penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan …eprints.unram.ac.id/1244/1/skripsi titi...

129
1 PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Oleh : TITI KADARSIH EIF 113 078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016/2017 i

Upload: dobao

Post on 19-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGGUNAAN BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-5

TAHUN DI PAUD RINJANI PLN BENDEGE MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016-2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

TITI KADARSIHEIF 113 078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

2016/2017

i

2

ii

3

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk

Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia

4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega

Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

Mataram, 2017

Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,

(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.)NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001

Menyetujui,

Ketua Program Studi PG PAUD

(Baik Nilawati Astini ,M. Pd)NIP. 197508302005012001

iii

4

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk

Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia

4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega

Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

Mataram, 2017

Dosen Pembimbing Skripsi I, Dosen Pembimbing Skripsi II,

(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd) (Ika Rachmayani,M.Pd.)NIP. 196001121986031003 NIP. 198101022005012001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(Drs. Syafruddin, M.Pd) NIP. 195710031985031002

iv

5

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Proposal : “Penggunaan Media Boneka Tangan untuk

Meningkatkan Berbahasa Indonesia Anak Usia

4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendega

Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal : Juli 2017

PENGUJI I

(Dr. MA. Muazar Habibi, S.Psi, M.Pd)NIP. 196001121986031003

PENGUJI II

(Ika Rachmayani,M.Pd.)NIP. 198101022005012001

PENGUJI III

(Drs. I Nyoman Suarta, M.Si)NIP. 195910191986031003

Mengetahui;FKIP UNIVERSITAS MATARAMDekan

(Drs. H. Wildanm M.Pd)NIP. 195712311983031037

v

6

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Hidup Bagai Dua Buah Tangah

Dan

Janganlah Hidup Bagai Du Buah

Telinga

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang tuaku tersayang (H. Hasan, alm)

dan (Hj. Zubaedah), berkat do’a mereka

yang telah menyertai langkahku. Buat

suamiku (Syamsul Sani) dan anakkku

tercinta (Alif dan Caca), dengan do’a

dan dukungan mereka yang telah

member semangat. Buat sahabat-

sahabatku di Jurusan semua ini dapat

terselesaikan. Teman-teman dan para

sahabat seperjuangan terimakasih atas

do’a dan motivasinya.. terakhir semua

pihak yang terlibat baik secara langsung

maupun tidak langsung terimakasih atas

segalanya.

vi

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul “ Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD Rinjani

PLN Bendege Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017” dengan baik.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih

atas bimbingan, masukan dan dukungan dari awal mengajukan judul skripsi,

sampai penilitian di lapangan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada :

1. Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D., Rektor Universitas Mataram.

2. Dr. H. Wildan M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mataram.

3. Drs. Syafruddin M.Pd., Ketua jurusan Ilmu Pendidikan.

4. Baik Nilawati Astini M.Pd., Ketua Program Studi S1 PG PAUD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

5. Dr. MA. Muazar Habibi, S.PSi, M.Pd., Dosen Pembimbing I, yang telah

membimbing dan mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

6. Ika Rachmayani, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah membimbing dan

mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

7. I Made Suwasa Astawa, M.Sn., Dosen PA yang telah mendukung dan

mengarahkan selama penyusunan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PG- PAUD FKIP Universitas Mataram.

vii

8

9. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dan

dukungannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan atau belum sempurna baik dari segi isi, bentuk maupun

susunannya. Untuk itu kritik dan saran diharapkan dari berbagai pihak yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak pada umumnya dan insan pendidikan pada khususnya.

Mataram, 2017

Penulis

viii

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JDUL ........................................................................................ i

HALAMAN LOGO FAKULTAS ................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

ABSTRAK..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah ............................. 3

1. Rumusan Masalah....................................................................... 3

2. Diagnosis Masalah...................................................................... 3

3. Pemecahan Masalah.................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Teori yang Relevan........................................................................... 7

1. Hakikat Boneka Tangan.............................................................. 5

2. Hakikat Kemampuan Berbahasa ................................................. 6

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................19

C. Kerangka Berfikir.............................................................................24

ix

10

D. Hipotesis Tindakan...........................................................................25

BAB III PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian..............................................................................26

B. Subyek dan Observer Penelitian .......................................................26

C. Faktor yang Diteliti...........................................................................26

1. Faktor Guru ................................................................................26

2. Faktor Siswa...............................................................................26

D. Variabel Penelitian ...........................................................................27

1. Definisi Operasional Variabel Harapan .......................................27

2. Definisi Operasional Variabel Tindakan .....................................27

E. Rancangan dan Langkah-Langkah Penelitian....................................28

F. Metode Pengumpulan Data...............................................................33

G. Instrumen Pengumpulan Data ...........................................................34

H. Teknik Analisis Data ........................................................................35

I. Indikator Keberhasilan/Indikator Kinerja .........................................36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 37

B. Pembahasan ........................................................................................ 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 96

B. Saran................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 99

LAMPIRAN

x

11

Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram

Tahun Ajaran 2016/2017

ABSTRAKOleh

TITI KADARSIHEIF 113 078

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di Paud Rinjani tahun pelajaran 2016-2017 setelah menerapkan metode bercerita dengan boneka tangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian jenis pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik observasi. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang yang berjumlah 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki. Hasil penelitian diperoleh bahwa terbukti dari hasil penelitian yang dimulai dari tahap pengembangan I yang mencapai 65%, menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat. Kemudianmengalami peningkatan hingga 81% pada tahap pengembangan II dan telah mencapai target penelitian. Hal ini karena usaha guru yang sangat maksimalmelakukan pembenahan kinerjanya dalam mengelola kelas sebelum selama proses pembelajaran melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan hingga membawa dampak yang besar terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak kelompok A PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

xi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 yang

masih membutuhkan stimulasi pada setiap perkembangannya, diantaranya

perkembangan kognisi, bahasa, moral, fisik motorik, serta sosial emosional,

perkembangan tersebut dapat berkembang secara optimal bila diberikan

rangsangan yang sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak.Pengertian Anak

Usia Dini menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1, Pasal 1, Butir ke 14

menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah “Upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki

pendidikan lebih lanjut”. Tujuan utama diselenggarakannya Pendidikan Anak

Usia Dini adalah untuk membentuk anak indonesia yang berkualitas yaitu

anak yang tumbuh dan berkembangan sesuai dengan tingkat perkembangan

sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan

dasar serta mengurangi kehidupan di masa dewasa (Depdiknas, 2004).

Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini

adalah kemampuan bahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan

kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan

sistematikanya dalam berfikir, yang termasuk dalam pengembangan bahasa

1

2

selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak, membaca, dan menulis.

Kemampuan bahasa pada anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan

usia dan karakteristik perkembangannya. Santrock (dalam Dhieni, 2008: 1.17)

menyebutkan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi

yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata

bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa. Dengan

bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun

perasaannya pada orang lain.

Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, di mana pemikiran dan

perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti

lisan,tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, maupun mimik yang digunakan untuk

mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi

memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti,

perasaan dan pengalaman. Badudu (dalam Dheieni, 2008: 1.11) menyatakan

bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota

masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan

pikiran,perasaan, dan keinginannya. Pada anak usia 5-6 tahun, tingkat

kemampuan bahasanya sudah terlihat melalui proses pembelajaran.Tahapan

perkembangan bahasa anak menurut Peraturan Menteri 58 Tahun 2009 yaitu

menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan (membaca dan

menulis). Dari tahapan-tahapan tersebut, bagaimana cara guru ataupun orang

tua menstimulus sejak dini agar dapat berkembang sesuai dengan tahapan

usianya.

3

Berdasarkan kenyataan di lapangan, kemampuan bahasa pada anak

usia 5-6 tahun belum sepenuhnya tercapi seperti anak belum dapat memahami

bahwa ada hubungan antara bahasa lisan dengan tulisan (Pramembaca),

contohnya membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana

dan menceritakan isi buku yang menunjuk beberapa kata yang dikenalnya,

menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-

keterangan), melanjutkan sebagian cerita atau dongeng yang telah di

perdengarkan. Hal inilah yang menjadi dorongan untuk meningkat kosa kata

bahasa dalam menggunakan media boneka tangan. Maka dari itu peneliti

mengangkat masalah dengan judul “Penggunaan boneka tangan untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah “Bagaimana cara penggunaan boneka tangan untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN tahunajaran 2016/2017?”

2. Diagnosis Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diagnosis masalah dari

penelitian ini adalah:

a. Kemampuan berbahasa anak masih rendah.

b. Penggunaan media dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak

masih kurang.

c. Penerapan kosa kata masih belum optimal.

4

3. Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan dan diagnosis masalah di atas, cara yang

dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak adalah

dengan memanfaatkan media boneka tangan dan menciptakan kegiatan

yang bervariasi untuk memperkenalkan berbagai kosa kata sehingga

kemampuan bahasa anak menjadi lebih optimal.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui cara penggunaan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia pada kelompok usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani tahun

ajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan guru mengenai peningkatan kemampuan berbahasa

anak.

2. Meningkatkan kreatifitas guru melalui pembelajaran dengan kegiatan

bercerita khususnya dengan menggunakan boneka tangan.

3. Sebagai bahan untuk menambah informasi bahwa data yang diperoleh

dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan penggunaan

boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak

di Paud Rinjani PLN Bendege Tanjung Karang.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat Boneka Tangan

a. Pengertian Boneka Tangan

Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sering

termasuk tiruan dari binatang. Untuk keperluan sekolah dapat dibuat

boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang

(Asfandiyan, 2009:19). Boneka merupakan alat peraga yang

disesuaikan dengan karakteristik anak usia 4-5 tahun. Piaget (dalam

Suyanto, 2005:53) menyatakan bahwa anak usia 4-5 tahun berada pada

masa Praoprasional. Pada masa ini anak mampu mengadakan

representatif dunia pada tingkatan yang kongkrit. Boneka menjadi alat

peraga yang dianggap mendekati naturalitas bercerita. Tokoh-tokoh

yang diwujudkan melalui boneka berbicara dengan gerakan-gerakan

yang mendukung cerita dan mudah diikuti anak. Melalui boneka anak

tahu tokoh mana yang sedang berbicara, apa isi

pembicaranya,bagaimana pelakunya (Musfiroh, 2005: 147).

Simanjuntak (dalam Latif, 2014:42) mengungkapkan bahwa

boneka dapat digunakan sebagai alat peraga untuk membawakan cerita

kepada anak-anak, karena boneka merupakan objek yang dekat dengan

mereka.

5

6

Sedangkan menurut Dhieni bercerita menggunakan boneka

tangan adalah cerita dengan menggunakan boneka yang dapat

dimasukkan ke tangan (2011:6.52). Boneka tangan mengandalkan

keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yang

berfungsi sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan

dapat digunakan tanpa alat bantu yang lain, guru perlu memberikan

kesempatan pada anak untuk mencoba boneka tangan sambil

menceritakan kembali isi cerita tersebut guna mengembangkan

kemampuan berbahasa anak (Suhartono, 2005:7).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian

cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang

dimasukkan dan digerakan oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai

dengan karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan

resperentatif dunia pada tingkatan yang kongkrit.

b. Langkah – Langkah Menggunakan Boneka Tangan

Dhieni (2011:6.53) mengemukakan langkah-langkah dalam

penggunaan boneka tangan sebagai berikut:

1) Pendidik menyiapkan alat peraga dan boneka yang diperlukan

2) Pendidik mengatur posisi tempat duduknya

3) Pendidik menunjukkan alat peraga yang telah disiapkan dan

menyebutkan nama tokoh-tokoh dalam cerita.

4) Pendidik memberi tahu judul ceritanya

7

5) Pendidik bercerita dengan melaksanakan dialog/percakapan antar

boneka

6) Sambil bercerita pendidik menggerakkam boneka tangan secara

bergantian

7) Setelah selesai bercerita pendidik memperhatikan kembali seluruh

boneka tangan secara bergantian

8) Anak menyimpulkan isi cerita

9) Pendidik melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak

Dari uraian langkah – langkah pelaksanaan bercerita dengan

menggunakan boneka tangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

untuk mewujudkan suatu kegiatan bercerita yang memiliki makna dan

pembelajaran bagi anak, maka pendidik perlu memperhatikan langkah-

langkah dalam pelaksanaan kegiatan bercerita ini, terutama untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak, pendidik harus

memberikan kesempatan anak untuk menceritakan kembali isi yang

sudah dibawakan dengan menggunakan boneka tangan.

c. Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Bercerita dengan

Menggunakan Boneka Tangan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bercerita

dengan boneka tangan menurut Latif (2014 : 42)

8

1) Memilih Boneka

Pilihlah boneka yang menarik dan disesuaikan dengan

jumlah tokoh yang ada dalam cerita, usahakan boneka yang satu

dengan boneka yang lain berbeda, baik bentuknya, pakaiannya,

dan warnanya.Tujuannya untuk mengenalkan kepada anak –anak

tentang karakter-karakter tokoh ang disesuaikan dengan perannya.

2) Memiliki Suara yang Berbeda

Suara mempunyai peran yang cukup besar untuk

memaksimalkan penyampaian materi dalam

bercerita.Kemampuan menirukan suara, baik suara tokoh,

binatang maupun benda-benda yang ada di sekitar membuat si

pendongeng dapat lebih ekspresif dalam menyampaikan cerita.

Dengan memiliki suara-suara yang banyak, mendongeng dengan

boneka tangan akan lebih menarik dan dapat dinikmati anak-anak

dengan baik.

3) Diskusi

Ajak anak untukdiskusi baik dengan pendongengnya

maupun dengan boneka yang dibawanya, sehingga cerita akan

lebih hidup dan anak-anak akan merasakan ikut terlibat dalam

sebuah cerita.

d. Karaktristik Bercerita dengan Menggunakan Boneka Tangan

Bercerita dengan menggunakan boneka tangan memiliki

beberapa karakter sebagai berikut:

9

1) Tampilan boneka tangan disukai anak

2) Topik cerita menarik perhatian anak

3) Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak

4) Menghubungkan pengalaman dengan keetertarikan

5) Penyajian cerita sangat bersahabat dan menjadi kesukaan anak

6) Ilustrasi cerita sangat relevan pada latar belakang keluarga dan

budaya anak.

7) Isicerita merupakan kesukaan anakyang selalu ingin didengar

8) Bahasa dan boneka tangan mampu memberikan informasi serta ide

baru bagi anak.

e. Fungsi Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Dhieni (2011 : 6.29) membagi fungsi bercerita dengan

menggunakan alat peraga (boneka tangan) menjadi 2 yaitu:

1) Bagi anak

Sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan

diperhatikan apabila menggunakan alat peraga. sehingga anak akan

mudah menyerapisi cerita

2) Bagi guru

Terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena

terbantu oleh peran alat peraga yang digunakan. Sehingga guru

akan lebih rileks dalam menyampaiakan cerita dan isi cerita dapat

tersampaikan dengan baik

10

2. Hakikat Kemampuan Bahasa

a. Pengertian kemampuan

Kata kemampuan merupakan dasar dari kata “mampu”, dalam

kamus lengkap bahsa Indonesia (2005:233) kata mampu berarti

kesanggupan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan

menurut Puji Santosa (2005 : 518) kemampuan adalah keterampilan

berbuat, berpikir dan bernalar, serta dapat memperluas wawasan dan

mempertajam kompetensi.

Dari definisi kemampuan diatas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan dalam hal ini adalah kemampuan atau kesanggupan dalam

melakukan sesuatu untuk memperluas wawasan dan mempertajam

kompetensi.

b. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan pesan,pendapat, perasaan dengan menggunakan

simbol-simbol, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan dan

membentuk kalimat yang mempunyaimakna. Bahasa adalah mencakup

segala sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan

untuk menyampaikan makna pada orang lain (Hurlock, 2008 : 176).

Bromley (dalam Dhieni, 2008:1.11) mendefinisikan bahasa sebagai

sistim simbol yang teratur untuk menstransfer berbagai ide maupun

informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.

Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca.

11

Sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Anak

dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara

sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Adapun kemampuan bahasa

anak usia dini terdiri dari kemampuan menyimak, mendengar

,berbicara, dan menulis.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

perkembangan bahasa adalah simbol untuk menstranfer ide dan

informasi untuk menyatukan pikiran dan perasaan berupa makna

sebagai sarana berkomunikasi.

c. Kemampuan Bahasa

Kemampuan Bahasa dalam arti luas adalah kemampuan

mengorganisasikan pikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan

dalam bahasa lisan maupun tulisan (Puji Santosa, 2005 : 518).

Sedangkan Badudu (dalan Dhieni 2005:1.8) berpendapat bahwa

kemampuan bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi

antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang

menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa

adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik

serta mempunyai makna yang dapat dipahami terdiridari menyimak,

berbicara, membaca dan menulis

12

3. Indikator Kemampuan Bahasa anak usia 4-5 tahun

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun

2009, ada 3 Tahapan perkembangan bahasa, yaitu mengungkapkan bahasa,

menerima bahasa, dan keaksaraan. Berikut indikator perkembangan bahasa

yang dimiliki anak usia 4-5 tahun :

No Tahapan Perkembangan Bahasa

Indikator Capaian

1. Menerima bahasa a. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan

b. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

c. Memahami aturan dalam suatu permainan

2. Mengungkapkan bahasa a. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks.

b. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.

c. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,menulis dan berhitung.

d. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada oarang lain

e. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

3. Keaksaraan a. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

b. Mengenal suara huruf awal dari mana benda-benda yang ada disekitarnya.

c. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.

d. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

e. Membaca nama sendiri.f. Menuliskan nama sendiri

13

4. Tahap-tahap Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Secara umum tahap-tahap anak dapat di bagi kedalam beberapa

rentang usia, yang masing-masing menunjukan ciri-ciri tersendiri.

Menurut Guntur (dalam Susanto,2012:75) tahapan perkembangan sebagai

berikut:

a. Tahap I (pralinguistik), yaitu antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri dari

(1)Tahap meraban-1 (Pralinguistik 1) tahap ini dimulai dari bulan

pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis,

tertawa, dan menjerit. (2) Tahap meraban-2 ( Pralinguistik II) tahap ini

pada dasarnya merupakan tahapan kata tanpa makna mulai dari bulan

ke-6 hingga 1 tahun.

b. Tahap II (linguistik), terdiri dari 2 tahap yaitu ;(1) Holafrastik (1

tahun)Anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat

dalam satu kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak

sehingga kurang lebih 50 kosa kata. (2) Frasa (1-2) anak mampu

mengucapkan dua kata dan ditandai dengan perbendaharaan kata anak

sampai dengan rentang 50-100 kata.

c. Tahap III ( Pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5 tahun )

pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat dan anak dapat

memperpanjang kata menjadi suatu kalimat.

d. Tahap IV ( Tata bahasa menjelang dewasa yaitu 6-8 tahun ) ditandai

dengan kemampuan menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat

komleks.

14

5. Aspek-aspek Kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Anak usia TK berada dalam fase perkembangan bahasa secara

ekspresif. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah dapat mengungkapkan

keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya melalui bahasa lisan.

Menurut Jamaris (dalam Susanto.2012:77), Aspek-aspek

perkembangan bahasa terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Kosakata, Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungannya, kosakata anak berkembang dengan

pesat.

b. Sintaksis, (tata bahasa), anak telah dapat menggunakan bahasa lisan

dengan susunan kalimat yang baik, misalnya “Alif membaca buku”

bukan “Alif buku membaca”.

c. Sematik (penggunaan kata sesuai tujuan) Anak di TK sudah dapat

mengekspresikan keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan

kalimat yang tepat. Misalnya “mau” untuk menyatakan keinginan.

6. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun

Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37) mengemukakan bahwa

karakteristik kemampuan bahsa anak usia 4-5 tahun sebagai berikut :

a. Sudah dapat mengungkapkan 900-1000 kosakata

b. Anak usia 4-5 tahun sudah dapat melakukan penyerapan arti kata baru

setelah mendengarnya sekali atau dua kali

15

c. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat

mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan

tersebut.

d. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 4-5 tahun menyangkut

berbagai komentarnya terhadap apa yang telah dilakukan oleh dirinya

sendiri dan orang lain.

7. Karakteristik, Bentuk dan Fungsi Bahasa

Santrock (dalam Dhieni, 2008:1.17) berpendapat bahwa meskipun

setiap kebudayaan manusia memiliki berbagai variasi dalam bahasa,

namun terdapat beberapa karakteristik umum berkenaan dengan fungsi

bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan adanya dayacipta individu

yang kreatif.

Bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk

khas komunikasi. Ada beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut:

a. Sistematis artinya bahasa merupakan suatu cara menggabungkan

bunyi-bunyian maupun tulisan yang bersifat teratur dan konsisten.

b. Arbitari, yaitu bahwa bahasa terdiridari hubungan-hubungan antara

berbagai macam suara dan visual, objek, maupun gagasan.

c. Fleksibel artinya bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan

zaman. Kosakata terus bertambah mengikuti kemmajuan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi.

d. Beragam, dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi

dialek atau cara berbahasa.

16

e. Kompleks yaitu bahwa kemampuan berfikir dan bernalar di pengaruhi

oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai

konsep, ide, maupun hubungan-hubungan yang dapat dimanupulasikan

saat berfikir dan bernalar (Dhieni,2008:1.18).

Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak secara alamiah

untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bahasa sebagai alat sosialisai

merupakan suatu cara merespon orang lain. Bromly (dalam

Dhieni,2008:1.19) menyebutkan bahwa ada empat macam bentuk bahasa

yaitu menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Bahasa yang bersifat

reseptif(dimengerti,diterima) maupun ekspresif (dinyatakan). Bahasa

reseptif seperti mendengarkan dan membaca suatu informasi, sedangkan

bahasa ekspresif seperti berbicara dan menuliskan informasi untuk di

komunikasikan kepada orang lain.

Bahasa digunakan untuk mengekspresikan keunikan individu,

Bromley (dalam Dhieni, 2005:1,17) menyebutkan 5 macam fungsi bahasa

sebagai berikut :

a. Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, anak yang

lapar dan mengatakan “mam-mam” mendapatkan makanan lebih cepat

daripada anak yang menginginkan makanan dengan menangis. Hal ini

terjadi penguatan bagi anak untuk mengulang kata tersebut jika

menginginkan makan lagi.

b. Bahasa dapat mengubah dan mengontrol prilaku, anak yang

mengatakan ”ci-luk-ba” memahami makna kata-kata tersebut bahwa ia

17

harus menyembunyikan wajahnya dan orang dewasa dapat melihat

wajah anak kembali setelah menunggu beberapa saat.

c. Bahasa membantu perkembangan kognitif, secara simbolik bahasa

menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Bahasa memudahkan kita

untuk mengingat kembali suatu informasi yang baru diperoleh.

d. Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain, bahasa

berperan dalam memelihara hubungan dengan orang sekitar, karena

bahasa dapat menjelaskan pikiran, perasaan dan prilaku.

e. Bahasa mengekspresikan keunikan individu, anak usia dini sering kali

mengkomunikasikan pengetahuan, pemahaman dan pendapatnya

dengan cara yang khas yang merupakan refleksi perkembangan

kepribadian anak

8. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini

a. Kemampuan Menyimak

Perkembangan keterampilan menyimak pada anak berkaitan erat

satu sama lain, dengan keterampilan berbahasa khususnya berbicara.

Anak yang berkembang keterampilan menyimaknya akan berpengaruh

terhadap berbicaranya.

Bromley (dalam Dhieni, 2005:3.16) menyebutkan faktor yang

mempengaruhi kemampuan menyimak anak yaitu faktor penyimak,

faktor situasi, dan faktor pembicara.

b. Kemampuan Berbicara

18

Menjelang usia 4-5 tahun anak dapat memahami sekitar 8000 kata

dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai

9000 kata (Haris dan Sipay (dalam Dhieni,2005 : 35).

Berbicara dan menyimak adalah komunikasi dua arah atau tatap

muka yang dilakukan secara langsung. Kemampuan berbicara anak

diperoleh dari kegiatan menyimak dan membaca. Ada dua tipe

perkembangan membaca anak yaitu :

1) Egosentric Speech, terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun dalam hal

ini anak berbicara kepada dirinya sendiri ( monolog)

perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam

mengembangkan kemampuan berfikirnya.

2) Socialized Speech, terjadi ketika anak berinteraksi dengan

lingkungannya, hal ini berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan adaptasi sosial anak. Berkenaan dengan hal tersebut

terdapat 5 bentuk Socialized Speech yaitu :

a) Saling tukar informasi untuk tujuan bersama

b) Penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain

c) Perintah ancaman

d) Pertanyaan

e) Jawaban. (Dhieni, 2005: 3.5)

c. Kemampuan Membaca

Raines dan Canad (dalam Dhieni, 2005 :3.15) menyatakan bahwa

membaca merupakan suatu proses mengkonstruksikan arti dimana

19

terdapat ineraksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman

yang diperolehnya. Perkembangan bahasa anak berlangsung dalam

beberapa tahapan sebagai berikut :

1) Tahapan Fantasi (Magical Stage) pada tahap ini anak mulai belajar

menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku dan

membawa buku kesukaannya.

2) Tahap pembentukan konsep diri (Self Concep Stage) pada tahap ini

anak mulai memandang dirinya sebagai ‘pembaca’ hal ini terlihat

pada keterlibatan anak dalam kegiatan membaca, anak berpura-

pura membaca buku, memknai gambar berdasarkan pengalaman

yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang

tidak sesuai dengan tulisannya.

3) Tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage) Pada tahap ini

pada diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku

dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, Dapat

mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan

dengan dirinya, sudah mengenal tulisan kata-kata puisi, lagu, dan

sudah mengenal abjad.

4) Tahap pengenalan bacaan (Take of Reader Stage) Anak mulai

menggunakan tiga sistem isyarat (Grophonik, sematik, sintakis ).

Anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam

konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan,

20

serta membaca berbagai tanda seperti pada papan iklan, kotak

susu, pasta gigi, dan lainnya.

5) Tahap membaca lancar (Indepandent Reader Stage) pada tahap ini

anak dapat membaca berbagai jenis buku.

Dari penjelasan diatas bahwa kemampuan membaca anak usia 4-

5 tahun sudah berada pada kelima tahapan tersebut.

d. Kemampuan Menulis

Menulis merupakan suatu media untuk berkomunikasi karna

anak dapat menyampaikan pikiran dan perasaanya melalui kata-

kata.Menurut poerwadarmiata menulis memiliki beberapa batasan

sebagai berikut: membuat huruf angka dengan pena,kapur, dan

sebagainya, mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang,

membuat surat, dan lainnya dengan tulisan.

Kegiatan menulis di Taman Kanak-Kanak harus memperhatikan

kesiapan anak, kegiatan menulis dapat dilakukan jika perkembanagan

motorik halus anak sudah siap, hal ini dapat dilihat dari kesiapan anak

dalam memegang pensil. Pada awalnya anak memegang pensil hanya

dengan membuat coretan-coretan yang tidak bermakna, namun seiring

dengan perkembangannya anak akan mulai membiasakan jari-jarinya

untuk menulis dengan lebih baik. Ada dua kemampuan yang

diperlukan anak untuk menulis yaitu kemampuan meniru bentuk, dan

kemampuan menggerakkan alat tulis.

21

Brewer (dalam Dhieni, 2005:3,8) mengemukakan 4 tahapan

dalam kemampuan menulis yaitu: Scibble stage tahap mencoret atau

membuat goresan, linear Reparitative Stage tahap anak menelusuri

bentuk tulisan horizontal, Random Letter Stage tahap menulis random,

yaitu anak belajar tentang berbagai bentuk tulisan dan mengulang

berbagai kataatau kalimat, dan Letter Name Writing or Phonetic

Writing yaitu tahap menulis nama, dimana anak mulai menyusun dan

menghubungkan antara tulsan dan bunyinya.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan

kemampuan menulis anak usia 4-5 tahun berawal dari tahapan yang

sederhana hingga yang lebih kompleks yaitu ditandai dengan anak

sudah mulai meniru huruf, menulis namanya sendiri, menulis huruf

dan meniru kata dalam tulisan.

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Bahasa

Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh

keterampilan bahasa yang baik. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5

faktor (Syamsu Yusuf,2011:121) yaitu:

a. Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sanagat mempengaruhi

perkembangan bahasa anak, oleh karnanya orang tua perlu

diperhatikan kondisi kesehatan anak, upaya yang dilakukan seperti

memberikan ASI, makanan yng bergizi, memelihara kebersihan tubuh

dan rutin memeriksakan anak kedokter.

22

b. Intelegensi

Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat

intelegensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada

umumnya mempunyai intelegensi normal atau diatas normal

c. Status sosial ekonomi

Perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi yang rendah

mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya

dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.

Kondisi ini disebabkan karena kesempatan belajar yang diberikan serta

perbedaan kecerdasan.

d. Jenis Kelamin

Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam

vokalisasi antara pria dan wanita. Namun mulai usia dua tahun anak

wanita menunjukkan perkembangan lebih cepat dari anak laki - laki.

e. Hubungan Keluarga

Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, memfasilitasi

perkembangan bahasa anak akan membuat anak berinteraksi dan

berkomunikasi dengan baik, sebaliknya hubungan yang tidak

sehatdapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau kelambatan

dalam perkembangan bahasanya.

23

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan terkait penggunaan media boneka tangan

untuk melancarkan bahasa indonesia anak usia 4-5 tahun di Paud Rinjani

Bendega Mataram.

1. Hadisetyo (2010). Jurnal penelitian yang berjudul Penggunaan Media

Boneka Tangan sebagai Media untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbahasa Lisan melalui Metode Bercerita pada Peserta Didik kelas B TK

Aisyayah VII Kecamatan Wonosobo tahun 2010. Hasil yang di peroleh

dalam penelitiannya menyatakan bahwa terjadinya peningkatan dalam

kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan demikian media boneka tangan

dapat dinyatakan efektif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan metode penelitian deskriftif

kualitatif dan pengumpulan datanya berupa lembar pengamatan dan

tekhnik pengumpulan data melalui Observasi. Dalam proses pembelajaran

dinyatakan pula semua peserta didik menyukai media boneka tangan dan

mengusulkannya agar di gunakan pada pembelajaran yang lain. Mereka

merasa tidak sedang belajar melainkan merasa sedang bermain sehingga

mereka bisa berdialog sesui dengan naskah drama

(http://hadisetyo.wordpress.com).

2. Uyun, AimahCurutul (2015). Skripsi yang bejudul Peningkatan

KemampuanMenyimak Anak Kelompok BMelalui Permainan Sirkuit Bisik

Berantaidi RA Perwanida Kabupaten Kediri tahun 2105. Jurusan

Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,

24

Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Kentar Budhojo, M.Pd,

(II) Dra. Sutansi, M.Pd Kata Kunci: kemampuan berbahasa, permainan

sirkuit bisik berantai Berdasarkan obsevasi yang telah dilakukan bahwa

kemampuan berbahasa anak masih rendah. Anak mengalami kesulitan

dalam mengungkapkan pendapat serta anak belum mampu fokus dalam

mengikuti pembelajaran. Penyebab permasalahan tersebut adalah metode

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik bagi anak,

serta anak merasa bosan dan suka bermain sendiri. Penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan: (1) mendeskripsikan pelaksanaan permainan

sirkuit bisik berantai untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak

kelompok B di RA Perwanida Kabupaten Kediri, (2) mendeskripsikan

penggunaan permainan sirkuit bisik berantai agar dapat meningkatkan

kemampuan menyimak anak kelompok B di RA Perwanida Kabupaten

Kediri. Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif

dengan jenis PTK yang terdiri dari 1 siklus dengan dua kali pertemuan.

Pada pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan

anak didik kelompok B RA Perwanida Kabupaten Kediri dengan jumlah

peserta 22 anak. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26

Januari 2015 sampai 12 Februari 2015. Dalam penelitian ini peneliti

berkolaborasi dengan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

permainan bisik berantai sirkuit dalam kegiatan pembelajaran terbukti

25

dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan

kemampuan bahasa anak kelompok B. Pada pertemuan pertama sebesar

63%, sedangkan pada pertemuan kedua mencapai 88,7%. Kemampuan

bahasa anak mengalami peningkatan sebesar 25,7%.

Berdasarkan pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

langkah-langkah permainan sirkuit bisik berantai dapat meningkatkan

kemampuan bahasa anak. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar

pendidikan anak usia dini dapat menerapkan langkah-langkah

pembelajaran yang motivatif, inovatif, menarik, menyenangkan, menambah

kosa kata, dapat melancarkan komunikasi dan daya ingat anak dalam

pembelajaran untuk mencapi hasil yang maksimal.

3. Ultra, Mulyasari (2015). Skripsi yang berjudul Penggunaan Media Boneka

Tangan untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita pada Siswa

Kelas I SDN Madyopuro 03 Malang. Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar

dan PraSekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

Pembimbing: (1) Dr. Suharjo, M.S., M.A (2) Dra. Nihayati, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci: Boneka Tangan, Kemampuan Menyimak, SD Penguasaan

kemampuan bahasa yang pertama kali harus dimiliki oleh anak yaitu

kemampuan menyimak. Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran

dikelas I SDN Madyopuro 03 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang

dimiliki yaitu 56,56 dan persentase siswa yang mendapatkan nilai dibawah

KKM sebesar 58,14%. Halter sebut menunjukkan bahwa kemampuan

menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro 03 belum optimal. Hal ini

26

disebabkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang

sesuai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan

pembelajaran kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro

03 dengan menggunakan media boneka tangan serta untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menyimak cerita siswa kelas I SDN Madyopuro

03 setelah menggunakan media boneka tangan. Pendekatan yang

digunakan didalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif

dengan jenis penelitian berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

secara kolaboratif dengan guru kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas I

SDN Madyopuro 03 Kota Malang. Tahapan penelitian ini terdiri dari 1)

perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan; serta 3) refleksi.

Pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan media

boneka tangan telah berjalan dengan baik dalam 2 siklus. Hal tersebut

dibuktikan dari adanya kesesuaian antara kegiatan pembelajaran menyimak

cerita dengan rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan media

boneka tangan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada penelitian

ini, yaitu kegiatan menyimak cerita, Tanya jawab dan mengerjakan lembar

kegiatan individu menyimak cerita.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita. Peningkatan hasil belajar yang didapatkan siswa pada

tahap pratindakan yaitu 56,56 dengan tingkat keberhasilan sebesar 41,86%

,meningkat menjadi 74,71 dengan tingkat keberhasilan 63,96% pada siklus

I, meningkat lagi menjadi 82,90 dengan tingkat keberhasilan sebesar

27

81,40% pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu media boneka

tangan secara efektif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

menyimak cerita pada siswa kelas I. Saran bagi guru yaitu untuk melakukan

persiapan yang matang dalam menggunakan media boneka tangan, dan

untuk kepala sekolah hendaknya menyediakan media boneka tangan

beserta kelengkapan panggung boneka.

4. Hesti Winariani (2015). Skripsi yang berjudul Pengembangan

Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Becerita

Menggunakan Boneka Tangan Di TK Dharma Wanita Tunjung Sari

Ampenan Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan yang hendak ingin dicapai

adalah untuk mengetahui penerapan kegiatan bercerita menggunakan

boneka tangan agar dapat meningkatan kemampuan berbicara anak usia 4-

5 tahun di TK Dharma Wanita Tunjung Sari Ampenan. Jenis penelitian ini

adalah penelitian pengembangan dalam tiga tahap pengemabangan.

Setiappengembangan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriftif

kualitatif. Dari hasil analisis data 10 anak usia 5-6 tahun diketahui bahwa

pada tahap pengembangan I, ketercapaian tingkat kemampuan berbicara

anak rata-rata mencapai nilai 65% atau dapat dikatakan belum maksimal

maka dilakukan prosespegembangan II, padatahappengembang II hasil

anak diperoleh rata-rata anak mencapai 81%. Hal tersebut menunjukan

bahwa penerapan kegiatan bercerita menggunakan media boneka tangan

28

dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK

Dharma Wanita Tunjung Sari tahun ajaran 2015-2016.

C. Kerangka Berfikir

Penguasaan anak dalam berbahasa akan terus tumbuh dan

berkembang. Seiring berjalannya waktu akan terjadi peningkatan baik kualitas

maupun kuantitias produk bahasnya. Secara bertahap kemampuan anak akan

meningkat, bermula dari mengeksprsikan suara saja, hingga mengeksprsikan

dengan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan anak bermula hanya

menggunakan gerakan dan isyarat saja untuk menunjukkan ketertarikan

ataupun keinginannya, namun secara bertahap komunikasi tersebut

berkembang menjadi ujaran yang tepat dan jelas.

Walaupun kemampuan berbicara pada tiap anak berbeda – beda,

namun pada dasarnya semua anak pasti akan melalui tahap perkembangan

berbicara yang sama. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dipengaruhi oleh

stimulus yang diberikan oleh lingkungan.Salah satu yang menjadi lingkungan

terdekat anak adalah sekolah. Dan guru sebagai pendamping anak di sekolah

harus memberi dukungan, bimbingan, dan kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan kemampuannya tersebut, salah satunya dengan merancang

keegiatan pembelajaran yang tepat bagi anak untuk bias mengembangkan

kemampuannya khususnya kemampuan berbicara.

Namun pada kenyataannya kegiatan untuk melatih kemampuan

berbicara ini masih sangat kurang.Penggunaan mediapun sangat kurang

variatif. Guru masih kuraang memperhatikan perkembangan keemampuan

29

berbicara, guru lebih banyak fokus pada kemampuan menulis dan berhitung

saja. Hal ini terlihat dari sebagian anak yang masih belum mampu untuk

berbicara lancer di depan orang lain, anak sangat sulit untuk menngungkapkan

pendapat ataupun ideanya kepada orang lain, anak juga terlihat masih sangat

kurang baik dalam berkomunikasi dengan orang dewasa maupun dengan

teman-teman sebayanya, dan sebagainya. Dengan demikian diperlukan suatu

metode yang dapat membantu anak dalam mengungkapkan dan

mengeksprsikan dirinya secara nyata yaitu melalui metode bercerita. Dan juga

tidak hanya metode akan tetapi alat bantu pembelajaran atau mediapun kan

menjadi sangat penting untuk membantu mewujudkan suatu pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan menggunakan

mediadalam suatu pembelajaran maka akan lebih dapat menarik perhatian

anak untuk memperhatikan apa yang ingin guru sampaikan.

Mengembangkan kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan cara

mengoptimalkalkan penggunaan metode bercerita dalam peroses kegiatan

belajar mengajarnya. Untuk pengoptimalan penggunaan metode ini maka

dapat diguunakan boneka tangan sebagai media untuk mempermudah guru

dalam menyajikan cerita kepada anak sehingga isi cerita mudah dipahami.

Penyajian cerita dengan bantuan boneka tangan mendorong anak untuk

lebih senang berbicara. Ketika dalam proses bercerita dengan menggunakan

boneka tangan, anak akan merasa lebih tertarik untuk mendengarkaan cerita

tersebut dan ketika anak sudah tertarik maka ia akan menemukan suatu kesan

tersendiri yang kesan tersebut akan ia ungkapkan melalui berbicara. Sehingga

30

dapat dikatakn bahwa dengan menggunakan boneka tangan akan mampu

mengoptimalkan mengoptimalkan kemampuan berbicara anak. Hali ini

diyakini dapat mendorong dan memotivasi anak dalam belajar berbicara.

Melihat kegunaan dan keunggulan menggunakan media boneka dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa anak kelompok A, maka dapat

disimpulkan bahwa bercerita dengan menggunakan boneka tangan merupakn

metode yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan bahasa

anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram tahun pelajaran

2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam Penelitian ini adalah apabila kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan dilaksanakan dengan baik dan

berulang-ulang maka dapat meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia

anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Mendege Mataram Tahun

Pelajaran 2017.

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertempat di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram yang didirikan pada tanggaal 10 November 2005 berdiri di atas

tanah seluas 250 m2 yang beralamatkan di Jalan Sultan Hasanudin gudang

material PLN Mataram. PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram dikelilingi

oleh perkampungan warga.

Adapun pembelajaran di PAUD RinjaniPLN Bendege Mataram ini

menggunkan metode bercakap-cakap, bernyanyi, dan pemberian tugas

dikarenakan guru PAUD Rinjani Bendege Mataram jarang menggunakn Alat

Permainan Edukatif (APE) terutama boneka tangan dalam pembelajarannya,

alasan lain karena keterbatasan kemampuan guru dalam penggunaan media

pembelajaran khususnya boneka tangan.

Kemampuan berbahsa anak kelompok A di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram masih sangat kurang, di mna masih banyak anak yang belum mampu

mengungkapkan pendapatnya, bahkan jika gurunya bertanyapun hanya

sebagian kecil anak saja yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru. Maka dari itu peneliti melakukan pelaksanaan pengembangan guna

meningkatkan kemampuan berbahasa anaj kelompokA di PAUD Rinjani PLN

Bendege Mataram.

31

32

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berusia

4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Tanjung karang. Adapun jumlah

peserta didiknya sebanyak 16 orang anak yang terdiri 10 orang anak

perempuan dan 6 orang anak laki-laki dengan tingkat kemampuan dan

pertumbuhan serta perkembangan yang berbeda

C. Faktor yang Diteliti

Faktor yang akan menjadi pusat dari penelitian ini adalah :

1. Faktor Anak

Kemampuan Kemampuan Berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

2. Faktor Guru

Kemampuan Guru dalam menyusun merencanakan kegiatan dan

pelaksanaan bercerita menggunakan Boneka Tangan, mulai dari pijakan

lingkungan main seperti menyusun rencana pembelajaran (RKH) dan

menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, pijakan

sebelum main seperti melakukan apersepsi dan membuat aturan main,

Pijakan selama main saat guru bercerita menggunakan boneka tangan dan

dilanjutkan dengan memberi kesempatan pada anak untuk bercerita

kembali. Pijakan setelah main, guru melakukan recalling dan menutup

pembelajaran

33

D. Variabel Penelitian

Peneliti perlu memberikan batasan terkait definisi oprasional dari tiap

variabel yang di gunakan. Untuk itu, pada bagian ini akan dideskripsikan

definisi oprasional dari variabel harapan dan variabel tindakan.

1. Definisi Operasional Variabel Harapan

Yang dimaksud dengan Kemampuan Bahasa adalah kemampuan

dalam berkomunikasi secara lisan dengan baik serta mempunyai makna

yang dapat dipahami terdiridari menyimak, berbicara, membaca dan

menulis. Aspek bahasa dalam penelitin ini antara lain, Memahami

pertanyaan yang kompleks, Menyebutkan dan membedakan bunyi atau

suara dan kata sederhana, Berkomunikasi atau berbicara lancar, Merangkai

kata menjadi kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya,

Mengekspresikan Ide dengan perbendaharaan kata yang dimiliki, dan

Melanjutkan cerita guru.

2. Definisi Operasional Variabel Tindakan

Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Boneka Tanganyang merupakan cara penyajian cerita dengan

menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan dan digerakan

oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai dengan karaktristik anak usia 4-

5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif dunia pada tingkatan yang

kongkrit.bercerita menggunakan boneka tangan merupakan cara penyajian

cerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka yang dimasukkan

dan digerakan oleh tangan. Boneka dipilih karena sesuai dengan

34

karaktristik anak usia 4-5 tahun yang mampu mengadakan resperentatif

dunia pada tingkatan yang kongkrit.Aspek-aspek dalam Boneka tangan

terdiri dari keguanaan, ketepatan, dan kelayakanAspek-aspek tersebut

digunakan untuk menentukan kelayakan beoneka tangan sebagai media

pembelajaran.

E. Rancangan dan Langkah – Langkah Penelitian

Penelitian ini menggunakan tahapan pengembangan untuk

meningkatkan bahasa Indonesia Anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram Tahun Ajaran 2017-2018.

Rancangan penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap pengembangan,

dan bila belum mencapai target, dapat di lanjutkan pada tahap pengembangan

berikutnya. Setiap tahap pengembangan terdiri dari beberapa tahapan yaitu

tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan ( analisis kegiatan hasil

pengembangan yang telah dilakukan).

Sehubungan dengan itu berikut gambaran model tahap penelitian yang

di adopsi dari penelitian tindakan kelas oleh Iskandar (2011 : 67) :

Siklus I

1. Perencanaan

Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam menyusun

perencanaan penelitian ini adalah berdiskusi dengan guru kelas untuk

memperoleh gambaran awal tentang kemampuan Berbahasa anak di

kelompok A. Hal ini dilakukan untuk menyatukan persepsi mengenai

35

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan yang akan diterapkan

sesuai dengan kemampuan berbahasa anak.

Langkah kedua, peneliti menyusun rancangan tindakan berupa model

rencana pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a. Menentukan variabel dan indikator dalam membuat RKH

b. Menentukan tema dan sub tema

c. Menentukan naskah cerita sesuai tema

d. Membuat rancangan pembelajaran (RKH)

e. Menyiapkan media/APE dan sumber belajar yaitu boneka tangan

f. Menyiapkan kamera untuk data visual dan dokumentasi

Langkah ketiga, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian berupa

lembar observasi aktivitas guru dan penilaian perkembangan anak dalam

rangka pengembangan kemampuan berbicara anak melalui kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan. Langkah terakhir adalah menyusun

jadwal pelaksanaan tindakan. Jadwal yang di sesuaikan dengan jam belajar

yang telah disusun sekolah. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu

kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti berperan sebagai pengamat dan penilaian, guru

sebagai pelaksanaan dalam melaksanakan kegiatan bercerita mengguakan

boneka tangan berdasarkan rencana yang telah disusun pada setiap

pengembangan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sebagai berikut :

36

a. Pijakan Lingkungan Main

1) Menyiapkan Rencana kegiatan harian (RKH)

2) Menyiapkan media boneka tangan untuk kegiatan bercerita

3) Menata tempat atau kelas untuk kegiatan pembelajaran

4) Memastikan tempat main dan alat main yang digunakan dalam

keadaan aman.

b. Pijakan sebelum Main

1) Berdoa sebelum memulai kegiatan

2) Menucap salam, absensi dan menayakan kabar anak

3) Menyiapkan tema hari ini

4) Tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang

berhubungan dengan tema

5) Menjelaskan kegiatan main hari ini dan mengkaitkannya dengan

tema

6) Mengenalkan media boneka tangan dan cara menggunakannya

untuk merangsang agar anak dapat berekspresi dan bereksplorasi

saat bercerita

7) Membangun aturan main

c. Pijakan selama Main

1) Guru menyajikan cerita menggunakan boneka tangan dengan baik

sehingga menarik perhatian anak

37

2) Guru memotivasi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk

berekspresi sendiri menggunakan boneka tangan sesuai dengan isi

cerita yang telah di sampaikan

3) Anak menceritakan kembali dan melanjutkan cerita menggunakan

boneka tangan dengan bahasa sendiri

4) Guru mendampingi dan membimbing anak yang mengalami

kesuliatan dalm kegiatan

5) Guru mengingatkan aturan main yang telah disepakati

6) Guru mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan

kosakata anak saat bercerita

7) Anak menyimpulkan isi cerita

8) Guru menstimulus gagasan anak

d. Pijakan setelah main

1) Membereskan mainan yang telah digunakan

2) Anak dan guru duduk melingkar

3) Menayakan perasaan anak selama bermain dengan boneka tangan

4) Recalling dengan meminta anak untuk mengungkapkan isi cerita

dan karakteristik tokoh cerita secara singkat

5) Menyampaikan kegiatan yang akan datang

6) Menutup pembelajaran dengan berdoa dan mengucap salam

38

3. Pengamatan

Pengamatan dalam meningkatkan kosakata anak melalui kegiatan

bercerita melalui boneka tangan dilakukan bersamaan saat pelaksanaan

tindakan pembelajaran.Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi.

Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan dalam kegiatan

bercerita. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat mempengaruhi

penyusunan pada tahap berikutnya. Hasil pengamatan pada tahap

kemudian direflesikan untuk perencanaan pengembangan berikutnya demi

pencapaian hasil yang terbaik.

4. Refleksi

Hasil yang ditemukan dalam tahap pengamatan dikumpulkan dianalisis

oleh peneliti. Hasil analisis yang dilakuakan akan digunakan sebai bahan

dasar acuan untuk merencanakan penerapan berikutnya.

Berikut langkah-langkah refleksi hasil pengamatan pengembangan I :

a. Mendiskusikan hasil yang telah dicapai dengan guru kelas

b. Menyimpulkan hasil pengamatan

c. Merekomendekasikan hal-hal yang perlu di perbaiki pada

pengembangan berikutnya

Refleksi dilakukan untuk melihat efektifitas penerapan kegiatan

bercerita menggunakan boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan

kosakata anak. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mengadakan

perbaikan dan penyempurnaan rencana pelaksanaan kegiatan untuk

kemudian dilaksanakan pada pengembangan berikutnya.

39

Siklus II

Tahap pengembangan II sama dengan tahap pengembangan I, Tetapi

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi

tahap pengembangan I yang telah di perbaiki dan lebih disempurnakan

terutama dalam teknik penyajian bercerita agar anak lebih antusias untuk

mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.

Siklus III

Siklus III sama dengan siklus I dan II, tetapi kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan disusun dari hasil evaluasi siklus II yang

telah diperbaiki dan lebih disempurnakan terutama dalam teknik

pendekatan terhadap tiap individu anak agar anak lebih nyaman dalam

mengungkapkan ide ataupun imajinasinya dalam bercerita.

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan yang disertai catatan-catatan tentang keadaan atau

prilaku objek suatu sasaran. Dalam hal ini, observasi dilakukan dengan

mengamati perkembagan kemampuan Berbahasa Indonesia anak melalui

kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN

Bendege Ampenan dengan menggunakan lembar observasi dan pedoman

pengamatan.

40

2. Dokumentasi

Metode ini merupakan penelaahan terhadap refrensi-refrensi yang

berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumentasi ini

dapat berupa catatan-catatan, gambar, buku, foto dan sebagainya. Data

yang berupa dokumen ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,

menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan

penelitian.

G. Insrtumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan lembar observasi yang

akan digunakan pada proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan

Kemampuan Berbahasa anak dengan mengamati tingkah laku anak dalam

setiap tahap kegiatan penelitian. Alat lain yang di gunakan untuk

mengumpulkan data yakni dokumentasi yang dapat berupa dokumen pribadi

anak ataupun foto-foto kegiatan anak dalam hal bercerita.

Berikut ini adalah kisi-kisi insrtumen untuk mengumpulkan data

pengembangan kemampuan Berbahasa anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani

PLN Bendege Ampenan tahun pelajaran 2016-2017 melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 tahun

No Aspek Indikator Skor1 2 3

1 Perkembangan Bahasa

a. Memahami pertanyaan yang kompleks

b. Menyebutkan dan membedakan bunyi/ suara dan kata sederhana

41

c. Berkomunikasi/ berbicara lancar

d. Merangkai kata menjadi kalimat sederhana serta mengkomunikasikannya

e. Mengekspresikan Ide dengan perbendaharaan kata yang dimiliki

f. Melanjutkan cerita guru

Keterangan :

Setiap indikator diberi skor : 1, 2, 3

Skor 1 apabila pada indikator tersebut, anak mulai berkembang

Skor 2 apabila pada indikator tersebut, anak berkembang sesuai harapan

Skor 3 apabila pada indikator tersebut, anak berkembang sangat baik.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2015: 335) menyatakan bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari awal

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dalam unit-unit, melakukan,

sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan

dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi dan

dokumentasi anak dianalisis secara deskriptif kualitatif yakni dengan

memfokuskan penelitian selama proses di lapangan bersamaan dengan

pengumpulan data dan dalam memberikan penfsiran terhadap hasil berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka.

42

Adapun Analisis data dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan

peningkatan kosakata anak usia 4-5Tahun melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan. Dalam hal ini, Peneliti dapat melihat secara

langsung, mengkaji, dan mempertimbangkan dampak atau hasil tindakan, baik

secara proses maupun hasil kegiatan pengembangan dengan menggunakan

lembar observasi.

Selanjutnya data yang telah terkumpul dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase Indikator

f : Frekuensi Indikator ynag Dicapai

∑f : Jumlah Indikator Yang Dicapai(Nurkancana dan Sunartana, 2009)

I. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja dikatan berhasil apabila proses pembelajaran yang di

laksanakan guru sudah dilaksanakan secara optimal, bilamana aktifitas-

aktifitas yang dilakukan akan telah memenuhi kriteria dalam

mengembangakan tingkat kemampuan berbahasa Indonesia anak melalui

penggunaan Boneka tangan. Adapun Indikator kinerja dalam penelitian

pengembangan ini yaitu keberhasilan peneliti dilihat dari ketercapaian tingkat

perkembangan berbahasa Indonesia anak dengan menggunakan boneka

tangan dapat mencapai nilai optimal 80%. Pembelajaran untuk anak dikatakan

= ∑ %

43

maksimal apabila aspek perkembangan bahasa anak terus meningkat sesuai

dengan indikator perkembangan kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun atau

kelompok A.

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tahap Pengembangan I

Penelitian pengembangan I ini dilaksanakan pada Hari Senin dan

selasa tanggal 3dan 4 April 2017 pada sentra main peran, Proses

pembelajaran dilaksanakan dari jam 08:00 – 10:00 WITA. Selama proses

pembelajaran berlangsung observer mengamati kemampuan berbahasa

Indonesia anak melalui lembar observasi. Tema dan sub tema

pembelajaran yang sudah di tentukan sekolah. Adapun hasil yang

diperoleh dari penelitian tahap I ini dijabarkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Tahap Pengembangan INo Tahapan

PenelitianKegiatan Capaian Hasil Penelitian

1 Perencanaan a. Merumuskan indikator capaian

b. Menetukan tema dan sub tema

c. Menyususn rancangan

Indikator capaian dirumuskan berdasarkan tingkat perkembanagn anak usia 4-5 tahun pada Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 58 Tahun 2009 yang disesuaikan dengan kemampuan berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

tema/sub tema disesuaikan dengan tema/sub tema di sekolah saat itu yakni “binatang” dan sub tema “binatang berkaki empat”.

RKH disusun dengan format RKH yang ada di sekolah

44

45

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

pembelajaranatau RKH

d. Menyediakan media boneka tangan

e. Menyiapkan naskah cerita

f. Menyusun instrument penelitian

g. Menyiapkan alat dokumentasi

boneka tangan yang digunakan yakni boneka tangan yang telah tersedia di sekolah.

Naskah cerita diadopsi dari kumpulan cerita dimana para tokoh disesuaikan dengan media boneka tangan yang tersedia.

Instrument penelitain disusunnuntuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam langkah-langkah pembelajaran dan untuk mengamati kemampuan berbahasa Indonesia anak selama proses pembelajaran.

Alat dokumentasi yang tersedia berupa handphone untyk mengambil gambar/foto anak dan guru yang sedang bercerita.

2 Pelaksanaan 1. PijakanLingkungan Maina. Menyiapkan

rancangan kegiatan harian/RKH

b. Menyiapkan boneka tangan

c. Menata tempat bermain

d. Memastikan tempat dan alat main dalam

Sebelum anak masuk kelas, guru menyiapkan RKH hari itu di meja guru.

Guru menyiapkan boneka tangan yang akan digunakan sesuai tokoh yang ada dalam cerita yang akan disampaikan

Guru tidak menata tempat main secara khusus, tatanan ruang kelas tetap seperti apa adanya.

Guru memastikan tempat dan alat main dalam keadaan aman.

46

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

keadaan aman2. Pijakan Sebelum

Maine. Membuka

kegiatan dengan berdoa bersama, mengucapkan salam, mengecek kehadiran, dan menanyakan kabar anak

f. Tanya jawab terkait tema/sub tema, dan seputar pengalaman/ kegiatan anak yang berhubungan dengan tema/sub tema

g. Menjelaskan kegiatan main yang akan dilakukan terkait tema

h. Mengenalkan boneka tangan yang akan digunakan dan cara menggunakannya

i. Membuat aturan main

Guru mengawali kegiatan dengan berdoa bersama, mengucapkan salam, mengecek kehadiran dan menanyakan kabar anak. Semua anak mengikuti kegiatan pembuka dengan tertib.

Guru menjelaskan tentang tema/sub tema yanga akan dibahas yakni binatang/binatang berkaki empat.Guru menanyakan pengalaman anak seputar binatang berkaki empat. Sebagian besar anak aktif menjawab pertanyaan yang menggunakan kata Tanya “apa, mengapa, dan bagaimana” dengan baik serta mampu membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama.

Guru menjelaskan urutan langkah kegiatan bercerita yang akan dilakukan dan anak-anak fokus mendengarkan penjelasan guru.

Guru hanya memperlihatkan boneka tangan yang akan digunakan tanpa memberitahukan cara menggunakannya.Sebelum masuk ke kegiatan main, guru membuat aturan main yakni anak tertib menujutempat main, fokus saat mendengarkan cerita yang disampaikan guru.

47

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

3. Pijakan Selama Mainj. Menyajikan

cerita terkait tema menggunakan boneka tangan

k. Anak menceritakn kembali cerita yang telah disampaikan guru dengan menggunakan

Guru menyajikan cerita dengancukup baik namun hanyasebagian anak yangmendengarkan cerita sampai selesai

– Aa sudah sangat mahir bercerita tentang Harimau dan Anak Panda yang ada dalam cerita. Hamper seluruh indicator sudah berkembang optimal kecuali dalam melanjutkan cerita dan bertanya secara sederhana yang berkembang sesuai harapan.- Bb sudah sangat baik dalam membuat kalimat sederhana dan menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka serta dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama. Bb dapat menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri dan melafalkannya dengan benar. Bb juga dapat dapat menirukan suara Harimau dan Anak Panda dalam cerita tersebut.- Cc fokus memperhatikan guru bercerita sehingga ia dapat menirukan kembali suara si Anjing dan Serigala sesuai karakter tokoh dalam cerita tersebut dengan pelafalan yang benar, dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Pada saat melanjutkan cerita, Cc cukup

48

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

mampu menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri merangkai kata dengan kalimat sederhana serta dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama.- Dd tidak terlalu bersemangat saat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali secara urut dengan kalimat sendiri, serta terlihat malu-malu untuk mengeluarkan suaranya saat menirukan tokoh Anjing dan Serigala dalam cerita tersebut. Namun Dd sudah dapat membedakan dua kata berbeda dengan suku kata awal yang sama, dapat bercerita menggunkan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dan membuat kalimat sederhana dengan baik.- Ee dapat menirukan suara si Anjing dan Serigala sesuai karakter tokoh dalam cerita tersebut dengan pelafalan yang jelas dan benar. Ee juga dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali dengan menggunakan kalimat sendiri. Dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Namun masih kesulitan dalam membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, dan dalam merangkai kata menjadi kalimat sederhana.

49

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

- Ff sangat mahir menirukan kembali suara tokoh anjing dan serigala dengan pelafalan kata yang sangat jelas, dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana dengan sangat baik. Ff sudah dapat menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Namun masih kesulitan dalam melanjutkan cerita sesuai dengan idenya sendiri.

- Gg sangat cakap dalam menirukan kembali suara tokoh anjing dan serigala dengan pelafalan kata yang sangat tepat, dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana dengan sangat baik. Gg dapat menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Namun masih kesulitan dalam melanjutkan cerita sesuai dengan idenya sendiri.

- Hh dapat menirukan kembali suara tokoh anjing dan serigala dengan baik, dapat mengucapkan kata-kata dengan pelafalan kata yang sangat

50

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

jelas, dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana dengan sangat baik. Hh sangat lancar dalam menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Serta mampu melanjutkan cerita sesuai dengan idenya sendiri dengan baik.- Ii dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana dengan lafal yang baik. Ii sudah dapat menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Akan tetapi, Ii agak kesulitan menirukan kembali suara tokoh anjing dan serigala serta kesulitan dalam melanjutkan cerita sesuai idenya sendiri.

- Jj masih terlihat kesulitan dalam menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dan terlihat mallu-malu dalam menirukan suara tokoh anjing dan serigala sehingga pengucapan kata terdengar kurang jelas. Namun Jj dapat

51

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

l. Mendampingi dan membimbing anak yang kesulitan dalam bercerita

m. Mengingatkan aturan main yang telah disepakati

n. Mengamati dan mencatat hasil capaian perkembangan anak

membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, dan dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

sebagian besar anak kesulitan menggunakan boneka tangan karena ukuran boneka yang terlalu lebar. Namun guru tidak selalu mendampingi dan membimbing anak saat bercerita.

Guru kurang peka membaca suasana kelas yang berubah menjadi kurang kondusif sehingga tidak pernah mengingatkan anak akan aturan main yang telah disepakati.

Guru sesekali mengamati dan kemudian mencatat hasil capaian perkembangan anak sesuai indikator yang telah dirumuskan.

Guru mengajak anak menyimpulkan isi cerita. Sebagian besar anak mampu menyimpulkan isi cerita dengan mengungkapkan pendapat tentang isi cerita dan menjawab pertanyaan yang menggunakan kata Tanya “siapa, mengapa, dan dimana”.- Aa sangat aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita. Dalam menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana, Aa dapat menjawab dengan sangat baik. Aa dapat bertanya

52

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

o. Menyimpulkan isi cerita dengan melakukan Tanya jawab seputar inti cerita, tokoh, dan pesan yang terkandung dalam cerita.

tentang cerita Anjing dan Serigala dengan baik dan dapat mengungkapkan pendapatnya dengan baik serta dapat menyimpulkan isi cerita dengan bahasanya sendiri.

- Bb aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Dalam bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala dan dalam mengungkapkan pendapat, Bb masih terlihat malu-malu walaupun sudah cukup baik mengungkapkannya. Dalam menyimpulkan isi cerita, Bb sudah dapat menyimpulkan isi cerita dengan bahasanya sendiri.

- Cc aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Dalam bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala dan saat diminta mengungkapkan pendapat, Cc masih terlihat ragu-ragu dalam berbicara. Sementara dalam

53

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

menyimpulkan isi cerita Cc sudah dapat menyimpulkannya dengan bahasanya sendiri.- Dd aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Dalam bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala dan saat diminta mengungkapkan pendapat, Dd masih terlihat ragu-ragu walaupun cukup mampu menyimpulkan dengan bahasanya sendiri.

- Ee aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Ee berani bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala dan dapat mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik. Ee mampu menyimpulkan dengan bahasanya sendiri.

- Ff dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa,

54

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Ff masih malu-malu dalam bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala, namun dapat mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik.

- Gg dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Gg masih ragu-ragu dalam bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala, sangat lancar dalam mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik.

- Hh sangat aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Hh kurang aktif bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala namun dapat mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik.

- Ii dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa,

55

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

4. Pijakan Setelah Main

p. Membereskan mainan dam mengembalikan pada tempatnya

q. Tanya jawab seputar perasaan anak, dan kegiatan yang telah dilakukan

r. Memberitahukan kegiatan esok hari, doa

siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Ii sangat aktif bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala dan dapat mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik. Ii dapat menyimpulkan isi cerita dengan baik.

- Jj dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Jj terlihat sungkan bertanya tentang cerita Anjing dan Serigala dan ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dan menyimpulkan isi cerita.

Guru merapikan sendiri mainan yang telah digunakan tanpa mengajak anak membereskannya bersama-sama.

Sebagian anak hamper serempak menjawab senang saat bercerita menggunakan boneka tangan, dan sebagian lagi hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaan guru. Karena suasana kelas sudah tidak kondusif lagi, guru tidak sempat melakukan recalling.

Guru langsung menutup kegiatan dengan berdoa bersama dan mengucapkan

56

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

bersama, dan mengucapkan salam

salam tanpa menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan esok hari.

3 Pengamatan a. Mengamati guru saat pijakan lingkungan main

b. Mengamati anak dan guru saat pijakan sebelum main

c. Mengamati anak dan guru saat pijakan selama main

Guru telah menyiapkan RKH, boneka tangan dan memastikan tempat dan alat main dalam keadaan aman. Namun guru tidak menata tempat khusus untuk kegiatan bercerita, ruang tetap seperti sebelumnya.

Guru telah melakukan komunikasi pembuka, mengaitkan kegiatan main dengan tema dan membuat aturan main. Namun tidak memberi penjelasan tentang cara menggunakan boneka tangan. Sementara anaka saat pijakan sebelum main masih tertib, antusias dan focus mendengarkan guru serta menjawab pertanyaan dengan baik.

Guru menyajikan cerita dengan cukup baik, memotivasi dan memberi kesempatan anak untuk bercerita, mengajak anak untuk menyimpulkan isi cerita, memancing gagasan anak dan mencatat capaian perkembangan anak. Namun dalam hal bimbingan, guru hanya sesekali mendampingi dan membimbing anak saat bercerita, dan tidak pernah mengingatkan aturan main pada anak. Sementara anak masih kurang fokus mendengarkan cerita guru, dan cenderung berebutan saat anak diberi kesempatan bercerita

57

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

d. Mengamati anak dan guru saat pijakan setelah main

e. Mencatat hasil pengamatan pada lembar observasi

menggunakan boneka tangan. Guru menanyakan perasaan

anak setelah bercerita menggunakan boneka tangan. Namun guru tidak mengajak anak membereskan mainannya sendiri, tidak melakukan recalling dan tidak menginformasikan kegiatan esok hari.

Hasil pengamatan untuk guru dicatat pada lembar observasi guru, dan hasil pengamatan untuk anak dicatat pada lembar pengamatan anak.

Refleksi

Adapun indikator yang telah dilaksanakan oleh guru pada

pengembangan tahap I antara lain :

a. Mempersiapkan rencana kegiatan harian dengan tema/sub tema

pembelajaran: Binatang/binatang berkaki empat.

b. Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran lainnya seperti boneka

tangan.

c. Memastikan tempat main dan alat main yang digunakan dalam

keadaan aman.

d. Melakukan komunikasi pembuka.

e. Mengaitkan pembelajaran sesuai dengan tema yang akan diajarkan.

f. Membangun aturan main.

g. Menyajikan cerita dengan baik dan menarik perhatian anak.

58

h. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi sendiri sesuai

dengan tema.

i. Mengajak anak menyimpulkan isi cerita.

j. Memancing gagasan anak.

k. Mencatat perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak.

l. Mengajak anak untuk duduk melingkar dan menanyakan perasaan

anak.

Sementara indikator yang belum dilaksanakan oleh guru pada

pengembangan tahap I antara lain:

a. Menata tempat untuk kegiatan pembelajaran.

b. Mengenalkan cara menggunakan media boneka tangan untuk

bercerita.

c. Mengingatkan aturan main.

d. Mendampingi semua anak saat bercerita kembali.

e. Mengajak anak membereskan alat main dan mengembalikannya

pada tempatnya.

f. Melakukan recalling.

g. Menutup kegiatan dengan menghubungkan dengan kegiatan yang

akan datang.

Dan untuk pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak

usia4-5 tahun di TK PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram pada tahap I

berdasarkan instrumen pengamatan anak, menunjukkan bahwa

sebagian besar indikator sudah dapat dicapai oleh anak kelompok A

59

sesuai harapan peneliti dan guru. Bahkan ada indikator yang cenderung

mencapai perkembangan yang optimal seperti mengucapkan kata

dengan lafal yang benar, dan membuat kalimat sederhana setelah

mendengar cerita guru. Namun ada beberapa indikator yang belum

optimal dan perlu ditingkatkan lagi antara lain:

a. Bertanya secara sederhana tentang cerita yang dibahas.

b. Bercerita dengan menggunakan kalimat sendiri secara sederhana.

c. Menceritakan kembali cerita secara urut.

d. Melanjutkan cerita yang telah didengar sebelumnya.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penelitian pada

pengembangan tahap I masih terdapat banyak kekurangan yang

menyebabkan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum sepenuhnya

berkembang secara optimal dan belum mencapai nilai persentase target

perkembangan yakni 80 %.Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan

pengembangan pada tahap II untuk lebih meningkatkan perkembangan

kemampuan berbahasa Indonesia anak melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan.

Adapun solusi yang perlu dilakukan pada tahap pengembangan

II adalah:

a. Guru perlu menata tempat main yang lebih menarik perhatian dan

minat anak sehingga anak merasa lebih nyaman dan lebih fokus saat

berkegiatan, serta dapat merangsang daya pikir dan daya imajinasi

anak saat bercerita.

60

b. Sebelum melakukan kegiatan main, guru sebaiknya mengenalkan

media yang akan digunakan dan cara menggunakannya agar anak tahu

dan lebih menguasai media yang digunakan sehingga tidak mengalami

kesulitan saat bercerita menggunakan media boneka tangan.

c. Untuk membuat suasana bermain anak tetap kondusif, durasi waktu

bercerita ditentukan sekitar 5-10 menit dan guru perlu melakukan

kegiatan/permainan singkat yang dapat membangkitkan semangat dan

membuat anak kembali fokus pada kegiatan main, seperti bermain

tepuk tangan atau bemyanyi di sela-sela kegiatan main saat anak mulai

terlihat jenuh.

d. Guru sebagai motivator dan fasilitator, perlu mendampingi dan

membimbing serta memotivasi anak selama berkegiatan terutama anak

yang mengalami kesulitan dalam bercerita menggunakan boneka

tangan.

e. Guru perlu mengingatkan aturan main yang telah disepakati

sebelumnya apabila anak mulai melanggar aturan main selama

berkegiatan sehingga kegiatan bercerita dapat terus berlangsung dalam

suasana pembelajaran yang kondusif.

f. Guru harus lebih aktif dan terampil dalam memancing gagasan anak

sehingga anak dapat lebih meningkatkan daya pikirnya untuk

mengungkapkan idenya saat bercerita serta lebih berani dan kritis

dalam bertanya dan mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita

kepada guru.

61

2. Tahap Pengembangan II

Pelaksanaan pengembangan II hampir sama dengan pelaksanaan

pengembangan I, namun pada pengembangan II dilakukan perbaikan

berdasarkan refleksi dan hasil analisis pengembangan I. Kegiatan

pengembangan II ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10dan 11 April

2017. Proses pembelajaran dilaksanakan dari jam 08:00 – 10:00 WITA.

Selama proses pembelajaran berlangsung observer mengamati kemampuan

berbahasa Indonesia anak melalui lembar observasi. Tema dan sub tema

pembelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah.

Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Tahap Pengembangan IINo Tahapan

PenelitianKegiatan Capaian Hasil Penelitian

1 Perencanaan a. Menetukan tema dan sub tema

b. Menyususn rancangan pembelajaran / RKH

c. Menyediakan media boneka tangan

d. Menyiapkan naskah cerita

tema/sub tema disesuaikan dengan tema/sub tema di sekolah saat itu yakni “rekreasi” dan sub tema “kebun binatang”.

RKH disusun dengan format RKH yang ada di sekolah.

boneka tangan yang digunakan yakni boneka tangan yang ukurannya lebih kecil dari boneka tangan yang digunakan pada pengembangan I sehingga anak-anak mudah menggunakannya.

naskah cerita diadopsi dari kumpulan cerita dimana para tokoh disesuaikan dengan media boneka tangan yang tersedia

62

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

e. Menyusun instrument penelitian

f. Menyiapkan alat dokumentasi

Instrument penelitain disusun untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam langkah-langkah pembelajaran dan untuk mengamati kemampuan berbahasa Indonesia anak selama proses pembelajaran.

Alat dokumentasi yang tersedia berupa handphone untyk mengambil gambar/foto anak dan guru yang sedang bercerita.

2 Pelaksanaan 1. Pijakan Lingkungan Maina. Menyiapkan

rancangan kegiatan harian/RKH

b. Menyiapkan boneka tangan

c. Menata tempat bermain

d. Memastikan tempat dan alat main dalam keadaan aman

sebelum anak masuk kelas, guru menyiapkan RKH hari itu dimeja guru

Guru menyiapkan boneka tangan yang akan digunakan sesuai tokoh yang ada dalam cerita yang akan disampaikan.

Guru menata tempat duduk secara khusus, anak yang mendapat giliran bercerita duduk di kursi dan anak-anak yang lainduduk melingkar sehingga anak-anak lain fokus mendengarkan cerita dari anak yang sedang duduk bercerita. Sementara tempat main tetap seperti apa adanya adanya media pendukung lainnya.

Guru memastikan tempat main anak nyaman dan alat main yang digunakan dalam keadaan aman.

63

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

2. Pijakan Sebelum Maine. Membuka kegiatan

dengan berdoa bersama, mengucapkan salam, mengecek kehadiran, dan menanyakan kabar anak

f. Tanya jawab terkait tema/sub tema, dan seputar pengalaman/ kegiatan anak yang berhubungan dengan tema/sub tema

g. Melakukan kegiatan bernyanyi sebagai kegiatan transisi

h. Menjelaskan kegiatan main yang akan dilakukan terkait tema

i. Mengenalkan boneka tangan yang akan digunakan dan cara untuk menggunakanboneka tangan

j. Membuat aturan main

Guru dan anak memulai kegiatan dengan berdoa bersama, mengucapkan salam, mengecek kehadiran dan menanyakan kabar anak. Semua anak mengikuti kegiatan pembuka dengan tertib.

Guru menjelaskan tentang tema/sub tema yang akan dibahas yakni rekreasi/kebun binatang. Guru menanyakan pengalaman anak seputar rekreasi. Sebagian besar anak aktif menjawab pertanyaan yang menggunakan kata Tanya “apa, mengapa, dan bagaimana” dengan baik.

Guru mengajak anak menyanyikan lagu “tamasya ke kebun binatang” untuk membangkitkan kembali semangat dan menarik perhatian anak. Dan anak-anak antusias bernyanyi bersama.

Guru menjelaskan urutan langkah kegiatan bercerita yang akan dilakukan dan anak-anak antusias mendengarkan penjelasan guru.

Guru memperlihatkan boneka tangan yang akan digunakan dan menjelaskan cara menggunakannya.

Sebelum masuk ke kegiatan main, guru

64

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

3. Pijakan Selama Maink. Menyajikan cerita

terkait tema menggunakan boneka tangan

l. Menyanyikan lagu

m. Anak menceritakn kembali cerita yang telah disampaikan guru dengan menggunakan boneka tangan

membuat aturan main yakni anak tertib menuju tempat main, fokus saat mendengarkan cerita yang disampaikan guru, dan bergiliran saat bercerita menggunakan boneka tangan.

Guru menyajikan cerita dengan baik. Semua anak mendengarkan cerita sampai selesai.

Guru mengajak anak menyanyikan lagu “tamasya ke kebun binatang” untuk membangkitkan kembali semangat dan menarik perhatian anak. Dan anak-anak antusias bernyanyi bersama.

– Aa sangat baik dalam menirukan suara tokoh Harimau dan Anak Panda yang ada dalam cerita. Aa sangat lancer bercerita secara urut menggunakan bahasa sendiri dengan pengucapapan kata yang sangat jelas. Dapat membuat kalimat sederhana serta dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama dengan tepat. Aa dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan benar.

65

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

- Bb sudah mahir dalam membuat kalimat sederhana serta dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama. Bb mulai bisa menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri dan melafalkannya dengan jelas. Bb juga dapat dapat menirukan suara Harimau dan Anak Panda dalam cerita tersebut. Bb juga dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan benar.- Cc mulai dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri, dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama dan membuat kalimat sederhana. Cc juga dapat menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dengan pengucapan kata yang jelas, dan dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. - Dd sudah dapat membuat kalimat sederhana dan dapat membedakan dua kata berbeda dengan suku kata

66

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

awal yang sama dengan sangat baik. Saat bercerita, Dd sudah dapat mulai menirukan suara tokoh dia/ia, dan mereka dengan baik dalam cerita tersebut. Dd juga sudah dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali secara urut dengan kalimat sendiri, serta dapat bercerita menggunkan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

- Ee sudah sangat mahir melanjutkan cerita dan menceritakan kembali dengan menggunakan kalimat sendiri dan sangat cakap menirukan suara Harimau dan Anak Panda sesuai karakter tokoh dalam cerita tersebut dengan pengucapan yang jelas dan benar. Ee juga dapat Dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Dan mulai membuat kalimat sendiri serta membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik.- Ff dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri dan dapat membedakan dua

67

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

kata yang memiliki suku kata awal yang sama, dan membuat kalimat sederhana dengan sangat baik. Ff juga sangat mahir menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dengan pelafalan kata yang sangat jelas, Ff sudah dapat, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau,

- Gg sangat baik dalam menirukan kembali suara tokoh Harimau dan Anak Panda yang ada dalam cerita. Gg sangat lancar bercerita secara urut menggunakan bahasanya sendiri dengan pengucapan kata yang jelas. Dapat membuat kalimat sederhana dan membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik, Dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik dan benar.

- Hh dapat menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dengan baik, dapat mengucapkan kata-kata dengan pelafalan kata yang sangat benar, dapat membuat kalimat sederhana dan membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan

68

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

baik. Hh dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri secara baik, serta dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. - Ii mulai menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dalam cerita tersebut dengan pengucapan kata yang jelas. dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana dengan lafal yang baik. Ii sudah dapat menceritakan kembali cerita secara urut menggunakan bahasanya sendiri dengan sangat baik, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

- Jj dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik dan dapat membuat kalimat sederhana. Saat bercerita, Jj mulai dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dan mulai menirukan suara Harimau

69

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

n. Mendampingi dan membimbing anak yang kesulitan dalam bercerita

o. Mengingatkan aturan main yang telah disepakati

p. Mengamati dan mencatat hasil capaian perkembangan anak

q. Menyimpulkan isi cerita dengan melakukan Tanya jawab seputar inti cerita, tokoh, dan pesan yang terkandung dalam cerita.

dan Anak Panda dengan baik. Jj juga dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

Sebagian besar anak sudah mahir bercerita menggunakan boneka tangan dengan ukuran boneka yang lebih kecil.Guru selalu mendampingidan membimbing anak saat bercerita.

Guru mengingatkan anak akan aturan main yang telah disepakati apabila suasanakelas berubah menjadi kurang kondusif.

Guru mengamati dan kemudian mencatat hasil capaian perkembangan anak sesuai indikator yang telah dirumuskan.

Guru mengajak anak menyimpulkan isi cerita sehingga anak-anak mampu menyimpulkan isi cerita.

- Aa sangat antusias menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita. Dalam menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana, Aa dapat menjawab dengan sangat

70

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

baik. Aa dapat bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda dan dapat mengungkapkan pendapatnya dengan baik serta dapat menyimpulkan isi cerita menggunakan bahasanya sendiri dengan baik.

Bb dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam ceritadan dapat menjawab pertanyaan yangmenggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik, dan mampu bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda.

- Cc aktif bertanya, mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dan menyimpulkan isi cerita dengan baik. Antusias menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik.

71

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

- Dd aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Dd aktif bertanya, mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dan menyimpulkan isi cerita dengan baik.Ee menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimanadengan sangat baik. Ee aktif- menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat serta berani bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda.

- Ff mulai aktif bertanya da menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Serta dapat

72

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

mengungkapkanpendapatnya tentang isi cerita dengan sangat baik.

Gg antusia menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat memahami pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana. Gg juga aktif bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda, sangat baik dalam mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita.

- Hh mulai aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik. Aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana.

- Ii sangat baik dalam menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung

73

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

“tamasya ke kebun binatang” untuk membangkitkan kembali semangat dan menarik perhatian anak. Dan anak-anak antusias bernyanyi bersama.

Guru melakukan recalling sebelum menutup pembelajaran.

Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan esok hari dan menutup kegiatan dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam tanpadalam cerita. Antusias bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda dan dapat mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita. Ii juga dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik.

Jj mulai aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita serta menyimpulkanisi cerita. Jj juga dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa

74

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

4. Pijakan Setelah Mainr. Membereskan

mainan dam mengembalikan pada tempatnya

s. Tanya jawab seputar perasaan anak, dan kegiatan yang telah dilakukan

t. Menyanyikan lagu

u. Recallingterkait kegiatan yang telah dilakukan

v. Memberitahukan kegiatan esok hari, doa bersama, dan mengucapkan salam

, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik

Guru mengajak anak merapikan mainan dan meletakkan kembali mainan pada tempatnya.

Semua anak hampir serempak menjawab senang saat bercerita menggunakan boneka tangan, dan ada beberapa anak terdiam, tidak menjawab pertanyaan guru.

Guru mengajak anak menyanyikan lagu

Guru melakukan recalling sebelum menutup pembelajaran.

Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan esok hari dan menutup kegiatan dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam tanpa

3 Pengamatan a. Mengamati guru saat pijakan lingkungan main

b. Mengamati anak dan guru saat pijakan sebelum main

Guru telah menyiapkan RKH, boneka tangan dan memastikan tempat dan alat main dalam keadaan aman. Guru menata tempat duduk khusus untuk kegiatan bercerita, sementra ruangan tetap seperti sebelumnya.

Guru telah melakukan komunikasi pembuka, mengaitkan kegiatan main dengan tema dan membuat aturan main.

75

Guru juga memberi penjelasan tentang cara

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

c. Mengamati anak dan guru saat pijakan selama main

d. Mengamati anak dan guru saat pijakan setelah main

e. Mencatat hasil pengamatan pada lembar observasi

menggunakan boneka tangan. Sementara anak saat pijakan sebelum main tertib, antusias dan fokus mendengarkan guru serta menjawab pertanyaan dengan baik

Guru melakukan kegiatan bercerita dengan baik, memotivasi dan memberi kesempatan anak untuk bercerita, mengajak anak untuk menyimpulkan isi cerita, memancing gagasan anak dan mencatat capaian perkembangan anak. Guru juga mendampingi dan membimbing anak saat bercerita, dan mengingatkan aturan main pada anak apabila suasana kelas berubah menjadi tidak kondusif. Anak fokus mendengarkan cerita guru, dan secara bergiliran bercerita menggunakan boneka tangan.

Guru mengajak anak membereskan mainannya, dan melakukan recallingserta menginformasikan kegiatan esok hari. Guru juga menanyakan perasaan anak setelah bercerita menggunakan boneka tangan.

Hasil pengamatan untuk guru dicatat pada lembar observasi guru, dan hasil pengamatan untuk anak

76

dicatat pada lembar pengamatan anak.

Refleksi

Adapun indikator yang telah dilaksanakan oleh guru pada

pengembangan tahap II antara lain:

a. Mempersiapkan rencana kegiatan harian dengan temalsub tema

pembelajaran: Rekreasi Kebun binatang.

b. Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran lainnya seperti media

boneka tangan.

c. Memastikan tempat main dan alat main yang digunakan dalam

keadaan aman.

d. Melakukan komunikasi pembuka.

e. Mengaitkan pembelajaran sesuai dengan tema yang akan diajarkan.

f. Mengenalkan cara menggunakan media boneka tangan untuk bercerita.

g. Membangun aturan main.

h. Menyajikan cerita dengan baik dan menarik perhatian anak.

i. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berekspresi sendiri sesuai

dengan tema.

j. Mengingatkan aturan main.

k. Mendampingi semua anak saat bercerita kembali.

l. Mengajak anak menyimpulkan isi cerita.

m. Memancing gagasan anak.

n. Mencatat perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak.

77

o. Mengajak anak membereskan alat main dan mengembalikannya pada

tempatnya.

p. Mengajak anak untuk duduk melingkar dan menanyakan perasaan

anak.

q. Melakukan recalling.

r. Menutup kegiatan dengan menghubungkan dengan kegiatan yang akan

dating.

Sementara indikator yang belum terlaksana secara maksimal oleh

guru pada pengembangan tahap II antara lain:

a. Menata tempat untuk kegiatan pembelajaran

Pada tahap pengembangan II, kemampuan berbahasa Indonesia

anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram

menunjukkan peningkatan dimana semua indikator telah tercapai

sesuai harapan peneliti dan guru. Bahkan ada beberapa indikator yang

mencapai perkembangan yang optimal seperti menjawab pertanyaan

tentang tokoh dalam cerita/isi cerita/pesan yang terkandung dalam

cerita, dan membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang

sama.

Dari hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah dapat membawa pengaruh

terhadap peningkatan perkembangan kemampuan berbicara anak

kelompok A di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram. Hal ini terbukti

dengan adanya peningkatan hasil capaian perkembangan kemampuan

78

berbahasa Indonesia anak pada tahap II yang rata-rata mencapai nilai

persentase 81 % atau telah mengalami peningkatan 16% dari tahap I.

Namun karena masih ada satu anak yang persentase kemampuan berbahasa

Indonesianya masih di bawah 80%, maka penelitian dilanjutkan pada tahap

pengembangan III.

Adapun solusi yang perlu dilakukan pada tahap pengembangan III

adalah:

a. Guru sebagai motivator dan fasilitator, perlu mendampingi dan

membimbing serta memotivasi tiap anak selama berkegiatan terutama

anak yang kesulitan mengungkapkan pikirannya sehingga perlu

dilakukan pendekatan individual.

b. Guru hams lebih aktif dan terampil dalam memancing gagasan anak

sehingga anak dapat lebih meningkatkan daya pikimya untuk

mengungkapkan idenya saat bercerita serta lebih berani dan kritis

dalam bertanya dan mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita

kepada guru.

3. Tahap Pengembangan III

Pelaksanaan pengembangan III dilakukan berdasarkan refleksi dari

hasil analisis pengembangan II. Kegiatan pengembangan III ini

dilaksanakan pada Hari Senin dan selasa, tanggal 17 dan 18 April 2017

pada sentra main peran, . Proses pembelajaran dilaksanakan dari jam

08:00-10:00 Wita. Selama proses pembelajaran berlangsung observer

79

mengamati guru dan anak melalui lembar observasi dengan tema/sub tema

kegiatan sama dengan tahap pengembangan II ya

Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Tahap Pengembangan IIINo Tahapan

PenelitianKegiatan Capaian Hasil Penelitian

1 Perencanaan a. Menetukan tema dan sub tema

b. Menyususn rancangan pembelajaran / RKH

c. Menyediakan media boneka tangan

d. Menyiapkan naskah cerita

e. Menyusun instrument penelitian

f. Menyiapkan alat dokumentasi

Tema/sub tema disamakan dengan tema/sub tema pada tahap II yakni “rekreasi” dan sub tema “kebun binatang”.

RKH disusun dengan format RKH yang ada di sekolah.

Boneka tangan yang digunakan yakni boneka tangan yang digunakan pada tahap II.

Naskah cerita yangdigunakan sama dengan naskah cerita pada tahap II yakni naskah yang diadopsi dari kumpulan cerita dimana para tokoh disesuaikan dengan media boneka tangan yang tersedia.

Instrument penelitain disusun untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dalam langkah-langkah pembelajaran dan untuk mengamati kemampuan berbahasa Indonesia anak selama proses pembelajaran.

Alat dokumentasi yang tersedia berupa handphone untyk mengambil gambar/foto

80

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

anak dan guru yang sedang bercerita

2 Pelaksanaan 1. Pijakan Lingkungan Maina. Menyiapkan

rancangan kegiatan harian/RKH

b. Menyiapkan boneka tangan

c. Menata tempat bermain

d. Memastikan tempat dan alat main dalam keadaan aman

sebelum anak masuk kelas, guru menyiapkan RKH hari itu dimeja guru

Guru menyiapkan boneka tangan yang akan digunakan sesuai tokoh yang ada dalam cerita yang akan disampaikan.

Guru menata tempat duduk secara khusus, anak yang mendapat giliran bercerita duduk di kursi dan anak-anak yang lain duduk melingkar sehingga anak-anak lain fokus mendengarkan cerita dari anak yang sedang duduk bercerita. Sementara tempat main tetap seperti apa adanya adanya media pendukung lainnya.

Guru memastikan tempat main anak nyaman dan alat main yang digunakan dalam keadaan aman.

2. Pijakan Sebelum Maine. Membuka kegiatan

dengan berdoa bersama, mengucapkan salam, mengecek kehadiran, dan menanyakan kabar anak

Guru dan anak memulai kegiatan dengan berdoa bersama, mengucapkan salam, mengecek kehadiran danmenanyakan kabar anak. Semua anak mengikuti kegiatan pembuka dengan tertib

81

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

f. Tanya jawab terkait tema/sub tema, dan seputar pengalaman/ kegiatan anak yang berhubungan dengan tema/sub tema

g. Melakukan kegiatan bernyanyi sebagai kegiatan transisi

h. Menjelaskan kegiatan main yang akan dilakukan terkait tema

i. Mengenalkan boneka tangan yang akan digunakan dan cara untuk menggunakanboneka tangan

j. Membuat aturan main

Guru menjelaskan tentang tema/sub tema yang akan dibahas yakni rekreasi/kebun binatang. Guru menanyakan pengalaman anak seputar rekreasi. Sebagian besar anak aktif menjawab pertanyaan yang menggunakan kata Tanya “apa, mengapa, dan bagaimana” dengan baik.

Guru mengajak anak menyanyikan lagu “tamasya ke kebun binatang” untuk membangkitkan kembali semangat dan menarik perhatian anak. Dan anak-anak antusias bernyanyi bersama.

Guru menjelaskan urutan langkah kegiatan bercerita yang akan dilakukan dan anak-anak antusias mendengarkan penjelasan guru.

Guru memperlihatkan boneka tangan yang akan digunakan dan menjelaskan cara menggunakannya.

Sebelum masuk ke kegiatan main, guru membuat aturan main yakni anak tertib menuju tempat main, fokus saat mendengarkan cerita yang disampaikan guru, dan bergiliran saat bercerita menggunakan bonekatangan

82

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

3. Pijakan Selama Maink. Menyajikan cerita

terkait tema menggunakan boneka tangan

l. Menyanyikan lagu

m. Anak menceritakn kembali cerita yang telah disampaikan guru dengan menggunakan boneka tangan

Guru menyajikan cerita dengan baik. Semua anak mendengarkan cerita sampai selesai.

Guru mengajak anak menyanyikan lagu “tamasya ke kebun binatang” untuk membangkitkan kembali semangat dan menarik perhatian anak. Dan anak-anak antusias bernyanyi bersama.

– Aa sangat baik dalam menirukan suara tokoh Harimau dan Anak Panda yang ada dalam cerita. Aa sangat lancer bercerita secara urut menggunakan bahasa sendiri dengan pengucapapan kata yang sangat jelas. Dapat membuat kalimat sederhana serta dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama dengan tepat. Aa dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan benar.

- Bb sudah mahir dalam membuat kalimat sederhana serta dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan sukukata awal yang sama.

Bbmulai bisa menceritakan

83

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri dan melafalkannya dengan jelas. Bb juga dapat dapat menirukan suara Harimau dan Anak Panda dalam cerita tersebut. Bb juga dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan benar.- Cc mulai dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri, dapat membedakan dua kata yang berbeda dengan suku kata awal yang sama dan membuat kalimat sederhana. Cc juga dapat menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dengan pengucapan kata yang jelas, dan dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. - Dd sudah dapat membuat kalimat sederhana dan dapat membedakan dua kata berbeda dengan suku kataawal yang sama dengan sangat baik. Saat bercerita, Dd sudah dapat mulai menirukan suara tokoh dia/ia, dan mereka dengan baik dalam cerita tersebut. Dd juga sudah dapat melanjutkan cerita

84

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

dan menceritakan kembali secara urut dengan kalimat sendiri, serta dapat bercerita menggunkan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

- Ee sudah sangat mahir melanjutkan cerita dan menceritakan kembali dengan menggunakan kalimat sendiri dan sangat cakap menirukan suara Harimau dan Anak Panda sesuai karakter tokoh dalam cerita tersebut dengan pengucapan yang jelas dan benar. Ee juga dapat Dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik. Dan mulai membuat kalimat sendiri serta membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik.- Ff dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri dan dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, dan membuat kalimat sederhana dengan sangat baik. Ff juga sangat mahir menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dengan pelafalan kata yang sangat jelas

85

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

, Ff sudah dapat, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau,

- Gg sangat baik dalam menirukan kembali suara tokoh Harimau dan Anak Panda yang ada dalam cerita. Gg sangat lancar bercerita secara urut menggunakan bahasanya sendiri dengan pengucapan kata yangjelas. Dapat membuat kalimat sederhana dan membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik, Dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik dan benar.- Hh dapat menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dengan baik, dapat mengucapkan kata-kata dengan pelafalan kata yang sangat benar, dapat membuat kalimat sederhana dan membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik. Hh dapat melanjutkan cerita danmenceritakan kembalicerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri secara baik, serta dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau dia/ia, dan mereka dengan baik.

86

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

Ii mulai menirukan kembali suara Harimau dan Anak Panda dalam cerita tersebut dengan pengucapan kata yang jelas. dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama, merangkai kata menjadi sebuah kalimat sederhana dengan lafal yang baik. Ii sudah dapat menceritakan kembali cerita secara urut menggunakan bahasanya sendiri dengan sangat baik, dapat menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

- Jj dapat membedakan dua kata yang memiliki suku kata awal yang sama dengan baik dan dapat membuat kalimat sederhana. Saat bercerita, Jj mulai dapat melanjutkan cerita dan menceritakan kembali cerita secara urut dengan menggunakan bahasanya sendiri, dan mulai menirukan suara Harimau

87

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

n. Mendampingi dan membimbing anak yang kesulitan dalam bercerita

o. Mengingatkan aturan main yang telah disepakati

p. Mengamati dan mencatat hasil capaian perkembangan anak

q. Menyimpulkan isi cerita dengan melakukan Tanya jawab seputar inti cerita, tokoh, dan pesan yang terkandung dalam cerita.

dan Anak Panda dengan baik. Jj juga dapat bercerita menggunakan kata ganti aku, kamu/kau, dia/ia, dan mereka dengan baik.

Sebagian besar anak sudah mahir bercerita menggunakan boneka tangan dengan ukuran boneka yang lebih kecil.Guru selalu mendampingidan membimbing anak saat bercerita.

Guru mengingatkan anak akan aturan main yang telah disepakati apabila suasanakelas berubah menjadi kurang kondusif.

Guru mengamati dan kemudian mencatat hasil capaian perkembangan anak sesuai indikator yang telah dirumuskan.

Guru mengajak anak menyimpulkan isi cerita sehingga anak-anak mampu menyimpulkan isi cerita.

- Aa sangat antusias menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita. Dalam menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana, Aa dapat menjawab dengan sangat

88

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

baik. Aa dapat bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda dan dapat mengungkapkan pendapatnya dengan baik serta dapat menyimpulkan isi cerita menggunakan bahasanya sendiri dengan baik.

Bb dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam ceritadan dapat menjawab pertanyaan yangmenggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik, dan mampu bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda.

- Cc aktif bertanya, mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dan menyimpulkan isi cerita dengan baik. Antusias menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik.

89

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

- Dd aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Dd aktif bertanya, mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dan menyimpulkan isi cerita dengan baik.Ee menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimanadengan sangat baik. Ee aktif- menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat serta berani bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda.

- Ff mulai aktif bertanya da menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik. Serta dapat

90

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

mengungkapkanpendapatnya tentang isi cerita dengan sangat baik.

Gg antusia menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat memahami pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana. Gg juga aktif bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda, sangat baik dalam mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita.

- Hh mulai aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita dengan baik. Aktif menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana.

- Ii sangat baik dalam menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung

91

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

“tamasya ke kebun binatang” untuk membangkitkan kembali semangat dan menarik perhatian anak. Dan anak-anak antusias bernyanyi bersama.

Guru melakukan recalling sebelum menutup pembelajaran.

Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan esok hari dan menutup kegiatan dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam tanpadalam cerita. Antusias bertanya tentang cerita Harimau dan Anak Panda dan dapat mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita. Ii juga dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik.

Jj mulai aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita serta menyimpulkanisi cerita. Jj juga dapat menjawab pertanyaan tentang tokoh dalam cerita, isi cerita ataupun pesan yang terkandung dalam cerita, dan dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, mengapa.

92

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

4. Pijakan Setelah Mainr. Membereskan

mainan dam mengembalikan pada tempatnya

s. Tanya jawab seputar perasaan anak, dan kegiatan yang telah dilakukan

t. Menyanyikan lagu

u. Recallingterkait kegiatan yang telah dilakukan

v. Memberitahukan kegiatan esok hari, doa bersama, dan mengucapkan salam

, siapa, dimana, dan bagaimana dengan baik

Guru mengajak anak merapikan mainan dan meletakkan kembali mainan pada tempatnya.

Semua anak hampir serempak menjawab senang saat bercerita menggunakan boneka tangan, dan ada beberapa anak terdiam, tidak menjawab pertanyaan guru.

Guru mengajak anak menyanyikan lagu

Guru melakukan recalling sebelum menutup pembelajaran.

Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan esok hari dan menutup kegiatan dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam tanpa

3 Pengamatan f. Mengamati guru saat pijakan lingkungan main

g. Mengamati anak dan guru saat pijakan sebelum main

Guru telah menyiapkan RKH, boneka tangan dan memastikan tempat dan alat main dalam keadaan aman. Guru menata tempat duduk khusus untuk kegiatan bercerita, sementra ruangan tetap seperti sebelumnya.

Guru telah melakukan komunikasi pembuka, mengaitkan kegiatan main dengan tema dan membuat aturan main. Guru juga memberi penjelasan tentang cara

93

No Tahapan Penelitian

Kegiatan Capaian Hasil Penelitian

h. Mengamati anak dan guru saat pijakan selama main

i. Mengamati anak dan guru saat pijakan setelah main

j. Mencatat hasil pengamatan pada lembar observasi

menggunakan boneka tangan. Sementara anak saat pijakan sebelum main tertib, antusias dan fokus mendengarkan guru serta menjawab pertanyaan dengan baik

Guru melakukan kegiatan bercerita dengan baik, memotivasi dan memberi kesempatan anak untuk bercerita, mengajak anak untuk menyimpulkan isi cerita, memancing gagasan anak dan mencatat capaian perkembangan anak. Guru juga mendampingi dan membimbing anak saat bercerita, dan mengingatkan aturan main pada anak apabila suasana kelas berubah menjadi tidak kondusif. Anak fokus mendengarkan cerita guru, dan secara bergiliran bercerita menggunakan boneka tangan.

Guru mengajak anak membereskan mainannya, dan melakukan recallingserta menginformasikan kegiatan esok hari. Guru juga menanyakan perasaan anak setelah bercerita menggunakan boneka tangan.

Hasil pengamatan untuk guru dicatat pada lembar observasi guru, dan hasil pengamatan untuk anak dicatat pada lembar pengamatan anak.

94

Refleksi

Pada tahap pengembangan III semua indicator kinerja guru telah

dilaksanakan dengan baik termasuk menata tempat main anak dengan

menempatkan boneka tangan tidak jauh dari tempat anak bercerita,

menyediakan pohon kayu sebagai media pendukung disamping tempat

duduk anak yang bercerit. Anak yang sedang bercerita duduk di kursi dan

anak yang mendengarkan cerita duduk melingkar di atas karpet.

Sementara kemampuan berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun di

PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram pada tahap pengembangan III

menunjukkan peningkatan dimana semua indikator telah tercapai sesuai

harapan peneliti dan guru. Bahkan ada beberapa indikator yang mencapai

perkembangan yang optimal seperti menjawab pertanyaan tentang tokoh

dalam cerita/isi cerita/pesan yang terkandung dalam cerita, serta menjawab

pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa, dimana, dan siapa.

Dari hasil penelitian tahap III menunjukkan bahwa proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah dapat membawa pengaruh

terhadap pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak kelompok

A di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram. Hal ini terbukti dengan

adanya peningkatan hasil capaian perkembangan kemampuan berbahasa

Indonesia semua anak kelompok A di PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram dan tahap II yang rata-rata mencapai nilai persentase 81 %

hingga mencapai nilai persentase 87% pada tahap III. Atau dengan kata

95

lain telah mengalami peningkatan 6%. Oleh karena itu, penelitian

dikatakan telah berhasil dan dihentikan sampai tahap pengembangan III.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa Indonesia anak melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan pada anak usia 4-5 tahun di PAUD Rinjani PLN

Bendege Mataram melalui tiga kali proses pengembangan.

1. Siklus I

Pada tahap pengembangan I di pijakan lingkungan main, guru

menyiapkan hal-hal yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran yaitu

menyiapkan rencana kegiatan harian (RKH), menyiapkan media boneka

tangan untuk kegiatan bercerita, serta memastikan tempat main dan alat

main yang digunakan dalam keadaan aman. Namun pada

pengembangan I ini, guru tidak menata tempat main anak saat bercerita

sehingga pada saat anak menceritakan kembali cerita secara bergiliran,

teman lain yang mendengarkan cerita cenderung asik sendiri dengan

boneka tangan yang sedang tidak digunakan anak yang bercerita.

Pada pijakan sebelum main, guru mengajak anak duduk melingkar

dan berdoa sebelum memulai kegiatan. Kemudian guru mengucapkan

salam, menanyakan kabar anak, dan mengabsensi kehadiran anak. Setelah

menghangatkan suasana kelas, guru melanjutkan dengan membahas tema

yaitu binatang dan sub tema binatang berkaki empat. Kemudian guru

melakukan tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang

96

berhubungan dengan tema, menjelaskan tentang kegiatan main yaitu

bercerita menggunakan boneka tangan dan membuat aturan main yaitu

tertib menuju tempat main, fokus saat mendengar cerita yang diceritakan

guru dengan boneka tangan, dan bergiliran saat bercerita menggunakan

boneka tangan. Guru tidak mengenalkan media/APE yang telah disediakan

berupa boneka tangan menyerupai anjing, kambing, dan serigala sesuai

tokoh dalam cerita yang akan disampaikan serta tidak memperagakan cara

menggunakan media.

Pada pijakan selama main, guru mengajak anak duduk melingkar,

lalu mulai menarik perhatian anak dengan bercerita sesuai dengan sub

tema yaitu menceritakan tentang binatang berkaki empat yakni anjing dan

serigala serta pertemanan yang dijalin keduanya.Selesai bercerita, guru

mempersilahkan anak bercerita menggunakan boneka tangan.

Selama kegiatan main berlangsung, guru kurang peka membaca

situasi kelas yang kurang kondusif sehingga tidak mengingatkan aturan

main saat sebagian anak asyik berbincang dengan temannya pada waktu

guru bercerita. Selain itu, guru tidak sepenuhnya mendampingi anak dan

membimbing anak yang kesulitan bercerita menggunakan boneka tangan

karena perhatiannya terpecah untuk mendampingi dua kelompok lain yang

sedang melakukan kegiatan main yang berbeda. Anak-anak pun kurang

fokus dalam bercerita karena media boneka tangan yang digunakan

memiliki lubang tangan yang agak lebar sehingga anak cenderung

kesulitan mengontrol gerakan tangannya saat memainkan boneka tangan

97

tersebut. Setelah guru dan anak selesai bercerita, guru mengajak anak

menyimpulkan isi cerita dengan melakukan tanya jawab agar suasana

kembali hangat. Dan dalam kesempatan ini, guru juga mencatat hasil dan

proses perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak.

Pada pijakan setelah main, guru merapikan sendiri mainan yang

telah digunakan tanpa mengajak anak merapikannya bersama-sama,

kemudianguru mengajak anakdudak melingkar, dan menanyakan perasaan

anak selama bermain dengan boneka tangan, sebagian anak menjawab

“senang” dan sebagian lagi hanya terdiam. Selanjutnya guru langsung

menutup kegiatan main dengan berdoa bersama, dan mengucapkan salam

tanpa melakukan recalling dan tanpa memberi tahu kegiatan yang akan

datang.

Sedangkan aspek anak menunjukkan bahwa sebagian besar

indikator sudah dapat dicapai oleh anak kelompok A sesuai harapan

peneliti dan guru. Bahkan ada indikator yang cenderung mencapai

perkembangan yang optimal seperti mengucapkan kata dengan lafal yang

benar, dan membuat kalimat sederhana setelah mendengar cerita

guru.Namun ada beberapa indikator yang belum optimal dan perlu

ditingkatkan lagi antara lain bertanya secara sederhana tentang cerita yang

dibahas, bercerita dengan menggunakan kalimat sendiri secara sederhana,

menceritakan kembali cerita secara urut, dan melanjutkan cerita yang telah

didengar sebelumnya.

98

Dari beberapa faktor yang kurang diperhatikan guru saat proses

pembelajaran, telah memberikan banyak pelajaran untuk mempersiapkan

pembelajaran yang lebih baik lagi pada tahap II. Peneliti bekerjasama

dengan guru berusaha memperbaiki secara teknis proses pembelajaran

pada pengembangan II dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa

Indonesia anak usia 4-5 tahun di TK PAUD Rinjani PLN Bendege

Mataram rnelalui bercerita menggunakan boneka tangan.

2. Siklus II

Pada tahap pengembangan II di pijakan lingkungan main, guru

menyiapkan alat main untuk kegiatan bercerita yaitu boneka tangan yang

berukuran lebih kecil dan sebelumnya agar mudah dimainkan oleh anak,

mengingat boneka tangan pada tahap I berukuran lebih lebar sehingga

banyak anak yang merasa kesulitan menggerakkan boneka tangan tersebut.

Kemudian guru menata alat main berupa boneka tangan pada tempatnya,

menata tempat duduk anak saat bercerita dimana anak yang mendapat

giliran bercerita, duduk di kursi sehingga teman-temannya yang

mendengarkan cenita dapat lebih fokus memperhatikan si anak yang

bercerita, serta memastikan alat dan tempat main dalam keadaan aman.

Pada pijakan sebelum main, guru mengajak anak duduk melingkar,

berdoa sebelum memulai kegiatan, mengucapkan salam, menanyakan

kabar anak, mengabsensi kehadiran anak, dan melanjutkan dengan

membahas tema yaitu rekreasi dan sub tema kebun binatang. Lalu guru

melakukan tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang

99

berhubungan dengan tema, memberikan penjelasan tentang kegiatan main

yaitu bercerita menggunakan media boneka tangan, mengenalkan

media/APE yang telah disediakan berupa boneka tangan menyerupai

harimau, anak panda dan sapi sesuai tokoh dalam cerita yang akan

disampaikan. Setelah menjelaskan media-media yang digunakan dalam

kegiatan bercerita, selanjutnya guru memperagakan cara menggunakan

boneka tangan, dan membuat aturan main (tertib menuju tempat main,

fokus saat mendengar cerita yang diceritakan guru dengan boneka tangan,

bergiliran saat bercerita menggunakan alat main/media boneka tangan).

Pada pijakan selama main, guru bercerita dengan sangat baik

sehingga menarik perhatian semua anak.Setelah guru bercerita, anak diberi

kesempatan untuk menceritakan kembali cerita guru menggunakan kalimat

sendiri.Selama anak bercerita, guru selalu mendampingi dan membimbing

anak sambil mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan

berbicara anak.

Saat guru membaca situasi kelas mulai terlihat kurang kondusif

dan anak mulai kurang fokus pada cerita yang disampaikan temannya,

guru segera mengingatkan aturan main yang telah disepakati (tertib

menuju tempat main, fokus saat mendengar cerita yang diceritakan guru

dengan boneka tangan, bergiliran saat bercerita menggunakan boneka

tangan) sehingga suasana kelas kembali kondusif. Selama kegiatan

bercerita, guru sesekali mengajak anak bemyanyi untuk menghidupkan

kembali suasana kelas.Selanjutnya setelah kegiatan bercerita, guru

100

mengajak anak menyimpulkan isi cerita dengan melakukan tanya-jawab

untuk memancing gagasan anak.

Pada pijakan setelah main, guru mengajak anak merapikan mainan

dan menaruh mainan pada tempatnya.Setelah beres-beres, guru mengajak

anak duduk melingkar, dan menanyakan perasaan anak selama bermain

dengan boneka tangan, semua anak sangat senang bercerita menggunakan

boneka tangan bahkan ingin diulang kembali esok hari.Setelah

menanyakan perasaan anak, guru melakukan recalling dengan bertanya

pada anak tentang kegiatan main yang telah dilakukan oleh anak.

Kemudian guru memberi tahu kegiatan yang akan datang dan menutup

kegiatan pembelajaran dengan berdoa, mengucapkan salam, dan

bersalaman dengan anak.

3. Siklus III

Pada tahap pengembangan III di pijakan lingkungan main, guru

menyiapkan alat main untuk kegiatan bercerita yaitu boneka tangan yang

samadengan boneka tangan tahap pengembangan II. Kemudian guru

menata alat main berupa boneka tangan pada tempatnya, menata tempat

duduk anak saat bercerita dimana anak yang mendapat giliran bercerita,

duduk di kursi sehingga teman-temannya yang mendengarkan cerita dapat

lebih fokus memperhatikan si anak yang bercerita, menyiapkan pohon

kayu bila dibutuhkan anak serta memastikan alat dan tempat main dalam

keadaan aman.

101

Pada pijakansebelum main, guru mengajak anak duduk melingkar,

berdoa sebelum memulai kegiatan, mengucapkan salam, menanyakan

kabar anak, mengabsensi kehadiran anak, dan melanjutkan dengan

membahas tema yaitu rekreasi dan sub tema kebun binatang. Lalu guru

melakukan tanya jawab tentang pengalaman atau kegiatan anak yang

berhubungan dengan tema, memberikan penjelasan tentang kegiatan main

yaitu bercerita menggunakan media boneka tangan, mengenalkan

media/APE yang telah disediakan berupa boneka tangan menyerupai

binatang sesuai tokoh dalam cerita yang akan disampaikan. Setelah

menjelaskan media-media yang digunakan dalam kegiatan bercerita,

selanjutnya guru memperagakan cara menggunakan boneka tangan, dan

membuat aturan main (tertib menuju tempat main, fokus saat mendengar

cerita yang diceritakan guru dengan boneka tangan, bergiliran saat

bercerita menggunakan alat main/media boneka tangan).

Pada pijakan selama main, guru bercerita dengan sangat baik

sehingga menarik perhatian semua anak.Setelah guru bercerita selama 5-

10 menit, anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali cerita guru

selama 5menit tiap anak dengan menggunakan kalimat sendiri.Selama

anak bercerita, guru selalu mendampingi dan membimbing anak sambil

mengamati dan mencatat perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia

anak.

Saat guru membaca situasi kelas mulai terlihat kurang kondusif

dan anak mulai kurang fokus pada cerita yang disampaikan temannya,

102

guru segera mengingatkan aturan main yang telah disepakati (tertib

menuju tempat main, fokus saat mendengar cerita yang diceritakan guru

dengan boneka tangan, bergiliran saat bercerita menggunakan boneka

tangan) sehingga suasana kelas kembali kondusif. Selama kegiatan

bercerita, guru dan anak bernyanyi dengan penuh semangat.Selanjutnya

setelah kegiatan bercerita, anak menyimpulkan isi cerita dan setiap anak

diberi kèsempatan untuk bertanya, menjawab pertanyaan dan

mengungkapkan pendapatnya tentang isi cerita.

Pada pijakan setelah main, anak merapikan mainan dan menaruh

mainan pada tempatnya.Setelah beres-beres, anak duduk melingkar, dan

mengungkapkan perasaannya selama bermain dengan boneka tangan,

semua anak sangat senang bercerita menggunakan boneka tangan bahkan

ingin diulang kembali esok hari.Kemudian guru melakukan recalling

dengan bertanya pada anak tentang kegiatan main yang telah dilakukan

oleh anak. Kemudian guru memberi tahu kegiatan yang akan datang dan

menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa, mengucapkan salam dan

bersalaman dengan anak.

Peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun

di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram dari tahap pengembangan I,

tahap pengembangan II, hingga tahap pengembangan III dapat dilihat pada

grafik di bawah ini :

Gambar 4.1 Grafik PerkembangaAnak Usia 4Mataram

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada pengembangan I

persentase perke

mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini

disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan

proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa

Indonesia anak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan

kemampuan berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat.

Oleh karena itu, pada pengembangan tahap II peneliti bersama

guru berusaha mencari solusi untuk melakukan perbaikan

dari aspek guru yang belum optimal dalam memberikan stimulasi pada

anak hingga aspek yang kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah dilakukan pengembangan tahap II, maka persentase hasil

akhir yang diperoleh telah melampaui target ketercapaian yakni 81

HhIiJj

Grafik Perkembangan Kemampuan Berbahasa Indonesia Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada pengembangan I

persentase perkembangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum

mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini

disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan

proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa

nak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan

kemampuan berbahasa Indonesia anak masih berjalan lambat.

Oleh karena itu, pada pengembangan tahap II peneliti bersama

guru berusaha mencari solusi untuk melakukan perbaikan-perbaikan mulai

ek guru yang belum optimal dalam memberikan stimulasi pada

anak hingga aspek yang kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah dilakukan pengembangan tahap II, maka persentase hasil

akhir yang diperoleh telah melampaui target ketercapaian yakni 81

0

20

40

60

80

100

AaBbCcDdEeFfGgHh

103

n Kemampuan Berbahasa Indonesia 5 Tahun di PAUD Rinjani PLN Bendege

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada pengembangan I

mbangan kemampuan berbahasa Indonesia anak belum

mencapai targe ketercapaian dalam penelitian ini yakni 80%. Hal ini

disebabkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan

proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan berbahasa

nak belum terstimulasi dengan baik sehingga pengembangan

Oleh karena itu, pada pengembangan tahap II peneliti bersama

perbaikan mulai

ek guru yang belum optimal dalam memberikan stimulasi pada

anak hingga aspek yang kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah dilakukan pengembangan tahap II, maka persentase hasil

akhir yang diperoleh telah melampaui target ketercapaian yakni 81 %.

PENGEMBANGAN I

PENGEMBANGAN II

PENGEMBANGAN III

104

Namun karena masih ada satu anak yang belum mencapai target 80%

yakni Jj, maka dilakukan tahap pengembangan III dengan perbaikan dari

segi pendekatan guru terhadap tiap anak melalui pendekatan individual

khususnya terhadap anak Jj. Dan setelah dilakukan pembenahan dari segi

pendekatan guru terhadap anak, maka diperoleh hasil yakni kemampuan

berbahasa Indonesia seluruh anak telah mencapai target 80%. Hal ini

karena usaha guru yang sangat maksimal melakukan pembenahan

kinerjanya dalam mengelola kelas sebelum selama proses pembelajaran

melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan hingga membawa

dampak yang besar terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak

kelompok A PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa

bercerita menggunakan boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun. Akan tetapi, keberhasilan

kegiatan bercerita tidak terlepas dari beberapa hal yang harus diperhatikan

oleh guru dalam kegiatan bercerita di sekolah seperti yang diungkap oleh

Rahayu (2013 : 100) antara lain:

a. Pemilihan materi cerita

Cerita tentang pengalaman anak dan faktor tradisional merupakan

sumber cerita terbaik bagi anak-anak.

b. Pengelolaan kelas untuk bercerita

Hal ini dilakukan untuk mendayagunakan potensi kelas. Sebaiknya

guru melibatkan anak dalam kegiatan bercerita, meminta anak

105

mengingat tokoh dalam cerita dan menceritakan kembali cerita yang

telah disampaikan, menarik dan mengikat perhatian anak sesuai

karakteristik anak TK, membimbing anak dalam memahami

pembelajaran yang akan diikuti saat kegiatan bercerita.

c. Pengelolaan tempat duduk dan ruang bercerita

Pengelolaan dimulai dengan penataan tempat untuk

bercerita.Selanjutnya mengatur media yang digunakan agar mudah

dijangkau anak dan tidak mengganggu kegiatan bercerita, serta

penataan ruang bercerita yang nyaman dan aman.

d. Strategi penyampaian cerita

Strategi penyampaian cerita untuk melatih dan membentuk anak agar

lebih percaya diri, mahir berbahasa Indonesia, pengembangan daya

nalar dan pengembangan imajinasi anak.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dalam

kegiatan bercerita perlu dilakukan persiapan yang mencakup pemilihan

jenis cerita, tempat, penyiapan alat peraga dan penyajian cerita.Hal ini

perlu dilakukan agar cerita menjadi lebih menarik dan dapat menstimulasi

anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia secara

optimal sesuai usianya.

106

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan dari hasil penelitian

yang telah dilaksanakan melalui tahap pengembangan 1, IIdan III, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Dalam menerapkan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru diantaranya pemilihan

cerita yang sederhana dan mudah dipahami anak, penataan tempat main

dan alat main yang aman dan nyaman bagi anak, menyiapkan alat main

yang aman, menarik dan mudah dimainkan oleh anak, penataan tempat

duduk anak dalam posisi melingkar atau setengah lingkaran agar penyaji

cerita tetap menjadi pusat perhatian, durasi waktu bercerita yang tidak

terlalu panjang agar tidak membosankan bagi anak yakni berkisar antara 5-

10 menit serta penyajian cerita yang kreatif seperti membedakan suara

para tokoh sesuai karakter dalam cerita sehingga menarik perhatian anak

hingga akhir cenita.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu melakukan langkah-langkah

dalam bercerita menggunakan boneka tangan antara lain menata tempat

dan alat main yang aman dan nyaman bagi anak, menghubungkan kegiatan

bercerita dengan pengalaman anak, mengenalkan para tokoh boneka

tangan yang akan dimainkan dan cara menggunakan boneka tangan,

106

107

membuat dan mengingatkan aturan main, mengatur posisi anak duduk

melingkar, memberi kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali

cerita menggunakan boneka tangan dengan bahasa (kalimat) sendiri,

melakukan kegiatan permainan singkat sebagai kegiatan transisi untuk

menghidupkan kembali suasana belajar yang kondusif, mendampingi dan

memotivasi anak untuk lebih mengembangkan daya pikir dan daya

imajinasinya saat bercerita, dan mengajak anak menyimpulkan isi cerita

dan mengambil pesan dan cerita yang telah disajikan.

3. Penerapan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan yang dilakukan

dengan baik dan berulang-ulang akan dapat meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun. Terbukti dari hasil penelitian

yang dimulai dari siklus I yang mencapai 65%, kemudian mengalami

peningkatan hingga 81% pada siklus II dan telah mencapai target

penelitian.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan kemampuan

berbahasa Indonesia anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan di PAUD Rinjani PLN Bendege Mataram, maka

dengan ini penulis menyarankan:

1. Bagi kepala sekolah, agar memberikan dukungan dan bimbingan yang

lebih baik lagi pada guru untuk memperbaiki kinerjanya guna

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui pemberian pelatihan-

pelatihan terkait dengan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan

108

yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak

seperti melatih teknik penyampaian cerita, latihan vokal khusus untuk

meningkatkan keterampilan guru dalam membedakan suara para tokoh,

dan mengikuti workshop membuat boneka tangan yang bervariasi dan

sesuai untuk anak.

2. Bagi guru, agar meningkatkan kreatifitasnya melalui pembelajaran yang

inovatif dengan kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan guna

meningkatkan kemampuan anak khususnya dalam kemampuan berbahasa

Indonesia, dengan memperhatikan hal-hal dalam bercerita seperti

pemilihan jenis cerita, tempat bercerita, penyiapan alat peraga dan

penyajian cerita.

109

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Asfandian. 2008. Dasar dan Teori Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Penerbit PT Rosdakarya.

Dhieni, Nurbiana dkk. 2006. Metode Pengembanga Bahasa.. Jakarta : UniversitasTerbuka.

Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta Universitas Terbuka

Depdiknas. 2007. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pembuatan dan Penggunaan Sarana (Alat Peraga) di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2004. Peraturan Mentri pendidikan

Hadisetyo (2010). Jurnal penelitian.http://hadisetyo.wordpress.com. diunduh tanggal 12 oktober 2016 pukul 16.00 wita

Hurlock, Elizabeth. 1978. Psikologi: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga

Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gaung Persada perss.

Latif, Muhammad. 2008. Metode Bercerita Anak Usia Dini. Jakarta: Tarity Samudra Berlian.

Montolalu, dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : UniversitasTerbuka.

Musfiroh. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Grasindo.

Mulyasari, Ultra (2015).http://library.um,ac.id/free-contents/new-karyailmiah/search,php/ABSTRAK. diakses tanggal 12 oktober 2106 pukul 17.00 wita.

Nurkancana, I Wayan dan Sunartana. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional.

109

110

Rita kurnia. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Cendikia insani. Pekanbaru.

Santosa. 2011. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, Jakarta Penerbit Kencana

Sitti Aisyah, dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta

Suhartono. 2008. Metode Pengembangan Sosial Emosional Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad.2012. Perkembangan Anak Usia Dini : Perkembangan dalamberbagi aspeknya, Kencana : Jakarta

Suyanto. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Pustaka Setia.

Tim Penyusun. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Depdikbud

Winariani Hesti, 2015. Pengembangan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Bercerita Menggunakan Boneka Tangan Di TK Dharma Wanita Tanjung Sari Ampenan Tahun ajaran 2014/2015.Mataram. Skripsi

Yusuf, Syamsu.2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT. Rosda Karya.

111

LAMPIRAN – LAMPIRAN

112

113

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

114

115

116

117

118