pengendalian vektor

28
PENGENDALIAN PENGENDALIAN VEKTOR VEKTOR MATA KULIAH SEMESTER VII dr. MERDIASTUTI WP. FK – UHT – 2012

Upload: nanqo-tanqo

Post on 08-Nov-2015

90 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

pengendalian vektor

TRANSCRIPT

  • PENGENDALIAN VEKTORMATA KULIAH SEMESTER VII

    dr. MERDIASTUTI WP.

    FK UHT 2012

  • Pengantar :Penyakit2 yang ditularkan oleh Vektor

    NYAMUKTIKUS / kuda, babi, sapi, anjing, kucing dst.DBD (DHF), DSSInkubasi 1 7 hariMalariaTertiana (P. Vivax)Tropica (P. Falciparum)Inkubasi 10 14 hariKuartama (P. Quartama)Inkubasi 18 hr 6 mggBerbagai penyakit lain yg disebabkan oleh virus.Pes (Sampar) = penyakit kencing tikus = leptospirosis = Weils diseaseInkubasi 3 19 hari.Demam tiphus = salmonellosisinkubasi 2 3 hari.Berbagai penyakit2 lain : rabies (anjing, kucing, kera).Anthrax : sapi, kerbau, kambing.

  • PENDAHULUANPengendalian vektor : Pengertian : merupakan salah satu kegiatan utama dalam program pemberantasan penyakit menular, misalnya : malaria, DBD.Leptospirosis (Weils disease)Perlu diterapkan dengan Manajemen vektor terpadu.Kegiatannya harus mempertimbangkan :Rasional : kasus penyakit tinggi, potensi KLB, atau pada lokasi yang diprioritaskan pemilihan.Efektif : menyangkut pemilihan metoda pemberantasan vektor.Efisien : dipilih metoda dengan biaya operasional murah.

  • LanjutanSustainable : bisa dilaksanakan terus menerus (berkesinambungan) sampai mencapai tingkat penularan yang rendah bahkan bisa dipertahankan dengan dengan biaya yang mungkin lebih murahAcceptable : kegiatan yang bisa diterima masyarakat sehingga mereka mau ikut berpartisipasi.Affordable : suatu kegiatan yang memang mampu untuk dilaksanakan sehubungan dengan lokasinya, transportasinya, alat serta keperluan logistik yang lain.REESAA

  • Kegiatannya berurutan sbg berikut :Pengenalan wilayahPemetaan tempat perindukan vektor.Kegiatan pengendalian vektor :Pembasmian vektorLarviciding (biasanya ditempat perindukan)Kegiatan2 tambahan yang sustainableMonitoring dan evaluasiPencatatan dan pelaporanPelatihan tenaga pengendalian vektor.

  • Pengenalan Wilayah (Pemetaan + Servey atau sensus tambahan)

    DBDMALARIAPes / LeptospirosisTopografi : Perkotaan lebih potensial daripada desaRadius 100 meter dari fokus (rumah penderita)Gunung, tepi pantai, sungai, rawaDiawali dengan observasi wilayah untuk menentukan titik awal pembidikanLahan pertanianPemukiman kotor, daerah banjir, pergudangan / pelabuhan, pasar.Menentukan lokalisasi populasi vektor

  • Pemetaan Tempat Perindukan Vektor

    DBDMalariaPes / LeptospirosisBejana / penampungan air bersih di dalam rumah, vas bunga, minuman burung dalam sangkar, pagar bambu, kaleng, ban bekas dihalaman, tempat genangan air hujan di kebun diatas daun, batok kelapa dsb. Talang atap rumah, dll yg tidak didasari tanah.Genangan air permanen (Lagun dimuara sungai) :Awal kemarau / hujanSepanjang musim hujanSaat air berubah payauBekas galian di pertambanganTPS/A sampahSelokan kotorBangunan kumuh / kotorSawah / kebunPekarangan, disisa2 bahan bangunanAtap rumahMakanan terbuka, lemari2 terbuka dsb.

  • Pembasmian Vektor (Penyemprotan)Persiapan :Selesai pemetaan wilayah dan kolam perindukan. Koordinasi dengan penguasa wilayah setempat, dilanjutkan dengan penyuluhan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu dipersiapkan penduduk / masyarakat di daerah penyemprotan.Semua logistik baik bahan insektisida, alat-alat dan perkakas perbaikan, dll. Serta tenaga penyemprot lengkap dengan alat pelindung diri.

  • Isi Penyuluhan :Yang harus diperhatikan pada saat penyemprotan :Menutup mak/min atau dikeluarkan dari rumah.Hewan peliharaan dikeluarkan dari rumah.Ruang yang disemprot sebaiknya tertutup, tetapi penyemprot tidak bekerja dalam ruang terutup.Setelah penyemprotan :Penghuni baru boleh masuk rumah setelah 1 jam selesai penyemprotanRacun serangga yang menempel di dinding jangan dihapus dan selama 6 bulan berikutnya jangan mengapur / mengecat.Serangga yang mati, bahan2 untuk membersihkan lantai_kaca_meubelair, dan dibekas pembersihan alat2 senprot sebaiknya ditanam / tidak mencemari sumber air penduduk.

  • Jenis-jenis Insektisida terhadap masing2 Vektor

    DBDMalariaPes / LeptospirosisMalathion

    Malathion 1 liter dicampur solar 20 liter untuk areal radius + 1 (satu) RW (125 150 rumah) dg luas rata2 6 x 15 m.Bandiocarb 80 WP 0,5%

    Untuk menghasilkan dosis 0,2 gr/m2 bidang yang disemprot.Fumigasi / dengan alat2 racun tikus.Lebih dianjurkan dengan cara2 mekanis atau musuh alami.

  • I. Pembasmian Larva (Larviciding)

    DBD(Aedes aegypty) Malaria Anopheles, Aedes Culex, Culliseta, MansoniaPes / LeptospirosisI. A. Larviside kimia :1) Abate (temesphos 5 WP)

    10 gr abate untuk 100 liter air

    B. Larvisida biologis :Bacillus thuringinsis H-14 sebagai penghasil racun perut larva nyamuk.Tidak efektif untuk larva yang sedang istirahat makan.1) Altosid (briket) efektif 3 bulan

    Untuk daerah perkembangbiakan nyamuk yang sulit dijangkau : rawa, hutan bakau, bejas galianDosis :1 briket untuk 10 m2 luas permukaan atau 1 m3 volume air (bila kedalaman > 100 cm2)Dimilin 25 WPTemephos 5 WPSumilarv (Pyriproxylen 0,5%)Genangan air Kolam2 terbengkalaiRawa / lagun yang tidak terlalu luasFumigasiPada liang2 tikus terutama untuk membasmi bayi2 tikus.Umpan beracun bahan kimia(bahaya untuk hewan2 lain)Cara2 mekanis & pemanfaatan musuh alami untuk tikus dewasa.

  • Lanjutan.II. Penebaran ikan pemakan larva nyamuk

    DBDMalariaKolam hias dirumahKolam ikan dihalamanEmpang, telaga, danauSumurJenis Ikan : mujair, nila merah, kepala timah, Mata airAnak sungaiSaluran sawah terraseringBendungan sawah/ pengairanRawa2 dipedalaman / air payau.

  • Lanjutan II ....Jenis2 ikan pemakan larva nyamuk

    Ikan Kepala Timah (Aplocheilus panchax)Guppy (Poecelia reticulata (wader ceto)Gambusia Affinis (Mosquito Fish)Ikan mudah dikenali kepalanya bintik2 putih (seperti warna timah)Panjang badan + 7 cm berkembang biak dg bertelur Mudah beradaptasi dengan keadaan air setempat.Kemampuan memakan larva 80-100 ekor /hari2-5 ekor ikan /100 m2 atau 200-500 ekor /hektar Ikan berkembang biak secara bertelur beranak (ovoviviporous). Betina sekali melahirkan sekitar 44-180 ekorDpt dijumpai di air tergenang, air tawar jernih maupun keruhDapat hidup di suhu dingin maupun hangat.Ikan dpt hidup diberbagai macam genangan airBerkembang biak dg cara bertelur, beranakUk. Ikan betina 2,6-6,35 cm, jantan 3,2 cm ikan mirip wader ceto/guppy. Terdapat titik-titik hitam pada sirip punggung dan sirip ekornyaDuri sirip pertama pada sirip punggung yang terletak lebih belakang daripada sirip perut.

  • Catatan :Sebelum penebaran perlu survei (inventarisasi ) tempat perindukan untuk menghitung jumlah ikan yang akan ditebarkan.Sawah terrasering cocok dengan ikan kepala timah, mujair atau nila merah (Oreochromis niloticus)Tempat perindukan yang ditumbuhi lumut atau gulma dengan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan bandeng + nila merah.Ikan kepala timah sangat sulit dikembangkan di laboratorium, tetapi sekali dikembangkan pada habitat yg cocok, secara terus menerus bisa mengurangi larva nyamuk, biaya relatif murah, tidak mencemari lingkungan, cocok untuk rawa2 yang banyak tanaman airnya.Perhatikan tata cara pengangkutan ikan, dan adanya tempat penampungan ikan sementara sebelum ditebarkan.Lanjutan II .....

  • Lanjutan....Pengelolaan lingkungan

    DBDMalariaPes / LeptospirosisCara 3M 5M di setiap RT/mggPSN bersamaan acara kerja bakti kampungPenimbunanPengeringanPembuatan saluran penghubung Mengatur irigasiPembabatan hutan atau tanaman bakauMempelajari sifat2 berbagai species vektor.Menjaga kebersihan rumah, pekarangan/ lingkungan agar tidak menarik tikus untuk bersarang ditempat2 tersebut.

  • Ciri-ciri nyamuk vektor

    DBDMalaria

    1. Posisi terhadap permukaan air / kulit

    2. Jam praktek

    3. Tanda2 fisikJentik / Larva

    Tegak lurus terhadap permukaan air

    Ada bulu2 disekoitar kepalaNyamuk

    Sejajar dengan permukaan air / kulit

    Siang hari09 11 .15 17.

    Kaki belang2 hitam putihGesit terbang.Jentik / Larva

    Mendatar / sejajar dg permukaan airNyamuk

    Membuat sudut dg permukaan air / kulit

    Malam hari.

  • Daur Hidup VektorABATISASIDg cara mekanis : menyikat, menguras penampungan/ bak air 1 x /mgg NYAMUK

  • TIKUSDewasa Siap kawinBayi TikusTikus melahirkan 3-12 ekor rata2 6 ekorMasa hamil 21 23 hari2 3 bln2 hari sudah siap lagi kawinDaur Hidup VektorDari sepasang tikus dalam 1 tahun bisa menjadi 1200 ekor

  • Aplikasi Praktis di Puskesmas GresikP2 DBD : untuk pemberantasan vektorPersiapan :Berkoordinasi dg petugas2 Puskesmas yg terkait, kepala desa/RW/RT kalau perlu Camat.Mempersiapkan logistik baik untuk fogging atau hanya PSN + Abatisasi : perhitungan bahan logistik dan biaya operasionalnya.(1) Abatisasi : butiran/bubuk Temephos 5 WP 1% dg takaran 10 gram untuk isi bejana sebanyak 100 lt.

  • Fogging dengan mesin Swingfog : Malathion 1 liter malathion + 20 liter solar bisa untuk + 125 150 rumah dengan ukuran 6 x 15 matau sekitar rumah fokus ~ 1 RW.perhatikan langkah2 kegiatannya.Fogging ULV dengan malathion murni dalam mesin / mobil penyemprotjarak semprot efektif sampai 40 meter.Penyuluhan kepada warga tentang peny. DBD dan apa tugas / peran serta warga sebelum, selama dan sesudah kegiatan PSN + Abatisasi maupun fogging.

  • Langkah2 Abatisasi :Menguras dan menyikat dinding2 penampungan air yg akan ditaburi abate.Mengukur volume air untuk menghitung kebutuhan abate.Taburkan abate pada malam hari setelah bejana terisi penuh dan tidak dipergunakan lagi untuk kegiatan warga.Dengan takaran yang benar , air sudah bisa dipakai / diambil setelah 8 10 jam dan aman dikonsumsi.Setelah abatisasi, abate akan menempel pada dinding bejana sekitar 3 bulan, jadi tidak perlu disikat, cukup dikuras saja.

  • Petunjuk cara Mencegah dan Pertolongan pertama pada Keracunan InsektisidaMencegah Keracunan :Upayakan sedikit mungkin kontak dengan insektisidaPakailah sarung tangan, baju berlengan panjang, celana panjang, sepatu dan masker pada waktu membuka dan mengencerkan insektisida.Jangan merokok, makan dan minum selama pemolesan kelambu.Setelah selesai memoles kelambu gantilah pakaian kerja dan segera mandi dengan memakai sabun.Jangan membuang sisa larutan insektisida maupun wadahnya ke dalam kolam / saluran air. Sisa larutan dan wadah harus dikubur sedalam 0,5 m dalam tanah yang jauh dari sumber air.

  • Pertolongan pertama pada penderita keracunan :Bila terkena mata akan terasa gatal, segera cuci dengan air bersih mengalir selama 10 15 menitBila terkena kulit akan terasa gatal, segera cuci dengan air bersih dan menggunakan sabun.Bila tertelan dalam jumlah banyak, badan akan gemetar. Bila penderita masih sadar segera usahakan pemuntahan dg memberi satu gelas air telah diberi satu sendok makan garam dapur dan tenggorokannya digelitik dengan jari yang bersih.Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan menjadi jernih.Bawalah penderita segera ke Puskesmas yang terdekat.

  • Petunjuk Pertolongan pertama pada keracunanTanggalkan pakaian yang terkena larvasida dan cucilah kulit yang terkena dg air dan sabunApabila larvasida mengenai mata, cucilah segera mata dg air bersih selama 15 menit.Apabila larvasida tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan pemuntahan dg memberikan minum dg segelas air hangat yg diberi 1 sendok garam dapur atau dg cara menggelitik tenggorokan dg jari telunjuk yg bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan menjadi jernih.Jangan beri sesuatu melalui mulut pada penderita yg tidak sadar/pingsan.Apabila terhisap, bawalah penderita ke ruangan yg berudara segar dan bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.

  • Kegiatan2 Tambahan yg SustainablePemakaian repellent (bahan gosok anti nyamuk soffel dll.)Pemakaian kelambu, bahkan dg dicelup insektisida untuk daerah2 endemis malaria bertahan s/d 6 bulan, 5 tahun dg LLITN (Long Lasting Insecticide Treated Net)Menghilangkan tempat hinggap nyamuk dalam rumah : gantungan baju, ruangan2 yg lembab dan penuh rumah laba2. Selalu menjaga kebersihan rumah dan halaman dg tidak menjadikan sarang / tempat perindukan vektor2 penyakit.

  • Wasapada bila berada di daerah2 endemis penyakit.Kebersamaan dalam usaha pengendalian vektor sangat dianjurkan karena murah, mudah, efektif dan akibat sampingan minimal.

    Kerja bakti bersama untuk PSN, gropyokan/berburu tikus, perangkap tikus hidup/mati.(LTBS dan TBS (Trap Barrier System)Menyediakan / memanfaatkan musuh hayati vektor : cicak, katak, kucing, anjing, ular, burung hantu.Untuk penyakit anthrax / rabies, upaya2 pencegahan dg :

  • Lanjutan Anthrax : Untuk Penyakit anthrax / rabies, upaya2 pencegahan dg :Isolasi binatang yg terinfeksi atau yg dicurigai dan bangkainya ditanam/dikubur dalam-dalam.Sterilisasi produk-produk hewan herbivora yg berasal dari daerah endemis.Memakai pelindung pada waktu mengolah produk-produk yg terinfeksi.Imunisasi aktif pada hewan-hewan herbivora didaerah timbulnya penyakit.Pencegahan Leptospirosis :Memelihara kebersihan lingkungan (buang sampah tiap hari, kebersihan rumah)Menyimpan makanan agar terhindar dari tikus, mencuci tangan sebelum makan.Cuci tangan, kaki dg sabun setelah bekerja di sawah/ membersihkan got/ membersihkan tempat2 kotor lainnya.

  • Daftar Pustaka :Gebrak Malaria Pemberantasan Vektor Depkes RI Dirjen PP & PL Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, 2006Awas Leptospirosis Kemenkes RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balitbang P2B2 Banjarnegara, 2011.

    ****************************