penggunaan dbh chtbiroekonomi.sulselprov.go.id/assets/dokumen/informasi/68254b79… · makassar, 17...
TRANSCRIPT
-
1
1
Disampaikan pada Acara Rapat Rekonsiliasi Data DBH CHTMakassar, 17 Juni 2019
P E N G G U N A A N D B H C H T
OLEHKEPALA BIRO PEREKONOMIAN SETDA PROVINSI SULAWESI SELATAN
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
-
2Dasar Hukum1)Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang – Undang
Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.2)Putusan MK Nomor 54/PUU/VI/2008 tanggal 14 April 2008 bahwa daerah penghasil
tembakau berhak menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT)sesuai dengan pasal 66 ayat 1 UU Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai.
3)Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang APBN Tahun Anggaran 2018 Pasal11 ayat (7) dan ayat (17) bahwa Penerimaan DBH CHT baik bagian provinsi maupunkabupaten/kota dialokasikan untuk mendanai program sesuai peraturan perundang-undangan ttg cukai dengan prioritas pada bidang kesehatan untuk mendukungprogram Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
4)Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222 Tahun 2017 tentang Penggunaan,Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.
5)Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2019 tentang Rincian Dana Bagi HasilCukai Hasil Tembakau Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran2019.
6)Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 144 Tahun 2018 tentang AlokasiPenerimaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2019.
-
3
Dalam pelaksanaan penggunaan DBH CHT , Kepala Daerah dapat membentuksekretariat atau membentuk koordinator pengelola penggunaan DBH CHT dalamrangka koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan DBH CHT di wilayahnya.
Pelaksanaan Penggunaan DBH CHT
Penggunaan DBH CHTuntuk Mendanai program / kegiatan:a. Peningkatan kualitas bahan bakub. Pembinaan industric. Pembinaan lingkungan sosiald. Sosialisasi ketentuan di bidang cukaie. Pemberantasan barang kena cukai illegalProgram / kegiatan sebagaimana dimaksud diprioritaskanuntuk mendukung program Jaminan KesehatanNasional paling sedikit 50% dari alokasi DBH CHTsetiap daerah
-
4Tugas Pemerintah Provinsi
Sebagai Koordinator DBH CHT
Alokasi
Data Dasar RKA Laporan
Pemantauan
Evaluasi Rekonsiliasi
11
22 33 44
5566 77
Bertanggung jawabatas perubahan datadasar perhitungan
alokasi DBH CHT diwilayahnya
Fasilitasi danasistensi
penyusunan RKAdengan DJPK
1. Menyusun laporankonsolidasi ataslaporan realisasipenggunaan DBH CHT;
2. Menyampaikan laporankepada DJPK.
1. Kepatuhan penyampaianlaporan;
2. Kesesuaian penganggarandengan pagu alokasi;
3. Penyerapan yang terukur;4. Pencapaian output.
1. Kesesuaian penggunaan DBHCHT dengan ketentuan;
2. Terpenuhinya % penggunaanDBH CHT untuk JKN;
3. Teralokasikan seluruh sisaDBH CHT setiap daerah.
4. Meminta penjelasan kepadapemerintah daerah
Rekonsiliasidata dengan
Bupati/Walikota
1.Menghitung alokasi;2.Menetapkan dalam
Pergub;3.Menyampaikan ke
DJPK;
-
5Peran Bupati/Walikota dalam PelaksanaanDBH CHT
Bertanggung jawab terhadap penggunaan DBH CHT untuk program/kegiatan sesuai dengankarakteristik daerahnya
Dapat membentuk sekretariat atau menunjuk koordinator pengelola penggunaan DBH CHT dalamrangka koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan DBH CHT di wilayahnya
Menyusun rancangan program/kegiatan dan penganggaran penggunaan DBH CHT sesuai denganPMK 222 Tahun 2017
Menyampaikan rancangan program/kegiatan dan penganggaran penggunaan DBH CHT kepadaGubernur sebelum tahun anggaran dimulai
Mencantumkan program/kegiatan yang dilaksanakan pada RPJMD serta besaran penganggaranditetapkan dalam APBD
Menyusun dan menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan DBH CHT per semester ke Gubernurdengan ketentuan Laporan Semester I paling lambat minggu ke dua Bulan Juli tahun anggaran berjalan Laporan Semester II paling lambat minggu ke dua Bulan Januari tahun anggaran berikutnya
Membuat surat pernyataan penganggaran kembali besaran sisa DBH CHT
-
6ALOKASI DBH CHT TAHUN ANGGARAN 2019
PROVINSI SULAWESI SELATANBerdasarkan PMK No. 12/PMK.07/2019 tentang Rincian DBH CHT menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota TA 2019
No. Kabupaten/Kota Alokasi Pagu No. Kabupaten/Kota Alokasi PaguProv. Sulawesi Selatan 5,461,618,000,- 13. Toraja Utara 237,462,000,-1. Soppeng 4,616,833,000,- 14. Takalar 237,462,000,-2. Bantaeng 348,961,000,- 15. Luwu Utara 237,462,000,-3. Barru 262,802,000,- 16. Luwu Timur 237,462,000,-4. Sinjai 1,774,794,000,- 17. Palopo 237,462,000,-5. Bone 956,579,000,- 18. Parepare 237,462,000,-6. Bulukumba 390,063,000,- 19. Sidrap 237,462,000,-7. Jeneponto 254,356,000,- 20. Kepulauan Selayar 237,462,000,-8. Wajo 261,113,000,- 21. Pinrang 237,462,000,-9. Enrekang 290,964,000,- 22. Makassar 237,462,000,-10. Luwu 262,802,000,- 23. Maros 237,462,000,-11. Pangkep 237,462,000,- 24. Gowa 237,462,000,-12. Tana Toraja 237,462,000,- Total 18,205,403,000,-
-
7Penggunaan DBH CHT
No Program/KegiatanStatus Daerah
Penghasil Cukai& PenghasilTembakau
PenghasilCukai
PenghasilTembakau Non Penghasil
I Program Peningkatan Kualitas Bahan Bakua. Penerapan pembudidayaan sesuai dengan Good Agricultural Practices tembakau - -b. Penanganan panen dan pasca panen - -c. Dukungan sarana dan prasarana usaha tani tembakau - -d. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan - -e. Penerapan inovasi teknis - -f. Pengembangan bahan baku tembakau untuk substitusi impor dan promosi ekspor - -
II Program Pembinaan Industria. Pendataan dan pengawasan kepemilikan atau penggunaan mesin pelinting rokok
sigaret dan pemberian sertifikat/kode registrasi mesin pelinting rokok - -
b. Fasilitasi kepemilikan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi industri kecil danmenengah - -
c. Pembentukan kawasan industri hasil tembakau - -d. Pemetaan industri hasil tembakau - -e. Fasilitasi pelaksanaan kemitraan Usaha Kecil Menengah dan usaha besar dalam
Pengadaan bahan baku dan produksi industri hasil tembakau - -
f. Pembinaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada usaha industrihasil tembakau skala kecil - -
g. pengembangan industri hasil tembakau dengan kadar tar dan nikotin rendah melaluifasilitasi pengujian tar dan nikotin bagi industri kecil dan menengah, serta pelatihandan penerapan Good Manufacturing Practises bagi industri hasil tembakau
- -
h. Pengembangan dan fasilitasi untuk pabrik yang berorientasi ekspor - -i Penyediaan tempat uji kompetensi bagi industri hasil tembakau kecil -
-
8Penggunaan DBH CHT
No Program/KegiatanStatus Daerah
Penghasil Cukai& PenghasilTembakau
PenghasilCukai
PenghasilTembakau Non Penghasil
III Program Pembinaan Lingkungan Sosial bidang :a. Kesehatan b. Ketenagakerjaan c. Infrastruktur d. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat e. Lingkungan Hidup
IV Program Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukaia. Penyampaian informasi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cukai
kepada masyarakat dan/atau pemangku kepentingan
b. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cukai
V Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegala. Kegiatan pengumpulan informasi hasil tembakau :
a. Dilekati pita cukai palsub. Tidak dilekati pita cukaic. Dilekati pita cukai yang bukan haknya atau salah personalisasid. Dilekati pita cukai yang salah peruntukane. Dilekati pita cukai bekasDiperedaran atau tempat penjualan eceran
-
9Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
1. Penerapan Pembudidayaan sesuai dengan Good Agricultural Practices TembakauPengembangan tanaman tembakau dengan memberikan bantuan berupa Tenaga Kerja, Benih Unggul,Pupuk dan/atau Pestisida
2. Penanganan Panen dan Pascapanen• Pengadaan perlengkapan dan peralatan jemur• Pengadaan rumah fermentasi• Pembangunan/rehabilitasi rumah pengeringan tembakau (omprongan)• Sanitasi• Pembangunan/rehabilitasi gudang penyimpanan• Pengadaan alat perajang dan alat pendukungnya• Penggunaan bahan alternatif non subsidi yang ramah lingkungan dan terbarukan• Pengadaan alat angkut saprodi dan produksi tembakau
2. Penanganan Panen dan Pascapanen• Pengadaan perlengkapan dan peralatan jemur• Pengadaan rumah fermentasi• Pembangunan/rehabilitasi rumah pengeringan tembakau (omprongan)• Sanitasi• Pembangunan/rehabilitasi gudang penyimpanan• Pengadaan alat perajang dan alat pendukungnya• Penggunaan bahan alternatif non subsidi yang ramah lingkungan dan terbarukan• Pengadaan alat angkut saprodi dan produksi tembakau
• Pembentukan UPPO• Pengadaan alat pengolah tanah• Pengadaan plastik penutup bedengan• Pengadaan handtractor• Pengadaan cultivator• Pembuatan sumur dangkal dan sumur dalam• Pengadaan pompa air
• Pembentukan UPPO• Pengadaan alat pengolah tanah• Pengadaan plastik penutup bedengan• Pengadaan handtractor• Pengadaan cultivator• Pembuatan sumur dangkal dan sumur dalam• Pengadaan pompa air
3. Dukungan Sarana dan Prasarana Usahatani Tembakau3. Dukungan Sarana dan Prasarana Usahatani Tembakau• Pengadaan mist blower, power sprayer, hand sprayer• Pengadaan shading net, kerodong untuk pembenihan• Pengadaan green house• Pengadaan mini tiller (alat penyiang gulma)• Pembangunan/rehabilitasi/pemeliharaan jalan produksi• Pengadaan Pembangunan embung dan sarana sumber air• Pembangunan/rehabilitasi infrastruktur sarana irigasi
• Pengadaan mist blower, power sprayer, hand sprayer• Pengadaan shading net, kerodong untuk pembenihan• Pengadaan green house• Pengadaan mini tiller (alat penyiang gulma)• Pembangunan/rehabilitasi/pemeliharaan jalan produksi• Pengadaan Pembangunan embung dan sarana sumber air• Pembangunan/rehabilitasi infrastruktur sarana irigasi
-
10Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
5. Penerapan Inovasi Teknis• Pengembangan diversifikasi produk tembakau• Pengembangan varietas tembakau• Pengutuhan/penguatan laboratorium dan sarana laboratorium• Pengembangan metode pengujian kadar nikotin tembakau• Fasilitasi indikasi geografis
5. Penerapan Inovasi Teknis• Pengembangan diversifikasi produk tembakau• Pengembangan varietas tembakau• Pengutuhan/penguatan laboratorium dan sarana laboratorium• Pengembangan metode pengujian kadar nikotin tembakau• Fasilitasi indikasi geografis
6. Dukungan Sarana dan Prasarana Usahatani Tembakau• Eksplorasi sumber genetik tembakau• Pengembangan tembakau varietas unggul baru (Oriental, Burley, Virginia)• Promosi produk tembakau Indonesia di luar negeri
6. Dukungan Sarana dan Prasarana Usahatani Tembakau• Eksplorasi sumber genetik tembakau• Pengembangan tembakau varietas unggul baru (Oriental, Burley, Virginia)• Promosi produk tembakau Indonesia di luar negeri
4. Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan• Penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani• Pelatihan budidaya tembakau• Pelatihan pengolahan pascapanen• Pelatihan penerapan PHT dan pengendalian OPT• Pelatihan manajemen agribisnis• Pelatihan pembuatan pupuk organik• Fasilitasi penyuluhan dan pendampingan• Pengembangan pola kemitraan
4. Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan• Penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani• Pelatihan budidaya tembakau• Pelatihan pengolahan pascapanen• Pelatihan penerapan PHT dan pengendalian OPT• Pelatihan manajemen agribisnis• Pelatihan pembuatan pupuk organik• Fasilitasi penyuluhan dan pendampingan• Pengembangan pola kemitraan
-
11
a. Pendataan dan pengawasan kepemilikan atau penggunaan mesin pelintingrokok dan pemberian sertifikat/kode registrasi mesin pelinting rokok;
b. fasilitasi kepemilikan hak atas kekayaan intelektual bagi industri kecil danmenengah;
c. pembentukan kawasan industri hasil tembakau;d. pemetaan industri hasil tembakau;e. fasilitasi pelaksanaan kemitraan usaha kecil menengah dan usaha besardalam pengadaan bahan baku dan produksi industri hasil tembakau;
f. pembinaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada usahaindustri hasil tembakau skala kecil;
g. pengembangan industri hasil tembakau dengan kadar tar dan nikotin rendahmelalui fasilitasi pengujian tar dan nikotin bagi industri kecil dan menengah,serta pelatihan dan penerapan Good Manufacturing Practices bagi industrihasil tembakau;
h. Pengembangan dan fasilitasi untuk pabrik yang berorientasi ekspor; dan/ataui. Penyediaan tempat uji kompetensi bagi industri hasil tembakau kecil.
Pembinaan Industri
-
12
Bidang Kesehatan
1Kegiatan PelayananKesehatan, baikkegiatan promotif /preventif maupunkuratif / rehabilitatif
2Penyediaan/peningkatan/pemeliharaan saranaprasarana fasilitaskesehatan yangbekerjasama denganBPJS Kesehatan.
3Pelatihan tenagakesehatan dan/atautenaga administratiffasilitas kesehatan yangbekerjasama denganBPJS Kesehatan.
4Pembayaran iuran JaminanKesehatan bagi pendudukyang didaftarkan olehPemerintah Daerahdan/atau pembayaran iuranJaminan Kesehatan bagipekerja yang terkenapemutusan hubungan kerja.
Pembinaan Lingkungan Sosial
-
13
Bidang Ketenagakerjaan
1Pembinaan danpelatihanketerampilan kerjabagi tenaga kerja danmasyarakat
2Penyediaan /peningkatan /pemeliharaan saranaprasarana untukkelembagaanpelatihan.
3Pelatihan dan/ataufasilitasi sertifikasi bagitenaga instruktur padabalai latihan kerja yangdiselenggarakan olehinstansi/lembaga resmiyang diakui olehpemerintah
4Pelayanan penempatantenaga kerja danperluasan kesempatankerja bagi pencari kerja.
Pembinaan Lingkungan Sosial
-
14
Bidang Infrastruktur
1Pembangunan /rehabilitasi / pemeliharaanjalan dan/atau jembatan,pasar, dan sarana/prasarana pendukungpariwisata;
2Penyediaan/pemeliharaansaluran air limbah,sanitasi, dan air bersih;
3Penyediaan/pemeliharaansaluran irigasi;
4Pembangunan embungdan sarana sumberdayaair
Pembinaan Lingkungan Sosial
-
15
Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
1Penguatan ekonomimasyarakat melaluikegiatan padat karya yangdapat mengentaskankemiskinan, mengurangipengangguran, danmendorong pertumbuhanekonomi daerah
2Bantuan saranaproduksi, bibit/benihperkebunan, dan ternak
3Fasilitasi promosi bagiusaha mandirimasyarakat
4Bantuan modal usaha
bagi usaha mikro, kecil,dan menengah
Pembinaan Lingkungan Sosial
-
16Bidang Lingkungan Hidup
1Penyediaan saranadan prasaranapengolahan limbahindustri
2Penerapan sistemmanajemenlingkungan bagimasyarakat dilingkungan industri
3Pelatihan dan/atausertifikasi bagi tenagateknis di bidanglingkungan
4Bantuan peralatanpengolahan limbahkepada masyarakat
PMK 222/PMK.07/2017
-
17
1. Program sosialisasi ketentuan dibidang cukai meliputi kegiatan:
– penyampaian informasiketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cukaikepada masyarakat dan/ataupemangku kepentingan; dan
– pemantauan dan evaluasi ataspelaksanaan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidangcukai.
Sosialisasi Ketentuan Di Bidang Cukai
2.Penyampaian informasi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cukai sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat dilaksanakan dengan menggunakan media komunikasisebagai berikut:a. forum tatap muka;b. media elektronik seperti radio dan televisi;c. media cetak seperti koran, majalah, brosur, poster dan stiker;d. media dalam jaringan; dane. reklame seperti baliho, spanduk, dan videotron.*harus jelas, mudah dibaca, dan dominan.
3.Program Sosialisasi dilaksanakan oleh seluruh karakteristikDaerah penerima DBH CHT;
4.Dalam melaksanakan sosialisasi, Kepala Daerah berkoordinasidengan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea danCukai setempat atau Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukaisetempat.
-
18
Program pemberantasan barang kena cukai ilegal meliputi kegiatanpengumpulan informasi hasil tembakau:1. dilekati pita cukai palsu;2. tidak dilekati pita cukai;3. dilekati pita cukai yang bukan haknya atau salah personalisasi;4. dilekati pita cukai yang salah peruntukan; dan5. dilekati pita cukai bekas, Program pemberantasan barang kena cukai illegal dilaksanakan
oleh seluruh karakteristik Daerah penerima DBH CHT palingsedikit dua kali dalam satu tahun anggaran.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan barang kenacukai ilegal, Kepala Daerah berkoordinasi dengan KepalaKantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai setempatatau Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setempat
Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal
-
19REKAPITULASI REALISASI DBH CHT SEMESTER II TAHUN 2018
PROVINSI SULAWESI SELATAN
NO. KABUPATEN/KOTA PAGU PAGU SEKTOR KESEHATANPENINGKATAN
KUALITAS BHN BAKUPEMBINAANINDUSTRI
PEMBINAAN LINGK SOSIAL SOSIALISASICUKAI CUKAI ILEGAL JUMLAHKESEHATAN NAKER INFRASTRUKTUR EK. MASY. LINGK. HDP
(Rp) % (Rp) (Rp) (RP) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)I Sulawesi Selatan 5.056.148.400 2.600.000.000 51,42 1.444.472.730 400.000.000 2.562.678.193 - - - - 544.828.228 - 4.951.979.151
II Kabupaten/Kota -
1 Bantaeng 302.267.415 150.487.210 49,79 74.300.000 - 128.376.320 - - - - 71.510.000 - 274.186.320
2 Barru 299.601.851 150.990.951 50,40 99.863.400 - 71.036.272 - - - - 12.414.500 183.314.172
3 Bone 848.353.867 448.353.867 52,85 200.000.000 - 448.213.579 - - - - 100.000.000 100.000.000 848.213.579
4 Bulukumba 587.703.925 351.998.125 59,89 219.735.218 - 297.507.100 - - - - 15.400.000 - 532.642.318
5 Enrekang 307.870.224 174.981.000 56,84 - - 41.948.651 63.912.500 - - - 68.976.724 - 174.837.875
6 Gowa 220.235.056 203.000.000 92,17 - - 203.000.000 - - - - 13.575.000 - 216.575.000
7 Jeneponto 437.411.595 240.576.366 55,00 84.237.204 - 232.200.000 - - - - 9.900.000 - 326.337.204
8 Kepulauan Selayar 219.330.000 109.665.000 50,00 - - 108.218.515 - - - - 108.947.508 - 217.166.023
9 Luwu 238.883.000 210.000.000 87,91 - - 209.800.000 - - - - - 28.151.400 237.951.400
10 Luwu Timur 417.040.000 414.000.000 99,27 - - 407.920.500 - - - - 2.210.000 - 410.130.500
11 Luwu Utara 219.813.000 219.813.000 100,00 - - 218.263.500 - - - - - - 218.263.500
12 Makassar 367.522.292 367.522.292 100,00 - - 263.402.000 - - - - - - 263.402.000
13 Maros 214.000.000 214.000.000 100,00 - - 211.000.000 - - - - - - 211.000.000
14 Palopo 225.000.000 169.000.000 75,11 - - 169.000.000 - - - - 56.000.000 - 225.000.000
15 Pangkep 251.680.747 146.192.400 58,09 - - 143.950.000 - - - - 99.522.000 - 243.472.000
16 Parepare 755.000.000 665.000.000 88,08 - - 339.873.000 72.223.500 - - - - - 412.096.500
17 Pinrang 219.833.000 199.833.000 90,90 - - 199.578.000 - - - - 17.185.000 - 216.763.000
18 Sidenreng Rappang 237.196.000 237.196.000 100,00 - - 235.370.600 - - - - - - 235.370.600
19 Sinjai 1.835.000.000 1.200.000.000 65,40 397.265.200 99.840.000 1.199.312.016 - - - - 129.134.869 - 1.825.552.085
20 Soppeng 4.220.592.200 3.274.355.236 77,58 730.233.750 - 3.250.594.931 - - - - 39.023.950 140.779.196 4.160.631.827
21 Takalar 437.462.000 437.462.000 100,00 - - 436.608.226 - - - - - - 436.608.226
22 Tana Toraja 252.100.000 252.100.000 100,00 - - 234.398.000 - - - - - - 234.398.000
23 Toraja Utara 246.387.145 148.453.945 60,25 - - 48.417.000 - - - - 97.845.903 - 146.262.903
24 Wajo 335.614.256 201.368.554 60,00 49.975.000 - 200.888.777 28.600.000 - - - 37.835.000 5.000.000 322.298.777
JUMLAH 18.752.045.973 12.786.348.946 68,19 1.855.609.772 499.840.000 11.861.555.180 164.736.000 - - - 1.424.308.682 273.930.596 17.524.452.960
-
20REKONSILIASI DBH CHT S/D 2018
NO KABUPATEN/KOTA SISA DBH CHTS/D 2017 PAGU 2018 TOTAL REALISASI SILPA Ket PAGU 2019KETERSEDIAANDBH CHT 2019
1 2 3 4 5 (3 + 4) 8 9 (5 -8) 10 11 12 (9+11)Sulawesi Selatan 10.550.633 5.056.141.000 5.066.691.633 4.951.979.151 114.712.482 5.461.618.000 5.576.330.482
1 Bantaeng 5.883.205 303.897.000 309.780.205 274.186.320 35.593.885 348.961.000 384.554.8852 Barru 59.727.851 239.874.000 299.601.851 183.314.172 116.287.679 262.802.000 379.089.6793 Bone 28.642.867 819.711.000 848.353.867 848.213.579 140.288 956.579.000 956.719.2884 Bulukumba 140.483.925 428.601.000 569.084.925 532.642.318 36.442.607 390.063.000 426.505.6075 Enrekang 112.390.062 219.833.000 332.223.062 174.837.875 157.385.187 290.964.000 448.349.1876 Gowa 402.056 219.833.000 220.235.056 216.575.000 3.660.056 237.462.000 241.122.0567 Jeneponto 202.547.595 234.864.000 437.411.595 326.337.204 111.074.391 254.356.000 365.430.3918 Luwu - 241.158.000 241.158.000 237.951.400 3.206.600 262.802.000 266.008.6009 Luwu Utara - 219.833.000 219.833.000 218.263.500 1.569.500 237.462.000 239.031.50010 Maros - 219.833.000 219.833.000 211.000.000 8.833.000 237.462.000 246.295.00011 Pangkep 7.803.056 219.833.000 227.636.056 243.472.000 - 15.835.944 Nihil 237.462.000 237.462.00012 Palopo - 219.833.000 219.833.000 225.000.000 - 5.167.000 Nihil 237.462.000 237.462.00013 Luwu Timur 208.949.239 219.833.000 428.782.239 410.130.500 18.651.739 237.462.000 256.113.73914 Pinrang - 219.833.000 219.833.000 216.763.000 3.070.000 237.462.000 240.532.00015 Sinjai 270.913.201 1.772.176.000 2.043.089.201 1.825.552.085 217.537.116 1.774.794.000 1.992.331.11616 Selayar 24.028.868 219.833.000 243.861.868 217.166.023 26.695.845 237.462.000 264.157.84517 Sidrap - 219.833.000 219.833.000 235.370.500 - 15.537.500 Nihil 237.462.000 237.462.00018 Soppeng - 4.220.593.000 4.220.593.000 4.160.631.627 59.961.373 4.616.883.000 4.676.844.37319 Takalar 27.878.795 219.833.000 247.711.795 436.608.226 - 188.896.431 Nihil 237.462.000 237.462.00020 Tana Toraja 32.251.341 219.833.000 252.084.341 234.398.000 17.686.341 237.462.000 255.148.34121 Wajo 96.296.256 239.318.000 335.614.256 322.258.777 13.355.479 261.113.000 274.468.47922 Parepare 511.320.135 219.833.000 731.153.135 412.096.500 319.056.635 237.462.000 556.518.63523 Makassar 43.660.140 219.833.000 263.493.140 263.402.000 91.140 237.462.000 237.553.14024 Toraja Utara 27.590.242 219.833.000 247.423.242 146.252.503 101.170.739 237.462.000 338.632.739
Total 1.811.319.467 16.853.828.000 18.665.147.467 17.524.402.260 1.140.745.207 18.205.403.000 19.346.148.207
-
21
Penundaan penyaluran DBH CHT
Menteri Keuangan c.q. DJPK melakukan penundaan DBH CHTdalam hal :• Bupati / wali kota tidak menyampaikan laporan realisasi
penggunaan DBH• Gubernur tidak menyampaikan laporan konsolidasi realisasi
penggunaan DBH CHT• Kepala daerah tidak menyampaikan surat pernyataan telah
menganggarkan kembali sisa lebih penggunaan anggaranDBH CHT tahun sebelumnya
Mekanisme penyaluran kembali DBH CHT yang ditundadilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuanganmengenai pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa.
-
22
Penghentian penyaluran DBH CHTa. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan dapat melakukanpenghentian penyaluran DBH CHT dalam halDaerah telah 2 (dua) kali berturut-turutdilakukan penundaan penyaluran DBHCHT.
b. DBH CHT yang dihentikan penyalurannyamenjadi Sisa Anggaran Lebih pada RekeningKas Umum Negara.
-
23
TERIMA KASIH