pengembangan model principal leadership of quality culture (plqc)

21
VOLUME XVll/0 I /Februo ril281 3 ISSN:1410-3583 Pengujian LuckPililng Dan &e/ief In Superstitnns Dalam Pembentukan Kesediaan Membeli Kembali produk Setelah Terjadi Kegagalan produk Zi Adi Zakaria Afrff& Hetty Karunia Tunjungsan Pengembangan Model Principal Leadership Of euality Culture (pLeC) Di Lembaga Pendidikan Kota Gorontalo ,1 t Asrin & Arwi/dayanto Pengaruh Total Quallty Control, Pelailhan Dan pengembangan sDM Terhadap Kinerja Pegawar Pada Badan pelaksana penyuluhan Kabupaten sarolangun Ea TettyAsnawr Hubungan Antara Komponen KoEnitif, Komponen Afektif Dan Komponen perilaku Terhadap Sikap Konsumen Memanfaatkan Teknologi Internet Ea E/vi Anggraeni landra & Sske Ros/ani Tlbndra A conceptual configuration For Business Model Innovation And Effectiveness 6t Yasmlna Zubaedah & Auanti fontana ::::: ::::: :,',: Perbedaan odd Prrce Dan Even price Dari segi Generasional cohort Pada Konsumen Giant Hypermarkef Di Tangerang trJ t/. Tony Nawawi & Rodhr'ah Faktor-Faktor Keadilan Prosedural Mempengaruhi Perilaku Retaliasi Di Tempat Kerja En Tri Susanto Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja h Ronnrc Resdnnto Masman & Ary Satue pamungkas , _ Perbedaan Customer Satisfactian pada Relationship euality Studi Pada: Mahasiswa UNTAR Jurusan Akuntansi Oan Vtinaiemdn Pemetaan Potensi Pe n d a p a ta n A s I i D a e ra h o'fT ?: ilffi"rrr B'.xT, l;"J:#i Z:t Agus Zainu/ Arifin, Ishak Ram/i & Bambang Jatmiko En /,/imi SA & Ga/uh Mira Saktbna Efficiency Analysis Of Islamic Bank Using Data Envelopment Analysis And Stochastic Frontier Approach Ga Hendro Lukman & Steuanus Adree Crpto Setbwan Jurnal Manaiemen Volume XVII Nomor 01 Hlm.1 - 144 Jakarta Februari 2013 ISSN 1410 - 3583

Upload: doquynh

Post on 02-Jan-2017

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

VOLUME XVll/0 I /Februo ril281 3 ISSN:1410-3583

Pengujian LuckPililng Dan &e/ief In Superstitnns Dalam Pembentukan KesediaanMembeli Kembali produk Setelah Terjadi Kegagalan produk

Zi Adi Zakaria Afrff& Hetty Karunia Tunjungsan

Pengembangan Model Principal Leadership Of euality Culture (pLeC)Di Lembaga Pendidikan Kota Gorontalo

,1 t Asrin & Arwi/dayanto

Pengaruh Total Quallty Control, Pelailhan Dan pengembangan sDM Terhadap KinerjaPegawar Pada Badan pelaksana penyuluhan Kabupaten sarolangun

Ea TettyAsnawr

Hubungan Antara Komponen KoEnitif, Komponen Afektif Dan Komponen perilakuTerhadap Sikap Konsumen Memanfaatkan Teknologi Internet

Ea E/vi Anggraeni landra & Sske Ros/ani Tlbndra

A conceptual configuration For Business Model Innovation And Effectiveness6t Yasmlna Zubaedah & Auanti fontana

::::::::::

:,',: Perbedaan odd Prrce Dan Even price Dari segi Generasional cohortPada Konsumen Giant Hypermarkef Di Tangerang

trJ t/. Tony Nawawi & Rodhr'ah

Faktor-Faktor Keadilan Prosedural Mempengaruhi Perilaku Retaliasi Di Tempat Kerja

En Tri Susanto

Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan TransaksionalDan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja

h Ronnrc Resdnnto Masman & Ary Satue pamungkas

, _ Perbedaan Customer Satisfactian pada Relationship eualityStudi Pada: Mahasiswa UNTAR Jurusan Akuntansi Oan Vtinaiemdn

Pemetaan Potensi Pe n d a p a ta n A s I i D a e ra h o'fT ?: ilffi"rrr B'.xT, l;"J:#i

Z:t Agus Zainu/ Arifin, Ishak Ram/i & Bambang Jatmiko

En /,/imi SA & Ga/uh Mira Saktbna

Efficiency Analysis Of Islamic Bank UsingData Envelopment Analysis And Stochastic Frontier Approach

Ga Hendro Lukman & Steuanus Adree Crpto Setbwan

Jurnal Manaiemen Volume XVII Nomor 01 Hlm.1 - 144 Jakarta Februari 2013 ISSN 1410 - 3583

Page 2: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

l

JURNAL IVIANAJEMEN

VOLUME XVII/ 01. / F ebruari / 2013 ISSN : 1410-3583

Terbit Tiga kali setahun pada bulan Februari, Juni dan Oktober. Berisi tulisan yang diangkatdari hasil penelitian dan kajian analisis-krisis di bidang Ilmu Manajemen.

PelindungRektor Universitas Tarumanagara

PenanggungiawabSawidji Widoatmodjo

Ketua Koordinator PenyuntingNizam Jim Wiryawan

Anggota Penyunting

Herman RuslimSuparman Ibrahim Abdullah

Ishak R.amliHerlina Budiono

Penyunting Kehormatan (Mitra Bestari)

Bambang PurwokoBilmar Parhusip

Rudy C. TarumingkengPantja Jati

Pasaman SilabanSofia S.

Riorini Sri Vandapli

Staf AdministrasiChristina Catur Widya

Ni l\{ade Manik

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Sekretariat Jurnal Manajemen, Fakultas EkonomiUniversitas Tarumanagaralakafta, Kampus II Gedung B Lantai 3, Jln. Tanjung Duren UtaraNo.1 Jakarta Barat 11470 Telepon (021) 5655508-10-14-15 pesawat 0327 dan Fax.(021)5655512. email: [email protected] atau: [email protected]

Jurnal Manajemen diterbitkan sejak bulan Juli 1997 oleh Fakultas Ekonomi UniversitasTarumanagara Jakarta.

Jurnal Manajemen telah83/DIKTI/Kep/2009.

Terakreditasi B berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No:

I

Dicetak di Percetakan Candi Mas Metropole- Jakarta. Isi di luar tanggung jawab Percetakan

Page 3: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

I"

ISSN 1410 - 3583JURNAL MANAJEMEN tr'ebruari 2ll3,volume xvII, Nomor 0l

Halaman l - 144

PENGUJIAN LUCK PRIMING DAN BELIEF IN SUPE]IST/TIONS DALAMPEMBENTUKAN KESEDIAAN MEMBELI KEMBALI PRODUK SETELAHIERJADI KEGAGALAN PRODUK

:i1..4?{p.7+?.!.1+!!..&..y?!.tx.fp#:l!g..T,!!i.\l?f3g100...oo..o.......

PE\IGARUH T OT AL QU ALIT Y CONTR OL, PELATIHAN D AN

; :Jf,:U'$ir'A[:,?U"ff1f#XH'^ffi i8:i$&lfiAD A B AD AN

K:::-r-rY.!P.".1Y:.r....... o...... t.... r r o.. o... o. I r...... r..... o o... r.....

.. --3L\GAN ANTARA KOMPONEN KOGNITIF, KOMPONEN AFEKTIF: T]'; KOMPONEN PERILAKU TERHADAP SIKAP KONSUMENl,,-],1-{\FAATKANTEKNoLoGIINTERNET':":::"'-'K";; ; ;. ;;??.t1?rl..rJ.?!9.IL.n .{:.rf.u..{?f.r.tf l . !.j.1,!i!.u.o... o... . ... o..

J. :]\CEPTUAL CONFIGURATION FOR BUSINESS MODEL-,1 ;,31-,T 1ION AND EFFECTIVENESS-':-::--:a Zubaedah & Avanti Fontana

a a o a a a a o a a a aa a a a a a aaaao aaaa a a a a a a aaa aaaa a a a a aaaa at aao a aaa aaa

:.:_{]OR-FAKTOR KEADILAN PROSEDURAL MEMPENGARUHI:=l_{KU RETALTAST DI TEMrAT KERJA

%::.

' .::.-:.'.::........... o.. r o o r r... | !.... c.............. r. o.. r.. t......

Page 4: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

a

PSNGEMBANGAN NIODELPRINCIPAL LEADERSHIP OF QUALITY CALTURT GI,QC)

DI LEMBAGA PENDIDIKAN KOTA GORONTALO

Asrin & ArwildaYanto(Jniversitas Ne geri Gorontalo

Email : arw il daY ant o @wng. ac. i d

Abstract: This study aimed to 1) identify the leadership nnodel PLQC in Gorrintalo city

educational institutions, 2) finding the model design PLQC in Gorontalo city

educational institutions, and 3) to make a model of leadership standards in educational

institutions P1,QC Gorontalo City. This study used a qualitative approach to the design

of multi standardized case for reseach development. The resuits of this study illustrate

that i) Leadership educational institutions on quality culture include: a) strong

articulation of the vision and mission as a self-image leader of educational institutions

and organizations through the dissemination and irnplementation, b) leadershrp values

manifeited in the organization of educational institutions such as discipline, honesty,

and others, c) leader of education institutions interpret ttre values of the symbols

educational institutions to preserve, maintain and enhance the quality of cultural

institutions, d) leader of education institution create ekstrensik and intrensik reward in

educational institutions, e) leader of education institution design education

organizarion for leadership effectiveness with the pattern of c<lmmand relationships and

co'nsultation, f) leader of educaton institutions makes soeial relationships and emotional

according to the uniqueness of each institution, 2) quality culture in educational

institutions include: a)ihe leadership of educational institutions improve the quality of

service and extracurricular intrakurikuler, b) the leadership of educational institutions to

improve the quality of teachers and staff, c) and the leadership of educational

insiitutions to improve the quality of facilities/infrastructure organizations'

Keywords: leadership model PLQC, principalship, quality culture

Abstrak: Penelitian ini bertujuan, untuk 1) mengidentifikasi model kepemimpinan

pLeC di lembaga pendidikan Kota Gorontalo, 2) menemukan disain model PL)C di

lemlaga pendidikan Kota Gorontalo,dan 3) membuat buku standar kepemimpinan

^oae{ pieC di lembaga pendidikan Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan

pendekatan'kualitatif dengan raRcangan multi kasus terstandar. Hasil penelitian ini

menggambarkan bahwa 1) Kepemimpinan lembaga pendidikan pada budaya mutu

*.tiiirti; a) kuatnya artikulasi visi dan misi sebagai pencitraan diri pimpinan lembaga

pendidikan dan organisasi melalui sosialisasi dan penerapairnya, b) nilai-nilai

lepemimpinan lembaga pendidikan termanifestasi pada organisasi seperti disiplin,

kejujuran, dan lain-lai", i) pimpinan lembaga pendidikan memaknai nilai-nilai pada

simbol lembaga pendidikan untuk melestarikan, mernpertahankan dan meningkatkan

budaya mutu-lembaga pendidikan, d) pirnpinan lembaga pendidikan menciptakan

p.nglurguun intrinsik dan ekstrinsik di lembaga pendiclikan, e) pimpinan lembaga

p."iiai[* mendesain organisasi untuk keefektifan kepemimpinan dengan pola^hubungan

kornando dan konsultasi, f) pimpinan lernbaga pendidikan melakukan

i3

Page 5: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

a

Jurnol Manajamen/VolumeXVII' No' 01' Februori'/013: 13-28

hubungan sosial dan emosional sesuai dengan keunikal masing-masing lembaga' 2)

budaya mutu di t;;;;; p"ndidikan -[ffi"u;

a) .prq.rinan lembaga pendidikan

meningkatk"" *-* i;;l;,*.*irrirut ."ittt'tt' Ji" trt#tri"tikuler' b) pimpinan lembaga

pendidikan meningkikan mutu e"*"Ju" -rtaf,

c) pimpinan lembaga pendidikan

'meningkatkanmutusarana/prasararuaorgarusasl'

Kata Kunci: Kepemimpinan Model PLQC' dan Budaya Mutu

PENDAHULUAN

LembagaPendidikanyangbermutuditandaidenganpemimpinyangmemilikiperantinggi dalam p.ng"rnULgln b,rduyu ^ui- 1q'oltw

-cultirel' Seiring dengan itu' tuntutan

terhadap lembaga';;;l"dtk* yang bermutu dari masyarakat luas terus rnengaiami

peningkatan ,""* ,t;#;;;'di;;";;;t*, G:t:Ttf*' efesiensi dan akuntabilitas

manajemen secara }fi;ffi p{ u*tu]duiu* Jalal & Supriadi, 1999)'

Hadirnya r,tri,ot'i Presiden *" I t+T.?*"f:* point 02 mempertegas bahwa

prosram pendidikan;4Tr,F;Trgklf* kompetensi pimiinan lembaga pendidikan dan

pengawas t*mtuga pi"Oiai["". S""uau O.ne"" *,.p"faOat1tgqS) menyatakan suksesnya

proses imptement"i n"*o*p di *;;;;";;"Jiiiun didukung kualitas kepemimipinan

lembaga ito ,"r,ori.'gto*r1o (2003;;;ri*q keunggulan di lembaga pendidikan

ternyata diperrgaruhi of"lf, nifui-rriili k{;*n_tly lembaga pendidikan itu sendiri'

pengalaman ,ir"i-Arrin (2006) ii SftnnN 3 dan Sfrne' Islam Malang menunjukkan

faktor kepemimp;;t;;;gu p"r,6iiit* n*" "tpek budava mutu memiliki kontribusi

terhadap kualitas p;;r;; ;"*i"r4*ir dL- frirr*l rT*: Di beberapa negera' riset tentang

budaya mutu juga-*.*U.rif.ur, ["ri*p"i"", t.p:ni dipublikasikan Murillo (2002) pada

program Ijst (Wciive Schoot l*p;;;;;;"r,i aut'*i "keefektifan perbaikan lembaga

pendidikan *"n"ng-J'ai Sp*yot t.*vutu diiukung kepemimpinan lembaga Pendidikan

yang memiliki buia'a rn"* .U:"gg-.*U*i kelualsan

-dalam mengorganisasi para guru'

Dwyer (dalam S#;;;;i ar.r., iqqjtl"g" t'A*t"' pentingnva hubungan kepemimpinan

lembaga pendidiko:n;;;;*", u"g ii"* kapasitasnya s"uagui pimpinan pembelajaran

atau birokrat ai uiit ;;;6;;:'Arifin (t9gz)jugL-men3mukan lembaga pendidikan vang

berprestasi didukung oleh peran p"*il;i; ftigta1*.dan menejer lembaga pendidikan'

Berbagai ,i;;J;;kom"nduJ i;; ihiah di atas memberikan landasan vang

kuat bagi p"rr.titi **cermati Uufr*u fiJuai'* kepemimpinan lembaga pendidikan pada

budaya mutu merupakan upaya ""*k mensinergiku" "*t'u

komponen organisasi untuk

berkomitmen pada mutu. Kepemimpil il;;fa pendidikan pada bydavS mutu meliputi

dua unsur utama, yaitu; 1) bangunan;i;t ri"tiu.ral buitdiig) meliputi; visi' misi dan

tujuan, nilai dan i.v-urirr*, si"stim'plnffiaan,.tr"9ungan emosional dan sosial' dan

desain organisasi, 2) bangunun priuiJi '$rr\o"1tity .but{ding)

berupa pemodelan perall

meliputi; perilaku pribadi, ,,:jluku ;;ilp*, dan tindakanldministratif (Yukl' 1999)'

Budaya mutu lembiga pendidif.un.*i*pfi" itpt:"lgkat norma atau nilai termanifestasi

pada peritaku-d;it"?;:"k ifitas-aktifitai, a;" ti*boisimbol lembaga pendidikan untuk

mencapai ti"gt"t"" t.*rrggulan 0;;;;;r;; of_excellence) lembaga pendidikan melalui

perbaikan **,, i.*, *.iJru, (Murgatriyd & Morgan , 1gg4). wujud nyata dari budaya

mutu tampak pada mutu layanur' *rrio rrr*b.' daya manusia dan mutu saranalptasarana'

Berdasarkan realitas di atas, ;;;ii,t -.luk rkun penelitian pengembangan model

pLQckepemimpinan lembagu prniiaitur puou budaya mutu, mencakup nilai' keyakinan'

l4

Page 6: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

E'

an

an

ni

Iaan

)'aan

an

an

tsing.da

.ga

:an

ru.Ian

:an

mg

mg

rda

nrkruti1an

1an

ran19).

tasi

tukiluia)'a

z.

delian.

Asrin & Arwildoyonto: Pengembsngan Model Principal Leadership Of Quality Cu/fure....

perilaku, baik bersifat verbal atau meterial. Hal ini menarik perhatian peneliti, karenapinrPinan lembaga pendidikan mempunyai peran utama dalam membangun budayaorganisasi.(Lipham, Rankin, Hoeh, 1985; Beare, Caldwell & Millikan dalam Preedy,1993).

Idenfifikasi Masalah. Pengembanan model kepemimpinan lembaga pendidikan padabudaya mutu menurut Asrin (2006) merniliki intenelasi dengan peran utama dalampeningkatan mutu pendidikan. Hal ini teridentifikasi dari observasi awal pada 17 orangp'impinan lembaga pendidikan di Kota Gorontalo rnenunjukkan peningkatanprofesionalisme masih minim. Meningkatkan profesionalisme pimpinan lembagapendidikan menjadi harapan banyak pihak, dengan melaksanakan kegiatan pengernbanganmodel principal leodership of quality culture (PLQC) yang merupakan solusi yang dinilaitepat dalam peningkatan kualitas kepemimpinan lembaga pendidikan. Model figC inimenganut teori psikologi humanistik yang menekankan peran lebih tinggi pimpinanlembaga pendidikan secara kolegial mengembangkan kemampuan profesionalnya. jehinitu, pimpinan lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugas, cenderung tidak berpola(terstandar), sangat variatif, tergantung kemampuan masing-masing pirnpinan lembagapendidikan sehingga hasilnya kurang memuaskan. Tidak adanya standalmodel acuanpimpinan lembaga pendidikan yang mengakibatkan kepemimpinan mutu kurang efektif.Bahkan kurang mendapat respons dari pimpinan itu sendiri karena dianggap tidakmembantu mengatasi tugas. Jika kondisi tersebut tetap berlangsung maka kepemimpinanpendidikan tidak memberikan kontribusi berarti dalam peningkatan mutu. Cntuk iiulah,perlu dilakukan pengkajian tentang bagaimana model kepemimpinan lembaga pendidikanmodel PLQC dilaksanakan di lembaga pendidikan. Penelitian ini telah menghasilkanbuku panduan peXaksanaan kepemimpinan lembaga pendidikan model PLQC yang dapatdijadikan buku pegangan bagi para pimpinan lembaga pendidikan di Provinsi, Kabupaiendan Kota se Provinsi Gorontalo.

Fokus Penelitian, terdiri dari: 1) identifikasi Model PLQC kepemimpinan lembagapendidikan menengah Se-Kota Gorontalo, 2) desain Model PLOC kepemimpinaniembaga pendidikan menengah se-Kota Gorontalo, 3) pengembangan model PLeC padadiklat kepemimpinan lembaga pendidikan menengah se-Kota Gorontalo.

}MTODE

Penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan dan menganalisis fenomena dan aktivitassosial, sikap, pemikiran orang baik secara individu firaupun kelompok. Oleh karena itu,penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode interaktif. Sukmadinata (2008)mengemukakan penelitian kualitatif (qualitatif research) adalah suatu penelitian yangditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwu, uktiuitu sosial,sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.Dalam penelitian ini dilakukan studi yang mendalam tentang objek dengan menggunakantekhnik pengumpulan data langsung dari orang di lingkungan alamiahnya. Hasil penelitianini dijadikan dasar dalam pengembangan model PLQC kepemimpinan iembagapendidikan pada budaya mutu lembaga pendidikan menengah se-Kota Gorontalo.

Pelaksanaan penelitian di lembaga pendidikan menengah Kota Gorontalopertimbangan, 1) jumlah lembaga pendidikan menengah yang diteliti sebanyakmasih memungkinkan mendapatkan informan di seluruh lokasi, 2) penelitian

dengan17 unit,tentang

15

Page 7: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

*--f#**'il*ffi#fiT1[if ll1""r dengan jenis dan kerengkapan data vang

diperlukan dalam #;i;fu trt. o**# n"t;"";;e,alakutcan pttttliti dalam memilih

informan adarah menetapkan" informii 't *ri (key- info,rman)

-dan

-mengelompokkan

informan dengan kategori, rl informurir.,rn"i untuk-data y*! touit dengan- identifikasi

model kepemimpir"r-f.*r"gu p.nAidi;;-;d"dh pi*pi"*" Dinas Pendidikan sebagai

pengsuna (user),ii'rri"r"j1.j*:i*rk Jutu d"ruin--fengembang.an model PLQC

kepemimpinan le#agu p"noiaiu* *#r["n it"ngg*utu" tJtn" bola salju (snov'ball

samPing)-Pengumpulan data dilakukan dengan teknik, 1) observasi; mengamati pelaksanaan

kepemimpinan lembaga ne:aia{X1, 1i"41 U"1"va mutu' ptttttiti mengamati altivitas

pimpinan dalam *.rr-*urntan nilai-'nilai budaya mutu' 1) y1**"ara;. dengan para

informan yang terkait dengan p.r-ur;iir* v*g diteliti' rj aommentasi;.mempelajari

sebagai pedoman uJ*irrirt utif V*g "J" t"it*"Vi d"ng* tugas pimpinan' dan kaitannya

dengan budaya *ffiil;;iirlir;k; s.r ,u t"nt"i[ iotJu"t ailakukan langsung oleh

oeneliti, sekaliguJ;iffi sebagai instrumen utama penelitian ini)'.

Menj.*i" r"""TJJr,;;;;;?;iJJ;, 1) pengamat* '".u,u terulang-ulang terhadap

model pLeC kepemimpinan le.mb;6{*: r1,t"l"t*' 2) m9l1\ykan diskusi

terfokus dengan g;u, pimpi"T dT p-*g-u*u' )'Tq dinilai riengetahui lebih banyak dan

mendalami tentang data yang aip.rruiioS vt"iutit un triangulasi dengan beberapa guru,

pimpinan.Datayangtelahdikumpulkan.d-ianalisismengunakantekhnikyangdikemukakan

Cresswell (2009: 185-190) ba{k3t i"i,i;;r*p".ti"rtr.* du" m""gorganisir data untuk di

analisismencakup;trans.kipsi.trlsi|wawancara,mempersiapkanmaterialyangperlu,mempersiapk"" b"i;l;a deskripsi data lapang*, -""gut* data kedalam beberapa

fokus sesuai O.ng**i"i*u, inya, i1m.mUu.u autu '""*uLseluruhan'

gunanya untuk

mendapatkan gambaran um*m ***r "i"lffiiv*e

-ain"rbolehkan dan merefleksikan

maknanya secara r..r"i"*rr*, mirahlu, apa ide ,..*u .,*rr'n dikemukakan partisipan?

Apa struktur ia" t.r-rrculr Apa kes#t.rtuaup informasi itu dari segi kedalamannya'

krebilitasnya dan penggunaan irrro**ilinti:"t kodefikasi; mengorganisir informasi

yang diperoten te aatl; beberapa ,.fr"rr'rlUelum memleri makna terhadap informasi

tersebut denganlatan Lemberi f."t.go'? V*-g {idasgkan pada bahasa yang digunakan oleh

parrisipan, o; *."!**U;;kt OeJt ripri iari setting p"tt"titi* sezuai dengan kategori

atau tema v*e Ji?r,uiirir] s) *.r.n'J.:;;il;illi ittrttipti informasi secara naratif

menggunak* p;;;d;-disiusi, 6) membuat interpretasi atau makna dari data' Dalam

har ini makna yang diturunkan dari hasil perbandingan temuan penelitian dengan riteratur

atau teori.

J u rnol Monoj emen /Y4:1".

oengembanganmodelPLQCkepemimpinan}emb3gapendidikandiKotaGorontalotelum pernah dilaksanak*, 3).,?l1T,lffiilt;;"K;t'Gorontalo sangat memberikan

rahap-tahap peneritYo, l?1g'"'?:1F%I: l:|^'::#,i#'::{::::{":{n#:i?r#U:;i#ffi Y"i.'Jffi 'JTi+ffi i:Jl ii*#tr?tf ffrffi ';:*fl i:ff #,i'J.".'f, f#,f*i'[:ntr;i'*iff il;il;il;F*']I:1**,Tf,?1'ii':Til-^{T?ffi :!1'trJ,:Jffi'.lit1i'TjIffi '#tijr*?:'"#f r":-#'",?df ffiillapanganskalai#i:LT'T"fr1tr#:;*;ei,1i1rye;1*T::"*il'*""tf ffii;:Hl'W,:h:'HilJ#*iu1fi;;;:i"*f n'f '"'ll'.**i:,ilt';'1*mLangkah pertama' menoesKrrPsrNr Prvrve

,oiri a* misi, 2) nilai-nilaimenengah terkait attg* 9"ay" -:11,* t}*t*i1'saan

lembaga pendidikan, 5)

ffJff i,S,l;i:i, txn

?Hffi ffJhtit*, ll p."r'"' eaan remb a ga p endi dikan' 5 )

l6

Page 8: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

I"

Asrin & Arwildoyonto: Pengembongon Model Principa/ Leadership Of Quality Cu/fure....

hubungan lembaga pendidikan dan emosional, 6) desain organisasi lembaga pendidikanmenengah di kota Gorontalo, kedua, mengembangkan produk awal berupa a) spesifikasiprosedur kerja perancangan buku panduan, b) menentukan tujuan umum buku panduan, c)menentukan struktur dan mekanisme serta instrumen buku panduan, d) menentukan sistemevaluasi untuk menilai validasi isi, kualitas dan ketertirimaan model meningkatkankompetensi profesional, e) membuat draf awal buku panduan kepemimpinan modelPLQC, ketiga, validasi ahli dan revisi kegiatan, di awali dengan penganbangan instrumenuji coba produk buku panduan pelaksanaarl model yang telah dikembangk ai, keempat, ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk meliputi, uji ahli dan uji coba calon pengguna.Lji ahli dilakukan untuk menilai tingkat validasi isi buku panduan melalui wawancarai:rteraktif dan konsultatif berjumlah 2 orang. Sedangkan uji coba calon penggun4 yaitu 5oftlng pimpinan lembaga pendidikan menengah. Kelima,uji coba lapangan sfila besar danproduk akhir ditempuh sama dengan uji coba lapangan sama skaia kicil. perbedaannyaterletak pada subyek uji coba ahli dan subyek calon pengguna lebih. diperbanyak *"n.upui30 orang.

H.dSIL DAN PEMBAIIASAN

llodel Kepemimpinan PLQC di Lembaga Pendidikan Menengah Kota Gorontalo.Kepemimpinan lembaga pendidikan pada budaya mutu di Kota borontalo merupakanupaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya mutu lembagapendidikan. Masing-masing lembaga pendidikan menengah memiliki tiadisi kuat untukmeningkatkan mutu pendidikan, dapat dilihat pada kuatnya artikulasi visi dan misi, nilai-nilai kepemimpinan' Artinya budaya mutu lembaga pendidikan terwujud denganF€rencanaan yang sistematis-sistemik dan terorganisir secara profesional

Budaya mutu di lembaga pendidikan di Kota Gorontalo berkembang dengan baiktentu bukanlah sebuah keberuntungan organisasi (the luclcnees of organiition). Tapi iareenjadi milik organisasi yang dipersiapkan secara terorganisir dan profesional. Tanpakepemimpinan lembaga pendidikan pada budaya mutu maka kes-inambungan mutulembaga pendidikan dari tahun ke tahun akan mengalami tantangan-tantangan bidaya (thealtural challenges. Pada penelitian ini, pirnpinan lembaga p.traiOit * riengembangkanrjsi dan misi, nilai-nilai kepemimpinan, sistem penghargian, sistem sisrirbol, disainorganisasi, hubungan sosial dan emosional sehingga terbentuk budaya mutu lembagapendidikan.

Temuan penelitian ini, sejalan dengan pendapat Sergiovanni (1991:100-107)menjelaskan hirarki.kemampuan kepemimpinan lembaga pendidikan dimana kemampuanrepemimpinan teknis mengarah pada tugas pimpinan lembaga pendidikan sebagai manajertmanagement engineer), kemampuan kepemimpinan manusiawi mengirah puOuliemampuan manusiawi (human engineer), kemampuan kepemimpinan pendidikunmengarah pada kemampuan kepemimpinan pembelajaran, kemarnpuan kepemimpinansimbolik mengarah P]da kemampuan kepemimpinan pada urpek-arpek simbolik,pimpinan lembaga pendidikan diasumsikan berperan sebagai "chieg' (the'role af chiep),dan kemampuan kepemimpinan budaya mengarah pada kemampuan kepemimpinanlembaga pendidikan membangun budaya lembaga p.niidik* yang kuat berperan sebagihigh preist"(the role of high prersr). Sergiovanni (1991) menjelaskai ada tiga kemampuankepemimpinan lembaga pendidikan mengarah pada kompetensi dasar lepemimpinanuntuk mengupayakan dan menjaga mutu lembaga Pendiidikan, seperti management

17

Page 9: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Jurnol Manojemen/Volume XVII, No. 01, Februsri 2013: 13-28

engineer, human engineer dan the role of chiep. Sedangkan dua peran yang terakhirmerupakan kepemimpinan lembaga pendidikan untuk meningkatkan organisasipendidikan yang unggul (excellent school organization), pimpinan lembaga pendidikanmemiliki kepemimpinan simbolik dan budaya. Demikian juga penelitian ini sejalandengan pendapat Owens (1991) bahwa kepemimpinan lembaga pendidikan pendekatan

simbolis dan budaya rnengarah pada terbentuknya budaya lembaga pendidikan yang sehat

hingga ia melahirkan budaya mutu .

Artikulasi Visi dan Misi Lembaga Pendidikan, Visi dan rnisi lembaga pendidikan diKota Gorontalo ditemukan sebagai dua inti organisasi yang saling menguatkan. Dirnanavisinya sebagai apa yang didambakan lembaga pendidikan di masa depan (what do we

want to have). Sedangkan misinya sebagai dambaan semua komponen lembagapendidikan akan menjadi apa di masa depan (what do we want to be).Yisi rnengarah padapembentukan citra diri organisasi pendidikan. Ia sebagai ikatan moral (moral bonding),dan misi pada pembentukan budaya lembaga pendidikan. Ia sebagai ikatan budaya(cultural bonding), bagi semua komponen lembaga pendidikan.Pada konteks pimpinanSMKN 3 Kota Gorontalo bahwa pimpinan lembaga pendidikan benrpayamengartikulasikan visi dan misi melalui program kerja jangka panjang dan jangka pendekuntuk membangun dan memelihara budaya mutu lembaga pendidikan secaraberkesinambungan. Visi dapat menjadi sangat powerfull bagi guru, siswa dan staflembaga pendidikan. Visi dapat membangun sinergi semua komponen organisasi. Iamerupakan ruh dan spirit organisasi (the soul and spirit of organization).

Pada pengumpulan data ditemukan pimpinan SMAN 1, SMAN 3, SMAhI 4 danSMKN 1, SMKN 2 dan SMKN 3 Kota Gorontalo, menyatakan bahwa pentingnyamengartikulasikan visi dan misi pada warga sekolah, antara "kita selalu berupayamengartikulasikan visi dan misi melalui program kerja jangka panjang dan jangkapendek lembaga pendidikan untuk membangun dan memelihara budaya mutu secaraberkesinambungan. Pimpinan lembaga pendidikan melakukan sosialisasi visi dan misikepada semua komponen lembaga pendidikan untuk meningkatkan keefektifankepemimpinanya. Visi lembaga pendidikan sebagai bentuk nyata komitmen kami.(cLlKStr2t9t20r2)

Berdasarkan paparan data di atas, Siagian (1995) menjelaskan bahwa visi dan misimerupakan maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yangkhas. Muorgatroyd dan Morgan (1994) juga menegaskan tiga fungsi visi lembagapendidikan yaitu; 1) memberi inspirasi bagi anggota organisasi, 2) dasar pembuatankeputusan organisasi, 3) menggerakkan energi anggota agar terfbkus pada perbaikan mutu.Disamping itu, Saskhin dan Molly (2003) menjelaskan empat langkah membangun visiyang kuat yaitu; 1) mengekpresikan visi, 2) menjelaskan sebuah visi, 3) melaksanakansebuah visi, dan 4) memperluas jangkauan sebuah visi. Kepemilikan visi menurutMourgatroyd dan Morgan (1994) hendaknya merupakan kepemilikan (ownership) dankomitmen (commitment) dasar dalam diri organisasi yang didambakan anggota danmasyarakat luas.

Yukl (1994) juga memaknai visi dan misi merupakan hal yang saling menyatu; dimana visi merupakan harga diri dan tujuan bersama anggota organisasi. Visi dapatdiartikulasikan dalam bentuk pernyataan misi (ml'ssion statement) yang mengandungnilai-nilai dan tema-tema utama organisasi bagi semua warga hingga terbentuk budayaorganisasi yang kuat. Kotter dan Heskett (1997) menjelaskan bahwa proses terbentuknya

18

---l

Page 10: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Il

Asrin & Arwildoyanto: Pengembangon Model Principal Leadership Of Quality Cu/ture....

trudaya organisasi tidak terlepas dari peran pemimpin mentransformasi visi, nilai, danke1'akinan untuk menjadi peraturan dan perilaku anggota organisasi"

Pimpinan SMAN 3 dan SMAN 1 Kota Gorontalo berupaya agar visi dan misilembaga pendidikan dapat terinternalisasi pada kehidupan warga, khususnya guru, siswa;an staf. Ia mengupayakan visi dan misi dapat menjadi faktor utama bagi pembentukan:udaya mutu di instansinya agar proses pendidikan berlangsung dengan

-baik. Visi dan

misi mampu menjadi nilai penggerak (the driver value) bagi kehidupan warga sekolah.\'fereka juga berupaya untuk mengekspresikan. menjelaskan, melaksanakan, memperjelasiangkuan sebuah visi lembaga pendidikan.

Berdasarkan temuan di atas Caldwell dan Spink (1993) dan yukl (1gg4)menjelaskan kepemimpinan lembaga pendidikan dapat mempengaruhi, merubah danmempertahankan budaya lembaga pendidikan yang kuat sesuai dengan visi oganisasiyang sudah disepakati. Sallis (2006) juga menjelaskan bahwa peran utama pelnimpinpendidikan antara lain memiliki visi yang jelas tentang mutu terpadu organisurinyu d*memiliki sikap teguh untuk menghindari penyimpangan dari budaya organisasi.

Owens (1990:162) menjelaskan penelitiannya tentang kepemimpinan di lembagapendidikan memiliki tiga ranah yaitu kepemimpinan pendidikan, k.p..itnpinan simbolik,dan kepemimpinan budaya. Kepemimpinan pendidikan untuk mendiagnosis masalahpedagogis dan kurukulum serta membantu guru untuk -"-..uhk* masalahpembelajaran. Kepemimpinan simbolik mengarah pada upaya pimpinan lembagapendidikan membangun konsensus terhadap semua anggota organisasi.

-Kepemimpinin

budaya mengarah Plda upaya pimpinan lembaga pendidikan membangun buaayaorganisasi yang kuat dengan pola artikulasi visi dan misi pimpinan lembaga pendidikan,seperti dalam diagram 1 dibawah ini.

Gambar 1. Artikulasi visi dan Misi dalam KepemimpinanpLecSumber: diolah

Pada gambar I di atas menunjukkan kepem.impinan lembaga pendidikan berkaitan denganupaya mengartikualsikan visi dan misi yang akan berdampak terhadap peningkatanbudaya mutu di lembaga pendidikan. Artikulasi visi dan misi ditemukan-dalam bentukpencitraan, penerapan dan sosialisasinya pada kehidupan warga lembaga pendidikan. Visidan misi tampak dalam recana jangka panjang dan rencana tahunan yaigierimplementasipada kegiatan-kegiatan lembaga pendidikan.

Pencitraan PenerapanSosialisai

Visi dan MisiLembaga Pendidikan

Renstra danRencana Tahunan-

Budaya Mutudi Lembaga Pendidikan

t9

"4

Page 11: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Jurnol Monojemen/Volume XVII, lrlo. 01, Februqri 20t3:13-28

Nilai-Nilai Kepemimpinan Lembaga Pendidikan, yang ditemukan merupakan landasanmendasar dari budaya organisasi lembaga pendidikan di Kota Gorontalo. Nilai-nilaimenjadi keyakinan pimpinan lembaga pendidikan yang kemudian ditransfer padakehidupan warga di unit kerjanya sehingga menjadi budaya. Pimpinan berupayameningkatkan budaya mutu lembaga pendidikan dengan nilai-nilai kepemimpinannyamasing-masing yang diyakini secara pribadi kemudian diterapkan secara laten dalamkehidupan sehari-hari. Hal ini diperkuat pemyataan pimpinan SMAN 1 Kota Gorontalo,menerapkan nilai-nilai; disiplin tinggi, kejujuran, keberanian pada inovasi, demokrasiuntuk kebersamaan, dan tanggung jawab pada tugas. Begitu juga, pimpinan SMKN 3 KotaGorontalo menegaskan; saya memiliki nilai-nilai kepemimpinan sebagai landasanmendasar dari budaya organisasi pendidikan, seperti disiplin, bertanggungjawab, amanahdan pengabdian dan lain-lain. Nilai-nilai tersebut menjadi keyakinan saya kemudianditransfer pada kehidupan warga sekolah untuk diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Sayamenciptakan nilai-niiai tersebut agar terbangun budaya mutu (CLi l0l9l20l2).

Berdasarkan temuan di atas Spink dan Cadwill (1993) berpendapat bahwa nilai dankeyakinan dalam organisasi pendidikan memberi pengaruh terhadap terciptanya lembagapendidikan unggul, berupa kualitas, keefektifan, efesiensi dan pemberdayaan. Ekosusilo(2003) juga berpendapat keunggulan lembaga pendidikan tercapai akibat nilai-nilai dasaryang menjadi keyakinan pimpinannya, yaitu nilai keunggulan, nilai pengabdian, danpelayanan, nilai ibadah, pengabdian dan nilai amanah (tanggung jawab). Hughes, Ginnetdan Curpy (2002:139) berpandangan bahwa nilai-niiai dapat mempengaruhikepemimpinan dalam enam cara, 1) nilai-nilai mempengaruhi persepsi pemimpin tentangsituasi dan masalah, 2) nilai-nilai pemimpin mempengaruhi keputusan dan solusi atassuatu masalah, 3) nilai-nilai mempengaruhi hubungan interpersonal pemimpin terhadapindividu, 4) nilai-nilai mempengaruhi persepsi pemimpin tentang kesuksesan individualdan organisasi, 5) nilai-nilai menyediakan patokan pemimpin tentang prilaku salah ataubenar, etis atau tidak etis, 6) dan nilai-nilai mempengaruhi sejauh mana pemimpinmenerima atau menolak tantangan dan tujuan organisasi. Disamping itu Jones (2003:209)menjelaskan nilai-nilai budaya lahir dari pribadi dan lieyakinan para pendiri dan pemimpinpuncak yang berkembang menjadi nilai-nilai organisasi. Misalnya, pendiri Microsoft BillGates, seorang pekerja keras sebanyak 18 jam sehari, merupakan nila terminalnya berupakeunggulan, inovasi, dan kualitas tinggi, dan nilai-nilai instrumen yang mendukungberupa kerja keras, kretivitas dan standar tinggi. Nilai-nilai ini terinternalisasi dalampribadi pemimpin yang kemudian berkembang menjadi nilai-nilai organisasi, seperti yangdigambarkan dalam diagram di bawah ini.

-Fed,r

illHm

her*

Simr

;€

tursqSrlllt

nr,mr

nmr

h

]roicm-:x-lf5

tsrcJr,h

kor0.f,

ken:

sim

l:"tJles-tliJm

-,'-..,M

-:3ry

!m

{emi

Guru, Sisrva danStaf Lembaga Pendidikan

20

Gambar 2. Nilai-Nilai Kepemimpinan Model PLQC

Page 12: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

E

nai

Ia-a

'a

11

si

a

Asrin & Arwildoyonto: Pengembongon Model Principa/ Leadership Of Quality Culfure....

Pada gambar 2 diielaskan bahwa nilai-nilai kepemimpinan merupakan faktor yangmendukung terciptanya budaya mutu, di mana nilai-nilai yang diyakini pimpinanberkembang menjadi nilai-nilai yang dihargai warga lembaga pendidikan.

Simbol Lembaga Pendidikan, mencefininkan kerangka ideal dari pencitraan dalambentuk tindakan dan obyek-obyek material organisasi yang diterima oleh warga. Hal iniditemukan pada observasi di SMAN 1 Kota Gorontalo dimana simbol-simbol yangtercermin pada nilai-nilai lembaga pendidikan ini tampak di setiap dinding.Organisasimemiliki simbol masing-masing sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dihargai.Simbol sebagai sarana untuk melestarikan dan mengkomunikasikan nilai-nilai kepadawarga organnisasi dari genarasi ke generasi.simbol lembaga pendidikan merupakandimensi kunikan budaya lembaga pendidikan, yang membedakannya dengan organisasilainnya. Simbol ini mencerminkan kerangka ideal dari pencitraan dalam bentuk tindakandan obyek-obyek material organisasi yang diterima oleh warga lembaga pendidikan.Pemaknaan lambang dan lagu merupakan keunikan dan pencitraan. (CLl1010912012).

Berdasarkan temuan di atas, Zendin (1990) menjelaskan simbol berupatindakan, obyek-obyek material yang diterima secara sosial sebagai gambaran nyatatentang sesuatu hal. Simbol sebagai sarana untuk melestarikan dan mengkomunikasikannilai-nilai kepada warga organnisasi dari genarasi ke generasi.

Disamping itu pimpinan SMAN 3 Kota Gorontalo menjelaskan bahwa "simbolmengandung nilai-nilai yaitu kesempurnaan hidup, beribadah, kedamaian, integrasi iman-taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi, disiplin tinggi serta berprestasi Pemaknaanlambang dan lagu pada masing-masing kasus di atas merupakan nilai-nilai yang tesiratdari pemahaman mendasar terhadap citra lembaga pendidikan itu sendiri (W/lIl09l20I2).

Schien (1992:10) menjelaskan simbol integral merupakan ide, perasaan, tanggapan1'ang termanifestasi pada suatu artifak organisasi seperti lambang, lagu, benda, bangunandan lain-lain. Kekuatan simbol pada pemaknaan terhadap artifak tertentu tentang nilai-nilai yang dihargai pada organisasi Lembaga Pendidikan. Hal ini juga diungkapkanBrooks (2003:249) bahwa simbol organisasi untuk memahami apa yang diharuskan,diharapakan, apa norrna dan nilai-nilai organisasi serta bagaiamana diterapkan dankonsekwensinya. Bahkam simbol-simbol dan pemaknaannya dapat merupakan "the heartof the culture concept". Owens (1990:16) juga mengatakan sistem simbol sebagaikeunikan organisasi yang diupayakan menjadi kenyataan. Berikut temuan pola maknasimbol organisasi lembaga pendidikan.

Nilai-NilaiLembaga Pendidikan

Budaya Mutudi Lembaga Pendidikan

Gambar 3. Simbol lembaga pendidikan dalam Kepemimpinan PLQCSumber: diolah

nhtt

a

n

o

IJ

n

:t

!i

g

S

p

ri

u

n

)

n

I

a

_r

I-1

Simbol Lembaga Pendidikan

21

-l

Page 13: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Jurnol Manojemen/Volume XVII, ttto'91,F"btulti 201J ff

Gambar 3 di muka, menunjukkan bsimbol lembaga pendidikan merupakan unsur budaya

"-rg""i*ri yang dimanfaatkan pimpinan melestarikan nilai-nilai yang dihargai warga'

sliruot mlncerminkan keunikan unit kerja dan merupakan aspek utama dari

r..p.*i-pin* lembaga pendidikan dalam menciptakan budaya mutu secara

berkesinambungan.

penghargaan di Lembaga Pendidikan, ditemukan berpengaruh terhadap peningkatan

motivasi dan prestasi kerja lembaga pendidikan di Kota Gorontalo. Guru dan staf ternyata

termotivasi meningkatkan prestasidan unjuk kerjanya bila diberikan "reward" yang layak

atas pelaks a*aan togurnvu (CLl13lgl2012). Untuk meningkatkan keefektifan organisasi

i"*Uig" pendidikanl menurut Robbin, (1984) menjelaskan bahwa pimpinan lembaga

p."Olaimit perlu membedakan mana kegiatan yang menfapat pengahargaan dan tidak'

pimpinan bisa menjadi motivator untuk rneningkatkan kualitas kerja bawahannya' Bahkan

penghargaan *"*put * rymler kekuasaan (source of power) untuk meningkatkan

;;Grrrh pimpinari terttadap bawahannya (Yukl, 1994)' Pimpinan yang kuat akan

frfingu*ft puAu t..i.kifan kepemimpinan yang mendukung pencapaian visi dan misi'

Misahla, pada pimpinan SMAN 1 Kota Gorontalo yang menerapkan penghargaan

didasarkan puOu ptitttip keadilan motivasi kerja, dan prestasi' pemberian gaJr'

honororium, dan irrr.ttiif, pendidikan, pemberian jabTtan, kenaikan golongan, dan

f.rnUr.iun sangsi. Guru dan staf berpreitasi dipromosikan untuk menempati jabatan

ieperti menjadl wali kelas, wakil pimpinan lembaga pendidikan, pimpinan lembaga

pendidikan dan lain-lain. (CLll 0/09 17012)'

Berdasarkan data di atas, Schien (1992: 233-234) menjelaskan bahwa pemimpin

menciptakan p.rrgf,*guan dan iukuman untuk memberi pesan-pesan lerhadap bawahan;

-""" prif"f.* fuiorit-as, nilai, dan asumsi) yang dihargai dan mendapatkan hukuman'

t;i"y;, iu -.*u"ti ;.;g"t"h pada keefektifan kepemimpinan pada organisasi' Robbin

titg4) menjelasku' tuftiru prilutu dapat dipengaruhi-oleh tiga faktor yaitu budaya,

teknologi A* p."gftutgaan. Vukt (19S9:^205-ZOZ; men3elaskan bahwa imbalan ekstrinsik

dan intiinsik meirberl pengaruh pada peningkatan kinerja bawahan atas tugas yang

diberikan. Hughes, Ginnet dan b"tpv- (2002:1-13-119) juga menjelaskan pemimpin

diharapkan *.rr"rrt rk* jenis pengahuig*nyang diterima, penghargaan yang didambakan

bawahan, menciptakan uattrinirtuiti penghargaan yang-konsisten dan adil terhadap kinerja

Vurrg Uuif.. Itulah sebabnya p.ngh*gu* dapat sebagai upaya memotivasi anggota

Lrgirriruri uantuk melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi, tujuan organisasi (Hanson,

f elf ;. Berikut ini pola penghargaan pimpinan lembaga pendidikan pada kepemimpinan

model PLQC terlihat Pada gambar 4'pada gambar 4^ 6ijelaskan bahwa penghargaan merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi telfet<dgn kepemimpinan lembaga pendidikan pada pengembangan

Uuaaya -,rt r. fengt *guatt merupakan imbalan yang diberikan terhadap prestasi dan

unjuk kerja guru, staf aan siswa, baik dalam bentuk intrinsik atau ekstrinsik.

MlmnmiL-I!

{'1S

Fts.mf

3s3$ig

JM

tstil!

fim

hl\:il

:l!

r

22

Page 14: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

E

Asrin & rwildoyanfo: Pengembongon Model Principa/ Leadership Of euality Culfure....

-udayaIarga.

dari;ecara

katann,vata

layakrisasirbaga:idak.rhkan

ltkanakanmisi.'_qaan

gaji,dan

;atanbaga

npinrhan;

man.

bbinlaya.

Lnsik

!'angrrpinakan

terjagota

-son,

inan

;ang

lgandan

t* * * -r Sumber Kekuasaan Itl

Intrinsik &Ekstrensik

Prestasi Kerja & I

llnirrk Kpria !I

Gamlar 4. penghargaan dalam Kepemimpinan pLeCSumber: diolah

Hubungan Sosial dan Emosional, sebagai bentuk hubungan kepemimpinan lembagapendidikan yang menekankan pendekatan kecerdasan emosional. Untuk meningkatkannubungan ini maka ia menciptakan ketauladanan, kesejawatan, dan emosi keagamaan'rnruk menciptakan hubungan yang bermakna bagi peningkatan pencapaian visi dan misi'embaga pendidikan. Pimpinan SMA 3 Kota Goroniato rnen;elaskan hlbungan sosial danemosional sebagai bentuk hubungan kepemimpinan yang menekankan pendekatano'ecerdasan emosi. Saya berusaha meningkatkan hubungan melalui ketauladanan,resejawatan, dan ernosi keagamaan untuk menciptakan hubirngan yang bermakna bagi:eningkatan pencapaian visi dan misi lembaga pendidikanl suyu jrt" melakukan:embinaan kepada semua elemen dalam bentuk rapat bulanan, mingguanl dan informalantara guru, staf dan siswa untuk mengevaluasi pencapaian progro* O* kegiatan. Iaremberikan supervisi kepada guru, menagadakan diikusi a.rlun koordinato r mata;elajaran untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelis . (Wl|2l0gl20l2).

Berdasalkan paparan data di atas, Sergiovanni (f f f ; rnenjelaskan kepemimpinan:lerupakan bentuk hubungan manusiawi pada organisasi.-Di sini pimpinan berperansebagai "human engineer". Ia meneliankan hubungun manusiawi, kompetensi-lterpersonal dan memberi motivasi secara instrumental seperti dorongan, pengakuan danresempatan berkembang kepada guru, siswa dan staf di iembaga pJtraiai6n. Goleman1995 & 2001) menjelaskan tentang pentingnya hubungan sosial dan emosional pemimpin

:engan anggota oraganisasi agar tercipta.kepemimpinan yang sehat. Arifin 1f-OlS; iuga::enjelaskan pimpinan menggunakan nilai-nilai ieligio-kuliural untuk meningLatk;n'-urerja staf. Ini artinya, kepemimpinan lembaga pendidikan pada budaya mutu berupaya":nruk membangut _{* mempertahankan

-budaya lembaga prnaiiita" yang kuat.

)'{isalnya, pimpinan sMA N 1, sMA N 3, dan sMA N + oan sHakN l, SMKN 2, sMK\ 'l Kota Gorontalo, menggunakan pesan agarna untuk meningkatkan motivasi dan*emberi semangat guru, staf dan siswa, seperti datam gambar 5 berikut ini.Gambar 5 dapat dipahami bahwa kepemimpinan lembaga pendidikan pada budaya-:uru dipengaruhi oleh hubungan sosial dan emosional pimpL* d"ngu1 guru, staf dan

sisu'a' Hubungan ini dapat berupa hubungan kesejawatan, Letauladan--an jan emosionalkeagamaan.

Guru, Staf & Siswa

z)

-'/

Page 15: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Jurnol Monajemen /Volume XVII, No. 01., Februori 2013: 13-28

Hubungan sosial &emosional

Kesejawatan, Ketauladanan& Emosi keagamaan

Guru, Staf dan Siswa

Gambar 5. Rantai Hubungan Sosial dan Emosional pada Kepemimpian PLQCSumber: diolah

Desain Organisasi Lembaga Pendidikann merupakan upaya untuk meningkatkankeefektifan mekanisme roda organisasi. Desain menciptakan hubungan internal (internalrelationship) arfiara untit-unit kerja organisasi sehingga mencerminkan budaya organisasi.Pada konteks ini, tentu hubungan pi.mpinan lembaga pendidikan dengan unit-unit lainnyalebih tampak pada disain dan struktur organisasi, seperti pada rekaman data, dimanadesain organisasi pada SMAN I Kota Gorontalo memitiki struktur organik yang salahsatu karakteristiknya bersifat horizontal dan vertikal dengan pembagian unit kerja yangtinggi; di mana unit kerja-unit kerja sebagai bawahan wakil pimpinan lembaga pendidikanseperti wakil pimpinan mempunyai tanggung jawab pada atasannya. Sedangkan polahubnngan komando dan koordinasi berlangsung arrlara pimpinan lembaga pendidikandengan lainnya. Disain organisasi rnerupukan,tpuyu untuk-meningkatkir keefektifanmekanisme roda organisasi.Desain organisasi memiliki desain struktur organik, yangsalah satu karakteristiknya bersifat mekanistik horizontal dan vertikal dengan pembagianunit kerja yang tinggi; di mana unit kerja-unit kerja sebagai bawahan seperti wakilpimpinan lembaga pendidikan (Waka) mempunyai tanggung jarvab padaatasannya. ( CL I I 3 I 09 I 20 12).

Pola hubungan arfiara pimpinan lembaga pendidikan dengan bawahan meliputihubungan komando, koordinasi dan konsultasi. Hubungan komando dapat menciptakankeefektifan komunikasi pimpinan lembaga pendidikan dalam rangka menyampaikankeputusan atau kebijakan lembaga pendidikan untuk dilaksanakan para pembantunya.Desain organisasi SMK N I Kota Gorontalo merupakan organisasi bersifat organik, yangmana pada lembaga pendidikan ini tidak terjadi pembagian tugas yang beragam.Sedangkan pola hubungan organisasi lembaga pendidikan terjadi dalam bentuk hubunganantara masing-masing unit organisasi secara hirarkis, dua arah arfiara atasan dan bawahan,jenis hubungan koordinasi dan konsultasi. Hubungan koordinasi dapat terjadi antarapimpinan lembaga pendidikan dengan para wakil pimpinan dan sebaliknya merupakanhubungan konsultasi. Hubungan konsultasi ditemukan pada hubungan pimpinan lembagapendidikan dengan Dinas Pendidikan Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi, dan para waka

24

Page 16: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

: Arrin & Ar*!:_V-:jrcj-gy N\?ad prnriplt Leadership Of eua/iry Cu/ture....

ltkantrnalsasi.

ln)'alanaalah;ang

ikanpolakanitanang

lianakil,ada

!::::a pimpinan lembaga pendidikan untuk melaksanakan kegiatan lembaga pendidikan:- 15 A920r2).sejalan dengan temuan diatas, Liphm, Rankin & Hoeh (1gg5:2g-31) menjelaskanl:t'':- organisasi mencerminkan hubungan kekusaan dan wewenang, koordinasi, rentangr-::li'i' dan kesatuan perintah, hubungan antara guru dan staf diJembaga pendidikan.lmdan juga berdasarkan temuan maka. p.niiti* ini meneritnu p.-naupat Schein:r:* ]"an$ mengatakan bahwa disain dan struktur di bangun masing-masing pemimpinli*:-='--*: para pendiri, agar lebih efektif dan efesien untuk mencipai visi dan misi"''*;'r-'5'si' Mereka memiliki karakteristik tersendiri untuk membangun hubungan denganlit :* ::.5t'U.

P:da konteks desain dan struktur organisasi memberikan mekanisme kerja dalam::r:r--: nencapai visi dan misi rembagu prttaraitan. Makanya, pimpinan SMAN i Kota-:'":-:-*:lo dan pimpinan SMKN 3 Kota Gorontalo menerima pendapat Robbin:':' {-+3) ,vang mengatakan strukfur organisasi merupakan alat untuk mencapai visi dan:-:: -€cara lebih efektif dan efesien. Desain organisasi menjadi penting artinya dalam:!+rj neningkatkan keefektifan kerja unit-unit lembaga pen,Jidikan. bemikian juga':.-:': 1992:246).berpendapat bahwa desain, struktur"dun p.or.aur organisasi akan*rf::-:::ken mekanisme kepemimpinan secara efektif dan efesien.

&r'i$ a ]Iutu di Lembaga Pendidikan,.ditemukan wujud budaya mutu yang dilakukanr-ii::-aasing pimpinan lembaga pendidikan untuk meningkatakan mutu. pimpinan'v-:;::: pendidikan mempunyai peran penting dalam rangka rienciptkanUoJuyu mutu di;rl':l -srlg-masing kasus. Ia meningkatkan mutu layaian lembaga pendiOit<an, mutu:; lr'l I! sarana./prasarana pendidikan. Misalnya, ia menciptakan inovasi-inovasilK':- r'''' :r dan program akselerasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ia mempunyai

lr": '-::--::osram untuk memperbaiki mutu dari tahun ke tahun. peran pimpinan lernbaga'tn- - r":*'-r Vang tinggi pada kepemimpinan lembaga pendidikan telah memberikanrujr:E-!- :::':entuknya budaya lembaga pendidikan yang-kuat.

l'{['rmr tr-a1-anan Lembaga pendidikan, memberi dampak pada peningkatan muturrm: ''i-'r S\lA Negeri 1 Gorontalo. Dirnana pimpinannyu m.rrg.rpayakan penin gkatanmln: i.:; meliputi kualitas perencanaan pengajaran, keiertiban-gu*, aun uniut t"4a;n4r!'a-i'"*-T-;r $uru pada kegiatan belajar mengajar, sarana./prasi^u' dan iklim kelas,Ir L r--:-: -'ang tidak hadir, supervisi kelas dan metode pada kegiatan belajar mengajar.

lrrf:r---u -.ri lenils_ptan _mutu layanan yaitu kelas movin!, progru- akselerasi,rmj:r-:-: dasar MIPA, dan latihan ujian nasional. upaya-upaya ini berdampak bagi1rs1 "-;r.':"i prestasi siswa unhrk menguasai mata pelajaruo intraLtrikuler tCi/r lD/2012).ier::';r ia1-anan administrasi pada SMA Negeri 4 Gorontalo menunjukkan layanan1r'df,r;1i,?,r?.: SPP. surat -menyurat, uby:j_l5wa, dan layanan terhadap iu.u Lembagalr*'-'' *'r:- rcL'171912012)" Pimpinan SMKN 3 Kota Goiontalo -.rn*d*g pentingnya

iar'41a11 intrakurikuler akan memberi darnpak pada peninikutan ,rrutu.'**Tr* :'r-:- Lar-anan - ini merupakan layanan utama

- ke

-siswa. Seilingga sayans**-:i:-,:":ann)-& melalui peningkatan mutu guru, kualitas perencunu*-p.ngajaran,i,ffflr;'- $lr, unjuk_,kerja (performance) guru pada kegiatan belajar'mengajar,;rruj:;::r;iana dan iklim. kelas, supervisi kelas, dan bentut hinnya, yaitu kelasnr''-:{- ::-'lrarr akaselerasi, peningkatan dasar MIPA, dan latihan ujian nasional. Upaya-rr; : - -:n:'=rikan dampak bagi peningkatan prestasi siswa (wllil}gl2al}.

DUtl

kankanr)-4.

fnat

1tl l.

lan41.

t4l

+ f 2

'iu

-

25

Page 17: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Jurnol Monojemen/Volume' XWI' Nt' Ot' F"btry'

pimpinan SMAN 3 Kota Gorontalo menegaskan.pentingnya pelayanan ekstrakurikuler

seperti penyusunan ^;;;gt."t

"f.rt uf.Jif.iftt, sis*a J* guru mengikuti kegiatan

intrakurikul., ,.p"ni 'urr[- uiorogi, ti*iu, fisika di sekolah yang mendapat pembinaan

langsung dari guru-rrr"-Urritri-*rk"; p."ti"g.bagi peningkatan mutu-pendidikan

(wlt1l0gl2012). SejalT.d.F* t*,::G g*" jugu rnenjelaskan bahwa kemampuan

pimpinan untuk mengelola l.aVang iti;;;;baikrnemberikan dampak pada perbaikan

prestasi siswa. d;i;; lrri aiurur,r.* untuk mendukung kegiatan intrakurikuler

(wtrrt09l2or2).

Mutu Guru dan staf Lembaga Pendidikan, di SMA N I Gorontalo ditingkatkan dalam

bentuk budaya -.r* ,""*u U"*.ritu*l*gan' Pimpiyl berupaya meningkatkan mutu

guru melalui pemuJi* ,op.*iri, tootJi"uiof matapelajaran, pendidikan dan pelatihan'

seminar dan lokakarya, termasuk_'^-;;"gkatk; kemampuan staf administrasi

menggunak* to,iil;;'p;l"fth*^bid;J "ai.i"ir111 lembaga pendidikan' lavanan

kepada siswa d*;;-iit tttgtZOrij. fit"pi"an.lMK N 1 Gorontalo juga berupava

meningkatkan mutu euru dengal p.-i.'i* supervisi' pembinaan MGMP' pelatihan' dan

lokakarya rct ts'ig]nizj- {.ait", i"i"- p"J"'irrnrN 3 Kota Gorontaro menunjukkan

pimpinan r".l"k"k;;-;"*binaa sumbe t diyamanusia' memberikan layanan administrasi

kepada siswa d* ;;;;*k il."a"r.""!i;.;;[1i* ;d*:L1T ::i9'::::' s emua itu

dilakukan dalam upaya untuk meningkatlian mutu kemampuan mengajar guru dan staf'

Mutu Sarana/Prasarana Lembaga Pendidikan, pimpinan lembaga pendidikan di Kota

Gorontalo pada masing-masing t"i, -[tt:"

memberikan perhatian yang tinggi pada

peningkatan mutu sar-an/prasarunu'" p"n-iiaiun. Kerengkapan rembaga pendidikan

berdampakterhadappe{aikalpembelajaranyangsekaligusberpengaruhterhadapprestasi siswa. pada kontet<s meningtatkan mutu .'*unu

dan prasarana lembaga

pendidikan, maka nt*t"+ SivIAN'i' Jrt'raN :' -SMAN 4' SMKN 1' SMKN 2' dan

SMKN 3 Kota borontalo Uerupuya-rneningkatkan mutu sarana/prasatana dengan

melengkapi fasilitas pembelajarun.r.p*i taUo'uiotilrttt' perpustakaan' media pembelajaran

dan lain-lai". ,u;;;;;gu;t* tiap'tahun dana untuk melengkapi sarana/prasarana yang

terruang dalam r;;;kegiatan bai;;s*;" sekolah 6ras;' sumber dana untuk

melengkapi sarana/prasarana pendidikan bJisal dari iuran orang tua' partisipasi alumni

u* t?il:ilffi,f;;l"|;o"ga.pendidikan berupaya unruk meningkatan mutu lembaga

pendidikan di semrru unit kerja *.*pJ* ftomitl".en"Va' Sarana/pr,1s-?.rana merupakan

kelengkapan lembaga pendidikan V1"S Jup* mendukung proses pendidikan berlangsung

secara efekrf o* "r|rii". urr*t i1.,irt r.iut ury1, ja berupaya melengkapi gedung yang

berasal dari sumbangan orang tou ,ir*u dan SPP. Ia berupaya menambah kelengkapan

fasilitas laboratorium, media p"*u.iui*un, perpustak*n au"-lain-lain. Berikut ini pola

l.p.*i-piu" prqC;ada budaya mutu di lembaga pendidikan'

Gambar 6, jelaslah bahwa t"p.-i*pi""""1embaga pendidikan lel.unakan bagian

penting ouri .rpuyu *t* menciptatan budaya mutu Ji limbaga pendidikan' Pimpinan

lembaga pendidikan Kota Goro*J" u.tpefun {al.am meningkatkan budaya mutu di

SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMKN i,drurN 2 dT SMKN 4 maka dapat dijelaskan

hal-hal yang hendak diperhatitan.vaitu,n.,',, tuyu,,an lembaga pendidikan, mutu guru dan

staf dan mutu saran alprasarana r.-u"g" pendidikan sebaglai syarat untuk menciptakan

["OuVu **" di unit kerjanya masing-masirrg'

26

Page 18: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

re;

Asrin & Arwildoyonto: Pengembongon i/\odel Principal Leadershtp Of Quolity Cu/fure....

--r.kuier

aatan,inaan

dikanrpuanalkan.iu1er

Latram

muru:rhan.

suasi'anan

lpa)'a.. dan.--\anstrasira irui

Kotapada

lil'an-.t.^.ausP

basa. dan

LL dtI

o*[:rmi

:aEaLianS- l. rl

..an-s

rola

ieianlLnan

rdi-t-^_: t.ll l

. Jan-l-^..lN I

Gambar 5. Budaya Mutu dalam Kepemimpinan Lembaga Pendidikan

trl.LFT.{IT RUJUKAN

'-:':- I. (,1992). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengelola Madrasah Ibtidaiyah:eiorestasi (Studi Multi Kasus pada MIN Malang 1, MI Mambaul Ulum dan SD);gaglik i Batu Malang). Disretasi tidak dipublikasi. Malang: Univ. Negeri Malang

.-ir- 'lr:106). Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Budaya Mutu (Studi Multiii:-<us di SMAN 3 dan SMA Islam Kota Malang) Disertasi. Malang: PPS Univ.l":g \falang

: j:;::-. l. ('1995). Proses Perubahan di Lembaga Pendidikan (Studi Multisitus Pada Tiga" :-L,aga Pendidikan Dasar Yang Baik). Universitas Negeri Malang (Disertasi tidak' :ublikasi).

l:r: i- Tr-alter; Gall Meredith D. (1989). Educational Reseacrh; An trntruduction. Fifth::::i,lnl Longman

!i;'-:,-*. - t2003). Organization Behavior: Indvidual, Group and Organization. London:l:-::rce Hall

"rr.--.-, E.j &Spink, JM. (1992). Leading The Self Managing School. London: The.*. -.:: Press.

lnr*r,-',-.0 t1996). Indonesian Educational Statistical in Brief 199411995. Jakarta:I q:,:-.naS.

-r:rq:r'1* I rl r,1985). dlm. Educational Governance and Administration (Sergiovanni dkk.l'-- London: Allyn and Becon.

L*.r",:r ":*: 1.1. t.2003). Sistem Nilai Dalam Budaya Organisasi Pada Lembaga Pendidikan-::J- rl'Studi Kasus di SMU Negeri 1, SMU Regina Pacis, dan SMU al-Islam 01! -:-":='t-a) (.Disertasi Universitas Negeri Malang tidak dipublikasi).

' ::r:--'- I 1001). Working With Emotional Intellgence (edisi Indonesia). Jakarta: P.T.

-".--:ta Pustaka.-r-" r l' 1: (1991). Educational Administration and Organizational Behavior.New

-: .:! -i.,1)'n and Bacon.-riru::! -:- -. Ginnet, R C dan Curpy, G J. (2002). Leadership ; Enhaching The Lessons of

:-.:*:-i:tcet New York: Mc Graw Hill.J-,r. : ---- S::priadi D, (2001). Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah

, . i-::-: -+Jicita,:-r", i.- -- lllr03). Organizational Thory: Design and Change (Fourth Eclition). New

:*:--:- ?:"ntice Hall.

27

.t.J

Page 19: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Jurnal Monojemen /Volume XVII, No. 01, Februori 2013: 13-28

Kimbrough, R.B & Charles W. Burkert. (1990). The Principalsihp; Concept & Practice.London: Prentice Hall Inc.

Kotter, J.P. (1997). Leading Change: Menjadi Pioner Perubahan Jakarta: P.T. Gramedia.

Lipham, J.M., Rankin, RE., dan Hoeh, JA. (1985). The Principalship: Concept,

Competencies and Cases. New York: Longman.

Murgatroyd, S & Collin, M. (1993). Total Quality Management and The School.

Philadelphia: Open University Press.

Murillo, J,J. (2A02). GoodEffectiveSchool Improvement In Spain: (dlm EducationalResearch and Evaluation). Vol. 8. (4). PP.387- 410).

Owens,G Robert. (1987). Organizational Behavior Education London: Aliyn & Becon.

Preedy, M. (1993). Managing The Effective School. London: The Open Unversity Press.

Robbin, S. P. (1984). Essential of Organizational Behavior. New Jersey: Printice Hall.Sashkin, M dan Molly G. S.. (2003). Leadership That Matters. San Francisco: Barret -

Khohler Publishers Inc.Schien, H.E. (1992). Organizatinonal Culture and Leadership. San Fracisco:

Publishers.Sergiovanni, TJ, Burlingame M, Coombs FS & Thusrton PW. (1991).

Joosey-Bass

EducationalGovernance and Administration London: Allyn and Becon.

Strauss, A dan Corbin J. (2002). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif(Indonesia.). Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar.

Tenner, A.R dan DeTero, Irving J. (1992). Total Quality Management.Toronto, Canada:Addision-Wesley Publishing Company.

Undang-Uandang Sisdiknas No 20. Tahun 2003 Tentang Sisitem Pendidikan Nasional.Yukl, G. (1999). Kepemimpinan dalam Organisasi (edisi Indo.). Jakarta: Prentice-Hall Inc.

28

Page 20: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

Content

JURNIAL MANAJEMENVolume XVll No. 0l Februori 2013

Pengujian Luck Priming dan Belief in AdiZakafia Afiff & Hetty 1 --12Superstitions Dalam Pernbentukan Kesediaan a. ^.__,-:Membeli Kembali Produk Setelah rerjuJi Karunia Tunjungsari

Kegagalan Produk

Pengembangan Model Principal Leadersltip of Asrin & Arwildayanto 13 -28Quality Culture (PLQC) di Lembaga PendidikanKota Gorontalo

Pengaruh Total Quality Control, Pelatihan dan Tetty Asnawi 29 - 4lPengembangan SDM Terhadap Kinerja PegawaiPada Badan Pelaksanaan Penyuluhan KabupatenSarolangun

Hubungan Antara Komponen Kognitif, Elvi Anggraeni ljandra &, 42 - 52Komponen Afektif dan Komponen Perilaku Siska Rosiani TjandraTerhadap Sikap Konsumen MemanfaatkanTeknologi Internet

A Conceptual Configuration For Business Yasmina Zubaedah & Avanti 53 - 65Model Innovation and Effectiveness Fontana

Perbedaan Odd Frice dan Even Price Dari Segi M. Tony Nawawi & Rodhiah 66 - 81

Generasional Cohort Pada Konsumen GiantHypermarkel di Tangerang

Faktor-Faktor Keadilan Prosedural T'ri Susanto 82 - 93Mempengaruhi Perilaku Retaliasi Di TempatKerja

Analisis Pengaruh Kepemimpinan Ronnie Resdianto Masman & 94 - 107

Transformasional, Kepemimpinan Transaksional Ari Satria PamungkasDan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja

Perbedaan Customer Satisfaction Pada Mimi SA & Galuh Mira 108 - 118

Relationship Quality. Studi pada: Mahasiswa SaktianaUniversitas Tarumanagara Jurusan Akuntansidan Manajemen

Model Pemetaan Potensi Pendapatan Asli Agus Zainul Arifin, Ishak ll9 - 132Daerah Dalam Penyelenggaraan Otonomi Dan Ramli & Bambang JatmikoKabupaten Bandung Barat

Efficiency Analysis of Islamic Bank Using Hendro Lukman & Stevanus 133 - 144Data Enveloprnent Analysis and Stochastic Adree Cipto SetiawanFrontier Approach

Page 21: Pengembangan Model Principal Leadership of Quality Culture (PLQC)

L

KETENTUAN PENULISAN JURNAL MANAJEMEN

Ketentuan Umum:

Syarat-syarat karangan yang diajukan untuk dimuat adalah sebagai berikut:1. Materi tulisan harus mempunvai relevansi dengan bidang Manajemen2. Naskah yang dimuat dalam Jurnal Manajemen belum pernah dimuat dalam media masa apapun3. Penulis Jurnal Manajemen adalah Sivitas Akademika Universitas Tarumanagara dan non Sivitas Akademika

Universitas Tarumanagara

Materi Artikel:

Materi Artikel dapat merupakan:1. Hasil penelitian, baik yang bersrfat empirik maupun studi dokumenter/penelitian kepustakaan2. Analisis data sekunder3. Timbangan buku (book review)

Penulisan Naskah:l. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia,/bahasa Inggris, dengan memperhatikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia

Ejaan Yang Disempumakan (EYD)2. Naskah disertai dengan abstrak bahasa Inggris dan Indonesia yang tidak lebih dari 250katadan disertai dengan

kata-kata kunci (keywords)3. Jurnlah halaman naskah antara 20-35 halaman (spasi ganda) font 12 karakter huruf Time New Roman dengan

menggunakan program Microsoft Word4. Artikel (hasil penelitian) memuat: Judul, Nama Penulis, Abstrak, Kata-kata kunci, Pendahuluan (memuat: latar

belakang masalah dan sedikit tinjauan pustaka, dan masalah/tujuan penelitian), Metode, Hasil, Pembahasan,Kesimpulan dan saran, Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)

5. Anikel (setara hasil penelitian) memuat: Judul, Nama Penulis, Abstrak, Kata-kata kunci, Pendahuluan, Subjudul-Subjudul (sesuai dengan kebutuhan), Pembahasan, Penutup (kesimpulan dan saran), Daftar Rujukan(berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)

6. Penulisan referensi/daftar pustakaa. Di dalam artikel cukup hanya nama keluarga, tahun referensi (sama ditulis di dalam kurung)

Apabila terdapat beberapa referensi untuk pernyataan yang sama, nama-nama dan tahun ditulis dengandiberi tanda; (tanda titik koma) di belakangnya.Contoh: (A,1997)(A, t997a;8, 1997)(4,, t991b ; C, 1996)

b. Di dalam daftar pustaka (rujukan) Dsb, di susun berdasarkan abjadc. Cara penulisan rujukan adalah sebagai berikut:

(1) Untuk buku:Nama pengarang (keluarga, inisial). Tahun penerbitan (dalam kurung). Judul buku. Kota: Penerbit

(2) Untuk artikel di dalam buku dengan editor.Nama pengarang (keluarga, inisial). Tahun penerbitan (dalam kurung), Judul karangan/artikel. Nama(ed). Judul buku (Halaman artikel). (dalam kurung). Kota: Penerbit

(3) Untuk artikel di dalam majalah/jurnal.Nama pengarang (keluarga, inisial). Tahun penerbitan (dalam kurung), Judul artikel. Nama majalab/jumal.Volume. No. (dalam kurung). Halaman artikel.

(4) Apabila seseorang yang dipakai sebagai sumber menulis dua atau lebih artikel/buku dalam tahun yangsama, maka di belakang tahun diberi tambahan a, b, dst).Contoh:A(1997a). Nama buku. Kota : Penerbit.A (1997b). Nama buku. Kota : Penerbit.

7 . Catatan kaki hanya untuk menunjukkan identitas penulis (di halaman pertama) atau keterangan-keterangantambahan (apabila perlu) yang tidak dapat dimasukkan di dalam daftar pustaka.

Pengiriman Naskah

Naskah diserahkan dalam bentuk print-out dan CD yang memuat naskah tersebut, kepada Redaksi Jurnal Manaj emendengan alamat: Fakultas Ekonomi (Kampus II, Blok B lantai III) Universitas Tarumanagara,Jl. Tanjung Duren Utara No. 1, Jakarta Barat 11470.Telp. (021) 5655508 - 15. Ext. 032'/ Fax. 5655512 (email:[email protected])