pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

26
Pengenalan Proses Kalibrasi Dan Pemeliharaan Alat Ukur Panduan untuk pembelajaran tentang proses kalibrasi alat ukur serta cara penyimpanan dan pemeliharaanya. Oleh : Bhekti A Ryanto 1

Upload: bhekti-agus-ryanto

Post on 16-Jul-2015

2.859 views

Category:

Education


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Pengenalan Proses Kalibrasi

Dan

Pemeliharaan Alat UkurPanduan untuk pembelajaran tentang proses kalibrasi alat

ukur serta cara penyimpanan dan pemeliharaanya.

Oleh :Bhekti A Ryanto

1

Page 2: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Daftar IsiI. Pendahuluan........................................................................1

a. Metrologi........................................................................3

b. Pengertian kalibrasi........................................................3

c. Alat standar kalibrasi.......................................................5

d. Petugas kalibrasi.............................................................6

e. Kalibrasi dan cek antara..................................................7

II. Proses kalibrasi...................................................................9

A. Persiapan Kalibrasi..........................................................9

i. Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi..........9

ii. Pelaksana kalibrasi....................................................10

iii. Kondisi lingkungan kalibrasi.....................................10

iv. Metode kalibrasi......................................................11

b. Pelaksanaan kalibrasi....................................................11

1. Pengamatan awal......................................................11

ii. Penyetelan ...............................................................11

iii. Pengamatan kewajaran hasil ukur...........................14

iv. Pengukuran..............................................................15

v. Pencatatan................................................................16

vi. Perhitungan..............................................................16

vii. Penentuan ketidakpastian.......................................17

c. Laporan kalibrasi...........................................................18

1. Kelayakan alat ukur...................................................19

ii. Selang waktu kalibrasi ..............................................19

2

Page 3: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

d. Pemeliharaan peralatan................................................20

1. Alat standar...............................................................21

ii. Alat ukur....................................................................21

Referensi..............................................................................23

3

Page 4: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

I. Pendahuluan

Gambar 1. Proses pengukuran

Pada proses pengukuran yang dilakukan, sering kali terjadi perbedaan hasil pengukuran walaupun proses pengukurang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang sejenis. Seharusnya, hasil pengukuran itu adalah identik sama walaupun menggunakan alat ukur yang berbeda Perbedaan hasil pengukuran ini terjadi karena berbagai pengaruh diantaranya adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode pengukuran.

Secara umum, beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan dalam pengukuran sehingga menimbulkan perbedaan hasil, diantaranya adalah disebabkan oleh:1. Perbedaan yang terdapat pada obyek yang diukur. Hal ini dapat direduksi

dengan cara:a. Obyek yang akan dianalisis diperlakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh ukuran kualitas yang homogen.b. Mengggunakan tekhnik sampling dengan baik dan benar.

2. Perbedaan situasi pada saat pengukuran. Perbedaan ini dapat diselesaikan dengan cara mengenali persamaan dan perbedaan suatu obyek yang terdapat pada situasi yang sama. Dengan demikian sifat-sifat dari obyek dapat diprediksikan.

3. Perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan.

1

Page 5: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan alat pengatur yang terkontrol dan telah terkalibrasi.

4. Perbedaan penyelenggaraan/administrasi.Kendala ini diatasi dengan menyelesaikan permasalahannon-teknis dengan baik sehingga keadaan peneliti selalu siap untuk sehingga melakukan kerja.

5. Perbedaan pembacaan hasil pengukuranKesalahan ini dapat diatasi dengan selalu berupaya untuk mengenali alat atau instrumentasi yang akan digunakan terlebih dahulu.

Dari lima faktor penyebab kesalahan dalam bidang analitik maka peralatan dan instrumentasi sangat berpengaruh. Peralatan pada dasarnya harus dikendalikan oleh pemakainya. Untuk peralatan mekanis yang baru relatif semua sistem sudah berjalan dengan optimal, sebaliknya untuk alat yang sudah berumur akan banyak menimbulkan ketidakoptimuman karena komponen aus, korosi dan sebagainya. Demikian juga peralatan elektrik, pencatatan harus selalu dikalibrasi dan dicek ulang akurasinya. Untuk peralatan yang menggunakan sensor atau detektor maka perawatan dan kalibrasi memegang peranan penting dalam menjamin keandalan dan kualitas dari suatu instrumen.

Gambar 2. Pencatatan hasil pengukuran

Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi tertentu.

2

Page 6: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, merupakan untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak pengguna alat ukur dalam hal menjaga mutu benda kerja yang dihasilkan. Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.

a. Metrologi

Metrologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang proses ukur mengukur (science of measurement). Bidang kerja metrologi mencakup standarisasi, pengujian, dan jaminan mutu. Sedangkan bidang yang dikelolanya adalah mengenai satuan ukur, alat ukurnya sendiri, dan prosedur pengukuran.

Metrologi dewasa ini terbagi dalam tiga bagian yaitu metrologi legal, metrologi industri dan metrologi ilmiah. Metrologi legal menangani peneraan alat-alat ukur yang langsung berhubungan dengan kepentingan konsumen sedang metrologi industri menangani alat-alat ukur yang tidak langsung berhubungan dengan kepentingan konsumen dalam transaksi, misalnya alat ukur yang digunakan dalam pengujian di laboratorium, alat ukur yang digunakan untuk keperluan proses di pabrik, dan alat ukur yang digunakan sebagai alat penjamin keselamatan.

Metrologi ilmiah mengelola penelusuran dan pemeliharaan peralatan standar hirarki tinggi yang dijadikan acuan bagi kedua metrologi lainnya.

b. Pengertian kalibrasi

Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar internasional dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.

3

Page 7: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Gambar 3. Ketelusuran standar kalibrasi

Gambar 4. Contoh ketelusuran kalibrasi untuk micrometer

Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian, lingkungan penyimpanan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.

Adapun tujuan dari kegiatan kalibrasi secara garis besar adalah:1. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat

dikaitkan / ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi /teliti (standar primer nasional dan internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.

2. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukan suatu instrument ukur terhadap nilai nominalnya atau definisi dimensi nasional yang seharusnya untuk suatu alat/bahan ukur

4

Page 8: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

3. Menjamin hasil –hasil pengukuran sesuai dengan standar nasionaldan internasional.

4. Menjamin dan meningkatkan nilai kepercayaan didalam proses pengukuran

c. Alat standar kalibrasi

Alat standar kalibrasi dapat berupa objek ukur atau berupa alat ukur. Yang dikategorikan objek ukur adalah alat standar kalibrasi yang tidak memiliki skala, berupa objek yang akan diukur oleh peralatan. Sedangkan yang dikelompokkan ke dalam standar kalibrasi berupa alat ukur adalah standar kalibrasi yang memiliki skala, sering berupa instrumen.

Alat standar yang sering digunakan sebagai master dalam proses kalibrasi adalah :

• Micro Checker untuk Inside dan Outside Micrometer• Zero Checker untuk Bore gauge

• Caliper Checker untuk Caliper

• Dial Gauge Checker untuk Dial gauge

• Depth Micro Checker untuk Depth gauge

• Pressure Gauge Tester

• Torque Wrench Tester

• Granite Table

• Block Gauge

5

Page 9: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Gambar 5. Dial Checker

d. Petugas kalibrasi

Petugas kalibrasi perlu memiliki kualifikasi yang memadai karena dalam proses kalibrasi yang menghadapi adalah perhitungan baik berupa konversi, standar deviasi, maupun perhitungan ketidakpastian serta menafsirkan hasil kalibrasi berdasarkan metode kalibrasi Pada prinsipnya petugas kalibrasi harus sensitif terhadap hasil kalibrasi yang telah diperoleh, tidak boleh terlalu mengandalkan patokan metode kalibrasi yang telah begitu rutin dilakukan sehingga mengabaikan sensitifitas kalibrasi itu sendiri.

Diluar persyaratan teknis diatas petugas kalibrasi perlu memiliki kepribadian yang baik, mempunyai dedikasi yang tinggi, serta bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan kalibrasi yang sedang dan yang telah dilaksanakannya.

6

Page 10: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Gambar 6. Proses pengukuran di ruang kalibrasi

e. Kalibrasi dan cek antara

Kalibrasi mengandung pengertian sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional suatu alat ukur dengan cara membandingkan hasil ukur alat tersebut dengan standar ukur yang sesuai dan tertelusur ke standar nasional atau standar internasional.

Sedangkan cek antara merupakan suatu konfirmasi dengan cara pengujian dan penyajian bukti bahwa persyaratan yang telah ditetapkan telah terpenuhi. Cek antara dimaksudkan untuk pemeliharaan ketelusuran peralatan kepada standar nasional. Cek antara dilakukan diantara selang kalibrasi untuk memeriksa bahwa alat yang telah dikalibrasi tersebut masih memenuhi persyaratan teknis, misalnya fluktuasi suhu.

Perbedaannya antara kalibrasi dan cek antara. Kalibrasi memerlukan alat standar yang terkalibrasi sedangkan cek antara tidak selalu harus dilakukan dengan alat standar yang terkalibrasi.

Parameter Tera Kalibrasi

7

Page 11: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Aturan UU No.2 1981 ISO 17025 : 2005

Sifat aturan Wajib Suka rela

Personil Disumpah Belum ada aturan

Tujuan Transaksi yang adil Ketelusuran

Jenis peralatan Semua alat ukur yang akan digunakan Laboratorium, produksi, jasa

Instansi pengelola Departemen Perdag. Laboratorium Kalibrasi

Hasil pekerjaan Tanda Tera, Srt. Ket. Label, Sertf. Kalibrasi

Selang waktu Diatur UU No.2 1981 Sesuai sifat alat.

Pengecekan antara Tidak diketahui Diantara selang kalibrasi

Selain ISO 17025: 2005 juga standar lainnya seperti ISO 9000 series, dan standar yang melibatkan pengendalian peralatan ukur mencantumkan kalibrasi sebagai salah satu persyaratan kompetensi.

8

Page 12: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

II. Proses kalibrasi

Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat digambarkan sebagai kegiatan persiapan kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data kalibrasi, penentuan ketidakpastian dan penerbitan laporan kalibrasi.

Gambar 7. Proses kalibrasi pressure gauge.

A. Persiapan Kalibrasi

i. Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi

Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang sama sesuai metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan. Seperti contoh sebelum proses kalibrasi alat ukur, alat perlu disimpan terlebih dahulu di ruang kalibrasi selama satu hari. Hal ini dimaksudkan agar suhu dari alat ukur sudah benar-benar normal dan tidak ada pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya.

Sebagai prasarat proses kalibrasi adalah suhu tempat benda kerja disimpan adalah 20°C. Hal ini mengacu pada aturan standar penyimpanan alat ukur . Pada suhu ini besi mengalami kondisi yang relatif stabil sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan pengecekan.

9

Page 13: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

ii. Pelaksana kalibrasi

Pelaksana kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang penggunaan alat ukur serta telah mendapat pelatihan tentang penggunaan alat ukur dan kalibrasi.

Tidak ada sarat khusus bagi seorang pelaksana kalibrasi selain telah memiliki sertifiklat tentang kalibrasi dari pihak terkait. Hal ini diperlukan karena berkaitan dengan kualitas hasil pengukuran yang lakukan pada benda kerja yang diproduksi sangat ditentukan oleh kualitas alat ukur yang digunakan.

iii. Kondisi lingkungan kalibrasi

Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sedemikian sesuai persyaratan metode kalibrasi seperti suhu dan kelembaban.Tidak selamanya kalibrasi harus dilakukan pada ruang yang terkondisi dengan ketat. Pengkondisian lingkungan kalibrasi biasanya dilakukan untuk kalibrasi peralatan yang mudah berubah akibat pengaruh suhu, kelembaban, getaran, cahaya, dan sebagainya.

Untuk proses kalibrasi pada alat ukur, keadahan suhu dan kelembaban ruangan sangat penting karena hal ini dapat mempengaruhi hasil dari proses kalibrasi. Pada proses kalibrasi alat ukur suhu yang diijinkan adalah 20°C dengan tingkat kelembaban sekitar 60-70%. Hal ini merupakan standar yang sudah ditetapkan secara nasional maupun internasional. Karena pada kondisi suhu ini, alat ukur relatif stabil.

Selain suhu dan kelembaban ruangan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah gangguan dari lingkungan sekitar seperti adanya getaran dan lain-lain. Pada saat terjadi getaran, pembacaan alat ukur tidak akan akurat sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil dari pembacaan alat ukur secara keseluruhan. Walau pun demikian ganngguan lingkungan luar dapat diminimalkan dan dimasukan sebagai sumber keidakpastian pengukuran.

10

Page 14: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

iv. Metode kalibrasi

Metode atau proses kalibrasi dapat mengacu kepada metode standar standar internasional maupun metode standar lainya seperti text book, jurnal , bulletin dan maual peralatan. Selain itu dari beberapa pilihan metode kalibrasi dapat dipilih metode yang mudah dilaksanakan, karena sulitnya mengikuti metode kalibrasi dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan data kalibrasi.

Biasanya setiap alat ukur akan memiliki alat master yang sudah memiliki ketelusuran kepada standar nasional maupun internasioanl. Sehingga untuk proses kalibrasi, alat ukur cukup diperiksa dengan menggunakan master tersebut.

b. Pelaksanaan kalibrasi

1. Pengamatan awal

Jika alat yang dikalibrasi berupa instrumen, pastikan bahwa alat tersebut dapat beroperasi normal. Pada prinsipnya pelaksanaan kalibrasi tidak bertujuan untuk memperbaiki alat, karenanya alat yang tidak normal seyogyanya tidak boleh dikalibrasi. Alat demikian harus diperbaiki dulu oleh petugas yang khusus menangani perbaikan alat hingga alat tersebut diyakini beroperasi normal.

ii. Penyetelan

Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk menghindari kesalahan titik nol. Penyetelan dapat berupa menyetel kedataran, pembersihan alat dari kotoran, menyetel titik nol, dalam hal misalnya kalibrasi neraca elektronik penyetelan dapat berupa kalibrasi internal sesuai prosedur dalam manual.

Proses kalibrasi Vernier caliperAlat yang perlu dipersiapkan :

- Block Gauge Grade 1 or 2 atau Caliper Checker.- Alcohol 95% and tissue.

11

Page 15: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

- Lembar laporan/catatan.

1. Pastikan suhu benda kerja telah sesuai dengan suhu ruangan dan sesuai dengan prasarat untuk proses kalibrasi.

2. Bersihkan permukaan vernier caliper dengan menggunakan alkohol.

3. Bersihkan permukaan block gauge dengan menggunakan alkohol.

4. Lakukan pengukuran pada bagian jaw sebanyak 3 titik. Ulangi proses pengukuran setidaknya sampai 5 kali.

5. Catat hasil pengukuran.

6. Kalkulasi hasil pengukuran sehingga didapat angka penyimpangan dari alat tersebut.

Gambar 8. Proses kalibrasi pada Vernier caliper

Gambar 9. Micro checker

Proses kalibrasi micrometerAlat yang perlu dipersiapkan :

- Block Gauge Grade 0.- Optical Flat dan Optical Parallel.

- Alcohol 95% and tissue.

12

Page 16: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

- Lembar laporan/catatan.

1. Pastikan suhu benda kerja telah sesuai dengan suhu ruangan dan sesuai dengan prasarat untuk proses kalibrasi.

2. Bersihkan permukaan micrometer dengan menggunakan alkohol.

3. Bersihkan permukaan block gauge dengan menggunakan alkohol.

4. Siapkan optical flat dan optical parallel.

5. Pasang micrometer pada stand.

6. Periksa flatness dari permukaan anvil dan spindle.

7. Periksa kelurusan antara anvil dan spindle.

8. Lakukan pengukuran block gauge. Ulangi proses pengukuran setidaknya sampai 5 kali.

9. Catat hasil pengukuran.

10. Kalkulasi hasil pengukuran sehingga didapat angka penyimpangan dari alat tersebut.

Gambar 10. Proses kalibrasi micrometer

Proses kalibrasi dial gaugeAlat yang perlu disiapkan:

- Calibration Tester- Alcohol 95% dan tissue

13

Page 17: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

- Dial gauge

- Lembar laporan/catatan

1.Pastikan suhu benda kerja telah sesuai dengan suhu ruangan dan sesuai dengan prasarat untuk proses kalibrasi.

2.Bersihkan permukaan dial gauge dengan menggunakan alkohol.

3.Bersihkan permukaan dial tester dengan menggunakan alkohol.

4.Pasang dial gauge pada stand penjepit dial tester.

5.Lakukan pengukuran pembacaan actual antara dial gauge dengan dial tester. Catat perbedaannya. Lakukan pengulangan pada beberapa titik.

6.Catat hasil pengukuran.

7.Kalkulasi hasil pengukuran sehingga didapat angka penyimpangan dari alat tersebut.

Gambar 11. Proses kalibrasi menggunakan dial tester.

iii. Pengamatan kewajaran hasil ukur

Pengamatan ini dimaksudkan untuk memastikan kewajaran penunjukan alat. Jika alat menunjukan hasil ukur yang tidak wajar mungkin perlu penyetelan kembali atau perlu dicari penyebab ketidakwajaran penunjukan alat tersebut.

14

Page 18: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Gambar 12. Hasil pengukuran micrometer

iv. Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam dokumen acuan kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu yang biasa digunakan oleh pengguna alat. Jika dokumen acuan kalibrasi tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan dalam selang 10% dari kapasitas ukur alat.Titik ukur harus dibuat mudah dibaca oleh pengguna alat. Pada waktu pengukuran hanyalah melakukan pengambilan data dan tidak boleh melakukan kegiatan lainnya yang mungkin menyebabkan pembacaan atau pencatatan menjadi salah.

Gambar 13. Proses pengukuran

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam perhitungan proses kalibrasi adalah :

15

Page 19: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

• Ketepatan (accuracy) yaitu harga terdekat pembacaan suatu alat

ukur dengan harga sebenarnya.

• Ketelitian (precision) yaitu ukuran kemampuan alat ukur untuk

memperoleh hasil pengukuran serupa yang dilakukan berulang.

• Resolusi yaitu perubahan terkecil hasil ukur yang dapat diberikan

sebagai respon suatu instrumen atau alat ukur.

• Sensitifitas yaitu perbandingan antara respon alat ukur dengan

perubahan masukan dari variable yang diukur.

v. Pencatatan

Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan kepada apa yang dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin menggunakan format yang telah dirancang dengan teliti sesuai dengan ketentuan metode kalibrasi. Selain data ukur hal yang perlu dicatat adalah identitas alat selengkapnya serta faktor yang mempengaruhi kalibrasi seperti suhu ruangan, kelembaban, tekanan udara dan sebagainya.

Gambar 14. Pencatatan proses kalibrasi

vi. Perhitungan

Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi. Perhitungan biasanya melibatkan pekerjaan mengkonversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar deviasi, atau menentukan

16

Page 20: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

persamaan regresi. Hasil perhitungan akan menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.

Gambar 15. Catatan hasil pengukuran

vii. Penentuan ketidakpastian

Penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena ternyata bahwa hasil kalibrasi yang diperoleh dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain operator, alat kalibrasi, alat bersangkutan, lingkungan, metode kalibrasi.

Gambar 15. Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran.

Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang dominan dan ada pula yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan demikian nilai telusur atau kesalahan sistematik yang diperoleh dari kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu melainkan dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi.

17

Page 21: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Gambar 16. Grafik hasil pengukuran kalibrasi

c. Laporan kalibrasi

Format laporan kalibrasi hendaknya mengacu kepada pedoman SNI 19-17025. Proses penerbitan laporan kalibrasi secara sederhana meliputi tahap:

PengkonsepanPengkonsepan laporan berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data, dan perhitungan ketidakpastian.Pemeriksaan konsep oleh petugas yang berwenang untuk mengecek kesalahan identitas alat, pengambilan data, kesalahan perhitungan data dan perhitungan ketidakpastian.

Pengesahan laporanPengesahan laporan. Biasanya yang mengesahkan laporan kalibrasi adalah kepala laboratorium kalibrasi atau seseorang yang ditunjuk atas dasar pengetahuannya di bidang kalibrasi atau yang berwenang dalam hal penggunaan alat ukur (Quality Control).

18

Page 22: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Gambar 17 Sertifikat Kalibrasi

1. Kelayakan alat ukur

Kalibrasi selalu dilakukan terhadap alat yang tidak rusak, namun alat ukur yang telah dikalibrasi tidak selalu berarti layak pakai. Kelayakan harus selalu dibandingkan dengan suatu acuan tertentu. Adalah kewajiban pengguna alat untuk melakukan evaluasi lanjutan terhadap alat ukur yang telah dikalibrasi untuk memastikan kelayakan alat. Semisal ternyata setelah dikalibrasi, pembacaan alat tersebut sudah sangat jauh dari nilai toleransi yang diijinkan, maka alat tersebut sudah tidak layak untuk digunakan.

ii. Selang waktu kalibrasi

Jangka waktu atau selang waktu kalibrasi harus ditetapkan pada suatu instrumen ukur. Secara umum selang / interval kalibrasi dapat ditentukan berdasarkan :

• Jenis alat ukur

19

Page 23: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

• Frekuensi pemakaian

• Stabilitas

• Kondisi pemakaiaan

• Batas kesalahan yang ada hubungannya dengan akurasi alat.

Gambar 18. Penggunaan alat ukur

Selang kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu :

• Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya 6 (enam) bulan sekali,

1(satu) tahun sekali, dst.

• Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000

jam pakai.

• Kombinasi cara pertama dan kedua, misalnya 6 bulan atau 1000 jam

pakai,tergantung mana yang lebih dulu tercapai.

Gambar 19. Contoh selang antara kalibrasi.

d. Pemeliharaan peralatan

20

Page 24: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

1. Alat standar

Alat standar sedapat mungkin disimpan dalam kondisi yang mencegah perubahan sifat fisik alat standar seperti karat misalnya.Untuk alat-alat yang perlu disimpan dalam kelembaban rendah agar disimpan dalam desikator atau lemari yang dapat diatur kelembabannya.

Catatan penggunaan alat dapat ditempatkan di tempat penyimpanan alat untuk memudahkan pencatatan jika akan digunakan untuk kalibrasi. Setiap pengeluaran alat standar selalu dicatat mengenai nama alat standar, tanggalpengeluaran, nama pengguna, dan tanda tangan pengguna alat. Catatan akan diberi keterangan ‘telah kembali’ jika alat bersangkutan telah dikembalikan.

Gambar 20. Penyimpanan alat ukur.

ii. Alat ukur

Penyimpanan alat ukur sangat menentukan pada kualitas dari alat ukur itu sendiri. Banyak rekomendasi-rekomendasi yang diberikan tentang cara-cara penyimpanan dan pemeliharaan alat ukur itu. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyimpanan alat ukur diantaranya :

• Lemari alat harus bebas dari debu dan kotoran.

• Alat ukur seyogyanya disimpat di tempat yang stabil suhu dan

kelembabanya. Hal ini dimaksudkan agar ketelitian dan daya baca alat tetap terjaga. Biasanya suhu tempat penyimpanan alat ukur

sekitar 20⁰C dengan kelembaban 60-70%.

21

Page 25: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

• Tepat penyimpanan alat ukur harus bebas dari getaran-getaran yang

sangat memungkinkan akan merusak kemampuan baca alat ukur.

22

Page 26: Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan

Referensi

Howarth, P & Redgrave, F (2008). Mmetrologi – In Short. 3rd Edition, Euramet, Schultz Grafisk, Albertslund, p. 10.

Role of measurement and calibration.2006.UNIDO.Vienna.

PT. SANGGAR SARANA BAJA REMANUFACTURING DIVISION (NRC). Calibration and Measurement Training of Dimension and Pressure-force.2006.LIPI..

ISO/IEC 17025 : 2005 (Versi Bahasa Indonesia)

SR 01 – SR 05(2005) Persyaratan Tambahan Laboratorium. KAN-BSN

Quin, TJ & Mills, IM (1998), The System International of Unit (SI), 7th ed, BIPM

Taylor, BN (1995), Guide for the Use of International System of Unit (SI), NIST Special Publication 811, US Department of Commerce, NIST

Cooper, WD (1985), Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran, Edisi ke-2, Penerbit Erlangga, Jakarta

23