pengembangan nilai-nilai moral dan agama melalui...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE
BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA
GADEN III BODROREJO, GADEN, TRUCUK, KLATEN
TAHUN AJARAN 2012/2013
ARTIKEL ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Guru Anak Usia Dini
SITI MAEMUNAH
A53B090208
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1 - Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 FAX: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id Email: [email protected]
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : SITI MAEMUNAH
NIM : A53B090208
Fakultas/Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/PG-PAUD
Jenis : Skripsi
Judul : “PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA
MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK
KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ABA GADEN III
BODROREJO, GADEN, TRUCUK, KLATEN TAHUN
PELAJARAN 2012/2013”.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Skripsi yang saya ajukan dengan judul “Pengembangan Nilai-nilai Moral dan
Agama melalui Metode Bercerita pada Anak Kelompok B TK ABA Gaden III
Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta
menampilkannya dalam bentuk sofcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan anma saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 18 Maret 2013
Yang menyatakan
Siti Maemunah
ABSTRAK
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI MORAL DAN AGAMA MELALUI METODE
BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAKABA
GADEN III BODROREJO, GADEN, TRUCUK, KLATEN
TAHUN AJARAN 2012/2013
Siti Maemunah. A53B090208. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2013.
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan nilai-nilai moral dan agama melalui
metode bercerita pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III,
Bodrorejo, Gaden, Trucuk, Klaten Tahun 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik yang berada
di kelompok B atau berusia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak ABA Gaden III
berjumlah 15 anak. Penelitian ini dilakukan dengan bekerjasama dengan guru kelas.
Data anak dikumpulan melalui pedoman obsevasi anak dan kegiatan peneliti atau
guru saat melakukan proses pembelajaran dikumpulkan melalui pedoman observasi
guru, adapun wawancara dan dokumentasi hanya digunakan sebagai pendukung
untuk mengumpulkan data. Validitas data diperiksa dengan triangulasi. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis kritis dan analisis kualitatif komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai moral dan agama anak melalui
metode bercerita mengalami perkembangan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat
dilihat dari siklus I sampai dengan siklus II. Nilai-nilai moral dan agama anak
berkembang dari pra siklus 55,55% menjadi 72,44% pada siklus I, dan pada siklus II
nilai-nilai moral dan agama anak berkembang menjadi 79,77%. Dari keseluruhan
hasil secara individual nilai-nilai moral dan agama anak melalui metode bercerita
mengalami perkembangan. Indikator yang digunakan dalam penelitian juga
mengalami mengalami kenaikan dari siklus I sampai siklus II. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah hipotesis yang menyatakan “melalui metode bercerita dapat
mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-
kanak ABA Gaden III Tahun Ajaran 2012/2013” terbukti dan dapat diterima
kebenarannya.
Kata kunci: Metode bercerita, pengembangan nilai-nilai moral dan agama.
A. PENDAHULUAN
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah
yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
menggunakan prinsip “Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar”.
Berdasarkan prinsip pembelajaran pada Taman Kanak-kanak diharapkan dapat
membantu perkembangan secara optimal. (Permendiknas, 2009 : 1).
Anak usia 4-6 tahun adalah usia emas (golden age) anak mulai peka dan
sensitif menerima stimulan untuk mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal,
diperlukan stimulan yang sesuai dengan perkembangan anak.
Pendidikan anak usia taman kanak-kanak difokuskan untuk
mengembangkan seluruh aspek potensi anak. Salah satu aspek perkembangan
anak usia dini yaitu aspek pengembangan dan Pengembangan Nilai-nilai moral
dan agama. Di dalam peningkatan dan pengembangannya mencakup moral,
tingkah laku, dan karakter nilai-nilai agama, seperti sidiq, amanah, fathonah,
tabligh.
Nilai-nilai moral dan agama pada anak dijabarkan lagi secara rinci dalam
beberapa indikator perilaku semenjak usia 1 tahun hingga 6 tahun sebagai berikut:
mengucapkan do’a-do’a pendek, memelihara semua ciptaan Tuhan, mulai
menirukan gerakan-gerakan sholat, berdo’a sebelum dan sesudah memulai
kegiatan, melaksanakan ibadah agama, menyayangi dan memelihara semua
ciptaan Tuhan, mencintai tanah air, mengenal musyawarah dan mufakat, cinta
antara sesama suku bangsa Indonesia, mengenal sopan santun dengan berterima
kasih, mengucap salam bila bertemu dengan orang lain, berlatih untuk selalu
tertib dan patuh pada aturan, mengurus diri sendiri, menjaga kebersihan
lingkungan, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, rapi dalam
bertindak, berpakaian, dan bekerja, sopan santun.
Perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang
dimulai pada anak usia dini, misalnya ketika guru atau orangtua mentradisikan
atau membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan
orangtua ketika berjabat tangan, mengucapkan salam ketika akan berangkat dan
pulang sekolah, mau berbagi mainan, mau bekerjasama, tidak marah, mau
memaafkan, dan contoh-contoh positif lainnya, maka dengan sendirinya perilaku
seperti itu akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga menjadi suatu kebiasaan
mereka sehari-hari.
Untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak kelompok B
Taman Kanak-kanak ABA Gaden III salah satunya dengan metode bercerita. Hal
ini disebabkan oleh guru kurang menguasai teknik bercerita dalam
mengembangkan nilai-nilai moral dan agama, anak kurang diberi kesempatan
untuk bercerita kembali setelah mendengarkan cerita tentang nilai-nilai moral dan
agama.
Masalah-masalah tersebut perlu dicari solusinya, guru perlu menguasai
teknik-teknik bercerita untuk menghidupkan suasana dalam bercerita supaya anak
tertarik dengan apa yang diceritakan guru. Untuk mengembangkan nilai-nilai
moral dan agama guru perlu mengoptimalkan nilai-nilai moral dan agama pada
anak didik, supaya anak lebih mengenal dan memperoleh pendidikan tentang
nilai-nilai moral dan keagamaan dengan melalui berdo’a, beribadah agar
berkembang moralitasnya bisa dilihat dari sikap dan cara berhubungan dengan
orang lain (sosialisasi), cara berpakaian dan berpenampilan serta sikap dan
kebiasaan makan, dan perilaku kesehariannya. Peranan nilai-nilai moral dan
agama semenjak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal di kemudian hari.
Melihat adanya realita dan pemikiran di atas, maka penulis melakukan
penelitian dengan judul “Pengembangan Nilai-nilai Moral dan Agama Melalui
Metode Bercerita pada Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III
Tahun Ajaran 2012/2013.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengembangkan nilai-
nilai moral dan agama anak melalui metode bercerita. Tujuan Khusus penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai moral dan agama dengan
metode bercerita pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III
Trucuk Tahun Ajaran 2012/2013.
B. KAJIAN TEORI
Moral berasal dari bahasa latin, mos berarti kebiasaan dan dari sinilah asal
kata moral atau moralitas (mores ) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau
adat istiadat. Istilah moral selalu terkait dengan kebiasaan, aturan/tatacara suatu
masyarakat tertentu, termasuk pula dalam moral adalah aturan-aturan/nilai-nilai
agama yang dipegang masyarakat setempat yaitu merupakan perilaku manusia
yang sesuai dengan harapan, aturan, kebiasaan suatu kelompok masyarakat
tertentu sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock (Aisyah, 2010: 8.7) dalam
mendefinisikan perilaku moral sebagai perilaku yang sesuai dengan kode moral
kelompok sosial.
Menurut Megawangi (Aisyah dkk, 2010: 8.36) anak-anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada di lingkungan yang
berkarakter pula. Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi
yang bermoral/berkarakter baik merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah,
dan seluruh komponen masyarakat.
Metode dalam penanaman nilai moral pada anak usia dini
(http://darunnajah.com) sangatlah bervariasi, diantaranya bercerita, bernyanyi,
bermain, dan karya wisata.
Agama adalah aturan dan wahyu Tuhan yang sengaja diturunkan agar
manusi hidup teratur, damai, sejahtera, bermartabat, dan bahagia baik di dunia
maupun di akhirat. Ajaran agama juga berisi seperangkat norma yang akan
menghantarkan manusia pada suatu peradaban masyarakat madani. (Hidayat,
2008: 7.3).
Pembelajaran dalam rangka mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada
anak, merupakan tugas dan kewajiban setiap guru dan orang tua. Pemberian
materi nilai-nilai agama perlu ditetapkan batas kemampuan standar yang perlu
dikuasai anak. Hal itu dapat didesain dalam sebuah pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan karakter anak Taman Kanak-kanak, yaitu dalam wujud
pendekatan pembelajaran terpadu, bukan pendekatan parsial yang ketak
memberikan pemisahan antara satu materi pelajaran dengan materi lainnya.
Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepribadiann anak agar
mampu terwarnai dengan nilai-nilai agama, maka perlu didukung oleh unsur
keteladanan dari orang tua dan guru. Untuk tujuan tersebut dalam pelaksanaannya
guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara bertahap dan menyusun
program kegiatan seperti program kegiatan rutinitas, program kegiatan
terintegrasi, program kegiatan khusus. (Surtikanti dkk, 2012: 128).
Menurut Hidayat (2008: 8.4) dalam pengembangan nilai-nilai agama pada
anak terdapat tigas aspek, yaitu:
1. Aspek usia
2. Aspek fisik
3. Aspek psikis anak
Menurut Hidayat (2008: 8.9) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan nilai-nilai keagamaan pada diri anak, yaitu:
1. Faktor pembawaan (internal)
2. Faktor Lingkungan (eksternal)
Menurut Winda, dkk (2010: 5.3) metode bercerita adalah suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau
sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara
penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau
tanpa alat peraga.
Bentuk-bentuk metode bercerita menurut Dhieni, dkk (2008: 6.12) terbagi
dua yaitu bercerita tanpa alat peraga dan bercerita dengan alat peraga.
Tujuan metode bercerita menurut Winda, dkk (2010: 5.4) diantaranya: 1)
mengembangkan kemampuan berbahasa, 2) mengembangkan kemampuan
berpikirnya, 3) menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita
yang akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, 4) mengembangkan
kepekaan sosial-emosi anak, 5) melatih daya ingat, 6) mengembangkan potensi
kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang dituturkan.
Manfaat bercerita bagi anak adalah untuk menanamkan sesuatu yang baik
dalam kehidupannya, seperti yang dikatakan Musfiroh (2005: 83) bahwa terdapat
beberapa manfaat yang dapat diperoleh anak melalui bercerita, diantaranya
adalah: 1) perkembangan moral, 2) perkembangan kognitif, 3) perkembangan
bahasa, 4) perkembangan motorik, 5) perkembangan sosio-emosional, 6)
mengasah imajinasi, 7) mengembangkan kesadaran beragama, 8) menumbuhkan
semangat berprestasi, 9) melatih konsentrasi anak.
Metode bercerita mampu mengembangkan nilai-nilai moral dan agama
pada anak usia dini, karena bisa membiasakan anak untuk berperilaku sopan,
mengucapkan salam, mau berbagi mainan, mau bekerjasama, tidak mudah marah,
mau memaafkan dan memberikan contoh-contoh positif pada anak, menciptakan
lingkungan yang baik, yang harmonis penuh ketata sopanan.
Cerita mempunyai arti penting bagi pendidikan anak usia dini. Pentingnya
cerita anak adalah sebagai berikut: bercerita merupakan alat pendidikan budi
pekerti yang mudah dicerna anak, memberikan efek psikologis yang positif bagi
anak dan guru, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memberikan daya tarik
bersekolah bagi anak, mendorong anak memberikan makna bagi proses belajar
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “melalui metode bercerita
dapat mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini pada anak
kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Bodrorejo, Gaden, Trucuk,
Klaten Tahun Ajaran 2012/2013”.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak ABA Gaden III Trucuk,
Klaten. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Taman Kanak-kanak tersebut karena
peneliti merupakan salah satu guru yang bertugas di sekolah tersebut, sehingga
memudahkan penelitian dalam memperoleh data yang diperlukan dalam proses
penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2012/2013
selama kurang lebih tiga bulan yaitu bulan Desember 2012-Maret 2013.
Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok B di TK ABA Gaden III,
Bodrorejo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 yang
berjumlah 15 anak, terdiri dari putra 6 anak dan putri 9 anak.
Suharsimi Arikunto (2002: 84) menyatakan bahwa Kemis dan Taggart
memandang komponen sebagai siklus, sehingga menyatukan komponen tindakan
dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hal tersebut dikarenakan kedua komponen
tersebut merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilakukan
dalam satu kesatuan waktu.
Data yang diperoleh peneliti antara lain: perilaku guru dalam pembelajaran,
perilaku anak dalam pembelajaran, dan situasi kelas saat proses pembelajaran.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini guru, anak dan situasi kelas.
Sumber data berasal dari:
1. Data primer yaitu anak Taman Kanak-kanak ABA Gaden III kelompok B
diperoleh secara langsung dari anak itu sendiri saat pembelajaran
2. Data sekunder berasal dari informasi dan guru lain, orangtua atau teman anak
tersebut melalui observasi langsung
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti menggunakan teknik
observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas
data antara lain adalah triangulasi (triangulasi metode dan triangulasi sumber).
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
dikumpulkan dengan teknik analisis kritis dan analisis kualitatif komparatif.
Menurut Rubiyanto (2009: 77) analisis data dibagi menjadi dua macam,
yaitu 1) analisis non statistik/analisis kualitatif dan 2) analisis statistik. Analisis
non statistik dilakukan jika datanya bersifat kualitatif. Sedangkan analisis statistik
dilakukan jika data bersifat kuantitatif/angka. Dalam hal ini penulis menggunakan
analisis non statistik/analisis kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan melalui
tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
diharapkan dengan menggunakan metode bercerita, pengembangan nilai-nilai
moral dan agama pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak ABA Gaden III
Bodrorejo, Gaden, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten Tahun Ajaran
2012/2013 berkembang 75% dari 15 anak.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data-data kemampuan awalyang akan dipaparkan ini diperoleh dari
observasi yang dilakukan sebelumnya. Observasi lapangan dilakukan pada saat
proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kondisi anak pada waktu
mengikuti pembelajaran serta untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari
guru saat menyampaikan materi palajaran.
Hasil observasi awal didapatkan fakta-fakta bahwa pengembangan nilai-
nilai moral dan agama anak kelas B masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil rata-rata pengembangan nilai-nilai moral dan agama anak satu kelas
hanya 55,55% (dari 15 anak, 5 anak yang lancar berbahasa lisan/berbicara). Hasil
prosentase diatas belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum yaitu 75%, dan
nilai terendah yang dicapai anak 13 point atau 44,45%. Rata-rata anak belum bisa
menjawab pertanyaan dengan kalimat yang runtut, berbicara lancar dengan
kalimat sederhana (hasil terlampir).
Berdasarkan wawancara, rendahnya pengembangan nilai-nilai moral dan
agama anak kelompok B di Taman Kanak-kanak ABA Gaden III disebabkan
karena beberapa faktor, yaitu: 1) guru menyampaikan materi dengan berbahasa
kurang jelas, 2) metode yang digunakan masih monoton, 3) pertanyaan yang
diajukan belum bisa merangsang kegiatan bercerita, 4) guru belum bisa
mengkondisikan kelas, 5) pada kegiatan awal sebagian anak bermain sendiri,
6) ada beberapa anak yang aktif berbicara, 7) ada beberapa anak yang dapat
menjawab pertanyaan dengan bantuan temannya, 8) beberapa anak masih sulit
dalam menjawab pertanyaan maupun berbicara maupun menirukan kata.
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan di kelompok B
Taman Kanak-kanak ABA Gaden III dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Peningkatan Pengembangan nilai-nilai moral dan agama
Melalui Metode Bercerita
Pra Siklus Siklus I Siklus II
57,77 % 72,42 % 79,75 %
Pada pra siklus diperoleh pengembangan nilai-nilai moral dan agama anak
satu kelas 55,55%, dari 15 anak, yang sudah mencapai ada 5 anak, yang belum
mencapai ada 10 anak. Jadi rata-rata kelas belum mencapai yang diharapkan yaitu
75%, maka untuk meningkatkan nilai-nilai moral dan agama perlu dilaksanakan
tindakan siklus I.
Hasil tindakan pada siklus I adalah bahwa pengembangan nilai-nilai moral
dan agama dalam satu kelas mencapai 72,44%, dari 15 anak, yang sudah
mencapai ada 9 anak, yang belum mencapai ada 6 anak, sudah berkembang
14,65% dari pra siklus, tetapi belum mencapai yang diharapkan yaitu 75%, untuk
mencapainya perlu diadakan tindakan siklus II.
Setelah tindakan siklus II diperoleh hasil sudah mencapai 79,77%
kemampuan sudah mencapai 75%, dimana nilai tertinggi yang dicapai anak 26
point atau 86,6%, yang terendah dicapai anak 19 point atau 63,33%.
Hasil tindakan peningkatan pengembangan nilai-nilai moral dan agama
anak dengan strategi pembelajaran metode bercerita dapat digambarkan pada
diagram dibawah ini:
Gambar 1. Diagram Pencapaian Hasil Pengembangan Nilai-Nilai Moral dan
Agama melalui Metode Bercerita
57.77%
72.42%
79.75%
42.23%
27.58%
20.25%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
E. SIMPULAN
Melihat rumusan masalah dan hasil penelitian ini, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran metode bercerita
dapat mengembangan nilai-nilai moral dan agama, pada pra siklus 55,55%, siklus
I 72,44%, siklus II 79,77% menunjukkan bahwa keberhasilan mencapai 79,77%,
padahal kriteria ketuntasan minimum keberhasilan yang ditentukan 75%.
Dalam strategi pembelajaran metode bercerita dapat mengembangan nilai-
nilai moral dan agama pada anak usia dini, sehingga anak mampu menirukan
urutan kata, mampu membedakan perbuatan benar dan salah, mampu menjawab
pertanyaan apa, dimana, mengapa, berapa dan bagaimana secara lancar, dapat
berbicara lancar dengan kalimat sederhana dan dapat menyebutkan nama benda,
binatang, tanaman secara lancar tanpa bantuan guru maupun temannya dan
mampu memahami perilaku mulia, jujur, penolong, sabar, hormat, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aisyah, Siti, dkk. 2010. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Daru, Najah. 2012. “Metode Penanaman Nilai Moral pada Anak Usia Dini”.
(http://darunnajah.com). Diakses Minggu, 20 Januari 2013 jam 18.00 WIB.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK
dan SD.
Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hidayat, Otib Satibi. 2008. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.
Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP-UMS.
Surtikanti, dkk. 2012. Pedagogi Khusus Bidang PAUD. Surakarta: FKIP-UMS.
Winda Gunarti, Lilis Suryani, & Azizah Muis. 2010. Metode Pengembangan
Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.