pengenalan baja dan proses pembuatannya

20
SMK PGRI 1 NGAWI Bahan Ajar 14.DKK.1 1 MENGENAL BAJA (INTRODUCTION OF IRON) A. SEJARAH BAJA - Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM - Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas. - Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya. - Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya. - Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi. - Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa. - Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja - Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus. - 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang. - 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa. Bijih besi antara lain : - Hematite Fe 2 O 3 70 % iron - Magnetite Fe 3 O 4 72 % iron - Limonite Fe 2 O 3 +H 2 O 50 % to 66 % iron - Siderite FeCO 3 48 % iron Proses pemurnian besi sebagai berikut: - Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi. - Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar dengan charcoal , dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan dikeluarkan dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur sehingga terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica. - Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron. B. PROSES PEMBUATAN BAJA Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain : 1. Dapur tinggi

Upload: hoiri-efendi

Post on 02-Dec-2015

203 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 1

MENGENAL BAJA 

(INTRODUCTION OF IRON) 

A. SEJARAH BAJA 

- Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM 

- Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai 

oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas. 

- Tahun  1000  SM,  bangsa  yunani,  mesir,  jews,  roma,  carhaginians  dan  asiria  juga  mempelajari 

peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya. 

- Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya. 

- Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi. 

- Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa. 

- Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja 

- Tahun  1000 M,  baja  dengan  campuran  unsur  lain  ditemukan  pertama  kali  pada  1000 M  pada 

kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus. 

- 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang. 

- 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa. 

Bijih besi antara lain : 

- Hematite ‐ Fe2O3 ‐ 70 % iron 

- Magnetite ‐ Fe3O4 ‐ 72 % iron 

- Limonite ‐ Fe2O3 + H2O ‐ 50 % to 66 % iron 

- Siderite ‐ FeCO3 ‐ 48 % iron 

Proses pemurnian besi sebagai berikut:  

- Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi. 

- Cara  tradisional  :  blomery,  pada  proses  ini  bijih  besi  dibakar  dengan  charcoal,  dimana  banyak 

mengandung  carbon  sehingga  terjadi  pengikatan  oksigen,  pembakaran  tersebut  menghasilkan 

karbondiokasida dan karbon monoksida yang  terlepas ke udara,  sehingga besi murni didapat dan 

dikeluarkan  dari  dapur,kekurangnya  tidak  semua  besi  dapat melebur  sehingga  terbentuk  spoge, 

spoge berisi besi dan silica. 

- Proses  lebih modern adalah dengan blas  furnace, blast  furnace diisi oleh bijih besi,  charcoal atau 

coke  (coke adalah  charcoal yang  terbuat dari  coal) dan  limestone  (CaCO3). Angin  secara kencang 

dan kontinu ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah,  cairan besi 

yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron. 

B. PROSES PEMBUATAN BAJA 

Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi  kasar baik padat maupun  cair, besi 

bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain : 

1. Dapur tinggi 

 

Page 2: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 2

Dapur tinggi digunakan untuk mengolah biji‐biji besi kasar. Bahan yang digunakan biji besi, batu 

kapur, bahan bakar dan udara panas. Hasil‐hasil dapur tinggi antara lain: besi kasar, terak, gas, buangan 

(debu). 

 

 

Diagram aliran logam adalah sebagai berikut: 

 

 

 

 

 

2. Proses Konvertor 

Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap ke samping. 

Sistem kerja sebagai berikut: 

- Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C, 

- Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor) 

- Kembali ditegakkan. 

- Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor. 

- Setelah 20‐25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya. 

Biji Besi Dapur tinggi Besi Kasar

- Conventor - Open Hearth

Furnace - Electric Arc

Furnace

Page 3: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 3

 

a. Proses Bassemer (asam) 

lapisan bagian dalam  terbuat dari batu  tahan  api  yang mengandung  kwarsa  asam  atau  aksid 

asam  (SiO2), Bahan  yang  diolah besi  kasar  kelabu  cair, CaO  tidak ditambahkan  sebab dapat bereaksi 

dengan SiO2,   SiO2 + CaO              CaSiO3 

 

b. Proses Thomas (Basa) 

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat 

dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 

%, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6‐0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), 

untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO), 

3 CaO + P2O5    Ca3(PO4)2 (terak cair) 

 

3. Proses Siemens Martin 

Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah : 

a. memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur 

b. sebagai Fundamen/ landasan dapur 

c. menghemat pemakaian tempat 

Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih, 

- Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2), 

- besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3) 

Page 4: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 4

 

4. Proses Basic Oxygen Furnace 

- logam cair dimasukkan ke ruang bakar (dimiringkan lalu ditegakkan) 

- Oksigen  (± 1000) ditiupkan  lewat Oxygen  Lance  ke  ruang bakar dengan  kecepatan  tinggi.  (55 m3 

(99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2. 

- ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S. 

Keuntungan dari BOF adalah: 

- BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen 

- Proses hanya lebih‐kurang 50 menit. 

- Tidak perlu tuyer di bagian bawah 

- Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon 

- Biaya operasi murah 

5. Proses Dapur Listrik 

Temperatur  tinggi  dengan menggunkan  busur  cahaya  electrode  dan  induksi  listrik.  Proses  ini 

mempunyai keuntungan : 

- Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat 

- Temperatur dapat diatur 

- Efisiensi termis dapur tinggi 

- Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik 

- Kerugian akibat penguapan sangat kecil 

Page 5: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 5

 

6. Proses Dapur Kopula 

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang. Proses pada dapur ini 

adalah: 

- pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair. 

- Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam. 

- kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari 

dasar tungku. 

- besi kasar dan baja bekas kira‐kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan. 

- 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran. 

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan 

akan terurai menjadi: 

3 2CaCO CaO CO→ +  

2CO  akan bereaksi dengan karbon: 

2 2CO C CO+ →  

Gas CO  yang dikeluarkan melalui  cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit 

mesin‐mesin lain. 

 

Page 6: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 6

 

7. Proses Dapur Cawan 

- Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan, 

- kemudian dapur ditutup rapat. 

- Kemudian dimasukkan gas‐gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan 

akan mencair. 

- Baja  cair  tersebut  siap  dituang  untuk  dijadikan  baja‐baja  istimewa  dengan menambahkan  unsur‐

unsur paduan yang diperlukan 

 

Page 7: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 7

C. KLASIFIKASI BAJA 

1. Menurut Komposisi Kimia 

a. Baja karbon (carbon steel) kadar 0,05 % ‐ 0,30% C , dibagi menjadi tiga yaitu; 

1) Baja karbon rendah (low carbon steel)   machine, machinery dan mild steel 

Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya: 

- 0,05 % ‐ 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails. 

- 0,20 % ‐ 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings. 

2) Baja karbon menengah (medium carbon steel) 

- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah. 

- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. 

- Penggunaan: 

0,30 % ‐ 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles. 

0,40 % ‐ 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers. 

0,50 % ‐ 0,60 % C : hammers dan sledges. 

3) Baja karbon tinggi (high carbon steel)    tool steel 

- Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % ‐ 1,50 % C 

- Penggunaan:screw drivers, blacksmiths hummers,  tables knives,  screws, hammers, vise 

jaws,  knives,  drills.  tools  for  turning  brass  and wood,  reamers,  tools  for  turning  hard 

metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters. 

b. Baja paduan (alloy steel) 

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu: 

- Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya) 

- Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah 

- Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi) 

- Untuk membuat sifat‐sifat spesial 

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi: 

- Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 % 

- Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 % 

- High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 % 

Selain  itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus  (special alloy 

steel) dan high speed steel. 

- Baja Paduan Khusus (special alloy steel) 

Baja  jenis  ini  mengandung  satu  atau  lebih  logam‐logam  seperti  nikel,  chromium, 

manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan  logam tersebut 

ke dalam baja maka baja paduan  tersebut akan merubah sifat‐sifat mekanik dan kimianya 

seperti menjadi  lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon 

steel). 

- High Speed Steel (HSS)    Self Hardening Steel 

Kandungan karbon  : 0,70 %  ‐ 1,50 %. Penggunaan membuat alat‐alat potong seperti drills, 

reamers, countersinks,  lathe  tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena 

Page 8: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 8

alat potong yang dibuat dengan material  tersebut dapat dioperasikan dua kali  lebih cepat 

dibanding dengan  carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali 

daripada carbon steel. 

2. Baja Paduan dengan Sifat Khusus 

a. Baja Tahan Karat (Stainless Steel) 

Sifatnya antara lain: 

- Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan 

- Tahan temperature rendah maupun tinggi 

- Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil 

- Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus 

- Tahan terhadap oksidasi 

- Kuat dan dapat ditempa 

- Mudah dibersihkan 

- Mengkilat dan tampak menarik 

b. High Strength Low Alloy Steel (HSLS) 

Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, 

mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las 

yang  tinggi  (weldability). Untuk mendapatkan  sifat‐sifat di  atas maka baja  ini diproses  secara 

khusus  dengan menambahkan  unsur‐unsur  seperti:  tembaga  (Cu),  nikel  (Ni),  Chromium  (Cr), 

Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium. 

c. Baja Perkakas (Tool Steel) 

Sifat‐sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, 

tahan panas, kuat dan ulet. 

Kelompok  dari  tool  steel  berdasarkan  unsur  paduan  dan  proses  pengerjaan  panas  yang 

diberikan antara lain: 

- Later hardening atau carbon  tool  steel  (ditandai dengan  tipe W oleh AISI), Shock  resisting 

(Tipe S), memiliki  sifat kuat dan ulet dan  tahan  terhadap beban kejut dan  repeat  loading. 

Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau. 

- Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda‐

beda.  Tipe  O  dijelaskan  dengan  mendinginkan  pada  minyak  sedangkan  tipe  A  dan  D 

didinginkan di udara. 

- Hot Work  Steel  (tipe  H), mula‐mula  dipanaskan  hingga  (300  –  500)  ºC  dan  didinginkan 

perlahan‐lahan,  karena baja  ini banyak mengandung  tungsten dan molybdenum  sehingga 

sifatnya keras. 

- High  speed  steel  (tipe  T  dan  M),  merupakan  hasil  paduan  baja  dengan  tungsten  dan 

molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas 

tetapi tidak tahan kejut. 

- Campuran  carbon‐tungsten  (tipe  F),  sifatnya  adalah  keras  tapi  tidak  tahan  aus  dan  tidak 

cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi. 

 

Page 9: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

3

d

1

2

3

4

5

1

2

3

D

3. Klasifik

a. Me

-

-

b. Baj

-

-

-

-

-

-

-

-

Den

diperoleh li

1. Baja ka

2. Baja ka

3. Baja pa

4. Baja pa

5. Baja ko

Sela

1. Baja ku

2. Baja ku

3. Baja ku

D. Standa

kasi lain an

enurut pen

Baja kons

Baja perk

ja dengan 

Baja taha

Baja taha

Baja tanp

Electric st

Magnetic

Non mag

Baja taha

Baja taha

ngan meng

ima kelom

rbon kons

rbon perka

aduan kons

aduan perk

onstruksi p

ain itu baja

ualitas bias

ualitas baik

ualitas tingg

ard AISI d

ntara lain :

nggunaann

struksi (str

kakas (tool 

sifat fisik d

an garam (a

an panas (h

pa sisik (no

teel 

c steel 

gnetic steel

an pakai (w

an karat/ko

gkombinas

pok baja y

truksi (car

akas (carb

struksi (All

kakas (Alloy

aduan ting

a juga dikla

gi 

an SAE 

 

nya: 

ructural ste

steel), me

dan kimia 

acid‐resisti

heat resista

n scaling s

wear resisti

orosi 

sikan dua 

yaitu: 

rbon struct

on tool ste

oyed struc

yed tool st

ggi (Highly 

asifisikan m

eel), menga

engandung

khusus: 

ing steel)

ant steel)

steel) 

ing steel)

klasifikasi 

tural steel)

eel) 

ctural steel

teel) 

alloy struc

menurut ku

andung ka

g karbon le

baja men

l) 

ctural steel

ualitas: 

rbon kuran

bih dari 0,

nurut  kegu

l) 

ng dari 0,7

7 % C. 

naan dan 

SM

Bahan Aj

7 % C. 

komposis

 

K PGRI 1 NGA

jar 14.DKK.1

i  kimia ma

AWI  

9

aka 

Page 10: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 10

HARDENING PADA BAJA KARBON TINGGI 

(HARDENING IN HIGH CARBON STEEL) 

Bahan‐bahan  pada  saat  sekarang  khususnya  logam  semakin  baik  dan  rumit,  digunakan  pada 

peralatan modern yang memerlukan bahan dengan kekuatan  impak dan ketahanan fatigue yang tinggi 

disebabkan  meningkatnya  kecepatan  putar  dan  pergerakan  linear  serta  peningkatan  frekwensi 

pembebanan  pada  komponen.  Untuk  mendapatkan  kekuatan  dari  bahan  tersebut  dapat  dilakukan  

dengan  proses  perlakuan  panas.  Perlakuan  panas  adalah  suatu  proses  pemanasan  dan  pendinginan 

logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat‐sifat  fisis  logam  tersebut. Melalui perlakuan panas 

yang  tepat,  tegangan  dalam  dapat  dihilangkan,  besar  butiran  dapat  diperbesar  atau  diperkecil, 

ketangguhan dapat ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang 

ulet. 

Besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbon lah 

yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan 

yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat – alat dan mesin berat. 

Kekerasan  didefinisikan  sebagai  ketahanan  sebuah  benda  (benda  kerja)  terhadap 

penetrasi/daya tembus dari bahan lain yang kebih keras penetrator). Kekerasan meru‐pakan suatu sifat 

dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh un‐sur‐unsur paduannya dan kekerasan suatu bahan 

tersebut dapat berubah bila dikerjakan dengan cold worked seperti pengerolan, penarikan, pemakanan 

dan lain‐lain serta kekerasan dapat dicapai sesuai kebutuhan dengan perlakuan panas. 

Faktor‐faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain; Komposisi 

kimia,  Langkah  Perlakuan  Panas,  Cairan  Pendinginan,  Temperatur  Pemanasan,  dan  lain‐lain  Proses 

hardening  cukup  banyak  dipakai  di  Industri  logam  atau  bengkel‐bengkel  logam  lainnya.Alat‐alat 

permesinan atau komponen mesin banyak yang harus dikeraskan supaya tahan terhadap tusukan atau 

tekanan dan gesekan dari logam lain, misalnya roda gigi, poros‐poros dan lain‐lain yang banyak dipakai 

pada  benda  bergerak. Dalam  kegiatan  produksi, waktu  yang  dibutuhkan  untuk menyelesaikan  suatu 

produksi  adalah merupakan masalah  yang  sangat  sering  dipertimbangkan  dalam  Industri  dan  selalu 

dicari  upaya‐upaya  untuk mengoptimalkannya.  Pengoptimalan  ini  dilakukan mengingat  bahwa waktu 

(lamanya) 

menyelesaikan suatu produk adalah berpengaruh besar terhadap biaya produksi. 

Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan fatigue limit/ strength 

yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan 

yang terjadi akan tergantung pada temperatur pemanasan (temperatur autenitising), holding time dan 

laju pendinginan  yang dilakukan  serta  seberapa  tebal bagian penampang  yang menjadi  keras banyak 

tergantung pada hardenability. 

Langkah‐langkah proses hardening adalah sebagai berikut : 

1. melakukan pemanasan  (heating) untuk baja karbon  tinggi   200‐300     diatas Ac‐1 pada diagram Fe‐

Fe3C,  misalnya  pemanasan  sampai  suhu  8500,  tujuanya  adalah  untuk  mendapatkan  struktur 

Austenite, yang  salah  sifat Austenite adalah  tidak  stabil pada  suhu di bawah Ac‐1,sehingga dapat 

ditentukan struktur yang diinginkan. Dibawah ini diagram Fe‐Fe3C  dibawah ini : 

Page 11: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 11

 

Gambar :  diagram keseimbangan Fe‐Fe3C 

2. Penahanan suhu (holding), Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari 

suatu  bahan  pada  proses  hardening  dengan  menahan  pada  temperatur  pengerasan  untuk 

memperoleh  pemanasan  yang  homogen  sehingga  struktur  austenitnya  homogen  atau  terjadi 

kelarutan  karbida  ke  dalam  austenit  dan  diffusi  karbon  dan  unsur  paduannya.    Pedoman  untuk 

menentukan holding time dari berbagai jenis baja: 

- Baja  Konstruksi  dari  Baja  Karbon  dan  Baja  Paduan  Rendah  Yang mengandung  karbida  yang 

mudah  larut, diperlukan holding time yang singkat, 5  ‐ 15 menit setelah mencapai temperatur 

pemanasannya dianggap sudah memadai. 

- Baja  Konstruksi  dari  Baja  Paduan Menengah  Dianjurkan menggunakan  holding  time  15  ‐25 

menit, tidak tergantung ukuran benda kerja. 

- Low Alloy Tool Steel Memerlukan holding time yang tepat, agar kekerasan yang diinginkan dapat 

tercapai. Dianjurkan menggunakan  0,5 menit  per milimeter  tebal  benda,  atau  10  sampai  30 

menit. 

- High Alloy Chrome Steel Membutuhkan holding time yang paling panjang di antara semua baja 

perkakas,  juga  tergantung  pada  temperatur  pema‐nasannya.  Juga  diperlukan  kom‐binasi 

temperatur  dan  holding  time  yang  tepat.  Biasanya  dianjurkan  menggunakan  0,5  menit 

permilimeter tebal benda dengan minimum 10 menit, maksimum 1 jam. 

- Hot‐Work Tool Steel Mengandung karbida yang sulit  larut, baru akan  larut pada 10000 C. Pada 

temperatur  ini  kemungkinan  terjadinya  pertumbuhan  butir  sangat  besar,  karena  itu  holding 

time harus dibatasi, 15‐30 menit. High Speed Steel Memerlukan  temperatur pemanasan yang 

sangat tinggi, 1200‐13000C.Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan butir holding time diambil 

hanya beberapa menit saja. 

Page 12: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 12

Misalkan kita ambil waktu holding adalah selama 15 menit pada suhu 8500 . 

3. Pendinginan.  Untuk  proses  Hardening  kita  melakukan  pendinginan  secara  cepat  dengan 

menggunakan media air. Tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur martensite, semakin banyak 

unsur  karbon,maka  struktur  martensite  yang  terbentuk  juga  akan  semakin  banyak.  Karena 

martensite terbentuk  dari fase Austenite yang didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena 

atom  karbon  tidak  sempat  berdifusi  keluar  dan  terjebak  dalam  struktur  kristal  dan membentuk 

struktur tetragonal yang ruang kosong antar atomnya kecil,sehingga kekerasanya meningkat. 

 

Gambar : kurva pendinginan pada diagram TTT (time‐temperature‐transformation) 

Dari diagaram pendinginan diatas dapat dilihat bahwa dengan pendinginan cepat (kurva 6) akan 

menghasilkan  struktur  martensite  karena  garis  pendinginan  lebih  cepat  daripada  kurva  7  yang 

merupakan  laju  pendinginan  kritis  (critical  cooling  rate)  yang  nantinya  akan  tetap  terbentuk  fase 

austenite (unstable). Sedangkan pada kurva 6 lebih cepat daripada kurva 7,sehingga terbentuk struktur 

martensite yang kekerasanya berkisar antara 600 BHN‐750 BHN, tetapi bersifat rapuh karena tegangan 

dalam yang besar. 

Jadi    dapat  disimpulkan  bahwa  dengan  proses  hardening  pada  baja  karbon  tinggi  akan 

meningkatkan kekerasanya. Dengan meningkatnya kekerasan, maka efeknya terhadap kekuatan adalah 

sebagai berikut : 

Page 13: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 13

- Kekuatan  impact  (impact  strength)  akan  turun  karena  dengan  meningkatnya  kekerasan,  maka 

tegangan  dalamnya  akan meningkat.  Karena  pada  pengujian  impact  beban  yang  bekerja  adalah 

beban geser dalam satu arah , maka tegangan dalam akan mengurangi kekuatan impact. 

- Kekuatan  tarik  (tensile  sterngth) akan meningkat. Hal  ini disebabkan  karena pada pengujian  tarik 

beban  yang  bekerja  adalah  secara  aksial  yang  berlawanan  dengan  arah  dari  tegangan  dalam, 

sehingga dengan naiknya kekerasan akan meningkatkan kekuatan tarik dari suatu material. 

 

   

Page 14: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

 

M

D

D

b

m

p

2

D

D

b

k

S

d

u

m

k

A

d

b

s

S

G

P

y

o

d

Mengenal P

Definisi Dra

Deep Draw

bentuk pad

menurut P.

proses pem

2001 : 88) 

Deep Draw

Deep  draw

beberapa  a

ketinggian y

elain  itu  t

drawing,  p

untuk mem

memberika

kawat. 

Artikel  ini a

dalam artik

bahan  dasa

edangkan 

umber : D

Gambar 1 : 

Proses Dra

Pro

yang disebu

oleh punch

dari  sheet 

(IN

Proses Dee

awing 

wing atau b

da umumn

.CO Sharm

mbentukan

wing dan D

wing  dan 

ahli  yang 

yang lebih

terdapat  p

roses  ters

mbedakan 

an istilah ya

akan meng

kel ini adala

ar  dari  pro

 produk da

. Eugene O

Blank dan

wing 

oses drawi

ut dengan 

 sebagai p

metal ada

MEN

NTRODU

ep Drawin

biasa diseb

nya berupa

ma seorang

n  logam da

rawing 

drawing  p

membeda

 besar diba

proses  pra

sebut  beru

kedua pro

ang lebih k

genalkan  l

ah proses d

oses  draw

ari hasil pr

Ostergaard

n draw piec

ng dilakuk

blank seh

penekan da

alah  lemba

NGENA

UCTION

ng 

but drawin

a  silinder 

 professor

ari  lembara

pada  intin

kan  denga

andingkan

aduksi  yan

upa  penar

oses  terseb

khusus. Ya

lebih  lanju

drawing ya

wing  adalah

roses draw

d ;1967 : 13

ce 

kan dengan

ingga terja

an die seba

aran  logam

L PROS

N TO DE

ng adalah s

dan  selalu

r productio

an  logam k

nya  merup

an  indek 

 dengan dr

ng  berbed

ikan,  sepe

but  (penar

itu rod dra

ut  tentang 

ang memp

h  lembara

wing disebu

 

31 

n menekan

adi perega

agai penah

m dengan 

SES DEE

EEP DRA

salah satu 

u mempun

on technol

ke dalam b

pakan  satu

ketinggian

rawing. 

a  dengan 

erti  pada  p

rikan dan 

awing atau

proses dr

punyai kesa

an  logam  (

ut dengan d

n material

ngan men

han benda

ketebalan 

EP DRAW

AWING

jenis pros

nyai  kedala

ogy drawi

bentuk tab

u  jenis  pr

n,  proses  d

proses  dr

pembuata

pembuata

u wire dra

rawing, pr

amaan arti

(sheet me

draw piece

 benda ke

gikuti ben

 kerja saat

maksimal

WING 

G PROCE

ses pembe

aman  terte

ng adalah 

bung (hallo

roses  prod

deep  draw

rawing  te

n  beberap

an bentuk 

wing untu

oses draw

i dengan d

tal)  yang 

e, (gambar

rja yang b

tuk dies, b

t di tekan 

 6 mm,    l

SM

Bahan Aja

ESS) 

entukan  lo

entu,  seda

Proses dra

ow shape) 

duksi  nam

wing mem

tapi  juga 

pa  jenis  be

silinder) b

uk proses p

wing yang 

deep drawin

disebut  d

r 1) 

berupa  lem

bentuk akh

oleh punch

embaran 

K PGRI 1 NGA

ar 14.DKK.1

gam, dima

angkan def

awing ada

(P.C. Shar

mun  terda

punyai  ind

diberi  isti

entuk  kaw

beberapa a

pembentuk

dimaksudk

ng 

engan  bla

mbaran  log

hir ditentuk

h. pengert

logam  (sh

AWI  

14

ana 

fiisi 

lah 

rma 

pat 

dek 

ilah 

wat, 

ahli 

kan 

kan 

ank, 

am 

kan 

tian 

eet 

Page 15: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 15

metal) di pasaran dijual dalam bentuk  lembaran dan gulungan. Terdapat berbegai  tipe dari  lembaran 

logam yang digunakan, pemilihan dari jenis lembaran tersebut tergantung dari : 

- Strain rate yang diperlukan 

- Benda yang akan dibuat 

- Material yang diingginkan 

- Ketebalan benda yang akan dibuat 

- Kedalaman benda 

Pada umumnya berbebagai jenis material logam dalam bentuk lembaran dapat digunakan untuk proses 

drawing  seperti  stainless  stell, alumunium,  tembaga, perak, emas, baja. Maupun  titanium. Gambaran 

lengkap proses drawing dapat dilihat pada gambar 2 

 

Sumber : D. Eugene Ostergaard ;1967 : 128 

Gambar : Proses drawing 

Kontak Awal 

Pada  gambar  2.A,  punch  bergerak  dari  atas  ke  bawah,  blank    dipegang  oleh  nest  agar  tidak 

bergeser ke samping, kontak awal terjadi ketika bagian‐bagian dari die set saling menyentuh  lembaran 

logam (blank) saat kontak awal terjadi belum terjadi gaya‐gaya dan gesekan dalam proses drawing. 

Bending 

Selanjutnya  lembaran  logam mengalami proses bending seperti pada gambar 2. B, punch terus 

menekan kebawah sehingga posisi punch lebih dalam melebihi jari‐jari (R) dari die, sedangkan posisi die 

tetap  tidak bergerak ataupun berpindah  tempat, kombinasi gaya  tekan dari punch dan gaya penahan 

dari die menyebabkan material mengalami peregangan sepanjang jari‐jari die, sedangkan daerah terluar 

dari  blank mengalami  kompresi  arah  radial.  Bending merupakan  proses  pertama  yang  terjadi  pada 

rangkaian pembentukan proses drawing, keberhasilan proses bending ditentukan oleh aliran material 

saat proses terjadi. 

Straightening 

Saat punch sudah melewati radius die, gerakan punch ke bawah akan menghasilkan pelurusan 

sepanjang dinding die ( gambar 2. C ), lembaran logam akan mengalami peregangan sepanjang dinding 

Page 16: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

d

s

C

m

c

T

b

p

K

lo

k

p

te

h

S

G

die.  Dari  p

esuai deng

Compressio

Pro

mengikuti 

ompressio

Tension 

Teg

bagian yang

proses tera

Komponen

Pro

ogam  lain,

ketinggian 

pembentuk

ergantung

hasil drawin

umber : D

Gambar 3 : 

Dal

1. pun

2. bla

proses  pelu

gan bentuk

on 

oses  comp

gerakan  d

on arah rad

gangan tar

g paling m

khir pada 

 Utama Di

oses  drawi

,  yaitu  pa

tertentu, 

kan berart

 dari desa

ng. 

. Eugene O

Beberapa

lam satu u

nch 

nkholder 

urusan  se

k die dan p

pression  te

dari  punch

dial mengik

rik terbesa

mudah men

proses dra

ie Set 

ing  memp

da  umum

sehingga 

i adalah p

ain die dan

Ostergaard

 macam be

nit die set 

panjang  d

punch. 

erjadi  ketik

,  daerah 

kuti bentuk

r terjadi p

ngalami ca

awing. 

punyai  kar

nya  produ

die  yang

roses non 

n punch,  g

d ;1967 : 12

entuk draw

terdapat k

dinding  die

ka  punch

blank  yan

k dari die.

pada bagian

acat sobek

rateristik 

uk  yang  d

g  digunaka

cutting  lo

gambar 2.4

27 

w piece 

komponen

e  diharapk

bergerak 

g masih  b

n bawah c

k  (tore), pe

khusus  di

ihasilkan m

an  dalam 

gam. Prod

4 menunju

n utama ya

kan  mamp

kebawah,

berada  pad

cup produk

embentuka

bandingka

memiliki  b

juga  mem

duk yang d

ukkan beb

itu : 

pu mengha

  akibatnya

da  blankh

k hasil dra

an bagian 

n  dengan

bentuk  tab

mpunyai  b

dihasilkan d

berapa  jen

SM

Bahan Aja

asilkan  be

a  blank  te

holder  akan

wing, bagi

bawah cup

  proses  p

bung  yang

bentuk  kh

dari drawi

is produk 

 

K PGRI 1 NGA

ar 14.DKK.1

entuk  silind

ertarik  un

n mengala

ian ini ada

p merupak

pembentuk

g mempun

husus,  pro

ing bervar

(draw pie

AWI  

16

der 

tuk 

ami 

lah 

kan 

kan 

nyai 

ses 

iasi 

ece) 

Page 17: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 17

3. die 

sedangkan komponen lainya merupakan komponen tambahan tergantung dari jenis die yang dipakai. 

Bentuk dan posisi dari komponen utama tersebut dapat dilihat pada gambar 4 

 

 

Sumber : http://www.thefabricator.com/ 

Gambar  : Bagian Utama Die Drawing 

Blankholder 

Berfungsi  memegang  blank  atau  benda  kerja  berupa  lembaran  logam,  pada  gambar  diatas 

blankholder berada diatas benda kerja, walaupun berfungsi untuk memegang benda kerja, benda kerja 

harus  tetap  dapat  bergerak  saat  proses  drawing    dilakukan  sebab  saat  proses  drawing  berlangsung 

benda kerja yang dijepit oleh blankholder akan bergerak ke arah pusat sesuai dengan bentuk dari die 

drawing. Sebagian  jenis blankholder diganti dengan nest yang mempunyai fungsi hampir sama, bentuk 

nest berupa lingkaran yang terdapat lubang didalamnya, lubang tersebut sebagai tempat peletakan dari 

benda kerja agar tidak bergeser ke samping. 

Punch 

Punch merupakan bagian yang bergerak ke bawah untuk meneruskan gaya  dari sumber tenaga 

sehingga blank tertekan ke bawah, bentuk punch disesuaikan dengan bentuk akhir yang diiginkan dari 

proses drawing,  letak punch pada gambar 2. berada di atas blank, posisi dari punch sebenarnya  tidak 

selalu diatas tergantung dari jenis die drawing yang digunakan. 

Die 

Merupakan komponen utama yang berperan dalam menentukan bentuk akhir dari benda kerja drawing 

(draw piece), bentuk dan ukuran die bervariasi sesuai dengan bentuk akhir yang diinginkan, kontruksi die 

harus mampu menahan gerakan, gaya geser serta gaya punch. Pada die terdapat radius tertentu yang 

berfungsi mempermudah reduksi benda saat proses berlangsung, lebih jauh lagi dengan adanya jari‐jari 

diharapakan tidak terjadi sobek pada material yang akan di drawing. 

 

Variabel Proses Drawing 

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses drawing, variabel yang 

mempengaruhi proses drawing antara lain  : 

1. Gesekan 

Page 18: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 18

Saat proses drawing berlangsung gesekan terjadi antara permukaan punch, dies drawing dengan 

blank, gesekan akan mempengaruhi hasil dari produk yang dihasilkan sekaligus mempengaruhi besarnya 

gaya yang dibutuhkan untuk proses pembentukan drawing,  semakin besar gaya gesek maka gaya untuk 

proses drawing juga meningkat, beberapa faktor yang mempengaruhi gesekan antara lain : 

• Pelumasan 

proses  pelumasan  adalah  salah  satu  cara mengontrol  kondisi  lapisan  tribologi  pada  proses  drawing, 

dengan  pelumasan  diharapkan  mampu  menurunkan  koefisien  gesek  permukaan  material  yang 

bersinggungan. 

• Gaya Blank Holder 

Gaya blank holder yang  tinggi akan meningkatkan gesekan yang  terjadi, bila gaya blank holder  terlalu 

tinggi dapat mengakibatkan aliran material tidak sempurna sehingga produk dapat mengalami cacat. 

• Kekasaran Permukaan Blank 

Kekasaran permukaan blank mempengaruhi besarnya gesekan yang  terjadi, semakin kasar permukaan 

blank maka  gesekan  yang  terjadi  juga  semakin  besar. Hal  ini  disebabkan  kofisien  gesek  yang  terjadi 

semakin besar seiring dengan peningkatan kekasaran permukaan. 

• Kekasaran Permukaan punch, die dan blank holder 

Seperti halnya permukaan blank semakin kasar permukaan punch, die dan blank holder koefisien gesek 

yang dihasilkan semakin besar sehingga gesekan yang terjadi juga semakin besar. 

2. Bending dan straightening 

Pada proses drawing  setelah blank holder dan punch menempel pada permukaan blank  saat 

kondisi blank masih  lurus  selanjutnya  terjadi proses pembengkokan material  (bending) dan pelurusan 

sheet sepanjang sisi samping dalam dies (straightening). Variabel yang mempengaruhi proses ini adalah : 

• Radius Punch 

Radius punch disesuaikan dengan besarnya radius die, radius punch yang tajam akan memperbesar gaya 

bending yang dibutuhkan untuk proses drawing. 

• Radius Die 

Radius  die  disesuaikan  dengan  produk  yang  pada  nantinya  akan  dihasilkan,  radius  die  berpengaruh 

terhadap gaya pembentukan, bila besarnya radius die mendekati besarnya tebal lembaran logam maka 

gaya bending yang terjadi semakin kecil sebaliknya apabila besarnya radius die semakin meningkat maka 

gaya bending yang terjadi semakin besar. 

3 Penekanan 

Proses  penekanan  terjadi  setelah  proses  straghtening,  proses  ini merupakan  proses  terakhir 

yang  menetukan  bentuk  dari  bagian  bawah  produk  drawing,  besarnya  gaya  tekan  yang  dilakukan 

dipengaruhi oleh : 

• Drawability 

Drawability adalah kemampuan bahan untuk dilakukan proses drawing, sedangkan nilainya ditentukan 

oleh  Limiting  drawing  ratio  ( maksβ ),  batas  maksimum  maksβ   adalah  batas  dimana  bila  material 

mengalami proses penarikan dan melebihi nilai limit akan terjadi cacat sobek (craking). 

• Keuletan logam 

Page 19: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 19

Semakin ulet lembaran logam blank semakin besar kemampuan blank untuk dibentuk ke dalam bentuk 

yang beranekaragam dan tidak mudah terjadi sobek pada saat proses penekanan, keuletan logam yang 

kecil mengakibatkan blank mudah sobek 

• Tegangan Maksimum material 

Material blank yang mempunyai  tegangan maksimum besar mempunyai kekuatan menahan  tegangan 

yang lebih besar sehingga produk tidak mudah mengalami cacat, material dengan tegangan maksimum 

kecil mudah cacat seperti sobek dan berkerut. 

• Ketebalan Blank 

Ketebalan blank mempengaruhi besar dari gaya penekanan yang dibutuhkan, semakin tebal blank akan 

dibutuhkan gaya penekanan yang besar sebaliknya bila blank semakin tipis maka dibutuhkan gaya yang 

kecil untuk menekan blank. 

• Temperatur 

Dengan  naiknya  temperatur  akan  dibutuhkan  gaya  penekanan  yang  kecil  hal  ini  disebabkan  kondisi 

material  yang  ikatan  butirannya  semakin  meregang  sehingga  material  mudah  untuk  dilakukan 

deformasi. 

4. Diameter blank 

Diemeter blank tergantung dari bentuk produk yang akan dibuat, apabila material kurang dari 

kebutuhan  dapat  menyebabkan  bentuk  produk  tidak  sesuai  dengan  yang  diinginkan,  namun  bila 

material blank terlalu berlebih dari kebutuhan dapat menyebabkan terjadinya cacat pada produk seperti 

kerutan pada pinggiran serta sobek pada daerah yang mengalami bending. 

5.  Kelonggaran 

Kelonggoran  atau  cleaerence adalah  celah antara punch dan die untuk memudahkan gerakan 

lembaran logam saat proses drawing berlangsung. 

Untuk  memudahkan  gerakan  lembaran  logam  pada  waktu  proses  drawing,  maka  besar  clearence 

tersebut 7 %  ‐ 20 %  lebih besar dari tebal  lembaran  logam, bila celah die terlalu kecil atau kurang dari 

tebal  lembaran  logam,  lembaran  logam   dapat mengalami penipisan (ironing) dan bila besar clearence 

melebihi toleransi 20 % dapat mengakibatkan terjadinya kerutan. (Donaldson,1986:73) 

6.  Strain Ratio 

Strain  ratio  adalah  ketahanan  lembaran  logam  untuk mengalami  peregangan,  bila  lembaran 

memiliki perbandingan regangan yang tinggi maka kemungkinan terjadinya sobekan akan lebih kecil. 

7.  Kecepatan Drawing 

Die  drawing  jenis  punch  berada  diatas  dengan  nest  dapat  diberi  kecepatan  yang  lebih  tinggi 

dibandingkan  jenis  die  yang  menggunakan  blank  holder,  kecepatan  yang  tidak  sesuai  dapat 

menyebabkan  retak  bahkan  sobek  pada  material,  masing  –  masing  jenis  material  mempunyai 

karateristik  berbeda  sehingga  kecepatan  maksimal  masing  –  masing  material  juga  berbeda.  Tabel 

berikut  adalah  kecepatan maksimal beberapa  jenis material  yang biasa digunakan untuk  sheet metal 

drawing. 

Tabel 2.1 : Jenis material dan kecepatan maksimal draw dies 

Material  Kecepatan 

Alumunium  0,762 m/s 

Page 20: Pengenalan Baja Dan Proses Pembuatannya

SMK PGRI 1 NGAWI  

Bahan Ajar 14.DKK.1 20

Brass  1,02  m/s 

Copper  0,762  m/s 

Steel  0,279 m/s 

Steel, stainless  0,203 m/s 

Sumber : D. Eugene Ostergaard ;1967 : 131 

 

SUMBER PUSTAKA 

Eugene, D, Ostergaard ;1967; Advanced Die Making; Prentice Hall; New Jersey. 

harma, P.C.; 2002; A Textbook of Production Engineering; S. Chand & Company 

Ltd, New Delhi. 

http://www.teledometalspinning.com : September 2005 

http://www.thefabricator.com : September 2005 

http://gnatchung.tripod.com; September 2005