pengendalian dan proteksi kompresor

41
 KOMPRESOR Prinsip Pengendalian an Proteksi Oleh Adang Prianto

Upload: adang-prianto

Post on 18-Oct-2015

424 views

Category:

Documents


74 download

DESCRIPTION

Memberikan gambaran komprehensif mengenai Pengendalian (kontrol) dan Proteksi (interlock) pada kompresor industri. Bahasan mencakup seluruh aspek kontrol dan proteksi kompresor meliputi : kontrol anti surge, performance control, speed control, proteksi vibrasi, overspeed, overhead tank, separator, dll.

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    1/41

    KOMPRESOR

    Prinsip Pengendalian an Proteksi

    Oleh

    Adang Prianto

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    2/41

    PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah atas segala pengetahuan dan kesempatan

    untuk berbagi dengan engineer dan praktisi instrument yang lain, mengenai sub bahasan

    pengendalian dan proteksi kompresor. Bahasan ini menjadi penting karena sistem

    pengendalian dan proteksi kompresor di industri industri besar yang berbasis proses fisika

    maupun kimia merupakan bagian vital yang perlu mendapat perhatian khusus, karena nilai

    aset sebuah kompresor skala industri memiliki value yang tidak kecil, sekitar 30% nilai

    investasi total.

    Pengetahuan komprehensif instrumentcontrol engineer mengenai potret besar

    pengendalian kompresor skala besar (large scale compressor) masih sangat kurang. Tidaksemua praktisi kontrol mendapatkan gambaran utuh bagaimana sebuah kompresor skala

    industri dikendalikan dan sekaligus diproteksi oleh peralatan instrumentasi. Sebagian besar

    praktisi melihat sistem pengendalian secara terpisah, sehingga pemahamannya tidak

    membentuk satu kesatuan sistem. Artikel ini merupakan seri pertama pada bahasan ini, akan

    menghadirkan gambaran besar yang komprehensif mengenai sistem pengendalian dan

    proteksi kompresor yang dapat digunakan sebagai pondasi untuk masuk dalam detil

    pengendali individunya, dimana detil pengendalian individu yang kompleks akan dibahas

    pada artikel lanjutan.

    Artikel ini ditulis berdasarkan pengelaman praktis berbasis industri pupuk. Bahasan ini

    semoga bermanfaat untuk para praktisi instrument, akademisi yang akan terjun ke dunia

    praktis maupun penelitian.

    Adang Prianto

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    3/41

    KOMPRESOR

    Prinsip Pengendalian dan Proteksi

    Adang Prianto 2012

    Instrument Engineer

    PT. Pupuk Kalimantan Timur

    Bontang - Indonesia

    2008 - Sekarang

    [email protected]

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    4/41

    DAFTAR ISI

    Pendahuluan ................................................................................................................. 1

    1. Dynamic Compressor ..................................................................................... 1

    2. Driver .............................................................................................................. 2

    3. Surge ............................................................................................................... 3

    Sistem Kontrol .............................................................................................................. 4

    1. Kontrol Governor ............................................................................................ 7

    2. Speed Control ................................................................................................. 10

    3. Capacity Control / Performance Control ........................................................ 12

    4. Kontrol Anti Surge ......................................................................................... 15

    5. Intercooler ....................................................................................................... 216. Vacuum Condenser ......................................................................................... 24

    Sistem Proteksi .............................................................................................................. 26

    1. Vibrasi ............................................................................................................. 29

    2. Separator Level ............................................................................................... 30

    3. Vacuum System .............................................................................................. 31

    4. Lube Oil & Control Oil ................................................................................... 32

    5. Overhead Tank Oil ......................................................................................... 34

    6. Overspeed Trip System ................................................................................... 35

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    5/41

    Kompresor | 1

    Pendahuluan

    Kompresor adalah equipment mekanis yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan

    fluida kompresible yaitu gas atau udara dengan besaran tekanan inlet dapat bervariasi mulai

    dari tekanan vacuum hingga tekanan tinggi, sedangkan tekanan outlet dapat bervariasi dari

    tekanan sub atmospheric hingga tekanan sangat tinggi. Tujuan meningkatkan tekanan dapatuntuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu proses yang lebih besar (contohnya

    pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan reaksi). Kompresor dapat dibagi dalam dua jenis

    utama berdasarkan metode kompresinya yaitu kompresor positif dan kompresor dinamik.

    Metode kompresi yang digunakan pada kompresor

    Gambar 1. Jenis Kompresor berdasarkan metode kompresi

    Dynamic Compressor

    Dynamic compressor adalah kompresor yang menaikkan tekanan dengan cara

    melakukan akselerasi pada fluida. Ada tiga jenis dynamic compressor yaitu kompresor axial,

    Compressor

    Intermittent Flow Continuous Flow

    Positive Displacement Dynamic Ejector

    Reciprocating Rotary

    Mech. Piston Sliding VaneLiquid PistonHelical Lobe

    Straight Lobe

    Radial Flow Axial Flow

    Centrifugal Axial

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    6/41

    Kompresor | 2

    centrifugal dan mix flow. Kompresor axial digunakan untuk daya menengah hingga besar

    dengan arah aliran sejajar dengan poros putaran, sedangkan kompresor centrifugal digunakan

    untuk daya rendah dengan arah aliran radial. Kedua jenis kompresor ini dibatasi oleh range

    operasional sehingga menghindarkan kompresor dari kondisi stall dan surge.

    Gambar 2. Horizontal Split Multistage Centrifugal Compressor

    (Courtesy : Nouvo Pignone)

    Energi yang digunakan untuk menaikkan tekanan fluida ditransfer melalui blade

    kompresor menuju fluida. Energi tersebut didapatkan dari kecepatan dan tekanan pada

    rotating elemen. Dengan metode kompresi seperti ini, maka massa jenis (density) dan berat

    molekul fluida sangat mempengaruhi seberapa besar tekanan output yang mampu dihasilkan

    oleh kompresor. Sehingga pada kompressor multistage diperlukan interstage cooler untuk

    menjaga densitydan berat molekul fluida berada pada kisaran yang diinginkan.

    Driver

    Kompresor Centrifugal membutuhkan kecepatan putaran untuk dapat melakukan

    kompresi (menaikkan tekanan fluida), sehingga kompresor membutuhkan tenaga dariequipment lain (driver) sebagai penggerak utamanya. Ada beberapa driver yang dapat

    digunakan sebagai penggerak compressor, antara lain:

    1. Steam Turbine2. Gas Turbine3. Motor Listrik

    Setiap jenis driver memiliki karakteristik masing-masing dimana nantinya akan

    mempengaruhi metode yang akan digunakan untuk melakukan pengendalian terhadap

    kapasitas kompresor, apakah dengan throttling suction-discharge atau dengan variable speed.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    7/41

    Kompresor | 3

    Surge

    Chocking atau stone wall region adalah kondisi dimana kompresor kehilangan tekanan

    karena flow suction yang tinggi pada speed kompresor yang tetap. Surging adalah instabilitas

    operasional yang terjadi pada kompresor dinamis (axial & centrifugal), kondisi dimana

    kompresor mengalami kekurangan flow suction yang diikuti dengan fluktuasi serta penurunan

    tekanan dan suara gemuruh serta vibrasi. Bila peristiwa ini dibiarkan, maka kompresor akan

    mengalami kenaikan temperatur dan kerusakan bearing. Surge dan stall seringkali dianggap

    sama, tetapi faktanya, stall terjadi lebih dahulu sebelum surge.

    Deskripsi Surge

    1. Reverse Flow dalam rentang 20 s/d 50 mili detik2. Reverse Flow pada rate s/d 2 Hertz3.

    Vibrasi Kompresor (biasanya Axial, tetapi vibrasi Radial juga dapatterpengaruh

    4. Temperatur gas naik5. Surge biasanya diikuti dengan gemuruh

    Sedangkan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan surge dapat digambarkan sebagai

    berikut:Faktor yang dapat mengakibatkan Surge

    Pada Operasional Penuh Trip (kehilangan flow suction secara tiba-tiba)

    Power Loss

    Valve Jamed

    Process upset

    Perubahan Berat Molekul fluida

    Kegagalan Intercooler

    Perubahan Load yang besar dan mendadak

    Fouling pada Kompresor

    Kompresor kotor

    Pada Operasional Rendah Siklus Start-up / Shutdown

    Perubahan load yang besar dan mendadak

    Beberapa konsekuensi surge seperti berikut :

    Ketidakstabilan Flow dan Pressure Kerusakan Seal, Bearing, Impeller, Stator, dan Shaft

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    8/41

    Kompresor | 4

    Perubahan Clearance Penurunan kapasitas kerja kompresor Penurunan efisiensi Menurunkan lifetime kompresor

    Surging dapat terjadi bila terjadi penurunan flow suction pada speed tetap. Pada batas

    tertentu (flow suction, pressure ratio dan speed) surging mulai terjadi. Batas-batas tersebut

    dimana surging mulai terjadi disebutsurge line.

    Gambar 3. Kurva Operasional Kompresor

    Secara umum ada 2 jenis surge yang terjadi pada kompresor yaitu mild surge dan

    violent surge.

    a. Mild SurgeMerupakan surge yang terjadi karena adanya osilasi aliran dengan frekuensi tinggi

    dalam batas aliran sempit yang terjadi pada tekanan yang relatif konstan.

    b. Violent Surge

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    9/41

    Kompresor | 5

    Surge terjadi di seluruh unit, ditandai dengan jatuhnya laju aliran secara tiba-tiba

    sehingga menimbulkan vibrasi yang tinggi, bunyi bising dan temperatur yang tinggi

    yang kemudian memungkinkan terjadinya kondisi trip pada kompresor.

    Seperti terlihat pada kedua kurva diatas, terdapat garis yang berbentuk parabolik

    disebelah kiri kurva, yang disebut surge line. Apabila compressor beroperasi pada aliran

    rendah sehingga melewati surge line kekiri, maka operasi compressor akan menjadi tidak

    stabil dan terjadi aliran bolak-balik yang akan menyebabkan vibrasi dan kerusakan. Kondisi

    ini disebut surging. Untuk menghindari surging, compressor harus dioperasikan pada flow

    yang lebih besar dari surge line, jadi titik operasi compressor harus berada disebelah kanan

    surge line.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    10/41

    Kompresor | 6

    Sistem Kontrol

    Kompressor adalah bagian dari keseluruhan rangkaian proses yang lebih besar. Ketika

    sebuah kompresor dipilih untuk bekerja pada sebuah rangkaian proses, maka penting untuk

    diperhatikan adalah kebutuhan range operasional. Untuk menjamin kompresor tetap beradapada range operasionalnya, maka diperlukan sistem pengendalian yang sesuai. Sistem

    pengendalian dimaksudkan untuk dapat memaksimalkan kinerja kompresor sehingga

    kompresor dapat memenuhi kebutuhan proses selanjutnya, disisi lain sistem pengendalian

    harus dapat menjaga kompresor agar tetap berada pada kondisi operasional yang aman.

    Pada sistem kompresor drive turbine, terdapat beberapa macam sistem kontrol yang

    berdiri sendiri-sendiri dimana setiap kontrol memiliki tujuan akhir yang berbeda-beda. Pada

    gambar dapat dilihat beberapa sistem kontrol yang dimaksud :

    a. Governor control system yang didalamnya dapat berupa pengendalian main steam,extraction control, admission control maupun througput/capacity control yang

    sebetulnya semua kontrol ini akan memanipulasi speed turbin. Equipment yang

    digunakan untuk kontrol governor ini biasanya berupa dedicated controller semisal

    Woodward Micronet dan type lain yang sejenis.

    b. System pengendalian Anti-Surge yang memanipulasi kickback/recycle valve atauvent valve dengan tujuan utama yang ingin dicapai adalah menghindari terjadinya

    backpress pada kompresor. Anti Surge jenis Recycle valve digunakan untuk gas-

    gas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi (H2, CH4, dsb), sedangkan anti

    surge dengan memanfaatkan vent valve digunakan untuk gas-gas dengan nilai

    ekonomis yang rendah (udara dan semisalnya).

    c. Kontrol level pada interstage separator untuk menghindari carry over kondensatdengan kontrol level single loop.

    d. Kontrol level pada vacuum condenser untuk menjaga laju kondensasi steam outputturbin berjalan dengan baik.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    11/41

    Kompresor | 7

    Gambar 4. Overview Kontrol pada Steam Turbine Driven - Compressor

    1. Kontrol GovernorGovernor system pada steam turbin dapat mengontrol kecepatan putaran turbin,

    tekanan uap ekstraksi atau tekanan uap admission. Keseluruhan proses kontrol ini dilakukan

    dengan mengatur jumlah input steam dan steam ekstraksi. Pengaturan uap masuk dilakukan

    dengan mengatur bukaan Governor Valve dan uap ekstraksi diatur oleh bukaan Extraction

    Control Valve dan pada turbin admission aliran masuk steam LP diatur oleh AdmissionControl Valve. Pada suatu rangkaian lengkap sebuah proses (pabrik petrokimia dsb), tujuan

    pengendalian utama pada kompresor adalah untuk memenuhi kebutuhan proses selanjutnya,

    dan sistem pengendalian prosesnya sering disebut sebagai capacity control/throughput

    control, yang ujung pengendaliannya adalah manipulasi speed turbin.

    Pengaturan kecepatan pada kompresor tidak terlepas dari peran governing system,

    dimana governing system inilah yang mengatur jumlah steam yang menuju turbin, inilah yang

    akan menentukan kecepatan putaran turbin.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    12/41

    Kompresor | 8

    Governing sistem adalah sistem yang mengatur putaran trubin sesuai dengan setting

    yang diinginkan. Sedangkan pada sistem governor sendiri terdapat beberapa kontrol antara

    lain :

    a. Starting Device : fungsi dari starting device ini adalah mengatur aliran steam ke turbinpada saat start up hingga turbin mencapai posisi MGS (Minimun Governor Speed).

    Cara kerja dari komponen ini adalah dengan menyamakan tekanan pada upstream

    main valve sehingga main valve akan terbuka dengan mudah karena tidak adanya

    perbedaan tekanan.

    b. Speed Control System : adalah suatu hasil kerja dari rangkaian alat yang telah tersusunsedemikian rupa, dimana hasil kerja tersebut merupakan sistem kontrol yang akan

    mengendalikan pengoperasian turbin, khususnya pengontrolan pada speed atau

    putaran turbin. Governor controller Pilot valve / actuator Servo motor / power silinder Governor control valve Feed back lever

    Gambar 5. Hydraulic Droop Governor

    c. Extraction Control System : dipergunakan pada turbin jenis ekstraksi,dimana padasistem tersebut terdapat beberapa rangkaian alat sebagai berikut :

    Governor extraction controller Pilot valve / actuator Servo motor / power silinder Extraction control valve Feed back lever

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    13/41

    Kompresor | 9

    Extraction controller dapat dioperaikan setelah turbin mencapai Minimum Governor

    speed, dengan demikian konsumsi uap yang akan diekstraksikan keluar dapat

    dikendalikan menurut kebutuhan proses pengoperasian. Adanya ekstraksi uap yang

    dikeluarkan oleh turbin akan mengakibatkan kebutuhan konsumsi uap bertambah

    sehingga power input governor harus dinaikkan agar pembukaan governor bertambah.

    Pada perubahan ini melalui feedback lever akan menggerakkan pilot valve untuk

    menglirkan oli menuju servomotor dan piston ekstraksi silinder akan bergerak keatas

    yang berarti kontrol valve ekstraksi menutup, dengan demikian penambahan kapasitas

    uap ekstraksi akan terpenuhi.

    Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan steam LP, dimana setelah

    diekspansikan melalui sudu-sudu turbine, steam akan keluar pada tekanan diatas

    tekanan atmosfir pada tekanan sekitar 3.5-4 kg/cm2. Sistem tersebut dapatdigambarkan seperti dibawah ini:

    Gambar 6. Extraction Steam Control

    d. Admission Control : Sistem ini digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensienergi dari penggunaan steam tekanan tinggi. Admission steam diinjeksikan ke stage

    LP turbine dengan harapan mampu menurunkan jumlah konsumsi HP steam. Dengan

    penurunan konsumsi ini, maka efisiensi penggunaan steam HP akan meningkat.

    Gambar 7. Admission Steam Control

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    14/41

    Kompresor | 10

    Speed Control

    Speed control adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengatur output

    kompresor (capacity) karena pada aplikasi di industri petrokimia driver untuk kompresor

    yang paling banyak dijumpai adalah steam turbine. Menaikkan speed compressor akan

    menggeser kurva karakteristik kekanan yang mengakibatkan naiknya flow pada tekanan

    tetap atau naiknya tekanan pada flow tetap. Output kompresor akan dijaga pada nilai yang

    diinginkan oleh sistem dengan cara mengatur speed kompresor.

    Prinsip dasar speed control pada Governor Elektronik

    Alat dasar yang digunakan pada speed control yang dipakai untuk mengukur

    putaran penggerak utama adalah dengan menggunakan magnetic pickup. MPU

    menghasilkan sinyal AC dengan frekuensi yang nilainya proporsional dengan kecepatanputaran turbin.

    Didalam device elektronik (speed controller), sinyal frekuensi ini dirubah menjadi

    tegangan DC yang sebanding. Tegangan hasil konversi inilah yang akan ditunjukkan

    sebagai actual speed, dalam sistem hydraulic/mekanikal governor proses ini dapat

    dipersamakan dengan flyweight force. Speed reference atau speed setpoint

    potensiometer dihubungkan ke sebuah tegangan regulator DC yang terangkai didalam

    kontrol, pada hydraulic governor sistem ini dapat diumpamakan sebagai speeder spring.

    Tegangan speed yang diinginkan (speed reference) dan tegangan speed actual akan

    ditambahkan secara aljabar pada summing point. Tegangan speed reference adalah sebuah

    tegangan positif dan tegangan actual speed adalah sebuah tegangan negatif. Ketika jumlah

    tegangan reference dan actual speed sama dengan nol 0 volt, maka pada saat itu prime

    mover berada pada speed yang konstant atau steadi.

    Bila hasil summing point adalah tegangan positif, berarti prime mover bergerak

    lebih lambat dari speed yang diinginkan (speed reference), maka sinyal dikirim dari

    amplifier untuk menambah power pada prime mover agar speed naik. Sebaliknya bila

    summing point bernilai negatif, berarti prime mover bergerak lebih cepat dari speed yang

    diinginkan, maka sinyal akan dikirim dari amplifier ke aktuator untuk mengurangi power

    input prime mover sehingga speed berkurang.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    15/41

    Kompresor | 11

    Gambar 8. Speed Control

    Gambar 8 memperlihatkan sebuah skema speed control dengan memakai dua sinyal

    ke summing point, tegangan speed set point yang diinginkan dan tegangan aktual speed.

    Jika terjadi perubahan speed, maka akan terjadi perubahan frekuensi pada Magnetic Pickup

    yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan voltage pada output F/V converter.

    Dengan demikian output voltage pada summing point dan amplifier akan berintegrasi naik

    atau turun memberikan sinyak koreksi kepada aktuator untuk menambah atau mengurangi

    tenaga hingga tegangan speed actual sama dengan tegangan speed reference.

    Gambar 9. Skema Speed Control pada Woodward Governor Control

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    16/41

    Kompresor | 12

    Pada konfigurasi kontrol governor woodward terdapat Ratio Limiter. Ratio limiter

    ini mendapatkan dua input sinyal, satu dari speed dan auxiliary yang mempunyai PID LSS

    Bus, sinyal input yang kedua adalah dari Extraction/Admission PID. Logic ratio ini akan

    menghasilkan dua sinyal output, satu untuk mengontrol HP Actuator dan satu lagi untuk

    mengontrol LP Actuator. Logic limiter ini akan menjaga output control valve turbin

    didalam steam map yang telah ditetapkan. Dengan mengontrol interaksi valve, logic ratio

    akan memperkecil pengaruh suatu proses kontrol satu dengan yang lain.

    Capacity control/Performance Control

    Seperti yang telah dijelaskan bahwa kinerja kompresor pada dasarnya digunakan untuk

    menyuplai kebutuhan proses selanjutnya, oleh karena itu speed control tidak akan berdiri

    sendiri, speed control akan menggunakan kebutuhan proses tersebut sebagai remote setpoint (cascade). Proses yang dimaksud tersebut biasanya berupa flow atau pressure

    discharge kompresor, tergantung apa yang diperlukan oleh proses dibelakang kompresor.

    Capacity control memegang peranan dalam mengatur kinerja kompresor untuk

    memenuhi kebutuhan proses selanjutnya. Governor control atau process control didapatkan

    dengan mengendalikan input power yang masuk ke kompresor untuk mencapai set poin

    yang diinginkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan process control

    adalah dengan :

    - Speed control- Suction throttling- Discharge throttling- Recycle control

    Jenis kontrol diatas digunakan sebagai :

    - Pressure control dengan variable speed- Flow Control dengan variable speed- Weight Control dengan variable speed- Pressure control pada konstan speed- Flow Control pada konstan speed- Weight Control pada konstan speed

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    17/41

    Kompresor | 13

    Gambar 10. Control Arranggement untuk Kompresor

    Capacity control ini merupakan sistem cascade untuk speed control, dimana acuan

    kerja diambil dari output kompresor yang dapat berupa output pressure, output volume,

    maupun output massa. Parameter acuan dari Output kompresor ini diumpan balikkan ke

    sistem kontrol governor dan memberikan sinyal remote set point untuk speed controller.

    Gambar 11. Diagram Blok Speed/Capacity Kontrol Compressor

    Speed control pada compressor melibatkan 2 loop sistem independen, yaitu

    governor control yang biasanya menggunakan Dedicated device (woodward/micronet, dsb)

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    18/41

    Kompresor | 14

    dan process control yang melibatkan instrumentasi diluar governing system (pneumatic

    system, DCS, dsb). Operasional speed control sendiri dapat menggunakan Speed Hand

    Control atau dengan menggunakan feedback process.

    a. Flow Control b. Pressure ControlGambar 12. Throughput Compressor Control (a. Flow Control ; b. Pressure Control)

    Berikut merupakan skema kontrol natural Gas Kompresor yang tampil di DCS

    Kaltim 4. Proses pada Output kompresor yang dipakai sebagai acuan kontrol adalah

    Pressure Discharge.

    Gambar 13. Skema Kontrol Natural Gas Compressor

    Menggunakan Pressure Control

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    19/41

    Kompresor | 15

    Gambar 14. Speed Control pada Process Air Compressor

    2. Kontrol Anti SurgeSebagai pengaman terhadap surging, setiap kompresor selalu dilengkapi dengan

    sistem pengaman yang dikenal dengan nama antisurge valve/kick back valve yang dapat

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    20/41

    Kompresor | 16

    mencegah kompresor mencapai surge line. Umumnya, sistem antisurge ini sudah mulai

    bekerja ketika kompresor mencapai surge limit/margine yang besarnya 10% di atas surge line.

    Antisurge adalah sebuah line balik dari discharge/keluaran kompresor yang

    dihubungkan dengan suction/masukan kompresor dan dilengkapi dengan antisurge valve.

    Pada setting flow tertentu yang merupakan hasil perhitungan pressure ratio (perbandingan

    tekanan discharge dengan tekanan suction) dan flow, antisurge valve akan membuka untuk

    menambah flow suction.

    Gambar 15. Diagram dasar Sistem Pengendalian Anti Surge

    Pengendalian antisurge hampir selalu didasarkan pada pemanipulasian recycle valve.

    Bukaan valve menggeser operasi kompresor dari kondisi surge ke kondisi aman. Pada gambar

    terlihat bahwa dalam kondisi normal secara ideal control valve V1 harus selalu dalam keadaan

    tertutup penuh untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal. Valve V1 akan membuka apabila

    gejala surging mulai terjadi. Dengan terbukanya valve V1, maka aliran suction yang kurang

    dapat dibackup oleh adanya sirkulasi discharge. Untuk mengendalikan bukaan valve ini

    diperlukan suatu sistem kontrol automatik.

    Perancangan anti surge control berpedoman pada kurva operasi karakteristik

    kompresor dengan mendapatkan garis batas surge (surge limit line) terlebih dahulu. Dari batas

    surge limit line tersebut maka dapat dibuat aturan kontrol untuk menentukan garis kontrol

    surge (surge control line) pada pengendalian antisurge.

    Surge Limit Linedibuat berdasarkan performansi kompresor. Garis ini menunjukkan

    batas kondisi minimum yang akan menyebabkan kompresor mengalami surging. Pada gambar

    menunjukkan suatu keadaansurge limit line. Kondisi operasi yang diperkenankan adalah pada

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    21/41

    Kompresor | 17

    daerah sebelah kanan garis batas surge. Kondisi surging akan terjadi jika operasi berada pada

    kondisi di sebelah kiri garis batas surge.

    Gambar 16. Garis Kontrol dan Limit Surge pada Compressor Operating Map

    Prinsip operasional kontrol anti surge sendiri adalah menjaga operasional kompresor

    tetap berada di sebelah kanan garis Surge Control Line. Apabila flow suction turun hingga

    melewati garis control, maka Kick Back Valve akan membuka untuk menaikkan flow suction.

    Naiknya flow suction diatas minimum flow akan membawa kompresor pada kondisi

    operasional yang aman.

    Kebutuhan Valve Anti-Surge

    1. Valve harus cukup besar untuk mencegah terjadinya surging pada setiap kondisioperasi yang mungkin. Tetapi valve juga tidak boleh terlalu oversize, karena akan

    mengakibatkan kontrol yang buruk.

    2. Kecepatan Stroke sangat penting untuk mendapatkan travel time yang cepat.Waktu Total Stroke yang Direkomendasikan

    Size Close to Open Time Open to Close Time

    1" to 4" 1 second < 3 seconds

    6" to 12" 2 seconds < 5 seconds

    16" and up 3 seconds < 10 seconds

    3. Tubing tidak terlalu panjang untuk menurunkan Lag Time (waktu tunda)4. Fail Position harus open

    SCL

    SLL

    Q (Flow)

    Pd/Ps

    Operating AreaMargin

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    22/41

    Kompresor | 18

    Anti surge control dapat diproses oleh sistem independen (CCC, ITCC, dsb) atau

    dapat diproses langsung dengan integrated system yang telah ada di plant (DCS). Berikut

    contoh loop pengendalian control antri surge di DCS.

    Gambar 17. Anti Surge Control pada Syngas Compressor

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    23/41

    Kompresor | 19

    Strategi kontrol anti-surge yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan proses,

    tetapi dalam satu sistem digunakan bebrapa strategi kontrol yang saling bekerja sama.

    Beberapa strategi kontrol tersebut antara lain :

    a. PI ControlStrategi kontrol ini merupakan strategi kontrol standar untuk anti-surge. Kontroller

    mengkalkulasi respon proporsional dan integral dengan deviasi operational point dari

    garis Surge Control Line.

    Gambar 18. Strategi Kontrol Anti-Surge dengan PI Controller

    Strategi kontrol ini akan memberikan respon yang stabil pada operasional steady state.

    Dengan respon yang stabil, strategi kontrol ini membutuhkan Surge Control Margin

    yang cukup besar agar kompresor tetap dalam kondisi yang aman.

    b. Moving Control LineStrategi kontrol ini dapat digunakan untuk membantu respon yang lebih cepat bila

    terjadi perubahan titik operasional yang cepat menuju Surge Control Line. Strategi ini

    memanfaatkan laju perubahan (rate of change dS/dT) untuk menaikkan control

    Margin secara dinamik. Dengan naiknya margin, maka PID controller dapat bereaksi

    lebih cepat untuk membuka Control Valve Anti Surge. Dengan strategi moving

    control line, sistem kontrol anti surge dapat mengaplikasikan steady state control

    margin yang lebih kecil tanpa mengorbankan reliability.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    24/41

    Kompresor | 20

    Gambar 19. Strategi Kontrol Anti-Surge dengan Moving Control Line

    c. Recycle TripStrategi Recycle Trip Response digunakan untuk melindungi kompresor dari

    gangguan yang sangat besar sehingga tidak mampu dikendalikan oleh PI control

    maupun Moving Control Line. Pada saat set point tercapai, ini akan langsung

    mentrigger valve anti surge untuk membuka dengan cepat kemudian menunggu respon

    PI control menyusul kondisi aktual.

    Gambar 20. Strategi Kontrol Anti-Surge dengan Recycle Trip Line

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    25/41

    Kompresor | 21

    d. Safety OnPada saat operating point menjadi tidak terkendali hingga menyentuh garis safety on,

    maka respon safety on akan menggeser surge control margin kekanana sehingga

    output kontrol akan membuka valve anti surge secara instant. Kemudian PID control

    dan recycle trip akan menstabilkan compresor pada garis Control yang baru.

    Gambar 21. Strategi Kontrol Anti-Surge dengan Safety On - Line

    3. IntercoolerIntercooler digunakan untuk menurunkan temperature discharge compressor pada

    stage tertentu sebelum masuk ke stage berikutnya. Berdasarkan persamaan kebutuhan energy

    untuk kompresi :

    Didapatkan bahwa Temperatur berbanding lurus dengan kebutuhan energy, sehingga

    semakin rendah temperatur suction, maka kebutuhan energi semakin rendah, hal ini dapat

    menaikkan efisiensi kompresor.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    26/41

    Kompresor | 22

    Gambar 22. Persentase Uncooled Horsepower yang dibutuhkan dengan Intercooler

    (Courtesy : Elliot Company)

    Dengan adanya pendinginan pada gas proses, maka akan terjadi kondensasi pada

    sebagian kecil komponen yang terkandung dalam gas proses dan berubah fasa menjadi liquid.

    Liquid sama sekali tidak diijinkan kontak dengan sudu-sudu kompresor, sehingga diperlukanseparator untuk memisahkan kondensat tersebut dengan gas proses agar kondensat tidak

    terikut masuk ke sudu-sudu kompresor. Agar level di separator dapat terkontrol dengan baik,

    maka diperlukan sebuah sistem pengendalian level.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    27/41

    Kompresor | 23

    Gambar 23. Interstage Separator Level Control

    Gambar 24. Interstage Separator Level Control

    Pengendalian pada level separator merupakan kontrol sederhana 1 loop dengan level

    transmitter sebagai umpan balik, sebuah kontroller dengan aksi direct dan kontrol valve.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    28/41

    Kompresor | 24

    4. Vacuum Condenser Level ControlPrinsip operasional kontrol vauum condenser adalah menjaga level condenser tetap

    berada pada posisi tertentu, ini dimaksudkan agar tekanan tetap terjaga dan sekaligus menjaga

    agar tidak terjadi kavitasi pada pompa kondenser karena bagaimanapun juga pompa

    seharusnya tidak diijinkan dialiri vapor atau gas, sehingga disediakan recycle valve dari

    discharge pompa menuju ke vacuum condenser.

    Gambar 25. Vacuum Condenser Level Control

    Level condenser harus dijaga agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, level

    yang terlalu tinggi akan mengakibatkan pressure vacuum drop dan dapat menghambat

    Pengendalian level vacuum condenser menggunakan 2 buah kontrol valve dimana satu valve

    digunakan untuk membuang kondensat steam, dan valve satu lagi digunakan sebagai recycle

    valve. Kedua kontrol valve ini dikendalikan oleh satu kontroller yang sama dengan

    konfigurasi kontrol split dengan aksi kedua kontrol valve dapat digambarkan pada diagram

    berikut :

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    29/41

    Kompresor | 25

    Gambar 26. Split Control Pada Vacuum Condenser Level Control

    Kedua kontrol valve memiliki aksi yang berlawanan,

    valve recycle memastikan level condenser harus tetap ada

    agar pompa vacuum tetap dapat memompa liquid,

    sedangkan valve pembuangan bertugas memastikan level

    tidak terlalu tinggi. Pada saat level berada diatas setting,

    valve pembuangan akan membuka untuk membawa level

    berada pada posisi semula, sementara itu valve recycle akan

    mengarah tutup untuk mengurangi flow recycle.

    Pada pengendalian dengan sistem vacuum, salah satu hal penting yang harus

    diperhatikan adalah type sensor. Karakteristik dasar sensor yang sesuai untuk sistem vacuum

    condenser adalah:

    a. Tidak terpengaruh tekanan sistem.b. Tidak terpengaruh massa jenis fluida, karena didalam vacuum condenser masih

    memungkinkan adanya dual fasa (vapor dan liquid).

    Dengan karakteristik ini, sensor yang cocok untuk pengukuran level condenser ini adalah type

    floater dan guided wave radar.

    0 50 62.5 100

    Controller Output

    100

    50

    0

    ValveO

    pening

    Recycle Valve

    Condensate

    Outlet

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    30/41

    Kompresor | 26

    Sistem Proteksi

    Sistem proteksi pada kompresor dimaksudkan untuk menghindarkan kompresor dari

    kondisi tidak aman terlebih lagi menghindarkan kompresor dari kerusakan mekanikal yang

    fatal. Filosofi dari sistem proteksi ini adalah untuk menghentikan aliran tenaga (steam) yang

    masuk ke turbin.Dalam sistem proteksi ini terdapat beberapa komponen sistem untuk permissive start,

    auxilliary interlock dan emergency shutdown. Beberapa komponen yang berasal dari system

    kompresor berikut adalah komponen yang diperlukan dalam sistem proteksi di kompresor

    secara general :

    1. Permissive StartBeberapa komponen berikut harus dipenuhi dahulu untuk mengaktifkan permissive

    logic sebelum kompresor ready start.

    a. Compressor Process Normal Intercooler Separator Level Normal Compressor Discharge Temperature Normal

    b. Governor System Normal Electric Governor Normal Over speed module Normal Control Oil Pressure Normal

    c. Compressor Internal Normal Vibrasi Axial dan Radial Normal Lube oil pressur Normal Turbine Exhaust Steam Press Normal

    d. Lube Oil Rundown Tank Level Highe. Compressor Seal Normal

    Over head tank oil level (untuk compressor dengan wet seal) Seal gas pressure return (untuk compressor dengan dry seal)

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    31/41

    Kompresor | 27

    Permissive logic ini akan mengaktifkan equipment-equipment yang dibutuhkan untuk

    Start Up Compressor. Device yang dimaksud adalah :

    a. Compressor Control Oil Exhaust Valve Closeb. Memberikan sinyal permissive untuk Control Anti-Surgec. Memberikan sinyal permissive untuk kontrol diluar system kompresord. Memberikan akses pada Electric Governor untuk melakukan kontrol

    2. Emergency ShutdownLogic logic yang akan mengaktifkan shutdown system adalah sebagai berikut.

    a. Governor System Trip Electric Governor Trip Over speed Trip Control Oil Pressure Very Low (LL)

    b. Compressor Process Upnormal Intercooler Separator Level Very High (HH) Compressor Discharge Temperature Very High (HH)

    c. Compressor Internal Upnormal Vibrasi Axial dan Radial Very High (HH) Lube oil pressur Very Low (LL) Turbine Exhaust Steam Press Very High (HH)

    Shutdown logic ini akan mengaktifkan equipment-equipment yang dibutuhkan untuk

    pengamanan Compressor. Device yang dimaksud adalah :

    a. Compressor Control Oil Exhaust Valve Open / Control Oil Drainb. Override Control Anti-Surge Valve Openc. Memberikan informasi trip pada sistem diluar kompresord. Override kontrol turbin bypass valve pada Pada turbin-turbin type Extraction

    selama beberapa saat.e. Menghentikan akses kontrol pada Electric Governor Electric Governor Trip.

    3. Auxilliary InterlockInterlock ini diperlukan untuk auto start/stop auxilliary equipment pada saat

    diperlukan.

    a. Vacuum Condenser Level Very High (HH) dan Very Low (LL) untuk Auto Start /Auto Stop pompa kondenser.

    b. Control Oil Pressure (Discharge Filter) Low (L) untuk Auto Start Lube Oil Pump.c. Lube Oil Header Pressure untuk permissive start Turning Device.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    32/41

    Kompresor | 28

    Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 27. Overview Sistem Proteksi Compressor Drive Turbine Overall

    LSHHFT

    PT

    LSHH/LSLL

    TSHH

    PSHH

    Turbine Comp LP

    Comp HP

    HP SteamLP Steam

    Steam Condensate

    Exhaust Steam

    GVECV

    ACV

    MPU

    Condensate

    Air/GasAir/Gas

    Air/Gas

    Vacuum

    Condenser

    Separator

    Trip Throttle

    Valve

    Admission Stop

    Valve

    Lube Oil Head

    Tank

    Lube Oil Supply

    LSH

    Oil

    Reservoir

    Standby Pump

    PCV

    Hydraulic

    Reset

    Control Oil

    Exhaust Valve

    Control Oil Supply

    Drain

    Axial Vib

    Axial Vib

    PSL

    Comp. Process

    Normal

    Comp. Internal

    Normal

    Comp. SealNormal (Level

    Overhead Tank

    atau Seal Gas

    Press Return)

    Comp. Start Permissive Comp. Shut Down Logic

    Comp. Elect.

    Gov. Normal

    PSL

    Comp. Aux Interlock

    Start/Sto

    Start/Sto

    Open / Close

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    33/41

    Kompresor | 29

    1. VibrasiSistem proteksi vibrasi pada kompresor dan drivernya merupakan sistem yang lazim

    diaplikasikan. Vibrasi radial dan axial yang terdapat pada rotating equipment sendiri akan

    menunjukkan gejala-gejala kerusakan atau ketidakstabilan pada equipment. Untuk itu perlu

    dilakukan pengamanan equipment pada saat terjadi kenaikan vibrasi. Lokasi monitoring

    vibrasi adalah sebagai berikut:

    Gambar 28. Proteksi Vibrasi Radial dan Axial

    Poin poin pengukuran vibrasi radial & axial pada kompresor sebagai proteksi secara

    umum sebagai berikut :

    - Turbine axial position- HP Compressor axial position- LP Compressor axial position- Vibrasi Turbine Thrust Side- Vibrasi Turbine Anti-Thrust Side

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    34/41

    Kompresor | 30

    - Vibrasi HP Compressor Thrust Side- Vibrasi HP Compressor Anti-Thrust Side- Vibrasi LP Compressor Thrust Side- Vibrasi LP Compressor Anti-Thrust SideKonfigurasi trip system untuk vibrasi sendiri dapat berupa konfigurasi 1oo2 (1 out of

    2) atau 2oo2 (2 out of 2). Sedangkan setting nilai trip system dapat disesuaikan dengan

    maksimum allowable value untuk vibrasi radial maupun axial. Kenaikan vibrasi pada

    kompresor dapat berarti banyak hal, unbalance, misallignment, backpressure, dan lain

    sebagainya. Kenaikan vibrasi yang cukup tinggi dan dalam waktu yang singkat akan sangat

    membahayakan kompresor, dapat menyebabkan kerusakan yang sangat fatal. Untuk itu perlu

    digunakan sistem emergency shutdown untuk vibrasi.

    Sistem monitoring dan sinyal trip ini tidak langsung diberikan oleh probe-probe kesistem interlock, tetapi sinyal trip berasal dari dedicated device. Konfigurasi system dapat

    dilihat pada gambar.

    Gambar 29. Konfigurasi Trip System - Vibrasi

    2. Separator LevelLevel Interstage Separator pada compressor tidak boleh terlalu tinggi, hal ini akan

    mengakibatkan liquid akan terikut (carry over) masuk kedalam sudu-sudu kompressor. Carryover liquid ini secara mekanikal dapat menyebabkan kegagalan katastropik pada kompresor.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    35/41

    Kompresor | 31

    Untuk menghindari terjadinya carry over liquid, dipasang level controller pada separator.

    Dalam kondisi emergency, dimana kontrol tidak dapat bekerja dengan baik, maka pada

    separator dilengkapi proteksi level HH.

    Gambar 30. Proteksi Liquid Carry Over pada Interstage Separator

    3. Vacuum SystemSeperti yang telah dibahas pada sistem kontrol, bahwa level pada vacuum condenser

    harus dijaga. Jika level terlalu rendah, maka kemungkinan besar fluida dalam fasa gas akan

    terikut ke dalam pompa vacuum. Hal ini akan mengakibatkan kavitasi pada pompa. System

    interlock pada bagian ini tidak untuk mematikan turbin-kompresor, tetapi untuk melakukan

    start-stop pompa kondenser. Jika kontrol system tidak mampu mengendalikan level, pada saat

    level terlalu rendah, pompa kondenser akan auto stop, demikian pula sebaliknya jika level

    teralu tinggi pompa kondenser akan auto start.

    Akan tetapi bagaimanapun juga jika sistem auto start/stop pompa ini tidak berjalan,

    maka level pada condenser menjadi tidak terkontrol. Pada saat level high, akan

    mengakibatkan vacuum drop yang akan menghambat proses kondensasi steam. Jika kondisi

    ini berlanjut, maka akan terjadi kenaikan pressure pada exhaust turbin. Sehingga untuk tetap

    menjaga kinerja turbin kenaikan pressure exhaust ini harus dibatasi, untuk itu dipasang

    pressure switch pada turbin exhaust steam. Pressure switch ini akan mengaktifkan shutdown

    logic pada sistem proteksi.

    Berikut penggambaran sistem auto start/stop pompa pada auxilliary interlock logic

    vacuum condenser compressor.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    36/41

    Kompresor | 32

    Gambar 31. Interlock Level Vacuum Condenser

    4. Lube Oil & Control OilLube oil pada kompresor berperan penting dalam pelumasan sistem mekanikal

    kompresor. Kurangnya tekanan lube oil akan menyebabkan pelumasan yang buruk dan pada

    akhirnya akan mengakibatkan kerusakan fatal pada kompresor. Normal desain kompresor

    biasanya dilengkapi dengan 2 buah pompa oli (satu pompa utama dan lainnya adalah pompa

    auxillairy) dimana keduanya digerakkan oleh jenis driver yang berbeda. Pada saat tekanan oli

    turun hingga terdeteksi low pressure oleh pressure switch, interlock system akan menjalankan

    pompa auxilliary untuk melakukan back-up. Tetapi jika pressure terus turun hingga batas

    yang diijinkan, maka pressure switch LL akan mengaktifkan Shutdown System Kompresor.

    Control oil juga merupakan sistem vital untuk kontrol kompressor, tanpa adanya

    tekanan control oil yang cukup, maka sistem-sistem hydraulic tidak akan dapat bekerja.

    Control oil dan lube oil memiliki sumber yang sama yaitu dari Lube Oil pump. Oil filter

    dipasang pada discharge pompa, output filter ini langsung digunakan sebagai control oil

    supply. Lube oil memerlukan tekanan yang lebih rendah sehingga perlu pengaturan lagi

    setelah filter, untuk itu dipasang sebuah PCV pada percabangan outlet filter dengan output

    PCV akan digunakan sebagai Lube Oil Supply.

    Gambar 32. Lube Oil & Control Oil System

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    37/41

    Kompresor | 33

    Gambar 33. Sistem Lube Oil Kompresor

    (Courtesy : Nouvo Pignone)

    Gambar 34. Interlock Control Oil

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    38/41

    Kompresor | 34

    Pressure Control oil termasuk sumber yang akan mengaktifkan kontrol electric

    governor dan melakukan trip pada electric governor. Pada saat tekanan control oil tercapai,

    maka sistem kontrol governor dapat diaktifkan, sedangkan pada saat tekanan control oil drop

    pada nilai batas bawahnya, maka kontrol governor akan trip.

    Gambar 35. Permissive & Stop Logic Turning Devive

    Sedangkan lube oil pressure selain digunakan sebagai trigger untuk shutdown,

    digunakan juga sebagai permissive dan stop logic untuk turning device. Pada saat LO pressure

    LL aktif, sinyal akan dikirim untuk shutdown logic compressor dan permissive turning

    device. Sedangkan pada saat LO pressure tercapai, sinyal ini akan memberikan permissive

    start turbin-kompresor dan menghentikan kerja turning device.

    Dalam sistem lube oil ini juga terdapat Head Tank yang berfungsi untuk melakukan

    bakup lube oil pada saat terjadi trip. Level head tank ini akan digunakan sebagai sinyal

    permissive untuk start kompresor. Hal ini menjadi penting karena jika terjadi trip dan tidak

    ada lube oil sebagai media pelumasan pada rotating equipment, maka akan membuka

    kemungkinan terjadi kerusakan mekanikal.

    5. Overhead Tank OilSeal oil berfungsi untuk menghindari kebocoran gas proses. Seal oil disupply dari

    booster pump sehingga tekanan oli seal lebih tinggi dari lube oil. Overhead tank diperlukan

    untuk menjaga fluktuasi tekanan, tekanan statik overhead tank digunakan sebagai rundown

    supply pada saat sistem kehilangan tekanan. Sehingga penting untuk tetap menjaga level

    overhead tank berada pada kondisi aman. Jika terjadi penurunan level pada overhead tank

    secara signifikan, maka level switch LL akan bekerja untuk shutdown kompresor.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    39/41

    Kompresor | 35

    Gambar 36. Sistem Seal Oil Kompresor

    (Courtesy : Nouvo Pignone)

    6. Overspeed Trip SystemUntuk mencegah kerusakan rotating equipment terhadap kelebihan putaran, maka tiap

    equipment dilengkapi dengan overspeed trip device. Electronic overspeed trip device

    memiliki 3 input probe speed diproses dengan logika 2oo3. Sinyal voting akan memberikan

    input ESD untuk mengaktifkan trip device. Sebagai penggambaran sistem overspeed trip

    device berikut konfigurasi OST di syngas compressor Kaltim 4.

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    40/41

    Kompresor | 36

    Gambar 37. Safety Device System

  • 5/28/2018 Pengendalian dan Proteksi Kompresor

    41/41

    Kompresor | 37

    Daftar Pustaka

    1. Brown, Royce N. (1997). Compressor Selection and Sizing Second Edition. Houston,USA. Butterworth Heinemann.

    2. Helvoirt, Jan Van (2007). Centrifugal Compressor Surge Modelling and Identificationfor Control. Enschede, Netherland. Print Partner.

    3. Giampaolo, Tony (2010). Compressor Handbook Principle and Practice. Lilburn, USA.The Fairmont Press, Inc.

    4. MHI (2002). Engineering Data Book Ammonia-Urea project Kaltim-4. Bontang,Indonesia. PT. Pupuk Kaltim