pengenalan hama tanaman kedelai dan musuh alaminya.docx
TRANSCRIPT
PENGENALAN HAMA TANAMAN KEDELAI DAN MUSUH ALAMINYA (Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)
Oleh:
Yudi Des Yulian1014121192
JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua
hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Serangga termasuk bagian
dari hama yang merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan
selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di
bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis
tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu
diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses
produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan
mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu
merurunkan produksi sebesar 20,7%, bahka menyebabkan kegagalan panen, kalau
tidak dilakukan pengendalian secara efektif (Hermanto,2012).
Hama merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan hasil panen
kedelai. Ada 111 jenis hama kedelai yang telah diketahui di lndonesia, beberapa
di antaranya adalah hama pemakan daun (19). Hama pemakan daun yang
berstatus penting atau agak penting ada empat jenis yakni kumbang daun
(Phaedonia inclusa Stal.), penggulung daun (Lamprosema indicata F.), ulat
iengkal (Chrysodeixis chalcites Curt,), dan ulat grayak Spodoptera litura F.).
Kerusakan daun akibat serangan hama pemakan daun mengganggu proses
fotosintesis yang akhirnya mengakibatkan kehilangan hasil panen
(Arifin.M,1992).
Untuk mengendalikan hama harus digunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu
(PHT). Dalam konsep tersebut, pengendalian hama dengan insektisida merupakan
salah satu taktik yang digunakan bilamana perlu serta diintegrasikan dengan taktik
pengendalian lain. Tujuan pengendalian adalah untuk memaksimumkan
keuntungan pendapatan, targetnya adalah beberapa jenis hama, dasar yang
digunakan adalah ambang kendali hama, dan caranya adalah dengan menurunkan
kepadatan populasi hama melalui berbagai taktik pengendalian.Dalam konsep
PHT, ada empat elemen yang mendasari komponen pengendalian hama, yakni
bioekologi, pengendalian alamiah, ambang kendali, dan teknik penarikan contoh
populasi hama( Siswandi. MP, 2006)
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1.Praktikan dapat mengetahui berbagai jenis hama yang menyerang tanaman
kedelai serta musuh alaminya.
2.Praktikan dapat menggambarkan jenis-jenis hama yang diamati.
3.Praktikan dapat mendeskripsikan tiap-tiap hama yang menyerang tanaman
kedelai.
II. PROSEDUR PRAKTIKUM
A.Alat Dan Bahan
-Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat tulis.
-Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku panduan
praktikum,buku tulis,spesimen yang terdari dari hama: Ulat grayak (Spodoptera
litura),Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata),Ulat jengkal(Chrysodeixis
chalcites),Wereng kedelai,Wereng daun kedelai(Phaedonia inclusa),Ulat
buah(Helicoverpa armigloera),Kepik hijau(nezara viridula),Kepik polong
kedelai( Riptortus linearis),Kumbang macan(Menochilus sp.),Belalang
sembah(Tenodora sp),Kutu aphis(Aphis sp).
B. Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja dalam praktikum ini adalah:
1.Setiap praktikan menggambar beberapa spesimen yang telah disediakan oleh
masing-masing asisten.
2.Tiap-tiap spesimen digambar dengan memberi beberapa keterangan baik itu
nama latinnya maupun deskripsinya.
3.Praktikan mengabadikan gambar spesimen dengan memphoto untuk dijadikan
acuan dalam menggambar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
1.Tabel hama tanaman kedelai
No. Gambar Hama dan Nama Hama Taksonomi
1.
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Subfamili : Amphipyrinae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura
2.
Ulat penggulung daun (Lamprosema
indicata),
Klasifikasi
Kindom : animalia
Phylum : arthropoda
Class : insect
Ordo : lepidoptera
Family : pyralidae
Genus : Lamprosema
Spesies : Lamprosema indicata
3.
Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Chrysodeixis
Species : C. chalcites
4.
Wereng kedelai
5.
Wereng daun kedelai(Phaedonia
inclusa)
6.
Ulat buah(Helicoverpa armigera)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus :Helicoverpa
Spesies : Helicoverpa
armigera
7.
Kepik hijau(nezara viridula)
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
(Hewan)Filum: Arthropoda
(arthropoda)
Kelas: Insecta (Serangga)
Order: Hemiptera
Subordo: Heteroptera
Family: Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus:Nezara
Species:Nezara viridula
8.
Kepik polong
kedelai( Riptortus linearis)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Coreoidea
Genus : Riptortus
Spesies : Riptortus Linearis
2. Tabel musuh alami hama tanaman kedelai
1.
Kumbang macan(Menochilus sp.)2.
Belalang sembah(mantis sp)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia,
filum : arthropoda,
kelas : insekta,
ordo : mantoda,
famili : mantidae,
Genus : stagmomantis,
spesies : Stagmomantis
carolina.
3.
Kutu aphis(Aphis craccivora)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis craccivora
B. Pembahasan
Dalam praktikum ini terdapat beberapa hama yang menyerang tanaman
kedelai,baik itu menyerang bagaian daunnya maupun polongnya.Hama tersebut
adalah Ulat grayak (Spodoptera litura),Ulat penggulung daun (Lamprosema
indicata),Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites),Wereng kedelai,Wereng daun
kedelai(Phaedonia incluss stall),Ulat buah(Helicoverpa armigloera),Kepik
hijau(nezara viridula),Kepik polong kedelai( Riptortus linearis).Terdapat
beberapa musuh alami yang dapat digunakan untuk menekan penyebaran hama
tanaman kedelai,diantaranya adalah Kumbang macan(Menochilus sp.),Belalang
sembah(Mantis sp),Kutu aphis(Aphis sp).
1.Ulat grayak (Spodoptera litura).
Instar pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2,00 sampai 2,74 mm
dan tubuh berbulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm.
Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75-10,00 mm, bulu-bulunya
tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat
pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung
abdomen, pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua-dua. Larva
instar ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 – 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 – 0,6
mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna putih
dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat , kelima dan keenam agak sulit
dibedakan. Untuk panjang tubuh instar ke empat 13-20 mm, instar kelima 25-35
mm dan instar ke enam 35-50 mm.
Mulai instar keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau
kekuningan atau hijau keunguan.Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda,
bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan.Ulat berkepompong dalam
tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan
dengan panjang sekitar 1,6 cm. Imago berupa ngengat dengan warna hitam
kecoklatan. Pada sayap depan ditemukan spot-spot berwarna hitam dengan strip-
strip putih dan kuning. Sayap belakang biasanya berwarna putih
Gejala Serangan :
Larva yang masih kecil merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis
bagian atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja dan ulat yang besar
memakan tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak
beraturan, bahkan kadang-kadang hama ini juga memakan tunas dan bunga. Pada
serangan berat menyebabkan gundulnya daun. Serangan berat umumnya terjadi
pada musim kemarau
Ekologi Pendukung :
Spodoptera litura merupakan salah satu serangga hama penting yang sangat
polifag. Salah satu jenis hama terpenting yang menyerang tanaman palawija dan
sayurandi Indonesia.
Siklus Hidup ulat grayak:
Serangga ini merusak pada stadia larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi
berlubang-lubang. Biasanya dalam jumlah besar ulat garayak bersama-sama
pindah dari tanaman yang telah habis dimakan daunnya ke tanaman lainnya
(Pracaya, 1995). Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2000-3000 telur.Ulat
berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon),
berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Siklus hidup berkisar
antara 30-60 hari (lama stadium telur 2-4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20-
46 hari, pupa : 8-11 hari).
Pengendalian Serangan :
1. Musuh Alami
Beberapa musuh alami yang menyerang ulat ini yaitu Apenteles sp. Telenomeus
sp, Brachymeria sp, Charops longiventris, Chelonus sp, Euplecectrus platyphenae,
Microplitis manilae, Nythobia sp, Tachinidae, Podomya setosa dan Harpactor sp
(Sudarmo, 1987).
2. Agen hayati yang berperan penting sebagai pengendali hama secara alamiah
adalah Nucleopolyhedrovirus (NPV) yang merupakan agensi hayati ulat grayak. ).
Virus ini memiliki sifat yang menguntungkan, antara lain :
• memiliki inang spesifik dalam genus/famili yang sama, sehingga aman terhadap
organisme bukan sasaran.
• tidak mempengaruhi parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya.
• dapat mengatasi masalah resistensi ulat grayak terhadap insektisida kimia.
• kompatibel dengan insektisida kimiawi yang tidak bersifat basa kuat.
3. Pestisida nabati, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas
(pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya
2. Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata)
Morfologi sayap ngengat berwarna kuning keemasan dengan beberapa bercak
yang melintang berwarna hitam. Bentangan sayapnya sekitar 4 cm. telurnya
berukurankecil dan diletakan dibawah daun. Warna ulat kehijauan dengan garis
kuning sampai putih kream.. Ngengat bertelur dibawah permukaan daun. Ulatnya
makan dengan mengulitidaun dari tepi sampai tulang utama sehingga daun
menggulung. Ulat yang dewasa jugamenghabiskan daun sampai tulang daun saja.
Setelah cukup umur ulat berkepompongdidalam gulungan daun. Lama
perkembangan satu generasi kurang lebih 6 minggu.
Gejala serangan pada daun terdapat lubang-lubang kecil, terdapat daun dalam
keadaanmenggulung yang didalamnya terdapat ulat yang terlindung oleh benang-
benang suteraserta kotoran, kadang polong sering juga dipintal dengan daunnya.
Pengendalian
Pengendalian yang perlu dilakukan diantaranya adalah :
a.Daun yang sudah menggulung dipotong dan dibakar.
b.Setelah daun yang menggulung dimusnahkan, tanaman disemprot dengan
insektisida.
c.Diadakannya rotasi tanaman.
3. Ulat jengkal(Chrysodeixis chalcites)
Imago C. Chalcites mempunyai sayap dengan berwarna khas, yaitu dasarnya
hitam coklat dengan sepasang bintik putih pada masing-masing sayap, sedang
pada ulat jengkal Trichoplusia orichalcea bagian ujung sayap depannya berwarna
keemasan.Telur berbentuk bundar agak pipih, berenda putih, dan berwarna
keputih-putihan yang kemudian berubah kekuning-kuningan sebelum
menetas.Larva berkepala kecil, mempunyai tiga pasang tungkai palsu, berwarna
hijau. Larva instar akhir berukuran antara 30-40 mm. Pupa berada di dalam kokon
yang transparan. Pupa C. Chalcites berwarna hijau muda dan pada punggungnya
berwarna coklat hitam, sedangkan pupa jenis Trichoplusia orichalcea berwarna
coklat.Siklus hidup ± 3 minggu yaitu Telur 3-4 hari, Larva ± 13 hari, Pupa ± 7
hari.
Gejala serangan dan kerusakan
Serangan oleh instar muda menyebabkan bercak-bercak putih pada daun karena
jaringan dan dimakan, namun epidemis dan tulang daun ditinggalkan , sedang
larva besar memakan habis helai daun menyebabkan daun yang terserang tinggal
beberapa tulang daunya saja. Kerusakan daun oleh ulat jengkal biasanya mulai
pada awal pembungaan. Kerusakan terus meningkat hingga fase pengisian biji
sekitar 60 hst. Kehilangan hasil karena defoliasi dapat menurunkan bobot biji, dan
pada akhirnya menurunkan hasil panen. Kerusakan daun 50 % pada awal
pembungaan hingga pembungaan penuh dapat menurunkan hasil 9-18%, atau
setara dengan 135 kg sampai 270 kg/ha. Kerusakan daun total pada fase pengisian
dapat menurunkan hasil sebesar 80%, yaitu setara dengan 1200 kg/ha.
Pengendalian:
a. Musuh alami :
· Parasitoid telur, Trichogramma sp (Hymenoptera Trichogrammatidae)
· Parasitoid larva, Cotesia sp. (Hymenoptera Braconidae)
· Parasitoid larva, microplitis sp
b. Ulat jengkal menyebar secara berkelompok, umumnya terdapat pada daun
muda dan sebagian besar terdapat pada permukaan bawah daun. Pengamatan
populasi larva muda dilakukan sejak 35 sampai 56 hst dengan interval waktu 1
minggu. Tanaman contoh diambil secara diagonal sebanyak 10 rumpun per petak
alami.
c. Ambang pengendalian ulat jengkal tergantung dari fase pertumbuhan tanaman
yang diserang dan stadia larva. Diketahui bahwa kemampuan ulat jengkal dalam
memakan daun adalah setengah daripada kemampuan ulat grayak
d. Melakukan pergiliran tanaman dan bertanam serentak akan dapat memutus
siklus hidup, mengurangi populasi awal dan mengecerkan populasi. Kalau masih
terdapat serangan, maka pengumpulan dan pemusnahan larva instar 4 sampai
dengan instar akhir perlu dilakukan.
e. Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan apabila populasi melampaui
ambang pengendalian dan dibatasi sampai dengan instar -3, karena aplikasi
insektisida pada ulat instar 4-6 sangat rendah. Oleh karena itu pengendalian ulat
yang sudah mulai besar hanya efektif dengan cara pengumpulan.
4.Wereng kedelai
Imago dapat hadir dipertanaman sejak awal pertumbuhan tanam sampai saat
panen. Imago dan larva merusak pucuk, daun, tangkai daun, bunga dan polong.
Serangan pada tanaman muda menyebabkan kematian tanaman sedangkan pada
tanaman lebih tua akan mengurangi luas daun serta jumlah bunga dan polong.
Periode kritis tanaman terhadap serangan hama ini adalah sejak tumbuh sampai
dengan stadia pembentukan polong.
Pengendalian : penyemprotan, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50
5. Wereng daun kedelai(Phaedonia inclusa)
Larva dan kumbang dewasa menyerang hampir semua bagian tanaman kedela
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini terlihat pada pucuk tanaman,
daun, bunga dan polong. Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan
kematian. Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan terganggunya
pembentukan bunga, pembentukan polong, dan pengisian biji sehingga
menurunkan kuantitas dan kualitas biji kedelai.i, terutama yang masih muda.
Serangannya sering dijumpai pada pagi dan sore hari. Siklus hidup kumbang ini
adalah 20-21 hari. Sehingga dalam satu kali musim tanam, kedelai dapat diserang
oleh 2-3 generasi kumbang: Pemberantasannya adalah dengan menyemprotkan
Azodrin Karphos dan Tamaron berkonsentrasi sekitar 1-2 cc/liter, tergantung
umur tanaman.
6. Ulat buah(Helicoverpa armigera)
Morfologi/Bioekologi
Ngengat betina muncul sehari lebih dahulu dari pada ngengat jantan. Ngengat
jantan mudah dibedakan dari ngengat betina karena ngengat betina mempunyai
pola bercak-bercak berwarna pirang tua, sedang ngengat jantan tidak mempunyai
pola seperti itu. Nisbah kelamin jantan dan betina 1 : 1. Daur hidup H. armigera
dari telur hingga ngengat mati berkisar antara 52 - 58 hari.Ngengat betina
meletakkan telur satu persatu pada pucuk daun, sekitar bunga dan cabang. Telur
berbentuk bulat dan berwarna putih agak kekuning-kuningan, kemudian berubah
menjadi kuning tua dan ketika akan menetas terlihat adanya bintik hitam. Stadium
telur berkisar antara 10 - 18 hari dan persentase penetasan telur berkisar 63 - 82
persen.Stadium larva berkisar antara 12 - 23 hari. Ketika baru keluar dari telur,
larva berwarna kuning muda dan tubuhnya berbentuk silinder. Larva muda
kemudian berubah warna dan terdapat variasi warna dan pola antar sesama larva.
Larva H. armigera terdiri dari lima instar, instar pertama, kedua, ketiga,
keempat dan kelima, masing-masing berumur 2 - 3 hari, 2 - 4 hari 2 - 5 hari, 2 - 6
hari dan 4 - 7 hari.Pupa dibentuk di dalam tanah. Pupa yang baru terbentuk
berwarna kuning, kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning
kecoklatan. Lama stadium pupa 15 - 21 hari.Hama ulat buah tersebut menyebar di
daerah sentra produksi tomat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi.
Gejala serangan
Larva H. armigera melubangi buah tomat baik buah muda maupun yang sudah
tua. Buah tomat yang terserang akan busuk dan jatuh ke tanah. Kadang-kadang
larva juga menyerang pucuk tanaman dan melubangi cabang-cabang tomat.
Tanaman inang lain
anaman inang utama ulat buah adalah tomat, tembakau, jagung, dan kapas.
Tanaman inang lainnya misalnya kentang, kubis, kacang-kacangan.
Pengendalian
a). Kultur teknis
Pengaturan waktu tanam. Tomat yang ditanam pada bulan September
terserang ringan oleh larva H. armigera.
Penanaman varietas toleran, seperti LV 2100 dan LV 2099.
Penanaman tanaman perangkap tagetes (Tagetes erecta) di sekeliling
tanaman tomat.
Sistem tumpangsari tomat dengan jagung dapat mengurangi serangan H.
armigera.
b). Pengendalian fisik / mekanis
Mengumpulkan dan memusnahkan buah tomat yang terserang H.
armigera.
Pemasangan perangkap feromonoid seks untuk ngengat H. armigera
sebanyak 40 buah / ha.
c). Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : parasitoid telur H. armigera yaitu
Trichogramma sp., parasitoid larva yaitu Eriborus argenteopilosus, dan
virus HaNPV sebagai patogen penyakit larva H. armigera.
d). Pengendalian kimiawi
Bila ditemukan ulat buah ≥ 1 larva / 10 tanaman contoh, dapat
diaplikasikan insektisida yang efektif dan diizinkan, antara lain piretroid
sintetik (sipermetrin, deltametrin), IGR (klorfuazuron), insektisida
mikroba (spinosad), dan patogen penyakit serangga H. armigera HaNPV
25 LE.
7. Kepik hijau(nezara viridula)
Daur hidup
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6haritelur
menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagihari
berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,memakanpolong dan
bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1sampai 6bulan.
Morfologi dan biologi
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna
hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,kuning kehijauan
dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur diletakkan berkelompok
(10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daunNimfa terdiri dari 5 instar.
Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,kemudian menyebar. Pada
kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Gejala
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadimengempis,
polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi
keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritistanaman terhadap
serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa dan imago
merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisapcairan biji. Serangan yang
terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan
polong dan biji kempis, kemudian mengering.Serangan terhadap polong muda
menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi
pada fase pengisian biji menyebabkan bijimenghitam dan busuk.
Ekologi
Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacangtunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
Pengendalian
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa caraantara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba(1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietasLokon (1982)
Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis
Ferriere(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis
8. Kepik polong kedelai( Riptortus linearis)
Siklus hidup R. linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima instar,
dan stadium imago.Imago datang pertama kali di pertanaman kedelai saat tanaman
mulai berbunga dengan meletakkan telur satu per satu pada permukaan atas dan
bawah daun. Seekor imago betina mampu bertelur hingga 70 butir selama 4– 47
hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu imago
jantan ramping dengan panjang 11– 13 mm dan betina agak gemuk dengan
panjang 13–14 mm.Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengah agak
cekung, ratarata berdiameter 1,20 mm. Telur berwarna biru keabuan kemudian
berubah menjadi cokelat suram ,Setelah 6–7 hari, telur menetas dan membentuk
nimfa instar I selama 3 hari (Gambar 1c). Pada stadium nimfa, R. linearis berganti
kulit (moulting) lima kali. Setiap berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna,
ukuran, dan umur.
Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm, instar
III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali 1976
dalam Prayogo dan Suharsono, 2005). Nimfa maupun imago mampu
menyebabkan kerusakan pada polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji di
dalam polong dengan menusukkan stiletnya. Tingkat kerusakan akibat R. linearis
bervariasi, bergantung pada tahap perkembangan polong dan biji. Tingkat
kerusakan biji dipengaruhi pula oleh letak dan jumlah tusukan pada biji.Kepik
menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis
(biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yg
diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna
hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk .
Hama ini menyerang polong dan menghisap isinya. apabila polong yang diserang
telah berisi akan tampak bintik-bintik hitam, dan jika polong tersebut terbuka akan
tampak biji kehitam-hitaman, kosong, dan gepeng. pemberantasan kepik polong
sama dengan penggerek polong. Oleh karena itu, pemberantasan penggerek
polong berarti juga pemberantasan kepik. Pada polong muda menyebabkan biji
kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase
pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian mengering.
Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan
menghitam. Serangan polong tua menyebabkan adanya bintik hitam pada biji.
Imago mulai datang di pertanaman sejak pembentukan bunga, Akibat serangannya
menyebahkan biji dan polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna
hitam; kulit biji keriput, dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis
tanaman terhadap serangan pengisap polong adalah stadia pengisian biji
Ciri-ciri hama ini : sewaktu masih muda, tubuhnya berwarna coklat gelap
kemerahan. Bentuk tubuhnya mirip dg semut hitam. Setelah dewasa tubuhnya
berwarna coklat kekuningan dan bentuk tubuhnya mirip walang sangit serta
kepalanya bersungut. Telur berbentuk bulat dan berwarna coklat suram. Telur
akan menetas dalam waktu 7 hari.Kepik menyerang dg cara menghisap polong
sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda
akan gugur. Sedangkan polong tua yg diserang kepik ini menyebabkan biji keriput
dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan
membusuk.
9. Kumbang macan(Menochilus sp.)
Menochilus sp. merupakan serangga predator bdari ordo coleoptera. Seranga ini
biasa di sebut kumbang predator warna kuning mempunyai becak hitam.
Menangkap mangsa bergerak lambat. Larva lebih rakus dari yang dewasa.
Serangga ini mampu menghasilkan 150-200 turunan dalam 6-10 minggu.
Dilaporkan bahwa daur hidup predator M. sexmaculatus berkisar antara 56
hingga 78 hari dengan rincian telur 4-5 hari, larva 20-25 hari, pupa 4-6 hari dan
imago 28-42 hari. M. sexmaculatus mampu memangsa hama penting Bemisia
tabaci dan Myzus persicae pada pertanaman cabai, sehingga secara hayati
serangga predator M. Sexmaculatus sangat potensial untuk menekan penggunaan
insektisida sintetis.
10. Belalang sembah(mantis sp)
Mantis religiosa (belalang sembah) memiliki ukuran tubuh dari medium sampai
besar, bersifat hemimetabola, mulutnya tipe pengunyah, memiliki dua pasang
sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti kertas dari kulit yang disebut tegumina.
Sayap belakang berupa membran dan dilipat seperti kipas dan terletak di bawah
sayap depan. Tubuhnya juga terbungkus oleh eksoskleton yang melindungi sistem
organ yang lunak sebelah dalam. eksoskeleton merupakan kuikula yang tersusun
dari kitin dan terbagi atas segmen - segmen.
11. Kutu aphis(Aphis sp)
Bioekologi
1) Sifatnya partenogenesis, yaitu telurnya berkembang menjadi nimfa tanpa
terjadi pembuahan, kemudian dilahirkan oleh induknya.
2) Lama hidupnya antara 13 - 18 hari dengan 4 - 8 kali instar.
3) Nimfa yang baru terbentuk langsung mengisap cairan tanaman secara
bergerombol. Nimfa dewasa berwarna hitam dan berkilau. Antenenya lebih
pendek dari pada abdomen.
4) Betina menjadi dewasa setelah berumur 4 - 20 hari. Panjang tubuh yang
bersayap rata-rata 1,4 mm dan yang tidak bersayap rata-rata 1,5 mm. Mulai
menghasilkan keturunan pada umur 5 - 6 hari dan berakhir sepanjang hidupnya.
Gejala Serangan
Stadia yang merusak adalah nimfa dan imago yang umumnya mengisap pada
bagian daun permukaan bawah, kuncup, batang muda. Tanaman yang terserang
akan terhambat pertumbuhannya menjadi lemah dan kehilangan warna daun,
mengkerut dan akhirnya menyebabkan penurunan hasil produksi. Serangan berat
pada fase pembungaan atau pembentukan polong dapat menurunkan hasil panen.
Selain itu, kutu daun kacang juga merupakan vektor penyakit virus (CAMV).
Tanaman Inang
Kacang panjang dan jenis tanaman kacang-kacangan lainnya (Leguminoseae),
kapas-kapasan (Malvaelae), waluh-waluhan (Cucurcitaceae), dll.
Pengendalian
" Penanaman tanaman yang resisten.
" Penggunaan musuh alami seperti Coleoptera, Harmonia arcuata, dan dari ordo
Diptera
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
1.Dalam pengendalian hama tanaman kedelai diperlukan penanganan yang
tepat,sehingga hama yang ada dapat ditekan perkembangannya semaksimal
mungkin.
2.Setiap hama mempunyai waktu serta fase-fase tersendiri dalam menyerang tanaman kedelai.
3.Pengendalian hama tidak hanya dilakukan dengan cara-cara yang kimiawi,namun juga dengan
musuh alami yang tentunya ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1992. Bioekologi, serangan, dan pengendalian hama pemakan daun
kedelai, pp. 81-116. Risalah Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu
TanamanKedelai. Malang
Hermanto,A.2012. Gejala Dan Kerusakan Akibat Serangan Hama.Jurusan Ilmu
Hama Dan Penyakit Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
pertanian Universitas Brawijaya.Malang
Ir. Siswandi, MP. 2006. Budidaya Tanaman Palawija.PT Citra Aji Parama
.Yogyakarta
Wulandari,W.2012. Hubungan Faktor Fisik Tanaman dengan Perkembangan Hama dan Preferensinya pada Tanaman Inang. Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.Malang