penggunaan lahan provinsi papua barat

16
PROVINSI PAPUA BARAT ASPEK SPATIAL DAN PENGGUNAAN LAHAN Pencatatan data mengenai penggunaan lahan di Papua Barat masih sangat terbatas. Data mengenai lahan antara satu dan yang lainnya kerap menunjukkan perbedaan. Faktor kondisi fisik Provinsi Papua Barat yang berbukit dengan banyak pulau menyebabkan pencatatan penggunaan lahan relatif lebih sulit dilakukan. Terlebih adanya kabupaten-kabupaten bentukan baru menyebabkan pencataan data penggunaan lahan harus dilakukan ulang. Tabel 1.17 menunjukkan data penggunaan lahan di Provinsi Papua Barat yang dibedakan ke dalam beberapa kategori penggunaan lahan. Data tersebut hanya menunjukkan total luas Papua Barat sebesar 1 juta hektar. Terdapat kemungkinan adanya keterbatasan dalam pencatatan data penggunaan lahan. Tabel Penggunaan Lahan di Provinsi Papua Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Jenis Penggunaan Tahun 2008 (hektar) Kabupaten / Kota Perumah an Sawah Tegala n Perkebun an Kebun Campuran Hutan Semak Tanah Rusak Lain- Lain Total Fak-Fak 10.282 123.24 8 8.256 42.865 8.320 839 213.73 8 407.548 Kaimana 6.204 46.897 5.321 12.883 71.305 Teluk Wondama 4.537 4.271 5.791 14.599 Teluk Bintuni 7.556 612 8.988 9.222 26.378 Manokwari 29.214 3.986 22.001 14.950 28.566 24.50 9 4.159 82.19 7 30.302 239.884 Sorong Selatan 9.258 8.258 8.751 4.686 30.953 Sorong 21.886 2.875 24.397 77.606 12.226 28.88 7 11.83 8 89.918 268.633

Upload: wida-faridah

Post on 30-Dec-2015

136 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

PROVINSI PAPUA BARAT

ASPEK SPATIAL DAN PENGGUNAAN LAHAN

Pencatatan data mengenai penggunaan lahan di Papua Barat masih sangat terbatas. Data

mengenai lahan antara satu dan yang lainnya kerap menunjukkan perbedaan. Faktor kondisi fisik

Provinsi Papua Barat yang berbukit dengan banyak pulau menyebabkan pencatatan penggunaan

lahan relatif lebih sulit dilakukan. Terlebih adanya kabupaten-kabupaten bentukan baru

menyebabkan pencataan data penggunaan lahan harus dilakukan ulang.

Tabel 1.17 menunjukkan data penggunaan lahan di Provinsi Papua Barat yang dibedakan ke

dalam beberapa kategori penggunaan lahan. Data tersebut hanya menunjukkan total luas Papua

Barat sebesar 1 juta hektar. Terdapat kemungkinan adanya keterbatasan dalam pencatatan data

penggunaan lahan.

Tabel Penggunaan Lahan di Provinsi Papua Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota dan

Jenis Penggunaan Tahun 2008 (hektar)

Kabupaten/ Kota

Perumahan

Sawah Tegalan Perkebunan Kebun Campuran

Hutan Semak Tanah Rusak

Lain-Lain

Total

Fak-Fak 10.282 123.248 8.256 42.865 8.320 839 213.738 407.548Kaimana 6.204 46.897 5.321 12.883 71.305Teluk Wondama

4.537 4.271 5.791 14.599

Teluk Bintuni

7.556 612 8.988 9.222 26.378

Manokwari 29.214 3.986 22.001 14.950 28.566 24.509 4.159 82.197 30.302 239.884Sorong Selatan

9.258 8.258 8.751 4.686 30.953

Sorong 21.886 2.875 24.397 77.606 12.226 28.887 11.838 89.918 268.633Raja Ampat 12.024 9.024 5.248 5.224 31.520Kota Sorong 16.054 7.412 1.460 2.292 27.218Papua Barat 117.015 7.473 254.496 121.592 123.755 61.716 16.836 82.197 332.958 1.118.038

Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007

Luas pengunaan lain-lain menjadi kategori dengan presentase tertinggi. Munculnya kategori

tersebut sebagai yang tertinggi kemungkinan terkait dengan keterbatasan data. Di luar kategori

lain-lain, fungsi sebagai tegalan mendominasi penggunaan lahan di Papua Barat yaitu mencapai

254.496 hektar atau sekitar 22,76%. Fungsi perkebunan dan kebun campur kemudian memiliki

presentase di bawah fungsi tegalan.

Page 2: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Gambar Persentase Penggunaan lahan di Papua Barat Tahun 2005

Kehutanan

Potensi hutan di Provinsi Papua sangat tinggi. Kawasan hutan dan perairan Provinsi Papua secara

keseluruhan (termasuk Provinsi Papua Barat) berdasarkan (SK. Menhutbun Nomor: 891/Kpts-

II/1999) adalah sebesar 42.224.840 Ha yang terdiri dari kawasan hutan seluas 40.546.360 Ha dan

kawasan Perairan .678.480 Ha.

Tabel Luas Hutan dan Perairan di Provinsi Papua Barat Dirinci Per Kabupaten/Kota

No Kabupaten/Kota Luas Wilayah Hutan+Perairan

1 Kab. Manokwari 1.283.800,00 1.564.151,37

2 Kab. Teluk Bintuni 1.863.700,00 2.199.921,01

3 Kab. Teluk Wondama 578.800,00 610.065,90

4 Kab. Sorong 724.600,00 1.960.945,84

5 Kab. Sorong Selatan 2.979.700,00 1.138.665,50

6 Kab. Raja Ampat 608.450,00 686.721,05

7 Kab. Fak-Fak 1.432.000,00 1.003.377,53

8 Kab. Kaimana 1.850.000,00 1.994.224,58

9 Kota Sorong 31.736,00 41.653,41

Total 11.352.786,00 11.199.726,17

Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007

Berdasarkan fungsinya, hutan di Papua Barat diklasifikasikan menjadi 9 kategori. Hutan di

wilayah ini memiliki fungsi sebagai kawasan konservasi terdiri dari kawasan Hutan Lindung

Page 3: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

sebesar 17,27%, Cagar Alam 24,27%, Taman Nasional 0,58%, Suaka Margasatwa 0,02%. Dan

sebagai hutan produksi baik yang terbatas maupun dapat dikonversi adalah sekitar 56%. Fungsi-

fungsi ini tentu apabila dilihat di lapangan tidak demikian nyata. Pembalakan liar dan isu illegal

logging yang berkembang adalah satu hal yang selalu terjadi. Akan sangat kritis apabila proses

tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa upaya penanganan dari Departemen Kehutanan

dan Pemda karena menyangkut isu global warming dimana Indonesia memiliki hutan yang

mampu menyerap CO2 sedangkan kondisi sekarang ini, terlihat memprihatinkan.

Tabel Luas dan Persentase Hutan Berdasarkan Fungsi Hutan di Provinsi Papua BaratNo Fungsi Hutan Luas (Ha) %1 APL (Area Penggunaan Lahan) 196.072,10 1,752 HL (Hutan Lindung) 1.934.634,98 17,273 HP (Hutan Produksi) 1.885.601,25 16,844 HPT (Hutan Produksi Terbatas) 2.199.385,28 19,645 HPK (Hutan Produksi dapat dikonversi) 2.146.379,45 19,166 CA (Cagar Alam) 2.718.202,34 24,277 SM (Suaka Margasatwa) 1.965,74 0,028 TN (Taman Nasional) 64.641,59 0,589 TW (Taman Wisata) 33.503,63 0,3010 Perairan 19.339,83 0,17Total 11.199.726,17 100,00

Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007

Tabel Luas Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2006 (Ha)

Kabupaten/ Kota

Hutan Lindung

Htan PPA/ KSA

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi

Tetap

Hutan Produksi

yang Dikonversi

Areal Penggunaan

LainnyaJumlah

Fak-Fak 39.565,14 44.174,92 202.535,2 388.086,70 219.080,90 55.345,04 948.787,90Kaimana 327.046,10 113.101,10 519.806,4 320.488,20 253.270,50 90.245,13 1.623.957,43

Teluk Wondama

79.054,50 95.240,87 121.700,10 37.977,49 149.617,00 5.669,59 489.259,55

Teluk Bintuni

66.558,1 86.794,95 275.891,90 309.635,10 397.458,00 31.147,20 1.167.485,25

Manokwari 395.893,20 591.681,30 411.464,30 246.600,30 204.291,00 93.508,92 1.943.439,02Sorong Selatan

284.057,30 65.941,16 92.248,56 379.370,70 462.525,90 6.385,44 1.290.529,06

Sorong 302.364,90 310.509,50 209.817,70 165.503,90 479.300,90 20.052,05 1.487.548,95Raja Ampat 149.337,70 442.865,40 6.989,17 15.377,21 132.228,30 39.018,41 785.816,19Kota Sorong 4.400,63 1339,15 6.790,63 3.244,79 16.372,29 715,97 32.863,46Papua Barat 1.648.277,57 1.751.648,35 1.847.243,96 1.866.284,39 2.314.144,79 342.087,75 9.769.686,81

Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007

Fungsi guna lahan hutan dalam data Pemanfaatan Lahan (Papua Barat Dalam Angka Tahun

2007) menunjukkan bahwa luas hutan di Papua Barat hanya sebesar 61.1176 hektar atau hanya

Page 4: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

sekitar 5,52%. Padahal, dalam buku yang sama tercatat luas hutan di Papua Barat mencapai 9

juta hektar dari total luasan Papua Barat yang mencapai 11 juta hektar. Hal ini kemungkinan

disebabkan dari perbedaan pemberian kategori dalam pencatatan penggunaan lahan. Fungsi-

fungsi seperti tegalan, perkebunan, kebun campur, ataupun semak dan alang-alang memiliki

kemungkinan untuk dikategorikan ke dalam hutan oleh data tentang lahan lainnya.

Fak-F

ak

Kaiman

a

Teluk W

ondama

Teluk B

intuni

Manokw

ari

Soro

ng Sela

tan

Soro

ng

Raja Ampat

Kota So

rong

0.00

500,000.00

1,000,000.00

1,500,000.00

2,000,000.00

2,500,000.00

Jumlah

Gambar 3.13 Luas Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2006

Berdasarkan data dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (2004), luas kawasan hutan di Provinsi

Papua Barat mencapai 9,7 juta hektar. Namun, data luas hutan untuk setiap wilayah kabupaten

setelah pemekaran masih belum pasti. Berdasarkan data sementara yang dikompilasi dari

berbagai sumber, proporsi luas kawasan hutan di Provinsi Papua Barat ditampilkan pada tabel

berikut.

Page 5: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Tabel Persebaran Luas Kawasan Hutan (Ha) Menurut Fungsi pada Setiap Kabupaten di Provinsi Papua Barat

Kabupaten/ Kota

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Hutan Produksi Terbatas

Hutan Produksi Konversi

Areal Penggunaan

LainnyaCagar Alam

Suaka Marga Satwa

Taman Nasional

Taman Wisata Alam

TOTAL

Fak-Fak 41.481,56 383.366,53 203.338,83 218.373,47 52.477,19 37.045,44 657,37 0 0 936.740,39

Kaimana 356.262,63 322.008,56 530.834,12 260.688,93 53.759,22 112.560,61 0 0 0 1.636.114,07

Sorong 304.209,36 165.092,15 206.174,24 487.328,29 16.584,21 24.262,12 0 270.389,81 1.846,23 1.475.886,41

Kota Sorong 4.397,55 2.661,52 6.418,15 17.877,21 682,82 0 0 0 1.342,08 33.379,33

Sorong Sel 283.273,52 356.005,21 93.600,34 498.272,42 5.019,85 55.976,41 0 0 10.837,66 1.302.985,41

Manokwari 393.537,11 231.394,97 413.192,60 221.634,61 84.087,44 500.977,78 4.389,27 69.277,66* 9.047,46 1.927.538,90

Bintuni 69.636,20 276.371,87 281.031,81 429.461,76 23.163,56 100.729,13 0 0 0 1.180.394,33

Wondama 80.838,98 32.234,34 127.181,19 151.761,24 5.857,33 80.499,72 0 14.747,52* 0 493.120,32

Raja Ampat 150.495,24 15.240,84 6.941,32 153.689,20 1.972,77 398.138,33 10.188,88 1.102,47 0 737.769,05

Papua Barat 1.684.132,15 1.784.375,99 1.868.712,60 2.439.087,13 243.604,39 1.310.189,54 15.235,52 355.517,46 23.073,43 9.723.928,21

Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan, 2004.

Keterangan: *) Bagian kawasan Taman Nasional yang masuk dalam wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Papua Barat (tidak

termasuk perairan laut dan kepulauan).

Page 6: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Fungsi hutan produksi menempati proporsi tertinggi (62,65%), terdiri atas hutan produksi tetap,

hutan produksi terbatas, dan hutan produksi konversi. Hutan lindung dan hutan konservasi

sebagai zona penyangga menempati luasan sebesar 34,84%. Kawasan hutan ini perlu

dipertahankan keutuhannya untuk jangka panjang. Areal penggunaan lain seluas 2,51% dari luas

kawasan hutan, merupakan lahan-lahan pemukiman dan lahan budidaya.

Berdasarkan proporsi tersebut, nampak bahwa kawasan hutan untuk tujuan perlindungan masih

berada di atas persentase yang disyaratkan, yaitu minimal 30%. Proporsi tersebut perlu

dipertimbangkan kembali, karena dengan pemekaran wilayah di Papua Barat, persebaran di

setiap kabupaten/kota tentunya akan bervariasi. Selain itu, secara fisiografi, kawasan hutan di

Papua Barat memiliki slopes yang bervariasi dari datar sampai sangat curam, namun sekitar

66,62% memiliki slopes dari curam-sangat curam dengan

kemiringan diatas 25%. Oleh karenanya dalam rencana pengembangan wilayah pembangunan di

setiap kabupaten/kota perlu mempertimbangkan proporsi kawasan hutan untuk perlindungan ini.

Kawasan hutan produksi, khususnya areal hutan produksi konversi persebarannya tidak merata di

setiap kabupaten/kota. Untuk itu penataan fungsi kawasan perlu ditinjau kembali dan

peninjauannnya dilaksanakan bersamaan dengan penetapan tata ruang wilayah pembangunan

Provinsi Papua Barat dengan tetap memperhatikan karakeristik dan potensi SDA tersedia di

setiap wilayah Kabupaten/Kota.

Kanwil Kehutanan Irian Jaya (2001), melaporkan bahwa luas kawasan hutan produksi di Papua

Barat yang telah dibebani hak pengusahaan hutan (HPH) seluas 4.181,210 Ha atau 66,90% dari

luas hutan produksi (6.250.273 Ha) dan sisanya seluas 2.069.063 Ha (43,10%) masih merupakan

kawasan hutan produksi yang belum terbebani hak. Sisa areal hutan produksi tersebut sebagian

besar merupakan wilayah hutan yang topografinya berat. Dengan kondisi kawasan hutan

produksi demikian, maka pengembangan kehutanan kedepan tidak lagi hanya mengharapkan

eksploitasi hutan alam, tetapi mengintensipkan pengembangan hutan tanaman baik Hutan

Tanaman Industri (HTI) maupun Hutan Tanaman untuk tujuan Rehabilitasi Lahan Kritis (RHL)

atau tujuan perlindungan lainnya.

Page 7: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

Dalam pengusahaan dan pemanfaatan hutan, diberikan Hak Pengusahaan Hutan dan Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu kepada perusahaan dibidang terkait. Di Provinsi Papua Barat

sendiri telah dikeluarkan 29 unit HPH yang meliputi hutan seluas 4.654.211,97 Ha. Sementara

Industri Primer Hasil Hutan (IPHH) yang berkembang di Papua Barat digolongkan menjadi 2

yaitu Industri yang berskala besar dengan nilai produksi lebih dari 6.000 m3 dan industri di

bawah sedang yaitu produksi dibawah 6.000 m3. Sedikitnya terdapat 3 perusahaan berskala besar

dan 15 perusahaan sedang yang bergerak dalam sektor kehutanan ini.

Perkembangan HPH tiap tahun menurun. Pada tahun 2005 terdapat 23 HPH Aktif dengan RKT

seluas 66.269,70 Ha. Pada tahun 2006 terdapat 22 HPH Aktif dengan RKT seluas 65.287,61 Ha.

Sedangkan pada tahun 2007 terdapat 20 HPH Aktif dengan RKT seluas 47.910,34 Ha. Namun

Rata-rata realisasi RKT sebesar 32,7% dari Rencana Luas RKT sepanjang Tahun 2000-2005.

Dan realisasi volume hanya sebesar 21,7% dari rata-rata rencana produksi per tahun.

Tabel Kawasan Hutan Produksi yang Telah Dibebani HPH/IUPHHK

No Kabupaten/Kota Luas Hutan Luas Hutan Produksi Areal HPH % HPH/ HP

1 Kab. Teluk Bintuni 1) 2.199.921 1.580.004 1.425.880,06 90,25

2 Kab. Fak-Fak 1.003.378 713.392 599.220,50 84,00

3 Kab. Kaimana 1.994.225 1.220.431 1.092.193,03 89,49

4 Kota. Sorong 41.653 28.340 6.242,28 22,03

5 Kab. Mannowari 1.564.151 323.192 91.263,53 28,24

6 Kab. Raja Ampat 686.721 173.332 14.264,07 8,23

7 Kab. Sorong 1.960.946 896.419 650.360,33 72,55

8 Kab. Sorong Selatan 2) 1.138.665 955.762 541.426,89 56,65

9 Kab. Teluk Wondama 610.066 340.494 215.630,00 63,33

Total 11.199.726 6.231.366 4.636.480,67 74,41

1. Termasuk areal PT. Henrison Iriana (83.832,25 ha) dan PT. Artika Optima Inti Unit VI (57.726,99 ha).

2. Tidak termasuk areal konsesi PT. Mitra Pembangunan Global seluas 98.500 ha.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekitar 74,41% hutan produksi di Provinsi Papua Barat

merupakan Areal HPH. Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas produksi terbesar dan

dimanfaatkan 90,25% untuk pengusahaan hutan. Jenis HPH yang dipegang oleh perusahaan

cukup bervariasi.

Page 8: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Di Kabupaten Teluk Bintuni terdapat 14 HPH yang terdiri dari 2 HPH Sagu, 1 HPH Mangrove,

11 HPH Kayu. Namun dari 14 HPH tersebut, 2 HPH Kayu telah dicabut yaitu milik PT Artika

Optima Intin dan PT Henrinson Iriana. Di Kabupaten Sorong Selatan, pemegang HPH Kayu

sebanyak 4 unit dan HPH sagu sebanyak 2 unit. Sedang di Kabupaten Kaimana, Teluk Wondama

dan Manokawri sebanyak 20 HPH berupa HPH Kayu diantaranya 3 HPH kayu telah dicabut.

Sedang di Kabupaten Fak-Fak terdapat 6 HPH Kayu dan 1 HPPH Mangrove, yang 1 HPH Kayu

juga telah dicabut.

Tabel Perkembangan Luas Penebangan Hutan dan Hasilnya oleh Pemegang Hak Perusahaan Hutan Tahun 2006 (Ha)

Kabupaten/ Kota Luas Penebangan Jumlah ProduksiFak-Fak 2.406,25 42.426,58Kaimana 3.966,24 38.921,2

Teluk WondamaTeluk Bintuni 6.165,07 101.733,6Manokwari

Sorong SelatanSorong 1.388,57 14.823,98

Raja Ampat 940 9.135,29Kota SorongPapua Barat 14.866,13 207.040,65Sumber: Irian Jaya Barat dalam Angka 2006, Hasil Analisis, 2008.

Kegiatan pemanfaatan hutan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Teluk Bintuni memiliki

jumlah lahan terluas untuk penebangan yang dilakukan oleh perusaahan HPH yaitu seluas

6.156,07 hektar. Luasnya lahan penebangan di Teluk Bintuni membuat kabupaten ini juga

memiliki produksi kayu terbesar yaitu mencapai 101.733,6 m³.

Kawasan Konservasi

Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi seluas 3.350.001,73 Ha. Kawasan

konservasi tersebut tersebar di 26 lokasi dengan katagori kawasan dan luasan yang berbeda.

Kawasan konservasi yang telah ditetapkan di Provinsi Papua Barat terbagi ke dalam empat

kawasan yaitu kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dan taman nasional. Lokasi

dan luas kawasan konservasi di Provinsi Papua Barat

ditampilkan dalam tabel berikut:

Page 9: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Tabel Kawasan Konservasi yang Telah Ditetapkan di Provinsi Papua Barat Tahun 2005No Nama Kawasan Luas (Ha) Lokasi

1 Cagar Alam Pulau Salawati Utara 58.411,27 Kab. Raja Ampat

2 Cagar Alam Pulau Batnta Barat 16.749,00 Kab. Raja Ampat

3 Cagar Alam Pulau Misool Selatan 111.478,00 Kab. Raja Ampat

4 Cagar Alam Pulau Waigeo Barat 153.000,00 Kab. Raja Ampat

5 Cagar Alam Pulau Pegunungan Wondiboy 73.022,00 Kab. Tl Wondama

6 Cagar Alam Pulau Waigeo Timur 119.500,00 Kab. Raja Ampat

7 Cagar Alam Pegunungan Arfak 68.325,00 Kab. Manowari

8 Cagar Alam Tamrau Utara 265.720,00 Kab. Sorong

9 Cagar Alam Tamrau Selatan 247.875,00 Kab. Sorong

10 Cagar Alam Wagura Kote 15.000,00 Kab. Manowari

11 Cagar Alam Sidei Wibain 90,00 Kab. Manowari

12 Cagar Alam Pantai WekweKwoor 100,00 Kab. Manowari

13 Cagar Alam Teluk Bintuni 300.000,00 Kab. Bintuni

14 Cagar Alam Pantai Sausapor 62,66 Kab. Sorong

15 Cagar Alam Pegunungan Fak-Fak 191.000,00 Kab. Fak-Fak

16 Cagar Alam Pegunungan Kumawa 188.150,00 Kab. Fak-Fak

17 Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Raja Ampat 60.000,00 Kab. Raja Ampat

18 Suaka Margasatwa Sabuda Tuturaga 5.000,00 Kab. Fak-Fak

19 Suaka Margasatwa Mubrani Kaironi 170,53 Kab. Manowari

20 Taman Wisata Alam Sorong 945,90 Kota Sorong

21 Taman Wisata Alam Klamono 1.909,37 Kab. Sorong

22 Taman Wisata Alam Bariat 9.193,00 Kab. Sorong Sel

23 Taman Wisata Alam Gunung Meja 500,00 Kab. Manowari

24 Taman Wisata Sungai Sausiran 1.000,00 Kab. Manowari

25 Taman Wisata Alam Moraid 9.300,00 Kab. Sorong

26 Taman Nasional Laut TI Cendrawasih 1.453.500,00 Kab. Manowari

Sumber: Provinsi Papua Barat dalam Angka Tahun 2006

Areal Terbangun dan Pusat-Pusat Permukiman

Page 10: Penggunaan Lahan Provinsi Papua Barat

Fungsi guna lahan sebagai daerah kampung/perumahan sebesar 117.015 hektar atau sekitar

10,47%. Kabupaten Sorong, Manokwari dan Kota Sorong merupakan wilayahwilayah yang

memiliki fungsi guna lahan kampung/perumahan yang tertinggi. Wilayahwilayah tersebut selama

ini memang telah tumbuh menjadi sentra-sentra kegiatan perkotaan di Provinsi Papua Barat

terutama untuk Kota Sorong. Penggunaan lahan untuk fungsi kampung/perumahan di Kota

Sorong mencapai lebih dari 50% dibandingkan dengan luas totalnya. Kota Sorong memang

merupakan kota yang paling menonjol di Provinsi Papua Barat dalam hal aktivitas perkotaan.

Kota ini merupakan gerbang bagi Provinsi Papua Barat dan menjadikan kegiatan jasa dan

perdagangan dan kegiatankegiatan lain yang bersifat kekotaan terkonsentrasi di wilayah ini.

Sementara itu, Manokwari adalah kabupaten yang menjadi ibukota dari Provinsi Papua Barat.

Tabel Luas Lahan Permukiman di Provinsi Papua Barat Dirinci MenurutKabupaten/Kota Tahun 2003 (Ha)

Wilayah Pengembanagan

Kabupaten/ Kota Kampung/ Perumahan

WP MANOKWARI

Kabupaten Manokwari 41.307Kabupaten Teluk BintuniKabupaten Teluk Wondama

WP SORONG Kota Sorong 59.211,64Kabupaten SorongKabupaten Sorong Selatan

WP FAKFAK Kabupaten Fakfak 20.884Kabupaten Kaimana

PROVINSI PAPUA BARAT 121.4032003 499.956,64202 581.747,42

Sumber: Provinsi Papua Barat dalam AngkaTahun 2006

Sampai dengan tahun 2005, lahan di wilayah Provinsi Papua Barat yang dipergunakan sebagai

pemukiman sebagian besar terletak pada lahan-lahan di Wilayah Pengembangan Sorong. Luas

lahan pemukiman yang berupa kampung atau perumahan di Wilayah Pengembangan Sorong

merupakan 49% dari seluruh luas lahan pemukiman di Provinsi Papua Barat. Wilayah

Pengembangan Fakfak memiliki luas pemukiman yang paling sedikit di antara wilayah

pengembangan yang lain. Jika dibandingkan dengan luas pemukiman di seluruh Papua, maka

luas pemukiman di Provinsi Papua Barat mengambil sekitar 24% dari keseluruhan lahan

pemukiman.

Sumber: http://id.scribd.com/doc/92313363/Bab-1-Profil-Provinsi-Papua-Barat