pengembangan modul ipa terpadu berpendekatan

159
i PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA TEMA BUNYI DI SMP KELAS VIII skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA oleh Ervian Arif Muhafid 4001409074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: vantu

Post on 27-Dec-2016

242 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

i

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU

BERPENDEKATAN KETERAMPILAN

PROSES PADA TEMA BUNYI

DI SMP KELAS VIII

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

oleh

Ervian Arif Muhafid

4001409074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari

terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, Juli 2013

Ervian Arif Muhafid

4001409074

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses

Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII

disusun oleh

Ervian Arif Muhafid

4001409074

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada

tanggal 16 Mei 2013

Panitia :

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M. Si. Dr. Sudarmin, M. Si.

NIP 19631012 198803 1001 NIP 19660123 199203 1003

Ketua Penguji

Parmin, S. Pd., M. Pd.

NIP 19790123 200604 1 003

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Novi Ratna Dewi, S.Si., M. Pd. Arif Widiyatmoko, S.Pd., M. Pd.

NIP 19831110 200801 2 008 NIP 19841215 200912 1 006

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

iv

ABSTRAK

Muhafid, Ervian Arif. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu

Berpendekatan Keterampilan Proses Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII.

Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd dan Arif Widiyatmoko, S.Pd.,M.Pd.

Kata Kunci: Modul, IPA Terpadu, Keterampilan Proses, Bunyi.

Penelitian dilatar belakangi belum terlaksananya pembelajaran IPA terpadu

di SMP. Disatu sisi KTSP menghendaki pembelajaran IPA di SMP dilaksanakan

secara terpadu. Belum terlaksananya pembelajaran tersebut karena masih

terbatasnya perangkat pembelajaran, media ataupun sumber belajar baik untuk

pegangan guru ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan

masih terpisah-pisah ke dalam Fisika dan Biologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu

mengembangkan modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema

bunyi di SMP kelas VIII.

` Penelitian menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan R & D

(Research and Development). Dalam proses pelaksanaannya, penelitian dan

pengembangan ini membentuk suatu siklus yang dimulai dengan melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan kerangka produk awal yang dibutuhkan. Produk

awal tersebut dikembangkan dalam suatu situasi tertentu, melalui suatu uji validasi

oleh pakar yang hasilnya kemudian diuji cobakan, direvisi dan diuji coba kembali

sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang dianggap sempurna.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah dengan menggunakan

siswa kelas VIII A dan VIII B sebagai subyek penelitian. Faktor yang diteliti

meliputi kelayakan bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu berpendekatan

keterampilan proses berdasarkan uji kelayakan oleh pakar dan efektifitas modul

berdasarkan hasil belajar siswa.

Data penelitian yang didapatkan dianalisis secara deskriptif persentase.

Hasil uji kelayakan modul IPA terpadu oleh pakar IPA 84,10%, pakar penyajian

88,21%, dan pakar bahasa 89,17%. Tingkat ketuntasan klasikal siswa 100% dengan

rata-rata hasil belajar siswa sebesar 90,40. Hal ini berarti modul IPA terpadu yang

dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa SMP kelas

VIII.

Simpulan penelitian ini yaitu modul IPA terpadu berpendekatan

keterampilan proses pada tema bunyi yang dikembangkan memenuhi kriteria

standar penilaian bahan ajar dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa kelas

VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah.

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang

berjudul Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses

pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi

ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPA

UNNES.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri

Semarang yang terlah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Ketua Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas negeri Semarang yang telah memberikan izin

penelitian dan banyak kemudahan.

3. Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing I serta Arif

Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan

memberikan bimbingan, pengarahan, serta bantuan dalam penyusunan skripsi.

4. Parmin, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan

waktunya untuk mengevaluasi, memberikan arahan serta masukan.

5. Dosen Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNNES yang telah memberikan

ilmu dan pengetahuan.

6. Kepala SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Salimah, A.Md. selaku guru IPA kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu

dalam proses penelitian.

8. Sabikhun Nahar, A.Md. selaku observer pengambilan data penelitian yang

berkenan memberikan waktunya untuk mengamati kegiatan belajar mengajar

di kelas.

9. Bapak/Ibu guru serta staf, karyawan dan siswa kelas VIII A dan VIII B di SMP

Negeri 3 Satu Atap Ayah yang dengan terbuka menyambut penulis.

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

vi

10. Bapak, Ibu dan Adik-adikku yang telah memberikan doa dan kasih sayang

kepada penulis.

11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan IPA yang saling memberikan semangat

perjuangan.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat

balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat

bagi dunia pendidikan.

Semarang, Juli 2013

Ervian Arif Muhafid

NIM 4001409074

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……………………………………………………………..... i

PENGESAHAN ………………………………………………………………. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………………. iii

PRAKATA ………… ……………………………………………………….... iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………...... viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….......... x

BAB

1. PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………........... 4

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………..……………........... 4

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………........... 5

1.5 Penegasan Istilah ……………………………………...……………….. 5

BAB

2. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….............. 8

2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………….......... 8

2.1.1 Modul ………………………………………………………........... 8

2.1.1.1 Pengertian Modul …………………………………............. 8

2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul…………………………............ 8

2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul ……………………. 9

2.1.1.4 Karakteristik Modul ……………………………………… 10

2.1.1.5 Keuntungan Modul ………………………………………. 11

2.1.2 IPA Terpadu ………………………………………….................. 12

2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses ……………………................... 15

2.1.4 Penilaian Modul Sebagai Bahan Ajar ……………....................... 16

2.2 Kerangka Berpikir ……………………………………………………… 17

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

viii

BAB

3. METODE PENELITIAN ………………………………………….............. 18

3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………... 18

3.2 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ………………………………… 19

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data …………………............. 19

3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………………….. 19

3.4.1 Persiapan Penelitian ………………………………………............ 19

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ……………………………………............ 20

3.5 Analisis Data …………………………………………………...……… 25

3.5.1 Data Validasi Pakar ………………………………………............ 25

3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa …………………………........... 26

3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa …………………………………............ 27

3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses …………………...……….. 28

BAB

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………............. 30

4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 30

4.1.1 Hasil Pengembangan Modul ……………………………………... 30

4.1.2 Hasil Validasi Modul ………………………………….…………. 36

4.1.3 Hasil Uji Coba Modul ……………………………………………. 39

4.2 Pembahasan ……………………………………………………….......... 41

4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu …………….………. 41

4.2.1.1 Kelayakan Isi …………………………………………….. 43

4.2.1.2 Kebahasaan ………………………………………………. 49

4.2.1.3 Kelayakan Penyajian …………………………………….. 51

4.2.2 Hasil Uji coba Modul IPA Terpadu ………………………............ 54

BAB

5. PENUTUP ………………...……………………………………………….. 60

5.1 Simpulan ……………………………………………………………….. 60

5.2 Saran …………………………………………………………………… 60

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 61

LAMPIRAN ………………………………………………………………….... 64

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP ………………….. 26

3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian ……………………………………….. 27

3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa ……………………. 28

3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses ..…………………….………….. 29

4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar

terhadap Modul IPA Terpadu ……………………………………………. 36

4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar

terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas ……….. 37

4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar

terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Luas ……………. 37

4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu………………………...… 38

4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa

pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ..................................................... 39

4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Guru IPA

pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ..................................................... 39

4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa …………………..……………………. 40

4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS) ……………… 40

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LKS) ……………… 40

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Jaringan Tema Bunyi …………………………………………………….. 15

3.1 Model Pengembangan Modul IPA terpadu ………………………………. 18

4.1 Garis Besar Langkah-langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu ...…… 30

4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II

Sebelum uji Coba Skala Terbatas dan Luas …………………………… …. 38

4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum

Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ………………………………….…….. 39

4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum

Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ……………………..………….…….. 40

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus …………………………………………………………………... 64

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………………. 66

3. Contoh Lembar Diskusi Siswa (LDS) ……………….………………….. 72

4. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS) …………….……………. 74

5. Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) ……………………………………... 76

6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………………….. 79

7. Lembar Validasi Konstruk Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif ………………… 81

8. Soal Ulangan Harian IPA Terpadu Materi Bunyi …...…………………... 85

9. Kunci Jawaban …………………………………………………………... 90

10. Contoh Lembar Jawab Ulangan Harian Siswa ...………………………… 91

11. Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar ……..……….. 92

12. Rekapitulasi Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar… 100

13. Lembar Validasi Tahap II Modul IPA Terpadu oleh …………….......….. 101

14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu

Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Terbatas …………………………… 117

15. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu

Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Luas ………………………………. 118

16. Rekapitulasi Data Validasi Modul IPA Terpadu oleh Pakar …………….. 120

17. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ……………………………………… 121

18. Contoh Angket Tanggapan Guru Terhadap Modul IPA Terpadu ..……... 122

19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru IPA Terhadap Modul

IPA Terpadu ……………………………………………………………... 126

20. Kisi-Kisi Angket Siswa ………………………………………………….. 127

21. Contoh Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul IPA Terpadu ………. 128

22. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul

IPA Terpadu Uji Coba Skala Terbatas …….……………………………. 130

23. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul

IPA Terpadu Uji Coba Skala Luas ………………………………………. 131

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

xii

24. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Praktikum Siswa ….… 132

25. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Diskusi Siswa ……..... 134

26. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LKS) …..…………….…….. 136

27. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LDS) …..…………….…….. 137

28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ………………………………………... 138

29. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Terbatas ………………………………….. 139

30. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Luas ……………………………………… 140

31. SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ..……………………………... 143

32. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………….144

33. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ………………………….. 145

34. Dokumentasi ……………………………………………………………....146

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menerangkan bahwa

pembelajaran IPA yang diaplikasikan di SMP/ MTs hendaknya dilaksanakan

dengan model pembelajaran secara terpadu. Hal ini seperti yang terdapat dalam

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) bahwa substansi untuk

mata pelajaran IPA di tingat SMP/ MTs dilaksanakan secara terpadu. Lebih lanjut

dalam Permen Diknas No 41 Tahun 2007 bahwa RPP disusun untuk setiap

kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih

dan harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Standar Kompetensi

(SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan

pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs memiliki dasar hukum yang kuat.

Penerapan pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan oleh guru yang

professional dan perangkat pembelajaran yang mendukung pembelajaran IPA

terpadu di Sekolah. Menurut Amy & Cherin (2003) guru IPA akan dapat

memberikan pengetahuan IPA kepada siswa dalam suatu prosedur yang sederhana

dan tepat bila guru menguasai materi IPA dengan baik. Selain itu, perangkat

pembelajaran sangat diperlukan untuk pedoman bagi guru dan siswa. Perangkat

1

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

2

pembelajaran yang dapat disiapkan antara lain bahan ajar berupa modul IPA

terpadu yang mengandung lingkup bidang kajian IPA sehingga dapat melengkapi

bahan ajar yang telah ada sebelumnya.

Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Satu Atap Kecamatan Ayah,

Kabupaten Kebumen pembelajaran IPA terpadu belum terlaksana. Alasan belum

terlaksananya pembelajaran IPA terpadu yaitu guru IPA pada sekolah tersebut

berlatar belakang disiplin ilmu berbeda dan masih terbatasnya perangkat

pembelajaran, media ataupun sumber belajar IPA terpadu baik untuk pegangan guru

ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan masih terpisah-

pisah. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar berupa

modul pembelajaran pada tema bunyi yang dikemas dalam modul IPA terpadu.

Penelitian ini memilih modul karena variasi bahan ajar yang sekarang ada

di sekolah adalah buku teks dan LKS yang belum terpadu sehingga perlu adanya

pengembangan media ajar lain berupa modul untuk mengajak siswa untuk belajar

lebih mandiri. Prastowo (2012) menyatakan bahwa sebuah modul harus dapat

dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi pendidik. Jadi jika pendidik dalam

hal ini guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul harus mampu

menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa seperti halnya guru.

Pembelajaran yang dilakukan guru SMP N 3 Satu Atap Ayah kurang

maksimal karena dilakukan dengan mentransfer ilmu tanpa mengembangkan

bagaimana cara belajar, apalagi mengembangkan keterampilan proses yang dimiliki

siswa. Salah satu alasannya adalah kurangnya buku panduan yang mendidik siswa

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

3

untuk mengembangkan keterampilan proses. BSNP (2006) menerangkan bahwa

pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah. Hal itu sejalan dengan Hansen & Lovedahl (2004) yang

menyatakan bahwa belajar dengan melakukan merupakan sarana belajar yang

efektif, artinya seseorang akan belajar efektif bila ia melakukan. Oleh karena itu,

modul yang dikembangkan di dalam penelitian ini menerapkan pendekatan

keterampilan proses dengan harapan pembelajaran IPA terpadu dapat terlaksana

dengan mengedepankan pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa.

Buku/ bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu untuk SMP/ MTs khususnya

tema bunyi berpendekatan keterampilan proses saat ini belum ditemukan di

sekolah. Tema bunyi merupakan materi yang tergolong sulit diantara sekian banyak

materi IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan sebelumnya siswa hanya

mencapai nilai ketuntasan minimal. KTSP mencantumkan bahasan bunyi pada

materi IPA kelas VIII. Bahasan tema bunyi termasuk dalam SK memahami konsep

bunyi dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-

hari yang diintegrasikan dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia. Konsep tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam

kehidupan sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem

koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh

untuk menyediakan bahan ajar IPA terpadu adalah dengan menyusun modul IPA

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

4

terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi, diharapkan adanya

modul IPA terpadu dapat mengatasi kendala pelaksanaan IPA terpadu dari segi

keterbatasan buku panduan. Sunyoto (2006) menyatakan bahwa modul merupakan

paket belajar mandiri yang meliputi: serangkaian pengalaman belajar yang

direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai

tujuan belajar. Dengan menggunakan modul IPA terpadu siswa akan dilatih dan

dibiasakan untuk mempelajari IPA terpadu sehingga nantinya dapat menghasilkan

lulusan yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan yang akan dikaji

adalah:

1. Apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi

layak digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah?

2. Bagaimana keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam penelitian

ini?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses

pada tema bunyi layak digunakan oleh siswa kelas VIII.

2. Mengetahui keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam

penelitian ini.

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa modul yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu sumber belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan

siswa dibidang IPA dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri.

2. Bagi guru bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dapat menjadi pedoman

pembelajaran IPA secara terpadu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

serta dapat memberikan masukan untuk mengembangkan bahan ajar IPA pada

materi yang lain.

3. Bagi sekolah, modul yang dikembangakan oleh peneliti diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pengembangan bahan ajar IPA terpadu sesuai kurikulum yang berlaku di

sekolah yang bersangkutan.

4. Bagi ilmu pengetahuan modul yang dikembangkan dapat memperkaya konsep/

teori kajian IPA khusunya pembelajaran IPA terpadu di Sekolah.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah

dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan Modul

Menurut Depdiknas (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

menerangkan bahwa modul adalah kegiatan program belajar-mengajar yang

dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru

pembimbing, meliputi: perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

6

penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai,

mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. Pengembangan

modul dalam penelitian ini adalah pembuatan bahan ajar yang dilakukan

dengan mengumpulkan kembali informasi-informasi yang ada di buku-buku

teks serta berbagai sumber lain, kemudian dilakukan penyesuaian kebutuhan.

Modul yang dikembangkan dinyatakan layak apabila hasil validasi pakar telah

mencapai kriteria penilaian buku teks dari BSNP tahun 2006 dan dinyatakan

efektif apabila ≥85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal

dengan KKM sebesar ≥80.

2. IPA Terpadu

Depdiknas (2008) dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema

dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Selain itu,

Trianto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu dibedakan

berdasarkan pengintegrasian materi atau tema. IPA terpadu dalam penelitian

ini merupakan penyusunan modul dengan memperhatikan keterpaduan

berbagai bidang kajian IPA menjadi tema. Bidang kajian yang dipadukan yaitu

bunyi yang merupakan kajian fisika dan indra pendengaran yang merupakan

kajian biologi.

3. Pendekatan Keterampilan Proses

Dimyati (2006) menyatakan bahwa menggunakan keterampilan proses untuk

mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu

pengetahuan alam sekaligus. Keterampilan proses di dalam modul terletak

pada setiap uraian materi serta kegiatan diskusi dan kegiatan praktikum.

Keterampilan proses tersebut meliputi: keterampilan eksperimen, pengamatan,

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

7

menyusun data, menyimpulkan, menjawab pertanyaan, dan

mengkomunikasikan.

4. Tema

Puskur (2012) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dalam IPA dapat

dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari

berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan

dikenal siswa. Tema yang ditentukan adalah tema bunyi dengan

mengintegrasikan SK memahami konsep bunyi dan penerapan getaran,

gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari yang diintegrasikan

dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Konsep

tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan

sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem koordinasi

dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Gelombang

bunyi merupakan kajian fisika dan indra pendengaran merupakan kajian

biologi.

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Modul

2.1.1.1 Pengertian Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat

belajar secara mandiri tanpa atau dengan bantuan guru sehingga modul berisi paling

tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya

(Majid, 2012). Penjelasan senada juga diungkapkan oleh Prastowo (2012) bahwa

modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar

mereka dapat belajar secara (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang

minimal dari pendidik. Oleh sebab itu modul memungkinkan siswa untuk

mempelajari tiap materi dengan durasi waktu yang lebih lama sehingga siswa dapat

menemukan pemahamannya sendiri meski tanpa pengawasan guru dikelas. Modul

dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan cara

mereka sendiri.

2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul

Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri.

Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep

8

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

9

berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas pada masalah

tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari pusat

penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini. Terkait dengan hal

tersebut, Ditjen PMPTK (2008) menyatakan bahwa penulisan modul memiliki

tujuan sebagai berikut:

1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal.

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun

guru/ instruktur.

3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan

motivasi dan gairah belajar mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi

langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan

siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

4. Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya.

2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul

Pelaksanaan pembelajaran bermodul sendiri, memiliki perencanaan

kegiatan sebagai berikut:

1. Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum pembelajaran.

2. Penerapan modul dalam pembelajaran bermodul dengan metode diskusi dan

praktikum.

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

10

3. Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif dan

tugas-tugas latihan yang terstruktur.

4. Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan

feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar

berikutnya.

5. Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai materi ajar

berdasarakan hasil analisis tes penggalan dan sumatif, dipertimbangkan

sebagai hasil diagnosis untuk menyelenggarakan program remidial pada siswa

di luar jam pembelajaran.

2.1.1.4 Karakteristik Modul

Modul merupakan salah satu dari beberapa jenis bahan ajar yang dapat

dikembangkan dalam KTSP. Menurut Ditjen PMPTK (2008) Sebuah modul bisa

dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:

1. Self Instructional yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar

mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.

2. Self Contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi

atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.

3. Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung

pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media

pembelajaran lain.

4. Adaptive yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

11

5. User Friendly yaitu modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap

instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat

dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,

mengakses sesuai dengan keinginan.

2.1.1.5 Keuntungan Modul

Modul disusun untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran

baik disekolah maupun dirumah untuk belajar mandiri. Pembelajaran dengan modul

memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran

yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul

yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana siswa telah

berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

3. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

4. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

5. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut

jenjang akademik.

(Indriyanti, 2010)

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diyakini bahwa pembelajaran

bermodul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep

ilmiah sehingga pada giliranya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal

mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

12

2.1.2 IPA Terpadu

Salah satu kunci pembelajaran IPA terpadu yang terdiri atas beberapa

bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan siswa

mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari

berbagai bidang kajian. Oludipe & Idowu (2011) menyatakan bahwa pembelajaran

terpadu memberikan siswa dasar yang kuat untuk ilmu studi pendidikan lanjutan,

maka seorang anak yang tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan yang terintegrasi

pada tingkat ini tidak akan menunjukkan minat dalam menawarkan pelajaran inti

(biologi, kimia dan fisika).

Depdiknas (2008) menyatakan bahwa melalui pembelajaran IPA terpadu,

siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan

untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

Oleh sebab itu siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang

dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif. Pembelajaran

terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana

yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah

dipahami dan dikenal siswa. Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau

tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA.

Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya dari aspek makhluk hidup dan proses

kehidupan dan energi dan perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk

hidup dan proses kehidupan, atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya

saja. Melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

13

dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda

sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian

tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.

Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogorty (1991) model

pembelajaran terpadu yang dapat diterpakan di tingkat pendidikan di Indonesia

adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan

model keterpaduan (integrated). Nisak (2013) menyatakan bahwa materi yang

saling tumpang tindih dan menyebabkan pemahaman yang tidak utuh bila

dipisahkan, maka sesuai apabila menggunakan model terintegrasi, untuk materi

yang konsep-konsepnya saling bertautan dapat dikembangkan menggunakan

model terhubung, sedangkan untuk materi yang tidak beririsan akan tetapi bila

dipadukan ke dalam satu tema dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh dapat

menggunakan model jaring laba-laba. Agar pembelajaran dapat berlangsung

efektif, pemilihan model pembelajaran harus tepat dan disesuaikan dengan materi

yang diajarkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model keterpaduan (integrated)

dengan alasan bahwa model keterpaduan memiliki kelebihan hubungan antar

bidang terlihat saat dalam kegiatan pembelajaran. Depdiknas (2010) menerangkan

bahwa Model keterpaduan (integrated) adalah dimulai dengan identifikasi konsep,

keterampilan, sikap yang overlap pada beberapa disiplin ilmu atau beberapa bidang

studi. Model keterpaduan memiliki kelebihan Hubungan antar bidang studi jelas

terlihat melalui kegiatan belajar. Selain itu, Yasin (2009) menyatakan bahwa model

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

14

keterpaduan adalah model pembelajaran sains terpadu yang menggunakan

pendekatan antar disiplin ilmu. Dalam model ini digabungkan beberapa disiplin

ilmu dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan dan

nilai-nilai yang saling tumpang tindih di dalam beberapa disiplin ilmu. Hal pertama

yang pertama dilakukan guru adalah menyeleksi tema, keterampilan, dan nilai yang

akan dibelajarkan dalam satu semester dari beberapa disiplin ilmu sains.

Selanjutnya dipilih beberapa tema, keterampilan, dan nilai-nilai yang memiliki

keterkaitan yang erat dan tumpang tindih dengan antar beberapa disiplin ilmu

tersebut.

Contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema bunyi berpendekatan

keterampilan proses.

2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses

Fenomena bunyi

didalam kehidupan

Sehari-hari

BUNYI

Gangguan pada alat

Indra (telinga)

Gelombang bunyi

Pengaruh bunyi

terhadap lingkungan

Gambar 2.1 Jaringan Tema Bunyi

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

15

2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Dalam hal ini keterampilan proses yang dimaksud adalah Keterampilan

Proses Sains (KPS) dalam pembelajaran IPA terpadu. Ozgelen (2012) menyatakan

bahwa KPS adalah kemampuan berpikir seperti ilmuwan untuk membangun

pengetahuan dalam rangka untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil.

Selain itu Ajoke (2012) menyatakan bahwa KPS terdiri dari keterampilan

mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memanipulasi, menghitung, memprediksi,

menafsirkan, merumuskan, permodelan, dan menyimpulkan.

Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,

membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan

sikap ilmiah siswa sendiri (Devi, 2010). Selain itu Ramesh (2013) menyatakan

bahwa pendekatan keterampilan proses dapat dilakukan melalui pendekatan inkuiri,

penemuan/ penelitian, investigasi yang mana siswa dapat terlibat dalam metode

ilmiah, memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu sebagai

seorang guru harus dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan-

kemampuan yang ada dalam diri siswa, yang nantinya diharapkan siswa mampu

menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta nilai yang dituntut.

Sugandi (2004) menjelaskan bahwa pada keterampilan proses perlu adanya

pemikiran, bagaimana memproses hasil belajar yang berupa konsep dan fakta yang

diperoleh untuk mengembangkan diri dan untuk menemukan sesuatu yang baru.

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

16

Konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami betul dapat menguasai dan

atau menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Justru pemberian konsep dan

fakta yang terlalu banyak yang dapat menghambat kreativitas siswa.

Pendekatan keterampilan proses bertujuan menumbuhkan kemampuan

berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek

penting dalam kecakapan hidup (Eryyanti, 2013). Sudah sangat jelas bahwa

keterampilan proses mendidik siswa untuk menjadi scientist. Jadi pendekatan KPS

pada penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam mengamati,

mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur, mengkomunikasikan dan

menyimpulkan melalui modul IPA terpadu pada tema bunyi.

2.1.4 Penilaian Modul sebagai Bahan Ajar

BSNP mengeluarkan beberapa kriteria sebagai standar penilaian. Standar

yang dikeluarkan oleh BSNP tersebut digunakan sebagai acuan umum untuk

menilai modul. Penilaian bahan ajar dari BSNP 2006 meliputi: dua tahap yaitu tahap

I dan tahap II. Penilaian modul IPA terpadu tahap I dinilai pada tiga komponen

penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen

kegrafikan. Sedangkan penilaian modul IPA terpadu tahap II dinilai dari tiga

komponen penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan

komponen penyajian. Modul dilayakan layak berdasarkan BSNP 2006 jika rata-rata

tiap komponen ≥ 2,5 atau 62,5%.

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

17

2.2 Kerangka Berpikir

1. Belum adanya modul IPA terpadu yang di dalamnya ada

keterpaduan antar kompetensi: Fisika, Kimia, dan Biologi.

2. Siswa kurang terlatih mempadukan konsep Fisika, Kimia

dan Biologi menjadi terpadu.

1. Guru belum melaksanakan pembelajaran IPA secara

terpadu.

2. Diperlukan perangkat pembelajaran IPA terpadu, termasuk

modul IPA terpadu yang dapat melatih keterampilan

proses siswa.

Fakta

1. Guru mampu menerapkan pembelajaran IPA terpadu.

2. Tersedia modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan

proses pada tema bunyi yang layak dan efektif

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian dan Pengembangan Modul

Inovasi bahan ajar dengan mengembangkan produk modul IPA

terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi.

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

18

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengerapkan pendekatan penelitian dan

pegembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses

pelaksanaannya, penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus, yang

dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan kerangka produk

awal yang dibutuhkan yang selanjutnya produk awal tersebut dikembangkan dalam

suatu situasi tertentu, melalui suatu uji coba, yang hasilnya kemudian direvisi dan

diuji coba kembali sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang

dianggap sempurna yang selanjutnya produk tersebut diuji validasinya. Penelitian

dan pengembangan ini menggunakan model yang diadaptasi dari Sugiyono (2009)

yang telah dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Model yang digunakan meliputi:

langkah-langkah penelitian dan pegembangan seperti yang ditunjukan pada

Gambar 3.1.

18

Revisi

Produk

Potensi

dan

Masalah

Gambar 3.1 Model Pengembangan Modul IPA Terpadu

Pengump

ulan

Data

Desain

Produk

Validasi

Validasi

Revisi Hasil

Uji Coba

Uji Coba

Produk

Revisi

Desain

Uji Coba

Pemakaian

Revisi

Produk

Modul

Final

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

19

3.2 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang terletak di Jalan

Gunung Lanang No. 001 Mangunweni, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen

54473. Waktu penelitian yaitu 3 Bulan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII A dan VIII B.

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data dan metode pengumpulan data meliputi:

1. Validasi modul oleh pakar diambil melalui metode angket yang mengacu pada

instrumen penilaian buku teks dari BSNP 2006 yang telah dimodifikasi.

2. Tanggapan guru terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan

angket tanggapan guru.

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan

angket tanggapan siswa.

4. Observasi keterampilan proses diambil dengan menggunakan angket penilaian

observer.

5. Uji coba modul berupa hasil belajar siswa diambil dengan tes kognitif bentuk

obyektif.

3.4 Prosedur Penelitian

Pengembangan modul IPA terpadu melalui tahap-tahap:

3.4.1 Persiapan Penelitian

a) Observasi awal bahan ajar yang telah digunakan.

b) Perijinan penelitian dari pihak fakultas.

c) Perijinan penelitian dari tempat penelitian.

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

20

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian

a) Potensi dan Masalah

Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi berpendekatan

keterampilan proses dilatar belakangi oleh adanya potensi dan masalah yaitu

masih terbatasnya bahan ajar IPA terpadu yang di dalamnya terdapat

keterpaduan bidang kajian Fisika, Biologi dan Kimia. Berdasarkan hasil

wawancara di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah diketahui bahwa siswa masih

menggunakan bahan ajar berupa buku teks IPA terpadu dan LKS yang

disajikan masih terpisah-pisah dalam Fisika dan Biologi, belum ditemukan

buku IPA yang disusun secara terpadu. Tema bunyi merupakan materi yang

tergolong sulit diantara sekian banyak materi IPA, sehingga dalam penelitian

ini akan dikembangkan bahan ajar berupa modul IPA terpadu berpendekatan

keterampilan proses pada tema bunyi yang dalam peraturanya hendaknya

disusun secara terpadu.

b) Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang berkaitan dengan pembuatan modul antara

lain, silabus (meliputi: SK dan KD), instrumen penilaian buku teks dari BSNP

tahun 2006, dan materi yang berkaitan dengan tema bunyi untuk dijadikan

bahan kajian untuk menyusun modul.

c) Desain Produk

Langkah-langkah pengembangan modul IPA terpadu yang dilakukan

dalam penelitian ini meliputi:

1. Analisis SK dan KD pada tema Bunyi.

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

21

2. Merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa dengan menggunakan modul

IPA terpadu.

3. Pembuatan desain halaman muka (cover), halaman kata pengantar

(foreword) dan daftar isi (content).

4. Pembuatan petunjuk penggunaan modul untuk guru dan siswa (teacher

and student guidances).

5. Penulisan bagian pendahuluan (introduction) yang terdiri dari judul, kata

pengantar, daftar isi, jaringan tema, peta konsep, dan tujuan pembelajaran.

6. Penyusunan bagian isi yang terdiri dari tinjauan umum materi, hubungan

dengan meteri belajar lain, uraian materi, latihan soal dan rangkuman.

7. Penulisan bagian penutup yang terdiri dari glossarium, tes akhir, kunci

jawaban dan indeks.

d) Validasi

Validasi oleh pakar berupa penilaian kualitatif dan kuantitatif. Validasi

dan revisi oleh para pakar selain berupa penilaian kualitatif berkenaan dengan

kinerja (performance) isi buku dan diperoleh masukan dan saran, buku tersebut

juga dilakukan penilaian secara kuantitatif dalam bentuk skor (Ibrahim, 2012).

Ditjen PMPTK (2008) menerangkan bahwa validasi modul bertujuan untuk

memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan

sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran.

Pakar yang mengevaluasi dan memvalidasi adalah dosen FMIPA Unnes dan

guru SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah. Validasi tersebut meliputi: validasi oleh

pakar IPA, pakar penyajian dan pakar bahasa. Instrumen yang digunakan

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

22

mengacu pada isntrumen penilaian tahap 1 dan 2 buku teks dari BSNP tahun

2006 yang telah dimodifikasi.

e) Revisi Produk

Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan

berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan

modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba lapangan awal.

f) Uji Coba lapangan Awal

Uji coba skala terbatas dilakukan di kelas VII B SMP Negeri 3 Satu

Atap Ayah. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan urutan rangking nilai

IPA pada ulangan harian sebelum materi bunyi. Sampel tersebut diambil 10

siswa dengan kriteria 3 siswa kelompok atas, 4 siswa kelompok tengah dan 3

kelompok bawah sebagai subyek uji coba. Siswa-siswa tersebut diberikan draft

modul IPA terpadu hasil validasi pakar dan angket tanggapan siswa. Modul

beserta angket tanggapan tersebut dibawa pulang oleh siswa dan diberikan

waktu selama tiga hari untuk membaca, mempelajari, mengerjakan soal dan

memberikan tanggapan secara mandiri. Setelah itu angket tanggapan diminta

kembali guna menyempurnakan produk sebelum melakukan uji coba yang

lebih luas. Selain itu guru IPA juga diberikan angket tanggapan beserta modul

IPA terpadu hasil validasi pakar seperti halnya siswa dan setelah mempelajari

modul selama waktu yang diberikan angket pada guru diminta kembali untuk

keperluan penyempurnaan produk. Pelaksanaan uji coba lapangan awal ini

dilakukan sebelum tema Bunyi diberikan guru.

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

23

g) Merevisi Hasil Uji Coba

Pada tahap ini dilakukan revisi berdasarkan masukan dari guru dan

siswa. Selain itu, dilakukan evaluasi hasil uji coba lapangan awal untuk

mengkaji setiap kekurangan. Dari hasil evaluasi, kemudian dilakukan

penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada setelah itu,

mempersiapkan modul IPA terpadu hasil revisi untuk divalidasi kembali oleh

pakar apabila terdapat banyak perubahan sebelum dilakukan uji coba skala luas

h) Validasi

Produk modul IPA terpadu hasil revisi pada uji coba lapangan awal

apabila terdapat banyak perubahan di validasi kembali. Instrumen yang

digunakan sama dengan instrumen untuk validasi sebelum uji coba skala

terbatas tetapi yang digunakan hanya penilaian tahap II karena tahap I sudah

lolos penilaian.

i) Revisi Produk

Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan

berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan

modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba skala luas.

j) Uji Coba Skala Luas

Modul IPA terpadu diuji keefektifannya dengan diterapkan pada

kondisi nyata, yaitu dengan pembelajaran menggunakan modul di kelas.

Sampel yang digunakan yaitu kelas VIII A yaitu kelas dengan pembelajaran

menggunakan modul IPA terpadu yang dikembangkan oleh peneliti dan diakhir

pembelajaran diadakan evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa. Instrumen

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

24

tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah

instrumen tes yang sudah dilakukan validasi konstruk oleh dosen pembimbing.

Diakhir pembelajaran siswa diberikan angket tanggapan siswa untuk dilakukan

penyempurnaan modul. Guru IPA menggunakan modul IPA terpadu di dalam

pembelajaran yang sebelumnya sudah diberikan sehingga guru juga diberikan

angket tanggapan guru. Peneliti selama uji coba skala luas bertindak sebagai

observer yang mengamati pengelolaan kelas dan aktifitas siswa sekaligus

menilai aspek keterampilan proses siswa. Setelah selesai kegiatan belajar

mengajar peneliti dan observer melakukan refleksi terhadab KBM yang telah

dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar revisi sehingga diperoleh

perangkat pembelajaran hasil pengembangan.

k) Revisi Produk

Pada tahap ini, hasil uji coba skala luas yang telah dilakukan kemudian

dilakukan analisis untuk mengetahui pengembangan modul efektif atau tidak.

Selanjutnya dievaluasi dan diadakan revisi akhir guna menyempurnakan modul

akhir.

l) Modul Final

Setelah modul selesai direvisi maka akan dihasilkan modul final yang

layak digunakan.

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

25

3.5 Analisis Data

3.5.1 Data Validasi Pakar

Skor data hasil validasi pakar terhadap modul dianalisis secara deskriptif

persentase. Validasi dilakukan oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian

a. Validasi oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian.

Validasi oleh pakar IPA dan media terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap I

Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada kesesuaian SK dan KD,

kelayakan penyajian secara umum.

Data penilaian tahap I dianalisis menggunakan rumus

K= Σni

N x 100%

Keterangan:

K = persentase

∑ ni = jumlah jawaban ya/ sesuai/ ada

N = jumlah skor total

Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila semua butir

dalam lembar validasi mendapat “nilai atau respon positif (Ya/ Ada/ Sesuai) dengan

persentase 100%. Jika terdapat butir yang dijawab negative atau persentase yang

dihasilkan < 100%, modul IPA terpadu dinyatakan tidak lolos.

2) Tahap II

Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada komponen kelayakan isi,

kebahasaan dan penyajian. Modul divalidasi kembali secara lebih komprehensif

dan mendalam menggunakan lembar validasi tahap II.

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

26

Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif persentase,

menggunakan rumus sebagai berikut:

K= Σni

N x 100%

Keterangan:

K = persentase skor yang diperoleh

∑ni = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP.

Interval % skor Kriteria

81,25% <skor≤100%

62,50% <skor≤81,25%

43,75% <skor≤62,50%

25%<skor≤43,75%

Sangat layak

Layak

Kurang Layak

Tidak Layak

Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila mempunyai

rerata skor lebih besar dari 2,5 atau 62,5% pada setiap subkomponen kelayakan isi,

kebahasaan, dan penyajian. Rerata skor diisi oleh peneliti.

3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa

Untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap modul IPA terpadu

serta untuk menyempurnakan modul guru dan siswa diberi angket tanggapan guru

dan siswa terhadap modul. Data angket tanggapan guru dan siswa terhadap modul

dianalisis dengan cara deskriptif persentase, yaitu dengan menjumlahkan seluruh

skor butir pernyataan yang telah dipilih guru dan siswa kemudian dianalisis dengan

menggunakan rumus:

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

27

K= Σni

N x 100%

Keterangan:

K = persentase skor yang diperoleh

∑ni = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian

Interval % skor Kriteria

75 % < skor ≤ 100%

50% < skor ≤ 75 %

25 % < skor ≤ 50%

≤ 25%

Sangat baik

Baik

Kurang Baik

Tidak baik

3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa

Langkah-langkah analisis hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Mengubah skor dalam bentuk nilai

N= jumlah skor yang diperoleh

jumlah skor maksimal X 100

Siswa dikatakan tuntas apabila nilai mencapai ≥ KKM

2. Nilai akhir hasil belajar siswa

NA = A + 2B

3

Keterangan:

NA = nilai akhir

A = nilai tugas

B = nilai evaluasi akhir

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

28

3. Menentukan persentase ketuntasan siswa secara klasikal

P = ∑ ni

∑ n X 100%

Keterangan:

P = ketuntasan belajar secara klasikal

∑ ni = jumlah siswa yang tuntas secara individual (nilai ≥ 80)

∑ n = jumlah siswa keseluruhan

Penilaian kualitas hasil belajar dengan mengkonfirmasikan persentase

ketuntasan klasikal dengan parameter sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa

Interval % skor Kriteria

75 % < skor ≤ 100%

50% < skor ≤ 75 %

25 % < skor ≤ 50%

≤ 25%

Sangat baik

Baik

Kurang Baik

Tidak baik

3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses

Untuk mengetahui keterampilan proses siswa selama pembelajaran

berlangsung, setiap butir keterampilan proses akan dinilai oleh observer. Data-data

tersebut akan dianalisis secara deskriptif persentase, menggunakan rumus sebagai

berikut:

K= Σni

N x 100%

Keterangan:

K = persentase skor yang diperoleh

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

29

∑ni = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses.

Interval % skor Kriteria

75 % < skor ≤ 100%

50% < skor ≤ 75 %

25 % < skor ≤ 50%

≤ 25%

Sangat baik

Baik

Kurang Baik

Tidak baik

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

30

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Pengembangan Modul

Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi mengacu pada langkah-

langkah penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2009) yang telah

dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Berdasarkan latar belakang masalah yang

diperoleh maka dikembangkan bahan ajar dalam bentuk modul IPA terpadu

berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi. Secara garis besar langkah-

langkah penyusunan modul dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Garis Besar Langkah-Langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu

Merencanakan strategi pengorganisasian isi modul, meliputi: penyusunan

materi.

Struktur modul:

1. Bagian pendahuluan: sampul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk

penggunaan modul, SK, KD, tujuan pembelajaran, pendahuluan, peta

konsep.

2. Bagian isi: sub judul, tujuan pembelajaran, kata kunci, uraian materi

(dilengkapi coba pikirkan, jelajah internet, tahukah anda, tindak lanjut,

pertanyaan dan pernyataan keterampilan proses), LKS, LDS, latihan soal

per-kegiatan pembelajaran, tes formatif, rangkuman.

3. Bagian akhir: kunci jawaban, indeks, glosarium, daftar pustaka.

Perumusan SK, KD dan indikator hasil belajar yang harus dicapai, serta tujuan

belajar secara jelas.

30

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

31

Produk yang dihasilkan merupakan modul IPA terpadu yang memiliki

struktur kelayakan modul. Berikut ini bagian-bagian modul meliputi:

a. Bagian pendahuluan modul IPA terpadu

Bagian pendahuluan modul IPA terpadu terdiri atas:

1. Sampul

Sampul memuat antara lain judul modul yaitu “modul IPA terpadu tema

bunyi”, lambang Unnes dan konservasi, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang

dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan lembaga, tingkatan kelas, dan nama

dosen pembimbing.

2. Kata pengantar

Kata pengantar memuat ucapan syukur kepada Tuhan, gambaran singkat

tentang modul yang disusun, dan harapan penulis.

3. Daftar isi

Daftar isi memuat kerangka (outline) modul yang dilengkapi dengan nomor

halaman.

4. Pedoman penggunaan modul

Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu langkah-langkah yang

harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar. Panduan modul memuat

pedoman bagi siswa dan guru.

5. SK dan KD

SK dan KD yang akan dipelajari dicantumkan pada modul agar siswa dalam

belajar tidak keluar dari konsep dan terarah. SK dan KD disesuaikan dengan

kurikulum terbaru.

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

32

6. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran disajikan pada modul menyesuaikan SK dan KD yang

disusun dengan memperhatikan unsur ABCD (Audience, Behaviour, Condition,

Degree) dan memuat karakter.

7. Jaringan tema

Jaringan tema disajikan pada modul sesuai dengan pembelajaran IPA yang

dikemas dengan tema atau topik tentang teori yang dibahas dari berbagai sudut

pandang atau disiplin ilmu yang mudah dipahami siswa. Jaringan tema mencakup

kajian Fisika dan Biologi.

8. Pendahuluan

Pendahuluan memuat (a) Cakupan isi modul dalam bentuk deskripsi singkat,

(b) Indikator yang ingin dicapai melalui sajian materi dan kegiatan modul, (c)

Urutan butir sajian modul (kegiatan belajar) secara logis, (d) Petunjuk belajar berisi

panduan teknis mempelajari modul itu agar berhasil dikuasai dengan baik.

9. Peta konsep

Peta konsep memuat jaring-jaring materi yang ada pada modul serta konsep-

konsep atau pokok-pokok materi yang ada di dalam modul. Peta konsep dibuat

dalam bentuk diagram alur atau gambar.

b. Bagian isi modul IPA terpadu

Bagian isi modul IPA terpadu terpadu terdiri atas:

1. Tujuan pembelajaran setiap kegiatan pembelajaran.

Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan

belajar. Kegiatan belajar terdiri dari 2 kali kegiatan belajar.

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

33

2. Kata kunci

Kata kunci diambil dari kata penting yang ada pada setiap kegiatan

pembelajaran. Jumlah kata kunci adalah maksimal 5 kata.

3. Uraian materi

Berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang sedang

dipelajari. Uraian materi memuat “coba pikirkan”, “tahukah anda”, “jelajah

internet”, dan “tindak lanjut”.

4. LKS

Berisi petunjuk atau prosedur kerja suatu kegiatan praktik yang harus

dilakukan siswa dalam rangka penguasaan kemampuan psikomotorik. Isi lembar

kerja antara lain: tujuan praktikum, landasan teori, alat dan bahan, langkah kerja,

dan gambar kerja (jika diperlukan) sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar

kerja perlu dilengkapai dengan lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan

kegiatan praktik yang dilakukan meliputi: hasi pengamatan, pembahasan, dan

kesimpulan.

5. LDS

Berisi petunjuk atau prosedur diskusi yang harus dilakukan siswa dalam

rangka penguasaan kemampuan berpendapat. Isi lembar diskusi antara lain: tujuan,

landasan teori, alat dan bahan, langkah kerja, dan gambar kerja (jika diperlukan)

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai dengan

lembar pengamatan yang dirancang sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan

meliputi: hasi pengamatan, pembahasan, dan kesimpulan.

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

34

6. Coba pikirkan

Item “coba pikirkan” merupakan bagian dari uraian materi yang didalamnya

terkandung suatu pertanyaan yang merupakan konsep yang ada didalam kehidupan

sehari-hari.

7. Jelajah internet

Item “jelajah internet” berisi alamat website yang menyajikan tema bunyi

yang ada pada uraian materi. Jelajah internet bertujuan untuk melatih siswa

memahami konsep lebih mendalam dan mendidik siswa untuk terbiasa

menggunakan media internet.

8. Tahukah anda

Item “tahukan anda” merupakan bagian dari uraian materi yang didalamnya

terkandung suatu konsep yang ada di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan materi yang dibahas yang tidak semua orang ketahui.

9. Tindak lanjut

Item “tindak lanjut” merupakan bagian dari uraian materi yang berisi tentang

ajakan/ anjuran untuk mempelajari materi yang belum ada pada modul untuk

memperdalam pengetahuan siswa.

10. Latihan soal per-kegiatan pembelajaran

Latihan soal ini berisi soal-soal yang dapat mengetahui penguasaan siswa

terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan. Latihan soal ini ada pada akhir

setiap kegiatan pembelajaran berbentuk uraian.

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

35

11. Rangkuman

Berisi ringkasan pengetahuan/ konsep/ prinsip yang terdapat pada uraian

materi. Rangkuman harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai dan dapat menjawab setiap tujuan tersebut.

12. Tes formatif

Berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi siswa dan guru untuk

mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai pada tema

tersebut, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. Tes formatif ini

terdiri dari soal pilihan ganda, isian singkat, dan uraian.

13. Kunci jawaban

Berisi jawaban pertanyaan dari latihan soal dan tes formatif yang telah

dilakukan. Kunci jawaban ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan siswa dalam memahami materi.

c. Bagian akhir modul IPA terpadu

Bagian akhir modul IPA terpadu terdiri atas:

1. Daftar Pustaka

Semua referensi/ pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat

penyusunan modul. Daftar pustaka diperoleh dari referensi tidak lebih dari 10 tahun

terkahir.

2. Indeks

Indeks subyek merupakan daftar kata penting yang diikuti dengan nomor

halaman kemunculannya.

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

36

3. Glosarium

Glosarium memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit

dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).

4.1.2 Hasil Validasi Modul

Pada validasi tahap I diperoleh jawaban 100% positif untuk semua butir

penilaian dari seluruh pakar. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa modul IPA

terpadu yang telah dikembangkan dinyatakan lolos validasi tahap I dan dinilai

kembali pada validasi tahap II. Validasi tahap II dapat dilakukan dengan syarat pada

validasi tahap I persentase yang didapatkan 100% atau semua pakar memberikan

penilaian positif. Rekapitulasi hasil penilaian pakar tahap I terhadap modul IPA

terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar

terhadap Modul IPA Terpadu

No Validasi Persentase Penilaian ke-

Kriteria 1 2

1 Pakar IPA 100% - Lolos Tahap I

2 Pakar Bahasa 79% 100% Lolos Tahap I

3 Pakar Penyajian 100% - Lolos Tahap I

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 100.

Modul yang telah lolos tahap I dinilai kembali secara lebih mendalam pada

validasi tahap II yang dilakukan 2 kali yaitu sebelum uji coba skala terbatas dan

sebelum uji coba skala luas. Berdasarkan hasil validasi sebelum uji coba skala

terbatas dapat diketahui bahwa modul IPA terpadu yang dikembangkan

menunjukan hasil validasi pakar IPA sebesar 85,09% termasuk dalam kriteria

“layak”, pakar bahasa menunjukan hasil 84,03 % termasuk dalam kriteria “sangat

layak” dan pakar penyajian menunjukan hasil 83,75% termasuk dalam kriteria

“sangat layak”. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa modul IPA terpadu yang

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

37

telah dikembangkan dinyatakan layak dan diuji pada uji coba skala terbatas.

Rekapitulasi data hasil validasi pakar tahap II terhadap modul IPA terpadu dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar terhadap

Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas

No Validasi pakar Hasil Hasil

Kriteria 1 2

1. IPA 71,48% - Layak

2. Bahasa 62,50% 84,03% Sangat Layak

3. Penyajian 83,75% - Sangat Layak

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 117.

Setelah uji coba skala terbatas dilakukan, dilakukan validasi kembali

sebelum dilakukan uji coba skala luas diketahui bahwa modul IPA terpadu yang

dikembangkan menunjukan hasil positif validasi pakar IPA sebesar 85,09% dan

95,74% termasuk dalam kriteria “sangat layak” pakar bahasa menunjukan hasil

84,03% dan 96,53% termasuk dalam kriteria “sangat layak” dan pakar penyajian

menunjukan hasil 94,58% termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Rekapitulasi

data hasil validasi pakar sebelum uji coba skala luas terhadap modul IPA terpadu

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar

terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala

Luas

No Validasi pakar Hasil Kriteria

1. IPA

a. IPA I

b. IPA II

85,09%

95,74%

Sangat Layak

Sangat Layak

2. Bahasa

a. Bahasa I

b. Bahasa II

84,03%

96,53%

Sangat Layak

Sangat Layak

3. Penyajian 94,58% Sangat Layak

Data selengkapnya dimuat pada lampiran 15 halaman 118.

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

38

Selama proses validasi saran dan komentar diberikan oleh pakar. Adapun

beberapa perbaikan modul yang telah dilakukan adalah tersaji pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu

No Saran/ Komentar Perbaikan

1

2

3

4

5

6

Gambar perlu diperjelas lagi

dan berdasarkan fakta di

lapangan.

Mengkombinasikan warna dan

tulisan dengan baik agar sedap

dipandang mata.

Memperbaiki soal-soal menjadi

terpadu

Menyajikan pertanyaan-

pertanyaan yang dapat

membangun keterampilan

proses siswa pada setiap uraian

materi

Memperbaiki tata tulis yang

belum sesuai dengan EYD

Sampul diperbaiki agar pesan

pada modul dapat tersampaikan

melalui sampul.

Meninjau gambar pada modul yang perlu dilakukan

perbaikan dan menambahkan gambar yang ada

dilingkungan sekitar.

Meninjau kembali warna-warna pada modul dan

mengkonsultasikan dengan pakar agar tercipta

kombinasi warna yang baik.

Soal dibuat berdasarkan fakta pada kehidupan

sehari-hari degan mengaitkan pada konsep IPA

terpadu.

Menambahkan pertanyaan-pertanyaan pada setiap

uraian materi dan jawaban tersirat pada uraian

materi.

Membaca kembali dan memperbaiki kata yang

belum baku dengan pedoman kamus internet bahasa

Indonesia.

Memperbaiki kata-kata pada halaman sampul dari

“Modul Bunyi” menjadi “Modul IPA Terpadu Tema

Bunyi”. Selain itu style font pada sampul juga perlu

diadakan perbaikan agar lebih menarik,

menambahkan gambar pada sampul, menambahkan

lambang Unnes dan konservasi, dan mencantumkan

dosen pembimbing pada sampul.

71.48%84.03% 83.75%

90.42% 90.28% 94.58%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Pakar IPA Pakar Bahasa Pakar Penyajian

Per

senta

se

Validasi A Validasi B

Gambar 4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II Sebelum Uji Coba Skala

Terbatas dan Luas

Validasi Sebelum Uji Coba Skala Luas

Validasi Sebelum Uji Coba Skala Terbatas

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

39

83%91%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Skala Terbatas Skala Luas

Per

senta

se

Uji Coba Modul

4.1.3 Hasil Uji Coba Modul

1) Tanggapan Siswa

Rekapitulasi data hasil tanggapan siswa terhadap modul IPA terpadu yang

telah dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa

Pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas

Uji Coba Persentase

(%) Kriteria

Skala Terbatas 83 Sangat Baik

Skala Luas 91 Sangat Baik

Persentase Rata-rata 87 Sangat Baik

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 130.

Gambar 4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum Uji Coba

Skala Terbatas dan Luas

2) Hasil tanggapan guru

Rekapitulasi data hasil angket tanggapan guru IPA terhadap modul dapat

dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Guru IPA

Pada Uji Coba Skala Terbatas

Uji Coba Persentase

(%) Kriteria

Skala Terbatas 87,5 Sangat Baik

Skala Luas 96,25 Sangat Baik

Persentase Rata-rata 91,88 Sangat Baik

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 126.

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

40

Gambar 4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum Uji Coba

Skala Terbatas dan Luas

3) Hasil belajar siswa

Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar Ketercapaian

Rata-rata

Jumlah siswa

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Siswa tuntas

Siswa tidak tuntas

Ketuntasan klasikal (Kriteria)

90,40

37

91,33

82,11

37

-

100% (Sangat Baik) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 138.

4) Hasil Observasi Keterampilan Proses

Rekapitulasi hasil observasi keterampilan proses berdasarkan pembelajaran

menggunakan modul IPA terpadu dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS)

Aspek KPS Persentase Penilaian Observer Persentase

Rata-Rata Kriteria

Observer 1 Observer 2

Pengamatan 86.46% 86.49% 86.48% Sangat Baik

Menyusun Data 88.51% 85.81% 87.16% Sangat Baik

Menyimpulkan 88.51% 86.49% 87.50% Sangat Baik

Menjawab Pertanyaan 86.49% 88.51% 87.50% Sangat Baik

Mengkomunikasikan 85.81% 86.49% 86.15% Sangat Baik

Persentase Rata-rata 87.16% 86.76% 86,96% Sangat Baik

87.50% 96.25%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Skala Terbatas Skala Luas

Per

senta

se

Uji Coba Modul

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 137.

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

41

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LKS)

Aspek KPS Persentase Penilaian Observer Persentase

Rata-Rata Kriteria

Observer 1 Observer 2

Eksperimen 85.14% 89.19% 87.17% Sangat Baik

Menyusun Data 88.51% 88.51% 88.51% Sangat Baik

Menyimpulkan 87.84% 90.54% 89.19% Sangat Baik

Menjawab Pertanyaan 87.16% 91.22% 89.19% Sangat Baik

Mengkomunikasikan 86.49% 90.54% 88.52% Sangat Baik

Persentase Rata-rata 87.03% 90.00% 88,51% Sangat Baik

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 136.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu

1. Validasi Tahap I

Validasi tahap I dilakukan untuk menilai modul secara umum pada

komponen kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikan. Pakar bahasa pada validasi

pertama memberikan skor 12 dengan skor total 14. Hal itu membuktikan bahwa

modul tidak lolos tahap I. Pakar bahasa memberikan masukan untuk melakukan

perbaikan pada item isi buku, kualitas cetakan dan kualitas fisik. Langkah perbaikan

yang dilakukan peneliti yaitu dengan menambahkan materi yang relevan pada

modul beserta uraian materi yang mencerminkan keterampilan proses yaitu terdiri

dari “coba pikirkan”, “tahukah anda”, jelajah internet”, dan “tindak lanju” yang

mendidik siswa berpikir kritis serta kegiatan diskusi dan praktikum. Selanjutnya

peneliti mencetak kembali modul dengan memperbaiki pixel yang lebih besar

sehingga cetakan yang dihasilkan memuaskan. Langkah perbaikan yang dilakukan

untuk memperbaiki kualitas fisik modul yaitu dengan menggunakan kertas kualitas

terbaik. Pada validasi yang kedua oleh pakar bahasa didapatkan semua item

mendapat respon positif dengan persentase rata-rata 100%.

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

42

Pakar IPA memberikan masukan untuk melakukan perbaikan pada item

“pertanyaan/ soal latihan pada setiap bab” agar menambah soal latihan yang

mendidik siswa untuk berpikir kritis. Langkah perbaikan yang dilakukan yaitu

membuat soal dengan memberikan pengantar berupa soal cerita yang ada didalam

kehidupan sehari-hari pada awal soal sehingga dapat merangsang siswa untuk

memahami setiap kata. Selain itu masukan dari pakar IPA agar melakukan

perbaikan pada item “daftar pustaka”. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah

menyesuaikan penulisan daftar pustaka dengan aturan yang baku dan menggunakan

referensi up to date maksimal 10 tahun yang lalu. Secara keseluruhan pakar IPA

memberikan masukan agar menambahkan materi-meteri yang mendidik siswa

mengembangkan keterampilan yang sudah dimiliki siswa. Peneliti melakukan

perbaikan dengan menambahkan uraian materi yang didapatkan dari sumber

internet dan lingkungan.

Pakar penyajian memberikan masukan pada item “tujuan setiap bab” untuk

dilakukan perbaikan. Langkah yang dilakukan peneliti adalah memperhatikan SK

dan KD untuk membuat tujuan yang memperhatikan aspek ABCD. Selanjutnya

pakar penyajian memberikan masukan pada item “daftar pustaka” untuk

mengurutkan sesuai urut abjad. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah

memperbaiki urutan abjad dan menambah lebih banyak referensi yang up to date.

Selain itu pakar penyajian memberikan masukan pada item “keterbacaan, kualitas

cetakan” untuk diperbaiki. Langkah perbaikan yang dilakukan adalah memperbaiki

setiap tata tulis sesuai EYD. Secara keseluruhan pakar penyajian memberikan

masukan untuk memperbaiki konten/ isi buku sesuai dengan ketentuan bimbingan

dan perbaikan halaman yang belum benar. Pada akhirnya seluruh pakar

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

43

memberikan respon positif yaitu dengan menjawab “Ya/ Ada/ Sesuai” pada semua

butir penilaian yang diajukan. Respon positif yang diberikan merupakan syarat

untuk validasi tahap II.

Respon positif yang diberikan semua pakar karena SK dan KD dalam modul

IPA terpadu tercantum secara implisit pada modul IPA terpadu yang ditunjukan

pada halaman pendahuluan. Dilihat dari aspek penyajian modul IPA terpadu telah

memenuhi komponen yang harus ada pada komponen penyajian, meliputi: adanya

daftar isi, tujuan pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran, peta konsep atau

ringkasan, kata kunci, dan daftar pustaka. Modul IPA terpadu juga telah memenuhi

syarat kegrafikan yang ditunjukan dengan jawaban positif pada seluruh butir pada

komponen kegrafikan, meliputi: kulit buku, isi buku, keterbacaan, kualitas cetakan

dan kualitas fisik modul. Hal tersebut membuktikan bahwa modul IPA terpadu yang

telah dikembangkan dinyatakan lolos validasi tahap I dan dinilai kembali secara

lebih komperhensif dan mendalam pada validasi tahap II.

Pada validasi tahap II, komponen yang dinilai meliputi: komponen

kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian. Masing-masing komponen terdiri dari

beberapa sub komponen yang didalamnya memuat butir-butir penilaian. Uraian

hasil validasi modul oleh pakar disajikan sebagai berikut:

4.2.1.1 Kelayakan Isi

1) Cakupan Materi

Pada butir cakupan materi diperoleh hasil sebesar 100%, hasil tersebut

termasuk dalam kriteria “sangat layak”. Hal ini berarti bahwa modul IPA terpadu

memenuhi butir cakupan materi yang meliputi: butir keluasan dan kedalam materi,

sehingga tidak dilakukan revisi pada butir ini. Pada awal modul yaitu pada halaman

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

44

pendahuluan tertulis SK dan KD sesuai dengan silabus dalam KTSP. Modul IPA

terpadu disusun secara terpadu dengan memperhatikan keterkaitan materi Kimia,

Fisika dan Biologi sesuai dengan KTSP. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Azizah (2010) menyatakan bahwa penerapan modul IPA

Terpadu menggunakan model terpadu (Integrated Model) pada SMP dapat

meningkatkan hasil belajar.

Pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan teori-teori beserta ilustrasi

yang mendukung teori tersebut. Materi disusun secara jelas tentang apa yang

dilakukan dan dapat digunakan karena mencakup kegiatan yang mengembangkan

keterampilan proses siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Enco (2005)

menyatakan bahwa setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk

pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana

melakukan, dan sumber belajar apa yang harus digunakan.

Informasi dalam modul disajikan ke dalam beberapa kegiatan belajar. Pada

masing-masing awal kegiatan belajar tertulis tujuan yang harus dicapai oleh siswa.

Setiap kegiatan belajar berisi materi berupa informasi untuk membantu siswa agar

mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan didalam tujuan kemudian

dilanjutkan dengan lembar kerja siswa, lembar diskusi siswa, latihan pada masing-

masing kegiatan belajar dan uji kompetensi sesuai materi yang disajikan.

Materi yang disajikan juga dilengkapi dengan coba pikirkan, jelajah

internet, tahukah anda, dan tindak lanjut yang dapat merangsang siswa untuk

mengembangkan keterampilan proses dan berpikir kritis.

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

45

2) Akurasi Materi

Pada butir akurasi materi diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam

kriteria “sangat layak”, sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi

butir akurasi materi. Butir akurasi materi telah dipenuhi karena materi yang

disajikan dalam modul disesuaikan dengan kebenaran fakta, konsep, teori, dan

prinsip/ hukum serta tidak menimbulkan banyak tafsir. Modul disusun

menggunakan berbagai sumber materi yang dikaitkan dengan tema bunyi serta

materi diambil dari sumber yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan

kebenaranya. Sumber yang digunakan berupa buku literature, website, maupun

lingkunga sekitar. Sumber-sumber materi yang digunakan tersebut terangkum

dalam daftar pustaka. Modul IPA terpadu juga dilengkapi dengan index dan

glossarium untuk mempermudah pencarian kata-kata asing dan untuk menghindari

kesalahan-kesalahan terhadap istilah-istilah asing.

3) Kemutakhiran

Pada butir kemutakhiran diperoleh hasil 86,11% termasuk dalam kriteria

“sangat layak” sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir

kemutakhiran. Butir kemutakhiran telah dipenuhi karena sumber yang digunakan

berasal tidak lebih dari 10 tahun terakhir, sumber tercantum pada daftar pustaka.

Selain dari buku teks, sumber-sumber yang digunakan juga berasal dari internet dan

lingkungan, sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan IPTEK. Rujukan

dalam modul IPA terpadu menggunakan sumber yang relevan, valid dan

mencerminkan ketermasaan (up to date). Pakar IPA memberikan saran untuk

memperbaiki item “keterkinian/ ketermasaan (contoh-contoh)” untuk menyajikan

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

46

foto dan gambar yang berasal dari lingkungan. Langkah yang dilakukan peneliti

adalah dengan mengganti gambar-gambar hasil foto penulis.

4) Mengandung Wawasan Produktivitas

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 72,92% termasuk dalam kriteria

“layak”. Pada butir ini dilakukan revisi dengan menambahkan materi yang

mengandung wawasan produktivitas sehingga materi dan aktifitas yang disajikan

dalam modul IPA terpadu memberikan informasi yang dapat merangsang semangat

kewirausahaan, misalnya terdapat materi yang mengajak siswa untuk membuat

angklung sederhana menggunakan bambu. Selain itu menambahkan kata-kata yang

mencerminkan etos kerja pada uraian materi dan kegiatan praktikum dan diskusi.

5) Merangsang keingintahuan (Curiosity)

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,3% termasuk dalam kriteria “sangat

layak”. Kegiatan belajar yang disajikan dalam modul mampu merangsang

keingintahuan siswa untuk berfikir kritis, kreatif dan mendorong untuk mencari

informasi lebih dari berbagai sumber. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan

disajikan uraian, contoh latihan yang membutuhkan pemikiran kritis dan mendidik

siswa menggunakan keterampilan yang dimilikinya. Keterampilan tersebut

meliputi: eksperimen, pengamatan, menyusun data, menyimpulkan, menjawab

pertanyaan, dan mengkomunikasikan. Hal tersebut mendorong siswa akan lebih

kreatif untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah untuk

memperoleh informasi.

6) Mengembangkan Kecakapan Hidup (Life Skill)

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 79,17% termasuk dalam kriteria

“sangat layak”. Pada validasi sebelum uji coba terbatas dilakukan revisi pada

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

47

kegiatan praktikum dan diskusi sehingga pada kegiatan tersebut dapat

mengembangkan kecakapan sosial dan vokasional. Namun setelah dilakukan revisi

kegiatan belajar yang disajikan dalam modul mampu memotivasi siswa untuk

mengenal diri sebagai pribadi mandiri, makhluk sosial, dan makhluk ciptaan Tuhan,

serta dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam modul

juga disajikan uraian, contoh dan latihan yang dapat mengembangkan kemampuan

psikomotorik yang dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dan berkerjasama

dengan orang lain serta dapat mendorong siswa untuk mengembangkan

ketermapilan proses yang dimilikinya.

7) Mengembangkan Wawasan Kebinekaan (Sense of Diversity)

Pada butir ini diperoleh hasil 83,33% termasuk dalam kriteria “sangat

layak”. Pada validasi sebelum uji coba skala terbatas dilakukan revisi dengan

menambahkan gambar dan ilustrasi yang menggambarkan kekayaan potensi

keanekaragaman hayati dan syukur siswa kepada Tuhan YME sehingga modul

disajikan uraian, contoh dan latihan yang dapat membuka wawasan siswa untuk

membangkitkan rasa syukur siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

menciptakan beranekaragam makhluk hidup, serta untuk mengenal, menggali

potensi, dan memelihara kelestarian sumber daya yang dimiliki Indonesia.

8) Mengandung Wawasan Kontekstual

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 79,17% termasuk dalam kriteria

“layak”. Dalam modul terangkum uraian, materi, contoh dan latihan yang disajikan

seperti kejadian sehari-hari dari lingkungan terdekat sehingga mengandung unsur

salingtemas. Dalam modul juga disajikan beberapa gambar dan hasil temuan

ilmuwan dalam perkembangan ilmu IPA.

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

48

9) Mengembangkan Keterampilan Proses Siswa

Pada butir ini diperoleh hasil 91,67% termasuk dalam kriteria “sangat

layak”. Pada butir ini item “mengkomunikasikan konsep IPA” hanya mendapatkan

skor 2 dengan skor maksimal 4 sehingga penulis memperbaiki modul dengan

menambahkan soal-soal yang mendidik siswa untuk belajar mengkomunikasikan

dalam bentuk tulisan. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan terletak pada

kegiatan presentasi pada kegiatan diskusi dan praktikum. Modul IPA terpadu

disajikan menggunakan keterampilan proses siswa yang meliputi: keterampilan

mengamati, mengukur konsep obyek IPA, mengklasifikasikan konsep IPA,

mengkomunikasikan konsep IPA. Keterampian mengamati merupakan

keterampilan mengamati menggunakan lima indra, keterampilan mengukur

merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan

yang cocok. Keterampilan menyimpulkan merupakan sebuah pernyataan yang

dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Keterampilan mengklasifikasikan

merupakan proses mengadakan penyusunan atau pengelompokan atas obyek-obyek

atau kejadian. Keterampilan mengkomunikasikan merupakan menyampaikan

pendapat baik secara lisan atau tulisan. Segumpan (nd) menyatakan bahwa KPS

dasar meliputi: (1) mengamati, (2) mengklasifikasi, (3) mengukur, (4)

menggunakan hubungan ruang dan waktu, sedangkan KPS yang terintegrasi (1)

menyimpulkan, (2) memprediksi, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengontrol

variabel, (5) bereksperimen. Jadi sangatlah banyak jenis-jenis keterampilan proses

yang harus dimiliki siswa, tetapi minimal siswa harus mempunyai keterampilan-

keterampilan dasar. Keterampilan-keterampilan tersebut disajikan didalam LKS,

LDS, uraian materi dan soal latihan.

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

49

4.2.1.2 Kebahasaan

1) Kesesuaian dengan Perkembangan Siswa

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria

“sangat layak”. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan tingkat perkembangan

siswa SMP. Bahasa yang digunakan menggunakan Bahasa Indonesia yang

sederhana untuk menjelaskan konsep dan ilustrasi aplikasinya menggambarkan

contoh konkret sampai contoh abstrak yang ada di lingkungan sekitar sampai

lingkungan global. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai

2 dengan skor maksimal 4 pada butir ini sehingga, peneliti melakukan dengan

mengganti setiap kata yang membuat penafsiran yang berbeda-beda.

2) Komunikatif

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria

“sangat layak”. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2

dengan skor maksimal 4 pada item “kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan”

sehingga peneliti melakukan revisi dengan mengaitkan ilustrasi(gambar) dengan

materi. Modul yang sudah valid karena bahasa yang digunakan telah disesuaikan

dengan tingkat perkembangan siswa, ejaan yang digunakan sesuai dengan kamus

Bahasa Indonesia dan mengacu pada ejaan yang disempurnakan. Dalam modul juga

disediakan glosarium untuk mengurangi kesalahan dalam pemahaman apabila

terdapat kata atau istilah asing. Istilah-istilah tersebut telah baku diginakan dalam

bahasa IPA .

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

50

3) Dialogis dan Interaktif

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 87,5% termasuk dalam kriteria “sangat

layak”. Sebelum modul dikatakan valid pakar bahasa memberikan nilai 2 dengan

skor maksimal 4 pada item “kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan”

dan skor 1 pada item “menciptakan komunikasi interaktif” sehingga peneliti

melakukan revisi dengan meneliti setiap kata pada modul. Modul yang disajikan

menggunakan bahasa yang membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya

dan mendorong mereka untuk mempelajari modul tersebut secara tuntas. Penyajian

materi bersifat dialogis yang memungkinkan siswa seolah-olah berkomunikasi

dengan penulis.

4) Lugas

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria

“sangat layak”. Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan atau informasi yang ingin

disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat yang benar yaitu memuat minimal

mengandung subyek dan prediakat. Istilah yang digunakan sesuai dengan istilah

teknis Ilmu pengetahuan yang disepakati. Dalam modul juga disediakan glosarium

untuk mengurangi kesalahan dalam pemahaman apabila terdapat kata atau istilah

asing. Istilah-istilah tersebut telah baku diginakan dalam bahasa ilmiah.

5) Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 83,33% termasuk dalam kriteria

“sangat layak”. Materi dalam modul yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP.

Urutan bab dan sub bab dalam materi juga telah sesuai dengan kurikulum yang

berlaku, sehingga telah mencerminkan keruntututan dan keterkaitan isi serta

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

51

keutuhan makna, sehingga materi yang disajikan mencerminkan kesatuan tema,

kesatuan sub tema, dan kesatuan pokok pikiran.

6) Penggunaan Istilah dan Simbol Lambang

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 91,67% termasuk dalam kriteria

“sangat layak” sehingga dapat dikatak modul IPA terpadu memenuhi butir

penggunaan istilah dan simbol lambang. Penggunaan istilah, simbol/ lambang yang

menggambarkan konsep, prinsip, dan asas telah disesuaikan antar bagian dalam

modul. Penulisan nama ilmiah atau nama asing juga telah disesuaikan dengan

ketentuan penulisan nama ilmiah.

4.2.1.3 Kelayakan Penyajian

1) Teknik Penyajian

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 87,5% termasuk kriteria “sangat

layak” sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir teknik

penyajian. Sistematika materi dalam setiap kegiatan belajar disusun secara runtut,

yang memuat pendahuluan, isi, penutup (rangkuman) dan evaluasi. Materi dalam

modul disajikan mulai dari konsep dasar atau sederhana diteruskan dengan konsep

yang lebih rumit. Materi yang disajikan dalam kegiatan belajar telah diurutkan

sesuai dengan kurikulum yang berlaku, sehingga keruntutan konsep, kekonsistenan

sistematikan, serta keseimbangan antar kegiatan belajar telah sesuai dengan KTSP.

2) Pendukung Penyajian Materi

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 90% termasuk kriteria “sangat

layak”sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi setiap butir

pendukung penyajian materi. Butir ini telah dipenuhi karena modul IPA terpadu

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

52

dilengkapi pengantar modul yaitu uraian penjelasan singkat modul dan cara

penggunaan modul yang terdapat pada awal modul. Modul IPA terpadu juga

mencantumkan rujukan/ sumber acuan gambar yang diambil dari sumber lain dan

disesuaikan dengan teks. Modul dilengkapi dengan glosarium yang berisi

penjelasan arti istilah dalam modul yang disusun secara alfabetis, daftar pustaka

yang merupakan bahan rujukan modul, rangkuman, serta index yang merupakan

halaman istilah didalam modul.

Pada validasi sebelum uji coba skala terbatas pakar penyajian memberikan

masukan agar rangkuman disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Peneliti

melakukan revisi dengan menyesuaikan rangkuman dengan tujuan pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran terjawab semua pada rangkuman.

3) Penyajian Pembelajaran

Pada butir ini diperoleh hasil sebesar 90% termasuk kriteria “sangat layak”

sehingga dapat dikatakan modul IPA terpadu memenuhi butir penyajian

pembelajaran. Materi dalam modul IPA terpadu menempatkan siswa sebagai

subyek pembelajaran, dimana siswa diajak untuk aktif dalam mencari informasi.

Uraian materi dalam modul meenyajikan “jelajah internet”, “coba pikirkan”,

“tahukah anda” dan “tindak lanjut” yang memungkinkan siswa untuk mencari

jawabannya sendiri. Modul IPA terpadu bersifat interaktif dan parsitipatif sehingga

memotivasi siswa untuk belajar mandiri, misalnya dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan atau gambar yang menarik. Setiap akhir kegiatan belajar

juga disajikan soal-soal latihan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

53

yang dipelajari, soal dilengkapi dengan kunci jawaban sehingga siswa dapat

mengukur sendiri tingkat pemahamanya.

Pakar penyajian memberikan masukan pada item “glosarium”. Langkah

yang dilakukan adalah dengan menyesuaikan setiap kata pada glosarium dengan

uraian materi. Selain itu masukan pada item “menyajikan umpan balik untuk

evaluasi diri” juga diberikan sehingga dilakukan revisi dengan memberikan materi

yang dapat melatih siswa mengevaluasi diri. Siswa dalam mengevaluasi diri dengan

mengisi latihan-latihan pada modul dan menghitung sendiri skor yang didapatkan

dengan melihat kunci jawaban pada modul. Pakar penyajian juga memberikan

masukan agar soal uraian dan isian singkat untuk dibuat secara terpadu.

Persentase tiap-tiap pakar berbeda-beda karena masing-masing ahli

memberikan skor sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Pakar IPA memberikan

skor rata-rata sebesar 84,10%, pakar bahasa memberikan skor rata-rata sebesar

88,21%, dan pakar media memberikan skor rata-rata sebesar 89,17%. Meskipun

terdapat perbedaan hasil, tetapi rata-rata hasil validasi ketiga pakar masih berada

pada kriteria”sangat layak” yaitu dengan rata-rata sebesar 87,16%. Hasil ini telah

mencapai kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu >75%. Hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa modul IPA terpadu yang telah dikembangkan dinyatakan

valid sebagai bahan ajar pembelajaran tema bunyi. Modul IPA terpadu sebagai

bagian dari bahan ajar telah lolos validasi yang berarti mempengaruhi keefektifan

bahan tersebut dalam pembelajaran.

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

54

4.2.2 Hasil Uji Coba Modul IPA Terpadu

Tahap uji coba skala terbatas yaitu uji coba pengembangan modul pada

sampel yang terbatas atau sedikit. Uji skala terbatas dilakukan di kelas VII B SMP

Negeri 3 Satu Atap Ayah sebanyak 10 siswa. Dalam tahapan ini modul yang

digunakan adalah modul yang telah diperbaiki kekuranganya sesuai hasil validasi

pakar dan saran yang diberikan pakar. Hasil uji coba skala terbatas meliputi: hasil

tanggapan siswa tentang modul yang dikembangkan.

Tanggapan siswa yang diberikan pada uji coba skala terbatas dan skala luas

secara keseluruhan semua aspek mendapat tanggapan positif dengan skor 83%

pada uji skala terbatas dan 91 % pada uji skala luas termasuk dalam kriteria “sangat

baik”, tetapi pada uji coba skala terbatas aspek tanggapan nomor 6 mendapatkan

kriteria “baik” karena ada 10% siswa yang tidak setuju bahwa modul dapat

mempermudah siswa mempelajari secara mandiri tanpa bantuan guru. Siswa yang

tidak setuju karena siswa malas belajar mandiri dirumah. Hal itu terlihat dari modul

yang diberikan, latihan-latihan didalam modul belum dikerjakan. Langkah yang

dilakukan peneliti untuk menyempurnakan modul adalah dengan menyempurnakan

modul menjadi lebih menarik agar minat siswa untuk belajar menggunakan modul

bertambah. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah dengan

menyediakan website tentang materi yang sedang dipelajari sehingga siswa dapat

membuka internet di rumah. Setelah dilakukan penyempurnaan pada modul, aspek

tanggapan nomor 6 mengalami peningkatan dengan mendapatkan tanggapan positif

dengan kriteria “sangat baik” yang berarti siswa setuju dengan aspek tersebut.

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

55

Tanggapan positif yang diberikan siswa terhadap modul IPA terpadu

dikarenakan produk modul yang dihasilkan memiliki beberapa keunggulan yaitu

sifatnya yang menarik, sajian tema bunyi yang mudah dipahami oleh siswa melalui

bahasa yang sederhana dan gambar yang proporsional dapat mengarahkan siswa

memahami uraian materi. Presentase pada seluruh item angket baik pada uji skala

terbatas maupun uji skala luas diakumulasi dan diambil rata-ratanya terjadi

peningkatan rata-rata dari 83% menjadi 91%. Hasil tersebut menginterpretasikan

revisi dan validasi yang dilakukan setelah uji coba skala terbatas dinilai sangat

berperan untuk meningkatkan persentase kelayakan modul. Persentase perolehan

menginterpretasikan bahwa modul IPA terpadu direspon positif oleh siswa sebagai

bahan ajar yang dapat diterapkan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah. Kondisi ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nisak (2013) bahwa siswa

merespon secara positif pembelajaran IPA terpadu yang disampaikan menggunakan

perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk modul.

Respon positif yang diberikan siswa menginterpretasikan bahwa secara

umum modul menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kebosanan siswa dalam

belajar. Hal tersebut sesuai dengan simpulan dari penelitian yang dilakukan oleh

Ningsih (2012) bahwa model pembelajaran dengan media modul dapat digunakan

oleh pihak sekolah atau berbagai pihak yang ingin mengembangkan metode

pembelajaran di sekolah untuk mengatasi kebosanan siswa karena penggunaan

metode yang monoton.

Hasil tanggapan guru digunakan untuk memperoleh masukan-masukan

guna penyempurnaan produk serta sebagai indikator bahwa modul yang

dikembangkan efektif. Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa guru

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

56

memberikan tanggapan positif. Presentase pada seluruh item angket baik pada uji

skala terbatas maupun uji skala luas diakumulasi dan diambil rata-ratanya yaitu

terjadi peningkatan rata-rata dari 87,5% menjadi 96,25%. Hasil tersebut revisi dan

validasi yang dilakukan setelah uji coba skala terbatas dinilai sangat berperan untuk

meningkatkan persentase kelayakan modul.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa modul IPA terpadu yang

dikembangkan termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan rerata skor tanggapan

guru sebesar 91,88%. Skor tersebut menginterpretasikan bahwa modul IPA terpadu

dapat menjadi pedoman pembelajaran IPA disekolah sehingga guru tidak lagi

melakukan pembelajaran terpisah-pisah menjadi Biologi dan Fisika melainkan

sudah terpadu menjadi pembelajaran IPA terpadu. Harapanya dengan modul IPA

terpadu yang dikembangkan peneliti dapat menjadi pedoman penyusunan modul

IPA terpadu pada tema yang lain atau penyusunan bahan ajar bentuk lain sehingga

pembelajaran IPA terpadu di sekolah efektif.

Hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui kefektifan produk. Hasil

belajar siswa diperoleh dari gabungan antara nilai tugas dan nilai evaluasi akhir.

Pembelajaran dilakukan selama 3 pertemuan dikarenakan terbatasnya waktu dan

biaya. Hal itu dilakukan berdasarkan masukan dari guru IPA dan Sekolah dengan

alasan penelitian yang dilakukan tidak mengganggu sistem pembelajaran yang

sudah dibuat di sekolah.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan

modul IPA terpadu menunjukan hasil positif. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa

yang tuntas sebanyak 37 siswa dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal

100% termasuk dalam kriteria “sangat baik” dan rata-rata nilai 90,40. Keberhasilan

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

57

penggunaan modul IPA terpadu dikarenakan siswa dapat memahami modul IPA

terpadu yang disajikan. Hal ini terbukti dari hasil tanggapan siswa menyatakan

bahwa 91% siswa lebih mudah memahami modul IPA terpadu tema bunyi. Hasil

tersebut membuktikan bahwa modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan

proses pada tema bunyi efektif digunakan untuk siswa SMP kelas VIII. Kondisi ini

sesuai dengan pembahasan Fitriyani (2011) bahwa penggunaan buku teks pelajaran

merupakan sumber belajar pokok atau bahan ajar wajib bagi siswa yang juga

mampu memudahkan siswa dalam memahami materi yang bersifar abstrak.

Berdasarkan hasil belajar tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran

menggunakan modul IPA terpadu lebih efektif dari pada menggunakan bahan ajar

lain. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rodiah (2010) bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan modul IPA

terpadu dan siswa yang menggunakan buku teks IPA.

Observasi keterampilan proses digunakan untuk mengetahui keterampilan

proses setiap siswa. Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 observasi keterampilan proses

dibagi menjadi keterampilan proses siswa pada diskusi dan praktikum. Kegiatan

pengamatan dilaksanakan pada saat melakukan diskusi. Pada aspek ini terdapat 3%

siswa mendapatkan skor 2 dari total keseluruhan siswa 37 siswa, yang berarti

pengamatan yang dilakukan kurang tepat. Hal tersebut mungkin karena dalam

melakukan pengamatan kurang maksimal sehingga dalam mengemukakan

pendapat kurang tepat. Secara keseluruhan skor yang didapatkan persentase skor

rata-rata 86,48% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal tersebut menunjukan

bahwa modul IPA terpadu dapat meningkatkan aspek pengamatan siswa didalam

melakukan diskusi.

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

58

Kegiatan eksperimen dilaksanakan pada saat melakukan praktikum. Pada

aspek ini terdapat 3% siswa mendapatkan skor 2 dari total keseluruhan siswa 37

siswa, yang berarti pengamatan yang dilakukan kurang tepat. Hal tersebut karena

dalam melakukan eksperimen siswa tersebut bermain sendiri dan tidak

memperhatikan intruksi yang diberikan guru. Secara keseluruhan skor yang

didapatkan persentase skor rata-rata 87,17% termasuk dalam kriteria “sangat baik.

Hal ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat menghasilkan data untuk

menjawab masalah atau menguji hipotesis. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Ajoke (2012) bahwa untuk mencapai kemandirian melalui kreativitas dan

keterampilan proses, siswa harus secara aktif terlibat dalam proses instruksi.

Keterampilan menyusun data mendapatkan skor 87,16% pada diskusi dan

skor 88,51% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal

ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat meningkatkan pemahaman dalam

menginterpretasikan data kedalam bentuk tabel.

Keterampilan menyimpulkan mendapatkan skor 87,5% pada diskusi dan

skor 89,19% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal

ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat mendorong siswa untuk membuat

pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan yang dilakukan.

Keterampilan menjawab pertanyaan mendapatkan skor 87,5% pada diskusi

dan skor 89,19% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”.

Hal ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat mendidik siswa untuk terbiasa

menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik.

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

59

Keterampilan mengkomunikasikan mendapatkan skor 86,15 % pada diskusi

dan skor 88,52% pada praktikum, keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik”.

Hal ini menunjukan bahwa modul IPA terpadu dapat melatih siswa dalam

mengkomunikasikan pendapatnya secara tertulis maupun lisan.

Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa keterampilan proses rata-rata

skor siswa pada diskusi dan praktikum berturut-turut sebesar 86,96% dan 88,51%,

keduanya termasuk dalam kriteria “sangat baik” sehingga dapat dikatakan bahwa

modul IPA terpadu yang telah dikembangkan mampu mengembangkan

keterampilan proses siswa untuk aktif dan tanggap.

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

60

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi yang

dikembangkan layak berdasarkan standar penilaian buku teks BSNP 2006.

Berdasarkan hasil validasi pakar IPA 84,10%, pakar penyajian 88,21%, dan

pakar bahasa 89,17%.

2. Modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi yang

dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa kelas VIII SMP

Negeri 3 Satu Atap Ayah karena diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal

sebesar 100% siswa telah tuntas belajar.

5.2 Saran

Saran untuk yang akan melakukan penelitian yaitu:

1. Soal yang diberikan kepada siswa hendaknya di uji validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembeda sehingga soal tersebut valid dalam

validitas isi.

2. Perlu penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan modul dengan subyek

penelitian yang lebih banyak sehingga hasil yang didapatkan lebih valid.

60

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

61

DAFTAR PUSTAKA

Ajoke, A. A & Joe, N. P. 2012. Creativity and Process Skills for Self- Reliance

Using Demonstration Approach of Teaching Chemistry. Journal of

Science and Technology, 2(11).

Amy, J. P & Cherin, L. 2003. The Power of Practice: What Students Learn From

How We Teach. Journal of Chemical Education, 80 (7): 829 – 832.

Azizah. 2010. Penerapan Modul IPA Terpadu Menggunakan Pembelajaran Model

Terpadu (Integrated Model) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 7 Malang Tahun Ajaran 2009/2010.

Skripsi. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.

[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Tahap I

Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP

Tersedia di http://www.pusbuk.or.id [diakses 25-09- 2012].

. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP online at http://www.scribd.com

[diakses 25-09-2012].

Depdiknas. 2006. Permen Diknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

. 2008. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Tersedia di

http://www.kemedikbud.com [diakses 11-01- 2013].

. 2008. Teknik Peyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah.

. 2010. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Devi, P. K. 2010. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Bandung:

P4TKIPA.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Ditjen PMPTK. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas.

Erryanti, M. R & Poedjiastoeti, S. 2013. Student Worksheet Skills Process Oriented

Food Additives Materials for Deaf Students SMALB-B. Journal of

Chemical Education, 2(1): 51-58.

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

62

Enco, M. 2005. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Fitriyati, N. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Komik Berpendekatan

JAS pada Materi Sistem Hormon di SMP 2 Mejobo Kudus.Skripsi.

Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Unnes.

Fogorty, R. 1991. How to Integrated the Curricula. USA: IRI/Skylight

Publishing.Inc.

Halimah, L., Rostika, D. R., & Sudirjo, E. 2009. Pengembangan Model Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang Mengacu Pada

Standar Nasional Pendidikan. Jurnal Penelitian, 10(2).

Hansen, J. W & Lovedahl, G. G. 2004. Developing technology teachers:

Questioning the industrial tool use model. Journal of Technology

Education,15 (2): 20-32.

Ibrahim, I. 2012. Representasi Konsep Biologi Kontekstual Pada Buku Pelajaran

IPA Kelas VIII, Jurnal Pendidikan. 1(1).

Indriyanti, N. Y., Susilowati, E. 2010. Pengembangan Modul. Diberikan dalam

Pelatihan Pembuatan e-module bagi Guru-guru IPA Biologi SMP se-

Kota Surakarta menuju Open Education Resources, UNS Surakarta, 07

Agustus 2010.

Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ningsih, W. D. Pengaruh Penggunaan Modul Melakukan Pekerjaan dengan Mesin

Frais Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran

Pemesinan di SMK N 2 Klaten. Skripsi. Prodi Teknik Mesin Fakultas

Teknik UNY.

Nisak, K & Susasntini, E. 2013. Pengembangan Perangkat Pe mbelajaran IPA

Terpadu Tipe Connected pada Materi Pokok Sistem Ekskresi untuk

Kelas IX SMP. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, 1(1).

Oludipe & Idowu, D. 2011. Developing Nigerian Integrated Science Curriculum.

Journal of Soil Science and Environmental Managemen, 2(8):134-145.

Ozgelen, S. 2012. Students’ Science Process Skills within a Cognitive Domain

Framework. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education, 8(4): 283-292.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:

DIVA Press.

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

63

Puskur. 2012. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:

Depdiknas. Tersedia di www.puskur.net/inc/mdl/050_Model_IPA_

Trpd. pdf. [diakses 19-04- 2013].

Ramesh, M. & Patel, R. C. 2013. Critical Pedagogy for Constructing Knowledge

and Process Skills in Science, Journal Educationia Confab. 2(1).

Rodiah. 2010. Efektivitas Implementasi Modul IPA Terpadu Melalui Pembelajaran

Model Integrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII-C SMP

Negeri 2 Tugu-Trenggalek. Skripsi. Prodi Pendidikan Fisika Jurusan

Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunyoto. 2006. Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik

Mesin. Jurnal Pendidikan, 6(1).

Segumpan, R.G. nd. Bruneian Education Students’ Science Process Skills:

Implications to Curriculum and Management. Journal of Science and

Mathematics Education in S.E. Asia, 24(2).

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Yasin, M. 2009. Implikasi PembelajaranSains Terpadu (Integrated Science

Instruction) di SMP. Jurnal Pendidikan, 30(1): 172-188.

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

64

Lampiran 1. Silabus

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

65

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Smp Negeri 3 Satu Atap Ayah

Kelas / Semester : VIII / 2

Mata Pelajaran : IPA/MTs

Tema : Bunyi

Alokasi Waktu : 4 X 40’ (2x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi Fisika : 6. Memahami konsep bunyi dan penerapan getaran,

gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-

hari.

Biologi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

B. Kompetensi Dasar

Fisika : 6.2 Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

Biologi : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera

pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan.

C. Indikator

Fisika:

1. Membedakan masing-masing 2 perbedaan infrasonik dan audiosonik

melalui studi pustaka dengan percaya diri .

2. Memaparkan karkateristik gelombang bunyi melalui studi pustaka

dengan mandiri.

3. Menuliskan 3 contoh gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari

dengan penuh rasa ingin tahu.

4. Menjelaskan konsep resosnansi melalui praktikum dengan

bertanggung jawab.

5. Memberikan 3 contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi

dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi melalui pengalaman

didalam kehidupan sehari-hari dengan tekun.

Biologi:

1. Mengidentifikasi 3 macam organ penyusun indera (khususnya telinga)

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

67

pada manusia melalui diskusi dengan cermat dan teliti.

2. Mendata menimal 3 contoh kelainan dan penyakit pada alat indera

(khususnya telinga) yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan

upaya mengatasinya melalui pengalaman didalam kehidupan sehari-hari

dengan jujur dan bertanggung jawab.

D. Tujuan

Setelah melakukan pembelajaran:

1. Siswa dapat membedakan masing-masing 2 perbedaan infrasonik dan

audiosonik melalui studi pustaka dengan percaya diri.

2. Siswa dapat mengidentifikasi 3 macam organ penyusun sistem

kordinasi dan indera(khususnya telinga) pada manusia melalui diskusi

dengan cermat dan teliti.

3. Siswa dapat mendata menimal 3 contoh kelainan dan penyakit pada alat

indera (khususnya telinga) yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

dan upaya mengatasinya melalui pengalaman didalam kehidupan sehari-

hari dengan jujur dan bertanggung jawab.

4. Siswa dapat memaparkan karakateristik gelombang bunyi melalui

studi pustaka dengan mandiri.

5. Siswa dapat menunjukkan 3 contoh gejala resonansi dalam kehidupan

sehari-hari dengan penuh rasa ingin tahu.

6. Siswa dapat menjelaskan konsep resosnansi melalui praktikum

dengan bertanggung jawab.

7. Siswa dapat memberikan 3 contoh pemanfaatan dan dampak

pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi melalui

pengalaman didalam kehidupan sehari-hari dengan tekun.

E. Materi Pembelajaran

Bunyi

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran:

Pendekatan : Keterampilan Proses Siswa

Metode :

a. Eksperimen

b. Diskusi

c. Ceramah

G. Langkah Pembelajaran

1) Pertemuan Pertama : 2 x 40 menit

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

68

No Tahapan

Kegiatan

Kegiatan Waktu

1 Kegiatan

Awal

1. Guru membimbing Siswa berdoa untuk memulai pelajaran.

2. Motivasi dan Apersepsi:

a. Guru bertanya kepada siswa apa yang terjadi ketika senar

pada gitar kita petik?

b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan penuh rasa ingin

tahu.

10

Menit

2 Kegiatan

Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan pengertian bunyi.

b. Guru menjelaskan macam-macam organ penyusun indra

pendengar manusia secara umum.

c. Guru menjelaskan syarat terjadi dan terdengarnya bunyi

sampai ke telinga.

d. Guru menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi sampai

ketelinga.

e. Guru menjelaskan cara mengukur cepat rambat bunyi

f. Guru menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat

rambat bunyi

g. Guru menjelaskan penyakit dan kelainan pada telinga.

h. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh rasa

ingin tahu

Elaborasi

a. Guru menbentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa

secara heterogen.

b. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi guru dengan

rasa tanggung jawab.

c. Guru membagikan Lembar Diskusi Siswa (LDS) kepada

masing-masing kelompok.

d. Setiap kelompok menerima LDS yang dibagikan oleh guru

dengan penuh rasa ingin tahu .

e. Guru memberikan intruksi kepada masing-masing

kelompok, teknik diskusi yang akan dilakukan.

f. Setiap kelompok mendengarkan intruksi dari guru dengan

tekun.

g. Guru mempersilahkan kepada setiap siswa untuk bertanya

apabila ada hal yang belum diketahui mengenai diskusi yang

akan dilakukan.

20

Menit

30

Menit

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

69

2) Pertemuan ke 2: 2 x 40 menit

No Tahapan

Kegiatan

Kegiatan Waktu

1 Kegiatan

Awal

1. Guru membimbing Siswa untuk berdoa untuk memulai

pelajaran

2. Motivasi

3. Apersepsi:

a. Guru bertanya kepada siswa berapa mengapa semua alat

gamelan di beri rongga ?

b. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan penuh rasa ingin

tahu

10

menit

h. Siswa bertanya kepada guru mengenai diskusi yang akan

dilakukan apabila ada hal yang belum diketahui dengan

tanggung jawab

i. Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan diskusi.

j. Guru mendampingi siswa dalam melakukan praktikum dan

menjawab pertanyaan siswa apabla ada siswa yang belum

mengerti.

k. Setiap kelompok melakukan diskusi dengan tenang dan

bertanggung jawab

l. Guru memberi intruksi bahwa diskusi telah berakhir dan

mempersilahkan Setiap kelompok maju kedepan kelas

untuk mempresentasikan hasil diskusi.

m. Setiap kelompok maju kedepan kelas untuk menyampaikan

hasil diskusi dengan cermat dan teliti.

n. Ketika salah satu kelompok maju kedepan kelas, kelompok

yang lain menanggapi/menyanggah hasil diskusi yang

disampaikan didepan kelas dengan tekun.

Konfirmasi

a. Guru memberikan penguatan mengenai konsep-konsep

yang masih banyak terdapat kesalahan dan mempersilahkan

kepada siswa untuk menulis materi yang penting.

b. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh

perhatian

15

Menit

3 Kegiatan

Akhir

a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.

b. Guru bersama-sama dengan siswa mearik kesimpulan

pelajaran pada hari ini.

c. Guru membimbing siswa untuk berdoa untuk mengakhiri

pelajaran.

5 menit

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

70

2 Kegiatan

Inti

Eksplorasi

a. Guru menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya bunyi.

b. Guru menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat

lemahnya bunyi.

c. Guru menjelaskan pemantulan bunyi didalam kehidupan

sehari-hari

d. Guru menjelaskan pengertian resonansi.

e. Guru menunjukan gejala resonansi didalam kehidupan

sehari-hari.

f. Guru menjelaskan fenomena bunyi didalam kehidupan

sehari-hari.

g. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan tekun

Elaborasi

a. Guru menbentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa

secara heterogen.

b. Siswa membentuk kelompok sesuai intruksi Guru dengan

rasa tanggung jawab.

c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok

d. Guru menjelaskan dan memberikan intruksi mengenai

praktikum yang akan dilakukan

e. Kelompok siswa mendengarkan intruksi guru dengan

tanggung jawab.

f. Guru mempersilahkan kepada siswa untuk bertanya apabila

ada konsep yang belum dikuasai mengenai praktikum yang

kana dilakukan.

g. Siswa bertanya kepada guru mengenai praktikum yang akan

dilakukan apabila ada hal yang belum diketahui dengan

tanggung jawab.

h. Guru mempersilahkan siswa untuk praktikum.

i. Guru mendampingi siswa dalam melakukan praktikum dan

menjawab pertanyaan siswa apabila ada siswa yang belum

mengerti.

j. setiap kelompok melakukan diskusi dengan tenang dan

bertanggung jawab.

k. Setiap kelompok wajib membuat laporan sementara.

l. Guru memberikan intruksi bahwa waktu untuk praktikum

berakhir.

20

Menit

30

menit

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

71

m. perwakilan masing-masing kelompok siswa untuk

melakukan presentasi hasil percobaan didepan kelas dan

kelompok lain menanggapinya dengan penuh percaya diri.

Konfirmasi

a. Guru memberikan penguatan mengenai konsep-konsep

yang masih banyak terdapat kesalahan dan mempersilahkan

kepada siswa untuk menulis materi yang penting.

b. Guru menyuruh setiap kelompok untuk membuat laporan

praktikum dirumah.

c. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh

perhatian

15

menit

3 Kegiatan

akhir

a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan.

b. guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan

pelajaran pada hari ini.

c. Guru membimbing siswa untuk berdoa untuk mengakhiri

pelajaran.

5 menit

H. Sumber Belajar

a. Karim, Saeful dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Sekitar.

Jakarta. Jakarta: BSE Depdiknas

b. Krisno, Moch. Agus dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs.

Jakarta: BSE Depdiknas

c. Kuswanti, Nur dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah

Pertama. Jakarta: BSE Depdiknas

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

72

Lampiran 3. Contoh Lembar Diskusi Siswa (LDS)

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

73

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

74

KUNCI JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS)

INDRA PENDENGARAN MANUSIA (TELINGA)

A. Tujuan

1. Siswa dapat mengidentifikasi penyusun sistem kordinasi dan indera

(khususnya telinga) pada manusia dengan cermat dan teliti

2. Siswa dapat menyebutkan masing-masing bagian telinga dengan

bertanggung jawab.

B. Landasan Teori

Telinga adalah organ untuk mendeteksi adanya gelombang suara. Gelombang

suara adalah molekul- molekul udara yang bergerak membentuk gelombang.

Telinga manusia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah,

dan telinga dalam.

1. Telinga luar

2. Telinga tengah

3. Telinga dalam

C. Cara Kerja

1. Cermati gambar yang tersedia

2. Amati setiap bagianya

3. Berilah keterangan pada gambar yang tersedia.

4. Isilah table pengamatan yang tersedia

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lengkapi dan jelaskan tabel berikut ini sesuai nomor pada gambar !

6

7 Keterangan :

1. Tulang setengah

lingkaran

2. Kokhlea/rumah siput.

3. Saluran eustachius.

4. Gendang telinga.

5. Saluran telinga luar

6. Tulang sanggurdi

7. Tulang Martil

8. Tulang landasan

Lampiran 4. Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS)

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

75

NO NAMA

ORGAN

FUNGSI

1 Martil Meneruskan getaran suara dari gendang telinga ke

tingkap oval

2 Kokhlea Menerima getaran yang memberi impuls ke sel-sel

saraf untuk menuju ke cairan limfa

3 Eustachius Menjaga agar tekanan udara di dalam dan di luar

rongga telinga sama besar

4 Gendang telinga Menerima getaran yang masuk ketelinga untuk

diteruskan ke tiga tulang.

5 Saluran telinga

luar

Menyalurkan gelombang suara ke telinga dalam

6 Tulang

sanggurdi

Meneruskan getaran suara dari gendang telinga ke

tingkap oval

7 Tulang landasan Meneruskan getaran suara dari gendang telinga ke

tingkap oval

NO BAGIAN TERDIRI DARI

1 Telinga luar Daun telinga dan saluran telinga luar/lubang

telinga

2 Telinga tengah Gendang telinga, tulang martil, sanggurdi dan

landasan.

3 Telinga dalam Koklea, tiga saluran setengah lingkaran

E. KESIMPULAN

Penyusun indra pendengar dibagi menjadi tiga yaitu :

BAGIAN TERDIRI DARI

Telinga luar Daun telinga dan saluran telinga luar/lubang telinga

Telinga tengah Gendang telinga, tulang martil, sanggurdi dan landasan.

Telinga dalam Koklea, tiga saluran setengah lingkaran

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

76

Lampiran 5. Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS)

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

77

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

78

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

79

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA

(LKS)

A. Tujuan

Mengamati resonansi pada bandul

B. Landasan Teori

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran

benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi yang sama dengan

sumber getarnya.

C. Alat dan bahan

Benang, lima buah bandul yang massanya sama, dan dua buah tiang yang

sejajar

D. Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Hubungkan kedua tiang dengan benang.

3. Gantungkan bandul-badul tersebut pada benang tadi. Panjang tali tiap

bandul dibuat berbeda seperti pada Gambar

4. Ayunkan bandul A, lalu amati bandul-bandul yang lain. Bandul manakah

yang mengikuti gerakan bandul A?

5. Ulangi langkah 3 dengan mengayunkan bandul B.

A

B

C

D

E

Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

80

E. Pertanyaan

1. Pada saat bandul A kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar

bersama-sama bandul A?

2. Pada saat bandul B kamu ayunkan, bandul manakah yang ikut bergetar

bersama-sama bandul B?

3. Mengapa demikian?

F. Jawaban pertanyaan

G. Pembahasan

H. Kesimpulan

Ketika bandul A digetarkan kearah samping(dengan simpangan kecil) bandul D ikut

bergetar namun bandul lain tetap diam. Selain itu ketika bandul B digetarkan dengan

simpangan kecil bandul E ikut bergetar. Namun ketika bandul D digetarkan dengan

simpangan yang kecil pula tidak ada bandul lain yang ikut bergetar. Ikut bergetarnya

A dengan bandul D dan bandul B dengan E karena panjang keduanya sama panjang.

1. Resonansi pada bandul dapat terjadi jika panjang kedua tali bandul dama

panjang.

2. Kedua bandul dapat beresonansi yang berarti kedua bandul tersebut memiliki

frekuensi yang sama.

1. Bandul D

2. Bandul E

3. Karena kedua bandul tersebut memiliki panjang tali yang sama yang berarti

memiliki frekuensi yang sama

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

81

Lampiran 7. Lembar Validasi Konstruk Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

82

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

83

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

84

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

85

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SMP NEGERI 3 SATU ATAP AYAH

Alamat : Jl. Gunung Lanang No. 001 Ds. Mangunweni, Kec. Ayah, Kab. Kebumen 54473

ULANGAN HARIAN IPA TERPADU MATERI BUNYI

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Bunyi

Kelas/ Semester : VIII/2

Waktu : 40 menit

Petunjuk pengerjaan :

1. Tulislah identitasmu di lembar jawab yang disediakan.

2. Pilihlah jawaban yang benar antara a, b, c dan d dengan memberikan tanda

X pada lembar jawaban.

3. Jawaban yang benar mendapatkan skor 1 dan jika salah mendapatkan skor

0

Bacaan untuk soal no 1-3

Pada suatu hari Vian membeli gitar baru di pasar. Untuk memainkanya

terlebih dahulu Vian menyetem senarnya agar nada yang dihasilkan sesuai.

Pertama-tama Vian menggetarkan senar nomor 6 yang berarti nada E dengan

menyamakan nada E pada piano, tertera pada layar piano frekuensi nada E 30 Hz.

Setelah nada E sama, dia meneruskan dengan menyetem senar nomor 5 yang berarti

nada A begitu seterusnya sampai senar nomor 1.

1. Bacaan diatas membuktikan bahwa bunyi berasal dari benda….

a. Bergetar

b. Panjang

c. Terbuat dari besi

d. Terbuat dari nilon

2. Apabila dalam SI nada E memiliki frekuensi 330 Hz dan nada A 440 berapa

frekuensi nada…Hz.

a. 10

b. 20

c. 30

d. 40

3. Frekuensi nada E merupakan frekuensi pada daerah….

a. Supersonik

b. Ultrasonik

Lampiran 8. Soal Ulangan Harian IPA Terpadu Materi Bunyi

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

86

c. Audiosonik

d. Infrasonik

Bacaan untuk soal no 4-7

Suatu pagi di kampung Asem digegerkan dengan hilangnya ayam-ayam

warga. Setelah diselidiki bersama, ternyata yang menyebabkan ayam-ayam hilang

adalah Anjing liar. Semua warga diperintahkan oleh pak lurah untuk mencari anjing

tersebut. Salah satu warga yang bernama Arif

menemukan anjing tersebut sembunyi dibalik tebing,

dengan dibantu satu orang kawan. Arif mencoba

mendekati anjing tersebut dengan langkah yang pelan,

tetapi walaupun dengan langkah yang pelan anjing

tersebut lari karena mengetahui kedatangan Arif. Arif

memanggil semua warga untuk mengejar anjing

tersebut. Arif mengejar Anjing menggunakan motor

dengan kecepatan 60 Km/Jam. Pada jarak 100 m dari posisi Arif, anjing masuk

kedalam gua. Arif bersama satu orang teman masuk kedalam gua untuk memburu

anjing tersebut. Tetapi ditengah perjalanan Arif kehilangan temanya sehingga Ia

memanggilnya dengan keras. Selang waktu 5 detik Arif mendengar suaranya

kembali. Kecepatan udara di tempat tersebut 340 m/s. Karena afid tidak berhasil

menemukan temanya Ia ke tempat informasi dan berhasil bertemu dengan temanya

yang sudah membawa anjing itu.

4. Berapa frekuensi yang dapat didengar Anjing sehingga tetap dapat mendengar

langkah Arif?

a. <20 Hz

b. 20.000 Hz

c. >20.000 Hz

d. 20-20.000 Hz

5. Berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan Arif untuk masuk ke mulut gua saat

jarak keduanya 100 m?

a. 0,013 s

b. 0,014 s

c. 0,015 s

d. 0,016 s

6. Kenapa Arif mendengar suaranya kembali?

a. kecepatan bunyi lebih kecil dari kedalaman gua

b. perambatan bunyi memerlukan waktu.

c. dinding gua berupa batu keras.

d. pengaruh gema yang terjadi

7. Perkirakan kedalaman gua tersebut….

a. 650 m

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

87

b. 750 m

c. 850 m

d. 950 m

Bacaan untuk soal no 8-12

Suatu hari Afid dan Andi hendak membunyikan petasan yang baru

dibelinya. Mereka membunyikan petasan di sawah dengan harapan tidak

mengganggu orang lain. Arif menjadi eksekusi petasan tersebut, Andi yang berjarak

1,2 Km dari Arif, mendengar 4 sekon setelah terlihat percikan api. Tetapi karena

Andi memiliki kelainan pada kokleanya, ia tidak dapat mendengar petasan tersebut

secara jelas. Suatu ketika Andi mencoba memeriksa telinganya pada dokter Heri

yang merupakan Dokter spesialis telinga di desanya. Karena penyakit Andi sudah

terlalu lama diderita menyebabkan infeksi pada telinganya. Setelah diperiksa oleh

dokter infeksi tersebut disebabkan oleh virus. Setelah diobati penyakit Andi bisa

sembuh. Perhatikan ilustrasi di bawah ini!

8. Gambar diatas membuktikan bahwa syarat terdengarnya bunyi adalah ….kecuali

a. penerima bunyi

b. Sumber bunyi

c. medium

d. telinga

9. Di bagian nomor berapa Dokter Heri memeriksa?

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

10. Berapa cepat rambat bunyi diudara saat itu?

a. 100 m/s

b. 200 m/s

c. 300 m/s

d. 400 m/s

11. Bagian pada no. 5 berfungsi untuk....

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

88

a. Menangkap bunyi

b. Menghasilkan zat kimia

c. Mempertahankan keseimbangan

d. Membantu mengeluarkan serangga dan materi asing

12. Penyakit infeksi diatas disebut....

a. Radang telinga

b. Labirintitis

c. Presbiopi

d. Tuli

13. Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar disamping merupakan alat musik yang bekerja

dengan prinsip….

a. Asas Doppler

b. Resonansi

c. Gema

d. Gaung

14. Gaung dapat diatasi dengan cara ….

a. menurunkan tinggi nada

b. menyesuaikan frekuensi sumber bunyi

c. melapisi dinding dengan zat pemantul yang baik

d. melapisi dinding dengan zat yang dapat meredam bunyi

Bacaan no 15-16

Suatu hari Akma disuruh mewakili Ibunya untuk menghadiri pesta tantenya. Dia

datang ke acara jam 19.00. Dia langsung mengambil snack dan jus alpukat lengkap

dengan gelas tangkainya, kemudian duduk ditempat yang telah disediakan. Suatu

saat dipanggung sudah siap artis ibukota akan menyanyikan lagu. Tiba-tiba ketika

penyanyi tersebut mengeluarkan suara masnya, gelas Akma patah, dan sontak

membuat geger pesta tersebut.

15. Apa yang menyebabkan gelas yang dipegang Akma patah….

a. frekuensinya sama

b. amplitudonya sama

c. frekuensinya berbeda

d. amplitudonya berbeda

16. Di bawah ini fenomena yang menggunakan prinsip sama dengan ilustrasi

diatas, kecuali….

a. Bergetarnya atap rumah ketika atap sedang dibetulkan.

b. Ledakan bom menyebabkan gedung disamping ledakan runtuh

c. Pembuatan gendang dengan bagian bawah gendang diberi lubang

d. Kereta yang melintas dipinggir rumah menyebabkan getaran pada jendela

rumah.

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

89

17. Sumber bunyi beresonansi pertama pada tinggi kolom udara 25 cm. Panjang

gelombang kolom udara ketika beresonansi yang ke-2 kali adalah . . . .

a. 37,5 cm

b. 75 cm

c. 66,7 cm

d. 166,7 cm

18. Dibawah ini termasuk karakteristik gelombang bunyi, kecuali....

a. Nada

b. Amplitudo

c. Kuat bunyi

d. Tinggi bunyi

19. Sel-sel didalam saluran telinga disebut lilin telinga. Lilin telinga berfungsi.....

a. Menghasilkan zat kimia

b. Mempertahankan keseimbangan

c. Menyalurkan gelombang suara ke telinga tengah

d. Membantu mengeluarkan serangga dan materi asing

20. Dibawah ini beberapa kemungkinan terjadinya asas Doppler…kecuali

a. Pendengar bergerak, sumber bunyi bergerak

b. Pendengar bergerak sumber bunyi diam

c. Pendengar diam, sumberbunyi bergerak

d. Pendengar diam, sumber bunyi diam

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

90

LEMBAR JAWAB

Nilai

Nama :…………….

No.

Absen :…………….

Kelas :…………….

A. Pilihan Ganda

1 A B C D 6 A B C D 11 A B C D 16 A B C D

2 A B C D 7 A B C D 12 A B C D 17 A B C D

3 A B C D 8 A B C D 13 A B C D 18 A B C D

4 A B C D 9 A B C D 14 A B C D 19 A B C D

5 A B C D 10 A B C D 15 A B C D 20 A B C D

Lampiran 9. Kunci Jawaban

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

91

Lampiran 10. Contoh Lembar Jawab Ulangan Harian Siswa

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

92

Lampiran 11. Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

93

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

94

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

95

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

96

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

97

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

98

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

99

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

100

REKAPITULASI LEMBAR VALIDASI TAHAP I

MODUL IPA TERPADU OLEH PAKAR

No Butir Penilaian Pakar

IPA

Pakar

Bahasa

Pakar

Penyajian

I Komponen Kelayakan Isi

1 Standar Kompetensi (SK)

tercantum secara implisit

Ya Ya Ya

2 Kompetensi Dasar (KD)

tercantum secara implisit

Ya Ya Ya

3 Kesesuaian isi buku dengan SK

dan KD

Ya Ya Ya

II Komponen Penyajian

1 Daftar Isi Ada Ada Ada

2 Tujuan setiap Bab Ada Ada Ada

3 Peta konsep atau ringkasan Ada Ada Ada

4 Kata kunci/Keyword Ada Ada Ada

5 Pertanyaan/soal latihan pada

setiap bab

Ada Ada Ada

6 Daftar pustaka Ada Ada Ada

III Komponen Kegrafikan

1 Kulit buku Sesuai Sesuai Sesuai

2 Isi buku Sesuai Sesuai Sesuai

3 Keterbacaan Sesuai Sesuai Sesuai

4 Kualitas cetakan Sesuai Sesuai Sesuai

5 Kualitas fisik Sesuai Sesuai Sesuai

Persentase 100% 100% 100%

Persentase Rata-Rata 100%

Lampiran 12. Rekapitulasi Lembar Validasi Tahap I

Modul IPA terpadu Oleh Pakar

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

101

Lampiran 13. Lembar Validasi Tahap II Modul IPA Terpadu Oleh Pakar

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

102

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

103

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

104

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

105

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

106

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

107

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

108

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

109

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

110

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

111

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

112

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

113

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

114

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

115

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

116

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

117

Pak

ar I

PA

: P

arm

in,

S.P

d.,

M.P

d.

Pak

ar B

ahas

a

: N

ovi

Rat

na D

ewi,

S.S

i.,M

.Pd

.

Pak

ar P

enya

jian

: Arif W

idiy

atm

ok

o,

S.P

d.,

M.P

d.

No

Asp

ek

ya

ng

din

ila

iB

any

ak

Buti

r

Sk

or

ya

ng

dip

ero

leh

Sk

or

ma

ksi

ma

l

Ra

ta-

rata

Pers

en

Kri

teri

a

I AC

akup

an m

ater

i2

88

4.0

100%

SL

Inte

rva

l %

sk

or

Kri

teri

a

BA

kur

asi m

ater

i4

12

16

3.0

75.0

0%

L8

1,2

5%

<sk

or≤

10

0%

San

gat la

yak

CK

emut

akhi

ran

310

12

3.3

83.3

3%

SL

62

,50

% <

sko

r≤8

1,2

5%

Lay

ak

DM

enga

ndun

g w

awas

an p

rod

uktiv

itas

48

16

2.0

50.0

0%

KL

43

,75

% <

sko

r≤6

2,5

0%

Kur

ang

Lay

ak

EM

eran

gsan

g k

eing

inta

huan

(cu

rio

sity

)3

912

3.0

75.0

0%

L2

5%

<sk

or≤

43

,75

%T

idak

Lay

ak

FM

enge

mb

angk

an k

ecak

apan

hid

up (

life

skill)

410

16

2.5

62.5

0%

KL

GM

enge

mb

angk

an w

awas

an k

ebin

ekaa

n (s

ense

of

div

ersi

ty)

24

82.0

50.0

0%

KL

Kri

teri

a :

HM

enga

ndun

g w

awas

an k

ont

ekst

ual

25

82.5

62.5

0%

KL

SL

= S

anga

t la

yak

IM

enge

mb

angk

an k

eter

amp

ilan

pro

ses

sisw

a6

17

20

2.8

85.0

0%

SL

L =

Lay

ak

30

83

116

25.2

71.4

8%

LK

L =

Kur

ang

Lay

ak

IIT

L =

Tid

ak L

ayak

AS

esua

i den

gan

per

kem

ban

gan

sisw

a2

78

3.5

87.5

0%

SL

BK

om

unik

atif

27

83.5

87.5

0%

SL

CD

ialo

gis

dan

inte

rkat

if2

78

3.5

87.5

0%

SL

DL

ugas

26

83.0

75.0

0%

L

EK

ohe

rens

i dan

ker

untu

tan

alur

pik

ir2

68

3.0

75.0

0%

L

FP

engg

unaa

n is

tilah

dan

sim

bo

l lam

ban

g3

11

12

3.7

91.6

7%

SL

13

44

52

20.2

84.0

3%

SL

III

AT

ekni

k p

enya

jian

413

16

3.3

81.2

5%

L

BP

end

ukun

g p

enya

jian

mat

eri

10

34

40

3.4

85.0

0%

SL

CP

enya

jian

pem

bel

ajar

an5

17

20

3.4

85.0

0%

SL

19

64

76

33.9

83.7

5%

SL

79.7

5%

L

RE

KA

PIT

UL

AS

I D

AN

PE

RH

ITU

NG

AN

VA

LID

AS

I M

OD

UL

IP

A T

ER

PA

DU

TA

HA

P I

I O

LE

H P

AK

AR

UJ

I C

OB

A S

KA

LA

TE

RB

AT

AS

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N M

AT

ER

I

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N K

EB

AH

AS

AA

N

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N P

EN

YA

JIA

N

PE

RS

EN

TA

SE

RA

TA

-RA

TA

SE

MU

A K

OM

PO

NE

N

KO

MP

ON

EN

KE

LA

YA

KA

N I

SI

KO

MP

ON

EN

KE

BA

HA

SA

AN

KO

MP

ON

EN

PE

NY

AJ

IAN

Lampiran 14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu

Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Terbatas

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

118

Pak

ar I

PA

: P

arm

in,

S.P

d.,

M.P

d.

Pak

ar B

ahas

a

: N

ovi

Rat

na D

ewi,

S.S

i.,M

.Pd

.

Pak

ar P

enya

jian

: Arif W

idiy

atm

ok

o,

S.P

d.,

M.P

d.

No

Asp

ek

ya

ng

din

ila

iB

any

ak

Buti

r

Sk

or

ya

ng

dip

ero

leh

Sk

or

ma

ksi

ma

l

Ra

ta-

rata

Pers

en

Kri

teri

a

I AC

akup

an m

ater

i2

88

4.0

100%

SL

Inte

rva

l %

sk

or

Kri

teri

a

BA

kur

asi m

ater

i4

12

16

3.0

75.0

0%

L8

1,2

5%

<sk

or≤

10

0%

San

gat la

yak

CK

emut

akhi

ran

310

12

3.3

83.3

3%

SL

62

,50

% <

sko

r≤8

1,2

5%

Lay

ak

DM

enga

ndun

g w

awas

an p

rod

uktiv

itas

413

16

3.3

81.2

5%

L4

3,7

5%

<sk

or≤

62

,50

%K

uran

g L

ayak

EM

eran

gsan

g k

eing

inta

huan

(cu

rio

sity

)3

912

3.0

75.0

0%

L2

5%

<sk

or≤

43

,75

%T

idak

Lay

ak

FM

enge

mb

angk

an k

ecak

apan

hid

up (

life

skill)

412

16

3.0

75.0

0%

L

GM

enge

mb

angk

an w

awas

an k

ebin

ekaa

n (s

ense

of

div

ersi

ty)

28

84.0

100%

SL

Kri

teri

a :

HM

enga

ndun

g w

awas

an k

ont

ekst

ual

27

83.5

87.5

0%

SL

SL

= S

anga

t la

yak

IM

enge

mb

angk

an k

eter

amp

ilan

pro

ses

sisw

a6

19

20

3.2

95.0

0%

SL

L

= L

ayak

30

98

116

30.3

85.7

9%

SL

KL

= K

uran

g L

ayak

IIT

L =

Tid

ak L

ayak

AS

esua

i den

gan

per

kem

ban

gan

sisw

a2

78

3.5

87.5

0%

SL

BK

om

unik

atif

27

83.5

87.5

0%

SL

CD

ialo

gis

dan

inte

rkat

if2

78

3.5

87.5

0%

SL

DL

ugas

26

83.0

75.0

0%

L

EK

ohe

rens

i dan

ker

untu

tan

alur

pik

ir2

68

3.0

75.0

0%

L

FP

engg

unaa

n is

tilah

dan

sim

bo

l lam

ban

g3

11

12

3.7

91.6

7%

SL

13

44

52

20.2

84.0

3%

SL

III

AT

ekni

k p

enya

jian

415

16

3.8

93.7

5%

SL

BP

end

ukun

g p

enya

jian

mat

eri

10

38

40

3.8

95.0

0%

SL

CP

enya

jian

pem

bel

ajar

an5

19

20

3.8

95.0

0%

SL

19

72

76

11.4

94.5

8%

SL

88.1

3%

SL

RE

KA

PIT

UL

AS

I D

AN

PE

RH

ITU

NG

AN

VA

LID

AS

I M

OD

UL

IP

A T

ER

PA

DU

TA

HA

P I

I O

LE

H P

AK

AR

UJ

I C

OB

A S

KA

LA

LU

AS

KO

MP

ON

EN

KE

BA

HA

SA

AN

KO

MP

ON

EN

KE

LA

YA

KA

N I

SI

PE

RS

EN

TA

SE

RA

TA

-RA

TA

SE

MU

A K

OM

PO

NE

N

KO

MP

ON

EN

PE

NY

AJ

IAN

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N M

AT

ER

I

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N K

EB

AH

AS

AA

N

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N P

EN

YA

JIA

N

Lampiran 15. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu

Tahap II Oleh Pakar Uji Coba Skala Luas

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

119

Pak

ar I

PA

: S

alim

ah,

A.M

d.

Pak

ar B

ahas

a

: S

lam

et,

S.P

d.

No

Asp

ek

ya

ng d

inila

iB

any

ak

Buti

r

Sk

or

ya

ng

dip

ero

leh

Sk

or

ma

ksi

ma

l

Rata

-

rata

Pers

en

Kri

teri

a

I AC

akup

an m

ater

i2

88

4.0

100%

SL

Inte

rval %

sk

or

Kri

teri

a

BA

kur

asi m

ater

i4

16

16

4.0

100%

SL

81

,25

% <

sko

r≤10

0%

San

gat la

yak

CK

emut

akhi

ran

311

12

3.7

91.6

7%

SL

62

,50

% <

sko

r≤81

,25%

Lay

ak

DM

enga

ndun

g w

awas

an p

rod

uktiv

itas

414

16

3.5

87.5

0%

SL

43

,75

% <

sko

r≤62

,50%

Kur

ang

Lay

ak

EM

eran

gsan

g kei

ngin

tahu

an (

curi

osi

ty)

312

12

4.0

100%

SL

25

%<

skor≤

43

,75%

Tid

ak L

ayak

FM

enge

mban

gkan

kec

akap

an h

idup

(life

skill)

416

16

4.0

100%

SL

GM

enge

mban

gkan

waw

asan

keb

inek

aan

(sen

se o

f d

iver

sity

)2

88

4.0

100%

SL

Kri

teri

a :

HM

enga

ndun

g w

awas

an k

ont

ekst

ual

27

83.5

87.5

0%

SL

SL

= S

anga

t la

yak

IM

enge

mban

gkan

ket

eram

pila

n pro

ses

sisw

a6

19

20

3.2

95.0

0%

SL

L =

Lay

ak

30

111

116

33.8

395.7

4%

SL

KL

= K

uran

g L

ayak

IIT

L =

Tid

ak L

ayak

AS

esua

i den

gan

per

kem

ban

gan

sisw

a2

88

4.0

100%

SL

BK

om

unik

atif

28

84.0

100%

SL

CD

ialo

gis

dan

inte

rkat

if2

78

3.5

87.5

0%

SL

DL

ugas

28

84.0

100%

SL

EK

ohe

rens

i dan

ker

untu

tan

alur

pik

ir2

88

4.0

100%

SL

FP

engg

unaa

n is

tilah

dan

sim

bo

l lam

ban

g3

11

12

3.7

91.6

7%

SL

13

50

52

23.1

796.5

3%

SL

KO

MP

ON

EN

KE

LA

YA

KA

N I

SI

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N M

AT

ER

I

KO

MP

ON

EN

KE

BA

HA

SA

AN

PE

RS

EN

TA

SE

PE

NIL

AIA

N K

EB

AH

AS

AA

N

RE

KA

PIT

UL

AS

I D

AN

PE

RH

ITU

NG

AN

PE

NIL

AIA

N M

OD

UL

IP

A T

ER

PA

DU

TA

HA

P I

I O

LE

H P

AK

AR

UJ

I C

OB

A S

KA

LA

LU

AS

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

120

KO

MP

ON

EN

KR

ITE

RIA

Sal

imah

, A

.Md

.

Val

idas

i AV

alid

asi B

Val

idas

i B

71.4

8%

85,0

9%

95,7

4%

P

AK

AR

BA

HA

SA S

lam

et,

S.P

d.

Val

idas

i AV

alid

asi B

Val

idas

i B

84.0

3%

84,0

3%

96,5

3%

P

AK

AR

PE

NY

AJIA

N

Val

idas

i AV

alid

asi B

83.7

5%

94,5

8%

Ket

eran

gan:

A =

Val

idas

i seb

elum

uji

cob

a sk

ala

terb

atas

B =

Val

idas

i seb

elum

uji

cob

a sk

ala

luas

SA

NG

AT

LA

YA

K

RE

KA

PIT

UL

AS

I D

AT

A V

AL

IDA

SI

MO

DU

L I

PA

TE

RP

AD

U O

LE

H P

AK

AR

UJ

I C

OB

A S

KA

LA

TE

RB

AT

AS

DA

N L

UA

S

SA

NG

AT

LA

YA

K

SA

NG

AT

LA

YA

K

SA

NG

AT

LA

YA

K

PE

RS

EN

TA

SE

RA

TA

-RA

TA

KE

LA

YA

KA

N I

SI

KE

BA

HA

SA

AN

PE

NY

AJ

IAN

No

vi R

atna

Dew

i, S

.Si.,

M.P

d.

89,1

7%

PE

RS

EN

TA

SE

RA

TA

-RA

TA

87,1

6%

Par

min

, S

.Pd

.,M

.Pd

.

PA

KA

R I

PA

Arif W

idiy

atm

ok

o,

S.P

d.,

M.P

d.

84,1

0%

88,2

1%

Lampiran 16. Rekapitulasi Data Validasi Modul IPA Terpadu oleh Pakar

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

121

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU

No Indikator No Soal

1. Megetahui komponen kegrafikan pada modul

tersusun secara sistematis

1, 2, 3, 4, 6, 10

2. Mengetahui apakah tujuan pembelajaran pada

modul tersusun secara jelas dan logis.

5

3. Mengetahui apakah isi/konten dalam modul

mengandung pembelajaran IPA secara

terpadu

11, 12 , 14

4. Mengetahui apakah kegiatan ilmiah di dalam

modul dapat dilaksanakan

8,7

5. Mengetahui kemutakhiran modul sesuai

dengan perkembangan iptek

9

6. Mengetahui apakah modul dapat membantu

siswa untuk belajar mandiri

13

7. Mengetahui teknik evaluasi hasil belajar siswa 15

8. Mengetahui apakah modul dapat

menumbuhkan ketrampilan proses siswa

16, 17, 18, 19, 20

Lampiran 17. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

122

Lampiran 18. Contoh Angket Tanggapan Guru

Terhadap Modul IPA Terpadu

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

123

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

124

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

125

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

126

Lampiran 19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru IPA

terhadap Modul IPA Terpadu

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

127

KISI-KISI ANGKET SISWA

No Indikator No Soal

1. Mengetahui kete

1. Megetahui komponen kegrafikan pada modul

tersusun secara sistematis

1, 2, 3, 4, 6, 10

2. Mengetahui apakah tujuan pembelajaran pada

modul tersusun secara jelas dan logis.

5

3. Mengetahui apakah isi/konten dalam modul

mengandung pembelajaran IPA secara

terpadu

11, 12 , 14

4. Mengetahui apakah kegiatan ilmiah di dalam

modul dapat dilaksanakan

8,7

5. Mengetahui kemutakhiran modul sesuai

dengan perkembangan iptek

9

6. Mengetahui apakah modul dapat membantu

siswa untuk belajar mandiri

13

7. Mengetahui teknik evaluasi hasil belajar siswa 15

8. Mengetahui apakah modul dapat

menumbuhkan ketrampilan proses siswa

16, 17, 18, 19, 20

Lampiran 20. Kisi-kiai angket siswa

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

128

Lampiran 21. Contoh Angket Tanggapan Siswa

Terhadap Modul IPA Terpadu

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

129

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

130

Lampiran 22. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul

Modul IPA Terpadu Uji Coba Skala Terbatas

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

131

Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa

Terhadap Modul IPA Terpadu Uji Coba Skala Luas

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

132

Lampiran 24. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses

untuk Praktikum Siswa

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

133

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

134

Lampiran 25. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses

Untuk Diskusi Siswa

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

135

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

136

Lampiran 26. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LKS)

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

137

Lampiran 27. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LDS)

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

138

Lampiran 28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

139

Lampiran 29. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Terbatas

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

140

Lampiran 30. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Luas

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

141

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

142

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

143

Lampiran 31. SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

144

Lampiran 32. Surat Ijin Penelitian

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

145

Lampiran 33. Surat Keterangan Sudah melakukan Penelitian

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

146

1. Guru Memberikan Pelajaran

2. Peneliti Menjadi Observer Aspek Keterampilan Proses

Lampiran 34. Dokumentasi

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN

147

3. Guru Mendampingi Siswa dalam Diskusi

4. Suasanan Belajar Menggunakan Modul IPA Terpadu yang dikembangkan Peneliti