pengembangan model pembelajaran sepak bola …lib.unnes.ac.id/26811/1/6101411044.pdf · dalam...

62
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN 3 IN 1 FOOT BALL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2015 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang oleh Muhammad Fadil Shahab 6101411044 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i

Upload: lamhanh

Post on 22-Jul-2019

250 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN 3 IN 1 FOOT BALL PADA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 2 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2015

SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

oleh Muhammad Fadil Shahab

6101411044

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

i

ABSTRAK

Muhammad Fadil Shahab. 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Sepak bola melalui Permainan “3 IN 1 Football” bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Mohamad Annas, S.Pd., M.Pd Kata kunci: pengembangan, Sepak Bola, Permainan 3 IN 1 Football. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kurang berkembangnya proses pembelajaran permainan bola besar khususnya permainan sepak bola di sekolah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan model pembelajaran sepak bola melalui permainan 3 in 1 football pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan? Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan model permainan 3 in 1 football dalam pembelajaran sepak bola. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Bola Melalui Permainan 3 IN 1 Football Pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas 2 Pekalongan Tahun Pelajaran 2015.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dari Borg and Gall, prosedur penelitian: (1) Analisis Kebutuhan yang didapat dari observasi awal dilapangan dan kajian pustaka, (2) Pembuatan Produk Awal, mulai rancangan produk awal dari analisis kebutuhan, (3) Tinjauan Ahli, revisi yang dilakukan pada produk awal diperoleh dari ahli pembelajaran dan ahli penjas, (4) Revisi produk awal berdasarkan hasil dari evaluasi ahli penjas dan ahli pembelajaran, (5) uji coba lapangan, (6) revisi produk akhir yang akan dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan, (7) hasil akhir berupa permainan 3 IN 1 Football yang telah diuji cobakan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan.

Hasil uji coba diperoleh data evaluasi ahli yaitu 90% (baik), pembelajaran 94% (sangat baik). Uji coba skala kecil 62,1% (cukup), uji coba skala besar 87,55% (sangat baik). Hasil penilaian aspek kognitif, psikomotorik dan afektif uji coba skala kecil dan uji coba skala besar meningkat dengan selisih 25,45% karena dengan adanya pemberian materi yang lebih jelas dan peraturan yang lebih mudah di pahami , maka permainan ini telah memenuhi kriteria baik.. Kesimpulan dalam penelitian data ini yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Bola Melalui Permainan 3 IN 1 Foot Ball Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan Tahun Pembelajaran 2015 dapat digunakan untuk siswa kelas X SMA N 2 Kota Pekalongan tahun pelajaran 2015. Saran bagi guru penjas di Sekolah yaitu agar permainan 3 IN 1 Foot Ball dapat digunakan sebagai alternativ dalam pembelajaran permainan bola besar dalam aktivitas penjas khususnya pembelajaran sepak bola, selain itu diharapkan guru memberi penjelasan pada siswa mengenai peraturan dan cara bermain agar permainan tetap aman dan jauh dari resiko cidera.

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Bola Dalam

Permainan 3 IN 1 Football Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan Tahun

Pelajaran 2015 telah disetujui dan disahkan, pada:

Hari :

Tanggal :

Semarang, 1 September 2015

Mengetahui, Menyetujui, Ketua Jurusan PJKR Pembimbing

Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd. Mohamad Annas, S.Pd., M.Pd. NIP. 19610903 198803 1 002 NIP. 19751105 200501 1 002

iii

PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini, Saya:

Nama : Muhammad Fadil Shahab

NIM : 6101411044

Jurusan/Prodi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/S1

Fakultas : Ilmu Keolahragaan

Judul Skripsi : Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Bola Dalam

Permainan 3 IN 1 Football Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2

Pekalongan Tahun Pelajaran 2015.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri

dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun

sebagian. Bagian tulisan dalam skripsi ini yang merupakan kutipan dari karya ahli

atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara

pengutipan.

Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi

akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sanksi hukum sesuai ketentuan

yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, November 2015 Yang menyatakan,

Muhammad Fadil Shahab 610141104

iv

PENGESAHAN

Skripsi atas nama Muhammad Fadil Shahab NIM 6101411044 Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Judul Pengembangan Model

Pembelajaran Sepak Bola Dalam Permainan 3 IN 1 Football Pada Siswa Kelas X

SMA Negeri 2 Pekalongan Tahun Pelajaran 2015 telah dipertahankan di hadapan

siding Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang pada hari..............., tanggal……………

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Tandiyo Rahayu M.Pd Supriyono S.Pd, M.Or. NIP. 196103201984032001 NIP. 197201271998021001

DewanPenguji

1. Drs Endro Puji Purwono M,Kes (Ketua) NIP. 195903151985031003

2. Agus Widodo Suripto S.Pd. M.Pd (Anggota) NIP. 198009072008121002

3. Mohamad Annas S.Pd. M.Pd (Anggota)

NIP. 197511052005011002

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Maka disebabkan karena rahmat dari Tuhanmu-lah sehingga kamu berbuat

baik kepada mereka. (Q.S. Ali Imron)

2. Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh

direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya tercinta, bapak Mustofa

Muhammad Shahab. SH dan ibu Erlyna Sri

Rejeki, Terima kasih atas segala semangat,

dukungan, do’a, cinta dan kasih sayang, serta

nasihatnya.

2. Saudara saya tersayang, Muhammad Fikri

Shahab. A.Md, Muhammad Faisal Shahab, dan

Muhammad Furkon Shahab.

3. Keluarga besar R Soewarso dan Al Shahab.

4. Teman-teman seperjuangan PJKR 2011 dan

almamater FIK UNNES.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

judul “Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Bola Melalui Permainan 3 IN

1 Football Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan Tahun Pelajaran

2015”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak akan berhasil

tanpa adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung

maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah

mmberikan ijin dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

3. Ketua Jurusan PJKR yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

4. Mohamad Annas, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Utama yang selalu

menyempatkan waktu untuk membimbing dan memotivasi tersusunnya skripsi

ini.

5. Drs. Tri Nurharsono, M.Pd selaku Ahli Penjas yang telah memberikan masukan

yang baik kepada peneliti dalam meyelesaikan skripsi.

vii

6. Tanto, S.Pd. guru penjasorkes di SMA N 2 Pekalongan sebagai Ahli

Pembelajaran yang membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PJKR FIK UNNES yang telah memberikan

wawasan dan pengalaman sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh siswa-siswi SMA N 2 Pekalongan, yang telah membantu dalam proses

pelaksanaan penelitian.

9. Jovan Riza Zakaria yang telah membantu pengambilan data dalam proses

penelitian.

Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan baik

serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

Muhammad Fadil Shahab

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii PERNYATAAN ............................................................................................. iv PENGESAHAN ............................................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 8 1.3 Tujuan Pengembangan .............................................................. 9 1.4 Manfaat Pengembangan ............................................................ 9

1.4.1 Bagi Peneliti ....................................................................... 9 1.4.2 Bagi Guru .......................................................................... 9 1.4.3 Bagi Siswa ......................................................................... 9

1.5 Spesifikasi Produk ....................................................................... 10 1.6 Pentingnya Pengembangan ........................................................ 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1 Kajian Pustaka ........................................................................... 11

2.1.1 Pendidikan Jasmani ......................................................... 11 2.1.1.1 Tujuan Pendidikan Jasmani ................................. 12 2.1.1.2 Fungsi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ........................................................... 12 2.1.2 Gerak ............................................................................ 17 2.1.2.1 Kemampuan Gerak Dasar ..................................... 17 2.1.2.2 Belajar Gerak ......................................................... 18 2.1.3 pembelajaran ..................................................................... 20 2.1.3.1 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

kesehatan .............................................................. 20 2.1.4 Modifikasi Pembelajaran .................................................... 20 2.1.5 Bermain ............................................................................ 22 2.1.5.1 Teori Bermain ........................................................ 22 2.1.5.2 Tipe Bermain ......................................................... 23 2.1.5.3 Permainan dan Pendidikan Jasmani ...................... 23 2.1.5.4 Fungsi Bermain Dalam Pendidikan Jasmani .......... 26 2.1.6 Karakteristik Permainan Sepak Bola .................................. 26 2.1.6.1 Tujuan Permainan Sepak Bola .............................. 27

ix

2.1.6.2 Analisis Pola Gerak Permainan Dalam Permainan Sepak Bola........................................................................ 27

2.1.7 Teknik Dasar Bermain Sepak Bola .................................... 28 2.1.8 Karakteristik Permainan 3 IN 1 Football ............................. 37

2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................... 38

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ........................................................ 40 3.2 Prosedur Pengembangan ................................................... 41

3.2.1 Analisis Kebutuhan .................................................... 42 3.2.2 Pembuatan Produk Awal ............................................ 42 3.2.3 Tijauan Ahli Penjas dan Ahli Pembelajaran ............... 42 3.2.4 Revisi Produk Pertama .............................................. 43 3.2.5 Uji Lapangan .............................................................. 43 3.2.6 Revisi Produk Akhir .................................................... 43 3.2.7 Produk Akhir............................................................... 43

3.3 Uji Coba Produk .................................................................. 44 3.3.1 Desain Uji Coba ......................................................... 44

3.3.1.1 Uji Kelompok Kecil .......................................... 44 3.3.1.2 Uji Kelompok Besar ........................................ 44

3.3.2 Subyek Uji Coba ........................................................ 45 3.4 Rancangan Produk .............................................................. 45

3.4.1 Diskripsi Permainan ................................................... 45 3.4.2 Sarana dan Prasarana ............................................... 46 3.4.3 Peraturan Permainan ................................................. 50

3.5 Jenis Data ..................................................................... 54 3.6 Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 54 3.7 Analisis Data ..................................................................... 55

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Hasil Studi Pendahuluan ......................................................... 57 4.2 Draf Produk Awal .................................................................... 57 4.2.1 Deskripsi Draf Produk Awal ............................................. 57 4.2.2 Sarana & Prasarana Permainan 3 IN 1 Football ............. 58 4.2.3 Tekhnik Permainan 3 IN 1 Football ................................. 61 4.2.4 Peraturan Cara Bermain 3 IN 1 Football ......................... 64 4.3 Validasi Ahli ............................................................................. 66 4.3.1 Validasi Draf Produk Awal .............................................. 67 4.3.2 Revisi Draf Dari Validator ............................................... 67 4.4 Hasil Uji Coba Skala Kecil ....................................................... 67 4.4.1 Hasil Pengamatan Gerak & Kuesioner Siswa ................. 69 4.4.2 Masukan/Revisi Ahli ....................................................... 75 4.5 Hasil Uji Coba Skala Besar ..................................................... 76 4.5.1 Hasil Pengamatan Gerak & Kuesioner Siswa ................. 77

x

4.5.2 Masukan/Revisi Ahli ....................................................... 84 4.6 Produk Jadi ............................................................................. 85

4.6.1 Deskripsi Permainan 3 IN 1 Football ............................... 87 4.6.2 Sarana dan Prasarana3 IN 1 Football ............................. 87 4.6.3 Teknik Permainan 3 IN 1 Football ................................... 91 4.6.4 Peraturan dan Cara Bermain 3 IN 1 Football ................... 94

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian ....................................................................................... 99 5.2 Saran ....................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 102

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Saranan dan Prasaranan Pembelajaran Sepak Bola SMA N 2

Pekalongan ..................................................................................... 8

3.2 Tabel Prosedur Pengembangan Modifikasi Model

Pembelajaran .................................................................................. 41

3.3 Tabel presentase Hasil Analisis ....................................................... 56

4.4 Hasil Uji Coba Skala Kecil................................................................ 69

4.5 Hasil Uji Coba Skala Besar .............................................................. 77

4.6 Tabel Revisi ..................................................................................... 85

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Menendang Dengan Kaki Bagian Dalam............................................ 29

2.2 Menendang Dengan Kaki Bagian Luar ............................................... 30

2.3 Menendang Dengan Punggung Kaki .................................................. 31

2.4 Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ................................ 32

2.5 Menghentikan Bola Dengan Kaki Bagian Luar ................................... 33

2.6 Menghentikan Bola Dengan Punggung Kaki ...................................... 34

2.7 Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ..................................... 35

2.8 Menggiring Bola Dengan Kaki Bagian Luar ........................................ 36

2.9 Menggiring Bola Dengan Punggung Kaki ........................................... 37

2.10 Lapangan 3 IN 1 Football ................................................................. 46

2.11 Kaleng.............................................................................................. 47

2.12 Bola ................................................................................................. 47

2.13 Peluit ................................................................................................ 48

2.14 Bakiak .............................................................................................. 48

2.15 Meja ................................................................................................. 48

2.16 Puzzle .............................................................................................. 49

2.17 Stopwacth ........................................................................................ 49

2.18 Kapur ............................................................................................... 49

4.19 Lapangan 3 IN 1 Football ................................................................. 59

4.20 Lapangan Dengan Ukuran 3 IN 1 Football ....................................... 59

4.21 Kaleng.............................................................................................. 59

4.22 Bola ................................................................................................. 59

4.23 Pluit .................................................................................................. 60

4.24 Bakiak .............................................................................................. 60

4.25 Meja ................................................................................................. 60

4.26 Puzzle .............................................................................................. 60

4.27 Stopwatch ........................................................................................ 60

4.28 Kapur ............................................................................................... 60

xiii

4.29 Pembelajaran Passing ..................................................................... 61

4.30 Pembelajaran Shooting .................................................................... 62

4.31 Pembelajaran Heading .................................................................... 63

4.32 Permainan Berlari ............................................................................ 63

4.33 Diagram Perolehan Pada Uji Coba Skala Kecil ................................ 75

4.34 Diagram Perolehan Pada Uji Coba Skala Besar .............................. 84

4.35 Lapangan 3 IN 1 Football ................................................................. 88

4.36 Lapangan Dengan Ukuran 3 IN 1 Football ....................................... 88

4.37 Lapangan Dan Ilustrasi Pemain ....................................................... 89

4.38 Bakiak .............................................................................................. 89

4.39 Bola Sepak ...................................................................................... 89

4.40 Peluit ............................................................................................... 89

4.41 Kun ................................................................................................. 90

4.42 Stopwatch ....................................................................................... 90

4.43 Kapur .............................................................................................. 90

4.44 Meja ................................................................................................ 90

4.45 Puzzle ............................................................................................. 90

4.46 Kaleng ............................................................................................. 90

4.47 Pembelajaran Passing .................................................................... 91

4.48 Pembelajaran Shooting ................................................................... 92

4.49 Pembelajaran Heading .................................................................... 93

4.50 Permainan Berlari ............................................................................ 93

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran Halaman

1 Usulan Tema ...................................................................................... 102

2 SK Pembibing ..................................................................................... 103

3 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 104

4 Surat Peneliti Dari Sekolah ................................................................. 105

5 Lembar Evaluasi Ahli Pertama ............................................................ 106

6 Lembar Evaluasi Ahli Kedua ............................................................... 110

7 Lembar Evaluasi Pembelajaran .......................................................... 114

8 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ....................................... 118

9 kuesioner Penelitian Untuk Siswa ....................................................... 130

10 Hasil kuesioner Siswa Uji Skala Kecil (N=12) .................................... 135

11 Hasil kuesioner Siswa Uji Skala Kecil (N=29) .................................... 138

12 Dokumentasi ..................................................................................... 143

xv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kata-kata mutiara yang menjadi jargon olahraga dan kesehatan dunia

berbunyi ‘Orandum est ut sit “mens sana in corpore sano” yang artinya: semoga

(hendaknya), di dalam badan yang sehat terdapat pikiran yang sehat (Endang

Sri Retno, 2009:6), menunjukkan bahwa olahraga sebagai bagian dalam

pendidikan jasmani diharapkan dapat berpengaruh terhadap jasmani maupun

rohani yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional yakni mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas

tahun 2003).

Salah satu ciri khusus dalam pelaksanaan pendidikan jasmani adalah

adanya aktivitas fisik yang berhubungan dengan gerak tubuh. Jadi, meskipun

aktivitas fisik yang terlihat dominan, namun fungsi yang lain juga harus masuk

didalamnya, karena tujuan diajarkannya penjasorkes bukan semata untuk

perkembangan fisik yang terlihat dari geraknya saja (psikomotorik), melainkan

dalam gerak tersebut diharapkan komponen pendidikan yang lain (kognitif dan

afektif) juga tercapai.

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidik dengan

menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang

1

2

berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan

badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan,

pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk

mengembangkan kawasan organik, neorumuskuer, intelektual dan

sosial.(Abdul Kadir Ateng, 1992 : 4)

Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada

guru tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan

perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus

disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran

ditujukan bukan hanya mengembangkan ketrampilan olahraga, tetapi

pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai gerak dasar,

teknik dan strategi permainan atau olahraga, internalisasi nilai-nilai

(sportifitas, kejujuran, kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan hidup

sehat. Pelaksanaan bukan melalui pembelajaran konvensional di dalam

kelas yang berkajian teoritis, namun melibatkan unsure mental, fisik,

intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam

pembelajaran harus mendapatkan sentuhan dik dakdik metodik, sehingga

aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui

pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai

pengalaman untuk mengungkapkan pesan pribadi yang menyenangkan,

3

kreatif, inofatif, trampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani

serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Namun demikian, pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran

pendidikan jasmani di Indonesia terasa masih belum memuaskan apabila

dibandingkan dengan mata pelajaran lain atau dibandingkan dengan

perannya sebagai bagian pendidikan secara umum hal ini di karenakan

terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah serta kurang

kreatifnya peran guru penjas dalam mendesain model pembelajaran yang

menarik bagi siswa.

Model pembelajaran merupakan sebuah sarana yang

dimanfaatkan sebagai merancang pengajaran. Isi yang terkandung di

dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang

digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi

pengajaran yang biasanya guru terapkan pada saat proses belajar

mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan

penggunaan alat bantu pengajaran (Husdarta, dkk.2000 :35).

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan

karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri yaitu, “Developmetally

Appropriate Pactice” (DAP). Artinya tugas ajar yang diberikan harus

memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu

mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut

4

harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang

belajar.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas

jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan

individu secara menyeluruh. Namun perolehan ketrampilan dan

perkembangan lain yang bersifat jasmani itu juga sekaligus sebagai

tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam

aktivitas termasuk ketrampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah

mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa

pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan

sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. (Adang

suherman: 2000).

Konsep pendidikan jasmani terfokus pada proses sosialisasi atau

pembudayaan via aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga. Proses

sosialisasi berarti pengalihan nilai-nilai budaya dari generasi tua ke

generasi yang lebih muda. Karena itu seluruh adegan pergaulan antara

pendidikan/guru dan perserta didik/siswa adalah pergaulan yang bersifat

mendidik. Perantaranya adalah tugas ajar berupa pengalaman gerak yang

bermanak dan memberikan jasmani bagi partisipasi dan perkembangan

seluruh aspek kepribadian perserta didik. Perubahan terjadi karena

keterlibatan perserta didik sebagai aktor atau perilaku melalui pengalaman

dan penghayatan secara langsung dalam pengalaman gerak sementara

5

guru sebagai pendidik berperan sebagai “pengarah” agar kegiatan yang

lebih bersifat pendewasaan itu tidak meleset dari percapaian tujuan. (Rusli

Lutan & Sumardianto 2000-20-21)

Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka

dipandang penting adanya model pembelajaran penjasorkes dengan

pendekatan atau pemanfaatan lingkungan fisik di luar sekolah, sebagai

wahana penciptaan pembelajaran penjasorkes yang inovarif, untuk

menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang

sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh

para guru agar pelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP

termasuk didalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus

selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Esensi modifikasi adalah

menganalisa sekaligus mengembangkan materi pengajaran dengan cara

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang professional

sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajar. Cara ini dimaksudkan

untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang

tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang rendah ketingkat yang

lebih tinggi, yang tadinya kurang trampil menjadi lebih trampil. Pendekatan

modifikasi sendiri juga sangat bermanfaat untuk mengantisipasi

terbatsnya sarana dan prasarana yang ada disekolah serta membuat

6

siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran penjas sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai. Dalam penelitian ini modifikasi yang di buat

peneliti adalah modifikasi permainan sepak bola.(Yoyo Bahagia,dkk. 2000

: 1).

Permainan sepak bola tergolongan kegiatan olahraga yang

sebetulnya sudah tua usianya, walaupun masih dalam bentuk yang

sederhana , akan tetapi sepak bola sudah di mainkan ribuan tahun yang

lalu. Sampai saat ini belum ada kesatuan pendapat dari mana dan siapa

pencipta permainan sepak bola itu.(Sucipto,dkk. 2000 : 1)

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola

besar yang menyenangkan, termasuk dalam materi pokok penjasorkes untuk

siswa SMA, khususnya kelas X. Banyak manfaat yang diperoleh dalam bermain

sepak bola, yaitu dari segi kognisi, anak akan berfikir bagaimana teknik dan

strategi yang tepat untuk mencetak gol. Segi psikomotor, banyak aktivitas fisik

yang berguna bagi pertumbuhan jasmani anak, dari afeksi secara tidak sadar

terbentuk kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, serta kedisiplinan

sehingga permainan sepak bola tepat jika diberikan kepada siswa. Peranan guru

menjadi sentral dalam keberhasilan pembelajaran penjasorkes. Guru sebagai

fasilitator bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, tentu saja harus

menguasai materi dan memiliki daya kreasi yang tinggi agar pembelajaran

penjasorkes menjadi menarik untuk diikuti siswa. Namun dalam

pelaksanaannya, masih saja ada guru penjasorkes yang belum atau kurang

7

menguasai materi yang diajarkan sehingga pembelajaran penjasorkes kurang

optimal.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan termasuk dalam mata pelajaran

yang diajarkan di tingkat sekolah menengah atas (SMA) sesuai dengan

kurikulum yang ada. Dalam pembelajaran penjasorkes sering ditemui

permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat keberhasilan pada

proses dan hasil belajar siswa. Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah

menengah atas khususnya pada mata pelajaran sepak bola selama ini

berorientasi pada pengajaran yang sifatnya mengarah pada pembelajaran

dengan menggunakan aturan baku. Paradigma yang demikian selalu

mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru penjasorkes. Kenyataan ini dapat

dilihat di lapangan, dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah atas belum dikelola

dengan tepat sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik dari

segi kognitif, afektif, maupun motorik.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan observasi secara

langsung pada sekolahan di kota pekalongan, yaitu SMA Negeri 2 Pekalongan,

SMA Negeri 2 Pekalongan untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam

pembelajaran sepak bola, mengetahui proses belajar mengajar penjasorkes

khususnya pembelajaran sepak bola, serta permasalahan apa saja yang

dihadapi saat pembelajaran sepak bola, dan dapat ditemukan beberapa data

sebagi berikut:

8

1) Kurang berkembangnya pembelajaran permainan sepak bola di

sekolah, sehingga diperlukan alternatif pengembangannya.

2) Sarana dan prasarana untuk permainan sepak bola masih terbatas

baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga akan berdampak

pada kurang efektifnya pembelajaran.

3) Materi pembelajaran sepak bola belum dikemas ke dalam materi

permainan-permainan yang dimodifikasi, sehingga banyak siswa yang

terlihat bosan dan kurang bersemangat dalam pembelajaran.

4) Guru lebih mementingkan materi yang berorientasi pada prestasi atau

olahraga yang menjadi unggulan di sekolahan tersebut.

5) Guru beranggapan bahwa siswa putri banyak mengalami hambatan

dalam pembelajaran sepak bola, sehingga materi sepak bola menjadi

jarang diajarkan di sekolah tersebut.

6) Permainan sepak bola yang kurang diminati siswa.

Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya sebuah pengembangan model

pembelajaran sebagai strategi pelaksanaan pembelajaran bagi siswa

yang harus dikembangkan dan dikemas dengan menarik untuk

mengatasi masalah tersebut. Selain itu, secara teoritis pengembangan

model pembelajaran memang perlu dilakukan untuk meningkatkan

efektifitas dan kualitas pengajaran pendidikan jasmani di sekolah.

Dengan adanya modifikasi dan pengembagan permainan sepakbola ini,

9

diharpakan siswa menjadi lebih aktif untuk mengikuti mata pelajaran

penjasorkes di sekolah.

Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya

sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan alat yang sangat

penting dalam pembelajaran. Berikut adalah sarana dan prasarana

pembelajaran sepak bola yang ada di SMA Negeri 2 Pekalongan.

Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Pembelajaran Sepak Bola SMA Negeri 2

pekalongan

No Sarana dan Prasarana

Pengadaan Kategori Jumlah

Ada Tidak Sangat layak Layak Tidak

Layak 1 Lapangan √ √ 1 2 Bola Sepak √ √ 5 3 Gawang √ √ 2 4 Papan Skor √ √ 0 5 Tiang Bendera √ √ 0 6 Cone √ √ 15 7 Peluit √ √ 1 8 Stopwatch √ √ 1

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian di

SMA Negeri 2 Pekalongan dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran

Sepak Bola Melalui Permainan 3 IN 1 Football Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2

Pekalongan Tahun Pelajaran 2015”. Pengembangan model permainan sepak

bola ini diharapkan dapat digunakan dan membantu guru pendidikan jasmani

dalam memberikan pembelajaran permainan sepak bola, sehingga kualitas

pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

10

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan

masalah: Bagaimana pengembangan model pembelajaran sepak bola

melalui permainan “3 IN 1 football” bagi siswa kelas X SMA Negeri 02

Pekalongan?

1.3 Tujuan Pengembangan

Adapun tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk

menghasilkan produk pengembangan model pembelajaran sepak bola melalui

permainan “3 IN 1 football” yang efektif bagi siswa SMA Kelas X.

1.4 Manfaat Pengembangan

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yakni:

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Sebagai bekal dalam melaksanakan pengembangan pembelajaran

penjasorkes jika nantinya akan dilakukan penelitian selanjutnya.

b. Sebagai tambahan pengetahuan dan inspirasi dalam

mengembangkan produk-produk yang bermanfaat bagi

perkembangan pendidikan khususnya penjasorkes

1.4.2 Bagi Guru

a. Sebagai alternatif yang bisa diajarkan dalam materi pembelajaran

khususnya bola besar.

11

b. Sebagai motivasi dalam mengembangakan kreativitas yang akan

memunculkan kreasi semenarik mungkin agar anak didik

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

1.4.3 Bagi Siswa

a) Memberikan pemahaman bagi siswa bahwa dalam proses

pembelajaran penjasorkes tidak harus menggunakan aturan yang

baku dalam suatu permainan, namun dapat dimodifikasi sesuai

dengan keadaan lingkungan sekitar.

b) Dengan adanya pengembangan model perminan sepak bola,

siswa dapat merasa lebih senang dan lebih menikmati suatu

permainan sepak bola dengan cara yang baru.

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini adalah

model permainan sepak bola berupa pembelajaran shooting, passing dan

heading yang sudah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik siswa SMA, yaitu

permainan 3 IN 1 Football yang dapat mengembangkan semua aspek

pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotor) pada hasil penelitian yang efektif,

efisien dan dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga kebugaran jasmani

dapat terwujud serta dapat mengatasi kesulitan dalam mengajar sepak bola.

1.6 Pentingnya Pengembangan

Pengembangan model pembelajaran sepak bola melalui permainan 3 IN 1

Football ini sangat penting dilakukan, mengingat pembelajaran permainan sepak

12

bola yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani selama ini masih jauh dari

yang diharapkan, ini dikarenakan pembelajaran permainan sepak bola yang

diberikan belum dikemas dalam konsep modifikasi untuk menarik minat siswa

dalam mengikuti pembelajaran, serta pembelajaran yang diberikan lebih

cenderung materi yang sudah dikenal siswa pada sekolah dasar.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai acuan berfikir secara

ilmiah dalam rangka untuk pemecahan masalah, pada kajian pustaka ini dimuat

beberapa pendapat para pakar dan ahli.

2.1.1 Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,

dan kecerdasam emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik (Samsudin, 2008:2).

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan

aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat

oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari

proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang

bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromaskuler, intelektual, dan

sosial (Abdul Kadir Ateng, 1992:4).

Pendidikan Jasmani menurut Adang Suherman (2000:17-22) dapat

dibedakan berdasarkan sudut pandang, yaitu:

1) Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua

13

14

komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani.

Pandangan ini menganggap bahwa penjas semata-mata hanya mendidik

jasmani atau sebagai pelangkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan

rohani manusia. Dengan kata lain penjas hanya sebagai pelangkap saja.

2) Pandangan modern yang sering disebut pandangan holistik, menganggap

bahwa manusia bukan suatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-

pilah. Manusia adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang terpadu.

Dengan pandangan tersebut pendidikan jasmani diartikan sebagai proses

pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Hubungan antara

tujuan umum pendidikan, tujuan pendidikan jasmani dan penyelenggaraan

harus terjalin dengan baik. Dengan demikian akan nampak bahwa

pendidikan jasmani sangat penting bagi penggembangan manusia secara

utuh dan merupakan dari pendidikan secara keseluruhan.

2.1.1.1 Tujuan Pendidikan Jasmani

Menurut Samsudin (2008:3) mengemukakan beberapa tujuan

pendidikan jasmani diantaranya:

1) Meletakan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai

dalam pendidikan jasmani.

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap

sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan

agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas

pembelajaran pendidikan jasmani.

15

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,

kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta

setrategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan,

senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas

(outdoor education).

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri

dan orang lain.

8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai

informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

Menurut Adang Suherman (2000:23), secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat

diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :

1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan

aktifitas-aktifitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh

seseorang (physical fitness).

2) Perkembangan Gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak

secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).

3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan

menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam

16

lingkungan sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan,

sikap, dan tanggung jawab siswa.

4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam

menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

2.1.1.2 Fungsi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Menurut Samsudin (2008:3-5), mengemukakan bahwa fungsi pendidikan jasmani

dibagi menjadi enam aspek, yaitu:

1) Aspek organik

a. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat

memenuhi tuntutan linkungannya secara memadahi serta memiliki landasan

untuk perkembangan keterampilan.

b. Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh

otot atau kelompok otot.

c. Meningkatkan daya tahan, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk

menahan kerja dalam waktu yang lama.

d. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan

aktivitas yang berat secara terus-menerus dalam waktu relatif lama.

e. Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang

diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cedera.

2) Aspek neomuskuler

a. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.

17

b. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat,

meluncur, melangkah, mendorong, menderap atau mencongklang, bergulir dan

menarik.

c. Mengembangkan keterampilan non-locomotor, seperti mengayun, mengelok,

meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung.

d. Mengembangkan keterampilan dasar manipilatif, seperti memukul, menendang,

menangkap, berhenti, melempar, merubah arah, mementukan, bergulir, memvoli.

e. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti ketepatan, irama, rasa gerak, power,

waktu reksi, kelincahan.

f. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti sepak bola, softball, bola voli,

bola basket, baseball, atletik, beladiri dan lainnya.

g. Mengembangkan ketermpilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki, berkemah,

berenang dan lainnya.

3) Aspek perseptual

a. Mengembangkan kemampuan menerina dan membedakan isyarat.

b. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang,

yaitu kemampuan mengenali obyek yang didepan, belakang, bawah, sebelah

kanan atau sebelah kiri.

c. Mengembangkan koordinasi gerak visual yaitu, kemampuan mengkoordinasi

pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh dan kaki.

d. Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis) yaitu, kemampuan

mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis.

e. Mengebangkan dominasi (dominancy), yaitu konsistensi dengan menggunakan

18

tangan dan kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang.

f. Mengembangkan lateralis (laterality) yaitu, kemampuan membedakan antara sisi

kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya

sendiri.

g. Mengembangkan image tubuh (body image) yaitu, kesadaran bagian tubuh atau

seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.

4) Aspek kognitif

a. Mengembangan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami,

memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan.

b. Meningkatkan pengetahuan permainan, keselamatan dan etika.

c. Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat

dalam aktivitas yang terorganisir.

d. Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan

aktivitas jasmani.

e. Menghargai kinerja tubuh, penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan

jarak, ruang, waktu, bentuk, kecepatan dan arah yang digunakan dalam

mengimplementasikan aktivitas dalam dirinya.

f. Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problema-problema

perkembangan melalui gerak.

5) Aspek sosial

a. Menyesuaikan diri dengan orang lain dan dimana berada.

b. Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam

situasi kelompok.

19

c. Belajar berkomunikasi dengan orang lain.

d. Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam

kelompok.

e. Mengembangkan kepribadian, sikap dan nilai agar dapat berfungsi sebagai

anggota masyarakat.

f. Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima dalam masyarakat.

g. Mengembangkan sifat-sifat yang positif.

h. Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif.

i. Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

6) Aspek emosional

a. Mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani.

b. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton.

c. Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.

d. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.

e. Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

2.1.2 Gerak

Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai perilaku gerak manusia,

sedangkan psikomotor digunakan khusus pada domain mengenai perkembangan

manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, gerak (motor) ruang lingkupnya lebih

luas dari pada psikomotor. Meskipun secara umum sinonim digunakan dengan

istilah motor (gerak), sebenarnya psikomotor mengacu pada gerakan-gerakan yang

dinamakan alih getaran elektronik dari pusat otot besar (Amung Ma’mun dan Yudha

M. Saputra, 2000:20).

20

2.1.2.1 Kemampuan Gerak Dasar

Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:20-21) kemampuan

gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan

kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Kemampuan Locomotor

Kemampuan locomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu

tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan

loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, meluncur.

2) Kemampuan Non-locomotor

Kemampuan non-locomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang

memadai. Kemampuan non-locomotor terdiri dari menekuk dan meregang,

mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar,

mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain-lain.

3) Kemampuan Manipulatif

Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai

macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan

kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.

Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari:

a. Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang).

b. Gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting

yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan

karet.

c. Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola.

21

2.1.2.2 Belajar Gerak

Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:3), belajar gerak

merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan

menyempurnakan keterampilan gerak (motor skill). Keterampilan gerak sangat

terkait dengan latihan dan pengalaman individu yang bersangkutan. Belajar gerak

khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman atau situasi belajar

gerak pada manusia. Ada tiga tahapan belajar gerak (motor learning) yaitu:

1) Tahapan Verbal Kognitif

Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap

pada bentuk gerak baru pada peserta didik. Sebagai pemula, mereka belum

memahami apa, kapan dan bagaimana gerak itu dilakukan. Oleh karena itu,

kemampuan gerak pada tahapan verbal kognitif sangat mendominasi tahapan ini.

2) Tahapan gerak (Motorik)

Pada tahapan ini, fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak yang

lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai peserta

didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi sikap berdiri

serta rasa percaya diri.

3) Tahapan Otomatisasi

Pada tahapan ini, peserta didik banyak melakukan latihan secara berangsur-

angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motor program sudah berkembang

dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu singkat. Peserta didik sudah

lebih menjadi terampil dan setiap gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

22

Tujuan pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan

munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan

keterampilan. Keterampilan siswa yang tergambar dalam kemampuannya

menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa

tersebut mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan

tertentu. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak

tersebut maka semakin baik keterampilan siswa tersebut (Amung Ma’mun dan

Yudha M. Saputra, 2000:57).

2.1.3 Pembelajaran

Pembelajaran mengandung pengertian bagaimana mengajarkan sesuatu

kepada anak didik, tetapi juga ada sesuatu pengertian bagaimana anak didik

mempelajarinya. Dalam suatu kejadian pembelajaran terjadi suatu peristiwa, ialah

ada suatu fihak yang memberi dan satu fihak yang menerima. Oleh sebab

itu pada peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif

(Sukintaka, 1992:70).

2.1.3.1 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Materi mata pelajaran penjas yang meliputi: pengalaman

mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas

pengembangan; uji diri/senam; aktivitas ritmis; akuatik (aktivitas air); dan

pendidikan luar kelas (out door) disajikan untuk membantu siswa agar

memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan

gerakan secara aman, efisien, dan efektif. Adapun implementasinya perlu

dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan, yang pada

23

gilirannya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri

dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi meningkatkan kualitas hidup

seseorang (Samsudin, 2008:5).

2.1.4 Modifikasi Pembelajaran

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh

para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate

practice (DAP). Oleh karena itu, DAP temasuk didalamnya “body sacling”

atau ukuran tubuh siswa, yang harus selalu menjadi prinsip utama dalam

memodifikasi pembalajaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa

sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar potensi yang dapat

memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk

menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak

bisa manjadi bisa, dari tingkat yang tadinya labih rendah menjadi

memiliki tingkat yang lebih tinggi (Adang Suherman,

2000:1).

Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Adang Suherman (2000:7-8),

modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan

pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklarifikasikan

menjadi beberapa klasifikasi seperti:

1) Peralatan

Guru dapat mengurangi atau menambah kompleksitas dan kesulitan

24

tugas ajar dengan cara memodifikasi peralat yang digunakan untuk

melakukan skill itu. Misalnya: berat-ringan, besar-kecil, tinggi-rendah,

panjang-pendeknya peralatan yang digunakan.

2) Penetapan Ruang Gerak dalam Berlatih

Guru dapat mengurangi atau menambah kompleksitas dan kesulitan

tugas ajar dengan cara menata tugas ruang gerak siswa dalam

pembelajaran. Misalnya: bermain lob diruang kecil ataupun besar, tinggi atau

rendah.

3) Jumlah Siswa yang Terlibat

Guru dapat mengurangi atau menambah kompleksitas dan kesulitan

tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang

terlibat dalam melakukan tugas ajar.

4) Organisasi atau Formasi Belajar

Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada

curahan waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi belajar tidak

banyak menyita waktu, namun masih memperhatikan produktivitas belajar

dan perkembangan siswa. Formasi formal, kalau belum dikenal siswa,

biasanya menyita banyak waktu sehingga waktu aktif belajar berkurang.

Formasi dalam pembelajaran sangat banyak ragamnya hanya tergantung

dari kekreatifitasan seseorang guru dalam pembelajaran.

2.1.5 Bermain

Telah diakui kebenarannya hidup manusia sejak dari kecil tumbuh dengan

25

melewati beberapa macam bentuk pengalaman bermain. Dari mempalajari individu

menusia beserta sejarahnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan itu ada.

Oleh karena itu, manusia tumbuh tidak dapat mengelakkan alam permainan. Anak-

anak berkembang melewati bermacam-macam permainan sebagai kodrat yang

alami (Soemitro, 1992:3).

2.1.5.1 Teori Bermain

Menurut Soemitro (1992:8-10), berpendapat tentang beberapa teori bermain

antara lain:

1) Teori kelebihan tenaga menyatakan bahwa tenaga manusia makin lama

makin menumpuk, yang akan berakhir sampai titik yang

mengharuskantenaga dilepaskan.

2) Teori relaksasi menyatakan bahwa bermain merupakan salah satu kegiatan

yang memberikan selingan pada kegiatan rutin.

3) Teori rekapitulasi menyatakan bahwa orang bermain merupakan ulangan

dari kehidupan nenek moyang.

4) Teori relaksasi menyatakan bahwa kegiatan manusia yang mengharuskan

kerja optimum, harus diusahakan relaksasi setelah kerja berat.

5) Teori instink menjelaskan bahwa kegiatan manusia yang instingtif cenderung

berdasarkan peride perkembangan.

6) Teori kontak sosial menjelaskan bahwa seorang anak akan melakukan

permainan masyarakat di sekitarnya.

26

2.1.5.2 Tipe Bermain

Menurut Soemitro (1992:10), tipe bermain dapat dibagi menjadi beberapa

jenis, antara lain:

1) Tipe bermain aktif

Bermain aktif meliputi gerakan fisik dan ikut sertanya dalam bermacam-

macam kegiatan seperti senam, berenang, dan kejar-kejaran. Anak-anak akan

mendapatkan keuntungan baik dari segi fisik, mental, sosial, dan emosional.

2) Tipe bermain pasif

Seseorang yang tidak terlibat sebagai anggota tim yang aktif bermain, tetapi

memperoleh kesenangan dengan menonton pemain-pemain yang aktif bermain atau

yang sedang melakukan permainan olahraga. Kesenangan, ketenangan, dan lain-

lain nilai akan dapat diperoleh dari kegiatan seperti ini.

3) Tipe bermain intelektual

Bentuk bermain ini memerlukan pemikiran yang dalam serta konsentrasi

yang terpusat, misalnya permainan catur. Akan tetapi hal ini bukan berarti bentuk

bermain yang lainnya tidak memerlukan intelektual.

2.1.5.3 Permainan dan Pendidikan Jasmani

Permainan merupakan bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh

sebab itu, permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan

tugas dan tujuan pendidikan jasmani.

Anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pendidikan jasmani, maka

anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang. Karena rasa senang

inilah maka anak mengungkapkan keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka

27

bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang membentuk

kepribadiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain dapat

mengaktulisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap dan

perilaku. Dari situasi yang timbul ini maka seorang guru pendidikan jasmani dapat

melaksanakan kewajibannya. Sebab dari situasi itu, bilamana perlu, guru dapat

memberi pengarahan, koreksi, saran, latihan atau dorongan yang tepat agar anak

didiknya berkembang lebih baik dan dapat mencapai kedewasaan yang diharapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan

kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia (Sukintaka, 1992:11-12).

Bermain mempunyai peranan dalam aspek jasmani pribadi manusia.

Sasaran jasmani tersebut sebagai berikut:

1) Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Aktivitas bermain pada anak-anak banyak dilakukan dengan aktivitas jamani.

Aktivitas jasmani ini sangat penting bagi anak-anak dalam masa pertumbuhannya.

Gerak mereka berarti berlatih tanpa disadarinya. Gerak mereka berarti berlatih tanpa

disadarinya. Dasar gerak mereka menjadi lebih baik karena kekuatan otot,

kelentukan, daya tahan otot setempat, dan daya tahan kardiovaskuler menjadi lebih

baik. Disamping itu bertambah panjang dan bertambah besar otot-otot mereka. Dari

pertumbuhan mereka, berarti semakin baik pula fungsi organ tubuh mereka,

sehingga dapat dikatakan, bahwa dari pertumbuhan mereka, akan terjadi

perkembangan yang lebih baik (Sukintaka, 1992:12).

2) Kemampuan gerak

Kemampuan gerak sering juga disebut gerak umum (general motor ability).

28

Kemampuan gerak itu merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan tugas

gerak yang spesifik yang agak luas terhadap keterampilan gerak (motor skill) yang

banyak (Sukintaka, 1992:15-16).

Kemampuan gerak dalam berolahraga biasanya juga akan memberi

pengaruh kepada gerak dan sikap gerak sehari-hari. Kemampauan gerak akan

didasari oleh gerak dasar yang baik. Adapun gerak dasar itu adalah, kekuatan otot,

kelentukan otot, daya tahan otot setempat dan daya tahan kardiovaskuler

(Sukintaka, 1992:16).

3) Kesegaran jasmani

Anak yang bermain secara terus menerus, dalam jangka waktu yang lama,

merupakan keadaan yang dapat diharapkan berkembangan kesegaran jasmaninya.

Sehingga dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan kuat, tanpa

kelelahan yang berarti dan dengan energi yang besar mendapatkan kesenangan

dalam menggunakan waktu luang (Sukintaka, 1992:27).

4) Kesehatan

Dalam batasan kesegaran jasmani, dapat disimpulkan bahwa anak yang

bermain tidak menjadi sakit, yang berarti bahwa mereka bahkan menjadi baik.

Kegiatan jasmani yang dilakukan anak dengan rasa senang ini, akan menjadikan

anak lebih tahan dari beberapa penyakit (Sukintaka, 1992:27)

.

2.1.5.4 Fungsi Bermain dalam Pendidikan Jasmani

Menurut Soemitro (1992:8) fungsi bermain dalam pendidikan dibagi menjadi

beberapa jenis, antara lain:

29

1) Nilai-nilai Mental

Setiap anak yang bermain ada nilai-nilai yang dipelajari dengan jalan

menghayati dan melaksanakan peraturan dalam permainan. Mereka belajar

berbuat saling mempercayai di antara kelompoknya. Belajar mengenal kekurangan

dirinya jika di banding dengan orang lain, dan mengakui dengan jujur kelebihan

orang lain. Belajar mengendalikan nafsu bergerak yang berlebihan, dan lain

sebagainya.

2) Nilai-nilai Fisik

Bergerak yang dilakukan dalam bermain tentu saja disertai kegembiraan.

Suasana gembira ini mempunyai pengaruh terhadap keluarnya hormon-hormon

yang merangsang pertumbuhan badan.

3) Nilai-nilai Sosial

Anak-anak yang bermain dengan gembira, suasana kejiwaannya juga bebas

atau lepas dari segala yang merintanginya. Sifat-sifat yang selama ini ditutupi akan

nampak mencuat ke atas karena kebiasaan itu.

2.1.6 Karakteristik Permainan Sepak Bola

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir

seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang

dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dalam

perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (out door) dan di

dalam ruangan tertutup (in door) (Sucipto, 2000:7).

30

2.1.6.1 Tujuan Permainan Sepak Bola

Menurut Sucipto (2000:7), mengatakan bahwa tujuan permainan sepakbola

adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan

berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukkan. Suatu regu

dinyatakan menang apabila regu tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke

gawang lawannya, lalu apabila terjadi skor sama maka permainan dinyatakan

seri/draw.

2.1.6.2 Analisis Pola Gerak Dominan dalam Permainan Sepak Bola

Menurut Sucipto (2000:8-9), jika dilihat dari kemampuan dasar gerak seperti

yang sudah dijelaskan, maka analisis gerak pada permainan sepak bola adalah

sebagai berikut :

1) Lokomotor

Pada keterampilan bermain sepakbola terdapat banyak gerakan yang

mampu dihasilkan oleh tubuh. Diantaranya adalah gerakan berpindah tempat,

seperti lari ke segala arah, meloncat/melompat, dan meluncur. Gerakan tersebut

merupakan gerakan yang termasuk dalam gerakan lokomotor.

2) Nonlokomotor

Dalam bermain sepakbola ada gerakan-gerakan yang tidak berpindah

tempat, seperti menjangkau, melenting, membungkuk, dan meliuk. Gerakan-gerakan

tersebut tergolong ke dalam rumpun gerak nonlokomotor.

3) Manipulatif

Gerakan-gerakan yang termasuk ke dalam rumpun gerak manipulatif dalam

permainan sepakbola, meliputi gerakan menendang bola, menggiring bola,

31

menyundul bola, merampas bola,dan menangkap bola bagi penjaga gawang atau

lemparan ke dalam untuk memulai permainan setelah bola keluar lapangan.

2.1.7 Teknik Dasar Bermain Sepak Bola

Menurut Sucipto (2000:17-36), teknik dasar dalam permainan sepakbola

terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1) Menendang (Kicking)

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola

yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan

dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan

(passing), menembak ke gawang (shooting at the gol) dan menyapu untuk

menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Dilihat dari perkenaan bagian kaki pada bola, menendang dibedakan menjadi

beberapa macam, yaitu:

a) Menendang dengan kaki bagian dalam

Tahapan gerak menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai

berikut:

- Badan menghadap sasaran di belakang bola.

- Kaki tumpu berada disamping bola ± 15 cm, ujung kaki menghadap

sasaran, lutut sedikit ditekuk.

- Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga

mengenai bola.

- Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di

tengah-tengah bola.

32

- Pergelangan kaki ditegangkan pada saat mengenai bola.

- Gerak lanjut kaki tending diangkat menghadap sasaran.

- Pandangan ditujukan ke bola dan mengikuti arah jalannya bola

terhadap sasaran.

- Kedua lengan terbuka disamping badan.

- Untuk lebih jelasnya lihat gambar di belakang.

Gambar 2.1 Menendang dengan kaki bagian dalam

Sumber: Sucipto (2000:18)

b) Menendang dengan kaki bagian luar

Tahapan gerak menendang dengan kaki bagian luar adalah sebagai

berikut:

- Posisi badan di belakang bola, kaki tumpu di samping belakang

bola ± 25 cm, ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit

ditekuk.

- Kaki tendang brada di belakang bola, dngan ujung kaki menghadap

ke dalam.

33

- Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga

mengenai bola.

- Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki bagian luar

dan tepat pada tengah-tengah bola, pada saat perkenaan dengan

bola pergelangan kaki ditegangkan.

- Gerak lanjut kaki tendang dangkat serong ± 450 menghadap

sasaran.

- Pandangan ke bola dan mengikuti jalannya bola ke sasaran.

- Kedua lengan terbuka menjaga keseimbangan di samping badan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di belakang.

Gambar 2.2 Menendang dengan kaki bagian luar

Sumber: Sucipto (2000:19)

c) Menendang dengan punggung kaki

Tahapan gerak menendang dengan punggung kaki adalah sebagai

berikut:

34

- Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu

diletakkan di samping bola dengan ujung kaki menghadap ke

sasaran, dan lutut sedikit ditekuk.

- Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki

menghadap ke depan/sasaran.

- Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga

mengenai bola.

- Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan

tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola

pergelangan kaki ditegangkan.

- Gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat kea rah sasaran.

- Pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di belakang.

Gambar 2.3 Menendang dengan punggung kaki

Sumber: Sucipto (2000:20)

2) Menghentikan Bola (Stopping)

35

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan

sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan

menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk di dalamnya untuk

mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk

mengumpan. Menghentikan bola dengan cara yang salah akan mempersulit gerakan

kombinasi selanjutnya, seperti mengumpan bola.

Dilihat dari perkenaan bagian kaki pada bola, menghentikan bola dibedakan

menjadi beberapa macam, yaitu:

a) Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam

Tahapan gerak menghentikan bola dengan kaki bagian dalam adalah

sebagai berikut:

- Posisi badan segaris dengan datangnya bola.

- Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk.

- Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam

kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola.

- Bola menyentuh kaki persis dibagian dalam/mata kaki.

- Kaki penghenti mengikuti arah bola.

- Kaki penghenti bersama bola berhenti di bawah badan (terkuasai).

- Pandangan mengikuti jalannya bola sampai bola berhenti.

- Kedua lengan dibuka di samping badan menjaga keseimbangan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini.

36

Gambar 2.4 Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam

Sumber: Sucipto (2000:23)

b) Menghentikan bola dengan kaki bagian luar

Tahapan gerak menghentikan bola dengan kaki bagian luar adalah

sebagai berikut:

- Posisi badan menghadap ke datangnya bola.

- Kaki tumpu berada di samping ± 30 cm dari garis datangnya bola

dengan lutut sedikit ditekuk.

- Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan kaki bagian

luar dijulurkan ke depan menjemput datangnya bola.

- Bola menyentuh kaki persis di permukaan kaki bagian luar.

- Pada saat kaki menyentuh bola, kaki penghenti mengikuti arah

bola sampai berada di bawah badan/terkuasai.

- Posisi lengen berada di samping badan untuk menjaga

keseimbangan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di belakang.

37

Gambar 2.5 Menghentikan bola dengan kaki bagian luar

Sumber: Sucipto (2000:24)

c) Menghentikan bola dengan punggung kaki

Tahapan gerak menghentikan bola dengan punggung kaki adalah

sebagai berikut:

- Posisi badan menghadap datangnya bola.

- Kaki tumpu berada di samping ± 15 cm dari garis datangnya

boladengan lutut sedikit ditekuk.

- Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan ke depan menjemput

datangnya bola.

- Bola menyentuh kaki persis di puunggung kaki.

- Pada saat kaki menyentuh bola, kaki pennghenti mengikuti arah

bola sampai berhenti di bawah badan/terkuasai.

- Posisi lengen berada di samping badan untuk menjaga

keseimbangan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di belakang.

38

Gambar 2.6 Menghentikan bola dengan punggung kaki

Sumber: Sucipto (2000:25)

3) Menggiring Bola (Dribbling)

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau

pelan-pelan. Oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola

sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring

bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan

menghambat permainan.

Dilihat dari perkenaan bagian kaki pada bola, menggiring bola dibedakan

menjadi beberapa macam, yaitu:

a) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam

Tahapan gerak menggiring bola dengan kaki bagian dalam adalah

sebagai berikut:

- Posisi kaki mmenggiring bola samma dengan posisi menendang

bola.

- Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak ditarik ke

belakang hanya diayunkan ke depan.

39

- Diupayakan setiap melangkah, secara teratur bola

disentuh/didorong bergulir ke depan.

- Bola bergulir harus selalu daket dengan kaki dengan demikian bola

tetap dikuasai.

- Pada waktu menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk untuk

mempermudah penguasaan bola.

- Pada saat kaki menyentuh bola, pandangan ke arah bola dan

selanjutnya melihat situasi lapangan.

- Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2.7 Menggiring bola dengan kaki bagian dalam

Sumber: Sucipto (2000:29)

b) Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Tahapan gerak menggiring bola dengan kaki bagian luar adalah

sebagai berikut:

- Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang

40

dengan punggung kaki bagian luar.

- Kaki yang digunakan menggiring bola hanya

menyentuh/mendorong bola bergulir ke depan.

- Tiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola.

- Bola selalu dekat dengan kaki agar bola tetap dikuasai.

- Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah untuk menguasai bola.

- Pada saat kaki menyentuh bola pandangan kea rah bola,

selanjutnya melihat situasi.

- Kedua lengan menjaga keseimbangan di samping badan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Sumber: Sucipto (2000:30)

c) Menggiring bola dengan punggung kaki

Tahapan gerak menggiring bola dengan punggung kaki adalah

sebagai berikut:

- Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi menendang

41

dengan punggung kaki.

- Kaki yang digunakan menggiring bola hanya

menyentuh/mendorong bola tanpa terlebih dahulu dittarik ke

belakang dan di ayun ke depan.

- Tiap melangkah secara teratur kaki menyentuh bola.

- Bola bergulir harus selalu dekat dengan kaki dengan demikian bola

tetap dikuasai.

- Kedua lutut sedikit ditekuk agar mudah menguasai bola.

- Pandangan melihat bola pada saat kaki menyentuh, kemudian lihat

situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan di samping

badan.

- Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di belakang.

Gambar 2.9 Menggiring bola dengan punggung kaki

Sumber: Sucipto (2000:31)

4) Menyundul bola (Heading)

42

Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala. Tujuan

menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan (passing),

mencetak gol, dan mematahkan serangan lawan/membuang bola.

5) Merampas Bola (Tackling)

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasaan

lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tackling) dan sambil

meluncur (sliding tackling). Namun khusus untuk sliding tackling, pemain harus lebih

berhati-hati dalam melakukanya agar tidak dianggap membahayakan.

6) Lemparan Ke Dalam (Throw-in)

Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik permainan sepakbola

yang dimainkan dengan lengan dari luar lapangan permainan. Lemparan ke dalam

bertujuan untuk memulai permainan kembali setelah bola keluar dari lapangan.

Dalam permainan modern lemparan ke dalam dapat dijadikan umpan untuk

menyerang dan menciptakan peluang menjadi sebuah gol

2.1.8 Karakteristik Permainan 3 IN 1 Football

3 IN 1 Football adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-

masing tim terdiri dari 6 pemain, permainan 3 IN 1 Football dimainkan menggunakan

satu bola yang ditendang. Permainan 3 IN 1 Football adalah permainan hasil

modifikasi dari permainan sepak bola, dimana yang membedakan kedua permainan

ini adalah jumlah pemain, bentuk lapangan, ukuran lapangan, halangan dan dalam

hal mencetak poin. Jika dalam permainan sepak bola, tim mendapat poin apabila

berhasil memasukan bola di gawang lawan dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku, lain halnya dengan permainan 3 IN 1 Football yaitu, dalam mencetak poin

43

pemain harus menjatuhkan kaleng dengan menggunakan bola dan setelah itu siswa

yang berhasil finis terlebih dahulu dengan menggunakan bakiak yaitu tim yang

mendapatkan poin.

2.2 Kerangka Berfikir

Penjasorkes merupakan pendidikan yang mencakup seluruh ranah dalam

pembelajarannya, baik dari ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penjasorkes

termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang di

selenggarakan di sekolah baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah.

Penjasorkes sendiri merupakan suatu bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,

stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan

lingkungan bersih melalui aktivitas Penjasorkes yang direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Materi mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang

meliputi: pengalaman mempraktikan keterampilan dasar permainan dan olahraga,

aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air),

dan pendidikan luar kelas (outdoor) disajikan untuk membantu siswa agar

memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan

secara aman, efisien, dan efektif.

44

Kompetensi dasar, dalam kurikulum penjasorkes di Sekolah Menengah Atas

(SMA), siswa di harapkan dapat mempraktekkan permainan sepak bola dengan

peraturan yang dimodifikasi. Namun kenyataan yang ada dalam proses

pembelajaran permainan sepak bola di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih

dikemas dalam bentuk permainan yang tidak dimodifikasi, baik dalam hal peralatan,

lapangan yang digunakan maupun peraturannya. Imbas yang dirasakan adalah

berkurangnya kemauan siswa untuk bergerak aktif pada saat pembelajaran. Siswa

sering terlihat bosan, malas untuk beraktivitas, dan cenderung pasif untuk bergerak.

Modifikasi pembelajaran permainan sepak bola merupakan salah satu upaya

yang bisa dijadikan sebagai alternative. Model pembelajaran permainan sepak bola

melalui permainan 3 IN 1 Football diharapkan mampu membuat anak lebih aktif

bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan, ketika mengikuti

pembelajaran sepak bola melalui permainan 3 IN 1 Football.

BAB V

KAJIAN DAN SARAN

5.1 Kajian

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk hasil

pengembangan model pembelajaran sepak bola berupa permainan 3 IN 1 Football

yang sudah diujikan di kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan. Berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh dari analisis data uji ahli, uji coba lapangan (skala kecil dan

besar), dan kuesioner, permainan 3 IN 1 Football dapat dinyatakan layak atau

diterima.

Faktor yang menjadikan model permainan 3 IN 1 Football dapat diterima

oleh siswa SMA adalah dari semua aspek uji coba yang ada, bahwa sebagian besar

dari subjek uji coba, yaitu siswa kelas X dapat mempraktikkan permainan 3 IN 1

Football dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap permainan, penerapan sikap

dalam bermain dan aktivitas gerak siswa. Secara garis besar, faktor yang dapat

menjadikan permainan 3 IN 1 Football dapat diterima siswa kelas X SMA Negeri 2

Pekalongan adalah:

1) Sebagian besar siswa kelas X mampu mempraktikkan permainan 3 IN 1

Football ini dengan baik.

2) Dalam permainan 3 IN 1 Football ini, siswa lebih aktif bergerak.

3) Persaingan tim dalam permainan 3 IN 1 Football, membuat siswa semakin

bersemangat dalam bermain untuk mendapatkan poin terbanyak dan

memenangkan timnya dalam permainan tersebut.

105

106

4) Siswa merasa senang dan gembira, dengan peraturan dan alat yang sederhana

dalam permainan 3 IN 1 Football tersebut, siswa tidak merasa bosan dan ingin

memainkannya lagi.

Dengan demikian, baik dari uji ahli, uji coba skala kecil dan uji coba lapangan,

model permainan ini dapat digunakan untuk siswa SMA Negeri 2 Pekalongan.

5.2 Saran

Agar hasil penelitian pengembangan berupa permainan 3 IN 1 Football ini

lebih baik lagi, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

a. Sebelum siswa mempraktikkan permainan 3 IN 1 Football, guru supaya

memberikan penegasan instruksi kepada siswa terutama pada peraturan yang

tidak boleh dilanggar, agar terjadinya kesalahan dapat diminimalisir.

b. Dalam pelaksanaannya, diharapkan guru lebih tegas khususnya kepada siswa

putri supaya tidak takut untuk mencoba bermain 3 IN 1 Football karena

permainan ini aman untuk dimainkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud

Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dekdikbud

Amung Ma’mun, dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud

Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta

Drs. Sumardianto. 2000. Sejarah Olahraga. Depdikbud

Endang Sri Retno. 2009. Pendidikan Jasmani. Depdikbud

Husdartan, dkk. 2000. Manajemen Olahraga. Depdikbud

Rusli Lutan dan Sumardianto. 2000. Filsafat Olahraga. Jakarta: Depdikbud

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan untuk SMA/MA. Jakarta: Litera

Sukintaka. 1992. Teori Bermain Untuk D2 PGSD Pendidikan jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud

Soemitro . 1992. Permainan Kecil. Jakarta: Dekdikbud

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sucipto, dkk. 2000. Sepakbola.Jakarta : Depdikbud

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud

http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/diunduh pada tanggal 10/05/2015 pukul: 11:21 wib

107