penggergajian i

33

Upload: wawan

Post on 26-Jan-2016

301 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

hyes

TRANSCRIPT

Page 1: Penggergajian i
Page 2: Penggergajian i

DAFTAR PUSTAKA

BROWN, NC. and JS. BETHEL. 1965. Lumber. John Willey & Son Inch. New York.

PADLINURJAJI, IM. dan SURDIDING RUHENDI. 1980. Penggergajian. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

PRAWIRADIREJA. 1973. Persediaan Kayu Penghara Yang Optimum di TPK Intek Dari Suatu Perusahaan Penggergajian. Skripsi Elektif Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

ASSAURI, S. 1980. Manajemen Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

SOERJOHADIKOESOEMO. 1970. Beberapa Aspek Organisasi dan Kalkulasi di Dalam Perusahaan Penggergajian. Perhutani Jawa Tengah.

TELFORD, CJ. 1958. Small Sawmill Operator`s Manual. United State Department of Agriculture. Washington DC.

Page 3: Penggergajian i

PENDAHULUAN

• Penggergajian sebagai suatu industri primer (hulu) adalah untuk memberikan nilai tambah dari suatu produk hasil hutan berupa kayu.

• Salah satu keunggulan dari industri penggergajian adalah tidak terlalu menuntut persyaratan yang khusus terhadap bahan baku (log) seperti halnya pada industri plywood.

• Aspek industri dalam penggergajian yang perlu dikuasai meliputi: fasilitas pabrik, tata letak (lay out), proses produksi, bahan baku, teknik menggergaji, ukuran sasaran, limbah, cacat-cacat kayu hasil gergajian, pengujian serta pengendalian kualitas.

Page 4: Penggergajian i

PENGUJIAN KAYU GERGAJIAN

A. Ruang Lingkup.

Kayu sebagai produk alam di samping memiliki keunggulan-keunggulan juga mempunyai kelemahan-kelemahan.

Kayu merupakan bahan organik yang tidak terhindarkan dari cacat-cacat karena kerusakan akibat biologis, mekanis maupun kimiawi baik kayu sewaktu masih di dalam hutan (pertumbuhan) maupun setelah penebangan.

Page 5: Penggergajian i

Pengolahan kayu seperti penggergajian berusaha untuk menghilangkan cacat-cacat yang dikandung agar diperoleh kayu dengan kualita yang baik. Akan tetapi cacat tersebut tidak bisa dihilangkan seluruhnya, sedangkan tujuan penggunaannya dituntut untuk memenuhi persyaratan tertentu.

Karenanya perlu adanya pembagian kualita/mutu kayu gergajian untuk memudahkan penggunaannya sesuai dengan tujuan. Kegiatan untuk memilah produk (dalam hal ini) kayu gergajian ke dalam kelas-kelas kualita dinamakan pengujian.

Page 6: Penggergajian i

Pengujian kayu gergajian adalah kegiatan Pengujian kayu gergajian adalah kegiatan memilah kayu gergajian dalam kelas-kelas memilah kayu gergajian dalam kelas-kelas kualita/mutu.kualita/mutu.

Tinggi rendahnya kualita kayu tidak hanya ditentukan oleh Tinggi rendahnya kualita kayu tidak hanya ditentukan oleh keadaan fisik kayu, tetapi juga ditentukan oleh tujuan keadaan fisik kayu, tetapi juga ditentukan oleh tujuan penggunaannya. Karenanya syarat kualita kayu baru dapat penggunaannya. Karenanya syarat kualita kayu baru dapat ditetapkan jika tujuan penggunaannya diketahui dengan ditetapkan jika tujuan penggunaannya diketahui dengan jelas.jelas.

Pemilahan kayu gergajian selain berdasarkan ukuran dan Pemilahan kayu gergajian selain berdasarkan ukuran dan bentuknya, juga jenis cacat, jumlah cacat, sifat cacat, dan bentuknya, juga jenis cacat, jumlah cacat, sifat cacat, dan lokasinya serta kemungkinan kombinasinya dengan cacat lokasinya serta kemungkinan kombinasinya dengan cacat lainnya.lainnya.

Page 7: Penggergajian i

Kualita kayu gergajian di Indonesia secara umum ada lima Kualita kayu gergajian di Indonesia secara umum ada lima kelas, yaitu : Prime, Select, Standard, Sound atau BHND kelas, yaitu : Prime, Select, Standard, Sound atau BHND (Borer Holes No Defect), dan Serviceable.(Borer Holes No Defect), dan Serviceable.

Berdasarkan penggunaan untuk konstruksi dibedakan Berdasarkan penggunaan untuk konstruksi dibedakan menjadi Grade I, II dan III.menjadi Grade I, II dan III.

Pembagian kualita berdasarkan kekuatannya dibagi menjadi Pembagian kualita berdasarkan kekuatannya dibagi menjadi kelas kuat I, II, III, IV dan V.kelas kuat I, II, III, IV dan V.

Pembagian kelas kualita dan nilainya untuk Pembagian kelas kualita dan nilainya untuk kayu gergajian belum tentu sama untuk kayu gergajian belum tentu sama untuk negara-negara di seluruh dunia, sebab negara-negara di seluruh dunia, sebab setiap negara mempunyai peraturan setiap negara mempunyai peraturan pengujian sendiri-sendiripengujian sendiri-sendiri

Page 8: Penggergajian i

Tujuan dilakukannya pengujian kayu gergajian di antaranya adalah untuk :

Untuk mempermudah penggunaan,

Meningkatkan efisiensi produksi,

Mempermudah pemasaran kayu gergajian

Page 9: Penggergajian i

Dalam menggergaji log menjadi kayu gergajian tidak Dalam menggergaji log menjadi kayu gergajian tidak hanya digergaji menjadi sortimen sesuai cutting hanya digergaji menjadi sortimen sesuai cutting diagram tanpa menghiraukan cacat, dan juga tidak diagram tanpa menghiraukan cacat, dan juga tidak harus menghasilkan kayu gergajian yang benar-benar harus menghasilkan kayu gergajian yang benar-benar bebas cacat. Akan tetapbebas cacat. Akan tetapii menggergaji yang menggergaji yang menghasilkan kayu gergajian dengan cacat yang menghasilkan kayu gergajian dengan cacat yang masih diperkenankan. Dengan demikian rendemen masih diperkenankan. Dengan demikian rendemen yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.

Demikian juga dalam pemasaran kayu Demikian juga dalam pemasaran kayu gergajian akan lebih mudah dilakukan jika gergajian akan lebih mudah dilakukan jika kayu gergajian tersebut diketahui kayu gergajian tersebut diketahui kualitanya.kualitanya.

Page 10: Penggergajian i

B. Peraturan Pengujian.

• Konsumen. Konsumen sebagai pengguna/pemakai produksi lebih banyak mengetahui tentang kekuatan kayu dalam penggunaannya sehubungan dengan ukuran dan kelas kualitasnya sehingga penggunaan kayu menjadi lebih efisien.

Page 11: Penggergajian i

• Produsen.Produsen. Sebagai pencipta produk kayu sangat berperan dalamSebagai pencipta produk kayu sangat berperan dalam menetapkan peraturan dengan melihat keinginan dari menetapkan peraturan dengan melihat keinginan dari konsumenkonsumen dan nilai yang berani dibayarkan serta memperhatikan dan nilai yang berani dibayarkan serta memperhatikan keadaankeadaan proses pengolahan kayu gergajian agar kayu gergajian proses pengolahan kayu gergajian agar kayu gergajian dapatdapat diterima dan proses berjalan efisien. diterima dan proses berjalan efisien.

► Distributor.Distributor. Distributor mempunyai andil dalam Distributor mempunyai andil dalam

menentukan peraturan pengujian karena menentukan peraturan pengujian karena kegiatannya yang selalu menjadi kegiatannya yang selalu menjadi jembatan/penghubung antara produsen dan jembatan/penghubung antara produsen dan konsumen, karena umumnya kayu gergajian konsumen, karena umumnya kayu gergajian dari produsen melalui distributor sebelum ke dari produsen melalui distributor sebelum ke tangan konsumen tangan konsumen

Page 12: Penggergajian i

• Ahli Penguji.

Ahli penguji kayu gergajian berkepentingan dalam menetapkan standar pengujian dan pelaksanaannya, sebab pihak inilah yang lebih mengetahui peraturan pengujian. Ahli pengujian bisa berasal dari perguruan tinggi atau badan lain yang bergerak dan ahli dalam bidang pengujian.

• Pemerintah.

Pemerintah berkepentingan dalam mengeluar peraturan/ketetapan, menyediakan sarana dan prasarana dan mempermudah kelancaran terciptanya peraturan pengujian.

Page 13: Penggergajian i

Peraturan pengujian akan berbeda-beda pada setiap negara, danuntuk melancarkan perdagangan antar negara, peraturan di setiap Negara ada kecenderungan untuk saling menyesuaikan

Dengan keadaan tersebut, beberapa negara yang berkepentingan merasa merasa perlu mengadakan

pertemuan untuk menetapkan peraturan yang dapat dipakai bersama sehingga terciptanya beberapa peraturan

di berbagai negara.

Page 14: Penggergajian i

Peraturan pengujian tersebut di antaranya IGR (Indonesia Grading Rules), MGR (Malayan Grading Rules), APGR (Asia Pacific Grading Rules), NHLA-GR (National Hardwood Lumber Association Grading Rules).

Peraturan-peraturan pengujian tersebut di atas pada dasarnya hampir sama, karena dasar yang dipakai adalah sama, hanya penerapannya disesuaikan dengan negara pemakai.

Page 15: Penggergajian i

Sampai saat ini peraturan pengujian di Indonesia sudah berkembang sesuai dengan penggunaannya. Untuk jenis kayu gergajian tertentu untuk konstruksi timbul peraturan pengujian PKKI 61 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961) tentang Pedoman Dasar dan Petunjuk Perihal Kayu Untuk Konstruksi.

Page 16: Penggergajian i

C. Sistem PengujianC. Sistem Pengujian

1.1. Sistem cacat (deffect systeem).Sistem cacat (deffect systeem). Merupakan sistem pengujian kayu gergajian Merupakan sistem pengujian kayu gergajian yang memperhitungkan yang memperhitungkan nilai-nilai- nilai dan pengaruh-nilai dan pengaruh- pengaruh cacat yang tampak terhadap mutu kaypengaruh cacat yang tampak terhadap mutu kayuu sebagai suatu ukuransebagai suatu ukuran untuk menyatakan kualitanya yang dinyatakan untuk menyatakan kualitanya yang dinyatakan dengan batas-batasdengan batas-batas maksimal dari cacat-cacat tersebut.maksimal dari cacat-cacat tersebut.

Sistem cacat ini digunakan untuk menguji kayu gergajian dalamSistem cacat ini digunakan untuk menguji kayu gergajian dalam penggunaan khusus, dimana kayu tersebut langsung digunakan sesuai penggunaan khusus, dimana kayu tersebut langsung digunakan sesuai aslinya (seperti bantalan kereta api, penyangga kabel telephon/listrik danaslinya (seperti bantalan kereta api, penyangga kabel telephon/listrik dan lain-lain).lain-lain).

Page 17: Penggergajian i

Persyaratan kualita yang ditentukan batas-batas maksimum cacat yang diperkenankan meliputi jenis/macam, ukuran,

jumlah, lokasi dan pengaruhnya serta kemungkinan terjadinya kombinasi dengan cacat lainnya.

Jika sekeping papan atau kayu gergajian mempunyai cacat yang melebihi batas maksimum yang diperkenankan untuk

kualitas tertentu baik jenisnya, ukurannya, jumlahnya, lokasinya dan kombinasi dengan cacat lainnya, maka papan

tersebut tidak masuk kelas kualita yang bersangkutan.

Page 18: Penggergajian i

2. Sistem potongan (cutting systeem)

Merupakan sistem pengujian papan atau kayu gergajian yang memperhitungkan permukaan kayu atau bagian-bagian bersih atau sehat dari papan tersebut sebagai suatu ukuran untuk menentukan kualitanya yang dinyatakan secara prosentis dari luas permukaannya. Misalnya 91 2/3 % (11/12 kali). 83 1/3 % (10/12 kali), 75 % (9/12 kali), dan seterusnya.

Sistem pengujian ini digunakan untuk kayu bagi sortimen dengan spesifikasi umum, dimana tidak diperlukan persyaratan khusus dalam pemakaian tertentu

Page 19: Penggergajian i

Juga untuk menguji kayu yang termasuk spesifikasi khusus seperti papan lis (strips) dan broti (scantling), hanya potongan dibuat arah panjang kayu dengan lebar penuh.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan sistem satuan yang disebut unit potongan, dimana satu unit potongan sama dengan luasan 12 sq.in. atau 1 sq.ft., yaitu lebar 1 inci dan panjang 1 kaki.Dalam kelas kualita tertentu ditetapkan

jumlah minimal unit dalam sekeping kayu gergajian di samping ukuran dan jumlah potongan tertentu.

Sekeping kayu tidak masuk kualita yang ditentukan jika :

Page 20: Penggergajian i

1. Memiliki jumlah unit (persentase muka bersih) lebih kecil dari yang disyaratkan untuk kayu dengan ukuran tertentu.

2. Jumlah unit memenuhi syarat, tetapi jumlah potongannya lebih banyak dari persyaratan maksimum yang diperkenankan, atau ukuran potongan lebih kecil dari yang disyaratkan.

Dengan mengalikan persentase muka bersihnya dengan jumlah unit kayu

yang bersangkutan diperoleh jumlah minimum unit.

Contoh, papan dengan lebar 10 inci dan panjang 10 kaki, maka jumlah unit adalah 100. Untuk muka bersih 75 % berarti ada

75 unit

Page 21: Penggergajian i

Beberapa istilah dalam pengujian sistem potongan :

a. Potongan (cutting) adalah bagian persegi empat yang dapat diperoleh dari sekeping kayu gergajian baik dengan cara memotong ke arah lebar dan atau panjangnya, dengan ukuran kelipatan setengah inci untuk lebar dan kelipatan setengah kaki untuk panjang.

b. Potongan muka bersih (clear face cutting) adalah potongan yang bebas dari segala cacat atau dengan beberapa cacat yang diperkenankan, tetapi muka sebaliknya tidak lebih jelek dari ketentuan potongan muka sehat.

c. Potongan muka sehat (sound face cutting) adalah potongan yang padanya diperkenankan mempunyai cacat berupa stain, lubang gerek kecil yang tersebar, mata kayu sehat, saluran getah, kayu gubal sehat, retak-retak saluran getah asalkan tidak mengelompok hingga mempengaruhi kekuatan kayu, kantung damar panjang tambah lebarnya tidak lebih 2 inci, gelam tersisip, retak-retak mata hati asalkan tidak mempengaruhi kekuatan kayu, dan pingul ringan.

Page 22: Penggergajian i

Ada dua sasaran pengujian dengan sistem potongan, yaitu :

a. Permukaan terjelek. Perhitungan potongan/unit yang disyaratkan dilakukan pada muka lebar terjelek. Sistem ini dipakai untuk menguji kayu spesifikasi umum.

b. Permukaan terbaik. Perhitungan unit yang dipersyaratkan dilakukan pada muka lebar terbaik. Sistem ini digunakan untuk menguji kayu yang dalam pemakaiannya hanya memerlukan satu muka lebar yang baik. Sedangkan muka lebar lainnya diperbolehkan mempunyai cacat-cacat yang lebih banyak.

Page 23: Penggergajian i

Cara menentukan muka terjelek atau terbaik :

a. Dengan melihat-lihat cacat yang terdapat pada kedua muka lebar kayu dan menentukan kemungkinan dari kedua muka dalam kualita tertentu, apakah masuk dalam kualita Prime, Select, Standard, Sound atau Serviceable. Muka yang menghasilkan kualita terendah adalah muka yang terjelek atau sebaliknya.

b. Jika dilihat dari cacat-cacatnya pada kedua muka lebar mempunyai kemungkinan masuk kelas kualita yang sama, maka yang dihasilkan prosentase muka bersih yang lebih kecil adalah muka yang terjelek atau sebaliknya.

Contoh : Sepotong papan berukuran lebar 9 inci dan panjang 16 kaki, maka dapat dibuat potongan sebanyak 144 unit. Papan tersebut mempunyai cacat-cacat yang penyebarannya seperti pada gambar. Cacat-cacat tersebut adalah (a) mata kayu sehat, (b) lubang gerek kecil dan tersebar, (c) pecah tertutup, dan (d) kayu gubal yang mengandung stain.

Page 24: Penggergajian i

(d)

(c)

1

2

3

4

(b)

(a)

9 in

16 ft.

Menghitung muka bersih pada setiap potongan dengan cara menghitung perkalian lebar dengan kelipatan ½ inci dan panjang dengan kelipatan ½ ft. sehingga dari keempat potongan muka bersih perhitungannya sebagai berikut :

Page 25: Penggergajian i

Ukuran sebenarnya Ukuran perhitungan Jumlah unit

1. 7,4 ” x 4,2 ’ 7 ” x 4 ’ 28,0

2. 8,2” x 3,1’ 8” x 3’ 24,0

3. 5” x 6,6’ 5” x 6,5’ 32,5

4. 4” x 6,1’ 4” x 6’ 24,0

T o t a l 108,5

Page 26: Penggergajian i

Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian kita lihat penyebaran kelas kualita tertentu mengenai jumlah potongan, ukuran potongan terkecil, dan persentase muka bersih. Persyaratan dapat dilihat pada peraturan pengujian yang digunakan.

Ternyata papan tersebut tidak masuk ke dalam kelas kualita Prime karena semua persyaratannya ada yang tidak terpenuhi.

Kita coba untuk memasukkannya ke dalam kelas kualita Select. Ukuran potongan terkecil memenuhi syarat, dan jumlah unit yang diperlukan 75 % x 144 unit = 108 unit, sedangkan potongan muka bersih yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 108,5 unit, sehingga memenuhi syarat.

Jika tidak masuk dalam kelas Select, maka cara penentuan kelas kualita seperti di atas pada kelas di bawahnya

Page 27: Penggergajian i

3. Kombinasi sistem potongan dan cacat.

Persyaratan pengujiannya di samping ditentukan berdasarkan persentase minimal potongan muka bersih yang harus diperoleh, juga didasarkan cacat yang ada baik yang terdapat di luar maupun di dalam potongan muka bersih mengenai jumlah, ukuran, pengaruh, dan kemungkinan kombinasi dengan cacat lainnya.

Pada sistem ini selain mempertimbangkan potongan muka bersih, juga mempertimbangkan cacat yang dikandungnya dimana mencirikan nilai papan mendekati yang sebenarnya.

Dalam pengujian kayu gergajian yang menggunakan sistem kombinasi, jika dihasilkan persentase muka bersih memenuhi persyaratan tetapi terdapat cacat (di luar/di dalam potongan muka bersih) melebihi batas ketentuan untuk syarat kualita, maka kayu gergajian tersebut jatuh pada kualita di bawahnya atau kalau tidak memenuhi semua syarat kualita yang ada, menjadi reject atau tolak uji.

Page 28: Penggergajian i

Jika pada contoh pengujian dengan sistem potongan di atas, diameter mata kayu sehat lebih dari 3 inci (lebih dari 1/3 lebar papan) atau lubang penggerek berukuran sedang, maka papan gergajian tersebut maksimal masuk kualita Standard.

Pada pelaksanaannya pengujian kayu gergajian selalu dikombinasikan dengan sistem cacat

Page 29: Penggergajian i

4. Sistem hasil

Merupakan sistem pengujian kayu yang memperhitungkan isi atau bagian-bagian yang sehat/bersih dari kayu tersebut sebagai ukuran untuk menentukan kualitanya yang dinyatakan secara persentase dari isi kayu secara keseluruhan.

Prinsip pengujian dengan cara ini hampir sama dengan pengujian sistim potongan, yaitu mendapatkan persentase minimal muka bersih. Perbedaannya adalah pengujian pada cara ini yang diuji tidak hanya permukaan terbaik atau terjelek saja, tetapi pada kedua permukaan lebarnya untuk memperoleh persentase muka bersih terhadap luas keseluruhan permukaan lebarnya.

Dalam pelaksanaannya pengujian dengan sistem hasil di samping menghasilkan persentase muka bersih juga mempertimbangkan cacat yang dikandung oleh kayu tersebut.

Page 30: Penggergajian i

5. Sistem uji tekan (stress grading)

Cara ini dipakai untuk menguji kayu yang akan digunakan untuk bahan konstruksi dimana faktor kekuatan atau ketahanan terhadap gaya tarik atau tekan sangat penting sekali. Faktor lain seperti penampakannya tidak diperhatikan

Pada dasarnya sistem uji tekan sama dengan sistem cacat, dimana untuk masing-masing kelas kualita ditentukan oleh batas maksimal cacat yang diperkenankan baik jenisnya, ukuran, letak, pengaruh, jumlah dan kemungkinan kombinasi dengan cacat lainnya.

Bedanya adalah batas-batas cacat yang diperkenankan telah melalui uji/penelitian baik di laboratorium maupun di lapangan.

Page 31: Penggergajian i

Kayu yang diuji dengan cara ini diketahui berapa persen minimal kekuatan yang ada bila dibandingkan dengan kekuatan kayu tanpa cacat. Karenanya di samping cacat, jenis kayu sangat menentukan sebab setiap jenis kayu mempunyai kekuatan dasar (basic stress) yang berbeda.

Jenis cacat yang diperhitungkan dalam pengujian ini meliputi kemiringan serat, cacat bentuk (lengkung/membusur), lubang gerek (kecil, secang, besar, sangat besar), mata kayu (sehat, tidak sehat, berlubang), busuk, gubal segar, pingul, pecah tertutup, gelam tersisip, stain, memuntir, pecah melintang, retak-retak (pada muka dan bontos), kantung damar, kulit tersisip, dan cacat kurang ukuran.

Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara non destructive testing yang merupakan cara pengujian yang tidak merusak kayu, dan destructive testing yaitu cara pengujian yang merusak kayu yang diuji.

Page 32: Penggergajian i

Non destructive testing.

Contoh uji yang digunakan berukuran pakai atau dengan kata lain contoh uji berukuran besar sehingga alat yang digunakan untuk menguji menyesuaikan dengan kayu yang akan diuji.

Sifat pengujian ini memanfaatkan sifat kayu bahwa kayu yang mempunyai kekakuan rendah diduga mengandung cacat (memperlemah kekuatan kayu) yang berat dan kayu yang mempunyai kekakuan yang tinggi diduga bersih dari cacat atau kelainan lainnya.

Untuk mendapatkan kekuatan kayu yang diduga dari kekakuannya, dapat dilakukan dengan mengukur depleksi batang kayu pada suatu beban standard atau dengan mengukur beban yang terjadi akibat depleksi batang standard.

Page 33: Penggergajian i

Destructive testing.

Pengujian cara ini menggunakan contoh kecil bebas cacat. Contoh uji berukuran kecil dan benar-benar bebas cacat.

Pengujian dilakukan di laboratorium yang meliputi sifat lentur statis, tekan sejajar serat dan tegak lurus serat, kekerasan, sorong sejajar serat, dan belah. Selain itu diteliti pula sifat fisik kayu seperti kadar air, dan berat jenis normal.

Dari hasil pengujian diperoleh kekuatan kayu yang dinamakan basic stress (tegangan dasar) yaitu nilai sebenarnya kekuatan kayu yang benar-benar bebas cacat.