pengertian dan sejarah bulu tangkis
TRANSCRIPT
Pengertian dan Sejarah Bulu Tangkis
Ditulis oleh: Om Makplus - Selasa, 10 Desember 2013
Bulutangkis adalah bentuk olah raga permainan yang dilakukan oleh 2 orang (pada tunggal)
atau 4 orang (pada ganda). Menggunakan cock (rangkaian bulu yang ditata dalam sepotong
gabus) sebagai bolanya dan raket sebagai alat pemukul pada sebidang lapangan.
Inti permainannya adalah untuk mendapatkan poin dengan cara memasukkan cock ke bidang
lapangan lawan yang dibatasi oleh jaring (net) setinggi 1,55 m dari permukaan lantai atas
dasar peraturan tertentu.
Tidak ada cabang olahraga yang memiliki banyak tanda tanya seperti bulutangkis. Sejarah
awalnya, terutama dari mana cabang itu berasal, misalnya. Orang hanya mengenal nama
badminton berasal dari nama sebuah rumah (kalau menurut ukuran Indonesia, sebuah istana)
di kawasan Gloucestershire, sekitar 200 kilometer sebelah barat London, Inggris. Badminton
House, demikian nama istana tersebut, menjadi saksi sejarah bagaimana olahraga ini mulai
dikembangkan menuju bentuknya yang sekarang. Di bangunan tersebut, sang pemilik, Duke
of Beaufort dan keluarganya pada abad ke-17 menjadi aktivis olahraga tersebut. Akan tetapi,
Duke of Beaufort bukanlah penemu permainan itu. Badminton hanya menjadi nama karena
dari situlah permainan ini mulai dikenal di kalangan atas dan kemudian menyebar.
Badminton menjadi satu-satunya cabang olahraga yang namanya berasal dari nama tempat.
Yang kemudian menjadi tanda tanya adalah di Inggris ataukah di India mula-mula permainan
seperti yang sekarang dilakukan? Bukti-bukti menunjukkan di Indialah mula-mula peraturan
permainan olahraga ini ditulis. Ini terjadi tahun 1870-an.
Juga tanda tanya besar bagaimana nama permainan ini berubah dari battledore menjadi
badminton. Nama asal permainan dua orang yang menepak bola ke depan (forehand) atau ke
belakang (backhand) selama mungkin ini tadinya battledore. Asal mula permainan battledore
dengan menggunakan shuttlecock (kok) sendiri juga misteri. Dulu orang menggunakan
penepak dari kayu (bat). Dua orang menepak “burung” itu ke depan dan ke belakang selama
mungkin. Permainan macam ini sudah dilakukan kanak-kanak dan orang dewasa lebih dari
2000 tahun lalu di India, Jepang, Siam (Thailand), Yunani dan Cina. Di kawasan terakhir ini
dimainkan lebih banyak dengan dengan kaki. Di Inggris ditemukan ukiran kayu abad
pertengahan yang memuat gambar anak-anak sedang menendang-nendang shuttlecock.
Pada abad ke-l6 permainan semacam itu terkenal diantara anak-anak. Pada abad berikutnya,
permainan yang biasa disebut juga jeu de volant ini menjadi pengisi acara saat-saat luang di
banyak negara Eropa. Kadang-kadang dimainkan oleh satu orang yang memukul-mukul atau
menepak-nepak kok itu ke atas, dengan satu atau dua penepak kayu. Sebuah permainan lain
yang hampir sama featherball (dengan bola dari kulit ayam yang lunak) dimainkan di
Denmark, Jerman, Perancis, dan Swedia.
Permainan menggunakan kok memang mempunyai daya tarik tersendiri. Jika ditepak atau
dipukul keatas maka begitu "jatuh" (menurun) kok akan melambat, memungkinkan orang
mengejar dan menepaknya lagi ke atas. Yang menjadi tanda tanya, bagaimana bisa terbentuk
kok seperti sekarang, ada kepala dengan salah satu ujung bulat dan di ujung lain yang datar
tertancap belasan bulu sejenis unggas? Bahan-bahan untuk membuat kok memang sudah ada
di alam. Bentuk kepala kok, yang bulat, sudah ada di sekitar kita, bisa ditemukan dalam
buah-buahan atau batu. Pertanyaannya, bagaimana awalnya bulu-bulu itu bisa menancap ke
kepala kok? Ada yang berpendapat, ketika orang sedang duduk di kursi dan di depannya meja
tulis, dia melamun dan memikir sesuatu yang jauh. Tanpa disengaja dia mengambil tutup
botol, yang terbuat dari gabus, dan kemudian menancap-nancapkan pena, yang ketika itu
terbuat dari bulu unggas. Beberapa pena tertancapkan dan jadilah bentuk sederhana sebuah
kok. Tentu ini tidak ada buktinya. Hanya kernudian memang terbentuk alat permainan seperti
itu, yang sctiap kawasan berbeda bentuknya.
Apapun evolusi yang terjadi disekitar alat-alatnya, pada abad ke-19 permainan itu menyebar
luas di kawasan pinggiran kota-kota Inggris. Rumah-rumah besar dengan ruangan-ruangan
dan halaman luas menjadi tempat yang subur bagi permainan itu. Tidak terkecuali di
Badminton House tadi. Keluarga Sommerset yang teiah tinggal di rumah itu sejak zaman
Charles II kemudian mendapat anugerah gelar sebagai Duke of Beaufort. Di Badminton
House itu kini masih ditemukan koleksi menarik peralatan permainan battledore dan
shuftlecock-nya. Kok zaman itu dua kali lebih besar dan berat dibanding yang ada sekarang.
Panjang "raket" atau battledore-nya sekitar setengah meter dengan kepala bulat. Tidak ada
senar. Kayu penepak itu ditutup kertas kulit sehingga kalau seseorang memukul
menimbulkan bunyi seperti orang memukul tambur. Begitulah bunyi yang terdengar jika di
ruang depan (Front Hall) Badminton House sedang ada permainan battledore. Semua alat itu
tersedia di istana ini dan orang yang akan main tinggal datang.
Pada tahun 1840-an dan 1850-an keluarga Duke of Beaufort Ke-7 paling sering menjadi
penyelenggara permainan ini. Menurut Bernard Adams (The Badminton Story, BBC 1980)
anak-anak Duke-tujuh laki-laki dan empat perempuan-inilah yang mulai memainkannya di
Ruang Depan. Lama-lama mereka bosan permainan yang itu-itu saja. Mereka kemudian
merentangkan tali antara pintu dan perapian dan bermain dengan menyeberangkan kok
melewati tali itu. Itulah awal net. Akhir tahun 1850-an mulailah dikenal jenis baru permainan
itu. Tahun 1860 itu ada seorang penjual mainan dari London-mungkin juga penyedia
peralatan battledore - bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore-a new game.
Tulisan di situ menggambarkan terjadi evolusi permainan itu di Badminton House.
Cerita-cerita di atas didapat dari keturunan Duke of Beaufort yang sekarang. Lain lagi dengan
cerita Sir George Thomas, yang selama 70 tahun bergerak di bulutangkis, sebagai pemain dan
organisator. Dia dengan jelas memberi waktu tahun 1863-68 sebagai perkiraan awal dari
badminton. Ia mengatakan, pada suatu pesta hujan turun dan orang-orang berusaha mencari
suatu kegembiraan baru dari permainan battledare yang biasanya. Salah seorang peserta pesta
memiliki gagasan cermerlang. "Ia merentangkan tali melintas ruangan dan menyingkirkan
semua mainan anak-anak dan badmiton, pada bentuknya yang paling awal, terwujud.
Terbukti, hal itu sesuai dengan selera pesta itu dan kemudian menjadi hiburan yang biasa
diselenggarakan di rumah itu ... dan rumah itu betapapun dipercaya sebagai asal permainan
itu" kata tokoh yang kemudian menyumbangkan piala untuk diperebutkan bagi kejuaraan
beregu putra, Piala Thomas. Sir Thomas lebih menyebut seorang pengunjung pesta dibanding
keluarga Duke. Betapapun, kemudian keluarga Duke-lah yang memperkenalkan permainan
ini ke masyarakat.
Itu versi yang menyebut Inggrislah sebagai asal permainan itu. Versi lain menyebut India
sebagai asal badminton. Tertulis dalam sebuah naskah tentang peraturan Lawn Tennis,
Croquet, Racquets etc yang terbit tahun 1883. Di salah satu bagian yang terdiri dari 10
halaman, pengarang menyebut badminton sebagai 'tenis lapangan yang dimainkan dengan
shuttlecock dan bukan bola’. Dalam pembukaan dia menulis tentang sejarah singkat
permainan itu dalam empat paragraph kecil 'badminton pertama kali dimainkan; saya percaya
di India dan diperkenalkan ke Inggris oleh Duke of Beaufort pada musim panas tahun 1874'.
Siapa yang menulis naskah itu tidak diketahui.
PERATURAN PPERMAINAN BULU TANGKIS
Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation).
Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang
terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis
tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis
servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di
dalam ukuran 13” (= 3,96 m) yang dicantumkan sebagai panjang lapangan servis, dan
ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam
batas ukuran yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal seperti tampak
pada gambar di halaman 14. Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang, dan
tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis samping lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring
tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai
dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki)
dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring
harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut
didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu yang
dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung
bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-
bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta
diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada
permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi
lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
TEKNIK DASAR PERMAINAN BULU TANGKIS
1. Pegangan Raket (Grip)
Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena
itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan
seseorang.
Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari
tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat
memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti
memegang golok).
Jenis Pegangan Raket Pada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan
yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket forehand dan backhand.
Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu
grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan
sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Cara Memegang Raket Forehand 1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara
seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari
telunjuk agak terpisah.
3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.
Cara Memegang Raket Backhand Untuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan
jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
Cara Latihan Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi
menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap
rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan
tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya
tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
4. Memukul bola (kok) ke tembok.
5. Bouncing ball.
2. Footwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila
dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus
memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak
teratur.
3. Sikap dan Posisi
Sikap dan Posisi Berdiri di Lapangan Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik
dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan: 1. Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan
tetap menjaga keseimbangan tubuh.
2. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan
rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki
diletakkan di depan kaki lainnya.
3. Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian
atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.
4. Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih
tinggi dari kepala.
5. Senantiasa waspada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan: 1. Senantiasa berdiri dengan sikap dan posisi yang tepat di atas Iapangan.
2. Lakukan gerak Iangkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat
memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.
3. Gerak Iangkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.
4. Hindari berdiri dengan telapak kaki di lantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya
kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.
4. Hitting Position
Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa
persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu
posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan
pukulan berkualitas.
5. Service (Service)
Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa
memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan
angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.
Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan
menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita
mengetahui bahwa angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila
pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.
Servis Forehand
a. Servis Forehand Pendek - Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain
itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.
- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok,
untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik
berat badan Anda.
- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Servis Forehand Tinggi - Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.
- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh
tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.
- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa
kontak dengan lantai.
- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan,
harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki
belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.
- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.
- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai
teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.
Servis Backhand
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang
pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).
Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.
1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke
sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga
dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap
badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.
2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat
badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari
menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah
dan akurasi pukulan.
3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat
mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.
4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal
rasa bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan
baik/sempurna.
Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan
servis yang salah dan benar.
Servis yang Salah : 1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.
2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.
3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.
4. Kaki kiri melakukan langkah.
5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.
6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.
7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.
Servis yang Benar : 1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
3. Kaki kiri statis.
4.Kaki hanya bergeser,tetapi tidak lepas dri tanah