pengembangan wisata alam di kabupaten … · dan fenomena alam lainnya. keadaan tersebut merupakan...

115
PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT EDI ABDULLAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: duongcong

Post on 02-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

1

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN

SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

EDI ABDULLAH

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

2

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN

SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

EDI ABDULLAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 3: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

3

RINGKASAN

EDI ABDULLAH. E34061441. Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten

Sumedang Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh E.K.S. HARINI

MUNTASIB dan EVA RACHMAWATI.

Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Barat yang terletak di sebelah timur Kota Bandung. Sumedang mempunyai

berbagai sumberdaya alam yang masih alami seperti hutan, air terjun, sumber air

dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang

strategis untuk menarik pengunjung datang ke obyek wisata alam.

Penelitian dilaksanakan pada obyek-obyek wisata alam di Kabupaten

Sumedang pada bulan Mei-Juni 2010. Alat yang digunakan antara lain kamera,

GPS dan alat tulis, sedangkan bahan yang digunakan adalah peta Kabupaten

Sumedang, pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi,

panduan wawancara dan kuisioner. Pengembangan wisata alam di Kabupaten

Sumedang dilakukan dengan cara melihat potensi obyek wisata alam yang diambil

dari hasil penilaian, usulan pengunjung terhadap obyek wisata alam, rencana

pengelola untuk pengembangan obyek wisata dan analisa lapang yang melihat

kondisi dan unsur yang terdapat di obyek wisata alam.

Hasil dari penelitian ini mendapatkan 21 obyek wisata alam yang terdiri

dari air terjun, areal perkemahan, tempat istirahat, sumber air dan fenomena alam.

Hasil penilaian ADO-ODTWA mendapatkan bobot setiap obyek wisata, yaitu

Curug Cinulang (1635), Parakan Kondang (1595), Curug Ciputrawangi (1545),

Geundeng (1515), Situsari (1490), Cipanas Sekarwangi (1400), Cipanas

Cileungsing (1385), Baru Beureum (1250), Gunung Kunci (1205), Cibingbin

(1140), Cipadayungan (1135), Cipanteuneun (1130), Tirta Sandi (1125), Curug

Cipongkor (1125), Curug Cigorobog (1115), Cadas Pangeran (1070), Cikandung

(1070), Margawindu (1070), Cijarami Indah (1070), Cigendel (1040) dan Gunung

Palasari (995). Penilaian tersebut menghasilkan 1 obyek sangat potensial untuk

dikembangkan yaitu Curug Cinulang, 14 obyek potensial dan 6 obyek kurang

potensial untuk dikembangkan.

Obyek wisata alam sangat potensial direkomendasikan untuk diutamakan

dalam pengembangan. Rencana pengembangan wisata alam yang dapat dilakukan

di Kabupaten Sumedang antara lain: (1) penyusunan produk wisata, (2)

peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan promosi,

(3) perbaikan aksesibilitas menuju kawasan dan di dalam kawasan dan (4)

peningkatan fasilitas penunjang (sarana dan prasarana).

Kata kunci: Pengembangan wisata alam, Sumedang.

Page 4: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

4

SUMMARY

EDI ABDULLAH. E34061441. Nature-Based Tourism in Sumedang District

West Java Province, West Java Province. Under supervision of E.K.S.

HARINI MUNTASIB and EVA RACHMAWATI.

Sumedang is one of regencies in West Java Province which located in the

east of Bandung City. Sumedang has many natural resources such as waterfalls,

forest, water sources, and other natural phenomenon. This circumstance is

strategically potential to attract tourist to the natural tourism object.

This research was conducted at several tourism objects in Sumedang

during May-June 2010. The tools used in the research were consisted of camera,

GPS, and stationaries. Materials used were consisted of map of Sumedang, a

modified standard assesment of Natural Tourism Objects (ADO-ODTWA) issued

by the Directorate General of Forest Protection and Natural Conservation (2003),

guidelines of interview, and questionaire. Data on nature-based tourism objects

were collected from observation, interview and the modified ADO-ODTWA. The

recommendation on nature-based tourism development in Sumedang was resulted

from analyses on the potential of nature-based tourism objects, visitors’ opinion

and suggestions, and tourism management planning.

There were 21 natural based tourism objects, consist of waterfall, camping

ground, rest area, water source, and natural phenomenon. The result of ADO-

ODTWA assessment showed that the score of each objects were Curug Cinulang

(1635), Parakan Kondang (1595), Curug Ciputrawangi (1545), Geundeng (1515),

Situsari (1490), Cipanas Sekarwangi (1400), Cipanas Cileungsing (1385), Baru

Beureum (1250), Gunung Kunci (1205), Cibingbin (1140), Cipadayungan (1135),

Cipanteuneun (1130), Tirta Sandi (1125), Curug Cipongkor (1125), Curug

Cigorobog (1115), Cadas Pangeran (1070), Cikandung (1070), Margawindu

(1070), Cijarami Indah (1070), Cigendel (1040) and Gunung Palasari (995).

The result of analysis showed that there were one object wits high tourism

potentials, 14 objects wits medium potentials, and 6 object with low potentials.

Curug Cinulang wis the object with high tourism potentials and there fore it was

recommended the hinghest priority object to be developed. Natural based tourism

development in Sumedang can be done by (1) developing tourism products, (2)

increasing the cooperation among all stakeholders in the development and

promotion of the objects, (3) improving the accesibility to the area and inside the

area, and (4) enhancing the supporting facilities (facilities and infrastructures).

Keyword: Nature-based Tourism Development, Sumedang.

Page 5: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan

Wisata Alam di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat adalah benar-benar

hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah

digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2011

Edi Abdullah

E34061441

Page 6: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

6

Judul Skripsi : Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten Sumedang

Provinsi Jawa Barat

Nama : Edi Abdullah

NRP : E34061441

Menyetujui:

Dosen pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

NIP. 19550410 198203 2 002 NIP. 19770321 200501 2 003

Mengetahui:

Ketua

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor,

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni

NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus :

Page 7: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

7

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT dan Nabi Besar

Muhammad SAW atas karunia dan rahmat yang telah diberikan, sehingga penulis

dapat melakukan penelitian dan menyelasaikan penulisan skripsi. Skripsi ini

merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis mulai bulan Mei

sampai Juni 2010 dengan judul Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten

Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Barat yang terletak di sebelah timur Kota Bandung. Jalan yang melintasi

Sumedang merupakan jalur alternatif menuju kota di Jawa Tengah. Selain itu

sumberdaya alam yang dimiliki oleh Sumedang diantaranya hutan, air terjun,

sumber air dan fenomena alam lainnya dengan kondisi yang masih alami.

Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang strategis untuk menarik

pengunjung datang ke obyek wisata alam. Kondisi tersebut mendorong penulis

melakukan penelitian tentang pengembangan wisata alam yang ada di Kabupaten

Sumedang. Hasil dari penelitian diharapkan menjadi masukan dan mendapat

perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, Dinas Pariwisata, Dinas

Kehutanan, KPH Sumedang dan semua pihak yang bersangkutan.

Semoga skripsi ini bisa mendatangkan manfaat untuk berbagai pihak yang

bersangkutan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan penelitian

ini.

Bogor, Februari 2011

Penulis

Page 8: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

8

Page 9: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

9

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

atas anugrah dan rahmatnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Keluarga besar penulis: Djunaedi, S.Pd (Ayah), Engkar (Ibu) dan Mera

Nurhayanti (Adik).

2. Dosen pembimbing: Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib (Pembimbing I) dan Eva

Rachmawati, S.Hut, MSi (Pembimbing II).

3. Dosen penguji: Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS (DMNH), Ir. Bintang CH.

Simangunsong, MS, Phd (DHHT) dan Ir. Iwan Hilwan, MS (DSVK).

4. Pimpinan dan staf Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA), Dinas

Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DISBUDPARPORA), Dinas

Kehutanan dan Perkebunan (DISHUTBUN) Kabupaten Sumedang dan Perum

Perhutani (KPH Sumedang).

5. Keluarga besar Fahutan 43 IPB, KSHE 43 “Cendrawasih”, HIMAKOVA,

KPE “TAPAK”, WAPEMALA Sumedang, Yayasan Karya Salemba Empat

(KSE) dan Paguyuban Mahasiswa Penerima Beasiswa KSE IPB.

6. Seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dari awal hingga

selesainya tugas akhir penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima

kasih atas dukungan dan motivasinya.

Page 10: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................ i

DAFTAR TABEL........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata dan Wisata Alam .......................................................... 3

2.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) ..................... 4

2.3 Pengembangan Wisata ............................................................. 6

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu .................................................................... 11

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 11

3.3 Data dan Informasi ................................................................... 11

3.4 Tahapan Pengambilan Data dan Informasi .............................. 12

3.4.1 Pemilihan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ............. 12

3.4.2 Pengunjung ...................................................................... 13

3.5 Pengolahan Data....................................................................... 14

BAB IV KONDISI UMUM

4.1 Geografis .................................................................................. 18

4.2 Topografi, Iklim dan Curah Hujan ........................................... 19

4.3 Sejarah ...................................................................................... 19

4.4 Sosial Ekonomi ........................................................................ 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Wisata Alam ................................................................. 21

5.1.1 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) ............ 21

5.1.2 Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam .............. 44

5.1.2.1 Daya Tarik Wisata Alam ..................................... 44

5.1.2.2 Aksesibilitas ........................................................ 46

5.1.2.3 Fasilitas Penunjang.............................................. 49

5.1.2.4 Pemasaran ........................................................... 50

5.1.2.5 Hasil Penilaian ODTWA di Kabupaten

Sumedang ............................................................ 51

5.2 Pengunjung ............................................................................... 52

Page 11: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

ii

5.3 Pengelola Obyek Wisata Alam ................................................ 54

5.3.1 Pihak Pengelola ............................................................... 54

5.3.2 Rencana Pengelola .......................................................... 56

5.3.3 Kegiatan Pemasaran ........................................................ 56

5.4 Pengembangan Wisata Alam ................................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 81

6.2 Saran ......................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 83

LAMPIRAN ................................................................................................. 85

Page 12: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

iii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Data dan informasi penelitian ................................................................. 11

2. Daya tarik obyek wisata .......................................................................... 14

3. Aksesibilitas ............................................................................................ 15

4. Fasilitas penunjang .................................................................................. 15

5. Pemasaran ............................................................................................... 15

6. Klasifikasi pengembangan setiap unsur .................................................. 16

7. Skala penilaian ........................................................................................ 17

8. Skala prioritas rekomendasi .................................................................... 17

9. Hasil penilaian daya tarik obyek wisata alam di Kabupaten

Sumedang ................................................................................................ 46

10. Hasil penilaian aksesibilitas ODTWA di Kabupaten Sumedang ............ 47

11. Hasil penilaian fasilitas penunjang ODTWA di Kabupaten

Sumedang ................................................................................................ 50

12. Hasil penilaian pemasaran ODTWA di Kabupaten Sumedang .............. 51

13. Hasil penilaian kriteria ODTWA di Kabupaten Sumedang .................... 51

14. Pengelola obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang .......................... 54

15. Klasifikasi pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang .......... 58

16. Penyusunan pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang ........ 60

Page 13: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

iv

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kabupaten Sumedang.............................................................................. 18

2. ODTWA di Kabupaten Sumedang.......................................................... 22

3. (a) Curug Cipongkor, (b) Pemandangan dari bukit Cipongkor............... 23

4. (a) Air Terjun Ciputrawangi, (b) Areal perkemahan .............................. 24

5. (a) Air Terjun Cigorobog, (b) Pemandangan Cigorobog ........................ 25

6. (a) Air Terjun Kembar Cinulang, (b) Pemandangan alam ...................... 26

7. (a) Curug Cipadayungan,(b) Areal perkemahan Cipadayungan ............. 27

8. (a) Areal camping Baru Beureum, (b) Puncak Gunung Manglayang ..... 28

9. (a) Areal camping Parakan Kondang, (b) Sungai Cimanuk .................... 29

10. (a) Pancuran air panas berbelerang, (b) Kolam air panas berbelerang ... 30

11. (a) Kolam air panas berbelerang, (b) Kolam permainan ......................... 31

12. (a) Mata air Cikandung, (b) Pemandangan dari bukit Cikandung .......... 32

13. Situsari..................................................................................................... 33

14. (a) Kolam renang Cipanteuneun, (b) Areal perkemahan ........................ 34

15. (a) Jalan Cadas Pangeran, (b) Pemandangan jalan raya .......................... 35

16. (a) Peristirahatan Geundeng, (b) Sungai Cimanuk ................................. 36

17. (a) Rumah makan Cigendel, (b) Kawasan peristirahatan Cigendel ........ 37

18. (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arboretum Gunung Palasari....... 38

19. (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arena bermain ............................ 39

20. (a) Kolam ternak ikan, (b) Shelter Tirta Sandi ........................................ 40

21. (a) Shelter Cibingbin. (b) Kolam renang dan permainan air ................... 41

22. (a) Pemandangan ke perkebunan teh, (b) Pintu masuk Cijarami Indah .. 42

23. (a) Pemandangan Gunung Masigit Kareumbi, (b) Shelter ...................... 43

24. Aksesibilitas ODTWA di Kabupaten Sumedang .................................... 48

25. Penilaian pengunjung .............................................................................. 54

Page 14: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

v

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Panduan wawancara ................................................................................ 86

2. Kuisioner untuk pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten

Sumedang ................................................................................................ 89

3. Hasil penilaian Obyek dan Daya Darik Wisata Alam (ODTWA) di

Kabupaten Sumedang.............................................................................. 92

4. Data pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang .............. 100

Page 15: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Barat yang terletak di sebelah timur Kota Bandung. Kabupaten Sumedang

mempunyai luas ±152.219,20 ha dengan kondisi topografi pegunungan yang

berbukit-bukit (Wiriaatmadja 2002). Kondisi tersebut mempunyai berbagai

sumberdaya alam yang masih alami seperti hutan, air terjun, sumber air dan

fenomena alam yang tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Sumedang.

Kabupaten Sumedang bisa ditempuh menggunakan kendaraan (motor/mobil)

dengan waktu 1-2 jam, karena berjarak ±45 km dari ibu kota provinsi (Kota

Bandung). Selain itu jalan yang melintasi Kabupaten Sumedang merupakan jalur

alternatif untuk menuju kota-kota di Jawa Tengah. Keadaan tersebut merupakan

keuntungan yang strategis untuk menarik pengunjung datang ke obyek wisata

alam di Sumedang.

Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang menyebutkan bahwa

obyek dan daya tarik wisata alam di Kabupaten Sumedang berjumlah banyak,

tetapi obyek wisata alam yang sering dikunjungi dan telah dikenal oleh

masyarakat antara lain Cipanas Cileungsing, Curug Cinulang dan kawasan wisata

Citengah. Selain itu di Kabupaten Sumedang masih mempunyai obyek wisata

alam yang belum dikembangkan seperti Gunung Kunci, Cipanteuneun, Curug

Cigorobog dan Curug Ciputrawangi. Ada beberapa obyek wisata alam yang

pengelolaan dan pengembangannya masih kurang seperti Baru Beureum, Situsari

dan Cipadayungan, bahkan ada obyek wisata alam tidak dimanfaatkan dan tidak

dikelola seperti Curug Cipongkor. Obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang

dikelola oleh banyak pihak, diantaranya Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan,

Perum Perhutani (KPH Sumedang) dan swasta. Berdasarkan kondisi tersebut

maka dilakukan inventarisasi potensi obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA)

terhadap obyek-obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Sumedang. Hasil

inventarisasi tersebut kemudian dijadikan masukan dalam penyusunan

pengembangan wisata alam.

Page 16: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

2

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun pengembangan obyek

wisata alam di Kabupaten Sumedang, dengan langkah sebagai berikut:

1. Menginventarisasi potensi obyek dan daya tarik wisata alam di

Kabupaten Sumedang.

2. Menilai potensi obyek dan daya tarik wisata alam di Kabupaten

Sumedang.

3. Menyusun pengembangan obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan dan rekomendasi kepada pihak pengelola untuk

bahan pertimbangan dalam pengembangan wisata alam di Kabupaten

Sumedang.

2. Sebagai media informasi bagi pembaca mengenai wisata alam yang

terdapat di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Page 17: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata dan Wisata Alam

Undang-Undang No 10 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi

atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu

sementara. Sedangkan Beeton (1998) menyatakan bahwa wisata mempunyai

beberapa unsur yaitu berdasarkan pada lingkungan dan bertujuan untuk

pendidikan. Definisi lain menyebutkan bahwa wisata merupakan keseluruhan

bentuk aktifitas manusia baik berupa individual, bisnis, organisasi dan aktifitas

lain yang sangat luas terkombinasi dengan beberapa bentuk penelusuran

pengalaman wisata (Cooper et al. 1999). Suyitno (2001) menambahkan bahwa

wisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai karakteristrik tertentu,

yaitu:

1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan

kembali ke tempat asalnya.

2. Melihat beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,

akomodasi, restoran, obyek wisata, toko cendramata dan lainnya.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi obyek dan atraksi wisata,

daerah atau bahkan negara secara kesinambungan.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaanya dapat

memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang

dikunjungi, karena uang yang dibelanjakan dibawa dari tempat asal.

Dirjen PHKA (2001) menjelaskan bahwa wisata alam merupakan kegiatan

perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela

serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam.

Sedangkan menurut Kodhyat (1996) wisata alam yang lebih banyak diminati

adalah wisata alam yang lebih lunak dengan resiko yang lebih ringan, namun

unsur-unsur alamiah tetap memegang peranan penting. Sehingga wisata alam

Page 18: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

4

merupakan perjalanan ke kawasan belum terjamah (virgin), belum terganggu atau

terkontaminasi dengan tujuan khusus, tidak sekedar rekreasi tetapi untuk

mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam, flora dan fauna

langka (wildlife) beserta segala manifestasi kultural yang ada di kawasan tersebut.

Wisata alam mempunyai beberapa komponen yang terdapat di dalamnya,

komponen tersebut menurut Cooper et al. (1999) terdiri dari:

1. Atraksi wisata baik berupa alam dan batuan (hasil karya manusia) atau

peristiwa (kegiatan) yang merupakan alasan utama kunjungan.

2. Fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan di daerah tujuan

wisata.

3. Akomodasi, makanan dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk

fisik, namun juga harus dapat menciptakan perasaan hangat dan

memberikan kenangan pada lingkungan dan makanan setempat.

4. Aksesibilitas (jalan dan transportasi) merupakan salah satu faktor

kesuksesan daerah tujuan wisata.

5. Faktor pendukung lainnya seperti kegiatan pemasaran, pengembangan dan

koordinasi.

2.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

Undang-Undang No 10 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa daya tarik

wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang

berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang

menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan menurut Suwantoro

(1997) obyek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya

tarik bagi wisatawan serta yang ditunjukan untuk pembinaan cinta alam, baik

dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Unsur yang menentukan

pengunjung untuk datang ke obyek wisata harus dirancang dan dikelola secara

profesional, unsur daya tarik suatu obyek wisata meliputi:

1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman

dan bersih.

2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.

3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

Page 19: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

5

4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan.

5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam

pegunungan, sungai, pantai, pasir dan hutan.

6. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai

khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur

yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa

lampau.

Kodhyat (1996) menjelaskan bahwa daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang mendorong orang untuk berkunjung dan singgah di daerah tujuan

wisata yang bersangkutan. Sementara Sudarto (1999) memaparkan unsur paling

penting yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan wisata adalah kondisi

alamnya, kondisi flora dan fauna yang unik, langka dan endemik, kondisi

fenomena alam, kondisi adat dan budaya. Sedangkan menurut Soekadijo (2000)

wisatawan hanya akan berkunjung ke tempat tertentu kalau di tempat itu terdapat

kondisi yang sesuai dengan motif wisatawan.

Potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang dijelaskan dalam pedoman

Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA)

Dirjen PHKA Tahun 2003, yaitu:

1. Flora dan fauna, yaitu potensi flora dan fauna secara umum dan

diutamakan informasi mengenai flora dan fauna khas yang ada serta

penyebarannya, yang memiliki daya tarik wisata alam.

2. Gejala alam, yaitu obyek-obyek yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan

wisata alam, antara lain: sumber air panas, air terjun, goa, puncak gunung,

kawah, danau, sungai dan lain-lain.

3. Keindahan alam yaitu obyek-obyek yang memiliki keindahan alam baik

darat, laut dan danau. Keindahan alam dapat dilihat dari pandangan lepas,

variasi pandangan, keserasian warna dan pandangan lingkungan obyek.

4. Keunikan sumberdaya alam, yaitu obyek-obyek yang memiliki ciri khas

sumber alam dalam suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh lokasi lain.

5. Panorama, yaitu obyek-obyek yang memiliki pemandangan alam dalam

suatu areal yang terbuka dan luas yang mempunyai daya tarik wisata alam.

Page 20: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

6

6. Peninggalan sejarah, yaitu obyek-obyek yang memiliki nilai sejarah,

dikeramatkan dan lain-lain.

7. Atraksi budaya spesifik, yaitu adat istiadat, kesenian, yang memiliki

keunikan dan daya tarik tersendiri.

2.3 Pengembangan Wisata

Undang-Undang No 10 Tahun 2009 menyatakan pembangunan

kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan

merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan,

demokratis, kesetaraan dan kesatuan yang diwujudkan melalui pelaksanaan

rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,

keunikan, kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.

Sedangkan Dirjen PHKA (2001) menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata

alam adalah kegiatan memanfaatkan ruang melalui serangkaian program kegiatan

pembangunan untuk pariwisata alam yang meliputi pengelolaan pemanfaatan

lahan dan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sesuai dengan azas

pemanfaatan lahan dan mengakomodasi semua kepentingan secara terpadu,

berdaya guna, berhasil guna, serasi, seimbang dan berkelanjutan.

Usaha untuk meningkatkan kegiatan wisata alam bisa dilakukan dengan

cara pengembangan obyek dan daya tarik wisata yang ada di masing-masing

tempat wisata. Dalam perencanaan pengembangan yang lebih luas dan

berkelanjutan, Fennel (2002) memaparkan bahwa ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan seperti perencanaan yang matang sehingga tujuan dari

pengembangan wisata bisa tercapai dan pengorganisasian yang jelas dimana

semua pihak bisa bekerja di bagian pengunjung secara profesional. Konsep yang

bisa diterapkan dalam pengembangan pariwisata alam yaitu: keadilan bagi akses

pemanfaatan, pemanfaatan secara lestari dan berkelanjutan, pemberdayaan

masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat (Dirjen PHKA 2001).

Sedangkan menurut Fennel (2002) pengembangan wisata bisa dilakukan dengan

membuat rencana dan menyusun pengembangan yang mempunyai prinsip untuk

mencapai tujuan pengembangan tersebut. Dirjen PHKA (2001) menjelaskan

bahwa pengembangan pariwisata alam harus mencangkup beberapa prinsip,

Page 21: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

7

seperti: konservasi, edukasi, partisipasi masyarakat, ekonomi dan rekreasi. Selain

itu Muntasib et al. (2004) memaparkan tujuh prinsip pengembangan ekowisata

harus memperhatikan, yaitu:

1. Berhubungan/kontak langsung dengan alam (touch the nature).

2. Pengalaman yang bermanfaat baik secara pribadi dan sosial.

3. Ekowisata bukan wisata massal.

4. Program-program ekowisata harus membuat tantangan fisik dan mental

bagi wisatawan.

5. Interaksi dengan masyarakat dan belajar budaya setempat.

6. Adaptif (menyesuaikan) terhadap kondisi akomodasi pedesaan.

7. Pengalaman lebih utama daripada kenyamanan.

Pengembangan wisata alam harus mempunyai strategi, perencanaan dan

tahapan yang jelas. Strategi pengembangan wisata menurut Godfrey dan Jackie

(2000) yaitu:

1. Identifikasi obyek wisata.

2. Menetapkan tujuan pengembangan.

3. Menyusun rencana.

Wearing dan John (2009) menyatakan ada beberapa perencanaan yang bisa

dilakukan dalam pengembangan wisata, seperti:

1. Perlindungan terhadap lingkungan.

2. Pengembangan produk wisata.

3. Pemasaran dan promosi.

4. Sarana dan prasarana pembangunan.

5. Peran pihak swasta/pengelola.

Page dan Rose (2002) menjelaskan bahwa dalam pengembangan wisata

terdapat beberapa etika, yang meliputi: memperhatikan lingkungan alam sekitar

obyek wisata, memanfaatkan sumberdaya untuk kepentingan bersama secara

bijaksana dengan cara menyamakan tujuan dari semua pihak yang terlibat,

perencanaan pengembangan dengan melihat peran dari masyarakat sekitar obyek,

daya dukung lingkungan dan kelestarian alam. Sedangkan untuk pengembangan

obyek wisata Suwantoro (1997) menjelaskan bahwa ada beberapa kebijakan yang

menentukan dalam pengembangan wisata, diantaranya:

Page 22: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

8

1. Promosi mengenai obyek.

2. Aksebilitas menuju kawasan.

3. Kawasan wisata.

4. Produk wisata.

5. Sumberdaya manusia.

6. Kampanye nasional sadar wisata.

Prinsip, etika dan perencanaan telah dipenuhi maka pengembangan wisata

bisa dilakukan dengan melalui berbagai tahapan. Dirjen PHKA (2001)

memaparkan beberapa tahapan pengembangan pariwisata alam yang bisa

dilakukan di suatu lokasi, yaitu:

1. Perencanaan, meliputi identifikasi, inventarisasi dan analisis data,

identifikasi konflik sumberdaya, analisis data, penetapan posisi

perkembangan, pengelolaan pengunjung, pemasaran dan promosi,

sumberdaya manusia, pengelolaan dampak, pembangunan sarana dan

prasarana, pengusahaan pariwisata alam dan kelembagaan.

2. Pelaksanaan, meliputi koordinasi, sosialisasi dan kerjasama.

3. Monitoring dan evaluasi.

Pengembangan wisata mempunyai beberapa proses. Menurut Fennel

(2002) pengembangan wisata alam mempunyai proses perencanaan yang khusus,

proses tersebut meliputi:

1. Persiapan, perencanaan ini melibatkan banyak pihak seperti pemerintah

pusat, pemerintah setempat dan masyarakat sekitar obyek wisata untuk

merumuskan perencanaan pengembangan.

2. Penentuan sasaran, perencanaan ini merupakan tujuan utama dari

pengembangan yang dilakukan dengan tidak mengurangi nilai sosial,

lingkungan dan budaya setempat.

3. Survey, merupakan perencanaan yang mengumpulkan semua data

mengenai kawasan baik dari sumberdaya alam atau dari daya dukung

lingkungan. Data yang dikumpulkan meliputi permintaan dan penawaran

wisata baik dari masyarakat sekitar ataupun dari luar yang mendukung

tercapainnya tujuan pengembangan tersebut.

Page 23: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

9

4. Analisa dan sintesis, merupakan tahapan untuk melihat dan

mempertimbangkan suatu rencana yang sebelumnya telah diteliti dan

disatukan guna dirumuskan untuk mencapai tujuan.

5. Kebijakan dan perumusan rencana dilakukan untuk menetapkan berbagai

pilihan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah ditetapkan

dalam pengembangan wisata.

6. Rekomendasi pertimbangan merupakan penyampaian data dan fakta

mengenai proses pengembangan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mencari perencanaan alternatif ketika rencana awal tidak bisa dilakukan.

7. Pelaksanaan dan monitoring dilakukan untuk melakukan apa yang telah

direncanakan dan disusun pada tahap sebelumnya, dengan melihat dan

mengontrol pelaksanaan tersebut sehingga tepat di jalurnya dan tercapai

tujuan yang diharapkan.

8. Tinjauan ulang secara berkala merupakan proses untuk melihat rencana

pengembangan tersebut yang dilakukan secara berkala, tujuan dari tinjaun

ulang adalah untuk mengukur tercapainnya tujuan dari pengembangan.

Dirjen PHKA (2003) menjelaskan bahwa pengembangan obyek wisata

alam dilakukan berdasarkan skala prioritas dan rekomendasi. Pengembangan

dikatagorikan dalam beberapa katagori, yaitu sebagai berikut:

1. Sangat potensial, yaitu daerah yang memiliki ODTWA layak untuk

dikembangkan berdasarkan hasil penilaian ADO-ODTWA melalui urutan

prioritas.

2. Potensial, yaitu daerah yang memiliki potensi, namun memiliki hambatan

dan kendala untuk dikembangkan dengan persyaratan-persyaratan tertentu

yang memerlukan pembinaan lebih lanjut berdasarkan hasil penilaian

ADO-ODTWA.

3. Kurang potensial, yaitu daerah yang tidak dapat dikembangkan atas dasar

hasil penilaian ADO-ODTWA.

Raharjo (2005) memaparkan bahwa suatu kawasan dianggap potensial

untuk dikembangkan bisa diukur dari beberapa faktor, yaitu:

1. Adanya keberagaman titik potensi ekoturisme. Misalkan: ekosistem hutan

yang alami, air terjun, sungai, situ ataupun aktifitas pertanian, peternakan.

Page 24: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

10

2. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat.

3. Sarana dan prasarana. Misalkan: home stay, tempat ibadah, puskesmas,

sarana komunikasi dan fasilitas untuk mengakses informasi.

4. Aksesibilitas terhadap lokasi pengembangan obyek wisata.

5. Hubungan lokasi, pengembangan obyek wisata dengan lokasi wisata

lainnya.

Dirjen PHKA (2002) menjelaskan bahwa program pengembangan wisata

alam secara berkelanjutan bisa dilakukan dengan melihat beberapa faktor

diantaranya:

1. Pengembangan lokasi obyek (Potensi ODTWA), yaitu: rencana kegiatan

pengembangan obyek sesuai analisis, dengan urutan prioritas baik yang

menyangkut lokasi obyek maupun jenis-jenis kegiatan yang dikaitkan

dengan rencana pengelola kawasan tersebut.

2. Fasilitas penunjang, yaitu: kegiatan pengembangan sarana dan prasarana di

dalam dan di luar obyek dengan prioritas pengembangan lokasi obyek.

3. Keadaan Pengunjung, yaitu: jumlah pengunjung, perilaku pengunjung

yang terdiri dari wisatawan luar negeri dan wisatawan dalam negeri.

4. Pengelolaan dan pelayanan, yaitu: Pengelolaan obyek dan pelayanan

pengunjung merupakan hal yang perlu terus ditingkatkan dalam

pemanfaatan suatu ODTWA, karena berpengaruh secara langsung dengan

kepuasan pengunjung dan pelestarian obyek itu sendiri. Selain itu dalam

implementasinya perlu ditunjang oleh tenaga yang professional di bidang

pariwisata alam, bahasa dan mampu melakukan pelayanan terhadap

pengunjung.

5. Kegiatan wisata alam, yaitu: rencana dan realisasi pengembangan kegiatan

wisata alam, baik oleh pengelola, masyarakat maupun pemerintah.

Page 25: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di obyek-obyek wisata alam yang terdapat di

Kabupaten Sumedang, selama dua bulan yaitu mulai bulan Mei-Juni 2010.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah kamera, GPS (Global Positioning System) dan

alat tulis. Sedangkan bahan yang dipakai berupa peta Kabupaten Sumedang,

pedoman analisis daerah operasi obyek dan daya tarik wisata alam (ADO-

ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 yang telah dimodifikasi, panduan wawancara

dan kuisioner.

3.3 Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperlukan untuk melakukan penelitian adalah

sebagai berikut (Tabel 1):

Tabel 1 Data dan informasi penelitian Data dan Informasi Metode Sumber

1. Kondisi umum, meliputi: letak,

pengelolaan, status wilayah, kondisi

fisik, kondisi biologi

Studi pustaka,

wawancara dan

pengamatan lapang

Dinas Pariwisata, Dinas

Kehutanan, Perum Perhutani

(KPH Sumedang), perpustakaan

daerah

2. Potensi ODTWA, meliputi: daya

tarik obyek wisata, aksesibilitas,

fasilitas penunjang dan pemasaran

Studi pustaka,

wawancara dan

pengamatan lapang

Dinas Pariwisata, Dinas

Kehutanan, Perum Perhutani

(KPH Sumedang), perpustakaan

daerah dan biro perjalanan

3. Pengunjung, meliputi: karakteristik,

aktifitas, tujuan, waktu kunjungan

dan penilaian pengunjung terhadap

obyek wisata alam di Sumedang

Kuisioner dan

wawancara

Pengunjung dan pengelola

4. Pengelolaan, meliputi: status obyek

wisata, pengelolaan, pelayanan,

perencanaan, pengembangan,

kebijakan, permasalahan dan hal lain

yang berkaitan dengan obyek wisata

Studi pustaka dan

wawancara

Dinas Pariwisata, Dinas

Kehutanan, Perum Perhutani

(KPH Sumedang)

Page 26: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

12

3.4 Tahapan Pengambilan Data dan Informasi

3.4.1 Pemilihan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

1) Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui data dan informasi mengenai

lokasi penelitian. Telaah pustaka dilakukan untuk pengumpulan data awal,

kemudian dikaji sehingga relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sumber data

dan informasi tersebut dikumpulkan dari penelitian terdahulu, brosur, buku,

dokumen, majalah dan sumber lainnya. Pengambilan data dan informasi diperoleh

dari kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kehutanan dan Perkebunan,

perpustakaan daerah Kabupaten Sumedang, perpustakaan IPB, dan tempat lain

yang menunjang sumber penelitian.

2) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Wawancara langsung dilakukan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas

Kehutanan dan Perkebunan, Perum Perhutani (KPH Sumedang), pengelola obyek

wisata alam (karang taruna desa dan swasta) dan biro perjalanan wisata dengan

menggunakan panduan wawancara (Lampiran 1). Data dan informasi yang

diambil yaitu potensi ODTWA di Sumedang, perencanaan, pengembangan,

pengelolaan, permasalahan dan kebijakan terhadap obyek wisata di Kabupaten

Sumedang. Sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan kepada pengunjung

melalui kuisioner (Lampiran 2). Data dan informasi yang diambil yaitu

karakteristik, aktifitas, tujuan, waktu kunjungan dan penilaian pengunjung

terhadap obyek wisata alam di Sumedang.

3) Observasi Lapang

Observasi lapang dilakukan untuk melihat dan mengetahui potensi obyek

dan daya tarik wisata alam secara langsung serta untuk verifikasi data dan

informasi dengan keadaan obyek di lapangan. Data dan informasi yang diambil

adalah sebagai berikut:

a. Daya tarik, meliputi keunikan sumberdaya alam, banyaknya sumber daya

alam yang menonjol, jenis kegiatan dan kebersihan obyek wisata.

b. Aksesibilitas, meliputi kondisi jalan, jarak dan waktu tempuh dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang sampai obyek wisata.

Page 27: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

13

c. Fasilitas penunjang, meliputi sarana (warung, pasar, bank, toko

cendramata, tempat peribadatan dan MCK) dan prasarana (kantor pos,

puskesmas, wartel/warnet, areal parkir, jalan/jembatan, jaringan

radio/TV/koran), dalam radius 5 km dari obyek wisata alam.

d. Pemasaran, meliputi tarif, variasi produk wisata, sarana penyampaian

informasi dan promosi.

e. Kondisi dan keadaan obyek wisata.

3.4.2 Pengunjung

Pengambilan data dan informasi mengenai pengunjung dilakukan dengan

sampling. Cara sampling yang digunakan yaitu rumus Slovin (Sevilla 1993 dalam

Prasetyo dan Jannah 2005) yang disesuaikan dengan keadaan di lapangan, kondisi

obyek wisata dan jumlah pengunjung. Rumus Slovin digunakan untuk

menentukan jumlah sampling pengunjung wisata alam yang ada di Kabupaten

Sumedang, yaitu:

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah pengunjung wisata alam di Kabupaten Sumedang

e = Batas kesalahan 10%

Pengambilan sampling pengunjung di setiap lokasi obyek wisata alam

dilakukan dengan dua cara. Pertama persamaan proposional (Sevilla 1993 dalam

Prasetyo dan Jannah 2005), yaitu untuk obyek wisata alam yang jumlah

pengunjung ≥4.000 orang/tahun (Disparbudpora Kabupaten Sumedang 2010).

Persamaan tersebut yaitu:

Keterangan : n1 = Sampel di obyek wisata alam 1

N1 = Pengunjung di obyek wisata alam 1

N = Total pengunjung wisata alam di Kabupaten Sumedang

n = Jumlah sampel

Cara kedua yaitu metode accidental, metode ini dilakukan untuk obyek

wisata alam dengan jumlah pengunjung ≤4.000 orang/tahun (Disparbudpora

Kabupaten Sumedang 2010). Metode tersebut dilakukan untuk mempermudah

Page 28: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

14

cara mendapatkan data dan informasi mengenai pengunjung yang datang ke obyek

wisata. Metode tersebut menjelaskan bahwa pengunjung yang diperoleh di obyek

wisata alam dilakukan secara kebetulan, dikarenakan jumlah pengunjung tiap hari

berbeda dan tidak bisa ditentukan dengan pasti.

3.5 Pengolahan Data

Data mengenai potensi obyek dan daya tarik wisata alam diolah dengan

menggunakan pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA tahun 2003 yang telah

dimodifikasi. Kriteria yang tidak dimodifikasi/diambil pada penelitian ini yang

terdapat di pedoman ADO-ODTWA yaitu potensi pasar, kondisi sekitar kawasan,

pengelolaan dan pelayanan, iklim, akomodasi, ketersediaan air bersih, hubungan

dengan obyek wisata di sekitarnya, keamanan, daya dukung kawasan, pengaturan

pengunjung dan pangsa pasar.

Pengambilan kriteria penilaian disesuaikan dengan tujuan penelitian,

kondisi di lapangan, kemampuan, kepentingan dan prioritas data yang didapatkan

untuk penelitian, sehingga kriteria yang diambil untuk melakukan penelitian ini

yaitu daya tarik obyek wisata (Tabel 2), aksesibilitas (Tabel 3), fasilitas penunjang

(Tabel 4) dan pemasaran (Tabel 5).

Tabel 2 Daya tarik obyek wisata Bobot: 6

No Unsur/sub unsur Nilai

1 Keunikan sumber daya alam:

1) Sumber air panas

2) Goa

3) Air terjun

4) Flora fauna

5) Adat istiadat

Ada

5

Ada

4

Ada

3

Ada

2

Ada

1

30 25 20 15 10

2 Banyaknya sumber daya alam yang menonjol:

1) Batuan

2) Flora

3) Fauna

4) Air

5) Gejala alam

Ada

5

Ada

4

Ada

3

Ada

2

Ada

1

30 25 20 15 10

3 Jenis kegiatan wisata alam:

1) Tracking

2) Mendaki

3) Rafling

4) Camping

5) Pendidikan

6) Religius

7) Hiking

8) Dll

Lebih

7

Ada

6-7

Ada

4-5

Ada

2-3

Ada

1

30 25 20 15 10

Page 29: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

15

Tabel 2 Lanjutan

No Unsur/sub unsur Nilai

4 Kebersihan lokasi tidak ada pengaruh dari:

1) Industri

2) Jalan ramai motor/mobil

3) Pemukiman penduduk

4) Sampah

5) Binatang

6) Coret-coret

Tidak

ada

Ada

1-2

Ada

3-4

Ada

5

Ada

6

30 25 20 15 10

Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)

Tabel 3 Aksesibilitas Bobot: 5

1 Kondisi dan jarak jalan dari

pemerintahan Kabupaten, Sumedang Baik Cukup Sedang Buruk

1-14 km 80 60 40 20

15-27 km 60 40 20 10

28-40 km 40 20 10 5

41-53 km 20 10 5 1

2 Waktu tempuh ke obyek dari

pemerintahan Kabupaten, Sumedang

(menit)

2-19

(menit)

20-36

(menit)

37-53

(menit)

54-70

(menit)

71-87

(menit)

30 25 20 15 10

Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)

Tabel 4 Fasilitas penunjang Bobot: 3

No Unsur/sub unsur

Macam

>4 3 2 1 0

Nilai

1 Prasarana (radius 5 km)

1) Kantor pos

2) Puskesmas/klinik

3) Wartel/warnet

4) Areal parkir

5) Jalan/jembatan

6) Jaringan radio/TV/Koran

30 25 20 15 10

2 Sarana

1) warung

2) pasar

3) Bank

4) Toko cendramata

5) Tempat peribadatan

6) Toilet

30 25 20 15 10

Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)

Tabel 5 Pemasaran Bobot: 4

No Unsur/Sub unsur Nilai

1 Pemasaran

1) Tarif/Harga terjangkau

2) Produk wisata (ODTWA) bervariasi

3) Sarana penyampaian informasi

4) Promosi

Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

30 25 15 5

Sumber: Pedoman ADO-ODTWA (2003)

Page 30: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

16

Penilaian obyek dan daya tarik wisata dilakukan untuk mendapatkan bobot

dari setiap obyek wisata, bobot setiap obyek didapatkan dari penilain setiap unsur.

Bobot setiap obyek wisata digunakan untuk menentukan skor setiap obyek wisata

dari 4 kriteria penilaian, yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas penunjang

dan pemasaran. Skor diperoleh dengan cara jumlah nilai setiap unsur dikalikan

dengan bobot dari setiap kriteria penilaian tersebut. Secara rumus Romani (2006)

memaparkan yaitu:

S = N x B

Keterangan: S = Skor/nilai

N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria

B = Bobot nilai

Pengembangan obyek wisata alam dilakukan dengan mengklasifikasikan

obyek wisata berdasarkan skor dari obyek tersebut. Oktadiyani (2006)

menjelaskan bahwa untuk menentukan selang setiap obyek wisata bisa dilakukan

dengan cara skor tertinggi dikurangi dengan skor terendah dan membaginya

dengan selang yang digunakan, secara rumus bisa dinyatakan yaitu:

Keterangan: Selang = Nilai selang dalam penetapan klasifikasi pengembangan

Smaks = Nilai skor tertinggi

Smin = Nilai skor terendah

K = Banyaknya klasifikasi pengembangan

Selang setiap obyek wisata diketahui, maka dilakukan klasifikasi

pengembangan setiap unsur dengan melihat nilai dari pedoman ADO-ODTWA.

Klasifikasi pengembangan setiap unsur digunakan untuk menentukan

pengembangan setiap unsur. Nilai klasifikasi pengembangan menjelaskan

pengembangan setiap unsur, yaitu (Tabel 6):

Tabel 6 Klasifikasi pengembangan setiap unsur Penilaian ADO-

ODTWA

Nilai

tertinggi

Nilai

terendah

Kurang

potensial Potensial

Sangat

potensial

Daya tarik 180 60 60-100 101-140 141-180

Aksesibilitas 400 5 5-137 138-370 371-400

Fasilitas

penunjang

90 30 30-50 51-70 71-90

Pemasaran 120 20 20-54 55-88 89-120

Page 31: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

17

Nilai dari setiap unsur pada penilaian kriteria dijumlahkan untuk

menentukan skala prioritas pengembangan. Nilai tersebut dijumlahkan mulai dari

nilai terendah sampai pada nilai tertinggi. Nilai tersebut menghasilkan klasifikasi

penilaian tertinggi dan terendah (Tabel 7), yaitu:

Tabel 7 Skala penilaian

Penilaian

Klasifikasi Nilai

Tertinggi 2170

Terendah 550

Pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang dilakukan dengan

cara melihat skala penilaian dan klasifikasi pengembangan. Hasil skala prioritas

rekomendasi mendapatkan tiga kelompok pengembangan, yaitu (Tabel 8):

Tabel 8 Skala prioritas rekomendasi

Klasifikasi

Unsur Nilai

Sangat Potensial 1631-2170

Potensial 1091-1630

Kurang Potensial 550-1090

Hasil klasifikasi pengembangan digunakan untuk menentukan obyek

wisata alam yang akan diutamakan untuk dikembangkan. Obyek wisata alam yang

termasuk dalam klasifikasi pengembangan sangat potensial merupakan obyek

wisata yang direkomendasikan untuk diutamakan dalam penyusunan

pengembangan. Dirjen PHKA (2002) menjelaskan bahwa pengembangan obyek

wisata dilakukan dengan melihat obyek yang sangat potensial untuk

dikembangkan dilihat dari berbagai unsur. Unsur yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas penunjang dan

pemasaran.

Page 32: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

18

BAB IV

KONDISI UMUM

4.1 Geografis

Letak geografis Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang berada di posisi

107˚14’-108˚21’ bujur timur dan 06˚40’-07˚83’ lintang selatan. Kabupaten

Sumedang berupa pegunungan yang menyebar di seluruh kawasan dengan luas

keseluruhan ±152.219,20 ha (Wiriaatmadja 2002).

Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sumedang (2010)

Gambar 1 Kabupaten Sumedang.

Letak Daerah Tingkat II Kabupaten Sumedang secara administrasi

berbatasan langsung dengan:

a. Sebelah timur : Kabupaten Daerah Tingkat II Majalengka

b. Sebelah selatan : Kabupaten Daerah Tingkat II Garut

c. Sebelah barat : Kabupaten Daerah Tingkat II Subang

d. Sebelah barat daya : Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung

e. Sebelah utara : Kabupaten Daerah Tingkat II Indramayu

Page 33: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

19

4.2 Topografi, Iklim dan Curah Hujan

Bentuk permukaan Kabupaten Sumedang bervariasi dari permukaan yang

datar sampai yang pegunungan. Permukaan tersebut mempunyai ketinggian dari

permukaan laut berkisar antara 70 m dpl sampai dengan lebih dari 1000 m dpl.

Secara keseluruhan topografi di Kabupaten Sumedang 43,73% terletak pada

ketinggian 501-1000 m dpl. Daerah Kabupaten Sumedang yang mempunyai

ketinggian 70 m dpl yaitu berada di bagian timur yang berbatasan secara langsung

dengan Kabupaten Majalengka. Sumedang mempunyai iklim tropis dengan

temperatur normal rata-rata 15oC sampai dengan 26

oC dan di dataran rendah rata-

rata berkisar 26oC dengan kelembaban 50%, sedangkan di dataran tinggi 15

oC

dengan kelembaban 70%, curah hujan secara umum rata-rata 2031 mm per tahun

(Wiriaatmadja 2002).

4.3 Sejarah

Sejarah mencatat bahwa Kabupaten Sumedang pada awalnya merupakan

sebuah kerajaan di bawah kekuasaan Raja Galuh. Kerajaan tersebut didirikan oleh

Prabu Geusan Ulun Adji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum keraton

Galuh dipindahkan ke Padjadjaran Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dari

kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Pertama yaitu

kerajaan Tembong Agung (tembong artinya nampak dan agung artinya luhur)

dipimpin oleh Prabu Guru Adji Putih pada abad ke XII. Kemudian pada zaman

Prabu Tadjimalela, diganti menjadi Himbar Buana yang berarti menerangi alam

dan kemudian diganti menjadi Sumedang Larang (Sumedang berasal dari insun

medal/insun medangan yang berarti aku dilahirkan dan larang berarti sesuatu yang

tidak ada tandingannya).

Kabupaten Sumedang mengalami masa kejayaan pada waktu dipimpin

oleh Pangeran Angka Wijaya dan Prabu Geusan Ulun sekitar tahun 1578 dan

dikenal luas hingga ke pelosok Jawa Barat dengan daerah kekuasaan meliputi

wilayah selatan sampai dengan Samudra Hindia, wilayah utara sampai laut jawa,

wilayah barat sampai dengan Sungai Cisadane dan wilayah timur sampai dengan

Sungai Cipamali. Kabupaten Sumedang mempunyai ciri khas sebagai kota kuno

khas di Pulau Jawa, yaitu terdapat alun-alun sebagai pusat yang dikelilingi mesjid

Page 34: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

20

agung, rumah tahanan/penjara dan kantor pemerintahan. Ditengah alun-alun

terdapat bangunan yang bernama Lingga, yaitu tugu peringatan yang dibangun

pada tahun 1922 dibuat oleh Pangeran Siching dari Belanda yang dipersembahkan

untuk Pangeran Suria Atmadja atas jasa-jasa dalam mengembangkan Kabupaten

Sumedang. Lingga diresmikan pada tanggal 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal

Mr. D. Folk dan sampai saat ini Lingga dijadikan lambang daerah Kabupaten

Sumedang dan tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten

Sumedang.

Peninggalan bersejarah selain dipelihara di museum masih ada juga yang

membekas dan sampai saat ini peninggalan bersejarah tersebut digunakan sabagai

jalur lalu lintas yaitu Cadas Pangeran. Sekitar 8 km ke arah barat Sumedang

terdapat jalan yang menghubungkan Bandung dan Cirebon. Nama ini dianggap

bersejarah dan Cadas Pangeran untuk mengenang jasa dan keberanian Pangeran

Kornel, sebagai raja yang memerintah pada saat itu dan menentang pemerintahan

kolonial Belanda di Indonesia di bawah kepemimpinan Jenderal H. W. Daendles

(Wiriaatmadja 2002).

4.4 Sosial Ekonomi

Perekonomian di Kabupaten Sumedang sesuai dengan kondisi geografis

dan topografinya yang didominasi oleh sektor pertanian, ditunjang oleh sektor

lainnya seperti perdagangan, industri dan jasa lainnya. Usaha untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara

melakukan upaya untuk mendorong usaha ekonomi pedesaan. Usaha tersebut

diantaranya dengan meningkatkan aksesibilitas menuju ke pedesaan serta

mengembangkan komoditi unggulan melalui program kemitraan dengan pihak

lain. Tahun 2003 Penduduk Kabupaten daerah tingkat II Sumedang berjumlah

1.043.000 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduknya 2.37% pertahun dan

kepadatan 685 jiwa/km2 (Anonim 2010). Apabila dilihat kehidupan masyarakat

Sumedang secara etnis identik dengan kehidupan masyarakat sunda yang

mempunyai jiwa gotong royong (Wiriaatmadja 2002).

Page 35: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

21

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Wisata Alam

5.1.1 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)

Hasil penelitian mendapatkan 21 ODTWA di Kabupaten Sumedang

(Gambar 2). Obyek tersebut dibagi dalam beberapa katagori berdasarkan keunikan

daya tarik obyek wisata (Dirjen PHKA 2003), yaitu:

1. Air terjun: Curug Cipongkor, Curug Ciputrawangi, Curug Cigorobog,

Curug Cinulang dan Cipadayungan.

2. Areal perkemahan: Baru Beureum dan Parakan Kondang.

3. Sumber air: Cipanas Cileungsing, Cipanas Sekarwangi, Cikandung,

Situsari dan Cipanteuneun.

4. Fenomena alam: Cadas Pangeran, Geundeng, Cigendel, Gunung Palasari,

Gunung Kunci, Tirta Sandi, Cibingbin, Cijarami Indah dan Margawindu.

Obyek dan daya tarik wisata alam yang terdapat di Kabupaten Sumedang

secara rinci sebagai berikut:

1) Curug Cipongkor

Curug Cipongkor merupakan obyek wisata air terjun dengan tinggi ±90 m

yang berada diketinggian 778 m dpl. Sumberdaya alam di sekitar air terjun masih

alami (Gambar 3a). Obyek tersebut berada di Kelurahan Pasangrahan Kecamatan

Sumedang Selatan. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±7

km dan bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) 17-30

menit. Jalan Sumedang-Ciherang merupakan rute untuk mencapai obyek wisata.

Obyek wisata tersebut berada di jalan lintas provinsi yaitu jalan Sumedang-

Bandung, sehingga aksesibilitas bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan

perkotaan jurusan Sumedang-Cileunyi dan Bus Cirebon-Bandung. Jarak menuju

obyek dari jalan raya sejauh ±200 m dengan kondisi berupa jalan setapak yang

melintasi perkampungan dan persawahan. Selama perjalanan menuju obyek

wisata pengunjung bisa menikmati pemandangan alam secara lepas berupa

hamparan persawahan dan pegunungan (Gambar 3b).

Page 36: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

22

Page 37: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

23

(a) (b)

Gambar 3 (a) Curug Cipongkor, (b) Pemandangan dari bukit Cipongkor.

Curug Cipongkor berada di kawasan hutan lindung di bawah pengelolaan

Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang. Obyek wisata tersebut dikelola oleh

Karang Taruna Desa Ciherang. Pengunjung yang sering datang yakni kalangan

remaja dan dewasa, pengunjung datang secara rombongan. Pengunjung banyak

berdatangan pada waktu libur sekolah, Idul Fitri dan Tahun Baru. Kegiatan yang

dilakukan pengunjung yaitu bermain air dan bersantai sambil menikmati

pemandangan dari bukit Cipongkor.

2) Curug Ciputrawangi

Curug Ciputrawangi merupakan obyek wisata air terjun dengan tinggi ±4

m yang berada di ketinggian 691 m dpl (Gambar 4a). Obyek tersebut berada di

Desa Narimbang Kecamatan Conggeang. Jarak dari pusat pemerintahan

Kabupaten Sumedang yaitu ±21 km dan bisa ditempuh dengan menggunakan

kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Jalan Sumedang-Conggeang

merupakan rute untuk menuju obyek wisata. Aksesibilitas menuju obyek bisa

ditempuh menggunakan angkutan perkotaan (angkot) jurusan Sumedang-

Conggeang dari Terminal Ciakar Sumedang. Jarak menuju obyek dari jalan raya

sejauh ±2 km dengan kondisi jalan aspal rusak. Oleh karena itu, pengunjung bisa

menggunakan angkutan umum berupa ojek atau jalan kaki. Setelah berada di

kawasan obyek wisata, pengunjung harus menempuh jarak sejauh ±100 m untuk

mencapai air terjun.

Page 38: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

24

(a) (b)

Gambar 4 (a) Air terjun Ciputrawangi, (b) Areal perkemahan.

Curug Ciputrawangi merupakan obyek wisata yang berada di kawasan

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah

pengelolaan BKPH Tampomas, obyek tersebut dikelola oleh Karang Taruna Desa

Narimbang. Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu areal perkemahan (Gambar

4b), loket masuk, pusat informasi, galeri cendramata, warung, MCK, mushola,

shelter, tempat parkir motor dan gazebo. Parkir mobil masih menjadi

permasalahan karena belum adanya akses dan arena parkir mobil di dalam

kawasan. Biaya di dalam kawasan (masuk kawasan Rp 2.000,00/orang, camping

Rp 1.000,00/orang/malam), parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor). Obyek wisata

Ciputrawangi sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua.

Pengunjung datang secara rombongan di hari libur, hari raya Idul Fitri dan hari

libur besar lainnya. Kegiatan yang dilakukan pengunjung yaitu camping, outbond,

bersantai dan bermain/mandi di air terjun. Curug Ciputrawangi sering dijadikan

kegiatan untuk latihan dasar dan kemah bakti oleh sekolah-sekolah yang berada di

sekitar obyek, bahkan dari luar Sumedang seperti Indramayu dan Majalengka.

3) Curug Cigorobog

Curug Cigorobog merupakan obyek wisata air terjun dengan 4 tahapan air

terjun. Air terjun tersebut mempunyai ketinggian masing-masing 7 m, 10 m, 6 m

dan 13 m yang berada diketinggian 856 m dpl (Gambar 5a). Obyek wisata Curug

Cigorobog berada di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari

pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±12 km yang bisa ditempuh

dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Jalan

Sumedang-Citengah merupakan rute yang bisa dilalui untuk sampai ke obyek

Page 39: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

25

wisata. Aksesibilitas menuju obyek bisa ditempuh dengan menggunakan angkutan

pedesaan (angdes) jurusan Sumedang-Citengah atau menggunakan ojek. Kondisi

jalan dari gerbang masuk menuju air terjun berbatu sejauh ±200 m. Selama

diperjalanan menuju Curug Cigorobog pengunjung bisa melihat pemandangan

berupa hamparan persawahan, lahan pertanian dan hutan primer.

(a) (b)

Gambar 5 (a) Air terjun Cigorobog, (b) Pemandangan Cigorobog.

Curug Cigorobog merupakan obyek wisata yang berada di kawasan hutan

lindung di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan Jawa Barat melalui BKSDA Jawa

Barat. Kawasan hutan tersebut diberi nama Taman Buru Gunung Masigit

Kareumbi. Curug Cigorobog dikelola oleh Karang Taruna Desa Citengah.

Fasilitas yang berada di obyek wisata yaitu MCK, shelter, loket masuk dan tempat

parkir motor, sedangkan mobil harus parkir di jalan utama. Biaya untuk di dalam

kawasan (masuk kawasan Rp 2.000,00/orang) dan parkir kendaraan (Rp

1.000,00/motor). Curug Cigorobog merupakan obyek wisata yang sering

dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua secara rombongan.

Pengunjung memanfaatkan hari libur untuk berkunjung ke Curug Cigorobog.

Kegiatan yang sering dilakukan di Curug Cigorobog yaitu bersantai sambil

menikmati pemandangan alam dan bermain di air terjun. Pengunjung

menggunakan hari libur untuk berkunjung ke Curug Cigorobog.

Page 40: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

26

4) Curug Cinulang

Curug Cinulang merupakan obyek wisata air terjun kembar. Air terjun

tersebut mempunyai tinggi ±50 m dan berada di ketinggian 1037 m dpl yang

terletak di antara Kabupaten Sumedang dengan Kabupaten Bandung (Gambar 6a).

Obyek wisata Curug Cinulang berada di Desa Sindulang Kecamatan Cimanggung,

jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±33 km yang bisa

ditempuh dengan kendaraan (mobil/motor) selama 1 jam-1 jam 30 menit. Rute

untuk mencapai Curug Cinulang melalui Sumedang-Pamulihan-Cicalengka-

Sindulang. Aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan umum yaitu

angkutan pedesaan (angdes) jurusan Cicalengka-Cinulang atau ojek dari

Cicalengka. Kondisi jalan menuju obyek dari tempat parkir ditembok sepanjang

±100 m dengan lebar 1 m. Selama perjalanan menuju obyek pengunjung bisa

melihat hamparan persawahan, lahan pertanian masyarakat dan lahan palawija

milik masyarakat.

(a) (b)

Gambar 6 (a) Air terjun kembar Cinulang, (b) Pemandangan alam.

Curug Cinulang merupakan obyek wisata di bawah pengelolaan

Pemerintah Kabupaten Sumedang yang dikelola oleh Karang Taruna Desa

Sindulang. Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, mushola, warung, tempat

sampah, arena permainan anak, shelter, tempat parkir dan loket masuk. Biaya

untuk di dalam kawasan (masuk kawasan Rp 2.000,00/orang), parkir kendaraan

(Rp 2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor). Curug Cinulang adalah obyek wisata

yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua secara

rombongan. Pengunjung memanfaatkan hari libur untuk berkunjung ke obyek

wisata. Kegiatan yang dilakukan pengunjung di obyek yaitu bermain air, berenang

Page 41: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

27

di bawah air tejun dan aliran sungai, bersantai di bawah tegakan pinus atau di

shelter sambil menikmati pemandangan dari bukit Cinulang.

5) Cipadayungan

Cipadayungan merupakan obyek wisata air terjun dengan tinggi ±7 m

yang berada di ketinggian 732 m dpl (Gambar 7a). Obyek wisata Cipadayungan

berada di Desa Citimun Kecamatan Cimalaka. Jarak obyek dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±15 km yang bisa ditempuh dengan

menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 meni-1 jam. Rute untuk sampai

ke obyek Cipadayungan melalui Sumedang-Cimalaka-Citimun-Cipadayungan.

Aksesibilitas menuju areal perkemahan dan air terjun dari jalan utama, kondisinya

aspal rusak dan batuan sejauh ±200 m.

(a) (b)

Gambar 7 (a) Curug Cipadayungan, (b) Areal perkemahan Cipadayungan.

Cipadayungan merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat di bawah KPH Sumedang yang dikelola oleh BKPH

Tampomas. Fasilitas yang berada di obyek yaitu areal camping (Gambar 7b)

MCK, mushola dan shelter. Biaya untuk di dalam kawasan (berkemah Rp

1.000,00/orang/malam). Pengujung yang datang biasanya remaja dan dewasa,

Pengunjung datang secara rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh

pengunjung yaitu camping/outbond dan bermain di air terjun. Cipadayungan

sering digunakan untuk kegiatan latihan dasar dan pramuka oleh sekolah-sekolah

di sekitar Sumedang dan dari luar Sumedang seperti dari Majalengka, Indramayu

dan Cirebon.

Page 42: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

28

6) Baru Beureum

Baru Beureum merupakan obyek wisata berupa areal perkemahan yang

berada di ketinggian 1209 m dpl (Gambar 8a). Obyek wisata Baru Beureum

berada di Desa Sindangsari Kecamatan Situsari. Jarak obyek dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±27 km, untuk mencapainya bisa

ditempuh dengan menggunakan kendaraan (motor/mobil) selama 1 jam-1 jam 30

menit. Rute untuk mencapai perkemahan Baru Beureum melalui Sumedang-

Tanjungsari-Situsari-Baru Beureum. Aksesibilitas menuju obyek dengan

menggunakan angkutan perkotaan (angkot) jurusan Situsari dari Terminal

Tanjungsari. Kondisi jalan dari Situsari menuju Baru Beureum melalui jalan desa

dengan kondisi aspal rusak, sehingga pengunjung bisa menggunakan jasa ojek

atau jalan kaki. Selama diperjalanan menuju obyek wisata Baru Beureum,

pengunjung bisa melihat lahan pertanian milik masyarakat dan pembibitan

palawija milik Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang.

(a) (b)

Gambar 8 (a) Areal Camping Baru Beureum, (b) Puncak Gunung Manglayang.

Baru Beureum merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah pengelolaan

BKPH Manglayang Timur. Obyek tersebut dikelola oleh Karang Taruna Desa

Sindangsari. Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu MCK, mushola dan warung.

Biaya di dalam kawasan (camping Rp 1.000,00/orang/malam). Obyek wisata Baru

Beureum merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja

dan dewasa secara rombongan. Kegiatan yang sering dilakukan pengunjung yaitu

berkemah, mendaki dua puncak Gunung Manglayang (Gambar 8b), bersantai

sambil melihat pemandangan, pendidikan dasar dan outbond. Areal perkemahan

Page 43: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

29

sering digunakan oleh sekolah-sekolah di sekitar Baru Beureum untuk kegiatan

berkemah serta Perguruan Tinggi untuk kegiatan orientasi perkenalan kampus dan

pendidikan dasar pecinta alam.

7) Parakan Kondang

Parakan Kondang merupakan obyek wisata bumi perkemahan, yang

berada di pinggir Sungai Cimanuk dan berada diketinggian 120 m dpl (Gambar

9a). Obyek tersebut berada di Desa Kadujaya Kecamatan Jatigede. Jarak dari

pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±53 km, yang bisa ditempuh

dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 1 jam-1 jam 30 menit.

Rute untuk mencapai obyek Parakan Kondang melalui Sumedang-Cimalaka-

Paseh-Tomo-Jatigede-Parakan Kondang. Aksesibilitas menggunakan kendaraan

umum yaitu dengan angkutan pedesaan (angdes) jurusan Parakan Kondang dari

Terminal Tolengas. Selama di perjalanan menuju obyek, pengunjung bisa melihat

lahan pertanian masyarakat, hamparan persawahan dan tegakan jati milik Perum

Perhutani.

(a) (b)

Gambar 9 (a) Areal camping Parakan Kondang, (b) Sungai Cimanuk.

Parakan Kondang merupakan obyek wisata di areal PLN PLTA Parakan

Kondang, obyek tersebut dikelola oleh koperasi PLTA Parakan Kondang.

Fasilitas yang berada di obyek wisata yaitu MCK, gazebo, areal parkir, mushola

dan warung. Biaya di dalam kawasan (berkemah Rp 1.500,00/orang). Obyek

wisata Parakan Kondang sering dikunjungi kalangan remaja dan dewasa secara

rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah berkemah, memancing di

Sungai Cimanuk, arung jeram di aliran Sungai Cimanuk dan belajar mengenai

proses aliran listrik dari tenaga air. Obyek wisata tersebut sering digunakan oleh

Page 44: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

30

sekolah-sekolah yang berasal dari Indramayu, Majalengka dan Cirebon untuk

kegiatan berkemah.

8) Cipanas Cileungsing

Cipanas Cileungsing merupakan obyek wisata sumber air panas

berbelerang yang berada diketinggian 353 m dpl. Air panas yang keluar dari

sumbernya dibuat pancuran (Gambar 10a) dan dialirkan ke kolam renang

(Gambar 10b). Obyek tersebut berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Buahdua.

Jarak dari pusat pemerintahan ±26 km, untuk mencapainya bisa menggunakan

kendaraan (motor/mobil) selama 30 menit-1 jam. Rute untuk mencapai obyek

Cipanas Cileungsing yaitu melalui Sumedang-Paseh-Conggeang-Buahdua-

Sekarwangi. Aksesibilitas ke obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan

angkutan perkotaan (angkot) jurusan Conggeang. Selama di perjalanan banyak

ditemui kebun buah salak dengan skala besar milik masyarakat setempat.

(a) (b)

Gambar 10 (a) Pancuran air panas berbelerang, (b) Kolam air panas berbelerang.

Cipanas Cileungsing merupakan obyek wisata di tanah milik masyarakat

yang dikelola oleh swasta. Fasilitas yang berada di obyek wisata yaitu MCK,

mushola, kolam renang, warung, loket masuk, areal parkir, pusat informasi,

penginapan, tempat fitnes, panggung hiburan dan galeri cendramata. Biaya di

dalam kawasan (masuk kawasan Rp 5.000,00/dewasa, Rp 2.500,00/anak-anak),

parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor, dan Rp 2.000,00/mobil), menikmati potensi

dan daya tarik (berenang di kolam renang berbelerang Rp 3.000,00/orang, mandi

di pancuran air panas Rp 2.000,00/orang dan menginap di penginapan

Cileungsing Rp 80.000,00-Rp 150.000,00/malam). Obyek wisata Cipanas

Cileungsing sering dikunjungi oleh remaja, dewasa dan orang tua secara

Page 45: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

31

rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung di obyek wisata yaitu

berenang di kolam air panas berbelerang, menginap, mandi di pancuran air panas

langsung dari sumbernya. Pengunjung yang datang ke Cipanas Cileungsing sering

menggunakan hari libur untuk berkunjung. Pengunjung yang datang berasal dari

Sumedang, Indramayu, Majalengka, Kuningan dan Cirebon. Obyek wisata

Cipanas Cileungsing sering dijadikan tempat untuk hiburan atau pentas seni

kesenian daerah yakni kesenian kuda renggong.

9) Cipanas Sekarwangi

Cipanas Sekarwangi merupakan obyek wisata sumber air panas

berbelerang yang berada di ketinggian 362 m dpl. Air panas yang keluar dari

sumbernya dialirkan ke kolam renang (Gambar 11a) dan kamar-kamar. Obyek

wisata Sekarwangi berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Buahdua. Jarak dari

pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±23 km, untuk mencapai obyek

bisa menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute untuk

mencapai obyek yakni melalui Sumedang-Paseh-Conggeang-Buahdua-

Sekarwangi. Aksesibilitas ke obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan

angkutan perkotaan (angkot) jurusan Conggeang dari Terminal Ciakar Sumedang.

Selama di perjalanan menuju obyek, pengunjung bisa menemui banyak kebun

buah salak milik masyarakat setempat.

(a) (b)

Gambar 11 (a) Kolam air panas berbelerang, (b) Kolam permainan.

Cipanas Sekarwangi merupakan obyek wisata yang berada di kawasan

Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. Obyek tersebut dikelola oleh Swasta.

Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, klinik pengobatan, loket masuk,

warung, kantin, areal parkir dan penginapan. Biaya di dalam kawasan (masuk

Page 46: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

32

kawasan Rp 2.000,00/orang), menikmati potensi dan daya tarik (berenang di

kolam renang Rp 7.500,00/orang, mandi di kamar pengobatan Rp 5.000/orang),

menginap di penginapan (Rp 100.000,00-Rp200.000,00/malam/kamar), parkir

kendaraan (Rp 2.000,00/mobil, dan Rp 1.000,00/motor). Obyek wisata Cipanas

Sekarwangi sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua secara

rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung yakni pengobatan

dan menginap. Pengunjung yang datang merupakan para pengunjung yang sedang

dalam perjalanan menuju daerah Cirebon, Majalengka, Bandung atau Indramayu.

10) Cikandung

Cikandung merupakan obyek wisata sumber air yang keluar dari bawah

bukit dan berada di ketinggian 587 m dpl (Gambar 12a). Masyarakat sekitar

Cikandung memanfaatkan mata air untuk kegiatan sehari-hari dan irigasi (Gambar

12b). Obyek wisata Cikandung berada di Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka.

Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±12 km, untuk

mencapai obyek wisata bisa dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor)

selama 30 menit-1 jam. Rute untuk sampai ke lokasi melalui Sumedang-

Cimalaka-Cikandung. Aksesibilitas menuju obyek dengan kendaraan umum yaitu

angkutan pedesaan (angdes) jurusan Sumedang-Citimun. Kondisi Jalan menuju

sumber air masih tanah merah sejauh ±100 m.

(a) (b)

Gambar 12 (a) Mata air Cikandung, (b) Pemandangan dari bukit Cikandung.

Cikandung merupakan obyek wisata di kawasan hutan di bawah

pengelolaan Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang, obyek tersebut dikelola oleh

Karang Taruna Desa Nyalindung. Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu MCK,

mushola dan tempat parkir. Pengunjung yang datang biasanya anak-anak dan

Page 47: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

33

remaja, pengunjung datang secara rombongan. Kegiatan yang dilakukan oleh

pengunjung yaitu bersantai dan berenang di sumber air. Obyek wisata Cikandung

ramai dikunjungi pengunjung di hari libur sekolah dan hari raya Idul Fitri.

11) Situsari

Situsari merupakan situ buatan yang berada diantara tegakan jati dan

berada di ketinggian 15 m dpl (Gambar 13). Obyek tersebut berada di Desa

Tolengas Kecamatan Tomo. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang

yaitu ±37 km, untuk mencapai obyek tersebut bisa menggunakan kendaraan

(mobil/motor) selama 1 jam-1 jam 30 menit. Rute untuk sampai ke obyek wisata

melalui Sumedang-Cimalaka-Paseh-Tomo. Situsari dekat dengan jalan lintas

provinsi Cirebon-Bandung, sehingga aksesibilitas bisa menggunakan kendaraan

umum yaitu angkutan kota (angkot) jurusan Sumedang-Tolengas dari Terminal

Ciakar atau Bus ke arah Cirebon/Bandung. Kondisi jalan menuju situ dari jalan

raya berupa aspal rusak dan sebagian tanah sejauh ±200 m.

Gambar 13 Situsati.

Situsari merupakan obyek wisata di kawasan Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat di bawah KPH Sumedang melalui BKPH Tomo Utara. Obyek tersebut

pengelolaanya dilakukan oleh Karang Taruna Desa Tolengas. Fasilitas yang

berada di obyek wisata yaitu areal parkir dan shelter. Biaya untuk di dalam

kawasan (masuk Rp 2.000,00/orang), parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor dan

Rp 2.000,00/mobil). Situsari sering dikunjungi kalangan remaja, dewasa dan

orang tua baik secara rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung

yaitu bersantai dan bermain di atas situ memakai perahu/rakit/bebek air. Situsari

ramai dikunjungi pengunjung dihari raya Idul Fitri, pengunjung datang secara

sengaja untuk bersantai bersama keluarga.

Page 48: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

34

12) Cipanteuneun

Cipanteuneun merupakan obyek wisata sumber air yang keluar dari bawah

bukit tegakan pinus dan berada di ketinggian 575 m dpl (Gambar 14a). Debit air

yang keluar dimanfaatkan untuk kolam renang dan perusahaan daerah air minum

(PDAM) Kabupaten Sumedang. Obyek wisata Cipanteuneun terletak di Desa

Licin Kecamatan Cimalaka. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang

yaitu ±8 km, untuk mencapai obyek bisa menggunakan kendaraan (mobil/motor)

20-30 menit. Rute untuk mencapai obyek melalui Sumedang-Cimalaka lewat jalan

raya Sumedang-Cirebon. Aksesibilitas menuju obyek dengan kendaraan umum

yaitu menggunakan ojek dari Terminal Cimalaka atau angkutan pedesaan (angdes)

jurusan Sumedang-Citimun. Kondisi jalan menuju obyek berupa aspal rusak

sejauh ±200 m dari jalan utama.

(a) (b)

Gambar 14 (a) Kolam renang Cipanteuneun, (b) Areal perkemahan.

Cipanteuneun merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah pengelolaan

BKPH Tampomas. Pengelolaan dilakukan oleh bagian wisata alam KPH

Sumedang. Fasilitas yang berada di Cipanteneun yaitu MCK, kolam renang

(kedalaman 60 cm, 125 cm dan 210 cm yang kondisinya alami tidak

ditembok/keramik tetapi batuan alam), tempat parkir, warung dan loket masuk.

Biaya untuk di dalam kawasan (masuk Rp 2.500,00/orang), parkir kendaraan (Rp

2.000,00/mobil, Rp 1.000,00/motor), berkemah (Rp 1.000,00/malam/orang).

Cipanteuneun sering dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan

orang tua baik secara individu atau rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan

Page 49: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

35

adalah berenang dan berkemah. Cipanteunen sering dikunjungi oleh pelajar dari

sekolah-sekolah disekitar Sumedang dan TNI AD untuk belajar berenang.

13) Cadas Pangeran

Cadas Pangeran merupakan obyek wisata untuk peristirahatan selama

perjalanan yang terletak di tebing batuan cadas, obyek tersebut berada di

ketinggian 748 m dpl (Gambar 15a). Cadas Pangeran masuk ke Desa Pamulihan

Kecamatan Pamulihan. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu

±10 km yang bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) 19-30

menit. Aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan

angkutan perkotaan (angkot) Sumedang-Cileungi atau dengan bus yang ke arah

Cirebon/Bandung karena berada di jalan lintas provinsi Sumedang-Bandung.

(a) (b)

Gambar 15 (a) Jalan Cadas Pangeran, (b) Pemandangan jalan raya.

Cadas Pangeran merupakan obyek wisata milik Pemerintah Kabupaten

Sumedang, obyek tersebut dikelola secara langsung oleh Dinas Pariwisata.

Fasilitas yang berada di obyek wisata yakni MCK, mushola, warung penjual

makanan khas Sumedang dan tempat parkir. Obyek tersebut sering dikunjungi

oleh kalangan dewasa dan orang tua secara individu, berpasangan, kelompok atau

rombongan. Kegiatan yang dilakukan pengunjung adalah membeli oleh-oleh

makanan khas Sumedang seperti ubi Cilembu, kerupuk bakar ”melarat” dan tahu

Sumedang. Obyek tersebut selalu ramai dikunjungi pengunjung di hari minggu

dan hari libur (libur nasional dan libur hari raya).

Page 50: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

36

14) Geundeng

Geundeng merupakan obyek wisata peristirahatan yang terletak di pinggir

aliran Sungai Cimanuk dan berada diketinggian 80 m dpl (Gambar 16a). Obyek

tersebut berada di Desa Karyamukti Kecamatan Tomo. Jarak dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±29 km, untuk mencapai obyek bisa

dengan menggunakan kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute

untuk sampai ke obyek wisata yaitu Sumedang-Legok-Paseh-Tomo-Geundeng.

Obyek wisata berada di jalan lintas provinsi yaitu jalan Cirebon-Bandung.

Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum yaitu melalui angkutan kota

(angkot) jurusan Sumedang-Tolengas dari Terminal Ciakar Sumedang atau bus ke

arah Cirebon/Bandung.

(a) (b)

Gambar 16 (a) Perisitirahatan Geundeng, (b) Sungai Cimanuk.

Geundeng merupakan obyek wisata yang berada di kawasan Perum

Perhutani unit III Jawa Barat di bawah KPH Sumedang melalui BKPH Tomo

Utara. Pengelolaanya dilakukan oleh paguyuban masyarakat Desa Karyamukti.

Fasilitas yang ada di obyek wisata yaitu MCK, mushola dan shelter sekaligus

warung. Obyek wisata Geundeng sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa

dan orang tua baik secara individu, berpasangan atau rombongan. Kegiatan yang

biasa dilakukan oleh pengunjung yaitu bersantai sejenak setelah perjalanan sambil

menikmati minuman khas Geundeng yaitu es kelapa muda dan makanan andalan

Geundeng yaitu lotek di pinggir Sungai Cimanuk. Tujuan pengunjung datang ke

obyek wisata yaitu untuk beristirahat setelah melakukan perjalanan dari Bandung

menuju Majalengka, Cirebon dan Indramayu atau sebaliknya.

Page 51: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

37

15) Cigendel

Cigendel merupakan obyek wisata untuk istirahat di bawah tegakan pinus

yang berada di ketinggian 811 m dpl (Gambar 17a). Obyek tersebut masuk ke

Desa Cigendel Kecamatan Pamulihan. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten

Sumedang yaitu ±12 km yang bisa ditempuh dengan kendaraan (mobil/motor) 19-

30 menit. Cigendel berada di jalan lintas provinsi Sumedang-Bandung, sehingga

aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan umum yaitu dengan

angkutan perkotaan (angkot) Sumedang-Cileunyi atau menggunakan bus ke arah

Cirebon/Bandung.

(a) (b)

Gambar 17 (a) Rumah makan Cigendel, (b) Kawasan peristirahatan Cigendel.

Cigendel merupakan obyek wisata di kawasan Perum Perhutani Unit III

Jawa Barat melalui KPH Sumedang di bawah pengelolaan BKPH Manglayang

Timur, obyek wisata Cigendel dikelola oleh bagian wisata alam KPH Sumedang.

Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, mushola, shelter, tempat parkir,

lapangan/taman dan rumah makan. Biaya di dalam kawasan (masuk kawasan Rp

1.000,00/orang), parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor dan Rp 2.000,00/mobil).

Cigendel merupakan obyek yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa

dan orang tua baik secara individu, kelompok atau rombongan. Kegiatan yang

sering dilakukan pengunjung yaitu bersantai di bawah tegakan pinus, istirahat dan

makan setelah perjalanan menuju Bandung, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan

sebaliknya serta outbond.

Page 52: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

38

16) Gunung Palasari

Gunung Palasari merupakan obyek wisata sejarah yang berada di

ketinggian 690 m dpl. Obyek wisata Gunung Palasari mempunyai bukti sejarah

peninggalan Belanda berupa benteng pertahanan (Gambar 18a). Gunung Palasari

terletak di Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±4 km, untuk mencapai obyek bisa

menggunakan kendaraan 14-30 menit. Rute untuk mencapai obyek yaitu melalui

jalan Pangeran Kornel. Aksesibilitas menuju obyek dengan menggunakan

angkutan dalam kota, Bus ke arah Cirebon/Bandung. Kondisi jalan menuju obyek

dari jalan raya berupa aspal sejauh ±200 m dan ±400 m jalan batu, sedangkan

untuk mencapai obyek bisa menggunakan ojek atau berjalan kaki. Disepanjang

jalan menuju obyek bisa ditemui banyak tegakan tegakan pinus.

(a) (b)

Gambar 18 (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arboretum Gunung Palasari.

Gunung Palasari merupakan obyek wisata yang terletak di kawasan Dinas

Kehutanan Sumedang, obyek tersebut dikelola oleh UPTD Gunung Kunci

Palasari. Gunung Palasari sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan

orang tua secara rombongan. Kegiatan yang sering dilakukan oleh pengunjung

adalah mengetahui sejarah pemerintahan Belanda di Sumedang, belajar jenis-jenis

pohon karena terdapat Arboretum dan pendidikan dasar seperti pramuka dan

pecinta alam.

17) Gunung Kunci

Gunung Kunci merupakan obyek wisata sejarah dan untuk bersantai yang

berada di ketinggian 498 m dpl. Gunung Kunci mempunyai bukti peninggalan

Belanda berupa benteng pertahanan berbentuk goa (Gambar 19a). Gunung Kunci

Page 53: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

39

merupakan obyek wisata paling dekat dengan pusat Pemerintahan Kabupaten

Sumedang. Obyek wisata Gunung Kunci terletak di Kelurahan Kota Kulon

Kecamatan Sumedang Selatan dengan jarak ±1 km yang bisa ditempuh kendaraan

(mobil/motor) 2-10 menit. Aksesibilitas menuju obyek menggunakan kendaraan

umum angkutan dalam kota, Bus ke arah Cirebon/Bandung karena berada di jalan

lintas provinsi yaitu jalan Sumedang-Bandung dan becak dari pusat pemerintahan

Kabupaten Sumedang.

(a) (b)

Gambar 19 (a) Benteng peninggalan Belanda, (b) Arena bermain.

Gunung Kunci merupakan obyek wisata yang berada di bawah

pengelolaan Dinas Kehutanan Sumedang yang dikelola oleh UPTD Gunung

Kunci Palasari. Fasilitas yang berada di obyek yaitu MCK, mushola, shelter,

panggung hiburan, tempat sampah, kantor pengelolaan, gazebo, tempat parkir dan

loket masuk. Biaya untuk di dalam kawasan (masuk kawasan Rp 3.000,00/orang),

parkir kendaraan (Rp 1.000,00/motor dan Rp 2.000,00/mobil). Gunung Kunci

sering dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua baik

secara kelompok atau rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung

yaitu bersantai dan istirahat sambil menikmati pemandangan ke Kota Sumedang,

menikmati kesejukan udara tegakan pinus, belajar mengenai sejarah peninggalan

Belanda di Sumedang, kegiatan perlombaan, hiburan musik dan outbond. Gunung

kunci sering digunakan arena untuk perlombaan mewarnai tingkat Taman Kanak-

Kanak dan Sekolah Dasar, kunjungan pelajar dan latihan dasar pramuka.

Page 54: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

40

18) Tirta Sandi

Tirta Sandi merupakan obyek wisata kolam ikan dan kolam renang yang

berada di ketinggian 625 m dpl (Gambar 20a). Sumber air untuk kolam renang

dan kolam ikan berasal dari aliran Sungai Cihonje. Obyek wisata Tirta Sandi

berada di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang yaitu ±10 km, untuk mencapai obyek bisa

menggunakan kendaraan (mobil/motor) 19-30 menit. Rute untuk mencapai obyek

yaitu Cipameungpeuk-Citengah. Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum

adalah dengan angkutan pedesaan (angdes) dari Terminal Cipamengpeuk atau

menggunakan ojek dari alun-alun. Selama di perjalanan menuju obyek wisata,

pengunjung akan melihat pemandangan hamparan persawahan dan lahan

pertanian masyarakat.

(a) (b)

Gambar 20 (a) Kolam ternak ikan, (b) Shelter Tirta Sandi.

Tirta Sandi merupakan obyek wisata yang berada di tanah milik, obyek

tersebut dikelola oleh swasta. Fasilitas yang berada di Tirta Sandi yaitu MCK,

mushola, warung, kolam renang, tempat parkir dan shelter untuk makan. Biaya

renang (Rp 5.000,00/dewasa, Rp 4.000,00/anak), Makan menu andalan obyek

Tirta Sandi (ikan mas bakar Rp 35.000,00/kg, nasi Rp 2.500,00/porsi), parkir

kendaraan (Rp 2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor). Tirta Sandi merupakan

obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan anak-anak, remaja, dewasa

dan orang tua baik secara individu atau rombongan. Kegiatan yang bisa dilakukan

oleh pengunjung yaitu berenang, menikmati pemandangan persawahan dan

makanan khas yaitu ikan bakar. Tirta Sandi sering dijadikan tempat belajar

berenang oleh pelajar, tempat rapat atau pertemuan bagi keluarga dan organisasi.

Page 55: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

41

19) Cibingbin

Cibingbin merupakan obyek wisata kolam renang dan tempat makan yang

berada di ketinggian 691 m dpl. Obyek tersebut memanfaatkan lahan di sekitar

Sungai Cihonje untuk dijadikan tempat makan. Konsep pembuatan tempat makan

yaitu lesehan di pinggir aliran Sungai Cihonje (Gambar 21a). Selain itu aliran

Sungai Cihonje dimanfaatkan untuk kolam renang. Cibingbin terletak di Desa

Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat pemerintahan ±10 km,

untuk sampai ke obyek bisa menggunakan kendaraan (mobil/motor) 20-30 menit.

Rute untuk mencapai obyek yaitu Cipameungpeuk-Citengah. Aksesibilitas dengan

angkutan pedesaan dari Terminal Cipamengpeuk atau menggunakan ojek dari

alun-alun. Selama diperjalanan akan ditemui hamparan persawahan dan lahan

pertanian milik masyarakat.

(a) (b)

Gambar 21 (a) Shelter Cibingbin, (b) Kolam renang dan permainan air

Cibingbin merupakan obyek wisata yang berada di tanah milik

masyarakat, obyek tersebut dikelola oleh swasta. Fasilitas yang berada di obyek

yaitu MCK, loket masuk, mushola, warung, shelter untuk makan, tempat parkir,

penginapan, aula dan kolam renang (Gambar 21b). Biaya untuk renang (Rp

7.500,00/dewasa, Rp 2.000,00/anak-anak/pelajar), parkir kendaraan (Rp

2.000,00/mobil dan Rp 1.000,00/motor), tempat makan dan shelter Rp

2.000,00/orang dan menu andalan Cibingbin (ikan bakar Rp 30.000,00/kg).

Cibingbin merupakan obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan anak-

anak, remaja, dewasa dan orang tua secara rombongan. Kegiatan yang biasa

dilakukan pengunjung yaitu berenang, bersantai sambil makan di shelter,

menginap dan hiburan. Cibingbin dikunjungi pelajar untuk belajar berenang,

Page 56: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

42

rapat/berkumpul oleh organisasi/keluarga dan pentas seni atau acara hiburan.

Pengunjung biasanya berkunjung di hari libur terutama libur hari raya Idul Fitri.

20) Cijarami Indah

Cijarami Indah merupakan obyek wisata tempat makan dengan konsep

lesehan di perkebunan teh yang berada di ketinggian 907 m dpl (Gambar 22a).

Obyek tersebut berada di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari

pusat pemerintahan ±13 km, untuk mencapai obyek bisa dengan menggunakan

kendaraan (mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute menuju Cijarami Indah

melalui jalan Cipameungpeuk-Citengah. Aksesibilitas menggunakan angkutan

pedesaan dari Terminal Cipamengpeuk atau menggunakan ojek dari alun-alun.

Selama diperjalanan menuju obyek wisata, pengunjung bisa melihat pemandangan

persawahan, lahan pertanian masyarakat, hutan primer dan perkebunan teh.

(a) (b)

Gambar 22 (a) Pemandangan ke perkebunan teh, (b) Pintu masuk Cijarami Indah.

Obyek wisata Cijarami Indah berada di kawasan hutan Dinas Kehutanan

Jawa Barat di bawah BKSDA Jawa Barat dengan nama Taman Buru Gunung

Masigit dan Kareumbi. Obyek tersebut dikelola oleh pihak swasta yang

memanfaatkan sumberdaya alam tersebut. Fasilitas yang berada di obyek yaitu

MCK, mushola, shelter, warung dan tempat parkir. Biaya parkir kendaraan (Rp

1.000,00/motor, Rp 2.000,00/mobil), penyewaan shelter Rp 10.000,00/shelter dan

makan menu andalan (ikan bakar Rp 30.000,00/kg). Cijarami Indah merupakan

obyek wisata yang sering dikunjungi oleh kalangan remaja, dewasa dan orang tua

secara rombongan. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung adalah

bersantai di shelter sambil menikmati pemandangan dan sejuknya kebun teh,

berkumpul bersama teman dan keluarga sambil makan ikan bakar. Pengunjung

Page 57: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

43

menggunakan hari libur untuk datang ke Cijarami Indah, pengunjung datang

secara rombongan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

21) Margawindu

Margawindu merupakan obyek wisata perkebunan teh yang berada di

ketinggian 914 m dpl (Gambar 23a). Obyek wisata tersebut berada di Desa

Citengah Kecamatan Sumedang Selatan. Jarak dari pusat pemerintahan ±14 km,

untuk mencapai obyek wisata yaitu dengan menggunakan kendaraan

(mobil/motor) selama 30 menit-1 jam. Rute menuju Margawindu melalui jalan

Cipamengpeuk-Citengah. Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum yaitu

angkutan pedesaan (angdes) dari Terminal Cipameungpeuk atau menggunakan

ojek dari alun-alun. Selama diperjalanan bisa ditemukan pemandangan areal

persawahan, lahan pertanian masyarakat, hutan primer dan perkebunan teh.

(a) (b)

Gambar 23 (a) Pemandangan Gunung Masigit Kareumbi, (b) Shelter.

Margawindu merupakan obyek wisata yang berada di kawasan perusahaan

teh PT BGA (Bumitama Gunajaya Agro), obyek tersebut dikelola oleh Desa

Citengah secara langsung. Fasilitas yang ada yaitu warung dan tempat parkir,

biaya masuk kawasan Rp 1.000,00/motor, Rp 2.000,00/mobil. Obyek wisata

Margawindu sering dikunjungi para remaja dan keluarga. Kegiatan yang bisa

dilakukan adalah bersantai di kebun teh sambil menikmati keindahan dan

kesejukan perkebunan teh (Gambar 23a). Pengunjung menggunakan hari libur

untuk datang ke obyek wisata, pengunjung datang secara rombongan dengan

menggunakan kendaraan pribadi. Pengunjung yang datang berasal dari daerah

Sumedang, untuk pengunjung dari luar Sumedang berasal dari Bandung,

Majalengka dan daerah lainnya sekitar Kabupaten Sumedang.

Page 58: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

44

5.1.2 Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

5.1.2.1 Daya Tarik Obyek Wisata

Unsur daya tarik obyek wisata yang diambil adalah 4 sub unsur, yaitu:

1) Keunikan sumberdaya alam

Keunikan sumberdaya alam merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu

obyek wisata, yang beda dengan obyek lain (Dirjen PHKA 2002). Curug Cinulang

dan Gunung Kunci memiliki nilai tertinggi sebesar 20, karena mempunyai tiga

sumberdaya alam yang unik (Lampiran 3). Secara rinci keunikan sumberdaya

alam kedua obyek tersebut yaitu: Curug Cinulang mempunyai air terjun kembar

pemisah Sumedang dan Bandung, pemandangan alam dan kerajinan

anyaman/kursi yang terbuat dari bambu. Sedangkan Gunung Kunci mempunyai

benteng pertahanan peninggalan Belanda, pemandangan alam dan tegakan pinus

yang dijadikan areal untuk camping.

2) Sumberdaya alam yang menonjol

Sumberdaya alam yang menonjol merupakan obyek-obyek yang mudah

dilihat oleh pengunjung ketika pertama kali masuk dan berada di obyek wisata

dengan jumlah sumberdaya alam yang dominan (Dirjen PHKA 2002). Delapan

obyek memiliki nilai tertinggi sebesar 20, karena mempunyai tiga sumberdaya

alam yang menonjol (Lampiran 3). Secara rinci sumberdaya alam yang menonjol

kedelapan obyek tersebut yaitu Tirta Sandi meliputi: hutan primer, batuan dan

Sungai Cihonje. Cibingbin meliputi: hutan primer, batuan dan Sungai Cihonje.

Curug Cigorobog meliputi: hutan primer, air terjun dan sungai Cigorobog.

Cipanteuneun meliputi: tegakan pinus, sumber air dan kolam renang. Cikandung

meliputi: hutan primer, sumber air dan kolam. Cipadayungan meliputi: tegakan

pinus, air terjun dan sungai Cipadayungan. Curug Cipongkor meliputi:

persawahan dan hutan primer, air terjun dan sungai Cipongkor. Curug

Ciputrawangi meliputi: tegakan pinus, sungai Ciputrawangi dan air terjun.

3) Jenis kegiatan wisata

Jenis kegiatan wisata merupakan kegiatan yang biasa dan bisa dilakukan di

obyek wisata oleh pengunjung. Kondisi dan situasi di obyek, keselamatan

pengunjung dan kelestarian sumberdaya alam merupakan faktor penting dalam

melakukan kegiatan di obyek wisata (Dirjen PHKA 2002). Lima obyek memiliki

Page 59: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

45

nilai tertinggi yaitu 20, karena mempunyai empat jenis kegiatan yang bisa

dilakukan (Lampiran 3). Secara rinci jenis kegiatan kelima obyek tersebut yaitu:

Baru Beureum bisa untuk camping, traking, hiking ke Gunung Manglayang dan

pendidikan dasar. Gunung Palasari bisa untuk camping, hiking, pendidikan dan

traking. Margawindu bisa untuk camping, hiking, traking dan wisata.

Cipadayungan bisa untuk camping, hiking ke Gunung Tampomas, traking dan

wisata. Ciputrawangi bisa untuk camping, hiking ke Gunung Tampomas, traking

dan pendidikan dasar.

4) Kebersihan lokasi

Kebersihan merupakan salah satu faktor kenyamanan pengunjung selama

berada di obyek wisata (Dirjen PHKA 2002). Hasil penelitian mendapatkan empat

belas obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang yang memiliki nilai tertinggi

yaitu 25, karena aspek kebersihan obyek dipengaruhi 1-2 faktor (Lampiran 3).

Secara rinci kebersihan obyek wisata tersebut dipengaruhi oleh faktor keberadaan

sampah, yaitu: obyek wisata Baru Beureum, Curug Cipongkor, Tirta Sandi dan

Cibingbin. Obyek wisata yang dipengaruhi faktor jalan ramai motor/mobil yaitu

obyek wisata Cijarami Indah. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor

permukiman penduduk dan sampah yaitu obyek wisata Curug Cinulang. Obyek

wisata yang dipengaruhi oleh faktor jalan ramai motor/mobil dan sampah yaitu:

Cadas Pangeran. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor sampah dan

vandalisme yaitu: Gunung Palasari, Curug Cigorobog, Margawindu dan

Cipadayungan. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor permukiman penduduk

dan sampah yaitu Curug Ciputrawangi. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh

faktor jalan ramai motor/mobil dan permukiman penduduk yaitu Cipanas

Sekarwangi. Obyek wisata yang dipengaruhi oleh faktor jalan ramai motor/mobil

dan sampah yaitu obyek Geundeng.

Hasil penilaian daya tarik wisata alam menghasilkan skor tertinggi 480

dan skor terendah 360. Cipadayungan dan Ciputrawangi mendapatkan nilai

tertinggi yaitu 480. Klasifikasi pengembangan obyek wisata alam di Kabupaten

Sumedang dari aspek daya tarik yaitu kurang potensial (Tabel 9).

Page 60: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

46

Tabel 9 Hasil penilaian daya tarik obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang Obyek A B C D ∑ E Skor

Cipadayungan 15 20 20 25 80 Kurang potensial 480

Curug Ciputrawangi 15 20 20 25 80 Kurang potensial 480

Curug Cipongkor 15 20 15 25 75 Kurang potensial 450

Curug Cinulang 20 15 15 25 75 Kurang potensial 450

Curug Cigorobog 15 20 15 25 75 Kurang potensial 450

Baru Beureum 10 15 20 25 70 Kurang potensial 420

Tirta Sandi 10 20 15 25 70 Kurang potensial 420

Cibingbin 10 20 15 25 70 Kurang potensial 420

Gunung Palasari 15 10 20 25 70 Kurang potensial 420

Margawindu 15 10 20 25 70 Kurang potensial 420

Cipanteuneun 15 20 15 20 70 Kurang potensial 420

Cadas Pangeran 10 15 15 25 65 Kurang potensial 390

Cikandung 10 20 15 20 65 Kurang potensial 390

Cipanas Sekarwangi 10 15 15 25 65 Kurang potensial 390

Gunung Kunci 20 10 15 20 65 Kurang potensial 390

Cijarami Indah 15 10 15 25 65 Kurang potensial 390

Situsari 15 15 15 20 65 Kurang potensial 390

Cipanas Cileungsing 10 15 15 20 60 Kurang potensial 360

Geundeng 10 15 10 25 60 Kurang potensial 360

Parakan Kondang 10 15 15 20 60 Kurang potensial 360

Cigendel 15 10 15 20 60 Kurang potensial 360

Keterangan:

A : Keunikan sumberdaya alam B : Sumberdaya alam yang menonjol

C : Jenis kegiatan wisata D : Kebersihan udara dan lokasi

D : Klasifikasi pengembangan Jumlah : Nilai semua kriteria

Skor : Jumlah total dikali bobot (6)

5.1.2.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung untuk

berpindah/berpergian dari tempat tinggal pengunjung ke obyek wisata (Dirjen

PHKA 2002). Faktor tersebut sangat penting dalam mendorong potensi pasar

suatu obyek. Aksesibilitas membahas tentang jarak, kondisi jalan dan waktu

tempuh dari obyek wisata alam ke kantor pemerintahan Kabupaten Sumedang.

1) Kondisi jalan dan jarak dari Sumedang

Obyek wisata alam Parakan Kondang mendapat nilai tertinggi yaitu 200,

karena berada di jalan dengan kondisi baik dan berjarak ±53 km dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sumedang (Lampiran 3). Obyek tersebut berada di jalan

lintas provinsi Bandung-Sumedang-Cirebon dengan kondisi jalan aspal.

2) Waktu tempuh ke obyek dari Sumedang

Empat obyek wisata mempunyai nilai tertinggi yaitu 30, karena memiliki

waktu tempuh <20 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang

(Lampiran 3). Secara rinci yaitu, Tirta Sandi 19 menit, Curug Cipongkor 17

menit, Gunung Palasari 14 menit dan Gunung Kunci 2 menit. Aksesibilitas

Page 61: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

47

menuju obyek wisata di Kabupaten Sumedang tersebar di jalan dan kondisi yang

berbeda (Gambar 24).

Hasil aksesibilitas menghasilkan nilai tertinggi 1050 dan nilai terendah

450. Obyek wisata alam Parakan Kondang mempunyai nilai tertinggi yaitu 1050.

Obyek tersebut berada di jalan lintas provinsi Cirebon-Sumedang-Bandung

dengan kondisi jalan aspal dan jalan menuju proyek Bendungan Jatigede.

Klasifikasi pengembangan obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang dari aspek

aksesibilitas, mendapatkan tujuh obyek potensial untuk diutamakan dalam

pengembangannya (Tabel 10).

Tabel 10 Hasil penilaian aksesibilitas ODTWA di Kabupaten Sumedang Obyek A B Jumlah Klasifikasi pengembangan Skor

Parakan Kondang 200 10 210 Potensial 1050

Geundeng 180 20 200 Potensial 1000

Situsari 180 15 195 Potensial 975

Curug Cinulang 180 10 190 Potensial 950

Cipanas Sekarwangi 140 20 160 Potensial 800

Curug Ciputrawangi 140 20 160 Potensial 800

Cipanas Cileungsing 140 15 155 Potensial 775

Baru Beureum 120 15 135 Kurang potensial 675

Tirta Sandi 80 30 110 Kurang potensial 550

Curug Cipongkor 80 30 110 Kurang potensial 550

Gunung Kunci 80 30 110 Kurang potensial 550

Margawindu 80 25 105 Kurang potensial 525

Cijarami Indah 80 25 105 Kurang potensial 525

Cigendel 80 25 105 Kurang potensial 525

Curug Cigorobog 80 25 105 Kurang potensial 525

Cikandung 80 25 105 Kurang potensial 525

Cibingbin 80 25 105 Kurang potensial 525

Cadas Pangeran 80 25 105 Kurang potensial 525

Cipanteuneun 80 25 105 Kurang potensial 525

Cipadayungan 80 20 100 Kurang potensial 500

Gunung Palasari 60 30 90 Kurang potensial 450

Keterangan:

A : Kondisi jalan dan jarak ke obyek dari Sumedang Jumlah : Nilai semua kriteria

B : Waktu tempuh ke obyek dari Sumedang Skor : Jumlah total dikali bobot (5)

Page 62: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

47

Page 63: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

49

5.1.2.3 Fasilitas Penunjang

Peranan fasilitas penunjang adalah untuk memudahkan pengunjung dalam

menikmati potensi dan daya tarik obyek wisata alam (Dirjen PHKA 2003).

1) Prasarana

Prasarana merupakan faktor yang memberikan kemudahan dan

kenyamanan bagi pengunjung secara tidak langsung (Dirjen PHKA 2002). Obyek

wisata Gunung Kunci, Cipanteuneun dan Parakan Kondang mempunyai nilai

tertinggi yaitu 30, karena mempunyai lebih dari empat prasarana dalam radius 5

km dari obyek wisata (Lampiran 3). Secara rinci prasarana Gunung Kunci yaitu:

kantor pos Sumedang, rumah sakit umum Sumedang, wartel/warnet, areal parkir,

jalan raya Sumedang dan radio daerah Sumedang. Prasarana Cipanteuneun yaitu

kantor pos Cimalaka, puskesmas Cimalaka, wartel/warnet dan areal parkir.

Prasarana Parakan Kondang yaitu wartel/warnet, areal parkir, jalan, puskesmas

Jatigede dan kantor pos. Secara umum prasarana yang ada di setiap obyek yaitu

jalan dan areal parkir. Obyek wisata yang prasarana lebih dari empat merupakan

obyek yang dekat dengan pusat pemerintahan.

2) Sarana

Sarana merupakan salah satu faktor penunjang yang memudahkan

pengunjung dalam menikmati obyek wisata secara langsung (Dirjen PHKA 2002).

Ciputrawangi mendapat nilai tertinggi yaitu 30, karena mempunyai lebih dari

empat sarana yang ada di kawasan (Lampiran 3). Secara rinci sarana obyek

Ciputrawangi yaitu warung, toko cendramata, mushola dan toilet.

Hasil penilaian fasilitas penunjang menghasilkan nilai tertinggi yaitu 165

dan nilaiterendah 105. Obyek wisata Cipanteunen, Gunung Kunci, Curug

Ciputrawangi dan Parakan Kondang mempunyai nilai fasilitas tertinggi yaitu 165,

karena dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan. Klasifikasi pengembangan

dari aspek fasilitas penunjang yaitu 4 obyek potensial untuk diutamakan

pengembangannya (Tabel 11).

Page 64: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

50

Tabel 11 Hasil penilaian fasilitas penunjang ODTWA di Kabupaten Sumedang

Obyek Prasarana Sarana Jumlah Klasifikasi

pengembangan Skor

Cipanteuneun 30 25 55 Potensial 165

Gunung Kunci 30 25 55 Potensial 165

Curug Ciputrawangi 25 30 55 Potensial 165

Parakan Kondang 30 25 55 Potensial 165

Cipanas Sekarwangi 25 25 50 Kurang potensial 150

Cipanas Cileungsing 25 25 50 Kurang potensial 150

Curug Cinulang 20 25 45 Kurang potensial 135

Baru Beureum 20 25 45 Kurang potensial 135

Cigendel 20 25 45 Kurang potensial 135

Cadas Pangeran 20 25 45 Kurang potensial 135

Tirta Sandi 20 25 45 Kurang potensial 135

Saung Cibingbin 20 25 45 Kurang potensial 135

Cijarami Indah 20 25 45 Kurang potensial 135

Cikandung 20 25 45 Kurang potensial 135

Cipadayungan 20 25 45 Kurang potensial 135

Geundeng 20 25 45 Kurang potensial 135

Curug Cigorobog 20 20 40 Kurang potensial 120

Gunung Palasari 20 15 35 Kurang potensial 105

Curug Cipongkor 15 20 35 Kurang potensial 105

Margawindu 20 15 35 Kurang potensial 105

Situsari 20 15 35 Kurang potensial 105

Keterangan:

Jumlah : Nilai semua kriteria Skor : Jumlah dikali bobot (3)

5.1.2.3 Pemasaran

Dirjen PHKA (2003) menjelaskan bahwa dalam pengelolaan wisata alam

kegiatan pemasaran perlu dilakukan, karena sangat berkaitan dengan jumlah

kunjungan. Obyek wisata Curug Cinulang, Gunung Kunci, Curug Ciputrawangi

dan Cileungsing mempunyai nilai tertinggi yaitu 25, karena mempunyai 3 aspek

pemasaran (Lampiran 3). Keempat obyek tersebut sering didatangi banyak

pengunjung, karena pemasaran merupakan salah satu faktor alasan kedatangan

jumlah pengunjung ke obyek wisata (Dirjen PHKA 2002). Secara rinci yaitu

obyek wisata Curug Cinulang mempunyai tarif/harga terjangkau, sarana

penyampaian informasi dan promosi. Gunung Kunci mempunyai tarif/harga

terjangkau, sarana penyampaian informasi dan promosi. Curug Ciputrawangi

mempunyai tarif/harga terjangkau, produk wisata bervariasi dan promosi. Cipanas

Cileungsing mempunyai tarif/harga terjangkau, sarana penyampaian informasi

dan promosi. Klasifikasi pengembangan obyek wisata dari aspek pemasaran, yaitu

4 obyek sangat potensial untuk diutamakan dalam pengembangan (Tabel 12).

Page 65: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

51

Tabel 12 Hasil penilaian pemasaran ODTWA di Kabupaten Sumedang No Obyek Nilai Klasifikasi pengembangan Skor

1 Curug Cinulang 25 Sangat potensial 100

2 Gunung Kunci 25 Sangat potensial 100

3 Curug Ciputrawangi 25 Sangat potensial 100

4 Cipanas Cileungsing 25 Sangat potensial 100

5 Cibingbin 15 Potensial 60

6 Cipanas Sekarwangi 15 Potensial 60

7 Baru Beureum 5 Kurang potensial 20

8 Cigendel 5 Kurang potensial 20

9 Cadas Pangeran 5 Kurang potensial 20

10 Curug Cipongkor 5 Kurang potensial 20

11 Gunung Palasari 5 Kurang potensial 20

12 Tirta Sandi 5 Kurang potensial 20

13 Curug Cigorobog 5 Kurang potensial 20

14 Cijarami Indah 5 Kurang potensial 20

15 Margawindu 5 Kurang potensial 20

16 Cipanteuneun 5 Kurang potensial 20

17 Cikandung 5 Kurang potensial 20

18 Cipadayungan 5 Kurang potensial 20

19 Geundeng 5 Kurang potensial 20

20 Situsari 5 Kurang potensial 20

21 Parakan Kondang 5 Kurang potensial 20

5.1.2.5 Hasil penilaian ODTWA di Kabupaten Sumedang

Hasil penilaian ODTWA di Kabupaten Sumedang menghasilkan bobot

tertinggi yaitu 1635 dari 2170 dan bobot terendah 995 dari 550 (Tabel 13). Bobot

tersebut didapat dengan menjumlahkan semua skor total dari aspek daya tarik,

aspek aksesibilitas, aspek fasilitas penunjang dan aspek pemasaran pada 21 obyek

wisata alam di Kabupaten Sumedang.

Tabel 13 Hasil penilaian kriteria ODTWA di Kabupaten Sumedang No Obyek A B C D Bobot

1 Curug Cinulang 450 950 135 100 1635

2 Parakan Kondang 360 1050 165 20 1595

3 Curug Ciputrawangi 480 800 165 100 1545

4 Geundeng 360 1000 135 20 1515

5 Situsari 390 975 105 20 1490

6 Cipanas Sekarwangi 390 800 150 60 1400

7 Cipanas Cileungsing 360 775 150 100 1385

8 Baru Beureum 420 675 135 20 1250

9 Gunung Kunci 390 550 165 100 1205

10 Cibingbin 420 525 135 60 1140

12 Cipanteuneun 420 525 165 20 1130

13 Tirta Sandi 420 550 135 20 1125

14 Curug Cipongkor 450 550 105 20 1125

15 Curug Cigorobog 450 525 120 20 1115

17 Cikandung 390 525 135 20 1070

18 Margawindu 420 525 105 20 1070

19 Cijarami Indah 390 525 135 20 1070

20 Cigendel 360 525 135 20 1040

21 Gunung Palasari 420 450 105 20 995

Page 66: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

52

Keterangan :

A : Daya tarik obyek wisata C : Fasilitas penunjang

B : Aksesibilitas D : Pemasaran

5.2 Pengunjung

Jumlah pengunjung yang didapat adalah 141 responden, yaitu 100

diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin memakai persamaam proposional

untuk di setiap obyek wisatanya dan 41 dengan metode accidental. Pengambilan

responden dengan menggunakan rumus Slovin yaitu: Cipanas Sekarwangi 12

orang, Cipanas Cileungsing 14 orang, Curug Cinulang 9 orang, Gunung Kunci 9

orang, Cadas Pangeran 4 orang, Curug Cigorobog 7 orang, Curug Cipongkor 7

orang, Saung Cibingbin 14 orang, Situsari 3 orang, Baru Beureum 4 orang,

Parakan kondang 8 orang, Cipadayungan 3 orang dan Cipanteuneun 8 orang.

Sedangkan pengambilan responden dengan menggunakan metode accidental yaitu

Cigendel, Gunung Palasari, Tirta Sandi, Cijarami Indah, Margawindu, Cikandung,

Curug Ciputrawangi dan Geundeng. Data dan informasi yang diambil yaitu

karakteristrik, aktifitas, tujuan, waktu kunjungan dan penilaian pengunjung

terhadap obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang.

1) Karakteristik pengunjung

Mayoritas pengunjung yang datang ke obyek wisata alam di Kabupaten

Sumedang yaitu laki-laki (68%) dengan status perkawinan belum menikah (71%),

usia pengunjung berkisar 15-30 tahun (51%) dengan profesi sebagai pelajar

(44%). Pelajar yang datang mayoritas siswa SLTA dan mahasiswa (85%). Faktor

yang menyebabkan pelajar berkunjung ke obyek wisata yaitu lokasi obyek wisata

yang dekat dengan tempat tinggal, tiket masuk kawasan terjangkau, terdapat nilai

pendidikan, jenis kegiatannya bervariasi seperti camping, berenang, traking, dll.

Sedangkan pengunjung dewasa yang datang ke obyek mempunyai tujuan untuk

berlibur bersama keluarga atau tujuan khusus seperti pengobatan di sumber air

panas Cileungsing dan Sekarwangi. Umumnya pengunjung berasal dari daerah

sekitar Sumedang (68%) sedangkan untuk pengunjung dari luar Sumedang yaitu

berasal dari daerah Bandung, Indramayu, Majalengka dan Cirebon (32%).

Page 67: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

53

2) Pola pengunjung

Mayoritas kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung di obyek yaitu

berwisata/menikmati potensi obyek wisata (81%). Alasan pengunjung datang ke

obyek karena suasana segar dan santai, pemandangan lepas dan indah (69%).

Obyek wisata yang ada di Sumedang mayoritas berada di jalan kabupaten dan

jalan desa yang kondisinya jalan aspal rusak dan kecil. Pengunjung yang datang

mayoritas menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil (90%),

pengunjung datang secara rombongan atau kelompok (86%). Sebagian besar

pengunjung datang ke obyek wisata merupakan tujuan utama (65%) sedangkan

pengunjung yang bukan tujuan utama (35%) adalah pengunjung yang sedang

dalam perjalanan. Pengunjung menggunakan hari libur untuk berkunjung ke

obyek wisata alam (73%). Sumber informasi yang didapat oleh pengunjung pada

umumnya berasal dari cerita orang (99%). Pengunjung yang datang ke obyek

wisata kebanyakan baru pertama kali (47%), dengan menghabiskan waktu 1-3 jam

di obyek wisata (68%). Pengunjung yang berada di obyek wisata lebih dari 24 jam

(3%) merupakan pengunjung yang camping atau menginap di penginapan.

3) Penilaian pengunjung

Penilaian pengunjung dilakukan di setiap obyek wisata alam yang ada di

Kabupaten Sumedang. Penilaian tersebut dilakukan dengan melihat beberapa

aspek yang ada di obyek wisata (Gambar 25). Penilaian pengunjung terhadap

beberapa aspek adalah kurang. Aspek tersebut yaitu toko cendramata,

halaman/taman, mushola, toilet, pusat informasi pengunjung, kebersihan dan

keselamatan pengunjung. Aspek yang dinilai cukup oleh pengunjung yaitu aspek

warung, shelter, tempat parkir dan penataan obyek. Sedangkan untuk aspek yang

baik yaitu dari aspek keamanan pengunjung. Dirjen PHKA (2003) menjelaskan

bahwa keamanan merupakan salah satu faktor yang akan menentukan dalam

mendukung potensi pasar ODTWA, karena berkaitan dengan kenyamanan

pengunjung. Walaupun tinggi nilai ODTWA sedangkan kondisi keamanan tidak

menjamin, maka wisatawan tidak akan tertarik untuk mengunjungi obyek tersebut.

Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang aman untuk pengunjung,

baik dari faktor manusia (pencopetan, penodongan, penganiayaan dan

Page 68: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

54

perampokan) dan faktor alam (banjir, longsor, gunung meletus dan bencana alam

lainnya).

Gambar 25 Penilaian pengunjung.

5.3 Pengelola obyek wisata alam

5.3.1 Pihak pengelola

Obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang dikelola oleh banyak pihak

(Tabel 14), sehingga pengelolaan setiap obyek berbeda. Rencana pengelola di

lapangan menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Pariwisata untuk

merencanakan pengembangan.

Tabel 14 Pengelola obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang Obyek Lokasi Pengelolaan

Curug Cinulang Desa Sindulang,

Cimanggung

Dinas Pariwisata kerjasama dengan Karang

Taruna Desa Sindulang

Cadas Pangeran Desa Pamulihan, Pamulihan Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang

Cipanas

Sekarwangi

Desa Sekarwangi, Buahdua Dinas Pariwisata kerjasama dengan Swasta

Cigendel Desa Cigendel, Pamulihan KPH Sumedang

Cipanteuneun Desa Licin, Cimalaka KPH Sumedang

Cipadayungan Desa Citimun, Cimalaka KPH Sumedang

Baru Beureum Desa Sindangsari, Situsari KPH Sumedang kerjasma dengan Karang

Taruna Sindangsari

Curug

Ciputrawangi

Desa Narimbang,

Conggeang

KPH Sumedang kerjasama dengan Karang

Taruna Narimbang

Geundeng Desa Karyamukti, Tomo KPH Sumedang kerjasama dengan

Paguyuban Masyarakat Karyamuki

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Keselamatan pengunjung

Kebersihan objek wisata alam

Penataan objek

Keamanan pengunjung

Tempat parkir

Pusat informasi pengunjung

shelter

Toilet/MCK

Mushola

Halaman/taman

Jalan menuju objek

Warung

Toko cendramata

Kurang

Cukup

Baik

Page 69: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

55

Tabel 14 Lanjutan

Obyek Lokasi Pengelolaan

Situsari Desa Tolengas, Tomo KPH Sumedang kerjasama dengan Karang

Taruna Tolengas

Gunung Kunci Kelurahan Kota Kulon,

Sumedang Selatan

Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang

Gunung

Palasari

Desa Padasuka, Sumedang

Selatan

Dinas Kehutanan Kabupaten Sumedang

Curug

Cipongkor

Kelurahan Pasangrahan,

Sumedang Selatan

Dinas Kehutanan kerjasama dengan Karang

Taruna CibeurangPasangrahan

Cikandung Desa Nyalindung, Cimalaka Dinas Kehutanan kerjasama denga Karang

Taruna Desa Nyalindung

Curug

Cigorobog

Desa Citengah, Sumedang

Selatan

Dinas Kehutanan kerjasama dengan Karang

Taruna Desa Citengah

Cijarami Indah Desa Citengah, Sumedang

Selatan

Dinas Kehutanan kerjasama dengan Swasta

Tirta Sandi Desa Citengah, Sumedang

Selatan

Swasta

Cibingbin Desa Citengah, Sumedang

Selatan

Swasta

Cipanas

Cileungsing

Desa Sekarwangi, Buahdua Swasta

Margawindu Desa Citengah, Sumedang

Selatan

Perusahaan Teh BGA bekerjasama denga

Desa Citengah

Parakan

Kondang

Desa Kadujaya, Jatigede PLN PLTA Parakan Kondang

Sudarto (1999) menyatakan bahwa pengembangan bisa dilakukan dengan

cara kemitraan yang baik antara pelaku kepariwisataan, masyarakat, usaha swasta

dan pemerintah. Pengelola obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang yaitu:

1) Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Pengelolaan obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang

dilakukan secara langsung dan kerjasama. Obyek wisata alam yang dikelola

secara langsung oleh Dinas Pariwisata yaitu Cadas Pangeran. Sedangkan secara

kerjasama yaitu dengan Karang Taruna desa dan swasta. Obyek yang pengelolaan

bekerjasama dengan Karang Taruna desa yaitu obyek wisata Curug Cinulang dan

yang dikelola oleh swasta yaitu obyek Cipanas Sekarwangi.

2) Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Pengelolaan obyek wisata alam yang ada di Dinas Kehutanan dilakukan

secara langsung dan kerjasama. Obyek wisata alam yang dikelola secara langsung

yaitu Gunung Kunci dan Gunung Palasari. Pengelolaan secara kerjasama yaitu

dengan Karang Taruna desa dan swasta. Obyek wisata alam yang dikelola secara

kerjasama dengan Karang Taruna desa yaitu Curug Cipongkor, Cikandung dan

Page 70: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

56

Curug Cigorobog dan yang dikelola oleh swasta yaitu obyek wisata Cijarami

Indah.

3) Perum Perhutani (KPH Sumedang)

Pengelolaan obyek wisata alam yang ada di Perum Perhutani (KPH

Sumedang) dilakukan secara langsung dan kerjasama. Obyek wisata alam yang

dikelola secara langsung oleh Perum Perhutani (KPH Sumedang) yaitu Cigendel,

Cipanteuneun dan Cipadayungan. Sedangkan obyek wisata alam yang dikelola

secara kerjasama dengan Karang Taruna desa yaitu obyek wisata Curug

Ciputrawangi dan Situsari.

4) Swasta

Obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang yang pengelolaanya

dilakukan oleh pribadi, merupakan obyek wisata yang ada di tanah milik. Obyek

wisata yang dikelola oleh swasta yaitu Cibingbin, Tirta Sandi dan Cijarami Indah

sedangkan yang dikelola PLN PLTA yaitu Parakan Kondang.

5.3.2 Rencana pengelola

Rencana pengelola (Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan, KPH Sumedang

dan swasta) terhadap obyek wisata alam yang ada di Kabupaten sumedang, yaitu:

1. Perbaikan sarana dan prasarana yang ada di obyek wisata.

2. Perbaikan pelayanan terhadap pengunjung.

3. Penambahan jenis dan jumlah kegiatan yang bisa dilakukan di obyek

wisata.

4. Perbaikan pemasaran dan media promosi terhadap masyarakat.

5. Peningkatan daya tarik obyek wisata dengan melihat potensi sumberdaya

alam dan daya dukung lingkungan.

5.3.3 Kegiatan Pemasaran

Biro perjalanan di Kabupaten Sumedang mempunyai kegiatan

memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berwisata. Jenis wisata yang

ditawarkan sangat bervariasi mulai dari wisata alam sampai wisata

spiritual/ziarah. Biro perjalanan yang ada di Kabupaten Sumedang, yaitu:

1. PT. Alfa Gemilang Sejati.

Page 71: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

57

2. PT. Noor Alharamain.

3. PT. Persada Pariwisata.

4. CV. Denia.

5. CV. Perintis.

6. CV. Pijar.

7. Kanaya Wisata.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa biro perjalanan yang ada di

Kabupaten Sumedang, jenis wisata yang ditawarkan biro perjalanan merupakan

obyek wisata di luar Sumedang, hal itu dikarenakan obyek wisata di Sumedang

daya tariknya kurang dan minat dari masyarakat Sumedang sendiri kurang.

Masyarakat lebih banyak mengetahui obyek di luar Sumedang dibandingkan

dengan obyek wisata yang berada di dalam Sumedang. Biro perjalanan

mempromosikan produk wisata melalui media elektronik, media masa daerah dan

pameran. Sasaran biro perjalanan dalam mempromosikan produk wisata adalah

pelajar/mahasiswa, kelompok dan organisasi. Biro perjalanan tersebut merupakan

salah satu cara mempromosikan wisata yang ada di Kabupaten Sumedang. Dinas

Pariwisata memberikan produk promosi wisata berupa brosur, CD, leaflet,

booklet, dll. Hambatan dalam menjual potensi wisata alam ke luar Sumedang

yaitu daya tarik yang dimiliki obyek wisata alam yang ada di Sumedang masih

rendah bila dibandingkan dengan wisata sejenisnya dari daerah lain.

5.4 Pengembangan Wisata Alam

Hasil dari analisis dan penilaian menunjukkan bahwa pengembangan

obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang diklasifikasikan menjadi

tiga kelompok, yaitu sangat potensial, potensial dan kurang potensial (Tabel 15).

Obyek wisata alam yang masuk dalam klasifikasi sangat potensial merupakan

obyek wisata yang direkomendasikan untuk lebih diutamakan dalam penyusunan

pengembangannya. Obyek wisata potensial dan kurang potensial dikembangkan

setelah pengembangan obyek yang sangat potensial dilakukan.

Page 72: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

58

Tabel 15 Klasifikasi pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang

No Obyek wisata Bobot Klasifikasi pengembangan

1 Curug Cinulang 1635 Sangat potensial

2 Parakan Kondang 1595 Potensial

3 Curug Ciputrawangi 1545 Potensial

4 Geundeng 1515 Potensial

5 Situsari 1490 Potensial

6 Cipanas Sekarwangi 1400 Potensial

7 Cipanas Cileungsing 1385 Potensial

8 Baru Beureum 1250 Potensial

9 Gunung Kunci 1205 Potensial

10 Cibingbin 1140 Potensial

11 Cipadayungan 1135 Potensial

12 Cipanteuneun 1130 Potensial

13 Tirta Sandi 1125 Potensial

14 Curug Cipongkor 1125 Potensial

15 Curug Cigorobog 1115 Potensial

16 Cadas Pangeran 1070 Kurang potensial

17 Cikandung 1070 Kurang potensial

18 Margawindu 1070 Kurang potensial

19 Cijarami Indah 1070 Kurang potensial

20 Cigendel 1040 Kurang potensial

21 Gunung Palasari 995 Kurang potensial

Pengembangan wisata alam bisa dilakukan dengan cara: (1) menyusun

perencanaan yang matang sehingga tujuan dari pengembangan wisata alam bisa

tercapai dan (2) melakukan pengorganisasian yang jelas dimana semua pihak

bekerja pada bidangnya masing-masing secara profesional (Fennel 2002).

Pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang mengacu pada hasil

penilaian ADO-ODTWA, potensi obyek wisata, usulan pengunjung, rencana

pengelola dan analisa di lapangan, dengan mempertimbangkan beberapa faktor,

seperti: (1) memperhatikan lingkungan alam di sekitar obyek wisata, (2) peran

dari masyarakat di sekitar obyek wisata, (3) daya dukung lingkungan dan (4)

kelestarian sumberdaya alam.

Strategi pengembangan obyek wisata alam berdasarkan kelompok

klasifikasi yaitu dimulai dengan obyek wisata yang sangat potensial, potensial dan

kurang potensial. Obyek wisata alam yang masuk dalam klasifikasi sangat

potensial yaitu Curug Cinulang, obyek tersebut diprioritaskan menjadi obyek

wisata yang diutamakan dalam pengembangan. Pengembangan yang bisa

dilakukan yaitu: (1) promosi secara intensif terhadap masyarakat luas, (2)

pengembangan kualitas pengelola. Obyek wisata Curug Cinulang dikembangkan

lebih lanjut menjadi obyek wisata skala nasional bahkan internasional, dengan

catatan semua aspek dan komponennya telah dipenuhi, seperti: promosi yang

Page 73: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

59

intensif dan bervariasi terhadap masyarakat, produk wisata yang bervariasi,

aksesibilitas di dalam dan menuju obyek wisata kondisinya baik serta fasilitas di

dalam kawasan nyaman untuk dimanfaatkan oleh pengunjung.

Pengembangan obyek wisata alam yang masuk dalam klasifikasi potensial

berada pada urutan prioritas kedua setelah klasifikasi sangat potensial.

Pengembangan yangdilakukan yaitu: (1) pemantapan citra obyek wisata melalui

promosi yang intensif kepada masyarakat, (2) pengembangan kualitas sumberdaya

manusia dalam pengelolaan, (3) pengembangan produk wisata. Obyek wisata

yang masuk dalam klasifikasi pengembangan kurang potensial merupakan obyek

wisata yang dikembangkan setelah obyek wisata sangat potensial dan potensial

dikembangkan. Pengembangan untuk obyek wisata kurang potensial yaitu: (1)

pengembangan produk wisata, (2) pengembangan kualitas dan kuantitas

sumberdaya manusia untuk pengelolaan, (3) pengembangan fasilitas penunjang

dan aksesibilitas menuju dan di dalam kawasan, (3) promosi kepada masyarakat

luas dan (4) pengembangan pelayanan terhadap pengunjung.

Kegiatan pengembangan obyek wisata alam pada masing-masing obyek

yang berada di Kabupaten Sumedang meliputi pengembangan lokasi obyek wisata

alam (potensi ODTWA), peningkatan fasilitas penunjang berupa sarana dan

prasarana yang berada di dalam dan luar kawasan sehingga nyaman untuk

digunakan oleh pengunjung, peningkatan aksesibilitas menuju kawasan dan di

dalam kawasan yang lebih baik dan nyaman, serta promosi secara luas dan

intensif, berdasarkan prioritas kebutuhan masing-masing obyek wisata (Tabel 16).

Promosi selama ini yang telah dilakukan oleh Dinas pariwisata terkait promosi

obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang yaitu brosur, CD, leaflet, booklet,

dll. Tetapi terhambat dalam distribusi dan penyebarannya terhadap masyarakat,

pengembangan yang dilakukan yaitu menyebarkan produk promosi tersebut ke

masyarakat seperti membagikan brosur di penginapan, hotel dan biro perjalanan.

Bentuk promosi yang dapat dilakukan antara lain berupa kampanye sadar wisata

melalui berbagai kegiatan, seperti pameran tentang obyek wisata yang ada di

Kabupaten Sumedang, presentasi tentang profil Kabupaten Sumedang, maupun

kegiatan yang dilakukan di masing-masing obyek wisata alam misalnya pagelaran

kesenian dan budaya di sekitar obyek wisata.

Page 74: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

59

60

Tabel 16 Penyusunan pengembangan wisata alam di Kabupaten Sumedang

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

Curug Cinulang

Air terjun kembar pemisah

Sumedang-Bandung

Sungai Cinulang

Berada di jalan kabupaten

Masyarakat sekitar obyek

bisa membuat kerajinan

anyaman dan kursi dari

bambu

Pemandangan yang indah

selama perjalanan menuju

obyek

Lahan pertanian di sekitar

obyek

Masyarakat bertani palawija

dan sayuran

Promosi melalui brosur dan

masuk ke acara televisi

Kondisi jalan menuju

obyek air terjun belum

permanen (tanah dan batu)

Pembuatan alat bantu turun

tangga menuju air terjun

Kondisi MCK dan shelter

kurang nyaman

Penataan warung di dalam

kawasan

Kenyamanan dan

keindahan di sekitar air

terjun

Kebersihan kawasan dari

sampah

Perbaikan jalan menuju obyek

air terjun lebih nyaman

Pemasangan alat bantu turun

tangga menuju air terjun

Perbaikan MCK dan shelter

lebih nyaman

Penataan warung di dalam

kawasan

Membuat pusat informasi

Menata areal sekitar air terjun

sehinga lebih indah

Membuat tempat pembuangan

sampah

Menampilkan kerajinan

anyaman dan kursi dari

bambu buatan masyarakat

sekitar obyek

Menjual hasil pertanian

masyarakat

Kerjasama dengan pihak lain

Jalan menuju air terjun

belum permanen (tanah dan

batu)

Tidak ada alat bantu untuk

turun ke air terjun

Sarana prasarana

kondisinya kurang nyaman

Penataan warung di dalam

kawasan tidak tertata

dengan rapih

Tidak terdapat pusat

informasi

Tidak ada tempat sampah

Masyarakat sekitar kawasan

bisa membuat kerajinan

anyaman dan kursi dari

bambu

Masyarakat petani palawija

dan sayuran

Hiking dari Cicalengka ke

obyek

Tidak ada papan

interpretasi

Pengunjung Cinulang

adalah semua kalangan

yang datang secara

rombongan

Produk wisata

Pengembangan wisata

pendidikan cara membuat

kerajinan anyaman dan kursi

dari bambu

Pengembangan wisata

bertani palawija dan sayuran

Pengembangan paket wisata

hiking dari Cicalengka

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi obyek

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju air

terjun lebih permanen

Fasilitas penunjang

Pembuatan pegangan untuk

pengunjung yang turun ke

air terjun

Perbaikan fasilitas

pengunjung (MCK, shelter,

mushola) lebih nyaman

Penataan warung di dalam

kawasan dan disekitar air

terjun lebih rapih

Membuat tempat

pembuangan sampah

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Page 75: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

60

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

61

Membuat galeri untuk

menjual hasil pertanian

masyarakat

Parakan Kondang

Areal camping di pinggir

sungai

Aliran Sungai Cimanuk

PLN yang memanfaatkan

aliran sungai sebagai tenaga

listrik (PLTA)

Dekat dengan jalan

kabupaten

Berdekatan dengan pusat

pemerintahan kecamatan

Penataan areal camping

Kebersihan obyek dari

sampah dan rumput liar

Pembuatan pusat informasi

Kenyamanan dan kondisi

MCK

Pembuatan papan peringatan

Penataan areal untuk camping

Membersihkan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Membuat tempat pembuangan

sampah

Membuat pusat informasi

Perbaikan MCK

Pembuatan wisata pendidikan

cara kerja PLTA

Wisata arung jeram

Kerjasama dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi obyek

Areal untuk camping tidak

tertata dengan rapih

Tidak ada tempat untuk

membuang sampah

Areal camping penuh dengan

rumput liar

Tidak ada pusat informasi

Minimnya jumlah MCK dan

kurang nyaman untuk

digunakan

Pengunjung mayoritas

pelajar yang datang secara

rombongan

Sungai Cimanuk bisa

dijadikan wisata arung jeram

Obyek dikelola koperasi

PLTA

Ternak masyarakat sering

masuk dalam areal camping

Produk wisata

Pengembangan wisata arung

jeram di Sungai Cimanuk

Pengembangan wisata

pendidikan proses PLTA

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan pihak lain

(swasta, dinas) untuk

pengembangan dan promosi

Membuat brosur

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

areal camping

Fasilitas penunjang

Penataan areal camping

sehingga tertata secara rapih

Pembuatan tempat

membuang sampah

Pembersihan areal camping

dari rumput liar secara

teratur

Pembuatan pusat informasi

Penambahan dan perbaikan

kondisi MCK sehingga lebih

nyaman

Memberi batas/pagar untuk

mencegah ternak

masyarakat masuk areal

camping

Page 76: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

61

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

62

Curug Ciputrawangi

Areal camping di bawah

tegakan pinus

Air terjun yang airnya

mengalir ke areal camping

Dekat dengan jalan

kabupaten

Masyarakat di sekitar obyek

melestarikan kesenian

celempung dan kerajinan

ayaman dari bambu

Salah satu jalur traking ke

Gunung Tampomas

Mempunyai radio dan blog

Perbaikan kondisi jalan

menuju kawasan

Ciputrawangi dan jalan

menuju obyek air terjun

Pembuatan areal untuk

parkir mobil

Kondisi MCK dan shelter

kurang nyaman

Penataan keindahan dan

kenyamanan di sekitar air

terjun

Memperbaiki jalan menuju

kawasan Ciputrawangi dan

obyek air terjun

Membuat dan menata areal

untuk parkir mobil di dalam

kawasan

Kerjasama dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

Ciputrawangi

Penataan areal untuk camping

dalam skala besar

Menampilkan kesenian

celempung dan kerajinan

ayaman dari bambu

Perbaikan sarana prasarana

pengunjung

Penataan keindahan dan

kenyamanan di sekitar air

terjun

Promosi lewat internet dan

radio

Akses menuju kawasan

Ciputrawangi melintasi

pemukiman penduduk

dengan lebar jalan kecil

Jalan menuju obyek air

terjun berukuran kecil

Tidak terdapat areal parkir

mobil di dalam kawasan

Pengelolaan dilakukan oleh

Karang Taruna desa

Areal untuk camping skala

kecil

Masyarakat sekitar obyek

masih melestarikan kesenian

celempung dan kerajinan

ayaman dari bambu

Kondisi sarana prasarana di

dalam kawasan kurang

nyaman

Air terjun terlihat tidak

terawat

Mayoritas pengunjung

adalah pelajar yang datang

secara rombongan

Tidak ada papan interpretasi

Produk wisata

Pengembangan wisata

pendidikan untuk pelajar

Pengembangan wisata

budaya kesenian Celempung

dan pembuatan anyaman

dari bambu

Promosi dan kerjasama

Kemitraan yang baik dengan

pihak lain (swasta,dinas,biro

perjalanan) untuk

pengembangan dan promosi

Peningkatan promosi

melalui radio dan internet

Aksesibilitas

Pembuatan jalan sehingga

mobil bisa parkir di dalam

kawasan

Perbaikan jalan menuju

obyek air terjun

Fasilitas penunjang

Penyediaan areal untuk

parkir mobil di dalam

kawasan

Pembukaan dan penataan

areal camping

Perbaikan fasilitas

pengunjung (MCK, mushola

dan shelter)

Penampilan kesenian

celempung dan pembuatan

galeri cindramata di dalam

kawasan

Page 77: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

62

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

63

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan dan di jalur traking

ke Gunung Tampomas

Geundeng

Sungai Cimanuk

Tegakan jati

Berada di jalan provinsi

Warung dan shelter di

pinggir sungai

Makanan khas Geundeng

yaitu “lotek dan es kelapa

muda”

Masyarakat sekitar kawasan

petani buah mangga

Kebersihan obyek dari

sampah

Kenyamanan MCK kurang

Pusat informasi

Galeri cindramata

Lebih variasi makanan khas

Geundeng

Membuat tempat pembuangan

sampah

Memperbaiki kondisi MCK

sehingga menjadi lebih

nyaman

Membuat galeri cindramata

dan pusat informasi

Menambah variasi makanan

yang disajikan di warung

Geundeng

Membuat galeri untuk

menjual hasil pertanian

masyarakat sekitar kawasan

Kerjasama dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi

Memanfaatkan Sungai

Cimanuk untuk kegiatan

wisata

Terdapat sampah disekitar

obyek

Kondisi MCK kurang

nyaman

Tidak ada pusat informasi

dan galeri cindramata

Makanan khas tidak variasi

Masyarakat sekitar obyek

merupakan petani buah

mangga

Pengunjung yang datang

mayoritas pengunjung dalam

perjalanan menuju ke arah

Bandung atau Cirebon

Berada di jalan provinsi

Tidak ada papan interpretasi

di dalam kawasan

Pengelolaan dilakukan oleh

paguyuban masyarakar

sekitar Geundeng

Sungai Cimanuk berpotensi

dijadikan produk wisata

Produk wisata

Pengembangan makanan

khas Geundeng untuk lebih

variasi

Pengembangan dan

pembuatan wisata di atas

Sungai Cimanuk (rakit dan

arung jeram)

Promosi dan kerjasama

Pembuatan brosur/leaflet

Menjalin kemitraan dengan

biro perjalanan untuk

promosi

Kerjasama dengan pihak

swasta untuk pengembangan

obyek

Aksesibilitas

Perbaikan jalan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Pembuatan tempat untuk

membuang sampah

Perbaikan kondisi MCK

sehingga lebih nyaman

Pembangunan pusat

informasi untuk pengunjung

Pembangunan galeri untuk

menjual hasil pertanian

(buah mangga) masyarakat

Page 78: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

63

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

64

sekitar obyek

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Situsari

Situ buatan

Tegakan jati

Berada di dekat jalan

provinsi

Masyarakat sekitar kawasan

menghasilkan hasil

pertanian yaitu buah

mangga

Kebersihan obyek wisata

Keberadaan MCK

Kondisi shelter kurang

nyaman

Jumlah shelter di dalam

kawasan

Penataan obyek wisata

Papan informasi

Membersihkan obyek dari

sampah dan rumput

Membuat MCK dan mushola

Membuat shelter dan

memperbaikinya untuk

kenyamanan pengunjung

Penataan obyek di dalam

kawasan untuk keindahan situ

Membuat loket masuk serta

pusat informasi

Membuat wahana permainan

situ

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Obyek terkesan tidak

dipelihara sebab banyak

sampah dan rumput

Minimnya jumlah shelter

dengan kondisi tidak nyaman

bagi pengunjung

Tidak ada MCK dan

mushola

Obyek tidak tertata dengan

rapih

Tidak ada loket masuk dan

pusat informasi

Situ berpotensi untuk

dijadikan wahana permainan

air

Pengelola obyek adalah

Karang Taruna desa

Berada di dekat jalan

provinsi

Pengunjung yang datang

mayoritas pelajar dan umum

yang datang secara

rombongan

Tidak ada promosi obyek

terhadap masyarakat

Tidak ada batasan antara

obyek wisata dengan

pemukiman masyarakat

Produk wisata

Pengembangan wisata

pendidikan untuk pelajar

dan wisata keluarga untuk

umum

Membuat wahana

permainan di situ (bebek air)

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi (biro perjalanan,

swasta)

Membuat brosur

Aksesibilitas

Perbaikan jalan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Pembuatan tempat

pembuangan sampah di

dalam kawasan

Membuat shelter di sekitar

situ

Pembuatan fasilitas umum

(MCK dan mushola)

Pembuatan loket masuk dan

pusat informasi

Membuat galeri untuk

menjual hasil pertanian

masyarakat sekitar kawasan

Page 79: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

64

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

65

Obyek wisata ditata dengan

baik sehingga lebih nyaman

dan indah

Membuat pembatas/pagar

antara obyek dengan

pemukiman masyarakat

Cipanas Sekarwangi

Sumber air panas

berbelerang

Kolam air panas

berbelerang

MCK air panas berbelerang

Penginapan

Kolam berukuran besar

Persawahan di sekitar

obyek

Berada di jalan kabupaten

Masyarakat sekitar kawasan

bertanam buah salak

Mempunyai brosur untuk

pemasaran dan promosi

obyek

Kenyamanan kolam air

panas

Ukuran MCK terlalu kecil

Kebersihan sumber air panas

Pusat informasi

Pelebaran dan meningkatkan

kenyamanan kolam renang

Pengembangan metode

pengomatan dengan media

sumber air panas berbelerang

Membuat wahana permainan

air (waterboom)

Meningkatkan Promosi ke

masyarakat luas

Kolam air panas

berbelerang berukuran kecil

Terdapat kolam dengan

ukuran besar

Pengunjung merupakan

orang tertentu yang datang

secara individu atau

rombongan kecil

Tidak ada papan

interpretasi di dalam

kawasan

Terdapat brosur dan media

promosi lainnya

Produk wisata

Pengembangan permainan

air (waterboom) di kolam

Pengembangan wisata untuk

penginapan

Pengembangan wisata

pengobatan dengan media

air panas berbelerang

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan pihak

lain (biro perjalanan) untuk

pemasaran promosi

Penyebaran brosur ke

hotel/penginapan dan

information center Dinas

Pariwisata

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

kawasan Cipanas

Sekarwangi

Fasilitas penunjang

Perbaikan kolam air panas

berbelerang

Meningkatkan kenyamanan

kolam renang bagi

pengunjung

Pengembangan produk

Page 80: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

65

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

66

wisata lainnya dengan bahan

sumber air panas

berbelerang

Membuat pusat informasi

bagi pengunjung

Membuat galeri untuk

menjual hasil pertanian

(buah salak) masyarakat

Membuat papan interpretasi

di dalam kawasan

Cipanas Cileungsing

Sumber air panas

berbelerang

Kolam dan pancuran air

panas berbelerang

Panggung hiburan

Penginapan

Berada di jalan kabupaten

Masyarakat sekitar Cipanas

Cileungsing bertani buah

salak

Persawahan di sekitar

obyek wisata

Kawasan terlalu kecil

Kebersihan sumber air

panas berbelerang

Kenyamanan kolam renang

dan pancuran

Vandalisme dan kebersihan

obyek wisata

Memperluas kawasan

Membersihkan kawasan dari

sampah dan rumput

Membersihkan sumber air

panas berbelerang

Memperbaiki kolam dan

pancuran sehingga nyaman

digunakan pengunjung

Membersihkan kawasan dari

vandalisme

Pengembangan produk

wisata lain dengan media

sumber air panas

Kerjasama dengan banyak

pihak untuk pengembangan

dan promosi onyek

Pemanfaatan semua potensi

yang ada di kawasan

Kawasan tidak begitu luas

Terdapat sampah dan rumput

liar di dalam kawasan

Terdapat sampah di sumber

air panas berbelerang

Kondisi kolam dan air

pancuran tidak begitu

nyaman digunakan oleh

pengunjung

Terdapat vandalisme di

dalam kawasan

Sumber air panas bisa

dijadikan media untuk

produk wisata lain

Kemitraan dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

obyek dan promosinya

Masysarakat sekitar

menghasilkan produk buah

salak

Terdapat panggung untuk

kegiatan dan pentas seni

Pengunjung yang datang

Produk wisata

Pengembangan wisata

pengobatan dengan media

sumber air panas

berbelerang

Pengembangan pentas seni

tradisional (kuda renggong)

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan biro

perjalanan untuk promosi

obyek

Penyebaran brosur ke hotel,

information center Dinas

Pariwisata

Aksesibilitas

Pelebaran jalan menuju

kawasan

Fasilitas penunjang

Pembersihan obyek dari

sampah dan rumput

Pembersihan sumber air

panas berbelerang sehingga

menjadi lebih bersih dan

Page 81: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

66

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

67

mayoritas umum secara

rombongan

terlihat rapih

Pembersihan sekaligus

perbaikan kondisi air

pancuran dan kolam renang

air panas berbelerang

Pembersihan vandalisme di

sekitar obyek

Pembuatan galeri hasil

pertanian masyarakat (buah

salak) untuk dijual

Penambahan kawasan

menjadi lebih luas dengan

memanfaatkan areal yang

tersedia

Baru Beureum

Areal untuk camping

Tegakan pinus

Jalur traking ke Gunung

Manglayang

Lahan pembibitan pohon

buah-buahan milik Dinas

Pertanian

Lahan pertanian masyarakat

di sekitar kawasan

Pemandangan yang lepas ke

Kota Bandung

Pemeliharaan kawasan

Jalan menuju kawasan Baru

Beureum

Kebersihan obyek dari

sampah dan rumput liar

Kondisi kenyamanan MCK

Keadaan shelter

Pusat informasi

Peningkatan pengelolaan

Memperbaiki jalan menuju

kawasan

Membersihkan obyek dari

sampah dan rumput liar

Memperbaiki MCK sehingga

lebih nyaman

Membuat shelter di dalam

kawasan

Membuat pusat informasi

Kerjasama dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi

Kerjasama dengan Dinas

Pertanian untuk

pengembangan wisata

berbasis pertanian

Pengembangan wisata

gantole/paralayang

Kawasan terkesan tidak

dipelihara

Jalan menuju kawasan

batuan kecil dan tanah

Kawasan terdapat banyak

sampah dan rumput liar

MCK kurang nyaman

Tidak ada shelter untuk

istirahat

Tidak ada pusat informasi

Pengelolaan masih

dilakukan oleh Perum

Perhutani

Terdapat lahan pembibitan

pohon buah-buahan milik

dinas pertanian

Terdapat bukit dengan

pemandangan yang lepas

sehingga bisa dilakukan

Produk wisata

Pengembangan wisata

gantole/paralayang dari atas

bukit setelah

mempertimbangkan aspek

pendukungnya

Pengembangan wisata

pendidikan pertanian

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan pihak

lain (swasta, dinas, biro

perjalanan) untuk promosi

dan pengembangan obyek

Kerjasama dengan dinas

pertanian dan masyrakat

untuk pengembangan wisata

pendidikan pertanian

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

Page 82: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

67

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

68

pengembangan wisata

gantole/paralayang

Pengunjung mayoritas

pelajar dan mahasiswa yang

datang secara rombongan

Disekitar kawasan terdapat

banyak lahan pertanian

Tidak ada promosi

Tidak ada papan

interpretasi

kawasan sehingga lebih

nyaman untuk dilalui

(ditembok/diaspal)

Fasilitas penunjang

Peningkatan pengelolaan

Pembersihan kawasan dari

sampah dan rumput liar

serta membuat tempat

pembuangan sampah

Perbaikan MCK untuk

kenyaman pengunjung

Pembuatan shelter di dalam

kawasan untuk pelayanan

terhadap pengunjung

Pembuatan pusat informasi

mengenai kawasan

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan dan di jalur traking

ke Gunung Manglayang

Gunung Kunci

Benteng pertahanan

peninggalan Belanda

Tegakan pinus

Panggung dan gazebo di

dalam kawasan

Berada di jalan provinsi

Dekat dengan pusat

pemerintahan, pendidikan

dan perekonomian

Kabupaten Sumedang

Akses menuju obyek mudah

dijangkau berbagai

Kebersihan kawasan

Gunung Kunci dari sampah

Kebersihan benteng dari

tulisan dan vandalisme

Kondisi dan kenyamanan

shlelter

Kondisi sarana dan

prasarana (MCK, Mushola)

kurang nyaman

Cindramata khas Gunung

Kunci

Membersihkan kawasan dari

sampah

Membersihkan benteng dari

tulisan dan vandalisme

Menimbulkan nilai sejarah

benteng

Memperbaiki kondisi shelter

Memperbaiki sarana

pengunjung (MCK, mushola)

Memperbaiki panggung

hiburan dan gazebo

Pentas seni dan lomba di

panggung hiburan

Banyak sampah di dalam

kawasan

Benteng banyak tulisan dan

vandalisme

Benteng terkesan tidak

dirawat

Shelter di dalam kawasan

kondisinya kurang nyaman

Fasilitas pengunjung kurang

nyaman

Gazebo dan panggung

hiburan kurang perawatan

Tidak ada papan interpretasi

Produk wisata

Pengembangan wisata

sejarah Belanda di

Sumedang

Pengembangan kegiatan

pentas seni, lomba dan

kegiatan lainnya

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan pihak

lain untuk pengembangan

dan promosi

Membuat brosur

Aksesibilitas

Page 83: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

68

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

69

kendaraan

Bekerjasama dengan sekolah-

sekolah untuk belajar di

kawasan Gunung Kunci

di dalam kawasan

Pengunjung mayoritas

pelajar dan umum yang

datang secara rombongan

Mudah diakses dengan

semua jenis kendaraan baik

umum ataupun pribadi

Perbaikan dan pemeliharaan

jalan di dalam kawasan

Fasilitas penunjang

Pembuatan tempat

membuang sampah di dalam

kawasan

Pembersihan benteng

pertahanan peninggalan

Belanda dari vandalisme

Pemugaran benteng untuk

mengembalikan nilai sejarah

Perbaikan kondisi fasilitas

pengunjung (MCK,

mushola) lebih nyaman

Perbaikan shelter di dalam

kawasan lebih nyaman dan

tepat penataanya

Perawatan gazebo dan

panggung hiburan

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Cibingbin

Kolam renang

Shelter dengan konsep

lesehan di pinggir Sungai

Cihonje

Wahana permainan air

Sungai Cihonje

Berada di daerah tujuan

wisata Citengah

Ikan bakar

Aula untuk acara/kegiatan

Kebersihan kawasan dari

sampah

Kenyamanan dan

keindahan kawasan

Kondisi MCK kurang

nyaman

Pusat informasi

Membersihkan kawasan dari

sampah

Memperbaiki dan menata

kawasan sehingga lebih rapih

dan indah

Memperbaiki kondisi MCK

Membuat pusat informasi

Menambah wahana

permainan air

Membuat papan interpretasi

Kawasan masih tedapat

sampah dan tidak ada tempat

pembuangan sampah

Penataan kawasan kurang

rapih

MCK kurang nyaman bagi

pengunjung

Tidak ada pusat informasi

Terdapat wahana permainan

air

Tidak ada papan interpretasi

Produk wisata

Pengembangan wahana

permainan air lebih banyak

Pengembangan wisata

pendidikan

Pengembangan wisata

keluarga dan umum, baik

untuk kegiatan atau acara

lainnya

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan pihak lain

Page 84: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

69

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

70

Pengunjung mayoritas

datang secara rombongan

dari semua kalangan

Tidak ada kerjasama dengan

pihak lain

Sarana dan prasarana

mendukung kegiatan wisata

masal

untuk pengembangan dan

promosi obyek wisata

Membuat brosur dan

reklame mengenai obyek

Aksesibilitas

Permeliharaan dan

perbaikan jalan menuju

kawasan dan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Pembuatan tempat

pembuangan sampah di

dalam kawasan

Penataan obyek dengan

menempatkan fasilitas

pengunjung secara rapih

Perbaikan MCK

Pembuatan pusat informasi

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Cipadayungan

Areal camping skala besar

Tegakan pinus

Air terjun Cipadayungan

Salah satu jalur traking ke

Gunung Tampomas

Dekat dengan jalan

kabupaten

Kondisi jalan menuju

kawasan

Kebersihan kawasan

Kondisi MCK, mushola dan

shelter

Pusat informasi

Keindahan dan kenyamanan

di sekitar air terjun

Perbaikan jalan menuju

kawasan

Membersihkan obyek

wisata dari sampah dan

rumput

Memperbaiki MCK,

mushola dan shelter

Membuat pusat

informasi

Membuat papan

interpretasi di dalam

kawasan

Kondisi jalan menuju

kawasan batuan kecil dan

tanah

Tidak ada tempat sampah

Kawasan kotor dari sampah

dan rumput liar

Kondisi MCK, mushola dan

shelter kurang nyaman

Tidak ada pusat informasi

Tidak ada papan

interpretasi di dalam

kawasan dan papan

Produk wisata

Pengembangan wisata

pendidikan untuk pelajar

Pengembangan wisata

outbond di sekitar kawasan

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan pihak lain

(swasta, dinas, biro

perjalanan) untuk

pengembangan dan promosi

obyek

Aksesibilitas

Page 85: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

70

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

71

Pembuatan papan

interpretasi untuk jalur

pendakian ke Gunung

Tampomas

Kerjasama dengan

pihak lain untuk

pengembangan dan

promosi obyek

Pengembangan wisata

outbond

interpretasi untuk mendaki

Gunung Tampomas

Pengelolaan dilakukan oleh

BKPH Tampomas

Pengunjung mayoritas

pelajar yang datang secara

rombongan

Keindahan dan kenyamanan

di sekitar air terjun kurang

nyaman

Bisa dijadikan arena untuk

outbond

Perbaikan jalan menuju

kawasan dan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Perbaikan kondisi jalan

menuju kawasan lebih

nyaman (diaspal/ditembok)

Pembuatan tempat

pembuangan sampah

Pembersihan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Perbaikan fasilitas

pengunjung (MCK, mushola

dan shelter)

Pembuatan pusat informasi

untuk pelayanan pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan dan papan

iterpretasi untuk jalur

pendakian ke Gunung

Tampomas

Cipanteuneun

Sumber air dari bawah

bukit

Kolam renang dari sumber

air

Tegakan pinus

Areal untuk camping

Dekat dengan jalan provinsi

Tiga buah kolam dengan

ukuran dan kedalaman yang

berbeda

Pembuatan MCK, mushola

Kenyamanan kolam renang

Kebersihan kawasan

Cipanteuneun

Kondisi jalan menuju areal

camping

Membuat MCK dan mushola

Membuat kolam renang lebih

nyaman dan permanen

Perbaikan akses menuju areal

camping yang berada di atas

bukit

Pembuatan areal camping

skala besar

Pembangunan wahana

permainan air (waterboom)

Pembangunan areal untuk

Tidak terdapat MCK dan

mushola di dalam kawasan

Kolam renang masih terbuat

dari batu alam dan belum

permanen

Jalan menuju areal camping

kondisinya tembok rusak

Areal camping di bawah

tegakan pinus

Terdapat sampah di sekitar

kawasan

Produk wisata

Pengembangan permainan

flying fox dari atas kolam

renang

Pembuatan wahana

permainan air (waterboom)

di kolam renang

Pengembangan wisata

pendidikan bagi pelajar

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan berbagai

Page 86: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

71

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

72

permainan flying fox

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Bukit tegakan pinus

berpotensi untuk permaian

flying fox

Kolam renang bisa dijadikan

wahana permainan air

(waterboom)

Pengunjung mayoritas

pelajar dan TNI yang datang

secara rombongan

Tidak ada papan interpretasi

di dalam kawasan

Dikelola oleh KPH

Sumedang

pihak untuk pengembangan

dan promosi

Membuat brosur untuk

dipasarkan

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

areal camping

Fasilitas penunjang

Pembangunan fasilitas

(MCK dan mushola) untuk

kenyamanan pengunjung

Pembuatan kolam yang

lebih permanen dan nyaman

(ditembok)

Pembuatan tempat

membuang sampah

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Tirta Sandi

Kolam renang

Kolam pembibitan ikan

Shelter dengan konsep

lesehan di atas kolam ikan

Ikan bakar

Berada di daerah tujuan

wisata Citengah

Sungai Cihonje

Penataan obyek wisata

Kondisi kenyamanan dan

keamanan shelter

Variasi jenis makanan yang

disajikan

Kebersihan kawasan

Papan interpretasi

Pusat informasi

Menata obyek wisata lebih

rapih

Memperbaiki shelter untuk

lebih nyaman dan aman

Menambah variasi makanan

yang disajikan

Membersihkan kawasan dari

sampah

Membuat papan interpretasi

Membuat pusat informasi

pengunjung

Membuat wahana permainan

air

Kerjasama dengan pihak lain

Obyek kurang penataan

sehingga terlihat kurang

rapih

Keamanan dan kenyamanan

shelter

Makanan yang disajikan

kurang variasi

Terdapat banyak sampah di

dalam kawasan dan tidak ada

tempat pembuangan sampah

Tidak ada papan interpretasi

dan pusat informasi

pengunjung

Kolam renang bisa dijadikan

Produk wisata

Pengembangan makanan

yang disajikan kepada

pengunjung

Pengembangan wisata

pendidikan (pembibitan dan

pengenalan jenis ikan)

Pengembangan wisata

pendidikan renang

Pengembangan wisata

keluarga

Promosi dan kerjasama

Kemitraan yang baik dengan

berbagai pihak untuk

Page 87: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

72

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

73

dalam hal promosi dan

pengembangan

arena untuk permainan air

Tidak ada kerjasama dengan

pihak lain

Pengunjung yang datang

mayoritas secara rombongan

dari semua kalangan

promosi dan pengembangan

obyek wisata

Aksesibilitas

Perbaikan jalan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Pentaan obyek wisata lebih

nyaman, aman dan indah

bagi pengunjung

Perbaikan shelter yang

kondisinya kurang nyaman

dan aman bagi pengunjung

Pembersihan sampah dari

kawasan dan pembuatan

tempat untuk membuang

sampah (tempat sampah)

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Pembuatan pusat informasi

untuk kenyamanan

pengunjung

Curug Cipongkor

Salah satu air terjun

tertinggi di Sumedang

Persawahan

Dekat dengan jalan provinsi

Jalan menuju obyek

kawasan

Jalan menuju air terjun

Penataan dan kenyamanan

obyek dan air terjun

Tempat parkir kendaraan

Sarana dan prasarana

Membuat jalan menuju

kawasan

Membuat jalan menuju air

terjun

Menata obyek sehingga lebih

indah dan nyaman

Membuat tempat parkir untuk

kendaraan (motor/mobil)

Membuat sarana dan

prasarana

Kerjasama dengan pihak lain

Jalan menuju kawasan

melintasi pemukiman

penduduk, persawan dan

hutan milik masyarakat

Jalan menuju air terjun tidak

dipelihara

Kawasan tidak tertata

dengan rapih sehingga

terlihat tidak dikelola dengan

baik

Tidak terdapat tempat untuk

Produk wisata

Pengembangan wisata

pendidikan untuk pelajar

Pengembangan paket wisata

dengan tema petani padi

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan pihak

lain untuk pengembangan

dan promosi obyek wisata

Peningkatan SDM yang

lebih profesional dalam hal

Page 88: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

73

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

74

untuk pengembangan dan

promosi

parkir kendaraan

Sarana dan prasarana tidak

ada

Dikelola oleh karangtaruna

desa dengan SDM yang

kurang professional

Tidak ada papan interpretasi

Pengunjung biasanya para

pelajar yang datang secara

rombongan kecil

obyek wisata

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

kawasan lebih nyaman dan

aman bagi pengunjung

Pemeliharaan jalan menuju

air terjun sehingga

pengunjung bisa lebih

nyaman

Fasilitas penunjang

Penataan obyek lebih rapih

sehingga indah untuk dilihat

Pembuatan tempat untuk

parkir kendaraan

Pembuatan fasilitas

penunjang untuk

pengunjung

Curug Cigorobog

Air terjun 4 tahap

Tegakan pinus

Hutan primer

Persawahan

Berada di daerah tujuan

wisata Citengah

Jalan menuju air tejun

Kebersihan obyek

Keindahan sekitar air terjun

Kenyamanan MCK dan

shelter

Memperbaiki jalan menuju air

terjun

Membersihkan obyek wisata

dan membuat tempat

membuang sampah

Menata keindahan dan

kenyamanan di sekitar air

terjun

Membuat MCK dan shelter

labih nyaman untuk

pengunjung

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Membuat areal untuk

camping

Jalan menuju air terjun

batuan besar

Terdapat sampah disekitar

obyek

Tidak ada tempat sampah

Keindahan di sekitar air

terjun kurang

Kondisi MCK dan shelter

kurang nyaman ketika

digunakan

Dikelola oleh Karang Taruna

desa

Pengunjung mayoritas

remaja dengan datang secara

rombongan kecil

Tegakan pinus berpotensi

Produk wisata

Pengembangan wisata

berbasis petualangan

Pengembangan areal untuk

camping di bawah tegakan

pinus

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan pihak

lain untuk pengembangan

dan promosi obyek wisata

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju air

terjun

Fasilitas penunjang

Membersihkan sampah dan

membuat tempat membuang

Page 89: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

74

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

75

untuk dijadikan areal

camping

Tidak ada papan interpretasi

sampah di dalam kawasan

Penataan secara rapih

kawasan di sekitar obyek

wisata

Penataan di sekitar air terjun

sehingga terlihat lebih indah

Perbaikan MCK dan shelter

untuk kenyamanan

pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Kerjasama dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi obyek

Cadas Pangeran

Tebing batuan alam

Pemandangan jalan raya di

tebing cadas

Berada di jalan provinsi

Jalan peninggalan Belanda

Masyarakat sekitar bertani

ubi (ubi Cileumbu) dan tape

singkong (tape gantung)

Warung penjual hasil

pertanian masyarakat

sekitar kawasan

Penataan shelter di dalam

kawasan

Kondisi MCK dan mushola

Kebersihan kawasan dari

sampah

Pusat informasi

Penataan warung

Menata shelter di dalam

kawasan menjadi lebih rapih

Perbaikan kondisi MCK dan

mushola menjadi lebih

nyaman bagi pengunjung

Membuat pusat informasi

mengenai jalan Cadas

Pangeran

Penataan warung sehingga

menjadi rapih

Membuat shelter untuk

melihat pemandangan jalan

raya di tebing batuan

Membersihkan tebing batuan

dari vandalisme dan brosur

iklan

Shelter kurang tertata

dengan rapih

Kondisi MCK dan mushola

kurang nyaman

Tidak ada pusat informasi

Warung kurang tertata

dengan rapih sehingga

mengurangi nilai keindahan

obyek

Pembuatan shelter di

sekitar kawasan

Terdapat tulisan vandalisme

dan brosur iklan di

sepanjang tebih cadas

Masyarakat sekitar kawasan

bertani umbi (ubi

Cileumbu) dan tape

singkong (tape gantung)

Produk wisata

Pengembangan wisata

sejarah untuk semua

kalangan mengenai jalan

Cadas Pangeran

Pengembangan wisata

pendidikian proses

pembuatan ubi Cilembu dan

tape gantung

Promosi dan kerjasama

Kemitraan yang baik dengan

berbagai pihak untuk

pengembangan

Fasilitas penunjang

Perbaikan shelter untuk

kenyamanan pengunjung

Perbaikan MCK dan

mushola

Page 90: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

75

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

76

Pengunjung mayoritas yang

sedang dalam perjalanan

Tidak ada papan

interpretasi

Pembuatan pusat informasi

mengenai obyek

Penataan warung sehingga

menjadi rapih dan terlihat

indah

Pembersihan tulisan

vandalisme dan brosur iklan

di sepanjang tebing cadas

Membuat galeri khusus

untuk menjual hasil

pertanian masyarakat yaitu

ubi Cileumbu dan tape

singkong

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Cikandung

Mata air dengan debit air

besar

Persawahan

Hutan primer

Dekat dengan jalan

kabupaten

Jalan menuju obyek

Kebersihan kawasan

Kondisi sarana dan

prasarana

Pengelolaan kurang

Memperbaiki jalan menuju

kawasan

Membersihkan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Memperbaiki sarana dan

prasarana umum

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Membuat papan interpretasi

Penataan obyek wisata lebih

rapih dan nyaman

Pengembangan kolam renang

Jalan menuju obyek tanah

dan batuan

Kawasan terdapat banyak

sampah dan rumput liar

MCK, mushola dan shelter

kondisinya kurang nyaman

Tidak ada kerjasama dengan

berbagai pihak untuk

pengembangan dan promosi

obyek

Tidak terdapat papan

interpretasi di dalam

kawasan

Kawasan terlihat tidak

dikelola

Pengunjung biasanya pelajar

yang datang secara

Produk wisata

Pengembangan wisata

keluarga sebab mempunyai

pemandangan yang indah ke

persawahan

Pengembangan wisata

pelajar sebab terdapat hutan

primer

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan berbagai

pihak (swasta, dinas) untuk

pengembangan dan promosi

Pembuatan brosur dan

reklame

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

kawasan lebih nyaman dan

Page 91: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

76

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

77

rombongan dalam skala kecil

Sumber air bisa dijadikan

kolam renang

permanen (tembok/aspal)

Fasilitas penunjang

Pembuatan tempat sampah

di dalam kawasan

Perbaikan kondisi MCK,

mushola dan shelter

sehingga lebih nyaman

untuk pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam obyek

wisata

Margawindu

Perkebunan teh

Areal untuk camping

Berada di atas bukit dengan

panorama pemandangan

yang indah

Berada di daerah tujuan

wisata Citengah

Areal untuk camping

Kebersihan obyek dan areal

untuk camping

Kodisi sarana dan prasarana

yang kurang nyaman

Menata areal untuk camping

Membersihkan obyek dari

sampah dan rumput liar

Memperbaiki sarana dan

prasarana di sekitar kawasan

sehingga menjadi lebih

nyaman digunakan

pengunjung

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Pengembangan permainan

flying fox

Areal camping tidak tertata

dengan rapih

Terdapat sampah dan rumput

liar di sekitar obyek kawasan

Sarana dan prasarana di

sekitar obyek kurang

nyaman

Dikelola oleh desa secara

langsung tanpa ada

kerjasama dengan pihak lain

Lahan kosong dan

perbukitan baik untuk

pengembangan wisata flying

fok dan gantole/paralayang

Pengunjung mayoritas

remaja yang datang secara

rombongan

Tidak ada papan interpretasi

Produk wisata

Pengembangan flying fox

dan gantole/paralayang di

obyek wisata setelah melihat

dan mengkaji keamanan

bagi pengunjung

Pengembangan wisata petik

teh di dalam perkebunan

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan pihak

lain untuk pengembangan

dan promosi obyek

Pembuatan brosur dan

memasarkannya

Aksesibilitas

Perbaikan jalan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Penataan areal camping

sehingga menjadi lebih rapih

Membuat tempat sampah

dan membersihkan obyek

Page 92: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

77

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

78

dari rumput liar

Membuat fasilitas

penunjang lainnya (pusat

informasi)

Memperbaiki sarana dan

prasarana yang ada sehingga

menjadi aman dan nyaman

ketika digunakan oleh

pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Cijarami indah

Perkebunan teh

Shelter dengan konsep

lesehan

Tempat makan

Berada di daerah tujuan

wisata Citengah

Kebersihan obyek

Kondisi shelter yang kurang

nyaman

Makanan lebih variasi

Membersihkan kawasan dan

membuat tempat sampah

Memperbaiki shelter lebih

nyaman untuk pengunjung

Menambah variasi makanan

yang disajikan

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Terdapat sampah di sekitar

kawasan

Kondisi shelter kurang

nyaman

Jenis makanan tidak

bervariasi

Tidak ada kerjasama dengan

pihak lain

Tidak ada papan interpretasi

dan promosi obyek

Pengunjung mayoritas

keluarga yang datang secara

rombongan

Produk wisata

Menambah variasi makanan

yang disajikan terhadap

pengunjung

Pengembangan wisata

keluarga sambil menikmati

pemandangan kebun teh

Promosi dan kerjasama

Kerjasama dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi

Membuat brosur

Aksesibilitas

Pemeliharaan jalan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Peningkatan kebersihan

obyek

Membuat tempat

pembuangan sampah

Perbaikan shelter lebih

Page 93: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

78

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

79

nyaman dan aman bagi

pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Cigendel

Tegakan pinus

Warung di sepanjang jalan

Berada di jalan provinsi

Arena permainana anak

Kebersihan kawasan

Kondisi kenyamanan obyek

wisata

Kenyamanan MCK, shelter

dan mushola

Membersihkan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Menata kawasan lebih indah

dan nyaman bagi pengunjung

Memperbaiki MCK, shelter

dan mushola untuk

kenyamanan pengunjung

Pengembangan arean outbond

dan flaying fox

Pengembangan kegiatan dan

perlombaan di dalam kawasan

Terdapat banyak sampah di

dalam kawasan

Kawasan kurang tertata

dengan rapih sehingga

terkesan tidak dikelola

MCK, shelter dan mushola

kenyamanannya kurang

Tegakan pinus dan bukit bisa

dijadikan arena untuk

kegiatan outbond dan flying

fox

Obyek bisa dijadikan tempat

untuk kegiatan dan

perlombaan

Arena permaian anak kurang

dipelihara

Tidak ada kerjasama dengan

pihak lain

Tidak ada papan interpretasi

Produk wisata

Pengembangan wisata

outbond

Pengembangan wisata

pendidikan yaitu melakukan

perlombaan dan kegiatan

sekolah

Promosi dan kerjasama

Kemitraan yang baik dengan

berbagai pihak untuk

pengembangan dan promosi

obyek wisata

Pembuatan brosur

Aksesibilitas

Perbaikan jalan di dalam

kawasan

Fasilitas penunjang

Pembersihan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Penataan kawasan lebih

rapih, indah dan nyaman

Perbaikan MCK, shelter dan

mushola sehingga

kondisinya lebih nyaman

digunakan oleh pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Page 94: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

79

80

Potensi obyek Usulan pengunjung Rencana pengelola Analisa lapang Rekomendasi pengembangan

Gunung Palasari

Benteng pertahanan

peninggalan Belanda

Tegakan pinus

Arboretum milik Dinas

Kehutanan

Jalan menuju kawasan

Kebersihan kawasan

Kondisi MCK dan sarana

lainnya

Memperbaiki jalan menuju

kawasan

Membersihkan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Membangun MCK dan sarana

lainnya

Mengembangkan wargame

dan outbond

Kerjasama dengan pihak lain

untuk pengembangan dan

promosi

Membuat papan interpretasi

dan pusat informasi

Jalan menuju kawasan

batuan besar

Kawasan terdapat sampah

dan rumput liar

Tidak ada MCK, mushola

dan sarana lainnya

Tegakan pinus bisa

dijadikan arena wargame

dan outbond

Pengelolaan kawasan

dilakukan oleh Dinas

Kehutanan

Pengunjung mayoritas

pelajar yang datang secara

rombongan

Tidak ada papan interpretasi

di dalam kawasan

Produk wisata

Pengembangan wisata

outbond dan wargame di

dalam kawasan

Pengembangan wisata

pendidikan di arboretum

Pengembangan wisata

pendidikan sejarah

Promosi dan kerjasama

Kemitraan dengan berbagai

pihak untuk pengembangan

dan promosi

Membuat brosur

Aksesibilitas

Perbaikan jalan menuju

kawasan lebih baik dan

nyaman (ditembok/diaspal)

Fasilitas penunjang

Pembersihan kawasan dari

sampah dan rumput liar

Pembangunan sarana dan

prasaran (MCK, mushola

dan shelter) untuk

kenyamanan pengunjung

Pembuatan papan

interpretasi di dalam

kawasan

Page 95: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

81

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang berjumlah 21 obyek

dengan beberapa kategori, yaitu (1) Air terjun meliputi: Curug Cipongkor,

Curug Ciputrawangi, Curug Cigorobog, Curug Cinulang dan

Cipadayungan. (2) Areal perkemahan meliputi: Baru Beureum dan

Parakan Kondang. (3) Sumber air meliputi: Cipanas Cileungsing, Cipanas

Sekarwangi, Cikandung, Situsari dan Cipanteuneun. (4) Fenomena alam

meliputi: Cadas Pangeran, Geundeng, Cigendel Gunung Palasari, Gunung

Kunci, Tirta Sandi, Cibingbin, Jarami Indah dan Margawindu.

2. Hasil penilaian menggunakan ADO-ODTWA terhadap 21 obyek wisata di

Kabupaten Sumedang, menghasilkan 1 obyek sangat potensial yaitu Curug

Cinulang. Obyek wisata tersebut direkomendasikan sebagai obyek wisata

yang pengembangannya lebih diutamakan. Obyek potensial sebanyak 14

obyek yaitu Parakan Kondang, Curug Ciputrawangi, Geundeng, Situsari,

Cipanas Sekarwangi, Cipanas Cileungsing, Baru Beureum, Gunung Kunci,

Cibingbin, Cipadayungan, Cipanteuneun, Tirta Sandi, Curug Cipongkor,

Curug Cigorobog. Enam obyek kurang potensial untuk dikembangkan

yaitu Cadas Pangeran, Cikandung, Margawindu, Cijarami Indah, Cigendel

dan Gunung Palasari.

3. Rencana pengembangan wisata alam yang dapat dilakukan di Kabupaten

Sumedang antara lain: (1) penyusunan produk wisata, (2) peningkatan

kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan promosi, (3)

perbaikan aksesibilitas menuju kawasan dan di dalam kawasan serta (4)

peningkatan fasilitas penunjang (sarana dan prasarana).

Page 96: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

82

6.2 Saran

1. Perlu peningkatan dan pengembangan potensi obyek wisata alam dari

aspek daya tarik, aksesibilitas, fasilitas penunjang dan pemasaran sehingga

bisa dimanfaatkan secara maksimal.

2. Perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan

promosi wisata alam di Kabupaten Sumedang.

Page 97: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

83

DAFTAR PUSTAKA

Beeton S. 1998. Ecotourism: A Practical Guide For Rural Communities.

Australia: LandLinks Press.

Cooper C, Fletcher J, Gilbert D, Shepherd R, Wanhil S, editor. 1998. Tourism:

Principes and Practice. Ed ke-2. England: Person Education Limited.

[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2009.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2000 Tentang

Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Republik Indonesia.

[Disbudparpora] Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga. 2009.

Data Potensi Kebudayaan dan Pariwisata. Sumedang: Dinas Kebudayaan,

Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumedang.

[Dishutbun] Dinas Kehutanan dan Perkebunan. 2009. Tahura Inten Dewata

(Gunung Kunci dan Gunung Palasari). Sumedang: Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Sumedang.

[Dirjen PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

2001. Pedoman Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional.

Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Departemen Kehutanan.

[Dirjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

2002. Kriteria Standar Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

(Analisis Daerah Operasi). Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan

dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.

[Dirjen PHKA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata

Alam (ADO-ODTWA). Bogor: Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan

Jasa Lingkungan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam Departemen Kehutanan.

Fennel DA. 2002. Ecotourism Programme Planning. New York: CABI

Publishing.

Godfrey K, Jackie C. 2000. The Tourism Development Handbook: A Practical

Approach To Planning and Marketing. London and New York: CASSEL.

InSumedang. 2010. Profil Wilayah dan Potensi

Wisata.http://insumedang.com/single/sumedang/14/Sumedang.html. [1

april 2010].

Kodhyat H. 1996. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia. PT

Gramedia widiasarana Indonesia: Jakarta.

Page 98: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

84

Muntasib EKSH, Ricky A, Eva R, Yun Y, Resti M. 2004. Rencana

Pengembangan Ekowisata Kabupaten Bogor. Bogor. Labolatorium

Rekreasi Alam dan Ekowisata, Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB dan Dinas Seni dan Budaya

Kabupaten Bogor.

Oktadiyani P. 2006. Alternatif Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah

Kamojang, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. [Skripsi] Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Kabupaten Sumedang. 2010. Sekilas Sumedang dan

Wisata.http://sumedang.go.id/index.php?option=com_content&view=articl

e&id=86&Itemid=27. [1 April 2010].

Page JS, Rose KD. 2002. Ecotourism. China: Pearson Education.

Prasetyo B, Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT Raja Grafindo persada.

Raharjo B. 2005. Ekoturisme berbasis masyarakat dan pengelolaan sumberdaya

alam. Bogor: Pustaka LATIN.

Romani S. 2006. Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Serta

Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi

Jambi.[Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Soekadijo RG. 2000. Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai

“Systemic Linkage”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudarto G. 1999. Ekowisata Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi

Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Kalpataru

Bahari.

Suwantoro G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata (Tour Planning). Kanisius: Yogyakarta.

Wearing S, John N. 2009. Ecotourism Impacts, Potentials and Possibilities.

Second Edition. United Kingdom Hungary: ELSEVIER.

Wiriaatmadja RMA. 2002. Peninggalan Instalasi Militer Hindia Belanda Era

Perang Dunia I (1914-1918) di Kota Sumedang. Sumedang: Yayasan

Sumedang Larang.

Page 99: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

85

LAMPIRAN

Page 100: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

86

Lampiran 1

Panduan wawancara

A. Panduan wawancara dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Sumedang

1. Obyek wisata yang ada di wilayah Pemerintahan Kabupaten Sumedang.

2. Obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Sumedang.

3. Obyek wisata alam yang belum dikembangkan dan berpotensi untuk

dikembangkan.

4. Rencana pembangunan dan pengembangan daerah yang terkait dengan

usaha wisata khususnya wisata alam.

5. Promosi wisata yang ada di Sumedang secara keseluruhan.

6. Obyek unggulan dari setiap obyek wisata alam.

7. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dilaksanakan.

8. Kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan wisata, baik instansi

pemerintah maupun swasta.

9. Pandangan secara umum tentang kegiatan wisata di Kabupaten Sumedang.

10. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan dan promosi wisata.

11. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan

dalam pengembangan dan promosi wisata alam.

12. Kebijakan pemerintah daerah mengenai wisata alam.

13. Peta umum Kabupaten Sumedang dan peta wisatanya.

Page 101: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

87

B. Panduan wawancara dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Sumedang

1. Obyek wisata alam yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Kabupaten

Sumedang.

2. Obyek wisata alam yang belum dikembangkan dan berpotensi untuk

dikembangkan.

3. Rencana pembangunan dan pengembangan wisata alam.

4. Cara mempromosikan wisata alam.

5. Obyek unggulan dari setiap obyek wisata alam.

6. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dilaksanakan.

7. Kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan wisata, baik instansi

pemerintah maupun swasta.

8. Pandangan secara umum tentang kegiatan wisata di Kabupaten Sumedang.

9. Kendala yang dihadapi dalam pemgembangan dan promosi wisata alam.

10. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan

dalam pengembangan dan promosi wisata alam.

11. Pendapatan dari sektor wisata alam.

12. Anggaran tiap tahun untuk wisata alam.

13. Kebijakan Dinas Kehutanan pusat mengenai wisata alam.

Page 102: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

88

C. Panduan wawancara dengan Perum Perhutani (KPH Sumedang)

1. Obyek wisata alam yang dikelola oleh Perum Perhutani (KPH Sumedang).

2. Obyek wisata alam yang belum dikembangkan dan berpotensi untuk

dikembangkan.

3. Rencana pembangunan dan pengembangan wisata alam.

4. Cara mempromosikan obyek wisata alam.

5. Obyek unggulan dari setiap obyek wisata alam.

6. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dilaksanakan.

7. Kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan wisata, baik instansi

pemerintah maupun swasta.

8. Pandangan secara umum tentang kegiatan wisata di Kabupaten Sumedang.

9. Kendala yang dihadapi dalam pemgembangan dan promosi wisata.

10. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan

dalam pengembangan dan promosi wisata alam.

11. Pendapatan dari sektor wisata alam.

12. Anggaran tiap tahun untuk kegiatan wisata alam.

13. Kebijakan Perum Perhutani mengenai wisata alam.

D. Panduan wawancara dengan pihak pengelola obyek wisata (Karang

taruna desa dan Swasta)

1. Daya tarik, aksesibilitas, menyangkut potensi fisik dan biologi.

2. Sarana dan prasarana penunjang yang tersedia dan yang akan

dikembangkan di dalam kawasan untuk kegiatan wisata alam.

3. Kegiatan wisata alam yang telah ada dan akan dikembangkan.

4. Peluang kerjasama dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata

alam dan upaya penyelesaiannya.

5. Keinginan pengunjung yang datang ke kawasan wisata alam

6. Aktifitas dan program-program yang meliputi jenis kegiatan yang

ditawarkan, deskripsi kegiatan, kelompok sasaran.

7. Promosi obyek wisata alam.

8. Obyek unggulan dari obyek wisata alam tersebut.

Page 103: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

89

Lampiran 2

Kuisioner untuk pengunjung obyek wisata alam di Kabupaten Sumedang

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

KUISIONER PENELITIAN

PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN SUMEDANG

PROVINSI JAWA BARAT

Oleh:

EDI ABDULLAH (E34061441)

a. Karakteristik pengunjung

1. Jenis kelamin : L / P

2. Umur : ……….tahun

3. Asal:

a. Sumedang b. Luar Sumedang (………………………)

4. Tingkat pendidikan :

a. SD c. SLTA

b. SLTA d. PT

5. Status perkawinan:

a. Menikah b. Belum menikah

6. Pekerjaan/profesi:

a. Pelajar/mahasiswa d. Pegawai Negeri Sipil

b. TNI/POLRI e. Pegawai swasta

c. Wiraswasta f. Lainnya ………….

7. Pengeluaran perbulan:

a. <500.000 c. 1.000.000-2.000.000

b. 500.000-1.000.000 d. >2.000.000

Sebelumnya saya mohon maaf apabila dengan adanya pengisian kuisioner ini

telah mengganggu aktifitas bapak/ibu/saudara(i). Di bawah ini terdapat

beberapa pertanyaan dan isian, saya sangat mengharapkan kesediaan

bapak/ibu/saudara(i) untuk mengisi pertanyaan dan isian tersebut. Atas

perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Page 104: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

90

b. Aktifitas pengunjung

1. Kegiatan pengunjung di obyek wisata alam:

a. Berwisata c. Belajar/penelitian

b. Camping d. Lainnya…….

2. Kendaraan yang dipakai pengunjung ke obyek wisata alam:

a. Motor c. Kendaraan umum

b. Mobil pribadi d. Lainnya…..

3. Bersama siapa datang ke obyek wisata alam:

a. Sendiri c. Rombongan

b. Berdua d. Lainnya….

4. Perlengkapan yang dibawa ke obyek wisata alam:

a. Perlengkapan fotografi c. Perlengkapan camping

b. Perlengkapan masak d. Lainnya……

c. Tujuan pengunjung

1. Sumber informasi mengenai obyek didapat dari:

a. Media elekronik (radio, TV, Internet)

b. Media massa (Koran, majalah, buletin)

c. Cerita dari orang (keluarga, teman, orang lain)

d. Papan reklame/brosur/baliho

2. Daya tarik yang menjadikan berkunjung:

a. Pemandangan yang lepas dan indah

b. Suasana yang segar dan santai

c. Nilai kebudayaan

d. Nilai penelitian dan pengetahuan

e. Fasilitasnya lengkap

f. Kemudahan ditempuhnya

g. Biaya yang murah

h. Lainnya………

3. Apakah kunjungan ini tujuan utama:

a. Ya, alasan………..

b. Tidak, alasan……….

d. Waktu kunjungan pengunjung

1. Berapa kali berkunjung ke obyek wisata alam ini:

a. Pertama kali c. Ketiga kali

b. Kedua kali d. Lebih dari tiga kali

2. Hari yang digunakan untuk berkunjung:

a. Hari biasa b. Hari libur

3. Rencana di obyek wisata alam:

a. 1 – 3 jam c. 24 jam

b. 4 – 6 jam d. Lebih dari 1 hari

Page 105: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

91

e. Penilaian pengunjung terhadap obyek wisata alam

Menurut anda bagaimana sarana prasarana yang ada di obyek wisata alam ini:

Unsur penilaian Kriteria penilaian

Baik Cukup Kurang

Keselamatan pengunjung

Kebersihan obyek wisata alam

Penataan obyek

Keamanan pengunjung

Tempat parkir

Pusat informasi pengunjung

Shelter

Toilet/MCK

Mushola

Halaman/taman

Jalan menuju obyek

Warung

Toko cendramata

f. Harapan pengunjung

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 106: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

92

Lampiran 3

Hasil Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) di

Kabupaten Sumedang

1. Daya tarik wisata

a. Keunikan sumberdaya alam No Obyek wisata Keunikan Sumberdaya Alam Nilai

1 Curug Cinulang 1) Air Terjun kembar pemisah Sumedang dan Bandung

2) Pemandangan Alam dari atas bukit Cinulang ke lahan

pertanian dan Kota Cicalengka

3) Kerajinan ayaman dan kursi dari bambu

20

2 Gunung Kunci 1) Goa dan benteng pertahanan peninggalan Belanda

2) Pemandangan Kota Sumedang dari bukit Kunci

3) Tegakan pinus yang dijadikan tempat istirahat

20

3 Cigendel 1) Tempat istirahat di bawah tegakan pinus di jalan raya

Bandung-Sumedang

2) Tegakan pinus yang dijadikan areal bermain

15

4 Curug Cipongkor 1) Salah satu air terjun tertinggi di Sumedang

2) Pemandangan alam dari bukit Cipongkor ke Gunung

Masigit Kareumbi

15

5 Gunung Palasari 1) Benteng pertahanan peninggalan Belanda

2) Tegakan pinus

15

6 Curug Cigorobog 1) Air terjun dengan 4 tahap

2) Kesenian kacapian

15

7 Cijarami Indah 1) Tempat lesehan dan makan di perkebunan teh

2) Perkebunan teh dijadikan shelter

15

8 Margawindu 1) Pemandangan perkebunan teh

2) Perkebunan teh dijadikan tempat istirahat

15

9 Cipanteuneun 1) Sumber mata air yang ditampung dan dijadikan kolam

renang serta dimanfaatkan PDAM Sumedang

2) Tegakan pinus yang dijadikan areal camping

15

10 Situsari 1) Keindahan situ di tengah tegakan jati

2) Tegakan jadi untuk areal camping

15

11 Cipadayungan 1) Air terjun Cipadayungan di atas areal perkemahan

2) Tegakan pinus yang dijadikan areal camping

15

12 Curug Ciputrawangi 1) Air terjun yang lebar dan pendek

2) Kesenian Celempung

15

13 Cipanas Sekarwangi 1) Sumber air panas berbelerangyang dialirkan ke dalam

kolam dan penginapan

10

14 Cipanas Cileungsing 1) Sumber air Panas berbelerang langsung dari sumbernya 10

15 Geundeng 1) Pemandangan Sungai Cimanuk 10

16 Parakan Kondang 1) Areal perkemahan di pinggir Sungai Cimanuk yang air

sungainya dijadikan tenaga listrik PLN

10

17 Baru Beureum 1) Pemandangan dari dua puncak Gunung Manglayang 10

18 Cadas Pangeran 1) Pemandangan jalan yang berada di tebing cadas 10

19 Tirta Sandi 1) Pemanfaatan Sungai Cihonje untuk kolam ikan, lesehan

dan ternak ikan

10

20 Cibingbin 1) Pemanfaatan lahan di pinggir Sungai Cihonje untuk

lesehan

10

21 Cikandung 1) Sumber mata air yang dijadikan irigasi persawahan 10

Page 107: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

93

b. Sumberdaya alam yang menonjol No Obyek wisata Sumberdaya Alam Yang Menonjol Nilai

1 Tirta Sandi 1) Batuan Sungai Cihonje

2) Hutan primer

3) Sungai Cihonje

20

2 Cibingbin 1) Batuan Sungai Cihonje

2) Hutan primer

3) Sungai Cihonje

20

3 Curug Cigorobog 1) Sungai Cigorobog

2) Air terjun Cigorobog

3) Hutan Primer

20

4 Cipanteuneun 1) Sumber air

2) Mata air Cipanteuneun

3) Tegakan pinus

20

5 Cikandung 1) Sumber air

2) Mata air Cikandung

3) Hutan primer

20

6 Cipadayungan 1) Air terjun Cipadayungan

2) Sungai Cipadayungan

3) Tegakan pinus

20

7 Curug Cipongkor 1) Sungai Cipongkor

2) Air terjun Cipongkor

3) Pesawahan dan hutan primer

20

8 Curug Ciputrawangi 1) Air terjun Ciputrawangi

2) Sungai Ciputrawangi

3) Tegakan pinus

20

9 Curug Cinulang 1) Sungai Cinulang

2) Air terjun Cinulang

15

10 Baru Beureum 1) Puncak Gunung Manglayang

2) Hutan primer dan tegakan pinus

15

11 Cadas Pangeran 1) Tebing Cadas Pangerang

2) Batu alam disepanjang jalan

15

12 Cipanas Sekarwangi 1) Sumber air panas berbelerang

2) Mata air Sekarwangi

15

13 Cipanas Cileungsing 1) Sumber air panas berbelerang

2) Mata air panas Cileungsing

15

14 Geundeng 1) Sungai Cimanuk

2) Tegakan jati

15

15 Situsari 1) Situ Situsari

2) Tegakan jati

15

16 Parakan Kondang 1) Batu alam

2) Sungai Cimanuk

15

17 Gunung Kunci 1) Tegakan pinus 10

18 Gunung Palasari 1) Tegakan pinus 10

19 Cijarami Indah 1) Perkebunan teh 10

20 Margawindu 1) Perkebunan teh 10

21 Cigendel 1) Tegakan pinus 10

Page 108: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

94

c. Jenis kegiatan wisata No Obyek wisata Jenis Kegiatan Wisata Nilai

1 Baru Beureum 1) Camping di bawah tegakan pinus

2) Traking dari Tanjungsari ke lokasi

3) Hiking Gunung Manglayang

4) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka

20

2 Gunung Palasari 1) Camping di bawah tegakan pinus

2) Wisata pendidikan di benteng pertahanan

3) Traking dari jalan raya menuju

1) Hiking ke puncak gunung palasari

20

3 Margawindu 1) Traking perjalanan dari Desa Citeungah

2) Camping di sekitar perkebunan teh

3) Wisata di Margawindu

4) Hiking ke gunung masigit kareumbi

20

4 Cipadayungan 1) Traking dari Desa Citimun

2) Mendaki Gunung Tampomas

3) Camping di bawah tegakan pinus

4) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka

20

5 Curug Ciputrawangi 1) Traking dari Desa Narimbang

2) Mendaki Gunung Tampomas

3) Camping di bawah tegakan pinus

4) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka

20

6 Curug Cinulang 1) Camping di bawah tegakan pinus

2) Wisata di air terjun

15

7 Cigendel 2) Camping bawah tegakan pinus

3) Wisata di shelter

4) Istirahat di shelter/warung

15

8 Cadas Pangeran 1) Istirahat di warung

2) Wisata di shelter

15

9 Gunung Kunci 1) Pendidikan sejarah

2) Istirahat

3) Wisata di shelter

15

10 Tirta Sandi 1) Wisata di air kolam deras

2) Peristirahatan di shelter

3) Berenang

15

11 Cibingbin 1) Wisata di saung cibingbin

2) Peristirahatan di shelter

3) Berenang

15

12 Curug Cigorobog 1) Camping di pinggir air terjun dan sungai

2) Wisata di air terjun

3) Peristirahatan

15

13 Cijarami Indah 1) Peristirahatan

2) Wisata di Cijarami indah

15

14 Cipanteuneun 1) Camping di bawah tegakan pinus

2) Wisata di cipanteuneun

3) Berenang

15

15 Cipanas Cileungsing 1) Pengobatan Media Air Panas

2) Peristirahatan

3) Hiburan/acara di panggung parkiran

15

16 Curug Cipongkor 1) Traking dari jalan raya ke lokasi

2) Wisata di air terjun

15

17 Cikandung 1) Camping di sekitar hutan

2) Wisata di cikandung

15

18 Cipanas Sekarwangi 1) Pengobatan Media Air Panas

2) Peristirahatan

15

19 Situsari 1) Camping di sekitar situ

2) wisata

15

20 Parakan Kondang 1) Camping di sekitar lapang parakan kondang 15

Page 109: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

95

2) Pendidikan dasar pecinta alam/pramuka

21 Geundeng 1) Peristirahatan 10

d. Kebersihan lokasi No Obyek wisata Faktor yang mempengaruhi kebersihan Nilai

1 Baru Beureum 1) Sampah 25

2 Curug Cipongkor 1) Sampah 25

3 Tirta Sandi 1) Sampah 25

4 Cibingbin 1) Sampah 25

5 Cijarami Indah 1) Jalan Ramai Motor/Mobil 25

6 Curug Cinulang 1) Permukiman Penduduk

2) Sampah

25

7 Cadas Pangeran 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Sampah

25

8 Gunung Palasari 1) Sampah

2) Vandalisme

25

9 Curug Cigorobog 1) Sampah

2) Vandalisme

25

10 Margawindu 1) Sampah

2) Vandalisme

25

11 Cipadayungan 1) Sampah

2) Vandalisme

25

12 Curug Ciputrawangi 1) Permukiman Penduduk

2) Sampah

25

13 Cipanas Sekarwangi 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Permukiman Penduduk

25

14 Geundeng 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Sampah

25

15 Cikandung 1) Permukiman Penduduk

2) Sampah

3) Vandalisme

20

16 Cipanas Cileungsing 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Permukiman Penduduk

3) Vandalisme

20

17 Situsari 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Permukiman Penduduk

3) Sampah

20

18 Parakan Kondang 1) Permukiman Penduduk

2) Sampah

3) Hewan peliharaan masyarakat

20

19 Cigendel 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Permukiman Penduduk

3) Sampah

4) Vandalisme

20

20 Gunung Kunci 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Permukiman Penduduk

3) Sampah

4) Vandalisme

20

21 Cipanteuneun 1) Jalan Ramai Motor/Mobil

2) Permukiman Penduduk

3) Sampah

4) Vandalisme

20

Page 110: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

96

2. Aksesibilitas

a. Kondisi jalan dan jarak dari Sumedang

No Obyek wisata Jarak

(km)

1-14

(km)

15-27

(km)

28-40

(km)

41-53

(km) Nilai

1 Parakan Kondang 52,7 80 60 40 20 200

2 Situsari 36,5 80 60 40 - 180

3 Curug Cinulang 33,1 80 60 40 - 180

4 Geundeng 28,7 80 60 40 - 180

5 Baru Beureum 26,8 80 40 - - 120

6 Cipanas Cileungsing 26,1 80 60 - - 140

7 Cipanas Sekarwangi 23,0 80 60 - - 140

8 Curug Ciputrawangi 20,7 80 60 - - 140

9 Cipadayungan 14,7 80 - - - 80

10 Margawindu 13,6 80 - - - 80

11 Cijarami Indah 13,2 80 - - - 80

12 Cigendel 12,2 80 - - - 80

13 Curug Cigorobog 11,8 80 - - - 80

14 Cikandung 11,5 80 - - - 80

15 Cibingbin 9.8 80 - - - 80

16 Tirta Sandi 9,5 80 - - - 80

17 Cadas Pangeran 9,5 80 - - - 80

18 Cipanteuneun 7,9 80 - - - 80

19 Curug Cipongkor 7,1 80 - - - 80

20 Gunung Palasari 4,2 60 - - - 60

21 Gunung Kunci 1,1 80 - - - 80

b. Waktu tempuh ke dari Sumedang

No Obyek wisata Waktu

(menit)

2-19

(menit)

20-36

(menit)

37-53

(menit)

54-70

(menit)

71-87

(menit) Nilai

1 Parakan Kondang 86 19 36 53 70 86 10

2 Curug Cinulang 71 19 36 53 70 1 10

3 Baru Beureum 70 19 36 53 70 - 15

4 Situsari 64 19 36 53 11 - 15

5 Cipanas Cileungsing 54 19 36 53 0 - 15

6 Geundeng 49 19 36 13 - - 20

7 Cipanas Sekarwangi 45 19 36 9 - - 20

8 Curug Ciputrawangi 43 19 36 7 - - 20

9 Cipadayungan 38 19 36 2 - - 20

10 Margawindu 36 19 17 - - - 25

11 Cijarami Indah 34 19 15 - - - 25

12 Cikandung 34 19 15 - - - 25

13 Curug Cigorobog 31 19 12 - - - 25

14 Cigendel 29 19 10 - - - 25

15 Cadas Pangeran 23 19 4 - - - 25

16 Cibingbin 20 19 1 - - - 25

17 Cipanteuneun 20 19 1 - - - 25

18 Tirta Sandi 19 19 - - - - 30

19 Curug Cipongkor 17 17 - - - - 30

20 Gunung Palasari 14 14 - - - - 30

21 Gunung Kunci 2 2 - - - - 30

Page 111: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

97

3. Fasilitas penunjang

a. Prasarana No Obyek wisata Prasarana Nilai

1 Gunung Kunci 1) Kantor Pos Sumedang

2) Rumah Sakit Umum Sumedang

3) Wartel/Warnet

4) Areal Parkir

5) Jalan

6) Radio daerah Sumedang

30

2 Cipanteuneun 1) Kantor Pos Cimalaka

2) Puskesmas Cimalaka

3) Wartel/Warnet

4) Areal Parkir

5) Jalan

30

3 Parakan Kondang 1) Wartel/Warnet

2) Areal Parkir

3) Jalan

4) Puskesmas Jatigede

5) Kantor Pos

30

4 Curug Ciputrawangi 1) Areal Parkir

2) Jalan

3) Radio Komunitas

25

5 Cipanas Sekarwangi 1) Wartel/Warnet

2) Areal Parkir

3) Jalan

25

6 Cipanas Cileungsing 1) Wartel/Warnet

2) Areal Parkir

3) Jalan

25

7 Curug Cinulang 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

8 Baru Beureum 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

9 Cigendel 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

10 Cadas Pangeran 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

11 Gunung Palasari 1) Wartel/Warnet

2) Jalan

20

12 Tirta Sandi 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

13 Cibingbin 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

14 Curug Cigorobog 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

15 Cijarami Indah 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

16 Margawindu 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

17 Cikandung 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

18 Cipadayungan 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

19 Geundeng 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

20 Situsari 1) Areal Parkir

2) Jalan

20

21 Curug Cipongkor 1) Jalan 15

Page 112: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

98

b. Sarana No Obyek wisata Sarana Nilai

1 Curug Ciputrawangi 1) Warung

2) Toko Cendramata

3) Mushola

4) Toilet

30

2 Cipanteuneun 1) Warung

2) Pasar Cimalaka

3) Masjid

4) Toilet

25

3 Curug Cinulang 1) Warung

2) Mushola dan Masjid

3) Toilet

25

4 Baru Beureum 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

5 Cigendel 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

6 Cadas Pangeran 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

7 Cijarami Indah 1) Warung

2) Toilet

3) Mushola

25

8 Gunung Kunci 1) Bank BRI

2) Mushola

3) Toilet

25

9 Cikandung 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

10 Cipadayungan 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

11 Cipanas Sekarwangi 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

12 Cipanas Cileungsing 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

13 Geundeng 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

14 Tirta Sandi 1) Warung

2) Mushola

3) Toilet

25

15 Cibingbin 1) Warung

2) Mushola

3) Tiolet

25

16 Parakan Kondang 1) Warung

2) Masjid

3) Toilet

25

17 Curug Cigorobog 1) Toilet

2) Mushola

20

18 Curug Cipongkor 1) Warung

2) Masjid

20

19 Gunung Palasari 1) Warung 15

20 Margawindu 1) Warung 15

Page 113: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

99

21 Situsari 1) Warung 15

4. Pemasaran No Obyek wisata Pemasaran Nilai

1 Curug Cinulang 1) Tarif/Harga Terjangkau

2) Sarana Penyampaian Informasi

3) Promosi

25

2 Gunung Kunci 1) Tarif/Harga Terjangkau

2) Sarana Penyampaian Informasi

3) Promosi

25

3 Curug Ciputrawangi 1) Tarif/Harga Terjangkau

2) Produk Wisata Bervariasi

3) Promosi

25

4 Cipanas Cileungsing 1) Tarif/Harga Terjangkau

2) Sarana Penyampaian Informasi

3) Promosi

25

5 Cibingbin 1) Tarif/Harga Terjangkau

2) Sarana Penyampaian Informasi

15

6 Cipanas Sekarwangi 1) Sarana Penyampaian Informasi

2) Promosi

15

7 Baru Beureum 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

8 Cigendel 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

9 Cadas Pangeran 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

10 Curug Cipongkor 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

11 Gunung Palasari 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

12 Tirta Sandi 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

13 Curug Cigorobog 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

14 Cijarami Indah 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

15 Margawindu 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

16 Cipanteuneun 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

17 Cikandung 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

18 Cipadayungan 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

19 Geundeng 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

20 Situsari 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

21 Parakan Kondang 1) Tarif/Harga Terjangkau 5

Page 114: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

100

Lampiran 4

Data pengunjung Wisata alam di Kabupaten Sumedang

a. Karakteristik pengunjung

Jenis kelamin Laki-laki 68 % 94 orang

Perempuan 32 % 44 orang

Usia (Tahun) <14 9 % 12 orang

15-30 51 % 69 orang

31-50 25 % 34 orang

>51 15 % 26 orang

Asal Sumedang 68 % 96 orang

Luar Sumedang 32 % 45 orang

Tingkat pendidikan SD 2 % 3 orang

SLTP 13 % 19 orang

SLTA 64 % 90 orang

PT 21 % 29 orang

Status perkawinan Menikah 29 % 41 orang

Belum menikah 71 % 100 orang

Pekerjaan Pelajar/mahasiswa 44 % 62 orang

TNI/POLRI 4 % 5 orang

Wiraswasta 13 % 18 orang

PNS 5 % 7 orang

Pegawai Swasta 28 % 40 orang

Lainnya 6 % 9 orang

Pengeluaran (Rupiah) < 500.000 38 % 53 orang

500.000-1.000.000 32 % 45 orang

1.000.000-2.000.000 19 % 27 orang

>2.000.000 11 % 16 rang

b. Aktifitas pengunjung

Kegiatan Berwisata 81 % 114 orang

Camping 4 % 6 orang

Belajar/penelitian 12 % 17 orang

Lainnya 3 % 4 orang

Kendaraan Motor 70 % 95 orang

Mobil pribadi 20 % 27 orang

Kendaraan umum 9 % 13 orang

Lainnya 1 % 6 orang

Kedatangan Sendiri 6 % 8 orang

Berdua 34 % 48 orang

Rombongan 52 % 73 orang

Lainnya 8 % 12 orang

Perlengkapan Fotografi 54 % 76 orang

Masak/makan 25 % 35 orang

Camping 12 % 17 orang

Lainnya 9 % 13 orang

Informasi Media elektronik 0 % 0 orang

Media massa 0 % 0 orang

Cerita orang 99 % 139 orang

Media lainnya 0 % 2 orang

Tujuan Utama 65 % 92 orang

Bukan utama 35 % 49 orang

Page 115: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KABUPATEN … · dan fenomena alam lainnya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang ... Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib Eva Rachmawati, S.Hut, MSi

101

Daya tarik Pemandangan yang lepas dan indah 34 % 48 orang

Suasana yang segar dan santai 35 % 50 orang

Nilai kebudayaan 1 % 1 orang

Nilai penelitian dan pengetahuan 7 % 10 orang

Fasilitasnya lengkap 0 % 0 orang

Kemudahan ditempuhnya 9 % 13 orang

Biaya yang murah 8 % 11 orang

Lainnya 6 % 8 orang

Frekuensi Pertama kali 47 % 67 orang

Kedua kali 32 % 45 orang

Ketiga kali 15 % 21 orang

Lebih dari tiga kali 6 % 8 orang

Hari kunjungan Biasa 27 % 38 orang

Libur 73 % 103 orang

Rencana 1-3 jam 68 % 90 orang

4-6 jam 28 % 38 orang

24 jam 3 % 4 orang

Lebih dari 1 hari 1% 9 orang

c. Penilaian pengunjung terhadap wisata alam

Unsur penilaian Kriteria penilaian

Baik Cukup Kurang

Keselamatan pengunjung 14 orang 50 orang 75 orang

Kebersihan obyek wisata alam 21 orang 61 orang 62 orang

Penataan obyek 18 orang 61 orang 60 orang

Keamanan pengunjung 80 orang 46 orang 16 orang

Tempat parkir 45 orang 66 orang 33 orang

Pusat informasi pengunjung 6 orang 55 orang 92 orang

Shelter 19 orang 70 orang 59 orang

Toilet/MCK 31 orang 45 orang 69 orang

Mushola 29 orang 38 orang 73 orang

Halaman/taman 18 orang 62 orang 65 orang

Jalan menuju obyek 52 orang 61 orang 37 orang

Warung 43 orang 52 orang 50 orang

Toko cendramata 2 orang 7 orang 136 orang

d. Harapan pengunjung

1. Perbaikan sarana dan prasarana

2. Perbaiakan pelayanan terhadap pengunjung

3. Perbaikan potensi wisata alam

4. Perbaikan jenis dan jumlah kegiatan yang bisa dilakukan

5. Perbaikan media promosi