pengembangan skenario pembelajaran menulis teks laporan …digilib.unila.ac.id/61834/3/skripsi tanpa...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN SKENARIO PEMBELAJARAN MENULIS TEKS
LAPORAN HASIL OBSERVASI BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED LEARNING) DI SMA KELAS X
(Skripsi)
Oleh
KUN HANIFAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
ABSTRAK
ABSTRAK
PENGEMBANGAN SKENARIO PEMBELAJARAN MENULIS TEKS
LAPORAN HASIL OBSERVASI BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED LEARNING) DI SMA KELAS X
Oleh
Kun Hanifah
Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana pengembangan skenario
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi berbasis masalah (problem
based learning) dan kelayakannya. Tujuan dalam penelitian ini ialah
mengembangkan skenario pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dan
mendeskripsikan kelayakan skenario pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development
(r&d). Prosedur yang dilakukan mengadaptasi sepuluh tahap pengembangan Borg
dan Gall menjadi lima tahap, yaitu melakukan analisis kebutuhan, merumuskan
indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, mengembangkan
skenario pembelajaran dengan model berbasis masalah (problem based learning),
validasi produk, dan revisi produk.
Skenario pembelajaran yang dihasilkan memuat kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. Kegiatan pembelajaran tersebut sudah menyajikan materi yang jelas dan
sesuai KD yang dipilih. Model berbasis masalah yang dipilih sudah dimunculkan
pada kegiatan pendahuluan dan penutup, serta disajikan secara runtut dan jelas
pada kegiatan inti. Hasil dari penelitian berupa produk skenario pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi dengan model berbasis masalah (problem
based learning) dianggap sudah sangat layak.
Kata kunci: pengembangan skenario, pembelajaran berbasis masalah, teks
laporan hasil observasi
PENGEMBANGAN SKENARIO PEMBELAJARAN MENULIS TEKS
LAPORAN HASIL OBSERVASI BERBASIS MASALAH (PROBLEM
BASED LEARNING) DI SMA KELAS X
HALAMAN JUDUL
Oleh
Kun Hanifah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
Judul Skripsi : PENGEMBANGAN SKENARIO
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN
HASIL OBSERVASI BERBASIS MASALAH
(POBLEM BASED LEARNING) DI SMA KELAS
X
Nama Mahasiswa : Kun Hanifah
Nomor Pokok Mahasiswa : 1513041016
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni/Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
HALAMAN PERSETUJUAN
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Dr. SitiSamhati, M.Pd.
NIP 19620829198803 2 001
Pembimbing II
Drs. KahfieNazaruddin, M.Hum.
NIP 19610104 198703 1 004
2. Ketua Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd.
NIP 19640106 198803 1 001
PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. SitiSamhati, M.Pd. ..............................
Sekretaris : Drs. KahfieNazaruddin, M.Hum. ..............................
Penguji Utama : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ..............................
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.
NIP. 19620804 198905 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 7 Februari 2020
SURAT PERNYATAAN
Sebagai civitas akademik Universitas Lampung, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
NPM : 1513041016
Nama : Kun Hanifah
Judul Skripsi : PengembanganSkenario Pembelajaran Menulis Teks Laporan
HasilObservasiBerbasisMasalah (ProblemBased Learning) di
SMA kelas X.
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rurmusan dan
pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain,
kecuali arahan pembimbing akademik;
2. dalam karya tulis terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkah sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar pustaka;
3. saya menyerahkan hak milik saya atas karya ini kepada Universitas Lampung,
dan oleh karenanya Universitas Lampung berhak melakukan pengelolaan atas
karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku; dan
4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karna karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Lampung.
Bandarlampung, April 2020
Kun Hanifah
NPM 1513041016
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak semata wayang dari Bapak Muslih dan
Ibu Tri Wiyati. Penulis lahir di Gadingrejo, 04 Oktober 1996.
Penulis mengenyam pendidikan mulai dari Taman Kanak-
kanak Pertiwi Gadingrejo pada tahun2002-2003, kemudian
melanjutkan di SDN 2 Gadingrejo pada tahun 2003-2009,
SMPN 1 Gadingrejo pada tahun 2009-2012, dan SMA N 1 Gadingrejo tahun
2012-2015. Tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
MOTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(Q.S Al-Insyirah ayat 6)
PERSEMBAHAN
1. Bapak Muslih dan Mamak Tri tercinta yang telah merawat dan mendidik dari
kecil hingga saat ini. Terimakasih untuk semua keringat, air mata, dan
kesabaran yang luar biasa dalam membesarkan dan menghadapiku. Semoga
dengan kemampuanku yang sederhana dapat membuat Bapak dan Mamak
bahagia.
2. Seseorang tersayang yang bisa jadi apapun. Terima kasih untuk sabarnya,
cintanya, lawakannya, pundaknya, dan berantemnya. Semoga dimudahkan
dalam segala urusan.
3. Almameterku Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji untuk Allah SWT.
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi “Pengembangan Skenario
Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) di SMA Kelas X”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung.
Penulis telah banyak menerima bantuan, masukan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai wujud rasa hormat
penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Dr. Siti Samhati, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, saran, nasihat dan motivasi demi
kesempurnaanpenulisan skripsi ini.
2. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan arahan, bimbingan, saran, nasihat dan motivasi demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini.
3. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., sebagai pembahas yang telah memberikan
kritik, saran, dan nasihat demi kesempurnaan skripsi ini.
xi
4. Dr. Munaris, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung.
5. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni,
FKIP Universitas Lampung.
6. Prof. Dr. Pantuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
7. Drs. Ali Mustofa, M.Pd., selaku validator ahli materi yang telah memberikan
masukan dan membantu selama kegiatan penelitian.
8. Endang Sumarsih, M.Pd., selaku validator praktisi atau guru Bahasa Indonesia
yang telah memberikan masukan dan membantu selama kegiatan penelitian.
9. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Jurusan Bahasa dan Seni, Universitas
Lampung yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan.
10. Seluruh mahasiwa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2015 (teman seperjuangan) yang senantiasa menghibur, memberi
bantuan, dukungan, dan semangat kepada penulis. Terima kasih atas
persahabatanindah yang kalian hadirkan.
11. Seluruh kakak tingkat dan adik tingkat angkatan yang sudah membantu dan
memberikan dukungan.
Bandarlampung, April 2020
Penulis
Kun Hanifah
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
MOTO ................................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. ix
SANWACANA ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Peneliian ..................................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1 Kurikulum 2013 ........................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Kurikulum 2013 ............................................................ 7
2.1.2 Tujuan Satuan Pendidikan Kurikulum 2013 ................................... 7
2.2 Pembelajaran ............................................................................................. 8
2.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia ................................................................ 9
2.4 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ........................................................ 9
2.5 Kompetensi Inti ....................................................................................... 10
2.6 Kompetensi Dasar ................................................................................... 10
2.7 Silabus ..................................................................................................... 10
2.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 11
2.8.1 Komponen-Komponen RPP .......................................................... 12
2.8.2 Hakikat Perencanaan dan Skenario Pembelajaran ....................... 19
2.8.3 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP .............................................. 21
2.8.4 Mengembangkan Langkah-langkah Pembelajaran ........................ 22
xiii
2.9 Model Pembelajaran Problem Based Learning ...................................... 22
2.9.1 Karakterisktik Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................. 23
2.9.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah............ 24
2.9.3 Kelebihan da Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) .............................................. 26
2.10 Teks Laporan Hasil Observasi ................................................................ 27
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 32
3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 32
3.2 Prosedur Pengembangan ......................................................................... 32
3.2.1 Hasil Studi dan Pengembangan ..................................................... 35
3.2.2 Proses Pengembangan Produk ....................................................... 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36
3.4 Teknik Analisis Data............................................................................... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 39
4.1 Hasil ........................................................................................................ 39
4.2 Pembahasan............................................................................................. 39
4.2.1 Penelitian Pendahuluan ................................................................. 39
4.2.2 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan
Pembelajaran ................................................................................. 41
4.2.3 Proses Pengembangan Skenario Pembelajaran Menulis Teks
LaporanHasil Observasi Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) ....................................................................................... 42
4.3 Validasi Produk ....................................................................................... 66
4.3.1 Validasi Produk Tahap I ................................................................ 66
4.3.2 Validasi Produk Tahap II (Produk Akhir) ..................................... 82
V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 97
5.1 Simpulan ................................................................................................. 97
5.2 Saran ....................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SITUS
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Langkah-langkah Model Berbasis Masalah .................................................... 25
2. Kelayakan Ahli Materi Aspek Isi Tahap I ...................................................... 67
3. Kelayakan Ahli Materi Aspek Pembelajaran Tahap I ..................................... 70
4. Kelayakan Praktisi Tahap I ............................................................................. 76
5. Kelayakan Ahli Materi Aspek Isi Tahap II ..................................................... 82
6. Kelayakan Ahli Materi Aspek Pembelajaran Tahap II ................................... 84
7. Kelayakan Praktisi Tahap II ............................................................................ 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahap-tahap R&D Adaptasi dari Borg dan Gall ............................................. 35
2. Grafik Skala Likeart ........................................................................................ 38
3. Penambahan Kompetensi Inti ......................................................................... 73
4. Penjabaran Indikator Pencapaian .................................................................... 74
5. Penghilangan Tahap Perkenalan ..................................................................... 75
6. Penjabaran Indikator Pencapaian .................................................................... 81
7. Penetapan alokasi waktu pada setiap butir kegiatan ....................................... 88
8. Pemunculan model berbasis masalah .............................................................. 95
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP
Lampiran 2 Surat Permohonan Validasi Ahli Materi
Lampiran 3 Surat Permohonan Validasi Praktisi
Lampiran 4 Angket Validasi Ahli Materi Tahap I
Lampiran 5 Angket Validasi Praktisi Tahap I
Lampiran 6 Angket Validasi Ahli Materi Tahap II
Lampiran 7 Angket Validasi Praktisi Tahap II
Lampiran 8 Produk Akhir Skenario Pembelajaran
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui
pendidikan akan diperoleh pengetahuan yang dapat membentuk pola pikir dan
kepribadian yang terarah. Jalur pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, sampai ke pendidikan tinggi.Sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal yang di dalamnya berlangsung proses pembelajaran antara
guru dan siswa.Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009: 57). Sebuah
pembelajaran yang dapat memadukan komponen-komponen di atas dengan baik,
maka pembelajaran tersebut akan mampu diterima dengan baik pula oleh siswa
dengan jenjang tertentu. Siswa akan mampu melakukan segala jenis kegiatan
pembelajaran, seperti menyebutkan, memahami, dan menguraikan, diantaranya
siswa mampu mempelajaridan mengamati sebuah topik dalam pembelajaran, serta
siswa mampu menghimpun sebuah pengetahuan yang didapat pada pembelajaran
tersebut.
Kurikulum 2013 khususnya kelas X memuat pembelajaran tentang teks laporan
hasil observasi. Teks Laporan Hasil Observasi adalah teks yang mengungkapkan
fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Teks Laporan Hasil Observasi
2
melakukan sebuah pengamatan terhadap objek tertentu, seperti tempat, makhluk
hidup, atau sebuah peristiwa untuk mendapatkan data-data yang akurat untuk
dituangkan di dalam sebuah laporan dengan struktur yang telah ditentukan.
Melalui teks ini pembaca dapat mendapat gambaran nyata tentang suatu objek.
Wujud teks laporan hasil observasi dapat berupa artikel, makalah, dan laporan
penelitian. Berikut kompetensi dasar tentang teks laporan hasil observasi di SMA
kelas X.
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi laporan
hasil observasi yang
dipresentasikan dengan lisan dan
tulis.
4.1 Menginterpretasi isi teks
laporan hasil observasi berdasarkan
interpretasi baik secara lisan
maupun tulis.
Hubungan antara teks dan kemampuan berpikir dapat dilihat dari hasil studi dari
beberapa organisasi dunia yang menggambarkan bahwa sebagian besar siswa
Indonesia hanya mampu memecahkan masalah yang bersifat hafalan (95%)
dibandingkan dengan jumlah memecahkan masalah yang memerlukan pemikiran
(5%) (Mahsun, 2014: 97). Selaras dengan hal tersebut, peneliti memilih teks
laporan hasil observasi karena dapat mengembangkan kemampuan berpikir siwa
secara lebih baik. Melalui pembelajaran teks laporan hasil observasi siswa dapat
melakukan pembelajaran dengan melakukan praktik pengamatan secara langsung.
Selama proses pengamatan siswa akan melalui proses berpikir dalam menentukan
hal-hal yang penting untuk dilaporkan, siswa akan berpikir dalam merangkai
kalimat, dan siswa akan melalui proses berpikir untuk menyusun laporan tersebut
berdasarkan struktur yang ada. Teks laporan hasil observasi dipilih agar siswa
terbiasa mengerjakan tugas berdasarkan fakta yang ada di lapangan, berinteraksi
dengan massyarakat, dan melatih kerja sama kelompok.
3
Melakukan pembelajaran tentang teks laporan hasil observasi di kelas tentu harus
melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan salah satunya
dengan membuat sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran untuk satu kali
tatap muka atau lebih. RPP memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
pembelajaran, tujuan pembelajaran, alokasi waktu, materi, media, langkah-
langkah pembelajaran atau skenario pembelajaran, dan lain-lain. Bagian
terpenting dalam RPP adalah skenario pembelajaran. Schneider
(2019)menyatakan bahwa skenario pedagogis atau skenario pembelajaran adalah
contoh model desain instruksional untuk mata pelajaran tertentu dan situasi
tertentu. Hal tersebut pada dasarnya mendefinisikan apa yang harus/dapat
dilakukan oleh peserta didik dan aktor lain, seperti guru dengan serangkaian
sumber daya dan alat yang diberikan.
Skenario pembelajaran dikembangkan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah
yang muncul dalam proses pembelajaran. Berdasarkan analisis kebutuhan yang
telah dilakukan menghasilkan temuan bahwa siswa kurang berperan aktif dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan belum dimaksimalkan
dengan baik. Guru lebih aktif memberi penjelasan, sedangkan siswa lebih banyak
menerima materi. Berkaitan dengan materi teks laporan hasil observasi yang
dipilih peneliti, guru belum menerapkan kegiatan pengamatan dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru tidak akan
membuat siswa berkembang. Skenario pembelajaran lebih fokus pada kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup sehingga rincian kegiatan pembelajaran tersusun
dengan maksimal.
4
Skenario pembelajaran peneliti kembangkan dengan model berbasis masalah
(problem based learning). Model ini merupakan model yang memiliki prinsip
utama menggunakan masalah nyata sebagai sarana siswa untuk berpikir kritis,
menyelesaikan masalah, dan mengembangkan pengetahuan. Berdasarkan langkah-
langkah dalam pembelajarannya, model PBL menguraikan aktivitas guru dan
aktivitas siswa dengan jelas.
Model berbasis masalah sesuai dengan pembelajaran teks laporan hasil observasi
karena mengarahkan siswa untuk melihat masalah nyata, mengidentifikasi
masalah yang ada, mengumpulkaan informasi tentang masalah yang terkait,
menetapkan solusi dari masalah tertentu dan menyajikan dalam bentuk laporan
atau video, serta melakukan proses refleksi atau evaluasi terhadap pembelajaran
yang berlangsung. Berdasarkan pemaparan tentang kendala dalam perencanaan
skenario pembelajaran, peneliti merasa tertarik untuk mengkajinya dengan judul
“Pengembangan Skenario Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di SMA Kelas X”.
Penelitian yang relevan dengan penelitia ini dilakukan oleh Arufil Ery Triana
(2017) dengan judul “Pembelajaran Memahami Teks Laporan Hasil Observasi
Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Ajaran 2016/2017” yang
mengkaji perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang dilakukan oleh guru pada
proses pembelajaran teks laporan hasil observasi. Penelitian tersebut meneliti
tentang serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
memahami teks laporan hasil observasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran (aktivitas guru dan aktivitas siswa), dan sampai dengan
5
penilaiannya. Penelitian pada skripsi ini tidak lagi menganalisis perencanaan,
proses pembelajaran, dan proses penilaian teks laporan hasil observasi yang
dilakukan guru, melainkan peneliti mengembangkan produk berupa skenario
pembelajaran teks laporan hasil observasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam
penelitian, yaitu sebagai berikut.
a. Bagaimanapengembangan skenario pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi berbasis masalah (problem based learning)?
b. Bagaimana kelayakan produk pengembanganskenario pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning)?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengembangkanskenario pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
berbasis masalah (problem based learning).
b. Mendeskripsikan kelayakan skenario pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi berbasis masalah (problem based learning).
1.4 Manfaat Peneliian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat untuk menambah khazanah
ilmu, khususnya kajian pada pembelajaran Bahasa Indonesia dan kajian
tentang pengembangan skenario pembelajaran.
6
b. Manfaat Praktis
1) Manfaat bagi pendidik, agar bertambahnya wawasan dan keterampilan
dalam merancang skenario pembelajaran.
2) Manfaat bagi peneliti lainagar dapat menjadi referensi bagi pengembangan
skenario pembelajaran.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Penelitian ini hanya membahas tentang kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
b. Penelitian ini hanya membahas perihal skenario pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi (LHO).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurikulum 2013
2.1.1 Pengertian Kurikulum 2013
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelejaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
yang pertama adalah rencana pengaturan mengenaitujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Permendikbud, (2014: 1).
2.1.2 Tujuan Satuan Pendidikan Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud (2014: 1), Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermastarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.
8
2.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik
agar dapat belajar dengan baik.
Hamalik (2009: 57) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan
Ruhimat, dkk (2012: 182) menyatakan bahwa pembelajaran adalah hubungan
aktivitas secara interaktif antara siswa dengan guru dan lingkungan pembelajaran
lainnya untuk menuju ke arah perubahan perilaku yang diharapkan . Pembelajaran
adalah upaya untuk membelajarkan siswa.
Secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.
Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
pembelajaran merupakan suatu kegiatan antara siswa dan guru dalam
memanfaatkan segala kemampuan untuk berinteraksi di dalam kelas yang dimiliki
dan dipadukan dengan sarana serta persiapan yang sudah dilakukan sehingga
terwujud sebuah pemahaman tentang sesuatu hal yang dipelajari.
9
2.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan
pesertadidik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
tujuan dan fungsinya. Pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum
2013 adalah sebuah kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan bahasa kepada
siswa sesuai dengan Kurikulum 2013. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam
Kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks
dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan ungkapan pikiran
manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Dengan
kata lain, belajar bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi, tetapi perlu juga mengetahui makna atau bagaimana
memilih kata yang tepat yang sesuai tatanan budaya dan masyarakat pemakainya.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 dipandang sebagai
penghela dan pembawa ilmu pengetahuan, maksudnya adalah dengan mempelajari
bahasa Indonesia siswa akan dapat memiliki keterampilan berbahasa yang akan
menunjang dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan lainnya. Bahasa
Indonesia sebagai sebuah mata pelajaran memiliki tujuan untuk memberikan
pemahaman dan keterampilan kepada siswa yang meliputi keterampilan menulis,
berbicara, membaca, dan menyimak.
2.4 Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dan penguatan terhadap Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu aspek yang disempurnakan dalam
Kurikulum 2013 adalah standar kompetensi kelulusan. Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dalam Kurikulum 2013 tidak berbasis mata pelajaran, hal tersebut
10
karena SKL untuk semua mata pelajaran pada semua kelas pada jenjang tertentu
adalah sama. Priyatni (2014: 4) menyatakan bahwa SKL merupakan gambaran
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta
didik yang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu.
2.5 Kompetensi Inti
Priyatni (2014: 8) menyatakan bahwa kompetensi Inti (KI) adalah operasionalisasi
atau jabaran lebih lanjut dari SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki
peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor). KI dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait, yaitu yang berkenaan dengan sikap spiritual (KI 1),
sikap sosial (K1 2), pengetahuan (KI 3), dan penerapan pengetahuan (KI 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dalam pengembangan kompetensi dasar
dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
2.6 Kompetensi Dasar
Priyatni (2014: 19) menyatakan bahwa kompetensi dasar adalah kompetensi
setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti.
Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam
satuan mata pelajaran di kelas tertentu.
2.7 Silabus
Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 (dalam Priyatni, 2014: 131)
menyatakan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangkan pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan
11
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
2.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 (dalam Priyatni, 2014: 161)
menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Berangkat dari definisi di atas, dapat
dijelaskan bahwa RPP adalah sebuah rancangan untuk melaksanakan kegiatan
blajar-mengajar tatap muka. RPP dikembangkan untuk satu kegiatan tatap muka
atau lebih. Sebagai contoh, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, satu RPP
dikembangkan untuk 2-6 tatap muka bergantung dari tingkat keluasan dan
kedalaman KD yang dijabarkan. Acuan yang digunakan untuk mengembangkan
RPP adalah silabus, yakni agar aspek yang dijabarkan lebih lanjut, lebih rinci, dan
lebih detail dari sebuah kompetensi dasar, kegiatan belajar-mengajar, dan
penilaian.
Morrison, Gary R., Steven Ross, dan Jerrold Kemp, p.5 (dalam Gafur, 2012: 3)
menyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada
12
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih (Gafur, 2012: 156). Istilah desain mengandung pengertian membuat atau
mengembangkan pola, membuat atau mengembangkan rancangan. Jadi, desain
pembelajaran mengandung pengertian membuat pola atau rancangan
pembelajaran. Pola atau rancangan disusun secara sistematis sehingga proses
pembelajaran berlangsung secara optimal, yakni tujuan pembelajaran tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
2.8.1 Komponen-Komponen RPP
Lampiran IV Peraturan Mendikbud No 81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum pembelajaran, menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang termuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang
seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan
cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai peserta didik.
Priyatni (2014:161)menyatakan bahwa RPP adalah jabaran lebih lanjut, lebih
rinci, atau lebih detail dari silabus. Aspek yang dijabarkan lebih rinci, lebih detail
adalah kompetensi dasar, kegiatan belajar mengajar, dan penilaian. Adapun
komponen RPP antara lain sebagai berikut.
13
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; Identitas mata pelajaran,
meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema pelajaran serta jumlah pertemuan.
b. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai; Tujuan pembelajaran yang
dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
c. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah operasionalisasi atau jabaran lebih lanjut dari SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang
telahmenyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotor) (Priyatni, 2014: 8).
d. Kompetensi dasar dan indikator
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang
dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Dalam perumusan indikator, indikator perlu
14
dijabarkan sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar; indikator
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, dan sekolah;
indikator dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional; indikator dapat
diamati dan diukur ketercapaiannya, indikator dijadikan acuan penyusunan
penilaian.
e. Tujuan pembelajaran.
Hal yang harus diperhatikan ketika menyusun tujuan pembelajaran yaitu
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan diukur; tujuan pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan ; rumusan tujuan pembelajaran memuat aspek-aspek peserta
didik, bahavior/perilaku yang hendak dicapai, kondisi bagaimana perilaku itu
dicapai, dan degree, yaitu tingkat kemampuan yang diinginkan untuk dicapai
(Priyatni , 2014: 170-171).
f. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
g. Metode atau model pembelajaran, metode yang direkomendasikan untuk
diterapkan adalah metode saintifik yang diperkaya dengan
pembelajarandiscovery, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis
proyek, pembelajaran kooperatif, pembelajaran komunikatif, dan pembelajaran
kontekstual. Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
15
h. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
mempermudah menyampaikan materi pelajaran. Media dapat berupa:
film/video, rekaman audio, model, chart, gambar, dsb. (Priyatni , 2014: 174).
i. Sumber belajar adalah rujukan objek, dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan inti pembelajaran, yang dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Berikut ini uraian tentang kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup yang ada dalam RPP (Priyatni, 2014: 175-177).
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Peserta didik disiapkan secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran, seperti berdoa.
2) Pemberian motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai dengan manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan pemberian
contoh atau perbandingan.
3) Pemberian pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.
4) Penjelasan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
5) Penjelasan tentang cakupan materi dan uraian kegiatan.
16
b. Kegiatan Inti
1) Kegiatan inti merupakan proses pebelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari
informasi. Peserta didik juga diharapkan mampu memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik maupun psikologis.
2) Kegiatan pembelajaran tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi dapat
dilakukan di luar ruang kelas. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi
dan kebiasaan gemar membaca bisa menjadi alternatif.
3) Kegiatan-kegiatan pembelajaranpada dasarnya disalin dari silabus mata
pelajaran. Kegiatan-kegiatan pembelajaran tersebut dapat disempurnakan
dengan cara menambah, mengurangi, atau mengubahnya.
4) Kegiatan-kegiatan pembelajaranpada dasarnya dinyatakan dalam rumusan
“peserta didik melakukan apa” bukan “guru melakukan apa”. Meskipun
demikian, kegiatan pembelajaran pada tahap pendahuluan dan penutup dapat
dinyatakan dalam rumusan “apa yang dilakukan oleh guru”.
c. Kegiatan Penutup
1) Pada tahap penutup, peserta didik menerima tugas penguatan, pengayaan,
atau remedial.
2) Dalam kegiatan penutup, guru secara mandiri atau bersama-sama dengan
peserta didik membuat simpulan pembelajaran dan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Guru juga
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
17
pembelajaran,merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling, memberikan
tugas secara individu atau kelompok, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Berdasarkan uraian kegiatan pembelajaran menurut Priytni, dapat disimpulkan
bahwa Kegiatan pendahuluan menguraikan persiapan awal sebelum memulai
proses pembelajaran. dalam kegiatan ini, guru melakukan kegiatan
motivasi,apersepsi, dan persiapan awal lainnya dalam pembelajaran, sedangkan
siswa menunjukkan partisipasi dan pengetahuannya. Kegiatan Inti menguraikan
kegiatan guru dalam memberi stimulus kepada siswa dan siswamerespon dengan
mencermati, menemukan, dan mengolah suatu permasalahan yang disajikan guru
untuk menghasilkan pemahaman baru bagi dirinya. Kegiatan penutup menguraikan
kegiatan guru dalam mengarahkan siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilakukan. Siswa dituntut untuk dapat menyimpulkan pengetahuan yang
didapat pada pertemuan kala itu. Untuk memperjelas pernyataan tersebut,
diuraikan langkah-langkah kegiatanpendahuluan, inti, dan penutup disimpulkan
sebagai berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan berisikan kegiatan awal dalam kegiatan belajar.
Kegiatan pendahuluan dapat diartikan sebagai sarana untuk menjalinkeakraban
antara guru dan siswa agar materi pelajaran diterima baik oleh siswa.
a. Guru menyiapkan psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
seperti berdoa sebelum memulai pelajaran dan memeriksa daftar hadir.
18
b. Guru memberikan motivasi belajar dengan mengajak siswa mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan contohnya.
c. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari, seehingga siswa mampu menjawab dengan pemahamannya,
kemudian siswa diarahkan untuk mencermati tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti lebih baik dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang
bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,dan memotivasi agar
semua bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa tersalurkan
dengan baik. Guru bertindak sebagai fasilitator yang menyediakan
permasalahan untuk dianalisis siswa beserta tawaran solusi atas masalah
tersebut. Maka dari itu, diperlukan strategi pembelajaran yang menarik agar
proses belajar menjadi menyenangkan. Contohnya, siswa dapat melakukan
proses belajar di luar kelas dalam menganalisis masalah yang nyata untuk
memperoleh data. Model pembelajaran dipilih berdasarkan kesesuaian
langkahnya dengan kompetensi dasar teks tertentu.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang berisikan langkah akhir dalam
kegiatan belajar. Pada kegiatan akhir ini, siswa dapat menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut dapat dicapai siswa dengan
mengidentifikasi nilai-nilai positif atau manfaat pembelajaran, siswa menerima
umpan balik terhadap hasil pembelajaran dari guru, serta siswa menerima tugas
secara individu atau kelompok.
19
2.8.2 Hakikat Perencanaan dan Skenario Pembelajaran
a. Perencanaan
Sebuah pembelajaran memerlukan perencanaan agar tujuan yang diharapkan
dapat tercapai. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk menerjemahkan
kurikulum. Wooddward (2009: 1) menyatakan bahwa perencanaan meliputi,
pertimbangan tentang siswa, konten, materi, dan kegiatan yang dapat mendukung
kursus atau pembelajaran, pencatatan, perenungan yang tenang, serta mengutip
atau mempelajari sesuatu dari majalah atau lainnya yang dirasa dapat membantu
proses mengajar dengan baik dan membuat siswa belajar lebih banyak.Majid
(2011: 17) menyatakan bahwa dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat
diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, serta penilaian dalam
satu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
SP. Siagiaan dalam Budiawan (2015: 15) mengartikan perencanaan adalah
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal
yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah serangkaian proses penyusunan alat bantu pembelajaran yang
disertai pertimbangan yang logis dan matang tentang siswa, materi, media
pembelajaran,dan alokasi waktu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
20
b. Skenario Pembelajaran
Skenario pembelajaran adalah kumpulan tugas yang mungkin dicapai di kelas atau
saat mengelola kursus. Setiap skenario pembelajaran dipasangkan dengan solusi
berbasis teknologi tentang cara mencapai tugas itu. Skenario pembelajaran ini
dapat membantu menjawab pertanyaan “Bagaimana saya bisa membuat slide yang
dinarasikan?”, “Bagaimana saya bisa menjelaskan konsep yang lebih sulit?”, dan
“Bagaimana saya bisa menyediakan jam belajar yang berfungsi untuk siswa?”
(Ryerson, 2019).Skenario pedagogis atau skenario pembelajaran adalah contoh
model desain instruksional untuk mata pelajaran tertentu dan situasi tertentu. Hal
tersebut pada dasarnya mendefinisikan apa yang harus/dapat dilakukan oleh
peserta didik dan aktor lain, seperti guru dengan serangkaian sumber daya dan alat
yang diberikan. Skenario yang lebih formal dapat disebut desain pembelajaran
(Schneider, 2019). Jadi skenario pembelajaran merupakan perangkat instruksional
yang membantu pengguna (guru/pendidik) untuk menjelaskan konsep dan
membantu siswa dalam belajar.
Berdasarkan pemaparan mengenai perencanaan dan skenario pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa perencanaan dan skenario pembelajaran memiliki makna yang
sama. Perencanaan dan skenario pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran
dalam bentuk instruksi yang disusun oleh pengguna (guru) dengan matang dan
logis untuk menjelaskan konsep kepada siswa.
21
2.8.3 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP
Berikut ini prinsip-prinsip pengembangan RPP (Priyatni, 2014: 163-164).
a. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
c. Pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian.
d. Mengembangkan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Mendorong pemberian umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial.
f. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian,
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran temati-terpadu, keterpaduan lintas pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. RPP dikembangkan dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
22
2.8.4 Mengembangkan Langkah-langkah Pembelajaran
Megembangkan sebuah langkah-langkah pembelajaran dimulai dengan memilah
langkah pembelajaran menjadi beberapa pertemuan sesuai dengan alokasi waktu
yang disediakan untuk melaksanakan pembelajaran dalam 1 RPP.Tiap-tiap
pertemuan memuat tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.Persentase
waktu untuk ketiga kegiatan tersebut sebagai berikut.
Pertemuan 1
a. Pendahuluan (10 % dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam menit).
b. Kegiatan inti (75% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam menit).
c. Penutup (15% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam menit).
2.9 Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world). Priyatni (2014: 113) menyatakan
bahwa prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah
nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, keterampilan menyelesaikan masalah, serta mengembangkan
pengetahuan. Masalah nyata merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Penggunaan masalah nyata
dapat mendorong minat dan keingintahuan peserta didik karena mereka
23
mengetahui manfaat yang mereka pelajari. Berikut langkah-langkah pembelajaran
berbasis masalah.
2.9.1 Karakterisktik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Arends (dalam Warsonodan Hariyanto, 2012:410) ciri yang paling utama
dari model pembelajaran berbasis masalah yaitu sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
1) Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa;
2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, tidak menimbulkan masalah
baru;
3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa;
4) Luas dan sesuai tujuan pembelajaran;
5) Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Walaupun pembelajaran berbasis masalah ditujukan pada suatu ilmu bidang
tertentu tetapi dalam pemecahan masalah-masalah aktual, peserta didik dapat
menyelidiki dari berbagai ilmu.
c. Penyelidikan autentik (nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,
mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan dan menggambarkan
hasil akhir.
24
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan
memamerkan hasil karyanya;
e. Kolaboratif
Tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.
Berdasarkan pendapat Arends mengenai karakteristik model pembelajaranberbasis
masalah, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa metode PBLmembawa siswa
berperan aktif dalam pembelajaran dan guru berperansebagai fasilitator. Kegiatan
dimulai dengan disajikanya permasalahan nyata,pengumpulan informasi seputar
masalah tersebut, kemudian peyajian solusiyang tepat guna.
2.9.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sintaks dalam pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
yaitu sebagai berikut (Warsono dan Hariyanto, 2016: 151-152).
a. Langkah PBL 1 Orientasi siswa pada masalah.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menguraikan kebutuhan logistik
(bahan dan alat) yang diperlukan bagi penyelesaian masalah, memotivasi siswa
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
b. Langkah PBL 2 Mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa untuk
belajar.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas
siswa dalam belajar memecahkan masalah, menentukan tema, tugas, dan lain-
lain.
25
c. Langkah PBL 3 Memandu penyelidikan mandiri maupun kelompok.
Guru memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan, dan
melakukan eksperimen, serta mencari penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Langkah PBL 4 Mengembangkan dan mempresentasikan karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
relevan, misalnya membuat laporan, membantu berbagi tugas dengan teman-
teman di kelompoknya, dan lain-lain. Kemudian, siswa mempresentasikan
karya sebagai bukti pemecahan masalah.
e. Langkah PBL 5 Refleksi dan Penilaian
Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi, memahami kekuatan dan
kelemahan laporan mereka, mencatat dalam ingatan butir-butir atau konsep
penting terkait pemecahan masalah, menganalisis dan menilai proses-proses
dan hasil akhir dari investigasi masalah. Selanjutnya mempersiapkan
penyelidikan lebih lanjut terkait hasil pemecahan masalah.
Tabel 1. Langkah-langkah Model Berbasis Masalah
Tahap Aktivitas Guru
Tahap 1
Melakukan orientasi peserta didik
terhadap masalah
Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran
dan sarana atau logistik yang dibutuhkan.
Pendidik memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau ditemukan.
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik untuk
belajar
Pendidik membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasi tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah
yang sudah diorientasikan pada tahap
sebelumnya.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Pendidik mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai dan
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan kejelasan yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah.
Tahap 4 Pendidik membantu peserta didik untuk
26
Tahap Aktivitas Guru
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
berbagi tugas dan merencanakan atau
menyiapkan karya yang sesuai sebagai
hasil pemecahan masalah dalam bentuk
laporan, video, atau model.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Pendidik membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses pemecahan masalah yang
dilakukan.
Sumber : Priyatni, 2014: 114
Berdasarkan langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis masalah menurut dua
ahli tersebut, terdapat kemiripan atau kesamaan penjelasan. Kemiripan tersebut
lebih dari 90%, hal yang membedakan adalah kata-kata yang digunakan.
2.9.3 Kelebihan da Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)
Seperti halnya model pembelajaran yang lain, model problem based learningjuga
mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Warsono
danHariyanto (2012: 152) mengemukakan bahwa secara umum
kelebihandankekurangan dari model problem based learning yaitu sebagai
berikut.
a. Kelebihan model problem based learning, yaitu:
1) siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing), tidak hanya
terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi juga di luar kelas;
2) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman;
3) membiasakan siswa melakukan eksperimen.
4) menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world).
27
b. Kekurangan model Problem Based Learning, yaitu:
1) tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan
masalah;
2) sering kali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan metode berbasis masalah tersebut dapat
dipahami bahwa komponen pembelajaran khususya sebuah metode tentu masih
memiliki kekurangan untuk dilengkapi dan memiliki kelebihan sebagai ciri
khasnya. Sebagai pengguna, peneliti harus bijak dalam menggunakan metode ini.
2.10 Teks Laporan Hasil Observasi
Teks Laporan Hasil Observasi adalah teks yang mengungkapkan fakta-fakta
yangdiperoleh melalui pengamatan. Melalui teks Laporan Hasil Observasi,
pembacamemperoleh sejumlah pengetahuan atau wawasan, bukan hasil imajinasi
(Kosasih,2017: 43).
a. Ciri-ciri Laporan Hasil Observasi
Berdasarkan pengertin di atas, ciri-ciri laporan hasil observasi, yakni menyajikan
fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, atau orang dan menambah
wawasan pembaca(Kosasih, 2017: 44).
b. Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
Adapun dalam posisinya sebagai suatu laporan, baik yang menjelaskan kegiatan
perjalanan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan sejenisnya. Teks
tersebut berfungsi sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas suatu kegiatan
yang dilaksanakan penulisnya. Melalui laporan tersebut, penulis harus
28
memaparkan berbagai hal yang telah dilakukan. Demikian halnya dengan laporan
hasil observasi, penulis harus menjelaskan kegiatan-kegiatan penting yang telah
dilakukan selama melakukan observasi atas objek tertentu beserta hasil-
hasilnya.Langkah-langkah kegiatan observasi dan hasilnya kemudian dituangkan
dalam bentuk laporan. Tujuannya agar kegiatan yang telah dilakukan dapat
diketahui secara jelas oleh pihak yang memberi tugas atau yang berkepentingan.
Melalui laporan observasi kondisi nyata tentang objek yang diobservasi dapat
dipahami secara jelas dan terperinci. Misalnya, objek yang diobservasi itu tentang
kebiasaan masyarakat tertentu dalam merayakan upacara pernikahan. Fakta-fakta
penting dalam upacara itu dapat disajikan dengan lengkap karena disertai dengan
foto-foto, gambar-gambar grafis, dan berbagai informasi lainnya. Dengan
paparan-paparan yang tersaji dalam laporan itu didapatkan pengetahuan dan
memahami tata cara pernikahan masyarakat itu secara terperinci, mulai dari awal
hingga upacara berakhir (Kosasih, 2017: 44).
c. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur teks laporan observasi dapat disajikan secara populer dan ilmiah. Kedua
bentuk laporan tersebut memiliki kelengkapan bagian yang berbeda. Laporan
populer memiliki bagian-bagian yang lebih fleksibel., tetapi bagiannya tidak
lengkap. Hal itu sebagaimana yang tampak pada artikel dalam surat kabar atau
majalah. Sementara itu, laporan ilmiah memiliki bagian lebih lengkap dan
sistematika yang teratur (Kosasih, 2017: 46).Laporan hasil observasi pada
umumnya disajikan dalam bentuk karya tulis atau yang lazim disebut makalah.
adapun sebagai suatu teks pada umumnya, terlepas bentuknya berupa makalah
29
ataupun artikel populer, struktur laporan observasi dibentuk oleh bagian-bagian
beikut.
1) Deskripsi umum, menjelaskan objek yang diobservasi, baik itu tentang
karakteristik, keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek
lainnya.
2) Deskripsi per bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari objek yang
diobservasi.
3) Deskripsi kegunaan atau manfaat, menjelaskan kegunaan dari paparan tema
yang dinyatakan sebelumnnya.
d. Kaidah Teks Laporan Hasil Observasi
Laporan hasil observasi yang bersifat populer tampak pada kata-katanya yang
subjektif. Banyak kata konotatif di dalamnya. Adapun laporan hasil observasi
yang bersifat ilmiah tampak pada kata-katanya yang lugas dan baku. Laporan
ilmiah mengutamakan kejelasan dan keakuratan fakta. Oleh karena itu, laporan
tersebut sering dilengkapi dengan gambar-gambr grafis, seperti tabel, grafik, dan
bagan. Seperti halnya tabel, kehadiran grafik dalam suatu laporan berfungsi untuk
memvisualisasikan fakta-fakta sehingga lebih jelas dan mudah dipahami. Melalui
grafik, pembaca sangat mudah memahami laporan yang hendak disampaikan oleh
penulisnya. Adapun kaidah teks laporan hasil observasi berdasarkan
kebahahasaannya, yaitu sebagai berkut (Kosasih, 2017: 49).
1) Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama
pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai,
keadaan penduduk, bencana alam, dan peristiwa budaya.
30
2) Banyak menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan
tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.
3) Banyak menggunakan kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Kata-kata
itu digunakan dalam menjelaskan pengertian atau konsep.
4) Banyak menggunakan kata yang menyatakan pengelompokkan, perbedaan, atau
persamaan.
5) Banyak menggunakan kata yang menggambarkan sifat atau perilaku benda,
orang, atau suatu keadaan. Ini berkaitan dengan kepentingan di dalam
memaparkan suatu objek dengan sejelas-jelasnya.
6) Banyak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah) berkaitan dengan tema
(isi) teks. Hal ini terkait dengan sifat laporan itu sendiri yang pada umumnya
merupakan teks yang bersifat keilmuan.
7) Banyak melesapkan kata yang mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal).
Kata-kata saya, kami, penulis, dan peneliti sering dihilangkan dan digantikan
oleh bentuk kalimat pasif.
e. Mengidentifikasi dan Menginterpretasi Teks Laporan Hasil Observasi
Menginterpretasi laporan hasil observasi meliputi kegiatan kegiatan
mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi, menyusun ringkasan isi teks
laporan hasil observasi, dan menyimpulkan fungsi teks laporan hasil observasi
(Kemendikbud, 2017: 8—21).
1) Kegiatan mengidentifikasi meliputi kegiatan mendengarkan dan memahami teks
laporan hasil observasi yang tersedia dengan baik untuk memperoleh informasi
tentang hal-hal apa saja yang terkandung dalam teks tersubut.
31
Sebuah ringkasan pada dasarnya merupakan rangkaian pokok-pokok pikiran yang
dirangkai menjadi satu dengan tetap memerhatikan urutan isi bagian demi bagian,
dan sudut pandang pengarang (pendapat) pengarang tetapdiperhatikan dan
dipertahankan. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan menyusun teks laporan hasil
observasi adalah membaca pemahaman isi teks dan menemukan pokok-pokok isi
informasi dari kalimat utamannya. Laporan hasil observasi terhadap suatu objek
berfungsi untuk memberitahukan kepada pihak berwenang atau terkait atas suatu
informasi. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar penyusuna kebijakan.
Salah satu contohnya adalah teks laporan hasil observasi kerusakan lingkungan.
Teks laporan hasil observasi secara umum juga berfungsi sebagai alat
pendokumentasian suatu objek atau kegiatan. Kegiatan menyimpulkan fungsi teks
laporan hasil observasi adalah mencari fungsi yang terkandung dalam teks
tersebut.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan
pengembangan (Researchand Development/ R&D). Metode R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2016: 407). Penelitian ini bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar memberikan
dampak bagi masyarakat, khususnya pendidikan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dan penelitian yang digunakan peneliti sebagai acuan
dalam melakukan penelitian merupakan prosedur pengembangan milik Dick dan
Carey. Dick dan Carey menyarankan agar penerapan prosedur pengembangan
dilakukan secara berurutan. Namun, Borg dan Gall telah mengadaptasi prosedur
pengembangan milik Dick dan Carey menjadi sepuluh langkah. Penjelasan Borg
dan Gall telah dirangkum oleh TimPusat Penelitian dan Inovasi Pendidikan
Balitbang Kemendiknas (Putra, 2015: 120), yaitu sebagai berikut.
a. Mealakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan
informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang
dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan.
33
b. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan
tujuan, penentuan urutan pembelajaran), dan uji ahli atau uji coba pada skala
kecil, atau expert judgement.
c. Mengembangkan jenis atau bentuk produk awal, antara lain penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.
d. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah
menggunakan 6-10 subjek. Pengumpulan informasi atau data dengan
menggunakan observasi, wawancara, kuisioner, dan dilanjutkan analisis data.
e. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-
saran dari hasil uji lapangan awal.
f. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan
30-80 subjek. Tes atau penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan
sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
g. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan, dan
saran-saran hasil uji lapangan utama.
h. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah,
melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi,
dan kuisioner.
i. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba
lapangan.
j. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan
menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jumlah ilmiah, bekerja sama
dengan penerbit dalam rangka sosialisasi produk untuk komersial, serta
memantau distribusi dan kontrol kualitas.
34
Berdasarkan uraian sepuluh langkah dalam model penelitian dan pengembangan
tersebut, peneliti mengadaptasi kesepuluh langkah sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peneliti. Langkah-langkah yang diperoleh dari hasil mengadaptasi
tersebut terbagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu sebagai berikut.
a. Analisis kebutuhan (survei lapangan).
b. Menentukan indikator pembelajaran yangsesuai KD dan menentukan tujuan
pembelajaran.
c. Mengembangkan skenario pembelajaran dengan model berbasismasalah
(problem based learning).
d. Validasi; 1) validasi oleh ahli materi dan praktisi ( guru Bahasa Indonesia
sebagai pengguna produk skenario).
e. Revisi .produk.
Peneliti menyederhanakan tahap penelitian secara ringkas sampai dengan validasi
karena dirasa sesuai dengan kemampuan peneliti pada Strata Satu (S1). Langkah
yang dipilih dianggap sudah bisa menghasilkan produk yang layak pakai. Tahap
desiminasi (penyebarluasan) dan uji coba tidak dilakukan karena peneliti memiliki
keterbatasan waktu, biaya, dan wawasan. Untuk lebih jelasnya, langkah-
langkahdalam penelitian ini dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut.
35
Gambar 1.Tahap-tahap R&D Adaptasi dari Borg dan Gall
3.2.1 Hasil Studi dan Pengembangan
Studi pendahuluan berupa survei lapangan dan hasil wawancara terhadap guru
Bahasa Indonesia. Survei lapangan menguraikan masalah yang ditemukan pada
proses pembelajaran di sekolah tentang materi teks laporan hasil observasi dan
masalah skenario pembelajaran.
3.2.2 Proses Pengembangan Produk
a. Melakukan analisis kebutuhan untuk menemukan masalah.
b. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan enentukan tujuan
pembelajaran.
I.Penelitian
Pendahuluan
II.Proses
Pengembangan
III.Validasi
Survei Lapangan
Menentukan
indikator
pembelajaran
Pembuatan skenario pembelajaran
dengan model PBL
Menentukan
tujuan
pembelajaran
Penilaian oleh
ahli materi Revisi
Produk Akhir berupa
skenario pembelajaran
Penilaian oleh guru
Bahasa Indonesia
Wawancara
36
c. Menyusun skenario pembelajaran berdasarkan metode berbasis masalah
(Problem Based Learning).
d. Validasi Produk
e. Revisi atau perbaikan sesuai komentar atau catatan validator.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, yakni sebagai berikut.
a. Angket (Kuisioner)
Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
responden tersebut (Sugiyono, 2016: 142). Angket dalam penelitian ini berupa
angket validasi yang diberikan kepada ahli materi dan praktisi (guru Bahasa
Indonesia).
b. Wawancara
Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan mengumpulkan informasi
secara langsung dari sumbernya. Teknik pengumpulan data dengan wawancara
dirasa akan memperoleh informasi mendalam karena peneliti bertanya langsung
kepada narasumber. Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru
Bahasa Indonesia kelas X SMA N 1 Gadingrejo. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui pemaparan guru perihal masalah yang berkaitan dengan skenario
pembelajaran, proses pembelajaran di kelas, dan pembelajaran teks laporan hasil
observasi.
37
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif
kualitataif, yaitu dengan menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian
dosen ahli dan praktisi (guru Bahasa Indonesia). Kegiatan analisis data dari hasil
angket dilakukan dengan mencari rata-rata skor skala likeart berdasarkan tiap-tiap
aspek . Skala likeart digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut
variabel penelitian. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel, kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2016: 93).
Simpulan dari analisis tersebut dimanfaatkan untuk melakukan revisi terhadap
skenario pembelajaran yang dikembangkan. Penilaian kuisioner dilakukan dengan
kriteria 1=tidak relevan/tidak sesuai, 2= kurang relevan/kurang layak, 3=
relevan/baik, 4=sangat relevan/sangat layak. Hasil rata-rata penilaian angket
tersebut dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
Skor yang diperoleh kemudian di ubah dalam bentuk presentase. Dasar penentuan
skala dalam bentuk presentase sebagai berikut.
38
Gambar 2. Grafik Skala Likeart
Keterangan:
Angka 0% - 25% = tidak layak
Angka 26% - 50% = kurang layak
Angka 51% - 75% = layak
Angka 76% - 100% = sangat layak
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan scenario pembelajaran menulis teka
laporan hasil observasi dengan berbasis masalah (problem based learning) di
SMA kelas X diperoleh simpulan sebagai berikut.
a. Berdasarkan proses pengembangan yang dilakukan terbukti bahwa skenario
pembelajaran dapat dilakukan dengan lima langkah, 1) melakukan analisis
kebutuhan, 2) merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan
pembelajaran, 3) mengembangkan skenario pembelajaran menulis teks
laporan hasil obsrvasi berbasis masalah (Problem Based Learning),4)validasi
produk, 5) melakukan revisi untuk menghasilkan produk akhir skenario
pembelajaran yang sesuai.
b. Berdasarkan komentar atau catatan yang telah direvisi, pengembangan
skenario pembelajaran yang dihasilkan dianggap sudah sangat layak. Kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada rancangan skenario
yang dikembangkan sudah menyajikan materi yang jelas dan sesuai KD yang
dipilih. Model pembelajaran berbasis masalah yang dipilih sudah dimunculkan
secara runtut dan jelas pada kegiatan inti, sedangkan pada kegiatan
pendahuluan dan penutup dimunculkan masing-masing satu tahap model
berbasis masalah.
98
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut.
a. Bagi pendidik, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai rancangan
kegiatan pembelajaran yang dapat memaksimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran dan mengarahkan siswauntuk belajar dalam situas
menyenangkan, lebih aktif, serta lebih mudah memahami materi teks laporan
hasil observasi.
b. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan skenario pembelajaran
denganmenggunakanteks yang berbedadan model pembelajaran yang berbeda
demi memperkayakhazanahpenelitianpengembangan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya
dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
Gall, Meredith D., dkk. 2003. Educational Research. United States of America:
University of Oregon.
Hamalik, Oemar.2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia SMA Kelas X.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kosasih, E. 2017. Jenis-Jenis Teks: Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah, serta
Langkah Penulisannya. Bandung: Yrama Widya.
Mahsun.2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: Rajawali Pers.
Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/ MA. Jakarta: Kemendikbud.
Priyatni, E.T. 2015. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Putra, Nusa. 2015. Research and Development. Jakarta: PR. Grafindo Persada.
Ruhimat, Toto, dkk. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. jakarta:
Prenada Media Group.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
100
Universitas Lampung. 2018. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung:
Universitas Lampung.
Warsono dan Hariyanto. 2016. Pembelajaran Aktif: Teori da Asesmen.Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Woodward, Tessa. 2009. A Catalogue Record For This Publication Is
AvailableFrom The British Library. Cambridge: United Kingdom at the
University Press.
DAFTAR SITUS
Budiawan, Arie. 2018. Analisis SkenarioPlanning Kebijakan Publik RT/RW
Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat. Ciamis: Universitas Galuh
Ciamis. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/1080
(diunduh pada 23 Desember 2019).
Ryerson. 2019. Teaching Scenario. (Online). Toronto: Ryerson University.
https://www.ryerson.ca/digital-media-projects/teaching-scenarios/
(diunduh pada 23 Desember 2019).
Schneider, K. Daniel. 2019. Pedagogical Scenario. (Online). Swiss. Univiversity
of Geneva. http://edutetechwiki.unige.ch/en/Pedagogical _Scenario/
(diunduh pada 23 Desember 2019).
Triana, Arufil Ery. 2017. Pembelajaran Memahami Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X SMA.
(Skripsi).http://digilib.unila.ac.id/25537/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEBAHASAN.pdf (diunduh pada 23 Desember 2019).