pengembangan wisata alam di kabupaten … · dan fenomena alam lainnya. keadaan tersebut merupakan...
TRANSCRIPT
1
PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN
SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT
EDI ABDULLAH
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
2
PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN
SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT
EDI ABDULLAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
3
RINGKASAN
EDI ABDULLAH. E34061441. Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten
Sumedang Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh E.K.S. HARINI
MUNTASIB dan EVA RACHMAWATI.
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Barat yang terletak di sebelah timur Kota Bandung. Sumedang mempunyai
berbagai sumberdaya alam yang masih alami seperti hutan, air terjun, sumber air
dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang
strategis untuk menarik pengunjung datang ke obyek wisata alam.
Penelitian dilaksanakan pada obyek-obyek wisata alam di Kabupaten
Sumedang pada bulan Mei-Juni 2010. Alat yang digunakan antara lain kamera,
GPS dan alat tulis, sedangkan bahan yang digunakan adalah peta Kabupaten
Sumedang, pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi,
panduan wawancara dan kuisioner. Pengembangan wisata alam di Kabupaten
Sumedang dilakukan dengan cara melihat potensi obyek wisata alam yang diambil
dari hasil penilaian, usulan pengunjung terhadap obyek wisata alam, rencana
pengelola untuk pengembangan obyek wisata dan analisa lapang yang melihat
kondisi dan unsur yang terdapat di obyek wisata alam.
Hasil dari penelitian ini mendapatkan 21 obyek wisata alam yang terdiri
dari air terjun, areal perkemahan, tempat istirahat, sumber air dan fenomena alam.
Hasil penilaian ADO-ODTWA mendapatkan bobot setiap obyek wisata, yaitu
Curug Cinulang (1635), Parakan Kondang (1595), Curug Ciputrawangi (1545),
Geundeng (1515), Situsari (1490), Cipanas Sekarwangi (1400), Cipanas
Cileungsing (1385), Baru Beureum (1250), Gunung Kunci (1205), Cibingbin
(1140), Cipadayungan (1135), Cipanteuneun (1130), Tirta Sandi (1125), Curug
Cipongkor (1125), Curug Cigorobog (1115), Cadas Pangeran (1070), Cikandung
(1070), Margawindu (1070), Cijarami Indah (1070), Cigendel (1040) dan Gunung
Palasari (995). Penilaian tersebut menghasilkan 1 obyek sangat potensial untuk
dikembangkan yaitu Curug Cinulang, 14 obyek potensial dan 6 obyek kurang
potensial untuk dikembangkan.
Obyek wisata alam sangat potensial direkomendasikan untuk diutamakan
dalam pengembangan. Rencana pengembangan wisata alam yang dapat dilakukan
di Kabupaten Sumedang antara lain: (1) penyusunan produk wisata, (2)
peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan promosi,
(3) perbaikan aksesibilitas menuju kawasan dan di dalam kawasan dan (4)
peningkatan fasilitas penunjang (sarana dan prasarana).
Kata kunci: Pengembangan wisata alam, Sumedang.
4
SUMMARY
EDI ABDULLAH. E34061441. Nature-Based Tourism in Sumedang District
West Java Province, West Java Province. Under supervision of E.K.S.
HARINI MUNTASIB and EVA RACHMAWATI.
Sumedang is one of regencies in West Java Province which located in the
east of Bandung City. Sumedang has many natural resources such as waterfalls,
forest, water sources, and other natural phenomenon. This circumstance is
strategically potential to attract tourist to the natural tourism object.
This research was conducted at several tourism objects in Sumedang
during May-June 2010. The tools used in the research were consisted of camera,
GPS, and stationaries. Materials used were consisted of map of Sumedang, a
modified standard assesment of Natural Tourism Objects (ADO-ODTWA) issued
by the Directorate General of Forest Protection and Natural Conservation (2003),
guidelines of interview, and questionaire. Data on nature-based tourism objects
were collected from observation, interview and the modified ADO-ODTWA. The
recommendation on nature-based tourism development in Sumedang was resulted
from analyses on the potential of nature-based tourism objects, visitors’ opinion
and suggestions, and tourism management planning.
There were 21 natural based tourism objects, consist of waterfall, camping
ground, rest area, water source, and natural phenomenon. The result of ADO-
ODTWA assessment showed that the score of each objects were Curug Cinulang
(1635), Parakan Kondang (1595), Curug Ciputrawangi (1545), Geundeng (1515),
Situsari (1490), Cipanas Sekarwangi (1400), Cipanas Cileungsing (1385), Baru
Beureum (1250), Gunung Kunci (1205), Cibingbin (1140), Cipadayungan (1135),
Cipanteuneun (1130), Tirta Sandi (1125), Curug Cipongkor (1125), Curug
Cigorobog (1115), Cadas Pangeran (1070), Cikandung (1070), Margawindu
(1070), Cijarami Indah (1070), Cigendel (1040) and Gunung Palasari (995).
The result of analysis showed that there were one object wits high tourism
potentials, 14 objects wits medium potentials, and 6 object with low potentials.
Curug Cinulang wis the object with high tourism potentials and there fore it was
recommended the hinghest priority object to be developed. Natural based tourism
development in Sumedang can be done by (1) developing tourism products, (2)
increasing the cooperation among all stakeholders in the development and
promotion of the objects, (3) improving the accesibility to the area and inside the
area, and (4) enhancing the supporting facilities (facilities and infrastructures).
Keyword: Nature-based Tourism Development, Sumedang.
5
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan
Wisata Alam di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat adalah benar-benar
hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah
digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2011
Edi Abdullah
E34061441
6
Judul Skripsi : Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat
Nama : Edi Abdullah
NRP : E34061441
Menyetujui:
Dosen pembimbing,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi
NIP. 19550410 198203 2 002 NIP. 19770321 200501 2 003
Mengetahui:
Ketua
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor,
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni
NIP. 19580915 198403 1 003
Tanggal lulus :
7
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT dan Nabi Besar
Muhammad SAW atas karunia dan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis
dapat melakukan penelitian dan menyelasaikan penulisan skripsi. Skripsi ini
merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis mulai bulan Mei
sampai Juni 2010 dengan judul Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten
Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Barat yang terletak di sebelah timur Kota Bandung. Jalan yang melintasi
Sumedang merupakan jalur alternatif menuju kota di Jawa Tengah. Selain itu
sumberdaya alam yang dimiliki oleh Sumedang diantaranya hutan, air terjun,
sumber air dan fenomena alam lainnya dengan kondisi yang masih alami.
Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang strategis untuk menarik
pengunjung datang ke obyek wisata alam. Kondisi tersebut mendorong penulis
melakukan penelitian tentang pengembangan wisata alam yang ada di Kabupaten
Sumedang. Hasil dari penelitian diharapkan menjadi masukan dan mendapat
perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, Dinas Pariwisata, Dinas
Kehutanan, KPH Sumedang dan semua pihak yang bersangkutan.
Semoga skripsi ini bisa mendatangkan manfaat untuk berbagai pihak yang
bersangkutan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan penelitian
ini.
Bogor, Februari 2011
Penulis
8
9
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
atas anugrah dan rahmatnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Keluarga besar penulis: Djunaedi, S.Pd (Ayah), Engkar (Ibu) dan Mera
Nurhayanti (Adik).
2. Dosen pembimbing: Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib (Pembimbing I) dan Eva
Rachmawati, S.Hut, MSi (Pembimbing II).
3. Dosen penguji: Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS (DMNH), Ir. Bintang CH.
Simangunsong, MS, Phd (DHHT) dan Ir. Iwan Hilwan, MS (DSVK).
4. Pimpinan dan staf Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA), Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DISBUDPARPORA), Dinas
Kehutanan dan Perkebunan (DISHUTBUN) Kabupaten Sumedang dan Perum
Perhutani (KPH Sumedang).
5. Keluarga besar Fahutan 43 IPB, KSHE 43 “Cendrawasih”, HIMAKOVA,
KPE “TAPAK”, WAPEMALA Sumedang, Yayasan Karya Salemba Empat
(KSE) dan Paguyuban Mahasiswa Penerima Beasiswa KSE IPB.
6. Seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dari awal hingga
selesainya tugas akhir penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas dukungan dan motivasinya.
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................ i
DAFTAR TABEL........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata dan Wisata Alam .......................................................... 3
2.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) ..................... 4
2.3 Pengembangan Wisata ............................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu .................................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 11
3.3 Data dan Informasi ................................................................... 11
3.4 Tahapan Pengambilan Data dan Informasi .............................. 12
3.4.1 Pemilihan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ............. 12
3.4.2 Pengunjung ...................................................................... 13
3.5 Pengolahan Data....................................................................... 14
BAB IV KONDISI UMUM
4.1 Geografis .................................................................................. 18
4.2 Topografi, Iklim dan Curah Hujan ........................................... 19
4.3 Sejarah ...................................................................................... 19
4.4 Sosial Ekonomi ........................................................................ 20
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Obyek Wisata Alam ................................................................. 21
5.1.1 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) ............ 21
5.1.2 Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam .............. 44
5.1.2.1 Daya Tarik Wisata Alam ..................................... 44
5.1.2.2 Aksesibilitas ........................................................ 46
5.1.2.3 Fasilitas Penunjang.............................................. 49
5.1.2.4 Pemasaran ........................................................... 50
5.1.2.5 Hasil Penilaian ODTWA di Kabupaten
Sumedang ............................................................ 51
5.2 Pengunjung ............................................................................... 52
ii
5.3 Pengelola Obyek Wisata Alam ................................................ 54
5.3.1 Pihak Pengelola ............................................................... 54
5.3.2 Rencana Pengelola .......................................................... 56
5.3.3 Kegiatan Pemasaran ........................................................ 56
5.4 Pengembangan Wisata Alam ................................................... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .............................................................................. 81
6.2 Saran ......................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 83
LAMPIRAN ................................................................................................. 85
iii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Data dan informasi penelitian ................................................................. 11
2. Daya tarik obyek wisata .......................................................................... 14
3. Aksesibilitas ............................................................................................ 15
4. Fasilitas penunjang .................................................................................. 15
5. Pemasaran ............................................................................................... 15
6. Klasifikasi pengembangan setiap unsur .................................................. 16
7. Skala penilaian ........................................................................................ 17
8. Skala prioritas rekomendasi .................................................................... 17
9. Hasil penilaian daya tarik obyek wisata alam di Kabupaten
Sumedang ................................................................................................ 46
10. Hasil penilaian aksesibilitas ODTWA di Kabupaten Sumedang ............ 47
11. Hasil penilaian fasilitas penunjang ODTWA di Kabupaten
Sumedang ................................................................................................ 50
12. Hasil penilaian pemasaran ODTWA di Kabupaten Sumedang .............. 51
13. Hasil penilaian kriteria ODTWA di Kabupaten Sumedang .................... 51
14. Pengelola obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang .......................... 54
15. Klasifikasi pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang .......... 58
16. Penyusunan pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang ........ 60
iv
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Kabupaten Sumedang.............................................................................. 18
2. ODTWA di Kabupaten Sumedang.......................................................... 22
3. (a) Curug Cipongkor, (b) Pemandangan dari bukit Cipongkor............... 23
4. (a) Air Terjun Ciputrawangi, (b) Areal perkemahan .............................. 24
5. (a) Air Terjun Cigorobog, (b) Pemandangan Cigorobog ........................ 25
6. (a) Air Terjun Kembar Cinulang, (b) Pemandangan alam ...................... 26
7. (a) Curug Cipadayungan,(b) Areal perkemahan Cipadayungan ............. 27
8. (a) Areal camping Baru Beureum, (b) Puncak Gunung Manglayang ..... 28
9. (a) Areal camping Parakan Kondang, (b) Sungai Cimanuk .................... 29
10. (a) Pancuran air panas berbelerang, (b) Kolam air panas berbelerang ... 30
11. (a) Kolam air panas berbelerang, (b) Kolam permainan ......................... 31
12. (a) Mata air Cikandung, (b) Pemandangan dari bukit Cikandung .......... 32
13. Situsari..................................................................................................... 33
14. (a) Kolam renang Cipanteuneun, (b) Areal perkemahan ........................ 34
15. (a) Jalan Cadas Pangeran, (b) Pemandangan jalan raya .......................... 35
16. (a) Peristirahatan Geundeng, (b) Sungai Cimanuk ................................. 36
17. (a) Rumah makan Cigendel, (b) Kawasan peristirahatan Cigendel ........ 37
18. (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arboretum Gunung Palasari....... 38
19. (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arena bermain ............................ 39
20. (a) Kolam ternak ikan, (b) Shelter Tirta Sandi ........................................ 40
21. (a) Shelter Cibingbin. (b) Kolam renang dan permainan air ................... 41
22. (a) Pemandangan ke perkebunan teh, (b) Pintu masuk Cijarami Indah .. 42
23. (a) Pemandangan Gunung Masigit Kareumbi, (b) Shelter ...................... 43
24. Aksesibilitas ODTWA di Kabupaten Sumedang .................................... 48
25. Penilaian pengunjung .............................................................................. 54
v
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Panduan wawancara ................................................................................ 86
2. Kuisioner untuk pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten
Sumedang ................................................................................................ 89
3. Hasil penilaian Obyek dan Daya Darik Wisata Alam (ODTWA) di
Kabupaten Sumedang.............................................................................. 92
4. Data pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang .............. 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Barat yang terletak di sebelah timur Kota Bandung. Kabupaten Sumedang
mempunyai luas ±152.219,20 ha dengan kondisi topografi pegunungan yang
berbukit-bukit (Wiriaatmadja 2002). Kondisi tersebut mempunyai berbagai
sumberdaya alam yang masih alami seperti hutan, air terjun, sumber air dan
fenomena alam yang tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Sumedang.
Kabupaten Sumedang bisa ditempuh menggunakan kendaraan (motor/mobil)
dengan waktu 1-2 jam, karena berjarak ±45 km dari ibu kota provinsi (Kota
Bandung). Selain itu jalan yang melintasi Kabupaten Sumedang merupakan jalur
alternatif untuk menuju kota-kota di Jawa Tengah. Keadaan tersebut merupakan
keuntungan yang strategis untuk menarik pengunjung datang ke obyek wisata
alam di Sumedang.
Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang menyebutkan bahwa
obyek dan daya tarik wisata alam di Kabupaten Sumedang berjumlah banyak,
tetapi obyek wisata alam yang sering dikunjungi dan telah dikenal oleh
masyarakat antara lain Cipanas Cileungsing, Curug Cinulang dan kawasan wisata
Citengah. Selain itu di Kabupaten Sumedang masih mempunyai obyek wisata
alam yang belum dikembangkan seperti Gunung Kunci, Cipanteuneun, Curug
Cigorobog dan Curug Ciputrawangi. Ada beberapa obyek wisata alam yang
pengelolaan dan pengembangannya masih kurang seperti Baru Beureum, Situsari
dan Cipadayungan, bahkan ada obyek wisata alam tidak dimanfaatkan dan tidak
dikelola seperti Curug Cipongkor. Obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang
dikelola oleh banyak pihak, diantaranya Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan,
Perum Perhutani (KPH Sumedang) dan swasta. Berdasarkan kondisi tersebut
maka dilakukan inventarisasi potensi obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA)
terhadap obyek-obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Sumedang. Hasil
inventarisasi tersebut kemudian dijadikan masukan dalam penyusunan
pengembangan wisata alam.
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun pengembangan obyek
wisata alam di Kabupaten Sumedang, dengan langkah sebagai berikut:
1. Menginventarisasi potensi obyek dan daya tarik wisata alam di
Kabupaten Sumedang.
2. Menilai potensi obyek dan daya tarik wisata alam di Kabupaten
Sumedang.
3. Menyusun pengembangan obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan dan rekomendasi kepada pihak pengelola untuk
bahan pertimbangan dalam pengembangan wisata alam di Kabupaten
Sumedang.
2. Sebagai media informasi bagi pembaca mengenai wisata alam yang
terdapat di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata dan Wisata Alam
Undang-Undang No 10 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa wisata
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi
atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu
sementara. Sedangkan Beeton (1998) menyatakan bahwa wisata mempunyai
beberapa unsur yaitu berdasarkan pada lingkungan dan bertujuan untuk
pendidikan. Definisi lain menyebutkan bahwa wisata merupakan keseluruhan
bentuk aktifitas manusia baik berupa individual, bisnis, organisasi dan aktifitas
lain yang sangat luas terkombinasi dengan beberapa bentuk penelusuran
pengalaman wisata (Cooper et al. 1999). Suyitno (2001) menambahkan bahwa
wisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai karakteristrik tertentu,
yaitu:
1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
kembali ke tempat asalnya.
2. Melihat beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,
akomodasi, restoran, obyek wisata, toko cendramata dan lainnya.
3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi obyek dan atraksi wisata,
daerah atau bahkan negara secara kesinambungan.
4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.
5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaanya dapat
memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang
dikunjungi, karena uang yang dibelanjakan dibawa dari tempat asal.
Dirjen PHKA (2001) menjelaskan bahwa wisata alam merupakan kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam.
Sedangkan menurut Kodhyat (1996) wisata alam yang lebih banyak diminati
adalah wisata alam yang lebih lunak dengan resiko yang lebih ringan, namun
unsur-unsur alamiah tetap memegang peranan penting. Sehingga wisata alam
4
merupakan perjalanan ke kawasan belum terjamah (virgin), belum terganggu atau
terkontaminasi dengan tujuan khusus, tidak sekedar rekreasi tetapi untuk
mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam, flora dan fauna
langka (wildlife) beserta segala manifestasi kultural yang ada di kawasan tersebut.
Wisata alam mempunyai beberapa komponen yang terdapat di dalamnya,
komponen tersebut menurut Cooper et al. (1999) terdiri dari:
1. Atraksi wisata baik berupa alam dan batuan (hasil karya manusia) atau
peristiwa (kegiatan) yang merupakan alasan utama kunjungan.
2. Fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan di daerah tujuan
wisata.
3. Akomodasi, makanan dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk
fisik, namun juga harus dapat menciptakan perasaan hangat dan
memberikan kenangan pada lingkungan dan makanan setempat.
4. Aksesibilitas (jalan dan transportasi) merupakan salah satu faktor
kesuksesan daerah tujuan wisata.
5. Faktor pendukung lainnya seperti kegiatan pemasaran, pengembangan dan
koordinasi.
2.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
Undang-Undang No 10 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa daya tarik
wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan menurut Suwantoro
(1997) obyek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya
tarik bagi wisatawan serta yang ditunjukan untuk pembinaan cinta alam, baik
dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Unsur yang menentukan
pengunjung untuk datang ke obyek wisata harus dirancang dan dikelola secara
profesional, unsur daya tarik suatu obyek wisata meliputi:
1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman
dan bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
5
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan.
5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam
pegunungan, sungai, pantai, pasir dan hutan.
6. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai
khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur
yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa
lampau.
Kodhyat (1996) menjelaskan bahwa daya tarik wisata adalah segala
sesuatu yang mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan
wisata yang bersangkutan. Sementara Sudarto (1999) memaparkan unsur paling
penting yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan wisata adalah kondisi
alamnya, kondisi flora dan fauna yang unik, langka dan endemik, kondisi
fenomena alam, kondisi adat dan budaya. Sedangkan menurut Soekadijo (2000)
wisatawan hanya akan berkunjung ke tempat tertentu kalau di tempat itu terdapat
kondisi yang sesuai dengan motif wisatawan.
Potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang dijelaskan dalam pedoman
Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA)
Dirjen PHKA Tahun 2003, yaitu:
1. Flora dan fauna, yaitu potensi flora dan fauna secara umum dan
diutamakan informasi mengenai flora dan fauna khas yang ada serta
penyebarannya, yang memiliki daya tarik wisata alam.
2. Gejala alam, yaitu obyek-obyek yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
wisata alam, antara lain: sumber air panas, air terjun, goa, puncak gunung,
kawah, danau, sungai dan lain-lain.
3. Keindahan alam yaitu obyek-obyek yang memiliki keindahan alam baik
darat, laut dan danau. Keindahan alam dapat dilihat dari pandangan lepas,
variasi pandangan, keserasian warna dan pandangan lingkungan obyek.
4. Keunikan sumberdaya alam, yaitu obyek-obyek yang memiliki ciri khas
sumber alam dalam suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh lokasi lain.
5. Panorama, yaitu obyek-obyek yang memiliki pemandangan alam dalam
suatu areal yang terbuka dan luas yang mempunyai daya tarik wisata alam.
6
6. Peninggalan sejarah, yaitu obyek-obyek yang memiliki nilai sejarah,
dikeramatkan dan lain-lain.
7. Atraksi budaya spesifik, yaitu adat istiadat, kesenian, yang memiliki
keunikan dan daya tarik tersendiri.
2.3 Pengembangan Wisata
Undang-Undang No 10 Tahun 2009 menyatakan pembangunan
kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan
merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan,
demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang diwujudkan melalui pelaksanaan
rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,
keunikan, kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Sedangkan Dirjen PHKA (2001) menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata
alam adalah kegiatan memanfaatkan ruang melalui serangkaian program kegiatan
pembangunan untuk pariwisata alam yang meliputi pengelolaan pemanfaatan
lahan dan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sesuai dengan azas
pemanfaatan lahan dan mengakomodasi semua kepentingan secara terpadu,
berdaya guna, berhasil guna, serasi, seimbang dan berkelanjutan.
Usaha untuk meningkatkan kegiatan wisata alam bisa dilakukan dengan
cara pengembangan obyek dan daya tarik wisata yang ada di masing-masing
tempat wisata. Dalam perencanaan pengembangan yang lebih luas dan
berkelanjutan, Fennel (2002) memaparkan bahwa ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan seperti perencanaan yang matang sehingga tujuan dari
pengembangan wisata bisa tercapai dan pengorganisasian yang jelas dimana
semua pihak bisa bekerja di bagian pengunjung secara profesional. Konsep yang
bisa diterapkan dalam pengembangan pariwisata alam yaitu: keadilan bagi akses
pemanfaatan, pemanfaatan secara lestari dan berkelanjutan, pemberdayaan
masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat (Dirjen PHKA 2001).
Sedangkan menurut Fennel (2002) pengembangan wisata bisa dilakukan dengan
membuat rencana dan menyusun pengembangan yang mempunyai prinsip untuk
mencapai tujuan pengembangan tersebut. Dirjen PHKA (2001) menjelaskan
bahwa pengembangan pariwisata alam harus mencangkup beberapa prinsip,
7
seperti: konservasi, edukasi, partisipasi masyarakat, ekonomi dan rekreasi. Selain
itu Muntasib et al. (2004) memaparkan tujuh prinsip pengembangan ekowisata
harus memperhatikan, yaitu:
1. Berhubungan/kontak langsung dengan alam (touch the nature).
2. Pengalaman yang bermanfaat baik secara pribadi dan sosial.
3. Ekowisata bukan wisata massal.
4. Program-program ekowisata harus membuat tantangan fisik dan mental
bagi wisatawan.
5. Interaksi dengan masyarakat dan belajar budaya setempat.
6. Adaptif (menyesuaikan) terhadap kondisi akomodasi pedesaan.
7. Pengalaman lebih utama daripada kenyamanan.
Pengembangan wisata alam harus mempunyai strategi, perencanaan dan
tahapan yang jelas. Strategi pengembangan wisata menurut Godfrey dan Jackie
(2000) yaitu:
1. Identifikasi obyek wisata.
2. Menetapkan tujuan pengembangan.
3. Menyusun rencana.
Wearing dan John (2009) menyatakan ada beberapa perencanaan yang bisa
dilakukan dalam pengembangan wisata, seperti:
1. Perlindungan terhadap lingkungan.
2. Pengembangan produk wisata.
3. Pemasaran dan promosi.
4. Sarana dan prasarana pembangunan.
5. Peran pihak swasta/pengelola.
Page dan Rose (2002) menjelaskan bahwa dalam pengembangan wisata
terdapat beberapa etika, yang meliputi: memperhatikan lingkungan alam sekitar
obyek wisata, memanfaatkan sumberdaya untuk kepentingan bersama secara
bijaksana dengan cara menyamakan tujuan dari semua pihak yang terlibat,
perencanaan pengembangan dengan melihat peran dari masyarakat sekitar obyek,
daya dukung lingkungan dan kelestarian alam. Sedangkan untuk pengembangan
obyek wisata Suwantoro (1997) menjelaskan bahwa ada beberapa kebijakan yang
menentukan dalam pengembangan wisata, diantaranya:
8
1. Promosi mengenai obyek.
2. Aksebilitas menuju kawasan.
3. Kawasan wisata.
4. Produk wisata.
5. Sumberdaya manusia.
6. Kampanye nasional sadar wisata.
Prinsip, etika dan perencanaan telah dipenuhi maka pengembangan wisata
bisa dilakukan dengan melalui berbagai tahapan. Dirjen PHKA (2001)
memaparkan beberapa tahapan pengembangan pariwisata alam yang bisa
dilakukan di suatu lokasi, yaitu:
1. Perencanaan, meliputi identifikasi, inventarisasi dan analisis data,
identifikasi konflik sumberdaya, analisis data, penetapan posisi
perkembangan, pengelolaan pengunjung, pemasaran dan promosi,
sumberdaya manusia, pengelolaan dampak, pembangunan sarana dan
prasarana, pengusahaan pariwisata alam dan kelembagaan.
2. Pelaksanaan, meliputi koordinasi, sosialisasi dan kerjasama.
3. Monitoring dan evaluasi.
Pengembangan wisata mempunyai beberapa proses. Menurut Fennel
(2002) pengembangan wisata alam mempunyai proses perencanaan yang khusus,
proses tersebut meliputi:
1. Persiapan, perencanaan ini melibatkan banyak pihak seperti pemerintah
pusat, pemerintah setempat dan masyarakat sekitar obyek wisata untuk
merumuskan perencanaan pengembangan.
2. Penentuan sasaran, perencanaan ini merupakan tujuan utama dari
pengembangan yang dilakukan dengan tidak mengurangi nilai sosial,
lingkungan dan budaya setempat.
3. Survey, merupakan perencanaan yang mengumpulkan semua data
mengenai kawasan baik dari sumberdaya alam atau dari daya dukung
lingkungan. Data yang dikumpulkan meliputi permintaan dan penawaran
wisata baik dari masyarakat sekitar ataupun dari luar yang mendukung
tercapainnya tujuan pengembangan tersebut.
9
4. Analisa dan sintesis, merupakan tahapan untuk melihat dan
mempertimbangkan suatu rencana yang sebelumnya telah diteliti dan
disatukan guna dirumuskan untuk mencapai tujuan.
5. Kebijakan dan perumusan rencana dilakukan untuk menetapkan berbagai
pilihan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah ditetapkan
dalam pengembangan wisata.
6. Rekomendasi pertimbangan merupakan penyampaian data dan fakta
mengenai proses pengembangan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mencari perencanaan alternatif ketika rencana awal tidak bisa dilakukan.
7. Pelaksanaan dan monitoring dilakukan untuk melakukan apa yang telah
direncanakan dan disusun pada tahap sebelumnya, dengan melihat dan
mengontrol pelaksanaan tersebut sehingga tepat di jalurnya dan tercapai
tujuan yang diharapkan.
8. Tinjauan ulang secara berkala merupakan proses untuk melihat rencana
pengembangan tersebut yang dilakukan secara berkala, tujuan dari tinjaun
ulang adalah untuk mengukur tercapainnya tujuan dari pengembangan.
Dirjen PHKA (2003) menjelaskan bahwa pengembangan obyek wisata
alam dilakukan berdasarkan skala prioritas dan rekomendasi. Pengembangan
dikatagorikan dalam beberapa katagori, yaitu sebagai berikut:
1. Sangat potensial, yaitu daerah yang memiliki ODTWA layak untuk
dikembangkan berdasarkan hasil penilaian ADO-ODTWA melalui urutan
prioritas.
2. Potensial, yaitu daerah yang memiliki potensi, namun memiliki hambatan
dan kendala untuk dikembangkan dengan persyaratan-persyaratan tertentu
yang memerlukan pembinaan lebih lanjut berdasarkan hasil penilaian
ADO-ODTWA.
3. Kurang potensial, yaitu daerah yang tidak dapat dikembangkan atas dasar
hasil penilaian ADO-ODTWA.
Raharjo (2005) memaparkan bahwa suatu kawasan dianggap potensial
untuk dikembangkan bisa diukur dari beberapa faktor, yaitu:
1. Adanya keberagaman titik potensi ekoturisme. Misalkan: ekosistem hutan
yang alami, air terjun, sungai, situ ataupun aktifitas pertanian, peternakan.
10
2. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat.
3. Sarana dan prasarana. Misalkan: home stay, tempat ibadah, puskesmas,
sarana komunikasi dan fasilitas untuk mengakses informasi.
4. Aksesibilitas terhadap lokasi pengembangan obyek wisata.
5. Hubungan lokasi, pengembangan obyek wisata dengan lokasi wisata
lainnya.
Dirjen PHKA (2002) menjelaskan bahwa program pengembangan wisata
alam secara berkelanjutan bisa dilakukan dengan melihat beberapa faktor
diantaranya:
1. Pengembangan lokasi obyek (Potensi ODTWA), yaitu: rencana kegiatan
pengembangan obyek sesuai analisis, dengan urutan prioritas baik yang
menyangkut lokasi obyek maupun jenis-jenis kegiatan yang dikaitkan
dengan rencana pengelola kawasan tersebut.
2. Fasilitas penunjang, yaitu: kegiatan pengembangan sarana dan prasarana di
dalam dan di luar obyek dengan prioritas pengembangan lokasi obyek.
3. Keadaan Pengunjung, yaitu: jumlah pengunjung, perilaku pengunjung
yang terdiri dari wisatawan luar negeri dan wisatawan dalam negeri.
4. Pengelolaan dan pelayanan, yaitu: Pengelolaan obyek dan pelayanan
pengunjung merupakan hal yang perlu terus ditingkatkan dalam
pemanfaatan suatu ODTWA, karena berpengaruh secara langsung dengan
kepuasan pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri. Selain itu dalam
implementasinya perlu ditunjang oleh tenaga yang professional di bidang
pariwisata alam, bahasa dan mampu melakukan pelayanan terhadap
pengunjung.
5. Kegiatan wisata alam, yaitu: rencana dan realisasi pengembangan kegiatan
wisata alam, baik oleh pengelola, masyarakat maupun pemerintah.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di obyek-obyek wisata alam yang terdapat di
Kabupaten Sumedang, selama dua bulan yaitu mulai bulan Mei-Juni 2010.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kamera, GPS (Global Positioning System) dan
alat tulis. Sedangkan bahan yang dipakai berupa peta Kabupaten Sumedang,
pedoman analisis daerah operasi obyek dan daya tarik wisata alam (ADO-
ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 yang telah dimodifikasi, panduan wawancara
dan kuisioner.
3.3 Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan untuk melakukan penelitian adalah
sebagai berikut (Tabel 1):
Tabel 1 Data dan informasi penelitian Data dan Informasi Metode Sumber
1. Kondisi umum, meliputi: letak,
pengelolaan, status wilayah, kondisi
fisik, kondisi biologi
Studi pustaka,
wawancara dan
pengamatan lapang
Dinas Pariwisata, Dinas
Kehutanan, Perum Perhutani
(KPH Sumedang), perpustakaan
daerah
2. Potensi ODTWA, meliputi: daya
tarik obyek wisata, aksesibilitas,
fasilitas penunjang dan pemasaran
Studi pustaka,
wawancara dan
pengamatan lapang
Dinas Pariwisata, Dinas
Kehutanan, Perum Perhutani
(KPH Sumedang), perpustakaan
daerah dan biro perjalanan
3. Pengunjung, meliputi: karakteristik,
aktifitas, tujuan, waktu kunjungan
dan penilaian pengunjung terhadap
obyek wisata alam di Sumedang
Kuisioner dan
wawancara
Pengunjung dan pengelola
4. Pengelolaan, meliputi: status obyek
wisata, pengelolaan, pelayanan,
perencanaan, pengembangan,
kebijakan, permasalahan dan hal lain
yang berkaitan dengan obyek wisata
Studi pustaka dan
wawancara
Dinas Pariwisata, Dinas
Kehutanan, Perum Perhutani
(KPH Sumedang)
12
3.4 Tahapan Pengambilan Data dan Informasi
3.4.1 Pemilihan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
1) Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui data dan informasi mengenai
lokasi penelitian. Telaah pustaka dilakukan untuk pengumpulan data awal,
kemudian dikaji sehingga relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sumber data
dan informasi tersebut dikumpulkan dari penelitian terdahulu, brosur, buku,
dokumen, majalah dan sumber lainnya. Pengambilan data dan informasi diperoleh
dari kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kehutanan dan Perkebunan,
perpustakaan daerah Kabupaten Sumedang, perpustakaan IPB, dan tempat lain
yang menunjang sumber penelitian.
2) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Wawancara langsung dilakukan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas
Kehutanan dan Perkebunan, Perum Perhutani (KPH Sumedang), pengelola obyek
wisata alam (karang taruna desa dan swasta) dan biro perjalanan wisata dengan
menggunakan panduan wawancara (Lampiran 1). Data dan informasi yang
diambil yaitu potensi ODTWA di Sumedang, perencanaan, pengembangan,
pengelolaan, permasalahan dan kebijakan terhadap obyek wisata di Kabupaten
Sumedang. Sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan kepada pengunjung
melalui kuisioner (Lampiran 2). Data dan informasi yang diambil yaitu
karakteristik, aktifitas, tujuan, waktu kunjungan dan penilaian pengunjung
terhadap obyek wisata alam di Sumedang.
3) Observasi Lapang
Observasi lapang dilakukan untuk melihat dan mengetahui potensi obyek
dan daya tarik wisata alam secara langsung serta untuk verifikasi data dan
informasi dengan keadaan obyek di lapangan. Data dan informasi yang diambil
adalah sebagai berikut:
a. Daya tarik, meliputi keunikan sumberdaya alam, banyaknya sumber daya
alam yang menonjol, jenis kegiatan dan kebersihan obyek wisata.
b. Aksesibilitas, meliputi kondisi jalan, jarak dan waktu tempuh dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang sampai obyek wisata.
13
c. Fasilitas penunjang, meliputi sarana (warung, pasar, bank, toko
cendramata, tempat peribadatan dan MCK) dan prasarana (kantor pos,
puskesmas, wartel/warnet, areal parkir, jalan/jembatan, jaringan
radio/TV/koran), dalam radius 5 km dari obyek wisata alam.
d. Pemasaran, meliputi tarif, variasi produk wisata, sarana penyampaian
informasi dan promosi.
e. Kondisi dan keadaan obyek wisata.
3.4.2 Pengunjung
Pengambilan data dan informasi mengenai pengunjung dilakukan dengan
sampling. Cara sampling yang digunakan yaitu rumus Slovin (Sevilla 1993 dalam
Prasetyo dan Jannah 2005) yang disesuaikan dengan keadaan di lapangan, kondisi
obyek wisata dan jumlah pengunjung. Rumus Slovin digunakan untuk
menentukan jumlah sampling pengunjung wisata alam yang ada di Kabupaten
Sumedang, yaitu:
Keterangan: n = Jumlah sampel
N = Jumlah pengunjung wisata alam di Kabupaten Sumedang
e = Batas kesalahan 10%
Pengambilan sampling pengunjung di setiap lokasi obyek wisata alam
dilakukan dengan dua cara. Pertama persamaan proposional (Sevilla 1993 dalam
Prasetyo dan Jannah 2005), yaitu untuk obyek wisata alam yang jumlah
pengunjung ≥4.000 orang/tahun (Disparbudpora Kabupaten Sumedang 2010).
Persamaan tersebut yaitu:
Keterangan : n1 = Sampel di obyek wisata alam 1
N1 = Pengunjung di obyek wisata alam 1
N = Total pengunjung wisata alam di Kabupaten Sumedang
n = Jumlah sampel
Cara kedua yaitu metode accidental, metode ini dilakukan untuk obyek
wisata alam dengan jumlah pengunjung ≤4.000 orang/tahun (Disparbudpora
Kabupaten Sumedang 2010). Metode tersebut dilakukan untuk mempermudah
14
cara mendapatkan data dan informasi mengenai pengunjung yang datang ke obyek
wisata. Metode tersebut menjelaskan bahwa pengunjung yang diperoleh di obyek
wisata alam dilakukan secara kebetulan, dikarenakan jumlah pengunjung tiap hari
berbeda dan tidak bisa ditentukan dengan pasti.
3.5 Pengolahan Data
Data mengenai potensi obyek dan daya tarik wisata alam diolah dengan
menggunakan pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA tahun 2003 yang telah
dimodifikasi. Kriteria yang tidak dimodifikasi/diambil pada penelitian ini yang
terdapat di pedoman ADO-ODTWA yaitu potensi pasar, kondisi sekitar kawasan,
pengelolaan dan pelayanan, iklim, akomodasi, ketersediaan air bersih, hubungan
dengan obyek wisata di sekitarnya, keamanan, daya dukung kawasan, pengaturan
pengunjung dan pangsa pasar.
Pengambilan kriteria penilaian disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kondisi di lapangan, kemampuan, kepentingan dan prioritas data yang didapatkan
untuk penelitian, sehingga kriteria yang diambil untuk melakukan penelitian ini
yaitu daya tarik obyek wisata (Tabel 2), aksesibilitas (Tabel 3), fasilitas penunjang
(Tabel 4) dan pemasaran (Tabel 5).
Tabel 2 Daya tarik obyek wisata Bobot: 6
No Unsur/sub unsur Nilai
1 Keunikan sumber daya alam:
1) Sumber air panas
2) Goa
3) Air terjun
4) Flora fauna
5) Adat istiadat
Ada
5
Ada
4
Ada
3
Ada
2
Ada
1
30 25 20 15 10
2 Banyaknya sumber daya alam yang menonjol:
1) Batuan
2) Flora
3) Fauna
4) Air
5) Gejala alam
Ada
5
Ada
4
Ada
3
Ada
2
Ada
1
30 25 20 15 10
3 Jenis kegiatan wisata alam:
1) Tracking
2) Mendaki
3) Rafling
4) Camping
5) Pendidikan
6) Religius
7) Hiking
8) Dll
Lebih
7
Ada
6-7
Ada
4-5
Ada
2-3
Ada
1
30 25 20 15 10
15
Tabel 2 Lanjutan
No Unsur/sub unsur Nilai
4 Kebersihan lokasi tidak ada pengaruh dari:
1) Industri
2) Jalan ramai motor/mobil
3) Pemukiman penduduk
4) Sampah
5) Binatang
6) Coret-coret
Tidak
ada
Ada
1-2
Ada
3-4
Ada
5
Ada
6
30 25 20 15 10
Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)
Tabel 3 Aksesibilitas Bobot: 5
1 Kondisi dan jarak jalan dari
pemerintahan Kabupaten, Sumedang Baik Cukup Sedang Buruk
1-14 km 80 60 40 20
15-27 km 60 40 20 10
28-40 km 40 20 10 5
41-53 km 20 10 5 1
2 Waktu tempuh ke obyek dari
pemerintahan Kabupaten, Sumedang
(menit)
2-19
(menit)
20-36
(menit)
37-53
(menit)
54-70
(menit)
71-87
(menit)
30 25 20 15 10
Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)
Tabel 4 Fasilitas penunjang Bobot: 3
No Unsur/sub unsur
Macam
>4 3 2 1 0
Nilai
1 Prasarana (radius 5 km)
1) Kantor pos
2) Puskesmas/klinik
3) Wartel/warnet
4) Areal parkir
5) Jalan/jembatan
6) Jaringan radio/TV/Koran
30 25 20 15 10
2 Sarana
1) warung
2) pasar
3) Bank
4) Toko cendramata
5) Tempat peribadatan
6) Toilet
30 25 20 15 10
Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)
Tabel 5 Pemasaran Bobot: 4
No Unsur/Sub unsur Nilai
1 Pemasaran
1) Tarif/Harga terjangkau
2) Produk wisata (ODTWA) bervariasi
3) Sarana penyampaian informasi
4) Promosi
Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 15 5
Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)
16
Penilaian obyek dan daya tarik wisata dilakukan untuk mendapatkan bobot
dari setiap obyek wisata, bobot setiap obyek didapatkan dari penilain setiap unsur.
Bobot setiap obyek wisata digunakan untuk menentukan skor setiap obyek wisata
dari 4 kriteria penilaian, yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas penunjang
dan pemasaran. Skor diperoleh dengan cara jumlah nilai setiap unsur dikalikan
dengan bobot dari setiap kriteria penilaian tersebut. Secara rumus Romani (2006)
memaparkan yaitu:
S = N x B
Keterangan: S = Skor/nilai
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = Bobot nilai
Pengembangan obyek wisata alam dilakukan dengan mengklasifikasikan
obyek wisata berdasarkan skor dari obyek tersebut. Oktadiyani (2006)
menjelaskan bahwa untuk menentukan selang setiap obyek wisata bisa dilakukan
dengan cara skor tertinggi dikurangi dengan skor terendah dan membaginya
dengan selang yang digunakan, secara rumus bisa dinyatakan yaitu:
Keterangan: Selang = Nilai selang dalam penetapan klasifikasi pengembangan
Smaks = Nilai skor tertinggi
Smin = Nilai skor terendah
K = Banyaknya klasifikasi pengembangan
Selang setiap obyek wisata diketahui, maka dilakukan klasifikasi
pengembangan setiap unsur dengan melihat nilai dari pedoman ADO-ODTWA.
Klasifikasi pengembangan setiap unsur digunakan untuk menentukan
pengembangan setiap unsur. Nilai klasifikasi pengembangan menjelaskan
pengembangan setiap unsur, yaitu (Tabel 6):
Tabel 6 Klasifikasi pengembangan setiap unsur Penilaian ADO-
ODTWA
Nilai
tertinggi
Nilai
terendah
Kurang
potensial Potensial
Sangat
potensial
Daya tarik 180 60 60-100 101-140 141-180
Aksesibilitas 400 5 5-137 138-370 371-400
Fasilitas
penunjang
90 30 30-50 51-70 71-90
Pemasaran 120 20 20-54 55-88 89-120
17
Nilai dari setiap unsur pada penilaian kriteria dijumlahkan untuk
menentukan skala prioritas pengembangan. Nilai tersebut dijumlahkan mulai dari
nilai terendah sampai pada nilai tertinggi. Nilai tersebut menghasilkan klasifikasi
penilaian tertinggi dan terendah (Tabel 7), yaitu:
Tabel 7 Skala penilaian
Penilaian
Klasifikasi Nilai
Tertinggi 2170
Terendah 550
Pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang dilakukan dengan
cara melihat skala penilaian dan klasifikasi pengembangan. Hasil skala prioritas
rekomendasi mendapatkan tiga kelompok pengembangan, yaitu (Tabel 8):
Tabel 8 Skala prioritas rekomendasi
Klasifikasi
Unsur Nilai
Sangat Potensial 1631-2170
Potensial 1091-1630
Kurang Potensial 550-1090
Hasil klasifikasi pengembangan digunakan untuk menentukan obyek
wisata alam yang akan diutamakan untuk dikembangkan. Obyek wisata alam yang
termasuk dalam klasifikasi pengembangan sangat potensial merupakan obyek
wisata yang direkomendasikan untuk diutamakan dalam penyusunan
pengembangan. Dirjen PHKA (2002) menjelaskan bahwa pengembangan obyek
wisata dilakukan dengan melihat obyek yang sangat potensial untuk
dikembangkan dilihat dari berbagai unsur. Unsur yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas penunjang dan
pemasaran.
18
BAB IV
KONDISI UMUM
4.1 Geografis
Letak geografis Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang berada di posisi
107˚14’-108˚21’ bujur timur dan 06˚40’-07˚83’ lintang selatan. Kabupaten
Sumedang berupa pegunungan yang menyebar di seluruh kawasan dengan luas
keseluruhan ±152.219,20 ha (Wiriaatmadja 2002).
Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sumedang (2010)
Gambar 1 Kabupaten Sumedang.
Letak Daerah Tingkat II Kabupaten Sumedang secara administrasi
berbatasan langsung dengan:
a. Sebelah timur : Kabupaten Daerah Tingkat II Majalengka
b. Sebelah selatan : Kabupaten Daerah Tingkat II Garut
c. Sebelah barat : Kabupaten Daerah Tingkat II Subang
d. Sebelah barat daya : Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung
e. Sebelah utara : Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu
19
4.2 Topografi, Iklim dan Curah Hujan
Bentuk permukaan Kabupaten Sumedang bervariasi dari permukaan yang
datar sampai yang pegunungan. Permukaan tersebut mempunyai ketinggian dari
permukaan laut berkisar antara 70 m dpl sampai dengan lebih dari 1000 m dpl.
Secara keseluruhan topografi di Kabupaten Sumedang 43,73% terletak pada
ketinggian 501-1000 m dpl. Daerah Kabupaten Sumedang yang mempunyai
ketinggian 70 m dpl yaitu berada di bagian timur yang berbatasan secara langsung
dengan Kabupaten Majalengka. Sumedang mempunyai iklim tropis dengan
temperatur normal rata-rata 15oC sampai dengan 26
oC dan di dataran rendah rata-
rata berkisar 26oC dengan kelembaban 50%, sedangkan di dataran tinggi 15
oC
dengan kelembaban 70%, curah hujan secara umum rata-rata 2031 mm per tahun
(Wiriaatmadja 2002).
4.3 Sejarah
Sejarah mencatat bahwa Kabupaten Sumedang pada awalnya merupakan
sebuah kerajaan di bawah kekuasaan Raja Galuh. Kerajaan tersebut didirikan oleh
Prabu Geusan Ulun Adji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum keraton
Galuh dipindahkan ke Padjadjaran Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dari
kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Pertama yaitu
kerajaan Tembong Agung (tembong artinya nampak dan agung artinya luhur)
dipimpin oleh Prabu Guru Adji Putih pada abad ke XII. Kemudian pada zaman
Prabu Tadjimalela, diganti menjadi Himbar Buana yang berarti menerangi alam
dan kemudian diganti menjadi Sumedang Larang (Sumedang berasal dari insun
medal/insun medangan yang berarti aku dilahirkan dan larang berarti sesuatu yang
tidak ada tandingannya).
Kabupaten Sumedang mengalami masa kejayaan pada waktu dipimpin
oleh Pangeran Angka Wijaya dan Prabu Geusan Ulun sekitar tahun 1578 dan
dikenal luas hingga ke pelosok Jawa Barat dengan daerah kekuasaan meliputi
wilayah selatan sampai dengan Samudra Hindia, wilayah utara sampai laut jawa,
wilayah barat sampai dengan Sungai Cisadane dan wilayah timur sampai dengan
Sungai Cipamali. Kabupaten Sumedang mempunyai ciri khas sebagai kota kuno
khas di Pulau Jawa, yaitu terdapat alun-alun sebagai pusat yang dikelilingi mesjid
20
agung, rumah tahanan/penjara dan kantor pemerintahan. Ditengah alun-alun
terdapat bangunan yang bernama Lingga, yaitu tugu peringatan yang dibangun
pada tahun 1922 dibuat oleh Pangeran Siching dari Belanda yang dipersembahkan
untuk Pangeran Suria Atmadja atas jasa-jasa dalam mengembangkan Kabupaten
Sumedang. Lingga diresmikan pada tanggal 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal
Mr. D. Folk dan sampai saat ini Lingga dijadikan lambang daerah Kabupaten
Sumedang dan tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten
Sumedang.
Peninggalan bersejarah selain dipelihara di museum masih ada juga yang
membekas dan sampai saat ini peninggalan bersejarah tersebut digunakan sabagai
jalur lalu lintas yaitu Cadas Pangeran. Sekitar 8 km ke arah barat Sumedang
terdapat jalan yang menghubungkan Bandung dan Cirebon. Nama ini dianggap
bersejarah dan Cadas Pangeran untuk mengenang jasa dan keberanian Pangeran
Kornel, sebagai raja yang memerintah pada saat itu dan menentang pemerintahan
kolonial Belanda di Indonesia di bawah kepemimpinan Jenderal H. W. Daendles
(Wiriaatmadja 2002).
4.4 Sosial Ekonomi
Perekonomian di Kabupaten Sumedang sesuai dengan kondisi geografis
dan topografinya yang didominasi oleh sektor pertanian, ditunjang oleh sektor
lainnya seperti perdagangan, industri dan jasa lainnya. Usaha untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara
melakukan upaya untuk mendorong usaha ekonomi pedesaan. Usaha tersebut
diantaranya dengan meningkatkan aksesibilitas menuju ke pedesaan serta
mengembangkan komoditi unggulan melalui program kemitraan dengan pihak
lain. Tahun 2003 Penduduk Kabupaten daerah tingkat II Sumedang berjumlah
1.043.000 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya 2.37% pertahun dan
kepadatan 685 jiwa/km2 (Anonim 2010). Apabila dilihat kehidupan masyarakat
Sumedang secara etnis identik dengan kehidupan masyarakat sunda yang
mempunyai jiwa gotong royong (Wiriaatmadja 2002).
21
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Obyek Wisata Alam
5.1.1 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
Hasil penelitian mendapatkan 21 ODTWA di Kabupaten Sumedang
(Gambar 2). Obyek tersebut dibagi dalam beberapa katagori berdasarkan keunikan
daya tarik obyek wisata (Dirjen PHKA 2003), yaitu:
1. Air terjun: Curug Cipongkor, Curug Ciputrawangi, Curug Cigorobog,
Curug Cinulang dan Cipadayungan.
2. Areal perkemahan: Baru Beureum dan Parakan Kondang.
3. Sumber air: Cipanas Cileungsing, Cipanas Sekarwangi, Cikandung,
Situsari dan Cipanteuneun.
4. Fenomena alam: Cadas Pangeran, Geundeng, Cigendel, Gunung Palasari,
Gunung Kunci, Tirta Sandi, Cibingbin, Cijarami Indah dan Margawindu.
Obyek dan daya tarik wisata alam yang terdapat di Kabupaten Sumedang
secara rinci sebagai berikut:
1) Curug Cipongkor
Curug Cipongkor merupakan obyek wisata air terjun dengan tinggi ±90 m
yang berada diketinggian 778 m dpl. Sumberdaya alam di sekitar air terjun masih
alami (Gambar 3a). Obyek tersebut berada di Kelurahan Pasangrahan Kecamatan
Sumedang Selatan. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±7
km dan bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) 17-30
menit. Jalan Sumedang-Ciherang merupakan rute untuk mencapai obyek wisata.
Obyek wisata tersebut berada di jalan lintas provinsi yaitu jalan Sumedang-
Bandung, sehingga aksesibilitas bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan
perkotaan jurusan Sumedang-Cileunyi dan Bus Cirebon-Bandung. Jarak menuju
obyek dari jalan raya sejauh ±200 m dengan kondisi berupa jalan setapak yang
melintasi perkampungan dan persawahan. Selama perjalanan menuju obyek
wisata pengunjung bisa menikmati pemandangan alam secara lepas berupa
hamparan persawahan dan pegunungan (Gambar 3b).
22
23
(a) (b)
Gambar 3 (a) Curug Cipongkor, (b) Pemandangan dari bukit Cipongkor.
Curug Cipongkor berada di kawasan hutan lindung di bawah pengelolaan
Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang. Obyek wisata tersebut dikelola oleh
Karang Taruna Desa Ciherang. Pengunjung yang sering datang yakni kalangan
remaja dan dewasa, pengunjung datang secara rombongan. Pengunjung banyak
berdatangan pada waktu libur sekolah, Idul Fitri dan Tahun Baru. Kegiatan yang
dilakukan pengunjung yaitu bermain air dan bersantai sambil menikmati
pemandangan dari bukit Cipongkor.
2) Curug Ciputrawangi
Curug Ciputrawangi merupakan obyek wisata air terjun dengan tinggi ±4
m yang berada di ketinggian 691 m dpl (Gambar 4a). Obyek tersebut berada di
Desa Narimbang Kecamatan Conggeang. Jarak dari pusat pemerintahan
Kabupaten Sumedang yaitu ±21 km dan bisa ditempuh dengan menggunakan
kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Jalan Sumedang-Conggeang
merupakan rute untuk menuju obyek wisata. Aksesibilitas menuju obyek bisa
ditempuh menggunakan angkutan perkotaan (angkot) jurusan Sumedang-
Conggeang dari Terminal Ciakar Sumedang. Jarak menuju obyek dari jalan raya
sejauh ±2 km dengan kondisi jalan aspal rusak. Oleh karena itu, pengunjung bisa
menggunakan angkutan umum berupa ojek atau jalan kaki. Setelah berada di
kawasan obyek wisata, pengunjung harus menempuh jarak sejauh ±100 m untuk
mencapai air terjun.
24
(a) (b)
Gambar 4 (a) Air terjun Ciputrawangi, (b) Areal perkemahan.
Curug Ciputrawangi merupakan obyek wisata yang berada di kawasan
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah
pengelolaan BKPH Tampomas, obyek tersebut dikelola oleh Karang Taruna Desa
Narimbang. Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu areal perkemahan (Gambar
4b), loket masuk, pusat informasi, galeri cendramata, warung, MCK, mushola,
shelter, tempat parkir motor dan gazebo. Parkir mobil masih menjadi
permasalahan karena belum adanya akses dan arena parkir mobil di dalam
kawasan. Biaya di dalam kawasan (masuk kawasan Rp 2.000,00/orang, camping
Rp 1.000,00/orang/malam), parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor). Obyek wisata
Ciputrawangi sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua.
Pengunjung datang secara rombongan di hari libur, hari raya Idul Fitri dan hari
libur besar lainnya. Kegiatan yang dilakukan pengunjung yaitu camping, outbond,
bersantai dan bermain/mandi di air terjun. Curug Ciputrawangi sering dijadikan
kegiatan untuk latihan dasar dan kemah bakti oleh sekolah-sekolah yang berada di
sekitar obyek, bahkan dari luar Sumedang seperti Indramayu dan Majalengka.
3) Curug Cigorobog
Curug Cigorobog merupakan obyek wisata air terjun dengan 4 tahapan air
terjun. Air terjun tersebut mempunyai ketinggian masing-masing 7 m, 10 m, 6 m
dan 13 m yang berada diketinggian 856 m dpl (Gambar 5a). Obyek wisata Curug
Cigorobog berada di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari
pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±12 km yang bisa ditempuh
dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Jalan
Sumedang-Citengah merupakan rute yang bisa dilalui untuk sampai ke obyek
25
wisata. Aksesibilitas menuju obyek bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan
pedesaan (angdes) jurusan Sumedang-Citengah atau menggunakan ojek. Kondisi
jalan dari gerbang masuk menuju air terjun berbatu sejauh ±200 m. Selama
diperjalanan menuju Curug Cigorobog pengunjung bisa melihat pemandangan
berupa hamparan persawahan, lahan pertanian dan hutan primer.
(a) (b)
Gambar 5 (a) Air terjun Cigorobog, (b) Pemandangan Cigorobog.
Curug Cigorobog merupakan obyek wisata yang berada di kawasan hutan
lindung di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan Jawa Barat melalui BKSDA Jawa
Barat. Kawasan hutan tersebut diberi nama Taman Buru Gunung Masigit
Kareumbi. Curug Cigorobog dikelola oleh Karang Taruna Desa Citengah.
Fasilitas yang berada di obyek wisata yaitu MCK, shelter, loket masuk dan tempat
parkir motor, sedangkan mobil harus parkir di jalan utama. Biaya untuk di dalam
kawasan (masuk kawasan Rp 2.000,00/orang) dan parkir kendaraan (Rp
1.000,00/motor). Curug Cigorobog merupakan obyek wisata yang sering
dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua secara rombongan.
Pengunjung memanfaatkan hari libur untuk berkunjung ke Curug Cigorobog.
Kegiatan yang sering dilakukan di Curug Cigorobog yaitu bersantai sambil
menikmati pemandangan alam dan bermain di air terjun. Pengunjung
menggunakan hari libur untuk berkunjung ke Curug Cigorobog.
26
4) Curug Cinulang
Curug Cinulang merupakan obyek wisata air terjun kembar. Air terjun
tersebut mempunyai tinggi ±50 m dan berada di ketinggian 1037 m dpl yang
terletak di antara Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Bandung (Gambar 6a).
Obyek wisata Curug Cinulang berada di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung,
jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±33 km yang bisa
ditempuh dengan kendaraan (mobil/motor) selama 1 jam-1 jam 30 menit. Rute
untuk mencapai Curug Cinulang melalui Sumedang-Pamulihan-Cicalengka-
Sindulang. Aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan umum yaitu
angkutan pedesaan (angdes) jurusan Cicalengka-Cinulang atau ojek dari
Cicalengka. Kondisi jalan menuju obyek dari tempat parkir ditembok sepanjang
±100 m dengan lebar 1 m. Selama perjalanan menuju obyek pengunjung bisa
melihat hamparan persawahan, lahan pertanian masyarakat dan lahan palawija
milik masyarakat.
(a) (b)
Gambar 6 (a) Air terjun kembar Cinulang, (b) Pemandangan alam.
Curug Cinulang merupakan obyek wisata di bawah pengelolaan
Pemerintah Kabupaten Sumedang yang dikelola oleh Karang Taruna Desa
Sindulang. Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, mushola, warung, tempat
sampah, arena permainan anak, shelter, tempat parkir dan loket masuk. Biaya
untuk di dalam kawasan (masuk kawasan Rp 2.000,00/orang), parkir kendaraan
(Rp 2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor). Curug Cinulang adalah obyek wisata
yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua secara
rombongan. Pengunjung memanfaatkan hari libur untuk berkunjung ke obyek
wisata. Kegiatan yang dilakukan pengunjung di obyek yaitu bermain air, berenang
27
di bawah air tejun dan aliran sungai, bersantai di bawah tegakan pinus atau di
shelter sambil menikmati pemandangan dari bukit Cinulang.
5) Cipadayungan
Cipadayungan merupakan obyek wisata air terjun dengan tinggi ±7 m
yang berada di ketinggian 732 m dpl (Gambar 7a). Obyek wisata Cipadayungan
berada di Desa Citimun Kecamatan Cimalaka. Jarak obyek dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±15 km yang bisa ditempuh dengan
menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 meni-1 jam. Rute untuk sampai
ke obyek Cipadayungan melalui Sumedang-Cimalaka-Citimun-Cipadayungan.
Aksesibilitas menuju areal perkemahan dan air terjun dari jalan utama, kondisinya
aspal rusak dan batuan sejauh ±200 m.
(a) (b)
Gambar 7 (a) Curug Cipadayungan, (b) Areal perkemahan Cipadayungan.
Cipadayungan merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat di bawah KPH Sumedang yang dikelola oleh BKPH
Tampomas. Fasilitas yang berada di obyek yaitu areal camping (Gambar 7b)
MCK, mushola dan shelter. Biaya untuk di dalam kawasan (berkemah Rp
1.000,00/orang/malam). Pengujung yang datang biasanya remaja dan dewasa,
Pengunjung datang secara rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh
pengunjung yaitu camping/outbond dan bermain di air terjun. Cipadayungan
sering digunakan untuk kegiatan latihan dasar dan pramuka oleh sekolah-sekolah
di sekitar Sumedang dan dari luar Sumedang seperti dari Majalengka, Indramayu
dan Cirebon.
28
6) Baru Beureum
Baru Beureum merupakan obyek wisata berupa areal perkemahan yang
berada di ketinggian 1209 m dpl (Gambar 8a). Obyek wisata Baru Beureum
berada di Desa Sindangsari Kecamatan Situsari. Jarak obyek dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±27 km, untuk mencapainya bisa
ditempuh dengan menggunakan kendaraan (motor/mobil) selama 1 jam-1 jam 30
menit. Rute untuk mencapai perkemahan Baru Beureum melalui Sumedang-
Tanjungsari-Situsari-Baru Beureum. Aksesibilitas menuju obyek dengan
menggunakan angkutan perkotaan (angkot) jurusan Situsari dari Terminal
Tanjungsari. Kondisi jalan dari Situsari menuju Baru Beureum melalui jalan desa
dengan kondisi aspal rusak, sehingga pengunjung bisa menggunakan jasa ojek
atau jalan kaki. Selama diperjalanan menuju obyek wisata Baru Beureum,
pengunjung bisa melihat lahan pertanian milik masyarakat dan pembibitan
palawija milik Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang.
(a) (b)
Gambar 8 (a) Areal Camping Baru Beureum, (b) Puncak Gunung Manglayang.
Baru Beureum merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah pengelolaan
BKPH Manglayang Timur. Obyek tersebut dikelola oleh Karang Taruna Desa
Sindangsari. Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu MCK, mushola dan warung.
Biaya di dalam kawasan (camping Rp 1.000,00/orang/malam). Obyek wisata Baru
Beureum merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja
dan dewasa secara rombongan. Kegiatan yang sering dilakukan pengunjung yaitu
berkemah, mendaki dua puncak Gunung Manglayang (Gambar 8b), bersantai
sambil melihat pemandangan, pendidikan dasar dan outbond. Areal perkemahan
29
sering digunakan oleh sekolah-sekolah di sekitar Baru Beureum untuk kegiatan
berkemah serta Perguruan Tinggi untuk kegiatan orientasi perkenalan kampus dan
pendidikan dasar pecinta alam.
7) Parakan Kondang
Parakan Kondang merupakan obyek wisata bumi perkemahan, yang
berada di pinggir Sungai Cimanuk dan berada diketinggian 120 m dpl (Gambar
9a). Obyek tersebut berada di Desa Kadujaya Kecamatan Jatigede. Jarak dari
pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±53 km, yang bisa ditempuh
dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 1 jam-1 jam 30 menit.
Rute untuk mencapai obyek Parakan Kondang melalui Sumedang-Cimalaka-
Paseh-Tomo-Jatigede-Parakan Kondang. Aksesibilitas menggunakan kendaraan
umum yaitu dengan angkutan pedesaan (angdes) jurusan Parakan Kondang dari
Terminal Tolengas. Selama di perjalanan menuju obyek, pengunjung bisa melihat
lahan pertanian masyarakat, hamparan persawahan dan tegakan jati milik Perum
Perhutani.
(a) (b)
Gambar 9 (a) Areal camping Parakan Kondang, (b) Sungai Cimanuk.
Parakan Kondang merupakan obyek wisata di areal PLN PLTA Parakan
Kondang, obyek tersebut dikelola oleh koperasi PLTA Parakan Kondang.
Fasilitas yang berada di obyek wisata yaitu MCK, gazebo, areal parkir, mushola
dan warung. Biaya di dalam kawasan (berkemah Rp 1.500,00/orang). Obyek
wisata Parakan Kondang sering dikunjungi kalangan remaja dan dewasa secara
rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah berkemah, memancing di
Sungai Cimanuk, arung jeram di aliran Sungai Cimanuk dan belajar mengenai
proses aliran listrik dari tenaga air. Obyek wisata tersebut sering digunakan oleh
30
sekolah-sekolah yang berasal dari Indramayu, Majalengka dan Cirebon untuk
kegiatan berkemah.
8) Cipanas Cileungsing
Cipanas Cileungsing merupakan obyek wisata sumber air panas
berbelerang yang berada diketinggian 353 m dpl. Air panas yang keluar dari
sumbernya dibuat pancuran (Gambar 10a) dan dialirkan ke kolam renang
(Gambar 10b). Obyek tersebut berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Buahdua.
Jarak dari pusat pemerintahan ±26 km, untuk mencapainya bisa menggunakan
kendaraan (motor/mobil) selama 30 menit-1 jam. Rute untuk mencapai obyek
Cipanas Cileungsing yaitu melalui Sumedang-Paseh-Conggeang-Buahdua-
Sekarwangi. Aksesibilitas ke obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan
angkutan perkotaan (angkot) jurusan Conggeang. Selama di perjalanan banyak
ditemui kebun buah salak dengan skala besar milik masyarakat setempat.
(a) (b)
Gambar 10 (a) Pancuran air panas berbelerang, (b) Kolam air panas berbelerang.
Cipanas Cileungsing merupakan obyek wisata di tanah milik masyarakat
yang dikelola oleh swasta. Fasilitas yang berada di obyek wisata yaitu MCK,
mushola, kolam renang, warung, loket masuk, areal parkir, pusat informasi,
penginapan, tempat fitnes, panggung hiburan dan galeri cendramata. Biaya di
dalam kawasan (masuk kawasan Rp 5.000,00/dewasa, Rp 2.500,00/anak-anak),
parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor, dan Rp 2.000,00/mobil), menikmati potensi
dan daya tarik (berenang di kolam renang berbelerang Rp 3.000,00/orang, mandi
di pancuran air panas Rp 2.000,00/orang dan menginap di penginapan
Cileungsing Rp 80.000,00-Rp 150.000,00/malam). Obyek wisata Cipanas
Cileungsing sering dikunjungi oleh remaja, dewasa dan orang tua secara
31
rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung di obyek wisata yaitu
berenang di kolam air panas berbelerang, menginap, mandi di pancuran air panas
langsung dari sumbernya. Pengunjung yang datang ke Cipanas Cileungsing sering
menggunakan hari libur untuk berkunjung. Pengunjung yang datang berasal dari
Sumedang, Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Cirebon. Obyek wisata
Cipanas Cileungsing sering dijadikan tempat untuk hiburan atau pentas seni
kesenian daerah yakni kesenian kuda renggong.
9) Cipanas Sekarwangi
Cipanas Sekarwangi merupakan obyek wisata sumber air panas
berbelerang yang berada di ketinggian 362 m dpl. Air panas yang keluar dari
sumbernya dialirkan ke kolam renang (Gambar 11a) dan kamar-kamar. Obyek
wisata Sekarwangi berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Buahdua. Jarak dari
pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±23 km, untuk mencapai obyek
bisa menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute untuk
mencapai obyek yakni melalui Sumedang-Paseh-Conggeang-Buahdua-
Sekarwangi. Aksesibilitas ke obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan
angkutan perkotaan (angkot) jurusan Conggeang dari Terminal Ciakar Sumedang.
Selama di perjalanan menuju obyek, pengunjung bisa menemui banyak kebun
buah salak milik masyarakat setempat.
(a) (b)
Gambar 11 (a) Kolam air panas berbelerang, (b) Kolam permainan.
Cipanas Sekarwangi merupakan obyek wisata yang berada di kawasan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. Obyek tersebut dikelola oleh Swasta.
Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, klinik pengobatan, loket masuk,
warung, kantin, areal parkir dan penginapan. Biaya di dalam kawasan (masuk
32
kawasan Rp 2.000,00/orang), menikmati potensi dan daya tarik (berenang di
kolam renang Rp 7.500,00/orang, mandi di kamar pengobatan Rp 5.000/orang),
menginap di penginapan (Rp 100.000,00-Rp200.000,00/malam/kamar), parkir
kendaraan (Rp 2.000,00/mobil, dan Rp 1.000,00/motor). Obyek wisata Cipanas
Sekarwangi sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua secara
rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung yakni pengobatan
dan menginap. Pengunjung yang datang merupakan para pengunjung yang sedang
dalam perjalanan menuju daerah Cirebon, Majalengka, Bandung atau Indramayu.
10) Cikandung
Cikandung merupakan obyek wisata sumber air yang keluar dari bawah
bukit dan berada di ketinggian 587 m dpl (Gambar 12a). Masyarakat sekitar
Cikandung memanfaatkan mata air untuk kegiatan sehari-hari dan irigasi (Gambar
12b). Obyek wisata Cikandung berada di Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka.
Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±12 km, untuk
mencapai obyek wisata bisa dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor)
selama 30 menit-1 jam. Rute untuk sampai ke lokasi melalui Sumedang-
Cimalaka-Cikandung. Aksesibilitas menuju obyek dengan kendaraan umum yaitu
angkutan pedesaan (angdes) jurusan Sumedang-Citimun. Kondisi Jalan menuju
sumber air masih tanah merah sejauh ±100 m.
(a) (b)
Gambar 12 (a) Mata air Cikandung, (b) Pemandangan dari bukit Cikandung.
Cikandung merupakan obyek wisata di kawasan hutan di bawah
pengelolaan Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang, obyek tersebut dikelola oleh
Karang Taruna Desa Nyalindung. Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu MCK,
mushola dan tempat parkir. Pengunjung yang datang biasanya anak-anak dan
33
remaja, pengunjung datang secara rombongan. Kegiatan yang dilakukan oleh
pengunjung yaitu bersantai dan berenang di sumber air. Obyek wisata Cikandung
ramai dikunjungi pengunjung di hari libur sekolah dan hari raya Idul Fitri.
11) Situsari
Situsari merupakan situ buatan yang berada diantara tegakan jati dan
berada di ketinggian 15 m dpl (Gambar 13). Obyek tersebut berada di Desa
Tolengas Kecamatan Tomo. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang
yaitu ±37 km, untuk mencapai obyek tersebut bisa menggunakan kendaraan
(mobil/motor) selama 1 jam-1 jam 30 menit. Rute untuk sampai ke obyek wisata
melalui Sumedang-Cimalaka-Paseh-Tomo. Situsari dekat dengan jalan lintas
provinsi Cirebon-Bandung, sehingga aksesibilitas bisa menggunakan kendaraan
umum yaitu angkutan kota (angkot) jurusan Sumedang-Tolengas dari Terminal
Ciakar atau Bus ke arah Cirebon/Bandung. Kondisi jalan menuju situ dari jalan
raya berupa aspal rusak dan sebagian tanah sejauh ±200 m.
Gambar 13 Situsati.
Situsari merupakan obyek wisata di kawasan Perum Perhutani Unit III
Jawa Barat di bawah KPH Sumedang melalui BKPH Tomo Utara. Obyek tersebut
pengelolaanya dilakukan oleh Karang Taruna Desa Tolengas. Fasilitas yang
berada di obyek wisata yaitu areal parkir dan shelter. Biaya untuk di dalam
kawasan (masuk Rp 2.000,00/orang), parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor dan
Rp 2.000,00/mobil). Situsari sering dikunjungi kalangan remaja, dewasa dan
orang tua baik secara rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung
yaitu bersantai dan bermain di atas situ memakai perahu/rakit/bebek air. Situsari
ramai dikunjungi pengunjung dihari raya Idul Fitri, pengunjung datang secara
sengaja untuk bersantai bersama keluarga.
34
12) Cipanteuneun
Cipanteuneun merupakan obyek wisata sumber air yang keluar dari bawah
bukit tegakan pinus dan berada di ketinggian 575 m dpl (Gambar 14a). Debit air
yang keluar dimanfaatkan untuk kolam renang dan perusahaan daerah air minum
(PDAM) Kabupaten Sumedang. Obyek wisata Cipanteuneun terletak di Desa
Licin Kecamatan Cimalaka. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang
yaitu ±8 km, untuk mencapai obyek bisa menggunakan kendaraan (mobil/motor)
20-30 menit. Rute untuk mencapai obyek melalui Sumedang-Cimalaka lewat jalan
raya Sumedang-Cirebon. Aksesibilitas menuju obyek dengan kendaraan umum
yaitu menggunakan ojek dari Terminal Cimalaka atau angkutan pedesaan (angdes)
jurusan Sumedang-Citimun. Kondisi jalan menuju obyek berupa aspal rusak
sejauh ±200 m dari jalan utama.
(a) (b)
Gambar 14 (a) Kolam renang Cipanteuneun, (b) Areal perkemahan.
Cipanteuneun merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah pengelolaan
BKPH Tampomas. Pengelolaan dilakukan oleh bagian wisata alam KPH
Sumedang. Fasilitas yang berada di Cipanteneun yaitu MCK, kolam renang
(kedalaman 60 cm, 125 cm dan 210 cm yang kondisinya alami tidak
ditembok/keramik tetapi batuan alam), tempat parkir, warung dan loket masuk.
Biaya untuk di dalam kawasan (masuk Rp 2.500,00/orang), parkir kendaraan (Rp
2.000,00/mobil, Rp 1.000,00/motor), berkemah (Rp 1.000,00/malam/orang).
Cipanteuneun sering dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan
orang tua baik secara individu atau rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan
35
adalah berenang dan berkemah. Cipanteunen sering dikunjungi oleh pelajar dari
sekolah-sekolah disekitar Sumedang dan TNI AD untuk belajar berenang.
13) Cadas Pangeran
Cadas Pangeran merupakan obyek wisata untuk peristirahatan selama
perjalanan yang terletak di tebing batuan cadas, obyek tersebut berada di
ketinggian 748 m dpl (Gambar 15a). Cadas Pangeran masuk ke Desa Pamulihan
Kecamatan Pamulihan. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu
±10 km yang bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) 19-30
menit. Aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan
angkutan perkotaan (angkot) Sumedang-Cileungi atau dengan bus yang ke arah
Cirebon/Bandung karena berada di jalan lintas provinsi Sumedang-Bandung.
(a) (b)
Gambar 15 (a) Jalan Cadas Pangeran, (b) Pemandangan jalan raya.
Cadas Pangeran merupakan obyek wisata milik Pemerintah Kabupaten
Sumedang, obyek tersebut dikelola secara langsung oleh Dinas Pariwisata.
Fasilitas yang berada di obyek wisata yakni MCK, mushola, warung penjual
makanan khas Sumedang dan tempat parkir. Obyek tersebut sering dikunjungi
oleh kalangan dewasa dan orang tua secara individu, berpasangan, kelompok atau
rombongan. Kegiatan yang dilakukan pengunjung adalah membeli oleh-oleh
makanan khas Sumedang seperti ubi Cilembu, kerupuk bakar ”melarat” dan tahu
Sumedang. Obyek tersebut selalu ramai dikunjungi pengunjung di hari minggu
dan hari libur (libur nasional dan libur hari raya).
36
14) Geundeng
Geundeng merupakan obyek wisata peristirahatan yang terletak di pinggir
aliran Sungai Cimanuk dan berada diketinggian 80 m dpl (Gambar 16a). Obyek
tersebut berada di Desa Karyamukti Kecamatan Tomo. Jarak dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±29 km, untuk mencapai obyek bisa
dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute
untuk sampai ke obyek wisata yaitu Sumedang-Legok-Paseh-Tomo-Geundeng.
Obyek wisata berada di jalan lintas provinsi yaitu jalan Cirebon-Bandung.
Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum yaitu melalui angkutan kota
(angkot) jurusan Sumedang-Tolengas dari Terminal Ciakar Sumedang atau bus ke
arah Cirebon/Bandung.
(a) (b)
Gambar 16 (a) Perisitirahatan Geundeng, (b) Sungai Cimanuk.
Geundeng merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum
Perhutani unit III Jawa Barat di bawah KPH Sumedang melalui BKPH Tomo
Utara. Pengelolaanya dilakukan oleh paguyuban masyarakat Desa Karyamukti.
Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu MCK, mushola dan shelter sekaligus
warung. Obyek wisata Geundeng sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa
dan orang tua baik secara individu, berpasangan atau rombongan. Kegiatan yang
biasa dilakukan oleh pengunjung yaitu bersantai sejenak setelah perjalanan sambil
menikmati minuman khas Geundeng yaitu es kelapa muda dan makanan andalan
Geundeng yaitu lotek di pinggir Sungai Cimanuk. Tujuan pengunjung datang ke
obyek wisata yaitu untuk beristirahat setelah melakukan perjalanan dari Bandung
menuju Majalengka, Cirebon dan Indramayu atau sebaliknya.
37
15) Cigendel
Cigendel merupakan obyek wisata untuk istirahat di bawah tegakan pinus
yang berada di ketinggian 811 m dpl (Gambar 17a). Obyek tersebut masuk ke
Desa Cigendel Kecamatan Pamulihan. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten
Sumedang yaitu ±12 km yang bisa ditempuh dengan kendaraan (mobil/motor) 19-
30 menit. Cigendel berada di jalan lintas provinsi Sumedang-Bandung, sehingga
aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan
angkutan perkotaan (angkot) Sumedang-Cileunyi atau menggunakan bus ke arah
Cirebon/Bandung.
(a) (b)
Gambar 17 (a) Rumah makan Cigendel, (b) Kawasan peristirahatan Cigendel.
Cigendel merupakan obyek wisata di kawasan Perum Perhutani Unit III
Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah pengelolaan BKPH Manglayang
Timur, obyek wisata Cigendel dikelola oleh bagian wisata alam KPH Sumedang.
Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, mushola, shelter, tempat parkir,
lapangan/taman dan rumah makan. Biaya di dalam kawasan (masuk kawasan Rp
1.000,00/orang), parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor dan Rp 2.000,00/mobil).
Cigendel merupakan obyek yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa
dan orang tua baik secara individu, kelompok atau rombongan. Kegiatan yang
sering dilakukan pengunjung yaitu bersantai di bawah tegakan pinus, istirahat dan
makan setelah perjalanan menuju Bandung, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan
sebaliknya serta outbond.
38
16) Gunung Palasari
Gunung Palasari merupakan obyek wisata sejarah yang berada di
ketinggian 690 m dpl. Obyek wisata Gunung Palasari mempunyai bukti sejarah
peninggalan Belanda berupa benteng pertahanan (Gambar 18a). Gunung Palasari
terletak di Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±4 km, untuk mencapai obyek bisa
menggunakan kendaraan 14-30 menit. Rute untuk mencapai obyek yaitu melalui
jalan Pangeran Kornel. Aksesibilitas menuju obyek dengan menggunakan
angkutan dalam kota, Bus ke arah Cirebon/Bandung. Kondisi jalan menuju obyek
dari jalan raya berupa aspal sejauh ±200 m dan ±400 m jalan batu, sedangkan
untuk mencapai obyek bisa menggunakan ojek atau berjalan kaki. Disepanjang
jalan menuju obyek bisa ditemui banyak tegakan tegakan pinus.
(a) (b)
Gambar 18 (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arboretum Gunung Palasari.
Gunung Palasari merupakan obyek wisata yang terletak di kawasan Dinas
Kehutanan Sumedang, obyek tersebut dikelola oleh UPTD Gunung Kunci
Palasari. Gunung Palasari sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan
orang tua secara rombongan. Kegiatan yang sering dilakukan oleh pengunjung
adalah mengetahui sejarah pemerintahan Belanda di Sumedang, belajar jenis-jenis
pohon karena terdapat Arboretum dan pendidikan dasar seperti pramuka dan
pecinta alam.
17) Gunung Kunci
Gunung Kunci merupakan obyek wisata sejarah dan untuk bersantai yang
berada di ketinggian 498 m dpl. Gunung Kunci mempunyai bukti peninggalan
Belanda berupa benteng pertahanan berbentuk goa (Gambar 19a). Gunung Kunci
39
merupakan obyek wisata paling dekat dengan pusat Pemerintahan Kabupaten
Sumedang. Obyek wisata Gunung Kunci terletak di Kelurahan Kota Kulon
Kecamatan Sumedang Selatan dengan jarak ±1 km yang bisa ditempuh kendaraan
(mobil/motor) 2-10 menit. Aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan
umum angkutan dalam kota, Bus ke arah Cirebon/Bandung karena berada di jalan
lintas provinsi yaitu jalan Sumedang-Bandung dan becak dari pusat pemerintahan
Kabupaten Sumedang.
(a) (b)
Gambar 19 (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arena bermain.
Gunung Kunci merupakan obyek wisata yang berada di bawah
pengelolaan Dinas Kehutanan Sumedang yang dikelola oleh UPTD Gunung
Kunci Palasari. Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, mushola, shelter,
panggung hiburan, tempat sampah, kantor pengelolaan, gazebo, tempat parkir dan
loket masuk. Biaya untuk di dalam kawasan (masuk kawasan Rp 3.000,00/orang),
parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor dan Rp 2.000,00/mobil). Gunung Kunci
sering dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua baik
secara kelompok atau rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung
yaitu bersantai dan istirahat sambil menikmati pemandangan ke Kota Sumedang,
menikmati kesejukan udara tegakan pinus, belajar mengenai sejarah peninggalan
Belanda di Sumedang, kegiatan perlombaan, hiburan musik dan outbond. Gunung
kunci sering digunakan arena untuk perlombaan mewarnai tingkat Taman Kanak-
Kanak dan Sekolah Dasar, kunjungan pelajar dan latihan dasar pramuka.
40
18) Tirta Sandi
Tirta Sandi merupakan obyek wisata kolam ikan dan kolam renang yang
berada di ketinggian 625 m dpl (Gambar 20a). Sumber air untuk kolam renang
dan kolam ikan berasal dari aliran Sungai Cihonje. Obyek wisata Tirta Sandi
berada di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±10 km, untuk mencapai obyek bisa
menggunakan kendaraan (mobil/motor) 19-30 menit. Rute untuk mencapai obyek
yaitu Cipameungpeuk-Citengah. Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum
adalah dengan angkutan pedesaan (angdes) dari Terminal Cipamengpeuk atau
menggunakan ojek dari alun-alun. Selama di perjalanan menuju obyek wisata,
pengunjung akan melihat pemandangan hamparan persawahan dan lahan
pertanian masyarakat.
(a) (b)
Gambar 20 (a) Kolam ternak ikan, (b) Shelter Tirta Sandi.
Tirta Sandi merupakan obyek wisata yang berada di tanah milik, obyek
tersebut dikelola oleh swasta. Fasilitas yang berada di Tirta Sandi yaitu MCK,
mushola, warung, kolam renang, tempat parkir dan shelter untuk makan. Biaya
renang (Rp 5.000,00/dewasa, Rp 4.000,00/anak), Makan menu andalan obyek
Tirta Sandi (ikan mas bakar Rp 35.000,00/kg, nasi Rp 2.500,00/porsi), parkir
kendaraan (Rp 2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor). Tirta Sandi merupakan
obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa
dan orang tua baik secara individu atau rombongan. Kegiatan yang bisa dilakukan
oleh pengunjung yaitu berenang, menikmati pemandangan persawahan dan
makanan khas yaitu ikan bakar. Tirta Sandi sering dijadikan tempat belajar
berenang oleh pelajar, tempat rapat atau pertemuan bagi keluarga dan organisasi.
41
19) Cibingbin
Cibingbin merupakan obyek wisata kolam renang dan tempat makan yang
berada di ketinggian 691 m dpl. Obyek tersebut memanfaatkan lahan di sekitar
Sungai Cihonje untuk dijadikan tempat makan. Konsep pembuatan tempat makan
yaitu lesehan di pinggir aliran Sungai Cihonje (Gambar 21a). Selain itu aliran
Sungai Cihonje dimanfaatkan untuk kolam renang. Cibingbin terletak di Desa
Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat pemerintahan ±10 km,
untuk sampai ke obyek bisa menggunakan kendaraan (mobil/motor) 20-30 menit.
Rute untuk mencapai obyek yaitu Cipameungpeuk-Citengah. Aksesibilitas dengan
angkutan pedesaan dari Terminal Cipamengpeuk atau menggunakan ojek dari
alun-alun. Selama diperjalanan akan ditemui hamparan persawahan dan lahan
pertanian milik masyarakat.
(a) (b)
Gambar 21 (a) Shelter Cibingbin, (b) Kolam renang dan permainan air
Cibingbin merupakan obyek wisata yang berada di tanah milik
masyarakat, obyek tersebut dikelola oleh swasta. Fasilitas yang berada di obyek
yaitu MCK, loket masuk, mushola, warung, shelter untuk makan, tempat parkir,
penginapan, aula dan kolam renang (Gambar 21b). Biaya untuk renang (Rp
7.500,00/dewasa, Rp 2.000,00/anak-anak/pelajar), parkir kendaraan (Rp
2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor), tempat makan dan shelter Rp
2.000,00/orang dan menu andalan Cibingbin (ikan bakar Rp 30.000,00/kg).
Cibingbin merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan anak-
anak, remaja, dewasa dan orang tua secara rombongan. Kegiatan yang biasa
dilakukan pengunjung yaitu berenang, bersantai sambil makan di shelter,
menginap dan hiburan. Cibingbin dikunjungi pelajar untuk belajar berenang,
42
rapat/berkumpul oleh organisasi/keluarga dan pentas seni atau acara hiburan.
Pengunjung biasanya berkunjung di hari libur terutama libur hari raya Idul Fitri.
20) Cijarami Indah
Cijarami Indah merupakan obyek wisata tempat makan dengan konsep
lesehan di perkebunan teh yang berada di ketinggian 907 m dpl (Gambar 22a).
Obyek tersebut berada di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari
pusat pemerintahan ±13 km, untuk mencapai obyek bisa dengan menggunakan
kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute menuju Cijarami Indah
melalui jalan Cipameungpeuk-Citengah. Aksesibilitas menggunakan angkutan
pedesaan dari Terminal Cipamengpeuk atau menggunakan ojek dari alun-alun.
Selama diperjalanan menuju obyek wisata, pengunjung bisa melihat pemandangan
persawahan, lahan pertanian masyarakat, hutan primer dan perkebunan teh.
(a) (b)
Gambar 22 (a) Pemandangan ke perkebunan teh, (b) Pintu masuk Cijarami Indah.
Obyek wisata Cijarami Indah berada di kawasan hutan Dinas Kehutanan
Jawa Barat di bawah BKSDA Jawa Barat dengan nama Taman Buru Gunung
Masigit dan Kareumbi. Obyek tersebut dikelola oleh pihak swasta yang
memanfaatkan sumberdaya alam tersebut. Fasilitas yang berada di obyek yaitu
MCK, mushola, shelter, warung dan tempat parkir. Biaya parkir kendaraan (Rp
1.000,00/motor, Rp 2.000,00/mobil), penyewaan shelter Rp 10.000,00/shelter dan
makan menu andalan (ikan bakar Rp 30.000,00/kg). Cijarami Indah merupakan
obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua
secara rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung adalah
bersantai di shelter sambil menikmati pemandangan dan sejuknya kebun teh,
berkumpul bersama teman dan keluarga sambil makan ikan bakar. Pengunjung
43
menggunakan hari libur untuk datang ke Cijarami Indah, pengunjung datang
secara rombongan dengan menggunakan kendaraan pribadi.
21) Margawindu
Margawindu merupakan obyek wisata perkebunan teh yang berada di
ketinggian 914 m dpl (Gambar 23a). Obyek wisata tersebut berada di Desa
Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat pemerintahan ±14 km,
untuk mencapai obyek wisata yaitu dengan menggunakan kendaraan
(mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute menuju Margawindu melalui jalan
Cipamengpeuk-Citengah. Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum yaitu
angkutan pedesaan (angdes) dari Terminal Cipameungpeuk atau menggunakan
ojek dari alun-alun. Selama diperjalanan bisa ditemukan pemandangan areal
persawahan, lahan pertanian masyarakat, hutan primer dan perkebunan teh.
(a) (b)
Gambar 23 (a) Pemandangan Gunung Masigit Kareumbi, (b) Shelter.
Margawindu merupakan obyek wisata yang berada di kawasan perusahaan
teh PT BGA (Bumitama Gunajaya Agro), obyek tersebut dikelola oleh Desa
Citengah secara langsung. Fasilitas yang ada yaitu warung dan tempat parkir,
biaya masuk kawasan Rp 1.000,00/motor, Rp 2.000,00/mobil. Obyek wisata
Margawindu sering dikunjungi para remaja dan keluarga. Kegiatan yang bisa
dilakukan adalah bersantai di kebun teh sambil menikmati keindahan dan
kesejukan perkebunan teh (Gambar 23a). Pengunjung menggunakan hari libur
untuk datang ke obyek wisata, pengunjung datang secara rombongan dengan
menggunakan kendaraan pribadi. Pengunjung yang datang berasal dari daerah
Sumedang, untuk pengunjung dari luar Sumedang berasal dari Bandung,
Majalengka dan daerah lainnya sekitar Kabupaten Sumedang.
44
5.1.2 Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
5.1.2.1 Daya Tarik Obyek Wisata
Unsur daya tarik obyek wisata yang diambil adalah 4 sub unsur, yaitu:
1) Keunikan sumberdaya alam
Keunikan sumberdaya alam merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu
obyek wisata, yang beda dengan obyek lain (Dirjen PHKA 2002). Curug Cinulang
dan Gunung Kunci memiliki nilai tertinggi sebesar 20, karena mempunyai tiga
sumberdaya alam yang unik (Lampiran 3). Secara rinci keunikan sumberdaya
alam kedua obyek tersebut yaitu: Curug Cinulang mempunyai air terjun kembar
pemisah Sumedang dan Bandung, pemandangan alam dan kerajinan
anyaman/kursi yang terbuat dari bambu. Sedangkan Gunung Kunci mempunyai
benteng pertahanan peninggalan Belanda, pemandangan alam dan tegakan pinus
yang dijadikan areal untuk camping.
2) Sumberdaya alam yang menonjol
Sumberdaya alam yang menonjol merupakan obyek-obyek yang mudah
dilihat oleh pengunjung ketika pertama kali masuk dan berada di obyek wisata
dengan jumlah sumberdaya alam yang dominan (Dirjen PHKA 2002). Delapan
obyek memiliki nilai tertinggi sebesar 20, karena mempunyai tiga sumberdaya
alam yang menonjol (Lampiran 3). Secara rinci sumberdaya alam yang menonjol
kedelapan obyek tersebut yaitu Tirta Sandi meliputi: hutan primer, batuan dan
Sungai Cihonje. Cibingbin meliputi: hutan primer, batuan dan Sungai Cihonje.
Curug Cigorobog meliputi: hutan primer, air terjun dan sungai Cigorobog.
Cipanteuneun meliputi: tegakan pinus, sumber air dan kolam renang. Cikandung
meliputi: hutan primer, sumber air dan kolam. Cipadayungan meliputi: tegakan
pinus, air terjun dan sungai Cipadayungan. Curug Cipongkor meliputi:
persawahan dan hutan primer, air terjun dan sungai Cipongkor. Curug
Ciputrawangi meliputi: tegakan pinus, sungai Ciputrawangi dan air terjun.
3) Jenis kegiatan wisata
Jenis kegiatan wisata merupakan kegiatan yang biasa dan bisa dilakukan di
obyek wisata oleh pengunjung. Kondisi dan situasi di obyek, keselamatan
pengunjung dan kelestarian sumberdaya alam merupakan faktor penting dalam
melakukan kegiatan di obyek wisata (Dirjen PHKA 2002). Lima obyek memiliki
45
nilai tertinggi yaitu 20, karena mempunyai empat jenis kegiatan yang bisa
dilakukan (Lampiran 3). Secara rinci jenis kegiatan kelima obyek tersebut yaitu:
Baru Beureum bisa untuk camping, traking, hiking ke Gunung Manglayang dan
pendidikan dasar. Gunung Palasari bisa untuk camping, hiking, pendidikan dan
traking. Margawindu bisa untuk camping, hiking, traking dan wisata.
Cipadayungan bisa untuk camping, hiking ke Gunung Tampomas, traking dan
wisata. Ciputrawangi bisa untuk camping, hiking ke Gunung Tampomas, traking
dan pendidikan dasar.
4) Kebersihan lokasi
Kebersihan merupakan salah satu faktor kenyamanan pengunjung selama
berada di obyek wisata (Dirjen PHKA 2002). Hasil penelitian mendapatkan empat
belas obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang yang memiliki nilai tertinggi
yaitu 25, karena aspek kebersihan obyek dipengaruhi 1-2 faktor (Lampiran 3).
Secara rinci kebersihan obyek wisata tersebut dipengaruhi oleh faktor keberadaan
sampah, yaitu: obyek wisata Baru Beureum, Curug Cipongkor, Tirta Sandi dan
Cibingbin. Obyek wisata yang dipengaruhi faktor jalan ramai motor/mobil yaitu
obyek wisata Cijarami Indah. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor
permukiman penduduk dan sampah yaitu obyek wisata Curug Cinulang. Obyek
wisata yang dipengaruhi oleh faktor jalan ramai motor/mobil dan sampah yaitu:
Cadas Pangeran. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor sampah dan
vandalisme yaitu: Gunung Palasari, Curug Cigorobog, Margawindu dan
Cipadayungan. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor permukiman penduduk
dan sampah yaitu Curug Ciputrawangi. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh
faktor jalan ramai motor/mobil dan permukiman penduduk yaitu Cipanas
Sekarwangi. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor jalan ramai motor/mobil
dan sampah yaitu obyek Geundeng.
Hasil penilaian daya tarik wisata alam menghasilkan skor tertinggi 480
dan skor terendah 360. Cipadayungan dan Ciputrawangi mendapatkan nilai
tertinggi yaitu 480. Klasifikasi pengembangan obyek wisata alam di Kabupaten
Sumedang dari aspek daya tarik yaitu kurang potensial (Tabel 9).
46
Tabel 9 Hasil penilaian daya tarik obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang Obyek A B C D ∑ E Skor
Cipadayungan 15 20 20 25 80 Kurang potensial 480
Curug Ciputrawangi 15 20 20 25 80 Kurang potensial 480
Curug Cipongkor 15 20 15 25 75 Kurang potensial 450
Curug Cinulang 20 15 15 25 75 Kurang potensial 450
Curug Cigorobog 15 20 15 25 75 Kurang potensial 450
Baru Beureum 10 15 20 25 70 Kurang potensial 420
Tirta Sandi 10 20 15 25 70 Kurang potensial 420
Cibingbin 10 20 15 25 70 Kurang potensial 420
Gunung Palasari 15 10 20 25 70 Kurang potensial 420
Margawindu 15 10 20 25 70 Kurang potensial 420
Cipanteuneun 15 20 15 20 70 Kurang potensial 420
Cadas Pangeran 10 15 15 25 65 Kurang potensial 390
Cikandung 10 20 15 20 65 Kurang potensial 390
Cipanas Sekarwangi 10 15 15 25 65 Kurang potensial 390
Gunung Kunci 20 10 15 20 65 Kurang potensial 390
Cijarami Indah 15 10 15 25 65 Kurang potensial 390
Situsari 15 15 15 20 65 Kurang potensial 390
Cipanas Cileungsing 10 15 15 20 60 Kurang potensial 360
Geundeng 10 15 10 25 60 Kurang potensial 360
Parakan Kondang 10 15 15 20 60 Kurang potensial 360
Cigendel 15 10 15 20 60 Kurang potensial 360
Keterangan:
A : Keunikan sumberdaya alam B : Sumberdaya alam yang menonjol
C : Jenis kegiatan wisata D : Kebersihan udara dan lokasi
D : Klasifikasi pengembangan Jumlah : Nilai semua kriteria
Skor : Jumlah total dikali bobot (6)
5.1.2.2 Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung untuk
berpindah/berpergian dari tempat tinggal pengunjung ke obyek wisata (Dirjen
PHKA 2002). Faktor tersebut sangat penting dalam mendorong potensi pasar
suatu obyek. Aksesibilitas membahas tentang jarak, kondisi jalan dan waktu
tempuh dari obyek wisata alam ke kantor pemerintahan Kabupaten Sumedang.
1) Kondisi jalan dan jarak dari Sumedang
Obyek wisata alam Parakan Kondang mendapat nilai tertinggi yaitu 200,
karena berada di jalan dengan kondisi baik dan berjarak ±53 km dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lampiran 3). Obyek tersebut berada di jalan
lintas provinsi Bandung-Sumedang-Cirebon dengan kondisi jalan aspal.
2) Waktu tempuh ke obyek dari Sumedang
Empat obyek wisata mempunyai nilai tertinggi yaitu 30, karena memiliki
waktu tempuh <20 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang
(Lampiran 3). Secara rinci yaitu, Tirta Sandi 19 menit, Curug Cipongkor 17
menit, Gunung Palasari 14 menit dan Gunung Kunci 2 menit. Aksesibilitas
47
menuju obyek wisata di Kabupaten Sumedang tersebar di jalan dan kondisi yang
berbeda (Gambar 24).
Hasil aksesibilitas menghasilkan nilai tertinggi 1050 dan nilai terendah
450. Obyek wisata alam Parakan Kondang mempunyai nilai tertinggi yaitu 1050.
Obyek tersebut berada di jalan lintas provinsi Cirebon-Sumedang-Bandung
dengan kondisi jalan aspal dan jalan menuju proyek Bendungan Jatigede.
Klasifikasi pengembangan obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang dari aspek
aksesibilitas, mendapatkan tujuh obyek potensial untuk diutamakan dalam
pengembangannya (Tabel 10).
Tabel 10 Hasil penilaian aksesibilitas ODTWA di Kabupaten Sumedang Obyek A B Jumlah Klasifikasi pengembangan Skor
Parakan Kondang 200 10 210 Potensial 1050
Geundeng 180 20 200 Potensial 1000
Situsari 180 15 195 Potensial 975
Curug Cinulang 180 10 190 Potensial 950
Cipanas Sekarwangi 140 20 160 Potensial 800
Curug Ciputrawangi 140 20 160 Potensial 800
Cipanas Cileungsing 140 15 155 Potensial 775
Baru Beureum 120 15 135 Kurang potensial 675
Tirta Sandi 80 30 110 Kurang potensial 550
Curug Cipongkor 80 30 110 Kurang potensial 550
Gunung Kunci 80 30 110 Kurang potensial 550
Margawindu 80 25 105 Kurang potensial 525
Cijarami Indah 80 25 105 Kurang potensial 525
Cigendel 80 25 105 Kurang potensial 525
Curug Cigorobog 80 25 105 Kurang potensial 525
Cikandung 80 25 105 Kurang potensial 525
Cibingbin 80 25 105 Kurang potensial 525
Cadas Pangeran 80 25 105 Kurang potensial 525
Cipanteuneun 80 25 105 Kurang potensial 525
Cipadayungan 80 20 100 Kurang potensial 500
Gunung Palasari 60 30 90 Kurang potensial 450
Keterangan:
A : Kondisi jalan dan jarak ke obyek dari Sumedang Jumlah : Nilai semua kriteria
B : Waktu tempuh ke obyek dari Sumedang Skor : Jumlah total dikali bobot (5)
47
49
5.1.2.3 Fasilitas Penunjang
Peranan fasilitas penunjang adalah untuk memudahkan pengunjung dalam
menikmati potensi dan daya tarik obyek wisata alam (Dirjen PHKA 2003).
1) Prasarana
Prasarana merupakan faktor yang memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi pengunjung secara tidak langsung (Dirjen PHKA 2002). Obyek
wisata Gunung Kunci, Cipanteuneun dan Parakan Kondang mempunyai nilai
tertinggi yaitu 30, karena mempunyai lebih dari empat prasarana dalam radius 5
km dari obyek wisata (Lampiran 3). Secara rinci prasarana Gunung Kunci yaitu:
kantor pos Sumedang, rumah sakit umum Sumedang, wartel/warnet, areal parkir,
jalan raya Sumedang dan radio daerah Sumedang. Prasarana Cipanteuneun yaitu
kantor pos Cimalaka, puskesmas Cimalaka, wartel/warnet dan areal parkir.
Prasarana Parakan Kondang yaitu wartel/warnet, areal parkir, jalan, puskesmas
Jatigede dan kantor pos. Secara umum prasarana yang ada di setiap obyek yaitu
jalan dan areal parkir. Obyek wisata yang prasarana lebih dari empat merupakan
obyek yang dekat dengan pusat pemerintahan.
2) Sarana
Sarana merupakan salah satu faktor penunjang yang memudahkan
pengunjung dalam menikmati obyek wisata secara langsung (Dirjen PHKA 2002).
Ciputrawangi mendapat nilai tertinggi yaitu 30, karena mempunyai lebih dari
empat sarana yang ada di kawasan (Lampiran 3). Secara rinci sarana obyek
Ciputrawangi yaitu warung, toko cendramata, mushola dan toilet.
Hasil penilaian fasilitas penunjang menghasilkan nilai tertinggi yaitu 165
dan nilaiterendah 105. Obyek wisata Cipanteunen, Gunung Kunci, Curug
Ciputrawangi dan Parakan Kondang mempunyai nilai fasilitas tertinggi yaitu 165,
karena dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan. Klasifikasi pengembangan
dari aspek fasilitas penunjang yaitu 4 obyek potensial untuk diutamakan
pengembangannya (Tabel 11).
50
Tabel 11 Hasil penilaian fasilitas penunjang ODTWA di Kabupaten Sumedang
Obyek Prasarana Sarana Jumlah Klasifikasi
pengembangan Skor
Cipanteuneun 30 25 55 Potensial 165
Gunung Kunci 30 25 55 Potensial 165
Curug Ciputrawangi 25 30 55 Potensial 165
Parakan Kondang 30 25 55 Potensial 165
Cipanas Sekarwangi 25 25 50 Kurang potensial 150
Cipanas Cileungsing 25 25 50 Kurang potensial 150
Curug Cinulang 20 25 45 Kurang potensial 135
Baru Beureum 20 25 45 Kurang potensial 135
Cigendel 20 25 45 Kurang potensial 135
Cadas Pangeran 20 25 45 Kurang potensial 135
Tirta Sandi 20 25 45 Kurang potensial 135
Saung Cibingbin 20 25 45 Kurang potensial 135
Cijarami Indah 20 25 45 Kurang potensial 135
Cikandung 20 25 45 Kurang potensial 135
Cipadayungan 20 25 45 Kurang potensial 135
Geundeng 20 25 45 Kurang potensial 135
Curug Cigorobog 20 20 40 Kurang potensial 120
Gunung Palasari 20 15 35 Kurang potensial 105
Curug Cipongkor 15 20 35 Kurang potensial 105
Margawindu 20 15 35 Kurang potensial 105
Situsari 20 15 35 Kurang potensial 105
Keterangan:
Jumlah : Nilai semua kriteria Skor : Jumlah dikali bobot (3)
5.1.2.3 Pemasaran
Dirjen PHKA (2003) menjelaskan bahwa dalam pengelolaan wisata alam
kegiatan pemasaran perlu dilakukan, karena sangat berkaitan dengan jumlah
kunjungan. Obyek wisata Curug Cinulang, Gunung Kunci, Curug Ciputrawangi
dan Cileungsing mempunyai nilai tertinggi yaitu 25, karena mempunyai 3 aspek
pemasaran (Lampiran 3). Keempat obyek tersebut sering didatangi banyak
pengunjung, karena pemasaran merupakan salah satu faktor alasan kedatangan
jumlah pengunjung ke obyek wisata (Dirjen PHKA 2002). Secara rinci yaitu
obyek wisata Curug Cinulang mempunyai tarif/harga terjangkau, sarana
penyampaian informasi dan promosi. Gunung Kunci mempunyai tarif/harga
terjangkau, sarana penyampaian informasi dan promosi. Curug Ciputrawangi
mempunyai tarif/harga terjangkau, produk wisata bervariasi dan promosi. Cipanas
Cileungsing mempunyai tarif/harga terjangkau, sarana penyampaian informasi
dan promosi. Klasifikasi pengembangan obyek wisata dari aspek pemasaran, yaitu
4 obyek sangat potensial untuk diutamakan dalam pengembangan (Tabel 12).
51
Tabel 12 Hasil penilaian pemasaran ODTWA di Kabupaten Sumedang No Obyek Nilai Klasifikasi pengembangan Skor
1 Curug Cinulang 25 Sangat potensial 100
2 Gunung Kunci 25 Sangat potensial 100
3 Curug Ciputrawangi 25 Sangat potensial 100
4 Cipanas Cileungsing 25 Sangat potensial 100
5 Cibingbin 15 Potensial 60
6 Cipanas Sekarwangi 15 Potensial 60
7 Baru Beureum 5 Kurang potensial 20
8 Cigendel 5 Kurang potensial 20
9 Cadas Pangeran 5 Kurang potensial 20
10 Curug Cipongkor 5 Kurang potensial 20
11 Gunung Palasari 5 Kurang potensial 20
12 Tirta Sandi 5 Kurang potensial 20
13 Curug Cigorobog 5 Kurang potensial 20
14 Cijarami Indah 5 Kurang potensial 20
15 Margawindu 5 Kurang potensial 20
16 Cipanteuneun 5 Kurang potensial 20
17 Cikandung 5 Kurang potensial 20
18 Cipadayungan 5 Kurang potensial 20
19 Geundeng 5 Kurang potensial 20
20 Situsari 5 Kurang potensial 20
21 Parakan Kondang 5 Kurang potensial 20
5.1.2.5 Hasil penilaian ODTWA di Kabupaten Sumedang
Hasil penilaian ODTWA di Kabupaten Sumedang menghasilkan bobot
tertinggi yaitu 1635 dari 2170 dan bobot terendah 995 dari 550 (Tabel 13). Bobot
tersebut didapat dengan menjumlahkan semua skor total dari aspek daya tarik,
aspek aksesibilitas, aspek fasilitas penunjang dan aspek pemasaran pada 21 obyek
wisata alam di Kabupaten Sumedang.
Tabel 13 Hasil penilaian kriteria ODTWA di Kabupaten Sumedang No Obyek A B C D Bobot
1 Curug Cinulang 450 950 135 100 1635
2 Parakan Kondang 360 1050 165 20 1595
3 Curug Ciputrawangi 480 800 165 100 1545
4 Geundeng 360 1000 135 20 1515
5 Situsari 390 975 105 20 1490
6 Cipanas Sekarwangi 390 800 150 60 1400
7 Cipanas Cileungsing 360 775 150 100 1385
8 Baru Beureum 420 675 135 20 1250
9 Gunung Kunci 390 550 165 100 1205
10 Cibingbin 420 525 135 60 1140
12 Cipanteuneun 420 525 165 20 1130
13 Tirta Sandi 420 550 135 20 1125
14 Curug Cipongkor 450 550 105 20 1125
15 Curug Cigorobog 450 525 120 20 1115
17 Cikandung 390 525 135 20 1070
18 Margawindu 420 525 105 20 1070
19 Cijarami Indah 390 525 135 20 1070
20 Cigendel 360 525 135 20 1040
21 Gunung Palasari 420 450 105 20 995
52
Keterangan :
A : Daya tarik obyek wisata C : Fasilitas penunjang
B : Aksesibilitas D : Pemasaran
5.2 Pengunjung
Jumlah pengunjung yang didapat adalah 141 responden, yaitu 100
diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin memakai persamaam proposional
untuk di setiap obyek wisatanya dan 41 dengan metode accidental. Pengambilan
responden dengan menggunakan rumus Slovin yaitu: Cipanas Sekarwangi 12
orang, Cipanas Cileungsing 14 orang, Curug Cinulang 9 orang, Gunung Kunci 9
orang, Cadas Pangeran 4 orang, Curug Cigorobog 7 orang, Curug Cipongkor 7
orang, Saung Cibingbin 14 orang, Situsari 3 orang, Baru Beureum 4 orang,
Parakan kondang 8 orang, Cipadayungan 3 orang dan Cipanteuneun 8 orang.
Sedangkan pengambilan responden dengan menggunakan metode accidental yaitu
Cigendel, Gunung Palasari, Tirta Sandi, Cijarami Indah, Margawindu, Cikandung,
Curug Ciputrawangi dan Geundeng. Data dan informasi yang diambil yaitu
karakteristrik, aktifitas, tujuan, waktu kunjungan dan penilaian pengunjung
terhadap obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang.
1) Karakteristik pengunjung
Mayoritas pengunjung yang datang ke obyek wisata alam di Kabupaten
Sumedang yaitu laki-laki (68%) dengan status perkawinan belum menikah (71%),
usia pengunjung berkisar 15-30 tahun (51%) dengan profesi sebagai pelajar
(44%). Pelajar yang datang mayoritas siswa SLTA dan mahasiswa (85%). Faktor
yang menyebabkan pelajar berkunjung ke obyek wisata yaitu lokasi obyek wisata
yang dekat dengan tempat tinggal, tiket masuk kawasan terjangkau, terdapat nilai
pendidikan, jenis kegiatannya bervariasi seperti camping, berenang, traking, dll.
Sedangkan pengunjung dewasa yang datang ke obyek mempunyai tujuan untuk
berlibur bersama keluarga atau tujuan khusus seperti pengobatan di sumber air
panas Cileungsing dan Sekarwangi. Umumnya pengunjung berasal dari daerah
sekitar Sumedang (68%) sedangkan untuk pengunjung dari luar Sumedang yaitu
berasal dari daerah Bandung, Indramayu, Majalengka dan Cirebon (32%).
53
2) Pola pengunjung
Mayoritas kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di obyek yaitu
berwisata/menikmati potensi obyek wisata (81%). Alasan pengunjung datang ke
obyek karena suasana segar dan santai, pemandangan lepas dan indah (69%).
Obyek wisata yang ada di Sumedang mayoritas berada di jalan kabupaten dan
jalan desa yang kondisinya jalan aspal rusak dan kecil. Pengunjung yang datang
mayoritas menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil (90%),
pengunjung datang secara rombongan atau kelompok (86%). Sebagian besar
pengunjung datang ke obyek wisata merupakan tujuan utama (65%) sedangkan
pengunjung yang bukan tujuan utama (35%) adalah pengunjung yang sedang
dalam perjalanan. Pengunjung menggunakan hari libur untuk berkunjung ke
obyek wisata alam (73%). Sumber informasi yang didapat oleh pengunjung pada
umumnya berasal dari cerita orang (99%). Pengunjung yang datang ke obyek
wisata kebanyakan baru pertama kali (47%), dengan menghabiskan waktu 1-3 jam
di obyek wisata (68%). Pengunjung yang berada di obyek wisata lebih dari 24 jam
(3%) merupakan pengunjung yang camping atau menginap di penginapan.
3) Penilaian pengunjung
Penilaian pengunjung dilakukan di setiap obyek wisata alam yang ada di
Kabupaten Sumedang. Penilaian tersebut dilakukan dengan melihat beberapa
aspek yang ada di obyek wisata (Gambar 25). Penilaian pengunjung terhadap
beberapa aspek adalah kurang. Aspek tersebut yaitu toko cendramata,
halaman/taman, mushola, toilet, pusat informasi pengunjung, kebersihan dan
keselamatan pengunjung. Aspek yang dinilai cukup oleh pengunjung yaitu aspek
warung, shelter, tempat parkir dan penataan obyek. Sedangkan untuk aspek yang
baik yaitu dari aspek keamanan pengunjung. Dirjen PHKA (2003) menjelaskan
bahwa keamanan merupakan salah satu faktor yang akan menentukan dalam
mendukung potensi pasar ODTWA, karena berkaitan dengan kenyamanan
pengunjung. Walaupun tinggi nilai ODTWA sedangkan kondisi keamanan tidak
menjamin, maka wisatawan tidak akan tertarik untuk mengunjungi obyek tersebut.
Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang aman untuk pengunjung,
baik dari faktor manusia (pencopetan, penodongan, penganiayaan dan
54
perampokan) dan faktor alam (banjir, longsor, gunung meletus dan bencana alam
lainnya).
Gambar 25 Penilaian pengunjung.
5.3 Pengelola obyek wisata alam
5.3.1 Pihak pengelola
Obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang dikelola oleh banyak pihak
(Tabel 14), sehingga pengelolaan setiap obyek berbeda. Rencana pengelola di
lapangan menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Pariwisata untuk
merencanakan pengembangan.
Tabel 14 Pengelola obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang Obyek Lokasi Pengelolaan
Curug Cinulang Desa Sindulang,
Cimanggung
Dinas Pariwisata kerjasama dengan Karang
Taruna Desa Sindulang
Cadas Pangeran Desa Pamulihan, Pamulihan Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang
Cipanas
Sekarwangi
Desa Sekarwangi, Buahdua Dinas Pariwisata kerjasama dengan Swasta
Cigendel Desa Cigendel, Pamulihan KPH Sumedang
Cipanteuneun Desa Licin, Cimalaka KPH Sumedang
Cipadayungan Desa Citimun, Cimalaka KPH Sumedang
Baru Beureum Desa Sindangsari, Situsari KPH Sumedang kerjasma dengan Karang
Taruna Sindangsari
Curug
Ciputrawangi
Desa Narimbang,
Conggeang
KPH Sumedang kerjasama dengan Karang
Taruna Narimbang
Geundeng Desa Karyamukti, Tomo KPH Sumedang kerjasama dengan
Paguyuban Masyarakat Karyamuki
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Keselamatan pengunjung
Kebersihan objek wisata alam
Penataan objek
Keamanan pengunjung
Tempat parkir
Pusat informasi pengunjung
shelter
Toilet/MCK
Mushola
Halaman/taman
Jalan menuju objek
Warung
Toko cendramata
Kurang
Cukup
Baik
55
Tabel 14 Lanjutan
Obyek Lokasi Pengelolaan
Situsari Desa Tolengas, Tomo KPH Sumedang kerjasama dengan Karang
Taruna Tolengas
Gunung Kunci Kelurahan Kota Kulon,
Sumedang Selatan
Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang
Gunung
Palasari
Desa Padasuka, Sumedang
Selatan
Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang
Curug
Cipongkor
Kelurahan Pasangrahan,
Sumedang Selatan
Dinas Kehutanan kerjasama dengan Karang
Taruna CibeurangPasangrahan
Cikandung Desa Nyalindung, Cimalaka Dinas Kehutanan kerjasama denga Karang
Taruna Desa Nyalindung
Curug
Cigorobog
Desa Citengah, Sumedang
Selatan
Dinas Kehutanan kerjasama dengan Karang
Taruna Desa Citengah
Cijarami Indah Desa Citengah, Sumedang
Selatan
Dinas Kehutanan kerjasama dengan Swasta
Tirta Sandi Desa Citengah, Sumedang
Selatan
Swasta
Cibingbin Desa Citengah, Sumedang
Selatan
Swasta
Cipanas
Cileungsing
Desa Sekarwangi, Buahdua Swasta
Margawindu Desa Citengah, Sumedang
Selatan
Perusahaan Teh BGA bekerjasama denga
Desa Citengah
Parakan
Kondang
Desa Kadujaya, Jatigede PLN PLTA Parakan Kondang
Sudarto (1999) menyatakan bahwa pengembangan bisa dilakukan dengan
cara kemitraan yang baik antara pelaku kepariwisataan, masyarakat, usaha swasta
dan pemerintah. Pengelola obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang yaitu:
1) Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Pengelolaan obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang
dilakukan secara langsung dan kerjasama. Obyek wisata alam yang dikelola
secara langsung oleh Dinas Pariwisata yaitu Cadas Pangeran. Sedangkan secara
kerjasama yaitu dengan Karang Taruna desa dan swasta. Obyek yang pengelolaan
bekerjasama dengan Karang Taruna desa yaitu obyek wisata Curug Cinulang dan
yang dikelola oleh swasta yaitu obyek Cipanas Sekarwangi.
2) Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Pengelolaan obyek wisata alam yang ada di Dinas Kehutanan dilakukan
secara langsung dan kerjasama. Obyek wisata alam yang dikelola secara langsung
yaitu Gunung Kunci dan Gunung Palasari. Pengelolaan secara kerjasama yaitu
dengan Karang Taruna desa dan swasta. Obyek wisata alam yang dikelola secara
kerjasama dengan Karang Taruna desa yaitu Curug Cipongkor, Cikandung dan
56
Curug Cigorobog dan yang dikelola oleh swasta yaitu obyek wisata Cijarami
Indah.
3) Perum Perhutani (KPH Sumedang)
Pengelolaan obyek wisata alam yang ada di Perum Perhutani (KPH
Sumedang) dilakukan secara langsung dan kerjasama. Obyek wisata alam yang
dikelola secara langsung oleh Perum Perhutani (KPH Sumedang) yaitu Cigendel,
Cipanteuneun dan Cipadayungan. Sedangkan obyek wisata alam yang dikelola
secara kerjasama dengan Karang Taruna desa yaitu obyek wisata Curug
Ciputrawangi dan Situsari.
4) Swasta
Obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang yang pengelolaanya
dilakukan oleh pribadi, merupakan obyek wisata yang ada di tanah milik. Obyek
wisata yang dikelola oleh swasta yaitu Cibingbin, Tirta Sandi dan Cijarami Indah
sedangkan yang dikelola PLN PLTA yaitu Parakan Kondang.
5.3.2 Rencana pengelola
Rencana pengelola (Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan, KPH Sumedang
dan swasta) terhadap obyek wisata alam yang ada di Kabupaten sumedang, yaitu:
1. Perbaikan sarana dan prasarana yang ada di obyek wisata.
2. Perbaikan pelayanan terhadap pengunjung.
3. Penambahan jenis dan jumlah kegiatan yang bisa dilakukan di obyek
wisata.
4. Perbaikan pemasaran dan media promosi terhadap masyarakat.
5. Peningkatan daya tarik obyek wisata dengan melihat potensi sumberdaya
alam dan daya dukung lingkungan.
5.3.3 Kegiatan Pemasaran
Biro perjalanan di Kabupaten Sumedang mempunyai kegiatan
memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berwisata. Jenis wisata yang
ditawarkan sangat bervariasi mulai dari wisata alam sampai wisata
spiritual/ziarah. Biro perjalanan yang ada di Kabupaten Sumedang, yaitu:
1. PT. Alfa Gemilang Sejati.
57
2. PT. Noor Alharamain.
3. PT. Persada Pariwisata.
4. CV. Denia.
5. CV. Perintis.
6. CV. Pijar.
7. Kanaya Wisata.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa biro perjalanan yang ada di
Kabupaten Sumedang, jenis wisata yang ditawarkan biro perjalanan merupakan
obyek wisata di luar Sumedang, hal itu dikarenakan obyek wisata di Sumedang
daya tariknya kurang dan minat dari masyarakat Sumedang sendiri kurang.
Masyarakat lebih banyak mengetahui obyek di luar Sumedang dibandingkan
dengan obyek wisata yang berada di dalam Sumedang. Biro perjalanan
mempromosikan produk wisata melalui media elektronik, media masa daerah dan
pameran. Sasaran biro perjalanan dalam mempromosikan produk wisata adalah
pelajar/mahasiswa, kelompok dan organisasi. Biro perjalanan tersebut merupakan
salah satu cara mempromosikan wisata yang ada di Kabupaten Sumedang. Dinas
Pariwisata memberikan produk promosi wisata berupa brosur, CD, leaflet,
booklet, dll. Hambatan dalam menjual potensi wisata alam ke luar Sumedang
yaitu daya tarik yang dimiliki obyek wisata alam yang ada di Sumedang masih
rendah bila dibandingkan dengan wisata sejenisnya dari daerah lain.
5.4 Pengembangan Wisata Alam
Hasil dari analisis dan penilaian menunjukkan bahwa pengembangan
obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu sangat potensial, potensial dan kurang potensial (Tabel 15).
Obyek wisata alam yang masuk dalam klasifikasi sangat potensial merupakan
obyek wisata yang direkomendasikan untuk lebih diutamakan dalam penyusunan
pengembangannya. Obyek wisata potensial dan kurang potensial dikembangkan
setelah pengembangan obyek yang sangat potensial dilakukan.
58
Tabel 15 Klasifikasi pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang
No Obyek wisata Bobot Klasifikasi pengembangan
1 Curug Cinulang 1635 Sangat potensial
2 Parakan Kondang 1595 Potensial
3 Curug Ciputrawangi 1545 Potensial
4 Geundeng 1515 Potensial
5 Situsari 1490 Potensial
6 Cipanas Sekarwangi 1400 Potensial
7 Cipanas Cileungsing 1385 Potensial
8 Baru Beureum 1250 Potensial
9 Gunung Kunci 1205 Potensial
10 Cibingbin 1140 Potensial
11 Cipadayungan 1135 Potensial
12 Cipanteuneun 1130 Potensial
13 Tirta Sandi 1125 Potensial
14 Curug Cipongkor 1125 Potensial
15 Curug Cigorobog 1115 Potensial
16 Cadas Pangeran 1070 Kurang potensial
17 Cikandung 1070 Kurang potensial
18 Margawindu 1070 Kurang potensial
19 Cijarami Indah 1070 Kurang potensial
20 Cigendel 1040 Kurang potensial
21 Gunung Palasari 995 Kurang potensial
Pengembangan wisata alam bisa dilakukan dengan cara: (1) menyusun
perencanaan yang matang sehingga tujuan dari pengembangan wisata alam bisa
tercapai dan (2) melakukan pengorganisasian yang jelas dimana semua pihak
bekerja pada bidangnya masing-masing secara profesional (Fennel 2002).
Pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang mengacu pada hasil
penilaian ADO-ODTWA, potensi obyek wisata, usulan pengunjung, rencana
pengelola dan analisa di lapangan, dengan mempertimbangkan beberapa faktor,
seperti: (1) memperhatikan lingkungan alam di sekitar obyek wisata, (2) peran
dari masyarakat di sekitar obyek wisata, (3) daya dukung lingkungan dan (4)
kelestarian sumberdaya alam.
Strategi pengembangan obyek wisata alam berdasarkan kelompok
klasifikasi yaitu dimulai dengan obyek wisata yang sangat potensial, potensial dan
kurang potensial. Obyek wisata alam yang masuk dalam klasifikasi sangat
potensial yaitu Curug Cinulang, obyek tersebut diprioritaskan menjadi obyek
wisata yang diutamakan dalam pengembangan. Pengembangan yang bisa
dilakukan yaitu: (1) promosi secara intensif terhadap masyarakat luas, (2)
pengembangan kualitas pengelola. Obyek wisata Curug Cinulang dikembangkan
lebih lanjut menjadi obyek wisata skala nasional bahkan internasional, dengan
catatan semua aspek dan komponennya telah dipenuhi, seperti: promosi yang
59
intensif dan bervariasi terhadap masyarakat, produk wisata yang bervariasi,
aksesibilitas di dalam dan menuju obyek wisata kondisinya baik serta fasilitas di
dalam kawasan nyaman untuk dimanfaatkan oleh pengunjung.
Pengembangan obyek wisata alam yang masuk dalam klasifikasi potensial
berada pada urutan prioritas kedua setelah klasifikasi sangat potensial.
Pengembangan yangdilakukan yaitu: (1) pemantapan citra obyek wisata melalui
promosi yang intensif kepada masyarakat, (2) pengembangan kualitas sumberdaya
manusia dalam pengelolaan, (3) pengembangan produk wisata. Obyek wisata
yang masuk dalam klasifikasi pengembangan kurang potensial merupakan obyek
wisata yang dikembangkan setelah obyek wisata sangat potensial dan potensial
dikembangkan. Pengembangan untuk obyek wisata kurang potensial yaitu: (1)
pengembangan produk wisata, (2) pengembangan kualitas dan kuantitas
sumberdaya manusia untuk pengelolaan, (3) pengembangan fasilitas penunjang
dan aksesibilitas menuju dan di dalam kawasan, (3) promosi kepada masyarakat
luas dan (4) pengembangan pelayanan terhadap pengunjung.
Kegiatan pengembangan obyek wisata alam pada masing-masing obyek
yang berada di Kabupaten Sumedang meliputi pengembangan lokasi obyek wisata
alam (potensi ODTWA), peningkatan fasilitas penunjang berupa sarana dan
prasarana yang berada di dalam dan luar kawasan sehingga nyaman untuk
digunakan oleh pengunjung, peningkatan aksesibilitas menuju kawasan dan di
dalam kawasan yang lebih baik dan nyaman, serta promosi secara luas dan
intensif, berdasarkan prioritas kebutuhan masing-masing obyek wisata (Tabel 16).
Promosi selama ini yang telah dilakukan oleh Dinas pariwisata terkait promosi
obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang yaitu brosur, CD, leaflet, booklet,
dll. Tetapi terhambat dalam distribusi dan penyebarannya terhadap masyarakat,
pengembangan yang dilakukan yaitu menyebarkan produk promosi tersebut ke
masyarakat seperti membagikan brosur di penginapan, hotel dan biro perjalanan.
Bentuk promosi yang dapat dilakukan antara lain berupa kampanye sadar wisata
melalui berbagai kegiatan, seperti pameran tentang obyek wisata yang ada di
Kabupaten Sumedang, presentasi tentang profil Kabupaten Sumedang, maupun
kegiatan yang dilakukan di masing-masing obyek wisata alam misalnya pagelaran
kesenian dan budaya di sekitar obyek wisata.
59
60
Tabel 16 Penyusunan pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
Curug Cinulang
Air terjun kembar pemisah
Sumedang-Bandung
Sungai Cinulang
Berada di jalan kabupaten
Masyarakat sekitar obyek
bisa membuat kerajinan
anyaman dan kursi dari
bambu
Pemandangan yang indah
selama perjalanan menuju
obyek
Lahan pertanian di sekitar
obyek
Masyarakat bertani palawija
dan sayuran
Promosi melalui brosur dan
masuk ke acara televisi
Kondisi jalan menuju
obyek air terjun belum
permanen (tanah dan batu)
Pembuatan alat bantu turun
tangga menuju air terjun
Kondisi MCK dan shelter
kurang nyaman
Penataan warung di dalam
kawasan
Kenyamanan dan
keindahan di sekitar air
terjun
Kebersihan kawasan dari
sampah
Perbaikan jalan menuju obyek
air terjun lebih nyaman
Pemasangan alat bantu turun
tangga menuju air terjun
Perbaikan MCK dan shelter
lebih nyaman
Penataan warung di dalam
kawasan
Membuat pusat informasi
Menata areal sekitar air terjun
sehinga lebih indah
Membuat tempat pembuangan
sampah
Menampilkan kerajinan
anyaman dan kursi dari
bambu buatan masyarakat
sekitar obyek
Menjual hasil pertanian
masyarakat
Kerjasama dengan pihak lain
Jalan menuju air terjun
belum permanen (tanah dan
batu)
Tidak ada alat bantu untuk
turun ke air terjun
Sarana prasarana
kondisinya kurang nyaman
Penataan warung di dalam
kawasan tidak tertata
dengan rapih
Tidak terdapat pusat
informasi
Tidak ada tempat sampah
Masyarakat sekitar kawasan
bisa membuat kerajinan
anyaman dan kursi dari
bambu
Masyarakat petani palawija
dan sayuran
Hiking dari Cicalengka ke
obyek
Tidak ada papan
interpretasi
Pengunjung Cinulang
adalah semua kalangan
yang datang secara
rombongan
Produk wisata
Pengembangan wisata
pendidikan cara membuat
kerajinan anyaman dan kursi
dari bambu
Pengembangan wisata
bertani palawija dan sayuran
Pengembangan paket wisata
hiking dari Cicalengka
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi obyek
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju air
terjun lebih permanen
Fasilitas penunjang
Pembuatan pegangan untuk
pengunjung yang turun ke
air terjun
Perbaikan fasilitas
pengunjung (MCK, shelter,
mushola) lebih nyaman
Penataan warung di dalam
kawasan dan disekitar air
terjun lebih rapih
Membuat tempat
pembuangan sampah
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
60
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
61
Membuat galeri untuk
menjual hasil pertanian
masyarakat
Parakan Kondang
Areal camping di pinggir
sungai
Aliran Sungai Cimanuk
PLN yang memanfaatkan
aliran sungai sebagai tenaga
listrik (PLTA)
Dekat dengan jalan
kabupaten
Berdekatan dengan pusat
pemerintahan kecamatan
Penataan areal camping
Kebersihan obyek dari
sampah dan rumput liar
Pembuatan pusat informasi
Kenyamanan dan kondisi
MCK
Pembuatan papan peringatan
Penataan areal untuk camping
Membersihkan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Membuat tempat pembuangan
sampah
Membuat pusat informasi
Perbaikan MCK
Pembuatan wisata pendidikan
cara kerja PLTA
Wisata arung jeram
Kerjasama dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi obyek
Areal untuk camping tidak
tertata dengan rapih
Tidak ada tempat untuk
membuang sampah
Areal camping penuh dengan
rumput liar
Tidak ada pusat informasi
Minimnya jumlah MCK dan
kurang nyaman untuk
digunakan
Pengunjung mayoritas
pelajar yang datang secara
rombongan
Sungai Cimanuk bisa
dijadikan wisata arung jeram
Obyek dikelola koperasi
PLTA
Ternak masyarakat sering
masuk dalam areal camping
Produk wisata
Pengembangan wisata arung
jeram di Sungai Cimanuk
Pengembangan wisata
pendidikan proses PLTA
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan pihak lain
(swasta, dinas) untuk
pengembangan dan promosi
Membuat brosur
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
areal camping
Fasilitas penunjang
Penataan areal camping
sehingga tertata secara rapih
Pembuatan tempat
membuang sampah
Pembersihan areal camping
dari rumput liar secara
teratur
Pembuatan pusat informasi
Penambahan dan perbaikan
kondisi MCK sehingga lebih
nyaman
Memberi batas/pagar untuk
mencegah ternak
masyarakat masuk areal
camping
61
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
62
Curug Ciputrawangi
Areal camping di bawah
tegakan pinus
Air terjun yang airnya
mengalir ke areal camping
Dekat dengan jalan
kabupaten
Masyarakat di sekitar obyek
melestarikan kesenian
celempung dan kerajinan
ayaman dari bambu
Salah satu jalur traking ke
Gunung Tampomas
Mempunyai radio dan blog
Perbaikan kondisi jalan
menuju kawasan
Ciputrawangi dan jalan
menuju obyek air terjun
Pembuatan areal untuk
parkir mobil
Kondisi MCK dan shelter
kurang nyaman
Penataan keindahan dan
kenyamanan di sekitar air
terjun
Memperbaiki jalan menuju
kawasan Ciputrawangi dan
obyek air terjun
Membuat dan menata areal
untuk parkir mobil di dalam
kawasan
Kerjasama dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
Ciputrawangi
Penataan areal untuk camping
dalam skala besar
Menampilkan kesenian
celempung dan kerajinan
ayaman dari bambu
Perbaikan sarana prasarana
pengunjung
Penataan keindahan dan
kenyamanan di sekitar air
terjun
Promosi lewat internet dan
radio
Akses menuju kawasan
Ciputrawangi melintasi
pemukiman penduduk
dengan lebar jalan kecil
Jalan menuju obyek air
terjun berukuran kecil
Tidak terdapat areal parkir
mobil di dalam kawasan
Pengelolaan dilakukan oleh
Karang Taruna desa
Areal untuk camping skala
kecil
Masyarakat sekitar obyek
masih melestarikan kesenian
celempung dan kerajinan
ayaman dari bambu
Kondisi sarana prasarana di
dalam kawasan kurang
nyaman
Air terjun terlihat tidak
terawat
Mayoritas pengunjung
adalah pelajar yang datang
secara rombongan
Tidak ada papan interpretasi
Produk wisata
Pengembangan wisata
pendidikan untuk pelajar
Pengembangan wisata
budaya kesenian Celempung
dan pembuatan anyaman
dari bambu
Promosi dan kerjasama
Kemitraan yang baik dengan
pihak lain (swasta,dinas,biro
perjalanan) untuk
pengembangan dan promosi
Peningkatan promosi
melalui radio dan internet
Aksesibilitas
Pembuatan jalan sehingga
mobil bisa parkir di dalam
kawasan
Perbaikan jalan menuju
obyek air terjun
Fasilitas penunjang
Penyediaan areal untuk
parkir mobil di dalam
kawasan
Pembukaan dan penataan
areal camping
Perbaikan fasilitas
pengunjung (MCK, mushola
dan shelter)
Penampilan kesenian
celempung dan pembuatan
galeri cindramata di dalam
kawasan
62
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
63
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan dan di jalur traking
ke Gunung Tampomas
Geundeng
Sungai Cimanuk
Tegakan jati
Berada di jalan provinsi
Warung dan shelter di
pinggir sungai
Makanan khas Geundeng
yaitu “lotek dan es kelapa
muda”
Masyarakat sekitar kawasan
petani buah mangga
Kebersihan obyek dari
sampah
Kenyamanan MCK kurang
Pusat informasi
Galeri cindramata
Lebih variasi makanan khas
Geundeng
Membuat tempat pembuangan
sampah
Memperbaiki kondisi MCK
sehingga menjadi lebih
nyaman
Membuat galeri cindramata
dan pusat informasi
Menambah variasi makanan
yang disajikan di warung
Geundeng
Membuat galeri untuk
menjual hasil pertanian
masyarakat sekitar kawasan
Kerjasama dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi
Memanfaatkan Sungai
Cimanuk untuk kegiatan
wisata
Terdapat sampah disekitar
obyek
Kondisi MCK kurang
nyaman
Tidak ada pusat informasi
dan galeri cindramata
Makanan khas tidak variasi
Masyarakat sekitar obyek
merupakan petani buah
mangga
Pengunjung yang datang
mayoritas pengunjung dalam
perjalanan menuju ke arah
Bandung atau Cirebon
Berada di jalan provinsi
Tidak ada papan interpretasi
di dalam kawasan
Pengelolaan dilakukan oleh
paguyuban masyarakar
sekitar Geundeng
Sungai Cimanuk berpotensi
dijadikan produk wisata
Produk wisata
Pengembangan makanan
khas Geundeng untuk lebih
variasi
Pengembangan dan
pembuatan wisata di atas
Sungai Cimanuk (rakit dan
arung jeram)
Promosi dan kerjasama
Pembuatan brosur/leaflet
Menjalin kemitraan dengan
biro perjalanan untuk
promosi
Kerjasama dengan pihak
swasta untuk pengembangan
obyek
Aksesibilitas
Perbaikan jalan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Pembuatan tempat untuk
membuang sampah
Perbaikan kondisi MCK
sehingga lebih nyaman
Pembangunan pusat
informasi untuk pengunjung
Pembangunan galeri untuk
menjual hasil pertanian
(buah mangga) masyarakat
63
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
64
sekitar obyek
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Situsari
Situ buatan
Tegakan jati
Berada di dekat jalan
provinsi
Masyarakat sekitar kawasan
menghasilkan hasil
pertanian yaitu buah
mangga
Kebersihan obyek wisata
Keberadaan MCK
Kondisi shelter kurang
nyaman
Jumlah shelter di dalam
kawasan
Penataan obyek wisata
Papan informasi
Membersihkan obyek dari
sampah dan rumput
Membuat MCK dan mushola
Membuat shelter dan
memperbaikinya untuk
kenyamanan pengunjung
Penataan obyek di dalam
kawasan untuk keindahan situ
Membuat loket masuk serta
pusat informasi
Membuat wahana permainan
situ
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Obyek terkesan tidak
dipelihara sebab banyak
sampah dan rumput
Minimnya jumlah shelter
dengan kondisi tidak nyaman
bagi pengunjung
Tidak ada MCK dan
mushola
Obyek tidak tertata dengan
rapih
Tidak ada loket masuk dan
pusat informasi
Situ berpotensi untuk
dijadikan wahana permainan
air
Pengelola obyek adalah
Karang Taruna desa
Berada di dekat jalan
provinsi
Pengunjung yang datang
mayoritas pelajar dan umum
yang datang secara
rombongan
Tidak ada promosi obyek
terhadap masyarakat
Tidak ada batasan antara
obyek wisata dengan
pemukiman masyarakat
Produk wisata
Pengembangan wisata
pendidikan untuk pelajar
dan wisata keluarga untuk
umum
Membuat wahana
permainan di situ (bebek air)
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi (biro perjalanan,
swasta)
Membuat brosur
Aksesibilitas
Perbaikan jalan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Pembuatan tempat
pembuangan sampah di
dalam kawasan
Membuat shelter di sekitar
situ
Pembuatan fasilitas umum
(MCK dan mushola)
Pembuatan loket masuk dan
pusat informasi
Membuat galeri untuk
menjual hasil pertanian
masyarakat sekitar kawasan
64
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
65
Obyek wisata ditata dengan
baik sehingga lebih nyaman
dan indah
Membuat pembatas/pagar
antara obyek dengan
pemukiman masyarakat
Cipanas Sekarwangi
Sumber air panas
berbelerang
Kolam air panas
berbelerang
MCK air panas berbelerang
Penginapan
Kolam berukuran besar
Persawahan di sekitar
obyek
Berada di jalan kabupaten
Masyarakat sekitar kawasan
bertanam buah salak
Mempunyai brosur untuk
pemasaran dan promosi
obyek
Kenyamanan kolam air
panas
Ukuran MCK terlalu kecil
Kebersihan sumber air panas
Pusat informasi
Pelebaran dan meningkatkan
kenyamanan kolam renang
Pengembangan metode
pengomatan dengan media
sumber air panas berbelerang
Membuat wahana permainan
air (waterboom)
Meningkatkan Promosi ke
masyarakat luas
Kolam air panas
berbelerang berukuran kecil
Terdapat kolam dengan
ukuran besar
Pengunjung merupakan
orang tertentu yang datang
secara individu atau
rombongan kecil
Tidak ada papan
interpretasi di dalam
kawasan
Terdapat brosur dan media
promosi lainnya
Produk wisata
Pengembangan permainan
air (waterboom) di kolam
Pengembangan wisata untuk
penginapan
Pengembangan wisata
pengobatan dengan media
air panas berbelerang
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan pihak
lain (biro perjalanan) untuk
pemasaran promosi
Penyebaran brosur ke
hotel/penginapan dan
information center Dinas
Pariwisata
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
kawasan Cipanas
Sekarwangi
Fasilitas penunjang
Perbaikan kolam air panas
berbelerang
Meningkatkan kenyamanan
kolam renang bagi
pengunjung
Pengembangan produk
65
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
66
wisata lainnya dengan bahan
sumber air panas
berbelerang
Membuat pusat informasi
bagi pengunjung
Membuat galeri untuk
menjual hasil pertanian
(buah salak) masyarakat
Membuat papan interpretasi
di dalam kawasan
Cipanas Cileungsing
Sumber air panas
berbelerang
Kolam dan pancuran air
panas berbelerang
Panggung hiburan
Penginapan
Berada di jalan kabupaten
Masyarakat sekitar Cipanas
Cileungsing bertani buah
salak
Persawahan di sekitar
obyek wisata
Kawasan terlalu kecil
Kebersihan sumber air
panas berbelerang
Kenyamanan kolam renang
dan pancuran
Vandalisme dan kebersihan
obyek wisata
Memperluas kawasan
Membersihkan kawasan dari
sampah dan rumput
Membersihkan sumber air
panas berbelerang
Memperbaiki kolam dan
pancuran sehingga nyaman
digunakan pengunjung
Membersihkan kawasan dari
vandalisme
Pengembangan produk
wisata lain dengan media
sumber air panas
Kerjasama dengan banyak
pihak untuk pengembangan
dan promosi onyek
Pemanfaatan semua potensi
yang ada di kawasan
Kawasan tidak begitu luas
Terdapat sampah dan rumput
liar di dalam kawasan
Terdapat sampah di sumber
air panas berbelerang
Kondisi kolam dan air
pancuran tidak begitu
nyaman digunakan oleh
pengunjung
Terdapat vandalisme di
dalam kawasan
Sumber air panas bisa
dijadikan media untuk
produk wisata lain
Kemitraan dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
obyek dan promosinya
Masysarakat sekitar
menghasilkan produk buah
salak
Terdapat panggung untuk
kegiatan dan pentas seni
Pengunjung yang datang
Produk wisata
Pengembangan wisata
pengobatan dengan media
sumber air panas
berbelerang
Pengembangan pentas seni
tradisional (kuda renggong)
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan biro
perjalanan untuk promosi
obyek
Penyebaran brosur ke hotel,
information center Dinas
Pariwisata
Aksesibilitas
Pelebaran jalan menuju
kawasan
Fasilitas penunjang
Pembersihan obyek dari
sampah dan rumput
Pembersihan sumber air
panas berbelerang sehingga
menjadi lebih bersih dan
66
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
67
mayoritas umum secara
rombongan
terlihat rapih
Pembersihan sekaligus
perbaikan kondisi air
pancuran dan kolam renang
air panas berbelerang
Pembersihan vandalisme di
sekitar obyek
Pembuatan galeri hasil
pertanian masyarakat (buah
salak) untuk dijual
Penambahan kawasan
menjadi lebih luas dengan
memanfaatkan areal yang
tersedia
Baru Beureum
Areal untuk camping
Tegakan pinus
Jalur traking ke Gunung
Manglayang
Lahan pembibitan pohon
buah-buahan milik Dinas
Pertanian
Lahan pertanian masyarakat
di sekitar kawasan
Pemandangan yang lepas ke
Kota Bandung
Pemeliharaan kawasan
Jalan menuju kawasan Baru
Beureum
Kebersihan obyek dari
sampah dan rumput liar
Kondisi kenyamanan MCK
Keadaan shelter
Pusat informasi
Peningkatan pengelolaan
Memperbaiki jalan menuju
kawasan
Membersihkan obyek dari
sampah dan rumput liar
Memperbaiki MCK sehingga
lebih nyaman
Membuat shelter di dalam
kawasan
Membuat pusat informasi
Kerjasama dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi
Kerjasama dengan Dinas
Pertanian untuk
pengembangan wisata
berbasis pertanian
Pengembangan wisata
gantole/paralayang
Kawasan terkesan tidak
dipelihara
Jalan menuju kawasan
batuan kecil dan tanah
Kawasan terdapat banyak
sampah dan rumput liar
MCK kurang nyaman
Tidak ada shelter untuk
istirahat
Tidak ada pusat informasi
Pengelolaan masih
dilakukan oleh Perum
Perhutani
Terdapat lahan pembibitan
pohon buah-buahan milik
dinas pertanian
Terdapat bukit dengan
pemandangan yang lepas
sehingga bisa dilakukan
Produk wisata
Pengembangan wisata
gantole/paralayang dari atas
bukit setelah
mempertimbangkan aspek
pendukungnya
Pengembangan wisata
pendidikan pertanian
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan pihak
lain (swasta, dinas, biro
perjalanan) untuk promosi
dan pengembangan obyek
Kerjasama dengan dinas
pertanian dan masyrakat
untuk pengembangan wisata
pendidikan pertanian
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
67
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
68
pengembangan wisata
gantole/paralayang
Pengunjung mayoritas
pelajar dan mahasiswa yang
datang secara rombongan
Disekitar kawasan terdapat
banyak lahan pertanian
Tidak ada promosi
Tidak ada papan
interpretasi
kawasan sehingga lebih
nyaman untuk dilalui
(ditembok/diaspal)
Fasilitas penunjang
Peningkatan pengelolaan
Pembersihan kawasan dari
sampah dan rumput liar
serta membuat tempat
pembuangan sampah
Perbaikan MCK untuk
kenyaman pengunjung
Pembuatan shelter di dalam
kawasan untuk pelayanan
terhadap pengunjung
Pembuatan pusat informasi
mengenai kawasan
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan dan di jalur traking
ke Gunung Manglayang
Gunung Kunci
Benteng pertahanan
peninggalan Belanda
Tegakan pinus
Panggung dan gazebo di
dalam kawasan
Berada di jalan provinsi
Dekat dengan pusat
pemerintahan, pendidikan
dan perekonomian
Kabupaten Sumedang
Akses menuju obyek mudah
dijangkau berbagai
Kebersihan kawasan
Gunung Kunci dari sampah
Kebersihan benteng dari
tulisan dan vandalisme
Kondisi dan kenyamanan
shlelter
Kondisi sarana dan
prasarana (MCK, Mushola)
kurang nyaman
Cindramata khas Gunung
Kunci
Membersihkan kawasan dari
sampah
Membersihkan benteng dari
tulisan dan vandalisme
Menimbulkan nilai sejarah
benteng
Memperbaiki kondisi shelter
Memperbaiki sarana
pengunjung (MCK, mushola)
Memperbaiki panggung
hiburan dan gazebo
Pentas seni dan lomba di
panggung hiburan
Banyak sampah di dalam
kawasan
Benteng banyak tulisan dan
vandalisme
Benteng terkesan tidak
dirawat
Shelter di dalam kawasan
kondisinya kurang nyaman
Fasilitas pengunjung kurang
nyaman
Gazebo dan panggung
hiburan kurang perawatan
Tidak ada papan interpretasi
Produk wisata
Pengembangan wisata
sejarah Belanda di
Sumedang
Pengembangan kegiatan
pentas seni, lomba dan
kegiatan lainnya
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan pihak
lain untuk pengembangan
dan promosi
Membuat brosur
Aksesibilitas
68
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
69
kendaraan
Bekerjasama dengan sekolah-
sekolah untuk belajar di
kawasan Gunung Kunci
di dalam kawasan
Pengunjung mayoritas
pelajar dan umum yang
datang secara rombongan
Mudah diakses dengan
semua jenis kendaraan baik
umum ataupun pribadi
Perbaikan dan pemeliharaan
jalan di dalam kawasan
Fasilitas penunjang
Pembuatan tempat
membuang sampah di dalam
kawasan
Pembersihan benteng
pertahanan peninggalan
Belanda dari vandalisme
Pemugaran benteng untuk
mengembalikan nilai sejarah
Perbaikan kondisi fasilitas
pengunjung (MCK,
mushola) lebih nyaman
Perbaikan shelter di dalam
kawasan lebih nyaman dan
tepat penataanya
Perawatan gazebo dan
panggung hiburan
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Cibingbin
Kolam renang
Shelter dengan konsep
lesehan di pinggir Sungai
Cihonje
Wahana permainan air
Sungai Cihonje
Berada di daerah tujuan
wisata Citengah
Ikan bakar
Aula untuk acara/kegiatan
Kebersihan kawasan dari
sampah
Kenyamanan dan
keindahan kawasan
Kondisi MCK kurang
nyaman
Pusat informasi
Membersihkan kawasan dari
sampah
Memperbaiki dan menata
kawasan sehingga lebih rapih
dan indah
Memperbaiki kondisi MCK
Membuat pusat informasi
Menambah wahana
permainan air
Membuat papan interpretasi
Kawasan masih tedapat
sampah dan tidak ada tempat
pembuangan sampah
Penataan kawasan kurang
rapih
MCK kurang nyaman bagi
pengunjung
Tidak ada pusat informasi
Terdapat wahana permainan
air
Tidak ada papan interpretasi
Produk wisata
Pengembangan wahana
permainan air lebih banyak
Pengembangan wisata
pendidikan
Pengembangan wisata
keluarga dan umum, baik
untuk kegiatan atau acara
lainnya
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan pihak lain
69
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
70
Pengunjung mayoritas
datang secara rombongan
dari semua kalangan
Tidak ada kerjasama dengan
pihak lain
Sarana dan prasarana
mendukung kegiatan wisata
masal
untuk pengembangan dan
promosi obyek wisata
Membuat brosur dan
reklame mengenai obyek
Aksesibilitas
Permeliharaan dan
perbaikan jalan menuju
kawasan dan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Pembuatan tempat
pembuangan sampah di
dalam kawasan
Penataan obyek dengan
menempatkan fasilitas
pengunjung secara rapih
Perbaikan MCK
Pembuatan pusat informasi
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Cipadayungan
Areal camping skala besar
Tegakan pinus
Air terjun Cipadayungan
Salah satu jalur traking ke
Gunung Tampomas
Dekat dengan jalan
kabupaten
Kondisi jalan menuju
kawasan
Kebersihan kawasan
Kondisi MCK, mushola dan
shelter
Pusat informasi
Keindahan dan kenyamanan
di sekitar air terjun
Perbaikan jalan menuju
kawasan
Membersihkan obyek
wisata dari sampah dan
rumput
Memperbaiki MCK,
mushola dan shelter
Membuat pusat
informasi
Membuat papan
interpretasi di dalam
kawasan
Kondisi jalan menuju
kawasan batuan kecil dan
tanah
Tidak ada tempat sampah
Kawasan kotor dari sampah
dan rumput liar
Kondisi MCK, mushola dan
shelter kurang nyaman
Tidak ada pusat informasi
Tidak ada papan
interpretasi di dalam
kawasan dan papan
Produk wisata
Pengembangan wisata
pendidikan untuk pelajar
Pengembangan wisata
outbond di sekitar kawasan
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan pihak lain
(swasta, dinas, biro
perjalanan) untuk
pengembangan dan promosi
obyek
Aksesibilitas
70
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
71
Pembuatan papan
interpretasi untuk jalur
pendakian ke Gunung
Tampomas
Kerjasama dengan
pihak lain untuk
pengembangan dan
promosi obyek
Pengembangan wisata
outbond
interpretasi untuk mendaki
Gunung Tampomas
Pengelolaan dilakukan oleh
BKPH Tampomas
Pengunjung mayoritas
pelajar yang datang secara
rombongan
Keindahan dan kenyamanan
di sekitar air terjun kurang
nyaman
Bisa dijadikan arena untuk
outbond
Perbaikan jalan menuju
kawasan dan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Perbaikan kondisi jalan
menuju kawasan lebih
nyaman (diaspal/ditembok)
Pembuatan tempat
pembuangan sampah
Pembersihan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Perbaikan fasilitas
pengunjung (MCK, mushola
dan shelter)
Pembuatan pusat informasi
untuk pelayanan pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan dan papan
iterpretasi untuk jalur
pendakian ke Gunung
Tampomas
Cipanteuneun
Sumber air dari bawah
bukit
Kolam renang dari sumber
air
Tegakan pinus
Areal untuk camping
Dekat dengan jalan provinsi
Tiga buah kolam dengan
ukuran dan kedalaman yang
berbeda
Pembuatan MCK, mushola
Kenyamanan kolam renang
Kebersihan kawasan
Cipanteuneun
Kondisi jalan menuju areal
camping
Membuat MCK dan mushola
Membuat kolam renang lebih
nyaman dan permanen
Perbaikan akses menuju areal
camping yang berada di atas
bukit
Pembuatan areal camping
skala besar
Pembangunan wahana
permainan air (waterboom)
Pembangunan areal untuk
Tidak terdapat MCK dan
mushola di dalam kawasan
Kolam renang masih terbuat
dari batu alam dan belum
permanen
Jalan menuju areal camping
kondisinya tembok rusak
Areal camping di bawah
tegakan pinus
Terdapat sampah di sekitar
kawasan
Produk wisata
Pengembangan permainan
flying fox dari atas kolam
renang
Pembuatan wahana
permainan air (waterboom)
di kolam renang
Pengembangan wisata
pendidikan bagi pelajar
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan berbagai
71
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
72
permainan flying fox
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Bukit tegakan pinus
berpotensi untuk permaian
flying fox
Kolam renang bisa dijadikan
wahana permainan air
(waterboom)
Pengunjung mayoritas
pelajar dan TNI yang datang
secara rombongan
Tidak ada papan interpretasi
di dalam kawasan
Dikelola oleh KPH
Sumedang
pihak untuk pengembangan
dan promosi
Membuat brosur untuk
dipasarkan
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
areal camping
Fasilitas penunjang
Pembangunan fasilitas
(MCK dan mushola) untuk
kenyamanan pengunjung
Pembuatan kolam yang
lebih permanen dan nyaman
(ditembok)
Pembuatan tempat
membuang sampah
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Tirta Sandi
Kolam renang
Kolam pembibitan ikan
Shelter dengan konsep
lesehan di atas kolam ikan
Ikan bakar
Berada di daerah tujuan
wisata Citengah
Sungai Cihonje
Penataan obyek wisata
Kondisi kenyamanan dan
keamanan shelter
Variasi jenis makanan yang
disajikan
Kebersihan kawasan
Papan interpretasi
Pusat informasi
Menata obyek wisata lebih
rapih
Memperbaiki shelter untuk
lebih nyaman dan aman
Menambah variasi makanan
yang disajikan
Membersihkan kawasan dari
sampah
Membuat papan interpretasi
Membuat pusat informasi
pengunjung
Membuat wahana permainan
air
Kerjasama dengan pihak lain
Obyek kurang penataan
sehingga terlihat kurang
rapih
Keamanan dan kenyamanan
shelter
Makanan yang disajikan
kurang variasi
Terdapat banyak sampah di
dalam kawasan dan tidak ada
tempat pembuangan sampah
Tidak ada papan interpretasi
dan pusat informasi
pengunjung
Kolam renang bisa dijadikan
Produk wisata
Pengembangan makanan
yang disajikan kepada
pengunjung
Pengembangan wisata
pendidikan (pembibitan dan
pengenalan jenis ikan)
Pengembangan wisata
pendidikan renang
Pengembangan wisata
keluarga
Promosi dan kerjasama
Kemitraan yang baik dengan
berbagai pihak untuk
72
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
73
dalam hal promosi dan
pengembangan
arena untuk permainan air
Tidak ada kerjasama dengan
pihak lain
Pengunjung yang datang
mayoritas secara rombongan
dari semua kalangan
promosi dan pengembangan
obyek wisata
Aksesibilitas
Perbaikan jalan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Pentaan obyek wisata lebih
nyaman, aman dan indah
bagi pengunjung
Perbaikan shelter yang
kondisinya kurang nyaman
dan aman bagi pengunjung
Pembersihan sampah dari
kawasan dan pembuatan
tempat untuk membuang
sampah (tempat sampah)
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Pembuatan pusat informasi
untuk kenyamanan
pengunjung
Curug Cipongkor
Salah satu air terjun
tertinggi di Sumedang
Persawahan
Dekat dengan jalan provinsi
Jalan menuju obyek
kawasan
Jalan menuju air terjun
Penataan dan kenyamanan
obyek dan air terjun
Tempat parkir kendaraan
Sarana dan prasarana
Membuat jalan menuju
kawasan
Membuat jalan menuju air
terjun
Menata obyek sehingga lebih
indah dan nyaman
Membuat tempat parkir untuk
kendaraan (motor/mobil)
Membuat sarana dan
prasarana
Kerjasama dengan pihak lain
Jalan menuju kawasan
melintasi pemukiman
penduduk, persawan dan
hutan milik masyarakat
Jalan menuju air terjun tidak
dipelihara
Kawasan tidak tertata
dengan rapih sehingga
terlihat tidak dikelola dengan
baik
Tidak terdapat tempat untuk
Produk wisata
Pengembangan wisata
pendidikan untuk pelajar
Pengembangan paket wisata
dengan tema petani padi
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan pihak
lain untuk pengembangan
dan promosi obyek wisata
Peningkatan SDM yang
lebih profesional dalam hal
73
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
74
untuk pengembangan dan
promosi
parkir kendaraan
Sarana dan prasarana tidak
ada
Dikelola oleh karangtaruna
desa dengan SDM yang
kurang professional
Tidak ada papan interpretasi
Pengunjung biasanya para
pelajar yang datang secara
rombongan kecil
obyek wisata
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
kawasan lebih nyaman dan
aman bagi pengunjung
Pemeliharaan jalan menuju
air terjun sehingga
pengunjung bisa lebih
nyaman
Fasilitas penunjang
Penataan obyek lebih rapih
sehingga indah untuk dilihat
Pembuatan tempat untuk
parkir kendaraan
Pembuatan fasilitas
penunjang untuk
pengunjung
Curug Cigorobog
Air terjun 4 tahap
Tegakan pinus
Hutan primer
Persawahan
Berada di daerah tujuan
wisata Citengah
Jalan menuju air tejun
Kebersihan obyek
Keindahan sekitar air terjun
Kenyamanan MCK dan
shelter
Memperbaiki jalan menuju air
terjun
Membersihkan obyek wisata
dan membuat tempat
membuang sampah
Menata keindahan dan
kenyamanan di sekitar air
terjun
Membuat MCK dan shelter
labih nyaman untuk
pengunjung
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Membuat areal untuk
camping
Jalan menuju air terjun
batuan besar
Terdapat sampah disekitar
obyek
Tidak ada tempat sampah
Keindahan di sekitar air
terjun kurang
Kondisi MCK dan shelter
kurang nyaman ketika
digunakan
Dikelola oleh Karang Taruna
desa
Pengunjung mayoritas
remaja dengan datang secara
rombongan kecil
Tegakan pinus berpotensi
Produk wisata
Pengembangan wisata
berbasis petualangan
Pengembangan areal untuk
camping di bawah tegakan
pinus
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan pihak
lain untuk pengembangan
dan promosi obyek wisata
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju air
terjun
Fasilitas penunjang
Membersihkan sampah dan
membuat tempat membuang
74
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
75
untuk dijadikan areal
camping
Tidak ada papan interpretasi
sampah di dalam kawasan
Penataan secara rapih
kawasan di sekitar obyek
wisata
Penataan di sekitar air terjun
sehingga terlihat lebih indah
Perbaikan MCK dan shelter
untuk kenyamanan
pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Kerjasama dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi obyek
Cadas Pangeran
Tebing batuan alam
Pemandangan jalan raya di
tebing cadas
Berada di jalan provinsi
Jalan peninggalan Belanda
Masyarakat sekitar bertani
ubi (ubi Cileumbu) dan tape
singkong (tape gantung)
Warung penjual hasil
pertanian masyarakat
sekitar kawasan
Penataan shelter di dalam
kawasan
Kondisi MCK dan mushola
Kebersihan kawasan dari
sampah
Pusat informasi
Penataan warung
Menata shelter di dalam
kawasan menjadi lebih rapih
Perbaikan kondisi MCK dan
mushola menjadi lebih
nyaman bagi pengunjung
Membuat pusat informasi
mengenai jalan Cadas
Pangeran
Penataan warung sehingga
menjadi rapih
Membuat shelter untuk
melihat pemandangan jalan
raya di tebing batuan
Membersihkan tebing batuan
dari vandalisme dan brosur
iklan
Shelter kurang tertata
dengan rapih
Kondisi MCK dan mushola
kurang nyaman
Tidak ada pusat informasi
Warung kurang tertata
dengan rapih sehingga
mengurangi nilai keindahan
obyek
Pembuatan shelter di
sekitar kawasan
Terdapat tulisan vandalisme
dan brosur iklan di
sepanjang tebih cadas
Masyarakat sekitar kawasan
bertani umbi (ubi
Cileumbu) dan tape
singkong (tape gantung)
Produk wisata
Pengembangan wisata
sejarah untuk semua
kalangan mengenai jalan
Cadas Pangeran
Pengembangan wisata
pendidikian proses
pembuatan ubi Cilembu dan
tape gantung
Promosi dan kerjasama
Kemitraan yang baik dengan
berbagai pihak untuk
pengembangan
Fasilitas penunjang
Perbaikan shelter untuk
kenyamanan pengunjung
Perbaikan MCK dan
mushola
75
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
76
Pengunjung mayoritas yang
sedang dalam perjalanan
Tidak ada papan
interpretasi
Pembuatan pusat informasi
mengenai obyek
Penataan warung sehingga
menjadi rapih dan terlihat
indah
Pembersihan tulisan
vandalisme dan brosur iklan
di sepanjang tebing cadas
Membuat galeri khusus
untuk menjual hasil
pertanian masyarakat yaitu
ubi Cileumbu dan tape
singkong
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Cikandung
Mata air dengan debit air
besar
Persawahan
Hutan primer
Dekat dengan jalan
kabupaten
Jalan menuju obyek
Kebersihan kawasan
Kondisi sarana dan
prasarana
Pengelolaan kurang
Memperbaiki jalan menuju
kawasan
Membersihkan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Memperbaiki sarana dan
prasarana umum
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Membuat papan interpretasi
Penataan obyek wisata lebih
rapih dan nyaman
Pengembangan kolam renang
Jalan menuju obyek tanah
dan batuan
Kawasan terdapat banyak
sampah dan rumput liar
MCK, mushola dan shelter
kondisinya kurang nyaman
Tidak ada kerjasama dengan
berbagai pihak untuk
pengembangan dan promosi
obyek
Tidak terdapat papan
interpretasi di dalam
kawasan
Kawasan terlihat tidak
dikelola
Pengunjung biasanya pelajar
yang datang secara
Produk wisata
Pengembangan wisata
keluarga sebab mempunyai
pemandangan yang indah ke
persawahan
Pengembangan wisata
pelajar sebab terdapat hutan
primer
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan berbagai
pihak (swasta, dinas) untuk
pengembangan dan promosi
Pembuatan brosur dan
reklame
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
kawasan lebih nyaman dan
76
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
77
rombongan dalam skala kecil
Sumber air bisa dijadikan
kolam renang
permanen (tembok/aspal)
Fasilitas penunjang
Pembuatan tempat sampah
di dalam kawasan
Perbaikan kondisi MCK,
mushola dan shelter
sehingga lebih nyaman
untuk pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam obyek
wisata
Margawindu
Perkebunan teh
Areal untuk camping
Berada di atas bukit dengan
panorama pemandangan
yang indah
Berada di daerah tujuan
wisata Citengah
Areal untuk camping
Kebersihan obyek dan areal
untuk camping
Kodisi sarana dan prasarana
yang kurang nyaman
Menata areal untuk camping
Membersihkan obyek dari
sampah dan rumput liar
Memperbaiki sarana dan
prasarana di sekitar kawasan
sehingga menjadi lebih
nyaman digunakan
pengunjung
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Pengembangan permainan
flying fox
Areal camping tidak tertata
dengan rapih
Terdapat sampah dan rumput
liar di sekitar obyek kawasan
Sarana dan prasarana di
sekitar obyek kurang
nyaman
Dikelola oleh desa secara
langsung tanpa ada
kerjasama dengan pihak lain
Lahan kosong dan
perbukitan baik untuk
pengembangan wisata flying
fok dan gantole/paralayang
Pengunjung mayoritas
remaja yang datang secara
rombongan
Tidak ada papan interpretasi
Produk wisata
Pengembangan flying fox
dan gantole/paralayang di
obyek wisata setelah melihat
dan mengkaji keamanan
bagi pengunjung
Pengembangan wisata petik
teh di dalam perkebunan
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan pihak
lain untuk pengembangan
dan promosi obyek
Pembuatan brosur dan
memasarkannya
Aksesibilitas
Perbaikan jalan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Penataan areal camping
sehingga menjadi lebih rapih
Membuat tempat sampah
dan membersihkan obyek
77
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
78
dari rumput liar
Membuat fasilitas
penunjang lainnya (pusat
informasi)
Memperbaiki sarana dan
prasarana yang ada sehingga
menjadi aman dan nyaman
ketika digunakan oleh
pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Cijarami indah
Perkebunan teh
Shelter dengan konsep
lesehan
Tempat makan
Berada di daerah tujuan
wisata Citengah
Kebersihan obyek
Kondisi shelter yang kurang
nyaman
Makanan lebih variasi
Membersihkan kawasan dan
membuat tempat sampah
Memperbaiki shelter lebih
nyaman untuk pengunjung
Menambah variasi makanan
yang disajikan
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Terdapat sampah di sekitar
kawasan
Kondisi shelter kurang
nyaman
Jenis makanan tidak
bervariasi
Tidak ada kerjasama dengan
pihak lain
Tidak ada papan interpretasi
dan promosi obyek
Pengunjung mayoritas
keluarga yang datang secara
rombongan
Produk wisata
Menambah variasi makanan
yang disajikan terhadap
pengunjung
Pengembangan wisata
keluarga sambil menikmati
pemandangan kebun teh
Promosi dan kerjasama
Kerjasama dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi
Membuat brosur
Aksesibilitas
Pemeliharaan jalan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Peningkatan kebersihan
obyek
Membuat tempat
pembuangan sampah
Perbaikan shelter lebih
78
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
79
nyaman dan aman bagi
pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
Cigendel
Tegakan pinus
Warung di sepanjang jalan
Berada di jalan provinsi
Arena permainana anak
Kebersihan kawasan
Kondisi kenyamanan obyek
wisata
Kenyamanan MCK, shelter
dan mushola
Membersihkan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Menata kawasan lebih indah
dan nyaman bagi pengunjung
Memperbaiki MCK, shelter
dan mushola untuk
kenyamanan pengunjung
Pengembangan arean outbond
dan flaying fox
Pengembangan kegiatan dan
perlombaan di dalam kawasan
Terdapat banyak sampah di
dalam kawasan
Kawasan kurang tertata
dengan rapih sehingga
terkesan tidak dikelola
MCK, shelter dan mushola
kenyamanannya kurang
Tegakan pinus dan bukit bisa
dijadikan arena untuk
kegiatan outbond dan flying
fox
Obyek bisa dijadikan tempat
untuk kegiatan dan
perlombaan
Arena permaian anak kurang
dipelihara
Tidak ada kerjasama dengan
pihak lain
Tidak ada papan interpretasi
Produk wisata
Pengembangan wisata
outbond
Pengembangan wisata
pendidikan yaitu melakukan
perlombaan dan kegiatan
sekolah
Promosi dan kerjasama
Kemitraan yang baik dengan
berbagai pihak untuk
pengembangan dan promosi
obyek wisata
Pembuatan brosur
Aksesibilitas
Perbaikan jalan di dalam
kawasan
Fasilitas penunjang
Pembersihan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Penataan kawasan lebih
rapih, indah dan nyaman
Perbaikan MCK, shelter dan
mushola sehingga
kondisinya lebih nyaman
digunakan oleh pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
79
80
Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan
Gunung Palasari
Benteng pertahanan
peninggalan Belanda
Tegakan pinus
Arboretum milik Dinas
Kehutanan
Jalan menuju kawasan
Kebersihan kawasan
Kondisi MCK dan sarana
lainnya
Memperbaiki jalan menuju
kawasan
Membersihkan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Membangun MCK dan sarana
lainnya
Mengembangkan wargame
dan outbond
Kerjasama dengan pihak lain
untuk pengembangan dan
promosi
Membuat papan interpretasi
dan pusat informasi
Jalan menuju kawasan
batuan besar
Kawasan terdapat sampah
dan rumput liar
Tidak ada MCK, mushola
dan sarana lainnya
Tegakan pinus bisa
dijadikan arena wargame
dan outbond
Pengelolaan kawasan
dilakukan oleh Dinas
Kehutanan
Pengunjung mayoritas
pelajar yang datang secara
rombongan
Tidak ada papan interpretasi
di dalam kawasan
Produk wisata
Pengembangan wisata
outbond dan wargame di
dalam kawasan
Pengembangan wisata
pendidikan di arboretum
Pengembangan wisata
pendidikan sejarah
Promosi dan kerjasama
Kemitraan dengan berbagai
pihak untuk pengembangan
dan promosi
Membuat brosur
Aksesibilitas
Perbaikan jalan menuju
kawasan lebih baik dan
nyaman (ditembok/diaspal)
Fasilitas penunjang
Pembersihan kawasan dari
sampah dan rumput liar
Pembangunan sarana dan
prasaran (MCK, mushola
dan shelter) untuk
kenyamanan pengunjung
Pembuatan papan
interpretasi di dalam
kawasan
81
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang berjumlah 21 obyek
dengan beberapa kategori, yaitu (1) Air terjun meliputi: Curug Cipongkor,
Curug Ciputrawangi, Curug Cigorobog, Curug Cinulang dan
Cipadayungan. (2) Areal perkemahan meliputi: Baru Beureum dan
Parakan Kondang. (3) Sumber air meliputi: Cipanas Cileungsing, Cipanas
Sekarwangi, Cikandung, Situsari dan Cipanteuneun. (4) Fenomena alam
meliputi: Cadas Pangeran, Geundeng, Cigendel Gunung Palasari, Gunung
Kunci, Tirta Sandi, Cibingbin, Jarami Indah dan Margawindu.
2. Hasil penilaian menggunakan ADO-ODTWA terhadap 21 obyek wisata di
Kabupaten Sumedang, menghasilkan 1 obyek sangat potensial yaitu Curug
Cinulang. Obyek wisata tersebut direkomendasikan sebagai obyek wisata
yang pengembangannya lebih diutamakan. Obyek potensial sebanyak 14
obyek yaitu Parakan Kondang, Curug Ciputrawangi, Geundeng, Situsari,
Cipanas Sekarwangi, Cipanas Cileungsing, Baru Beureum, Gunung Kunci,
Cibingbin, Cipadayungan, Cipanteuneun, Tirta Sandi, Curug Cipongkor,
Curug Cigorobog. Enam obyek kurang potensial untuk dikembangkan
yaitu Cadas Pangeran, Cikandung, Margawindu, Cijarami Indah, Cigendel
dan Gunung Palasari.
3. Rencana pengembangan wisata alam yang dapat dilakukan di Kabupaten
Sumedang antara lain: (1) penyusunan produk wisata, (2) peningkatan
kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan promosi, (3)
perbaikan aksesibilitas menuju kawasan dan di dalam kawasan serta (4)
peningkatan fasilitas penunjang (sarana dan prasarana).
82
6.2 Saran
1. Perlu peningkatan dan pengembangan potensi obyek wisata alam dari
aspek daya tarik, aksesibilitas, fasilitas penunjang dan pemasaran sehingga
bisa dimanfaatkan secara maksimal.
2. Perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan
promosi wisata alam di Kabupaten Sumedang.
83
DAFTAR PUSTAKA
Beeton S. 1998. Ecotourism: A Practical Guide For Rural Communities.
Australia: LandLinks Press.
Cooper C, Fletcher J, Gilbert D, Shepherd R, Wanhil S, editor. 1998. Tourism:
Principes and Practice. Ed ke-2. England: Person Education Limited.
[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2000 Tentang
Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia.
[Disbudparpora] Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga. 2009.
Data Potensi Kebudayaan dan Pariwisata. Sumedang: Dinas Kebudayaan,
Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumedang.
[Dishutbun] Dinas Kehutanan dan Perkebunan. 2009. Tahura Inten Dewata
(Gunung Kunci dan Gunung Palasari). Sumedang: Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Sumedang.
[Dirjen PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
2001. Pedoman Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional.
Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Departemen Kehutanan.
[Dirjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
2002. Kriteria Standar Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
(Analisis Daerah Operasi). Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan
dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.
[Dirjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata
Alam (ADO-ODTWA). Bogor: Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan
Jasa Lingkungan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam Departemen Kehutanan.
Fennel DA. 2002. Ecotourism Programme Planning. New York: CABI
Publishing.
Godfrey K, Jackie C. 2000. The Tourism Development Handbook: A Practical
Approach To Planning and Marketing. London and New York: CASSEL.
InSumedang. 2010. Profil Wilayah dan Potensi
Wisata.http://insumedang.com/single/sumedang/14/Sumedang.html. [1
april 2010].
Kodhyat H. 1996. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. PT
Gramedia widiasarana Indonesia: Jakarta.
84
Muntasib EKSH, Ricky A, Eva R, Yun Y, Resti M. 2004. Rencana
Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bogor. Bogor. Labolatorium
Rekreasi Alam dan Ekowisata, Departemen Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB dan Dinas Seni dan Budaya
Kabupaten Bogor.
Oktadiyani P. 2006. Alternatif Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah
Kamojang, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. [Skripsi] Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Pemerintah Kabupaten Sumedang. 2010. Sekilas Sumedang dan
Wisata.http://sumedang.go.id/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=86&Itemid=27. [1 April 2010].
Page JS, Rose KD. 2002. Ecotourism. China: Pearson Education.
Prasetyo B, Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Raharjo B. 2005. Ekoturisme berbasis masyarakat dan pengelolaan sumberdaya
alam. Bogor: Pustaka LATIN.
Romani S. 2006. Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Serta
Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi
Jambi.[Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Soekadijo RG. 2000. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai
“Systemic Linkage”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudarto G. 1999. Ekowisata Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi
Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Kalpataru
Bahari.
Suwantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata (Tour Planning). Kanisius: Yogyakarta.
Wearing S, John N. 2009. Ecotourism Impacts, Potentials and Possibilities.
Second Edition. United Kingdom Hungary: ELSEVIER.
Wiriaatmadja RMA. 2002. Peninggalan Instalasi Militer Hindia Belanda Era
Perang Dunia I (1914-1918) di Kota Sumedang. Sumedang: Yayasan
Sumedang Larang.
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1
Panduan wawancara
A. Panduan wawancara dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Sumedang
1. Obyek wisata yang ada di wilayah Pemerintahan Kabupaten Sumedang.
2. Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang.
3. Obyek wisata alam yang belum dikembangkan dan berpotensi untuk
dikembangkan.
4. Rencana pembangunan dan pengembangan daerah yang terkait dengan
usaha wisata khususnya wisata alam.
5. Promosi wisata yang ada di Sumedang secara keseluruhan.
6. Obyek unggulan dari setiap obyek wisata alam.
7. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dilaksanakan.
8. Kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan wisata, baik instansi
pemerintah maupun swasta.
9. Pandangan secara umum tentang kegiatan wisata di Kabupaten Sumedang.
10. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan dan promosi wisata.
11. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan
dalam pengembangan dan promosi wisata alam.
12. Kebijakan pemerintah daerah mengenai wisata alam.
13. Peta umum Kabupaten Sumedang dan peta wisatanya.
87
B. Panduan wawancara dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Sumedang
1. Obyek wisata alam yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Kabupaten
Sumedang.
2. Obyek wisata alam yang belum dikembangkan dan berpotensi untuk
dikembangkan.
3. Rencana pembangunan dan pengembangan wisata alam.
4. Cara mempromosikan wisata alam.
5. Obyek unggulan dari setiap obyek wisata alam.
6. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dilaksanakan.
7. Kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan wisata, baik instansi
pemerintah maupun swasta.
8. Pandangan secara umum tentang kegiatan wisata di Kabupaten Sumedang.
9. Kendala yang dihadapi dalam pemgembangan dan promosi wisata alam.
10. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan
dalam pengembangan dan promosi wisata alam.
11. Pendapatan dari sektor wisata alam.
12. Anggaran tiap tahun untuk wisata alam.
13. Kebijakan Dinas Kehutanan pusat mengenai wisata alam.
88
C. Panduan wawancara dengan Perum Perhutani (KPH Sumedang)
1. Obyek wisata alam yang dikelola oleh Perum Perhutani (KPH Sumedang).
2. Obyek wisata alam yang belum dikembangkan dan berpotensi untuk
dikembangkan.
3. Rencana pembangunan dan pengembangan wisata alam.
4. Cara mempromosikan obyek wisata alam.
5. Obyek unggulan dari setiap obyek wisata alam.
6. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dilaksanakan.
7. Kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan wisata, baik instansi
pemerintah maupun swasta.
8. Pandangan secara umum tentang kegiatan wisata di Kabupaten Sumedang.
9. Kendala yang dihadapi dalam pemgembangan dan promosi wisata.
10. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan
dalam pengembangan dan promosi wisata alam.
11. Pendapatan dari sektor wisata alam.
12. Anggaran tiap tahun untuk kegiatan wisata alam.
13. Kebijakan Perum Perhutani mengenai wisata alam.
D. Panduan wawancara dengan pihak pengelola obyek wisata (Karang
taruna desa dan Swasta)
1. Daya tarik, aksesibilitas, menyangkut potensi fisik dan biologi.
2. Sarana dan prasarana penunjang yang tersedia dan yang akan
dikembangkan di dalam kawasan untuk kegiatan wisata alam.
3. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dikembangkan.
4. Peluang kerjasama dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata
alam dan upaya penyelesaiannya.
5. Keinginan pengunjung yang datang ke kawasan wisata alam
6. Aktifitas dan program-program yang meliputi jenis kegiatan yang
ditawarkan, deskripsi kegiatan, kelompok sasaran.
7. Promosi obyek wisata alam.
8. Obyek unggulan dari obyek wisata alam tersebut.
89
Lampiran 2
Kuisioner untuk pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
KUISIONER PENELITIAN
PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT
Oleh:
EDI ABDULLAH (E34061441)
a. Karakteristik pengunjung
1. Jenis kelamin : L / P
2. Umur : ……….tahun
3. Asal:
a. Sumedang b. Luar Sumedang (………………………)
4. Tingkat pendidikan :
a. SD c. SLTA
b. SLTA d. PT
5. Status perkawinan:
a. Menikah b. Belum menikah
6. Pekerjaan/profesi:
a. Pelajar/mahasiswa d. Pegawai Negeri Sipil
b. TNI/POLRI e. Pegawai swasta
c. Wiraswasta f. Lainnya ………….
7. Pengeluaran perbulan:
a. <500.000 c. 1.000.000-2.000.000
b. 500.000-1.000.000 d. >2.000.000
Sebelumnya saya mohon maaf apabila dengan adanya pengisian kuisioner ini
telah mengganggu aktifitas bapak/ibu/saudara(i). Di bawah ini terdapat
beberapa pertanyaan dan isian, saya sangat mengharapkan kesediaan
bapak/ibu/saudara(i) untuk mengisi pertanyaan dan isian tersebut. Atas
perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
90
b. Aktifitas pengunjung
1. Kegiatan pengunjung di obyek wisata alam:
a. Berwisata c. Belajar/penelitian
b. Camping d. Lainnya…….
2. Kendaraan yang dipakai pengunjung ke obyek wisata alam:
a. Motor c. Kendaraan umum
b. Mobil pribadi d. Lainnya…..
3. Bersama siapa datang ke obyek wisata alam:
a. Sendiri c. Rombongan
b. Berdua d. Lainnya….
4. Perlengkapan yang dibawa ke obyek wisata alam:
a. Perlengkapan fotografi c. Perlengkapan camping
b. Perlengkapan masak d. Lainnya……
c. Tujuan pengunjung
1. Sumber informasi mengenai obyek didapat dari:
a. Media elekronik (radio, TV, Internet)
b. Media massa (Koran, majalah, buletin)
c. Cerita dari orang (keluarga, teman, orang lain)
d. Papan reklame/brosur/baliho
2. Daya tarik yang menjadikan berkunjung:
a. Pemandangan yang lepas dan indah
b. Suasana yang segar dan santai
c. Nilai kebudayaan
d. Nilai penelitian dan pengetahuan
e. Fasilitasnya lengkap
f. Kemudahan ditempuhnya
g. Biaya yang murah
h. Lainnya………
3. Apakah kunjungan ini tujuan utama:
a. Ya, alasan………..
b. Tidak, alasan……….
d. Waktu kunjungan pengunjung
1. Berapa kali berkunjung ke obyek wisata alam ini:
a. Pertama kali c. Ketiga kali
b. Kedua kali d. Lebih dari tiga kali
2. Hari yang digunakan untuk berkunjung:
a. Hari biasa b. Hari libur
3. Rencana di obyek wisata alam:
a. 1 – 3 jam c. 24 jam
b. 4 – 6 jam d. Lebih dari 1 hari
91
e. Penilaian pengunjung terhadap obyek wisata alam
Menurut anda bagaimana sarana prasarana yang ada di obyek wisata alam ini:
Unsur penilaian Kriteria penilaian
Baik Cukup Kurang
Keselamatan pengunjung
Kebersihan obyek wisata alam
Penataan obyek
Keamanan pengunjung
Tempat parkir
Pusat informasi pengunjung
Shelter
Toilet/MCK
Mushola
Halaman/taman
Jalan menuju obyek
Warung
Toko cendramata
f. Harapan pengunjung
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
92
Lampiran 3
Hasil Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) di
Kabupaten Sumedang
1. Daya tarik wisata
a. Keunikan sumberdaya alam No Obyek wisata Keunikan Sumberdaya Alam Nilai
1 Curug Cinulang 1) Air Terjun kembar pemisah Sumedang dan Bandung
2) Pemandangan Alam dari atas bukit Cinulang ke lahan
pertanian dan Kota Cicalengka
3) Kerajinan ayaman dan kursi dari bambu
20
2 Gunung Kunci 1) Goa dan benteng pertahanan peninggalan Belanda
2) Pemandangan Kota Sumedang dari bukit Kunci
3) Tegakan pinus yang dijadikan tempat istirahat
20
3 Cigendel 1) Tempat istirahat di bawah tegakan pinus di jalan raya
Bandung-Sumedang
2) Tegakan pinus yang dijadikan areal bermain
15
4 Curug Cipongkor 1) Salah satu air terjun tertinggi di Sumedang
2) Pemandangan alam dari bukit Cipongkor ke Gunung
Masigit Kareumbi
15
5 Gunung Palasari 1) Benteng pertahanan peninggalan Belanda
2) Tegakan pinus
15
6 Curug Cigorobog 1) Air terjun dengan 4 tahap
2) Kesenian kacapian
15
7 Cijarami Indah 1) Tempat lesehan dan makan di perkebunan teh
2) Perkebunan teh dijadikan shelter
15
8 Margawindu 1) Pemandangan perkebunan teh
2) Perkebunan teh dijadikan tempat istirahat
15
9 Cipanteuneun 1) Sumber mata air yang ditampung dan dijadikan kolam
renang serta dimanfaatkan PDAM Sumedang
2) Tegakan pinus yang dijadikan areal camping
15
10 Situsari 1) Keindahan situ di tengah tegakan jati
2) Tegakan jadi untuk areal camping
15
11 Cipadayungan 1) Air terjun Cipadayungan di atas areal perkemahan
2) Tegakan pinus yang dijadikan areal camping
15
12 Curug Ciputrawangi 1) Air terjun yang lebar dan pendek
2) Kesenian Celempung
15
13 Cipanas Sekarwangi 1) Sumber air panas berbelerangyang dialirkan ke dalam
kolam dan penginapan
10
14 Cipanas Cileungsing 1) Sumber air Panas berbelerang langsung dari sumbernya 10
15 Geundeng 1) Pemandangan Sungai Cimanuk 10
16 Parakan Kondang 1) Areal perkemahan di pinggir Sungai Cimanuk yang air
sungainya dijadikan tenaga listrik PLN
10
17 Baru Beureum 1) Pemandangan dari dua puncak Gunung Manglayang 10
18 Cadas Pangeran 1) Pemandangan jalan yang berada di tebing cadas 10
19 Tirta Sandi 1) Pemanfaatan Sungai Cihonje untuk kolam ikan, lesehan
dan ternak ikan
10
20 Cibingbin 1) Pemanfaatan lahan di pinggir Sungai Cihonje untuk
lesehan
10
21 Cikandung 1) Sumber mata air yang dijadikan irigasi persawahan 10
93
b. Sumberdaya alam yang menonjol No Obyek wisata Sumberdaya Alam Yang Menonjol Nilai
1 Tirta Sandi 1) Batuan Sungai Cihonje
2) Hutan primer
3) Sungai Cihonje
20
2 Cibingbin 1) Batuan Sungai Cihonje
2) Hutan primer
3) Sungai Cihonje
20
3 Curug Cigorobog 1) Sungai Cigorobog
2) Air terjun Cigorobog
3) Hutan Primer
20
4 Cipanteuneun 1) Sumber air
2) Mata air Cipanteuneun
3) Tegakan pinus
20
5 Cikandung 1) Sumber air
2) Mata air Cikandung
3) Hutan primer
20
6 Cipadayungan 1) Air terjun Cipadayungan
2) Sungai Cipadayungan
3) Tegakan pinus
20
7 Curug Cipongkor 1) Sungai Cipongkor
2) Air terjun Cipongkor
3) Pesawahan dan hutan primer
20
8 Curug Ciputrawangi 1) Air terjun Ciputrawangi
2) Sungai Ciputrawangi
3) Tegakan pinus
20
9 Curug Cinulang 1) Sungai Cinulang
2) Air terjun Cinulang
15
10 Baru Beureum 1) Puncak Gunung Manglayang
2) Hutan primer dan tegakan pinus
15
11 Cadas Pangeran 1) Tebing Cadas Pangerang
2) Batu alam disepanjang jalan
15
12 Cipanas Sekarwangi 1) Sumber air panas berbelerang
2) Mata air Sekarwangi
15
13 Cipanas Cileungsing 1) Sumber air panas berbelerang
2) Mata air panas Cileungsing
15
14 Geundeng 1) Sungai Cimanuk
2) Tegakan jati
15
15 Situsari 1) Situ Situsari
2) Tegakan jati
15
16 Parakan Kondang 1) Batu alam
2) Sungai Cimanuk
15
17 Gunung Kunci 1) Tegakan pinus 10
18 Gunung Palasari 1) Tegakan pinus 10
19 Cijarami Indah 1) Perkebunan teh 10
20 Margawindu 1) Perkebunan teh 10
21 Cigendel 1) Tegakan pinus 10
94
c. Jenis kegiatan wisata No Obyek wisata Jenis Kegiatan Wisata Nilai
1 Baru Beureum 1) Camping di bawah tegakan pinus
2) Traking dari Tanjungsari ke lokasi
3) Hiking Gunung Manglayang
4) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka
20
2 Gunung Palasari 1) Camping di bawah tegakan pinus
2) Wisata pendidikan di benteng pertahanan
3) Traking dari jalan raya menuju
1) Hiking ke puncak gunung palasari
20
3 Margawindu 1) Traking perjalanan dari Desa Citeungah
2) Camping di sekitar perkebunan teh
3) Wisata di Margawindu
4) Hiking ke gunung masigit kareumbi
20
4 Cipadayungan 1) Traking dari Desa Citimun
2) Mendaki Gunung Tampomas
3) Camping di bawah tegakan pinus
4) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka
20
5 Curug Ciputrawangi 1) Traking dari Desa Narimbang
2) Mendaki Gunung Tampomas
3) Camping di bawah tegakan pinus
4) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka
20
6 Curug Cinulang 1) Camping di bawah tegakan pinus
2) Wisata di air terjun
15
7 Cigendel 2) Camping bawah tegakan pinus
3) Wisata di shelter
4) Istirahat di shelter/warung
15
8 Cadas Pangeran 1) Istirahat di warung
2) Wisata di shelter
15
9 Gunung Kunci 1) Pendidikan sejarah
2) Istirahat
3) Wisata di shelter
15
10 Tirta Sandi 1) Wisata di air kolam deras
2) Peristirahatan di shelter
3) Berenang
15
11 Cibingbin 1) Wisata di saung cibingbin
2) Peristirahatan di shelter
3) Berenang
15
12 Curug Cigorobog 1) Camping di pinggir air terjun dan sungai
2) Wisata di air terjun
3) Peristirahatan
15
13 Cijarami Indah 1) Peristirahatan
2) Wisata di Cijarami indah
15
14 Cipanteuneun 1) Camping di bawah tegakan pinus
2) Wisata di cipanteuneun
3) Berenang
15
15 Cipanas Cileungsing 1) Pengobatan Media Air Panas
2) Peristirahatan
3) Hiburan/acara di panggung parkiran
15
16 Curug Cipongkor 1) Traking dari jalan raya ke lokasi
2) Wisata di air terjun
15
17 Cikandung 1) Camping di sekitar hutan
2) Wisata di cikandung
15
18 Cipanas Sekarwangi 1) Pengobatan Media Air Panas
2) Peristirahatan
15
19 Situsari 1) Camping di sekitar situ
2) wisata
15
20 Parakan Kondang 1) Camping di sekitar lapang parakan kondang 15
95
2) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka
21 Geundeng 1) Peristirahatan 10
d. Kebersihan lokasi No Obyek wisata Faktor yang mempengaruhi kebersihan Nilai
1 Baru Beureum 1) Sampah 25
2 Curug Cipongkor 1) Sampah 25
3 Tirta Sandi 1) Sampah 25
4 Cibingbin 1) Sampah 25
5 Cijarami Indah 1) Jalan Ramai Motor/Mobil 25
6 Curug Cinulang 1) Permukiman Penduduk
2) Sampah
25
7 Cadas Pangeran 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Sampah
25
8 Gunung Palasari 1) Sampah
2) Vandalisme
25
9 Curug Cigorobog 1) Sampah
2) Vandalisme
25
10 Margawindu 1) Sampah
2) Vandalisme
25
11 Cipadayungan 1) Sampah
2) Vandalisme
25
12 Curug Ciputrawangi 1) Permukiman Penduduk
2) Sampah
25
13 Cipanas Sekarwangi 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Permukiman Penduduk
25
14 Geundeng 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Sampah
25
15 Cikandung 1) Permukiman Penduduk
2) Sampah
3) Vandalisme
20
16 Cipanas Cileungsing 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Permukiman Penduduk
3) Vandalisme
20
17 Situsari 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Permukiman Penduduk
3) Sampah
20
18 Parakan Kondang 1) Permukiman Penduduk
2) Sampah
3) Hewan peliharaan masyarakat
20
19 Cigendel 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Permukiman Penduduk
3) Sampah
4) Vandalisme
20
20 Gunung Kunci 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Permukiman Penduduk
3) Sampah
4) Vandalisme
20
21 Cipanteuneun 1) Jalan Ramai Motor/Mobil
2) Permukiman Penduduk
3) Sampah
4) Vandalisme
20
96
2. Aksesibilitas
a. Kondisi jalan dan jarak dari Sumedang
No Obyek wisata Jarak
(km)
1-14
(km)
15-27
(km)
28-40
(km)
41-53
(km) Nilai
1 Parakan Kondang 52,7 80 60 40 20 200
2 Situsari 36,5 80 60 40 - 180
3 Curug Cinulang 33,1 80 60 40 - 180
4 Geundeng 28,7 80 60 40 - 180
5 Baru Beureum 26,8 80 40 - - 120
6 Cipanas Cileungsing 26,1 80 60 - - 140
7 Cipanas Sekarwangi 23,0 80 60 - - 140
8 Curug Ciputrawangi 20,7 80 60 - - 140
9 Cipadayungan 14,7 80 - - - 80
10 Margawindu 13,6 80 - - - 80
11 Cijarami Indah 13,2 80 - - - 80
12 Cigendel 12,2 80 - - - 80
13 Curug Cigorobog 11,8 80 - - - 80
14 Cikandung 11,5 80 - - - 80
15 Cibingbin 9.8 80 - - - 80
16 Tirta Sandi 9,5 80 - - - 80
17 Cadas Pangeran 9,5 80 - - - 80
18 Cipanteuneun 7,9 80 - - - 80
19 Curug Cipongkor 7,1 80 - - - 80
20 Gunung Palasari 4,2 60 - - - 60
21 Gunung Kunci 1,1 80 - - - 80
b. Waktu tempuh ke dari Sumedang
No Obyek wisata Waktu
(menit)
2-19
(menit)
20-36
(menit)
37-53
(menit)
54-70
(menit)
71-87
(menit) Nilai
1 Parakan Kondang 86 19 36 53 70 86 10
2 Curug Cinulang 71 19 36 53 70 1 10
3 Baru Beureum 70 19 36 53 70 - 15
4 Situsari 64 19 36 53 11 - 15
5 Cipanas Cileungsing 54 19 36 53 0 - 15
6 Geundeng 49 19 36 13 - - 20
7 Cipanas Sekarwangi 45 19 36 9 - - 20
8 Curug Ciputrawangi 43 19 36 7 - - 20
9 Cipadayungan 38 19 36 2 - - 20
10 Margawindu 36 19 17 - - - 25
11 Cijarami Indah 34 19 15 - - - 25
12 Cikandung 34 19 15 - - - 25
13 Curug Cigorobog 31 19 12 - - - 25
14 Cigendel 29 19 10 - - - 25
15 Cadas Pangeran 23 19 4 - - - 25
16 Cibingbin 20 19 1 - - - 25
17 Cipanteuneun 20 19 1 - - - 25
18 Tirta Sandi 19 19 - - - - 30
19 Curug Cipongkor 17 17 - - - - 30
20 Gunung Palasari 14 14 - - - - 30
21 Gunung Kunci 2 2 - - - - 30
97
3. Fasilitas penunjang
a. Prasarana No Obyek wisata Prasarana Nilai
1 Gunung Kunci 1) Kantor Pos Sumedang
2) Rumah Sakit Umum Sumedang
3) Wartel/Warnet
4) Areal Parkir
5) Jalan
6) Radio daerah Sumedang
30
2 Cipanteuneun 1) Kantor Pos Cimalaka
2) Puskesmas Cimalaka
3) Wartel/Warnet
4) Areal Parkir
5) Jalan
30
3 Parakan Kondang 1) Wartel/Warnet
2) Areal Parkir
3) Jalan
4) Puskesmas Jatigede
5) Kantor Pos
30
4 Curug Ciputrawangi 1) Areal Parkir
2) Jalan
3) Radio Komunitas
25
5 Cipanas Sekarwangi 1) Wartel/Warnet
2) Areal Parkir
3) Jalan
25
6 Cipanas Cileungsing 1) Wartel/Warnet
2) Areal Parkir
3) Jalan
25
7 Curug Cinulang 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
8 Baru Beureum 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
9 Cigendel 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
10 Cadas Pangeran 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
11 Gunung Palasari 1) Wartel/Warnet
2) Jalan
20
12 Tirta Sandi 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
13 Cibingbin 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
14 Curug Cigorobog 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
15 Cijarami Indah 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
16 Margawindu 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
17 Cikandung 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
18 Cipadayungan 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
19 Geundeng 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
20 Situsari 1) Areal Parkir
2) Jalan
20
21 Curug Cipongkor 1) Jalan 15
98
b. Sarana No Obyek wisata Sarana Nilai
1 Curug Ciputrawangi 1) Warung
2) Toko Cendramata
3) Mushola
4) Toilet
30
2 Cipanteuneun 1) Warung
2) Pasar Cimalaka
3) Masjid
4) Toilet
25
3 Curug Cinulang 1) Warung
2) Mushola dan Masjid
3) Toilet
25
4 Baru Beureum 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
5 Cigendel 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
6 Cadas Pangeran 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
7 Cijarami Indah 1) Warung
2) Toilet
3) Mushola
25
8 Gunung Kunci 1) Bank BRI
2) Mushola
3) Toilet
25
9 Cikandung 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
10 Cipadayungan 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
11 Cipanas Sekarwangi 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
12 Cipanas Cileungsing 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
13 Geundeng 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
14 Tirta Sandi 1) Warung
2) Mushola
3) Toilet
25
15 Cibingbin 1) Warung
2) Mushola
3) Tiolet
25
16 Parakan Kondang 1) Warung
2) Masjid
3) Toilet
25
17 Curug Cigorobog 1) Toilet
2) Mushola
20
18 Curug Cipongkor 1) Warung
2) Masjid
20
19 Gunung Palasari 1) Warung 15
20 Margawindu 1) Warung 15
99
21 Situsari 1) Warung 15
4. Pemasaran No Obyek wisata Pemasaran Nilai
1 Curug Cinulang 1) Tarif/Harga Terjangkau
2) Sarana Penyampaian Informasi
3) Promosi
25
2 Gunung Kunci 1) Tarif/Harga Terjangkau
2) Sarana Penyampaian Informasi
3) Promosi
25
3 Curug Ciputrawangi 1) Tarif/Harga Terjangkau
2) Produk Wisata Bervariasi
3) Promosi
25
4 Cipanas Cileungsing 1) Tarif/Harga Terjangkau
2) Sarana Penyampaian Informasi
3) Promosi
25
5 Cibingbin 1) Tarif/Harga Terjangkau
2) Sarana Penyampaian Informasi
15
6 Cipanas Sekarwangi 1) Sarana Penyampaian Informasi
2) Promosi
15
7 Baru Beureum 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
8 Cigendel 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
9 Cadas Pangeran 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
10 Curug Cipongkor 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
11 Gunung Palasari 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
12 Tirta Sandi 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
13 Curug Cigorobog 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
14 Cijarami Indah 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
15 Margawindu 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
16 Cipanteuneun 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
17 Cikandung 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
18 Cipadayungan 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
19 Geundeng 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
20 Situsari 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
21 Parakan Kondang 1) Tarif/Harga Terjangkau 5
100
Lampiran 4
Data pengunjung Wisata alam di Kabupaten Sumedang
a. Karakteristik pengunjung
Jenis kelamin Laki-laki 68 % 94 orang
Perempuan 32 % 44 orang
Usia (Tahun) <14 9 % 12 orang
15-30 51 % 69 orang
31-50 25 % 34 orang
>51 15 % 26 orang
Asal Sumedang 68 % 96 orang
Luar Sumedang 32 % 45 orang
Tingkat pendidikan SD 2 % 3 orang
SLTP 13 % 19 orang
SLTA 64 % 90 orang
PT 21 % 29 orang
Status perkawinan Menikah 29 % 41 orang
Belum menikah 71 % 100 orang
Pekerjaan Pelajar/mahasiswa 44 % 62 orang
TNI/POLRI 4 % 5 orang
Wiraswasta 13 % 18 orang
PNS 5 % 7 orang
Pegawai Swasta 28 % 40 orang
Lainnya 6 % 9 orang
Pengeluaran (Rupiah) < 500.000 38 % 53 orang
500.000-1.000.000 32 % 45 orang
1.000.000-2.000.000 19 % 27 orang
>2.000.000 11 % 16 rang
b. Aktifitas pengunjung
Kegiatan Berwisata 81 % 114 orang
Camping 4 % 6 orang
Belajar/penelitian 12 % 17 orang
Lainnya 3 % 4 orang
Kendaraan Motor 70 % 95 orang
Mobil pribadi 20 % 27 orang
Kendaraan umum 9 % 13 orang
Lainnya 1 % 6 orang
Kedatangan Sendiri 6 % 8 orang
Berdua 34 % 48 orang
Rombongan 52 % 73 orang
Lainnya 8 % 12 orang
Perlengkapan Fotografi 54 % 76 orang
Masak/makan 25 % 35 orang
Camping 12 % 17 orang
Lainnya 9 % 13 orang
Informasi Media elektronik 0 % 0 orang
Media massa 0 % 0 orang
Cerita orang 99 % 139 orang
Media lainnya 0 % 2 orang
Tujuan Utama 65 % 92 orang
Bukan utama 35 % 49 orang
101
Daya tarik Pemandangan yang lepas dan indah 34 % 48 orang
Suasana yang segar dan santai 35 % 50 orang
Nilai kebudayaan 1 % 1 orang
Nilai penelitian dan pengetahuan 7 % 10 orang
Fasilitasnya lengkap 0 % 0 orang
Kemudahan ditempuhnya 9 % 13 orang
Biaya yang murah 8 % 11 orang
Lainnya 6 % 8 orang
Frekuensi Pertama kali 47 % 67 orang
Kedua kali 32 % 45 orang
Ketiga kali 15 % 21 orang
Lebih dari tiga kali 6 % 8 orang
Hari kunjungan Biasa 27 % 38 orang
Libur 73 % 103 orang
Rencana 1-3 jam 68 % 90 orang
4-6 jam 28 % 38 orang
24 jam 3 % 4 orang
Lebih dari 1 hari 1% 9 orang
c. Penilaian pengunjung terhadap wisata alam
Unsur penilaian Kriteria penilaian
Baik Cukup Kurang
Keselamatan pengunjung 14 orang 50 orang 75 orang
Kebersihan obyek wisata alam 21 orang 61 orang 62 orang
Penataan obyek 18 orang 61 orang 60 orang
Keamanan pengunjung 80 orang 46 orang 16 orang
Tempat parkir 45 orang 66 orang 33 orang
Pusat informasi pengunjung 6 orang 55 orang 92 orang
Shelter 19 orang 70 orang 59 orang
Toilet/MCK 31 orang 45 orang 69 orang
Mushola 29 orang 38 orang 73 orang
Halaman/taman 18 orang 62 orang 65 orang
Jalan menuju obyek 52 orang 61 orang 37 orang
Warung 43 orang 52 orang 50 orang
Toko cendramata 2 orang 7 orang 136 orang
d. Harapan pengunjung
1. Perbaikan sarana dan prasarana
2. Perbaiakan pelayanan terhadap pengunjung
3. Perbaikan potensi wisata alam
4. Perbaikan jenis dan jumlah kegiatan yang bisa dilakukan
5. Perbaikan media promosi