penggunaan media audio visual untuk … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id talakbroto simo...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN
JEPANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2
TALAKBROTO SIMO BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
OLEH :
PIPIT RETNO ARIYATI
K7108198
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Pipit Retno Ariyati
NIM : K7108198
Jurusan/Program Studi : IP/ PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP
PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG PADA PESERTA
DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 TALAKBROTO SIMO BOYOLALI TAHUN
AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain
itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN
JEPANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2
TALAKBROTO SIMO BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Oleh:
PIPIT RETNO ARIYATI
K7108198
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN
PENJAJAHAN JEPANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2
TALAKBROTO SIMO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012”
Disusun oleh:
Nama : Pipit Retno Ariyati
NIM : K7108198
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 17 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd.
Sekretaris : Drs. Usada, M.Pd.
Anggota I : Drs. A. Dakir, M.Pd.
Anggota II : Hadiyah, S.Pd, M.Pd.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Pipit Retno Ariyati. PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VIASUAL UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN
PENJAJAHAN JEPANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI
2 TALAKBROTO SIMO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mei 2012.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perjuangan
melawan penjajahan Jepang melalui penggunaan media Audio visual pada peserta
didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali tahun ajaran 2011/2012”
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri 2 Talakbroto, Simo, Boyolali yang berjumlah 12 peserta didik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara,
dan tes. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif
(Miles & Huberman) yang terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media audio visual
dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang
pada peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto. Peningkatan penguasaan
konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai penguasaan konsep
peserta didik pada setiap siklus, yaitu nilai rata-rata penguasaan konsep peserta
didik sebelum tindakan hanya sebesar 55; pada siklus I nilai rata-rata penguasaan
konsep peserta didik menjadi 64,58; dan pada siklus II meningkat menjadi 78,75.
Sebelum dilaksanakan tindakan, peserta didik yang memperoleh nilai di atas
KKM (≥60) hanya sebanyak 5 peserta didik atau 41, 67%, pada siklus I meningkat
menjadi 8 peserta didik atau 66,67%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi
10 peserta didik atau 83,3%.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang pada
peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto, Simo, Boyolali Tahun Pelajaran
2011/2012.
Kata Kunci: penguasaan konsep, audio visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Pipit Retno Ariyati. THE USING OF AUDIO VISUAL MEDIA TO IMPROVE
THE MASTERY OF STRAGGLE AGAINST JAPAN COLONIZER CONCEPT
ON THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 2 TALAKBROTO
SIMO BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Undergraduate
Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University, July
2012.
The objective of this research is to improve the mastery of straggle against Japan
colonizer concept on the fifth grade students of SD Negeri 2 Talakbroto Simo
Boyolali in the academic year of 2011/2012).
This research is a classroom action research (CAR). This research caried out in
two cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection
activities. The subjects of this research were the fifth grade students of SD Negeri
2 Talakbroto Simo Boyolali which consisted of 12 students. The technique of
collecting the data used was documentations, observation, interview, and test. The
validity test on this research used source triangulation and technical triangulation.
The technique of analyzing the data used was interactive analysis (Miles &
Huberman) which consisted of 3 components such as data reduction, data
presentation, making conclusion.
The result of the research showed that the use of audio visual media could
improve the mastery of straggle against Japan colonizer concept on the fifth grade
students of SD Negeri 2 Talakbroto. The increasing of concept mastery could be
proven with the increasing of the students’ scores on concept mastery in each
cycle; they were: the mean scores of students’ mastery on the concept before
action was only 55; in cycle I, the mean scores of students’ mastery on the
concept became 64,58; and in cycle II increased into 78,75. Before doing the
action, the students who got good score, above KKM (≥60) score, were only 5
students or 41.67%, in cycle I increased into 8 students or 66.67%, and in cycle II
increased again into 10 students or 83.3%.
The conclusion of this research is the using of audio visual media could improve
the mastery of straggle against Japan colonizer concept on the fifth grade students
of SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali in the academic year of 2011/2012.
Key words: concept mastery, audio visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudaha”,
(Q.S. Al-Insyirah : 5)
“Lihatlah mereka yang lebih tidak beruntung daripada dirimu sehingga kau tidak
mungkin tidak berpuas diri atas keberuntungan yang diberikan Alloh kepadamu.”
(Nabi Muhammad SAW)
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”
(Evelyn Underhill)
“Tak ada yang bisa mengambil kesuksesan di masa depan kecuali diri kita
sendiri”
(Me)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriringi syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibuku tercinta, ( Drs. Sunarno dan Sri Sawarmi )”
Kaulah inspirasiku, karena setiap mengingatmu membuatku meneteskan air
mata.
Terima kasih yang tak henti.
~Almamaterku tercinta PGSD FKIP UNS~
Keponakan-keponakaFitri Annisa Marchelina, Diah Pandini, Alfainna Luthfi
Annis, Wulan Novia Ramadhina, Syifa Akhsanti Suci, Sabila Ika Rahmah,
Muhammad Faiz Al Hilal, dan Hilli Al Hanin. Jadilah seperti burung yang terbang
kemana pun untuk menggapai cita-cita.
Teman-temanku semua, terima kasih untuk kebersamaan kita selama di PGSD ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN
JEPANG PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 TALAKBROTO
SIMO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik dosen pembimbing
maupun teman-teman PGSD. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Bapak Drs. A. Dakir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I, yang senantiasa
memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Hadiyah, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Hj. Sarni, A.Ma, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Talakbroto, Simo,
Boyolali yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data
dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Ibu Dwi Hastuti, S.Pd, selaku guru kelas V SD Negeri 2 Talakbroto, yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Teman-teman Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan semangat yang tak henti-hentinya.
9. Kedua orang tua tercinta dan adikku yang selalu mendoakan.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini pastilah masih terdapat banyak
kekurangan, karena tidak ada sesuatu hal pun yang sempurna di dunia ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
terciptanya skripsi yang lebih baik. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK...................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO........................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 6
A. Kajian Teori ........................................................................................ 6
1. Hakikat Media Audio Visual............................................................... 6
a. Pengertian Media…….................................................................... 6
b. Pengertian Media Pembelajaran…………………………………. 8
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran……………………………………. 9
d. Klasifikasi Media Pembelajaran…………………………………. 9
e. Fungsi Media Pemebelajaran……………………………………. 10
f. Manafaat Media Pembelajaran………………………………….. 12
g. Media Audio Visual ..................................................................... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Hakikat Konsep Materi IPS Kususnya Perjuangan Melawan
Penajajahan Jepang…………………………………………………. 15
a. Pengertian Konsep……………. .................................................... 15
b. Ciri-ciri Konsep………………...................................................... 17
c. Jenis-jenis Konsep……………………………………………….. 17
d. Kegunaan Konsep........................................................................... 18
e. Pengertian IPS…………………………………………………… 18
f. Perjuanagan Melawan Penjajahan Jepang……............................. 19
g. Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang…………… ...... 21
B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 22
C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 23
D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 25
A. Setting dan Jadwal penelitian .................................................................... 25
1. Setting Penelitian ................................................................................ 25
2. Jadwal Penelitian................................................................................. 25
B. Subyek Penelitian………………............................................................... 26
C. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………………………... 26
D. Sumber Dat ............................................................................................ 26
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 27
F. Validitas Data ............................................................................................ 29
G. Teknik Analisis Data.................................................................................. 30
H. Indikator Kinerja......................................................................................... 31
I. Prosedur Penelitian..................................................................................... 32
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN....................................... 37
A. Deskripsi Pratindakan................................................................................. 37
B. Deskripsi Hasil Penelitian ……………...................................................... 37
1. Siklus I................................................................................................. 40
2. Siklus II................................................................................................ 50
3. Antarsiklus…………………………………………………………… 59
C. Pembahasan …………………………….…………………........................ 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.............................................. 62
A. Simpulan...................................................................................................... 62
B. Implikasi...................................................................................................... 62
C. Saran............................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 67
LAMPIRAN........................................................................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur kerangka berpikir........................................................................ 23
2. Komponen-komponen Analisis Data.................................................. 30
3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas................................................... 31
4. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Peserta didik Kelas V pada Prasiklus 39
5. Grafik Nilai Hasil Data Evaluasi Penguasaan Konsep Siklus I............. 47
6. Grafik Nilai perkembangan penguasaan konsep sebelum tindakan dan
siklus I................................................................................................. 49
7. Grafik Hasil data nilai penguasaan konsep siklus II........................... 56
8. Grafik Nilai perkembangan penguasaan konsep siklus I dan Siklus II. 58
9. Grafik peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep setiap siklus… 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincia Jadwal penelitian...................................................................... 32
2. Frekuensi data Nilai Penguasaan Konsep sebelum tindakan.............. 38
3. Hasil Nilai penguasaan Konsep sebelum tindakan……………….. 40
4. Frekuensi data Nilai evaluasi penguasaan konsep siklus I................. 47
5. Perkembangan nilai penguasaan konsep sebelum tindakan dan siklus I 48
6. Frekuensi data nilai penguasaan konsep siklus II…………………… 56
7. Perkembangan nilai penguasaan konsep siklus I dan siklus II……… 57
8. Nilai rata-rata penguasaan konsep dan prosentase ketuntasan
klasikal sebeum tindakan, siklus I dan Siklus II……………………... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman hasil wawancara guru sebelum penggunaan media
audio Visual…………………………………………………… 70
2. Kisi-kisi soal tes awal................................................................... 72
3. Nilai penguasaan konsep sebelum tindakan................................. 75
4. Silabus…....................................................................................... 76
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan 1........... 79
6. Kisi-kisi LKPD Siklus I Pertemuan 1........................................... 86
7. Kisi-kisi Lembar evaluasi Siklus I Pertemuan 1........................... 90
8. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2............ 93
9. Kisi-kisi LKPD siklus I pertemuan 2............................................ 100
10. Kisi-kisiLembar evaluasi Siklus I Pertemuan 2............................ 103
11. Nilai Penguasaan Konsep Siklus I……………………………… 105
12. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan 1……... 106
13. Kisi-kisi LKPDSiklus II Pertemuan ke1 ...................................... 114
14. Kisi-kisi Lembar evaluasi Siklus II Pertemuan 1.......................... 117
15. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan 2........... 120
16. Kisi-kisi LKPD siklus II pertemuan 2.......................................... 126
17. Kisi-kisi lembar evaluasi siklus II pertemuan 2........................... 129
18. Nilai penguasaan konsep Siklus II……………………………... 132
19. Lembar observasi guru (APKG)................................................... 133
20. Pedoman observasi guru............................................................... 134
21. Rekapitulasi observasi guru siklus I dan siklus II........................ 138
22. Lembar observasi peserta didik………………………………… 139
23. Pedoman observasi peserta didik.................................................. 140
24. Rekapitulasi observasi peserta didik siklus I dan siklus II……... 144
25. Lembar pengamatan penggunaan media audio visual.................. 145
26. Pedoman pengamatan penggunaan media audio visual……….... 146
27. Rekapitulasi pengamatan penggunaan media audio visual siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan siklus II………………………………………..…………… 148
28. Pedoman hasil wawancara guru sebelum penggunaan media
audio Visual.................................................................................. 149
29. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan............................................ 151
30. Surat Ijin Observasi....................................................................... 155
31. Surat Ijin Research/ Try Out untuk Kepala Sekolah..................... 156
32. Surat Ijin Research/ Try Out kepada Rektor ................................ 157
33. Surat Ijin Menyusun Skripsi ......................................................... 158
34. Surat Keputusan Dekan ................................................................ 159
35. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ....................................... 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan kreativitas terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Fungsi lain dari pendidikan adalah mengurangi
kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan karena ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dapat menjadikan seseorang mampu mengatasi
problematika.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Misalnya mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Melalui mata pelajaran IPS
pula, peserta didik diarahkan, dibimbing dan dibantu untuk menjadi warga negara
Indonesia dan warga Indonesia yang efektif. Untuk mejadi warga negara
Indonesia dan warga Indonesia yang efektif merupakan tantangan yang sangat
berat, karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu, IPS dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan
peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan
berkembang terus-menerus.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuam dasar untuk berpikir logis, rasa ingin tau, inkuiri,
memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional maupun global
(Depdiknas, 2006: 75)
Hal-hal yang telah diuraikan diatas akan dapat terwujud ketika
dilaksaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai suatu proses,
pembelajaran merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak terbatas
pada penyampaian materi pelajaran di kelas. Akan tetapi, yang lebih penting
adalah bagaimana agar materi yang diterima peserta didik di kelas dapat dipahami
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran yang berkualiatas tidak lepas dari peran guru secara
aktif. Sejak Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas) disahkan, secara otomatis peran guru harus berubah sesuai
tuntutan kurikulum yang telah diberlakukan. Pasal 20 ayat b menyebutkan bahwa:
“Guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu Pengetahuan,
teknologi, dan seni.”
Berdasarkan pasal 20 ayat b tersebut, guru dituntut untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menguasai tujuan pembelajaran
yang harus dicapai. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola proses
pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada peserta didik sebagai
subyek utama belajar. Guru perlu memiliki kreativitas agar dapat membuat
suasana kelas dan pembelajaran menjadi nyaman, menyenangkan, dan bermakna,
sehingga peserta didik merasa belajar merupakan sesuatu yang menarik dan selalu
ditunggu – tunggu.
Berdasarkan pengamatan di kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo
Boyolali, pelaksanaan proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut sebagian besar
masih dilakukan secara konvensional, peserta didik hanya diminta untuk mencatat
dan menghafal konsep, dan pembelajaran tidak disertai dengan penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang menarik. Pembelajaran yang demikian menyebabkan peserta didik menjadi
pasif dan mengalami kejenuhan dalam belajar. Kejenuhan tersebut menyebabkan
rendahnya penguasaan konsep yang dimiliki peserta didik.
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari pengalaman guru, nilai penguasaan
konsep peserta didik pada mata pelajaran IPS khususnya materi perjuangan
melawan penjajahan termasuk kategori rendah. Dari 12 peserta didik yang
nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) hanya 5 peserta didik
(41,67%) dan 7 peserta didik (58,3%) masih belum memenuhi KKM. Maka dari
itu, penguasaan konsep peserta didik pada mata pelajaran IPS khususnya materi
perjuangan melawan penjajahan Jepang perlu diperbaiki.
Dari hasil observasi kelas, penyebab rendahnya penguasaan konsep materi
perjuangan melawan penjajahan Jepang dalam pembelajaran IPS adalah peserta
didik hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru, karena peserta didik malas
mencatat dan menghafal materi yang banyak. Dalam pembelajaran guru hanya
menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media yang bervariasi
dalam menyampaikan materi. Sehingga peserta didik tidak banyak menyerap
materi dengan baik.
Perjuangan melawan penjajahan Jepang merupakan suatu rangkaian materi
sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Materi tersebut saling
berhubungan, sehingga kurangnya penguasaan konsep pada materi perjuangan
melawan penjajahan Jepang akan berpengaruh pada penguasan konsep materi
persiapan kemerdekaan dan materi mempertahankan kemerdekaan. jika hal
tersebut tidak segera diatasi akan berdampak pula pada rendahnya sikap cinta
tanah air dan rendahnya kesadaran peserta didik untuk menghargai jasa para
pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan bangsa Indosesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. salah satu solusinya yaitu
untuk meningkatkan pengusaan konsep pada materi perjuangan melawan penjajah
Jepang menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur pemegang penting dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber yang dapat
membantu guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru
dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dalam menyampaikan isi pelajaran.
Salah satu media pemebelajaran IPS yang menarik dan menyenangkan
adalah media audio visual. Media audio visual adalah media atau alat bantu
mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
dipresentasikan dalam wujud audio yaitu dapat didengar dengan suara serta
bentuk visual yang dapat dilihat dengan pergerakan gambar contohnya video yang
berisi film dokumenter.
Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran dapat
menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan. Gambar dan suara yang
muncul membuat peserta didik tidak cepat bosan dalam proses pembelajaran
berlangsung. Media ini sangat membantu guru dalam penyampaian materi
perjuangan melawan penjajahan Jepang karena lebih efektif dan peserta didik
tidak lagi mendengarkan ceramah dari guru dan mendengar contoh – contoh yang
abstrak.
Oleh karena itu, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
tentang “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang Pada Peserta Didik Kelas
V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : “Apakah penggunaan media Audio Visual dapat meningkatkan
penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang pada peserta didik
kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012 ?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah “ Untuk
meningkatkan penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penggunaan media Audio visual pada peserta didik kelas V SD Negeri 2
Talakbroto Simo Boyolali tahun ajaran 2011/2012”
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang sejenis pada waktu akan datang
dan memberi motivasi dan dorongan kepada peneliti yang lain untuk melakukan
penelitian sejenis bahkan lebih luas dan kompleks.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Meningkatkan penguasaan konsep khususnya pada materi
perjuangan melawan penjajahan dalam pembelajaran IPS.
2) Miningkatkan hasil belajar peserta didik
b. Bagi Guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam penerapan penggunaan
media seperti media audio visual.
2) Memberikan pengalaman, wawasan, dan keterampilan dalam
memilih media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
penguasaan konsep peserta didik.
3) Meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan kondisi belajar
yang menarik, menyenangkan dan berkualitas.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan kinerja sekolah dengan optimalnya kinerja guru
2) Terwujudnya pemebelajaran efektif di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Media Audio Visual
a. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam David
Buckingham (2003: 3) juga dijelaskan bahwa “medium as an intervening
means, instrumen or agency”, artinya media merupakan sebuah alat
perantara, peralatan atau perantaraan.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi / pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi ( Arief S, Sadiman
dkk, 2003: 6).
Menurut Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2010: 3), media secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu kondisi
yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Dengan kata lain, media cenderung diartikan alat-alat grafis,
photografis atau elektronika untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual dan verbal.Dalam hal ini manusia, materi, atau
kejadian adalah media.
Pendapat lain yang disampaikan oleh Gagne dalam Basuki Wibawa
dan Farida Mukti (2002: 11), media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Henich,
Molenda, Russel dalam Rubertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 10)
menyatakan bahwa “A medium is a channel of communication, example
include film, television, diagram, printed materials, computers, and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
instructors.” Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi,
diagram, materi tercetak, computer dan instruktur.
Sementara itu Robertus Angkowo dan A. Kosasih ( 2007: 11)
menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangksang pikiran, dapat membangkitkan
semangat, perhatian, kemauan siawa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses pembelajaran pada diri peserta didik. Pendapat ini sejalan dengan
pengertian media yang disampaiakan oleh Arif S. Sadiman, dkk (2002: 6)
yang menyatakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Livréna, Kungälv (2008 dalam journal international of media
education) “media education is a fundamental element in the ef- forts to
realize a media and information literate society in order to promote a well-
oriented,democratic,sustainable,society.(www.tandf.co.uk/journals/.../09523
987.html) diunduh pada tanggal 8 Mei 2012. Media pendidikan merupakan
elemen mendasar dalam upaya untuk mewujudkan media dan informasi
masyarakat terpelajar dalam rangka untuk mempromosikan orientasi yang
baik, demokratis, masyarakat yang berkelanjutan.
Menurut Sri Anitah (2009: 5), media adalah setiap orang, bahan, alat,
atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setiap
media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Schramm dalam Elita
Burhanudin, Hari Wibowo, dan Irmawati (2009: 3) menyampaikan bahwa
media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,
informasi, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik dalam
proses belajar. Sehingga penggunaan media dalam proses belajar mengajar
sangatlah penting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pengertian Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pengajar,
pembelajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan
sarana media penyampaian pesan. Media yang digunakan dalam
pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai
sifat yang lebih khusus dibandingkan dengan media pendidikan, karena
media pendidikan merupakan media komunikasi dan tidak semua media
pendidikan adalah media pembelajaran tetapi setiap media pembelajaran pasti
termasuk media pendidikan.
Kata ”pembelajaran” berasal dari bentuk dasar belajar. Kata belajar
berasal dari kata dasar ajar. Pembelajaran menurut Niken Ariani dan Dany
Haryanto (2010: 95) diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
Menurut Heinich et.al. (dalam Daryanto, 2010 : 4), medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima. Sedangkan menurut Criticos, 1996 (dalam
Daryanto, 2010 : 5), media merupakan salah satu komponen komunikasi,
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Niken Ariani dan Dany Haryanto (2010: 145) menjelaskan bahwa
media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara
pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan saran penyampai pesan atau media.
Yudhi Munadi (2010; 7) mendefinisikan media pembelajaran dapat
dipahami sebagai sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di
mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti simpulkan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan kepada
peserta didik, sehingga memungkinkan peserta didik untuk menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta mendorong terjadinya proses
belajar dalam dirinya
c. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Secara umum ciri-ciri media menurut Yudhi Munadi (2010: 36), yaitu
kemampuannya merekam, menyimpan, melestarikan, merekontruksi, dan
mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Sedangkan secara khusus
cirri-ciri media menurut Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2010: 12), ciri –
ciri media, antara lain :
1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Media mampu memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek
yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal
waktu. Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekonstruksi suatru peristiwa (obyek).
2) Ciri Manipulatif (Manipulative property)
Kejadian atau peristiwa yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik-teknik. Jadi, kejadian tersebut dapat dipercepat dan diperlambat atau
diputar mundur apabila menggunakan media.
3) Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri ini memungkinkan suatu obyek atau peristiwa ditransformasikan
melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada
sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian itu.
d. Klasifikasi Media Pembelajaran
Rudi Bretz dalam Basuki Wibowo dan Farida Mukti (2001: 31)
mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkantiga unsure pokok yaitu suara,
visual, dan gerak. Berdasarkan tiga unsure tersebut, Bretz mengklasifikasikan
media ke dalam delapan kelompok, yaitu: 1) media audio; 2) media cetak; 3)
media visual diam; 4) media visual gerak; 5) media audio semi gerak; 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
media semi gerak; 7) media audio visual diam; 8) media audio visual gerak.
Sedangkan menurut Yudhi Munadi (2010: 55) jenis media dapat
dogolongkan menjadi 4 kelompok , yaitu: media audio, media visual, media
audio visual, dan multimedia.
Menurut Gerlach & Ely dalam Daryanto (2010: 18), media
dikelompokkan berdasarkan cirri-ciri fisiknya, yaitu benda sebenarnya,
presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar gerak, rekaman
suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
Allen dalam Daryanto (2010: 18) mengaitkan antara jenis media
pembelajaran yang akan dicapai. Media tertetu memiliki kelebihan untuk
tujuan belajarn tertentu, tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Setiap
jenis media memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan belajar.
Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mengklasifikasikan
media pembelajaran agar mampu memilih media yang tepat pada saat
merencanakan pembelajaran. Pemilihan media yang sesuai dengan tujuan,
materi, serta kemampuan dan karakteristik peserta didik yang akan
menunjang efisiensi dan efektifitas pembelajaran.
e. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran
dimana dalam kenyataannya guru yang menghendaki untuk memudahkan
tugasnya dalam menyampaikan pesan atau materi pembelajaran kepada
peserta didik dalam proses pembelajaran. Media sebagai alat perantara atau
pengirim pesan dari pengirim ke penerima pesan yang berfungsi untuk tujuan
intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan
peserta didik dalam bentuk aktifitas yang nyata. Media pembelajaran harus
dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan peserta didik.
Menurut Yudhi Munadi (2010: 36) membagi fungsi media menjadi
lima, yaitu:
1) Media sebagai sumber belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media sebagai sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam
sumber yang ada di luar diri peserta didik dan memudahkan
terjadinya proses belajar.
2) Fungsi Sematik
Kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(verbalistik) maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak
verbalistik). Hal itu berarti simbol-simbol verbal dapat diubah
menjadi symbol-simbol yang nonverbal melalui media.
3) Fungsi Manipulatif
Fungsi yang mengatasi batas-batas ruang dan waktu, serta mengatasi
keterbatasan indrawi.
4) Fungsi Psikologis
Fungsi yang terdiri atas fungsi atensi (perhatian), fungsi afektif
(menggugah perasaan), fungsi kognitif (mengembangkan kemampuan
kognitif), fungsi imajinatif ( mengembangkan imajinasi), dan fungsi
motivasi ( memotivasi).
5) Fungsi Sosio-kultur
Fungsi yang mengatasi sosio-kultur antara peserta komunikasi
pembelajaran.
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 14) media
pembelejaran memiliki fungsi dan kegunaan yaitu: 1) media mampu
memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata
biasa; 2) media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang; 3) dapat memperkecil benda-benda besar yang
tidak dapat dibawa ke dalam kelas; 4) dapat memperlihatkan objek yang
terlalu kompleks misalnya mesin atau jaringan radio; 5) dapat menyajikan
suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran yaitu untuk mempermudah peserta didik dalam
memahami dan menguasai suatu materi dari suatu materi yang abstrak
menjadi sesuatu yang kongkrit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Manfaat Media Pembelajaran
Media sangatlah penting manfaatnya dalam proses pembelajaran
supaya mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tentu saja tidak
sembarang media bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Secara umum,
manfaat media pembelajaran, yaitu memperlancar interaksi guru dan peserta
didik dengan maksud untuk membantu peserta didik belajar secara optimal.
Namun demikian, secara khusus manfaat media pembelajaran seperti
diungkapkan oleh Kemp dan Dayton dalam Suwarna dkk. (2006 : 128)
adalah sebagai berikut :
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Jumlah waktu belajar dapat dikurangi.
5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
7) Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar mengajar dapat
ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah positif.
Selain bermanfaat, peranan media memang sangat besar dalam
pembelajaran. Peranan media menurut Niken Ariani dan Dany Haryanto
(2010: 94), diantaranya :
1) Menghindari terjadinya verbalisme, hanya ceramah saja.
2) Membangkitkan minat/ motivasi peserta didik.
3) Menarik perhatian peserta didik agar lebih fokus terhadap materi
pembelajaran.
4) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
5) Mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.
6) Memberikan rangsangan untuk belajar.
g. Media Audio Visual
Media audio adalah media yang menyampaikan pesan yang hanya
dapat diterima oleh indra pendengaran dan hanya mampu memanipulasi
kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya, media
audio menerima pesan berupa verbal (kata-kata) dan nonverbal(bunyi-
bunyian dan vokalisasi seperti geruntuan, music, dan lain-lain). Jenis - jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
media yang termasuk media ini yaitu radio, piringan audio, pita audio,
telepon, tape recorder, Laboratorium bahasa..
Media visual adalah media yang menyampaikan pesan yang hanya
dapat diterima oleh indra penglihatan. Jenis-jenis media yang termasuk media
ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-
cetak. Dari kedua pengertian media tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengertian media audio visual yaitu jenis media yang menggabungkan unsur
suara (audio) dan unsur gambar (visual) atau media yang melibatkan indra
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.
Penggunaan media audio visual akan lebih baik, apabila menggunakan
unsur gambar gerak dan dilengkapi dengan karakteristik gerak. Salah satu
contoh media audio visual adalah sound slide ( slide suara ), dalam media ini
terdapat karakteristik animasi gerak yang terdapat pada costume animation,
efek gerak benda dengan sound effect pendukung penggeraknya (Basuki
Wibowo 2001:67).
Dari penggabungan dua unsur media tersebut, dapat diketahui bahwa
media audio visual dalam pembelajaran memberikan kelebihan dan
kelemahan ( Basuki Wibowo 2001:69) . Kelebihan penggunaan media audio
visual antara lain: (1) memusatkan perhatian dan meningkatkan motivasi
peserta didik dalam pembelajaran, (2) mengatasi keterbatasan waktu dan
ruang, (3) menampilkan ganbar, suara dan gerak, (4) menghindari
pembelajaran yang herbalistik. Kelemahan penggunaan media audio visual,
antara lain: (1) biaya relatif mahal, (2) memertlukan peralatan yang kompleks
dan (3) memerlukan keahlian khusus.
Sedangkan menurut Hujair A.S. (2009:102-103) menyatakan bahwa
media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk
karakter sama dengan obyek aslinya. Melalui media audio visual, seseorang
tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuati melainkan sekaligus dapat
mendengar segala sesuatu yang divisualisasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penelitian ini penggunaan media audio visual sebagai media
pembelajaran, peneliti menggunakan slide suara dan video yang berupa film
dokumenter. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Slide Suara
Menurut Ngadino (2009: 61) menyatakan bahwa slide suara adalah
media visual yang menampilkan sejumlah slide, dipadukan dalam suatu
pengetahuan yang diproyeksikan pada layar dengan iringan suara. Jadi
program slide suara melibatkan media audio dan media visual yang bersifat
audio visual yang ditampilkan secara utuh, saling membantu dan saling
mengisi.
2) Video
Video bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat saat ini. Menurut
Yudhi Munadi (2008: 132) video adalah teknologi pemprosesan signal
elektronik meliputi gambar, gerak, dan suara. Video sangat populer di
masyarakat. Media ini dapat menyampaikan pesan audio visual gerak. Seperti
halnya film,televisi atau video tape dapat pula menyajikan hal- hal yang
nyata maupun yang fiktif. Pesan – pesan yang disampaikan bersifat
informatif, pendidikan dan pengajaran. Basuki Wibobo (2001:72-73) video
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan: (1) penyajian tidak
memerlukan ruang gelap (2) program dapat diputar berulang – ulang (3)
mudah dikontrol oleh guru. Kekurangan: (1) daya jangkauaanya terbatas (2)
sifat komunikasinya satu arah (3) peralatan cukup mahal
3) Film
Film adalah alat yang ampuh untuk menyampaikan suatu maksud
kepada masyarakat dan juga anak yang lebih banyak menggunakan aspek
emosinya di banding aspek rasionalitasnya. Besarnya kegunaan media ini
dapat pula dirasakan dalam dunia pendidikan. Munadi menekankan bahwa
melalui media yang terlibat, dia menyimpulkan bahwa film adalah alat
komonikasi yang dapat membantu proses pembelajaran efektif. Karena apa
yang terpandang mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah
di ingat dari pada apa yang dapat dibaca saja atau hanya di dengar saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Basuki Wibawa (2001: 72 ) film mempunyai kelebihan dan
kekurangan yaitu: Kelebihan: (1) lebih mendekati realita (2) menarik
perhatian peserta didik (3) dapat diputar ulang (4) memperluas berpikir anak
(5) mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. Kekurangan: (1) pemakaiannya
perlu ruangan gelap (2) biaya tinggi.
Menurut Ngadino (2009: 65) film diklasifikasikan sebagai berikut :
film documenter, episode, provokasi, direct photography, slow-motion
photography, tape-lapse photography, animate photography,
photomicrography, telescopic photography, dan filmography.
2. Hakikat Konsep Materi IPS Khususnya Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang
a. Pengertian Konsep
Pada dasarnya, setiap ilmu pengetahuan terdapat berbagai konsep
yang harus dikuasai. Konsep-konsep tersebut merupakan sesuatu yang
bersifat abstrak.
Menurut Othanel Smith dan Robert H. Ennis (dalam Abdul Azis
Wahab, 2009: 127) “The chief landmarks of the intellectual terrain are is
concepts”. Adapun yang dimaksud dengan konsep, adalah kumpulan
pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda,
kejadian, atau gagasan. Konsep bersifat abstrak, subyektif dan diinternalisasi.
Menurut Winkel (2005: 92) pengertian atau konsep adalah satuan arti
yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap segala objek yang
dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu (klasifikasi).
Lain dengan Winkel, John W. Santrock (2009: 3) berpendapat bahwa
”Konsep adalah kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan
karakteristik berdasarkan bentuk – bentuk yang sama. Konsep membantu
proses mengingat menjadi lebih efisian. Ketika peserta didik
mengelompokkan objek untuk membentuk sebuah konsep, mereka dapat
mengingat konsep tersebut.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Elizabeth B.Hurlock (2005: 41) berpendapat bahwa pengertian
didasarkan pada konsep. Konsep bukan kesan indera langsung, melainkan
hasil pengolahan dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan
indera yang terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai obyek atau situasi
menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep.
Winkel (2005: 91) mengemukakan bahwa dalam belajar konsep orang
mengadakan abstraksi, yaitu semua objek yang meliputi benda, kejadian,
orang hanya ditinjau aspek-aspek tertentu saja. Belajar konsep merupakan
salah satu belajar dengan pemahaman. Pemahaman ini mencakup kemampuan
untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
Konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk
sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu
tersebut (Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001:10). Konsep adalah
kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual
yang membantu berpikir dan memecahkan masalah. Sedangkan menurut
Moore (dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001:11), konsep
adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pikiran, suatu ide atatu
suatu gagasan.
Menurut Oemar Hamalik (2003:162) “Suatu konsep adalah suatu kelas
atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli merupakan obyek-
obyek atau orang (person). Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan
pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-usaha manusia untuk
mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah suatu yang sangat luas.”
Winkel (2005:113) juga berpendapat bahwa:
Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang
merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik. Konsep
dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan. Konsep
konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam
lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep
yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada
realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa konsep
adalah kesanggupan untuk menggunakan sekumpulan pengertian abstrak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berkaitan dengan simbol dari suatu benda, kejadian, atau gagasan. Seseorang
dikatakan menguasai konsep apabila ia mampu memahami dan dapat
memaknai sekumpulan pengertian yang bersifat abstrak sehingga dapat
menemukan makna yang sebenarnya. Suatu konsep, suatu definisi tidak
mengungkapkan semua hubungan-hubungan antara konsep itu dengan konsep
yang lain.
b. Ciri-Ciri Konsep
Ciri – ciri konsep dapam Oemar Hamalik (2003: 162), yaitu 1) atribut
konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan
konsep lainnya; 2) atribut nilai-nilai, adanya variasi – variasi yang terdapat
pada suatu atribut; 3) jumlah atribut bermacam-macam antara satu konsep
dengan konsep lainnya; 4) kedominan atribut, menunjuk pada kenyataan
bahwa beberapa atribut lebih dominan dari pada yang lainnya.
Schuncke (dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001:12),
mengemukakan beberapa karakteristik atau ciri umum konsep, yaitu:
1) Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan umum atau
gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, atau
kegiatan.
2) Mencerminkan pengelompokan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa,
ataupun gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu
yang umum.
3) Bersifat pribadi.
4) Dipelajari melalui pengalaman.
5) Bukan sekedar suatu kata-kata.
c. Jenis-Jenis Konsep
Jenis atau tipe konsep menurut Oemar Hamalik (2003: 163), yaitu:
1) Konsep konjungtif (conjuctive concepts), nilai-nilai tertentu dari berbagai
atribut disajikan bersama-sama. Nilai-nilai dan atribut ditambahkan
bersama untuk menghasilkan suatu konsep konjungtif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Konsep disjungtif (disjunctive concepts), sesuatu yang dapat dirumuskan
dalam sejumlah cara yang berbeda-beda. Antara stribut-atribut dan nilai-
nilai dapat dasubstitusikan antara satu dengan yang lainnya.
3) Konsep hubungan (relational concepts), yakni suatu konsep yang
mempunyai hubungan-hubungan khusus antar atribut.
d. Kegunaan Konsep
Oemar Hamalik (2003: 165) menyebutkan kegunaan konsep antara
lain 1) Mengurangi kerumitan lingkungan; 2) Membantu kita untuk
mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita; 3) Membantu kita
untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan maju; 4) Mengarahkan
kegiatan instrumental; 5) Memungkinkan pelaksanaan pengajaran; dan 6)
mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama.
e. Pengertian IPS
“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program
pendidikan dan bukan subdisiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan
ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial
(social science), maupun ilmu pendidikan” (Sumantri. 2001: 89). Social
Scene Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies
(NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social
Studies”. Menurut Nursid Sumaatmaja, “IPS diartikan sebagai mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-
bidang ilmu sosial dan humaniora” (2003: 19). Bidang ilmu sosial meliputi
sosiologi, ekonomi, psikologi sosial, antropologi, geografi, dan ilmu politik.
Sedangkan humaniora meliputi norma, nilai, bahasa, dan seni yang menjadi
komponen kehidupan masyarakat.
Tujuan mempelajari IPS menurut Nursid Sumaatmaja (2006) dalam
Pengembangan IPS SD bahwa “Membina anak didik menjadi warga negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial
yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara rinci Oemar Hamalik (1992: 40-41) manyatakan bahwa “tujuan
pembelajaran IPS berorientasi pada tingkah laku para peserta didik, yaitu: (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan”. Pengetahuan Sosial bertujuan untuk:
(1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis; (2)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial; (3) Membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Meningkatkan kemampuan
bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara
nasional maupun global.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata
pelajaran yang mempelajari, menelaah, dan menganalisis masalah sosial
dengan mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora dengan
tujuan membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan negara.
f. Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
Perjuangan Melawan Penjajahan merupakan salah satu pokok materi
yang harus dipelajari oleh peserta didik kelas V semester II. Yang dipelajari
dalam pokok materi ini terdiri dari 2 sub pokok materi, yaitu Perjuangan
Melawan Penjajahan Belanda dan Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang,
tetapi peneliti hanya mengambil sub pokok materi perjuangan melawan
penjajahan jepang. Pengajaran materi perjuangan melawan penjajahan
dimaksudkan agar peserta didik dapat menghargai para tokoh pejuang dalam
melawan penjajahan Jepang.
Pengertian perjuangan yaitu perkelahian (merebut sesuatu);
peperangan; usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Sedangkan arti
kata dari melawan adalah menghadapi (berperang, bertinju, bergulat, dsb).
Menurut Soetrisno Kutojo, dkk (1981: 15), penjajahan adalah perluasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
daerah kekuasaan, penguasaan suatu daerah atau negara oleh negara lain.
Sejalan dengan pendapat tersebut, I Wayan Badrika (2004: 144) juga
mendefinisikan penjajahan sebagai penguasaan terhadap suatu daerah dan
suatu bangsa oleh bangsa lainnya. Dari beberapa arti kata tersebut, pengertian
perjuangan melawan penjajahan adalah berusaha sekuat tenaga untuk
melawan pendudukan suatu negara yang dijajah oleh negara penjajah.
Penjajahan merupakan pendudukan oleh suatu negara/
pemerintahan dengan menggunakan kekuatan bersenjata terhadap negara lain
yang dijajahnya. Dari beberapa arti kata tersebut, pengertian perjuangan
melawan penjajahan adalah berusaha sekuat tenaga untuk melawan
pendudukan suatu negara yang dijajah oleh negara penjajah.
Indonesia pernah dikuasai oleh bangsa asing dalam waktu yang
sangat lama. Bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah Indonesia adalah
Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Penjajahan menyebabkan penderitaan
bagi rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia tidak tinggal diam dan berjuang
mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Pada awalnya, bangsa Indonesia
mengadakan perlawanan di daerahnya masing-masing. Kemudian tumbuh
kesadaran bahwa kita ini adalah satu bangsa. “Kesadaran itu menimbulkan
tekad untuk bersatu menjadi satu bangsa yang terwujud dalam Sumpah
Pemuda tahun 1928. Perjuangan melawan penjajah juga tidak hanya dalam
bentuk fisik, tetapi juga melalui organisasi-organisasi.” (Susilaningsih,
2008:137)
Berikut ini adalah ringkasan materi yang diambil dari beberapa Buku
Sekolah Elektronik (BSE) karangan Susilaningsih (2008) dan Syamsiyah
(2008) dari Depdiknas (2008):
Ringkasan Materi Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang datang pertama kali di Tarakan
Kalimantan Timur. Tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang. Pada awal mulanya Jepang bersikap manis dengan
propagandanya, yaitu Tiga A yang berisi Jepang Cahaya Asia, Jepang
Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia. Tujuan 3A adalah untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menggerakkan rakyat membantu Jepang. Tanggal 9 Maret 1943 dibentuk
Putera (pusat tenaga rakyat) yang dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir.
Soekarno, Moh. Hatta, K.H. Dewantara, dan K.H. Mas Mansur.
Tahun 1944 Jepang membentuk Jawa Hokokai atau Perhimpunan
Kebaktian Jawa untuk kepentingan perang Jepang. Untuk membantu militer
Jepang dibentuk organisasi Seinendan, Fujinkai, Bogodan (pembantu polisi),
Keibodan dan Heiho (pembantu prajurit). Tahun 1943 dibentuk PETA
(tentara pembela tanah air) dan Giguyun (tentara suka rela) yang bertugas
mempertahankan wilayahnya.
Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa
bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa
bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan
terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan
di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand.
Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan
sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk
dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia
selama kurang lebih tiga setengah tahun.
Beberapa tokoh pahlawan yang mengadakan perlawanan terhadap
Jepang, yaitu Tengku Abdul Jalil, Tengku Abdul Hamid, K.H. Zainal
Mustafa, Pang Suma, L. Roemkorem, dan Supriyadi.
g. Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari konsep perjuangan
melawan penjajahan jepang adalah kemampuan seseorang atau peserta didik
untuk mengerti sesuatu, menangkap suatu makna, memanfaatkan isi bahan
dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi perjuangan
melawan penjajahan Jepang. Peserta didik dikatakan menguasai konsep
perjuangan melawan penjajahan Jepang apabila peserta didik mampu
menguasai konsep dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
subtansi yang diteliti. Menurut peneliti, ada beberapa penelitian yang dianggap
relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Perdana Dika Anjaya yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual
Bilangan Bulat Dapat Meningkatkan Ketrampilan Menjumlah dan Mengurangkan
Bilangan Bulat Pada Peserta didik Kelas IV SD N 02 Ngringo Jaten Karanganyar
Tahun 2011.” Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan media
audio visual dapat meningkatkan ketrampilan menjumlah dan mengurangkan
bilangan bulat pada peserta didik kelas IV SD N 02 Ngringo Jaten Karanganyar
Tahun 2011.
Robbi Trisnani yang berjudul “ Penerapan Media Animasi Audio Visual
Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menyimak Ketrampilan Cerita Anak Pada
Peserta didik Kelas V SD Negeri 02 Kalitinggar Padamara Purbalingga Tahun
Ajaran 2010/2011”. Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan
media animasi audio visual dapat meningkatkan ketrampilan menyimak
ketrampilan cerita anak pada peserta didik kelas V SD Negeri 02 Kalitinggar
Padamara Purbalingga Tahun Ajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian dan pendapat diatas, dapat
peneliti simpulan bahwa metode dan media pembelajaran yang sesuai dapat
meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. Sehubungan dengan hal itu,
peneliti merasa perlu untuk meningkatkan penguasaan konsep peserta didik
khususnya dalam penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan belanda
dan jepang, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan
bagi peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada Penggunaan
Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Perjuangan
Melawan Penjajahan Jepang Pada Peserta didik Kelas V SD Negeri 2 Talakbroto
Simo Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal,
penguasaan konsep materi perjuangan melawan penjajahan Jepang pada peserta
didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali tergolong rendah, terbukti
dari 12 peserta didik, 7 diantaranya mempunyai nilai di bawah KKM. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: guru masih mengajar secara
konvensional atau tradisional seperta mencatat, mendikte, merangkum, sekaligus
tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang
demikian menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan mengalami kejenuhan
dalam belajar. Selain itu, peserta didik tidak memiliki ketertarikan untuk belajar
mata pelajaran IPS dan materi yang didapat hanya mengandalkan guru saja.
Kejenuhan untuk belajar tersebut menyebabkan rendahnya penguasaan konsep
yang dimiliki peserta didik.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu media pembelajaran yang
dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik. Diantara berbagai media
dalam pembelajaran, media audio visual adalah media yang diharapkan dapat
membantu meningkatkan penguasaan konsep peserta didik, khususnya
penguasaan konsep pada materi perjuangan melawan penjajahan Jepang. Melalui
kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, media audio visual akan diterapkan
dengan menggunakan Siklus I dan Siklus II yang melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa
dengan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan konsep perjuangan
melawan penjajahan Jepang Pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 2 Talakbroto
Simo Boyolali. Secara skematis kerangka berpikir dapat digambarkan pada
gambar 1 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam
penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: “Melalui penggunaan
Media Audio Visual dapat meningkatkan penguasaan konsep Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang pada peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo
Boyolali Tahun Ajaran 2011 / 2012.”
Kondisi
Awal
1. Guru mengajar secara
konvensional.
2. Belum menggunakan
media pembelajaran
yang menarik
Penguasaan konsep
perjuangan penjajahan
Jepang pada peserta
didik kelas V rendah
Tindakan
Melalui PTK Guru menggunakan
media audio visual
dalam
pembelajaran IPS
materi Perjuangan
Melawan
Penjajahan jepang.
Siklus I
Penguasaan konsep
perjuangan melawan
pwnjajahan Jepang
meningkat
Siklus II
Penguasaan konsep
perjuangan melawan
penjajahan Jepang
meningkat ≥ 80 %
Kondisi
Akhir
Melalui penggunaan media Audio
Visual penguasaan konsep perjuangan
melawan penjajahan Jepang pada
peserta didik kelas V meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting dan Jadwal Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo
Boyolali tahun Ajaran 2011/2012. Tempat penelitian dipilih dengan berdasarkan
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1) Lokasi di SD peneliti dekat dengan rumah, sehingga akan memepermudah
dilakukannya penelitian.
2) Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang
sama atau sejenis, sehingga penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat yang besar bagi sekolah tersebut.
2. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan
hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama7 bulan, yakni mulai
bulan Januari 2012 sampai Juli 2012. Adapun rincian jadwal penelitian ada pada
tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Rincian Jadwal Penelitian
N
o
Kegiatan Jan Februari Maret April Mei Juni Juli
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal
√ √ √ √ √
2 Seminar
proposal
dan
pengurusan
ijin
√ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 Persiapan
perencanaan
√ √
4 Pelaksanaan
penelitian
√ √ √ √
5 Analisis
data
√ √ √ √ √
6 Penyusunan
laporan
√ √ √ √ √ √
7 Ujian dan
revisi
√
9 Penyusunan
laporan
hasil revisi
√
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto
Simo Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012, berjumlah 12 peserta didik, yang terdiri
dari 9 laki-laki dan 3 perempuan.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi
Arikunto, 2010: 2).
Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus
yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2010: 73), bahwa PTK dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama
kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.
D. Sumber Data
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi ini dikumpulkan dari data kualitatif yang diperoleh dari berbagai sumbr.
Sumber data atau informasi tersebut meliputi:
1. Sumber data primer diantaranya: hasil wawancara dan tes.
2. Sumber data sekunder diantaranya: dokumentasi dan hasil observasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber
data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan data-data tertulis yang
terdiri dari daftar nilai materi perjuangan melawan penjajahan Jepang pada
peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali dan daftar
presensi. Data ini difungsikan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
menguasai materi perjuangan melawan penjajahan Jepang. Selain itu, saat
proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi berupa foto dan video
proses pembelajaran.
2. Observasi
Menurut Nana Sudjana (2009: 84), observasi digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan. Observasi ini dilakukan untuk mengamati perkembangan pemguasaan
konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang sebelum pelaksanaan tindakan,
saat pelaksanaan tindakan, dan sampai akhir pelaksanaan tindakan.
Observasi ini dilakukan secara langsung yaitu peneliti dan guru kelas V
sebagai pengamat melihat dan mengadakan pengamatan secara langsungpada
kegiatan pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru kelas yang berperan
penuh pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
difokuskan pada kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajarn (RPP) serta dalam pelaksanaan pembelajaran konsep perjuangan
melawan penjajahan Jepang dengan menggunakan media audio visual. Alat
yang digunakan untuk mengukur kemampuan guru adalah dengan
menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Sedangkan dalam
observasi terhadap peserta didik difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang
berlangsung yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri 2 Talakbroto
Simo Boyolali yang bertujuan menggali informasi guna memperoleh data yang
berkaitan dengan penguasaan konsep materi perjuangan melawan penjajahan
Jepang kelas V SD Negeri 2 Talakbroto sebelum dan sesudah penggunaan
media audio visual.
4. Tes
Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi
Arikunto, 2010:150). Senada dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2009:59) ”Tes
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh peserta didik
setelah kegiatan pemberian tindakan”.
Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tes awal sebelum tindakan
dan setiap akhir pembelajaran. Pemberian tes pada setiap akhir pembelajaran
dimaksudkan untuk mengukur penguasaan konsep pada materi perjuangan
melawan penjajahan Jepang yang dikuasai peserta didik kelas V SD Negeri
Talakbroto II setelah kegiatan pemberian tindakan. Bentuk tesnya adalah tes
tertulis.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi validitas isi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sugiyono (2010: 125) berpendapat bahwa triangulasi diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Sedangkan validitas isi yaitu kriteria untuk menetapkan valid atau tidaknya alat
ukur yaitu isi dari variable yang diukur.
Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data dan validitas isi.
Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dari
satu sumber dengan sumber lain. Dari teknik ini diharapkan dapat memberi
informasi yang tepat dan sesuai dengan kenyataan. Sumber data yang
diperoleh peneliti berasal dari guru dan peserta didik kelas V SD Negeri 2
Talakbroto, Simo, Boyolali, antara lain data keaktifan peserta didik kelas V
SD Negeri 2 Talakbroto pada saat peoses pembelajaran yang diperoleh dari
guru kelas V dan peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo
Boyolali.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik , yaitu peneliti menguji data yang sama dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dari beberapa data
yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut
hasilnya akan ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat
validitasnya. Dalam penelitian ini diantaranya menggunakan observasi
aktivitas peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto dan wawancara guru
kelas V SD Negeri 2 Talakbroto untuk mengetahui data tentang keaktifan
peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Validitas Isi
Pada validitas ini yang menjadi kriteria untuk menetapkan valid atau
tidaknya alat ukur yaitu isi dari variabel yang akan diukur, sehingga pada
umumnya validitas ini hanya digunakan untuk mengukur variable dengan
kecakupan materi yang jelas, misalnya dalam tes hasil belajar. Jadi dalam
penelitian ini validitas ini dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penguasaan konsep perserta didik SD N 2 Talakbroto untuk mengetahui
validnya penggunaan tes dalam penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif
mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi Data (Data Reduction), (2)
Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan Kesimpulan (Verification). Miles
dan Huberman (2009: 19)
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian yang telah dikumpulkan
selanjutnya direduksi. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan
dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti. Dalam penelitian ini,
reduksi yang dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD
Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali, nilai tes peserta didik, observasi guru dan
peserta didik kelas V SD Negeri2 Talakbroto Simo Boyolali.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil dari
data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Dalam penelitian
ini, penyajian data dilakukan melalui berbagai macam visual yitu gambar, tabel
dan grafik. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi data kondisi SD
Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali, nilai penguasaan konsep perjuangan melawan
penjajahan Jepang, hasil observasi guru dan peserta didik kelas V SD Negeri 2
Talakbroto Simo Boyolali, serta hasil wawancara dengan guru kelas mengenai
penggunaan media audi visual sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
pembelajaran.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Dalam kegiatan ini, hasil dari data-data yang telah didapat dari laporan
penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penarikan kesimpulan tentang
peningkatan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan
sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I dan kesimpulan terakhir
pada akhir siklus II. Kesimpulan yang pertama harus terkait dengan kesimpulan
terakhir. Setiap kesimpulan ditarik pada akhir siklus dan dilakukan refleksi untuk
menentukan dan menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data
disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban
dari hipotesis penelitian.
Secara lebih jelasnya, kita dapat dilihat pada analisis data tersebut pada
gambar 2 di bawah ini:
Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data
(Sumber : Miles & Huberman, 2009: 20)
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan acuan yang digunakan peneliti untuk
menentukan keberhasilan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya penguasaan konsep Perjuangan
Melawan Penjajahan Jepang dengan menggunakan media audio visual pada
peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60. Dalam penelitian ini dikatakan berhasil
apabila kemampuan penguasaan konsep peserta didik dapat mencapai ≥ 80% dari
jumlah keseluruhan peserta didik mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari
kriteria ketuntasan sebesar 60.
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika dihitung: 80% x 12 = 9,6
Sesuai perhitungan, berarti paling sedikit 10 peserta didik dari 12 peserta
didik kelas V harus mencapai nilai sesuai KKM yaitu 60 atau lebih. Apabila
indikator kinerja ini dapat tercapai maka siklus dihentikan.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatkan penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang pada
peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Simo Boyolali menggunakan media
audio visual. Untuk memperoleh indikator yang ingin dicapai, prosedur
penelitian mencakup beberapa tindakan. Setiap tindakan tersebut dirancang dalam
satu siklus. Setiap siklus terdiri dari dari empat tahap sebagai berikut : (1)
perencanaan (planning); (2) penerapan tindakan (action); (3) mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); dan (4)
melakukan refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat
digambarkan pada gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk
(2010:16) )
Siklus I
pengamatan
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijabarkan
pada tahap-tahap sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
dalam proses pembelajaran
2) Menentukan pokok bahasan, yaitu Perjuangan melawan penjajahan
Jepang
3) Membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan media audio visual.
4) Mengembangka format observasi guru dan aktivitas peserta didik.
5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
6) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini direncanakan dalam 2 x
pertemuan yaitu pertemuan pertama mempelajari kedatangan Jepang dan
penindasan Jepang dan pertemuan kedua mempelajari tentang perlawanan
terhadap Jepang. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1) Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang bangsa
asing yang pernah menjajah Indonesia
2) Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang materi
perjuanagan melawan penjajahan Jepang
3) Guru membantu peserta didik mengusai konsep peserta
didik denganmenggunakan media audio visual berupa slide suara
dan video berupa film documenter yang ditayangkan melalui laptop
dan diproyeksikan melalui LCD proyektor dan speaker
4) Pesera didik dibagi menjadi 3 kelompok dan diberi
penugasan untuk mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengenai materi yang disampaikan menggunakan media audio
visual.
5) Peserta didik melaporkan hasil diskusi didepan kelas. Guru
member umpan balikterhadap hasil diskusi yang disampaikan.
6) Peserta didik mengerjakan soal evauasi.
7) Guru memberikan penilaian dan penugasan.
c. Pengamatan / Observasi
Melakukan pengamatan terhadap guru, peserta didik, dam media
audio visual. Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan
terhadap aktivitas peserta didik. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam
pedoman yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
d. Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data
kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis
penguasaan konsep peserta didik sesuai dengan nilai saat evaluasi saat
pembelajaran. Jika peserta didik yang berhasil saat evaluasi sebanyak 8
anak atau mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 66,67%, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan penguasan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang
telah berhasil. Namun, jika peserta didik yang mengalami peningkatan
penguasaan konsep secara klasikal belum mencapai indikator ketercapaian
kinerja sebesar 66,67%, maka proses pembelajaran dengan penggunaan
media audio visual tersebut perlu diperbaiki lagi dan disempurnakan pada
siklus II.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran
yang menggunakan media audio visual yang didasarkan pada hasil refleksi
pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah dan perbaikan pada siklus II
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan media audio visual.
3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik, serta penggunaaan
media audio visual.
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
5) Menetapkan indikator ketercapaian yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tindakan
Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir
sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual. Perbedaannya hanya pada proses pembelajaran dan soal
instrumennya. Pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 x
pertemuan dengan materi yang sama yaitu pertemuan pertama membahas
tentang kedatangan Jepang dan penindasan Jepang, pertemuan kedua
membaha tentang perlawanan terhadap Jepang. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan, yaitu:
1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan RPP yang telah disempurnakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2) Guru memperbaiki menggunakan media audio visual dengan
menambah penayangan video dalam pembelajaran.
3) Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang materi yang dang
dijelaskan dalam slide.
4) Peserta didik dibagi mnjadi 3 kelompok dan diberi penugasan
mendiskusikan lembar kerja dengan dibimbing guru .
5) Peserta didik melaporkan hasil diskusi didepan kelas , selanjutnya guru
memberi umpan balik terhadap hasil diskusi peserta tiap kelompok.
6) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru melalui
media audio visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7) Guru menutup pelajaran dengan refleksi kepada peserta didik melalui
media audio visual.
c. Pengamatan / Observasi
Melakukan pengamatan terhadap guru, peserta didik, dam media audio
visual. Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas
peserta didik. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah
dipersiapkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data
kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis
pemahaman konsep peserta didik sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil
observasi saat pembelajaran. Jika 10 peserta didik mengalami peningkatan
pemahaman konsep secara klasikal atau mencapai indikator ketercapaian
kinerja sebesar 83,3%, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
audio visual tersebut telah berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Talakbroto Kecamatan Simo
Kabupaten Boyolali. Berdasarkan SK No: 421.2/013/XII/15/1985 pada tanggal 1
April 1985 maka didirikan SD Negeri 2 Talakbroto. Pada tahun 1979 Sekolah ini
berstatus Negeri. Secara geografis SD Negeri 2 Talakbroto terletak di Desa
Pengkol Kelurahan Talakbroto Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Sekolah
Dasar Negeri 2 Talakbroto berdiri di atas tanah seluas 5250 m2
dengan luas
bangunan 582 m2. Bangunan yang ada diantaranya adalah 1 ruang kepala sekolah
dan ruang guru, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, masjid, 1 ruang UKS,
kantin, tempat parkir, dan kamar mandi guru dan peserta didik. SD Negeri 2
Talakbroto juga memiliki halaman yang luas yang digunakan untuk sarana
kegiatan pembelajaran penjaskes dan kegiatan ekstrakurikuler.
Data personil ketenagaan SD Negeri 2 Talakbroto terdiri dari Kepala
Sekolah, 4 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru bahasa Inggris, 3 guru wiyata bakti
(WB) dan 1 penjaga sekolah. Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 jumlah peserta
didik SD Negeri 2 Talakbroto sebanyak 89 orang, yang terdiri dari kelas I
sebanyak 10 anak, kelas II sebanyak 18 anak, kelas III sebanyak 17anak, kelas IV
sebanyak 15 anak, kelas V sebayak 12 anak, dan kelas VI sebanyak 17 anak.
Deskripsi Awal Tindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Peneliti mengadakan observasi di kelas V SD Negeri 2
Talakbroto pada saat pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan
Jepang, Berdasarkan data hasil pengamatan langsung pada bulan Januari terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi,
masih terdapat kekurangan, beberapa diantaranya yaitu guru masih menggunakan
metode ceramah, guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (respon peserta didik kurang), dan guru belum menggunakan
media bervariasi dalam menyampaikan materi, selain permasalahan yang ada pada
guru ada juga permasalahan yang ditemui pada diri peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung, antara lain:
a. Peserta didik masih ragu – ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
b. Tidak berani tampil di depan kelas.
c. Kurang antusias saat merespon tindakan guru.
d. Menunjukkan sikap jenuh saat pembelajaran yang ditunjukkan dengan
peserta didik mengobrol sendiri, bermain alat tulis, dan menguap.
Rendahnya penguasaan konsep peserta didik yang ditunjukkan dari nilai
Pretes tentang materi perjuangan melawan penjajahan Jepang dari 12 anak hanya
41,67 % atau 5 peserta didik yang mendapat nilai di atas nilai 60. Sedangkan yang
lainnya berada di bawah nilai 60. Fakta hasil penilaian tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar peserta didik mendapatkan nilai rendah. Dari lampiran 3 hal
75 dapat dibuat Tabel 2 frekuensi sebagi berikut :
Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Penguasaan Konsep Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang Pretes
No. Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 25-34 2 16,67 Tidak Tuntas
2 35-44 1 8,3 Tidak Tuntas
3 45-54 3 25 Tidak Tuntas
4 55-64 2 16,6755-59 TidakTuntas, 60-64
Tuntas
5 65-74 3 25 Tuntas
6 75-84 1 8,3 Tuntas
12 100 -Jumlah
Ketidaktuntasan = (7 : 12) x 100% = 58,3%
Ketuntasan klasikal = (5 : 12) x 100% = 41,67%
Nilai Rata-rata Kelas = 59,3
Dari tabel 2 hasil penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan
Jepang sebelum menggunakan media audio visual pada peserta didik kelas V SD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Negeri 2 Talakbroto yang telah diterangkan di atas dapat disajikan dalam bentuk
grafik 1 sebagai berikut:
Grafik 1. Hasil Data Nilai Penguasaan Konsep perjuangan melawan
penjajahan Jepang Pretes
Berdasarkan tabel 2 dan grafik 1 di atas, nilai penguasaan konsep peserta
didik kelas V sebelum menggunakan media audio visual diperoleh rata – rata
kelas sebesar 59,3. Peserta didik yang memperoleh nilai 25 – 34 sebanyak 2 anak
atau 16,7%. Peserta didik yang memperoleh nilai 35 – 44 sebanyak 1 anak atau
8,3%. Peserta didik yang memperoleh nilai 45 – 54 sebanyak 3 anak atau 25%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 55 – 64 sebanyak 2 anak atau 16,7%. Peserta
didik yang memperoleh nilai 65 – 74 sebanyak 3 anak atau 25%. Peserta didik
yang memperoleh nilai 75 ─ 84 sebanyak 1 anak atau 8,3 %.
Berdasarkan tabel 2 peserta didik yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM)
yaitu sebanyak 7 anak atau 58,3%, dan peserta didik yang mendapat nilai sama
atau di atas KKM yaitu 5 anak atau 41,67%. Hal ini dapat diartikan bahwa
ketuntasan klasikal sebesar 41,67% peserta didik masih berada di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal yaitu sebesar 60, dengan kata lain nilai penguasaan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perjuangan melawan penjajahan Jepang masih rendah. Dari lampiran 3 hal 75
dapat dibuat tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Nilai Penguasaan Konsep Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang Pretes
Keterangan Pretes
Nilai Terendah 25
Nilai Tertinggi 75
Rata – rata Nilai 59,3
Peserta didik belajar Tuntas 41,67%
Analisis hasil penguasaan konsep dari nilai peserta didik Pretes
diperoleh nilai rata-rata kemampuan peserta didik adalah 59,3 di mana
hasil tersebut masih di bawah rata – rata nilai yang diinginkan dari pihak
guru atau peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 60. Sedangkan besarnya
prosentase tuntas pada materi perjuangan melawan penjajahan Jepang
adalah sebesar 41,67%. Dari hasil analisis nilai Pretes tersebut, maka
dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam penguasaan konsep materi perjuangan melawan penjajahan
Jepang.
Dari daftar nilai penguasaan konsep Pretes pada tabel di atas dapat
disimpulkan sementara bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
kurang berhasil dalam memberikan penguasaan konsep perjuangan melawan
penjajahan Jepang peserta didik kelas V SDN 2 Talakbroto masih kurang. Maka
dari itu diperlukan suatu solusi dalam dalam masalah tersebut, dalam penelitian
ini peneliti menggunakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
yaitu media audio visual. Dengan media audio visual diharapkan penguasaan
konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang mengalami peningkatan .
B. Deskripsi Hasil Tindakan
1. Deskripsi Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x35 menit) yang dilaksananakan
selama satu minggu yaitu pada tanggal 20 Maret dan 29 Maret 2011. Adapun
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012
di ruang kantor guru SD N 2 Talakbroto. Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Dari hasil diskusi
diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2
pertemuan denga alokasi waktu tiap pertemuan 3 x 35 menit yaitu pada hari
selasa, 27 Maret 2012 dan Kamis, 29 Maret 2012 dapat dilihat dalam lampiran 5
hal 79 dan lampiran 8 hal 83. Adapun deskripsi prencanaan siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti
dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dan setiap pertemuannya RPP yang
disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, metode dan model
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,
penilaian .
2) Menyusun Lembar Kerja peserta didik (LKPD) dan lembar evaluasi yang
dapat dilihat pada RPP.
3) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti bagan
pemerintahan pusat, dapat dilihat pada lampiran dokumentasi.
4) Membuat lembar observasi guru dan peserta didik dapat dilihat pada
lampiran dan lampiran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media audio
visual. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru kelas V SD N 2
Talakbroto sebagai observer atau pengamat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari selasa, 27 Maret 2012. Materi
yang dipelajari pada pertemuan tersebut, eksekutif, yaitu materi kedatangan
penjajahan Jepang dan penderitaan rakyat Indonesia pada masa penjajahan
Jepang. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian dilanjutkan
presensi kehadiran peserta didik. Sebagai apersepsi dalam pembelajaran guru dan
peserta didik menyanyikan lagu Hari Merdeka, setelah menyanyikan lagu guru
bertanya jawab dengan peserta didik tentang isi lagu tersebut dan menggali
pengetahuan peserta didik tentang Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang seperti
bangsa-bangsa asing yang pernah menjajah Bangsa Indonesia. Ketika apersepsi
selesai guru menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Peserta didik menyimak tujuan
pembelajaran yang disampaikan. Sejak kegiatan pendahuluan media audio visual
sudah digunakan untuk menyampaikan materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai Media audio visual menggunakan Ms Powerpoint
untuk menayangkan materi yang akan diajarkan dan dilengkapi dengan video
berupa film dokumenter, audio dan animasi.
Kegiatan inti dilakukan sesuai dengan media dan model pembelajaran
yang digunakan, yaitu dengan metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi,
dan penugasan. Dalam kegiatan inti peserta didik menyimak materi kedatangan
penjajahan Jepang dan penderitaaan pada masa penjajahan Jepang. Banyak
peserta didik yang malu dan takut untuk menjawab sehingga guru memberi
pertanyaan dan menunjuk salah satu peserta didik untuk memancing peserta didik
merespon pertanyaan dari guru. Pertanyaaan yang disampaikan guru mencakup
materi yang sudah dijelaskan, seperti alasan kedatangan Jepang ke Indonesia.
Setelah penjelasan dari guru selesai, guru membagi peseta didik menjadi 3
kelompok, setiap kelompok diminta mendiskusikan tentang penderitaan yang
dialami rakyat Indonesia selama masa penjajahan Jepang. Setelah diskusi selesai
setiap kelompok maju kedepan dan menyampaikan hasil diskusinya, peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bersama guru mengavaluasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok,
kemudian guru memberikan umpan balik yang positif.
Kegiatan akhir Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan. Peserta didik mengerjakan soal tes individu
yang diberikan melalui media audio visual. Peserta didik menyimak pemaparan
materi pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, yakni materi
perlawanan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan Jepang.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2012 . Pada
pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang
telah lalu, yaitu perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Jepang.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam
pelaksanaan tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan
guru membuka pelajaran dengan ucapan salam, dilanjutkan dengan guru
mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan peserta didik. Guru melakukan
apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu.
Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang penderitaan rakyat Indonesia
selama penjajahan Jepang. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu melalui pemberian tugas, peserta didik dapat menjelaskan tentang
perlawanan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan Jepang dengan
lengkap.
Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan
pertemuan ke- 1, yaitu dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, Tanya
jawab, diskusi, dan penugasan. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru
tentang perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajahan Jepang yang
ditayangkan melalui media audio visual, dalam penjelasan guru tidak hanya
menyampaikan uraian atau penjelasan saja tetapi juga menggunakan video berupa
film dokumenter. Setelah menyimak, peserta diminta mendiskripsikan perlawanan
terhadap Jepang, kali ini respon peserta didik lebih baik dibandingkan papda
pertemuan pertama, peserta didik lebih berani mengungkapkan pendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kemudian pembahasan dilanjutkan dan guru memberi pertanyaan tentang materi
yang baru saja dibahas. Dan seperti pertemuan pertama peserta dibagi menjadi 3
kelompok dan diminta mendiskusikan tentang daerah perlawanan dalam
menentang penjajahan Jepang beserta tokoh dan penyebabnya. Setelah selesai
berdiskusi setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi mereka,
setelah selesai membacakan semua hasil diskusi guru memberi sebuah permainan
kepada kelompok yang ditayangkan dalam media audio visual, siapa yang cepat
menjawab mendapat skor. Dan tiap kelompok mendapat skor yang sama. Peserta
didik bersama guru mengevaluasi hasil diskusi dan guru memberi umpan balik
positif kepada peserta didik.
Kegiatan akhir di siklus I ini dipergunakan untuk mengevaluasi secara
individu apakah peserta didik sudah paham atau belum tentang materi yang sudah
dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran perjuangan melawan
penjajahan Jepang dengan membagikan soal dan lembar jawab kepada peserta
didik. Setelah selesai, Guru mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik, dan
melakukan refleksi pada peserta didik serta memberi tindak lanjut dengan
mengingatkan peserta didik supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam
belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Tahap pengamatan/ observasi
Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan media audio visual. Pengamatan
ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang
dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang
dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi aktivitas
guru, aktivitas peserta didik dan dokumentasi dengan foto dan video. Observasi
ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan Jepang dengan
menggunakan media audio visual dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran
IPS yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada penguasaan peserta didik
pada materi perjuangan melawan penjajahan Jepang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam pengamatan ini, peneliti meminta bantuan guru kelas yang
bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil gambar foto dan
video. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku paling belakang untuk
mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman observasi yang telah dibuat.
Pengamatan tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi dalam proses
pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran IPS
berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan pertama,
suasana kelas belum tertib karena ada beberapa peserta didik yang masih di luar
kelas meskipun jam pelajaran sudah mulai. Pada saat berlangsungnya
pembelajaran belum berjalan begitu maksimal karena peserta didik bingung
dengan media yang digunakan dalam pembelajaran. Dan dalam guru mengajukan
pertanyaan peserta didik masih terlihat ragu-ragu.pada saat diskusi peserta didik
masih belum mengerti masih membutuhkan bimbingan dari guru. Pada pertemuan
kedua keadaan kelas sudah lebih baik dari pertemuan pertama. Peserta didik sudah
mulai disiplin dan sudah mulai mengerti tentang media yang digunakan. Dan
dalam penjelasan guru peserta didik sudah lebih berani menjawab walaupun
masih ada yang malu-malu. Pada proses diskusi peserta didik sudah bisa mandiri
tanpa bantuan guru dan saat ada kelompok yang maju membacakan hasil
diskusinya juga masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan, dan juga
baru sedikit sekali peserta didik yang berani menungkapkan pendapat di depan
kelas untuk mengajukan pertanyaan juga tampak kebanyakan peserta didik masih
terlihat malu-malu (lampiran 24 hal 144 )
Selain mengamati aktivitas peserta didik, observer juga mengamati
aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 21 hal 138 tentang aktivitas
guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada saat persiapan pembelajaran guru sudah baik mempersiapakan alat dan
dan bahan ajar yang akan disamapaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Dalam membuka pelajaran sudah sangat baik guru sudah melakukan absensi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran akan tetapi guru belum memberikan
motivasi yang bisa membuat peserta didik lebih semangat dalam
pembelajaran.
3) Kejelasan dan sistematika dalam menyampikan materi sudah baik, guru agak
terlihat gugup sehingga penguasaan materi yang disampikan pada peserta
didik belum begitu maksimal.
4) Ketepatan dalam menggunakan strategi pembelajaran sudah baik
5) Ketepatan dan daya tarik media sudah baik,
6) Guru sudah sudah sangat baik dalam menunjukan hubungan antar pribadi
yang kondusif dengan berkata yang baik dan sopan pada peserta didik.
7) Guru sudah bisa untuk membuat peserta didik aktif , banyak peserta didik
yang bertanya ataupun mengajukan pendapat.
8) Guru sudah memantau peserta didik dalam belajar dan diskusi kelompok
9) Guru sudah mengadakan penilaian proses dan hasil belajar dengan cukup baik
10) Penggunaan bahasa sudah baik akan tetapi karena suasana yang gaduh jadi
suara guru tidak dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
11) Guru sudah sangat baik menutup pelajaran dengan cukup baik.
Rata – rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai cukup.
Selain observasi guru dan peserta didik diatas dapat dilihat hasil nilai penguasaan
konsep peserta didik dari hasil evaluasi siklus I dan hasil diskusi pada pertemuan
1 dan pertemuan 2, kedua nilai itu dijumlah dan di rata – rata sehingga jadi nilai
siklus I. Dari lampiran 11 hal 105 dapat dibuat Tabel 4 distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4. Frekuensi Data Nilai Evaluasi Penguasaan Konsep Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No. Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 25-37 1 8,3 Tidak Tuntas
2 38-50 1 8,3 Tidak Tuntas
3 51-63 4 33,351-59 Tidak Tuntas, 60-63
Tuntas
4 64-76 2 16,67 Tuntas
5 77-89 3 25 Tuntas
6 90-102 1 8,3 Tuntas
12 100 -Jumlah
Ketidaktuntasan = (4 : 12) x 100% = 33,3%
Ketuntasan klasikal = (8 : 12) x 100% = 66,67%
Nilai Rata-rata Kelas = 64, 58
Dari tabel 4 dapat disajikan dengan grafik 2 sebagai berikut :
Grafik 4.2. Hasil Data Nilai Evaluasi Penguasaan Konsep Siklus I
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai evaluasi peserta didik kelas IV
SD Negeri 2 Talakbroto pada siklus I mendapat rata – rata sebesar 65,67.
Peserta didik yang memperoleh nilai 25 – 37 sebanyak 1 peserta didik atau 8,3%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 38 – 50 sebanyak 1 peserta didik atau 8,3%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 51 – 63 sebanyak 4 peserta didik atau 33,3%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 64 – 76 sebanyak 2 peserta didik atau 16,7%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 77 – 89 sebanyak 3 peserta didik atau 25%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peserta didik yang memperoleh nilai 90 – 102 sebanyak 1 peserta didik atau 8,3%.
Berdasarkan tabel 3 peserta didik yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM) yaitu
sebanyak 4 peserta didik atau 33,3%, dan peserta didik yang mendapat nilai sama
atau di atas KKM yaitu 8 peserta didik atau 66,67%. Hal ini dapat diartikan bahwa
ketuntasan klasikal sebesar 66,67%.
d. Refleksi
Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan
refleksi sebagai berikut:
1) Seluruh peserta didik mengikuti pembelajaran IPS. Hasil evaluasi
rata–rata peserta didik pada siklus I yaitu 65,67.
2) Berdasarkan hasil evaluasi IPS pada siklus I peserta didik yang
memperoleh nilai < 60 (KKM) ada 4 peserta didik atau 33,3% dan
peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) yaitu 8 peserta
didik atau 66,67%. Data hasil perkembangan nilai peserta didik yang
diambil dari lampiran 11 hal 105 yang berisi nilai peserta didik Pretes
dan siklus 1 dapat dibuat tabel perkembangan nilai peserta didik dan
dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Pretes dan
Siklus I
Keterangan Pretes Siklus I
Nilai terendah 25 25
Nilai tertinggi 75 90
Rata- rata nilai 59,3 64,58
Ketuntasan Klasikal 41,67% 66,67%
Dari Tabel 4 dapat digambarkan dalam grafik 3 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 3. Perkembangan Nilai Penguasaan Konsep Pretes dan Siklus I
3) Meskipun terjadi peningkatan dalam nilai IPS materi perjuangan
melawan penjajahan Jepang peserta didik, akan tetapi terdapat
beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya.
Permasalahan tersebut antara lain:
a) Dianalisis dari observasi aktivitas peserta didik masih kurang,
peserta didik masih ragu dalam mengajukan pendapat, menjawab
pertanyaan dan masih ramai sendiri
b) Dianalisis dari observasi guru pada saat pembelajaran yaitu daya
tarik media sudah baik, tetapi kurang maksimal karena ada
beberapa peserta didik yang mengungkapkan bosan dengan media
tersebut.
c) Dianalisis dari penggunaan media audio visual, masih ada beberapa
yang harus diperbaiki, yaitu penggunaan efek suara dan gambar
yang masih kurang jelas atau masih sederhana.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari
kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu perbaikan media dan
perbaikan strategi pembelajaran dalam proses pemebelajaran media. Berdasarkan
hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan pada siklus I dikatakan
berhasil. Namun, hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masih banyak ditemukan kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I. Oleh
karena itu peneliti melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya, yaitu siklus II.
2. Deskripsi Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan yaitu tanggal 30 maret 2012 sampai 5 april 2012 (lihat lampiran 12 hal
106 dan lampiran 15 hal 120). Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus
I diketahui bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual yang
dilaksanakan pada siklus I diketahui sudah menunjukkan adanya peningkatan
penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang pada peserta didik
kelas V SD N 2 Talakbroto tahun pelajaran 2011/2012 tetapi belum maksimal.
Hal ini ditunjukkan masih ada 4 peserta didik yang belum tuntas dalam
pembelajaran IPS pada materi perjuangan melawan penjajahan Jepang. Oleh
karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki guru dalam melaksanakan
tinadakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan
yang ada, yakni sebagai berikut:
1) Perbaikan media antara lain, (a) penggunaan efek suara dan gambar yang
lebih banyak, tetapi disesuaikan dengan materi; (b) tampilan materi yang
lebih ringkas tanpa mengurangi inti dari materi; (c) penampilan video yang
ditambah lagi; (d) penambahan permainan yang menarik untuk menarik
peserta didik
2) Perbaikan strategi pembelajaran dalam penggunaan media, antara lain (a)
aturan main dalam diskusi maupun permainan yang tegas agar peserta didik
bisa lebih disiplin dab bertanggung jawab; (b) pemberian riward atau
penguatan pada peserta didik yang mampu berpartisipasi aktif.
Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja peserta didik pada siklus I,
sebagian besar peserta didik masih belum memperhatikan penjelasan guru selama
proses pembelajaran. Meskipun demikian pembelajaran IPS pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikatakan sudah cukup berhasil. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:
1) Menyusun Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dan setiap
pertemuannya RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, metode dan
model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, penilaian .
2) Menyusun Lembar Kerja peserta didik (LKPD) dan lembar evaluasi
yang dapat dilihat pada RPP.
3) Menyiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran seperti bagan
pemerintahan pusat, dapat dilihat pada lampiran dokumentasi.
4) Membuat lembar observasi guru dan peserta didik dapat dilihat pada
lampiran dan lampiran
b. Tahap Pelaksanaan / Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan media audio
visual. Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer
atau pengamat.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari selasa, 2 April 2012. Pada
pertemuan itu peserta didik mempelajari tentang kedatangan penjajahan Jepang
dan Penderitaan rakyat Indonesia pada saat penjajahan Jepang. Adapun langkah-
langkah pembelajarannya mencakup kegiatan – kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama – sama kemudian dilanjutkan
presensi kehadiran peserta didik. Sebagai apersepsi dalam pembelajaran guru
bertanya jawab dengan peserta didik untuk mengingat kembali tentang kedatangan
Jepang ke Indonesia dan penderitaan bangsa Indonesia pada saat penjajahan
Jepang. Kemudian, guru menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Sama dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siklus I, pada siklus II sejak awal kegiatan pendahuluan sudah dimulai dengan
media audio visual untuk menyampaikan materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode yang disesuaikan
dengan media dan model pembelajaran yang diterapkan, yaitu dengan
menggunakan metode ceramah bervariasi, Tanya jawab, diskusi dan penugasan.
Dalam kegiatan inti peserta didik menyimak materi tentang kedatangan Jepang ke
Indonesia dan penderitaan bangsa Indonesia pada saat di jajah Jepang melalui
media audio visual. Setelah selesai menjelaskan, guru memberikan pertanyaan
kepada peserta didik tentang materi yang baru saja dibahas. Dalam menyampaikan
materi guru juga menampilkan video yang berupa film dokumenter. Guru
menampilkan video secara ber ulang agar peserta didik lebih mengerti.
Selanjutnya peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok dngan menggunakan system
undian untuk melakukan diskusi kelompok. Peserta didik dminta mendiskusikan
alasan kedatngan Jepang dan penderitaan yang dialami bangsa Indonesia pada saat
penjajahan Jepang. Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok dimintra maju
kedepan menyampaikan hasil diskusi, setelah semua kelompok maju guru
melanjutkan dengan sebuah permainan, dalam permainan tersebut guru
menayangkan sebuah pertanyaan melalui media audio visual, dalam permainan
tersebut pertanyaan diberikan dan Kelompok yang aktif dan banyak menjawab
pertanyaan diakhir pelajaran akan mendapatkan reward sehingga peserta didik
lebih semangat. Setelah diskusi selesai guru bersama peserta didik mengevaluasi
hasil diskusi dari masing-masing kelompok. Kemuadian guru memberikan umpan
balik yang positif kepada peserta didik.
Pada kegiatan akhir guru membimbing peserta didik menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan. Peserta didik mengerjakan sial atau tes
individu. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang materi
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya, yaitu
perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucap salam penutup.
2) Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 5 April 2012. Pada
pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang
telah lalu, yaitu tentang perlawanan terhadap penjajahan Jepang. Langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan
tindakan siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka
pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas dan
memeriksa kesiapan peserta didik. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang
lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu. Setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dalam pertemuan tersebut.
Kegiatan inti diawali dilakukan dengan menggunakan metode yang sama
dengan pertemuan ke-1 yaitu menggunakan metode ceramah, Tanya jawab,
diskusi dan penugasan. Dalam kegiatan inti peserta didik menyimak penjelasan
dari guru tentang materi perlawanan terhadap jepang melalui media audio visual.
Dalam penjelsannya guru juga menampilkan video berupa film dokumenter.
Setelah menyimak peserta didik diberi pertanyaan mengenai materi yang baru saja
dibahas. Selanjutnya peserta didik dibentuk kelompok menjadi 3 kelompok setiap
kelompok diberi pertanyaan untuk diskusi dengan permainan melalui media audio
visual. Setiap kelompok memilih gambar yang ditayangkan melaui media audio
visual, dalam gambar tersebut berisi pertanyaan yang akan didiskusikan setiap
kelompok. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok maju kedepan membacakan
hasil diskusi tersebut. setelah semua kelompok maju guru melanjutkan dengan
sebuah permainan, dalam permainan tersebut guru menayangkan sebuah
pertanyaan melalui media audio visual, dalam permainan tersebut pertanyaan
diberikan dan Kelompok yang aktif dan banyak menjawab pertanyaan diakhir
pelajaran akan mendapatkan reward sehingga peserta didik lebih semangat.
Setelah diskusi selesai guru bersama peserta didik mengevaluasi hasil diskusi dari
masing-masing kelompok. Kemuadian guru memberikan umpan balikyang positif
kepada peserta didik.
Kegiatan akhir di siklus II ini dipergunakan untuk mengevaluasi secara
individu apakah peserta didik sudah menguasai atau belum tentang materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran perjuangan melawan
penjajahan Jepang dengan membagikan soal dan lembar jawab kepada peserta
didik. Setelah selesai, Guru mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik, dan
melakukan refleksi pada peserta didik serta memberi tindak lanjut dengan
mengingatkan peserta didik supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam
belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Tahap pengamatan/ observasi
Pengamatan atau observasi di siklus II ini dilakukan dengan teknik dan
pedoman yang sama dengan pengamatan atau observasi pada siklus I, pengamatan
tindakan dilakukan oleh observer pada saat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan Jepang dengan
menggunakan media audio visual. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik,
selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan
alat bantu berupa lembar observasi aktivitas guru, aktivitas peserta didik dan
dokumentasi dengan foto dan video. Observasi ini digunakan sebagai dasar tahap
refleksi siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran
berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran dengan rincian sebagai berikut: Pada pertemuan pertama, suasana
kelas sudah cukup tertib peserta didik antusias dan semangat sebelum
pembelajaran dimulai. Saat pembelajaran berlangsung peserta didik sudah
menyimak dengan baik, sudah berani mengajukan pendapat dan dalam menjawab
pertanyaan antusias peserta didik juga sudah menunjukkan aktif, pada saat
peserta didik sudah bersikap tanggung jawab dn disiplin.
Pada pertemuan kedua keadaan kelas sudah lebih baik dari pertemuan
pertama. Kegiatan pembelajaran hampir sama pada pertemuan 1 siklus II, dari
keseluruhan peserta didik sudah tampak aktif, baik dalam mengajukan pendapat,
menjawab pertanyaan maupun pada saat diskusi berlangsung. Walaupun masih
ada beberapa peserta didik yang masih kurang aktif ( lampiran 24 hal 145)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain mengamati aktivitas peserta didik, observer juga mengamati
aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 21 hal 138 tentang aktivitas
guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pada saat persiapan pembelajaran guru sudah baik mempersiapakan alat dan
dan bahan ajar yang akan disamapaikan
2) Dalam membuka pelajaran sudah baik guru sudah melakukan absensi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran akan tetapi guru belum memberikan
motivasi yang bisa membuat peserta didik lebih semangat dalam
pembelajaran.
3) Kejelasan dan sistematika dalam menyampikan materi sudah baik, guru
sudah tidak terlihat gugup sehingga penguasaan materi yang disampikan
pada peserta didik sudah baik.
4) Ketepatan dalam menggunakan strategi pembelajaran sudah baik.
5) Ketepatan dan daya tarik media cukup baik,
6) Guru sudah baik dalam menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif
dengan berkata yang baik dan sopan pada peserta didik.
7) Guru cukup bisa untuk membuat peserta didik aktif karena masih banyak
peserta didik yang bertanya ataupun mengajukan pendapat.
8) Guru sudah memantau peserta didik dalam belajar dan diskusi kelompok
9) Guru sudah mengadakan penilaian proses dan hasil belajar dengan cukup
baik
10) Penggunaan bahasa sudah baik akan tetapi karena suasana yang gaduh jadi
suara guru tidak dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
11) Guru sudah menutup pelajaran dengan cukup baik.
Rata – rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai baik.
Selain observasi guru dan peserta didik diatas dapat dilihat hasil nilai penguasaan
konsep peserta didik dari hasil evaluasi siklus II dan hasil diskusi pada pertemuan
1 dan pertemuan 2, ketiga nilai itu djumlah dan di rata – rata sehingga jadi nilai
siklus II. Dari lampiran 18 hal 132 dapat dibuat Tabel 5 distribusi frekuensi
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Frekuensi Data Nilai penguasaan Konsep perjuanagan melawan
penjajahan Jepang Siklus II
No. Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1 40-51 1 8,3 Tidak Tuntas
2 52-63 2 16,6752-59Tidak Tuntas, 60-63
Tuntas
3 64-75 2 16,67 Tuntas
4 76- 87 2 16,67 Tuntas
5 88-99 2 16,67 Tuntas
6 100-111 3 25 Tuntas
12 100 -
Ketuntasan klasikal = (10 : 12) x 100% = 83,3%
Nilai Rata-rata Kelas = 78,75
Jumlah
Ketidaktuntasan = (2 : 12) x 100% = 16,667%
Dari tabel 5 dapat digambarkan dalam Grafik 4 sebagi berikut :
Grafik 4. Hasil Data Nilai Penguasaan Konsep Perjuangan melawan
penjajahan Jepang Siklus II
Berdasarkan tabel 5 dan grafik 3 di atas, nilai evaluasi peserta didik kelas
V SD Negeri 2 Talakbroto pada siklus II mendapat rata – rata sebesar 78,75.
Peserta didik yang memperoleh nilai 40 – 51 sebanyak 1 anak atau 8,3%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 52 – 63 sebanyak 2 anak atau 16,7%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 64 – 75 sebanyak 2 anak atau 16,7%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 76 – 87 sebanyak 2 anak atau 16,7%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peserta didik yang memperoleh nilai 88 – 99 sebanyak 2 anak atau 16,7%.
Peserta didik yang memperoleh nilai 100 – 111 sebanyak 3 anak atau 25%.
Berdasarkan tabel 5 peserta didik yang mendapat nilai di bawah 60 (KKM) yaitu
sebanyak 2 anak atau 16,67%, dan peserta didik yang mendapat nilai sama atau di
atas KKM yaitu 10 anak atau 83,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan
klasikal sebesar 83,3%.
d. Refleksi
Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan
refleksi sebagai berikut:
1) Seluruh peserta didik mengikuti pembelajaran IPS. Hasil evaluasi
rata–rata IPS peserta didik pada siklus II yaitu 78,75.
2) Berdasarkan hasil evaluasi IPS pada siklus II peserta didik yang
memperoleh nilai <60 (KKM) ada 2 anak atau 16,67% dan peserta
didik yang memperoleh nilai ≥60 (KKM) yaitu 10 peserta didik atau
83,3%. Data hasil perkembangan nilai peserta didik yang diambil
dari lampiran 17 hal 131 yang berisi nilai peserta didik pada siklus I
dan siklus II dapat dibuat tabel perkembangan nilai peserta didik dan
dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Perkembangan Nilai Penguasaan Konsep perjuangan
melawan penjajahan Jepang Siklus I dan Siklus II
Keterangan Siklus I Siklus II
Nilai terendah 25 40
Nilai tertinggi 90 100
Rata- rata nilai 64,58 78,75
Ketuntasan Klasikal 66,67% 83,3%
Dari Tabel 6 dapat digambarkan dalam grafik 5 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Grafik 5. Perkembangan Nilai Penguasaan Konsep perjuanagan melawan
penjajahan Jepang Siklus I dan Siklus II
a) Nilai terendah yang diperoleh peserta didik pada siklus I yaitu 25 pada
siklus II tetap 40 dan pada peserta didik yang sama yang mendapat nilai
terendah itu. Nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada siklus I
sebesar 90 pada siklus II naik menjadi 100.
b) Nilai rata – rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I sebesar
64,58 pada siklus II naik menjadi 78,75.
c) Untuk ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I adalah 66,67% dan
pada siklus II 83,3% setelah dilakukan refleksi terdapat 2 peserta didik
yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 60), namun secara keseluruhan
sudah meningkat nilai pemahaman konsepnya bila dilihat dari prosentase
ketuntasan peserta didik pada siklus II.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang
diperoleh pada masing – masing pertemuan, maka pembelajaran IPS materi
perjuangan melawan penjajahan Jepang dengan menggunakan media audio visual
pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian sehingga
tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan
konsep peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto Tahun ajaran 20111/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Antarsiklus
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata –
rata nilai evaluasi mata pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan
Jepang pada peserta didik kelas V SD N 2 Talakbroto, Simo , Boyolali.
Peningkatan terlihat dari Pretes dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II
yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
7 sebagai berikut:
Tabel 7. Nilai Rata-Rata penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan
Jepang dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Pretes, Siklus I, dan Siklus
II
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
Nilai Rata-Rata penguasan konsep
Prosentase (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II Pretes Siklus I Siklus II
60 55 64,58 78,75 41,67 66,67 83,3
Dari tabel 7 diatas dapat digambarkan menjadi Grafik 6 sebagai berikut :
Grafik 6. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata penguasan konsep perjuangan
melawan penjajahan Jepang setiap Siklus
Berdasarkan perhitungan nilai penguasaan konsep perjuangan melawan
penjajahan Jepang rata-rata pada tabel 7 dan Grafik 5 di atas, peserta didik yang
memperoleh nilai ≥ 60 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Pretes nilai
rata-rata hanya mencapai 55 dengan prosentase ketuntasan klasikal 41,67% pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siklus I bisa meningkat menjadi 64,58 dengan prosentase ketuntasan klasikal
66,67% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 78,75 dengan prosentase
ketuntasan klasikal 83,3%. Hal ini merefleksikan bahwa pengggunaan media
audio visual dalam pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan
Jepang kelas V dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya
peningkatan penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang.
Selain dari hasil tes, hasil observasi terhadap kinerja guru dan peserta
didik secara klasikal juga mengalami peningkatan. Secara jelas, berikut adalah
hasil nilai observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas peserta didik pada siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 8 (lampiran 21 hal 138 dan lampiran 24 hal
144).
Tabel 8. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas
peserta didik Selama Pembelajaran Tiap Siklus
Observasi Kinerja Guru Observasi Aktivitas Peserta didik
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
3,18 ( cukup ) 3,59 ( baik ) 2,9 ( cukup ) 3,5 ( baik )
Dari tabel 8 di atas terlihat bahwa kinerja guru pada siklus I hanya
mendapat nilai 3,18 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,59.
Sedangkan aktivitas peserta didik yang semula hanya 2,9 meningkat menjadi 3,5.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas peserta didik
selama pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan Jepang
berlangsung pada siklus I dan siklus II. Dari tabel 8 terlihat adanya peningkatan
pada kinerja guru dan aktivitas peserta didik. Walaupun peningkatannya tidak
terlalu drastis, peneliti yakin jika penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu
yang cukup lama secara terus – menerus akan memperlihatkan hasil yang
signifikan. Mengingat bahwa dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan hanya empat kali pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini ditemukan hambatan-hambatan pada masing-masing
siklus yang berbeda-beda, diantaranya: hambatan yang dijumpai pada siklus I
yaitu daya tarik media masih kurang, materi yang masih masih banyak atau tidak
langsung pada poin-poinnya, serta penggunan efek suara dan gambar yang asih
kurang, sehingga membuat peserta didik cepat bosan dan kurang maksimal dalam
menyerap materi. Peserta didik sudah bosan menjadi tidak memperhatikan dan
kurang disiplin. Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang
disempurnakan pada siklus II yaitu perbaikan media antara lain, (a) penggunaan
efek suara dan gambar yang lebih banyak, tetapi tetap di sesuaikan dengan materi;
(b) ditambah menggunakan permainan yang menarik peserta didik; (c) tampilan
materi yang lebih ringkas tanpa mengurangi inti dari materi. Selain itu, juga
dilakukan perbaikan strategi pembelajaran dalam penggunaan media yaitu
pemberian reward atau penguatan bagi peserta didik yang mampu berpartisipasi
aktif. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehimhha tidak ada hambatan
yang berarti. Dengan dilakukan perbaikan- perbaikan tersebut ternyata bisa
mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I dan dapat meningkatkan nilai
penguasaan konsep peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti
dengan guru kelas (lihat lampiran 1 hal 70) penguasaan konsep peserta didik
sebelum menggunakan media audio visual sudah cukup baik, tetapi peserta didik
yang tuntas hanya 41,67%. Hal itu dikarenakan guru belum menggunakan media
yang menarik dan menyenangkan, sehingga peserta didik kurang maksimal dalam
mengusai konsep materi yang diajarkan. Sedangkan hasil wawancara (lampiran 28
hal 150) setelah menggunakan media audio visual yaitu penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan Jepang
terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik. Selain itu
ketuntasan belajar materi perjuangan melawan penjajahan Jepang peserta didik
juga meningkat. Hal ini dikarenakan penggunaan media audio visual dapat
mengingkatkan aktivitas belajar peserta didik, menarik minat belajar peserta didik
dan memeberikan kemudahan untuk menguasai materi karena penyajiannya yang
menarik dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan penguasaan konsep materi perjuangan melawan penjajahan jepang
pada peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbtoro, Simo, Boyolali yaitu dengan
menggunakan media audio visual. Hal ini terjadi karena penggunaan media audio
visual dapat menjadikan pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajahan
Jepang menjadi lebih menyenangkan sehingga penguasaan peserta didik
meningkat. Jadi pembelajaran dengan penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan penguasaan konsep perjuangan melawan penjajahan Jepang pada
peserta didik kelas V SD Negeri 2 Talakbroto tahun ajaran 2011/ 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus
dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran IPS materi
Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang pada peserta didik kelas V SD Negeri 2
Talakbroto, Simo, Boyolali dapat ditarik simpulan bahwa hipotesis tersebut
terbukti kebenarannya yaitu penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
penguasaan konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang pada peserta didik
kelas V SD Negeri 2 Talakbroto, Simo, Boyolali. Peningkatan tersebut dapat
dibuktikan dengan meningkatnya nilai penguasaan konsep pada setiap siklusnya,
yaitu pada tindakan prasiklus nilai rata-rata penguasaan konsep peserta didik
hanya 54,5, siklus I nilai rata-rata penguasaan konsep peserta didik sebesar 65,67
dan siklus II nilai rata-rata penguasaan konsep peserta didik sebesar 80,5. Tingkat
ketuntasan belajar peserta didik pada pra siklus sebanyak 5 peserta didik atau
41,67%. Pada siklus I sebanyak 8 peserta didik atau 66,67%.Sedangkan pada
siklus II sebanyak 10 peserta didik atau 83,3%. Hal ini menunjukkan peningkatan
dari pra siklus ke siklus I sebesar 25%, peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 16,63%, dan peningkatan ketuntasan dari pra siklus sampai siklus II
sebesar 41,63%. Dengan demikian, secara klasikal pembelajaran telah mencapai
ketuntasan belajar yang ditargetkan.
B. Implikasi
Prosedur dan pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan
pada penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPS materi Perjuangan
Melawan Penjajahan Jepang. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model siklus, dimana model siklus yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus.
Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu
ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan
peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.
Pemberian tindakan dari siklus I mendeskripsikan bahwa masih terdapat
kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-
kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus
selanjutnya, yakni pada siklus II. Dari tahap perencanaan hingga tahap refleksi
terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapat peningkatan, baik
dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses, terdapat peningkatan aspek afektif
dan aspek psikomotor peserta didik selama pembelajaran dan keterampilan guru
dalam menggunakan strategi pembelajaran untuk mengelola kelas. Dari segi hasil,
terdapat peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep peserta didik dari siklus I
hingga siklus II.
Penelitian ini juga memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan
proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut berasal dari guru maupun peserta didik. Di samping itu juga
dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari guru meliputi
kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyampaikan materi,
keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran, serta kemampuan
guru dalam memilih dan menggunakan media sebagai sarana untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi yang didapat dari
penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan konsep
Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang pada peserta didik kelas V SD Negeri 2
Talakbroto. Hasil penelitian tersebut dapat ditinjau dari hal-hal berikut:
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih media
pembelajaran yang tepat agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep
materi dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
media audio visual dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik, karena
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya
interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik,
suasana pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, dan aktivitas belajar
peserta didik dapat ditingkatkan.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi dan penguatan positif
pada peserta didik juga sangat penting. Pemberian motivasi dapat merangsang
antusiasme belajar peserta didik, sehingga peserta didik mempunyai keinginan
untuk belajar dan aktif dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang proses
pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri peserta didik dengan
memberikan latihan-latihan, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran dan memberikan penguatan yang positif terhadap
keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memilih media dan
strategi pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik
SDN 2 Talakbroto.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab
IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang
menghadapi masalah sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar
peserta didik. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran melalui
penggunaan media audio visual sebisa mungkin harus bisa di atasi. Oleh karena
itu,semua aspek baik dari guru maupun peserta didik harus diperhatikan agar
mendukung keberhasilan suatu pembelajaran.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam
rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan
penguasaan konsep pada pembelajaran IPS, khususnya materi Perjuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Melawan Penjajahan Jepang, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik harus lebih aktif dan beranian menyampaikan ide atau
pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan,
pemahaman, dan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan
penguasaan konsep peserta didik seperti media audio visual.
b. Guru hendaknya meningkatkan keaktifan dan keefektifan pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual.
c. Guru hendaknya mengadakan tindak lanjut terhadap penggunaan media
audio visual untuk meningkatkan penguasaan konsep.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan
mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan media
pembelajaran yang tepat, terutama media pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan
berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat
inovasi dalam penggunaan media pembelajaran dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran yang menggunakan media audio visual, mengingat
kajian teori tentang media audio visual belum banyak berkembang. Kajian
teori yang lebih dalam digunakan untuk memperbaiki kekurangan dalam
penerapannya sebagai salah satu solusi alternatif dalam meningkatkan
penguasaan konsep peserta didik.