pengertian kontrak bisnis

8
HUKUM KONTRAK BISNIS 1. Pengertian Kontrak Bisnis Kontrak merupakan perjanjian yang bentuknya tertulis. Dalam suatu Kontrak bisnis, ikatan kesepakatan di tuangkan dalam dalam suatu perjanjian yang bentuknya tertulis. Hal ini untuk kepentingan kelak, jika dikemudian hari terjadi sengketa berkenaan dengan kontrak itu sendiri, maka para pihak dapat mengajukan kontrak tersebut sebagai salah satu alat bukti. Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum privat, yakni bidang hukum yang konsentrasi kajiannya adalah hak kewajiban yang dimiliki oleh seseorang itu sendiri, dimana wanprestasi atau pelanggaran terhadap ketentuan yang telah diatur dalam kontrak menjadi urusan para pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut. Kontrak di Indonesia diatur dalam Kitab Undang- undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Buku III tentang Perikatan. Perikatan dapat lahir dari perjanjian dan undang-undang. Perjanjian itu sendiri meliputi perjanjian yang bentuknya tertulis (kontrak) dan perjanjian lisan. Dari Uraian singkat tersebut terlihat bahwa kontrak dengan perikatan memiliki kaitan, yaitu bahwa kontrak merupakan salah satu sumber dari perikatan. 2. Asas - Asas dalam Kontrak Bisnis. Asas dimaknai sebagai hal-hal mendasar yang menjadi latar belakang lahirnya suatu norma atau aturan atau kaidah. Sebelum membuat suatu aturan biasanya ditentukan dahulu asasnya yang Hukum Kontrak Page 1

Upload: dika-ajikaners

Post on 20-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hukum kontrak bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Kontrak Bisnis

HUKUM KONTRAK BISNIS

1. Pengertian Kontrak Bisnis

Kontrak merupakan perjanjian yang bentuknya tertulis. Dalam suatu Kontrak bisnis, ikatan

kesepakatan di tuangkan dalam dalam suatu perjanjian yang bentuknya tertulis. Hal ini untuk

kepentingan kelak, jika dikemudian hari terjadi sengketa berkenaan dengan kontrak itu

sendiri, maka para pihak dapat mengajukan kontrak tersebut sebagai salah satu alat bukti.

Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum privat, yakni bidang hukum yang konsentrasi

kajiannya adalah hak kewajiban yang dimiliki oleh seseorang itu sendiri, dimana wanprestasi

atau pelanggaran terhadap ketentuan yang telah diatur dalam kontrak menjadi urusan para

pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut. Kontrak di Indonesia diatur dalam Kitab Undang-

undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Buku III tentang Perikatan. Perikatan dapat lahir dari

perjanjian dan undang-undang. Perjanjian itu sendiri meliputi perjanjian yang bentuknya

tertulis (kontrak) dan perjanjian lisan. Dari Uraian singkat tersebut terlihat bahwa kontrak

dengan perikatan memiliki kaitan, yaitu bahwa kontrak merupakan salah satu sumber dari

perikatan.

2. Asas - Asas dalam Kontrak Bisnis.

Asas dimaknai sebagai hal-hal mendasar yang menjadi latar belakang lahirnya suatu norma

atau aturan atau kaidah. Sebelum membuat suatu aturan biasanya ditentukan dahulu asasnya

yang biasanya lebih bersifah filosofis. Asas-asas dalam kontrak bisnis di antaranya.

2.1. Asas Kebebasan Berkontrak:

Asas ini dimaknai dengan adanya keleluasaan atau kebebasan bagi para pihak yang

mengikatkan diri dalam suatu Kontrak untuk menentukan isi kontrak, bentuk kontrak, dan

apa pun yang diatur dalam kontrak. Asas ini tersirat dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata

bahwa pada pokoknya perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai undang-undang

bagi yang membuatnya. Namun demikian, kebebasan yang di peroleh para pihak masih ada

batasannya, yaitu Undang-undang, Ketertiban umum, dan kesusilaan.

2.2. Asas Kekuatan Mengikat:

Hukum Kontrak Page 1

Page 2: Pengertian Kontrak Bisnis

Asas ini dimaknai dengan adanya ikatan dari para pihak ketika membuat kontrak. Para pihak

yang menandatangani kontrak terikat dengan apa yang telah ditandatanganinya dalam kontrak

tersebut. Asas yang tersirat dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa pada pokoknya

perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.

Kata-kata”berlaku sebagai undang-undang” memiliki makna kekuatannya sama dengan

undang-undang, artinya memiliki daya paksa untuk mematuhi apa yang tertuang dalam

kontrak tersebut.

2.3. Asas Itikad Baik:

Asas ini memiliki makna yaitu kontrak yang di buat para pihak harus didasari dengan adanya

itikad baik di antara para pihak baik sebelum dibuatnya kontrak, pada saat dibuatnya kontrak

maupun setelah berlakunya kontrak. Asas ini tersirat dalam Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata.

2.4. Asas Kesepakatan:

Asas ini memiliki makna yaitu kesepakatan merupakan pangkal tolak dari mulai berlakunya

suatu kontrak atau mulai mengikatnya suatu kontrak bagi para pihak. Asas ini tersirat dalam

Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata jo. Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata.

Harus digaris bawahi asas bukanlah norma, jadi ketika terjadi pelanggaraa terhadap asas

maka tidak dapat dikatagorikan telah terjadi pelanggaraan hukum dengan adanya sanksi

hukum, melainkan telah terjadi pelanggaran asas dengan sanksi yang bersifat moral. Namun

apabila asas ini sudah tertuang dalam suatu norma atau aturan maka tentu saja

pelanggaraannya bukan merupakan pelanggaraan asas tetapi sudah termasuk pelanggaraan

hukum atau peraturan norma sehingga patut mendapat sanksi hukum.

3. Syarat-syarat sahnya Kontrak Bisnis.

Suatu Kontrak harus memenuhi empat syarat supaya kontrak sah secara hukum. Keempat

syarat syahnya Kontrak Bisnis di atur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Oleh karena empat

syarat tersebut merupakan ketentuan yang memaksa dalam arti harus dipenuhi, jika tidak

maka terdapat sanksi hukum yaitu kontrak tersebut tidak sah scara hukum.

4. Subjek dan Objek Kontrak Bisnis

Hukum Kontrak Page 2

Page 3: Pengertian Kontrak Bisnis

Kontrak dilakukan oleh dua orang atau lebih. Para pihak yang terlibat dalam kontrak

dinamakan subjek kontrak. Subjek kontrak bisnis sering dinamakan debitor dan kreditor.

Kreditor merupakan pihak yang berhak menuntut sedangkan debitor merupakan pihak yang

berkewajiban memenuhi tuntutan. Kewajiban debitor untuk memenuhi tuntutan kreditor

merupakan objek. Perjanjian yang sering juga dinamakan denga istilah prestasi. Menurut

Pasal 1234 KUHPerdata, prestasi ini dapat berupa memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan

tidak berbuat sesuatu. Sesuatu disini tergantung dari maksud dan tujuan para pihak

mengadakan hubungan hukum.

Prestasi dari suatu kontrak harus memenuhi tiga syarat yakni:

4.1. Harus di perkenankan, artinya tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,

ketertiban umum dan kesusilaan.

4.2. Harus mungkin dilaksanakan, artinya mungkin dilaksanakan menurut kemampuan

manusia.

4.3. Harus tertentu atau dapat ditentukan, artinya objek kontraknya harus terang dan jelas.

5. Wansprestasi dan Konsep Ganti Kerugian.

Prestasi harus dilaksanakan oleh debitor. Apabila debitor tidak dapat melaksanakan prestasi

maka debitor tersebut dikatagorikan telah wansprestasi atau tidak dipenuhinya prestasi.

Suatu debitor dikatakan wansprestasi apabila:

1. Debitor terlambat memenuhi prestasi

2. Debitor keliru memenuhi prestasi

3. Debitor tidak tunai memenuhi prestasi

4. Debitor sama sekali tidak memenuhi prestasi

Terhadap debitor yang wansprestasi, kreditor dapat mengajukan tuntutan terhadapnya.

Bentuk dari tuntutan dapat berupa:

1. Pemenuhan prestasi

Hukum Kontrak Page 3

Page 4: Pengertian Kontrak Bisnis

2. Pemenuhan prestasi disertai ganti rugi

3. Ganti kerugian

4. Pembatalan Kontrak

5. Pembatalan kontrak disertai ganti rugi

Ganti rugi konsepnya dapat berupa biaya, rugi dan bunga. Biaya diartikan dengan segala

pengeluaraan yang telah nyata-nyta dikeluarkan. Rugi diartikan segala kerugian yang

disebabkan karena musnahnya atau rusaknya barang-barang milik kreditor akibat kelalaian

debitor. Sedangkan bunga di artikan dengan hilangnya segala keuntungan yang diharapkan

atau sudah diperhitungkan.Kerugian sendiri ada bentuknya yang materiil dan ada yang

inmateriil.

6. Jenis - Jenis Kontrak Bisnis

Jenis-jenis kontrak bisnis dapat dilihat dari hubungan dan kondisi bisnis yang terjadi pada

suatu perusahaan. Terlepas dari bidang usaha yang dijalani, adapun macam-macam hubungan

dan kondisi bisnis tersebut yaitu sebagai berikut:

6.1. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan kontraktor dan mitra bisnis

6.2. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan pemasok

6.3. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan distributor, retailer/agen penjualan

6.4. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan konsumen atau debitur

6.5. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan para pemegang saham

6.6. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan kreditur yang memberikan fasilitas

kredit atau pinjaman

7. Sebab - Sebab Berakhirnya Kontrak Bisnis

Terdapat 10 sebab berakhirnya kontrak bisnis, yakni :

1. Pembayaran : dimaknai oleh dengan pemenuhan prestasi secara sukarela oleh debitor

Hukum Kontrak Page 4

Page 5: Pengertian Kontrak Bisnis

2. Penawaran pembayaran tunai dengan diikuti penitipan : dimaknai dengan adanya

keinginan memenuhi prestasi oleh debitor yang tidak ditanggapi oleh pihak kreditor.

3. Pembaharuan utang atau novasi ; dimakna dengan hapusnya kontrak lama seiring dengan

disepakatinya kontrak baru. Menurut pasal 1430 KUHP perdata, novasi dibedakan menjadi 3,

yakni : novasi objektif, novasi subyektif pasif, novasi subyektif.

4. Perjumpaan utang atau Kompensasi dimaknai dengan suatu keadaan dimana dua orang

atau lebih saling memiliki utang piutang secara timbal balik.

5. Persatuan utang ; maksudnya adalah perbuatan hukum dimana kreditor dan debitor bersatu.

6. Pembebasan utang dimaknai dengan perbuatan hukum dimana kreditor melepaskan haknya

untuk menagih kepada debitor.

7. Pembatalan kontrak dimaknai dengan adanya tindakan wanprestasi dari debitor, terdapat 3

syarat untuk terjadinya pembatalan kontrak, yakni : a. Kontrak harus bersifat timbal balik; b.

Harus ada tindakan wanprestasi; c. Harus dengan keputusan Hakim.

8. Berlakunya syarat batal dan ini terjadi pada kontrak bersyarat dengan syarat membatalkan

(conditional agreement).

9. Musnahnya objek kontrak, maksudnya objek yang menjadi inti dari kontrak ternyata tidak

ada.

10. Kadaluarsa atau lewat waktu, adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu atau untuk

dibebaskan dari suatu tuntutan dengan lewatnya waktu tertentu dan atas syarat syarat yang

ditentukan oleh undang – undang. Jangka waktu tersebut biasanya 30 tahun. Lewat waktu ada

2 jenis, yaitu : lewat waktu untuk memperoleh hak dan lewat waktu untuk dibebaskan suatu

tuntutan

Hukum Kontrak Page 5

Page 6: Pengertian Kontrak Bisnis

REFERENSI

http://statushukum.com/hukum-kontrak.html

http://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/10/29/peranan-kontrak-dalam-hukum-bisnis/

Hukum Kontrak Page 6