penggunaan lahan provinsi papua barat
TRANSCRIPT
PROVINSI PAPUA BARAT
ASPEK SPATIAL DAN PENGGUNAAN LAHAN
Pencatatan data mengenai penggunaan lahan di Papua Barat masih sangat terbatas. Data
mengenai lahan antara satu dan yang lainnya kerap menunjukkan perbedaan. Faktor kondisi fisik
Provinsi Papua Barat yang berbukit dengan banyak pulau menyebabkan pencatatan penggunaan
lahan relatif lebih sulit dilakukan. Terlebih adanya kabupaten-kabupaten bentukan baru
menyebabkan pencataan data penggunaan lahan harus dilakukan ulang.
Tabel 1.17 menunjukkan data penggunaan lahan di Provinsi Papua Barat yang dibedakan ke
dalam beberapa kategori penggunaan lahan. Data tersebut hanya menunjukkan total luas Papua
Barat sebesar 1 juta hektar. Terdapat kemungkinan adanya keterbatasan dalam pencatatan data
penggunaan lahan.
Tabel Penggunaan Lahan di Provinsi Papua Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota dan
Jenis Penggunaan Tahun 2008 (hektar)
Kabupaten/ Kota
Perumahan
Sawah Tegalan Perkebunan Kebun Campuran
Hutan Semak Tanah Rusak
Lain-Lain
Total
Fak-Fak 10.282 123.248 8.256 42.865 8.320 839 213.738 407.548Kaimana 6.204 46.897 5.321 12.883 71.305Teluk Wondama
4.537 4.271 5.791 14.599
Teluk Bintuni
7.556 612 8.988 9.222 26.378
Manokwari 29.214 3.986 22.001 14.950 28.566 24.509 4.159 82.197 30.302 239.884Sorong Selatan
9.258 8.258 8.751 4.686 30.953
Sorong 21.886 2.875 24.397 77.606 12.226 28.887 11.838 89.918 268.633Raja Ampat 12.024 9.024 5.248 5.224 31.520Kota Sorong 16.054 7.412 1.460 2.292 27.218Papua Barat 117.015 7.473 254.496 121.592 123.755 61.716 16.836 82.197 332.958 1.118.038
Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007
Luas pengunaan lain-lain menjadi kategori dengan presentase tertinggi. Munculnya kategori
tersebut sebagai yang tertinggi kemungkinan terkait dengan keterbatasan data. Di luar kategori
lain-lain, fungsi sebagai tegalan mendominasi penggunaan lahan di Papua Barat yaitu mencapai
254.496 hektar atau sekitar 22,76%. Fungsi perkebunan dan kebun campur kemudian memiliki
presentase di bawah fungsi tegalan.
Gambar Persentase Penggunaan lahan di Papua Barat Tahun 2005
Kehutanan
Potensi hutan di Provinsi Papua sangat tinggi. Kawasan hutan dan perairan Provinsi Papua secara
keseluruhan (termasuk Provinsi Papua Barat) berdasarkan (SK. Menhutbun Nomor: 891/Kpts-
II/1999) adalah sebesar 42.224.840 Ha yang terdiri dari kawasan hutan seluas 40.546.360 Ha dan
kawasan Perairan .678.480 Ha.
Tabel Luas Hutan dan Perairan di Provinsi Papua Barat Dirinci Per Kabupaten/Kota
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah Hutan+Perairan
1 Kab. Manokwari 1.283.800,00 1.564.151,37
2 Kab. Teluk Bintuni 1.863.700,00 2.199.921,01
3 Kab. Teluk Wondama 578.800,00 610.065,90
4 Kab. Sorong 724.600,00 1.960.945,84
5 Kab. Sorong Selatan 2.979.700,00 1.138.665,50
6 Kab. Raja Ampat 608.450,00 686.721,05
7 Kab. Fak-Fak 1.432.000,00 1.003.377,53
8 Kab. Kaimana 1.850.000,00 1.994.224,58
9 Kota Sorong 31.736,00 41.653,41
Total 11.352.786,00 11.199.726,17
Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007
Berdasarkan fungsinya, hutan di Papua Barat diklasifikasikan menjadi 9 kategori. Hutan di
wilayah ini memiliki fungsi sebagai kawasan konservasi terdiri dari kawasan Hutan Lindung
sebesar 17,27%, Cagar Alam 24,27%, Taman Nasional 0,58%, Suaka Margasatwa 0,02%. Dan
sebagai hutan produksi baik yang terbatas maupun dapat dikonversi adalah sekitar 56%. Fungsi-
fungsi ini tentu apabila dilihat di lapangan tidak demikian nyata. Pembalakan liar dan isu illegal
logging yang berkembang adalah satu hal yang selalu terjadi. Akan sangat kritis apabila proses
tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa upaya penanganan dari Departemen Kehutanan
dan Pemda karena menyangkut isu global warming dimana Indonesia memiliki hutan yang
mampu menyerap CO2 sedangkan kondisi sekarang ini, terlihat memprihatinkan.
Tabel Luas dan Persentase Hutan Berdasarkan Fungsi Hutan di Provinsi Papua BaratNo Fungsi Hutan Luas (Ha) %1 APL (Area Penggunaan Lahan) 196.072,10 1,752 HL (Hutan Lindung) 1.934.634,98 17,273 HP (Hutan Produksi) 1.885.601,25 16,844 HPT (Hutan Produksi Terbatas) 2.199.385,28 19,645 HPK (Hutan Produksi dapat dikonversi) 2.146.379,45 19,166 CA (Cagar Alam) 2.718.202,34 24,277 SM (Suaka Margasatwa) 1.965,74 0,028 TN (Taman Nasional) 64.641,59 0,589 TW (Taman Wisata) 33.503,63 0,3010 Perairan 19.339,83 0,17Total 11.199.726,17 100,00
Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007
Tabel Luas Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2006 (Ha)
Kabupaten/ Kota
Hutan Lindung
Htan PPA/ KSA
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi
Tetap
Hutan Produksi
yang Dikonversi
Areal Penggunaan
LainnyaJumlah
Fak-Fak 39.565,14 44.174,92 202.535,2 388.086,70 219.080,90 55.345,04 948.787,90Kaimana 327.046,10 113.101,10 519.806,4 320.488,20 253.270,50 90.245,13 1.623.957,43
Teluk Wondama
79.054,50 95.240,87 121.700,10 37.977,49 149.617,00 5.669,59 489.259,55
Teluk Bintuni
66.558,1 86.794,95 275.891,90 309.635,10 397.458,00 31.147,20 1.167.485,25
Manokwari 395.893,20 591.681,30 411.464,30 246.600,30 204.291,00 93.508,92 1.943.439,02Sorong Selatan
284.057,30 65.941,16 92.248,56 379.370,70 462.525,90 6.385,44 1.290.529,06
Sorong 302.364,90 310.509,50 209.817,70 165.503,90 479.300,90 20.052,05 1.487.548,95Raja Ampat 149.337,70 442.865,40 6.989,17 15.377,21 132.228,30 39.018,41 785.816,19Kota Sorong 4.400,63 1339,15 6.790,63 3.244,79 16.372,29 715,97 32.863,46Papua Barat 1.648.277,57 1.751.648,35 1.847.243,96 1.866.284,39 2.314.144,79 342.087,75 9.769.686,81
Sumber: Papua Barat dalam Angka 2007
Fungsi guna lahan hutan dalam data Pemanfaatan Lahan (Papua Barat Dalam Angka Tahun
2007) menunjukkan bahwa luas hutan di Papua Barat hanya sebesar 61.1176 hektar atau hanya
sekitar 5,52%. Padahal, dalam buku yang sama tercatat luas hutan di Papua Barat mencapai 9
juta hektar dari total luasan Papua Barat yang mencapai 11 juta hektar. Hal ini kemungkinan
disebabkan dari perbedaan pemberian kategori dalam pencatatan penggunaan lahan. Fungsi-
fungsi seperti tegalan, perkebunan, kebun campur, ataupun semak dan alang-alang memiliki
kemungkinan untuk dikategorikan ke dalam hutan oleh data tentang lahan lainnya.
Fak-F
ak
Kaiman
a
Teluk W
ondama
Teluk B
intuni
Manokw
ari
Soro
ng Sela
tan
Soro
ng
Raja Ampat
Kota So
rong
0.00
500,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
2,000,000.00
2,500,000.00
Jumlah
Gambar 3.13 Luas Kawasan Hutan Menurut Kabupaten/Kota di Papua Barat Tahun 2006
Berdasarkan data dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (2004), luas kawasan hutan di Provinsi
Papua Barat mencapai 9,7 juta hektar. Namun, data luas hutan untuk setiap wilayah kabupaten
setelah pemekaran masih belum pasti. Berdasarkan data sementara yang dikompilasi dari
berbagai sumber, proporsi luas kawasan hutan di Provinsi Papua Barat ditampilkan pada tabel
berikut.
Tabel Persebaran Luas Kawasan Hutan (Ha) Menurut Fungsi pada Setiap Kabupaten di Provinsi Papua Barat
Kabupaten/ Kota
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Konversi
Areal Penggunaan
LainnyaCagar Alam
Suaka Marga Satwa
Taman Nasional
Taman Wisata Alam
TOTAL
Fak-Fak 41.481,56 383.366,53 203.338,83 218.373,47 52.477,19 37.045,44 657,37 0 0 936.740,39
Kaimana 356.262,63 322.008,56 530.834,12 260.688,93 53.759,22 112.560,61 0 0 0 1.636.114,07
Sorong 304.209,36 165.092,15 206.174,24 487.328,29 16.584,21 24.262,12 0 270.389,81 1.846,23 1.475.886,41
Kota Sorong 4.397,55 2.661,52 6.418,15 17.877,21 682,82 0 0 0 1.342,08 33.379,33
Sorong Sel 283.273,52 356.005,21 93.600,34 498.272,42 5.019,85 55.976,41 0 0 10.837,66 1.302.985,41
Manokwari 393.537,11 231.394,97 413.192,60 221.634,61 84.087,44 500.977,78 4.389,27 69.277,66* 9.047,46 1.927.538,90
Bintuni 69.636,20 276.371,87 281.031,81 429.461,76 23.163,56 100.729,13 0 0 0 1.180.394,33
Wondama 80.838,98 32.234,34 127.181,19 151.761,24 5.857,33 80.499,72 0 14.747,52* 0 493.120,32
Raja Ampat 150.495,24 15.240,84 6.941,32 153.689,20 1.972,77 398.138,33 10.188,88 1.102,47 0 737.769,05
Papua Barat 1.684.132,15 1.784.375,99 1.868.712,60 2.439.087,13 243.604,39 1.310.189,54 15.235,52 355.517,46 23.073,43 9.723.928,21
Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan, 2004.
Keterangan: *) Bagian kawasan Taman Nasional yang masuk dalam wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Papua Barat (tidak
termasuk perairan laut dan kepulauan).
Fungsi hutan produksi menempati proporsi tertinggi (62,65%), terdiri atas hutan produksi tetap,
hutan produksi terbatas, dan hutan produksi konversi. Hutan lindung dan hutan konservasi
sebagai zona penyangga menempati luasan sebesar 34,84%. Kawasan hutan ini perlu
dipertahankan keutuhannya untuk jangka panjang. Areal penggunaan lain seluas 2,51% dari luas
kawasan hutan, merupakan lahan-lahan pemukiman dan lahan budidaya.
Berdasarkan proporsi tersebut, nampak bahwa kawasan hutan untuk tujuan perlindungan masih
berada di atas persentase yang disyaratkan, yaitu minimal 30%. Proporsi tersebut perlu
dipertimbangkan kembali, karena dengan pemekaran wilayah di Papua Barat, persebaran di
setiap kabupaten/kota tentunya akan bervariasi. Selain itu, secara fisiografi, kawasan hutan di
Papua Barat memiliki slopes yang bervariasi dari datar sampai sangat curam, namun sekitar
66,62% memiliki slopes dari curam-sangat curam dengan
kemiringan diatas 25%. Oleh karenanya dalam rencana pengembangan wilayah pembangunan di
setiap kabupaten/kota perlu mempertimbangkan proporsi kawasan hutan untuk perlindungan ini.
Kawasan hutan produksi, khususnya areal hutan produksi konversi persebarannya tidak merata di
setiap kabupaten/kota. Untuk itu penataan fungsi kawasan perlu ditinjau kembali dan
peninjauannnya dilaksanakan bersamaan dengan penetapan tata ruang wilayah pembangunan
Provinsi Papua Barat dengan tetap memperhatikan karakeristik dan potensi SDA tersedia di
setiap wilayah Kabupaten/Kota.
Kanwil Kehutanan Irian Jaya (2001), melaporkan bahwa luas kawasan hutan produksi di Papua
Barat yang telah dibebani hak pengusahaan hutan (HPH) seluas 4.181,210 Ha atau 66,90% dari
luas hutan produksi (6.250.273 Ha) dan sisanya seluas 2.069.063 Ha (43,10%) masih merupakan
kawasan hutan produksi yang belum terbebani hak. Sisa areal hutan produksi tersebut sebagian
besar merupakan wilayah hutan yang topografinya berat. Dengan kondisi kawasan hutan
produksi demikian, maka pengembangan kehutanan kedepan tidak lagi hanya mengharapkan
eksploitasi hutan alam, tetapi mengintensipkan pengembangan hutan tanaman baik Hutan
Tanaman Industri (HTI) maupun Hutan Tanaman untuk tujuan Rehabilitasi Lahan Kritis (RHL)
atau tujuan perlindungan lainnya.
Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
Dalam pengusahaan dan pemanfaatan hutan, diberikan Hak Pengusahaan Hutan dan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu kepada perusahaan dibidang terkait. Di Provinsi Papua Barat
sendiri telah dikeluarkan 29 unit HPH yang meliputi hutan seluas 4.654.211,97 Ha. Sementara
Industri Primer Hasil Hutan (IPHH) yang berkembang di Papua Barat digolongkan menjadi 2
yaitu Industri yang berskala besar dengan nilai produksi lebih dari 6.000 m3 dan industri di
bawah sedang yaitu produksi dibawah 6.000 m3. Sedikitnya terdapat 3 perusahaan berskala besar
dan 15 perusahaan sedang yang bergerak dalam sektor kehutanan ini.
Perkembangan HPH tiap tahun menurun. Pada tahun 2005 terdapat 23 HPH Aktif dengan RKT
seluas 66.269,70 Ha. Pada tahun 2006 terdapat 22 HPH Aktif dengan RKT seluas 65.287,61 Ha.
Sedangkan pada tahun 2007 terdapat 20 HPH Aktif dengan RKT seluas 47.910,34 Ha. Namun
Rata-rata realisasi RKT sebesar 32,7% dari Rencana Luas RKT sepanjang Tahun 2000-2005.
Dan realisasi volume hanya sebesar 21,7% dari rata-rata rencana produksi per tahun.
Tabel Kawasan Hutan Produksi yang Telah Dibebani HPH/IUPHHK
No Kabupaten/Kota Luas Hutan Luas Hutan Produksi Areal HPH % HPH/ HP
1 Kab. Teluk Bintuni 1) 2.199.921 1.580.004 1.425.880,06 90,25
2 Kab. Fak-Fak 1.003.378 713.392 599.220,50 84,00
3 Kab. Kaimana 1.994.225 1.220.431 1.092.193,03 89,49
4 Kota. Sorong 41.653 28.340 6.242,28 22,03
5 Kab. Mannowari 1.564.151 323.192 91.263,53 28,24
6 Kab. Raja Ampat 686.721 173.332 14.264,07 8,23
7 Kab. Sorong 1.960.946 896.419 650.360,33 72,55
8 Kab. Sorong Selatan 2) 1.138.665 955.762 541.426,89 56,65
9 Kab. Teluk Wondama 610.066 340.494 215.630,00 63,33
Total 11.199.726 6.231.366 4.636.480,67 74,41
1. Termasuk areal PT. Henrison Iriana (83.832,25 ha) dan PT. Artika Optima Inti Unit VI (57.726,99 ha).
2. Tidak termasuk areal konsesi PT. Mitra Pembangunan Global seluas 98.500 ha.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekitar 74,41% hutan produksi di Provinsi Papua Barat
merupakan Areal HPH. Kabupaten Teluk Bintuni memiliki luas produksi terbesar dan
dimanfaatkan 90,25% untuk pengusahaan hutan. Jenis HPH yang dipegang oleh perusahaan
cukup bervariasi.
Di Kabupaten Teluk Bintuni terdapat 14 HPH yang terdiri dari 2 HPH Sagu, 1 HPH Mangrove,
11 HPH Kayu. Namun dari 14 HPH tersebut, 2 HPH Kayu telah dicabut yaitu milik PT Artika
Optima Intin dan PT Henrinson Iriana. Di Kabupaten Sorong Selatan, pemegang HPH Kayu
sebanyak 4 unit dan HPH sagu sebanyak 2 unit. Sedang di Kabupaten Kaimana, Teluk Wondama
dan Manokawri sebanyak 20 HPH berupa HPH Kayu diantaranya 3 HPH kayu telah dicabut.
Sedang di Kabupaten Fak-Fak terdapat 6 HPH Kayu dan 1 HPPH Mangrove, yang 1 HPH Kayu
juga telah dicabut.
Tabel Perkembangan Luas Penebangan Hutan dan Hasilnya oleh Pemegang Hak Perusahaan Hutan Tahun 2006 (Ha)
Kabupaten/ Kota Luas Penebangan Jumlah ProduksiFak-Fak 2.406,25 42.426,58Kaimana 3.966,24 38.921,2
Teluk WondamaTeluk Bintuni 6.165,07 101.733,6Manokwari
Sorong SelatanSorong 1.388,57 14.823,98
Raja Ampat 940 9.135,29Kota SorongPapua Barat 14.866,13 207.040,65Sumber: Irian Jaya Barat dalam Angka 2006, Hasil Analisis, 2008.
Kegiatan pemanfaatan hutan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Teluk Bintuni memiliki
jumlah lahan terluas untuk penebangan yang dilakukan oleh perusaahan HPH yaitu seluas
6.156,07 hektar. Luasnya lahan penebangan di Teluk Bintuni membuat kabupaten ini juga
memiliki produksi kayu terbesar yaitu mencapai 101.733,6 m³.
Kawasan Konservasi
Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi seluas 3.350.001,73 Ha. Kawasan
konservasi tersebut tersebar di 26 lokasi dengan katagori kawasan dan luasan yang berbeda.
Kawasan konservasi yang telah ditetapkan di Provinsi Papua Barat terbagi ke dalam empat
kawasan yaitu kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dan taman nasional. Lokasi
dan luas kawasan konservasi di Provinsi Papua Barat
ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel Kawasan Konservasi yang Telah Ditetapkan di Provinsi Papua Barat Tahun 2005No Nama Kawasan Luas (Ha) Lokasi
1 Cagar Alam Pulau Salawati Utara 58.411,27 Kab. Raja Ampat
2 Cagar Alam Pulau Batnta Barat 16.749,00 Kab. Raja Ampat
3 Cagar Alam Pulau Misool Selatan 111.478,00 Kab. Raja Ampat
4 Cagar Alam Pulau Waigeo Barat 153.000,00 Kab. Raja Ampat
5 Cagar Alam Pulau Pegunungan Wondiboy 73.022,00 Kab. Tl Wondama
6 Cagar Alam Pulau Waigeo Timur 119.500,00 Kab. Raja Ampat
7 Cagar Alam Pegunungan Arfak 68.325,00 Kab. Manowari
8 Cagar Alam Tamrau Utara 265.720,00 Kab. Sorong
9 Cagar Alam Tamrau Selatan 247.875,00 Kab. Sorong
10 Cagar Alam Wagura Kote 15.000,00 Kab. Manowari
11 Cagar Alam Sidei Wibain 90,00 Kab. Manowari
12 Cagar Alam Pantai WekweKwoor 100,00 Kab. Manowari
13 Cagar Alam Teluk Bintuni 300.000,00 Kab. Bintuni
14 Cagar Alam Pantai Sausapor 62,66 Kab. Sorong
15 Cagar Alam Pegunungan Fak-Fak 191.000,00 Kab. Fak-Fak
16 Cagar Alam Pegunungan Kumawa 188.150,00 Kab. Fak-Fak
17 Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Raja Ampat 60.000,00 Kab. Raja Ampat
18 Suaka Margasatwa Sabuda Tuturaga 5.000,00 Kab. Fak-Fak
19 Suaka Margasatwa Mubrani Kaironi 170,53 Kab. Manowari
20 Taman Wisata Alam Sorong 945,90 Kota Sorong
21 Taman Wisata Alam Klamono 1.909,37 Kab. Sorong
22 Taman Wisata Alam Bariat 9.193,00 Kab. Sorong Sel
23 Taman Wisata Alam Gunung Meja 500,00 Kab. Manowari
24 Taman Wisata Sungai Sausiran 1.000,00 Kab. Manowari
25 Taman Wisata Alam Moraid 9.300,00 Kab. Sorong
26 Taman Nasional Laut TI Cendrawasih 1.453.500,00 Kab. Manowari
Sumber: Provinsi Papua Barat dalam Angka Tahun 2006
Areal Terbangun dan Pusat-Pusat Permukiman
Fungsi guna lahan sebagai daerah kampung/perumahan sebesar 117.015 hektar atau sekitar
10,47%. Kabupaten Sorong, Manokwari dan Kota Sorong merupakan wilayahwilayah yang
memiliki fungsi guna lahan kampung/perumahan yang tertinggi. Wilayahwilayah tersebut selama
ini memang telah tumbuh menjadi sentra-sentra kegiatan perkotaan di Provinsi Papua Barat
terutama untuk Kota Sorong. Penggunaan lahan untuk fungsi kampung/perumahan di Kota
Sorong mencapai lebih dari 50% dibandingkan dengan luas totalnya. Kota Sorong memang
merupakan kota yang paling menonjol di Provinsi Papua Barat dalam hal aktivitas perkotaan.
Kota ini merupakan gerbang bagi Provinsi Papua Barat dan menjadikan kegiatan jasa dan
perdagangan dan kegiatankegiatan lain yang bersifat kekotaan terkonsentrasi di wilayah ini.
Sementara itu, Manokwari adalah kabupaten yang menjadi ibukota dari Provinsi Papua Barat.
Tabel Luas Lahan Permukiman di Provinsi Papua Barat Dirinci MenurutKabupaten/Kota Tahun 2003 (Ha)
Wilayah Pengembanagan
Kabupaten/ Kota Kampung/ Perumahan
WP MANOKWARI
Kabupaten Manokwari 41.307Kabupaten Teluk BintuniKabupaten Teluk Wondama
WP SORONG Kota Sorong 59.211,64Kabupaten SorongKabupaten Sorong Selatan
WP FAKFAK Kabupaten Fakfak 20.884Kabupaten Kaimana
PROVINSI PAPUA BARAT 121.4032003 499.956,64202 581.747,42
Sumber: Provinsi Papua Barat dalam AngkaTahun 2006
Sampai dengan tahun 2005, lahan di wilayah Provinsi Papua Barat yang dipergunakan sebagai
pemukiman sebagian besar terletak pada lahan-lahan di Wilayah Pengembangan Sorong. Luas
lahan pemukiman yang berupa kampung atau perumahan di Wilayah Pengembangan Sorong
merupakan 49% dari seluruh luas lahan pemukiman di Provinsi Papua Barat. Wilayah
Pengembangan Fakfak memiliki luas pemukiman yang paling sedikit di antara wilayah
pengembangan yang lain. Jika dibandingkan dengan luas pemukiman di seluruh Papua, maka
luas pemukiman di Provinsi Papua Barat mengambil sekitar 24% dari keseluruhan lahan
pemukiman.
Sumber: http://id.scribd.com/doc/92313363/Bab-1-Profil-Provinsi-Papua-Barat