penggabungan obligasi & sbn asuransi dapat lampu...

1
22 FINANSIAL Senin, 25 April 2016 Fitri Sartina Dewi [email protected] Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dumoly F. Pardede menyatakan tidak tertutup kemungkinan otoritas bakal merestui usulan tersebut. Namun menurutnya, saat ini OJK belum menindaklanjuti usulan itu lantaran belum memper- oleh pernyataan resmi dari para pelaku industri asuransi. “Mereka belum bicara ke kami. Belum ada yang menyampaikan per- nyataan tertulis juga kepada OJK, makanya belum ada respons,” ujar Dumoly akhir pekan lalu. Dia mengatakan obligasi BUMN yang akan diarahkan kepada IKNB kemung- kinan besar berupa coporate bonds dari perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur. Namun, dia menya- takan hal tersebut masih berupa rencana awal. Untuk memutuskan hal tersebut, katanya, perlu pembicaraan internal antara OJK dan para pelaku IKNB. Ketua Umum AAUI Yasril R. Rasyid mengklaim pihaknya telah menyampaikan hasil konsultasi dengan Kementerian BUMN kepada OJK pekan lalu. Adapun, konsultasi yang dimaksud ialah pembahasan terkait usulan penyetaraan obligasi perusahaan BUMN sebagai instrumen SBN. “Kami sudah sampaikan hasil pertemuan dengan Kementerian BUMN kepada Pak Dumoly [Deputi Komisioner Pengawas IKNB OJK]. Sekarang kami tinggal menunggu keputusan dari OJK,” kata Yasril kepada Bisnis, Minggu (24/4). Sebelumnya, Yasril juga menyatakan pihaknya telah berkonsultasi dan mela- kukan diskusi dengan Kementerian BUMN terkait dengan usulan agar obligasi perusahaan BUMN bisa dihitung setara dengan instrumen surat berharga negara (SBN). Menurutnya, pada pertemuan tersebut, Kementerian BUMN yang diwakili Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo memberikan respons positif. “Sambutan dari Pak Gatot Deputi Kemeneg BUMN sangat positif,” ujar Yasril belum lama ini. Dia mengatakan asosiasi akan mela- por kepada OJK yang telah menebit- kan POJK No.1/POJK.05/2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank. Usulan obligasi dari perusahaan BUMN agar dihitung setara dengan instrumen SBN lantaran kemiripan karakteristik, khususnya untuk pro- yek infrastruktur yang memiliki tenor cukup panjang. Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Firdaus Djaelani mengatakan otoritas telah berkoordi- nasi dengan Kementerian Keuangan untuk menjamin ketersediaan suplai instrumen SBN bagi IKNB. Sesuai beleid, batas minimum porsi investasi SBN bagi perusahaan asuransi umum dan lembaga penjaminan ialah 20% hingga 2017, perusahaan asuransi jiwa 30% hingga akhir 2017, sedang- kan bagi BPJS Kesehatan 30% dengan tenggat akhir tahun ini. YOGYAKARTA – PT Asuransi Astra Buana optimistis dapat meraup premi Rp4,5 triliun— Rp4,6 triliun sepanjang 2016 lantaran pertum- buhan bisnis di segmen nonotomotif cukup menjanjikan. Santosa, Direktur Utama Asuransi Astra, mengatakan 60% bis- nis perusahaan masih ditopang oleh asuransi kendaraan. Melam- batnya penjualan oto- motif, katanya, mem- buat perusahaan mema- sang target premi tahun ini relatif sama dengan tahun lalu. Pertumbuhan diha- rapkan diperoleh dari lini komersial dan kese- hatan. Menurutnya, de- ngan estimasi ini, seca- ra keseluruhan premi Asuransi Astra diharap- kan dapat tumbuh 5%. “Tahun lalu premi asuransi kendaraan ber- motor sebesar Rp2,1 triliun--Rp2,2 triliun. Kami harapkan, tahun ini [untuk premi ken- daraan bermotor] minimal bisa sama dengan tahun lalu,” kata Santosa di Yogyakarta, akhir pekan lalu. Dia mengatakan pada 2015, perusahaan mem- bukukan premi Rp4,46 triliun. Dari jumlah ini yang menjadi laba bersih Rp911,38 miliar. Adapun pendapatan inves- tasi mencapai Rp602 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan hasil sebelumnya yang mencapai Rp971 miliar. Dengan capaian ini jumlah aset perusahaan tercatat Rp10,5 triliun. Meski otomotif se- dang melambat, Santosa berharap lini komersil dan kesehatan yang digarap perusahaan dapat tumbuh signi- fikan. Bahkan khusus untuk kesehatan, per- usahaan optimis tum- buh hingga 20%. (Anggara Pernando) DENPASAR – PT Bank Pembangunan Daerah Bali resmi menjadi salah satu bank yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat. Rencananya, plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang akan disa- lurkan BPD Bali men- capai Rp300 miliar, de- ngan rincian untuk seg- men mikro Rp5 miliar dan ritel Rp295 miliar. “Suratnya sudah dapat, ada 13 bank dan enam BPD salah satunya BPD Bali. Ini nama kami di urutan 12 surat yang dikeluarkan pusat,” ujar Dirut BPD Bali I Made Sudja, seu- sai rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Jumat (22/4). Kendati sudah resmi ditunjuk sebagai penya- lur KUR, BPD Bali belum dapat langsung menya- lurkan kredit lantaran masih harus menunggu izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sudja mengatakan penunjukkan itu akan membantu BPD Bali untuk memacu pe- nyaluran kredit kepada masyarakat dengan suku bunga rendah. Pada 2015, BPD Bali sudah menyalurkan kredit Rp14,45 triliun, atau tumbuh 15,29% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp12,53 triliun. Dari total kredit tersebut, porsi kredit konsumtif masih mendominasi sebesar 58,07%, se- dangkan kredit produktif 41,93%. Adapun porsi kredit UMKM mencapai 36,91% dari total kredit. Kepala OJK Regional Bali Nusra Zulmi mengharapkan pada Mei 2016, BPD Bali dapat mulai menyalurkan KUR. (Feri Kristianto) PENGGABUNGAN OBLIGASI & SBN Asuransi Dapat Lampu Hijau JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan mengisyaratkan bakal merestui usulan pelaku industri asuransi agar kepemilikan obligasi BUMN dapat dihitung setara dengan instrumen surat berharga negara sehingga ketentuan minimal investasi SBN terpenuhi. OJK belum menindaklan- juti usulan lantaran belum memperoleh pernyataan resmi dari para pelaku industri asuransi. Astra Buana Incar Premi Rp4 Triliun BPD Bali Segera Salurkan KUR

Upload: vongoc

Post on 12-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

22 F I N A N S I A L Senin, 25 April 2016

Fitri Sartina [email protected]

Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dumoly F. Pardede menyatakan tidak tertutup kemungkinan otoritas bakal merestui usulan tersebut. Namun menurutnya, saat ini OJK belum menindaklanjuti usulan itu lantaran belum memper-

oleh pernyataan resmi dari para pelaku industri asuransi.

“Mereka belum bicara ke kami. Be lum ada yang menyampaikan per-nya taan tertulis juga kepada OJK, ma kanya belum ada respons,” ujar Dumoly akhir pekan lalu.

Dia mengatakan obligasi BUMN yang akan diarahkan kepada IKNB kemung-kinan besar berupa coporate bonds dari perusahaan BUMN yang bergerak di

bidang infrastruktur. Namun, dia menya-takan hal tersebut masih berupa rencana awal. Untuk memutuskan hal tersebut, katanya, perlu pembicaraan internal antara OJK dan para pelaku IKNB.

Ketua Umum AAUI Yasril R. Rasyid mengklaim pihaknya telah menyampaikan hasil konsultasi dengan Kemen terian BUMN kepada OJK pekan lalu. Adapun, konsultasi yang dimaksud ialah pembahasan terkait usulan penyetaraan obligasi per usahaan BUMN sebagai instrumen SBN.

“Kami sudah sampaikan hasil pertemuan dengan Kementerian

BUMN kepada Pak Dumoly [Deputi Komisioner Pengawas IKNB OJK]. Sekarang kami tinggal menunggu keputusan dari OJK,” kata Yasril kepada Bisnis, Minggu (24/4).

Sebelumnya, Yasril juga menyatakan pi hak nya telah berkonsultasi dan mela-ku kan diskusi dengan Kementerian BUMN terkait dengan usulan agar obligasi perusahaan BUMN bisa dihitung setara dengan instrumen surat berharga negara (SBN).

Menurutnya, pada pertemuan tersebut, Kementerian BUMN yang diwakili Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo memberikan respons positif. “Sambutan dari Pak Gatot Deputi Kemeneg BUMN sangat positif,” ujar Yasril belum lama ini.

Dia mengatakan asosiasi akan mela-por kepada OJK yang telah menebit-

kan POJK No.1/POJK.05/2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.

Usulan obligasi dari perusahaan BUMN agar dihitung setara dengan instrumen SBN lantaran kemiripan karakteristik, khususnya untuk pro-yek infrastruktur yang memiliki tenor cukup panjang.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Firdaus Djaelani mengatakan otoritas telah berkoordi-nasi dengan Kementerian Keuangan untuk menjamin ketersediaan suplai instrumen SBN bagi IKNB.

Sesuai beleid, batas minimum porsi investasi SBN bagi perusahaan asuransi umum dan lembaga penjaminan ialah 20% hingga 2017, perusahaan asuransi jiwa 30% hingga akhir 2017, sedang-kan bagi BPJS Kesehatan 30% dengan tenggat akhir tahun ini.

YOGYAKARTA – PT Asu ransi Astra Buana optimistis dapat meraup premi Rp4,5 triliun—Rp4,6 triliun sepanjang 2016 lantaran pertum-buhan bisnis di segmen nonotomotif cukup men janjikan.

Santosa, Direktur Utama Asuransi Astra, me ngatakan 60% bis-nis perusahaan ma sih ditopang oleh asuransi ken daraan. Me lam-batnya penjualan oto -motif, katanya, mem -buat perusahaan me ma-sang target premi tahun ini relatif sama dengan tahun lalu.

Pertumbuhan diha-rap kan diperoleh dari lini komersial dan kese-hatan. Menurutnya, de -ngan estimasi ini, seca-ra keseluruhan pre mi Asuransi Astra di ha rap-kan dapat tumbuh 5%.

“Tahun lalu premi asuransi kendaraan ber-mo tor sebesar Rp2,1 triliun--Rp2,2 tri liun. Kami harapkan, ta hun ini [untuk premi ken-daraan bermotor] minimal bisa sama dengan tahun lalu,” kata Santosa di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Dia mengatakan pada 2015, perusahaan mem-bukukan premi Rp4,46 triliun. Dari jumlah ini yang menjadi laba bersih Rp911,38 miliar. Adapun pendapatan inves-tasi mencapai Rp602 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan hasil sebelumnya yang mencapai Rp971 miliar. Dengan capaian ini jumlah aset perusahaan tercatat Rp10,5 triliun.

Meski otomotif se -dang melambat, Santosa berharap lini komersil dan kesehatan yang digarap perusahaan da pat tumbuh sig ni-fikan. Bah kan khusus untuk kese hatan, per-usahaan optimis tum-buh hingga 20%. (Anggara Pernando)

DENPASAR – PT Bank Pembangunan Daerah Bali resmi menjadi salah satu bank yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat.

Rencananya, plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang akan di sa -lurkan BPD Bali men-capai Rp300 miliar, de -ngan rincian untuk seg-men mikro Rp5 miliar dan ritel Rp295 miliar.

“Suratnya sudah dapat, ada 13 bank dan enam BPD salah satunya BPD Bali. Ini nama kami di urutan 12 surat yang dikeluarkan pusat,” ujar Dirut BPD Bali I Made Sudja, seu-sai rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Jumat (22/4).

Kendati sudah resmi ditunjuk sebagai penya-lur KUR, BPD Bali belum dapat langsung menya-lurkan kredit lantaran masih harus menunggu izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sudja mengatakan penunjukkan itu akan membantu BPD Bali untuk memacu pe -nyaluran kredit kepada masyarakat dengan suku bunga rendah.

Pada 2015, BPD Bali sudah menyalurkan kre dit Rp14,45 triliun, atau tumbuh 15,29% di ban dingkan tahun se belumnya yakni Rp12,53 triliun. Dari total kredit tersebut, por si kredit konsumtif masih mendominasi sebesar 58,07%, se-dangkan kredit produktif 41,93%. Adapun porsi kre dit UMKM mencapai 36,91% dari total kredit.

Kepala OJK Regional Bali Nusra Zulmi mengharapkan pada Mei 2016, BPD Bali dapat mulai menyalurkan KUR. (Feri Kristianto)

PENGGABUNGAN OBLIGASI & SBN

Asuransi Dapat Lampu HijauJAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan mengisyaratkan bakal merestui usulan pelaku industri asuransi agar kepemilikan obligasi BUMN dapat dihitung setara dengan instrumen surat berharga negara sehingga

ketentuan minimal investasi SBN terpenuhi.

OJK belum menindaklan-juti usulan lantaran belum memperoleh pernyataan resmi dari para pelaku industri asuransi.

Astra Buana Incar PremiRp4 Triliun

BPD Bali Segera Salurkan KUR