pengembangan prototipe rancangan ... pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN
PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI
MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Anna Juta Aprihida
NIM: 131134179
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada saya dalam segala hal
Kedua orang tua saya, Bapak Martinus Sumarjo dan Ibu
Listyorini yang selalu memberi saya semangat untuk segera
menyelesaikan tugas akhir skripsi
Sahabat seperjuangan saya dari masa putih abu-abu
Anastasia Herlinawati dan Yustina Mira Andika yang selalu
mendukung
Saudara perempuan saya Septri Anggreani Timaria, Erwindha
Mahanani dan Rosaliana Wahyu Setyani Dewi yang sudah
memberi semangat dan mendengar keluh kesah saya
Kakak laki-laki saya, Yeremia Indra Ismara yang selalu
memberikan perhatian, dukungan dan semangat untuk
menyelesaikan tugas akhir
Teman-teman seperjuangan payung “Matematika Berbasis
Seni” yang selalu berjuang bersama untuk menyelesaikan
skripsi
Almamater Universitas Sanata Dharma
Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap
proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“The whole purpose of education is to turn mirrors into windows”
(Sydney J. Harris)
“Try not become man of success, but rather become a man value”
(Albert Einstein)
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the
world”
(Nelson Mandela)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Maret 2017
Peneliti
Anna Juta Aprihida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Anna Juta Aprihida
Nomor Mahasiswa :131134179
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN
TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD”,
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Maret 2017
Yang menyatakan
Anna Juta Aprihida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN
TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD
Anna Juta Aprihida
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan
dengan pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa Indonesia pada Kurikulum
2013 di kelas III SD. Wawancara guru menyatakan bahwa 22 dari jumlah 27 peserta
didik belum mencapai nilai KKM. Berdasar kuesioner yang dibagikan pada 27
peserta didik kelas III SD, 77.8% atau 17 peserta didik menyatakan sulit memahami
perkalian bilangan bulat dan 74.1% atau 20 peserta didik menyatakan sulit
memahami pembagian bilangan bulat. Penelitian ini merupakan penelitian dan
pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan Prototipe Rancangan
Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
melalui Media Komik untuk kelas III SD; dan mendeskripsikan kualitas dari
prototipe tersebut.
Pengembangan prototipe dalam penelitian ini menggunakan 6 langkah
pengembangan dari Borg dan Gall yang telah dimodifikasi meliputi: (1) Potensi dan
Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi produk, (5) Revisi
desain, (6) Uji coba produk. Validasi dilakukan oleh 3 validator dan mendapat skor
rata-rata 3.7 yang masuk dalam kategori sangat baik sehingga prototipe layak untuk
diujicobakan.
Uji coba terbatas dilakukan peneliti kepada 15 peserta didik kelas III SD N
Tegalrejo 2. Materi yang diujicobakan adalah perkalian bilangan bulat menggunakan
media komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis”. Dari hasil
refleksi, 100% peserta didik menyatakan menjadi tahu tentang konsep perkalian. Dari
hasil evaluasi soal perkalian, 53.3% peserta didik mendapat nilai 100 dan 46.7%
peserta didik mendapat nilai 80.
Kata kunci: Rancangan Pembelajaran, Matematika, Perkalian dan Pembagian
Bilangan Bulat, Komik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
PROTOTYPE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING
DESIGN IN MULTIPLICATION AND DIVISION OF INTEGERS MATERIALS
THROUGH COMICS MEDIA FOR THE THIRD GRADE OF ELEMENTARY
SCHOOL
Anna Juta Aprihida
Sanata Dharma University
2017
This research was conducted because of the potentials and problems related
to thematic learning of Mathematics and Indonesian Language at the Curriculum
2013 in the third grade of elementary school. The teacher’s interview stated that 22
out of 27 students had not reached the KKM score. Based on the questionnaires
which distributed to 27 students of elementary school, 77.8% or 17 students difficult
to understand the multiplication of integer and 74.1% or 20 students difficult to
understand the division of integers. This research is a research and development (R &
D) which aimed to develop Prototype of Mathematics Thematic Material Design
Multiplication and Division of Integer through Comic Media for third grade of
elementary school; and describes the quality of the prototype.
The prototype development in this study used 6 modified development steps
from Borg and Gall including: (1) Potentials and Problems, (2) Data Collection, (3)
Product Design, (4) Product Validation, (5) Design Revision, (6) Product Test.
Validation is done by 3 validation experts and got an average score of 3.7 that include
into very good category so that prototype is proper to be tested.
A limited trial conducted by researcher to 15 students of the third grade of
Tegalrejo 2 elementary school. The material tested is multiplication of integers using
the comic media "Learning the Concept of Multiplication through Subtropical
Climate Period". From the results of reflection, 100% of students claimed to know
about the concept of multiplication. From the evaluation of multiplication, 53.3% of
students got score 100 and 46.7% of the students got score 80.
Keywords: Learning Design, Math, Multiplication and Division of Integers, Comics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan berkat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan
Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan
Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” dapat
peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin kepada peneliti
sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat serta
menjadi validator bagi penyusunan skripsi ini
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang
bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini
5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Drs. Sukawit, kepala sekolah dan Ibu Widyastuti, S.Pd., guru pamong di SD
N Tegalrejo 2 yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian di SD N Tegalrejo 2
7. Ibu Sri Endarwati, S.Pd., guru kelas III SD N Tegalrejo 2 yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas III dan menjadi
validator serta narasumber pada penelitian ini
8. Bapak Muchammad Bayu Tejo Sampurno, S.Pd., M.A., validator yang telah
memberikan pengarahan dan semangat
9. Peserta didik kelas III SD N Tegalrejo 2 yang telah bersedia membantu
selama proses penelitian berlangsung
10. Kedua orang tua tercinta Bapak Martinus Sumarjo dan Ibu Listyorini yang
selalu memberikan dukungan serta semangat dalam bentuk apapun sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini
11. Seluruh teman dan sahabat serta Teman-teman payung R&D matematika
berbasis seni di Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung dan
memberi semangat dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini
12. Almamater Universitas Sanata Dharma
13. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberi
dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca, baik dalam isi maupun
inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini
ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan
pendidikan di Indonesia.
Peneliti
Anna Juta Aprihida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ viii
ABSTRACT ....................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
F. Definisi Operasional .......................................................................................... 6
G. Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 10
A. Kajian Pustaka .................................................................................................. 10
1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 ..... 10
a. Kompetensi sebagai Pendidikan Karakter ............................................... 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Pengertian Model Pembelajaran tematik .............................................. 12
c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik ............................. 14
2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran ................................................ 16
a. Pengertian Rancangan Pembelajaran ...................................................... 16
b. Komponen Rancangan Pembelajaran ..................................................... 18
3. Tinjauan tentang Kecerdasan Matematika Logis dan Verbal-Linguistik ...... 21
a. Pengertian kecerdasan Matematika Logis ................................................ 21
b. Pengertian Kecerdasan Verbal-Linguistik ............................................... 22
4. Tinjauan tentang Matematika ..................................................................... 23
a. Pengertian Matematika .......................................................................... 23
b. Kajian Matematika di Sekolah Dasar ..................................................... 26
c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................. 27
d. Perkalian ............................................................................................... 27
e. Pembagian ............................................................................................. 28
f. Bilangan bulat ........................................................................................ 29
5. Tinjauan tentang Materi Perubahan Musim ................................................ 30
a. Proses Terjadinya Perubahan Musim ..................................................... 30
b. Musim pada Iklim Tropis ..................................................................... 31
c. Musim pada Iklim Subtropis ................................................................ 32
d. Perilaku Hewan yang Dapat Menunjukkan Perubahan Cuaca ............... 33
6. Tinjauan tentang Komik sebagai Hasil Karya Seni Rupa ........................... 34
a. Pengertian Seni Rupa ............................................................................ 34
b. Pendidikan Seni Rupa di SD ................................................................... 36
c. Pengertian Komik ................................................................................. 40
d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran .................................. 42
e. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik ............ 44
7. Tinjauan tentang Belajar ............................................................................... 47
a. Pengertian Belajar ................................................................................. 47
b. Prinsip-Prinsip Belajar .......................................................................... 49
c. Pengertian Minat Belajar........................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
d. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ........................................... 56
e. Gaya Belajar Tipe Visual ........................................................................ 59
8. Tinjauan tentang Media ............................................................................... 60
a. Pengertian Media sebagai Media Pembelajaran .................................. 60
b. Fungsi Media Pembelajaran ................................................................ 62
9. Tinjauan tentang Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah ............. 64
10. Tugas Perkembangan Masa Anak .............................................................. 67
a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial......................................................... 67
b. Tugas Perkembangan Belajar ............................................................... 68
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................. 68
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 73
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 75
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 75
B. Setting Penelitian ............................................................................................... 80
C. Prosedur Pengembangan ................................................................................... 81
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 89
E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 91
F. Teknik analisis Data ........................................................................................ 99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 103
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 103
1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran ........ 103
2. Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran .............................................. 116
B. Pembahasan ...................................................................................................... 118
C. Kelebihan dan Kekurangan ............................................................................... 122
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ........................................ 125
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 125
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 126
C. Saran ................................................................................................................. 126
Daftar Kepustakaan ...................................................................................................... 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Lampiran ......................................................................................................................... 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara tidak terstruktur ....................................................... 92
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner pra penelitian ................................................................... 93
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen refleksi .......................................................................... 95
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal tes ............................................................................................. 96
Tabel 3.5 Rubrik penilaian produk oleh validator ......................................................... 98
Tabel 3.6 Klasifikasi kelayakan skor skala empat ......................................................... 100
Tabel 4.1 Rekapitulasi kuesioner pra penelitian ............................................................ 105
Tabel 4.2 Hasil validasi prototipe berupa skor nilai ....................................................... 111
Tabel 4.3 Saran validator mengenai prototipe ......................................................... 113
Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi refleksi pembelajaran menggunakan komik matematika
“Belajar Konsep Perkalian melalui Iklim Subtropis” .................................. 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema penelitian yang relevan ................................................................ 71
Gambar 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan (Research and Delelopment)
(R&D) ..................................................................................................... 77
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika
materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik
untuk kelas III SD ....................................................................................... 82
Gambar 4.1 Sketsa awal cover komik bagian 1, 2 dan 3 ................................................ 107
Gambar 4.2 Cover dan pengenalan tokoh ................................................................... 108
Gambar 4.3 Komik “Belajar Bilangan Bulat melalui Perubahan Iklim Tropis” ............. 109
Gambar 4.4 Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Perubahan Iklim Subtropis” . 110
Gambar 4.5 Komik “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” ........ 110
Gambar 4.6 Revisi cover komik ................................................................................. 114
Gambar 4.7 Kegiatan uji coba di SD N Tegalrejo 2 ..................................................... 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 132
Lampiran 2 Surat Selesai Melakukan Penelitian ............................................................... 133
Lampiran 3 Kuesioner Pra Penelitian .............................................................................. 134
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Pra Penelitian ................................................. 136
Lampiran 5 Persentase Perhitungan Kuesioner Pra Penelitian .......................................... 137
Lampiran 6 Validasi Prototipe Oleh Validator .............................................................. 141
Lampiran 7 Hasil Lembar Kerja Peserta Didik .............................................................. 156
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Lembar Kerja Peserta Didik .............................................. 158
Lampiran 9 Hasil Refleksi Peserta Didik ...................................................................... 159
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Refleksi Peserta Didik ................................................ 160
Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD N tegalrejo 2....................................... 161
Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Prototipe ........................................................... 162
Lampiran 13 Curriculum Vitae ..................................................................................... 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah,
pembatasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional dan spesifikasi produk.
A. Latar Belakang Penelitian
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan
pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan
dan keseimbangan kemampuan soft skills (kemampuan bersosialisasi, sikap) dan
hard skills (kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan) yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran pada kurikulum
ini pun lebih bersifat tematik integratif dalam semua pelajaran. Pembelajaran
tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema
(Fadlillah, 2014: 52).
Pembelajaran tematik di kelas III Sekolah Dasar pada tema 3:
Perubahan di Alam, subtema 3: Perubahan Musim, pembelajaran 1, 3 dan 5,
menginterintegrasikan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP). Materi pada Matematika adalah perkalian dan
pembagian bilangan bulat, materi pada Bahasa Indonesia adalah mengenai
perubahan musim dan materi SBdP adalah tentang bernyanyi lagu daerah.
Peneliti akan fokus pada integrasi mata pelajaran Matematika dan
Bahasa Indonesia. Berdasarkan KD Bahasa Indonesia pada pembelajaran adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tentang membaca teks bacaan perubahan musim. Maka, agar dapat menarik
minat peserta didik untuk membaca, peneliti mengembangkan buku bergambar
yang mendukung materi tentang perubahan musim. Gambar yang peneliti
kembangkan berbentuk komik. Komik adalah sebuah media yang dapat
menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia nyata, dimana
pengilustrasiannya dibatasi oleh imajinasi pengarangnya (Smith, 2006: 2).
Komik juga dikaitkan dengan pelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat. Sehingga, proses belajar akan lebih menyenangkan.
Penelitian ini didukung dengan adanya penelitian sebelumnya yaitu
pembelajaran tematik dengan menggunakan media komik. Dari hasil penelitian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa media komik dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang persuasif. Belajar melalui komik menjadikan peserta didik
lebih semangat dan tidak jenuh untuk mengikuti pelajaran, sehingga kegiatan
belajar akan lebih menyenangkan.
Peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik
Matematika melalui media komik berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner.
Pada bulan September 2016, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur
kepada 4 guru kelas III di empat SD yang berbeda yaitu SD N Tegalrejo 2, SD
Kanisius Kotabaru, SD Sarikarya dan SD Kintelan. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut, empat guru menyatakan bahwa materi perkalian dan
pembagian masih menjadi kesulitan belajar oleh peserta didik. Salah satu guru
kelas III di SD Negeri Tegalrejo 2 mengatakan bahwa kelas III yang berjumlah
27 peserta didik, beberapa sudah mampu memahami bagaimana konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perkalian dan pembagian, tetapi masih ada yang belum paham dan kurang teliti
dalam mengalikan ataupun membagi. Sekitar 5 peserta didik dari jumlah peserta
didik di kelas III sudah mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), namun 22 peserta didik masih mendapat nilai di bawah KKM. KKM
pada mata pelajaran matematika di kelas III ini adalah 65. Guru juga mengatakan
bahwa dalam melaksanakan pembelajaran jarang menggunakan media karena
guru merasa lebih mudah mengajarkan materi perkalian dan pembagian secara
lisan dengan memberikan contoh di papan tulis.
Pada bulan Oktober, peneliti membagikan kuesioner pra penelitian
kepada peserta didik kelas III di SD N Tegalrejo 2 dengan jumlah 27 peserta
didik. Dari kuesioner pra penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan data
bahwa: (1) 77,8% atau 21 peserta didik menyatakan masih kesulitan belajar
materi perkalian bilangan bulat, (2)74,1% atau 20 peserta didik masih kesulitan
belajar materi pembagian bilangan bulat dan (3) 88,9% atau 24 peserta didik
tertarik untuk belajar perkalian dan pembagian. Dari pernyataan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pelajaran Matematika pada materi perkalian dan pembagian
masih menjadi kesulitan belajar bagi sebagian peserta didik. Namun, peserta
didik memiliki ketertarikan untuk belajar mengenai materi tersebut.
Oleh karena itu, peneliti sebagai calon guru SD tertarik untuk
mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa
media komik dengan judul “Belajar dari Perubahan Musim: Prototipe Rancangan
Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat, Perkalian dan
Pembagian melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. Prototipe rancangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pembelajaran ini, dikembangkan berdasarkan pada Kurikulum 2013 dengan
mengkolaborasikan dua mata pelajaran sebagai materi yaitu pelajaran
Matematika dan Bahasa Indonesia. Peneliti mengembangkan prototipe rancangan
pembelajaran berupa komik sebagai media, dengan alasan karena komik
termasuk dalam hasil karya seni rupa dan pelajaran seni telah diafirmasi menjadi
bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik dalam Kurikulum
2013. Peneliti memilih komik sebagai media pembelajaran karena komik
mempunyai keunggulan salah satunya adalah karakter belajar visualnya yang
baik melalui kombinasi teks cerita singkat dan gambar. Sehingga peserta didik
akan tertarik belajar dengan memahami gambar.
B. Pembatasan Masalah
Peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yang meliputi:
1. Prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan berdasarkan Kurikulum
2013 dengan mengintegrasikan dua mata pelajaran yaitu Matematika dan
Bahasa Indonesia.
2. Prototipe rancangan pembelajaran dibuat berdasarkan pada tema 3
perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim khususnya pembelajaran
1, 3 dan 5.
3. Materi pada prototipe rancangan pembelajaran berpusat pada pengadaan
media belajar Matematika untuk menjawab kesulitan peserta didik terhadap
belajar perkalian dan pembagian bilangan bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan “Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
melalui Media Komik untuk Kelas III SD”?
2. Bagaimana kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui
Media Komik untuk Kelas III SD”?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, dapat dibuat tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan langkah-langkah prosedur pengembangan “Prototipe
Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan
Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”.
2. Mendeskripsikan kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui
Media Komik untuk Kelas III SD”.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Matematika merupakan pelajaran dengan dasar mengolah bilangan
sebagai kegiatan berhitung yang sangat berguna dan berperan penting karena
dapat mempertajam cara berpikir logis peserta didik. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
matematika yang dipadukan dengan unsur seni rupa menjadikan kolaborasi
yang sangat bermanfaat yaitu dapat meningkatkan minat belajar peserta didik
sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.
Selain itu, peserta didik akan merasa senang dan tertarik untuk belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan kreativitas dengan menciptakan media
pembelajaran berupa komik Matematika untuk menumbuhkan minat
belajar peserta didik terhadap pelajaran Matematika.
b. Bagi Peserta didik
Peserta didik dapat memanfaatkan media komik untuk mempelajari
Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
c. Bagi Guru
Guru mendapatkan contoh media pembelajaran Matematika berupa
komik yang di dalamnya terdapat unsur edukasi.
F. Definsi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Prototipe adalah sebuah model draf yang dirancang sebagai fasilitas atau
media yang dapat digunakan untuk meningkatkan stimulus seseorang.
2. Rancangan Pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun dengan
sistematis berdasarkan kebutuhan guna menyampaikan materi pada
peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Tematik adalah sebuah model pembelajaran yang mengkolaborasikan
beberapa mata pelajaran dengan mengkaitkan materi ke dalam suatu tema
sehingga pelajaran akan lebih efektif.
4. Matematika adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk,
susunan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung
dan mengolah bilangan.
5. Perkalian adalah sebuah penjumlahan berulang dengan menambahkan
bilangan di belakang tanda × sebanyak bilangan di depan tanda ×.
6. Pembagian adalah pengurangan berulang yaitu dengan mengurangkan
bilangan yang akan dibagi dengan bilangan sebagai pembagi.
7. Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan
bilangan positif), nol dan bilangan positif.
8. Media adalah suatu alat yang disertai dengan metode dan tehnik yang
digunakan dalam proses atau kegiatan belajar mengajar, agar dapat
menyampaikan informasi secara efektif.
9. Komik adalah salah satu hasil karya seni yang di dalamnya terdapat
gambar dan dialog percakapan yang berisi suatu pristiwa serta terdapat
unsur persuasif.
G. Spesifikasi Produk
1. Prototipe rancangan pembelajaran berupa komik Matematika terdiri dari
cover berjudul “Belajar dari Perubahan Musim: Prototipe Rancangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat, Perkalian dan
Pembagian melalui Media Komik untuk Kelas III SD”.
2. Dalam prototipe rancangan pembelajaran tersebut, terdapat kata
pengantar yang bertujuan untuk merangkum tujuan pembuatan komik dan
ungkapan syukur, pendahuluan, daftar isi, keterangan simbol, isi prototipe
yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian 1 adalah teori dan bagian 2
adalah komik dan bagian 3 adalah contoh RPP pembelajaran 3. Di bagian
akhir prototipe terdapat kepustakaan dan biografi penulis.
3. Bagian 1, berisikan teori tentang definisi bilangan bulat, perkalian,
pembagian dan teori perubahan musim.
4. Bagian 2 berupa komik terbagi menjadi 3 bagian yaitu Komik
pembelajaran 1 “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim Tropis”,
Komik pembelajaran 2 “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis” dan Komik pembelajaran 3 “Belajar Konsep Pembagian
melalui Tingkah Laku Hewan”.
5. Bagian 3 adalah berupa contoh RPP Pembelajaran 3.
6. Komik tersebut mencakup pengetahuan dari dua mata pelajaran yang
telah dikolaborasi yaitu materi perubahan musim untuk pelajaran Bahasa
Indonesia dan materi perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk mata
pelajaran Matematika. Kedua materi tersebut, menjadi pokok bahasan
dalam pembelajaran di Kurikulum 2013 dan dipelajari pada tema 3
perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim. Pada pelajaran Bahasa
Indonesia, terdapat materi perubahan musim yang dipelajari dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
membaca teks bacaan beserta pemahaman pada gambar komik,
sedangkan pada pelajaran Matematika lebih ditekankan pada konsep
perkalian dan pembagian bilangan bulat.
7. Prototipe rancangan pembelajaran dicetak dengan ukuran kertas A5.
8. Cover prototipe rancangan pembelajaran dicetak menggunakan jenis
kertas ivory.
9. Isi prototipe berupa kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, teori, RPP,
daftar pustaka dan tentang penulis menggunakan jenis kertas HVS,
sedangkan untuk halaman pengenalan tokoh dan komik dicetak
menggunakan jenis kertas art paper.
10. Prototipe rancangan pembelajaran pada bagian komik diisi dengan frame
gambar berwarna dan menggunakan font Comic Sans Ms.
11. Gambar yang ada pada prototipe rancangan pembelajaran merupakan
gambar ilustrasi karya peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian teoritis, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian teoritis pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang
mendukung penelitian yaitu belajar, model pembelajaran tematik, kecerdasan
visual-spasial dan matematika logis dalam kecerdasan majemuk, rancangan
pembelajaran, media pembelajaran, karakteristik peserta didik SD, komik,
matematika, perubahan musim dan minat.
1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013
a. Kompetensi sebagai Pendidikan Karakter
Pembelajaran tematik didesain dengan pendekatan belajar yang
ilmiah, dimana salah satu harapannya adalah agar peserta didik dapat
belajar dari lingkungannya yaitu dengan mencari tahu dan mengolah
pengetahuan itu sendiri sehingga peserta didik akan mempunyai
pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna
tersebut harus selalu diarahkan pada kompetensi yang menjadi acuan
untuk mengembangkan karakter peserta didik. Kompetensi dirancang
dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu sikap keagamaan
(spiritual), sikap sosial, pengetahuan (kognitif) dan penerapan
pengetahuan (psikomotorik) (Majid, 2014: 27). Keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pengembangan empat kemampuan tersebut, juga mampu mendorong
keberhasilan pengembangan karakter dalam pembelajaran tematik.
Kurniawan (2014: 199) mengatakan pentingnya penilaian yang
dilakukan harus memperhatikan beberapa aspek seperti, aspek pemikiran,
aspek keterampilan dan juga aspek sikap agar mengetahui perubahan hasil
belajar peserta didik. Aspek pemikiran berkaitan dengan kemampuan
kognitif atau kemampuan berpikir. Aspek keterampilan berkaitan dengan
kemampuan motorik tubuh atau kemampuan yang bersifat jasmaniah,
sedangkan aspek sikap berkaitan dengan kualitas dan perubahan yang
berkaitan dengan afeksi peserta didik.
Pembelajaran karakter dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar
pada setiap materi pelajaran yang aktif dengan mengembangkan
kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, konatif, afektif dan
psikomotor. Akbar (2016: 63) mengatakan untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif agar pembelajaran karakter dapat dioptimalkan,
perlu memperhatikan tujuan kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar
sendiri oleh peserta didik, penggunaan model pembelajaran aktif yang
berorientasi pada pendidikan karakter, pembelajaran yang bermakna,
pencakupan seluruh kecakapan hidup peserta didik, sumber atau media
pembelajaran konkret, penialaian yang autentik dan penggunaan prinsip
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
Prinsip PAKEM ditujukan agar pembelajaran oleh peserta didik menjadi
kreatif, invensi dan inovasi serta suasana pembelajaran menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
melalui penilaian empat kompetensi yaitu sikap spiritual, sikap sosial,
kognitif dan psikomotorik merupakan penilaian autentik yang berguna
untuk pembentukan karakter. Empat kompetensi tersebut menjadi acuan
membentuk suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kepribadian
peserta didik secara optimal. Sehingga prototipe rancangan pembelajaran
yang dikembangkan dapat membentuk karakter peserta didik.
b. Pengertian Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik adalah salah satu model yang ada di dalam
pembelajaran terpadu (integrated instruction). Pembelajaran tematik ini
adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
belajar lebih aktif, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan autentik baik secara individual ataupun
kelompok.
Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
setiap peserta didik secara menyeluruh (Rusman, 2013: 254). Fokus
perhatian dalam pembelajaran tematik bertumpu pada proses yang akan
ditempuh oleh peserta didik saat berusaha memahami isi pembelajaran
yang searah dengan bentuk keterampilan yang harus dikembangkan. Pada
dasarnya, pembelajaran tematik ini adalah belajar dengan
mengkolaborasikan dua atau lebih mata pelajaran dengan memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
keterkaitan isi dari mata pelajaran tersebut. Setiap pembelajaran akan di
rangkum ke dalam sebuah tema. Tujuan dari tema tersebut, bukan hanya
untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, tetapi juga
menguasai keterkaitan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.
Majid (2014: 80) mengungkapkan pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengkaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga peserta didik dapat
belajar melalui pengalaman yang bermakna. Bermakna berarti bahwa
dalam pembelajaran tematik, setiap peserta didik akan mudah memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
nyata yang menghubungkan konsep pada setiap mata pelajaran yang
berbeda. Pengalaman belajar dapat berpengaruh serta dapat meningkatkan
kualitas lulusan peserta didik. Usaha dalam mengingkatkan kualitas
lulusan, dimulai dari diterapkannya pendekatan pembelajaran tematik
integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014: 86).
Kurniawan (2014: 95) mengungkapkan bahwa tematik merupakan
salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model
webbed atau disebut model terjala. Model webbed, pada intinya
menekankan pola pengorganisasian materi yang terintergrasi dipadukan
oleh tema. Tema dikembangkan dari mata pelajaran yang disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dengan kompetensi dasar dan standar isi dari masing-masing mata
pelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan salah salah satu model pembelajaran
dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan
menghubungkan materi atau topik yang satu dengan yang lain sehingga
pembelajaran akan menjadi lebih efektif.
Pembelajaran tematik Bahasa Indonesia memilih KD 3.1 Menggali
informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan
wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif,
perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam
semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman. Pelajaran Matematika mengambil KD 3.5
Menyederhanakan kesamaan dua ekspresi dengan menggunakan
penambahan / pengurangan bilangan sampai dua angka.
c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik
Pendekatan scientific disebut juga sebagai pendekatan ilmiah.
Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang diterapkan pada
pembelajaran dengan maksud untuk memberikan pemahaman kepada
para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah (Majid, 2014: 70). Pendekatan ilmiah
digunakan agar dapat mengembangkan aktivitas belajar peserta didik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,
menalar dan mencipta. Tujuh kegiatan belajar tersebut adalah aktivitas
dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk meningkatkan rasa
ingin tahu pada peserta didik.
Pendekatan belajar ilmiah dimaksudkan bahwa segala bentuk
informasi bisa berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru. Pendekatan ilmiah ini, diyakini dapat
menjadi titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan peserta didik (Majid dan Chaerul, 2014:
196). Ranah sikap ini, menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’ atau adanya hubungan sebab
akibat. Ranah keterampilan, menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu ‘bagaimana’, atau proses terjadinya
sesuatu, sedangkan ranah pengetahuan, menggamit transformasi substansi
materi ajar agar peserta didik mengetahui tentang ‘apa’. Pencapaian tiga
ranah tersebut, harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah
dan menghindari nilai atau sikap yang non-ilmiah. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi pribadi
yang baik (soft skills) dan pribadi yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari seluruh peserta
didik yang berdasar pada kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pendekatan ilmiah (scientific approach) memiliki relevansi yang
kuat dengan penilaian autentik dalam pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, termasuk dalam rangkaian
kegiatan mengobservasi, menanya, menalar, mencoba ataupun
membangun jejaring (Kurniasih, 2014: 48). Penilaian autentik ini,
mempunyai kecenderungan yang fokus pada tugas kompleks atau
kontekstual yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pernyataan tersebut menjadikan penilaian autentik sangat relevan dengan
pendekatan saintifik.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang memungkinkan
peserta didik untuk aktif memberikan pemahaman kepada para peserta
didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi melalui kegiatan
pembelajaran seperti mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji,
menalar dan mencipta.
2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran
a. Pengertian Rancangan Pembelajaran
Strategi adalah sebuah rencana atau metode atau desain aktivitas,
sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai rancangan, cara atau
beberapa kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan
secara khusus (Kadir dan Hanun, 2014: 118). Setiap strategi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
digunakan berawal dari asumsi bahwa dengan strategi pembelajaran
tertentu, proses belajar mengajar akan lebih bergairah (aktif) lebih kreatif
dan menyenangkan. Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik, pada
dasarnya harus memperhatikan faktor yang meliputi:
1. Waktu. Waktu yang tersedia menjadikan guru lebih leluasa
dalam merancang pembelajaran tematik sehingga setiap
jaringan topik akan mendapat porsi yang seimbang.
2. Urutan kegiatan pembelajaran. Sistematika dan proses
pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan seperti
mempelajari bahan materi mulai dari yang mudah ke yang sulit
atau sebaliknya, ataupun memilih strategi belajar mulai dari
global ke khusus dan lain sebagainya (Kadir dan Hanun, 2014:
125).
Rancangan pembelajaran dimaksudkan sebagai sebuah rencana
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
telah dijabarkan dalam silabus atau disebut RPP (Majid, 2014: 226).
Prinsip pengembangan RPP meliputi:
1. Memperhatikan perbedaan setiap individu.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP.
5. Keterkaitan dan keterpaduan perangkat RPP (Majid, 2014: 226).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Fadlillah (2014: 144) rancangan pembelajaran atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat dibutuhkan karena merupakan
seperangkat rencana atau skenario dalam melaksanakan pembelajaran.
Dalam merancang sebuah kegiatan pembelajaran, seorang pendidikan
perlu memperhatikan secara cermat baik materi, penilaian, alokasi waktu,
sumber belajar, maupun metode pembelajaran yang akan digunakan
sehingga secara detail kegiatan pembelajaran sudah tersusun rapi dalam
RPP.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
rancangan pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun dengan
sistematis berdasarkan kebutuhan guna menyampaikan materi pada
peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Komponen Rancangan Pembelajaran
Dalam menyusun sebuah rancangan atau rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) komponen yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Identitas Sekolah
Keterangan data yang berkaitan dengan sekolah seperti nama
sekolah.
2. Tema atau Subtema
Judul yang digunakan sebagai tema besar yang berisi
keterkaitan antar mata pelajaran.
3. Kelas atau Semester
Subjek yang akan melakukan kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Mata Pelajaran
Keterangan mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari.
5. Alokasi Waktu
Beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan
dicapai. Alokasi waktu ditentukan berdasar keluasan materi
yang diajarkan.
6. Kompetensi Inti (KI)
Tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Kelulusan (SKL). Kompetensi berfungsi sebagai unsur
pengorganisasi kompetensi dasar yang meliputi empat
kelompok, yaitu sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2),
pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan atau
keterampilan (KI 4).
7. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah konten yang terdiri dari sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada
kompetensi inti .
8. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan
dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
9. Tujuan Pembelajaran
Sesuatu yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran biasanya berhubungan dengan kompetensi inti
atau kompetensi dasar yang ingin dicapai.
10. Materi Pembelajaran
Suatu tema atau pokok bahasan yang akan dipelajari.
11. Metode Pembelajaran
Cara atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan suatu
materi tertentu dalam kegiatan pembelajaran.
12. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media dan alat merupakan sarana pembantu dalam kegiatan
belajar.
13. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran (Pendahuluan, Inti,
Penutup)
Rencana kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran yang
dimulai saat membuka pelajaran sampai menutup pelajaran.
14. Penilaian Hasil Pembelajaran
Pengukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau
ketercapaian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Penilaian dapat berupa penilaian tertulis, observasi atau bentuk
lainnya yang relevan (Akbar, 2016: 40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Tinjauan tentang Kecerdasan Matematika Logis dan Kecerdasan
Verbal-Linguistik
a. Pengertian tentang Kecerdasan Matematika Logis
Kecerdasan Matematika logis disebut sebagai kecerdasan logika
Matematika. Kecerdasan matematik ini meliputi keterampilan berhitung,
berpikir secara logis atau masuk akal serta keterampilan pemecah masalah
(Ula, 2013: 89). Intelegensi logis Matematika termasuk kepekaan pada
pola logika, abstraksi prinsip sebab akibat, kategorisasi dan perhitungan,
manipulasi angka, kuantitas dan operasi Matematika (Ula, 2013: 90).
Peserta didik yang memiliki inteligensi Matematika logis yang baik
biasanya memiliki nilai matematika yang baik dibandingkan beberapa
temannya yang lain. Selain itu, pola pikir dan cara berbicaranya logis
raisonal atau masuk akal. Ciri-ciri peserta didik yang mempunyai
intelegensi matematis logis memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
penalaran, pengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik dan bahkan
biasanya, pandangan hidupnya bersifat rasional (Gadner dalam Ula, 2013:
90).
Yaumi dan Nurdin (2013: 14) mengatakan bahwa kecerdasan
Matematika adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan,
mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan Matematika disebut juga
kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari
sistem kausal atau dapat memanipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.
Kezar (dalam Naumi dan Nurdin, 2013: 14) berpendapat bahwa
kecerdasan Matematika logis merujuk pada kemampuan untuk
mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan
memanipulasi objek-objek atau simbol untuk melakukan percobaan
dengan cara terkontrol dan teratur. Seseorang yang memiliki gaya belajar
tipe Matematika logis sangat menyukai bermain dengan bilangan dan
menghitung, suka diatur, baik dalam problem solving, mengenal pola-
pola, menyukai permainan Matematika, suka melakukan percobaan
dengan cara yang logis, sangat teratur dalam tulis tangan dan tertarik pada
pernyataan logis (Naumi dan Nurdin, 2013: 15).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan matematika logis adalah sebuah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk memahami sesuatu melalui suatu pola, simbol dan
tertarik pada sesuatu yang menggunakan bilangan sebagai perhitungan
dan memiliki keterampilan berhitung.
b. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Yaumi dan Nurdin (2013: 13) berpendapat bahwa kecerdasan
verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa,
termasuk bahasa ibu dan bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang
ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Kemampuan ini
berhubungan dengan penguasaan bahasa. Seseorang yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kemampuan ini, akan lebih senang bercerita, menulis dan mempunyai
memori yang lebih baik untuk mengingat nama, tempat dan lainnya.
Seseorang dengan kecerdasan ini juga akan lebih suka berbicara dan
memiliki kosa kata yang sangat baik.
Kecerdasan verbal-linguistik diartikan juga sebagai kemampuan
dalam menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif, baik secara
lisan maupun tertulis (Ula, 2013: 88). Seseorang yang menonjol dalam
intelegensi linguistik memiliki kemampuan seperti mengerti urutan dan
arti kata, mampu berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui bahasa,
dapat menjelaskan, bercerita, mengajar dan berdebat, mudah mengingat
atau menghafal, mampu menulis dan mahir dalam perbendaharaan kata.
Jasmine (2007: 17) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
kecerdasan verbal-linguistik dapat berbicara atau bertutur kata dengan
baik. Orang yang memiliki kecerdasan ini, juga memiliki keterampilan
auditori (berkaitan dengan pendengaran) yang sangat tinggi dan juga
belajar melalui pendengaran.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan verbal-linguistik adalah sebuah kemampuan dalam mengolah
kata-kata atau bertutur kata baik dalam bentuk lisan ataupun tertulis.
4. Tinjauan tentang Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sudah dikenalkan
pada peserta didik sejak dini terlebih pada jenjang pendidikan Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dasar. Matematika dasar yang diajarkan pada peserta didik usia dini
adalah mengenal bilangan. Ini adalah tahapan yang paling utama bagi
peserta didik untuk perkembangan pembelajaran Matematika selanjutnya.
Pelajaran Matematika ini, akan mengembangkan kemampuan mengolah
angka atau berhitung pada peserta didik.
Definisi Matematika menurut Johnson dan Rising (dalam
Runtukahu dan Selpius, 2014: 28) adalah bahasa simbol tentang berbagai
gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara
cermat, jelas dan akurat. Matematika dikatakan akurat karena
perhitungannya yang bersifat matematis dan pasti.
Reys (dalam Runtukahu, 2014: 30) beranggapan bahwa
Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan
strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa dan alat untuk
memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Haryono (2014: 6)
mengemukakan bahwa Matematika merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang digunakan sebagai
pengetahuan dalam proses belajar proses belajar.
Definisi Matematika yang begitu beragam dan luas membuat
pengertian Matematika masih terkesan abstrak. Karena banyaknya ilmu-
ilmu terapan matematika yang kian berkembang, Matematika kurang
dapat didefinisikan menjadi satu kesatuan yang pasti. Seorang ahli
Matematika, Bishop (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 29)
mengelompokkan kegiatan Matematika secara umum menjadi enam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kegiatan yaitu menghitung, menempatkan (locating), mengukur,
mendesain, bermain dan menjelaskan. Kegiatan-kegiatan tersebutlah yang
menjadi dasar bagaimana Matematika itu diterapkan dalam pembelajaran.
Matematika selalu memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu
secara ringkas. Fungsi simbol Matematika ini adalah sebagai komunikasi,
merekam pengetahuan, menunjukkan struktur, menjelaskan,
mengingatkan kembali dan sebagai pengertian (Runtukahu dan Selpius,
2014: 32). Kalimat Matematika dapat diungkapkan secara lisan maupun
tertulis. Matematika yang dituliskan melalui simbol sebagai ringkasan
dari penjelasan secara lisan. Itulah sebabnya simbol digunakan sebagai
penunjuk verbal. Simbol yang dipahami secara tertulis, mampu
mempermudah otak untuk merekam, mengingat sehingga apa yang sudah
dipelajari dapat dibaca kembali. Dengan mencatat, peserta didik mampu
mengingat pembelajaran secara terstruktur pada apa yang telah
dipelajarinya selama ini. Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni.
Matematika memiliki karakteristik keindahan, keteraturan dan
keterurutan (Reys dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 40). Matematika
tidak hanya diterapkan pada keterampilan matematiknya saja, tetapi harus
juga dikembangkan pada keteraturan dan keindahannya. Matematika yang
banyak menggunakan simbol, membuat garis, titik, siku atau bentuk
geometri lain juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian dalam
penulisan ini akan berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan
tertata, maka niat untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang kurang rapi dapat membuat ketidak fokusan belajar sehingga apa
yang dibaca tidak begitu jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan
dalam membuat simbol Matematika agar dapat dinikmati dari segi
keindahannya.
Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Matematika
adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk, susunan dan
konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung dan
mengolah bilangan. Fungsi Matematika bertujuan sebagai pengungkapan
bahasa simbol yang digunakan untuk mengkomunikasikan konsep-konsep
dalam bidang Matematika.
b. Kajian Matematika di Sekolah Dasar
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di
Sekolah Dasar. Matematika memiliki fungsi tersendiri bagi orang yang
memperlajarinya. Ebbut dan Straker (dalam Marsigit, 2012: 2-5),
menyampaikan pedoman kepada guru Matematika untuk mendukung
peserta didik belajar Matematika. Pedoman tersebut, berdasarkan pada
hakikat Matematika yaitu:
1. Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
2. Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi,
intuisi dan penemuan.
3. Matematika adalah kegiatan problem solving.
4. Matematika merupakan alat berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Tujuan Pelajaran Matematika di SD
Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung,
menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat dialihgunakan dan
membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat serta disiplin (Hudojo,
2003: 123).
d. Perkalian
Perkalian dipelajari oleh peserta didik SD pada kelas III. Pada awal
belajar perkalian ini, perlu adanya penanaman konsep yang benar agar
peserta didik dapat mengerti tentang dasar perkalian. Perkalian
disimbolkan dengan tanda silang (×) yang dibaca kali. Perkalian adalah
penjumlahan berulang (Amin dan Zaini, 2006: 34). Penjumlahan berulang
ini dimaksudkan dengan menjumlah ulang bilangan yang kedua sebanyak
bilangan pertama. Contohnya: terdapat 3 keranjang buah dan masing-
masing keranjang berisikan mangga 2 buah. Maka dapat dituliskan dalam
kalimat matematinya, 3 × 2. 3 adalah jumlah keranjang dan 2 adalah
banyaknya buah dalam keranjang. Untuk menyelesaikannya, maka
dijabarkan 3 × 2 = 2 + 2 + 2 = 6. 2 yang dijumlahkan sebanyak 3 kali
merupakan penjumlahan berulang yang dimaksudkan dalam perkalian.
Endah (2014: 53) menyatakan perkalian adalah menjumlahkan
suatu bilangan pertama secara berulang sebanyak bilangan kedua.
Contoh: terdapat perkalian 2 × 1, maka yang dimaksud sebagai bilangan
pertama adalah angka 2 dan bilangan kedua adalah 1. Kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
matematikanya adalah 2 × 1 = 1 + 1 = 2. Penjumlahan berulang 1
sebanyak dua kali merupakan konsep perkalian sebagai penjumlahan
berulang.
Purnomo (2014: 217) juga mengungkapkan pendapat yang sama
mengenai pengertian perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Penjumlahan berulang ini adalah menjumlahkan bilangan di belakang
tanda × (kali) sebanyak bilangan yang ada di depan tanda × (kali).
Semisal 4 × 2, maka angka 2 akan dijumlahkan sebanyak 4 kali yang
ditulis 4 × 2 = 2 + 2 + 2 +2 sehingga hasilnya adalah 8.
Dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan sebuah
penjumlahan berulang dengan rumus A × B maka B dijumlahkan
sebanyak A.
e. Pembagian
Jika ada perkalian, tentu saja ada pembagian. Pembagian
disimbolkan dengan titik dua (:). Pembagian ini dikatakan sebagai
kebalikan dari perkalian. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang,
maka pembagian adalah pengurangan berulang (Purnomo: 2014: 220).
Contoh, 4 : 2, maka 4 akan dikurangi 2 sebanyak dua kali hingga hasilnya
habis atau nol. Dituliskan 4 : 2 = 2 yang didapat dari hasil pengurangan 4
– 2 – 2 = 0.
Konsep pembagian sebagai pengurangan berulang juga dinyatakan
oleh Amin dan Zaini (2006: 46), dimana pengurangan yang dimaksud
adalah mengurangi bilangan di depan tanda bagi (:) oleh bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dibelakang tanda bagi (:) sampai hasilnya nol. Contoh: 12 : 4, maka 12
akan dikurangi 4 sampai hasilnya nol. Ditulis 12 : 4 = 3 yaitu 12 – 4 – 4 –
4 = 0, 12 dikurangi 4 secara berulang sebanyak tiga kali, sehingga
didapatkan hasil bahwa 12 : 4 = 3.
Endah (2014: 53) menambahkan bahwa pembagian merupakan
sebuah bilangan yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama.
Maksudnya adalah semisal terdapat 4 buah permen yang akan dibagikan
pada dua orang peserta didik. Maka, 4 permen tersebut akan dibagikan
sama rata ke dua orang peserta didik dengan membagikan satu persatu
hingga permen terbagi habis dan sama rata. Sehingga masing-masing
peserta didik akan mendapat permen sejumlah 2 yang sama rata.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah pengurangan
berulang yaitu dengan mengurangkan bilangan yang akan dibagi dengan
bilangan sebagai pembagi.
f. Bilangan Bulat
Bilangan digunakan untuk menyatakan jumlah. Bilangan ini
terbagi menjadi beberapa bagian salah satunya adalah bilangan Bulat.
Bilangan bulat adalah bilangan yang digunakan untuk menghitung
sesuatu yang utuh (Surya, 2015: 1). Bilangan bulat di bagi menjadi 3
bagian yaitu bilangan positif (1, 2, 3, 4,…), bilangan negatif (-1, -2, -3, -
4,…), dan nol (0). Bilangan positif berada di sebelah kanan nol,
sedangkan bilangan negatif berada di sebelah kiri nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Supriadi (2013: 100) mengungkapkan bilangan bulat terdiri dari
bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dan nol. Bilangan positif
mempunyai tanda “+” sedangkan bilangan negatif mempunyai tanda “-“.
Bilangan bulat negatif, nol dan bilangan asli disebut bilangan bulat
(integers) (Purnomo, 2014: 32). Contoh bilangan bulat adalah -4, -3, -2, -
1, 0, 1, 2, 3, 4.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli bilangan bulat adalah
bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan bilangan positif), nol
dan bilangan positif.
5. Tinjauan tentang Materi Perubahan Musim
a. Proses Terjadinya Perubahan Musim
Perubahan musim terjadi ketika perputaran bumi mengelilingi
matahari dengan kemiringan sekitarnya 23,5˚ terhadap garis vertikal
(Woodward, 2006: 18). Bumi selalu bergerak seperti itu, akibatnya pada
bulan Juni, Kutub Utara mendekati matahari dan pada bulan Desember
menjauhi matahari. Artinya, bahwa pada bulan Juni belahan bumi Utara
menerima panas lebih banyak daripada belahan bumi Selatan. Kemudian
setelah enam bulan akan bergantian.
Musim adalah salah satu pembagian utama tahun berdasarkan
bentuk iklim yang luas. Perubahan musim terjadi ketika bumi
mengelilingi matahari dan bumi berputar miring pada porosnya
(Erminawati, 2008: 38).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Posisi kemiringan bumi dan gaya putar bumi menyebabkan variasi
musim (Howel, 2003: 66). Dipadukan dengan variasi orbit bumi, iklim
panas dan dingin bumi mencapai keseimbangan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan musim merupakan
perubahan alami karena posisi kemiringan bumi dan revolusi bumi atau
disebut sebagai gerakan bumi mengelilingi matahari.
b. Musim pada Iklim Tropis
Tropis merupakan salah satu iklim yang terletak di Garis Balik
Utara 23˚ 27˚ LU dan Garis Balik Selatan terletak pada 23˚ 27˚ LS
(Howel, 2003: 25). Karakteristiknya adalah berupa terjadinya dua musim
yaitu musim kemarau atau panas dan musim hujan. Musim kemarau
terjadi pada bulan April sampai bulan Oktober, sedangkan musim hujan
terjadi sebaliknya yaitu pada bulan Oktober sampai bulan April.
Terhitung, setiap musim pada iklim tropis terjadi setiap 6 bulan dalam
setahun.
Daerah beriklim tropis memiliki dua musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Lama waktu siang dan malam sama yakni 12 jam
(Kusuma, 2015: 89). Tumbuhan yang hidup di wilayah beriklim tropis
sangat beragam. Diantaranya adalah buah buahan seperti nanas, pepaya,
mangga, pisang, dan rambutan. Hewan seperti orang utan, badak bercula
satu dan macan tutul banyak terdapat di wilayah ini. Negara-negara yang
termasuk dalam wilayah tropis antara lain Singapura, Malaysia, dan
Hongkong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Musim hujan di daerah iklim tropis merupakan daerah yang
mendapat intensitas sinar matahari maksimal bergeser dari arah Utara ke
Selatan sepanjang tahun (Woodward, 2006: 19). Hal ini menyebabkan
terjadinya badai tropis di Utara dan Selatan serta menimbulkan musim
hujan dan musim kemarau.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa musim
pada iklim tropis meliputi musim hujan dan musim kemarau. Musim
hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan April sampai Oktober.
c. Musim pada Iklim Subtropis
Daerah beriklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim
semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin (Kusuma, 2015: 89).
Makhluk hidup yang terdapat di daerah subtropis antara lain bambu,
bunga sakura, hewan panda dan rakun. Negara-negara yang termasuk
dalam wilayah subtropis antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan
sebagian wilayah Cina.
Jenis musim pada iklim subtropis, dibagi menjadi 4 musim dan
masing-masing terjadi selama 3 bulan (Erminawati, 2008: 40). 4 musim
tersebut adalah yang pertama musim dingin atau musim salju, di mana
suhu sangat dingin pada musim ini. Musim ini berlangsung selama bulan
Desember sampai Maret pada belahan Utara bumi. Kedua, musim gugur
dimana pepohonan mulai menggugurkan daun terjadi pada bulan
September sampai Desember. Ketiga adalah musim semi dimana musim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
ini menjadi peralihan dari musim dingin ke panas dan terjadi pada bulan
Maret hingga Juni. Musim keempat adalah musim panas yang terjadi
pada bulan Juni sampai September.
Iklim subtropis bersuhu tidak terlalu panas atau dingin dan
mengalami empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur
dan musim dingin atau salju (Howel, 2003: 27). Iklim ini disebut juga
sebagai iklim sedang yang berarti udara dapat terasa hangat, sejuk atau
dingin.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa iklim
subtropis memiliki empat musim yaitu musim panas, musim gugur,
musim semi dan musim dingin yang berlangsung dengan periode masing-
masing 3 bulan.
d. Perilaku Hewan yang dapat menunjukkan Perubahan Cuaca
Perubahan musim tidak hanya dapat dirasakan oleh manusia, tetapi
segala makhluk hidup yang berada di lingkungan tersebut termasuk
hewan. Hewan memiliki insting dan kepekaan tersendiri terhadap
perubahan lingkungan di sekitarnya. Beberapa hewan pun dapat
merasakan perubahan cuaca yang akan atau sedang terjadi. Salah satu
contoh hewan yang peka terhadap perubahan cuaca adalah sapi perah.
Sapi perah sangat peka terhadap perubahan iklim mikro terutama suhu
dan kelembaban udara (Yani, 2007: 19). Ketika sapi sedang terlihat
gelisah dengan menggoyangkan ekornya, bisa jadi kalau itu salah satu
tanda akan adanya perubahan cuaca seperti mendung atau hujan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hewan lain yang dapat menunjukkan perubahan cuaca adalah
kodok atau katak. Ketika musim hujan berlangsung, tanah dan udara
menjadi lebih lembab. Begitu pula dengan kodok yang peka terhadap
perubahan tersebut. Kodok akan keluar dari sarangnya dan mulai
mengeluarkan suara. Suara kodok yang nyaring dan keras, menandakan
bahwa perubahan cuaca sedang terjadi yaitu dari musim kemarau ke
musim hujan. Katak adalah hewan amfibi yang merupakan hewan
eksotermal yang seluruh aspek kehidupannya sangat dipengaruhi oleh
suhu lingkungan termasuk cuaca dan iklim (Corn dalam Rahman, 2009:
2).
Ternyata, burung juga dapat menunjukkan kepekaannya terhadap
perubahan cuaca. Fanggidae (2014: 30) menyatakan bahwa penanda
musim hujan akan ditandai dengan suara burung Toltiu yang keras sambil
berterbangan dengan ketinggian yang rendah.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan ada
beberapa hewan yang peka terhadap perubahan cuaca. Hal itu dapat
dilihat melalui tingkah laku yang ditunjukkan oleh hewan tersebut.
6. Tinjauan tentang Komik sebagai Hasil Karya Seni Rupa
a. Pengertian Seni Rupa
Seni dipandang menjadi salah satu unsur keindahan yang dapat
disalurkan ke dalam berbagai macam bentuk seperti, seni tari yaitu tarian,
seni musik yaitu terciptanya alunan nada, seni rupa yang berupa lukisan
dan lain sebagainya. Seni rupa merupakan segala kegiatan manusia untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain melalui
penggunaan indera yaitu indera raba (Herawati dan Iriaji, 1999: 3).
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa banyak sekali hasil karya seni
rupa manusia yang dapat dinikmati melalui penglihatan dan indera
peraba.
Seni juga diartikan sebagai aktivitas yang penciptaannya
memerlukan koordinasi mata dan tangan karena seni rupa dapat dilihat,
diraba dan juga dirasakan (Kamaril, 1999: 1.20). Dengan menggunakan
koordinasi mata dan tangan, maka keterampilan dasar yang diperoleh
peserta didik adalah latihan motorik halus. Dalam konsepnya, seni
memiliki berbagai macam aspek atau sering disebut sebagai matra
substansial seni (Kamaril, 1999: 1.21). Matra terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu, matra pengetahuan, matra apresiasi, matra keterampilan dan
matra kreativitas. Bidang seni kreativitas dan keterampilan berpadu
bersama dalam suatu karya. Seperti dikatakan bahwa seni rupa
memadukan gerak mata dan tangan, akan sama dengan keterampilan
mengolah tubuh hingga mampu menciptakan gerakan-gerakan yang
indah. Itu adalah hal yang yang diolah dalam matra keterampilan.
Kemampuan keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan senso-
motorik seseorang.
Dalam berkarya, kegiatan seni rupa dapat menimbulkan
kegembiraan. Kegembiraan peserta didik akan nampak dan terlihat
disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya
peserta didik-peserta didik berkarya melalui seni rupa, mereka akan
bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang
diinginkan dan mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya
sesuai dengan gagasan masing-masing. Apabila peserta didik berhasil
berkarya, dengan spontan ia akan menunjukkan perasaan senangnya
dengan berteriak dan bergerak. Demikian sesuai yang disampaikan
Muharam dan Sundaryati (1992: 4) bahwa seni rupa adalah rasa
keindahan, rasa keharuan yang melengkapi kesejahteraan hidup yang
dinyatakan melalui pikiran menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan
dimiliki oleh setiap orang. Ketika seseorang meluapkan rasa
emosionalnya pada sebuah bidang gambar untuk menggambarkan isi hati
atau pemikirannya, disitulah fungsi seni rupa sebagai penghilang tekanan
jiwa akibat kegagalan ataupun ketidakpuasan seseorang. Sehingga, seni
dikatakan menjadi sebuah wadah yang baik karena hasil karya yang
terbentuk juga dapat dinikmati melalui panca indera.
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni
rupa merupakan sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh manusia
menggunakan inderanya untuk menggambarkan pemikiran, ungkapan
perasaan melalui sebuah gambar.
b. Pendidikan Seni Rupa di SD
Pendidikan seni rupa sudah lama diterapkan di sekolah.
Pendidikan seni rupa saat ini tidak hanya dilakukan agar peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mampu membuat hasil karya seni, namun lebih ditujukan agar peserta
didik dapat lebih kreatif. Maka dari itu, seni rupa menjadi salah satu
pendidikan yang diajarkan di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar atau SD
merupakan jenjang pendidikan dasar yang akan ditempuh oleh peserta
didik di awal usia ketika menginjak 6 atau 7 tahun. SD menjadi tempat
bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan juga talenta yang
dimilikinya. Tidak hanya itu, Sekolah Dasar juga diharapkan mampu
membentuk perilaku peserta didik menjadi lebih baik dengan cara
berpikir dan menyelesaikan masalah sehingga terbentuklah pribadi
peserta didik. Pendidikan sangat penting dalam membentuk kepribadian
seorang peserta didik.
Metode-metode dalam pendidikan pun kian berkembang, salah
satunya adanya metode pendidikan seni seperti, seni tari, seni musik, seni
rupa dan lain sebagainya. Pendidikan melalui seni, bertujuan untuk
mengusahakan pendidikan peserta didik seutuhnya dengan seni sebagai
wahana. Tabrani (2014: 6) mengatakan pendidikan melalui seni rupa
mempersiapkan peserta didik untuk menghayati, membuat dan
menangkap pesan rupa baik melalui imajinasinya sendiri maupun melalui
karya gambarnya.
Pendidikan seni rupa peserta didik penting bukan hanya untuk
pembinaan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang
seimbang, tetapi juga karena setiap peserta didik memiliki kesenangan
untuk menggambar meskipun tidak memiliki bakat tersebut. Tabrani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(2014: 6) mencantumkan sebuah skema perkembangan bahasa seni rupa
gambar peserta didik dan hasilnya menyatakan bahwa peserta didik usia 2
sampai sekitar 13 tahun mempunyai perkembangan tahap menggambar
yang makin kompleks. Dikatakan, apabila pembinaan bahasa rupa gambar
pada peserta didik ini berhasil, peserta didik yang berbakat menggambar
akan menjadi calon senirupawan bahkan yang tidak memiliki bakat pun
akan tetap suka menggambar dan tidak takut untuk melukiskan sebuah
gambar sedangkan jika pembinaan gagal, peserta didik tidak suka
menggambar bahkan menyatakan dirinya tidak bisa menggambar.
Menurut Herawati dan Iriaji (1999: 9), konsep pendidikan seni di
Sekolah Dasar diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga terjadi
keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal
pikiran dan kepekaan emosi. Jika dilihat, konsep tersebut menempatkan
seni sebagai sarana dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pernyataan tersebut mengacu pada pengertian seni adalah sebagai suatu
materi, alat atau media ataupun metode yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut (Herawati dan Iriaji, 1999: 10). Jika
konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar ini dapat berjalan dengan baik,
tidak hanya dapat menyeimbangkan kemampuan berpikir dan berkarya,
namun dapat berfungsi sebagai media ekspresif. Ekspresif tersebut dapat
dituangkan dalam sebuah gambar sebagai perwujudan ekspresi perasaan
peserta didik. Ketika peserta didik tidak dapat mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
perasaannya, peserta didik dapat menggunakan gambar sebagai media
komunikasi yang cukup efektif.
Kamaril (1999: 1.41) juga mengungkapkan tentang tujuan
pendidikan seni di Sekolah Dasar adalah mengembangkan keterampilan
berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan
kemampuan menghargai seni. Selain itu, pendidikan seni juga memiliki
manfaat yaitu, mengolah keterampilan berpikir peserta didik.
Keterampilan berpikir tersebut meliputi berpikir kreatif, inovatif dan
kritis yang diolah melalui cara belajar yang seimbang.
Konsep dasar pendidikan seni di SD diajukan oleh pakar
pendidikan seni bernama Herbert Read dan Lowenfeld serta Brittain,
konsep tersebut adalah Education Through Arts atau dalam bahasa
Indonesia pendidikan melalui seni (Tabrani, 2014: 8). Konsep ini
diterapkan karena melalui pendidikan seni kemampuan-kemampuan
peserta didik untuk belajar dapat dikembangkan yang meliputi fisik, cerap
(perspektual), pikir, emosional, cipta dan estetika. Dengan demikian,
munculnya seni selalu mengikuti perkembangan fisik peserta didik yang
disertai bertambahnya kemampuan peserta didik dalam menerima
masukan, mengolah kesadaran, mencurahkan perasaan, kemampuan
mencipta, kemampuan peserta didik mengolah kesadaran sosial dan
mengolah kepekaan perasaan akan nilai-nilai keindahan (Tabrani, 2014:
9). Kemampuan dasar fisik yang dapat diolah melalui aktivitas seni
adalah motorik kasar dan halus, serta koordinasi dari berbagai motorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kasar dan halus tersebut dengan indera-indera penglihatan, pendengaran,
penciuman dan juga perabaan.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep
pendidikan seni di SD berorientasi pada perkembangan kemampuan
peserta didik serta kebutuhan-kebutuhannya. Kemampuan dan kebutuhan
tersebut diolah melalui kemahirannya berpikir kritis, kreatif dan inovatif
dalam pendidikan seni.
c. Pengertian Komik
Saat ini komik sebagai sebuah bacaan sudah dikenal dengan baik
oleh masyarakat terutama kalangan pecinta komik. Komik dapat
ditemukan di toko-toko buku, minimarket maupun di tempat perbelanjaan
lainnya. Komik memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya yaitu
menikmati perjalanan sebuah cerita dengan ilustrasi gambar yang
mendukung. Sehingga pembaca komik makin tertarik dan ingin terus
menerus membaca.
Komik adalah suatu bentuk-bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca (Sudjana dan Rivai, 2010: 64). Seperti yang
dituturkan oleh ahli tersebut, komik tentu terdiri dari gambar dan cerita,
serta terdapat tokoh dan alur ceritanya yang ingin menyampaikan maksud
dan tujuan secara runtut. Pemilihan karakter selalu disesuaikan dengan
pembaca dan berdasar konteks cerita yang ingin dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Menurut Santyasa (2007: 14), komik adalah suatu bentuk sajian
cerita dengan seri bergambar yang lucu. Cerita dalam komik biasanya
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dikemas secara menarik dan
menampilkan tokoh atau karakter yang memiliki perwatakan tertentu.
Sajian yang dikemas ke dalam sebuah komik, lebih diperkuat pada
gambar yang menceritakan sesuatu. Sehingga komik tidak membutuhkan
banyak tulisan untuk menjelaskan alur cerita.
Smith (2006: 2) juga menyatakan pengertian komik yang
merupakan sebuah media yang dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di dunia nyata, dimana pengilustrasiannya dibatasi oleh
imajinasi pengarangnya. Seorang pencipta komik, terlebih dahulu akan
membuat sebuah ilustrasi cerita yang ingin dikembangkan dalam komik
dengan berdasar pada sebuah tema. Ilustrasi tersebut banyak diambil dari
peristiwa nyata atau imajinasi yang dialami oleh pengarang.
Pengilustrasian tersebut penting dalam menarik minat pembaca.
Pengilustrasian yang tepat dan sesuai dengan usia perkembangan
seseorang, dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk lebih
mengetahuinya.
Dapat disimpulkan dari ketiga definisi komik menurut para ahli,
bahwa pengertian komik adalah sebuah bentuk karya seni berupa cerita
bergambar yang berisi suatu peristiwa-peristiwa yang digunakan sebagai
hiburan bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran
Perkembangan media belajar sudah semakin berkembang karena
kemajuan teknologi. Begitu pula dengan perkembangan dunia di bidang
seni dan pendidikan. Saat ini, keduanya sudah dapat dipadukan untuk
menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik
perhatian peserta didik, salah satunya adalah komik. Komik saat ini tidak
hanya berfungsi sebagai buku bacaan saja, namun komik dapat dijadikan
sebagai suatu media yang dapat dipergunakan untuk proses belajar.
Menurut Waluyanto (2005: 51) komik sebagai media pembelajaran
merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pada konteks ini, pembelajaran merujuk pada sebuah proses komunikasi
yang terjalin antara si pembaca yang adalah peserta didik dan penggunaan
komik sebagai sumber belajar. Komunikasi belajar akan berjalan dengan
maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan
menarik. Komik memiliki beberapa keunggulan yang dapat meningkatkan
mutu penggunaannya sebagai sarana belajar.
Menurut pendapat Smith (2006: 6), diketahui bahwa komik
memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Komik merupakan media yang tepat bagi peserta didik dengan
karakter belajar visual yang baik dan memiliki kemampuan fokus
rendah, terlebih melalui kombinasi teks dan ilustrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Komik mampu mendukung perkembangan imajinasi peserta didik
dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya terfokus
dengan belajar menghafal (rote learning).
3. Penggunaan ilustrasi dalam komik dapat meningkatkan
kemampuan analisis peserta didik terhadap suatu literatur dan
menemukan informasi yang terdapat di dalamnya.
4. Mengarahkan peserta didik untuk belajar mandiri dengan membaca
dan memahami informasi yang ada didalam komik.
Selain itu, komik adalah salah satu wujud penyajian materi
pembelajaran yang dapat menampilkan permasalahan-permasalahan yang
relevan dengan peristiwa atau kejadian nyata di kehidupan sehari-hari,
kelebihan inilah yang membuat komik semakin mudah dipahami oleh
peserta didik Sekolah Dasar (Smith, 2006: 7). Hal ini tentunya dapat
membantu guru dalam menyampaikan konsep-konsep yang abstrak ke
dalam bentuk yang lebih konkret berupa gambar dan menarik bagi peserta
didik.
Komik menurut Gene (dalam Wurianto, 2009), memiliki lima
kelebihan jika digunakan dalam pembelajaran yaitu :
1. Komik dapat memotivasi peserta didik selama proses belajar
mengajar.
2. Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Komik bersifat permanen; komik bisa membangkitkan minat
membaca dan mengarahkan peserta didik untuk disiplin membaca
khususnya mereka yang tidak suka membaca.
4. Komik adalah bagian dari budaya popular.
5. Komik sebagai media pembelajaran juga dapat memperjelas
materi, menciptakan nilai rasa lebih dalam memahami materi,
membangkitkan perhatian dan minat peserta didik untuk membaca
(Hermawan, 2011). Sehingga, munculah motivasi rasa
keingintahuan peserta didik untuk terus belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan komik sebagai media pembelajaran adalah komik dapat
menjadi suatu media pembelajaran yang dapat menarik motivasi dan
semangat belajar melalui pembelajaran visual.
e. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik
Gambar dapat dijadikan sebuah media yang sangat umum dipakai
dalam proses pembelajaran. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang
dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, ada
pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak
daripada seribu kata.
Gambar menjadi alat visual penting dan mudah sekali didapat.
Penting, sebab dapat memberikan penggambaran visual yang konkret
yang digambarkannya. Gambar membuat orang dapat menangkap ide
atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
daripada hanya sekedar diungkapkan dengan kata-kata yang ditulis
ataupun diucapkan. Gambar menjadi media untuk belajar dan mengajar
serta dapat dipergunakan dalam jangka panjang dengan efektif.
Banyak sekali macam-macam gambar yang termasuk dalam
kategori alat visual. Alat visual yaitu alat yang dapat memperlihatkan
rupa dan bentuk yang dikenal sebagai peraga. Alat visual atau peraga ini
terbagi menjadi dua, mulai dari alat visual dua dimensi seperti, gambar di
atas kertas karton, poster, slide, filmstrip, grafik, diagram, foto, poster,
komik gambar dan lain sebagainya, maupun alat visual tiga dimensi
seperti, diorama, benda asli, model, contoh barang atau specimen, dan
masih banyak lagi. Bahkan akibat perkembangan zaman yang sudah
modern ini, muncul alat audio-visual yaitu alat yang dapat menghasilkan
rupa dan suara dalam satu unit. Terkadang, akibat terlalu mudahnya untuk
menemukan gambar sebagai media, kita sering menganggapnya terlalu
biasa dan melupakan manfaatnya.
Kelebihan gambar yang dikemukakan oleh Suleiman (1981: 29-
30) menyatakan bahwa:
1. Gambar mudah diperoleh dan mudah digunakan.
2. Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses
belajar tanpa memberi kesan “show” seperti penggunaan slaid atau
film.
3. Koleksi gambar dapat terus diperbesar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4. Gambar mudah diatur dan dapat disesuaikan dengan pelajaran atau
ukuran yang diinginkan.
Karena kemudahannya, gambar dijadikan sebagai media yang
sampai sekarang masih sering digunakan sebagai media pendidikan.
Pengajar bisa membuatnya secara manual, menemukan diinternet, atau
menggunting dari majalah, koran dan lain sebagainya.
Selain itu, gambar juga merupakan curahan hati dan pikiran
manusia yang diungkapkan melalui gambar. Gambar yang indah serta
warna yang menarik menjadi perhatian tersendiri bagi penikmat seni atau
bahkan orang biasa yang melihatnya. Kelebihan gambar menurut
Hamalik (1982: 81-82):
1. Gambar memiliki sifat konkret.
2. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang.
3. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera
manusia.
4. Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang salah.
5. Gambar mudah didapat dan murah.
6. Mudah digunakan oleh individu maupun kelompok
Sandiman (1986: 29-30) pun mengungkapkan pendapatnya
mengenai kelebihan gambar yaitu:
1. Sifatnya konkret karena gambar lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
kita.
4. Dapat memperjelas suatu masalah.
5. Murah, mudah didapat dan digunakan.
Dengan menimbang kelebihan dari penggunaan gambar tersebut,
tidak ada salahnya jika gambar menjadi media yang memudahkan kita
dalam belajar dan mengajar. Penggunaan gambar juga mengolah panca
indera penglihat kita untuk memahami suatu gambar dan mampu
diterjemahkan oleh otak menjadi sebuah ungkapan. Gambar sangat cocok
digunakan sebagai media dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.
Umumnya, karena peserta didik lebih mudah memahami gambar dari
pada kalimat atau ucapan yang panjang. Terbebas dari itu, peserta didik
menyukai keindahan dan senang membuat bentuk-bentuk yang adalah
unsur dalam sebuah gambar.
Berdasarkan gagasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kelebihan
gambar sebagai media adalah gambar memiliki sifat konkret yang mudah
didapat, mudah digunakan dan dapat memperjelas suatu kondisi berdasar
pada sebuah gambar.
7. Tinjauan tentang Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah salah satu kata kerja yang sangat lekat dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Seseorang dapat dikatakan mulai belajar
saat lahir di dunia. Ketika lahir di dunia, manusia mulai belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengenal lingkungan sekitarnya mulai dari hal yang sederhana hingga
kompleks sesuai dengan perkembangannya. Belajar dapat dilakukan di
mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
Belajar menurut Sandiman (1986: 1) adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Tanda seseorang telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik) maupun nilai dan sikap (afektif) (Sandiman,
1986: 1). Hal inilah yang membuat kata belajar menjadi istimewa karena
dalam kegiatan belajar, tidak hanya sekedar menambah ilmu pengetahuan
saja tetapi juga meningkatkan keterampilan yang kita miliki dan dapat
menumbuh kembangkan sikap-sikap baik dalam diri.
Belajar juga diartikan sebagai proses untuk merubah diri seseorang
(peserta didik) agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah melalui
latihan, baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui pelbagai
pengalaman yang telah terjadi (Sulistyorini, 2009: 6). Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada
keadaan sebelumnya. Tentu saja, ketika seorang peserta didik belajar
terlebih peserta didik Sekolah Dasar, peserta didik tersebut akan melihat,
meniru dan melakukan suatu hal yang sama seperti guru atau orang yang
mengajarkan. Dengan begitu, peserta didik mulai menerima informasi
sebagai stimulus dan memberi respon sehingga ia memiliki pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
atau perilaku baru. Pada setiap tahap pembelajaran, peserta didik harus
didampingi oleh guru. Tugas guru tidak hanya menilai kemajuan peserta
didik namun guru adalah sebagai pamong dan harus membimbing peserta
didik untuk dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
setiap peserta didik termasuk peserta didik yang berkesulitan belajar.
Slameto (2010: 2) juga mengungkapkan mengenai pengertian
belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar merupakan salah satu bentuk usaha di mana
seseorang memperoleh suatu ilmu bukan dengan sikap pasif, tetapi harus
aktif. Keaktifan membuat proses belajar menjadi cepat sehingga wawasan
di luar pengetahuan peserta didik tersebut lebih pesat bertambah dan
berkembang daripada yang pasif.
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa belajar
merupakan sebuah proses perubahan menjadi lebih baik lagi oleh
seseorang sehingga dapat meningkatkan sikap atau perilaku, cara berpikir,
kreativitas dan keterampilannya melalui interaksi dengan lingkungannya.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Belajar tentu memiliki prinsip. Prinsip dipandang sebagai dasar
pokok untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Prinsip inilah yang
menguatkan proses belajar. Dengan adanya prinsip dalam sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pembelajaran, pendidik mampu meningkatkan mutu pembelajaran
sehingga peserta didik mencapai keberhasilan belajarnya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42), prinsip-prinsip belajar
meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan
terakhir adalah perbedaan individu. Prinsip-prinsip tersebutlah yang
dibutuhkan peserta didik dalam melaksanakan sebuah kegiatan belajar.
Perhatian dan motivasi merupakan peranan yang sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada
peserta didik apabila bahan yang digunakan dalam pembelajaran sesuai
dengan kebutuhannya. Selain perhatian, motivasi juga menjadi prinsip
penting dalam belajar. Motivasi adalah tenaga yang dapat menggerakkan
dan mengarahkan aktivitas seseorang dalam kehidupan (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 42). Motivasi dapat bersifat internal atau datang dari
dalam dirinya sendiri atau dapat bersifat eksternal yang datang dari
pengaruh orang lain. motivasi belajar dapat ditingkatkan apabila
didukung oleh kedua faktor tersebut yaitu dengan memperhatikan
ketertarikan oleh peserta didik dan pembelajaran yang mendukung
ketertarikan tersebut.
Dalam melaksanakan pembelajaran, prinsip belajar akan membantu
seorang pendidik dalam memilih tindakan yang tepat sehingga dapat
memaksimalkan proses pembelajaran (Suprihatiningrum, 2016: 99).
Prinsip-prinsip yang perlu dijadikan dasar belajar adalah perhatian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati dalam
Suprihatiningrum, 2016: 100). Salah satu prinsip belajar yang terlihat
nyata adalah perbedaan individu. Setiap kelas memiliki jumlah peserta
didik yang tidak sama serta memiliki keberagaman karakteristik yang
artinya peserta didik dalam suatu kelas bersifat heterogen
(Suprihatiningrum, 2016: 104). Pendidik harus melihat setiap perbedaan
setiap individu dan berusaha memfasilitasinya dalam kegiatan belajar.
Baharuddin dan Esa (2015: 19) mengungkapkan prinsip belajar
yang utama adalah harus memperhatikan dari segi objeknya yaitu peserta
didik. Pertama, peserta didik adalah objek dalam kegiatan belajar. Apa
pun yang dipelajari oleh peserta didik, maka dialah yang akan belajar.
Kedua, setiap peserta didik akan belajar sesuai dengan tingkatan
kemampuannya. Penting untuk guru, agar selalu memperhatikan
karakteristik peserta didik karena setiap kemampuan yang dimiliki tidak
sama. Ketiga, peserta didik sangat membutuhkan penguatan agar dapat
belajar dengan baik. Penguatan yang dimaksud adalah dorongan untuk
belajar. Dorongan ini dapat berbentuk dukungan sebagai stimulus atau
dapat dilakukan dengan menggunakan cara atau metode yang
memungkinkan adanya penguatan seperti eksperimen, diskusi, tanya
jawab dan lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 49). Keempat,
penguasaan seluruh materi pembelajaran oleh peserta didik membuat
proses belajar akan lebih berarti. Jika peserta didik mampu memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dan mengerti setiap pembelajaran yang sudah diberikan, maka dapat
dikatakan bahwa peserta didik telah melakukan proses belajar dengan
baik. Kelima, motivasi belajar peserta didik akan lebih meningkat jika
diberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas proses belajarnya.
Peserta didik memiliki karakter yang berbeda begitu pula dengan cara
belajar. Pendidik harus mampu mengetahui cara belajar peserta didik
yang beragam sehingga dapat terhindar dari pemusatan metode atau cara
belajar oleh salah satu peserta didik.
Dari ketiga pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
belajar adalah fokus guru kepada peserta didik yang meliputi perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung dalam proses
pembelajaran, penguatan, pengulangan dan tantangan, dan perbedaan
individu.
c. Pengertian Minat Belajar
Kegiatan belajar mengajar membutuhkan minat. Minat merupakan
salah satu kecenderungan rasa suka terhadap suatu benda atau kegiatan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila materi
pelajaran yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik,
maka peserta didik tidak akan belajar dengan baik karena tidak adanya
daya tarik untuk mempelajari.
Dalam bukunya, Slameto (2010: 180) menjelaskan mengenai
pengertian minat yaitu, suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar pula minat. Slameto (2010: 181) mengungkapkan bahwa minat
tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Maka, minat
terhadap sesuatu yang sedang dipelajari akan mempengaruhi minat
belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru
lainnya. Diketahui bahwa unsur timbulnya minat adalah perhatian dan
rasa senang atau suka. Seorang peserta didik yang memiliki minat
terhadap subjek atau objek tertentu, cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar pada subjek atau objek itu karena hal tersebut
juga menjadi kesukaan bagi peserta didik tersebut. Maka, akan timbul
ketertarikan oleh peserta didik kemudian akan timbul motivasi untuk
lebih mengetahuinya. Perhatian itu terjadi ketika peserta didik mulai
mengarahkan panca indera atau sistem persepsinya untuk menerima
informasi tentang sesuatu. Maka, dapat dikatakan bahwa indikator
terbentuknya minat adalah dengan adanya perhatian dan rasa senang atau
suka terhadap sesuatu yang muncul dari dalam dirinya sendiri.
Baharuddin dan Esa (2015: 29) juga mengungkapkan definisi
minat sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Minat bukanlah istilah yang popular dalam
psikologi, disebabkan ketergantungan terhadap berbagai faktor internal
lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan
kebutuhan. Jika seorang peserta didik merasa ingin tahu, menaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
perhatian dan bermotivasi tinggi untuk kebutuhannya, maka itu disebut
peminatan (Baharuddin dan Esa, 2015: 30). Penting untuk meningkatkan
minat belajar peserta didik dengan cara membuat materi pembelajaran
semenarik mungkin agar tidak membosankan. Baik dari segi buku
pembelajarannya, desain pembelajarannya ataupun media yang digunakan
sebagai penarik perhatian. Pemilihan jurusan atau bidang studi juga
mampu meningkatkan minat seseorang. Karena dengan memilih jurusan
yang diinginkan, ia akan lebih tertarik untuk mendalaminya. Dengan
begitu, indikator terbentuknya minat adalah ketika seseorang mempunyai
rasa perhatian dan motivasi tinggi untuk tahu tentang sesuatu yang
menarik keingintahuannya.
Minat menurut Djamarah (2011: 166) merupakan kecenderungan
yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas,
maka seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan
kata lain, minat dapat diartikan sebagai rasa lebih suka atau senang dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Minat terhadap sesuatu itu, dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar
selanjutnya. Jadi, akan banyak tumbuh minat pada diri seseorang dengan
berjalannya waktu. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan
belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan
mempelajarinya dengan bersungguh-sungguh karena hal tersebut menjadi
daya tarik tersendiri baginya. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
minat peserta didik didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami
peserta didik. Salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai
macam bentuk kegiatan belajar, metode, tehnik bahkan media
pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Minat belajar yang besar,
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar
yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono dalam
Djamarah, 2011: 191). Maka indikator terbentunya minat adalah karena
adanya kecenderungan untuk selalu memperhatikan sesuatu secara
konsisten dan mengikuti suatu kegiatan dengan rasa senang atas
ketertarikkannya terhadap sesuatu.
Menurut pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan sebuah kecenderungan untuk menyukai suatu aktivitas dan
memiliki daya tarik tinggi untuk mengetahuinya secara lebih. Minat dapat
ditandai dengan adanya indikator senang atau suka, motivasi, menetapkan
perhatian dan ketertarikan. Berdasar pada indikator minat yang telah
dikemukakan oleh ahli, peneliti mengambil indikator minat yang akan
diteliti adalah rasa senang yaitu ditandai dengan adanya semangat atau
tidak mengeluh saat belajar dan perhatian yang ditandai dengan
menyimak atau memperhatikan penjelasan guru.
Dengan memperhatikan minat peserta didik dalam pengembangan
prototipe rancangan pembelajaran ini, diharapkan agar peserta didik lebih
tertarik belajar tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat sehingga
hasil nilai pada materi tersebut lebih meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
d. Faktor yang Mempengaruhi Minat dalam Proses Belajar
Dalam proses belajar, minat menjadi salah satu hal yang penting
karena minat salah satu kunci untuk mingkatkan kualitas pembelajaran.
Minat dapat muncul melalui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas hasil pembelajaran. Baharuddin dan Esa (2015: 85) menyebutkan
faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri peserta didik secara individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
a. Faktor fisiologis.
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik dari masing-masing peserta didik. Kondisi fisik
penting saat berlangsungnya pembelajaran, karena dengan
kondisi tubuh yang sehat dan panca indera yang berfungsi
dengan baik sangat mempengaruhi aktivitas belajar peserta
didik. Oleh karena itu, peserta didik dan guru harus
mengusahakan terciptanya kesehatan jasmani.
b. Faktor psikologis. Faktor psikologis adalah keadaan psikologis
dari masing-masing individu yang meliputi kecerdasan peserta
didik, motivasi, minat, sikap dan bakat (Baharuddin dan Esa,
2015: 24). Kelima faktor psikologis tersebut, memiliki
keterkaitan yang berperan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai kesuksesan belajar sehingga kualitas belajar peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
didik meningkat. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
proses belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Baharuddin dan Esa,
2015: 32). Lingkungan sosial yang dimaksud adalah
lingkungan sosial sekolah, masyarakat dan keluarga. Hubungan
yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi
peserta didik untuk belajar lebih baik. Lingkungan nonsosial
meliputi lingkungan alamiah (lingkungan sebagai tempat
belajar), faktor instrumental (fasilitas belajar hardware maupun
software) dan faktor materi pelajaran.
Suprihatiningrum (2016: 85) menyatakan faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran meliputi peserta didik, pendidik,
kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga non pendidik serta lingkungan.
Peserta didik adalah objek pembelajaran. Guru harus memperhatikan
setiap karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat
menyampaikan materi sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Sehingga, kualitas pembelajaran setiap peserta didik baik. Sebagai
seorang pendidik, kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi
pribadi atau personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Kompetensi menciptakan seorang pendidik sebagaimana mestinya
menjadi seorang pengajar yang tercermin dalam sikap dan perilaku dalam
dirinya sendiri dan dalam kegiatan dan perencanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Mufarrokah (2009: 27) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi
belajar, yang adalah
1. Bahan atau hal yang dipelajari oleh peserta didik. Bahan yang
dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar yang akan
digunakan sesuai dengan waktu yang ada. Jadi, metode belajar
ditentukan oleh macam-macam materi yang akan dipelajari.
2. Faktor lingkungan. Proses belajar akan berhasil dan mencapai
kualitas maksimal apabila didukung oleh lingkungan sekitarnya
seperti lingkungan alami (suhu udara, cuaca, dan lainnya) dan
lingkungan sosial.
3. Faktor instrumental. Faktor ini berhubungan dengan fasilitas
yang dapat digunakan sebagai sarana prasarana kegiatan
belajar.
4. Kondisi individu peserta didik. Kondisi dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
Kedua kondisi ini sangat erat hubungannya dengan
keberhasilan proses pembelajaran. Kondisi tubuh yang terjaga
kesehatannya (kondisi fisiologis) juga akan mempengaruhi
kondisi psikologisnya seperti munculnya minat, bakat, motivasi
belajar dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
minat dalam proses belajar adalah faktor lingkungan sekitar peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, kondisi peserta didik
yaitu kondisi fisiologis dan psikologisnya.
e. Gaya Belajar Tipe Visual
Tipe belajar visual adalah tipe belajar yang dilakukan melalui
kegiatan melihat, memandangi, mengamati dan sejenisnya. Ula (2013:
31) mengatakan bahwa tipe seseorang dengan tipe belajar visual adalah
sesorang yang mudah belajar dengan melihat sesuatu, baik yang berupa
gambar atau diagram, pertunjukan, peragaan atau video. Orang yang
memiliki gaya tipe belajar visual lebih menyukai belajar dengan melihat
atau membaca sesuatu sehingga mereka akan lebih mudah dalam
menerima informasi.
Kekuatan gaya belajar visual terletak pada indra penglihatan. Maka
dari itu mata merupakan alat yang sangat penting untuk menangkap setiap
gejala atau stimulus (rangsangan) belajar (Ula, 2013: 31). Seseorang yang
memiliki kemampuan belajar visual dapat dilihat melalui ciri-ciri
perilaku: (1) Rapi dan teratur, (2) Berbicara dengan cepat, (3) Mampu
membuat rencana jangka pendek dengan baik, (4) Teliti dan rinci, (5)
Mengingat sesuatu berdasar asosiasi visual, (6) Memiliki kemampuan
mengeja huruf dengan sangat baik, (7) Merupakan pembaca yang tepat
dan tekun, (8) Lebih suka membaca daripada dibacakan, (9) Lebih mudah
mengingat melalui kegiatan melihat daripada mendengar, (10) Sulit
menerima instruksi verbal dan mudah menerima instruksi tertulis, (11)
Lupa menyampaikan pesan verbal pada orang lain, (12) Sering menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pertanyaan dengan singkat seperti “Ya” atau “Tidak”, (13) Lebih tertarik
pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) dari pada musik, (14) Lebih
menyukai kegiatan demonstrasi daripada menjelaskan, (15) Dapat
membayangkan kata-kata. Tahu apa yang harus dilakukan, tetapi tidak
pandai menuliskan dalam kata-kata (Ula, 2013: 32)
8. Tinjauan tentang Media
a. Pengertian Media sebagai Media Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar di dalam sekolah maupun di luar
sekolah, saat ini telah memanfaatkan alat atau benda yang disebut sebagai
media. Media digunakan sebagai sarana belajar untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik. Pemanfaatan media pembelajaran ini,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat
lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan
peserta didik dapat belajar langsung melalui benda konkret.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar (Mufarrokah, 2009:
103). Media pembelajaran tidak hanya sebuah benda yang digunakan
untuk alat bantu belajar, namun media pembelajaran juga termasuk
bagaimana metode atau tehnik yang akan digunakan. Agar dapat
menyampaikan pesan pembelajaran dengan baik, perlu adanya kolaborasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang baik antara penggunaan media termasuk metode atau tehnik yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran dapat diartikan pula sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima agar penerima mempunyai
motivasi untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih baik pada saat proses pembelajaran (Mudlofir dan Fatimatur, 2016:
124). Proses pembelajaran sangat lekat dengan adanya media
pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, proses belajar
mengajar akan lebih terbantu dan menjadikan proses pembelajaran lebih
hidup berdasar pada kenyataan. Sehingga dalam kegiatan belajar, peserta
didik dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang termasuk ke
dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Suprihatiningrum (2016: 319) juga menuturkan pendapat
mengenai media pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan
sebagai pembawa informasi atau bahan pembelajaran yang bertujuan
untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran
dapat dicetak ataupun non-cetak. Media pembelajaran pun juga dapat
dijadikan bahan praktek. Praktek berarti mencoba secara langsung
melalui kegiatan percobaan, pengamatan dan penciptaan. Ketika peserta
didik mencoba secara langsung, maka peserta didik tersebut telah belajar
telah belajar dan mendapat pengetahuan baru melalui media tersebut.
Media pembelajaran dapat berupa benda konkret yang dibuat atau berasal
dari alam. Peserta didik akan lebih mudah belajar dengan benda konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
daripada sekedar membayangkan suatu benda yang abstrak. Tentu saja
media ini sangat berguna untuk membantu pemahaman peserta didik.
Seiring perkembangan zaman, mulai berkembang media yang
menggunakan teknologi modern. Sehingga tidak dipungkiri media
pembelajaran akan lebih beragam bentuk dan fungsinya demi menunjang
masa depan yang lebih maju.
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa media
pembelajaran merupakan suatu alat yang berupa atau disertai dengan
metode dan tehnik yang digunakan dalam proses atau kegiatan belajar
mengajar, agar dapat menyampaikan informasi secara efektif.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu komponen penting pada suatu sistem
pembelajaran terutama pada pembelajaran di Kurikulum 2013. Kurikulum
2013 menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini
dapat dilakukan dengan bantuan media pembelajaran yaitu agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri dan mempunyai pengalaman belajar
yang lebih baik. Media pembelajaran miliki posisi yang strategis sebagai
bagian integral (bagian yang tidak terpisahkan) dari pembelajaran
(Mudlofir dan Fatimatur, 2016: 128).
Media sebagai komponen dalam sistem pembelajaran memiliki
fungsi yang salah satunya adalah sebagai komponen yang dimuati pesan
pembelajaran berupa informasi atau materi untuk disampaikan kepada
peserta didik (Mudlofir dan Fatimatur, 2016: 128). Media yang dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dengan baik dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan akan dapat
merangsang timbulnya komunikasi dalam peserta didik. Dengan perkataan
lain, komunikasi yang terjalin antara peserta didik dan media
pembelajaran secara tidak langsung adalah komunikasi sebagai
penyampaian materi oleh guru.
Suprihatiningrum (2016: 320) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran memiliki
enam fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi atensi, yaitu menarik perhatian peserta didik dengan
menampilkan sesuatu yang menarik dari media tersebut.
2. Fungsi motivasi, yaitu menumbuhkan kesadaran peserta didik agar
lebih giat belajar.
3. Fungsi afeksi, yaitu menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap
peserta didik terhadap materi pembelajaran dan orang lain.
4. Fungsi kompensatori, yaitu mengakomodasi peserta didik yang
lemah dalam menerima pelajaran yang disajikan secara teks atau
lisan.
5. Fungsi psikomotorik, yaitu mengakomodasi peserta didik untuk
melakukan suatu kegiatan secara motorik.
6. Fungsi evaluasi, yaitu mampu menilai kemampuan peserta didik
dalam merespon pembelajaran.
Inti dari enam fungsi media pembelajaran tersebut adalah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dengan menarik perhatian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sedemikian rupa sehingga tumbuh kesadaran akan belajar oleh peserta
didik dalam merespon pembelajaran.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan fungsi
media pembelajaran adalah sebagai wadah untuk menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan pembelajaran guna menarik perhatian
agar peserta didik dapat lebih memahami materi lebih baik sehingga
kualitas pembelajaran meningkat.
9. Tinjauan tentang Karakteristik Peserta didik Sekolah Dasar Kelas
Bawah
Masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-kanak akhir berlangsung
dari usia sekitar enam tahun hingga kira-kira sebelas sampai tigabelas tahun.
Pada masa ini, peserta didik telah mengalami perkembangan-perkembangan
yang membantu peserta didik untuk dapat menerima bahan yang diajarkan
oleh guru. Peserta didik juga sudah siap untuk menjelajahi lingkungannya dan
mencari tahu apa yang diinginkan untuk diketahui. Masa di Sekolah Dasar ini
dibagi menjadi dua fase yaitu yang pertama masa kelas rendah (bawah)
dengan rentang umur 6-10 tahun yang termasuk kelas 1, 2 dan 3, kedua masa
kelas tinggi (atas) berkisar anatara umur 10-13 tahun yang termasuk kelas 4, 5
dan 6 (Djamarah, 2011: 124).
Djamarah (2011: 125) mengungkapkan beberapa sifat khas peserta
didik pada fase awal atau masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:
adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah, adanya sikap yang cenderung untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional, adanya
kecenderungan memuji sendiri, suka membanding-bandingkan dirinya dengan
yang lain, kalau tidak dapat menyelesaikan soal, maka soal dianggap tidak
penting, terakhir pada masa ini, peserta didik mengkehendaki nilai atau angka
rapornya baik tanpa mengingat prestasinya. Ciri-ciri khas tersebut berdampak
pada perkembangan intelektualnya. Perkembangan intelektual, diawali ketika
peserta didik sudah mampu berpikir secara logis mengenai sebab akibat di
lingkungan sekitarnya. Ketika peserta didik sudah mampu berpikir, maka
peserta didik akan tahu dan mengingat jawaban atas pengalamannya tersebut
mengenai hal-hal logis. Berkembangnya ingatan peserta didik ini disebabkan
oleh fungsi panca indera mata yaitu pengamatan yang sudah mampu
menerima kesan-kesan dan dengan dibantu oleh perhatiannya mampu
mengadakan pencaman terhadap kesan-kesan yang diterimanya berdasar
pengamatan (Dalyono dalam Djamarah, 2011: 126).
Sutirna (2013: 31) mengungkapkan tahap perkembangan aspek
didaktis peserta didik Sekolah Dasar (SD) yang berada di usia 7-12 tahun
adalah dimana peserta didik memperoleh pendidikan dasar guna melanjutkan
pendidikan menengah pertama. Itu sebabnya bahwa Sekolah Dasar menjadi
tiang penting demi perkembangan peserta didik yang diolah untuk
mengembangkan kepribadian masing-masing individu. Jika sejak dini peserta
didik sudah dibentuk kepribadiannya, maka langkah berikutnya hanya perlu
diarahkan dan dikembangkan. Perkembangan setiap individu tersebut akan
membawa dampak terhadap kematangan individu itu sendiri dan setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kematangan individu selalu berbeda waktunya. Kematangan tersebut dapat
mencakup berbagai macam bentuk seperti kematangan jasmani atau fisik,
kematangan sosial, kematangan emosional serta kematangan cara berpikir dan
bersikap. Husdarta dan Kusmaedi (2012: 33) mengatakan bahwa pada tahap
peserta didik besar (Fase Late Chilhood) atau pada masa Sekolah Dasar,
terjadi perkembangan koordinasi tangan dan mata lebih baik. Hal ini
menyebabkan peserta didik umur 8-9 tahun yang setara dengan peserta didik
SD kelas 3-4 SD akan mudah belajar dengan benda konkret yang mudah
ditangkap oleh panca indera penglihat dan peraba. Dengan begitu, peserta
didik mampu membuat konsep lebih konkret daripada hanya sekedar
membayangkan.
Piaget (dalam Dahar, 1989: 152) juga mengemukakan pendapatnya
mengenai perkembangan intelektual pada peserta didik Sekolah Dasar yang
dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu tahap sensori motor (0-2 tahun), pra-
operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun) dan operasi formal
(11 tahun ke atas). Peserta didik usia kelas tiga SD termasuk ke dalam tahap
operasional konkret dan sudah mampu mengembangkan pikiran secara
rasional. Artinya bahwa peserta didik sudah mampu memiliki operasi-operasi
logis dalam mengambil keputusan. Salah satu faktor yang menunjang
perkembangan intelektual ini adalah kedewasaan yaitu perkembangan sistem
saraf sentral, otak perkembangan kognitif serta koordinasi motorik.
Pengalaman fisik yang diterima peserta didik sewaktu duduk di bangku
Sekolah Dasar juga mempengaruhi perkembangan peserta didik. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pengalaman fisik secara konkret, peserta didik mampu mengembangkan
pikirannya sehingga kemampuan berpikir menjadi lebih kompleks.
Kesimpulan mengenai karakteristik peserta didik didik Sekolah Dasar
kelas bawah menurut para ahli adalah bahwa peserta didik Sekolah Dasar
tingkat rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 sudah mampu berpikir secara logis.
Kemampuan berpikir logis ini juga dikarenakan peserta didik sudah
mempunyai koordinasi panca indera mata dan tangan yang meningkat lebih
baik. Koordinasi antara panca indera penglihatan dan peraba tersebut,
menjadikan peserta didik dapat belajar secara konkret. Sehingga, peserta didik
mampu mengembangkan pikiran lebih rasional melalui pengamatan sesuatu
yang konkret dan mampu berpikir secara logis.
10. Tugas Perkembangan Masa Anak
a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa anak yang penting adalah
memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang yang lebih matang kedepannya (Husdarta dan
Nurlan, 2010: 118). Dasar untuk sosialisasi diletakkan dengan
meningkatkan hubungan antar anak dengan teman sebayanya. Manfaat
yang diperoleh peserta didik dengan diberikannya kesempatan untuk
berhubungan sosial akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan
hubungan sosial sebelumnya. Pola sosial yang dapat terbentuk adalah
meniru, kerja sama, simpati, empati, dukungan sosial, berbagi
pengalaman dan perilaku yang akrab suatu benda atau orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Tugas Perkembangan Belajar
Pada masa peserta didik yang berusia 6-12 tahun, dunianya
lebih banyak dihabiskan sekolah atau lingkungan sekitar. Dengan
begitu, peserta didik akan lebih banyak belajar dari luar. Beberapa tugas
perkembangan belajar yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah
belajar keterampilan fisik, belajar pengembangan sikap, belajar
berkawan dengan teman sebaya, belajar melakukan peranan sosial
sebagai laki-laki atau perempuan, belajar menguasai intelektual dasar,
pengembangan konsep-konsep untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, pengembangan moral, pengembangan sikap terhadap
lembaga atau kelompok sosial lainnya dan memiliki kemerdekaan
pribadi yaitu dengan memilih ataupun merencanakan kegiatan yang baik
dilakukan (Hartinah, 2011: 46).
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang relevan dengan
“Pengembangan Prototipe Media Pembelajaran Komik Matematika Belajar
Bilangan Bulat, Perkalian dan Pembagian melalui Perubahan Musim”:
Penelitian pertama berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika Berupa Comic Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik
Materi Jaring-Jaring Bangun Ruang pada Peserta didik Kelas IV SD NU Bahrul
Ulum Malang” yang ditulis oleh Hasanah, Milkhatul (2016). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui respon dan hasil penggunaan media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
matematika berupa comic book terhadap peningkatan hasil belajar tematik materi
jaring-jaring bangun ruang pada peserta didik kelas IV SD NU Bahrul Ulum
Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan subjek 22 peserta didik kelas IV SD
NU Bahrul Ulum Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, angket dan tes pencapaian hasil
belajar. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar observasi,
lembar kuesioner dan lembar soal pre-test dan post-test. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis hasil tes. Hasil analisis
menunjukkan bahwa respon peserta didik terhadap komik sangat tinggi yaitu
mencapai 80,60% valid dan hasil penggunaan media pembelajaran berupa komik
memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik yang
tidak menggunakan media pembelajaran komik yaitu (kelompok eksperimen =
69,09% > kelompok kontrol 52,72%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian
dan pengembangan media pembelajaran matematika berupa comic book dapat
meningkatkan hasil belajar tematik materi jaring-jaring bangun ruang pada
peserta didik kelas IV SD NU Bahrul Ulum Malang.
Penelitian kedua berjudul “Pengembangan Media Komik untuk
Pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas III SD Negeri Tegalpanggung” yang ditulis
oleh Mulyani, Sri Puji (2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
media komik yang layak untuk pembelajaran Bahasa Jawa materi menulis
karangan deskripsi di kelas III SD Negeri Tegalpanggung. Jenis penelitian ini
adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menggunakan subjek 19 peserta didik kelas III di SD Negeri Tegalpanggung.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran
angket kuesioner pra penelitian. Instrumen yang digunakan adalah instrumen
kuesioner pra penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa uji coba
lapangan yang dilaksanakan dengan melibatkan sembilan belas peserta didik kelas
III SD Negeri Tegalpanggung, memperoleh skor rata-rata 4,36 dan termasuk
dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil validasi ahli materi, pengembangan
komik Bahasa Jawa ini memperoleh skor 4,68 dengan kategori sangat baik dan
telah disetujui tanpa revisi dan dinyatakan layak uji coba. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pengembangan media komik ini layak digunakan dalam pembelajaran
bahasa Jawa materi menulis karangan deskripsi.
Penelitian ketiga berjudul “Pengembangan E-Komik Tematik Berbasis
pada Lingkungan Hidup dengan Aplikasi Macromedia-Flash untuk Kelas
Permulaan Sekolah Dasar” yang ditulis oleh Agustiningsih (2015). Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan hasil pengembangan yang
berupa desain e-komik tematik berbasis pada pendidikan lingkungan hidup
dengan aplikasi makromedia-flash untuk kelas permulaan Sekolah Dasar. Jenis
penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini
menggunakan subjek 27 peserta didik kelas I SD. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah
lembar observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis yang digunakan
adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik. Hasil analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menunjukkan bahwa hasil penilaian oleh validator 1 dan validator 2 dengan
kriteria baik pada setiap kategori menunjukkan bahwa komponen-komponen
penyusun desain e-komik tematik berbasis pada pendidikan lingkungan hidup
dengan aplikasi macromedia-flash untuk kelas permulaan sekolah dasar telah
terpenuhi dengan baik dan benar. Ketuntasan belajar peserta didik baik secara
individual maupun klasikal pada uji coba 1 dan pada uji coba 2. Ketuntasan
individual pada uji coba 1 adalah 75 % atau hanya 8 peserta didik dari 27 (dua
puluh tujuh) peserta didik yang belum tuntas, sedangkan ketuntasan individual
pada uji coba 2 adalah 85% atau hanya 3 peserta didik yang belum tuntas.
Bagan 2.1 Skema penelitian yang relevan
Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, “Pengembangan Prototipe
Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan
Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” masih relevan untuk diteliti. Hal
Mulyani, Sri Puji (2015)
“Pengembangan Media
Komik Untuk
Pembelajaran Bahasa
Jawa Di Kelas III SD
Negeri Tegalpanggung”
Hasanah, Milkhatul (2016)
“Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika
Berupa Comic Book untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Tematik Materi Jaring-
Jaring Bangun Ruang pada
Peserta didik Kelas IV SD
Nu Bahrul Ulum Malang”
“Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian
dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” (2017)
Agustiningsih (2015)
“Pengembangan E-
Komik Tematik
Berbasis pada
Lingkungan Hidup
dengan Aplikasi
Macromedia-Flash
untuk Kelas Permulaan
Sekolah Dasar”
Matematika Komik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
ini dikarenakan: (1) Peneliti masih menemukan masalah yaitu kesulitan peserta
didik dalam belajar Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat
dan keterbatasan guru menggunakan komik sebagai media pembelajaran
Matematika. (2) Penelitian yang peneliti kembangkan menggunakan peserta didik
Sekolah Dasar sebagai subjek penelitian (3) Media yang peneliti kembangkan
berupa komik yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang
ada di Sekolah Dasar dan (4) Penelitian yang relevan merupakan jenis penelitian
dan pengembangan (R&D) yang dikembangkan untuk membuat dan menguji
kualitas produk berupa media komik ketika pembelajaran.
Perbedaan dari ketiga penelitian sebelumnya dengan penelitian yang
peneliti lakukan dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut:
1. Penelitian pertama mengembangkan media comic book untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi jaring-jaring bangun ruang
untuk kelas IV SD.
2. Penelitian kedua mengembangkan media komik untuk membantu
peserta didik membuat karangan deskripsi bahasa Jawa kelas III SD.
3. Penelitian ketiga mengembangkan E-komik tematik berbasis pada
lingkungan hidup untuk kelas permulaan Sekolah Dasar.
4. Penelitian yang peneliti kembangkan yaitu menciptakan media belajar
untuk membantu peserta didik dalam belajar perkalian dan pembagian
bilangan bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dilihat dari keempat poin di atas, dapat diketahui perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah perbedaan materi
yang dijadikan fokus utama untuk menyelesaikan masalah.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian dan pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik
melalui komik Matematika digunakan sebagai media belajar untuk menerapi
kesulitan belajar Matematika pada materi perkalian dan pembagian bilangan
bulat. Prototipe rancangan pembelajaran yang peneliti kembangkan, berawal dari
adanya penelitian sebelumnya dimana pembelajaran tematik menggunakan komik
sebagai media belajar. Penelitian relevan yang pertama menggunakan komik
sebagai media belajar Matematika materi jaring-jaring bangun ruang. Hasil
penelitian tersebut, menyatakan bahwa belajar menggunakan komik sebagai
media, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dapat dilihat dari
perbedaan nilai yang lebih baik oleh kelompok eksperimen daripada kelompok
kontrol. Penelitian relevan berikutnya, mengembangkan komik sebagai media
belajar yang ringan untuk peserta didik. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa komik dapat dijadikan sebagai media yang berfungsi sebagai penyalur
informasi agar dapat diterima oleh peserta didik.
Penelitian-penelitian tersebut, member inspirasi pada peneliti untuk
mengembangkan “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika
Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk
Kelas III SD”. Adapun prototipe yang peneliti kembangkan adalah untuk peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
didik kelas III SD, dengan mengambil mata pelajaran Matematika tema 3
Perubahan di Alam, subtema 3 Perubahan Musim yang terintegrasi dengan
Bahasa Indonesia. Prototipe dengan judul “Belajar Dari Perubahan Musim:
Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat,
Perkalian dan Pembagian melalui Media Komik” berisi 3 bagian yaitu, bagian 1
berisi teori, bagian 2 terdiri Komik pembelajaran 1 “Belajar Bilangan Bulat
melalui Periode Iklim Tropis”, Komik pembelajaran 3 “Belajar Konsep Perkalian
melalui Periode Iklim Subtropis” dan Komik pembelajaran 5 “Belajar Konsep
Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”, dan bagian contoh RPP Pembelajaran
3. Media dalam prototipe rancangan pembelajaran, peneliti kembangkan dalam
bentuk komik dengan tujuan menciptakan dan mengembangkan media
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan untuk dibaca oleh peserta didik.
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan “Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat
melalui Media Komik untuk Kelas III SD”?
2. Bagaimana kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui
Media Komik untuk Kelas III SD”?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas menganai Jenis Penelitian, Setting
Penelitian, Prosedur Pengembangan, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian
dan Teknik Analisis Data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau dikenal dengan
sebutan R&D. Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut (Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2012: 297). Untuk dapat menghasilkan
produk tertentu, digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan
metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar
dapat diterima di masyarakat luas dilakukan dengan menguji produk tersebut
(eksperimen).
Sukmadinata (dalam Haryati, 2012: 14) mengatakan bahwa penelitian
dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan dapat
berbentuk software ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program
pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan tidak
hanya menghasilkan saran, tetapi juga menghasilkan produk yang langsung bisa
digunakan (Haryati, 2012: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Haryati (2012: 14) menambahkan produk yang dihasilkan dalam
bidang pendidikan melalui penelitian R&D, diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, pembelajaran
yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan yang
dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan
tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul dan lainnya yang
berhubungan dengan dunia pendidikan (Haryati dalam Sugiyono, 2012:14).
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian dan pengembangan (R&D) adalah sebuah kajian atau penelitian yang
menghasilkan produk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Peneliti akan mengembangkan sebuah prototipe rancangan
pembelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui
media komik yang ditujukan untuk peserta didik kelas III SD.
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2010: 409) mengemukakan bahwa
ada 10 langkah yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, diantaranya
(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi
desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba
pemakaian, (9) revisi produk, (10) pembuatan atau produksi masal. Berikut
merupakan pemaparan desain penelitian dan pengembangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan (Research
and Development) (Sugiyono, 298)
Penjelasan mengenai sepuluh langkah penelitian dan pengembangan
secara umum menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2010: 409-426) adalah
sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah menjadi satu kesatuan penting untuk melakukan
penelitian dan pengembangan. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila
didayagunakan akan memiliki nilai tambah (Sugiyono, 2010: 409), sedangkan
masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang
terjadi (Sugiyono, 2010: 410). Masalah juga dapat menjadi potensi, jika kita
dapat mendayagunakannya maka kita dapat menemukan suatu pola, model
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Potensi
dan
Masalah
Pengum-
pulan
data
Desain
produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk Produk Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
atau sistem penanganan terpadu yang efektif. Potensi dan masalah yang
dikemukakan dalam suatu penelitian ditunjukkan dalam data empirik yaitu
dapat berasal dari laporan penelitian orang lain, dokumentasi laporan kegiatan
dari perorangan atau instansi tertentu.
2. Pengumpulan data
Setelah mengetahui potensi dan masalah, langkah berikutnya adalah
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari dan
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang
ada.
3. Desain Produk
Desain produk merupakan langkah penting untuk menyelesaikan
penelitian dan pengembangan. Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan
pengembangan ini bervariatif sesuai dengan kebutuhan akan potensi dan
masalah yang ada.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk memiliki kualitas baik secara rasional akan lebih efektif
atau tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi ini masih bersifat
penilaian yang berdasar pemikiran rasional, belum fakta dari lapangan.
Validasi produk ini, dilakukan dengan cara menghadirkan tenaga ahli
atau pakar yang sudah berpengalaman dalam menilai produk baru yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dirancang. Dari penilaian tersebut, dapat diketahui kelebihan dan kelemahan
produk yang dibuat.
5. Revisi desain
Revisi desain dilakukan peneliti setelah mengetahui kekurangan
produk yang telah dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan saran oleh
validator. Revisi desain dilakukan untuk memperoleh hasil atau produk yang
lebih baik.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai kefektifan produk yang telah dikembangkan.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila pengujian produk sebelumnya
menunjukkan kekurangan atau belum mencapai hasil maksimal.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil serta tidak ada revisi,
maka selanjutnya produk dapat diterapkan dalam kondisi nyata atau ruang
lingkup yang lebih luas.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila pemakaian dalam kondisi nyata
terdapat kelemahan. Revisi produk memerlukan evaluasi kinerja untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk
menyempurnakan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
10. Produksi Masal
Produksi masal dilakukan apabila produk baru telah diujicobakan
dalam beberapa kali pengujian dan dinyatakan efektif serta layak untuk
diproduksi masal.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD N Tegalrejo 2 yang beralamat Jl.
Wiratama No. 27 Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik Sekolah Dasar kelas III.
Keseluruhan jumlah subjek uji coba prototipe rancangan pembelajaran
adalah 15 peserta didik.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan Prototipe Rancangan
Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian
Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk kelas III SD.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan, terhitung dari bulan Juli
2016 sampai Maret 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan prototipe rancangan
pembelajaran Matematika ini, menggunakan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298). Dari
sepuluh langkah penelitian dan pengembangan, peneliti memodifikasi menjadi
enam langkah. Hal ini dikarenakan enam tahap tersebut sudah mencakup
keseluruhan tahap dalam mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran.
Selain itu, adanya keterbatasan waktu dan biaya juga menjadi alasan peneliti
melakukan modifikasi langkah pengembangan Borg dan Gall. Keenam langkah
tersebut yaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain
produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk.
Bagan pengembangan prototipe rancangan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui
Media Komik untuk Kelas III SD
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian
Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD
Langkah 1
Potensi dan
Masalah
- Potensi: (1) Pelajaran Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat diajarkan di kelas III SD dan menjadi
salah satu materi wajib Ujian Nasional (UN), (2) Dalam
Kurikulum 2013 matematika tentang perkalian dan pembagian
bilangan bulat terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan diintegrasikan
dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan SBdP, (3) Peserta didik
menyukai Matematika dan 81,5% atau 22 menginginkan
pembelajaran dengan media komik
- Masalah: (1) 77,8% atau 21 peserta didik kesulitan belajar
perkalian bilangan bulat dan 74,1% atau 20 peserta didik
kesulitan belajar pembagian bilangan bulat (2) Di SD penelitian
belum pernah menggunakan komik sebagai media belajar
Langkah 2
Pengumpulan Data - Wawancara tidak terstruktur
- Pembagian lembar kuesioner pra penelitian
Tahap 3
Desain Produk
- Mengkaji KD dan mengembangkan indikator mengenai perkalian
dan pembagian bilangan bulat serta pelajaran yang terintergrasi
pada Kurikulum 2013 tema 3 subtema 3
- Menyusun silabus dan RPP pembelajaran 1, 3 dan 5
- Membuat tokoh komik dan sketsa gambar serta dialog percakapan
- Konsultasi dan revisi
- Perbaikan sketsa gambar dan dialog
- Pembuatan kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, keterangan
symbol, kepustakaan dan tentang penulis
Tahap 4
Validasi Desain - Prototipe rancangan pembelajaran komik Matematika divalidasi
oleh 3 validator. Validator 1 adalah dosen ahli Matematika,
validator 2 adalah dosen ahli seni dan validator 3 adalah guru kelas
III SD
Tahap 5
Revisi Desain
- Perbaikan prototipe rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
saran dan kritik oleh validator
Tahap 6
Uji Coba Produk
- Uji Coba Produk pada peserta didik kelas III Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal yaitu potensi dan masalah.
Terdapat tiga potensi yang dapat peneliti kaji. Pertama, peneliti menemukan
bahwa pelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat
diajarkan di kelas III SD. Kedua, peneliti menemukan bahwa dalam
Kurikulum 2013, Matematika tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat
terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan diintegrasikan dengan pelajaran Bahasa
Indonesia dan SBdP. Ketiga, peserta didik menyukai matematika dan sebesar
81,5% atau 21 peserta didik dari jumlah total 27, menginginkan pembelajaran
menggunakan media komik. Maka, dapat disimpulkan bahwa komik sangat
relevan untuk dijadikan penelitian dan pengembangan media belajar. Masalah
peneliti temukan dari wawancara guru dan kuesioner yang telah diisi peserta
didik. Guru mengatakan bahwa peserta didik masih kesulitan belajar perkalian
dan pembagian. Guru juga menyatakan belum pernah menggunakan komik
sebagai media pembelajaran.
Hasil penyebarkan kuesioner pra penelitian berupa analisis kebutuhan
peserta didik di SD Negeri Tegalrejo 2 kelas III SD juga menyebutkan data
yang sama yaitu 77,8% atau 21 peserta didik kesulitan belajar perkalian dan
74,1% atau 20 peserta didik kesulitan belajar pembagian. Data analisis
kebutuhan ini diperoleh dari penyebaran lembar kuesioner pada peserta didik
kelas III SD guna mengetahui apakah peserta didik membutuhkan komik
sebagai media belajar Matematika pada materi perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
bilangan bulat. Hasilnya, 81,5% peserta didik menginginkan komik
Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Hal ini mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat
prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat melalui media komik dengan tujuan agar peserta
didik mudah memahami mengenai konsep perkalian sebagai penjumlahan
berulang dan konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Oleh karena
itu, Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian
dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD ini,
disusun dan dikembangkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dapat
membantu proses belajar dan pemahaman peserta didik terhadap materi
perkalian dan pembagian bilangan bulat.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara
tidak terstruktur pada empat guru kelas III di SD N Tegalrejo 2, SD Kanisius
Kotabaru, SD Sarikarya dan SD Kintelan serta penyebaran kuesioner pra
penelitian untuk peserta didik kelas III SD. Wawancara tidak terstruktur pada
guru dilakukan dengan menanyakan materi yang masih menjadi kesulitan
belajar peserta didik, media yang digunakan guru untuk mengajar dan jumlah
peserta didik yang nilainya telah memenuhi KKM. Hasil wawancara pada
empat guru tersebut menyebutkan bahwa materi yang masih menjadi kesulitan
belajar peserta didik adalah perkalian dan pembagian. Guru menambahkan
bahwa dalam kegiatan mengajar, guru jarang menggunakan media konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kecuali untuk beberapa materi seperti pengenalan bangun datar. Kemudian
peneliti fokus pada salah satu pernyataan guru kelas III di SD N Tegalrejo 2,
bahwa hanya 5 peserta didik yang nilainya mencapai KKM dan sisanya masih
di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran matematika adalah 65.
Lembar kuesioner pra penelitian dibagikan kepada 27 peserta didik
kelas III SD N Tegalrejo 2. Lembar kuesioner analisis kebutuhan berisi 24
pernyataan yang berkaitan dengan kesulitan dan minat belajar Matematika
menggunakan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa
komik. Lembar kuesioner ini dapat digunakan sebagai data peserta didik yang
menginginkan adanya pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui
media komik sebagai media belajar, sehingga prototipe yang dihasilkan dapat
membantu pemahaman peserta didik terhadap materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat. Dari hasil pengumpulan data pada lembar
kuesioner dapat diketahui bahwa: (1) 96,3% atau 26 peserta didik menyukai
pelajaran Matematika, (2) 77,8% atau 21 peserta didik kesulitan belajar
perkalian dan 74,1% atau 20 peserta didik kesulitan belajar pembagian dan (3)
81.5% peserta didik menginginkan komik Matematika materi perkalian dan
pembagian bilangan bulat.
3. Desain Produk
Pada tahap desain prototipe ini, peneliti menyusun dan merancang
prototipe rancangan pembelajaran Matematika ini, komik sebagai media
pembelajaran guna membantu peserta didik dalam mempelajari perkalian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pembagian bilangan bulat. Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah
mengkaji materi perkalian dan pembagian bilangan bulat yang disesuaikan
dengan KI dan KD pada Kurikulum 2013 dan mengembangkan indikator yang
terbagi menjadi tiga bagian komik. Tiga bagian komik tersebut,
dikembangkan sesuai dengan 3 pembelajaran yaitu pembelajaran 1, 3 dan 5
pada tema 3 perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim. Kedua, peneliti
menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pembelajaran 1, 3 dan 5 yang sudah disesuaikan dengan model pembelajaran
tematik pada Kurikulum 2013. RPP yang disusun mengkolaborasikan dua
mata pelajaran, yaitu pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Langkah ketiga, peneliti mulai membuat tokoh komik yaitu seorang
ayah yang bekerja menjadi guru Sekolah Dasar dan peserta didik
perempuannya yang duduk di kelas III SD. Dilanjutkan dengan sketsa gambar
dan penambahan dialog yang berisi tentang tiga bagian yaitu bagian pertama
adalah komik berjudul “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim Tropis”,
melalui ilustrasi tentang musim pada iklim tropis, peserta didik kemudian
diajak mengetahui periode setiap musim dan kemudian masuk ke materi
bilangan bulat. Bagian kedua adalah komik berjudul “Belajar Konsep
Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” yang di dalamnya menceritakan
tentang musim pada iklim subtropis beserta periodenya, kemudian peserta
didik diajak untuk mendalami konsep perkalian melalui periode musim.
Bagian ketiga adalah komik berjudul “Belajar Konsep Pembagian melalui
Tingkah Laku Hewan”, menceritakan tentang perilaku hewan yang peka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
terhadap perubahan cuaca, kemudian materi pembagian disampaikan dengan
ilustrasi menangkap kodok dan membaginya kedua tempat dengan sama
banyak. Cerita dalam komik sudah disesuaikan dengan materi pembelajaran
tematik setiap pembelajaran.
Setelah sketsa gambar dan dialog jadi, peneliti membuat kata
pengantar guna mengetahui tujuan dibuatnya prototipe rancangan
pembelajaran tematik Matematika ini, menyusun daftar isi, pendahuluan guna
menjelaskan isi komik dan pokok bahasan komik, menambahkan daftar
kepustakaan yang digunakan dalam menyusun prototipe ini dan tentang
penulis. Desain prototipe terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi,
pendahuluan, simbol, pengenalan tokoh, bagian isi terbagi menjadi tiga yaitu
bagian 1 berupa teori yang mendukung pembelajaran Matematika dan Bahasa
Indonesia, bagian 2 terdiri dari Komik pembelajaran 1 “Belajar Bilangan
Bulat melalui Periode Iklim Tropis”, Komik pembelajaran 2 “Belajar Konsep
Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” dan Komik pembelajaran 3
“Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”, dan bagian 3
terdiri dari contoh RPP pembelajaran 3 dilanjutkan daftar pustaka dan biografi
penulis.
4. Validasi Produk
Prototipe Rancangan Pembelajaran divalidasi oleh dua dosen dan 1
guru, dosen pertama adalah dosen ahli Matematika, dosen 2 adalah dosen ahli
seni dan ketiga adalah guru kelas III SD. Validasi prototipe ini dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran terhadap pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika melalui media komik.
Saran dan kritik ini digunakan untuk memperbaiki prototipe rancangan
pembelajaran juga dapat digunakan oleh peneliti untuk menemukan kelebihan
dan kekurangan sebagai prototipe rancangan pembelajaran.
5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan peneliti setelah divalidasi oleh tiga validator
yaitu dosen ahli Matematika, dosen ahli seni dan guru kelas III SD. Revisi
desain ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari prototipe rancangan
pembelajaran sehingga komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran
Matematika yang bermanfaat.
6. Uji Coba Prototipe
Uji coba Prototipe dilakukan pada subjek penelitian yaitu peserta didik
kelas III di SD N Tegalrejo 2 dengan mengujicobakan satu prototipe
rancangan pembelajaran yaitu prototipe rancangan pembelajaran RPP
pembelajaran 3 dengan media komik “Belajar Konsep Perkalian melalui
Periode Iklim Subtropis”. Uji coba prototipe rancangan pembelajaran
dilakukan satu kali karena keterbatasan waktu dalam melakukan uji coba. Uji
coba produk ini, dilakukan guna memenuhi kebutuhan peserta didik akan
pembelajaran Matematika terkhusus pada materi yang masih dirasa sukar
untuk dipelajari yaitu materi perkalian bilangan bulat. Uji coba produk ini,
juga dilakukan sebagai uji kelayakan terhadap meningkatnya pemahaman
peserta didik tentang konsep perkalian dan pembagian yang dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
melalui hasil lembar kerja dan refleksi peserta didik setelah kegiatan
pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam
penelitian karena teknik pengumpulan data ini merupakan strategi atau cara
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan
seperti bahan-bahan, keterangan, kenyataan dan informasi yang dapat
dipercaya (Widoyoko, 2015: 33).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada tiga macam yaitu
wawancara tidak terstruktur, angket berupa kuesioner pra penelitian dan
penilaian diri berupa refleksi dan terakhir adalah tes.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara
lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang
yang terinterviu (interviewee) dengan tujuan memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti (Widoyoko, 2015: 40). Wawancara merupakan
cara pengumpulan data yang langsung dari sumbernya tentang berbagai
gejala sosial, baik yang terpendam (latent) maupun tampak. Wawancara
merupakan alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat,
keyakinan, perasaan, motivasi, serta proyeksi seseorang terhadap masa
depannya. Wawancara digunakan bila jumlah responden relatif sedikit.
Wawancara dalam penelitian ini adalah jenis wawancara tidak
terstruktur (Unstructured Interview). Wawancara tidak terstruktur atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
terbuka merupakan wawancara bebas, yaitu pewawancara tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Widoyoko, 2015: 44).
2. Angket
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk memberikan respon sesuai dengan
permintaan penggunanya (Widoyoko, 2015: 33). Angket atau kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur atau apa yang bisa diharapkan
dari responden.
Jenis angket menurut Widoyoko (2015: 36) dibagi menjadi dua
yaitu: (1) jenis angket dipandang dari cara menjawab yaitu angket terbuka
dan angket tertutup. Angket terbuka merupakan angket yang bisa dijawab
secara bebas oleh reponden sedangkan angket tertutup merupakan angket
yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah
ditentukan sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban. (2) Jenis
angket dipandang dari jawaban yang diberikan yaitu: angket langsung dan
tidak langsung. Angket langsung adalah angket dimana responden
memberi respon tentang keadaan dirinya sendiri sedangkan angket tidak
langsung adalah responden memberi respon tentang keadaan orang lain.
Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner jenis angket
tertutup dan angket langsung. Angket tertutup ini berupa kuesioner pra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
penelitian yang digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta
didik dan keinginan terhadap dikembangkannya media belajar berupa
komik. Angket langsung berupa refleksi yang diisi oleh peserta didik
setelah pembelajaran menggunakan komik selesai.
3. Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek yang dapat
berupa keterampilan, pengetahuan, bakat dan minat perindividu maupun
kelompok (Widoyoko, 2015: 50). Fokus pengukuran tes pada penelitian
ini adalah tes prestasi. Tes prestasi merupakan tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian maupun kompetensi seseorang setelah mempelajari
sesuatu. Tes prestasi pada penelitian ini mengacu pada penguasaan materi
perkalian bilangan bulat yang telah dipelajari menggunakan RPP dan
komik pembelajaran 3. Tes pada penelitian ini dapat dilihat pada Lembar
Kerja Peserta Didik 2 yang berisi 5 soal perkalian bilangan bulat.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan
pengukuran (Widoyoko, 2015: 51). Berikut instrumen penelitian yang digunakan
pada penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
1. Instrumen Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur
yang bersumber pada guru kelas kelas III SD N Tegalrejo 2. Wawancara
ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada mata
pelajaran Matematika dan pengalaman penggunaan komik sebagai media
pembelajaran pada pelajaran Matematika. Berikut tabel wawancara tidak
terstruktur pada penelitian ini:
Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur
No. Pertanyaan
1. Apakah terdapat materi pada pelajaran Matematika yang masih sulit dipahami
oleh peserta didik?
2. Berapa jumlah peserta didik yang mencapai dan tidak mencapai KKM ?
3. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika?
4. Apakah guru menggunakan media saat mengajarkan matematika?
5. Apakah saat mengajarkan materi perkalian dan pembagian dilakukan dengan
menggunakan media?
6. Apakah ibu pernah menggunakan komik sebagai media pembelajaran pada mata
pelajaran Matematika?
2. Instrumen Kuesioner Pra Penelitian
Peneliti membuat instrumen kuesioner pra penelitian untuk
mengetahui apakah peserta didik mengalami masalah dalam belajar
Matematika terkhusus materi perkalian dan pembagian bilangan bulat dan
apakah peserta didik menginginkan komik Matematika sebagai media
belajar. Terlebih dahulu, peneliti menyusun kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi
berdasarkan tiga aspek, yaitu (1) Perkalian dan pembagian bilangan bulat,
(2) Minat dan (3) Komik. Pernyataan yang diberikan oleh peneliti disusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
secara umum untuk mengetahui jawaban peserta didik mengenai kisi-kisi
yang telah dibuat. Berikut tabel kisi-kisi kuesioner pra penelitian:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pra Penelitian
No Aspek Indikator Nomer dan Pernyataan
1. Perkalian
dan
pembagi-
an
bilangan
bulat
Perkalian dan
pembagian
bilangan bulat
1. Saya menyukai pelajaran Matematika
2. Saya mengalami kesulitan padamata pelajaran Matematika
3. Saya mengalami kesulitan untuk menentukan perkalian
bilangan bulat
4. Saya mengalami kesulitan untuk menentukan pembagian
bilangan bulat
5. Saya mendapat nilai di atas KKM pada materi perkalian
bilangan bulat
6. Saya mendapat nilai di atas KKM pada materi pembagian
bilangan bulat
2 Minat a. Senang: tidak
mengeluh
atau
bersemangat
saat
mengerjakan
tugas
b. Perhatian:
menyimak
atau
memperhati-
kan
penjelasan
7. Saya mengeluh saat mengerjakan soal tentang perkalian
dan pembagian bilangan bulat
8. Saya bersemangat mengerjakan soal tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
9. Saya menyimak penjelasan guru tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
10. Saya memperhatikan saat guru menjelaskan mengenai
perkalian dan pembagian bilangan bulat
11. Saya ingin mempelajari perkalian dan pembagian bilangan
bulat dengan sungguh-sungguh
12. Saya memiliki inisiatif untuk belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat
13. Tidak ada pemaksaan bagi saya untuk belajar perkalian
dan pembagian bilangan bulat
14. Saya tertarik untuk belajar perkalian dan pembagian
bilangan bulat
15. Saya terdorong untuk mempelajari soal-soal perkalian dan
pembagian bilangan bulat
16. Saya merasa senang mengerjakan soal perkalian dan
pembagian bilangan bulat
17. Saya saya memiliki kesadaran untuk mengerjakan soal-
soal tentang perkalian dan pembagian untuk menambah
pemahaman.
3 Komik a. Cerita: berisi
alur cerita
yang
membantu
pembaca
untuk
memahami isi
cerita
b. Gambar:
mewakili isi
cerita
18. Saya menyukai buku bergambar/komik
19. Buku bergambar/komik membuat saya tertarik untuk
membaca
20. Saya lebih senang belajar dengan banyak gambar
21. Saya lebih senang belajar dengan banyak tulisan
22. Saya menginginkan adanya cerita tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
23. Saya menginginkan adanya gambar tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
24. Saya menginginkan adanya buku cerita bergambar yaitu
komik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Setelah menentukan aspek dan kisi-kisi kuesioner pra penelitian
yang akan dijawab oleh peserta didik, kemudian peneliti mengembangkan
24 pernyataan dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak” sehingga menjadi
kuesioner pra penelitian yang mudah dipahami dan diisi oleh peserta
didik.
3. Instrumen Refleksi
Peneliti menyusun refleksi untuk peserta didik. Refleksi ini diisi
oleh peserta didik kelas III setelah belajar menggunakan prototipe
rancangan pembelajaran tematik matematika melalui media komik materi
perkalian bilangan bulat. Penyususunan refleksi dibuat berdasarkan kisi-
kisi. Kisi-kisi ini disusun berdasar pada tiga aspek yang terdapat pada
instrumen kuesioner pra penelitian yang dibatasi pada penggunaan
prototipe rancangan pembelajaran ke 3 yaitu (1) Perkalian bilangan bulat,
(2) Minat dan (3) Komik. Aspek tersebut mengacu pada tercapainya
tujuan pembelajaran yaitu pembelajaran Matematika mengenai perkalian
bilangan bulat menggunakan prototipe rancangan pembelajaran tematik
matematika melalui media komik. Refleksi dikembangkan menjadi
delapan pernyataan yang kemudian diberi pilihan jawaban “Ya” dan
“Tidak”. Berikut kisi-kisi refleksi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Refleksi
No Aspek Indikator Pernyataan
1. Perkalian dan
pembagian
bilangan bulat
Perkalian bilangan
bulat 1. Saya semakin tahu tentang konsep perkalian
2. Saya dapat mengerjakan soal perkalian
dengan baik
2 Minat a. Senang: tidak
mengeluh atau
bersemangat saat
mengerjakan
tugas
b. Perhatian:
menyimak atau
memperhatikan
penjelasan
3. Saya semakin semangat belajar matematika
4. Belajar dengan menggunakan komik
membuat saya semakin fokus belajar
6. Minat saya untuk rajin membaca buku dan
belajar semakin bertambah
8. Belajar menggunakan Komik Pintar
Matematika menjadi semakin menarik dan
menyenangkan
3 Komik a. Cerita: berisi alur
cerita yang
membantu
pembaca untuk
memahami isi
cerita
b. Gambar:
mewakili isi
cerita
5. Belajar dengan menggunakan komik
membuat saya mudah memahami konsep
perkalian
7. Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui
Periode Iklim Subtropis” sangat membantu
kegiatan belajar
4. Instrumen Soal Tes
Instrumen soal tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes
latihan pada RPP pembelajaran 3 mengenai perkalian bilangan bulat. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan komik sebagai media dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik yang dilihat dari peningkatan nilai. Tes pada Lembar kerja
peserta didik ini berisikan 5 soal Matematika yang terkait dengan operasi
hitung perkalian bilangan bulat. Tes berupa lembar kerja peserta didik
yang digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman peserta
didik tentang konsep perkalian. Berikut kisi-kisi soal tes:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes
KD Indikator Materi Bentuk Soal Nomer
Soal
4.2Merumuskan dengan
kalimat sendiri,
membuat model
matematika, dan
memilih strategi
yang efektif dalam
memecahkan
masalah nyata sehari-
hari yang berkaitan
dengan penjumlahan,
pengurangan,
perkalian, pembagian
bilangan bulat,
waktu, panjang, berat
benda, dan uang,
serta memeriksa
kebenaran jawabnya.
4.2.8Menuliskan
operasi hitung
perkalian
sebagai
penjumlahan
berulang
Perkalian
bilangan
bulat
Tes Uraian
Terbatas
1, 2, 3, 4
dan 5
5. Instrumen Validasi Produk
Instrumen validasi produk disusun peneliti untuk digunakan oleh
dosen (validator) untuk menilai kualitas prototipe rancangan
pembelajaran komik Matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan bulat. Instrumen validasi produk dikembangkan berdasar empat
aspek yaitu (1) Sistematika penyajian buku, (2) Isi prototipe, (3) Bahasa
dan (4) Pemilihan media dan sumber pembelajaran. Keempat aspek
tersebut, kemudian dikembangkan menjadi dua puluh pernyataan yang
akan dinilai dengan cara mencentang nilai/skor pada kolom skor dan
memberikan kritik dan saran pada kolom saran. Skala penilaian ini
menggunakan jenis skala likert. Skala likert adalah prinsip menentukan
lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif (Widoyoko,
2015: 104). Skala likert yang digunakan yaitu respon skala empat, yaitu
kriteria penilaian ada empat yaitu: 4 = sangat Baik; 3 = baik; 2 = tidak
baik; dan 1 = sangat tidak baik. Berikut kisi-kisi instrumen validasi
produk untuk validator:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Produk oleh Validator
No. Komponen
yang Dinilai
Pernyataan
1 Sistematika
Penyajian Buku
1. Judul komik sesuai dengan isi dari prototipe yang
dikembangkan
2. Kata pengantar dalam prototipe menjelaskan tentang tujuan
dan manfaat komik
3. Pendahuluan menjelaskan tentang isi prototipe
4. Daftar isi menunjukkan informasi yang ada dalam prototipe
yang dikembangkan
5. Isi prototipe memuat:
Bagian 1 berisi RPP yang sesuai dengan Tema 3 Subtema
3pembelajaran 1 dan komik berjudul “Belajar Bilangan Bulat
melalui Periode Iklim Tropis”
6. Isi prototipe memuat:
Bagian 2 berisi RPP yang sesuai dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 3 dan komik berjudul “Belajar konsep Perkalian
melalui Periode Iklim Subtropis”
7. Isi prototipe memuat:
Bagian 3 berisi RPP yang sesuai dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 5 dan komik berjudul “Belajar Konsep
Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”
8. Kepustakaan sesuai dengan sumber yang digunakan sebagai
referensi dalam prototipe
9. Gambar dan dialog sesuai dengan komik yang dikembangkan
2 Isi Prototipe 1. Bagian 1 berisi tentang RPP dan komik “Belajar Bilangan
Bulat melalui Periode Iklim Tropis” yang sesuai dengan
Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 1
2. Bagian 2 berisi tentang RPP dan komik “Belajar Konsep
Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” yang sesuai
dengan Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan
Musim, Pembelajaran 3
3. Bagian 3 berisi tentang RPP dan komik “Belajar Konsep
Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” yang sesuai
dengan Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3 Perubahan
Musim, Pembelajaran 5
4. Materi pembelajaran dan komik tentang bilangan bulat jelas
dan mudah dipahami
5. Materi pembelajaran dan komik tentang perkalian jelas dan
mudah dipahami
6. Materi pembelajaran dan komik tentang pembagian jelas dan
mudah dipahami
3 Bahasa 1. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar
2. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru maupun peserta
didik
4 Pemilihan
Media dan
Sumber
Pembelajaran
1. Kesesuaian media komik dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian media komik dengan materi pembelajaran
3. Komponen dalam pengembangan media komik lengkap (KI,
KD, Indikator, Tujuan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data
kualitatif dan analisis data kuantitatif.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang karakteristiknya berupa kata-kata
(Riduwan, 2002: 5). Data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara oleh
guru kelas III dan validasi produk oleh validator berupa saran dan
klasifikasi kelayakan prototipe. Hasil validasi produk oleh validator
berupa saran atau kritik yang telah diberikan oleh validator. Jumlah
pernyataan pada lembar validasi produk tersebut ada 20 item. Saran atau
kritik oleh validator akan dijadikan sebagai perbaikan prototipe dan
mengetahui kelayakan penggunaan prototipe pada subjek penelitian yaitu
peserta didik Sekolah Dasar kelas III.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka dan menggunakan
perhitungan dalam mengelolanya (Riduwan, 2002: 5). Data kuantitatif
didapatkan dari hasil kuesioner pra penelitian, hasil validasi oleh validator
berupa skor atau nilai, hasil lembar kerja peserta didik berupa hasil nilai
Lembar Kerja Peserta Didik dan hasil refleksi peserta didik berupa
persentase perkembangan pemahaman.
Skala nilai yang digunakan sebagai skor pada setiap pernyataan pada
lembar validasi menunjukkan tingkatan. Skala penilaian terhadap prototipe
rancangan pembelajaran tematik Matematika ini menggunakan skala likert.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skala likert adalah prinsip menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam
suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai
dengan sangat positif (Widoyoko, 2015: 104). Skala likert yang digunakan
yaitu respon skala empat, yaitu sangat baik = 4, baik = 3, tidak baik = 2,
sangat tidak baik = 1. Penggunaan respon skala empat mampu mengungkap
lebih maksimal perbedaan sikap setiap responden. Hal itu akan membuat
responden terhindar dari sikap netral, sehingga memaksa responden untuk
menilai fenomena sosial yang dinyatakan dalam instrumen (Widoyoko, 2012:
106). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menggunakan data
kualitatif menggunakan tabel konversi skala empat berdasar skala likert
(Widoyoko, 2012: 112). Tabel klasifikasi disusun berdasarkan aturan yang
sama dengan dasar jumlah responden, yaitu mencari skor tertinggi (nilai skor
paling tinggi) dan skor terendah (nilai skor paling kecil), jumlah kelas
(jumlah skor) dan jarak interval (selisih rentang skor).
Skor tertinggi = 4
Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4
Jarak interval = skor maksimal−skor minimal
jumlah kelas
= 4−1
4
= 0,75
Tabel 3.6 Tabel Klasifikasi Kelayakan Skor Skala Empat
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan
3.25 s/d 4 Sangat Baik
2.5 s/d 3.25 Baik
1.75 s/d 2.5 Cukup
1.0 s/d 1.75 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil dari perhitungan skor validasi yang dilakukan akan dicari rerata
skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif menjadi
data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang telah tertera pada tabel 3.6
klasifikasi kelayakan skor skala empat di atas.
Tabel 3.6 di atas, merupakan tabel yang digunakan untuk mengetahui
klasifikasi kelayakan berupa nilai. Terdapat empat baris kelas yang masing-
masing kelas mempunyai selisih 0.75 sebagai jarak interval antar kelas.
Kriteria layak dapat dilihat dari jumlah skor hasil penilaian dari validator. Jika
penilaian produk mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi
kelayakan sangat baik yaitu dengan nilai mulai dari 3.25 s/d 4 maka produk
tersebut dapat dikatakan layak untuk diuji coba karena telah memenuhi syarat
penilaian yang ada. Jika produk mendapat skor yang berada pada rentang skor
klasifikasi kelayakan baik yaitu 2.5 s/d 3.25 maka produk tersebut dapat
dikatakan layak untuk diujicobakan karena masih memenuhi syarat penilaian.
Jika produk mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi
kelayakan cukup yaitu 1.75 s/d 2.5 maka produk tersebut masih dapat
dikatakan layak untuk diujicobakan karena masih memenuhi syarat penilaian
namun perlu direvisi dan diperbaiki kekurangannya. Terakhir, jika produk
mendapat skor yang berada pada rentang skor klasifikasi kelayakan kurang
yaitu 1.0 s/d 1.75 maka produk tersebut tidak dapat dikatakan layak untuk
diujicobakan karena tidak memenuhi syarat penilaian dan harus direvisi dan
diperbaiki kekurangannya agar layak diujicobakan. Jika produk telah dinilai
layak oleh validator, maka langkah selanjutnya produk dapat diujicobakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dilihat kualitas dari produk tersebut berdasar refleksi atau nilai belajar peserta
didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai hasil penelitian tentang: (1)
langkah-langkah pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik
Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik
untuk kelas III SD, (2) deskripsi kualitas pengembangan pengembangan prototipe
rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian
bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III SD, dan pembahasan serta
kelebihan dan kekurangan. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai
berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media
Komik untuk Kelas III SD
Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika melalui media
komik disusun berdasarkan tahapan penelitian dan pengembangan oleh Borg
dan Gall. Dari 10 langkah penelitian dan pengembangan, peneliti
memodifikasi menjadi 6 langkah. Langkah-langkah yang peneliti gunakan
adalah sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
Potensi yang peneliti soroti adalah berdasar pada tiga alasan berikut.
Pertama, peneliti menemukan bahwa pelajaran Matematika materi perkalian
dan pembagian bilangan bulat diajarkan di kelas III SD dan menjadi salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
materi wajib Ujian Nasional (UN). Kedua, peneliti menemukan bahwa dalam
Kurikulum 2013 Matematika tentang perkalian dan pembagian bilangan bulat
terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan diintegrasikan dengan pelajaran Bahasa
Indonesia dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Ketiga, peserta didik
menyukai Matematika dan 81,5% atau 22 menginginkan pembelajaran dengan
media komik.
Masalah peneliti dapatkan dari hasil wawancara tidak terstruktur pada
guru dan hasil kuesioner pra penelitian yang telah diisi peserta didik. Hasil
wawancara oleh guru menyatakan bahwa belum semua peserta didik paham
tentang materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru, diketahui 5 peserta didik berhasil mendapatkan nilai
tuntas diatas KKM dan 22 peserta didik masih mendapat nilai dibawah KKM.
Guru juga menyatakan bahwa saat pembelajaran Matematika belum pernah
menggunakan media terutama pada materi perkalian dan pembagian bilangan
bulat.
Hasil data dari penyebaran kuesioner pra penelitian guna analisis
kebutuhan peserta didik di SD N Tegalrejo 2 setelah diolah, peneliti mendapat
data bahwa dari 27 peserta didik, materi perkalian dan pembagian masih
menjadi kesulitan belajar, yaitu 77,8% atau 21 peserta didik menyatakan
kesulitan belajar perkalian bilangan bulat dan 74,1% atau 20 peserta didik
menyatakan kesulitan belajar pembagian bilangan bulat. Hal ini mendorong
peneliti sebagai calon guru SD untuk membuat dan mengembangkan komik
sebagai media pembelajaran khususnya materi perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
bilangan bulat dengan tujuan menambah pemahaman perserta didik tentang
konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat.
b. Pengumpulan Data
Peneliti mendapatkan data dari hasil penyebaran angket berupa
kuesioner pra penelitian yang telah diisi oleh 27 peserta didik di SD N
Tegalrejo 2 pada tanggal 3 Oktober 2016. Dari hasil rekapitulasi 24
pernyataan pada kuesioner pra penelitian yang telah diisi oleh peserta didik,
peneliti memilih 5 pernyataan yang dapat menjadi data dan acuan peneliti
untuk mengetahui kesulitan belajar dan minat dari peserta didik kemudian
mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika
sebagai solusi. Rekapitulasi keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5.
Berikut hasil data kuesioner pra penelitian untuk peserta didik yang disajikan
dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tabel Rekapitulasi Kuesioner Pra Penelitian untuk
Peserta Didik
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1 Peserta didik yang mengalami kesulitan
pada mata pelajaran Matematika 17 (63%) 10 (37%)
2 Peserta didik yang mengalami kesulitan
untuk menentukan perkalian bilangan bulat 21 (77,8%) 6 (22,2%)
3
Peserta didik yang mengalami kesulitan
untuk menentukan pembagian bilangan
bulat
20 (74,1%) 7 (25,9%)
4 Peserta didik yang tertarik untuk belajar
perkalian dan pembagian bilangan bulat 24 (88,9%) 3 (11,1%)
5 Peserta didik yang menginginkan adanya
buku cerita bergambar yaitu komik 22 (81,5%) 5 (18,5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
c. Desain Produk
Desain produk diawali dengan mengkaji materi perkalian dan
pembagian pada pelajaran Matematika sesuai dengan KD untuk kelas III SD
di Kurikulum 2013 yaitu tema: 3. Perubahan di Alam, sub tema: 3. Perubahan
Musim, pembelajaran: 1, 3 dan 5. Pengkajian materi yang berdasarkan pada
Kurikulum 2013 dilakukan agar media pembelajaran dapat menyesuaikan
dengan proses pembelajaran di sekolah dengan kurikulum yang sedang
diterapkan dan dapat digunakan oleh peserta didik kelas III SD, guru atau pun
Sekolah Dasar yang membutuhkan. Kemudian, setelah menyesuaikan KD
dengan isi pembelajaran, peneliti membagi materi komik menjadi tiga bagian
berdasarkan konsep pembelajaran pada RPP yaitu bagian pertama tentang
bilangan bulat, bagian kedua tentang perkalian dan bagian tiga tentang
pembagian. Langkah berikutnya, peneliti menyiapkan RPP untuk
pembelajaran 1, 3 dan 5, kemudian membuat sketsa komik sebagai media
pembelajaran pada setiap RPP. Sketsa dan hasil isi komik merupakan karya
tangan peneliti. Sehingga keseluruhan prototipe mulai dari sketsa, pewarnaan
dan luaran produk merupakan hasil karya peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Gambar 4.1 Sketsa Awal Cover Komik Bagian 1 (Kiri), Bagian 2
(Tengah) dan Bagian 3 (Kanan)
Prototipe rancangan pembelajaran Matematika ini, memiliki cover
yang disesuai dengan topik pembelajaran kolaboratif Matematika dengan
Bahasa Indonesia yaitu gambar musim pada iklim tropis yaitu musim kemarau
dan musim hujan, dan musim pada iklim subtropis yaitu musim semi, musim
panas, musim gugur dan musim dingin yang terjadi dunia. Cover ini diberi
warna cerah yang sesuai dengan karakteristik setiap musim. Kemudian, buku
diberi kata pengantar, daftar isi, pendahuluan yang menjelaskan isi prototipe,
glosarium, pengenalan tokoh. Kemudian bagian isi dibagi menjadi 3 bagian:
bagian 1 berupa teori, bagian 2 berupa komik pembelajaran 1, 3 dan 5 dan
bagian 3 berupa contoh RPP pembelajaran 3, disertai daftar pustaka dan yang
terakhir adalah biografi penulis.
Bagian 1 pada komik terdiri dari komik untuk pembelajaran 1, 3 dan 5.
Komik untuk pembelajaran 1 berjudul “Belajar Bilangan Bulat melalui
Periode Iklim Tropis” yang menceritakan tentang seorang ayah dan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
perempuan yang sedang membicarakan tentang perubahan cuaca akibat
adanya perubahan musim pada daerah beriklim tropis. Kemudian, mereka
menghitung periode terjadinya setiap musim lalu dikaitkan dengan
pengenalan bilangan bulat. Komik untuk pembelajaran 3 berjudul “Belajar
Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” yang menceritakan
tentang seorang anak perempuan yang sedang belajar tentang iklim subtropis.
Kemudian ayah membantunya dengan memberikan informasi terkait iklim
subtropis lalu dilanjutkan dengan belajar menghitung periode empat musim
dalam setahun melalui konsep perkalian. Komik untuk pembelajaran 5
berjudul “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” yang
menceritakan tentang seorang anak perempuan yang bercerita tentang
pengalamannya belajar tentang tingkah laku hewan yang peka terhadap
perubahan cuaca. Kemudian, peserta didik perempuan tersebut mengajak
ayahnya untuk menangkap kodok dan membaginya sama banyak melalui
konsep pembagian. Berikut adalah gambar pada setiap komik:
Gambar 4.2 Gambar Cover (Kiri) dan Pengenalan Tokoh (Kanan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Gambar 4.3 Gambar Komik “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim
Tropis”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.4 Gambar Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis”
Gambar 4.5 Gambar Komik “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku
Hewan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
d. Validasi Prototipe
Validasi dilakukan oleh 3 validator, yaitu oleh dosen ahli Matematika,
dosen ahli Seni Rupa dan guru kelas III SD. Berikut ini merupakan hasil
rekapitulasi oleh ketiga validator berupa skor nilai dan saran.
Tabel 4.2 Hasil Validasi Prototipe Berupa Skor Nilai
No. Item yang Dinilai Skor nilai 1-4
Validator 1 Validator 2 Validator 3
1 Sistematika
Penyajian Buku
Judul komik sesuai dengan isi
dari prototipe yang
dikembangkan
4 3 4
Kata pengantar dalam prototipe
menjelaskan tentang tujuan dan
manfaat komik
3 3 4
Pendahuluan menjelaskan
tentang isi prototipe
4 3 4
Daftar isi menunjukkan
informasi yang ada dalam
prototipe yang dikembangkan
4 4 3
Isi prototipe memuat:
Bagian 1 berisi RPP yang sesuai
dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 1 dan komik
berjudul “Belajar Bilangan
Bulat melalui Periode Iklim
Tropis”
4 4 3
Isi prototipe memuat:
Bagian 2 berisi RPP yang sesuai
dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 3 dan komik
berjudul “Belajar konsep
Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis”
4 4 4
Isi prototipe memuat:
Bagian 3 berisi RPP yang sesuai
dengan Tema 3 Subtema 3
pembelajaran 5 dan komik
berjudul “Belajar Konsep
Pembagian melalui Tingkah
Laku Hewan”
4 4 4
Kepustakaan sesuai dengan
sumber yang digunakan sebagai
referensi dalam prototipe
3 3 3
Gambar dan dialog sesuai
dengan komik yang
dikembangkan
3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2 Isi Prototipe Bagian 1 berisi tentang RPP dan
komik “Belajar Bilangan Bulat
melalui Periode Iklim Tropis”
yang sesuai dengan Tema 3
Perubahan di Alam, Subtema 3
Perubahan Musim,
Pembelajaran 1
4 4 4
Bagian 2 berisi tentang RPP dan
komik “Belajar Konsep
Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis” yang sesuai dengan
Tema 3 Perubahan di Alam,
Subtema 3 Perubahan Musim,
Pembelajaran 3
4 4 4
Bagian 3 berisi tentang RPP dan
komik “Belajar Konsep
Pembagian melalui Tingkah
Laku Hewan” yang sesuai
dengan Tema 3 Perubahan di
Alam, Subtema 3 Perubahan
Musim, Pembelajaran 5
4 4 4
Materi pembelajaran dan komik
tentang bilangan bulat jelas dan
mudah dipahami
3 4 3
Materi pembelajaran dan komik
tentang perkalian jelas dan
mudah dipahami
3 4 3
Materi pembelajaran dan komik
tentang pembagian jelas dan
mudah dipahami
3 4 4
3 Bahasa Bahasa sesuai dengan kaidah
penulisan yang baik dan benar
3 4 3
Susunan kalimat dapat dipahami
oleh guru maupun peserta didik
3 4 3
4 Pemilihan
Media dan
sumber
Pembelajaran
Kesesuaian media komik
dengan tujuan pembelajaran
4 4 3
Kesesuaian media komik
dengan materi pembelajaran
4 4 4
Komponen dalam
pengembangan media komik
lengkap (KI, KD, Indikator,
Tujuan)
4 4 4
TOTAL SKOR 72 76 72
NILAI 3.6 3.8 3.6
RATA-RATA NILAI (𝟑. 𝟔 + 𝟑. 𝟖 + 𝟑. 𝟔)
𝟑=
𝟏𝟏
𝟑= 𝟑. 𝟕
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 4.3 Saran Validator mengenai Prototipe
No. Validator Saran
1 Validator 1
1. Bagian pengenalan tokoh, keterangan tokoh jangan
menggunakan shape untuk percakapan.
2. Bagian lembar kerja peserta didik 2 di pembelajaran
1ditambahkan kata kumpulan
3. Bagian komik bilangan bulat, kata angka diganti bilangan
4. Page layout pada RPP diperbaiki
5. Menuliskan symbol perkalian jangan menggunakan huruf
“x” tapi pakai simbol
2 Validator 2
1. Perhatikan pemenggalan kata
2. Perbaiki page layout
3. Cover tidak perlu diberi outline tebal
4. Font Times New Roman diganti menjadi Comic Sans Mc
5. Pada judul komik, warna judul pilih satu warna saja
6. Pada komik bilangan bulat hal 25, perlu diberikan warna
yang beda pada kolom bulan
7. Komik diberi halaman sendiri
3 Validator 3 1. Prototipe sudah sesuai dengan materi
Hasil validasi oleh ketiga validator jika dilihat dari klasifikasi
kelayakan pada tabel 3.6, diketahui bahwa prototipe yang dikembangkan
mendapatkan nilai yang termasuk dalam klasifikasi sangat baik yang rentang
skornya antara 3.25 s/d 4, yaitu nilai validator 1 adalah 3.6, validator 2 adalah
3.8 dan validator 3 adalah 3.6 kemudian di rata-rata mendapatkan hasil 3.7.
Nilai rata-rata 3.7 dalam tabel 3.6 klasifikasi kelayakan skor skala empat
termasuk ke dalam klasifikasi nilai sangat baik karena nilainya berada pada
kelas pertama dengan rentang skor 3.25 s/d 4 yang hampir mencapai nilai
maksimal atau tertinggi. Sehingga prototipe rancangan pembelajaran
dinyatakan sangat baik dan layak untuk diujicobakan di SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Terdapat beberapa saran dan komentar yang telah diberikan oleh
ketiga validator yaitu yang tertera pada tabel 4.2. saran dan komentar tersebut
peneliti gunakan sebagai revisi prototipe rancangan pembelajaran.
e. Revisi Produk
Peneliti melakukan revisi prototipe rancangan pembelajaran sesuai
dengan saran dari validator, yaitu seperti memperbaiki font yang digunakan
dalam dialog komik menggunakan Comic Sans Ms bukan Times New Roman,
perbaikan layout, perbaikan outline pada cover, penambahan halaman pada
komik. Berikut adalah gambar perubahan cover.
Gambar 4.6 Revisi Cover Komik
Perubahan cover dilakukan berdasar masukan dari validator yaitu
dikarenakan tulisan terlihat kaku dan kurang menarik. Selain itu, penggunaan
outline pada cover membuat gambar terlihat terlalu tegas. Sehingga, outline
pada cover dihilangkan dan judul menggunakan font Comic Sans Mc.
Bagian isi prototipe juga dilakukan perubahan, yaitu mengubah
bagian prototipe menjadi 3 bagian. Bagian 1 berisi teori, bagian 2 terdiri dari
komik pembelajaran 1, 3 dan 5, bagian 3 berisi contoh RPP pembelajaran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
f. Uji Coba Produk
Uji coba dilakukan pada tanggal 10 Februari 2017 di SD N Tegalrejo
2. Uji coba dilakukan satu kali dengan mengambil RPP pembelajaran 2 dan
Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis”. Uji coba
dilakukan satu kali karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak
sekolah. Uji coba diikuti oleh 15 peserta didik kelas III SD.
Sebelum melakukan uji coba, peneliti menyiapkan peralatan dan bahan
yang dibutuhkan untuk mendukung proses uji coba dalam kelas. Kemudian,
peneliti mempersiapkan peserta didik dengan meminta menyiapkan buku dan
alat tulis yang mendukung. Peneliti memberikan instruksi tentang
pembelajaran yaitu belajar konsep perkalian dengan menggunakan komik
“Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Musim Subtropis”. Kegiatan
berlangsung selama 2 jam pembelajaran (JP) yang masing-masing JP
berdurasi 35 menit. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB – 08.10 WIB.
Kegiatan inti dilakukan dengan mempelajari tentang iklim subtropis
dengan membaca cerita, kemudian dilanjutkan dengan belajar konsep
perkalian melalui prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika
berupa komik. Setelah itu, peserta didik diminta untuk mengerjakan 5 soal
dalam lembar kerja yang terkait dengan operasi hitung perkalian bilangan
bulat. Kegiatan ditutup dengan melakukan refleksi. Peserta didik mengisi
lembar refleksi dengan memberikan tanda centang pada jawaban “Ya” atau
“Tidak” berdasar pernyataan yang berkaitan dengan pembelajaran Matematika
materi perkalian menggunakan komik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Gambar 4.7 Kegiatan Uji coba di SD N Tegalrejo 2
2. Deskripsi Kualitas Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui
Media Komik untuk Kelas III SD
Deskripsi kualitas Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui
Media Komik untuk Kelas III SD, peneliti dapatkan setelah mengolah hasil
lembar kerja peserta didik berupa soal dan hasil refleksi yang dibagikan ke 15
peserta didik kelas III di SD N Tegalrejo 2. Soal tes yang terdiri dari 5 soal
uraian singkat dikerjakan oleh 15 peserta didik dan seluruhnya mendapat nilai
di atas KKM yaitu 8 peserta didik mendapat nilai 100 dan sisanya 7 peserta
didik mendapat nilai 80. Rekapitulasi nilai tes dapat dilihat di lampiran 7.
Pada hasil refleksi, dari 8 pernyataan yang diajukan untuk dijawab oleh
peserta didik, peneliti memilih 3 pernyataan untuk mendeskripsikan kualitas
komik setelah digunakan oleh peserta didik sebagai media belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rekapitulasi hasil refleksi dapat dilihat pada lampiran 10. Berikut merupakan
hasil rekapitulasi refleksi peserta didik.
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Refleksi Pembelajaran Menggunakan
Komik Matematika Belajar Konsep Perkalian melalui Iklim Subtropis
No. Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
1 Peserta didik yang menyatakan semakin tahu
tentang konsep perkalian 15 (100%) 0 (0%)
2 Peserta didik yang menyatakan semakin
semangat belajar matematika 15 (100%) 0 (0%)
3 Peserta didik yang menyatakan komik “Belajar
Konsep Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis” sangat membantu kegiatan belajar
14 (93%) 1 (7%)
Dari hasil rekapitulasi refleksi yang telah diisi oleh peserta didik
setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran komik Matematika, peneliti mendapatkan data bahwa: (1) 100%
peserta didik semakin tahu tentang konsep perkalian, (2) 100% peserta didik
menyatakan semakin semangat belajar Matematika, dan (3) 93% peserta didik
menyatakan komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis” sangat membantu kegiatan belajar. Berdasarkan data tersebut,
prototipe rancangan pembelajaran melalui media komik dapat membantu
peserta didik dalam belajar Matematika sehingga dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan meningkatkan semangat belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
B. Pembahasan
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika
Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk
Kelas III SD dikembangkan berdasar kesulitan peserta didik memahami konsep
perkalian dan pembagian bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika.
Prototipe rancangan pembelajaran tematik melalui media komik mendapat
nilai rata-rata 3.7 dari sekor maksimal 4 yang termasuk dalam kategori sangat
baik sehingga layak diujicobakan. Uji coba dilakukan satu kali dengan
mengambil RPP pembelajaran 3 dan Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui
Periode Iklim Subtropis” sebagai bahan uji coba. Dari hasil uji coba tersebut,
peneliti mendapatkan data bahwa 100% peserta didik semakin tahu tentang
konsep perkalian yang dapat dilihat dari hasil uji coba yang didapatkan dari
mengolah hasil lembar kerja oleh peserta didik juga menyatakan adanya
pemahaman konsep yang diperoleh dari data bahwa 15 peserta didik yang
mengikuti pembelajaran matematika menggunakan media komik mendapat nilai
maksimal di atas KKM, yaitu 8 peserta didik dari jumlah total 15 mendapat nilai
100 dan sisanya berjumlah 7 mendapat nilai 80 pada lembar kerja berupa soal.
Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran ini baik digunakan
sebagai media belajar karena pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
Matematika ini memperhatikan beberapa prinsip berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
1. Prototipe dikembangkan untuk pembelajaran tematik Matematika dan
Bahasa Indonesia
Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa komik
dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 dengan mengintegrasikan
pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Prototipe dikembangkan sesuai
dengan tema 3 perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim dan sesuai
dengan pembelajaran 1, 3 dan 5 yang terdapat materi perkalian dan pembagian
bilangan bulat. Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada setiap
peserta didik secara menyeluruh. Prototipe ini juga menggunakan pendekatan
scientific yang adalah pendekatan yang diterapkan pada pembelajaran dengan
maksud untuk memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam
mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
yaitu 5M: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan
mencipta.
Pelajaran Matematika ditekankan pada konsep belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat yang tertera dalam komik yang terbagi menjadi tiga
bagian yaitu bagian 1 membahas tentang bilangan bulat adalah sebagai
bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan dari bilangan positif), nol
dan bilangan positif. Bagian 2 membahas tentang konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang dan bagian 3 membahas tentang pembagian sebagai
pengurangan berulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan KD yaitu membahas
tentang perubahan musim. Perubahan musim adalah perubahan alami yang
terjadi akibat posisi kemiringan bumi dan revolusi bumi atau gerakan bumi
mengelilingi matahari. Cerita tentang teks bacaan perubahan musim telah
dimodifikasi agar dapat direlevankan dengan pembelajaran Matematika.
Sehingga komik bagian 1 menceritakan tentang perubahan musim pada iklim
tropis, komik bagian 2 menceritakan tentang perubahan musim pada iklim
subtropis dan komik bagian 3 menceritakan tentang tingkah laku hewan yang
peka terhadap cuaca.
2. Prototipe disusun berdasarkan kaidah penulisan komik
Prototipe melalui media komik, terdiri dari kolom gambar-gambar
yang diberi percakapan singkat untuk mempermudah memahami cerita.
gambar yang tertera dalam komik, dibuat berdasarkan masing-masing bagian
komik. Komik pembelajaran 1 menonjolkan gambar tentang perubahan
musim di iklim tropis yaitu meliputi dua musim, kemarau dan penghujan.
Komik pembelajaran 3 menonjolkan gambar tentang perubahan musim di
iklim subtropis yaitu meliputi empat musim, musim semi, panas, gugur dan
salju. Komik pembelajaran 5 menonjolkan gambar tentang tingkah laku
hewan yang peka terhadap cuaca.
Prototipe dikembangkan dengan mengikuti alur cerita yang di kaitkan
dengan pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Alur cerita dibutuhkan
untuk dapat menunjukkan jalan cerita agar lebih terlihat menarik. Komik
menggunakan tokoh seorang ayah yang bekerja menjadi guru SD dan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
perempuannya yang duduk di kelas III dan sedang belajar tentang perubahan
musim yang terintergrasi dengan materi perkalian dan pembagian bilangan
bulat.
Dengan merelevankan pembelajaran melalui media komik dapat
meningkatkan minat peserta didik untuk belajar. Karena dengan belajar
melalui komik, peserta didik dapat belajar melalui ilustrasi gambar sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih terasa menarik dan santai.
3. Prototipe disusun berdasar teori kecerdasan majemuk untuk membantu
peserta didik memaksimalkan kecerdasan verbal-linguistik dan
Matematika logis
Kecerdasan linguistik diperoleh peserta didik dari kegiatan membaca
komik. Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan
dan mengolah kata-kata dengan efektif baik secara tertulis maupun lisan.
Dengan kegiatan membaca, peserta didik dapat menambah perbendaharaan
kosa kata melalui percakapan singkat yang ada pada komik.
Kecerdasan Matematika logis diperoleh dari kegiatan peserta didik
menghitung konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat. Kecerdasan
Matematika logis adalah kecerdasan sebuah kemampuan berpikir logis,
keterampilan berhitung dan keterampilan pemecahan masalah. Kecerdasan ini
lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.
Kecerdasan Matematika logis diperoleh ketika peserta didik membaca teks
bacaan yang berhubungan dengan konsep perkalian dan pembagian bilangan
bulat. Dalam prototipe, terdapat Lembar Kerja Peserta Didik yang ditujukan
untuk melatih kecerdasan Matematika logis peserta didik yaitu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
melakukan kegiatan berhitung yang bersangkutan dengan perkalian bilangan
bulat.
4. Prototipe dikembangkan untuk membantu minat belajar peserta didik
Minat belajar peserta didik dapat tumbuh dengan dikembangkannya
prototipe melalui media komik. Minat bisa diperoleh dari dalam (internal)
maupun dari luar (eksternal). Pengembangan prototipe ini masuk ke dalam
faktor eksternal. Faktor eksternal terbagi menjadi dua yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
Faktor lingkungan sosial yang dimaksud adalah hubungan harmonis
antara sekolah, masyarakat dan keluarga sehingga dapat menjadi motivasi
belajar yang lebih baik. Faktor lingkungan nonsosial meliputi lingkungan
tempat belajar, ataupun faktor instrumental seperti fasilitas belajar dan materi
pelajaran. Dengan adanya fasilitas belajar seperti alat atau media
pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih mudah dicerna dan proses
pembelajaran akan berlangsung lebih baik. Pengembangan prototipe ini
termasuk dalam faktor eksternal dimana mendorong peserta didik untuk
meningkatkan minat belajar dengan menciptakan media belajar yang ringan
dan mudah diterima oleh peserta didik.
C. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe
Berdasarkan hasil validasi dan uji coba, peneliti mendapatkan saran dan
kritikan tentang pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Komik untuk Kelas III. Data tersebut membantu peneliti untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahan prototipe rancangan pembelajaran. Berikut akan
dijelaskan mengenai kelebihan dan kelemahan prototipe rancangan
pembelajaran:
1. Kelebihan Prototipe
a. Prototipe rancangan pembelajaran mengintegrasi dua pelajaran yaitu
Matematika dan Bahasa Indonesia yang kemudian dikemas menjadi satu
dalam media komik.
b. Prototipe rancangan pembelajaran berisi tentang materi konsep perkalian
dan pembagian bilangan bulat yang diintegrasikan dengan materi
perubahan musim.
c. Prototipe rancangan pembelajaran berisi teori pendukung, komik
pembelajaran 1, 3 dan 5, dan contoh RPP pembelajaran 3.
d. Prototipe rancangan pembelajaran dilengkapi dengan Lembar Kerja
Peserta Didik pada setiap RPP untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran melalui media komik.
e. Prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan dengan membuat komik
sesuai dengan minat peserta didik sehingga meningkatkan semangat dan
rasa senang
f. Bagi guru yang memiliki passion menggambar, dapat mengajar dengan
menggunakan komik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
2. Kelemahan Prototipe
a. Bagi peserta didik yang memiliki bakat atau tipe belajar gaya visual akan
mudah menyerap pembelajaran dengan menggunakan komik, namun
yang tidak memiliki minat atau bukan tipe gaya belajar visual kurang
dapat mengikuti pelajaran.
b. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan komik buatan sendiri
hanya dapat dilakukan oleh guru yang memiliki passion menggambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan membahasa kesimpulan dari seluruh penelitian,
keterbatasan pada penelitian dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti jabarkan
pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Prosedur pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media
Komik untuk Kelas III SD dikembangkan menggunakan langkah penelitian
dan pengembangan oleh Borg dan Gall yang telah dimodifikasi, langkah
tersebut meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain
Produk, (4) Validasi Produk, (5) Revisi Desain dan (6) Ujicoba Produk.
Validasi produk dilakukan oleh tiga ahli yaitu Dosen bidang Matematika,
Dosen bidang seni dan guru kelas III SD.
2. Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi
Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas
III SD dilihat dari hasil validasi oleh ketiga validator yang menyatakan bahwa
prototipe rancangan pembelajaran mendapat nilai rata-rata 3.7 yang masuk
dalam kategori klasifikasi kelayakan sangat baik. Lembar kerja mengenai
perkalian bilangan bulat yang telah dikerjakan oleh 15 peserta didik
mendapatkan nilai di atas KKM yaitu peserta didik yang mendapatkan nilai
maksimal yaitu 100 ada 8 orang dan sisanya berjumlah 7 peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
mendapat nilai 80. Kemudian hasil rekap refleksi yang telah diisi 15 peserta
didik setelah menggunakan prototipe rancangan pembelajaran menyatakan
bahwa 100% peserta didik semakin paham tentang konsep perkalian.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:
1. Uji coba prototipe rancangan pembelajaran hanya dilakukan satu kali dari
total 3 prototipe rancangan pembelajaran dengan mengambil RPP
pembelajaran 3 dan Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim
Subtropis” sebagai sampel. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu untuk
melakukan uji coba di SD.
2. Pembelajaran kelas III SD pada Tema 3 Perubahan di Alam, Subtema 3
Perubahan Musim pembelajaran 1, 3 dan 5, terdapat 3 mata pelajaran yang
terintegrasi yaitu Matematika, Bahasa Indonesia dan SBdP. Peneliti hanya
mengintegrasikan Matematika dengan Bahasa Indonesia.
C. Saran
Saran ditujukan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan
penelitian berupa prototipe rancangan pembelajaran melalui media komik:
1. Uji coba prototipe rancangan pembelajaran seharusnya diujicoba
sebanyak prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan agar
pengembangan prototipe rancangan pembelajaran seluruhnya teruji dan
diketahui kualitas serta kekurangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
2. Pengintegrasian mata pelajaran seharusnya mengikuti Buku Guru yang
sudah di tetapkan yaitu mengintegrasikan 3 mata pelajaran: Matematika,
Bahasa Indonesia dan SBdP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Kepustakaan
Agustiningsih. 2015. Pengembangan Desain E-Komik Tematik Berbasis pada
Pendidikan Lingkungan Hidup dengan Aplikasi Macromedia-Flash untuk
Kelas Permulaan Sekolah Dasar. Jurnal Pancaran, Vol. 4. No. 4. Hal: 177-
194.
Akbar, Sa’dun., dkk. 2016. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Amin, Siti M dan Zaini Sani M dan. 2006. Matematika SD di Sekitar Kita. Jakarta:
Erlangga.
Baharuddin dan Esa Nur. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Endah, Nawang. 2014. Why? Edu Comic Book-Social Science and Literal Arts/
Number and Mathematics. Jakarta: PT Gramedia.
Erminawati. 2008. Ensiklopedia Peserta didik: Ilmu Pengetahuan Alamku “Seri
Bumi”. Jakarta: Rizky Grafis.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTS dan SMA/MA. Yogyakarta: AR Ruzz Media.
Fanggidae, Silvia., dan Andry Ratumakin. 2014. Nelayan dan Petani Membaca
Cuaca dan Musim. Kupang: Proyek Indonesia Climate Change Trust Fund
(ICCTF).
Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.
Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.
Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi dan
Filosifis. Bandung: Alfabeta.
Haryati, Sri. 2015. Research and Development (R&D) sebagai Salah Satu Model
Penelitian dalam BidangPendidikan. Vol. 37. No. 1, 15 September. Hal: 11-
26.
Hasanah, Milkathul. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika berupa
Comic Book untuk Meningkatkan Hasil Belajar tematik Materi Jaring-Jaring
Bangun Ruang pada Peserta didik Kelas IV SD NU Bahrul Ulum Malang.
Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Malang.
Herawati, IS dan Iriaji.1999. Pendidikan Kesenian. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School
Teacher Development Project).
Hermawan, Aksan. 2011. Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa.
Howel, Laura. 2003. Iklim dan Cuaca yang Berubah. Yogyakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Hujodo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: Pustaka Insane Madani.
Husdarta dan Kusmaedi. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Alfabeta
Jasmine, Julia. 2007. Mengajar Berbasis Multiple Intelligences. Bandung: Nuansa.
Kadir dan Hanun Asrohah. 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Kamaril, Cut., dkk. 1999. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktek, dan
Penilaian). Bandung: Alfabeta.
Kusuma, Sari Dewi., dkk. 2015. Tema Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku
Guru SD/MI Kelas 3: Perubahan di Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kusuma, Sari Dewi., dkk. 2015. Tema Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku
Peserta didik SD/MI Kelas 3: Perubahan di Alam. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul dan Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Marsigit. 2012. Kajian Penelitian (Review Jurnal Internasional) Pendidikan
Matematika. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY.
Mudlofir, Ali dan Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Mufarrokah, Anissatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras
Muharam, E dan Sundaryati. 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
TInggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Puji, Sri Mulyani. 2015. Pengembangan Media Komik untuk Pembelajaran Bahasa
Jawa Di Kelas III SD Negeri Tegalpanggung. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Purnomo, Yoppy Wahyu. 2014. Serial Matematika untuk PGSD Bilangan Cacah dan
Bulat: Sebuah Tinjauan Konsep dan Instruksional dalam Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Rahman, Luthfia Nuraini. 2009. Penamanasan Global dan Dampaknya pada Amfibi
di Dunia. Bandung: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar
Bagi Peserta didik Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sandiman, Arief S., Dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.
Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah yang
disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru SMA Negeri
Banjar Angkan tanggal 10 Januari 2007, Banjar Angkan Klungkung.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta. Edisi Revisi.
Smith, Andrew. 2006. Teaching with Comics. University of Lethbridge.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan
dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Yogyakarta: Teras.
Supriadi, Dadi. 2013. Matrik: Menjadikan Matematika Lebih Mudah dan
Menyenangkan. Bandung: Nuansa.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: AR Ruzz Media.
Surya, Yohanes., dkk. 2015. Teori Bilangan. Tangerang: PT Kandel.
Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV
Andi Offset.
Tabrani, H. Primadi. 2014. Proses Kreasi – Gambar Peserta didik – Proses Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ula, S. Shoimatul. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan melalui
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Arr-Ruzz Media.
Waluyanto, H, D. 2005. Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan, Vol. 7. No. 1:45-55.
Widoyoko, S. Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Woodward, John. 2006. Cuaca. Yogyakarta: Erlangga.
Wurianto, Eko. 2009. Komik sebagai Media Pembelajaran.
Http://guruindo.blogspot.com. Dikutip pada 18 Oktober 2016 jam 12.15 WIB.
Yani, Ahmad. 2007. Analisis dan Simulasi Distribusi Suhu Udara pada Kandang
Sapi Perah Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD). Bogor:
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian.
Yaumi dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak
(Mutiple Intelligences). Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 2 Surat Selesai Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 3 Kuesioner Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Pra Penelitian
HASIL REKAP KUESIONER PESERTA DIDIK MENGENAI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DI SD N TEGALREJO 2
Nama / No.
kuesio. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Rizqi Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y T Y
Talita Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Iqbal Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y T T T Y Y Y T Y Y Y Y Y
Dara T Y Y Y T T T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y Y
Abdi Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Ulya Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y
Nasywa Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T T Y Y Y Y
Chealsea Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T
Ardan Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Kayra Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y
Citra Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y T T Y Y Y T
Raka Y Y Y Y Y Y T Y y y y y T Y Y Y Y T Y T Y T Y T
Aldi Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y T Y T Y T
Angga Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Firdaus Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T T T T Y Y Y Y Y Y T Y
Alqi Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y T Y Y T Y T T Y T Y Y T
Yuhud Y T Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
Keysa Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y
Pradipta Y T Y T Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T Y Y T Y Y
Jasmine Y T T T T Y T Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
Sonny Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Arif Y Y Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Wikan Y T T T T T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y
Gusty Y T T T Y Y T Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Savina Y T T T Y T T T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y
Laura Y T T T T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y
Joevita Y T T T Y Y T Y Y Y Y Y T Y T Y Y T Y Y Y Y Y Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 5 Persentase Perhitungan Kueioner Pra Penelitian
Persentase perhitungan:
No Pernyataan Jumlah
Jawaban
Prosentase
1 Peserta didik yang menyukai
pelajaran matematika
Y = 26 peserta
didik
26
27𝑥 100%
= 96,3%
T = 1 peserta
didik
1
27𝑥 100% = 3,7%
2 Peserta didik yang mengalami
kesulitan pada mata pelajaran
matematika
Y = 17 peserta
didik
17
27𝑥 100% = 63%
T = 10 peserta
didik
10
27𝑥 100% = 37%
3 Peserta didik yang mengalami
kesulitan untuk menentukan
perkalian bilangan bulat
Y = 21 peserta
didik
21
27𝑥 100%
= 77,8%
T = 6 peserta
didik
6
27𝑥 100%
= 22,2%
4 Peserta didik yang mengalami
kesulitan untuk menentukan
pembagian bilangan bulat
Y = 20 peserta
didik
20
27𝑥 100%
= 74,1%
T = 7 peserta
didik
6
27𝑥 100%
= 22,2%
5 Peserta didik yang mendapat nilai di
atas KKM pada materi perkalian
bilangan bulat
Y = 12 peserta
didik
12
27𝑥 100%
= 44,4%
T = 15 peserta
didik
15
27𝑥 100%
= 55,6%
6 Peserta didik yang mendapat nilai di
atas KKM pada materi pembagian
bilangan bulat
Y =10 peserta
didik
10
27𝑥 100% = 37%
T = 17 peserta
didik
17
27𝑥 100% = 63%
7 Peserta didik yang mengeluh saat
mengerjakan soal tentang perkalian
dan pembagian bilangan bulat
Y = 3 peserta
didik
3
27𝑥 100%
= 11,1%
T = 24 peserta
didik
24
27𝑥 100%
= 88,9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
8 Peserta didik yang bersemangat
mengerjakan soal tentang perkalian
dan pembagian bilangan bulat
Y = 25 peserta
didik
25
27𝑥 100%
= 92,6%
T = 2 peserta
didik
2
27𝑥 100% = 7,4%
9 Peserta didik yang menyimak
penjelasan guru tentang perkalian
dan pembagian bilangan bulat
Y = 26 peserta
didik
26
27𝑥 100%
= 96,3%
T = 1 peserta
didik
1
27𝑥 100% = 3,7%
10 Peserta didik yang memperhatikan
saat guru menjelaskan mengenai
perkalian dan pembagian bilangan
bulat
Y = 26 peserta
didik
26
27𝑥 100%
= 96,3%
T = 1 peserta
didik
1
27𝑥 100% = 3,7%
11 Peserta didik yang ingin
mempelajari perkalian dan
pembagian bilanga bulat dengan
sungguh-sungguh
Y = 26 peserta
didik
26
27𝑥 100%
= 96,3%
T = 1 peserta
didik
1
27𝑥 100% = 3,7%
12 Peserta didik yang memiliki inisiatif
untuk belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat
Y = 26 peserta
didik
26
27𝑥 100%
= 96,3%
T = 1 peserta
didik
1
27𝑥 100% = 3,7%
13 Peserta didik yang tidak terpaksan
untuk belajar perkalian dan
pembagian bilangan bulat
Y = 19 peserta
didik
19
27𝑥 100%
= 70,4%
T = 8 peserta
didik
8
27𝑥 100%
= 29,6%
14 Peserta didik yang tertarik untuk
belajar perkalian dan pembagian
bilangan bulat
Y = 24 peserta
didik
24
27𝑥 100%
= 88,9%
T = 3 peserta
didik
3
27𝑥 100%
= 11,1%
15 Peserta didik yang terdorong untuk
mempelajari soal-soal perkalian dan
pembagian bilangan bulat
Y = 20 peserta
didik
20
27𝑥 100%
= 74,1%
T = 7 peserta
didik
7
27𝑥 100%
= 25,9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
16 Peserta didik yang merasa senang
mengerjakan soal perkalian dan
pembagian bilangan bulat
Y = 23 peserta
didik
23
27𝑥 100%
= 85,2%
T = 4 peserta
didik
4
27𝑥 100%
= 14,8%
17 Peserta didik yang memiliki
kesadaran untuk mengerjakan soal-
soal tentang perkalian dan
pembagian untuk menambah
pemahaman
Y = 27 peserta
didik
27
27𝑥 100% = 100%
T = 0 0%
18 Peserta didik yang menyukai buku
bergambar/ komik
Y = 18 peserta
didik
18
27𝑥 100%
= 66,7%
T = 9 peserta
didik
9
27𝑥 100%
= 33,3%
19 Adanya buku bergambar/ komik
membuat peserta didik tertarik untuk
membaca
Y =19 peserta
didik
19
27𝑥 100%
= 70,4%
T = 8 peserta
didik
8
27𝑥 100%
= 29,6%
20 Peserta didik yang lebih senang
belajar dengan banyak gambar
Y = 21 peserta
didik
21
27𝑥 100%
= 77,8%
T = 6 peserta
didik
6
27𝑥 100%
= 22,2%
21 Peserta didik yang lebih senang
belajar dengan banyak tulisan
Y= 25 peserta
didik
25
27𝑥 100%
= 92,59%
T = 2 peserta
didik
2
27𝑥 100%
= 7,41%
22 Peserta didik yang menginginkan
adanya cerita tentang perkalian dan
pembagian bilangan bulat
Y = 23 peserta
didik
23
27𝑥 100%
= 85,2%
T = 4 peserta
didik
4
27𝑥 100%
= 14,8%
23 Peserta didik yang menginginkan
adanya gambar tentang perkalian
Y = 21 peserta
didik
21
27𝑥 100%
= 77,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
dan pembagian bilangan bulat T =6 peserta
didik
6
27𝑥 100%
= 22,2%
24 Peserta didik yang menginginkan
adanya buku cerita bergambar yaitu
komik
Y = 22 peserta
didik
22
27𝑥 100%
= 81,5%
T = 5 peserta
didik
5
27𝑥 100%
= 18,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 6 Validasi Prototipe Oleh Validator
Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 7 Hasil Lembar Kerja Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Lembar Kerja Peserta Didik
No. Nama Nilai
1 Kayra 100
2 Jasmine 100
3 Bela 100
4 Nara 80
5 Joevita 100
6 Citra 80
7 Nasywa 100
8 Pradipta 100
9 Chelsea 80
10 Keysa 80
11 Savina 80
12 Alqi 80
13 Ulya 100
14 Iqbal 80
15 Abdie 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 9 Hasil Refleksi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Refleksi Peserta Didik
No. Pernyataan Jawaban Persentase
Ya Tidak Ya Tidak
1 Peserta didik yang menyatakan semakin
tahu tentang konsep perkalian 15 0 100% 0%
2 Peserta didik yang menyatakan dapat
mengerjakan soal perkalian dengan baik 15 0 15% 0%
3 Peserta didik yang menyatakan semakin
semangat belajar matematika 15 0 100% 0%
4 Peserta didik yang menyatakan semakin
fokus belajar dengan menggunakan
komik
13 2 87% 13%
5 Peserta didik yang menyatakan mudah
memahami konsep perkalian
menggunakan komik
13 2 87% 13%
6 Peserta didik yang menyatakan minatnya
untuk rajin membaca buku dan belajar
semakin bertambah
14 1 93% 7%
7 Peserta didik yang menyatakan komik
“Belajar Konsep Perkalian melalui
Periode Iklim Subtropis” sangat
membantu kegiatan belajar
14 1 93% 7%
8 Peserta didik yang menyatakan belajar
menggunakan Komik Pintar Matematika
menjadi semakin menarik dan
menyenangkan
12 3 80% 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD N Tegalrejo 2
Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah terdapat materi pada pelajaran
matematika yang masih sulit dipahami
oleh peserta didik?
Ya. Materi perkalian dan pembagian
masih sulit untuk dipahami peserta
didik.
2. Berapa jumlah peserta didik yang
mencapai dan tidak mencapai KKM ?
Dari 27 peserta didik, hanya 5 peserta
didik yang mencapai KKM. Lainnya
di bawah KKM.
3. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) pada mata pelajaran
matematika?
Untuk matematika nilai KKMnya 65.
4. Apakah guru menggunakan media saat
mengajarkan matematika?
Terkadang kalau memungkinkan
menggunakan media.
5. Apakah saat mengajarkan materi
perkalian dan pembagian dilakukan
dengan menggunakan media?
Tidak. Karena menurut saya lebih
mudah dikatakan secara langsung.
Jadi mengajar dengan memberi
contoh di papan tulis.
6. Apakah ibu pernah menggunakan
komik sebagai media pembelajaran
pada mata pelajaran matematika?
Belum pernah. Karena jarang
menemukan komik tentang
pembelajaran. Kalaupun ada komik
yang berkaitan dengan pembelajaran
apalagi pelajaran matematika materi
perkalian atau pembagian ataupun
materi lainnya, mungkin akan saya
gunakan sebagai contoh, sebagai
sumber belajar. ya untuk variasi
mengajar juga ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Prototipe
(Kegiatan diawali dengan berdoa) (Peneliti menjelaskan proses pembelajaran)
(Peneliti menunjukkan komik pembelajaran) (Peneliti membimbing peserta didik)
(Peserta didik memahami konsep perkalian) (Peserta didik mengerjakan LKDP 2)
(Peserta didik mengisi lembar refleksi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 13 Curriculum Vitae
Curriculum Vitae
Anna Juta Aprihida, Lahir di Dili, Timor Leste, 1
April 1995. Menamatkan pendidikan di SD Pangudi
Luhur Sedayu (2007), SMP Negeri 1 Sedayu (2010),
SMA Pangudi Luhur Sedayu (2013) dan mengenyam
pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta: Universitas
Sanata Dharma dengan Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2013.
Peneliti selama kuliah S1 di PGSD USD, ikut andil dalam kegiatan yang
diselenggarakan pihak Universitas seperti Kursus Mahir Dasar (KMD) kepramukaan,
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahapeserta didik (PPKM 1 dan 2), English
Club, kegiatan bimbingan belajar dan Program Pengenalan Lingkungan (Probaling 1
dan 2). Penulis juga ikut serta dalam beberapa perlombaan di luar maupun di dalam
lingkup universitas. Seperti juara 3 lomba menggambar 2013, juara 1 membuat poster
manual 2014, juara 1 lomba mading 3D tahun 2015 dan lainnya. Penulis juga gemar
melakukan kegiatan seni terlebih seni rupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
LAMPIRAN II
(PRODUK DICETAK TERPISAH)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI