pengembangan nilai-nilai kecerdasan spiritual...

126
i PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL DALAM IBADAH PUASA PERSPEKTIF TASAWUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: NOVIA HANDAYANI NIM: 111-12-057 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

i

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN

SPIRITUAL DALAM IBADAH PUASA PERSPEKTIF

TASAWUF

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh:

NOVIA HANDAYANI

NIM: 111-12-057

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

ii

Page 3: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

iii

Page 4: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

iv

Page 5: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

v

Page 6: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

vi

MOTTO

Segala sesuatu ada zakatnya (penyuciannya), sedangkan zakat jiwa adalah

berpuasa. Dan berpuasa merupakan separuh kesabaran.

(HR. IbnuMajjah)

ائمون وهو موعود بلقاء هللا تعالى فى يان ليدخله ال الص للجنة باب يقال له الر

جزاء صومه

Di surga ada pintu bernama Rayyan . Hanya orang-orang yang berpuasa saja

yang dapat masuk pintu itu. Selain orang yang berpuasa tidak ada yang dapat

memasukinya.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Page 7: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku Moh Batal Aidi dan Umi Hanik yang tidak pernah lelah

memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat ini penulis dapat

merasakan kesempatan mengenyam pendidikan yang tidak bias dirasakan

semua orang, penulis persembahkan skripsi ini sebagai bukti ketulusan dan

bakti penulis.

2. Kakek nenekku Damsuri Jamal dan Siti Romlah yang tak henti hentinya

mengirimkan doa untuk penulis, serta adik-adikku Selma Aulia dan

Muhammad Hildan R yang selalu memberikan doa, semangat, dan tawa

kebahagiaan dalam mengarungi perjalanan hidup.

3. Akhi Ikhsan Dany F yang senantiasa memberikan support, doa serta bantuan

dalam bentuk apapun.

4. Sahabat kampusku Eryn Febriana, Ika Tyas Andini, Fajri Rahmatul, Nur

Latifah, Risky Septia, yang telah setia menemani dan menjalin persahabatan

yang utuh.

5. Teman-temanku pendidik di MINU Siti Hajar yang selalu memberikan

semangat , motivasi dan doa, serta ustadh Zafir dan ustadhah Evi yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencari pengalaman dalam

mengabdi di MINU Siti Hajar.

6. Teman-temanku PAI B banyak kenangan yang kita lalui bersama dalam

keadaan suka maupun duka.

Page 8: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

viii

7. Dan semua yang telah hadir dalam hidupku yang senantiasa mengajarkanku

bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik dan telah memberikan lukisan

indah di setiap hari-hariku serta memberikan dukungan serta motivasinya

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Page 9: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di

dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung

Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga

zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari

kiamat kelak. Puji syukur penulis panjatkan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN NILAI-

NILAI KECERDASAN SPIRITUAL DALAM IBADAH PUASA

PERSPEKTIF TASAWUF.”

Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah

penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis

utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya

atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat

Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik.

Page 10: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

x

5. Dosen pembimbing Bapak Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd, selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya

serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada

henti bagi keberhasilan studi penulis.

8. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam

penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulishanya bias berdoa, semoga amal dan kebaikan semua

pihak dapat diterima oleh Allah sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan

sebaik-baiknya.

Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Dia yang Maha

Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak

untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap

semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khusunya dan

bagi pembaca umumnya.

Salatiga, 26 September 2016

Penulis

NoviaHandayani

NIM. 111-12-057

Page 11: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

xi

ABSTRAK

Handayani, Novia. 2016. Pengembangan Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual dalam

Ibadah Puasa Perspektif Tasawuf. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.Pembimbing: Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd.

Kata kunci:Nilai, Kecerdasan Spiritual, Puasa, dan Tasawuf

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai kecerdasan

spiritual dalam ibadah puasa prespektif tasawuf. Adapun rumusan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah konsep kecerdasan

spiritual?, 2) Bagaimanakah konsep puasa perspektif tasawuf?, 3) Bagaimanakan

pengembangan kecerdasan spiritual dalam ibadah puasa perspektif tasawuf?

Penelitianinimenggunakanmetodelibrary research ya itu penelitian dimana objek

penelitiannya digali dengan cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku,

kitab-kitab tafsir serta sumber-sumber yang berkenaan dengan permasalahan yang

ada. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi,

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa buku, catatan, surat

kabar, note tulen, agenda dan lain-lain. Sedangkan analisis datanya menggunakan

metode deskriptif dan metode induktif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk

memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-

langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya dan

memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip hanya karena Allah. Kecerdasan

spiritual merupakan kecerdasan ruhani, maka takwa adalah efek dari kecerdasan

ruhani itu. Untuk mengembangkan kecerdasan spiritual dapat dilakukan dengan

melaksanakan ibadah salah satunya adalah puasa. Akan tetapi puasa yang dapat

menumbuhkan kecerdasan spiritual bukan hanya puasa yang sekedar dilakukan

oleh fisik manusia hanya dengan menahan makan, minum dan hubungan

sekdalam waktu yang ditentukan (makna Fiqih), namun lebih dari itu puasa yang

dapat menumbuhkan kecerdasan spiritual adalah puasa yang melibatkan hati, dan

menjaga segala nafsu yang mengajak kepada kemaksiatan dan dianggap batal

puasanya apabila sedikit saja hati lalai kepada Allah (makna Tasawuf).

Page 12: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...... i

HALAMAN BERLOGO …………………………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN…………………………..... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………….. v

MOTTO …………………………………………………………………...... vi

PERSEMBAHAN…………………………………………………………... vii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... ix

ABSTRAK ………………………………………………………………….. xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 11

C. Tujuan Penelitian 12

D. Manfaat Penelitian 12

Page 13: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

xiii

E. Definisi Operasional 13

F. Metode Penelitian 15

G. Sistematika Penelitian 18

BAB II KECERDASAN SPIRITUAL

A. Kecerdasan Spiritual 20

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual 20

2. Indikator Kecerdasan Spiritual 22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual 27

4. Langkah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual 30

5. Manfaat Kecerdasan Spiritual 39

BAB III IBADAH PUASA PERSPEKTIF TASAWUF

A. Ibadah Puasa 40

1. Pengertian Ibadah 40

2. Macam-macam Ibadah 41

3. Tujuan Ibadah 43

4. Pengertian Puasa 44

a. Puasa dalam Aspek Fiqih 44

b. Puasa dalam Aspek Tasawuf 47

B. Perbedaan Puasa Fiqih dan Tasawuf 54

C. Dimensi Puasa 56

1. Dimensi Spiritual 56

Page 14: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

xiv

2. Dimensi Moral 59

3. Dimensi Sosial 60

4. Dimensi Jasmani 61

D. Syarat, Rukun, Sunah, Dan Hal yang Membatalkan Puasa dalam Aspek

Fiqih 63

1. Syarat Puasa 63

2. Rukun Puasa 64

3. Sunah Puasa 66

4. Hal yang Membatalkan 68

E. Macam-macam Puasa 69

F. Hikmah dan Rahasia Puasa 72

BAB IV PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL

DALAM IBADAH PUASA PERSPEKTIF TASAWUF

A. Nilai Kecerdasan Spiritual dalam Puasa 76

B. Indikator Kecerdasan Spiritual dalam Ibadah Puasa Perspektif Tasawuf 82

1. Memiliki Visi 83

2. Autentik 84

3. Memiliki Kesadaran yang Tinggi 85

4. Merasakan Kehadiran Allah 88

5. Cinta dan kasih sayang untuk mencerahkan eksistensi terhadap manusia

tanpa kebencian 90

6. Memiliki Kualitas Sabar 92

7. Berdzikir dan Berdoa 94

Page 15: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

xv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 98

1. Konsep Kecerdasan Spiritual 98

2. Konsep Puasa Perspektif Tasawuf 99

3. Pengembangan Kecerdasan Spiritual dalam Ibadah Puasa Perspektif

Tasawuf 99

B. Saran-saran 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Daftar SKK

3. Nota Pembimbing Skripsi

4. Lembar Konsultasi

Page 16: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia yang diciptakan Allah dengan bekal berupa

potensi. Potensi inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk

lain. Allah memberikan potensi kepada manusia meliputi beberapa

kategori, diantaranya adalah potensi yang berkaitan dengan kecerdasan

intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ),

dan kecerdasan emosional spiritual (ESQ). Potensi berupa kecerdasan

intelektual inilah yang menjadikan manusia memahami akan suatu ilmu

pengetahuan, atau singkatnya kecerdasan intelektual adalah kecerdasan

yang berkaitan dengan aspek kognitif.

Adapun kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang berkaitan

dengan emosi manusia seperti inisiatif, ketangguhan, optimisme dan

kemampuan beradaptasi. Kecerdasan inilah yang menjadi bekal seseorang

dalam menjalin hubungan dengan manusia yang lain seperti misalnya

dalam hal pekerjaan. Kemudian makna kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang berkaitan erat antara hubungan manusia dengan Tuhan,

atau singkatnya kecerdasan yang berkaitan dengan perjalanan rohani

manusia. Sedangkan kecerdasan emosional spiritual adalah penggabungan

antara kecerdasan emosi dan kecerdasan rohani manusia. Toto Tasmara

(2001:5) menyebut kecerdasan spiritual dengan kecerdasan ruhaniah.

Beliau menjelaskan bahwasanya kunci dari kecerdasan ruhaniah berada

Page 17: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

2

pada hati nurani. Kemudian mampu menanggapi bisikan nurani kita

tersebut dengan memberdayakan dan mengarahkan seluruh potensi qalbu.

Tentu saja tidak cukup hanya dengan mendengarkan hati nurani, tetapi

adalah menyatakan bisikan tersebut dengan keyakinan. Karena, nurani

tidak bisa kita bohongi, kecuali kita menyaksikan hati yang terasa pedih

bertambah sakit karena sikap penghianatan yang kita lakukan. Seorang

yang cerdas ruhaniah itu akan menunjukkan rasa tanggung jawabnya

dengan terus-menerus berorientasi pada kebajikan. Kecerdasan ruhaniah

sangat erat kaitannya dengan cara dirinya mempertahankan prinsip lalu

bertanggung jawab untuk melaksanakan prinsip-prinsipnya itu dengan

tetap menjaga keseimbangan dan melahirkan nilai manfaat yang

berkesuaian. Mereka yang cenderung memiliki kecerdasan spiritual rendah

akan cenderung mudah putus asa, tidak bersemangat, dan akhirnya akan

mengahiri keputus asaan tersebut dengan cara yang instan, tanpa lebih

jauh berfikir tentang akibat dari perbuatannya tersebut.

Dari beberapa kecerdasan yang telah dijelaskan diatas sedikit akan

diuraikan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

potensi spiritualitas diantaranya dengan menjalankan prinsip rukun Islam

kelima prinsip tersebut merupakan landasan atau jalan manusia dalam

mendekatkan diri kepada Allah. Rukun Islam ini mencakup 5 aspek ibadah

yakni Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Adapun hadits yang

berkaitan dengan kelima rukun Islam tersebut adalah sebagai berikut:

Page 18: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

3

قج ث صل :ثل صي ػي هللا صو ههللا شذص هسص ث هللا لثى ث

هللا ه سص ذث ح ص ق صص ثىزمجر صؤص لر ثىص صحج عج س

ش ثصثىذ صذلث ضطؼشثى

Artinya: Rosulullah bersabda “Islam adalah menyaksikan bahwa tiada

Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah

dan sesungguhnya Muhammad adalah pesuruh Allah dan

melaksanakan sholat dan menunaikan zakat dan melakukan

puasa pada bulan Ramadhan serta berhaji ke Baitullah jika

mampu menuju jalannya (HR Bukhari Muslim).”

Berkaitan dengan hadits diatas jelas bahwa disebut sebagai orang

Islam apabila sudah membaiat diri untuk menyembah Allah dan tidak

menyekutukanNya, serta mempercayai Rosul Muhammad sebagai

utusanNya (syahadat). Kemudian menunaikan shalat, dalam hal ini shalat

yang termasuk dalam hadits diatas adalah shalat 5 waktu atau shalat

maktubah yakni (isya‟, subuh, dhuhur, asar dan maghrib) dan hukumnya

adalah wajib bagi setiap hamba Allah yang telah bersyahadat dan baligh.

Sedangkan untuk menyempurnakan pahalanya seseorang dapat

melaksanakan shalat-shalat sunah seperti shalat tahajud, shalat duha, shalat

witir, shalat hajat dll.

Selanjutnya adalah zakat, zakat berarti memberikan sebagian harta

yang kita miliki untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya,

dengan tujuan untuk mengajarkan diri kita peduli terhadap sesama karena

pada dasarnya harta yang diberikan oleh Allah terdapat sedikit bagian

untuk yang lain. Dan jika tidak dikeluarkan akan menjadi penyakit untuk

diri seorang hamba.

Page 19: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

4

Kemudian yang keempat adalah puasa, puasa pada hakekatnya

adalah ibadah yang amat tinggi kedudukannya di sisi Allah, karena ibadah

ini merupakan penerapan sifat ihsan seorang hamba. Kemudian rukun

Islam yang terakhir adalah menunaikan haji, dan rukun Islam yang kelima

ini diwajibkan bagi hamba yang mampu. Apabila kelima aspek ibadah

tersebut telah dijalankan dengan sempurna dalam artian tidak lain hanya

untuk mencari keridhoan Allah serta dijalankan dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan, syarat dan rukun yang menjadi batasan maka akan

tampak pada diri seorang hamba kedekatan dengan Tuhannya.

Sejalan dengan eksistensi manusia yang diciptakan oleh Allah swt.

tak lain adalah untuk mengabdikan diri atau beribadah kepada Allah Swt.

sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Az-Zariyat ayat 56 :

ج خيقش شٱىج ٱل ىؼذذ ()إل

Artinya: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”

Dari ayat diatas dijelaskan bahwasanya manusia hukumnya wajib

untuk mengabdi kepada Allah dengan menjalankan apa yang

diperintahkan Allah serta menjauhkan diri dari apa yang dilarangNya.

Keterangan tersebut diperkuat dengan QS. Al-Imron ayat 104 yang

berbunyi:

ىضن إى زذػ أ ن ش دٱىخ ش ؤ ؼشف ٱى ػ نش ٱى

تل ى أ فيح ()ٱى

Page 20: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

5

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf

dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.” Sedangkan jalan yang dapat dilakukan sebagai bukti pengabdian

diri kepada Allah Swt. adalah dengan melaksanakan salah satu rukun

Islam yang telah diuraikan diatas, diantaranya adalah ibadah puasa,

sebagaimana dijelaskan diatas puasa merupakan ibadah yang sifatnya

rahasia. Sebagaimana Husein Bahreisj (1992:206) menjelaskan bahwa

puasa merupakan satu rahasia pribadi antara hamba dengan Tuhannya.

Kembali mengacu pada pengertian sebelumnya bahwa kecerdasan spiritual

berhubungan dengan perjalanan rohani manusia. Adapun pengembangan

kecerdasan ini dapat dilakukan dengan media satu diantaranya adalah

puasa. Karena puasa merupakan bagian dari ibadah yang dapat

menghubungkan diri seorang hamba dengan Tuhannya. Apabila seseorang

itu berpuasa dengan sebenar-benarnya maka ia akan mendapatkan

petunjuk Allah akibat taat yang dialaksanakan. Dalam puasa itu tidak

diperlukan seorang pengawas, sebab puasa kaitannya dengan sifat ihsan.

Rosulullah bersabda yang artinya: ”ihsan adalah engkau beribadah

kepada Allah seolah-lah engkau melihat-Nya jika engkau tidak dapat

melihat-Nya maka rasakan bahawa Allah melihatmu”.

Dalam tarjamah kitab Ihya‟ Ulumuddin karangan imam Al-Ghazali

(1982:85) menerangkan bahwa ibadah puasa mendapat keistimewaan

dengan kekhususan nisbat kepada Allah ta‟ala dari seluruh rukun-rukun

Page 21: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

6

Islam karena Allah Ta‟ala telah berfirman dalam apa yang diceritakan oleh

Nabi saw:

ثجثجز ى فج ج ثىص آةزظؼفثل غجىجثىصذؼ حضزدؼششث مو

د

Yang artinya: “Setiap kebaikan itu dengan sepuluh kelipatannya sampai

tujuh ratus kelipatan kecuali puasa, sesungguhnya puasa

itu untuk-Ku dan aku membalasnya” (H.R Al Bukhari

Muslim).

Allah menyempurnakan pahala orang yang berpuasa secara

sempurna dan membalasnya dengan balasan yang tak terkira, maka tidak

masuk dibawah dugaan dan perkiraan. Dan pantas dengan keadaan

demikian itu karena puasa hanya untuk-Nya dan dimuliakan dengan

penisbatan kepada-Nya meskipun seluruh ibadah itu baginya, sebagaimana

dimuliakan Baitullah (Ka‟bah) dengan menisbatkan kepada diriNya.

Sedangkan seluruh bumi ini milikNya karena dua makna yaitu (Al-

Gozhali, 1982:89):

1. Bahwasanya puasa itu mencegah dan meninggalkan. Puasa itu sendiri

rahasia yang padanya tidak ada amal yang dipersaksikan. Seluruh amal

dan ketaatan itu disaksikan dan dilihat oleh makhluk sedangkan puasa

hanya dilihat oleh Allah Swt, karena puasa itu amal didalam batin

dengan semata-mata kesabaran.

2. Bahwasannya puasa itu memaksa musuh Allah Swt. karena

perantaraan syaitan, semoga mendapat kutukan Allah adalah syahwat.

Syahwat itu hanyalah makan dan minum sebagaimana sabda rosul

Page 22: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

7

yang artinya : “Sesungguhnya syaitan itu berjalan pada anak Adam

(manusia) seperti jalannya darah, maka persempitlah jalanya dengan

lapar”.

Dan akan datang keutamaan lapar didalam kitab “Rakus terhadap

makanan dan pengobatannya” dari Rubu‟ muhlikat (hal-hal yang

membinasakan amal) sebagaimana telah dikutip oleh Ismail dalam

tarjamah Imam al-Ghozali (1982:90). Ketika puasa secara khusus itu

mencegah Syaitan dan menutup jalan-jalan yang ditempuhnya dan

menyempitkan tempat-tempat jalannya, maka puasa itu berhak mendapat

kekhususan dengan dinisbatkan kepada Allah Swt. Syahwat merupakan

tempat permainan syaitan, maka selama syahwat itu subur maka kerugian

mereka tidak akan pernah terputus, dan selama mereka ragu-ragu maka

tidak terbuka bagi hamba itu akan kekuasaan Allah Swt dan ia terhalang

dari bertemu denganNya.

Dari segi ini, puasa merupakan pintu ibadah dan perisai.

Dijelaskan oleh Nasruddin Razak (1996:206) bahwa puasa yang dilakukan

dengan sebenar-benarnya puasa adalah suatu latihan mental dan fisik

mendidik manusia berakhlak mulia, menciptakan insan berwatak, dengan

demikian menciptakan kesehatan rohani. Dari buku fiqih karangan

Wahbah al-Zuhayly (1996:84-85) menjelaskan pengertian puasa secara

syara‟, bahawasannya puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang

membatalkannya dengan niat yang dilakukan oleh orang-orang yang

bersangkutan pada siang hari mulai terbit fajar sampai terbenamnya

Page 23: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

8

matahari. Yang berarti secara fiqih puasa diartikan secara praktik saja

dengan memperhatiakn rukun, syarat, sunah dan hal-hal yang perlu

diperhatikan supaya puasa tidak batal.

Sedangkan kaitannya dengan tasawuf imam Al-Gazhali (1982:98)

membagi tingkatan puasa menjadi tiga yakni puasa umum, puasa khusus

dan puasa khususul khusus. Adapun pengertian puasa umum adalah

menahan perut dan kemaluan dari menunaikan kebutuhan sebagaimana hal

ini berkaitan dengan fiqih. Adapun puasa khusus adalah menahan

pandangan penglihatan, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan

dari dosa-dosa. Adapun puasa khususul khusus adalah puasa hati dari cita-

cita yang rendah dan fikiran-fikiran duniawi, dan mencegah hati dari apa

yang selain Allah Swt. secara keseluruhan, puasa inilah tingkat para nabi,

shiddiqqien dan orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

Jika diringkas pengertian puasa secara tasawuf berarti puasa yang

dapat mengarahkan hati seseorang menuju Allah, serta pensucian batin

untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tidak ada lagi baginya dunia

yang menarik selain untuk beribadah mencari ridho dari Allah Swt. Jadi

secara fiqih puasa berorientasi kepada praktek fisik dan secara tasawuf

puasa berorientasi pada pensucian batin dari segala sesuatu yang mengarah

pada selain Allah. Allah pun berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 183

tentang ibadah puasa, yang bunyinya:

ؤج مضٱىز ث ءث ن خػي ج جمضخػيٱىص م ٱىز ىؼين قذين

(٨)صضق

Page 24: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

9

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar

kamu bertakwa”

Dari ayat diatas nampak jelas bahwa ibadah puasa merupakan

salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah untuk hambaNya dengan

tujuan bagi seorang hamba untuk dapat mencapai derajat ketaqwaan.

Nasruddin Razak (1996:204) menjelaskan bahwa taqwa adalah suatu sikap

mental yang tumbuh atas dasar jiwa tauhid dan berkembang dengan

ibadah-ibadah yang dilakukan kepada Allah Swt. jadi taqwa adalah buah

dari ibadah. Akan tetapi derajat ketaqwaan dapat diperoleh seorang hamba

apabila seseorang yang menjalankan puasa dengan memperhatikan hal-hal

yang menjadikan sempurna puasanya serta menjauhkan diri dari hal-hal

yang sifatnya makruh bahkan haram dilakukan ketika puasa. Sehingga

dengan puasa yang sempurna, seseorang akan dapat mencapai derajat

ketakwaan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:

ؤج ٱىجس إ ث قذجةوىضؼجسف شؼدج ن جؼي أغ رمش ن خيق إج

ػذ ن أمش ٱلل إ ن أصقى خذشٱلل ()ػي

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara

kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Ayat di atas merupakan ayat yang menjelaskan bahwa setiap

manusia berkedudukan sama akan tetapi yang membedakan satu dengan

yang lain adalah ketaqwaannya. Membahas mengenai ketaqwaan

Page 25: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

10

sesungguhnya tidak ada indikasi yang dapat membedakan ciri-ciri orang

yang bertaqwa dan tidak, karena yang dapat menilai hanyalah Allah Swt.

Karena nilai ketaqwaan letaknya adalah di dalam hati manusia, kemudian

di tunjukkan melalui sikap ibadah yang dikerjakan. Melalui ketaqwaan

inilah orang akan sadar terhadap kebutuhan manusia yang harus imbang

antara kebutuhan jasmani dan rohani manusia. Kebutuhan fisik dengan

cara mengatur porsi makan, minum, juga terpenuhinya perihal sandang

dan tempat tinggal. Sedangkan berkaitan dengan rohani yang bisa

dilakukan adalah dengan menjalankan ibadah-ibadah yang sifatnya

mahdoh maupun ghoiru mahdoh.

Melalui firman Allah tentang puasa di atas maka ibadah puasa

merupakan salah satu cara menumbuhkan ketaqwaan atau istilah dalam

pendidikan umumnya adalah kecerdasan spiritual. Karena mengacu pada

pengertian sebelumnya yang menyatakan kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang berkaitan dengan perjalanan rohani seorang hamba

menuju Tuhannya. Dalam hal ini ketaqwaan merupakan sifat rohani

seorang hamba yang ditunjukkan dengan perilaku ibadah yang dikerjakan.

Berkaitan dengan penjelasan diatas mengenai puasa, sebenarnya

puasa merupakan ibadah yang amat mudah untuk dikerjakan, kemudian

dengan puasa akan banyak diperoleh hikmah/manfaat. Bahkan ibadah

puasa tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja akan tetapi beberapa

umat non muslim juga mengerjakan puasa meskipun orientasi mereka

berbeda dengan umat muslim pada umumnya. Dengan berpuasa orang

Page 26: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

11

tidak membutuhkan modal untuk mendapatkan pahala dari Allah Swt.

namun banyak juga orang muslim yang enggan melaksanakan puasa

karena beberapa alasan. Mungkin hal itu terjadi karena mereka kurang

mengetahui rahasia/hikmah/faedah dibalik ibadah puasa yang amat luar

biasa. Berkaitan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hikmah ibadah puasa yang kaitannya dengan kecerdasan

spiritual dengan mengacu pada ilmu tasawuf, kemudian mengkaji kedua

aspek tersebut yaitu kecerdasan spiritual dan puasa prespektif tasawuf

secara kritis dan obyektif dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Untuk

itu penulis membuat skripsi dengan judul : ” PENGEMBANGAN

NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL DALAM IBADAH

PUASA PERSPEKTIF TASAWUF.”

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji

melalui penelitian ini. Beberapa masalah itu adalah:

1. Bagaimanakah konsep kecerdasan spiritual?

2. Bagaimana kosep puasa perspektif tasawuf?

3. Bagaimanakah pengembangan kecerdasan spiritual dalam ibadah

puasa perspektif tasawuf?

Page 27: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

12

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji, maka peneliti

memiliki tujuan antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui konsep kecerdasan spiritual.

2. Untuk mengetahui konsep puasa perspektif tasawuf.

3. Untuk mengetahui pengembangan kecerdasan spiritual dalam ibadah

puasa perspektif tasawuf.

D. Manfaat Penelitian

Setiap pengkajian suatu ilmu pengetahuan diharapkan dapat

memberikan informasi baru yang mengandung beberapa manfaat, manfaat

bagi yang meneliti maupun khalayak umum. Dalam skripsi ini diharapkan

dapat menghasilkan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara

praktis, adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat:

a. Memberikan sumbangan berupa wawasan ilmu pengetahuan Islam

khususnya dalam ilmu fiqih dan tasawuf.

b. Dapat menjadi salah satu sumber informasi tentang kecerdasan

spiritual secara mendalam.

c. Untuk memberikan masukan terutama kepada setiap diri manusia

tentang pentingnya puasa dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual.

Page 28: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

13

2. Manfaat Praktik

Secara praktik dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat:

a. Menambah motivasi kepada setiap muslim untuk lebih giat dalam

menjalankan puasa serta lebih berhati-hati dalam menjaga

kesempurnaan puasa yang dijalankan.

b. Agar setiap diri manusia menggunakan dan mengembangkan

kecerdasannya dengan baik serta dapat menjadi pribadi yang

bermakna dengan ibadah yang dijalankan.

c. Memberi kontribusi positif dalam proses kehidupan dengan ibadah

puasa yang memiliki fungsi dapat meningkatkan kecerdasan

spiritual sebagai pencegahan terhadap gejala penyakit jiwa atau

stres dengan memanfaatkan dan memfungsikan kecerdasan

spiritual.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya kemungkinan kesalah pahaman

pengertian dan penafsiran dalam istilah yang digunakan dalam judul

penelitian, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat

dalam judul ini, antara lain sebagai berikut:

1. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah pengetahuan akan kesadaran diri,

makna hidup, tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi. Kecerdasan ini

berupa kemampuan mengelola “suara hati” sehingga terekspresikan

Page 29: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

14

secara tepat dan efektif, yang memungkinkan kita bekerja sama dengan

lancar menuju sasaran yang lebih luas dan bermakna. Makna yang

dituju dalam kecerdasan spiritual mengacu pada fitrah, kesadaran akan

kefitrahan diri atau suara hati itu yang terus mendorong manusia ke

arah perubahan yang lebih bermakna dan bernilai (Ahmad Taufiq

Nasution, 2009:4). Dari pengertian di atas jelas bahwa kecerdasan

spiritual bisa menjadikan manusia lebih kuat dalam memaknai

kehidupan.

2. Ibadah puasa perspektif tasawuf

Menurut bahasa, kata „ibadah berarti patuh (at-tha‟ah), tunduk (al-

khudu‟). Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan diri (al-tazallul).

Menurut Ibn Taimiyah, ibadah berarti merendahkan diri (ad-dzull).

Akan tetapi, ibadah yang diperintahkan dalam agama itu bukan

sekedar ketaatan atau perendahan diri kepada Allah. Ibadah

mengandung pengertian apabila ia mencintai Allah, lebih dari cintanya

kepada apa pun dan memuliakanNya lebih dari segala yang lain-Nya.

Bahkan ia harus meyakini tidak ada yang hak atas cinta dan kepatuhan

yang sempurna kecuali Allah SWT, dikutip dari buku karangan Dr.

Lahmuddin Nasution (1997: 2-3).

Dalam buku karangan Dr. Yusuf Qardawi (2006:18) menjelaskan

pengertian puasa menurut syara‟ adalah menahan dan mencegah diri

secara sadar dari makan, minum, bersetubuh dengan perempuan dan

hal-hal semisalnya, selama sehari penuh, yakni dari kemunculan fajar

Page 30: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

15

hingga terbenamnya matahari dengan niat memenuhi perintah dan

taqarrub kepada Allah SWT. Dalam buku karangan Sokhi Huda

(2008:25) yang mengutip pendapat dari Abul Wafa al-Taftazani

menjelaskan bahwa tasawuf merupakan usaha mempersenjatai diri

dengan nilai-nilai ruhaniyah yang sekaligus menegakkannya pada saat

menghadapi kehidupan materialis.

Dari pengertian di atas ibadah puasa prespektif tasawuf berarti

kepatuhan dan ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya atas dasar

rasa cinta untuk dapat menahan diri dari nafsu serta penyucian batin

sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian literatur, karena

mendasarkan pengertian Iqbal Hasan (2006:5) yang menjelaskan

bahwa penelitian kepustakaan/library research adalah penelitian

yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan)

baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian dan

peneliti terdahulu. Dalam hal ini penulis mendasarkan tulisan

skripsi ini dengan mengacu pada pendapat para ulama‟ dan

ilmuwan.

2. Sumber Data

Page 31: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

16

Berkaitan dengan jenis penelitian literatur, pengumpulan

data pada penulisan ini, penulis menggunakan metode studi

pustaka dengan mengacu beberapa sumber yang sesuai dengan

topik yang bersangkutan, yakni dibagi dalam dua bentuk sumber

diantaranya:

a. Sumber Primer

Menurut Winarno Surakhmad (1989:163) sumber primer yaitu

data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data

penyelidik untuk tujuan khusus itu. Dalam hal ini peneliti

mengacu sumber primernya diantaranya adalahAl-Qur‟an dan

Hadits, tarjamah kitab Ihya‟ Ulumuddin karya Al-Ghozali,

fiqih puasa karya Yusuf Qardhawi, Hasbi Ash Shiddiqy

dengan judul pedoman puasa dan juga buku karangan Ary

Ginanjar, Toto Tasmara yang menjelaskan tentang SQ.

b. Sumber Sekunder

Mengandung arti yakni sumber yang mendukung dan

melengkapi sumber data primer. Adapun sumber data

sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah buku karangan

Danah Zohar dan Ian Marshall, serta buku-buku fiqih yang

berhubungan dengan ibadah puasa seperti fiqih 1 karya Dr.

Lahmuddin Nasution, serta pendukung lain yang berhubungan

dengan tasawuf.

Page 32: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

17

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan

metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi

Arikunto, 2010:274). Karena obyek dalam penelitian ini tentang

kecerdasan spiritual dalam ibadah puasa prespektif tasawuf maka

penulis memfokuskan kajian untuk menelaah dan memahami

pendapat para ulama‟ dan ilmuwan yang ditulis dalam buku untuk

dijadikan sebagai bahan penelitian.

4. Analisis Data

Dijelaskan oleh Lexy J. Moleong (2009:248) analisis data

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Dalam menganalisis

penelitian tentang nilai kecerdasan spiritual dalam ibadah puasa

prespektif tasawuf penulis menggunakan beberapa metode,

diantaranya metode diskriptif analisis dan metode induktif.

Metode diskriptif yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan

menyusun data, kemudian diusahakan pula dengan analisa dan

interpretasi atau penafsiran terhadap data-data tersebut (Winarno

Surakhmad, 1989:139). Sedangkan metode Induktif menurut

Sutrisno Hadi (1993:42) adalah metode yang berangkat dari fakta-

Page 33: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

18

fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret, kemudian

dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang kongkret itu ditarik

genralisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.

Berdasarkan pengertian tersebut penulis melakukan telaah

terhadap pengertian-pengertian yang ada atau berhubungan

dengan permasalahan yang dibahas kemudian penulis menarik

kesimpulan tentang permasalahan tersebut. Atau singkatnya

adalah penarikan kesimpulan dari permasalahan yang bersifat

khusus selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahsan dan memahami isi skripsi ini, maka

peneliti menulis skripsi ini secara sistematis. Skripsi ini disusun dalam

lima bab, secara sitematis akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB I , dibahas mengenai Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II , dibahas mengenai beberapa hal yang berkaitan kecerdasan

spiritual diantaranya meliputi pengertian kecerdasan sipritual,

indikator kecerdasan spiritual, faktor yang mempengaruhi

kecerdasan spiritual, langkah meningkatkan kecerdasan

spiritual, serta manfaat kecerdasan sipritual.

Page 34: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

19

BAB III, dibahas mengenai ibadah puasa yang meliputi pengertian ibadah,

macam-macam ibadah, tujuan ibadah, juga mengenai pengertian

puasa, dimensi-dimensi puasa syarat dan rukun puasa, sunah-

sunah dalam puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, macam-

macam puasa, serta hikmah puasa.

BAB IV, dibahas mengenai analisis tentang kecerdasan spritual dalam

ibadah puasa perspektif tasawuf yang meliputi nilai kecerdasan

spiritual dalam ibadah puasa, serta indikator kecerdasan spiritual

dalam puasa perspektif tasawuf.

BAB V, Penutup, pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari

hasil penelitian dan saran.

Bagian akhir, terdiri dari: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Daftar

Riwayat Hidup Penulis.

Page 35: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

20

BAB II

KECERDASAN SPIRITUAL

A. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Pada awal abad 20, IQ pernah menjadi isu besar karena pada masa

itu muncul pendapat bahwa semakin tinggi IQ seseorang maka semakin

tinggi pula kecerdasannya. Pada pertengahan tahun 1990-an, Daniel

Goleman mempopulerkan penelitian dari banyak neurolog dan psikolog

yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ) sama pentingnya

dengan IQ. Menurutnya EQ merupakan persayaratan dasar untuk

menggunakan IQ secara efektif. Saat ini akhir abad 20 menunjukkan

adanya “Q” jenis ketiga. Gambaran utuh kecerdasan manusia dapat

dilengkapi dengan perbincangan mengenai kecerdasan spiritual “SQ”.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan

memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk

menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih

luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah

landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.

Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita (Zohar dan Marshall,

2001:3-4).

Dalam buku karangan Sudirman (2004:24) yang mengutip

pendapat Marsha Sinetar menyatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah

pemikiran yang terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh dorongan dan

Page 36: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

21

efektivitas, keberadaan atau hidup keilahian yang mempersatukan kita

sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Sedangkan dalam buku karangan

Triantoro (2007:16) yang mengutip pendapat dari Michael Levin yang

menjelaskan kecerdasan spiritual adalah sebuah prespektif “spirituality is

a perspective” artinya mengarahkan cara berfikir kita menuju kepada

hakekat terdalam kehidupan manusia, yaitu penghambaan diri pada sang

Maha Suci dan Maha Meliputi. Menurut Levin kecerdasan spiritual

tertinggi hanya bisa dilihat jika individu telah mampu mewujudkannya dan

terefleksi dalam kehidupan sehari-harinya. Artinya sikap-sikap hidup

individu mencerminkan penghayatannya akan kebajikan dan

kebijaksanaan yang mendalam, sesuai dengan jalan suci menuju pada sang

Pencipta. Menurut Akhmad Muhaimin (2010:31) bependapat bahwa

kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa

sebagai internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam

melihat makna yang ada di balik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu.

Adapun kecerdasan spiritual menurut Khalil Kavari yang dikutip

oleh Danah Zohar dan Ian Marshall (2001:27) adalah fakultas dari dimensi

nonmaterial kita-ruh manusia. Inilah intan yang belum terasah yang kita

semua memilikinya. Kita harus mengenalinya seperti apa adanya,

menggosoknya sehingga berkilap dengan tekad yang besar dan

menggunakannya untuk memperoleh kebahagiaan abadi. Seperti

kecerdasan lainnya, kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dan juga

Page 37: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

22

diturunkan. Akan tetapi kemampuannya untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas.

Pendapat lain mengenai kecerdasan spiritual diuraikan oleh Ary

Ginanjar (2005:47) sebagaimana berikut, kecerdasan spiritual adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan

kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah

menuju manusia seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid serta

berprinsip hanya karena Allah. Dari beberapa pengertian di atas

kecerdasan spiritual yang di paparkan oleh para ilmuan belum sampai pada

nilai-nilai ketuhanan namun lebih kepada otak. Pengertian di atas

menunjukkan bahwa spritual berkaitan dengan hati, seiring dengan temuan

Got Spot ini baru sampai pada otak manusia dan belum sampai kepada

intinya yakni (hati). Namun seiring dengan datangnya pengertian dari Ary

Ginanjar diharapkan mampu membuat spiritual yang kering untuk bisa

menjadi lebih hidup karena dia memberi makna spiritual dalam setiap

pemikiran, perilaku dan tindakan.

B. Indikator Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall (2001:14), kecerdasan spiritual itu adalah

kemampuan seseorang dalam memaknai hidupnya. Ciri-ciri orang yang

memiliki kecerdasan spiritual menurut mereka diantaranya adalah:

1. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)

2. Tingkat kesadaran yang tinggi

Page 38: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

23

3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit

5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu

7. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

8. Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang

mandiri” yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.

Pendapat di atas ditambah Frances Vaughan (1992) yang dikutip oleh

Triantoro (2007:29-31) menyatakan bahwa ciri-ciri kecerdasan spiritual

yang tinggi adalah:

1. Autentik, yang berarti bertanggung jawab dan jujur terhadap diri

sendiri.

2. Mampu melepaskan masa lalu dan memusatkan perhatian pada masa

kini dan masa depan.

3. Mampu menghadapi ketakutan sendiri dengan tanggung jawab.

4. Pemahaman untuk mengembangkan visi dan misi hidup serta

mengembangkan sikap memaafkan sebagai wujud empati.

5. Cinta dan kasih sayang untuk mencerahkan eksistensi kehidupan

manusia tanpa kebencian dan ketakutan untuk dikuasai.

6. Memiliki sikap tanggung jawab sosial.

Toto Tasmara (2001:6) mengungkapkan bahwa ada 8 indikator

kecerdasan spiritual, yaitu:

1. Memiliki Visi

Page 39: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

24

Visi adalah cara seseorang melihat gambar diri di hari esok. Visi

tersebut didasari oleh pengalaman, pengetahuan dan harapan. Visi

atau tujuan setiap muslim yang cerdas secara spiritual, akan

menjadikan pertemuan Allah sebagai puncak dari visi pribadinya

yang kemudian dijabarkan dalam bentuk perbuatan baik yang

terukur dan terarah. Hal ini mendorong dirinya untuk menjadikan

dunia hanya sebuah perantauan yang harus kembali pulang ke

akhirat dengan membawa bekal serta memenuhi seluruh tanggung

jawab kepada Allah SWT.

2. Merasakan Kehadiran Allah

Orang yang memiliki kecerdasan spiritual selalu merasakan

kehadiran Allah dimana saja. Mereka meyakini adanya kamera

ilahiah yang terus menyoroti qalbunya, dan mereka merasakan

serta menyadari bahwa seluruh detak hatinya diketahui dan dicatat

Allah tanpa ada satupun yang tercecer.

3. Berdzikir dan Berdoa

Dzikir bermakna penyebutan atau penghadiran. Penyebutan

dengan lidah dan penghadiran dengan hati. Makna yang dimaksud

ialah penghadiran Allah baik dzat, sifat dan af‟al-Nya. Dzikir

bagaikan kompas dan seluruh peralatan mesin kapal bagi nahkoda

kapal. Yaitu petunjuk agar misi dan pelayarannya selamat. Do‟a

merupakan dzikir dan ibadah, karena do‟a memiliki keutamaan

yang sama seperti dzikir dan ibadah. Dan di dalam do‟a terdapat

Page 40: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

25

kelapangan bagi jiwa dan penyembuhan kesulitan, duka cita dan

gelisah karena orang yang berdo‟a selalu mengharap do‟anya

dikabulkan oleh Allah.

4. Memiliki Kualitas Sabar

Sabar berasal dari bahasa arab sabr yang artinya menahan atau

mengekang. Bersabar artinya menahan diri dari segala sesuatu

yang disukai dan tidak di sukai dengan tujuan mengharap ridho

dari Allah (Yudy Effendy, 2012:6). Sabar juga berarti kemampuan

untuk mengendalikan diri yang mengajak ke hal-hal negatif. Sabar

berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai

cita-cita sehingga membuat diri manusia menjadi makhluk yang

kuat dan tidak putus asa dalam menghadapi cobaan atau ujian dari

Allah. Sesungguhnya orang yang dapat menghadapi musibah dan

situasi-situasi yang sulit dengan sabar dan teguh adalah orang yang

berkepribadian kuat yang sehat jiwanya. Allah memerintahkan kita

untuk bersabar seperti dalam firmanNya:

ؤج ثٱىز ذشدٱصضؼثءث ر ٱىص ي ٱىص إ غٱلل ذش ٱىص

()

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan

shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar.”

Di dalam nilai-nilai sabar, sikap yang palingdominan yaitu,

sikap percaya diri, optimis, mampu menahan beban ujian dan

terus berusaha sekuat tenaga.

Page 41: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

26

5. Cenderung Pada Kebaikan

Orang-orang yang bertaqwa adalah tipe manusia yang selalu

cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Sabda Rasulullah

SAW.: “Jadikanlahhidup hari ini lebih baik dari hari kemarin dan

hariesok lebih baik lagi dari hari ini”. Dan orang-orang tersebut

merasakan kerugian apabila waktunya berlalu begitu saja tanpa

ada satu pun kebaikan yangdilakukan.

6. Memiliki Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untukmemahami orang lain.

Merasakan rintihan danmendengar debaran jantungnya, sehingga

mampuberadaptasi dengan merasakan kondisi batiniah oranglain.

7. Berjiwa Besar

Berjiwa besar adalah keberanian untukmemaafkan dan sekaligus

melupakan perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang lain.

Orang yang cerdassecara ruhaniah (spiritual) adalah mereka yang

mampu memaafkan, betapapun pedihnya kesalahan yang dibuat

orang pada dirinya. Karena menyadari bahwa sikap pemberian

maaf sebagai bukti kesalehan dan salah satu bentuk tanggung

jawab hidup. Karenahal itu diharapkan bisa mempengaruhi orang

lain agarberbuat yang sama.

8. Bahagia Melayani

Budaya melayani dan menolong merupakanbagian dari citra diri

seorang muslim. Melayani atau menolong merupakan bentuk

Page 42: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

27

kesadaran dan kepedulian terhadap nilai kemanusiaan. Orang

tersebut akan melayani manusia dan alam lingkungannya dengan

penuh rasa cinta dan kelembutan. Hal ini merupakan investasi

yang kelak akan dipetik keuntungannya, tidak hanya di akhirat

saja melainkan di dunia juga.

Dari beberapa indikator kecerdasan spiritual yang telah diuraikan oleh

ilmuwan maupun tokoh agama (ulama‟) diatas penulis menyimpulkan

bahwsanya manusia yang memiliki kecerdasan spiritual hendaknya

memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya adalah:

1. Memiliki kualitas yang diilhami dengan visi dan nilai-nilai

2. Autentik (tanggung jawab dan jujur kepada diri sendiri)

3. Memiliki kesadaran hidup yang tinggi

4. Merasakan kehadiran Allah

5. Cinta dan kasih sayang untuk mencerahkan eksistensi terhadap

manusia tanpa kebencian

6. Memiliki kualitas sabar

7. Berdzikir dan berdoa

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual

Pada dasarnya kecerdasan spiritual ini harus di tanamkan pada diri.

Karena kesuksesan itu tak hanya dipengaruhi oleh IQ dan EQ saja. Tapi

SQ juga berpengaruh besar dalam kesuksesan seorang individu.

Kecerdasan spiritual juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

Page 43: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

28

sebagai berikut, sebagaimana dipaparkan oleh Zohar dan Marshall faktor

yang mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah:

1. Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan lahiriah kita.

Menurut penelitian yang dilakukan pada era 1990-an membuktikan

bahwa osilasi sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual.

2. Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian dalam

otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika pengalaman

religious atau spiritual berlangsung. Dia menyebutnya sebagai titik

Tuhan atau God Spot. Tapi titik tuhan ini bukan syarat mutlak dari

kecerdasan spiritual. Melainkan butuh integrasi antara seluruh bagian

otak, seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan.

Adapun pendapat lain menyatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual berasal dari dalam diri individu

juga dari luar individu sebagaimana berikut dikutip dari Triantoro,

(2007:55):

1. Faktor internal

Spiritual itu adalah jiwa atau ruh. Jadi pribadi sendiri akan

mempengaruhi kecerdasan spiritual itu sendiri. Karena jika dalam

diri kita tak ada sidikitpun ruh yang ingin memaknai sebenarnya

Page 44: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

29

apa hidup itu, maka kecerdasan spiritual itu akan sulit untuk ada.

Meskipun lingkungan mendukung.

2. Faktor eksternal

a) Lingkungan keluarga

Keluarga adalah madrasah pertama bagi pribadi seseorang.

Untuk itu segala kecerdasan bermula dan dipengaruhi oleh

keluarga. Begitu juga dengan kecerdasan spiritual seseorang.

Keluarga berpengaruh besar dalam membentuk kecerdasan

spiritual seseorang .

b) Lingkungan sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang juga

mempengaruhi kecerdasan spiritual. Karena disekolah ini

seseorang banyak memperoleh pengetahuan. Tak hanya

pengetahuan tapi juga nilai. Jika guru memberi

nilai kehidupan yang baik, maka itu akan membuat kecerdasan

spiritual meningkat. Sehingga seseorang mampu memaknai

hidupnya dengan baik. Disamping itu semua pihak sekolah

bekerja sama dalam memberikan pengetahuan yang mampu

meningkatkan kecerdasan.

Page 45: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

30

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi kecerdasan

spiritual seseorang. Karena disamping tinggal dilingkungan

keluarga, seseorang juga hidup dalam masyarakat. Jika

masyarakat mempunyai budaya atau kebiasaan yang baik maka

akan terbiasa juga untuk melakukan hal –hal yang baik.

Sehingga secara tak langsung kecerdasan spiritual seseorang

akan muncul dan berkembang. Contohnya masyarakat yang

selalu melakanakan kewajiban agama, masyarakat yang selalu

menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang berada

disekitar mereka.

d) Kelompok teman sebaya

Faktor teman sebaya sangat berpengaruh pada perkembangan

spiritual, karena yang terjadi saat ini banyak terjadi

kriminalitas yang disebabkan oleh sekelompok orang yang

bergabung dalam komunitas pelaku kejahatan. Disinlah peran

kecerdasan spiritual untuk membentengi manusia dari pelbagai

hal-hal negatif. Sehingga seseorang akan memilki keteguhan

hati memegang prinsip atau nilai spiritual yang diyakininya.

D. Langkah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall (2001:231) tujuh langkah praktis

mendapatkan kecerdasan spiritual lebih baik:

Page 46: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

31

1. Menyadari di mana saya sekarang

Dengan cara menyisihkan beberapa waktu untuk berdiam diri,

bermeditasi setiap hari, atau sekedar mengevaluasi setiap hari sebelum

tertidur di malam hari.

2. Merasakan dengan kuat bahwa ingin merubah diri, bertekad dan berjaji

dalam hati untuk menjadi lebih baik.

3. Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi yang

paling dalam dalam perubahan hidup.

4. Menemukan dan mengatasi rintangan.

5. Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju.

6. Menetapkan hati saya pada sebuah jalan.

7. Tetap menyadari bahwa ada banyak jalan.

Adapun Ary Ginanjar (2005: 64-354) juga merumuskan beberapa langkah

yang dapat dilakukan seseorang untuk mengembangkan kecerdasan

spiritual dalam dirinya yang dijabarkan dari prinsip 1 ihsan, 6 rukun iman

dan 5 rukun islam yakni sebagai berikut:

1. Zero Mind Process (proses penjernihan emosi) menerangkan

bagaimana rumusan 1 ihsan. Dalam upaya untuk melakukan

penjernihan emosi (ZMP), yaitu antara lain:

a. Hindari selalu berprasangka buruk, upayakan berprasangka baik

terhadap orang.

b. Berprinsiplah selalu kepada Allah yang Maha Abadi.

Page 47: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

32

c. Bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu

pikiran, berpikirlah merdeka.

d. Dengarlah suara hati, berpeganglah prinsip karena Allah,

berpikirlah melingkar sebelum menentukan kepentingan dan

prioritas.

e. Lihatlah semua sudut pandang secara bijaksana berdasarkan suara

hati yang bersumber dari asmaul husna.

f. Periksa pikiran terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu,

jangan melihat sesuatu karena pikiran anda tetapi lihatlah sesuatu

karena apa adanya.

g. Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan adalah bersumber dari

Allah.

Hasil akhir dari zero mind proces atau penjernihan emosi

adalah seseorang yang telah terbebas dari belenggu prasangka

negatif, prinsip-prinsip hidup yang menyesatkan, pengalaman yang

mempengaruhi pikiran, egoisme kepentingan dan prioritas,

pembanding-pembanding yang subjektif, dan terbebas dari

pengaruh belenggu literatur-literatur yang menyesatkan.

Dibutuhkan kejernihan hati sebelum mencari dan menemukan

kebenaran. Pemaknaan ihsan seperti ini jelas berbeda dengan

seperti pemaknaan yang telah dikenal sebelumnya. Karena makna

ihsan yang dikenal sebelumnya merupakan bentuk ibadah yang kita

lakukan sepenuhnya diperhatikan oleh Allah dan Allah akan selalu

Page 48: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

33

mengawasi kita di manapun kita berada. Rumusan Ary Ginanjar

tentang ihsan ini merupakan rumusan prinsip dari makna ihsan

dihubungkan dengan realita kehidupan masyarakat yang ada.

2. 6 Asas Pembangunan Mental, antara lain:

a. Prinsip Bintang (Iman Kepada Allah), merupakan penjabaran dari

makna iman kepada Allah dalam rukun iman. Prinsip seorang

bintang adalah memiliki rasa aman, kepercayaan diri yang tinggi,

integritas yang kuat, bersikap bijaksana, dan memiliki motivasi

yang tinggi, semua dilandasi dan dibangun karena iman kepada

Allah.

b. Prinsip Malaikat (Iman Kepada Malaikat), orang yang berprinsip

seperti malaikat akan menghasilkan orang yang sebagai berikut

yakni seseorang yang memiliki tingkat loyalitas tinggi, komitmen

yang kuat, memiliki kebiasaan untuk mengawali dan memberi,

suka menolong dan memiliki sikap saling percaya. Dengan

mempraktekkan kebaikan dan ciri-ciri yang malaikat punya di

dalam kehidupan sehingga orang tersebut akan menjadi manusia

yang paripurna.

c. Prinsip Kepemimpinan (Iman Kepada Rasul Allah), Pemimpin

sejati adalah seorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian

kepada orang lain sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang

kuat sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing

dan mempelajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan

Page 49: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

34

konsisten. Memimpin berdasarkan atas suara hati yang fitrah.

Dengan meneladani sifat-sifat dari rasul, maka akan membuat kita

memiliki prinsip kepemimpinan yang menentramkan masyarakat.

d. Prinsip Pembelajaran (Iman Kepada Kitab Allah), hasil dari proses

pembelajaran antara lain: (1) Memiliki kebiasaan membaca buku

dan situasi dengan cermat, (2) Selalu berpikir kritis dan mendalam,

(3) Selalu mengevaluasi pemikirannya kembali, (4) Bersikap

terbuka untuk mengadakan penyempurnaan, (5) Memiliki pedoman

yang kuat dalam belajar yaitu berpegang hanya kepada Allah. Hasil

dari proses pembelajaran di atas merupakan sebuah pemikiran yang

sesuai dengan konteks yang harus dilakukan oleh semua orang

dalam mempraktekkan iman kepada kitab-kitab Allah, sehingga

kitab-kitab Allah menjadi lebih membumi di dalam kehidupan

manusia.

e. Prinsip Visi ke Depan (Iman Kepada Hari Akhir), berorientasi

kepada tujuan akhir dalam setiap langkah yang dibuat, melangkah

secara optimal dan sungguh-sungguh, memiliki kendali diri dan

sosial karena telah memiliki kesadaran akan adanya hari kemudian,

memiliki kepastian akan masa depan dan memiliki ketenangan

batiniah yang tinggi yang tercipta oleh keyakinannya akan adanya

hari pembalasan. Dengan kesadaran visi akan hari akhir tersebut,

akan mendorong manusia terus berbuat dan berjuang dengan

Page 50: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

35

sebaik-baiknya di muka bumi hingga akhir hayat tanpa perlu diri

merasa berhenti.

f. Prinsip Keteraturan (Iman Kepada Qadha dan Qadar), hasil dari

prinsip keteraturan akan memiliki kesadaran, ketenangan dan

keyakinan dalam berusaha karena pengetahuan akan kepastian

hukum alam dan hukum sosial, memahami akan arti penting

sebuah proses yang harus dilalui, selalu berorientasi kepada

pembentukan sistem dan selalu berupaya menjaga sistem yang

telah dibentuk. Inilah yang akan didapat oleh orang yang

menjalankan prinsip keteraturan, sehingga hidupnya menjadi lebih

bermakna karena sadar bahwa hidup ini sudah ada keteraturannya

dari Allah.

3. 5 Prinsip Ketangguhan, 5 prinsip ketangguhan ini menjadi dua bagian

yakni 3 prinsip ketangguhan pribadi dan 2 prinsip ketangguhan sosial.

a. 3 Prinsip Ketangguhan Pribadi, seseorang yang telah memiliki

prinsip 6 asas pembentukan mental. Kemudian untuk menjadi

pribadi yang sukses, ditambah dengan 3 langkah sukses yaitu:

1) Prinsip Penetapan Misi (Syahadat), merupakan penjabaran

makna dari syahadat dalam rukun Islam. Penetapan misi

melalui syahadat akan menciptakan suatu dorongan kekuatan

untuk mencapai keberhasilan. Syahadat akan membangun

suatu keyakinan dalam berusaha, syahadat akan menciptakan

suatu daya dorong dalam upaya mencapai suatu tujuan,

Page 51: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

36

syahadat akan membangkitkan suatu keberanian dan

optimisme sekaligus menciptakan ketenangan batiniah dalam

menjalankan misi hidup.

2) Prinsip Pembangunan Karakter (Shalat), shalat sebagai

tempat untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan pikiran,

dan pelaksanaan shalat juga suatu mekanisme yang bisa

menambah energi baru yang terakumulasi sehingga menjadi

suatu kumpulan dorongan dahsyat untuk segera berkarya dan

mengaplikasikan pemikirannya ke dalam realita. Shalat

adalah suatu metode relaksasi untuk menjaga kesadaran diri

agar tetap memiliki cara berpikir fitrah, sebuah metode yang

dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual secara

terus menerus, shalat adalah suatu teknik pembentukan

pengalaman yang membangun suatu paradigma positif, dan

shalat merupakan suatu cara untuk terus mengasah dan

mempertajam kecerdasan emosi dan spiritual yang diperoleh

dari rukun iman.

3) Prinsip Pengendalian Diri (Puasa), merupakan penjabaran

makna dari rukun Islam ketiga yakni puasa. Puasa adalah

kemampuan menahan dan mengendalikan diri untuk tidak

hanya berkeinginan menjadi seorang pemimpin dengan

mengatasnamakan orang lain untuk tujuan pribadi serta

keuntungan tertentu. Akan tetapi menyadari bahwa

Page 52: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

37

pemimpin adalah salah satu tugas yang maha berat untuk

membawa umat ke arah kebahagiaan dengan hati nurani.

Hasil pengendalian diri: puasa adalah suatu metode

pelatihan untuk pengendalian diri, puasa bertujuan untuk

meraih kemerdekaan sejati dan pembebasan belenggu nafsu

yang tidak terkendali, puasa yang baik akan memelihara

aset kita yang paling berharga yakni fitrah diri, tujuan puasa

lainnya untuk mengendalikan suasana hati, juga pelatihan

untuk menjaga prinsip-prinsip yang telah dianut

berdasarkan rukun iman.

b. 2 Prinsip Ketangguhan Sosial, merupakan penjabaran dari prinsip

zakat dan haji di dalam rukun Islam.

1) Prinsip Stategi Kolaborasi (Zakat), suatu upaya untuk

memanggil dan mengangkat ke permukaan suara hati untuk

menjadi dermawan dan untuk memberi rezeki kepada orang

lain. Pada prinsipnya, zakat bukan hanya sebatas memberi

2,5% dari penghasilan bersih yang kita miliki. Akan tetapi,

prinsip zakat dalam arti luas seperti memberi penghargaan dan

perhatian kepada orang lain, menepati janji yang sudah anda

berikan, bersikap toleran, mau mendengar orang lain, bersikap

empati, menunjukkan integritas, menunjukkan sikap rahman

dan rahim kepada orang lain.

Page 53: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

38

2) Prinsip Aplikasi Total (Haji), suatu wujud kesalarasan antara

idealisme dan praktek, keselarasan antara iman dan Islam. Haji

adalah suatu transformasi prinsip dan langkah secara total

(thawaf), konsistensi dan persistensi perjuangan (sa`i), evaluasi

dari prinsip dan langkah yang telah dibuat dan visualisasi masa

depan melalui prinsip berpikir dan cara melangkah yang fitrah

(wukuf). Haji juga merupakan suatu pelatihan sinergi dalam

skala tertinggi dan haji adalah persiapan fisik secara mental

dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan (lontar

jumrah).

ESQ merupakan gabungan emotional, spriritual dan

quontient, yaitu kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Di

dalam konsep ESQ, semua manusia punya intelektual dan

punya emosional, tapi kedua hal tersebut tidak sempurna kalau

tidak disatukan dengan kecerdasan spriritual. Dengan ESQ way

165 membentuk karakter yang mengetahui jati dirinya,

mengetahui Tuhannya, mengetahui orang tuanya menurut

agamanya masing-masing, Dengan ESQ juga akan terbentuk

nilai dasar yang jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama,

adil, peduli, visioner, rasa saling menghormati, rasa saling

menyayangi, tidak ada lagi saling menjatuhkan, saling

membenci antara satu agama dengan agama lain, satu suku

dengan suku lain.

Page 54: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

39

E. Manfaat Kecerdasan Spiritual

Winarno (2013:20) menjelaskan beberapa buah dari kesehatan spiritual

diantaranya:

1. Memiliki kemampuan untuk memahami persoalan hidup

2. Mendapatkan solusi yang solutif dari segala persoalan kehidupan

3. Hidup tanpa kegelisahan dan kesedihan

4. Mampu membedakan yang baik dan yang buruk

5. Lebih siap dalam menghadapi kehidupan

6. Kecerdasan spiritual menjadikan seseorang lebih tahu akan hikmah

kejadian yang ia alami dan dijadikan pelajaran dan renungan.

7. Mengembangkan fitrah (potensi) yang ada dalam diri manusia

menjadi lebih kreatif. Orang yang cerdas secara spiritual dapat

memandang hidup yang lebih besar sebagai suatu visi. Pandangan

hidup ini mendorong manusia untuk berjuang keras, menjadikan

dia kreatif dan bisa menjadi apa saja dengan dirinya sendiri sampai

akhirnya ia sukses.

Page 55: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

40

BAB III

IBADAH PUASA

A. Pengertian Ibadah Puasa

1. Pengertian Ibadah

Zakiyah Darajat (1993:1) mengutip pendapat dari Hasbi Ashidieqi

dalam kitab kuliah ibadah yang membagi arti ibadah dalam dua arti,

yakni secara bahasa dan secara istilah.

a. Ibadah secara bahasa berarti: taat, mengikut dan atau menurut.

Sebagaimana pendapat ini dikuatkan dalam firman Allah dalam

QS. Yaasiin ayat 60:

أػ أى صؼذذث ل أ ءثد ذ ن إى ذ ط ٱىش ۥإ ذ ػذ ىن

()

Artinya: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani

Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan?

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi

kamu."

Di samping arti etimologis (secara bahasa), ibadah mempunyai arti

berdasarkan istilah yang dipergunakan oleh ahli warisnya.

b. Menurut istilah ahli Tauhid, ibadah itu meng-Esakan Allah,

mentakzimkanNya dengan penuh takzhim serta menghinakan diri

kita dn menundukkan jiwa kepadaNya. Hal ini didasarkan pada

firman Allah dalam QS An Nisa ayat 36:

Page 56: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

41

ٱػذذث ٱلل د صششمث ل د شۦ ج ىذ ٱى دز ج إحض ٱىقشد

ٱىض ن ض ٱىججسٱى ر جحخٱىجخٱىججسٱىقشد ٱىص

خد ٱىج ذوٱد نٱىض أ ينش ج إ ٱلل مج حخ ل

خضجلفخسث ()

Artinya:“Sembahlah Allah dan janganlah kamu

mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat

baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-

anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan

tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan

hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan

diri.”

Dalam buku karangan Slamet Abidin dan Moh. Suyono

(1998:11) mengartikan ibadah dengan penyembahan seorang

hamba terhadap Tuhannya yang dilakukan dengan merendahkan

diri serendah-rendahnya, dengan hati yang ikhlas menurut cara-

cara yang ditentukan oleh agama.

2. Macam-macam ibadah

Macam-macam ibadah ditentukan oleh dasar pembagiannya

Zakiyah Darajat)1993:3-4).

a. Pembagian ibadah didasarkan umum dan khususnya dibedakan

menjadi dua macam, yakni ibadah khasah dan ibadah „aamah.

1) Ibadah khasah ialah ibadah yang ketentuannya telah

ditetapkan oleh nash, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji.

Page 57: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

42

2) Ibadah „aamah ialah semua pernyataan baik yang

dilakukan dengan niat baik dan semata-mata karena Allah,

seperti makan dan minum dengan niat melaksanakan

perbuatan itu untuk menjaga badan jasmaniyah dalam

rangka agar dapat beribadah kepada Allah.

b. Pembagian ibadah dari segi hal-hal yang bertalian dengan

pelaksanaanya, dibagi menjadi tiga:

1) Ibadah jasmaniyah ruhiyah, sepert shalat dan puasa.

2) Ibadah ruhiyah dan amaliyah, seperti zakat.

3) Ibadah jasmaniyah ruhiyah dan amaliyah, seperti

mengerjakan haji.

c. Pembagian ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau

masyarakat, maka dibagi dua:

1) Ibadah fardhu, seperti shalat dan puasa.

2) Ibadah ijtima‟i, seperti zakat dan haji.

d. Pembagian ibadah dari segi bentuk dan sifatnya:

1) Ibadah yang berupa perkataan atau lidah seperti: membaca

do‟a, membaca Al-Qur‟an, mambaca dzikir, dan

mendoakan orang yang bersin.

2) Ibadah yang berupa perbuatan tertentu bentuknya meliputi

perbuatan dan perkataan, seperti: shalat, zakat, puasa, haji.

Page 58: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

43

3) Ibadah berupa perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya

seperti: menolong orang lain, berjihad, membela diri dari

gangguan, takhizul jenazah.

4) Ibadah yang pelaksanaanya menahan diri, seperti ihram,

puasa, i‟tikaf.

5) Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti

membebaskan hutang orang lain.

3. Tujuan Ibadah

Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dalam keadaan

paling sempurna baik secara jasmani ataupun rohani dibandingkan

dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. sebagaimana firman Allah

dalam QS Attiin ayat 4:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya”.

Karena itu oleh Allah diciptakan manusia bukan sekedar untuk hidup

di dunia ini dan mati tanpa pertanggung jawaban, akan tetapi manusia

diciptakan oleh Allah hidup di dunia ini untuk beribadah.

Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa firmanAllah dibawah ini:

Surat Al-Mu‟minun ayat 115:

Page 59: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

44

Artinya: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami

menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa

kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami”.

Surat Adz Dzariyat ayat 56:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembahKu”.

Surat Al-Bayyinah ayat 5:

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh krcuali supaya menyembah

Alah dengan memurnikan keta‟atan kepadaNya dalam

(menjalankan) agama yang lurus”.

Karena Allah Dzat Maha Mengetahui tentang kejadian manusia,

maka agar manusia terjaga hidupnya, taqwa, diberi kewajiban ibadah.

Tegasnya manusia diwajibkan beribadah, agar manusia itu mencapai

taqwa (Zakiyah Darajat, 1993: 4-6).

4. Pengertian Puasa

a. Puasa Dari Aspek Fiqih

Dalam buku karangan Hassan Saleh )2008:174( dijelaskan

bahwa secara bahasa puasa dikenal dengan istilah “shiyam” atau

“shaum” (berasal dari bahasa arab) yang berarti berpantang atau

Page 60: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

45

manahan diri dari sesuatu. Sebagaimana dalam QS Maryam ayat 26

dijelaskan:

ٱششدفني صش ج فئج ػ قش ٱىذشش إ فقى أحذث

أمي جفي ص ح زسسىيش جٱى ()إض

Artinya: “Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika

kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:

"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk

Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan

berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”

Dalam buku karangan Zakiyah Darajat (1993: 251( pengertian

syar‟i, puasa berarti menahan diri dari makan minum dan hubungan

seksual dari terbitnya fajar sampai terbenam matahari. Pengertian ini

diperjelas oleh berbagai hadits seperti:

Hadits Abu Hurairah :

ذع أ ف حججز شلل في ثىجو د و ثىؼ س ثىز ه ق ذع ى

ششثد غؼج

Atinya: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan zur (dusta,

umpat, fitnah, segenap perkataan yang mendatangkan

kemarahan Allah, yang membuat sengketa dan onar) dan

tidak meninggalkan pekerjaan-pekerjaan itu, maka tidak ada

hajat bagi Allah (walaupun) ia meninggalkan makan dan

minum (HR. Al Bukhari).

Dalam hadits Abu Hurairah yang lain disebutkan:

ش ى ثلمو ج فظثىص ثىش ثىيغ ج جثىص شحث ثىش

Artinya: “Bukankah puasa itu hanya dari makan dan minum, tetapi

juga puasa dari perkataan kotor dan caci maki”. (HR. Ibnu

Huzaimah)

Page 61: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

46

Sedangkan para ahli fiqih juga memberikan pengertian puasa secara

syar‟i sebagaimana ditulis dalam kitab Subulus Salam berikut ini:

ثىششعف سدد ج شج غ جع ثىج ثىششح ثلمو ضجكػ ثل

ثىيغ ػ ضجك ثل رثىل ضذغ ع شش ثى حذ ثى ػي جس فظثى ثىش

غ صدشش خص قش ف نش ثى حش ثى ثىنل ج ش غ

صز خص

Artinya: “Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual

dan lain-lain yang telah diperintahkan menahan diri

padanya sepanjang hari menurut cara yang telah

disyariatkan. Disertai pula menahan diri dari perkataan sia-

sia, perkataan yang merangsang (porno), perkataan-

perkataan lain baik yang haram maupun yang makruh, pada

waktu yang telah ditetapkan dan menurut syarat yang telah

ditentukan.”

Dari pengertian secara syara tersebut dapat ditarik makna puasa secara

fiqih berarti suatu ibadah kepada Allah swt. dengan syarat dan rukun

tertentu melalui jalan menahan diri dari makan, minum, hubungan

seksual dan lain-lain baik perbuatan yang dapat merugikan atau

mengurangi makna atau nilai dari pada puasa, semenjak terbitnya fajar

hingga terbenamnya matahari. Atau secara istilah puasa berarti

menahan diri dari beberapa perbuatan tertentu, dengan niat dan

menurut aturan tertentu (Lahmuddin Nasution, 1997:183)

Page 62: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

47

b. Puasa Dari Aspek Tasawuf

Manusia merupakan makhluk jasmaniah dan rohaniah, yang dalam

dirinya terdapat potensi untuk berhubungan dengan dunia material

juga dunia spiritual. Manusia merupakan makhluk yang memiliki

potensi untuk menjadi baik ataupun buruk, karena oleh Allah manusia

diberikan bekal berupa akal dan nafsu. Ketika manusia diperbudak

oleh nafsu maka dirinya akan nampak lebih buruk dari seekor hewan.

Sehingga barangsiapa mampu mengendalikan nafsunya dengan akal

maka sinergi spiritual akan mudah masuk dalam hatinya. Dalam buku

karangan Jalaluddin Rakhmat (1999:37) dijelaskan untuk memperoleh

cahaya yang terang diperlukan upaya yakni dengan madrasah

ruhaniah, madrasah ini untuk mendidik manusia-manusia takwa.

Madrasah ruhaniah ini adalah dengan berpuasa. Pelajaran yang

diberikan melalui madrasah ruhaniah diantaranya adalah ikhlas,

pembersihan diri, ihsan dan ibadah. Ikhlas menunjukkan sucinya niat,

bersihnya tujuan amal, dan lepasnya manusia dari perbudakan dunia.

Karena memiliki pandangan bahwa keridhaan Allah lebih besar dari

segala-galanya. Sedangkan melalui pembersihan diri dengan puasa

akan menghasilkan manusia yang takwa karena cahaya ruhaniah tidak

akan menembus hati yang dipenuhi dosa dan maksiat.

Dalam kitab tarjamah Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghozali

(1982:84) menjelaskan dari sebuah hadits bahwa puasa adalah

sebagian dari sabar dan sabar adalah separoh iman. Maka ibadah

Page 63: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

48

puasa merupakan seperempat iman. Allah memberikan kekhususan

dan keistimewaan puasa sebagaimana yang terdapat dalam hadits

dibawah:

ى فج ج ثىص ثل ظؼف ؤةز صذؼ ثى ىج غج ث دؼششث حضز مو

)ثىذخجس( ثجثجزد

Artinya: ”Setiap kebaikan itu dengan sepuluh kelipatannya sampai

tujuh ratus kelipatan kecuali puasa, sesungguhnya puasa

itu untuk-Ku dan Aku membalasnya.”(H.R Al-Bukhari)

Nabi saw. juga bersabda dalam haditsnya yang berbunyi

sebagaimana berikut:

ضل حثى س ذهللا ثغخػ جة ثىص فف ىخي ثىزفضدذ

ج ث جو ػز هللا ه فجق لجي ششثد غؼج ص ش س ز

ثجثجزد ى ثىص

Artinya : ”Demi Dzat yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya bau

mulut orang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah

daripada bau kasturi. Allah Azza wa Jalla berfirman ia

meninggalkan syahwatnya, makanan dan minuman karena

Aku. Maka puasa itu bagiKu dan Aku yang aka

membalasnya” (H.R Al-Bukhari Muslim)

Nabi saw. juga bersabda sebagaimana berikut:

دجحثىؼذجدرثىص بدجح ش ىنو

Artinya: “Setiap sesuatu memiliki pintu dan pintu ibadah adalah

puasa.” (HR Ibnu Mubarak)

Dalam hadits lain Rosulullah menerangkan bahwasanya “puasa

dan al-Qur‟an memberi syafaat kepada hamba Allah di hari

Page 64: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

49

kiamat. Puasa berkata: “Wahai Tuhan aku telah mencegahnya

makan dan menahan syahwatnya di siang hari maka

perkenankanlah aku memberi syafaat kepadanya. Dan al-Qur‟an

pun berkata: “Wahai Tuhanku aku telah menahannya tidur di

malam hari maka perkenankanlah aku memberi syafaat kepadanya.

Akhirnya syafaat keduanya diterima Allah.”(Hassan Shaleh,

2008:183)

Pada dasarnya semua ibadah adalah baik, akan tetapi puasa

menjadi istimewa bagi Allah karena di dalam prakteknya dapat

mendidik sifat ihsan dalam diri manusia. Manusia harus

meninggalkan segala nafsu yang berasal dari mata, telinga, perut

serta kemaluan agar di terima puasanya oleh Allah. Padahal

kesemua yang dilarang oleh Allah dalam ibadah puasa adalah hal

yang amat dekat dengan manusia, bahkan menjadi kebutuhan

pokok dalam kehidupan manusia. Maka dari itu oleh Allah

diberikan keistimewaan yang agung bagi manusia yang mampu

menahan dan meninggalkan untuk beberapa saat dengan tujuan

menaati perintah Allah. Letak ihsan dalam ibadah puasa adalah

ketika seseorang puasa bisa saja dengan bersembunyi untuk makan,

minum atau bahkan meluapkan syahwatnya. Akan tetapi dengan

sifat ihsan yang dimilikinya, bahwa Allah senantiasa melihat dan

mengawasi setiap ucapan dan perbuatan manusia yang dohir

maupun yang batin, maka seseorang tidak akan terpengaruh dengan

Page 65: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

50

apapun karena di balik itu ada pengawas yang melebihi dari segala

pengawas yang ada di dunia ini, yaitu Allah.

Ihsan letaknya adalah di dalam hati manusia, sehingga

ketika manusia mampu mengendalikan hatinya, secara otomatis

akan melahirkan akhlak yang baik dalam dirinya. Puasa merupakan

salah satu cara yang dapat digunakan sebagai pengendali perilaku

manusia. Puasa yang dilakukan dengan benar akan membuka hati

dan mengosongkannya dari penyakit penyakit yang ada di

dalamnya. Adapun Imam Al Ghozali (1982 :90) membagi puasa ke

dalam tiga tingkatan yaitu umum, khusus dan khususul khusus.

Pada tingkat pertama yakni puasa orang awam, yaitu puasa yang

hanya semata-mata menahan kebutuhan fisik seperti lapar, dahaga,

hubungan biologis saja, dari terbit matahari hingga terbenam.

Namun belum terjaga dari pelanggaran-pelanggaran anggota tubuh

juga dosa-dosa hati. Pada tingkatan khusus ini beliau

mendefinisikan bahwa puasa yang dilakukan tidak hanya mencegah

dari makan minum dan syahwat, akan tetapi manusia dituntut untuk

mampu mengendalikan semua indera seperti mata, telinga, tangan,

kaki dari pada kemaksiatan. Adapun tingkatan yang ketiga adalah

puasa khususul khusus yaitu puasa mereka yang tidak lagi sekadar

menahan lapar dan dahaga saja, juga bukan lagi sekadar menjaga

diri dan hati dari dosa-dosa anggota tubuh dan batin, karena mereka

telah terjaga dari itu, tapi puasa mereka adalah menjaga hati dan

Page 66: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

51

perasaan daripada musyahadah kepada selain keagungan dan

keindahan Ilahi, dan daripada cinta kepada Allah Azza wa jalla.

Apabila seseorang yang berpuasa hatinya lalai sedikit saja maka

puasanya akan menjadi batal, tingkatan ini merupakan tingkatan

para nabi, rosul, dan para ulama‟.

Sebagaimana istilah puasa dalam bahasa arab: shaumun,

artinya menahan diri dari segala sesuatu, maka berdasarkan nilai

aslinya Nabi meletakkan nilai yang sebenarnya tentang puasa.

Beliau bersabda: “bukankan puasa itu sekedar menahan diri dari

makan dan minum. Sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri

dari segala perpuatan yang sia-sia/ tidak bermanfaat dan menjauhi

perkataan kotor dan keji.” Dalam definisi tasawuf puasa berarti

menahan diri dari syahwat dan nafsu dengan niat untuk mencari

ridho Allah melalui jalan pencegahan tersebut. Sebagaimana Al-

Ghozali membagi tingkatan puasa, secara tasawuf puasa bukan lagi

sekedar menahan diri dari makan minum dan berhubungan sex,

akan tetapi tasawuf mengajarkan lebih kepada hati yang terjaga

dari keadaan lalai kepada Allah. Tasawuf mengajarkan manusia

untuk tidak terjerat pada materi dan mampu melibatkan jiwa dalam

setiap akifitas dengan cara menghiasi hati dengan nilai-nilai

ruhaniah. Sebagaimana puasa yang dijalankan seseorang

merupakan salah satu cara yang dapat membentengi manusia dari

Page 67: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

52

gemerlapnya dunia. Al-Ghozali (1982:89) menerangkan

bahwasanya Rosulullah Saw. Bersabda:

طثىشث شجىج قعفثىذشجدثثد عججىدجسجث

Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu berjalan pada anak Adam

(manusia) seperti jalannya darah, maka persempitlah

jalannya itu dengan lapar.” (HR Mutafaqun Alaih)

Ketika puasa secara khusus itu mencegah syaitan dan menutup

jalan-jalan yang ditempuhnya dan menyempitkan tempat-tempat

jalannya, maka puasa mendapatkan kekhususan dari Allah. Dikutip

dari (http//.tasawufkemurnianislam.blogspot.co.id pada hari Jumat

1 juli 2016: 14.33) bahwasanya orang yang terus-menerus

melakukan latihan ruhaninya dengan lapar, yang bertujuan

mendapatkan ridha dari Allah SWT dan melepaskan diri dari ikatan

duniawi derajatnya tidak sama dengan orang biasa. Kerusakan

akhlak yang saat ini terjadi disebabkan karena manusia mengejar

kesenangan-kesenangan duniawinya. Puasa menjadikan manusia

rendah hati dan mawas diri, sebaliknya ketika kenyang, manusia

akan merasa angkuh dan sombong. Sesungguhnya makhluk tidak

mempunyai hak untuk itu karena hanya Allah lah yang memiliki

kesempurnaan dalam segala aspek. Tak ada sesuatupun, kecuali

lapar yang membuat jiwa rendah menyatakan penghambaannya.

Puasa adalah sebaik-baik tameng untuk berperang, puasa adalah

penjagaan terbaik dari serangan-serangan yang dahsyat. Ada

sesuatu didalam diri manusia yang selalu meronta-ronta untuk

Page 68: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

53

segera dilaksanakan, hal itu adalah syahwat. Syahwat adalah

kendali syaitan, biang keladi robohnya bangunan iman.

Barangsiapa tidak dapat mengendalikan, maka dialah budaknya.

Oleh sebab itu, bukan golongan orang biasa yang mampu

mengalahkan syahwatnya, latihan untuk mengekang syahwat yang

paling jitu adalah puasa, diawali dengan menahan syahwat ingin

makan dan minum, lalu melawan syahwat mengantuk yang

mengajak segera tidur, kemudian syahwat mata bila mamandang

lawan jenisnya, syahwat telinga yang ingin mendengar

pergunjingan, syahwat hidung yang ingin segera melontarkan

kekejian, dan syahwat mulut yang segera ingin berbicara bak orang

yang terpandai. Lalu menahan syahwat dari cakap-cakap hati yang

tidak berguna, dan hanya untuk Allah semata. Menahan syahwat

bagi orang-orang yang bertasawuf dikenal dengan istilah

mujahadah.

Syaikh Waasi' Achmad Syaechudin berkata: “Barang

siapa seseorang melakukan mujahadah maka Allah akan

membayarnya secara kontan.” Penasihat ruh adalah akal, dan

panglima hawa nafsu adalah jiwa rendah, sifat akal adalah cahaya

(nuur) dan sifat jiwa rendah adalah kegelapan (dhulumaat),

bilamana seseorang tidak mampu menahan makan sebanyak-

banyaknya maka akan bertambah kuatlah jiwa rendahnya, semakin

kelamlah kegelapan jiwanya, dan semakin kokohlah ikatan

Page 69: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

54

duniawinya, sedangkan bila seseorang berpantang dari makan

(berpuasa) maka jiwa rendah menjadi lemah dan ikatan duniawai

menjadi longgar, sehingga akal mendapatkan kekuatan (cahaya)

dan rahasia-rahasia dan bukti Illahi menjadi tampak, dan setiap saat

benaknya dipenuhi oleh perenungan tentang Tuhan.

B. Perbedaan Puasa Fiqih dan Tasawuf

Sebagaimana dijelaskan pada poin sebelumnya oleh Zakiyah

Darajat, (1993: 251) dari kitab Subulussalam, bahwasanya puasa secara

fiqih berarti:

ثىششعف سدد ج شج غ جع ثىج ثىششح ثلمو ضجكػ ثل

فظ ثىش ثىيغ ػ ضجك ثل رثىل ضذغ ع شش ثى حذ ثى ػي جس ثى

نش ثى حش ثى ثىنل ج ش غ غ صدشش خص قش ف

صز خص

Artinya: “Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual

dan lain-lain yang telah diperintahkan menahan diri

padanya sepanjang hari menurut cara yang telah

disyariatkan. Disertai pula menahan diri dari perkataan sia-

sia, perkataan yang merangsang (porno), perkataan-

perkataan lain baik yang haram maupun yang makruh, pada

waktu yang telah ditetapkan dan menurut syarat yang telah

ditentukan.”

Dari pengertian diatas berarti puasa secara fiqih adalah terletak

pada praktiknya yang mencakup segala aspek yang dilakukan oleh fisik

manusia dengan menjaga tujuh lubang yakni mata, telinga, mulut dan

Page 70: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

55

kemaluan dari perbuatan perbuatan yang dilarang Allah SWT. Seperti

meninggalkan segala sesuatu yang dapat masuk ke dalam tubuh berupa

makan, minum, serta hubungan seksual. Serta menjaga diri dari hal-hal

yang dilarang seperti berkata kotor, menggunjing, memfitnah, mencuri

dalam batas waktu yang telah ditentukan yakni sejak terbitnya fajar hingga

terbenamnya matahari.

Sedangkan secara tasawuf puasa berarti sebagaimana dijelaskan

oleh Imam Al-Ghozali (1982:90) dalam tingkatan-tingkatan orang yang

berpuasa adalah puasa awam, puasa khas dan khawasulkhawas adapun

yang termasuk dalam pengertian puasa secara tasawuf adalah puasa tingkat

khas dan khawasul khawas. Karena dalam tingkatan tersebut puasa bukan

lagi hanya mencegah seseorang dari makan, minum dan sek saja namun

lebih dari itu bahawasanya puasa golongan ini adalah mencegah indera

dari segala perbuatan yang menjerumuskan kepada kemaksiatan dan lebih

dari itu bahwasanya puasa tasawuf berarti menjaga hati dari keadaan lalai

kepada Allah. Karena jika lalai maka puasa tersebut hukumnya batal.

Dalam hal ini Rosulullah bersabda: “Bukankan puasa itu sekedar

menahan diri dari makan dan minum. Sesungguhnya puasa itu adalah

mencegah diri dari segala perpuatan yang sia-sia/ tidak bermanfaat dan

menjauhi perkataan kotor dan keji”. Secara Tasawuf puasa juga berarti

menahan diri dari syahwat dan nafsu dengan niat untuk mencari ridho

Allah dengan meninggalkan kebutuhan fisik yang berkaitan dengan dunia.

Page 71: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

56

C. Dimensi Puasa

Dalam Al-Qur‟an ayat 183 dijelaskan:

ؤج ٱىز ن ثمضخػي ءث ج جمضخػيٱىص م ٱىز ىؼين قذين

(٨)صضق

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar

kamu bertakwa.”

Dari ayat diatas di jelaskan bahwa puasa ini diwajibkan kepada orang-

orang dahulu. Karena puasa telah disyariatkan kepada umat beragama

khususnya agama samawi (Islam, Yahudi, Nasrani) walaupun motif

pelaksanaan puasa berbeda pada setiap agama berbeda mengingat iklim,

ras, kebudayaan dan keadaan-keadaan sekitar. Melihat pentingnya tujuan

puasa yakni untuk menjadi insan yang bertaqwa maka Islam

mensyariatkan puasa salah satunya sebagai media untuk mencapai

spiritualitas yang tinggi. Karena menurut Islam ibadah puasa berfungsi

terutama sebagai disiplin spiritual. Selain itu, puasa juga akan

menumbuhkan beberapa dimensi kehidupan. Adapun dimensi-dimensi

dalam puasa diantaranya adalah:

1. Dimensi Spiritual

Dalam QS At-Taubah:112 yang bunyinya sebagaimana berikut:

Page 72: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

57

تذ ٱىض ذذ ٱىؼ ذ ٱىح تح

ٱىض مؼ ٱىش جذ ٱىض ش ٱل

ؼشفد ٱى ٱىج نشػ ٱى فظ ىحذدٱىح شٱلل دش ؤ ٱى

()

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang

beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku´, yang

sujud, yang menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah

berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah.

Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.”

Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan bahwasanya amal yang paling

utama adalah shaum yaitu meninggalkan kelezatan- kelezatan makan,

minum dan berjima‟. Itulah yang dikatakan siyahah dalam ayat ini,

bahwa orang yang berpuasa dikatakan “sa‟ih”(berasal dari kata saha

yang artinya orang yang sedang berjalan, atau orang yang berjalan

menuju ke arah kesempurnaan ruhani). Sebenarnya tidak ada daya

tarik yang lebih besar daripada daya tarik pemuasan dahaga dan lapar

yang dirasakan orang apabila minuman dan makanan itu ia miliki.

Orang-orang yang memiliki makanan dan ia memilih lapar, ia

memiliki minum akan tetapi memilih haus tidak menyentuh makanan

dan minuman hanya karena yaqin bahwa itu adalah perintah Allah

yang harus ditaati. Keyakinan ini menunjukkan bahwa orang yang

berpuasa akan sampai pada keyakinan hati yang menyatakan bahwa

dirinya harus mampu melakasanakan perintah Allah serta menjauhi

apa yang dilarang oleh Allah. Sebagaimana yang dikutip oleh Dahlan

(2010:40) para fuqoha berpendapat bahwasanya taqwa adalah

Page 73: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

58

melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangaNya.

Sedangkan Al Ghozali membagi taqwa dalam dua bentuk yakni taqwa

lahir dan taqwa batin, taqwa lahir adalah taqwa yang sebagaimana

pendapat para fuqaha. Adapun taqwa batin adalah kemampuan selalu

menjaga hati agar tetap bersih dan suci dari penyakit-penyakit hati

seperti dengki, sombong dan riya. Keduanya saling mempengaruhi

karena takwa lahir tidak akan sempurna tanpa taqwa batin dan takwa

batin tidak akan nampak tanpa taqwa lahir.

Introspeksi dan tanggung jawab akan selalu menjadi landasan dan

bahan perhitungan untuk melakukan perbuatan yang diridhai Allah.

Taqwa adalah salah satu syarat mutlak bagi manusia yang beriman

dengan harapan mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari Allah.

Puasa merupakan perintah Allah dalam kewajiban agama, maka puasa

dalam arti ketaatan kepada Allah merupakan salah satu aktivitas agama

sebagai manifestasi dari iman. Dengan demikian puasa merupakan

sarana pemeliharaan komunikasi dengan Allah sebagai pengabdian diri

untuk mencapai derajat ketakwaan ( Imam Musbikin, 2004:108).

Karena dirinya sadar bahwa Allah selalu bersamanya dan mengawasi

setiap perbuatan yang dilakukannya. Kehadiran Allah yang mungkin

bagi orang lain merupakan suatu kepercayaan namun bagi orang yang

berpuasa hal itu adalah suatu realitas dan ini dimungkinkan karena

disiplin spiritual yang mendasari puasa itu. Kesadaran baru tentang

hidup yang lebih tinggi, suatu kehidupan yang lebih tinggi daripada

Page 74: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

59

kehidupan yang diperoleh daripada kehidupan makan dan minum.

Orang yang puasanya berhasil dan jiwanya stabil, maka kejiwaan

seperti ini akan kondusif untuk melaksanakan norma agama. Sehingga

orang yang berpuasa akan cenderung beragama dengan baik

(Nurcholis, 2000: 8).

2. Dimensi Moral

Moral merupakan aspek yang sangat dibutuhkan untuk

menentukan nilai baik dan buruk, benar dan salah dari setiap tindakan

seseorang (Zainal Abidin, 1975:157). Dalam puasa, terdapat pula

dimensi moral, karena puasa merupakan latihan yang kepada manusia

diajarkan ajaran moral yang paling tinggi dalam kehidupannya,

pelajaran bahwa ia harus siap untuk menderita kekurangan dan harus

melintasi cobaan yang paling berat lebih daripada tenggelam dalam

apa yang tidak diperbolehkan kepadaya. Dengan puasa orang dilatih

untuk meninggalkan sesuatu yang tidak diijinkan, dan hal itu dapat

memperkokoh segi moral dalam kehidupan manusia. Sehingga ide

bahwa segala sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan harus dijauhi

dan perbuatan dosa harus ditinggalkan, hal itu berkembang dengan

perantara puasa.

Aspek lain dari perkembangan moral manusia dengan jalan puasa

adalah orang itu diajarkan untuk melawan keinginan-keinginan fisik.

Orang yang mampu melawan keinginanya maka dirinya tidak akan

Page 75: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

60

diperbudak oleh nafsu, sehingga orang akan dapat mencapai kebesaran

moral sebenarnya. Selain itu, moral yang dapat dikembangkan dengan

puasa adalah sifat kejujuran. Dalam ibadah puasa, kejujuran yang

dituntut adalah kejujuran terhadap dirinya sendiri di samping jujur

kepada orang lain, orang yang tahu persis apakah seseorang itu

berpuasa atau tidak, adalah dirinya sendiri, orang lain dapat

dibohonginya (Zakiyah Darajat, 1996:32). Puasa juga melatih diri

untuk bersifat amanah. Pada dasarnya puasa merupakan amanat Allah

yang berat dan sukar memeliharanya. Maka apabila kita dapat

memelihara amanah Allah dengan sempurna, terdidiklah kita untuk

memelihara segala amanah yang dipertaruhkan kepada kita (Hasby

Ash Shiddiqi, 1973:324).

3. Dimensi Sosial

Selain dari nilai spiritual, dan moral, berpuasa sebagaimana

diterangkan dalam Al-Qur‟an juga memiliki nilai-nilai sosial yang

lebih efektif. Puasa melatih seseorang untuk merasakan pedihnya rasa

lapar yang dirasakan kebanyakan orang miskin diluar sana. Mengingat

dan merasakan penderitaan orang lain merasakan lapar dan haus juga

memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan

yang dirasakan orang lain. Rasa lapar ini memberikan gambaran bagi

orang Islam yang kaya maupun yang miskin pada kondisi kesamaan

(Imam Musbikin, 2001:110).

Page 76: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

61

Dari sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan

rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang mengalami

penderitaan. Masih begitu banyak saudara kita yang hidup di bawah

garis kemiskinan, yang tidak setiap hari bisa makan. Bahkan bukan

tidak mungkin mereka hidup dalam lingkungan tetangga kita sendiri.

Sehingga dengan puasa akan menumbuhkan rasa simpati kepada

orang-orang miskin, bagi orang yang mampu untuk mendermakan

sebagian hartanya untuk disedekahkan kepada mereka. Nurcholis,

(2000:9) berpendapat, dalam konteks sosial yang lain, orang yang

berpuasa akan lebih bisa mengendalikan diri. Terutama dalam

melaksanakan norma sosial menurut agama, dia tidak akan menyakiti

atau merusak harta benda orang lain.

4. Dimensi jasmani

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan pokok dari kehidupan

manusia. Jika kebutuhan itu tidak dipenuhi akan terjadi kegoncangan,

atau terasa sakit. Diantara kebutuhan yang pokok bagi manusia adalah

makan, minum dan seks. Diantara hikmah puasa yang paling penting

adalah memperkuat mental, sehingga dapat menguasai dorongan yang

datang dari dalam diri, baik berupa dorongan biologis, maupun

kegoncangan emosi, yang diakibatkan oleh tidak tersalurkannya

dorongan biologis itu. Selain itu puasa juga dapat menghindarkan diri

dari beberapa penyakit. Sebagaimana beberapa penelitian yang

dilakukan oleh para pakar kesehatan dan kedokteran, bahwa riset yang

Page 77: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

62

mereka lakukan terbukti bahwa puasa dapat menyembuhkan dan

menghindarkan diri dari beberapa penyakit seperti (Syarifah

Salwasalsabila, 2008:70):

a. Membangun jaringan-jaringan sel yang telah rusak.

b. Mencegah dari penyakit tumor.

c. Menjaga kadar gula dalam darah.

d. Mencegah dan menyembuhkan penyakit-penyakit kulit.

e. Meminimalisir alergi kulit dan membatasi masalah kulit berlemak.

f. Mencegah sakit persendian tulang.

Berkaitan dengan jasmani, puasa merupakan media yang dapat

dimanfaatkan untuk melemahkan hawa nafsu. Puasa mengurangkan

kesempatan untuk makan, yang biasanya tiga kali sehari, menjadi dua

kali yakni pada saat sahur dan berbuka. Dengan berkurangnya

makanan dan minuman yang masuk maka akan mempengaruhi saraf

dan otot dalam tubuh manusia sehingga dorongan hawa nafsu akan

menurun. Apabila manusia menghentikan larangan Allah pada waktu

puasa, yaitu sejak terbit fajar hingga terbenam matahari berarti bahwa

ia telah mampu menahan kebutuhan-kebutuhan jasmani yang

mendesak, atau dengan perkataan lain, ia mampu menahan dirinya.

Page 78: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

63

D. Syarat, rukun, Sunah dan Hal yang Membatalkan Puasa Dalam

Aspek Fiqih

1. Syarat Puasa

Para ulama‟ fiqih membedakan syarat-syarat puasa atas 2 hal:

a. Syarat wajib

1) Berakal sehat (aqli)

2) Baligh (sampai umur)

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasa‟i

menyebutkan:

حض ج ثى ػ قع ضض حض ثىجة علط:ػ ػ سفغثىقي

ذيغ)سثددثدثىضجا( حض ثىصذ ػ ق, ف

Artinya: “Tiga orang yang terlepas dari pada hukum, yaitu

orang-orang yang tidur hingga ia bangun, orang gila

sampai ia smbuh dan kanak-kanak sampai mereka

dewasa.”(HR. Abu Daud dan An- Nasa‟i)

3) Kuat berpuasa (Moh. Rifa‟i dan Kyai Baghawi

Mas‟udi,1986:144) Kewajiban ini berdasarkan QS. Al-Baqarah

ayat 183:

ؤج مضخٱىز ث ءث ن ػي ج ٱىص ػي مضخ ج م ٱىز

صضق ىؼين (٨)قذين

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum

kamu, supaya kamu semua bertaqwa kepada Allah swt.”

Page 79: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

64

b. Adapun syarat sah puasa diantaranya adalah:

1) Islam

Orang yang bukan Islam(kafir) tidak sah puasanya, demikian

pula orang yang murtad.

2) Mumayyiz (mengerti dan mampu membedakan yang baik

dengan yang tidak baik).

3) Suci daripada haid, nifas dan wiladah. Wanita yang mengalami

haid maka digugurkan tas dia kewajiban bepuasanya akan

tetapi diwajibkan untuk mengqadha sebanyak puasa yang

ditinggalkan setelah selesai bulan puasa. Nifas dan wiladah

disamakan dengan haid. Bedanya bila sang ibu menyusui

anaknya ia boleh membayar fidyah. Di sinilah letak perbedaan

antara meninggalkan shalat dan meninggalkan puasa bagi

orang yang sedang haid.

4) Dikerjakan dalam waktu/hari yang diperbolehkan puasa.

2. Rukun Puasa

Rukun puasa meliputi:

a. Niat

Niat berarti bermaksud untuk mengerjakan puasa tanpa harus

dilafalkan. Kedudukan niat dalam ajaran Islam penting sekali,

karena ia menyangkut dengan kemauan. Hadits Nabi s.a.w yang

diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan:

Page 80: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

65

ج شا ث جىنو إ جس, جهدجثى جثلػ إ

Artinya: “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung

kepada niat, dan setiap niat hanya memperoleh

menurut apa yang diniatkannya.”(HR Bukhari)

Dengan amalan hati, maka orang yang berniat puasa adalah

orang yang mulai mengarahkan hatinya dengan tekad akan

melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam puasa baik yang

bersifat anjuran maupun yang bersifat larangan untuk mendapat

ridho-Nya.

b. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit

fajar sampai terbenamnya matahari, sebagaimana firman Allah

QS. Al-Baqarah ayat 187:

أحو يز ى ىن ج فظٱىص ىذجسٱىش أض ىذجسىن ضجةن إى

ػي ى ٱلل ػن ػفج ن ػي فضجح أفضن صخضج مض ن أ

ف ـ ٱى شش جمٱدضغثد خض ٱلل ميث ٱششدثىن ضذ حض

ػىن ٱلدطٱىخ ػ دٱىخ ٱلص ٱىفجش ث أص ع ج ٱىص

و إى فٱى نف ػ أض شش لصذ جذ ض ٱصيلحذدٱى فللل

ىلذ مز صقشدج ٱلل ض ۦءث ضق (٨١)ىيجسىؼي

Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa

bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah

pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi

mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat

Page 81: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

66

menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu

dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang

campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah

ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga

terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu

fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai

(datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri

mereka itu, sedang kamu beri´tikaf dalam mesjid. Itulah

larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada

manusia, supaya mereka bertakwa.”

Sabda Nabi s.a.w

ثىقبفيش سػ ر : صج. ههللا سص قجه شر أدش ػ

ذثفيقط)سثثددثسد.......( ثصضقجءػ قعجء, ػي

Artinya: Dari Abu Hurairah telah bersabda Rosulullah s.a.w:

“Barang siapa terpaksa muntah tidaklah wajib

mengqadla puasanya, dan barang siapa yang

mengusahakan muntah dengan sengaja, maka

hendaklah dia mengqadla puasanya.”

3. Sunah Puasa

Kesempurnaan puasa lebih banyak ditentukan oleh kesempurnaan

dalam menjalankan tata aturan puasa itu sendiri. Berikut hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam berpuasa diantaranya:

Page 82: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

67

a. Berniat akan berpuasa secara ikhlas dalam rangka pengabdian diri

kepada Allah Swt.

b. Makan sahur, hal ini sesuai sabda nabi yang artinya: Dari Anas,

Rasulullah bersabda: “makan sahurlah kamu, sesungguhnya

makan sahur itu berkah.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)

c. Menjauhkan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa ataupun

sesuatu yang dapat mengurangi pahala puasa.

d. Segera berbuka puasa apabila sudah tiba waktunya. Sesuai sabda

nabi yang artinya: Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka

menyegerakan berbuka puasa.(HR. Al Bukhari dan Muslim)

e. Berbuka dengan kurma atau sesuatu yang manis atau dengan air

lalu sembahyang. Sesuai sabda Rosul yang artinya:

“Rasulullah s.a.w berbuka sebelum sembahyang dengan lutab

(kurma tua), bila tidak ada, dengan „tamar‟(kurma biasa) dan

bila tidak ada beliau minum beberapa teguk air.”(HR. At

Tarmidzi)

f. Berdoa sebelum berbuka puasa

g. Memberi makan orang yang berpuasa (ta‟jilan)

h. Memperbanyak sedekah

i. Sembahyang tarawih dan witir (khusus pada bulan Ramadhan)

j. Beriktikaf di masjid (khusus pada bulan Ramadhan)

Page 83: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

68

4. Hal-hal yang membatalkan dan mengurangi pahala puasa

a. Yang membatalkan

Tiga hal yang jelas disebutkan dalam Al-Qur‟an diantara hal yang

menyebabkan batalnya puasa adalah makan, minum dan

berhubungan seks. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah

ayat 187:

ثلدط ثىخػ ىن ضذ حض ث ثىششد ث مي د ثلص ثىخػ

و ثىثى ج ثثىص ثص ثىفجش,ع .........

Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa

bercampur dengan isteri kamu.... dan makan,

minumlah kamu, hingga jelas bagimu benang putih

dari benang hitam dari fajar.......”

Selain dari ketiga hal tersebut ada pula hal-hal yang membatalkan

puasa diantaranya:

1) Muntah dengan sengaja

2) Keluar darah haid dan nifas

3) Bila datanganya waktu sedang menjalankan puasa seperti salah

satunya adalah gila.

b. Hal-hal yang mengurangi pahala puasa

Sedangkan selain batal puasa seseorang juga bisa terkurangi

pahalanya diantara hal yang menyebabkan ialah:

1) Bila meninggalkan hal-hal yang sunat dan dianjurkan untuk

dilaksanakan oleh seseorang yang sedang puasa.

Page 84: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

69

2) Bila mata, mulut, telinga, tangan dan anggota tubuh yang lain

melakukan hal yang kurang baik.

3) Bila hati tidak sepenuhnya tertuju kepada Allah Swt.

Kita sebagai umat manusia tentunya memiliki keinginan

untuk mendapatkan pahala secara sempurna karena jika

dipertimbangkan, tentunya seseorang akan rugi dengan puasa

yang dijalankan sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari

dengan menahan nafsu akan tetapi hanya mendapat lapar dan

dahaga saja tanpa mendapat pahala. Maka dari itu mari

melaksanakan puasa dengan mempertimbangkan apa yang

menjadi rukun, syarat, sunah dan hal-hal yang mengurangi pahala

bahkan yang membatalkan puasa.

E. Macam-macam Puasa

Puasa dari segi pelaksanaannya hukumnya dibagi atas:

1. Puasa wajib

Yang meliputi puasa ramadhan, puasa kifarat, puasa nadzar dan puasa

qodlo.

a. Landasan hukum diwajibkannya puasa Ramadhan adalah firman

Allah swt, dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:

ؤج ٱىز ن ثمضخػي ءث ج جمضخػيٱىص م ٱىز قذين

صضق (٨)ىؼين

Page 85: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

70

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang

sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”

b. Sedangkan landasan hukum diwajibkannya puasa kifarat adalah

firman Allah QS. Maryam ayat 26:

ٱششدفني صش ج فئج ػ قش ٱىذشش إ فقى أحذث

جفي ص ح زسسىيش أمي جٱى ()إض

Artinya: Maka katakanlah:“Sesungguhnya aku telah bernadzar

berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah , maka aku

tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada

hari ini.”

c. Puasa Qadla adalah puasa yang wajib dikerjakan karena

meninggalkan puasa di bulan Ramadahan karena uzur, sakit atau

berpergian sebanyak hari yang ditinggalkan. Seperti firman Allah

dalam QS. Al-Baqarah ayat 184:

ج فؼذأج صفش ػي أ شعج ن مج ف س ؼذد أج ر

ػي أخش ۥطقٱىز شثف عخ صط ف ضن فذزغؼج

شى ۥ خ صؼي إمض شىن ثخ أصص (٨)

Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka

barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam

perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya

berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada

hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang

berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)

membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang

miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati

mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu

mengetahui.”

Page 86: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

71

2. Puasa sunat atau puasa tathawu’

Beberapa macam puasa sunat diantaranya adalah:

a. Puasa 6 hari bulan syawal Sebagaimana sabda Rosulullah s.a.w

yang artinya: “Dari Abu Ayyub, Rasulullah s.a.w telah berkata:

Barang siapa puasa pada bulan Ramadhan, kemudian ia puasa

pula enam hari di bulan Syawal dalah seperti puasa sepanjang

masa”.(HR. Muslim)

b. Puasa hari Senin dan Kamis Sebagaimana sabda Rasulullah

s.a.w yang artinya, Dari Aisyah: ”Nabi Muhammad s.a.w memilih

waktu puasa pada hari Senin dan Kamis.”(HR. at. Tarmidzi)

c. Puasa hariArafah (9 Zulhijjah), sebagaimana sabda Rasulullah

s.a.w yang artinya, Dari Abu Qatadah: Nabi besar s.a.w telah

bersabda: “Puasa hari Arafah itu menghapuskan doa dua tahun,

satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang kan datang.”(HR.

Muslim)

d. Puasa pada hari Asyura (1 Muharam)Sebagaimana sabda

Rosulullah s.a.w yang artinya: Dari Abu Qatadah Nabi

Muhammad s.a.w bersabda“Puasa hari Asyura itu

menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.”

e. Puasa pada bulan Sya’ban, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w

yang artinya, Kata Aisyah: ”Saya telah melihat Rasulullah s.a.w

menyempurnakan puasa satu bulan cukup selain dari bulan

Ramadahan, dan saya tidak melihat beliau pada bulan-bulan lain

Page 87: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

72

berpuasa lebih banyak pada bulan Sya‟ban.”(HR. Bukhari dan

Muslim)

f. Puasa tengah bulan 13,14,15 bulan Qamariyah, sabda

Rasulullah s.a.w yang artinya, Dari Abu Zar: “ Rasulullah s.a.w

telah bersanda: “Hai Abu Zarr, apabila engkau hendak puasa

hanyatiga hari dalam satu bulan, hendaklah engkau puasa pada

tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas”.(HR. Ahmad

dan An Nasa‟i)

3. Puasa makruh

Yaitu puasa yang dilaksanakan terus menerus sepanjang masa

kecuali pada bulan haram, di samping itu makruh puasa pada setiap

hari Sabtu atau setiap Jua‟at saja.

4. Puasa haram yaitu haram berpuasa pada waktu-waktu:

a. Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)

b. Hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)

c. Hari-hari Tasyriq (11,12,13 zulhijjah)

Hal itu telah dijelaskan dalam sabda Rasulullah s.a.w yang artinya:

“Dari Anas, bahwasanya Nabi s.a.w telah melarang berpuasa

dalam lima hari setahun yaitu Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul

Adha, Hari Tasyriq.”(HR. Ad Daruqthni)

F. Hikmah dan Rahasia Puasa

Faedah puasa sangatlah banyak, baik bersifat spiritual maupun material.

Puasa merupakan madrasah moralitas yang besar dan dapat dijadikan

Page 88: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

73

sarana latihan untuk menempa berbagai macam sifat terpuji. Berikut

adalah faedah puasa diantaranya Wahbah al-Zuhaily (1995:86):

1. Puasa mendidik seseorang bersikap jujur dan merasa diawasi oleh

Allah Swt.

2. Puasa dapat memperkuat kemauan, mempertajam kehendak,

mendidik kesabaran, membantu kejernihan akal, menyelamatkan

pikiran, dan mengilhami ide-ide yang cemerlang.

3. Puasa mengajarkan sikap disiplin dan ketepatan.

4. Puasa dapat menimbulkan rasa solidaritas di kalangan umat Islam.

5. Puasa dapat menumbuhkan naluri kasih sayang, ukhuwah dan

persaudaraan sesama umat Islam.

6. Puasa merupakan perjuangan menahan nafsu serta

membebaskannya dari cengkraman dan dosa dunia.

Sedangkan Zakiyah Darajat (1996:258) mengelompokkan faedah

puasa atas nilai rohani dan jasmani.

1. Nilai Rohani

Dalam Islam puasa mengajarkan diri untuk melatih disiplin rohani,

melatih diri terhadap batasan-batasan yang telah ditentukan.

Diantaranya ajaran-ajran akhlaq puasa akan tampak nilai-nilai

berikut:

a. Persamaan derajat selaku hamba Allah

b. Peri kemanusiaan dan suka memberi

c. Ketabahan menghadapi cobaan dan godaan

Page 89: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

74

d. Amanah (dapat dipercaya)

e. Jujur dan disiplin

2. Nilai Jasmani

Sedangkan secara jasmani puasa mengandung hikmah seperti saat

berpuasa ada proses pengistirahatan perut dan organ

kelengkapannya, ibarat sebuah mesin yang dipakai setiap hari,

bulan sampa bertahun-tahun makan akan rusak. Puasa merupakan

norma Allah untuk mengatasi dan mengurangi proses “aus” alami

tersebut. Adapun rahasia puasa menurut Imam Al-Gozali dalam

tarjamah kitab Ihya „Ulumuddin (1982:89) diantaranya:

Yang pertama, adalah karena puasa merupakan ibadah yang

bersifat individual untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat.

Puasa juga merupakan sebuah amal ibadah yang bersifat rahasia,

tidak dapat diketahui kecuali hanya Allah dan orang yang

melakukan puasa, tidak seperti shalat, zakat dan lain sebagainya.

Yang kedua, adalah puasa sendiri merupakan cara mencegah dan

melemahkan musuh Allah, dan seburuk-buruk musuh Allah adalah

syaithan. Sesungguhnya syaithan tidak akan menjadi kuat kecuali

hanya dengan perantara syahwat hawa nafsu yang mengalahkan

manusia. Dalam hal ini rasa lapar dapat mengalahkan syahwat dan

hawa nafsu. Nabi pernah bersabda:

طثىشإ شجىج قعفثىذشجآدثد سججث عجىجد

Page 90: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

75

Artinya: "Sesungguhnya syaithan mengalir dari dalam darah Bani

Adam seperti mengalirnya darah, maka semptikakanlah

jalannya dengan rasa lapar!" (H.R Mutafaqun „Alaih).

Maka ruh dan rahasia puasa itu adalah melemahkan kekuatan yang

menjadi perantaraan syaitan dalam kembali kepada keburukan-

keburukan, dan hal itu tidak akan tercapai kecuali dengan

menyedikitkan makanan yang biasa dimakan setiap malam

seandainya tidak berpuasa.

Page 91: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

76

BAB IV

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL DALAM

IBADAH PUASA PERSPEKTIF TASAWUF

A. Nilai Kecerdasan Spiritual Dalam Puasa

Kecerdasan spiritual merupakan pelengkap dari kecerdasan-

kecerdasan yang muncul sebelumnya yakni kecerdasan intelektual dan

kecerdasan emosional. Munculnya pendapat baru mengenai kecerdasan

spiritual salah satunya dikarenakan banyak orang yang berilmu namun

merasa dirinya banyak merasakan keresahan hati. Banyak orang pandai

namun berperilaku ataupun bekerja melanggar norma-norma agama. Dari

masalah tersebut beberapa ilmuwan mengungkapkan ada kecerdasan baru

yang mampu mengatasi beberapa masalah diatas. Akhirnya ditemukannya

kecerdasan baru yakni kecerdasan spiritual, kecerdasan inilah yang

dianggap mampu mengatasi beberapa masalah di atas. Untuk memiliki

kecerdasan spiritual diperlukan beberapa upaya, salah satunya dengan

melakasanakan ibadah, baik ibadah yang kaitanya dengan Allah maupun

kepada sesama manusia. Dengan jalan ibadah seseorang akan lebih dekat

dengan tuhannya. Karena hakekat kecerdasan spiritual adalah ketika

seseorang merasa hatinya damai, sedangkan kedamaian tersebut akan

dirasakan ketika diri dekat dengan Allah. Hal itu didasarkan kepada

sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwasanya

Rosulullah Saw bersabda: “Allah Swt berfirman yang artinya :

Page 92: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

77

“Aku berada pada prasangka hambaKu, dan Aku selalu bersamanya jika

ia mengingatKu, jika ia mengingatKu dalam dirinya, maka Aku

mengingatnya dalam diriKu, dan jika ia mengingatKu dalam

perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih

baik daripada mereka, jika ia mendekatkan diri kepadaKu sejengkal maka

Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta, dan jika ia mendekatkan diri

kepadaKu sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa, jika ia

mendatangiKu dengan keadaan berjalan, maka Aku mendekatinya dalam

keadaan berlari.”

Dari keterangan hadits diatas bahwasanya Allah berada dekat dengan

hamabNya, ketika hamba mau mendekatkan diri kepadaNya. Melihat

eksistensi manusia yang berkedudukan sebagai makhluk spiritual,

kebahagiaan manusia tidak bisa lagi diukur dengan uang, kesuksesan,

kepuasan seksual dan lain-lain, tetapi kebahagiaan yang diletakkan dalam

wilayah spiritual (hati nurani). Kecerdasan spiritual mampu

mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai

kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya

berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan

didapatkan. Jika hati telah tenang (EQ) maka aliran darah menjadi teratur

sehingga individu akan dapat berfikir secara optimal (IQ) (dikutip dari

http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/04/opi03.htm. pada hari selasa

14 juni 2016, 09:35)

Beberapa ilmuwan mengatakan begitu pentingnya kecerdasan

spiritual bagi keberlangsungan hidup manusia. Beberapa pendapat juga

mengatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang

paling penting bagi manusia karena saat ini yang diperlukan bukan orang

pandai dan berilmu saja akan tetapi saat ini dibutuhkan orang yang mampu

Page 93: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

78

mengelola dirinya dari segala sesuatu yang mengarahkan kepada

keburukan. Semua kecerdasan pada dasarmya dapat dikembangkan

termasuk kecerdasan spiritual. Sebagaimana diterangkan diatas bahwa

upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual

diantaranya adalah dengan melakukan ibadah, salah satunya dengan

mengerjakan rukun Islam (sholat, zakat, puasa dan haji). Dengan demikian

kecerdasan spiritual seseorang akan terasah dan berkembang. Dalam rukun

Islam salah aspekya adalah puasa, berkaitan dengan kecerdasan spiritual

puasa menjadi salah satu metode untuk mengembangkan kecerdasan

spiritual. Namun puasa yang dapat mengembangkan kecerdasan spiritual

adalah puasa yang dilakukan dengan kebersihan jiwa dan kesucian hati,

atau istilahnya puasa yang melibatkan nurani. Puasa dengan hati nuranilah

yang menjadi cara penting untuk menyucikan hati. Dikutip dari buku

karangan Dahlan, (2010: 112) Istilah puasa dengan hati nurani oleh imam

Ghozali dikenal dengan puasa tingkat khususul khusus yakni puasa hati

dari keprihatinan agama dan berpikir urusan duniawi serta menjaga hati

dari berprasangka kepada selain Allah SWT. Karena hakekat puasa pada

tingkat ini adalah menghadapkan dirinya secara total kepada Allah.

Puasa seperti ini, selain menghindari nafsu berupa makan, minum,

melakukan hubungan seksual, juga menghindarkan indera dari perbuatan

dosa. Puasa ini dilakukan tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari Allah,

baik berupa pahala, kesehatan, balasan atau bahkan surga. Puasa tersebut

dilakukan dengan ikhlas, semata-mata karena perintah Allah. Sebab jika

Page 94: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

79

suatu ibadah dilaksanakan karena motivasi-motivasi lain, maka yang

didapat hanyalah apa yang diharapkan, sedang yang lain tidak akan

diperolehnya (Humaidi, 2001:15). Oleh karena itu, ikhlas adalah kata

kunci pelaksanaan ibadah puasa (juga ibadah yang lain). Jika ibadah puasa

dilaksakan dengan ikhlas (semata-mata melaksanakan perintah Allah),

maka rentetan manfaatnya bukan hanya berupa pahala, surga, kesehatan

atau apa pun yang diharapkan. Lebih dari itu, Allah akan memberikan

keridhaan kepadanya. Siapa pun yang memperoleh ridha, maka apa pun

yang dimiliki oleh Allah akan diberikan kepadanya, diminta atau tidak.

Jika seorang muslim berpuasa dengan ikhlas, maka kelak ia akan

mendapatkan hak-haknya berupa kebahagian dan ketenangan hidup.

Puasa hati nurani inilah yang akan memancarkan cahaya

ketuhanan, yang terpancar dari dalam jiwa manusia. Jiwa manusia yang

tenang, akan mudah menerima hidayah dan cahaya keagungan Tuhan

dalam menjalani kehidupan. Hidayah inilah yang akan menuntun dan

mempermudah manusia dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup

yang semakin kompleks. Apa yang ingin ditekan di sini adalah bahwa hati

yang bersih lebih mudah menerima kecerdasan spiritual yang dipancarkan

oleh Allah. Puasa yang dapat mengembangkan kecerdasan spiritual adalah

puasa yang dilakukan oleh orang yang melihat segala sesuatu dengan mata

hati. Mata hatilah yang dapat menyingkap hakikat kebenaran yang tak

tampak oleh mata. Puasa yang dilakukan tanpa melibatkan mata hati

adalah puasa yang hampa, kehilangan nilai ilahiahnya. Dengan demikian,

Page 95: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

80

indikator keberhasilan puasa seseorang bukan pada bentuk lahiriah

ibadahnya, tetapi pada kegiatan amaliah dan sikap hidupnya (Abu

Rakhmad dan Umar Ma‟ruf dalam harian suara merdeka, 14 Juni 2016,

9:35).

Puasa juga dapat membantu memperjelas pandangan mata, karena

pada saat puasa manusia dilatih untuk mencegah makan dan minum

sehingga racun yang ada dalam tubuh sedikit demi sedikit akan berkurang,

sehingga kecerdasan akan meningkat. Sebenarnya setiap ibadah yang

dilakukan dengan melibatkan hati tentu dapat menjadi landasan dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual seperti misalnya ibadah sholat,

zakat/ shodaqoh, haji yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada

Allah tentu akan menghasilkan pribadi yang bersih hatinya. Karena

hakekat kecerdasan spiritual terletak pada sifat ihsan yakni adanya

kemampuan menempatkan hati dan selalu merasakan kebersamaan dirinya

dengan Allah dalam setiap aktifitas dan kegiatan yang dilakukan. Akan

tetapi dalam hal ini Allah mengkhususkan ibadah puasa dari ibadah yang

lain dikarenakan ibadah puasa kaitannya hanya antara Allah dan seorang

yang menjalankan. Jika ibadah lain seperti sholat, zakat dan haji misalnya

aktifitasnya masih bisa dilihat oleh manusia, sehingga diperkirakan

manusia masih bisa melakukan kecurangan dalam melaksanakannya. Pada

saat orang melaksanakan salat, dunia dibelakanginya. Pada orang berzakat,

dunia di sisinya, namun sebagian ia pilah untuk dibuang. Sementara pada

orang berpuasa, dunia ada di hadapannya namun tak boleh dikenyamnya.

Page 96: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

81

Pada saat puasa seseorang juga dilatih jiwa spiritualnya, karena puasa

hanya berkaitan antara diri sendiri dan Allah, sehingga bisa saja seseorang

berbohong kepada yang lainnya dengan mengatakan dirinya berpuasa

padahal sebenarnya tidak. Dalam aktifitas puasa sifat ihsan amat

dibutuhkan untuk mencegah hal sedemikian rupa.

Dalam sebuah ayat Al-Qur‟an telah dijelaskan kurang lebih

bahwasanya orang yang berpuasa akan sampai pada derajat takwa.

Membahas mengenai takwa, pada dasarnya takwa merupakan aspek yang

erat kaitannya dengan kecerdasan spiritual. Karena kecerdasan spiritual

merupakan kecerdasan ruhani manusia, maka takwa merupakan efek dari

kecerdasan ruhani tersebut. Indikator takwa salah satunya adalah

kemampuan untuk istiqomah dalam menjalankan ibadah, adanya semangat

untuk selalu menambah kebaikan. Tepat sekali apabila puasa menjadi

metode dalam meningkatkan ketakwaan seseorang. Dalam aktifitas puasa

seseorang dituntut untuk berperang dengan hawa nafsu, dengan

menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Sehingga ketika

nafsu melemah maka cahaya Allah akan masuk ke dalam hati manusia

yang menjadikan seseorang sampai kepada derajat takwa. Dalam nilai

spiritual puasa akan menepis sifat kebinatangan yang ada pada manusia,

yaitu sifat yang hanya bergairah kepada makan dan minum serta

semisalnya. Hal itu sebagai bentuk bagaimana Allah yang Maha Bijaksana

mengajarkan bagaimana cara mengemban amanat, tidak meninggalkan dan

tidak melampui batas.

Page 97: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

82

Untuk itu Allah memerintahkan manusia khususnya yang beriman

untuk mau melaksanakan puasa dalam rangka menjaga manusia dari

segala perbuatan keji yang hanya berbau sifat binatang tadi. Sehingga

nantinya akan menjadi suatu alat yang mudah untuk mengangkat derajat

manusia untuk selalu di atas dibanding dengan makhluk-makhluk yang

lain, disebabkan manusia tersebut telah memiliki jiwa yang baik.

Kejiwaan yang baik akan berpengaruh pada pelaksanaan ibadah, di mana

manusia tesebut akan lebih mudah ke arah kebaikan (sifat malaikat)

daripada ke arah kejelekan (sifat kebinatangan), disebabkan kebiasaan

latihan kejiwaan pada saat berpuasa. Nilai spiritual lain dalam ibadah

puasa adalah ketika kehidupan zaman sekarang yang cenderung membuat

silau dan banyak dikuasai oleh materialisme (keduniaan) dari pada yang

bersifat keakhiratan. Maka dengan jalan berpuasa diharapkan orang akan

lebih bisa menghadapi kesenangan-kesenangan yang hanya akan

membawa menuju kemaksiatan. Dan akan lebih mudah memelihara,

menjaga, lebih-lebih bisa memagari dirinya dari segala godaan

keduniawian yang menyesatkan.

B. Indikator Kecerdasan Spiritual dalam Puasa Perspektif Tasawuf

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwasanya penulis

menyimpulkan indikator orang yang memiliki kecerdasan spiritual dari

beberapa pendapat para ilmuwan maupun ulama‟, kemudian dalam bab ini

indikator kecerdasan spiritual akan diuraikan melalui pandangan tasawuf

yang dikaitkan dengan ibadah puasa sebagaimana berikut:

Page 98: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

83

1. Memiliki kualitas yang diilhami dengan visi dan nilai-nilai

Setiap orang dalam hidupnya tentu memiliki tujuan, meskipun

tujuan masing-masing orang adalah berbeda-beda. Khususnya bagi

orang yang beriman tujuan hidup yang harus dicapainya adalah tujuan

hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan hidup di dunia tak lain adalah

untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan yang bersifat fisik sehingga

untuk mendapatkannya seseorang terlebih daluhu harus berusaha dan

bekerja. Sedangkan mengenai tujuan yang bersifat akhirat tak lain

adalah untuk sampai kepada keridhaan Allah, sehingga usaha yang

dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan ibadah, baik ibadah

yang sifatnya mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh. Adapun ibadah

mahdhoh adalah dengan melaksanakan rukun Islam seperti sholat,

puasa, zakat, dan haji. Diantara ibadah-ibadah mahdhoh diatas ibadah

yang paling istimewa bagi Allah adalah puasa, hal demikian terjadi

karena tujuan orang berpuasa hanyalah untuk mencari ridho Allah.

Puasa bagi para sufi tidak lagi dimaknai sebagai proses menahan

jiwa dari keinginan-keinginan untuk memuaskan hasrat perut dan

birahi saja, karena mereka telah lepas dari itu. Bagi mereka, puasa

adalah perjuangan jiwa dalam menjauhi segala dosa-dosa lahir dan

dosa-dosa batin. Dosa lahir bersumber dari tujuh anggota tubuh, dua

mata, dua telinga, mulut, perut, dan kemaluan. Dosa batin adalah

segala hal yang dapat menyeret hati ke lembah menduakan Tuhan

seperti, „ujub, takabbur, riya‟, sum‟ah, hasad, cinta dunia dan lain

Page 99: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

84

sebagainya. Tapi bagi para sufi yang telah mencapai maqam (derajat)

akhir dalam perjalanan spiritual, puasa itu bukan lagi berkisar dalam

peperangan hati dari segala dosa-dosa batin, karena melalui perjalanan

(Thariqah) yang panjang, melintasi beberapa tangga untuk dapat

melihat Tuhan dengan mata hatinya (ma‟rifatullah).

Dalam buku karangan Amin Syukur, (2002:50) mengutip pendapat

dari Abu Bakar Muhammad al-Kalabadzi yang merinci jalan menuju

ma‟rifatullah diantaranya adalah: taubat, zuhud, sabar, wara‟,

kerendahan hati, taqwa, tawakkal, kerelaan, cinta dan ma‟rifat. Setelah

jalan tersebut dapat dilaksanakan secara bertahap maka hati mereka

menjadi bening, bersih dari kotoran-kotoran batin. Sehingga puasa

bagi golongan sufi tingkat tinggi ini, adalah menahan hati dari

musyahadah kepada selain Allah, dan dari mencita-citakan sesuatu

selain Allah. Bagi mereka tiada yang disembah, diinginkan, dicintai,

dan dimaksud kecuali Allah. Sehingga jika terlintas dalam hati

keinginan atau cita-cita selain Allah maka rusaklah puasa mereka.

2. Autentik (tanggung jawab dan jujur kepada diri sendiri)

Indikator kecerdasan spiritual yang kedua ini jika dihubungkan

dengan ibadah puasa sangat berkaitan. Karena pada dasarnya sifat

orang yang berpuasa adalah adanya rasa tanggung jawab dan jujur

kepada dirinya sendiri. Meyakinkan hati untuk berniat melaksanakan

puasa hanya untuk Allah serta bertanggung jawab untuk menjaga

mata, telinga, perut serta kemaluan (nafsu) dari perkara yang dilarang

Page 100: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

85

Allah. Adapun orang yang berpuasa harus jujur kepada dirinya sendiri

karena pelaksanaan puasa tidak diketahui kecuali dirinya sendiri dan

Allah yang Maha Melihat. Karena puasa bukanlah ibadah yang

dilakukan oleh gerakan badan. Maka dari itu Allah berfirman “Puasa

adalah untukKu dan akulah yang akan membalasnya”. Hal demikian

karena tiada orang yang tahu bagaimana ciri orang yang berpuasa,

hanya Allah yang dapat menilai dan membalasnya.

Dikutip dari (http://sufimedan.blogspot.co.id/2011/08/mengapa

pahala puasa tak ada malaikat_07.html pada hari Selasa 09 Agustus

2016, 10:30) Puasa adalah menyifati diri dengan sifat yang tidak kita

miliki, yaitu menyifati diri dengan sifat yang berlawanan dengan sifat

diri kita. Hakekat kita adalah zat dengan sifat yang membutuhkan (al-

faqir). Dengan puasa, sebenarnya kita lagi menyifati diri dengan sifat

yang tidak sesuai dengan zat diri kita, yaitu sifat tidak membutuhkan

(al-ghaniy), karena al-ghaniy adalah sifat Allah SWT semata. Berbeda

dengan sedekah, sholat, berbakti pada orang tua dan membaca Al-

Qur‟an pahalanya adalah sepuluh hingga tujuh puluh kali lipat.

Sementara ibadah puasa Allah tidak memberitahukan pahalanya.

3. Memiliki kesadaran hidup yang tinggi

Di dunia ini Allah menciptakan manusia sebagai seorang hamba,

yang memiliki kewajiban untuk mengabdi dengan melaksanakan

kewajiban-kewajibanNya seperti melaksanakan ibadah, baik ibadah

yang berkaitan dengan Allah maupun ibadah yang hubungannya

Page 101: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

86

terhadap sesama makhluk. Allah berfirman dalam Q.S Al-A‟raf ayat

172:

إر ر ظس ءثد د أخزسدل أفض ػي أشذ ض س

صقىث أذج ش دي قجىث دشدن زأىضش زثٱىق ػ مج إج

في (١)غ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan

anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil

kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul

(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan

yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak

mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah

orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Dari ayat diatas jelas bahwa jauh sebelum anak dilahirkan, Allah

telah mempersaksikan kepada setiap calon manusia untuk bersaksi

bahwa hanya Allah Tuhan yang wajib di sembah tanpa

mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Allah juga berfirman

dalan Q.S Adz-Dzariat ayat 56:

ج خيقش شٱىج ٱل ىؼذذ ()إل

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembahKu”.

Dari ayat kedua ini manusia harus sadar bahwa penciptaan dirinya

di dunia ini adalah untuk melaksanakan ibadah kepada Allah.

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan dunia hanya sebagai

pemenuhan kebutuhan untuk bertahan hidup. Dikutip dari

(http://yuksholat5.blogspot.co.id/2011/12/berpuasayangberadab.html

Page 102: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

87

pada hari Selasa 9 Agustus 2016 pukul 10:23) di kisahkan oleh

seorang sufi “Abu Abdillah Ahmad bin Jabban - rahimahullah –

beliau berpuasa selama lebih dari lima puluh tahun. Beliau tidak

pernah membatalkan puasanya, baik ketika sedang bepergian

maupun saat di rumah. Suatu hari teman-temannya memaksanya

untuk tidak berpuasa, akhirnya la membatalkan puasanya. Setelah

itu beliau sakit beberapa hari akibat dia membatalkan puasanya,

dan hampir saja tidak bisa melakukan yang fardhu.”

Dari kisah tersebut nampak bahwa kehidupannya benar-benar

hanya untuk beribadah kepada Allah. Pada dasarnya ibadah yang

dilakukan secara berkelanjutan akan terasa lebih mudah dan ringan,

karena nafsu sudah dapat terkendalikan. Akan tetapi, ketika nafsu

sudah terbiasa terpenuhi maka ibadah akan terasa berat untuk

dikerjakan. Berkaitan dengan ibadah puasa Nabi Muhammad saw

bersabda, “Sebaik-baik puasa adalah puasa saudaraku, Dawud a.s.

la sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa” (HR. Bukhari

Muslim dan Ashhabus-Sunan). Karena memang puasa Nabi Dawud

adalah puasa yang paling berat. Mereka juga mengatakan, bahwa

puasa ini lebih berat bagi jiwa (nafsu) daripada puasa setahun penuh.

Sebab nafsu seseorang yang telah terbiasa dengan puasa terus-

menerus akan berat bila la tidak berpuasa.

Demikian juga sebaliknya, jika nafsu seseorang telah terbiasa tidak

berpuasa, maka akan berat bila la berpuasa. Sedangkan puasa

Page 103: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

88

Dawud, dimana sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa tidak akan

memberikan kebiasaan nafsu untuk berpuasa atau tidak berpuasa.

Oleh karenanya ada orang yang mengatakan, bahwa puasa Dawud

adalah puasa yang paling berat. Pentingnya kesadaran diri dalam

kehidupan ini sebagai upaya menempatkan kedudukan yang tepat

dan sesuai dalam keadaan juga situasi apapun.

4. Merasakan kehadiran Allah

ث ى فج ج ثىص ؤةزظؼفثل ثىصذؼ غجىج حضزدؼششثث جمو

)ثىذخجس( ثجزد

Artinya: ”Setiap kebaikan itu dengan sepuluh kelipatannya sampai

tujuh ratus kelipatan kecuali puasa, sesungguhnya puasa

itu untuk-Ku dan Aku membalasnya.”( H.R Al-Bukhari)

Maksudnya bahwa puasa seseorang karena kemuliaan yang

diberikan oleh Allah SWT bukan untuk memenuhi ibadah. Abu

Hasan al-Shadzili mengatakan tentang makna hadits itu bahawa

semua amal ketaatan kepada al-Haqq pahalanya surga sedangkan

puasa pahalanya bertemu dengan al-Haqq. Dia melihat orang yang

berpuasa sedangkan orang yang berpuasa dapat melihat al-Haqq. Dia

berbicara kepada al-Haqq dan al-Haqq berbicara langsung dengan

orang yang berpuasa tanpa perantara atau penerjemah (Dahlan

Tamrin, 2010: 109). Bagi para sufi puasa bukan lagi menjadi sebuah

kewajiban akan tetapi adalah sebuah kebutuhan untuk sampai kepada

Page 104: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

89

ma‟rifatullah. Dalam ibadah puasa penting sekali ditanamkan sifat

ihsan dalam diri manusia. Ihsan itu adalah an ta'budallaha ka

annaka tarahu, fa in lam takun tarahu fa innahu yaroka. Ihsan inilah

yang diistilahkan dengan ma'rifat. Ma'rifat itu melihat Allah bukan

dengan mata kepala tetapi dengan mata hati.

Sebagaimana kenikmatan ukhrowi yang terbesar itu adalah melihat

Allah, begitu pula kenikmatan duniawi yang terbesar adalah melihat

Allah.

(http://sufimedan.blogspot.co.id/2011/08/mengapapahalapuasatakad

amalaikat_07.html diakses pada hari Selasa, 09 Agustus 2016,

10:23).

Dapat dipahami bahwa puasa merupakan sarana memohon

pertolongan Allah. Dengan menjalankan puasa yang benar maka

seseorang terlatih untuk selalu merasakan kehadiran Allah kapanpun

dan dimanapun berada. Maka inilah yang dikandung dalam istilah

Taqwa. Bila suci hati maka anggota tubuh menjadi suci. Hati yang

bersih dari kebenaran rahasia antara manusia dan Tuhan. Orang yang

memiliki hati yang bersih akan mempeoleh pengetahuan tentang

rahasia ketuhanan. Untuk merasakan hubungan yang langsung

kepada Tuhan dapat dirasakan dengan kesucuan hati. Artinya

kesucian hati inilah yang dapat mengantar jiwa sampai menuju Allah

(Septiawadi,2014:183).

Page 105: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

90

5. Cinta dan kasih sayang untuk mencerahkan eksistensi terhadap

manusia tanpa kebencian

Manusia diciptakan Allah dengan kemampuan dan kelemahan,

dengan adanya kemampuan diharapkan seseorang dapat

memanfaatkannya untuk menghadapi persaingan yang ada di

lingkungan, dengan kemampuan seseorang diharapkan mampu

bangkit dari setiap permasalahan dalam kehidupan. Akan tetapi

dengan keadilan Allah di samping kemampuan Allah juga

memberikan kelemahan dalam diri manusia. Hal itu dimaksudkan

agar setiap manusia dapat beradaptasi antara satu dengan yang lain.

Sehingga manusia disebut sebagai makhluk sosial yakni makhluk

yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dari

kesadaran diri bahwa manusia memiliki kelemahan maka manusia

hendaknya memiliki empati. Empati adalah kemampuan seseorang

untuk memahami orang lain, merasakan rintihan dan mendengarkan

debar jantungnya, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan

merasakan kondisi batiniah dari orang lain (Toto Tasmara, 2001:34).

Dalam sebuah hadits Rosulullah bersabda, ”Hak (kewajiban)

seorang muslim atas orang muslim yang lain ada lima, yaitu:

menjawab salam, mendoakan orang bersin, memenuhi undangan,

mengunjungi orang sakit, dan mengiringi jenazah (HR. Bukhari).

Page 106: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

91

Allah juga berfirman dalam QS. Al-Fath:29 yang intinya bahwa

karakter orang muslim salah satunya adalah membagi kasih sayang

terhadap sesama. Begitu pentingnya empati sehingga ketika

menjalankan ibadah mahdah (yang telah diatur oleh Allah), Allah

pasti memerintahkan agar tetap memperhatikan perasaan orang lain.

Rosulullah Saw bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian

menjadi imam salat, maka pendekkanlah bacaannya. Sebab diantara

mereka ada orang-orang yang lemah, sedang sakit dan tua. Namun,

apabila shalat sendirian maka perpanjanglah sesukanya (HR

Jamaah). Betapa kemuliaan akhlaq Rosulullah Saw yang selalu

memperhatikan umat disekelilingnya. Dari hadits diatas nampak

bahwa Rosulullah memiliki sifat empati yang sangat tinggi kepada

siapapun tanpa memandang derajat. Adapun kaitan antara sikap

empati dan puasa adalah ketika seseorang berpuasa maka dirinya

dilatih untuk merasakan lapar dan haus yang dirasakan oleh orang-

orang miskin yang hampir setiap hari bahkan diluar bulan puasa.

Sehingga sikap empati seorang yang berpuasa pun akan muncul

dengan memberikan sedikit harta yang dimilikinya kepada fakir

miskin di sekitarnya.

Dikutip dari (http://sufimedan.blogspot.co.id/2011/08/mengapa

pahala puasa tak ada malaikat_07.html pada hari Selasa 09 Agustus

2016, 10:30) bahwa kaum Sufi dan orang-orang fakir yang

membersihkan diri dari selain Allah, dimana mereka telah memutus

Page 107: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

92

hubungan dengan makhluk, meninggalkan hal-hal yang tidak baik,

rela dengan rezeki yang dibagikan Allah kepadanya, tidak tahu kapan

Allah akan mengirim rezekinya dengan penuh keghaiban dan lewat

tangan siapa rezekinya diberikan, maka waktu mereka adalah lebih

sempurna daripada waktu orang yang berpuasa yang makanannya

untuk berbuka telah diketahui. Jika mereka berpuasa maka tidak ada

yang sanggup menandingi keutamaan puasanya.

6. Memiliki kualitas sabar

ج ذشصفثل ذش,ثىص صفثىص ثىص

Artinya: “Puasa itu separuh kesabaran, sabar adalah separuh

iman.” (H.R Tirmidzi ,Abu Mas‟ud dan Al-Khatib)

Berdasarkan penafsiran diatas yang menjadikan batin manusia

terasa suci dan dekat dengan Allah yaitu puasa. Pengertian sabar

sebagai puasa juga dikemukakan oleh Taustari dalam tafsirnya

“Puasa yang benar, bertujuan untuk membentuk rohani yang bersih.

Dengan berpuasa yang sesungguhnya mengharap ridha Allah maka

kesucian hati semakin meningkat.” Dijelaskan oleh Sa‟id Hawa

tentang makna sabar “Sabar yang sangat baik yaitu dalam artian

tidak mengadukan persoalan sehingga Allah memberi kelapangan”.

Dalam sabar ini mengandung tawakkal dan ridha (Septiawadi,

2014:183). Tawakkal adalah kesadaran bahwa baik buruknya sesuatu

itu ditentukan oleh Allah (Abdullah,1999:207). Dikatakan oleh

Page 108: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

93

Sayyid, bahwa Ridha adalah sikap lapangnya hati ketika menerima

pahitnya ketetapan Allah (Abdul Qadir Isa, 2011:251).

Sabar demikian mendorong seseorang untuk senantiasa merasa

dekat dengan Tuhan. Allah swt. berfirman dalam Q.S Az-Zumar ayat

10 yang berbunyi:

قو ؼذجد ٱىز ث ٱصقثءث ز ف أحضث ز ىي جسدن ٱىذ حضز

أسض ٱلل ف ج إصؼز ذش شحضجحٱىص ()أجشدغ

Artinya: "Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman.

Bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang

berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan

bumi Allah itu adalah luas. Hanya orang-orang yang

bersabar akan diberi pahala mereka yang tidak

terbatas."

Maka ibadah puasa dikecualikan dari ibadah-ibadah lain yang

memiliki ganjaran terbatas dan tertentu. Karena puasa adalah

kesabaran jiwa untuk tidak melakukan apa yang menjadi

kebiasaannya, mengekang anggota badan dari seluruh

kesenangannya. Sehingga orang-orang yang berpuasa adalah

termasuk orang yang sabar. Jika seseorang telah terbiasa dengan

sesuatu maka la akan melakukannya karena kesukaan, dan bukan

karena memenuhi kewajiban. Maka adab dalam hal ini hendaknya

tidak digabungkan antara kewajiban yang harus dipenuhi dengan

kebiasaannya, meskipun itu ibadah atau ketaatan. Sebab nafsu akan

selalu cenderung pada kesukaannya dan tidak mampu memenuhi

kewajibannya, dimana la diciptakan secara kodratinya menghindar

Page 109: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

94

dari ketaatan-ketaatan. Maka ketika la telah terbiasa dengan suatu

bab atau bagian ibadah, ia mengiranya orang yang paling tahu

tentang ibadah dan orang yang memiliki pengetahuan tentang

ibadah dan tipu dayanya.

7. Berdzikir dan berdoa

Dzikir adalah melepaskan diri dari kelalaian dengan senantiasa

menghadirkan qalbu bersama al-Haqq (Ibnu Athaillah al-Sakandari,

2013:29). Toto Tasmara (2001:18) mengibaratkan Dzikir bagaikan

kompas dan seluruh peralatan mesin kapal bagi nahkoda tersebut.

Mereka diingatkan bahwa mereka diberi petunjuk yang jelas agar

misi pelayarannya dapat selamat. Nahkoda yang asyik dengan

pelayarannya tanpa mempedulikan kompas dan peralatan, akan

tersesat dan tidak mungkin dapat kembali dengan selamat, karena

bisa saja dia diterpa badai yang menghancurkan, itulah sebabnya

Allah berfirman dalam Q.S Al-Hasyr ayat 19:

ل مصنث ضثٱىز ٱلل تل ى أ أفض فؤضى ضق (١)ٱىف

Artinya: “Janganalah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada

Allah,lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri

mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang

fasik.”

Nahkoda yang profesional tentu saja akan selalu waspada dan

mengikuti presedur dari kapal yang menjadi tanggung jawabnya.

Dirinya menjadi tenteram karena segala sesuatu sesuai dengan

prosedurnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Ar-Rad

ayat 28:

Page 110: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

95

قيددزمشٱىز ت صط ث ءث ألدزمشٱلل ٱلل ت (٨)ٱىقيحصط

Artinya: “ Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereke menjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingat Allah lah hati menjadi tenang.”

Manusia yang diberkahi pengetahuan batin memandang dzikir

“senantiasa dan terus-menerus mengingat Allah”, sebagai metode

paling efektif untuk membersihkan hati dan mencapai kehadiran

Ilahi. Objek semua ibadah ialah mengingat Allah dan hanya terus-

menerus mengingat Allah sajalah yang bisa melahirkan cinta kepada

Allah serta mengkosongkan hati dari kecintaan dan ketertarikan pada

dunia fana ini. Tujuan puasa adalah menghancurkan sensualitas,

sebab jika hati dibersihkan dari kotoranya, maka ia akan dipenuhi

dengan mengingat Allah (Mir Valiudin,1997:85).

Adapun berdoa berarti memanggil diri sendiri, bagi mereka yang

cerdas secara ruhani menyadari bahwa doa mempunyai makna yang

sangat mendalam bagi dirinya. Dengan berdoa akan menumbuhkan

sikap optimis dalam hati. Puasa merupakan ibadah yang istimewa

bagi Allah, bagi manusia yang menyadari akan hal itu maka akan

memanfaatkan puasanya dengan menambah hal-hal yang positif.

Seperti memperbanyak dzikir serta doa, sebagaimana dalam sebuah

hadits dijelaskan bahwa :

ضجفش رثى دػ جة رثىص دػ ثىذ رثى دػ ثسلصشد علطدػ

Artinya: “Tiga doa yang tidak ditolak ; doa orang tua terhadap

anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa

seorang musafir”. [Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa

Page 111: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

96

bab Istihbab Siyam Lil Istisqa‟ 3/345. Dishahihkan oelh

Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797].

Dikutip dari (https://almanhaj.or.id/97-orang-yang-dikabulkan-

doanya.html pada Senin, 15 Agustus 2016, 20:55) Dalam keadaan

lapar menjadikan hati dan anggota badan bercahaya. Tidaklah

seorang hamba Allah menyedikitkan makan dan minum kecuali

hatinya menjadi halus dan kedua matanya bercahaya. Dengan lapar

musuh Allah terdesak kalah, sebab perantara setan adalah syahwat,

sedangkan kuatnya syahwat dikarenakan makan dan minum. Lapar

memberikan kepada kita akhlaq Allah SWT yaitu asmadiyah

(sesuatu yang tidak memiliki lubang, tidak makan dan tidak minum,

Allah Maha Tinggi dengan ketinggian dan kemahabesaran) dan

menyerupai malaikat. Dengan lapar, terbukalah alam malakut untuk

kita, mendekatkan kita kepada Allah sehingga teranglah hati kita.

Para ulama‟ sufi menyatakan: “Sesungguhnya lapar adalah

setengah jalan menuju Allah. Apabila seorang muslim

menyempurnakan puasanya, insyaAllah dapat menyampaikannya

kepada jalan Allah. Sebab, sesungguhnya puasa adalah ibadah yang

berat untuk diri manusia. Setiap ibadah yang berat secara fisik

maupun psikis, semakin mempercepat pelakunya untuk sampai

kepada Allah” (Abu Bakar, 1996:24). Secara substansial apa yang

dikuatkan oleh ahli makrifat itu adalah bahwa kenyang merupakan

penyebab segala maksiat, dan penyebab jauhnya diri seseorang dari

Allah. Dalam pandangan mereka, tidak ada sesuatu yang paling

Page 112: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

97

dibenci oleh Allah kecuali perut yang penuh dengan makanan yang

halal. Adapun yang dimaksud dengan menyedikitkan makan dan

minum adalah memecahkan hawa nafsu dan syahwat, karena jiwa

seseorang menjaga ketakwaannya.

Page 113: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitan melalui research library

menemukan hasil dari penelitian yang berjudul “pengembangan nilai-nilai

kecerdasan spiritual dalam ibadah puasa prespektif tasawuf” diantaranya

sebagai berikut:

1. Konsep Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah

dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya dan

memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip hanya karena Allah.

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual diantaranya

adalah: Memiliki kualitas yang diilhami dengan visi dan nilai-nilai,

autentik (tanggung jawab dan jujur kepada diri sendiri), memiliki

kesadaran hidup yang tinggi, merasakan kehadiran Allah, cinta dan

kasih sayang untuk mencerahkan eksistensi terhadap manusia tanpa

kebencian, memiliki kualitas sabar, berrdzikir dan berdoa. Sedangkan

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual berasal dari internal

juga eksternal yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

dan kelompok teman sebaya.

Page 114: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

99

2. Konsep Puasa Perspektif Tasawuf

Tasawuf adalah proses mendidik jiwa manusia untuk tidak lagi

terikat dengan dunia dan lebih berorientasi kepada akhirat. Pendidikan

tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tahap seperti taubat, zuhud,

sabar, wara‟, kerendahan hati, takwa, tawakkal, kerelaan , cinta dan

ma‟rifat. Beberapa tahap tersebut disebut tariqah yang berarti jalan.

Puasa merupakan salah satu jalan yang dapat dilakukan untuk

mendidik manusia dalam menempuh perjalanan spiritual, puasa itu

bukan lagi berkisar dalam peperangan hati dari dosa-dosa batin, karena

melalui perjalanan yang panjang melintasi tangga-tangga untuk dapat

melihat Tuhan dengan mata hatinya. Dalam definisi tasawuf puasa

berarti menahan diri dari nafsu yang berasal dari mata, telinga, mulut,

perut dan kemaluan dengan berusaha menata hati dari lalai kepada

Allah dengan harapan mendapatkan ridho Allah. Tasawuf juga

mengajarkan manusia untuk tidak terjerat pada materi dan mampu

melibatkan jiwa dalam setiap akifitas dengan cara menghiasi hati

dengan nilai-nilai ruhaniah. Sebagaimana puasa yang dijalankan

seseorang merupakan salah satu cara yang dapat membentengi

manusia dari gemerlapnya dunia.

3. Pengembangan Kecerdasan Spiritual dalam Ibadah Puasa

Perspektif Tasawuf

Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk memaknai hidup

dengan melakukan hal-hal yang bersifat positif yang akan

Page 115: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

100

mengembangkan rasa percaya diri dan selalu berpositif thingking

dalam menghadapi setiap keadaan. Sedangkan oleh ilmuwan muslim

kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan ruhani manusia, maka

takwa merupakan efek dari kecerdasan ruhani tersebut. Indikator takwa

salah satunya adalah kemampuan untuk istiqomah dalam menjalankan

ibadah, adanya semangat untuk selalu menambah kebaikan. Tepat

sekali apabila puasa menjadi metode dalam meningkatkan ketakwaan

seseorang. Dalam aktifitas puasa seseorang dituntut untuk berperang

dengan hawa nafsu, dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi

laranganNya serta menjaga hati dari keadaan lalai kepada Allah.

Ketika nafsu melemah maka cahaya Allah akan masuk ke dalam hati

manusia yang menjadikan seseorang sampai kepada derajat takwa.

Dalam nilai spiritual puasa akan menepis sifat kebinatangan yang ada

pada manusia, yaitu sifat yang hanya bergairah kepada makan dan

minum serta semisalnya. Sehingga puasa termasuk media yang dapat

dikembangkan untuk mendidik manusia untuk cerdas secara spiritual.

B. Saran

1. Bagi Pendidikan Islam

Melihat betapa banyak hikmah dan manfaat yang didapatkan melalui

ibadah puasa, teruntuk bagi kecerdasan spiritual anak. Hendaknya

bagi seorang pendidik Islam untuk menekankan kepada siswa akan

pentingnya ibadah puasa serta mengajak siswa membiasakan

melaksanakan ibadah puasa. Karena dengan kecerdasan spiritual yang

Page 116: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

101

baik maka secara otomatis akhlaq anak akan lebih baik dibandingkan

akhlaq anak yang memiliki kecerdasan spiritual yang rendah. Selain

itu, dengan ibadah puasa di saat kondisi perut yang kosong akan

menjadikan otak berfikir dengan jernih. Sehingga dengan puasa juga

dapat meningkatkan kecerdasan kognitif juga emosinal.

2. Bagi pembaca

Bagi pembaca, setelah membaca hasil penelitian ini diharapkan

memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk melaksanakan ibadah puasa

karena melihat eksistensi ibadah puasa yang sangat banyak ini.

3. Peneliti

Hasil dari kajian pengembangan nilai-nilai kecerdasan spiritual

dalam ibadah puasa perspektif tasawuf ini masih terbatas dalam

kaitannya dengan pendidikan maupun bagi masyarakat umum.

Terdapat aspek-aspek lain yang belum tersentuh oleh peneliti, maka

dari itu diharapkan ada peneliti baru yang mengkaji lebih lanjut dari

hasil penelitian ini.

Page 117: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

102

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin Alawy Al-Haddad, Sentuhan-sentuhan Sufistik , Bandung: Pustaka

Setia, 1999.

Abidin, Ahmad Zainal, Konsepsi Negara Bermoral (Menurut Imam Al-Ghazali),

Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Abidin, Slamet dan Moh Suyono, Fiqih Ibadah, Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Aceh, Abubakar, Pengantar Ilmu Tarekat (Kajian Historis Tentang Mistik), Solo:

Ramadhani, 1996.

Agustian, Ary Ginanjar, ESQ (Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual), Jakarta: Arga, 2005.

Al- Ghozali, Ihya‟ Ulumuddin, Semarang: As-Syifa, 1982.

Al-Sakandari Athaillah, Zikir Penentran Hati, Kemang Timur: Zaman, 2013.

Al-Zuhayly, Wahbah, Puasa dan Iktikaf, Bandung: PT Rosdakarya, 1995.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: Pt

Rhineka Cipta, 2010.

Ash Shiddiqy, Hasbi, Al-Islam 2, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1977.

, Pedoman Puasa, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Bahreisj, Husein, Himpunan Fatwa, Surabaya: Usaha Offset Printing, 1992.

Darajat, Zakiyah, Ilmu Fiqih 1, Yogyakarta: PT Bhakti Wakaf, 1993.

, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, Jakarta: CV Ruhama,

1996.

Effendy, Yudy, Sabar Dan Sukur Rahasia Meraih Hidup Supersukses, Qultum

Media, 2012.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset ,1993.

Page 118: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

103

Hassan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan statistik, Jakarta: Bumi Aksara,

2006.

Huda, Sokhy, Tasawuf Kultural: Fenomena Sholawat Wahidiyah, Yogyakarta:

Lkis, 2008.

Jakub, Ismail, Tarjamah Ihya Ulumuddin jilid 2 (Karangan Imam Al-Ghozali),

Jakarta Selatan: CV Faizan, 1982.

Madjid, Nurcholis, Puasa Titian Menuju Rayyan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2000.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Muhaimin, Akhmad, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak,

Yogyakarta: Kata Hati, 2010.

Musbikin, Imam, Rahasia Puasa (Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis), Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004.

Nasib, Muhammad, Kemudahan dari Allah (ringkasan Ibn Katsir jilid 2), Jakarta:

Gema Insani,1999.

Nasution, Lahmudin, FIQIH 1, Jakarta: Logos, 1997

Nasution, Taufiq Ahmad, Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Husna,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2009.

Qadir, Isa Abdul, Hakekat Tasawuf, Jakarta: Qisthi Press, 2011.

Qardawi, Yusuf, Fiqih Puasa, Surakarta: Intermedia,2006.

Rakhmat, Jalaluddin, Cinta Ilahi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.

, Renungan-Renungan Sufistik, Bandung: Mizan, 1999.

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Bandung: PT Al-Maarif, 1996.

Rifa‟i, Moh dan Baghawi Mas‟udi, Fiqih Menurut Mahdzab Syafi‟i, Semarang:

Cahaya Indah, 1986.

Safaria, Triantoro, Spiritual Intelligence, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Salwasalsabila, Syarifah, Mendidik Anak Puasa, Jakarta: Harmoni, 2008.

Page 119: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

104

Shaleh, Hasan, Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer, Jakarta:PT

Graffindo Persada, 2008.

Septiawadi, Tafsir Sufistik Said al-Hawwa dalam Al-Asa Fi Al-Tafsir, Jakarta:

Lectura Press, 2013.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan Tekhnik),

Bandung: Tarsito, 1989.

Syukur Amin, Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,2001.

, Tasawuf Bagi Orang Awam, Yogyakarta:LPK-2 Suara Merdeka,

2006.

Tafsir, Ahmad, Zikrullah (Urgensinya Dalam Kehidupan), Bandung: Rosdakarya,

2013.

Tamrin, Dahlan, Tasawuf Irfani (Tutup Nusut Buka Lahut), Malang:UIN Maliki

Press, 2010.

Tasmara, Toto, Kecerdasan Ruhaniah (Transendental Intellegence), Jakarta:

Gema Insan Press, 2001.

Tata, Pangarsa Humaidi, Akhlaq Mulia, Jakarta:PT Bina Ilmu, 2000.

Tebba, Sudirman, Kecerdasan Sufistik (Jembatan Menuju Makrifat), Jakarta:

Prenada Media, 2004.

Valiuddin, Mir, Zikir dan Kompilasi dalam Tasawuf, Bandung: Pustaka Hidayah,

1997.

Zohar Danah dan Ian Marshall, SQ: Memamfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam

Berpikir Integrilistik Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan,

Bandung: Mizan, 2000.

https://almanhaj.or.id/97-orang-orang-yang-dikabulkan-doanya.html

https://dobelden.wordpress.com/2013/07/30/puasa-mengasah-berbagai-kecerdasan

http://fajarkurnianto.blogspot.co.id/2015/06/puasa-sufi.html

Page 120: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

105

http://sufimedan.blogspot.co.id/2011/08/mengapapahalapuasatakadamalaikat_07.

html

http//.tasawufkemurnianislam.blogspot.co.id

http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/04/opi03.htm

http://yuksholat5.blogspot.co.id/2011/12/berpuasa-yang-beradab.html

Page 121: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

106

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Novia Handayani

Tempat,tanggal lahir : Kab. Semarang, 14 November 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Jalan Masjid Besar Tengaran RT 14/RW 03, Krajan

Tengaran, Kelurahan Tengaran, Desa Tengaran

Nama Ayah : Moh Batal Aidi

Pekerjaan : Buruh

Nama Ibu : Umi Hanik

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat Orang Tua : Jalan Masjid Besar Tengaran RT 14/RW 03, Krajan

Tengaran, Kelurahan Tengaran, Desa Tengaran

Jenjang Pendidikan : a. SD Negeri Tengaran 01 2000 - 2006

b. SMP Negeri 1 Tengaran 2006 - 2009

c. MAN Tengaran 2009 - 2012

d. IAIN Salatiga 2012 - sekarang

Page 122: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

107

Page 123: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

108

Page 124: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

109

Page 125: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

110

Page 126: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1505/1/SKRIPSI NOVIA HANDAYA… · memberikan dukungan dan doa kepada penulis sehingga saat

111