pengendalian hama tikus dengan burung hantu

16
SEBUAH PENDEKATAN EKOLOGI Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Upload: bunda-ratri

Post on 06-Jul-2015

1.101 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

SEBUAH PENDEKATAN EKOLOGI

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 2: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Serangan hama tikus dapat menyebabkan kerusakan hingga 60% bahkan gagal panen (puso)

setiap pasang tikus bisa beranak pinak hingga 2000 ekor per tahunnya.

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 3: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Teknologi pengendalian tikus ada banyak ragamnya, seperti teknik jantan mandul, pengusiran dengan suara (biosonik), secara fisik mekanik (gropyokan, jebakan), kimiawi (peracunan dengan rodentisida). Pemasangan pagar sawah Secara hayati/pendekatan ekologi

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 4: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Kelemahan... Menimbulkan pencemaran bahan kimia

beracun terhadap lingkungan misalnya air, tanah, udara.

Menimbulkan bau bangkai tikus disekitar kebun

Menimbulkan kejeraan terhadap tikus

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 5: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Tujuan pengendalian hama tikus berdasarkan pendekatan ekologi meliputi:

pertama, meminimalisir efek jelek dari metode lama terhadap spesies bukan sasaran dan fungsi lingkungan,

kedua mengembangkan pendekatan yang ekonomis bagi pengguna akhir teknologi, dan

ketiga berkelanjutan serta berefek positif jangka panjang.

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 6: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Ular sanca (ular sawah) Elang Kucing Anjing Burung hantu

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 7: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan kemampuannya menyergap dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai hewan nocturnal (mencari makan di malam hari) membuatnya menjadi predator ideal untuk tikus-tikus.

Mangsa utama burung hantu lebih dari 90% adalah jenis tikus, dengan kemampuan memangsa antara 3-5 ekor tikus per hari.

Sepasang burung hantu dapat mengen-dalikan seluas 25ha,

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 8: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

tidak mengotori lingkungan dengan racun ataupun zat polutan lainnya,

musuh alami tumbuh dan berkembang sendiri sehingga semakin hari bukan semakin habis seperti tumpukan pestisida.

Musuh alami dengan senang hati bekerja sendiri sementara kita bisa tidur nyenyak menanti hasil kerjanya.

kemampuan mencari dan mengkonsumsi mangsa lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemangsa lain dari Kelas Reptilia dan Mammalia.

Mengurangi kerusakan karena tikus hingga 57,8%

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 9: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Jenis-jenis Burhan

Otus rufescensCelepuk Merah/Reddish scops-owl

Tyto alba

Serak /Barn Owl

Phodilus badiusWowo-wiwi/Bay Owl

Otus angelinaeCelepuk Gunung/Javan Scops Own

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 10: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Jenis-jenis Burhan

Otus bakkamoenaCelepuk/Collared Scops Owl

Otus bakkamoena

Celepuk/Collared Scops Owl

Otus brookeiCelepuk rajah/Rajah’s Scops Owl

Bubo SumatranusHingkik/ Barred Eagle Owl

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 11: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Jenis-jenis Burhan

Glaucidium cuculoidesBeluk watu/ Asian Barred Owlet

Ketuapa ketupuBloketupu/Buffy Fish Owl

Ninox scutulataPunggok/Brown Hawk owl

Strix seloputuSeloputo/Spotted Wood Owl

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 12: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Jenis-jenis Burhan

Strix lepto grammicaKukuk beluk/Brown Wood Owl

Asio flammeusBeluk Telinga Pendek/Short-Eared Owl

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 13: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Pemilihan Bakalan untuk Induk Anak (bakalan) berumur 3 bulan atau sudah dapat di

pastikan jantan atau betina. Ciri-ciri burung hantu jantan adalah bulu leher depan

berwarna putih berbintik hitam dan ukuran tubuhnya kecil. Sedangkan ciri-ciri burung hantu betina adalah bulu leher depan berwarna kuning berbintik hitam dan ukuran tubuhnya lebih besar daripada yang jantan.

Penjodohan induk jantan dan betina dilakukan dengan melepas beberapa pasang burung hantu dalam kandang penangkaran (polier/aviary) yang cukup besar. Burung hantu tersebut biasanya akan memilih pasangannya sendiri-sendiri. Penjodohan secara paksa tidak dianjurkan karena burung hantu mudah sekali mengalami stress.

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 14: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Kandang Penangkaran (polier/aviary) Burung hantu dibuat dengan konstruksi besi berpagar anyaman kawat

berukuran 1,5 cm x 1,5 cm. Ukuran ideal adalah 2m x 3m x 4m. sedapat mungkin berada pada tempat yang sejuk dan jauh

dari keramaian. di lengkapi dengan pagupon/nestbox/rumah burung,

tenggeran, dan tempat minum. Pada bagian alas dan pinggir diplester dengan pasir semen

dan di beri tembok stinggi 0,5m, Untuk memudahkan pekerja membersihkan kotoran dan mencegah tikus yang diberikan kepada burung lari keluar kandang.

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Page 15: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Pengendalian Hama Tikus dengan Pendekatan Ekologi

Tyto alba dapat mengendalikan hama tikus, Rattus tiomanicus , secara efektif karena makanan pokoknya spesifik tikus (99%) dan serangga (1%).

Daya konsumsi T. alba 3 - 5 ekor tikus / hari Selain itu T. alba melakukan aktifitasnya pada

malam hari mulai pukul 19.00 - 06.00 wib dimana bersamaan dengan aktifitas tikus.

Perlu adanya regulasi.

Page 16: Pengendalian hama tikus dengan burung hantu

Tinggalkan kesan yang baik utk bekal

dimasa yg akan datang !!!!!!! Sampai jumpa