun melalui interaksi antara

seseorang dengan lingkungannya. Loose Parts merupakan berbagai

material yang terdapat di lingkungan sekitar anak. Baik berupa bahan

alam, plastik, logam dan sebagainya. Loose Parts memberikan kesempatan

yang luas kepada anak untuk dapat memunculkan, mengembangkan dan

mengoptimalkan berbagai aspek perkembangan termasuk kreativitas yang

ada di dalam dirinya.

Media Loose Parts digunakan melalui 4 tahapan bermain yang terdiri

dari tahapan guru dan tahapan anak yang saling berkaitan. Tahapan guru

meliputi tahap edukasi, tahap ekspansi, tahap perkembangan dan tahap

membangun makna dan tujuan bermain. Sedangkan tahapan anak meliputi

tahap eksplorasi, tahap eksperimen, tahap kreatif dan tahap membangun

makna dan tujuan bermain.85 Eksplorasi menjadi tahapan pertama pada

anak untuk memulai kegiatan pembelajaran menggunakan media Loose

83 Masganti, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik, h. 33 84 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 12 85 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 78

Page 56: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

40

Parts. Eksplorasi dapat memicu rasa ingin tahu anak. Dari rasa ingin tahu

yang dimiliki anak itulah yang dapat memicu kreativitas dalam diri anak.

Memicu anak untuk terus mengetahui banyak hal di sekitarnya.

Selanjutnya eksperimen memicu anak berpikir kritis terhadap apa yang

sedang dihadapi, membuat mereka berusaha dan pantang menyerah untuk

dapat menemukan pemecahan masalah. Terlebih jika didukung dengan

adanya penataan invitasi yang memadai dan pengungkapan provokasi

yang tepat, anak akan semakin terpacu untuk melakukan eksplorasi dan

eksperimen. Dari kegiatan eksplorasi dan eksperimen itulah yang

kemudian memunculkan berbagai karya kreatif anak yang timbul dari

berbagai pemikiran yang diperolehnya selama melakukan eksplorasi dan

eksperimen. Kemudian dari ketiga tahap tersebut, anak dapat membangun

makna dan tujuan bermain.

Loose Parts sendiri memiliki 2 buah strategi khusus dalam

penggunaannya, yaitu strategi bermain serta strategi beres-beres dan

menyimpan barang.86 Kedua strategi tersebut dirasa dapat berpartisipasi

mengembangkan kreativitas anak usia dini. Melalui strategi bermain, anak

dilatih untuk dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya (kreatif membagi

dan memanfaatkan waktu untuk memainkan apa yang anak inginkan agar

selesai tepat pada waktunya). Dan melalui strategi beres-beres dan

menyimpan barang, anak dilatih untuk kreatif menata berbagai komponen

yang sudah digunakan agar tetap rapi di loker penyimpanan yang sudah

tersedia.

Kreativitas sendiri dapat dikembangkan melalui tujuh strategi yang

meliputi penciptaan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek,

musik dan juga bahasa.87 Semua strategi tersebut bisa didapatkan melalui

peggunaan media Loose Parts. Dengan Loose Parts, anak didukung untuk

membuat atau menciptakan berbagai hasil karya, didukung untuk

86 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h.89-93 87 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 52-65

Page 57: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

41

berimajinasi dan mengungkapkan serta merealisasikan imajinasinya,

didukung untuk mengeksplorasi lingkungannya dan melakukan

eksperimen-esperimen, didukung untuk membuat proyek, didukung untuk

bermusik dan didukung untuk berbahasa reseptif maupun ekspresif.

C. Penelitian yang Relevan

Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian yang dilaksanakan. Beberapa peneliti yang telah

melakukan penelitian sebelumnya terkait penggunaan media Loose Parts untuk

mengembangkan kreativitas anak usia dini diantaranya sebagai berikut:

1. Artikel Rita Kurnia yang berjudul “Konsepsi Bermain dalam

Menumbuhkan Kreativitas Anak Usia Dini”. Terbit di jurnal Educhild.

Rita Kurnia menyimpulkan bahwa bermain memberikan kesempatan besar

kepada anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Persamaan antara

penelitian Rita Kurnia dengan penelitian ini adalah menitik beratkan pada

pengembangan kreativitas anak melalui bermain, yang mana penggunaan

Loose Parts juga melalui kegiatan bermain. Sedangkan perbedaannya

terdapat pada kegiatan bermain yang dilakukan. Rita Kurnia

menggambarkan kegiatan bermain secara keseluruhan, sedangkan peneliti

memfokuskan pada kegiatan bermain Loose Parts.

2. Artikel Sri Hardiningsih Hanafi dan Sujarwo yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Kreativitas Anak dengan Memanfaatkan Media Barang

Bekas di TK Kota Bima”. Terbit di jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan

Masyarakat. Sri Hardiningsih Hanafi dan Sujarwo berkesimpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan media barang bekas dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas anak. Hal yang menjadi

persamaan dari penelitian yang dilakukan Sri Hardiningsih Hanafi dan

Sujarwo dengan penulis adalah upaya meningkatkan kreativitas anak usia

dini. Sedangkan perbedaannya terletak pada media yang digunakan.

Penelitian yang dilakukan Sri Hardiningsih Hanafi dan Sujarwo

Page 58: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

42

menggunakan media barang bekas yang memang merupakan bagian dari

Loose Parts, dan penulis menggunakan media Loose Parts secara

menyeluruh.

3. Artikel Nadia Fauziah dengan judul “Penggunaan Media Bahan Alam

untuk Meningkatkan Kreativitas Anak”. Terbit di jurnal Ilmiah Visi P2TK

PAUD NI. Nadia Fauziah menyimpulkan bahwa penggunaan media bahan

alam dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini pada rentang usia 5-6

tahun. Pembahasan mengenai meningkatnya kreativitas anak menjadikan

persamaan antara penelitian Nadia Fauziah dengan penulis. Namun, Nadia

Fauziah lebih menitik beratkan pada penggunaan media bahan alam,

sedangkan penulis menggunakan media Loose Parts secara menyeluruh.

4. Artikel Sheryl Smith dan Gilman dengan judul “The Arts, Loose Parts and

Conversations”. Terbit di Journal Of The Canadian Association For

Curriculum Studies. Sheryl Smith dan Gilman ini memaparkan terkait

antara seni, Loose Parts, dan percakapan. Loose Parts dipercaya dapat

mengaktifkan berbagai keterampilan pada anak. Hal yang menjadi

persamaan dari penelitian yang dilakukan Sheryl Smith dan Gilman

dengan penelitian yang dilakukan penulis terdapat pada penggunaan Loose

Parts pada pembelajaran. Sedangkan perbedaannya terdapat pada hal yang

dikembangkan. Sheryl Smith dan Gilman berfokus pada seni, sedangkan

penulis memiliki titik fokus yang terdapat seni di dalamnya, yaitu

kreativitas.

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 59: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

43

Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir

Stimulasi terhadap semua aspek perkembangan anak muncul Ketika anak

bermain dengan Loose Parts. Salah satu yang paling penting adalah

kemampuan memecahkan masalah dan mengambil resiko. Kemampuan fisik

anak berkembang pada saat anak aktif mencari benda-benda yang ia perlukan

dan berkreasi dengan jari-jari tangannya menciptakan sesuatu. Sosial

emosional anak terstimulasi secara aktif saat berinteraksi dan bekerjasama,

munculnya perasaan tertantang ketika diprovokasi oleh guru dan bangga

setelah mendapatkan hasil yang dicapainya. Saat bermain Loose Parts anak

akan belajar untuk berkomunikasi dan bernegosiasi secara aktif, berkreasi

untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan imajinasinya serta lebih mengenal

pencipta alam ini.88

88 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 42

Page 60: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

44

Kreativitas akan membuka wacana dan wawasan baru dari satu episode

kehidupan ke episode berikutnya. Kreativitas akan memberikan semangat

dalam menghadapi kehidupan baru yang terkadang dihadapkan pada berbagai

persoalan rumit dan membutuhkan penyelesaian dengan jalan yang berbeda.89

Pengembangan kreativitas dapat terbentuk melalui terfasilitasinya

kebutuhan eksplorasi dan eksperimen dalam lingkungan anak. Baik lingkungan

rumah maupun lingkungan sekolah yang memang menjadi rumah kedua bagi

anak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada dalam dirinya. Sekolah

memiliki acuan pada kurikulum yang kemudian dihubungkan dengan

penggunaan media Loose Parts, selanjutnya guru memegang peranan penting

untuk melaksanakan strategi penggunaan media Loose Parts dan strategi

pengembangan kreativitas agar dapat diterima dengan baik oleh siswa. Pada

penelitian ini, penggunaan media Loose Parts difokuskan untuk

pengembangan kreativitas pada anak usia dini.

89 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 51

Page 61: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan

kreativitas anak usia dini dilakukan di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan

Gunungsindur. PAUD Al-Musfiroh berlokasi di Jl. Melati RT 02/03 Desa

Cidokom, Kecamatan Gunungsidur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan

kreativitas anak usia dini dilakukan dengan keterangan waktu sebagai

berikut:

Tabel 3.1 : Alokasi Waktu Penelitian

Deskripsi 2020

Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Survei Lokasi

Pembuatan Proposal

Seminar Proposal

Perizinan dan

Persiapan

Pelaksanaan

Penelitian dan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Laporan

Penelitian (Skripsi)

Page 62: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

46

B. Latar Penelitian (Setting)

Loose Parts pertama kali dikenal melalui sebuah karya yang seorang

arsitek yaitu Simon Nicolson pada tahun 1971 dan sudah banyak berkembang

di Indonesia. Salah satunya di PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur yang

dipimpin oleh bapak Angga, S.Kom.I. PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur

sendiri memperoleh kesempatan dari UNICEF untuk mendalami Loose Parts

di Sekolah Alam Pelopor, Bandung dan kemudian memulai menggunakan

Loose Parts sebagai pembelajaran untuk anak di PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur.

PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur memanfaatkan berbagai bahan atau

material yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah sebagai bahan

pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran saintifik, penggunaan Loose

Parts menjadi sangat efisien untuk mengembangkan berbagai aspek

perkembagan anak, terlebih lagi karena PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur

termasuk daerah pedesaan yang kaya akan bahan alam.

Hal yang menjadi alasan penulis memilih PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur sebagai tempat penelitian adalah karena PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur terhitung belum lama menerapkan pembelajaran menggunakan

Loose Parts. Sehingga penulis dapat meneliti secara rinci terkait penggunaan

Loose Parts dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-

Musfiroh Gunugsindur.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dideskripsikan

berupa kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.90 Penelitian kualitatif deskriptif

meliputi pengumpulan data agar dapat menguji hipotesis atau menjawab

90 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2017), Cet. 36, h. 6

Page 63: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

47

pertanyaan mengenai status terakhir, baik karakteristik ataupun frekuensi dari

subjek yang dipelajari.91

Penelitian deskriptif memiliki tujuan utama untuk menggambarkan secara

sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.92

Dengan pendekatan bersifat kualitatif yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.93

Data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, maupun perilaku yang

tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap

dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau

frekuensi.94 Penelitian harus mendefinisikan dengan jelas dan spesifik terkait

tujuan yang akan dicapai. Kemudian rancangkan cara pendekatannya secara

mendetail dan mencakup berbagai kemungkinan. Dari rancangan tersebutlah

data dapat diperoleh dan dikumpulkan untuk disusun dalam laporan yang

disajikan dalam bentuk narasi.95

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan

terkait penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan kreativitas anak

usia dini di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur dengan

mengumpulkan data yang disajikan dalam bentuk narasi. Penelitian dilakukan

dengan melakukan observasi langsung dalam kegiatan pembelajaran di dalam

kelas. Kemudian hasil dari observasi dikuatkan dengan wawancara yang

dilakukan dengan Guru kelas.

91 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2018), h. 62 92 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), Cet. 7, h. 157 93 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 4 94 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta, 2013), h. 39 95 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. 24, h. 77

Page 64: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

48

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Sumber Data Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian penggunaan media Loose Parts

untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh

Kecamatan Gunungsindur diperoleh dari 8 orang partisipan yang terdiri

dari 1 (satu) orang Guru Kelas, dan 7 (tujuh) orang siswa dari kelas

Matahari (kelompok B atau anak usia 5-6 tahun) PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur. Alasan dari pemilihan partisipan tersebut adalah karena

kelas Matahari di PAUD Al-Musfiroh memenuhi syarat yang diperlukan

oleh peneliti untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini di PAUD

Al-Musfiroh Kecamatan Gunungsindur. Pengumpulan data dilakukan

melalui proses wawancara, observasi dan dokumentasi secara berkala yang

berasal dari dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer merupakan sumber data yang secara langsung memberikan

data kepada pengumpul data (peneliti), dan sumber sekunder merupakan

sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data (peneliti).96 Data primer dapat diperoleh melalui wawancara dan

observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi (foto

selama kegiatan pembelajaran dan surat-surat atau dokumen tertulis yang

diperlukan). Dengan demikian, maka sumber data penelitian yang

digunakan selama pelaksanaan penelitian meliputi:

a. Hasil wawancara dengan guru kelas menggunakan teknik wawancara

terstruktur.

b. Hasil observasi selama pelaksanaan penelitian. Hasil observasi

diperoleh melalui pengamatan peneliti terhadap kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. (Peneliti melakukan kegiatan belajar

mengajar bersama guru kelas sambil mengamati siswa.

96 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2016), Cet. 23, h. 308-309

Page 65: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

49

c. Dokumentasi yang berupa foto selama kegiatan pembelajaran dan

surat-surat atau dokumen tertulis yang diperlukan seperti sejarah

sekolah, data guru, struktur organisasi, dan data siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan dalam pengumpulan data banyak ditentukan oleh

kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus

penelitian. Peneliti dapat melakukan wawancara dengan subjek yang

diteliti, ia harus mampu mengamati situasi sosial yang terjadi dalam

konteks yang sesungguhnya, ia dapat memfoto fenomena, tanda dan

simbol yang terjadi, ia mungkin pula merekam dialog yang terjadi. Peneliti

tidak akan mengakhiri fase pengumpulan data sebelum ia yakin bahwa

data yang terkumpul dari berbagai sumber telah mampu menjawab tujuan

penelitian.97

Penelitian penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan

kreativitas anak menggunakan teknik triangulasi untuk pengumpulan data.

Teknik triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang berbeda-

beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan

dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.98

a. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang

dilakukan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian.99 Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung

dengan berfokus pada subjek atau objek yang diamati dengan

mengesampingkan hal-hal diluar subjek atau objek yang diamati.

Penelitian penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan

97 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Kencana, 2018), Cet. 4, h. 372 98 Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),

Cet. 26, h. 241 99 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013), h. 158

Page 66: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

50

kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh Kecamatan

Gunungsindur menggunakan teknik observasi untuk melakukan

pengamatan saat pelaksanaan pembelajaran di PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kejadian atau suatu proses interaksi

antara pewawancara (Interviewer) dan sumber informasi atau orang

yang diwawancarai (Interviewee) melalui komunikasi langsung atau

dapat pula dikatakan bahwa wawancara adalah percakapan tatap muka

(Face to Face) antara pewawancara dengan sumber informasi, di

mana pewawancara bertanya langsung tentang suatu objek yang

diteliti dan telah dirancang sebelumnya.100 Wawancara yang

dilakukan peneliti termasuk dalam wawancara terstruktur yang mana

peneliti mempersiapkan poin-poin pertanyaan yang akan menjadi

bahan wawancara atau tanya jawab dengan narasumber (Guru) untuk

memperoleh data atau gambaran dari penggunaan media Loose Parts

untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-

Musfiroh Kecamatan Gunungsindur,

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari

seseorang.101 Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara. Dokumentasi yang

dilakukan berupa pengambilan foto saat pelaksanaan pembelajaran

beserta berbagai keterangan tertulis yang mendukung data penelitian.

Dokumen yang dibutuhkan untuk mendukung dan melengkapi data

penelitian adalah sebagai berikut:

100 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, h. 372 101 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

240

Page 67: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

51

Tabel 3.2 : Data Keperluan Dokumentasi

No Dokumen yang Diperlukan Sumber Data

1 Sejarah Sekolah PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur Kepala Sekolah

2 Data Guru PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur

Sub. Bag.

Administrasi

3 Struktur Organisasi PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur

4 Data Siswa PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur

5 Foto Kegiatan Siswa PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur Siswa dan Guru

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data

seperti tes pada penelitian kualitatif.102 Dalam penelitian kualitatif, peneliti

lah yang menjadi instrumen atau alat penelitian. Oleh karena itu, peneliti

sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh kesiapan peneliti

yang meliputi pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.103

Keberhasilan penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan.

Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka peneliti perlu menyusun

kisi-kisi instrumen penelitian terlebih dahulu. Kisi-kisi instrumen yang

peneliti buat meliputi kisi-kisi instrumen wawancara dengan guru kelas,

serta kisi-kisi instrumen observasi siswa yang didasari pada teori strategi

penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan kreativitas anak

(merujuk pada piramida Loose Parts) yang berupa tahapan penggunaan

102 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, h. 168 103 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

305

Page 68: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

52

media Loose Parts pada anak dan tahapan peran guru dalam penggunaan

media Loose Parts. Selain itu, kisi-kisi instrumen juga merujuk pada teori

yang dikemukakan oleh Catron dan Allen terkait 12 indikator kreatif anak

usia dini. Kemudian, teori tersebut diturunkan menjadi indikator kisi-kisi

intrumen. Kisi-kisi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Wawancara dengan Guru Kelas PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur

No Fokus

Penelitian Pertanyaan Jawaban

1 Tahapan

penggunaan

media Loose

Parts

1. Bagaimana anak-anak saat

berada pada tahap eksplorasi

dalam pembelajaran?

2. Bagaimana anak-anak saat

berada pada tahap eksperimen

dalam pembelajaran?

3. Bagaimana anak-anak saat

berada pada tahap kreatif dalam

pembelajaran?

4. Bagaimana Ibu melakukan tahap

edukasi dalam pembelajaran?

5. Bagaimana Ibu melakukan tahap

ekspansi dalam pembelajaran?

6. Bagaimana Ibu melakukan tahap

perkembangan dalam

pembelajaran?

7. Bagaimana Ibu dan anak-anak

saat berada pada tahap

membangun makna dan tujuan

bermain?

Page 69: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

53

2 Strategi

penggunaan

media Loose

Parts

1. Bagaimana Ibu mengenalkan

strategi bermain Loose Parts

kepada anak?

2. Bagaimana Ibu mengenalkan

strategi beres-beres dan

menyimpan barang kepada

anak?

3. Bagaimana Ibu memberikan

invitasi kepada anak terkait

penggunaan media Loose Parts

dalam pembelajaran?

4. Bagaimana Ibu memberikan

provokasi kepada anak terkait

penggunaan media Loose Parts

dalam pembelajaran?

3 Strategi

mengembangkan

kreativitas

1. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi penciptaan produk (hasta

karya) dalam pembelajaran?

2. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi imajinasi dalam

pembelajaran?

3. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi eksplorasi dalam

pembelajaran?

4. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi eksperimen dalam

pembelajaran?

5. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi proyek dalam

pembelajaran?

Page 70: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

54

6. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi musik dalam

pembelajaran?

7. Bagaimana Ibu mengaplikasikan

strategi bahasa dalam

pembelajaran?

Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

Page 71: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

55

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

Page 72: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

56

proyek dalam

pembelajaran

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

E. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas data, uji

Transferability, uji Dependability, dan uji Confirmability. Sebagaimana

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Uji Keabsahan Data

1. Uji kredibilitas (Credibility)

Peneliti melakukan uji kredibilitas agar penelitian yang dilakukan

membawa hasil yang tepat dan benar sesuai konteksnya, maka dapat

dilakukan dengan memperpanjang waktu keikutsertaan peneliti di

Page 73: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

57

lapangan dan meningkatkan ketekunan pengamatan sehingga menyadari

betul bahwa subyektivitas peneliti akan memengaruhi objektivitas hasil

penelitian. Selain itu perlu diperhatikan untuk melakukan triangulasi

(pengumpulan data melalui berbagai teknik) agar data yang diperoleh lebih

variatif dan saling mendukung. Kemudian lakukan cek kembali dengan

teman sekelompok (Member Checks), analisis kasus negatif (Negatively

Case Analysis) dan gunakan bahan referensi yang tepat.104

Gambar 3.2 : Uji Kredibilitas Data

2. Uji transferabilitas (Transferability)

Transferabilitas dimaksudkan pada dapat atau tidaknya hasil

penelitian diaplikasikan di tempat lain. Uji transfeabilitas dilakukan

supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga

104 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, h. 394-

397

Page 74: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

58

hasil penelitian tersebut memiliki kemungkinan untuk diterapkan, maka

peneliti harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat

dipercaya dalam membuat laporannya. Dengan demikian pembaca dapat

menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan

dapat atau tidaknya hasil penelitian tersebut diaplikasikan di tempat

lain.105

3. Uji dependibilitas (Depenability)

Sanafiah Faisal dalam Sugiyono menjelaskan bahwa pengujian

dependibilitas dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Caranya melalui auditor yang independen

atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan

peneliti dalam melaksanakan penelitian, mulai dari menentukan fokus atau

masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan

analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga membuat

kesimpulan.106

4. Uji konformitas/konfirmabilitas (Conformity/Confirmability)

Suatu penelitian dikatakan obyektif apabila hasil penelitian telah

disepakati oleh banyak orang. Kesepakatan banyak orang itu yang disebut

dengan konfirmabilitas. Uji konfirmabilitas berarti menguji hasil

penelitian dengan mengaitkan proses yang dilakukan. Bila penelitian

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian

tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.107

F. Analisis Data

Bogdan dan Biklen dalam Muri Yusuf menyatakan bahwa analisis data

merupakan suatu proses sistematis pencarian serta pengaturan transkrip

105 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

376-377 106 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

377 107 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.

377-378

Page 75: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

59

wawancara, observasi, dokumen, dan lain-lain untuk meningkatkan

pemahaman peneliti terkait data yang telah dikumpulkan, sehingga

memungkinkan temuan penelitian dapat disajikan dan diinformasikan kepada

orang lain.108 Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas data tersebut

meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan kesimpulan atau

verifikasi109 yang digambarkan sebagai berikut:110

Gambar 3.3 : Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan data, dilakukan melalui metode observasi, wawancara

mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya (triangulasi)

sehingga data yang diperoleh menjadi bervariasi.111

2. Reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya

sehingga akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah

108 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, h. 400-

401 109 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif. (Bandung: Alfabeta, 2020), Cet. 3, h. 132-133 110 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, h. 134 111 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, h. 134

Page 76: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

60

peneliti melakukan pengumpulan selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.112

3. Display data atau penyajian data. Data yang telah dikumpulkan dan

direduksi dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, Flowchart dan sejenisnya. Miles dan Huberman

menambahkan bahwa yang paling sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah berupa teks yang bersifat naratif.113

4. Kesimpulan atau verifikasi merupakan temuan baru yang belum pernah

ada sebelumnya. Dapat berupa deskripsi atau gambaran untuk

memperjelas suatu objek, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis maupun teori.114

112 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, h. 135 113 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, h. 137 114 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, h. 142

Page 77: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Karakteristik Lokasi Penelitian

a. Profil PAUD Al-Musfiroh

Nama Lembaga : PAUD Al-Musfiroh

Tanggal Berdiri : 17 Juli 2012

Alamat : Jl. Melati RT 02/03

Kelurahan : Cidokom

Kecamatan : Gunungsindur

Kota : Bogor

Izin Pendirian : Akta Notaris No. 03 tahun 2016 SK.

Menkumham RI No.

AHU 0044395.AH.01.04 tahun 2016

No. Telp. 081299084579

Nama Kepala Sekolah : Angga, S.Kom.I, S.Pd.

A.n. Lembaga : PAUD Al-Musfiroh

NPSN : 69869540

Penyelenggara : Yayasan Al-Musfiroh Amanah

Ummat

b. Sejarah Singkat PAUD Al-Musfiroh

Awalnya, sebelum PAUD Al-Musfiroh berdiri. Kegiatan belajar

mengajar hanya berupa majlis taklim Al-Musfiroh. Seiring

berjalannya waktu, Bapak Ust. Yakub selaku pemilik majlis taklim

mendapatkan usulan dari Bapak Lurah pada waktu itu untuk

mendirikan lembaga PAUD. Maka diputuskanlah untuk mendirikan

lembaga PAUD sebagai lembaga pendidikan yang diperuntukan bagi

Page 78: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

62

anak usia dini. Pembangunan dibantu oleh mahasiswa KKN dari UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepala Sekolah pertama PAUD Al-

Musfiroh dijabat oleh Bapak Ust. Miftahuddin. Karena satu lain hal,

di bulan ke-6 masa jabatannya, Bapak Ust. Miftahuddin

mengundurkan diri. Kemudian Kepala Sekolah diganti dengan Bapak

Angga, S.Kom.I, S.Pd. sampai sekarang.

Pada tahun 2018, PAUD Al-Musfiroh terpilih dalam 100 lembaga

PAUD yang mendapat binaan dari UNICEF. Binaan tersebut berupa

bantuan operasional dan bantuan ilmu pengetahuan berupa pelatihan-

pelatihan peningkatan profesionalisme guru PAUD yang

dilaksanakan hingga tahun 2019.

c. Visi, Misi dan Tujuan PAUD Al-Musfiroh

1) Visi PAUD Al-Musfiroh

Visi PAUD Al-Musfiroh adalah sebagai berikut:

“Mencetak Generasi Cerdas, Berkarakter dan Berakhlakul

Karimah”

2) Misi PAUD Al-Musfiroh

Misi PAUD Al-Musfiroh adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

inovatif

b. Menjalin kemitraan (Stik Holder)

c. Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan

anak

d. Mendidik anak melalui pendidikan yang berkualitas,

berkarakter dan berakhlakul karimah

e. Menerapkan pendidikan holistik integratif

3) Tujuan PAUD Al-Musfiroh

Tujuan PAUD Al-Musfiroh adalah sebagai berikut:

“Terciptanya pendidikan berkualitas, berkarakter dan berakhlakul

karimah melalui penerapan pendidikan holistik integratif dengan

Page 79: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

63

pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif yang disesuaikan

dengan kemampuan anak yang dilengkapi dengan jalinan

kemitraan guna mencetak generasi cerdas, berkarakter dan

berakhlakul karimah.”

d. Data Siswa 2 Tahun Terakhir

Data siswa PAUD Al-Musfiroh dalam 2 tahun terakhir

dipaparkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1: Data Siswa 2 Tahun Terakhir

NAMA KELAS

JUMLAH SISWA

2019/2020 2020/2021

TK A_Kelas Bintang 8 7

TK B_Kelas Matahari 13 7

JUMLAH 21 14

e. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Daftar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PAUD Al-

Musfiroh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2: Daftar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

NO NAMA

TEMPAT,

TANGGAL

LAHIR

PENDIDIKAN JABATAN

1 Angga, S.Kom.I,

S.Pd.

Bogor,

24 Juni 1990

S1 Kepala

Sekolah

2 Yana Febriyanti Bogor,

08 Februari

1987

SMA Sekretaris

3 Dea Ananda

Putri, SE.

Bogor,

08 Juni 1997

S1 Bendahara

Page 80: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

64

4 Cherin Claudia

Winokan

Bogor,

23 Mei 2000

SMA Guru Kelas

5 Roro Jihan

Hanifah A.S.

Tangerang,

30 April 2000

SMA Guru Kelas

f. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana PAUD Al-Musfiroh dapat dilihat dari tabel

di bawah ini:

Tabel 4.3: Daftar Sarana dan Prasarana

NO URAIAN JUMLAH KONDISI

1 Tanah 250 M ² Baik

2 Ruang Kelas 3 Buah Baik

3 Ruang Kantor 1 Buah Baik

4 Kamar Mandi 1 Buah Baik

5 Gudang Penyimpanan 1 Buah Baik

6 Papan Daftar Siswa 1 Pcs Baik

7 Papan Struktur

Organisasi 1 Pcs Baik

8 Papan Daftar Tenaga

Pendidik dan

Kependidikan

1 Pcs Baik

9 Papan Visi, Misi dan

Tujuan Sekolah 1 Pcs Baik

10 APE Luar

Ayunan 1 Pcs Baik

Jungkitan 1 Pcs Baik

Page 81: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

65

Perosotan 1 Pcs Baik

Ayunan Putar 1 Pcs Baik

11 APE Dalam

Balok 2 Set Baik

Angklung 1 Set Baik

Puzzle 15 Set Baik

Meronce Geometri 2 Set Baik

Lego 2 Set Baik

Bola Warna 1 Set Baik

Parasut 1 Set Baik

Timbangan Simulasi 1 Set Baik

12 Poster 2 Set Baik

13 Buku Cerita 30 Pcs Baik

14 Papan Tulis 3 Pcs Baik

15 Rak Sepatu 3 Pcs Baik

16 Gantungan Tas Anak 6 Pcs Baik

17 Loker Mainan 3 Pcs Baik

18 Aneka Loose Parts 3 Loker Baik

19 Wadah Loose Parts

Kecil dan Sedang 3 Set Baik

g. Struktur Organisasi

Struktur kepengurusan atau struktur organisasi PAUD Al-

Musfiroh adalah sebagai berikut:

Page 82: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

66

Gambar 4.1: Struktur Kepengurusan PAUD Al-Musfiroh

h. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian penggunaan media Loose Parts untuk

mengembangkan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh

terdiri dari 7 orang siswa kelas B dan 1 orang Guru PAUD yaitu bu

Cherin sebagai wali kelas kelas B. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan berbagai teknik yang terdiri dari wawancara,

observasi dan dokumentasi.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Media Loose Parts dalam Mengembangkan Kreativitas di PAUD Al-

Musfiroh Gunungsindur, Jawa Barat

Media Loose Parts dapat mengembangkan kreativitas anak usia dini

di PAUD Al-Musfiroh dengan cara melakukan seluruh tahapan

penggunaan media Loose Parts. Baik tahapan pada anak maupun tahapan

pada peran guru. Anak menjadi sangat antusias saat mengeksplorasi

berbagai komponen-komponen yang ada di sekitarnya ketika melakukan

kegiatan pembelajaran menggunakan media Loose Parts. Hal ini peneliti

simpulkan dari wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu Cherin.

Page 83: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

67

Beliau mengatakan bahwa pada tahap eksplorasi, anak-anak sangat

bersemangat dan antusias untuk mengeksplorasi atau menjelajahi benda-

benda atau komponen-komponen yang sudah disediakan. Anak-anak

mengamati dan mempelajari sendiri komponen-komponen tersebut untuk

kemudian anak membuat keputusan terkait komponen mana saja yang

akan digunakan dan akan digunakan untuk apa. Ibu Cherin juga

memaparkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru melakukan tahap

edukasi dengan mengenalkan strategi bermain, strategi beres-beres dan

menyimpan barang kepada anak, dan biasanya guru membimbing dan

memfasilitasi anak-anak untuk membuat peraturan sebelum melakukan

kegiatan main. Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti juga melihat

bahwa anak-anak begitu bersemangat dan antusias melakukan kegiatan

eksplorasi terhadap berbagai komponen yang ada di sekitarnya ketika

melakukan kegiatan pembelajaran dengan media Loose Parts. Hal ini juga

dibahas oleh Yuliati Siantajani yang memaparkan bahwa tahap pertama

dalam penggunaan media Loose Parts adalah tahap eksplorasi yang

merupakan tahap dimana anak mulai berkenalan dengan Loose Parts,

sehingga untuk memenuhi rasa ingin tahunya, anak menjelajahi benda-

benda dengan berbagai tekstur, warna, bentuk dan ukuran.115

Gambar 4.2: Anak Bersemangat untuk Mengeksplorasi

115 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79

Page 84: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

68

Anak-anak juga sangat bersemangat dan antusias ketika melakukan

kegiatan eksperimen dari berbagai benda atau komponen Loose Parts yang

sudah anak eksplorasi sebelumnya. Terlebih ketika guru sudah

menyiapkan berbagai invitasi dan provokasi terkait yang membuat anak

menjadi lebih tertarik dan terarah dalam melakukan kegiatan eksperimen.

Hal ini peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas

Matahari, yaitu Ibu Cherin yang mengatakan bahwa sebelum anak

bereksperimen, guru melakukan ekspansi dengan menyiapkan

menyiapkan invitasi dan provokasi untuk kegiatan main anak. Invitasi

yang disiapkan dalam bentuk penataan lingkungan main yang berupa

pengelompokkan komponen-komponen yang sudah ditentukan dan

dilengkapi dengan provokasi yang berupa kalimat petunjuk atau perintah

yang ditujukan untuk memprovokasi anak melakukan atau membuat

sesuatu dengan berbagai komponen yang disediakan. Ibu Cherin juga

memaparkan bahwa pada tahap eksperimen, anak-anak sangat antusias

melakukan berbagai eksperimen atau percobaan-percobaan dengan

menggunakan berbagai komponen yang sudah anak amati dan pelajari

pada saat melakukan kegiatan eksplorasi. Ketika melakukan eksperimen

itu sendiri biasanya anak melakukan uji coba dengan melibatkan satu

persatu komponen yang anak anggap cocok untuk digunakan. Selain itu,

melalui kegiatan observasi, peneliti juga melihat bahwa anak-anak sangat

antusias dan percaya diri ketika melakukan berbagai eksperimen, anak-

anak tidak putus asa ketika percobaan pertamanya dirasa belum sesuai

dengan keinginan mereka, mereka terus mencoba berbagai hal dengan

komponen-komponen yang ada di sekeliling mereka. Hal ini juga dibahas

oleh Yuliati Siantajani yang memaparkan bahwa setelah anak selesai

dengan tahap eksplorasi, anak mulai melakukan uji coba membuat sesuatu

sebagaimana ide yang muncul dari dalam anak dan imajinasi anak

berkembang pada tahap ini.116

116 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79

Page 85: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

69

Gambar 4.3: Kegiatan Eksperimen

Guru memberikan provokasi berupa tulisan dan ucapan kalimat

petunjuk terkait apa yang harus anak hasilkan yang disesuaikan dengan

tema yang sedang dibahas. Provokasi ini ditujukan untuk menstimulasi

anak mengeluarkan dan menunjukkan kreativitasnya. Hal ini peneliti

simpulkan dari hasil wawancara dengan guru kelas Matahari, yaitu Ibu

Cherin yang mengatakan bahwa provokasi sendiri menyesuaikan dengan

tema yang dibahas. Jadi dari tema dan subtema yang sedang dibahas,

kemudian dikembangkan dan dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan atau

ajakan untuk menghasilkan sesuatu. Biasanya kami menggunakan kata

“Bagaimana” dan “Ayo” untuk menstimulasi anak mengeluarkan serta

menunjukkan kreativitas, ide, dan gagasan yang dimilikinya. Selain itu,

melalui kegiatan observasi, peneliti melihat bahwa pada setiap invitasi

terdapat sebuah provokasi yang diperjelas oleh guru. Hal ini juga dibahas

oleh Yuliati Siantajani yang memaparkan bahwa provokasi merupakan

sesuatu yang mengajak orang untuk semakin maju ke depan dengan

menstimulasi respon atau aksi. Provokasi dilakukan untuk memperluas

atau mengembangkan ide-ide unik, minat dan teori dari anak. Provokasi

menantang pemikiran anak untuk berpikir lebih tinggi.117

117 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 97

Page 86: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

70

Gambar 4.4: Provokasi dan Invitasi

Guru memberikan invitasi berupa penataan komponen-komponen

Loose Parts pada lingkungan main anak yang disesuaikan dengan

provokasi yang sudah ditentukan. Hal ini peneliti simpulkan dari hasil

wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu Cherin yang

mengatakan bahwa untuk invitasi biasanya menyesuaikan dengan

provokasi yang sudah dibuat. Material atau komponen yang digunakan

biasanya di Mix atau dicampur dalam arti bervariasi, ada yang berupa

bahan alam yang ditambah dengan bekas kemasan, bahan plastik, bahan

kayu, dan sebagainya. Semua disesuaikan dengan provokasi yang

diberikan. Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti juga melihat

bahwa invitasi dilakukan oleh guru dengan menata komponen-komponen

Loose Parts yang bervariatif pada setiap invitasi. Hal ini juga dibahas oleh

Yuliati Siantajani yang memaparkan bahwa invitasi merupakan penataan

material yang dipilih dan ditata (dipajang) yang mengundang anak untuk

menggunakannya dalam pembelajaran. Invitasi merupakan kesempatan

bagi anak untuk belajar melalui eksplorasi berbagai material konkret yang

akan memberikan pengalaman belajar pada anak. Material yang dipajang

Page 87: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

71

akan menawarkan pilihan pada anak untuk memasuki dunia

pengetahuan.118

Anak yang sudah melakukan berbagai kegiatan eksperimen akan

masuk ke tahap selanjutnya dari penggunaan media Loose Parts yaitu

tahap kreatif. Anak mendapatkan kesempatan yang luas untuk membuat

berbagai karya atau menghasilkan berbagai produk sesuai dengan apa yang

anak inginkan dengan menggunakan berbagai komponen yang anak pilih

berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan sehingga anak sangat

bersemangat untuk membuat karya terbaiknya. Hal ini peneliti simpulkan

dari hasil wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu Cherin yang

mengatakan bahwa pada tahap kreatif, anak sudah membuat keputusan

yang sebelumnya sudah diuji coba pada tahap eksperimen. Anak mulai

merencanakan atau merancang dan membuat berbagai produk dengan

menggunakan berbagai komponen yang sudah diuji coba sebelumnya.

Anak sangat antusias dan berusaha untuk menghasilkan sesuatu sebaik

mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ibu Cherin juga

memaparkan bahwa pada saat anak berada pada tahap kreatif, guru

melaksanakan tahapan perkembangan yang mana ketika anak sedang

konsentrasi dalam membuat atau menghasilkan sesuatu, guru melakukan

kegiatan dokumentasi dan penilaian terhadap perkembangan anak.

Penilaian yang dilakukan pada dasarnya sama dengan yang dilakukan

lembaga pendidikan anak usia dini pada umumnya, namun yang

membedakan adalah penilaian dilakukan untuk kegiatan atau indikator

yang sama dalam satu minggu. Selain itu, melalui kegiatan observasi,

peneliti juga melihat bahwa anak-anak sangat bersemangat untuk berusaha

menghasilkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan pemahaman

mereka masing-masing. Hal ini juga dibahas oleh Yuliati Siantajani yang

memaparkan bahwa proses eksperimen yang penuh dengan imajinasi akan

118 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 102

Page 88: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

72

membawa anak pada tahapan kreatif di mana anak membuat atau

merancang berbagai produk kreatif sebagai hasil dari proses kreatif.119

Gambar 4.5: Anak Membuat Karya Sesuai Keinginan dan Kemampuannya

Waktu kegiatan bermain habis, guru mengarahkan anak untuk segera

membereskan dan menyimpan barang atau komponen pada tempatnya.

Anak-anak dengan bersemangat dan saling membantu sama lain

membereskan seluruh komponen Loose Parts yang ada di sekitar anak dan

kemudian menyimpannya dengan rapi. Hal ini peneliti simpulkan dari

hasil wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu Cherin yang

mengatakan bahwa anak perlu sekali dikenalkan bahwa setiap barang

mempunyai rumah atau tempatnya masing-masing, dan setiap barang

memerlukan bantuan untuk kembali ke tempatnya sehingga setelah selesai

melakukan kegiatan main, anak bisa langsung melakukan kegiatan beres-

beres dan menyimpan barang di tempat yang seharusnya. Selain itu,

melalui kegiatan observasi, peneliti melihat bahwa ketika guru

mengingatkan waktu bermain sudah habis, anak secara langsung

membereskan seluruh komponen yang ada di sekitarnya dan menyimpan

119 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79

Page 89: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

73

komponen tersebut pada tempatnya. Hal ini juga dibahas oleh Yuliati

Siantajani yang memaparkan bahwa anak perlu dilatih untuk peduli dan

bertanggung jawab terhadap lingkungannya dan benda-benda yang

digunakannya. Maka dari itu, beres-beres dan menyimpan komponen

Loose Parts merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang harus

dilatihkan kepada anak.120

Gambar 4.6: Anak Membereskan dan Menyimpan Mainan

Guru memfasilitasi anak untuk mengutarakan apa yang anak pelajari

hari ini dan anak menanggapi serta memanfaatkan kesempatan tersebut

dengan sebaik-baiknya. Guru dan anak bersama-sama membangun makna

dan tujuan dari berbagai kegiatan main yang sudah dilakukan. Hal ini

peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu

Ibu Cherin yang mengatakan bahwa setelah anak-anak selesai

membereskan dan menyimpan seluruh komponen-komponen yang ada ke

dalam loker penyimpanan, guru mempersilahkan kepada anak untuk

menyampaikan apa yang sudah anak lakukan hari ini secara bergantian

satu persatu, kemudian guru mereview kembali apa yang sudah anak

pelajari hari ini dari kegiatan yang anak lakukan. Selain itu, melalui

120 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 92-93

Page 90: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

74

kegiatan observasi, peneliti melihat bahwa anak-anak memahami apa yang

mereka lakukan dan apa tujuan dari kegiatan yang mereka yang lakukan.

Anak-anak juga sangat antusias saat diberi kesempatan untuk

menyampaikan kepada guru terkait apa yang sudah anak lakukan hari ini.

Hal ini juga dibahas oleh Yuliati Siantajani yang memaparkan bahwa

membangun makna dan tujuan bermain merupakan kemampuan tertinggi

yang dicapai oleh anak dan peran tertinggi yang dilakukan oleh guru. Guru

dapat menyaksikan kemajuan perkembangan anak, di mana anak dapat

memaknai dunia di sekelilingnya melalui permainan dan tujuan guru

dalam memfasilitasi anak untuk berkembang secara maksimal juga telah

tercapai.121

Gambar 4.7: Membangun Makna dan Tujuan Bermain

Loose Parts memiliki berbagai kelebihan dalam penggunaannya.

Yaitu sebagai berikut:

a. Dapat digunakan untuk berbagai kegiatan

b. Tidak habis dalam sekali pakai

c. Dapat dimanipulasi menjadi berbagai bentuk dan alat

d. Dapat menstimulasi berbagai perkembangan anak

121 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 79

Page 91: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

75

e. Dapat memicu otak anak menjadi lebih kreatif dalam memanfaatkan

berbagai benda di sekelilingnya

f. Dapat menstimulasi anak untuk dapat memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari

g. Dapat menstimulasi anak untuk mengeluarkan berbagai kemampuan,

minat dan bakat yang dimiliki

h. Lebih hemat dan mudah didapat

i. Mendorong anak untuk menemukan pengetahuan dan pengalaman

baru

Loose Parts juga memiliki kekurangan disamping kelebihan-

kelebihan yang dimiliki. Yaitu sebagai berikut:

a. Kesalahan penggunaan strategi dapat mengakibatkan kejenuhan

belajar pada anak

b. Kesalahan dalam penggunaan invitasi dan provokasi dapat

mengakibatkan aspek perkembangan anak terhambat.

2. Strategi yang Digunakan untuk Mengembangkan Kreativitas Anak

Usia Dini dengan Media Loose Parts di PAUD Al-Musfiroh

Gunungsindur, Jawa Barat

Kreativitas anak usia dini dapat dikembangkan melalui penggunaan

media Loose Parts dengan menggunakan berbagai strategi pengembangan,

yaitu strategi penciptaan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen,

proyek, musik dan bahasa. Anak menjadi lebih kreatif untuk menciptakan

berbagai hal ketika melakukan pembelajaran dengan menggunakan media

Loose Parts. Hal ini didukung dengan media Loose Parts yang digunakan

serta sikap guru yang memberikan kesempatan yang luas kepada anak

untuk menciptakan berbagai hal sesuai keinginan dan kemampuannya.

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti simpulkan dari hasil wawancara

dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu Cherin yang mengatakan bahwa

penciptaan produk dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada

anak pada tahap kreatif untuk menuangkan atau membuat sesuatu sesuai

Page 92: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

76

dengan kemampuan dan keinginan anak masing-masing. Penciptaan

produk sendiri dapat berupa menciptakan sesuatu yang baru atau

memodifikasi benda atau produk yang sudah ada sebelumnya. Selain itu,

melalui kegiatan observasi, peneliti melihat bahwa dengan penggunaan

media Loose Parts dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan

yang lebih luas kepada anak untuk memilah komponen yang ingin

digunakan dan akan digunakan untuk apa komponen tersebut. Hal ini juga

dibahas oleh Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati yang memaparkan

bahwa pada dasarnya hasil karya anak yang dibuat melalui aktivitas

membuat, menyusun atau mengkonstruksi ini akan memberikan

kesempatan bagi anak untuk menciptakan benda buatan mereka sendiri

yang belum pernah mereka temui, ataupun mereka membuat modifikasi

dari benda yang telah ada sebelumnya.122

Imajinasi anak dapat dengan bebas diekspresikan pada pembelajaran

menggunakan media Loose Parts. Hal ini dikarenakan guru memberikan

kesempatan yang luas kepada anak untuk mengungkapkan imajinasinya

masing-masing dan mengekspresikan atau menyampaikan imajinasinya

memalui berbagai hal yang anak buat. Berkaitan dengan hal tersebut

peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu

Ibu Cherin yang mengatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran atau

kegiatan main, anak justru dituntut untuk berimajinasi, mulai dari tahap

eksplorasi hingga tahap kreatif. Anak harus berimajinasi atau

merealisasikan imajinasi yang dimiliki untuk membuat atau menciptakan

sesuatu. Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti juga melihat bahwa

anak-anak sangat antusias untuk berusaha mengutarakan dan

merealisasikan imajinasi-imajinasinya menjadi sebuah karya. Hal ini juga

dibahas oleh Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati yang memaparkan

bahwa dengan imajinasi, anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya

122 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 53

Page 93: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

77

ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari. Ia bebas berpikir

sesuai pengalaman dan khayalannya.123

Ada banyak hal yang bisa di eksplorasi oleh anak ketika melakukan

kegiatan pembelajaran dengan media Loose Parts, terlebih karena guru

memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk dapat melakukan

eksplorasi terhadap berbagai benda di sekitarnya. Berkaitan dengan hal

tersebut peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas

Matahari, yaitu Ibu Cherin yang mengatakan bahwa untuk strategi

eksplorasi sendiri sudah jelas berada di awal kegiatan. Hal ini karena

memang eksplorasi sendiri merupakan tahap pertama dalam penggunaan

media Loose Parts. Jadi, anak diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk

menjelajahi, mengamati dan mempelajari berbagai komponen-komponen

yang sudah disediakan. Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti juga

melihat bahwa anak dapat lebih mudah mengenal berbagai hal di

sekitarnya melalui kegiatan eksplorasi. Hal ini juga dibahas oleh Yeni

Rachmawati dan Euis Kurniati yang memaparkan bahwa eksplorasi dapat

memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan,

dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.124

Anak bersemangat melakukan percobaan-percobaan dari berbagai

komponen yang ada di sekeliling anak karena media Loose Parts

memberikan banyak kemungkinan-kemungkinan dalam eksperimen anak.

Eksperimen tersebut pun menjadi terarah karena guru memberikan invitasi

dan provokasi yang memicu anak untuk banyak melakukan percobaan-

percobaan. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti simpulkan dari hasil

wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu Cherin yang

mengatakan bahwa dalam pembelajaran, strategi eksperimen dilakukan

dengan menstimulasi anak melalui invitasi dan provokasi yang sudah

disiapkan untuk mengarahkan eksperimen anak seperti apa yang harus

123 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 54 124 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 55

Page 94: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

78

dilakukan atau apa tujuan akhir dari eksperimen yang akan anak lakukan,

sehingga eksperimen menjadi terarah. Selain itu, melalui kegiatan

observasi, peneliti melihat bahwa anak-anak dapat memahami sebab

akibat di lingkungan bermainnya, alasan memilih komponen dan tujuan

dari dipilihnya komponen tersebut. Hal ini juga dibahas oleh Yeni

Rachmawati dan Euis Kurniati yang memaparkan bahwa eksperimen

dimaksudkan pada bagaimana anak dapat mengetahui cara atau proses

terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu dapat terjadi serta bagaimana

mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada dan

pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dari

kegiatan tersebut.125

Anak sangat antusias menyelesaikan berbagai rencana kegiatan main

yang telah mereka buat dan memiliki target untuk dapat bergantian

melakukan seluruh kegiatan yang telah disiapkan oleh guru. Proyek

kegiatan didukung oleh guru yang menyiapkan 6-8 kegiatan main untuk

satu minggu sehingga untuk satu minggu ada banyak kessempatan besar

untuk menyelesaikan seluruh kegiatan dan dalam satu kegiatan, ada

banyak kemungkinan yang dapat memicu anak melakukan sebuah proyek

besar. Hal ini peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas

Matahari, yaitu Ibu Cherin yang mengatakan bahwa untuk strategi proyek,

biasanya guru menyiapkan 6-8 kegiatan untuk satu minggu. Jadi, untuk

satu minggu itu anak diberikan kesempatan besar untuk menyelesaikan

kegiatan main yang disediakan sehingga terdapat banyak kemungkinan hal

yang akan anak lakukan. Maka, ketika anak merasa belum puas dengan

proyek yang dihasilkan, anak dapat memperbaiki atau melanjutkannya di

lain waktu. Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti juga melihat

bahwa anak menjadi lebih bersemangat untuk menghasilkan banyak hal

dari berbagai komponen yang disiapkan terlebih guru menyiapkan banyak

kegiatan yang mendukung anak untuk mengekspresikan pola berpikir,

125 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 59

Page 95: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

79

keterampilan dan kemampuannya. Hal ini juga dibahas oleh Yeni

Rachmawati dan Euis Kurniati yang memaparkan bahwa metode proyek

dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola

berpikir, keterampilan dan kemampuannya untuk memaksimalkan

sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga mereka memiliki

peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal

mungkin.126

Anak menghasilkan berbagai suara dan nada yang berbeda-beda yang

dihasilkan dari berbagai komponen yang ada di sekitarnya. Hal ini peneliti

simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas Matahari, yaitu Ibu

Cherin yang mengatakan bahwa setiap komponen dapat menghasilkan

suara atau bunyi yang berbeda, terlebih jika satu komponen

dikombinasikan dengan komponen lain, hal tersebut juga dapat

menimbulkan bunyi atau suara yang berbeda, hal tersebut yang

dimanfaatkan oleh guru untuk menggunakan strategi musik dalam

pembelajaran menggunakan media Loose Parts. Selain itu, melalui

kegiatan observasi peneliti juga melihat bahwa dari berbagai komponen

yang ada di sekitar anak, anak dapat menghasilkan bunyi dan suara yang

beragam. Hal ini juga dibahas oleh Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati

yang memaparkan bahwa alam tercipta kaya akan nuansa dan irama musik.

Manusia tidak akan pernah bisa lepas dari bunyi-bunyian yang terdengar

setiap detik dengan variasi jenis, frekuensi, durasi, tempo dan irama. Alam

mengajari manusia dengan keharmonisan, keseimbangan, simetris,

sistematis, dan rasa kebersamaan dan penyatuan melalui irama dan bunyi-

bunyian alamiah.127

Anak memiliki kesempatan yang sangat luas untuk berkomunikasi

dengan lingkungannya, baik dengan teman ataupun gurunya, baik

berkomunikasi atau berbahasa reseptif maupun ekspresif. Berkaitan

126 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 62 127 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 63

Page 96: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

80

dengan hal ini peneliti simpulkan dari hasil wawancara dengan wali kelas,

yaitu Ibu Cherin yang mengatakan bahwa strategi bahasa diaplikasikan

dari awal memulai kegiatan main hingga selesai, seperti berkomunikasi

dengan anak terkait progress yang anak miliki untuk menyelesaikan suatu

kegiatan. Kemudian di akhir kegiatan pun anak diberikan kesempatan

untuk mengkomunikasikan berbagai kegiatan main yang sudah dilakukan

serta hal apa yang anak peroleh dari kegiatan tersebut. Selain itu, melalui

kegiatan observasi peneliti juga melihat bahwa anak dengan bebas

mengutarakan pendapat atau mengekspresikan diri kepada teman dan

gurunya. Hal ini juga dibahas oleh Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati

yang memaparkan bahwa anak-anak sering berbicara untuk mengeluarkan

apa yang ada dalam pikiran mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan

penggunaan bahasa dan dialog dengan yang lain dan salah satu jalan bagi

mereka untuk menggunakan bahasa adalah ekspresi perasaan.128

128 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Taman Kanak-Kanak, h. 65

Page 97: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PAUD Al-Musfiroh terkait

penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan kreativitas anak usia

dini di PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur, Jawa Barat dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Penggunaan media Loose Parts pada pembelajaran PAUD Al-Musfiroh

dilaksanakan dengan menerapkan seluruh tahapan bermain Loose Parts

dengan memperhatikan strategi bermain, beres-beres dan menyimpan

barang yang dilakukan anak di setiap harinya.

2. Pembelajaran dilakukan dengan memadukan tujuh strategi

mengembangkan kreativitas anak usia dini yang meliputi penciptaan

produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek, musik dan bahasa.

B. Implikasi

Implikasi yang diperoleh dari penggunaan media Loose Parts untuk

mengembangkan kreativitas anak usia dini di PAUD Al-Musfiroh adalah

menjadikan siswa-siswinya memiliki kreativitas yang tinggi, baik dalam

pembuatan produk (hasta karya) maupun dalam menyelesaikan masalah.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Loose Parts

untuk Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di PAUD Al-Musfiroh

Kecamatan Gunungsindur”, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Lembaga

Peneliti mengharapkan PAUD Al-Musfiroh mulai melibatkan anak

dalam pengumpulan dan netralisasi komponen-komponen Loose Parts

Page 98: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

82

agar anak mengerti bagaimana jika menemukan komponen Loose Parts

dalam keadaan kotor di luar pengawasan guru dan orang tua.

2. Bagi Guru

Peneliti menyarankan agar guru menggunakan busana dengan warna-

warna yang lebih cerah agar anak memiliki rasa ketertarikan di awal

pembelajaran dan bisa lebih semangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian terkait agar lebih selektif dalam mencari literatur

yang akan digunakan dan menambah literatur agar dapat melakukan

penelitian yang lebih mendalam tentang penggunaan media Loose Parts

dalam meningkatkan kreativitas anak usia dini.

Page 99: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

83

DAFTAR PUSTAKA

Fadlillah, M. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan Pembelajaran

Menarik, Kreatif dan Menyenangkan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2014.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada

Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana, 2010.

Mulyani, Novi. Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2019.

Sugiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks, 2010.

Suryana, Dadan. Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan

Anak. Jakarta: Kencana, 2016.

Sit, Masganti, dkk. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik.

Medan: Perdana Publishing, 2016.

Montolalu, B.E.F., dkk. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009.

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai

Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Siantajani, Yuliati. Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD.

Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020.

Nugraha, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. Bandung:

JILSI Foundation, 2008.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. 3, 2017.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. 36, 2017.

Page 100: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

84

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2018.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

Bumi Aksara, Cet. 7, 2009.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, Cet. 24, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif,

Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta, Cet. 3, 2020.

----------------. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cet. 23, 2016.

----------------. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta, Cet. 26, 2017.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Kencana, Cet. 4, 2018.

Florida, Richard, Charlotta Mellander, Karen King. The Global Creativity Indeks

2015. Toronto: Martin Prosperity Institute, 2015.

Fakhriyani, Diana Vidya. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal

Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains. 4, 2016.

Kurnia, Rita. Konsepsi Bermain dalam Menumbuhkan Kreativitas pada Anak Usia

Dini. EDUCHILD. 1, 2012.

Hanafi, Sri Hardiningsih dan Sujarwo. Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak

dengan Memanfaatkan Media Barang Bekas di Kota Bima. Jurnal

Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2, 2015.

Kusumawardhani, Ratih dkk. Profil Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal

Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS. 3, 2018.

Page 101: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

85

Fauziah, Nadia. Penggunaan Media Bahan Alam untuk Meningkatkan Kreativitas

Anak. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI. 8, 2013.

Nurlita. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Percaya Diri Terhadap Kreativitas

Anak Usia 5-6 Tahun. EDUCHILD. 1, 2012.

Rahardjo, Maria Melita. How to Use Loose Parts in STEAM? Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini. 13, 2019.

Aisyah. “Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini”.

Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 1. 2017.

Priyanto, Aris. “Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas

Bermain”. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”. No. 2. 2014.

Holis, Ade. “Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan

Kognitif Anak Usia Dini”. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 9.

2016.

Putro, Khamim Zarkasih. “Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bermain”.

Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama. Vol. 16. 2016.

Asmawati, Luluk. “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran

Terpadu Berbasis Kecerdasan Jamak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.

Vol. 11. 2017.

Flannigan, Caileigh dan Beverlie Dietze. Children, Outdoor Play, and Loose Parts.

Journal of Childhood Studies. 42, 2017.

Smith, Sheryl dan Gilman. The Arts, Loose Parts and Conversation. Journal of the

Canadian Association for Curriculum Studies. 16, 2018.

Page 102: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

86

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DAN PENGUMPULAN DATA

1.1 CATATAN WAWANCARA

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA GURU KELAS

Nama : Cherin Claudia Winokan

Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2020

Kelas : Matahari

Jam : 13.10 WIB

No Fokus

Penelitian Pertanyaan Jawaban

1 Tahapan

penggunaan

media Loose

Parts

a. Bagaimana anak-

anak saat berada

pada tahap

eksplorasi dalam

pembelajaran?

Pada tahap eksplorasi, anak-

anak sangat bersemangat dan

antusias untuk mengeksplorasi

atau menjelajahi benda-benda

atau komponen-komponen yang

sudah disediakan. Anak-anak

mengamati dan mempelajari

sendiri komponen-komponen

tersebut untuk kemudian anak

membuat kepotusan terkait

komponen apa saja yang akan

digunakan dan anak digunakan

untuk apa.

Page 103: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

87

b. Bagaimana anak-

anak saat berada

pada tahap

eksperimen dalam

pembelajaran?

Pada tahap eksperimen, anak-

anak sangat antusias melakukan

berbagai eksperimen atau

percobaan-percobaan dengan

menggunakan berbagai

komponen yang sudah anak

amati dan pelajari pada saat

melakukan kegiatan eksplorasi.

Ketika melakukan eksperimen

itu sendiri biasanya anak

melakukan uji coba dengan

melibatkan satu persatu

komponen yang anak anggap

cocok untuk digunakan.

c. Bagaimana anak-

anak saat berada

pada tahap kreatif

dalam

pembelajaran?

Pada tahap kreatif, anak sudah

membuat keputusan yang

sebelumnya sudah diuji pada

tahap eksperimen. Anak mulai

merancang dan membuat

berbagai produk dengan

menggunakan berbagai

komponen yang sudah diuji

coba sebelumnya. Anak sangat

antusias dan berusaha untuk

menghasilkan sesuatu sebaik

mungkin sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya.

d. Bagaimana Ibu

melakukan tahap

Dalam kegiatan pembelajaran,

tahap edukasi dilakukan dengan

mengenalkan strategi bermain,

Page 104: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

88

edukasi dalam

pembelajaran?

strategi beres-beres dan

menyimpan barang kepada

anak. Biasanya pada tahap

edukasi, guru juga

membimbing dan memfasilitasi

anak-amak untuk membuat

peraturan sebelum melakukan

kegiatan main.

e. Bagaimana Ibu

melakukan tahap

ekspansi dalam

pembelajaran?

Pada tahap ekspansi, guru

menyiapkan invitasi dan

provokasi untuk kegiatan main

anak. Invitasi sendiri disiapkan

dalam bentuk penataan

lingkungan main yang berupa

pengelompokkan komponen-

komponen yang sudah

ditentukan dan dilengkapi

dengan provokasi yang berupa

kalimat petunjuk atau perintah

yang ditujukan untuk

memprovokasi anak melakukan

atau membuat sesuatu dengan

berbagai komponen yang

disediakan.

f. Bagaimana Ibu

melakukan tahap

perkembangan

dalam

pembelajaran?

Tahap perkembangan guru

lakukan dengan dokumentasi

dan penilaian. Tahap

perkembangan ini dilakukan

ketika anak berada pada tahap

kreatif. Jadi ketika anak sedang

Page 105: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

89

komsentrasi dalam membuat

atau menghasilkan sesuatu,

guru melakukan kegiatan

dokumentasi dan penilaian

terhadap perkembangan anak.

Penilaian yang dilakukan pada

dasarnya sama dengan yang

dilakukan lembaga anak usia

dini pada umumnya. Namun

yang membedakan adalah

penilaian dilakukan untuk

kegiatan atau indikator yang

sama dalam satu minggu.

g. Bagaimana Ibu

dan anak-anak

saat berada pada

tahap membangun

makna dan tujuan

bermain?

Setelah anak-anak selesai

membereskan dan menyimpan

seluruh komponen-komponen

yang ada ke dalam loker

penyimpanan, guru

mempersilahkan kepada anak

untuk menyampaikan apa yang

sudah anak lakukan hari ini

secara bergantian satu persatu,

kemudian guru mereview

kembali apa yang sudah anak

pelajari hari ini dari kegiatan

yang anak lakukan.

2 Strategi

penggunaan

media Loose

Parts

a. Bagaimana Ibu

mengenalkan

strategi bermain

Biasanya sebelum memulai

melaksanakan kegiatan inti,

guru mengenalkan strategi

bermain kepada anak dengan

Page 106: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

90

Loose Parts

kepada anak?

menstimulasi dan mengizinkan

anak untuk bereksplorasi serta

mengeluarkan atau

mengungkapkan imajinasinya.

Kemudian mengingatkan anak-

anak untuk tidak melupakan

peraturan selama melakukan

kegiatan main yang akan

dilakukan.

b. Bagaimana Ibu

mengenalkan

strategi beres-

beres dan

menyimpan

barang kepada

anak?

Anak perlu sekali dikenalkan

bahwa setiap barang

mempunyai rumah atau

tempatnya masing-masing, dan

setiap barang memerlukan

bantuan untuk kembali ke

tempatnya. Jadi, setelah selesai

melakukan kegiatan main,

anak-anak bisa langsung

melakukan kegiatan beres-beres

dan menyimpan barangnya di

tempat yang seharusnya.

c. Bagaimana Ibu

memberikan

invitasi kepada

anak terkait

penggunaan

media Loose Parts

dalam

pembelajaran?

Untuk invitasi biasanya

menyesuaikan dengan

provokasi yang sudah dibuat.

Material atau komponen yang

digunakan biasanya di Mix atau

dicampur dalam arti bervariasi,

ada yang berupa bahan alam

yang ditambah dengan bekas

kemasan, bahan plastik, bahan

Page 107: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

91

kayu, dan sebagainya. Semua

disesuaikan dengan provokasi

yang diberikan.

d. Bagaimana Ibu

memberikan

provokasi kepada

anak terkait

penggunaan

media Loose Parts

dalam

pembelajaran?

Provokasi sendiri

menyesuaikan dengan tema

yang dibahas, jadi dari tema

dan subtema yang sedang

dibahas, kemudian

dikembangkan dan dituangkan

ke dalam bentuk pertanyaan

atau ajakan untuk menghasilkan

sesuatu. Biasanya guru

menggunakan kata

“Bagaimana” dan “Ayo” untuk

menstimulasi anak

mengeluarkan serta

menunjukkan kreativitas, ide,

dan gagasan yang dimilikinya.

3 Strategi

mengembangkan

kreativitas

a. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi penciptaan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran?

Penciptaan produk dilakukan

dengan memberikan

kesempatan kepada anak pada

tahap kreatif untuk

menuangkan atau membuat

sesuatu sesuai dengan

kemampuan dan keinginan

mereka masing-masing.

Penciptaan produk sendiri dapat

berupa menciptakan sesuatu

yang baru atau memodifikasi

Page 108: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

92

benda atau produk yang sudah

ada sebelumnya.

b. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi imajinasi

dalam

pembelajaran?

Dalam kegiatan pembelajaran

atau kegiatan main, anak

dituntut untuk berimajinasi,

mulai dari tahap eksplorasi

hingga tahap kreatif. Anak

harus berimajinasi atau

merealisasikan imajinasi yang

dimiliki untuk membuat atau

menciptakan sesuatu.

c. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi eksplorasi

dalam

pembelajaran?

Untuk strategi eksplorasi

sendiri sudah jelas berada di

awal kegiatan. Hal ini karena

memang eksplorasi sendiri

merupakan tahap tahap pertama

dalam penggunaan media Loose

Parts. Jadi anak diberikan

kesempatan seluas-luasnya

untuk menjelajahi, mengamati

dan mempelajari berbagai

komponen-komponen yang

sudah disediakan.

d. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi

eksperimen dalam

pembelajaran?

Dalam pembelajaran, strategi

eksperimen dilakukan dengan

menstimulasi anak melalui

invitasi dan provokasi yang

sudah disiapkan untuk

mengarahkan anak memutuskan

eksperimen seperti apa yang

Page 109: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

93

harus anak lakukan, atau apa

tujuan akhir dari eksperimen

yang akan anak lakukan,

sehingga eksperimen menjadi

terarah.

e. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi proyek

dalam

pembelajaran?

Untuk strategi proyek, guru

biasanya menyiapkan 6-8

kegiatan untuk satu minggu.

Jadi untuk satu minggu itu,

anak diberikan kesempatan

besar untuk menyelesaikan

kegiatan main yang disediakan.

Jadi untuk satu kegiatan ada

banyak kemungkinan hal yang

akan anak buat. Maka ketika

anak belum merasa puas

dengan hal yang dihasilkan,

anak dapat melanjutkannya di

lain waktu atau bahkan di lain

hari.

f. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi musik

dalam

pembelajaran?

Setiap komponen dapat

menghasilkan suara atau bunyi

yang berbeda. Terlebih jika satu

komponen dikombinasikan

dengan komponen lain, hal

tersebut juga dapat

menimbulkan suara atau bunyi

yang berbeda. Hal tersebut

yang dimanfaatkan oleh guru

untuk menggunakan strategi

Page 110: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

94

musik dalam pembelajaran

menggunakan media Loose

Parts.

g. Bagaimana Ibu

mengaplikasikan

strategi bahasa

dalam

pembelajaran?

Strategi bahasa diaplikasikan

dari awal memulai kegiatan

main hingga selesai. Seperti

berkomunikasi dengan anak

terkait progress yang anak

miliki untuk menyelesaikan

suatu kegiatan. Kemudian

diakhir kegiatanpun anak

diberikan kesempatan untuk

mengkomunikasikan berbagai

kegiatan main yang sudah

dilakukan serta hal apa yang

anak peroleh dari kegiatan

tersebut.

Page 111: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

95

1.2 HASIL OBSERVASI

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Nama : Abdul Hannan Syarif Wibowo

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Hannan mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Hannan memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Hannan mengambil beberapa balok untuk

mencoba membuat sebuah bentuk televisi.

Awalnya Hannan mencoba dengan posisi balok

dijejerkan membentuk persegi, kemudian diganti

dengan menumpuk-numpuk balok agar bentuk

televisi menjadi lebih nyata.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

Hannan membuat sebuah televisi dengan

menggunakan beberapa buah balok yang disusun

membentuk televisi dan kemudian diberikan

beberapa balok yang ditumpuk diatas televisi

sebagai antena dari televisi tersebut.

Page 112: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

96

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Hannan bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa hari ini ia membuat sebuah televisi dengan

balok. Hannan berkata bahwa di tempat membuat

televisi masih ada tutup botol, daun, ranting dan

sebagainya, dan Hannan ingin membuat televisi

lagi dengan bahan-bahan yang lainnya.

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Hannan menyebutkan strategi bermain dengan

slogan urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan,

mainkan, selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-

beres dan ceritakan pada guru”. Hannan

mentebutkan tidak boleh berebut mainan sebagai

salah satu peraturan. Hannan memilih mainannya

sendiri dan memainkannya dengan penuh

konsentrasi.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Hannan merapikan balok-balok ke loker

penyimpanan untuk disimpan. Kemudian Hannan

juga merapikan komponen-komponen lain yang

ada disekitarnya.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

Hannan membuat sebuah televisi dengan

menggunakan balok yang disusun.

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Hannan berimajinasi bahwa televisi berbentuk 3

dimensi, sehingga Hannan berusaha membuat

televisi tersebut dengan posisi berdiri, tidak

tergeletak di lantai.

Page 113: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

97

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Hannan mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Hannan memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Hannan mengambil beberapa balok untuk

mencoba membuat sebuah bentuk televisi.

Awalnya Hannan mencoba dengan posisi balok

dijejerkan membentuk persegi, kemudian diganti

dengan menumpuk-numpuk balok agar bentuk

televisi menjadi lebih nyata.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Televisi dari balok yang sudah Hannan buat,

Hannan sempurnakan dengan mengganti balok

yang ia gunakan sebagai antena dengan dua buah

sedotan.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Hannan membenturkan dua buah balok dan

menghasilkan suara yang unik.

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Hannan menceritakan kepada guru dan teman-

teman tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

Page 114: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

98

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Nama : Adeeva Bellvania Engrasia

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Adeeva memperhatikan berbagai komponen yang

sudah disiapkan guru, kemudian Adeeva

mengambil beberapa komponen untuk mengenal

tekstur dan jenis dari komponen yang belum ia

kenal.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Adeeva mengambil beberapa tutup botol,

kemudian menyusunnya membentuk bunga, tutup

botol tersebut dibiarkan dan Adeeva mengambil

beberapa manik-manik untuk disusun dan

mencoba membentuk taman bunga. Adeeva

merubah manik-manik yang sudah disusun

membentuk taman bunga menjadi sebuah bunga

besar.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

Adeeva membuat sebuah bunga besar dari susunan

manik-manik dan menebar manik-manik tersebut

menjadi bunga-bunga kecil, kemudian diberikan

beberapa batuan kecil di bagian bawah.

Page 115: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

99

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Adeeva bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa hari ini ia membuat bunga pada gambar

televisi dengan menggunakan manik-manik bunga.

Adeeva berkata bahwa manik-manik tersebut bida

digunakan untuk membuat bunga besar dan kecil.

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Adeeva menyebutkan strategi bermain dengan

slogan urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan,

mainkan, selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-

beres dan ceritakan pada guru”. Adeeva memilih

mainan yang ia inginkan dan memainkan

mainannya dengan penuh konsentrasi.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Adeeva merapikan tutup botol, manik-

manik dan batuan kecil yang tadi ia gunakan dan

memasukkannya ke loker penyimpanan.

Kemudian Adeeva juga merapikan komponen-

komponen lain yang ada di sekitarnya. Adeeva

juga membantu teman-teman lainnya untk

memasukkan komponen lainnya ke loker

penyimpanan.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

Adeeva membuat sebuah bunga besar dari manik-

manik dan membuat bunga-bunga kecil di

sekitarnya.

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Adeeva berimajinasi bahwa di taman ada banyak

bunga. Ada yang kecil dan ada yang besar dengan

Page 116: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

100

jumlah yang lebih dari satu sehingga Adeeva

berusaha membuat taman bunga di atas kertas.

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Adeeva memperhatikan berbagai komponen yang

sudah disiapkan guru, kemudian Adeeva

mengambil beberapa komponen untuk mengenal

tekstur dan jenis dari komponen yang belum ia

kenal.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Adeeva mengambil beberapa tutup botol,

kemudian menyusunnya membentuk bunga, tutup

botol tersebut dibiarkan dan Adeeva mengambil

beberapa manik-manik untuk disusun dan

mencoba membentuk taman bunga. Adeeva

merubah manik-manik yang sudah disusun

membentuk taman bunga menjadi sebuah bunga

besar.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Bunga-bunga yang sudah Adeeva buat, Adeeva

tambahkan dengan kapas sebagai awan dan sebuah

tutup botol ukuran sedang sebagai matahari.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Adeeva memasukkan manik-manik ke dalam

toples kecil kemudian digoyangkan sehingga

menghasilkan bunyi.

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Adeeva menceritakan kepada guru dan teman-

teman tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Page 117: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

101

Nama : Danish Raditya Putra Dianto

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Danish mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Danish memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen. Danish merubah-rubah komponen

untuk mengetahui komponen tersebut bisa berada

dalam posisi apa saja, ditegakkan, dirobohkan, dan

sebagainya.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Danish melakukan uji coba dengan menggunakan

balok, kemudian balok tersebut dijejerkan

membentuk persegi. Namun kemudian, Danish

membiarkan baloknya dan mengambil beberapa

sedotan untuk dijejerkan membentuk persegi.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

Danish membuat sebuah televisi dengan

menggunakan sedotan yang disusun membentuk

persegi dan memberikan tambahan dua buah

sedotan sebagai antena televisi.

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Danish bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa ia membuat sebuah televisi. Danish berkata

bahwa televisi buatannya akan ia beri hiasan dari

manik-manik dan daun di esok hari.

Page 118: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

102

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Danish menyebutkan strategi bermain dengan

slogan urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan,

mainkan, selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-

beres dan ceritakan pada guru”. Danish

menyebutkan tidak boleh lari-larian sebagai salah

satu peraturan, Danish memilih mainan yang ia

inginkan dan memainkan mainannya dengan

penuh konsentrasi.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Danish merapikan balok dan sedotannya,

kemudian membawanya dan menyimpannya ke

loker penyimpanan. Danish juga membantu

Hannan untuk merapikan komponen lainnya ke

loker penyimpanan.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

Danish membentuk sebuah televisi menggunakan

sedotan.

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Danish berimajinasi bahwa yang terpenting adalah

televisi berbentuk persegi dengan antena di

atasnya, sehingga Danish berusaha membuat

televisi dari sedotan agar bentuknya sama dengan

televisi

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Danish mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Danish memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

Page 119: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

103

komponen. Danish merubah-rubah komponen

untuk mengetahui komponen tersebut bisa berada

dalam posisi apa saja, ditegakkan, dirobohkan, dan

sebagainya.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Danish melakukan uji coba dengan menggunakan

balok, kemudian balok tersebut dijejerkan

membentuk persegi. Namun kemudian, Danish

membiarkan baloknya dan mengambil beberapa

sedotan untuk dijejerkan membentuk persegi.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Televisi yang sudah Danish buat, Danish lengkapi

dan selesaikan dengan menempelkan beberapa

manik-manik ke tepi sedotan televisi agar lebih

indah.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Danish memasukkan manik-manik ke dalam

toples dan mengaduknya dengan sedotan sehingga

menghasilkan suara.

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Danish menceritakan kepada guru dan teman-

teman tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

Page 120: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

104

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Nama : Muhamad Albiansyah

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Albi mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Albi memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen. Albi merubah-rubah komponen untuk

mengetahui komponen tersebut bisa berada dalam

posisi apa saja, ditegakkan, dirobohkan, dan

sebagainya.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Albi mengambil sebuah sikat gigi, gelas, dan juga

pewarna makanan. Albi mencoba menyelupkan

sikat gigi tersebut ke dalam gelas yang sudah diisi

pewarna makanan, kemudian menggosokkannya

pada kertas yang sudah terdapat pola televisi,

hasilnya warna menjadi berceceran di kertas dan

kertas menjadi basah. Albi mengambil sebuah

sisir, kemudian mencoba mencipratkan warna dari

sikat gigi dengan sisir tersebut.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

Albi menciprat kertas yang sudah diberi cetakan

televisi menggunakan sikat gigi yang dicelupkan

Page 121: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

105

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

ke dalam pewarna dan dicipratkan dengan

menggunakan sisir.

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Albi bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa tadi ia menggunakan pewarna makanan

untuk menciprat, namun kertas pertamanya rusak

karena ia kurang hati-hati. Albi mengatakan

bahwa esok ia ingin membuat yang lebih bagus

lagi.

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Albi menyebutkan strategi bermain dengan slogan

urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan, mainkan,

selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-beres dan

ceritakan pada guru”. Albi menyebutkan tidak

boleh berisik sebagai salah satu peraturan. Albi

memilih mainan yang ia inginkan dan memainkan

mainannya dengan konsentrasi.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Albi merapikan sikat gigi dan gelas serta

membersihkannya terlebih dahulu, kemudian

dikeringkan dan disimpan kembali di loker

penyimpanan. Albi juga membantu teman-teman

yang lain untuk menyimpan komponen-komponen

ke loker penyimpanan.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

Albi menciprat kertas dengan menggunakan

pewarna makanan untuk membuat bentuk televisi.

Page 122: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

106

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Albi berimajinasi bahwa dengan menggunakan

pewarna makanan bentuk televisinya akan lebih

terlihat, sehingga Albi berusaha menciprat bentuk

televisi.

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Albi mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Albi memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen. Albi merubah-rubah komponen untuk

mengetahui komponen tersebut bisa berada dalam

posisi apa saja, ditegakkan, dirobohkan, dan

sebagainya.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Albi mengambil sebuah sikat gigi, gelas, dan juga

pewarna makanan. Albi mencoba menyelupkan

sikat gigi tersebut ke dalam gelas yang sudah diisi

pewarna makanan, kemudian menggosokkannya

pada kertas yang sudah terdapat pola televisi,

hasilnya warna menjadi berceceran di kertas dan

kertas menjadi basah. Albi mengambil sebuah

sisir, kemudian mencoba mencipratkan warna dari

sikat gigi dengan sisir tersebut.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Hasil cipratan Albi dilengkapi dan diselesaikan

dengan menambahkan beberapa bentuk cetakan

remote dan makanan kemudian diciprat ulang

sehingga menjadi hasil yang kompleks.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Albi membenturkan sikat gigi dan sisir sehingga

menghasilkan suara.

Page 123: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

107

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Albi menceritakan kepada guru dan teman-teman

tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

Page 124: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

108

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Nama : Nur Azzahra

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Zahra memperhatikan berbagai komponen yang

sudah disiapkan guru, kemudian Zahra mengambil

beberapa komponen untuk mengenal tekstur dan

jenis dari komponen yang belum ia kenal.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Zahra mengambil sikat dan pewarna makanan.

Zahra menggosokkan sikat yang diberi pewarna

tersebut ke sebuah kertas. Zahra terlihat tidak puas

dengan hasilnya. Zahra mengambil serbuk krayon,

kemudian membiaskannya keluar cetakan

berbentuk televisi.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

Zahra membias cetakan televisi di atas kertas

dengan serbuk krayon hingga warnanya terlihat

jelas.

Page 125: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

109

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Zahra bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa ia menggunakan serbuk krayon untuk

memberi warna, Zahra juga mengatakan bahwa

tadi tangannya berwarna-warni karena serbuk

krayon tersebut, namun warna itu hilang setelah

tangannya dicuci menggunakan sabun.

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Zahra menyebutkan strategi bermain dengan

slogan urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan,

mainkan, selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-

beres dan ceritakan pada guru”. Zahra

menyebutkan tidak boleh mengganggu teman

sebagai salah satu peraturan. Zahra memilih

mainannya sendiri dan memainkan mainannya

dengan konsentrasi. Zahra menegur Albi ketika

Albi berisik. Zahra mengatakan bahwa Albi sudah

melanggar peraturan dan mengatakannya pada

guru.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Zahra merapikan sikat gigi yang ia gunakan

dan membersihkannya kemudian menyimpannya

di loker penyimpanan. Zahra juga merapikan

komponen-komponen lain yang ada di sekitarnya.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

Zahra membuat bentuk televisi di atas kertas

dengan cara membias serbuk krayon.

Page 126: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

110

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Zahra berimajinasi bahwa bentuk televisi harus

jelas dan akan indah jika warna di sekelilingnya

terlihat jelas. Sehingga Zahra berusaha membuat

bentuk televisi tersebut dengan membias serbuk

krayon.

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Zahra memperhatikan berbagai komponen yang

sudah disiapkan guru, kemudian Zahra mengambil

beberapa komponen untuk mengenal tekstur dan

jenis dari komponen yang belum ia kenal.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Zahra mengambil sikat dan pewarna makanan.

Zahra menggosokkan sikat yang diberi pewarna

tersebut ke sebuah kertas. Zahra terlihat tidak puas

dengan hasilnya. Zahra mengambil serbuk krayon,

kemudian membiaskannya keluar cetakan

berbentuk televisi.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Hasil Crayon Painting Zahra dilengkapi dan

diselesaikan dengan menambahkan beberapa

bentuk cetakan remote dan makanan, kemudian

dibias ulang sehingga menjadi hasil yang lebih

kompleks.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Zahra membereskan krayon ke dalam tempatnya,

kemudian digoyangkan sehingga menghasilkan

suara (karena krayonnya ada beberapa yang sudah

patah).

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Zahra menceritakan kepada guru dan teman-teman

tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

Page 127: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

111

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Nama : Sahlan Mubarrak

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Sahlan mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Sahlan memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Sahlan mengambil banyak batuan untuk disusun

membentuk sebuah mobil. Sahlan berusaha

membentuk sebuah mobil besar dari batuan

tersebut, namun lembar televisinya ternyata tidak

muat karena mobil yang Sahlan buat terlalu besar.

Sahlan memperkecil ukuran mobil yang ia buat,

namun ternyata bentuknya malah tidak sesuai

harapan Sahlan. Kemudian Sahlan memasukkan

batuan tersebut dan mengambil manik-manik

sebagai penggantinya.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

kreatif oleh anak

Sahlan membuat sebuah mobil dengan

menggunakan manik-manik yang disusun dengan

rapi dan beraneka warna. Kemudian

menambahkan batuan kecil sebagai jalan si mobil.

Page 128: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

112

dalam

pembelajaran

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Sahlan bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa hari ini ia membuat sebuah mobil di dalam

televisi dengan manik-manik. Sahlan berkata

bahwa jika menggunakan batu, hasilnya terlalu

besar. Jadi tidak muat di dalam televisi dan

batunya ia jadikan sebagai jalan si mobil. Sahlan

berkata bahwa esok ia ingin mencoba membuat

pesawat tempur di dalam televisi.

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Sahlan menyebutkan strategi bermain dengan

slogan urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan,

mainkan, selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-

beres dan ceritakan pada guru”. Sahlan

menyebutkan tidak boleh bercanda sebagai salah

satu peraturan. Sahlan memilih mainan yang ia

inginkan dan memainkannya dengan penuh

konsentrasi.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Sahlan merapikan batuan dan manik-manik

yang ia gunakan dan menyimpannya di loker

penyimpanan. Sahlan juga membantu Adeeva

untuk merapikan dan menyimpan komponen-

komponen lainnya ke loker penyimpanan.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

Sahlan membuat bentuk mobil dari manik-manik

yang disusun dan ditambah dengan batuan yang

disusun sebagai jalan si mobil.

Page 129: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

113

karya) dalam

pembelajaran

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Sahlan berimajinasi bahwa tayangan televisi akan

menarik jika ada mobil dan pemandangan di

dalamnya sehingga Sahlan berusaha membuat

mobil dan juga sebuah jalan di dalam pola

televisinya.

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Sahlan mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Sahlan memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Sahlan mengambil banyak batuan untuk disusun

membentuk sebuah mobil. Sahlan berusaha

membentuk sebuah mobil besar dari batuan

tersebut, namun lembar televisinya ternyata tidak

muat karena mobil yang Sahlan buat terlalu besar.

Sahlan memperkecil ukuran mobil yang ia buat,

namun ternyata bentuknya malah tidak sesuai

harapan Sahlan. Kemudian Sahlan memasukkan

batuan tersebut dan mengambil manik-manik

sebagai penggantinya.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Hasil mobil dalam televisi Sahlan diganti dan

diselesaikan dengan membuat sebuah pesawat

tempur dari pasir yang ukurannya disesuaikan

dengan gambar televisi.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Sahlan memasukkan pasir ke dalam botol dan

menggoyangkan botolnya sehingga mengeluarkan

suara.

Page 130: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

114

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Sahlan menceritakan kepada guru dan teman-

teman tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

Page 131: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

115

HASIL OBSERVASI

HASIL INSTRUMEN OBSERVASI SISWA

Nama : Yasmine Nusaibah

Kelas : Matahari

No Indikator Catatan Observasi

1 Tahapan penggunaan media Loose Parts

a. Eksplorasi anak

terhadap berbagai

komponen di

sekitar dalam

kegiatan

pembelajaran

Yasmine mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Yasmine memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen. Yasmine merubah-rubah komponen

untuk mengetahui komponen tersebut bisa berada

dalam posisi apa saja, ditegakkan, dirobohkan, dan

sebagainya.

b. Uji coba anak

dalam mencoba

membuat sesuatu

berdasarkan ide

yang dimilikinya

(eksperimen)

Yasmine mengambil kartu huruf untuk disusun

membentuk kata “Televisi”. Setelah coba disusun,

ternyata kartu huruf yang digunakan terlalu besar

sehingga menyulitkannya untuk menyusun.

Yasmine mengambil beberapa huruf yang

dibutuhkan untuk menyusun kata dari puzzle

huruf. Namun hasilnya tidak begitu memuaskan

menurut Yasmine. Yasmine mengganti lagi huruf

puzzle tersebut dengan kotak huruf.

c. Rancangan atau

pembuatan

berbagai produk

Yasmine menyusun huruf membentuk kata

“Televisi” dengan menggunakan kotak kecil

Page 132: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

116

kreatif oleh anak

dalam

pembelajaran

berhuruf. Yasmine memilih warna yang sama

untuk seluruh hurufnya, yaitu warna biru.

d. Pemaknaan dunia

di sekeliling anak

melalui permainan

Yasmine bercerita kepada guru dan teman-teman

bahwa ia berhasil menyusun huruf membentuk

kata televisi. Yasmine berkata bahwa ia kesulitan

mencari huruf yang bagus dan cocok. Sebenarnya

Yasmine ingin menyusunnya dengan kartu, namun

kartunya terlalu besar sehingga ia menggunakan

kotak huruf berwarna biru.

2 Strategi penggunaan media Loose Parts

a. Strategi anak

bermain Loose

Parts

Yasmine menyebutkan strategi bermain dengan

slogan urutan kegiatan, yaitu “Pilih mainan,

mainkan, selesaikan mainanmu, jangan lupa beres-

beres dan ceritakan pada guru”. Yamine

menyebutkan tidak boleh berteriak sebagai salah

satu peraturan. Yasmine memilih mainannya

sendiri dan memainkannya dengan penuh

konsentrasi.

b. Strategi anak

beres-beres dan

menyimpan barang

Ketika guru sudah berkata bahwa waktu sudah

habis, Yasmine merapikan kartu, puzzle dan kotak

huruf kemudian menyimpannya di loker

penyimpanan dan dibantu oleh Albi.

3 Strategi mengembangkan kreativitas

a. Kemampuan anak

menciptakan

produk (hasta

karya) dalam

pembelajaran

Yasmine membuat kata “Televisi” dengan

Menyusun kotak-kotak berhuruf yang berwarna

biru.

Page 133: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

117

b. Kemampuan anak

berimajinasi dalam

pembelajaran

Yasmine berimajinasi bahwa tulisan harus rapi dan

mudah dibaca sehingga Yasmine berusaha

membuat susunan huruf pembentuk kata

“Televisi” itu menjadi jelas.

c. Kemampuan anak

bereksplorasi

dalam

pembelajaran

Yasmine mengeksplorasi berbagai komponen yang

sudah disediakan oleh guru. Yasmine memegang-

megang berbagai komponen tersebut untuk

membedakan tekstur dari masing-masing

komponen. Yasmine merubah-rubah komponen

untuk mengetahui komponen tersebut bisa berada

dalam posisi apa saja, ditegakkan, dirobohkan, dan

sebagainya.

d. Kemampuan anak

bereksperimen

dalam

pembelajaran

Yasmine mengambil kartu huruf untuk disusun

membentuk kata “Televisi”. Setelah coba disusun,

ternyata kartu huruf yang digunakan terlalu besar

sehingga menyulitkannya untuk menyusun.

Yasmine mengambil beberapa huruf yang

dibutuhkan untuk menyusun kata dari puzzle

huruf. Namun hasilnya tidak begitu memuaskan

menurut Yasmine. Yasmine mengganti lagi huruf

puzzle tersebut dengan kotak huruf.

e. Kemampuan anak

menyelesaikan

proyek dalam

pembelajaran

Huruf penyusun kata “Televisi” yang dibuat

Yasmine dilengkapi dan diselesaikan dengan

membentuk televisi dari kotak-kotak huruf yang

tersisa.

f. Kemampuan anak

bermusik dalam

pembelajaran

Yasmine membenturkan dua buah kotak huruf

sehingga menimbulkan suara.

Page 134: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

118

g. Kemampuan anak

berbahasa dalam

pembelajaran

Yasmine menceritakan kepada guru dan teman-

teman tentang apa yang ia buat hari ini dan

berkomunikasi dengan teman-teman selama

melakukan kegiatan.

Page 135: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

119

1.3 CATATAN LAPANGAN

CATATAN LAPANGAN

PROSES PEMBELAJARAN DI TK-B PAUD AL-MUSFIROH

Hari/Tanggal : Senin, 9 November 2020

Waktu : 07.00 - 11.15 WIB

Tempat : Kelas Matahari (TK-B)

Siswa datang ke sekolah pukul 07.00 pagi bersama orang tua/wali masing-

masing dan disambut oleh guru piket yang bertugas di depan pintu masuk. Guru

piket menyambut siswa dan orang tua/wali siswa dengan ramah dan mengucapkan

salam. Siswa dan orang tua/wali siswa menjabat tangan guru dan menjawab salam

dengan tersenyum. Orang tua/wali siswa berpamitan dengan anaknya. Kemudian

orang tua/wali siswa berpamitan kepada guru dan memberi salam untuk kembali.

Siswa menulis nama nya dan menggambar bebas sederhana pada lembar absensi

yang sudah disiapkan oleh guru piket dengan menggunakan alat tulis pilihannya.

Lalu siswa masuk ke kelas masing-masing untuk menaruh tas di tempatnya dan

bermain bersama teman-temannya.

Pukul 07.50, guru kembali ke kelas dengan mengucapkan salam. Siswa

menyambut dengan menjawab salam dan mencium tangan guru. Pukul 08.00

kegiatan pembukaan dimulai dengan membuat lingkaran sambil menyanyikan lagu

Lingkaran Kecil. Setelah lingkaran dibuat, siswa duduk, guru memilih satu orang

untuk menjadi pemimpin hari ini. Pemimpin berdiri di depan dan menanyakan

kabar anak hari ini, menanyakan kegiatan yang dilakukan anak sebelum berangkat

ke sekolah (dengan nada tertentu), menyanyikan beberapa lagu, membaca surat-

surat pendek (An-Nas sampai At-Takatsur), membaca hadits pilihan (9 buah

hadits), membaca doa-doa pilihan (10 buah doa).

Page 136: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

120

Pemimpin : “Teman-Teman, bagaimana kabarnya hari ini?”

Siswa : “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”

Pemimpin : “Siapa yang sudah sarapan angkat tangan?”

Siswa : “SAYA!”

(Dan seterusnya)

Selesai berdoa, guru mengucapkan terimakasih kepada pemimpin hari ini dan

memberikan bintang yang sesuai dengan sikap anak selama berdoa hari ini.

Kegiatan pembukaan dilanjutkan dengan bernyanyi dan kegiatan motorik. Siswa

berdiri dan tetap berada dalam posisi masing-masing, kemudian guru meminta

siswa untuk menentukan lagu dan permainan yang ingin dimainkan pagi ini. Siswa

bergantian mengungkapkan keinginannya. Dipilihlah 3 jenis lagu dan permainan

yang sudah disebutkan untuk dilaksanakan voting. Lagu dan permainan yang paling

banyak dipilihlah yang akan dinyanyikan dan dimainkan pagi ini. Peraturan pun

dibuat untuk mengkondusifkan kegiatan bernyanyi dan bermain.

Pukul 08.30 kegiatan inti dimulai. Guru dan siswa mengingat kembali

pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dan mengenalkan tema yag

dibahas hari ini. Guru memberikan gambar, miniatur atau benda asli dari tema yang

sedang dibahas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi.

Kemudian guru membacakan cerita sesuai tema. Kemudian guru mengenalkan

ragam kegiatan main untuk tema yang sedang dibahas.

Pukul 09.00 Guru mempersilahkan siswa untuk bermain bebas bersama

temannya, sedangkan guru menyiapkan kegiatan main untuk siswa. Guru

menyiapkan 6-8 kegiatan main untuk siswa.

Pukul 09.30 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan

peraturan permainan dan dikonfirmasi ulang serta dilengkapi oleh guru. Sebelum

kegiatan main dilakukan, guru mengingatkan kembali strategi bermain.

Page 137: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

121

Guru : “Teman-teman, sebelum bermain, jangan lupa yaaaaaa…..apa yang harus

kita lakukan selama bermain?”

Siswa : “Pilih mainan, Mainkan, Selesaikan mainanmu, Jangan lupa beres-beres,

dan Ceritakan pada guru.”

Anak melakukan kegiatan main selama 1 jam 10 menit. 10 menit dan 5 menit

sebelum waktu habis, guru memberitahukan kepada siswa terkait sisa waktu

bermain yang dimiliki. Siswa memilih kegiatan main yang mereka inginkan secara

bergantian sesuai kuota pemain yang telah ditentukan sebelumnya, mencoba hal-

hal baru, menemukan hal baru dan menghasilkan produk baru.

Pukul 10.40 kegiatan main selesai. Setelah melakukan kegiatan main, guru

memberitahu bahwa waktu bermain sudah habis. Siswa bersama-sama

membereskan barang-barang yang digunakan selama kegiatan main dan

menyimpan barang-barang tersebut pada tempatnya.

Pukul 10.50 Siswa duduk kembali membentuk lingkaran, guru

mempersilahkan siswa untuk bercerita. Siswa bercerita kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan hari ini secara bergantian. Kemudian guru menyampaikan kembali

pelajaran apa yang sudah diperoleh hari ini.

Pukul 11.00 Kegiatan ditutup dengan membaca doa. Siswa mengambil tas nya

masing-masing, berbaris, dan berjalan dengan tertib mengikuti guru untuk diantar

kepada orangtua/wali siswa yang sudah menjemput.

Page 138: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

122

CATATAN LAPANGAN

PROSES PEMBELAJARAN DI TK-B PAUD AL-MUSFIROH

Hari/Tanggal : Selasa, 10 November 2020

Waktu : 07.00 - 11.15 WIB

Tempat : Kelas Matahari (TK-B)

Siswa datang ke sekolah pukul 07.00 pagi bersama orang tua/wali masing-

masing dan disambut oleh guru piket yang bertugas di depan pintu masuk. Guru

piket menyambut siswa dan orang tua/wali siswa dengan ramah dan mengucapkan

salam. Siswa dan orang tua/wali siswa menjabat tangan guru dan menjawab salam

dengan tersenyum. Orang tua/wali siswa berpamitan dengan anaknya. Kemudian

orang tua/wali siswa berpamitan kepada guru dan memberi salam untuk kembali.

Siswa menulis nama nya dan menggambar bebas sederhana pada lembar absensi

yang sudah disiapkan oleh guru piket dengan menggunakan alat tulis pilihannya.

Lalu siswa masuk ke kelas masing-masing untuk menaruh tas di tempatnya dan

bermain bersama teman-temannya.

Pukul 07.50, guru kembali ke kelas dengan mengucapkan salam. Siswa

menyambut dengan menjawab salam dan mencium tangan guru. Pukul 08.00

kegiatan pembukaan dimulai dengan membuat lingkaran sambil menyanyikan lagu

Lingkaran Kecil. Setelah lingkaran dibuat, siswa duduk, guru memilih satu orang

untuk menjadi pemimpin hari ini. Pemimpin hari ini adalah siswa yang berbeda dari

hari sebelumnya. Pemimpin berdiri di depan dan menanyakan kabar anak hari ini,

menanyakan kegiatan yang dilakukan anak sebelum berangkat ke sekolah (dengan

nada tertentu), menyanyikan beberapa lagu, membaca surat-surat pendek (An-Nas

sampai At-Takatsur), membaca hadits pilihan (9 buah hadits), membaca doa-doa

pilihan (10 buah doa).

Page 139: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

123

Pemimpin : “Teman-Teman, bagaimana kabarnya hari ini?”

Siswa : “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”

Pemimpin : “Siapa yang sudah sarapan angkat tangan?”

Siswa : “SAYA!”

(Dan seterusnya)

Selesai berdoa, guru mengucapkan terimakasih kepada pemimpin hari ini dan

memberikan bintang yang sesuai dengan sikap anak selama berdoa hari ini.

Kegiatan pembukaan dilanjutkan dengan bernyanyi dan kegiatan motorik. Siswa

berdiri dan tetap berada dalam posisi masing-masing, kemudian guru meminta

siswa untuk menentukan lagu dan permainan yang ingin dimainkan pagi ini. Siswa

bergantian mengungkapkan keinginannya. Dipilihlah 3 jenis lagu dan permainan

yang sudah disebutkan untuk dilaksanakan voting. Lagu dan permainan yang paling

banyak dipilihlah yang akan dinyanyikan dan dimainkan pagi ini. Peraturan pun

dibuat untuk mengkondusifkan kegiatan bernyanyi dan bermain.

Pukul 08.30 kegiatan inti dimulai. Guru dan siswa mengingat kembali

pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dan mengenalkan tema yag

dibahas hari ini. Guru memberikan gambar, miniatur atau benda asli dari tema yang

sedang dibahas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi.

Kemudian guru membacakan cerita sesuai tema. Kemudian guru mengenalkan

ragam kegiatan main untuk tema yang sedang dibahas.

Pukul 09.00 Guru mempersilahkan siswa untuk bermain bebas bersama

temannya, sedangkan guru menyiapkan kegiatan main untuk siswa. Guru

menyiapkan 6-8 kegiatan main untuk siswa.

Pukul 09.30 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan

peraturan permainan dan dikonfirmasi ulang serta dilengkapi oleh guru. Sebelum

kegiatan main dilakukan, guru mengingatkan kembali strategi bermain.

Page 140: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

124

Guru : “Teman-teman, sebelum bermain, jangan lupa yaaaaaa…..apa yang harus

kita lakukan selama bermain?”

Siswa : “Pilih mainan, Mainkan, Selesaikan mainanmu, Jangan lupa beres-beres,

dan Ceritakan pada guru.”

Anak melakukan kegiatan main selama 1 jam 10 menit. 10 menit dan 5 menit

sebelum waktu habis, guru memberitahukan kepada siswa terkait sisa waktu

bermain yang dimiliki. Siswa memilih kegiatan main yang mereka inginkan secara

bergantian sesuai kuota pemain yang telah ditentukan sebelumnya, mencoba hal-

hal baru, menemukan hal baru dan menghasilkan produk baru. Guru mengawasi

siswa dan mengusahakan memberikan provokasi kepada siswa untuk tidak

melakukan kegiatan yang sama dengan hari sebelumnya. Jika kegiatan yang

dilakuan sama (karena belum mendapat giliran dikegiatan lain), guru bisa menilai

perkembangan yang terlihat pada kegiatan main siswa dari hari sebelumnya.

Pukul 10.40 kegiatan main selesai. Setelah melakukan kegiatan main, guru

memberitahu bahwa waktu bermain sudah habis. Siswa bersama-sama

membereskan barang-barang yang digunakan selama kegiatan main dan

menyimpan barang-barang tersebut pada tempatnya.

Pukul 10.50 Siswa duduk kembali membentuk lingkaran, guru

mempersilahkan siswa untuk bercerita. Siswa bercerita kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan hari ini secara bergantian. Kemudian guru menyampaikan kembali

pelajaran apa yang sudah diperoleh hari ini.

Pukul 11.00 Kegiatan ditutup dengan membaca doa. Siswa mengambil tas nya

masing-masing, berbaris, dan berjalan dengan tertib mengikuti guru untuk diantar

kepada orangtua/wali siswa yang sudah menjemput.

Page 141: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

125

CATATAN LAPANGAN

PROSES PEMBELAJARAN DI TK-B PAUD AL-MUSFIROH

Hari/Tanggal : Rabu, 11 November 2020

Waktu : 07.00 - 11.15 WIB

Tempat : Kelas Matahari (TK-B)

Siswa datang ke sekolah pukul 07.00 pagi bersama orang tua/wali masing-

masing dan disambut oleh guru piket yang bertugas di depan pintu masuk. Guru

piket menyambut siswa dan orang tua/wali siswa dengan ramah dan mengucapkan

salam. Siswa dan orang tua/wali siswa menjabat tangan guru dan menjawab salam

dengan tersenyum. Orang tua/wali siswa berpamitan dengan anaknya. Kemudian

orang tua/wali siswa berpamitan kepada guru dan memberi salam untuk kembali.

Siswa menulis nama nya dan menggambar bebas sederhana pada lembar absensi

yang sudah disiapkan oleh guru piket dengan menggunakan alat tulis pilihannya.

Lalu siswa masuk ke kelas masing-masing untuk menaruh tas di tempatnya dan

bermain bersama teman-temannya.

Pukul 07.50, guru kembali ke kelas dengan mengucapkan salam. Siswa

menyambut dengan menjawab salam dan mencium tangan guru. Pukul 08.00

kegiatan pembukaan dimulai dengan membuat lingkaran sambil menyanyikan lagu

Lingkaran Kecil. Setelah lingkaran dibuat, siswa duduk, guru memilih satu orang

untuk menjadi pemimpin hari ini. Pemimpin hari ini adalah siswa yang berbeda dari

hari sebelumnya. Pemimpin berdiri di depan dan menanyakan kabar anak hari ini,

menanyakan kegiatan yang dilakukan anak sebelum berangkat ke sekolah (dengan

nada tertentu), menyanyikan beberapa lagu, membaca surat-surat pendek (An-Nas

sampai At-Takatsur), membaca hadits pilihan (9 buah hadits), membaca doa-doa

pilihan (10 buah doa).

Page 142: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

126

Pemimpin : “Teman-Teman, bagaimana kabarnya hari ini?”

Siswa : “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”

Pemimpin : “Siapa yang sudah sarapan angkat tangan?”

Siswa : “SAYA!”

(Dan seterusnya)

Selesai berdoa, guru mengucapkan terimakasih kepada pemimpin hari ini dan

memberikan bintang yang sesuai dengan sikap anak selama berdoa hari ini.

Kegiatan pembukaan dilanjutkan dengan siswa berbaris seperti kereta di belakang

guru. Guru berjalan menuju lapangan diikuti oleh siswa. Seluruh kelas berkumpul

dan membuat barisan. Siswa berdiri dan tetap berada dalam posisi masing-masing,

kemudian guru memilih kembali satu orang pemimpin yang akan memimpin

kegiatan olahraga hari ini. Siswa yang terpilih pun maju kedepan dan bersiap

menjadi instruktur senam junior. Peraturan pun dibuat untuk mengkondusifkan

kegiatan senam. Selesai senam, siswa kembali berbaris dan berjalan mengikuti guru

untuk kembali ke kelas masing-masing.

Pukul 08.30 kegiatan inti dimulai. Guru dan siswa mengingat kembali

pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dan mengenalkan tema yag

dibahas hari ini. Guru memberikan gambar, miniatur atau benda asli dari tema yang

sedang dibahas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi.

Kemudian guru membacakan cerita sesuai tema. Kemudian guru mengenalkan

ragam kegiatan main untuk tema yang sedang dibahas.

Pukul 09.00 Guru mempersilahkan siswa untuk bermain bebas bersama

temannya, sedangkan guru menyiapkan kegiatan main untuk siswa. Guru

menyiapkan 6-8 kegiatan main untuk siswa.

Pukul 09.30 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan

peraturan permainan dan dikonfirmasi ulang serta dilengkapi oleh guru. Sebelum

kegiatan main dilakukan, guru mengingatkan kembali strategi bermain.

Page 143: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

127

Guru : “Teman-teman, sebelum bermain, jangan lupa yaaaaaa…..apa yang harus

kita lakukan selama bermain?”

Siswa : “Pilih mainan, Mainkan, Selesaikan mainanmu, Jangan lupa beres-beres,

dan Ceritakan pada guru.”

Anak melakukan kegiatan main selama 1 jam 10 menit. 10 menit dan 5 menit

sebelum waktu habis, guru memberitahukan kepada siswa terkait sisa waktu

bermain yang dimiliki. Siswa memilih kegiatan main yang mereka inginkan secara

bergantian sesuai kuota pemain yang telah ditentukan sebelumnya, mencoba hal-

hal baru, menemukan hal baru dan menghasilkan produk baru. Guru mengawasi

siswa dan mengusahakan memberikan provokasi kepada siswa untuk tidak

melakukan kegiatan yang sama dengan hari sebelumnya. Jika kegiatan yang

dilakuan sama (karena belum mendapat giliran dikegiatan lain), guru bisa menilai

perkembangan yang terlihat pada kegiatan main siswa dari hari sebelumnya.

Pukul 10.40 kegiatan main selesai. Setelah melakukan kegiatan main, guru

memberitahu bahwa waktu bermain sudah habis. Siswa bersama-sama

membereskan barang-barang yang digunakan selama kegiatan main dan

menyimpan barang-barang tersebut pada tempatnya.

Pukul 10.50 Siswa duduk kembali membentuk lingkaran, guru

mempersilahkan siswa untuk bercerita. Siswa bercerita kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan hari ini secara bergantian. Kemudian guru menyampaikan kembali

pelajaran apa yang sudah diperoleh hari ini.

Pukul 11.00 Kegiatan ditutup dengan membaca doa. Siswa mengambil tas

nya masing-masing, berbaris, dan berjalan dengan tertib mengikuti guru untuk

diantar kepada orangtua/wali siswa yang sudah menjemput.

Page 144: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

128

CATATAN LAPANGAN

PROSES PEMBELAJARAN DI TK-B PAUD AL-MUSFIROH

Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2020

Waktu : 07.00 - 11.15 WIB

Tempat : Kelas Matahari (TK-B)

Siswa datang ke sekolah pukul 07.00 pagi bersama orang tua/wali masing-

masing dan disambut oleh guru piket yang bertugas di depan pintu masuk. Guru

piket menyambut siswa dan orang tua/wali siswa dengan ramah dan mengucapkan

salam. Siswa dan orang tua/wali siswa menjabat tangan guru dan menjawab salam

dengan tersenyum. Orang tua/wali siswa berpamitan dengan anaknya. Kemudian

orang tua/wali siswa berpamitan kepada guru dan memberi salam untuk kembali.

Siswa menulis nama nya dan menggambar bebas sederhana pada lembar absensi

yang sudah disiapkan oleh guru piket dengan menggunakan alat tulis pilihannya.

Lalu siswa masuk ke kelas masing-masing untuk menaruh tas di tempatnya dan

bermain bersama teman-temannya.

Pukul 07.50, guru kembali ke kelas dengan mengucapkan salam. Siswa

menyambut dengan menjawab salam dan mencium tangan guru. Pukul 08.00

kegiatan pembukaan dimulai dengan membuat lingkaran sambil menyanyikan lagu

Lingkaran Kecil. Setelah lingkaran dibuat, siswa duduk, guru memilih satu orang

untuk menjadi pemimpin hari ini. Pemimpin hari ini adalah siswa yang berbeda dari

hari sebelumnya. Pemimpin berdiri di depan dan menanyakan kabar anak hari ini,

menanyakan kegiatan yang dilakukan anak sebelum berangkat ke sekolah (dengan

nada tertentu), menyanyikan beberapa lagu, membaca surat-surat pendek (An-Nas

sampai At-Takatsur), membaca hadits pilihan (9 buah hadits), membaca doa-doa

pilihan (10 buah doa).

Page 145: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

129

Pemimpin : “Teman-Teman, bagaimana kabarnya hari ini?”

Siswa : “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”

Pemimpin : “Siapa yang sudah sarapan angkat tangan?”

Siswa : “SAYA!”

(Dan seterusnya)

Selesai berdoa, guru mengucapkan terimakasih kepada pemimpin hari ini dan

memberikan bintang yang sesuai dengan sikap anak selama berdoa hari ini.

Kegiatan pembukaan dilanjutkan dengan bernyanyi dan kegiatan motorik. Siswa

berdiri dan tetap berada dalam posisi masing-masing, kemudian guru meminta

siswa untuk menentukan lagu dan permainan yang ingin dimainkan pagi ini. Siswa

bergantian mengungkapkan keinginannya. Dipilihlah 3 jenis lagu dan permainan

yang sudah disebutkan untuk dilaksanakan voting. Lagu dan permainan yang paling

banyak dipilihlah yang akan dinyanyikan dan dimainkan pagi ini. Peraturan pun

dibuat untuk mengkondusifkan kegiatan bernyanyi dan bermain.

Pukul 08.30 kegiatan inti dimulai. Guru dan siswa mengingat kembali

pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dan mengenalkan tema yag

dibahas hari ini. Guru memberikan gambar, miniatur atau benda asli dari tema yang

sedang dibahas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi.

Kemudian guru membacakan cerita sesuai tema. Kemudian guru mengenalkan

ragam kegiatan main untuk tema yang sedang dibahas.

Pukul 09.00 Guru mempersilahkan siswa untuk bermain bebas bersama

temannya, sedangkan guru menyiapkan kegiatan main untuk siswa. Guru

menyiapkan 6-8 kegiatan main untuk siswa.

Pukul 09.30 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan

peraturan permainan dan dikonfirmasi ulang serta dilengkapi oleh guru. Sebelum

kegiatan main dilakukan, guru mengingatkan kembali strategi bermain.

Page 146: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

130

Guru : “Teman-teman, sebelum bermain, jangan lupa yaaaaaa…..apa yang harus

kita lakukan selama bermain?”

Siswa : “Pilih mainan, Mainkan, Selesaikan mainanmu, Jangan lupa beres-beres,

dan Ceritakan pada guru.”

Anak melakukan kegiatan main selama 1 jam 10 menit. 10 menit dan 5 menit

sebelum waktu habis, guru memberitahukan kepada siswa terkait sisa waktu

bermain yang dimiliki. Siswa memilih kegiatan main yang mereka inginkan secara

bergantian sesuai kuota pemain yang telah ditentukan sebelumnya, mencoba hal-

hal baru, menemukan hal baru dan menghasilkan produk baru. Guru mengawasi

siswa dan mengusahakan memberikan provokasi kepada siswa untuk tidak

melakukan kegiatan yang sama dengan hari sebelumnya. Jika kegiatan yang

dilakuan sama (karena belum mendapat giliran dikegiatan lain), guru bisa menilai

perkembangan yang terlihat pada kegiatan main siswa dari hari sebelumnya.

Pukul 10.40 kegiatan main selesai. Setelah melakukan kegiatan main, guru

memberitahu bahwa waktu bermain sudah habis. Siswa bersama-sama

membereskan barang-barang yang digunakan selama kegiatan main dan

menyimpan barang-barang tersebut pada tempatnya.

Pukul 10.50 Siswa duduk kembali membentuk lingkaran, guru

mempersilahkan siswa untuk bercerita. Siswa bercerita kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan hari ini secara bergantian. Kemudian guru menyampaikan kembali

pelajaran apa yang sudah diperoleh hari ini.

Pukul 11.00 Kegiatan ditutup dengan membaca doa. Siswa mengambil tas

nya masing-masing, berbaris, dan berjalan dengan tertib mengikuti guru untuk

diantar kepada orangtua/wali siswa yang sudah menjemput.

Page 147: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

131

CATATAN LAPANGAN

PROSES PEMBELAJARAN DI TK-B PAUD AL-MUSFIROH

Hari/Tanggal : Jum’at, 13 November 2020

Waktu : 07.00 - 11.15 WIB

Tempat : Kelas Matahari (TK-B)

Siswa datang ke sekolah pukul 07.00 pagi bersama orang tua/wali masing-

masing dan disambut oleh guru piket yang bertugas di depan pintu masuk. Guru

piket menyambut siswa dan orang tua/wali siswa dengan ramah dan mengucapkan

salam. Siswa dan orang tua/wali siswa menjabat tangan guru dan menjawab salam

dengan tersenyum. Orang tua/wali siswa berpamitan dengan anaknya. Kemudian

orang tua/wali siswa berpamitan kepada guru dan memberi salam untuk kembali.

Siswa menulis nama nya dan menggambar bebas sederhana pada lembar absensi

yang sudah disiapkan oleh guru piket dengan menggunakan alat tulis pilihannya.

Lalu siswa masuk ke kelas masing-masing untuk menaruh tas di tempatnya dan

bermain bersama teman-temannya.

Pukul 07.50, guru kembali ke kelas dengan mengucapkan salam. Siswa

menyambut dengan menjawab salam dan mencium tangan guru. Pukul 08.00

kegiatan pembukaan dimulai dengan membuat lingkaran sambil menyanyikan lagu

Lingkaran Kecil. Setelah lingkaran dibuat, siswa duduk, guru memilih satu orang

untuk menjadi pemimpin hari ini. Pemimpin hari ini adalah siswa yang berbeda dari

hari sebelumnya. Pemimpin berdiri di depan dan menanyakan kabar anak hari ini,

menanyakan kegiatan yang dilakukan anak sebelum berangkat ke sekolah (dengan

nada tertentu), menyanyikan beberapa lagu, membaca surat-surat pendek (An-Nas

sampai At-Takatsur), membaca hadits pilihan (9 buah hadits), membaca doa-doa

pilihan (10 buah doa).

Page 148: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

132

Pemimpin : “Teman-Teman, bagaimana kabarnya hari ini?”

Siswa : “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”

Pemimpin : “Siapa yang sudah sarapan angkat tangan?”

Siswa : “SAYA!”

(Dan seterusnya)

Selesai berdoa, guru mengucapkan terimakasih kepada pemimpin hari ini dan

memberikan bintang yang sesuai dengan sikap anak selama berdoa hari ini.

Kegiatan pembukaan dilanjutkan dengan bernyanyi dan kegiatan motorik. Siswa

berdiri dan tetap berada dalam posisi masing-masing, kemudian guru meminta

siswa untuk menentukan lagu dan permainan yang ingin dimainkan pagi ini. Siswa

bergantian mengungkapkan keinginannya. Dipilihlah 3 jenis lagu dan permainan

yang sudah disebutkan untuk dilaksanakan voting. Lagu dan permainan yang paling

banyak dipilihlah yang akan dinyanyikan dan dimainkan pagi ini. Peraturan pun

dibuat untuk mengkondusifkan kegiatan bernyanyi dan bermain.

Pukul 08.30 kegiatan inti dimulai. Guru dan siswa berbaris membentuk saf

shalat. Siswa bersiap menggunakan peralatan shalat. Guru memilih satu orang laki-

laki untuk menjadi imam. Siswa yang menjadi imam, memimpin shalat dhuha

berjamaah dengan khusyuk didampingi oleh guru.

Pukul 09.00 Guru mempersilahkan siswa untuk bermain bebas bersama

temannya, Pukul 09.30 guru dan siswa duduk membentuk lingkaran. Guru dan

siswa bersama mereview berbagai kegiatan dan pelajaran yang telah dilaksanakan

selama satu minggu.

Pukul 10.15 guru dan siswa bermain kuis dengan tanya jawab seputar tema

yang dibahas. Siswa yang berhasil menjawab akan diberikan 1 buah bintang oleh

guru. Pukul 10.30 Kegiatan ditutup dengan membaca doa. Siswa mengambil tas

nya masing-masing, berbaris, dan berjalan dengan tertib mengikuti guru untuk

diantar kepada orangtua/wali siswa yang sudah menjemput.

Page 149: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

133

1.4 KURIKULUM PAUD AL-MUSFIROH

KURIKULUM PAUD AL-MUSFIROH

Tahun Ajaran 2020-2021

Program Kegiatan Jangka Pendek

Program kegiatan jangka pendek bertujuan merealisasikan semua

program yang sudah disusun dalam satu tahun di semua bidang

pengembangan, yaitu tercapainya Visi, Misi dan Tujuan sekolah. Kegiatan

semester I dan semester II, yang sudah disepakati oleh pihak sekolah dan

semua orangtua anak PAUD Al-Musfiroh. Berikut adalah uraian tentang

program kegiatan jangka pendek PAUD Al-Musfiroh:

a. Kegiatan pengembangan agama

Kegiatan pengembangan agama bertujuan untuk membentuk

anak yang berkarakter dan berakhlakul karimah. PAUD Al-Musfiroh

melakukan kegiatan pengembangan agama melalui kegiatan

pembiasaan sebagai berikut:

1) Surat-surat pendek (dilakukan saat jurnal pagi, setiap hari)

2) Hadits-hadits pilihan (dilakukan saat jurnal pagi, setiap hari)

3) Doa-doa harian (dilakukan saat jurnal pagi, setiap hari)

4) Mufrodatul ‘araby (dilakukan saat jurnal pagi, setiap hari)

5) Iqra (dilaksanakan setiap hari jumat)

6) Praktikum ibadah seperti praktik wudhu, praktik shalat, dan

shadaqah dengan mengisi kotak amal (dilaksanakan setiap hari

jumat)

b. Kegiatan menanamkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan

sehat

Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak-anak. Maka,

kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat tidak hanya dilakukan

dirumah, melainkan juga di sekolah. Sehingga anak tidak hanya

Page 150: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

134

tumbuh menjadi anak yang cerdas, dan bekarakter, tetapi juga peduli

pada lingkungan. Kegiatan menanamkan kesadaran berperilaku hidup

bersih dan sehat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut:

1) Operasi semut (dilakukan setelah makan bersama dan selesai

kegiatan pembelajaran)

2) Mencuci tangan (dilakukan sebelum dan setelah makan bersama,

serta setelah melakukan kegiatan)

3) Menggosok gigi (dilakukan setelah makan bersama)

4) Sampah organik dan non organik (memasukkan sampah sesuai

tempat nya)

c. Kegiatan pemberian makanan tambahan

Kegiatan pemberian makanan tambahan bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan anak yang dilakukan rutin

dalam 2 bulan sekali. Makanan tersebut disiapkan oleh orang tua

murid dengan konfirmasi guru. Biaya yang digunakan berasal dari kas

komite. Dalam kegiatan ini, anak mengambil sendiri makanan yang

disediakan.

d. Kegiatan parenting

Kegiatan parenting bertujuan untuk mengedukasi orang tua dalam

mengasuh, dan mendidik anak-anak. Kegiatan parenting dilakukan

dalam 2 kegiatan, yaitu temu wicara (dengan pakar pendidikan anak

usia dini) dan tatap muka (antara guru dan orang tua anak). Hal yang

disampaikan berupa keterlibatan orang tua, tingkat perkembangan

anak, peran orang tua, dan lain sebagainya. Kegiatan parenting

dilaksanakan dalam 2 bulan sekali.

e. Kegiatan pembelajaran bernuansa alam dengan material lepasan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di PAUD Al-Musfiroh

merupakan kegiatan pembelajaran bernuansa alam yang

Page 151: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

135

memanfaatkan berbagai bahan alam (batu, tanah, ranting, daun, dsb)

untuk melakukan pembelajaran dengan didukung oleh bahan lain

(pelastik, kaleng, kardus, dsb). Pembelajaran tersebut dapat dikatakan

sebagai pembelajaran menggunakan Loose Parts sehingga anak

mendapat pengalaman bermain yang bermakna.

f. Outing Class

Outing Class merupakan kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di luar kelas/Field Trip. Kegiatan Outing Class

bertujuan agar anak lebih mengenal lingkungan dan bersosialisasi,

serta merangsang perkembangan kecerdasan anak dan lebih

memberikan pengalaman secara nyata untuk meningkatkan rasa

percaya diri ketika anak berada dalam kegiatan di luar sekolah. Outing

Class dilaksanakan saat beberapa puncak tema.

g. Cooking Class and Market Day

Cooking Class and Market Day merupakan kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan di area sekolah yang bertujuan untuk

mengenalkan kegiatan memasak dan jual beli kepada anak. Cooking

Class and Market Day dimulai dengan kegiatan memasak bersama,

kemudian hasil masakan tersebut dirapikan sedemikian rupa untuk

kemudian dijual kepada anak-anak.

Page 152: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

136

1.5 CATATAN DOKUMENTASI

CATATAN DOKUMENTASI

Gambar 1: Kegiatan Wawancara

Gambar 2: Kegiatan Penyambutan dan Absensi Pagi

Gambar 3: Kegiatan Pembukaan Kelas Matahari

Page 153: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

137

Gambar 4: Kegiatan Inti 1 dan Strategi Bermain

Gambar 5: Kegiatan Inti 2

Gambar 6: Kegiatan Beres-Beres

Page 154: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

138

Gambar 7: Kegiatan Penutup

Gambar 8: Kegiatan Persiapan Pulang dan Penjemputan

Gambar 9: Foto Bersama Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD

Al-Musfiroh

Page 155: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

139

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Azky Farida

NIM : 11160184000017

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Judul Skripsi : Penggunaan Media Loose Parts untuk Mengembangkan

Kreativitas Anak Usia Dini di PAUD Al-Musfiroh Gunungsindur,

Jawa Barat

No Judul dan Halaman Buku

BAB I

1 Richard Florida, Charlotta Mellander, Karen King, The Global Creativity

Indeks 2015, (Toronto: Martin Prosperity Institute, 2015), h. 57

2 Diana Vidya Fakhriyani, “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini”,

Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains, Vol. 4, 2016, h. 193

3 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep

Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), Cet. 3, h. 174

4 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 9

5 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 18

6 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 60

BAB II

1 Maganti Sit, dkk., Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan

Praktik, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 33-34

2 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 12

Page 156: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

140

3 M. Fadlillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan

Pembelajaran Menarik, Kreatif dan Menyenangkan, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2014), h. 63

4 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 13

5 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 14

6 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 3

7 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 4

8 Diana Vidya Fakhriyani, “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini”,

Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains, Vol. 4, 2016, h. 195

9 Rita Kurnia, “Konsepsi Bermain dalam Menumbuhkan Kreativitas pada

Anak Usia Dini”, EDUCHILD, Vol. 01, 2012, h. 82

10 Sri Hardiningsih Hanafi dan Sujarwo, “Upaya Meningkatkan Kreativitas

Anak dengan Memanfaatkan Media Barang Bekas di TK Kota Bima”,

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 2, 2015, h. 3-4

11 Aisyah, “Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia

Dini”, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1, 2017, h.

120

12 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam

Berbsgsi Aspeknya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.

117-118

13 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 12-13

14 Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 40

15 Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek

Perkembangan Anak, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 207-208

Page 157: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

141

16 Ratih Kusumawardhani, dkk. “Profil Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun”,

Jurnal Ilmiah VISI PGTK PAUD dan DIKMAS, Vol. 3, 2018, h. 12

17 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 26-27

18 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 27-33

19 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 19-20

20 Nadia Fauziah, “Penggunaan Media Bahan Alam untuk Meningkatkan

Kreativitas Anak”, Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI, Vol. 8, 2013, h. 24

21 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 20-21

22 Masganti Sit, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan

Praktik, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h. 6-8

23 Khamim Zarkasih Putro, “Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui

Bermain”, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol. 16, 2016, h. 22

24 B.E.F. Montolalu, dkk. Bermain dan Permainan Anak, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009), h. 3.5-3.6

25 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 38-40

26 Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2019), h. 45-47

27 M. Fadlillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan

Pembelajaran Menarik, Kreatif dan Menyenangkan, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2014), h. 12

28 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 52-65

29 Aris Priyanto, “Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui

Kreativitas Bermain”, Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 2, 2014, h. 44

Page 158: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

142

30 Luluk Asmawati, “Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui

Pembelajaran Terpadu Berbasis Kecerdasan Jamak”, Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini, Vol. 11, 2017, h. 146

31 Nurlita, “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Percaya Diri Terhadap

Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun”, EDUCHILD, Vol. 01, 2012, h. 9

32 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 9

33 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 12

34 Maria Melita Rahardjo, “How To Use Loose Parts in STEAM”, Jurnal

Pendidikan Usia Dini, Vol. 13, 2019, h. 312

35 Caileigh Flannigan dan Beverlie Dietze, “Children, Outdoor Play, and

Loose Parts”, Journal of Childhood Studies, Vol. 42, 2017, h. 54

36 Ade Holis, “Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan

Kognitif Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 9,

2016, h. 26

37 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 16-21

38 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 23

39 Sheryl Smith dan Gilman, “The Arts, Loose Parts and Conversations”,

Journal of the Canadian Association for Curriculum Studies, Vol. 16,

2018, h. 96

40 Ali Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini,

(Bandung: JILSI Foundation, 2008), h. 38

41 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 41-42

42 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 78-79

Page 159: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

143

43 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 82

44 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 91-94

45 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 97

46 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 102

47 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 107

48 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 108

49 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi

PAUD, (Semarang: Sarang Seratus Aksara, 2020), h. 89-93

50 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 51-65

BAB III

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), Cet. 36, h. 6

2 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama,

2018), h. 62

3 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif Edisi

Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. 9, h. 3

4 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 7, h. 157

5 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 4

6 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta, 2013),

h. 39

Page 160: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

144

7 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

Cet. 24, h. 77

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), Cet. 23, h. 308-309

9 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2018), Cet. 4, h. 372

10 Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2017), Cet. 26, h. 241

11 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta, 2013),

h. 158

12 Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2017), Cet. 26, h. 240

13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), Cet. 36, h. 168

14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), Cet. 23, h. 305

15 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2018), Cet. 4, h. 394-397

16 Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2018), Cet. 4, h. 400-401

16 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat

Eksploratif, Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, (Bandung: Alfabeta,

2020), Cet. 3, h. 132-135

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat

Eksploratif, Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, (Bandung: Alfabeta,

2020), Cet. 3, h. 137

18 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif: untuk Penelitian yang Bersifat

Eksploratif, Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif, (Bandung: Alfabeta,

2020), Cet. 3, h. 142

Page 161: PENGGUNAAN MEDIA LOOSE PARTS UNTUK MENGEMBANGKAN

145

19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), Cet. 23, h. 376-377

20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), Cet. 23, h. 377-378

Paraf Pembimbing

Dr. Azkia Muharrom Albantani, M.Pd.I

NIDN. 2025079101