penggunaan alat monitor

10
PENGGUNAAN ALAT MONITOR No. Dokumen No. Revisi Halaman PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit …Agustus 2015 DITETAPKAN OLEH DIREKTUR Rumah Sakit Hapsah Bone Dr. A.Melda PENGERTIAN Tatacara umum memasang alat untuk memonitor beberapa parameter sekaligus yaitu: tekanan darah noninvasive, heart rate, EKG, saturasi oksigen denyut (SpO2), ET (End Tidal) CO2. TUJUAN 1. Agar dapat menggunakan alat monitor secara tepat dan benar. 2. Upaya pemeliharaan alat, mencagah kerusakan dini. KEBIJAKAN 1. Alat-alat monitor berharga mahal. 2. Lama umur masa pakai semaksimal mungkin. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tempatkan alat monitor di tempat aman, terfiksasi dengan baik, posisi dapat diatur sehingga layar monitor mudah dan jelas dapat dilihat. 2. Pastikan alat monitor dalam posisi switch off. 3. Pastikan tegangan listrik yang sesuai dengan alat 4. Pastikan kabel listrik penghubung monitor ke sumber listrik dalam keadaan baik. 5. Hubungkan kabel listrik penghubung ke sumber listrik 6. Pastikan dengan baik masing-masing jenis unit kabel monitor penghubung monitor ke pasien (kabel EKG, HR, SpO2, TD-noninvasive, ETCO2,

Upload: firka-al-furqan

Post on 27-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penggunaan alat monitor

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Alat Monitor

PENGGUNAAN ALAT MONITOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit…Agustus 2015

DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

Rumah Sakit Hapsah Bone

Dr. A.Melda

PENGERTIAN Tatacara umum memasang alat untuk memonitor beberapa parameter sekaligus yaitu: tekanan darah noninvasive, heart rate, EKG, saturasi oksigen denyut (SpO2), ET (End Tidal) CO2.

TUJUAN 1. Agar dapat menggunakan alat monitor secara tepat dan benar.2. Upaya pemeliharaan alat, mencagah kerusakan dini.

KEBIJAKAN 1. Alat-alat monitor berharga mahal.2. Lama umur masa pakai semaksimal mungkin.

PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tempatkan alat monitor di tempat aman, terfiksasi dengan baik,

posisi dapat diatur sehingga layar monitor mudah dan jelas dapat dilihat.

2. Pastikan alat monitor dalam posisi switch off.3. Pastikan tegangan listrik yang sesuai dengan alat4. Pastikan kabel listrik penghubung monitor ke sumber listrik dalam

keadaan baik.5. Hubungkan kabel listrik penghubung ke sumber listrik6. Pastikan dengan baik masing-masing jenis unit kabel monitor

penghubung monitor ke pasien (kabel EKG, HR, SpO2, TD-noninvasive, ETCO2, temperature, RR).

7. Pasang/hubungkan masing-masing kabel monitor tersebut ke tempat yang benar di alat monitor. Sekali lagi jangan salah masuk dengan lebih dulu mencermati dan mengecek ulang masing-masing jenis unit kabel monitor dan tempat yang benar.

8. Hubungkan kabel monitor ke pasien di tempat yang benar.9. Nyalakan arus listrik alat monitor switch on).10. Nyalakan layar monitor, atur pencahayaan layar monitor.11. Selanjutnya masing-masing monitor diatur sesuai kebutuhan pasien

seperti lead EKG, interval pengukuran tekanan darah, alarm batas

Page 2: Penggunaan Alat Monitor

rendah dan batas tinggi untuk HR, SpO2, ETCO2, TD (systolic, diastolic, mean), temperature, RR.

12. Bila akan mematikan alat monitor, matikan dulu layar monitor, selanjutnya lepas kabel monitor yang menempel pada pasien.

13. Matikan alat monitor ( switch off). Kabel monitor dapat ditinggalakan terpasang pada alat monitor atau dilepaskan guna pemeliharaan/ penyimpanan. Tergantung kebutuhan.

RUMAH SAKIT HAPSAHJl. Urip Sumoharjo No.10

Telp. (0481) 2911811

PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)

No. Dokumen …………

2015

No. Revisi Halaman 1/3

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

…September 2015

DITETAPKAN OLEHDIREKTUR

Rumah Sakit Hapsah Bone

dr. Andi Melda SakkirangPENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas

TUJUAN 1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas

2. Melancarkan jalan nafas

KEBIJAKAN 1. Pasien tidak sadar

2. Pasien yang tidak mampu mengeluarkan lender

sendiri

PROSEDUR Peralatan :

1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2 buah, kasa

Page 3: Penggunaan Alat Monitor

secukupnya

2. NaCl atau air matang

3. Canule section

4. Perlak dan pengalas

5. Mesin suction

6. Kertas tissue

Prosedur Kerja :

A. Tahap PraInteraksi

1. Mengecek program terapi

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

RUMAH SAKIT HAPSAHJl. Urip Sumoharjo No.10

Telp. (0481) 2911811

PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)

No. Dokumen ………… 2015

No. Revisi Halaman 2/3

PROSEDUR B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan sapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja

1. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

kepala sedikit Ekstensi

2. Memberikan Oksigen 2 – 5 menit

3. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien

4. Memakai sarung tangan

Page 4: Penggunaan Alat Monitor

5. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan

botol penampung

6. Memasukkan kanul section dengan hati-hati

(hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm)

7. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul,

menarik keluar perlahan sambil memutar (+ 5

detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)

8. Membilas kanul dengan NaCl, berikan

kesempatan pasien bernafas

9. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning

10.Mengobservasi keadaan umum pasien dan

status pernafasannya

11.Mengobservasi secret tentang warna, bau dan

volumenya.

RUMAH SAKIT HAPSAHJl. Urip Sumoharjo No.10

Telp. (0481) 2911811

PENGHISAPAN LENDIR (SUCTION)

No. Dokumen ………… 2015

No. Revisi Halaman 3/3

PROSEDUR D. Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan

2. Merapikan pasien dan lingkungan

3. Berpamitan dengan pasien

4. Membereskan dan kembalikan alat ketempat

semula

5. Mencuci tangan

6. Mencatat tindakan yang dilakukan dalam lembar

Page 5: Penggunaan Alat Monitor

catatan keperawatan, termasuk :

Nama perawat yang melakukan tindakan di

sertai paraf

Jam, Tanggal, bulan dan tahun

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Pelayanan

DEFIBRILLATOR CARDIO (DC) SHOCK

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH

1 PENGERTIAN Suatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung ke jantung lewat sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding toraks untuk menghentikan takikardia ventricular dan supraventrikuler. Pemberian renjatan sinkron gelombang R(Kompleks QRS). Renjatan listrik mendepolarisasi sel pemacu jantung automatic dan sel miokardial serta menghilangkan atritmia. Nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular dan system purkinje mengambil alih irama jantung..

2 TUJUAN Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan organic jantung lainnya

3 INDIKASI 1.       Kardioversi darurat,a.       Takikardi supraventrikular, fluter atrial, dan fibrilasi atrial dengan

hipotensi, hipoperfusi sistemik, gagal jantung kongestif, atau iskemia miokard.

b.      Takikardia ventrikel dengan nadi palpasi gagal berubah ke irama sinus dengan lidokain atau amiodaron.

2.       Kardioversi elektif.

Page 6: Penggunaan Alat Monitor

Kardioversi dilakukan elektif pada takikardia supraventrikuler, fluter atrial, dan fibrilasi atrial, yang gagal berubah ke irama sinus dengan digitalis, propranolol, adrofonium, fenilefrin, kuinidin, atau verapanil.Irama sinus lebih baik daripada aritmia karena curah jantung lebih banyak dan lebih rendah angka embolisme.

4 KONTRA INDIKASI

1.       Intoksikasi digitalis.Fibrilasi ventrikel dapat terjadi walaupun dilakukan kardioversi sinkron, Stimulasi cepat atrium dengan pemacu temporer(TPM) dapat merubah atritmia supraventrikular.

2.       Penyakit sistem konduksi. Blok atrioventrikular dipasang profilaktik Temporer Pace Maker (TPM).

3.       Pasien dengan tidak mampu bertahan pada irama sinus.4.       Fibrilasi atrial yang telah lama atu bertahun.5.       Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, dengan dosis

kuinidin profilaktik.6.       Post operasi baru katup jantung, kardioversi ditunda 10-14 hari, TPM

dapat menghentikan takiaritmia..

5 PERSIAPAN PASIEN

1.     Pastikan identitas klien 2.     Kaji kondisi klien 3.     Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang

dilakukan4.     Jaga privacy klien5.     Atur posisi klien

6 PERSIAPAN ALAT

1.       Defibrilator2.       Jelly3.       Elektroda4.       Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)

7 CARA BEKERJA

Tahap Orientasi 1.    Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)2.    Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat 3.    Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja1.       Memberikan sedative, atau analgesic  bila perlu2.       Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor3.       Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk

mencegah kekeliruan4.       Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan

Page 7: Penggunaan Alat Monitor

150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)5.       Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid

sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila6.       Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang

lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien7.       Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC

shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.8.       Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan

memberi watt second yang lebih tinggi9.       Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.10.   Hal-hal yang perlu diperhatikan11.   Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP12.   Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon13.   Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

Tahap TerminasiEvaluasi respon klienBerikan reinforcement positifLakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnyaMengakhiri kegiatan dengan baik

8 DOKUMENTASI1.     Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan 2.     Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan3.     Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada tempatnya4.     Buka APD dan cuci tangan5.     Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP