pengertian aluminium composite panel

18
Pengertian Aluminium Composite Panel (ACP) Alumunium Composite Panel (ACP) adalah merupakan material perpaduan antara plat Alumunium dan bahan composite. Aluminium Composite Panel ( ACP) dapat digambarkan sebagai panel datar yang terdiri dari inti berbahan non-aluminium yang disatukan diantara dua lembar aluminium. Lembar aluminium dapat dilapisi dengan cat PVDF atau Polyester. Aluminium Composite Panel ini komposisi struktur bahannya terdiri dari dua lapisan luar terbuat dari aluminium plat yang diberi warna powder coating . Lalu bagian dalam diantara dua plat aluminum tadi terbuat dari bahan Low Density Polyethylene. Aluminium composite panel biasa diproduksi dengan ketebalan standar 4 mm dan ukuran standar 1220 x 2440 mm. Jenis-Jenis ACP Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu : 1. Jenis Polyester (PE) yang biasa banyak digunakan untuk interior. 2. Jenis PVDF (Poly Vinyl De Flouride) yang biasa di gunakan di eksterior. Keunggulan Aluminium Composite Panel Keunggulan dari bahan composite ini adalah beratnya yang lebih ringan tetapi dengan kekuatan yang lebih tinggi, tahan karat, dengan biaya perakitan yang lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen perakitannya dan tidak memerlukan baut-baut penyambung. Sifat dasar aluminium composite panel adalah keras dan kaku tetapi ringan dalam berat. Dilapisi aluminium yang dapat diwarnai dengan bermacam – macam warna. Aluminium composite panel dipakai secara luas dengan atau tidak dengan warna metalik, juga dapat memakai pola warna imitasi dari material lain seperti kayu dan marmer. Composite Panel atau yang biasa disingkat ACP adalah salah satu tipe plat panel yang mengandung bahan non-aluminium di antara dua lembar aluminium yang direkatkan. Lembar aluminium dapat dilapisi dengan PVDF atau cat Polyester (PE). ACP biasa digunakan untuk cladding eksternal bangunan (Outdoor). MACO merupakan produk aluminium composite panel unggulan kami untuk panel composite PVDF yang lebih diperuntukkan di luar ruangan (Outdoor). Menggunakan teknologi 3 Layer Coating merupakan yang terbaik saat ini. Penerapan Aluminium Composite Panel 1. Penggunaan Aluminium Composite Panel adalah meliputi : 2. Pekerjaan dinding eksterior bangunan / fasade. 3. Pekerjaan kombinasi dari penggunaan kaca, panel kanopi, papan petunjuk dan billboard. 4. Pekerjaan partisi dinding interior. 5. Pekerjaan pembungkus kolom. 6. Pekerjaan plafond artistic. 7. Pekerjaan lisplank. 8. Pekerjaan Art Design & perforated ( Plat berlubang). 9. Pekerjaan dengan sytem Roll & Bending.

Upload: ismi-korompot

Post on 26-Sep-2015

76 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ghhg

TRANSCRIPT

Pengertian Aluminium Composite Panel (ACP)Alumunium Composite Panel (ACP) adalah merupakan material perpaduan antara plat Alumunium dan bahan composite. Aluminium Composite Panel ( ACP) dapat digambarkan sebagai panel datar yang terdiri dari inti berbahan non-aluminium yang disatukan diantara dua lembar aluminium. Lembar aluminium dapat dilapisi dengan cat PVDF atau Polyester.

Aluminium Composite Panel ini komposisi struktur bahannya terdiri dari dua lapisan luar terbuat dari aluminium plat yang diberi warna powder coating . Lalu bagian dalam diantara dua plat aluminum tadi terbuat dari bahan Low Density Polyethylene. Aluminium composite panel biasa diproduksi dengan ketebalan standar 4 mm dan ukuran standar 1220 x 2440 mm.

Jenis-Jenis ACPJenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam, yaitu :1. Jenis Polyester (PE) yang biasa banyak digunakan untuk interior.2. Jenis PVDF (Poly Vinyl De Flouride) yang biasa di gunakan di eksterior.

Keunggulan Aluminium Composite PanelKeunggulan dari bahan composite ini adalah beratnya yang lebih ringan tetapi dengan kekuatan yang lebih tinggi, tahan karat, dengan biaya perakitan yang lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen perakitannya dan tidak memerlukan baut-baut penyambung.Sifat dasar aluminium composite panel adalah keras dan kaku tetapi ringan dalam berat. Dilapisi aluminium yang dapat diwarnai dengan bermacam macam warna. Aluminium composite panel dipakai secara luas dengan atau tidak dengan warna metalik, juga dapat memakai pola warna imitasi dari material lain seperti kayu dan marmer.

Composite Panel atau yang biasa disingkat ACP adalah salah satu tipe plat panel yang mengandung bahan non-aluminium di antara dua lembar aluminium yang direkatkan. Lembar aluminium dapat dilapisi dengan PVDF atau cat Polyester (PE). ACP biasa digunakan untuk cladding eksternal bangunan (Outdoor). MACO merupakan produk aluminium composite panel unggulan kami untuk panel composite PVDF yang lebih diperuntukkan di luar ruangan (Outdoor). Menggunakan teknologi 3 Layer Coating merupakan yang terbaik saat ini.

Penerapan Aluminium Composite Panel1. Penggunaan Aluminium Composite Panel adalah meliputi :2. Pekerjaan dinding eksterior bangunan / fasade.3. Pekerjaan kombinasi dari penggunaan kaca, panel kanopi, papan petunjuk dan billboard.4. Pekerjaan partisi dinding interior.5. Pekerjaan pembungkus kolom.6. Pekerjaan plafond artistic.7. Pekerjaan lisplank.8. Pekerjaan Art Design & perforated ( Plat berlubang).9. Pekerjaan dengan sytem Roll & Bending.

Kerusakan pada struktur (rangka) atap terkadang menuntut Anda untuk melakukan perubahan total pada seluruh rangka. Tak cukup lagi perbaikan kecil. Ciri kerusakan itu terlihat dari posisi atap yang miring, genteng bergeser atau jejak rayap di sekitar plafon.Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengganti atap. Diantaranya adalah memperhitungkan kekuatan bangunan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pemilihan material penutup atap. Mintalah bantuan kontraktor untuk menghitung kekuatan struktur yang menopang bangunan. Pastikan struktur bangunan cukup kuat untuk menahan rangka atap yang baru. Berikut ini adalah tiga pilihan material untuk rangka atap yang dapat Anda pilih ; kayu, baja konvensional dan baja ringan. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda dan tentu saja harus Anda kenali dulu sebelum mulai mengganti atap.

KayuTidak material lain yang mampu mengalahkan tampilan kayu nan eksotis. Apalagi jika Anda berniat untuk mengekspos rangka atap, material ini lebih mudah dibentuk dibandingkan kedua material lainnya. jika Anda hendak memilih kayu, maka gunakan kayu kelas I atau II seperti jati, damar laut, ulin dan kayu hitam. Jangan lupa untuk memberikan treatment berupa cairan antirayap untuk pencegahan, lakukan perawatan rutin 3 hingga 5 tahun sekali.Baja KonvensionalSalah satu keistimewaan baja konvensional dibandingkan material penutup atap lainnya adalah kekuatannya. Yang perlu Anda perhitungkan adalah bobotnya yang berat. Baja juga memerlukan pengecatan sebelum diaplikasikan untuk mencegah karat, serta memerlukan tukang khusus untuk memasangnya.Baja RinganBobot baja ringan paling enteng diantara kedua material lainnya. Material ini juga anti karat sehingga tak perlu treatment khusus sebelum dipasang. Aplikasinya pun cepat, 15m2 hingga 25m2 per hari. Anda hanya perlu menyiapkan rencana berupa gambar denah dan desain atap agar material yang terpakai sesuai kebutuhan dan tak ada sisa.Atap Seng dan Aluminium GelombangAtap seng gelombang tersedia dalam ukuran 183 x 76cm, sedangkan atap aluminium gelombang tersedia dalam ukuran 200 x 83,6cm dengan tebal 0.5, 0.7, 0.8, atau 1.0 mm. Ketika dipasang memerlukan overlap sebesar 20cm pada bagian panjang, dan 11,4 cm pada bagian tepi.

Catadalah produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarnapada suatuobjekataupermukaandengan melapisinya dengan lapisanberpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkankarya seni(olehpelukisuntuk membuatlukisan),salutan industri(industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), ataupengawet(untuk mencegahkorosiatau kerusakan oleh air)

Bahan baku[sunting|sunting sumber]Secara umum, bahan baku cat terdiri dari 4 bagian, yaitu: Binder:komponen pokok dalam cat yang berfungsi sebagai bahan perekat yang akan merekatkan lapisan cat pada media, bahan binder juga berperan membangun karakteristik lapisan cat atau coating. Solvent: atau biasa disebutbahan pelarutyang berfungsi untuk melarutkan bahan bahan utama seperti binder, filler/ pigment, dan additive. bahan solvent juga digunakan sebagai bahanmengencerkancat sebelum di aplikasikan ke barang. Pigment/filler: yaitu bahan pengisi yang berfungsi sebagai komponen utama pembentuk lapisan cat serta sebagai bahan pewarna untuk menciptakan tapilan warna lapisan film cat. kombinasi jenis dan komposisi bahan filler yang baik akan menciptakan sifatdaya tutup catyang baik. Additive:bahan tambahan untuk menjadikan cat mudah di aplikasikan dan hasilnya sesuai dengan keinginan.Jenis cat berdasarkan jenis resin binder yang digunakan[sunting|sunting sumber]Jenis cat dapat dibedakan berdasarkan jenis Binder yang digunakan misalnya: cat epoxy artinya cat tersebut menggunakan bahan resin epoxy sebagai binder utamanya cat PU, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin Polyurethane sebagai Binder Cat melamin, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin melamin sebagai Binder Cat NC, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin nitrocellulose sebagai Binder Cat Acrylic, artinya cat tersebut menggunakan bahan resin Acrylic sebagai Binder Cat Alkid, artinya cat tersebut menggunakan bahan alkid resin sebagai Binder dstJenis cat berdasarkan jenis pelarutnya[sunting|sunting sumber]Jenis cat juga dapat dibedakan berdasarkan jenis bahan pelarut yang digunakan. jenis bahan pelarut yang digunakan dalam formulasi cat dapat dikelompokan dalam 3 kategori yaitu: Cat minyak: artinya cat tersebut menggunakan bahan pelarut minyak rantai panjang. jenis cat ini biasa disebut dengan istilah oil based paint Cat Thinner: artinya cat tersebut menggunakan thinner sebagai bahan perarut utamannya, jenis cat ini biasa disebut dengan istilah solvent based paint Cat air: artinya cat tersebut menggunakan air sebagai bahan perarut utamannya, jenis cat ini biasa disebut dengan istilah water based paintdalam proses pembentukan lapisan film cat, bahan pelarut ini akan menguap seluruhnya dan tidak tinggal dalam lapisan film cat keringmacam cat berdasarkan jenis filler yang digunakan[sunting|sunting sumber]jenis cat juga dapat dikenal berdasarkan jenis filler / pigment yang digunakan misalnya cat organic, yaitu cat yang menggunakan jenis filler / pigment organic Cat anorganic, yaitu cat yang menggunakan jenis filler / pigment anorganic Cat zink chromate, yaitu cat yang menggunakan jenis filler / pigment zink chromate dstMacam-macam cara pengeringan[sunting|sunting sumber] Secara fisika; yaitu adanya reaksi fisika yang berupa penguapan thinner yang berada dalam campuran cat. Bila semua thinner yang ada di dalam campuran itu sudah menguap maka cat itu kering. Contoh: Pengeringan untuk cat NC dan Alkyd. Secara kimia: yaitu adanya reaksi kimia antara dua benda yang berlainan jenis. Contoh; Pengeringan melamine dan PU setelah bereaksi dengan hardener. Secara radiasi: pada cat UV bisa kering setelah kena radiasi dari lampu UV (Ultra Violet) yang ada dalam mesin UV.Pranala luar[sunting|sunting sumber] (Inggris)20 recipes for homemade paint (Inggris)Homemade Paint Recipes for Children (Inggris)Comparing Commercial Paints FAQ (Inggris)History of Paint (Inggris)Automotive Paint Products

KARAKTERISTIKPAVINGBLOCK FINE COARSE AGREGAT (FCA) DENGAN PEMBERIAN VARIASI PRESSING PADA PROSES PEMBUATANNYA (Studi Penelitian). MUSTAKIM

Abstract

Pavingblock digunakan untuk lapisan perkerasan yang relatif lebih mudah dalam pengerjaannya dan mempunyai nilai seni dari pada lapisan perkerasan lentur, lapisan komposit, dan beton presstress. Dalam pembuatanpavingblock selalu memberikan perlakuan pressing, perbandingan campuran dan umur perawatan. Di dalam penelitian ini Fine coarse agregate (FCA) sebagai komposisi dari bahan tambahan penyusunpavingblock Kesalahan dalam menentukan jumlah campuran akan mengakibatkan perubahankarakteristikpavingblock sebagai bahan perkerasan yang ramah lingkungan. Sehingga dalam proses pembuatanpavingblock FCA diberikan perlakuan variasi pressingPenelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil UMM dan CV. Raja Karya yang berada di desa Tanggulangin kabupaten Sidoarjo. Campuran yang digunakan ada enam variasi campuran dengan perbandingan 1:4:0, 1:4:3, 1:4:5, 1:8:0, 1:8:3, dan 1:8:5. Pada setiap campuran diberikan empat variasi pressing dengan tekanan 40 kg/cm2, 60 kg/cm2, 80 kg/cm2, dan 100 kg/cm2. Setiap variabel dibuat 3 benda uji setiap umur pengujian, dengan total keseluruhan benda uji 216pavingblock FCA. Pengujian yang dilakukan uji kuat tekan, uji porositas, dan uji absorbsi. Dalam perawatan benda uji dilakukan dengan penyiraman 3 kali sehari, pengujianpavingblock FCA dilakukan pada umur perawatan 7 hari, 14 hari, dan 21 hari.Dari hasil penelitian ini dapat diketahui kuat tekan dengan campuran 1:4 yang optimum pada campuran 1:4:3 sebesar 255,120 kg/cm2, porositasnya sebesar 34,510% dan absorbsinya sebesar 6,0370 % dengan penekanan 100 kg/cm2. Pada campuran 1:8 dengan hasil kuat tekan optimum pada campuran 1:8:0 kuat tekan sebesar 142,5898 kg/cm2, porositasnya sebesar 36,89859% dan absorbsi sebesar 7,1210% dengan penekanan 100 kg/cm2. Dalam enam variasi campuran dan empat variasi pressing yang masuk dalam persyaratan sesuai SNI-03-0691-1996 pada campuran 1:4:0, 1:4:3, dan 1:4:5 namun pada pressing 60 kg/cm2, 80 kg/cm2, dan 100 kg/cm2 sehingga pada campuran 1:4:5 (pressing 40 kg/cm2) ,1:8:0, 1:8:3, dan 1:8:5 tidak masuk dalam mutu yang diisyaratkan. Tingkat penyimpangan tebalpavingblock FCA lebih dari 3 mm dan tebalpavingblock FCA 4,9 mm sampai 6,2 mm. Dari pengaruh pemberian variasi pressing mempunyai pengaruh terhadap kuat tekanpavingblock FCA. Dimana kuat tekan pada tiap-tiap tekanan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umurpavingblock FCA dan pada tiap-tiap variasi campuran. Pada uji porositas dan absorbsi mempunyai pengaruh dari perlakuan pemberian variasi pressing. Walaupun hasil uji porositas dan uji absorbsi pada tiap-tiap variasi pressing hasil yang didapat sangat bervariasi dan tidak konstan tiap-tiap variasi campuran dan umur perawatannya.

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani TromolPos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email: [email protected] Abstrak Sebuah kelurahan biasanya ditandai oleh sebuah bangunan kantor kelurahan yang dibangun diantara kerja pemerintahan desa. Kantor kelurahan termasuk bangunan formal yang kehadirannya memberi ciri khusus daerah tertentu. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian adalah bangunan kantor kelurahan yang melayani birokrasi pemerintahan tingkat desa di wilayah kota Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan sampling purposif dengan variabel yang dikaji utama pada aspek ; fasad atau wajah bangunan, bentuk bangunan, penampilan bangunan, ornamen bangunan dan setting bangunan. Hasil penelitian karakteristik bangunan kelurahan di Kota Surakarta dari aspek fasad pemakaian elemen gapura sebagai karakteristik yang menonjol, dari aspek bentuk, sebagian besar bangunan menggunakan bentuk arsitektur tradisional Jawa khususnya bentuk Joglo, dari aspek penampilan bangunan kecenderungan tidak memiliki karakteristik tertentu tetapi dijumpai warna dinding krem, warna kusen coklat dan atap berwarna coklat natural menjadi kecenderungan pada bangunan. Hampir semua sampel tidak ditemukan ornamen khusus. Bangunan memiliki kecenderungan menjorok ke dalam dan terdiri dari beberapa massa bangunan merupakan karakteristik dari aspek seting bangunan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik bangunan kelurahan di wilayah Kota Surakarta mencirikan bangunan tradisional Jawa khususnya Joglo sebagai bentuk rumah tinggal tradisional Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan kelurahan sebagai bangunan pemerintah tingkat desa sekaligus sebagai rumah bagi seluruh warga untuk melakukan aktifitas birokrasi dan kemasyarakatan sehingga karakteristiknya mencerminkan budaya lokal. Kata kunci: karakteristik; bangunan; kelurahan; Kota Surakarta Pendahuluan Kantor kelurahan termasuk bangunan formal yang kehadirannya memberi ciri khusus daerah tertentu. Kota Surakarta memiliki 51 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Pasar Kliwon, Jebres, Banjarsari, Laweyan dan Serengan. Bangunan kantor kelurahan merupakan salah satu hasil karya budaya manusia yang dipengaruhi oleh budaya setempat. Kegiatan birokratif yang diselenggarakan juga mempengaruhi sosok bangunan yang akan ditampilkan oleh bangunan kelurahan. Hal ini didasari oleh tiga dasar wujud budaya adalah (1) ideas, sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) activities, sebagai suatu kompleks aktifitas, perbuatan serta tindakan berpola dari manusia dalam rangka hidup bermasyarakat, dan (3) artifact, sebagai benda-benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat, 2002 dalam Setyowati 2007). Berdasarkan latar belakang tersebut maka karakteristik bangunan kantor kelurahan khususnya yang berada di wilayah Kota Surakarta menarik untuk diteliti. Kelurahan Kelurahan adalah daerah pemerintahan yang paling bawah yang dipimpin oleh seorang lurah atau kantor (rumah) lurah atau sebagai wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Sebuah kelurahan biasanya ditandai oleh sebuah bangunan kantor kelurahan yang dibangun diantara kerja pemerintahan desa. Kelurahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta urusan yang dilimpahkan oleh Walikota sesuai dengan kebutuhan kelurahan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas. Kelurahan berfungsi untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, kelurahan menyelenggarakan fungsi kewenangan pemerintah daerah yang dilimpahkan; pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum; pembinaan lembaga kemasyarakatan; pembinaan dan pengendalian administrasi Rukun Warga dan Rukun Tetangg; pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota dan/atau Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : 1412-9612 A- 2626 asad Bangunan Kantor Kelurahan Gambar Jumlah Sampel mida dan 13 ilengkapi ing yang erupakan kawasan KarakteristikBangunan Karakteristik merupakan ciri yang khas yang dimiliki sebuah bangunan. Karakteristik yang dikelompokkan oleh kondisi keunikannya dapat menghasilkan sebuah tipe tertentu. Tipe oleh Rafael Moneo, 1978 dalam Hidayati 2012, didefinisikan secara sederhana sebagai sebuah konsep yang mendeskripsikan sekelompok obyek-obyek yang dikarakteristikan oleh struktur formal yang sama. Suatu tipe akan berubah menjadi tipe yang lain apabila elemen substansial pada struktur formalnya diubah. Kantor Kelurahan di Kota Surakarta Kantor kelurahan di Kota Surakarta berjumlah 51 bangunan yang tersebar di 5 kecamatan sebagai berikut : 1. 9 kelurahan di Kecamatan Pasar kliwon yaitu Kampung Baru, Kauman, Kedung Lumbu, Baluwarti, Gajahan, Joyosuran, semanggi, Pasar Kliwon, dan Sangkrah 2. 11 kelurahan di Kecamatan Jebres yaitu Sudiroprajan, Gandekan, Sewu, Jagalan, Pucang Sawit, Jebres, Mojosongo, Tegalharjo, Purwadiningratan, Kepatihan Wetan dan Kepatihan Kulon 3. 13 kelurahan di Kecamatan Banjarsari yaitu Timuran, Keprabon, Ketelan, Punggawan, Kestalan, Setabelan, Gilingan, Nusukan, Kadipiro, Banyuanyar, Sumber, Manahan dan Mangkubumen 4. 11 kelurahan di kecamatan Laweyan yaitu Penumping, Sriwedari, Purwosari, Kerten, Jajar, Karangasem, Pajang, Sondakan, Laweyan, Bumi dan Panularan 5. 7 kelurahan di Kecamatan Serengan yaitu Kemlayan, Jayengan, Kratonan, Tipes, Serengan, Danukusuman dan Joyotakan Metodologi Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif .Fokus penelitian adalah bangunan kantor kelurahan yang melayani birokrasi pemerintahan tingkat desa di wilayah kota Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan sampling purposif dengan variabel yang dikaji utama pada aspek ; fasad atau wajah bangunan, bentuk bangunan, penampilan bangunan, ornamen bangunan dan seting bangunan. Berdasarkan aspek yang ditentukan dikumpulkan data bangunan kantor kelurahan sebanyak 31 buah kantor kelurahan yang terdiri dari; 6 kantor kelurahan di Kecamatan Laweyan (Kelurahan Pajang, Laweyan, Bumi, Jajar, dan Karangasem), 6 kantor kelurahan di Kecamatan Jebres (Kelurahan Gandekan, Sewu, Pucangsawit, Jagalan, Jebres, dan Mojosongo), 4 kantor kelurahan di Kecamatan Serengan (Joyontakan, Danukusuman, Serengan, dan tipes), 4 kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon (Kelurahan Semanggi, Gajahan, Baluwarti, dan Sangkrah) dan 11 kelurahan di Kecamatan Banjarsari (Kelurahan Kadipiro, Nusukan, Kestalan, Keprabon, Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber dan Banyuanyar). Proses analisa dilakukan dengan cara mengidentifikasi masing-masing aspek yang dikaji kemudian diklasifikasikan berdasarkan elemen-elemen bangunan yang memiliki kesamaan dan perbedaan. Hasil dari analisis kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat kecenderungan sehingga diketahui karakteriktik bangunan kelurahan yang ada di Kota Surakarta ditinjau dari 5 aspek tersebut di atas. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan analisa yang dilakukan pada 31 sampel bangunan kantor kelurahan maka karakteristik bangunan kelurahan di Kota Surakarta yang ditunjukkan pada 5 aspek yang ditinjau adalah sebagai berikut : 1. Karakteristikfasad bangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta Fasad atau wajah bangunan, merupakan bagian bangunan yang tampak paling luar pada pemakaian elemen visual fasad bangunan yang paling mudah dilihat atau terluar.Hal ini ditunjukkan oleh pemakaian elemen gerbang pagar yang meniru bentuk Gapura Gladag sebagai karakteristik paling menonjol (gerbang dengan susunan piramida dan kuncup bunga melati di atasnya, dilengkapi bentuk lengkung (ulet ngulet) di samping yang menyambung dengan pagar). Tabel 1. Deskripsi Karakteristik F Karakteristik Deskripsi A Gapura pagar dengan susunan pira kuncup bunga melati di atasnya, d bentuk lengkung (ulat ngulet) di samp menyambung dengan pagar yang m karakteristik yang menonjol pada Gapura Gladag dan Alun-alun Utara Kraton Kasunanan SurakartaA- 2727 Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : 1412-9612 Gambar Jumlah Sampel a atau 13 yang upakan awasan un-alun bung 2 egol 3 Karakteristik Deskripsi B Gapura pagar dengan susunan piramid kuncup bunga melati di atasnya menyambung dengan pagar yang mer karakteristik yang menonjol pada k Gapura Gladag, alun-alun utara dan Al Selatan Kraton Kasunanan Surakarta C Gapura pagar beratap yang menyam dengan pagar yang merupakan karakteristik yang menonjol pada r tembok kedaton D Tidak berpagar atau berpagar rendah JUMLAH 31 Sumber : Analisis penulis 2. Karakteristikbentukbangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta Bentuk bangunan, terwujud dari gabungan bagian-bagian bentuk (seperti; pintu, jendela, atap dan sebagainya). Bentuk bangunan dapat dikenali lewat bentuk atap bangunan utama. Hasil identifikasi dilihat dari atap bangunan, Joglo merupakan bentuk paling banyak dipakai padabangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta. Bentuk Joglo merupakan bentuk folks performance art atau rumah tinggal rakyat (tradisional Jawa) atau berdasarkan corak dan ragam bangunan tradisional Jawa. Tabel 2. Karakteristik Bentuk Bangunan Kantor Kelurahan Bentuk Contoh Gambar Sampel Jumlah Sampel Joglo 19 Kel. Manahan Kel. Sumber Kel. Pajang Kel. Karangasem Limasan 11 Kel. Bumi Kel. Kerten Kel. Sondakan Kel. SewuA- 2828 Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : 1412-9612 Bentuk Contoh G Kampung Kel. Sewu Kel. Kestalan Kel. Gandekan urahan di Kota Surakarta mbol, pengaruh budaya, serta tingkat atau strata sosial bangunan bangunan kantor kelurahan sangat minim ditemukan ornamen. bangunan kantor kel ambar Sampel Jumlah Sampel Kel. Jagalan 1 JUMLAH 31 Sumber : Analisis penulis 3. Karakteristikpenampilan bangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta Penampilan bangunan dapat menimbulkan kesan bagi pengamat. Hal ini dapat ditunjukkan lewat warna dan tekstur. Sebagian besar bangunan kantor kelurahan memiliki warna dinding krem ditemukan19 sampel, kusen bercat coklat ditemukan pada 26 sampel dan memakai atap warna coklat natural tanpa cat atap ditemukan pada 27 sampel. Walaupun ditemukan variasi penampilan yang dimiliki antara lain dinding bercat putih dan kusen berwarna biru atau kuning. Kel. Danukusuman Kel. Gajahan Kel. Ketelan 4. Karakteristikornamen Gambar 1. Foto BeberapaPenampilan Bangunan Kantor Kelurahan di Kota Surakarta Sumber : Data Aset Daerah Kota Surakarta Tahun 2006 Ornamen atau asesoris dapat menunjukkan si terhadap bangunan lainnya. Hasil identifikasi Hanya 8 sampel bangunan kantor kelurahan yang memiliki ornamen yaitu ornamen wuwungan pada atap berupa mahkota di ujung wuwungan atau jurai luar. 5. Karakteristikseting bangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta Seting bangunan digunakan untuk mengenali peran bangunan, monumentalitas dan karakter bangunan. Hasil identifikasisangat variatif. Ada 5 pola seting bangunan yang ditemukan sepertitabel 3. Tabel 3. Deskripsi KarakteristikSeting Bangunan Kantor Kelurahan Pola Seting Bangunan Deskripsi Jumlah Sampel A Posisi bangunan berdekatan dengan jalan 5 B Posisi bangunan berdekatan dengan jalan dan berpendopo 3 C Posisi bangunan menjorok ke dalam dan berpendopo 3 D Pendopo dikelilingi bangunan 5 E Bangunan menjorok ke dalam, tanpa pendopo 3 F Bangunan menjorok ke dalam, tanpa pendopo dan terdiri dari beberapa masa bangunan 12 JUMLAH 31 Sumber : Analisis penulisA- 2929 Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : 1412-9612 Tabel 3 menunjukkan bahwa seting bangunan yang bervariasi dimungkinkan karena keberadaan lahan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung letak lahan, luas lahan, kondisi sekitar lahan serta dana yang dimiliki untuk membangun bangunan kantor kelurahan. Selain itu karakteristik yang ditunjukkan tetap memiliki karakteristik sebagai bangunan tradisional Jawa dengan keberadaan pendopo yang membentuk seting bangunan. Simpulan Dapat disimpulkan bahwa karakteristik bangunan kelurahan di wilayah Kota Surakarta mencirikan bangunan tradisional Jawa khususnya Joglo sebagai bentuk rumah tinggal tradisional Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan kelurahan sebagai bangunan pemerintah tingkat desa sekaligus sebagai rumah bagi seluruh warga untuk melakukan aktifitas birokrasi dan kemasyarakatan sehingga karakteristiknya mencerminkan budaya lokal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan pada penelitian selanjutnya mengenai tata masa dan tata ruang bangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta sehingga penelitian ini lebih lengkap dan dapat dijadikan pedoman untuk merancang bangunan kantor kelurahan di Kota Surakarta. Daftar Pustaka Gantini, Christina, (1996),"Tipologi Bangunan", Buku ajar Jurusan Teknik Arsitektur Winaya Mukti Hidayati, Rini, dan Setyowati, Suryaning, (2012), Tipologi Tapak Masjid di Surakarta, Prosiding Seminar Nasional Arsitektur Islam Seri #2, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Koentjaraningrat, (2002), " Pengantar Ilmu Antropologi", Rineka Cipta, Jakarta Setyowati, Suryaning, (2007), " Pengaruh Arsitektur kraton Kasunanan Surakarta Terhadap Gaya Arsitektur Bangunan Pemerintah Kota Surakarta", Thesis S2, UGM

Saat ini bahan-bahan untuk konstruksi bangunan semakin berkembang pesat. Salah satunya adalah bahan untuk membuat kusen, baik itu kusen pintu maupun jendela. Secara konvensional, masyarakat menggunakan kayu ketika harus membuat kusen. Namun ketika harga kayu melonjak naik, maka munculah beberapa alternatif untuk untuk menghemat bahan bangunan rumah, munculah kusen yang terbuat dari beton cor. Kemudian muncul kusen pintu dan jendela yang terbuat dari Alumunium yang lebih ringan, kuat dan lebih fleksibel. Dan terakhir muncul kusen yang terbuat dari Unplasticised Poly Vinyl Chloride atau Kusen UPVC.

Selama ini masyarakat telah mengenal bahan yang sejenis ini lewat pipa PVC yang lebih populer dengan nama pipa paralon. Unplasticised Poly Vinyl Chloride atau UPVC sendiri merupakan bahan sejenis Thermoplastik yang berasal dari unsur garam dan minyak bumi. Thermoplastik merupakan salah satu bahan yang akan menjadi melunak, meleleh ketika terkena panas (kebalikannya adalah: Thermosetting, yang akan mengeras ketika terkena panas).

Sesuai sifat dan karakteristiknya, bahan-bahan yang terbuat dari unsur di atas mempunyai sifat tahan perubahan cuaca dan bahan kimia. Pada aplikasinya ketika digunakan untuk pembuatan kusen bahan-bahan ini dikembangkan dengan penambahan beberapa bahan lain untuk memperkuat strukturnya. Dan ketika telah diaplikasikan menjadi kusen, baik kusen pintu atau jendela, pabrikan produk UPVC ini mengklaim, kusen UPVC mempunyai beberapa keunggulan.

MATERIAL RAMAH LINGKUNGANUPVC atau Unplasticied Polyvinyl Chloride adalah sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam dan minyak dan pintu adalah UPVC yang telah dikembangkan dengan penambahan beberapa modifier untuk kekuatan dan stabilizer (untuk ramah lingkungan) dan menjadikan bahan tersebut menjadi persenyawaan yang optimal untuk bahan kusen jendela dan pintu.

PROTEKSI TERHADAP APIJendela dan pintu UPVC LIMAS memiliki proteksi terhadap api. Bahan profil khusus dibuat untuk menghambat menjalarnya api.

HEMAT ENERGIProfil LIMAS UPVC memiliki tingkat thermal conductivity yang sangat rendah, dan bentuk profil dengan 3 sekat ruangan (cavities), sehingga dapat menjaga kesejukan di dalam ruangan dan pemakaian listrik untuk AC lebih irit dan efisien.

BEBAS PERAWATANJendela dan pintu LIMAS UPVC tidak memerlukan pengecatan, karena permukaan UPVC yang sangat halus dan tidak berpori, sehingga mudah untuk dibersihkan dan tidak memerlukan perawatan secara khusus.

ANTI BOCORSistem jendela dan pintu GLOBAL didesain untuk tahan terhadap air hujan.

ANTI RAYAPTidak seperti kayu, jendela dan pintu LIMAS UPVC terbuat dari materi dan komponen yang tahan terhadap serangan rayap.

TAHAN TERHADAP CUACAProfil LIMAS UPVC terbuat dari material anti karat, lapuk dan keropos. Serta tidak akan berubah warna akibat perubahan cuaca yang ekstrim sekalipun, telah teruji lebih dari 30 tahun.

SISTEM PENGUNCIAN GANDADilengkapi dengan sistem penguncian ganda (Multi Point Locking) untuk menjamin keamanan dan tidak mungkin dibuka secara paksa dari luar.

MEREDAM KEBISINGANSemua jendela dan pintu UPVC menggunakan sistem Double Sealed antara daun dan kusen dengan menggunakan EPDM sehingga dapat meredam kebisingan suara.