pengembangan media pembelajaran papan ...siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana....
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PAPAN ANALISIS KALIMAT BERBASIS METODE MONTESSORI
UNTUK MEMBANTU SISWA SEKOLAH DASAR MEMPELAJARI
POLA KALIMAT SEDERHANA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Stefani Kristin Madja
NIM: 141134025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PAPAN ANALISIS KALIMAT BERBASIS METODE MONTESSORI
UNTUK MEMBANTU SISWA SEKOLAH DASAR MEMPELAJARI
POLA KALIMAT SEDERHANA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Stefani Kristin Madja
NIM: 141134025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Saya mengucapkan puji dan syukur atas selesainya skripsi ini. Banyak pihak
yang telah berperan besar baik secara langsung maupun tidak, dalam proses
pengerjaan. Oleh karena itu, dengan rasa bahagia saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sumber kekuatan dan sumber pemberi
rahmat kehidupan.
2. Kedua orang tuaku tercinta Obed Lindondaya Madja dan Rosni Eimin
tercinta yang selalu medukung, mendoakan dan memberi semangat.
3. Kedua adik saya Silvana Chatarine Madja dan Jenly Kurniawan Madja
tersayang yang selalu mendukung, mendoakan dan memberi semangat.
4. Papa tua Jhony Kampu, mama tua Riang Madja, dan kakak Erick Madja
serta keluarga besarku tercinta yang telah medukung, mendoakan dan
memberi semangat.
5. Fransisca Mbawo, Jati Tyasnaningsih, Leonardo Jaka Pandu sebagai
teman-teman payung yang sudah berdinamika bersama dan berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Heppy Padaga, Chrinci Tumbey, Sherlin Yomba, Fiky Kayupa dan teman-
teman Sintuwu Maroso Jogja (SMJ) yang telah dengan sabar
mendampingi, mendukung, mendoakan, dan memberi semangat.
7. Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang selalu memberi semangat.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang turut andil
dalam proses perkuliahan dan proses pengerjaan skripsi ini, Tuhan Yesus
selalu memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Berani mengambil keputusan, berani bertanggung jawab atas konskuensi yang
ada”
(Stefani Kristin Madja)
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan sebab apabila ia sudah
tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia
(Yakobus 1:12)
5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai
dengan bersorak-sorai. 6 Orang yang berjalan dengan menangis sambil menabur
benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
(Mazmur 126:5-6)
Never help a child with a task at which he feels he can succeed.
(Maria Montessori)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Mei 2018
Peneliti
Stefani Kristin Madja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stefani Kristin Madja
Nomor Mahasiswa : 141134025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode
Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat
sederhana
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya
sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 24 Mei 2018
Yang menyatakan,
Stefani Kristin Madja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PAPAN ANALISIS KALIMAT BERBASIS METODE MONTESSORI
UNTUK MEMBANTU SISWA SEKOLAH DASAR MEMPELAJARI
POLA KALIMAT SEDERHANA
Stefani Kristin Madja
Universitas Sanata Dharma
2018
Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar untuk semua mata pelajaran
khususnya di sekolah dasar oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajarinya.
Kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan dengan
benar akan mempengaruhi pemahaman mata pelajaran di sekolah manapun. Salah
Satu topik penting yang perlu dipelajari siswa adalah pola kalimat sederhana.
Siswa membutuhkan media konkret untuk membantu mereka memahami konsep-
konsep abstrak. Tetapi kenyataannya, tidak ada media konkret di sekolah. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran
papan analisis kalimat pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu
siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
(R & D). Prosedur pengembangan yang digunakan adalah 1) potensi dan masalah,
2) perencanaan, 3) pengembangan awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji
lapangan terbatas menurut Borg and Gall (1983) dan Sugiyono (2016). Penelitian
ini mengembangkan produk Montessori yang terdiri dari dua komponen yaitu
media papan analisis kalimat dan album.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan
memiliki karakteristik media Montessori, yang menarik, bergradasi, auto-
education , auto-correction, dan kontekstual. Validasi produk oleh para ahli
membuktikan bahwa kualitas produk sangat bagus dengan skor rata-rata untuk
media 3,6 dan untuk album 3,73, seperti yang terlihat dari skala 3,25 <X ≤ 4,00
berada dalam kategori sangat baik. Uji coba lapangan terbatas juga menunjukkan
hasil yang sangat baik dengan skor pretest 71,25 dan posttest 75, dan persentase
peningkatan rata-rata 9,92%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media
papan analisis kalimat berbasis Montessori dapat membantu siswa sekolah dasar
untuk mempelajari pola kalimat sederhana.
Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, papan analisis
kalimat, pola kalimat sederhana, metode Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPING OF LEARNING MEDIA SENTENCE ANALYSIS BOARD
BASED ON MONTESSORI METHOD TO HELP ELEMENTARY SCHOOL
STUDENTS LEARN SIMPLE SENTENCE PATTERN
Stefani Kristin Madja
University of Sanata Dharma
2018
Indonesian language is the language of instruction for all subjects;
especially in elementary schools therefore it is very important to learn it. The
capacity of using Indonesian languange whethear in oral or written properly will
affect the understanding of any subjects in ther school. One important topic
students need to learn is simple sentence patterns. In order to understand this, the
elementary students need concret media to help them understand the abstract
concepts. But if fact, there was no concrete media in the school. Therefore, this
study aims to develop a sentence analysis board of learning media based on the
Montessori method to help elementary school students learn simple sentence
patterns.
The research method used is research and development (R&D). The
development prosedures used were 1) the potential and the problems, 2) the plan,
3) the development of first desain product, 4) ther product validation, and 5) ther
limited field trial of Borg and Gall (1983) and Sugiyono (2016). This study has
developed the Montessori products which consists of two components namely
sentence analysis board media and album.
The results showed that the product developed had characteristics of Montessori
media, that should be interesting, having gradation, auto-education, auto-
correction, and contextual. The product validation by experts proved that product
quality was excellent with average score for ther media 3.6 and for the album
3.73, as seen from scale 3.25 <X ≤ 4.00 was in an excellent category. Limited
field trials also showed excellent results with a pretest score of 71.25 and posttest
75, and an average percentage increase of 9.92 %. Thus, It can be concluded that
the sentence analysis board based on Montessori can help elementary school
students to learn the simple sentence patterns
Keywords: research and development, instructional media, sentence analysis
board, simple sentence pattern, Montessori method
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan media
pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori untuk
membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana”. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam proses pengerjaan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sumber kekuatan dan sumber pemberi
rahmat kehidupan.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi di PGSD.
4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi di PGSD.
5. Irine Kurniastuti, M.Psi. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing, mengarahkan, memotivasi dan memberi kesempatan untuk
berproses dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing II
yang telah membimbing dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Para validator, Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. dan Yohanes Carol
K.A.V, dan Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. yang telah berkenan
membantu memvalidasi instrumen dan produk, sehingga penelitian dapat
berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Eka Adi Sunarso, S.Si. selaku kepala sekolah SD Kanisius Eksperimental
Mangunan yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian.
9. Maria Retno Purwandani selaku guru kelas IIIA yang telah membantu dan
meluangkan waktu untuk membantu peneliti beserta seluruh guru SD
Mangunan yang telah mendukung kelancaran proses penelitian.
10. Para Guru SD kanisius Eksperimental Mangunan yang selalu mendukung
dan memberikan semangat.
11. Siswa-siswi kelas III dan orangtua yang telah bersedia mengizinkan putra
putrinya untuk terlibat dalam penelitian ini.
12. Kedua orang tuaku tercinta Obed Lindondaya Madja dan Rosni Eimin
beserta kedua adik tersayang yang selalu medukung, mendoakan dan
memberi semangat.
13. Papa tua Jhony Kampu, mama tua Riang Madja, dan kakak Erick Madja
beserta keluarga besarku tercinta yang telah medukung, mendoakan dan
memberi semangat.
14. Fransisca Mbawo, Jati Tyasnaningsih, Leonardo Jaka Pandu sebagai
teman-teman payung yang sudah berdinamika bersama dan berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Heppy Padaga, Chrinci Tumbey, Sherlin Yomba, Fiky Kayupa dan teman-
teman Sintuwu Maroso Jogja (SMJ) yang telah dengan sabar
mendampingi, mendukung, mendoakan, dan memberi semangat.
16. Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang selalu memberi semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
17. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang turut andil
dalam proses perkuliahan dan proses pengerjaan skripsi ini, Tuhan Yesus
selalu memberkati.
Setiap hal yang peneliti alami selama penulisan merupakan sebuah proses.
Peneliti menyadari bahwa terdapat banyak kesulitan dan kendala namun atas
bantuan semua pihak skripsi ini dapat berjalan dengan baik.
Kepada para pembaca skripsi ini, peneliti memohon maaf jika ada
kesalahan baik dalam sistematika penulisan, isi, dan lain-lain. Akhirnya, semoga
skripsi ini berguna bagi para pembaca sekalian.
Yogyakarta, 24 Mei 2018
Peneliti
Stefani Kristin Madja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumuan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4
E. Definisi Operasional ................................................................................................. 6
F. Spesifikasi Produk .................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 8
A. Kajian Pustaka .......................................................................................................... 8
1. Perkembangan Kognitif Anak ......................................................................... 8
2. Media Pembelajaran ......................................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Metode Montessori ......................................................................................... 11
a. Pengertian Metode Montessori .............................................................. 11
b. Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori ...................... 12
4. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori .................................... 13
a. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ................ 13
b. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ...... 15
c. Fundamental Lesson ............................................................................... 16
5. Materi Pola Kalimat Sederhana .................................................................... 17
6. Menganalisis Kalimat dalam Metode Montessori ......................................... 23
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 25
1. Penelitian tentang Metode Montessori ......................................................... 25
2. Penelitian tentang media pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Metode Montessori ......................................................................................... 26
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 28
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................. 30
BAB II METODE PENELITIAN .......................................................................... 32
A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 32
B. Setting Penelitian .................................................................................................... 33
1. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 33
2. Subyek Penelitian ........................................................................................... 33
3. Obyek Penelitian ............................................................................................. 34
4. Waktu Penelitian ............................................................................................. 34
C. Rancangan Penelitian ............................................................................................. 34
D. Prosedur Pengembangan ........................................................................................ 38
1. Potensi dan Masalah ....................................................................................... 40
2. Perencanaan ..................................................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Pengembangan Bentuk Awak Produk .......................................................... 41
4. Validasi Produk ............................................................................................... 42
5. Uji Coba Lapangan ......................................................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 43
1. Observasi .......................................................................................................... 43
2. Wawancara ...................................................................................................... 44
3. Kuesioner ......................................................................................................... 44
4. Tes ..................................................................................................................... 44
5. Dokumen .......................................................................................................... 45
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 45
1. Pedoman Observasi ........................................................................................ 45
2. Pedoman Wawancara ..................................................................................... 46
a. Wawancara Guru Kelas .......................................................................... 47
b. Wawancara Kepala Labolatorium Sekolah.......................................... 47
c. Wawancara dengan Siswa Kelas ........................................................... 48
3. Pedoman Kuesioner ........................................................................................ 50
a. Kuesioner Validasi Produk .................................................................... 50
4. Soal Tes ............................................................................................................ 52
5. Dokumen .......................................................................................................... 54
G. Triangulasi ............................................................................................................... 54
H. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 56
1. Analisis Data Kuantitatif................................................................................ 56
2. Analisis Data Kualitatif .................................................................................. 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 62
A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 62
1. Potensi dan Masalah ....................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
a. Potensi ...................................................................................................... 62
b. Masalah ..................................................................................................... 63
2. Observasi .......................................................................................................... 63
3. Wawancara ...................................................................................................... 64
4. Analisis Kebutuhan ......................................................................................... 67
5. Perencanaan ..................................................................................................... 71
a. Desain Produk .......................................................................................... 71
1. Konsep Pembuatan Produk .................................................................... 71
2. Desain Produk Media ............................................................................. 71
3. Desain Produk Album Media ................................................................ 80
b. Instrumen Validasi Produk dan Tes ...................................................... 80
1) Tes.... ......................................................................................................... 81
c. Pengembangan Bentuk Awal Produk ....................................................... 83
1) Pembuatan Media Pembelajaran ........................................................... 84
2) Pembuatan Album Media Pembelajaran .............................................. 87
d. Validasi Produk ........................................................................................... 87
1) Validasi Produk Media Pembelajaran .................................................. 87
2) Validasi Produk Album Media Pembelajaran ..................................... 88
e. Uji Coba Lapangan Terbatas ....................................................................... 89
1) Data dan Hasil Tes .................................................................................. 96
2) Data dan Hasil Wawancara Tanggapan mengenai Produk Media
Pembelajaran ................................................................................................... 99
3) Revisi Produk Setelah Ujicoba Lapangan Terbatas ......................... 100
B. Pembahasan ........................................................................................................... 101
1. Proses Pengembangan Media Pembelajaran papan Analisis .................. 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
2. Kualitas Media Pembelajaran Papan Analisis Kalimat Berbasis Metode
......................................................................................................................... 115
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 120
A. Kesimpulan ................................................................................................... 120
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 121
C. Saran ............................................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 122
LAMPIRAN ......................................................................................................... 126
CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Pola kalimat dengan Bentuk, Kategori, Fungsi, dan Peran .................. 22
Tabel 3. 1 Pedoman Observasi .............................................................................. 46
Tabel 3. 2 Pedoman Wawancara Dengan Guru Kelas IIIA .................................. 47
Tabel 3. 3 Pedoman Wawancara Dengan Kepala Labolatorium ......................... 48
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Dengan Siswa Kelas IIIA ................................. 49
Tabel 3. 5 Klasifikasi Penilaian Instrumen Produk ............................................... 50
Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk ................................................... 51
Tabel 3. 7 Aspek Penilaian Album ....................................................................... 52
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ....................................................... 53
Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Soal Pretest dan Posttest ........................................... 54
Tabel 3. 10 Pedoman Penilaian Pada Instrumen Nontes....................................... 57
Tabel 3. 11 Pedoman Penilaian Validitas Isi Instrumen Soal Tes ........................ 57
Tabel 3. 12 Pedoman Penilaian Validasi Produk Oleh Ahli ................................. 57
Tabel 3. 13 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ......................... 58
Tabel 3. 14 Rubrik Penskoran Soal Pretest dan Posttest ...................................... 59
Tabel 4. 1 Hasil Konsultasi dan Revisi Instrumen Observasi oleh Dosen ............ 63
Tabel 4. 2 Hasil Konsultasi dan Revisi Instrumen Wawancara oleh Dosen ......... 64
Tabel 4. 3 Spesifik Gambar Simbol yang Ada di Papan Analisis I ...................... 73
Tabel 4. 4 Spesifik Gambar Simbol yang Ada di Papan Analisis II ..................... 75
Tabel 4. 5 Simbol-simbol Luaran.......................................................................... 77
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Instrumen Tes ............................................................... 81
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Komentar Uji Validitas Isi Tes oleh Ahli ....................... 82
Tabel 4. 8 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk Oleh Ahli .......................... 83
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Produk Media Belajar oleh Ahli................................... 88
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Belajar oleh Ahli .... 88
Tabel 4. 11 Hasil Validasi Produk Album Media Belajar oleh Ahli .................... 88
Tabel 4. 12 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Belajar oleh
Ahli ........................................................................................................................ 89
Tabel 4. 13 Jadwal Pertemuan .............................................................................. 90
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ............................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 4. 15 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ........ 99
Tabel 4. 16 Contoh Kalimat Berpola SPOPel 1 .................................................. 106
Tabel 4. 17 Penggunaan Simbol Luaran 1 .......................................................... 106
Tabel 4. 18 Contoh Kalimat Berpola SPOPel 2 .................................................. 107
Tabel 4. 19 Penggunaan Simbol Luaran 1 .......................................................... 107
Tabel 4. 20 Sembilan Unsur Keterangan Dalam Media “Sentences Analysis”... 108
Tabel 4. 21 Sembilan Unsur Keterangan Dalam Media “Papan Analisis Kalimat”
............................................................................................................................. 108
Tabel 4. 22 Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Para Ahli ....................... 115
Tabel 4. 23 Selisih Nilai dan Tingkat Presentase Kenaikan Oleh Siswa ............ 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan ................. 28
Gambar 3. 2 Model pengembangan Borg dan Gall (1983: 775) ........................... 35
Gambar 3. 3 Model Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono (2016: 409)
............................................................................................................................... 37
Gambar 3. 4 Prosedur Penelitian ........................................................................... 39
Gambar 3. 5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ........... 55
Gambar 3. 6 Triangulasi Sumber Data Wawancara .............................................. 56
Gambar 4. 1 Triangulasi Data Wawancara ........................................................... 66
Gambar 4. 2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ............................................ 70
Gambar 4. 3 Desain Papan Analisis Kalimat I ...................................................... 72
Gambar 4. 4 Desain Papan Analisis Kalimat II .................................................... 74
Gambar 4. 5 Desain Kotak Simbol ....................................................................... 79
Gambar 4. 6 Cover Album Media ......................................................................... 80
Gambar 4. 7 Papan Analisis Kalimat I .................................................................. 84
Gambar 4. 8 Papan Analisis Kalimat II ................................................................ 85
Gambar 4. 9 Simbol-simbol Luaran ...................................................................... 85
Gambar 4. 10 Kotak Penyimpanan Simbol-simbol Luaran .................................. 86
Gambar 4. 11 Siswa Mengenal Unsur-unsur Kalimat .......................................... 92
Gambar 4. 12 Aktivitas Siswa dengan Kalimat .................................................... 93
Gambar 4. 13 Siswa Menganalisis Pola Kalimat dengan Media Pembelajaran ... 94
Gambar 4. 14 Siswa Mengerjakan Soal Posttest Secara Mandiri ......................... 95
Gambar 4. 15 Perbedaan Pretest dan Posttest ...................................................... 97
Gambar 4. 16 Perbedaan Nilai Rerata Pretest dan Posttest .................................. 98
Gambar 4. 17 Siswa Berakivitas dengan Media Pembelajaran........................... 110
Gambar 4. 18 Aktivitas Siswa dalam Menganalisis Pola Kalimat...................... 112
Gambar 4. 19 Siswa dapat Menemukan Kesalahannya Sendiri .......................... 113
Gambar 4. 20 Siswa Beraktivitas dengan Kalimat Secara Mandiri .................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR RUMUS
Rumus 3. 1 Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert .................. 57
Rumus 3. 2 Perhitungan Presentase Jawaban pada Kuesioner ............................. 58
Rumus 3. 3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 59
Rumus 3. 4 Perhitungan Rerata Nilai Keseluruhan Siswa .................................... 60
Rumus 3. 5 Presentase Peningkatan ...................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Identifikasi Potensi dan Masalah ........................................... 127
Lampiran 1. 1 Hasil Observasi ............................................................................ 127
Lampiran 1. 2 Hasil Wawancara Guru Kelas IIIA .............................................. 128
Lampiran 1. 3 Hasil Wawancara Kepala Labolatorium SD ................................ 131
Lampiran 1. 4 Hasil Wawancara Siswa Kelas IIIA ............................................ 133
Lampiran 2 Analisis Kebutuhan.......................................................................... 135
Lampiran 3 Instrumen Validasi Produk .............................................................. 136
Lampiran 3. 1 Hasil Validasi Kelayakan Instrumen Validasi Produk ................ 136
Lampiran 3. 2 Hasil Validasi Kelayakan Produk Oleh Ahli Montessori ............ 145
Lampiran 3. 3 Hasil Validasi Kelayakan Produk Oleh Ahli Bahasa Indonesia .. 151
Lampiran 3. 4 Hasil Validasi Kelayakan Produk Oleh Guru .............................. 158
Lampiran 4 Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas .................................................. 164
Lampiran 4. 1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest .............................................. 164
Lampiran 4. 2 Uji Validias Instrumen Soal Pretest dan Posttest Oleh Ahli Bahasa
Indonesia ............................................................................................................. 165
Lampiran 4. 3 Uji Validias Instrumen Soal Pretest dan Posttest Oleh Guru ...... 169
Lampiran 4. 4 Hasil Pretest, Posttest dan Presentase Kenaikan ......................... 173
Lampiran 5 Surat ................................................................................................. 174
Lampiran 5. 1 Surat Izin Melaksanakan Penelitian Untuk Sekolah.................... 174
Lampiran 5. 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian.......................................... 175
Lampiran 5. 3 Surat Validasi Produk oleh Ahli Montessori ............................... 176
Lampiran 5. 4 Surat Validasi Produk oleh Ahli Bahasa Indonesia ..................... 177
Lampiran 5. 5 Surat Validasi Produk oleh Guru ................................................. 178
Lampiran 5. 6 Permohonan Izin Mengadakan Uji Kelayakan Instrumen
Pembelajaran ....................................................................................................... 179
Lampiran 5. 7 Surat Izin Untuk Orang Tua/Wali ............................................... 180
Lampiran 6 Dokumentasi .................................................................................... 181
Lampiran 6. 1 Foto Saat Pretest .......................................................................... 181
Lampiran 6. 2 Foto Saat Posttest ........................................................................ 182
Lampiran 6. 3 Foto Kegiatan Pembelajaran ........................................................ 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Lampiran 6. 4 Foto Hasil Observasi Media Pembelajaran di Sekolah ............... 185
Lampiran 7 Album Media Pembelajaran ............................................................ 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari (1) latar belakang, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) definisi operasional, dan (6)
spesifikasi produk.
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,
berfungsi sebagai; 1) lambang kebanggaan kebangsaan, 2) lambang identitas
nasional, 3) alat perhubungan antarawarga, antardaerah dan antarabudaya, 4) alat
yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang
sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan
Indonesia (Syahroni, Dwi, & Mahmudi, 2013: 13-14). Bahasa Indonesia dipakai
sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
berbagai kalangan dan tingkat pendidikan (Syahroni, Dwi, & Mahmudi, 2013).
Bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat penting sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan, terutama pada jenjang
pendidikan di sekolah dasar. Dengan demikian, siswa sekolah dasar perlu
mempelajari pola kalimat Bahasa Indonesia dengan baik. Kemampuan berbahasa
yang baik akan mempengaruhi kemampuan anak dalam mempelajari mata
pelajaran yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Namun adanya permasalahan umum yang terjadi di tingkat pendidikan
yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan masih sulit untuk
dipahami, khususnya pada pola kalimat. Sehingga sebagian besar siswa di jenjang
pendidikan kurang dapat berkomunikasi dengan baik, dan benar, serta tidak
paham akan makna kalimat bahasa yang dikomunikasikan. Dalam hal ini, guru
mempunyai peran untuk mengajarkan anak berbahasa dengan baik dan benar.
Salah satu peran guru yaitu dengan membuat metode pembelajaran yang menarik
dan melibatkan siswa secara aktif. Metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan tahap perkembangan siswa. Salah satu metode yang cocok dan sesuai
dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar adalah metode pembelajaran
Montessori.
Selain dari permasalahan umum di atas, peneliti melakukan wawancara
pada tanggal 13 September 2017 terhadap wali kelas III A dan III B SD Kanisius
Eksperimental Mangunan Yogyakarta. Saat melakukan wawancara, guru
memperlihatkan beberapa soal yang masih sangat sulit untuk dijawab baik dan
benar oleh siswa. Guru mengatakan bahwa siswa masih kurang paham dengan
kalimat yang ada dalam pertanyaan. Saat diwawancarai, guru mengatakan sulitnya
mengajarkan anak untuk memahami kandungan makna yang terdapat dalam pola
kalimat. Saat membaca sebuah pertanyaan siswa masih sulit dalam memahami
fungsi, jenis, dan peran sebuah kata dalam pola kalimat sehingga sulit untuk
menjawab sebuah pertanyaan.
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa membutuhkan
media belajar yang konkret sebagai alat pendukung dalam meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pemahaman pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam teori perkembangan
anak menurut Piaget siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret.
Tahap operasional konkret ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa
yang kelihatan nyata atau konkret (Suparno, 2001: 70). Cara berpikir anak
terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang konkret. Berdasarkan
karakteristik tersebut, maka pembelajaran dikatakan bermakna apabila guru
menyediakan media atau alat yang konkret untuk membantu siswa memahami
konsep yang abstrak. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah
salah satu alat atau sarana fisik konkret yang membuat materi menjadi lebih nyata
dengan memiliki karakteristik media pembelajaran, yaitu: 1) menarik, 2)
bergradasi, 3) Auto-correction, 4) Auto-education 5) Kontekstual (Montessori,
2002).
Permasalahan di atas, menunjukkan adanya kesenjangan antara tahap
perkembangan siswa dengan metode dan media pembelajaran. Oleh karena itu,
perlu adanya upaya untuk membantu siswa belajar pola kalimat sederhana Bahasa
Indonesia agar mampu memahami pertanyaan, dan siswa lebih paham akan
makna kalimat bahasa yang mereka komunikasikan. Hal tersebut, mendorong
peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montesori yaitu
papan analisis kalimat. Peneliti membatasi penelitian ini hanya untuk pelajaran
Bahasa Indonesia materi pola kalimat sederhana di SD Kanisius Ekperimental
Mangunan untuk siswa kelas III A tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumuan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran papan analisis
kalimat berbasis metode Montessori yang layak untuk membantu siswa
sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana?
2. Bagaimana kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori yang layak untuk membantu siswa sekolah dasar
mempelajari pola kalimat sederhana?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengembangkan media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori yang layak untuk membantu siswa sekolah dasar
mempelajari pola kalimat sederhana.
2. Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat
berbasis metode Montessori yang layak untuk membantu siswa sekolah
dasar mempelajari pola kalimat sederhana.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Memperoleh pengalaman dalam belajar bahasa dengan menggunakan
media pembelajaran yang berbasis Montessori.
b. Mengetahui dan memahami pembelajaran bahasa mengenai materi
pola kalimat sederhana berbasis Montessori.
c. Mengetahui betapa pentingnya media pembelajaran bahasa dalam
proses pembelajaran yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Bagi Guru
a. Memberi wawasan baru pada guru tentang media pembelajaran bahasa
yang dapat membantu pemahaman siswa SD tentang pola kalimat
sederhana.
b. Memberi pengalaman pada guru dalam mengembangangkan media
pembelajaran bahasa berbasis metode Montessori dalam proses
pembelajaran.
c. Menambah wawasan baru pada guru tentang pengembangan media
pembelajaran bahasa SD berbasis metode Montessori yang lain.
3. Bagi Sekolah
a. Mengetahui pentingnya media pembelajaran bahasa SD berbasis
metode Montessori.
b. Mengatasi permasalahan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan media.
c. Melakukan pengembangan media pembelajaran bahasa SD berbasis
metode Montessori lainnya.
4. Bagi Mahasiswa
a. Memberi wawasan baru pada mahasiswa tentang media pembelajaran
yang dapat membantu pemahaman siswa SD tentang pola kalimat
sederhana.
b. Memberi informasi pentingnya pengembangan media pembelajaran
berbasis metode Montessori dalam proses pembelajaran.
c. Menambah wawasan baru pada mahasiswa tentang pengembangan
media pembelajaran bahasa SD berbasis metode Montessori yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Definisi Operasional
1. Media pembelajaran adalah teknologi yang digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran ke peserta didik.
2. Metode Montessori adalah sebuah metode pembelajaran yang dilakukan
sambil bermain agar lebih memahami konsep materi.
3. Analisis kalimat adalah kegiatan menguraikan suatu kalimat menjadi
bagian-bagian terkecil yang jelas.
4. Pola kalimat sederhana adalah suatu bentuk kalimat yang tersusun
sekurang-kurangnya terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
5. Papan analisis kalimat adalah media yang digunakan untuk menganalisis
sebuah kalimat sederhana.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah media
pembelajaran papan analisis kalimat beserta albumnya. Media pembelajaran ini
merupakan pengembangan dari media belajar Montessori yaitu “sentences
analysis”. Sentences analysis merupakan sebuah material yang digunakan untuk
menganalisis kalimat dalam Bahasa Inggris. Media pembelajaran papan analisis
kalimat ini berfungsi untuk membantu siswa memahami pola kalimat sederhana
dalam Bahasa Indonesia yang sudah diadaptasi dari pola kalimat berbahasa
Inggris. Media pembelajaran ini terdiri dari papan analisis kalimat I, papan
analisis kalimat II, simbol-simbol luaran, dan kotak simbol.
Papan analisis kalimat I dan II merupakan media yang digunakan untuk
menunjukkan pola dalam menganalisis sebuah kalimat sederhana. Sebuah papan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pengendali kesalahan yang membantu siswa mengerti bahwa setiap bagian
kalimat berhubungan satu sama lain dan mengingatkan pentingnya suatu
penempatan kata yang benar dan tepat dalam sebuah kalimat. Kemudian simbol-
simbol luaran merupakan simbol-simbol dari papan analisis kalimat I dan II yang
akan di pakai oleh siswa saat mulai menganalisis kalimat. Simbol-simbol luaran
terdiri dari simbol panah dan simbol lingkaran. Simbol-simbol luaran tersebut
merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk menganalisis pola kalimat
juga sebagai pengendali kesalahan atau control of error. Kemudian Kotak simbol
merupakan tempat untuk menyimpan simbol-simbol luaran.
Media ini juga dilengkapi dengan Album media pembelajaran sebagai buku
panduan untuk cara penggunaan media pembelajaran papan analisis kalimat.
Album media pembelajaran ini berisikan langkah-langkah dalam menggunakan
media pembelajaran papan analisis pola kalimat. Dalam setiap langkah
pembelajaran, terdapat gambar-gambar yang membantu pembimbing untuk lebih
memahami langkah-langkah pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang
relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Uraian dalam subab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah perkembangan
kognitif anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbassis metode
Montessori, dan materi pola kalimat sederhana.
1. Perkembangan Kognitif Anak
Teori perkembangan kognitif anak salah satu landasan teori yang mendukung
penelitian ini oleh Jean Piaget (1896-1980). Piaget secara garis besar, membagi
tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tadalam empat periode,
yaitu periode sensorimotor, periode praoperasi, periode operasi konkret, dan
operasi formal. Tahap tersebut saling berkaitan dan tidak dapat ditukar, karena
tahap sesudahnya mengandaikan terbentuknya tahap sebelumnya (Suparno, 2007:
25).
Dalam penelitian dan pengembangan ini, tahap yang sesuai dengan subjek
adalah tahap operasional konkret umur 7-11 tahun. Dalam tahap operasi konkret
ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan
nyata/konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang
konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Anak masih mempunyai
kesulitan untuk memecahkan persoalan yang mempunyai banyak variabel. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
itu, meskipun inteligensi pada tahap ini sudah sangat maju, cara berpikir seorang
anak tetap masih terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang konkret
(Suparno, 2007: 70). Berdasarkan teori tersebut, peneliti berpendapat bahwa
suatu media pembelajaran yang konkret dapat membantu dan memotivasi anak
dalam belajar.
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan dari pengirim ke penerima (Arief S. Sadiman 1986). Hamalik (1986)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikolgis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian dan isi pelajaran pada saat itu (Arsyad, 2014: 19-20). Sudjana
dan Rivai (1992: 2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
3) Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
a. Karakteristik Media Pembelajaran
Media pembelajaran seperti yang telah dijelaskan, berdasarkan tujuan praktis
yang akan dicapai dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.
1) Media Grafis
Media grafis adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan yang
akan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal.
Bentuk-bentuk media grafis antara lain adalah: 1) gambar foto, 2) sketsa,
3) diagram, 4) bagan/chart, 5) grafik, 6) kartun, 7) poster, 8) peta, 9) papan
flannel, dan 10) papan buletin.
2) Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Suatu pesan yang
disampaikan melalui media audio baik verbal maupun non verbal.
Kelompok media audio antara lain: 1) radio, 2) alat perekam pita
magnetik, dan 3) alat perekam pia kaset.
3) Media Projeksi
Media projeksi memiliki persamaan dengan media grafis, dalam arti dapat
menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Untuk mengajarkan skill
(keterampilan motorik) projeksi antara lain: 1) film bingkai, 2) film
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
rangkai, 3) film gelang, 4) film transparansi, 5) film gerak 8 mm, 16 mm,
32 mm, dan 6) telivisi dan video.
Dalam penelitian dan pengembangan ini, peneliti mengembangkan media
pembelajaran grafis. Peneliti membuat sebuah media belajar papan visual dua
dimensi, yang berfungsi untuk memberi kemungkinan agar ide (gagasan) seorang
mudah ditangkap dengan mata. Media belajar tersebut dinamakan papan analisis
kalimat. Media tersebut memuat sebuah gambar pola kalimat yang membantu
siswa dalam memahami pola kalimat sederhana.
3. Metode Montessori
a. Pengertian Metode Montessori
Metode Montessori adalah metode yang dikembangkan oleh Maria
Montessori. Metode Montessori adalah cara mempelajari dan menyerap segala
sesuatu ang terjadi dilingkungannya (Sudono, 2002: 2). Metode Montessori
adalah sebuah metode pendidikan bagi anak yang di dalam penyusunanya ini
berdasarkan pada teroi perkembangan anak. Metode ini secara umum
dilaksanakan di taman kanak-kanak (preschool) dan sekolah dasar (elementary
school).
Karakteristik dari metode ini adalah menekankan pada aktivitas yang
dimunculkan oleh diri anak dan menekankan pada adaptasi lingkungan belajar
anak pada level perkembangannya, dan peran dari aktivitas fisik dalam menyerap
konsep pembelajaran dan kemampuan. Ada 2 komponen dalam metode
Montessori yang berperan penting yaitu Lingkungan (environment) dan guru
(Lillard, 1972: 50-51). Lingkungan meliputi alat peraga atau media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan latihan-latihan sedangkan guru yang menyiapkan lingkungan tersebut
(Lillard, 1972: 50-51).
b. Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori
Pendidikan berbasis metode Montessori menekankan pada pendampingan
anak yang sedang berkembang secara apa adanya. Tujuan pendidikan ini adalah
untuk mempersiapkan anak di lingkungannya (Hainstock, 1997: 77). Metode
Montessori menekan bahwa proses belajar yang diselenggarakan kepada anak
yang paling baik terjadi di lingkungan yang tertata dan terstruktur (Gutek, 2013:
25). Selain itu, persiapan ligkungan menjadi hal yang penting karena dapat
mendorong anak melakukan hal-hal spontan untuk belajar. Suatu kelas yang anak-
anaknya bisa bergerak bebas secara cerdas dan sukarela tanpa adanya perilaku
kasar dan tidak sopan, merupakan kelas yang sangat disiplin (Magini 2013: 33).
Montessori berpendapat bahwa mengkreasikan kembali lingkungan pembelajaran
merupakan suatu upaya agar siswa dapat mendapatkan lingkungan yang tepat
untuk belajar (Gutek, 2013: 77). Oleh karena itu peran direktris dalam kelas
adalah menyiapkan lingkungan belajar untuk anak dengan beberapa alat peraga
sangat mengobservasikan aktivitas dan perkembangan yang telah dicapai oleh
masing-masing anak. Juga ada kutipan dalam Lillard dan Jessen (2003: 23) “Kini,
kami memberikan suatu misi dalam kehidupan: yaitu untuk memahami masa kecil
dan tujuannya, dan untuk berbagai pemahaman ini dengan orang tua sehingga
mereka dapat membantu anak mereka melewati dengan baik masa kecilnya dan
mencapai tujuan dari masa kanak-kanak”. Pernyataan kutipan tersebut dapat
menggambarkan tujuan dari metode Montessori agar dapat memahami anak
sebagi suatu individu dan membantunya dalam mencapai masa kanak-kanak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan baik melalui lingkungan yang telah di persiapkan (Lillard, 2005: 29-33).
Metode Montessori memiliki delapan prinsip dalam pendidikannya, sebagai
berikut:
1) Keleluasan dalam bergerak,
2) Kebebasan dalam memilih material apa yang digunakan,
3) Adanya ketertarikan minat,
4) Pentingnya minat intrinsic dengan menghapuskan motivasi ekternal
berupa hadiah (reward) dan hukuman (punishment),
5) Belajar bersama denga teman sebaya,
6) Belajar sesuai konteks pembelajaran,
7) Pentingnya gaya interaksi guru terhadap anak, dan
8) Pentingnya keteraturan lingkungan dan pikiran.
Metode Montessori adalah metode yang menekankan prinsip dasar
pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan
sebagai faktor pendukungnya.
4. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
a. Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki empat syarat
khusus (Montessori, 2002: 170-176). Dari ke empat syarat tersebut, peneliti
menambahkan satu syarat yaitu kontesktual. Setiap media pembelajaran yang
dibuat Montessori memiliki ciri tersendiri, jika dibandingkan dengan media
pembelajaran yang lain. Syarat-syarat khusus tersebut adalah sebagai berikut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sebagaimana dibahas dalam Montessori (2002:170-176) dan (Lillard, 1972: 51-
64).
1) Menarik
Media pembelajaran metode Montessori dirancang sedemikian rupa
agar menarik bagi siswa juga supaya dapat meningkatkan minat siswa dalam
belajar khususnya dalam penelitian ini yang bertujuan untuk belajar tentang
pola kalimat sederhana. Setiap anak secara spontan ingin menyentuh, meraba,
memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori,
2002: 174-175).
2) Bergradasi
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki gradasi
rangsangan warna, bentuk, dan tekstur dari media pembelajaran tersebut.
Gradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu
gradasi (Montessori, 2002: 175). Unsur gradasi pada umunya tampak dari
segi warna dan bentuk. Dalam penelitian dan pengembangan ini, ciri
bergradasi dapat dilihat dari penggunaan media melibatkan lebih dari satu
indera, yaitu melihat dan meraba, serta dapat digunakan untuk mempelajari
beberapa kompetensi dasar yang berbeda-beda, dapat digunakan pada
tingkatan kelas III sampai VI.
3) Auto-correction (Memiliki Pengendalian Kesalahan)
Setiap alat peraga Montessori memiliki pengendalian kesalahan.
Bukan hanya guru yang menjadi pengendali kesalahan melainkan pada alat
yang digunakan. Anak akan mengetahui kesalahannya, kemudian anak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mencoba mengulanginya kembali sampai ia berhasil (Montessori, 2002: 172-
173)..
4) Auto-education (Pembelajaran Mandiri)
Pembelajaran yang digunakan dapat melatih anak untuk belajar secara
mandiri dan memperkecil bantun dari guru. Anak-anak akan fokus dengan
pekerjaan mereka. Kita atahu bahwa peran guru dalam metode Montessori
adalah mengamati mengarahkan aktivitas psikis anak dan perkembangan
fisiologisnya, biasanya sebutan guru diubah menjadi direktris (Montessori,
2002: 172-173).
5) Kontekstual
Berdasarkan Lillard (2017: 33) dalam prinsip pendidikan Montessori, belajar
hendaknya juga disesuaikan dengan konteks. Ciri kontekstual pada penelitian
dan pengembangan ini dapat dilihat ketika siswa belajar menggunakan media
tersebut, siswa dapat menganalisis pola kalimat Bahasa Indonesia dengan
contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka dan
minat siswa zaman ini.
b. Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Metode Montessori memiliki keunggulan dalam menumbuhkan kekritisan
berfikir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Dalam Gutek (2013:
240) mengemukanan bahwa bahan pembelajaran Montessori dapat mengontrol
setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk
memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.
Keunggulan media pembeljaran yang peneliti buat dalam penelitian dan
pengembangan ini, yaitu memiliki lima karakteristik dari media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Montessori dan berkualitas baik untuk dapat membantu siswa sekolah dasar
mempelajari pola kalimat sederhana.
c. Fundamental Lesson
Tujuan dari fundamental lesson bukan untuk mengajarkan kunci dari
penggunaan media tersebut, tetapi untuk membantu guru menemukan atau
memahami perkembangan diri anak (Lillard, 1972: 65-69). Karakteristik dari
fundamental lesson yaitu, singkat, sederhana dan objektif. Menggunakan bahasa
atau kata yang sederhana dan tidak terlalu banyak. Setelah guru
mempresentasikan cara menggunakan media tersebut, anak diajak untuk
menggunakan media tersebut sebagaimana telah ditunjukan. Pertama kali anak
menggunakan media itu, guru tetap berada bersama anak dan mengamati aksinya
tanpa intervensi sehingga tidak mengganggu kebebasan anak.
Salah satu fundamental lesson yang sering digunakan adalah three period
lesson, menurut Seguin (Lillard, 1972: 65-69). Ada 3 langkah yang digunakan
yaitu:
1) Naming
Anak menetapkan hubungan antara pengalaman sensorik dan namanya.
Pada tahp ini, guru menjelaskan material ini lebih mendalam. Misalkan
“Ini panah warnanya hitam, coba raba bagian ujungnya, tajam ya? hati-
hati menggunakannya.”.
2) Recognizing
Anak Mengenali objek sesuai dengan nama objek itu.
Guru dapat menggunakan pertanyaan “Yang mana panah?”
3) Active Control
Anak menyebutkan objek yang ditampilkan dan karakteristiknya.
Guru dapat menggunakan pertanyaan “Apa ini?”
Bahwasannya di dalam Montessori dalam mempresentasikan sebuah aparatus
tidak perlu terburu-buru dan lakukan dengan rasa senang. Tidak perlu dipaksa
untuk tahu benda itu apa. Biarkan proses belajar anak terjadi secara natural karena
pada akhirnya mereka akan secara otomatis mampu menyebut nama benda itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sendiri tanpa dipaksa Berikut ini, peneliti akan memaparkan materi pelajaran
Bahasa Indonesia tentang pola kalimat sederhana.
5. Materi Pola Kalimat Sederhana
a. Pengertian Kalimat Sederhana
Kalimat merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pikiran atau
gagasan kepada orang lain agar dapat dipahami dengan mudah. Komunikasi
berlangsung baik dan benar jika menggunakan kalimat yang baik dan benar, yaitu
kalimat yang dapat mengekpresikan gagasan secara jelas dan tidak menimbulkan
keraguan pembaca ataupun pendengarnya.untuk itu, kalimat harus disusun
berdasarkan struktur yang benar, pengungkapan gagasan secara baik: singkat,
cermat, tepat, jelas maknanya, dan santun (Widjono, 2007: 153-154). Dalam buku
Arifin dan Junaiyah (2008: 55-56) kalimat sederhana adalah kalimat yang terdiri
atas unsur-unsur pokok. Kalimat sederhana adalah kalimat yang belum mendapat
perluasan. Kalimat sederhana adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan
satu predikat.
Kalimat yang jumlah dan ragamnya begitu banyak, pada hakikatnya disusun
berdasarkan pola-pola tertentu yang amat sedikit jumlahnya. Penguasaan pola
kalimat akan memudahkan pemakai bahasa dalam membuat kalimat yang benar
gramatikal (Widjono, 2007: 156). Kemudahan dari penguasaan pola kalimat itu
dapat dirasakan oleh pemakai bahasa dalam mengekspresikan ide-ide dan dalam
memahami informasi yang diungkapkan oleh orang lain sehingga dapat
memperkecil kesalapahaman dalam berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Unsur-unsur Kalimat
Ibarat sebuah bagunan rumah yang terdiri dari sejumlah komponen dan unsur
yang membangun atau membentuk rumah itu, sosok kalimat juga dapat hadir
karena terbangun dari unsur-unsur pembangun kalimat itu. Tanah unsur
pembangun yang jelas kejaiannya itu, sebuah kalimat tidak pernah akan dapat
terwujud dengan benar dan dengan makna yang baik (Rahardi Kunjana 2009: 77).
1) Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek
menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat
mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi (1)
membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2)
memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4) menegaskan/memfokuskan
makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan
pikiran (Widjono, 2007: 148). Beriku ciri-ciri subjek kalimat yaitu 1) jawaban
apa atau siapa, 2) didahului kata bahwa, 3) berupa kata atau frasa benda (nomina),
4) disertai kata ini atau itu, 5) disertai pewatas yang, 6) kata sifat didahului kata si
atau sang: si cantik, si kecil, sang perkasa, 7) tidak didahului preposisi: di, dalam,
pada kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan dan, 8) tidak dapat
diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
2) Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara
eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat
dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan
menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk
kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan (Widjono, 2007: 148). Berikut ciri-ciri
Predikat yaitu 1) jawaban mengapa, bagaimana, 2) dapat diingkarkan dengan kata
tidak dan bukan, 3) dapat didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu,
hampir, 4) dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya,
seyogyannya, mesti, selayaknya, 5) tidak didahului kata yang, jika didahului yang
predikat berubah fungsi Menjadi perluasan subjek, 6) didahului kata adalah, ialah,
yakni, yaitu dan, 7) predikat apat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau
bilangan.
3) Objek
Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta
ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai
objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i,
misalnya mengambilkan, mengumpulkan, mengambili, melempari, mendekati.
Dalam kalimat, objek berfungsi (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat
berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk
kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2007: 149). Berikut ciri-ciri objek
yaitu 1) berupa kata benda, 2) tidak didahului kata depan, 3) mengikuti secara
langsung dibelakang predikat transitif, 4) jawaban apa atau siapa yang terletak di
belakang predikat transitif dan, 5) dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat
itu dipasifkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,
mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2007: 150).
Berikut ciri-ciri dari pelengkap yaitu 1) bukan unsur utama, tetapi tanpa
pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya dan, 2) terletak
dibelakang predikat yang bukan kata kerja transitif.
5) Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi
pesan- pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini
dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian,
dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain (Widjono,
2007: 150). Berikut ciri-ciri dari keterangan yaitu 1) bukan unsur utama kalimat,
tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap,
misalnya surat undangan, tanpa keterangan tidak komunikatif, 2) tempat tidak
terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat, 3) dapat berupa: keterangan
waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditandai kata
meskipun, walaupun, atau biarpun, misalnya: Saya berupaya meningkatkan
kualitas kerja meskipun sulit diwujudkan, dan pengganti nomina (menggunakan
kata bahwa, misalnya: Mahasiswa berpendapat bahwa sekarang ini sulit mencari
pekerjaan) dan, 4) dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi,
misalnya keterangan tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek,
sedangkan aposisi dapat menggantikan subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Pola Kalimat Sederhana
Pola kalimat sederhana sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan
predikat (P). Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri: berupa kalimat sederhana
(satu S, satu P, satu O, satu pel, satu K) sekurang-kurangnya terdiri dari satu
subjek (S) dan satu predikat (P), selalu diawali dengan subjek, berbentuk kalimat
aktif, unsur tersebut ada yang berupa kata dan ada yang berupa frasa, dan dapat
dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek, predikat, objek,
dan keterangan.
Kalimat sederhana dapat dikembangkan menjadi bermacam-macam kalimat
yang tidak terbatas jumlahnya. Kalimat sederhana tersebut dapat dijadikan
kalimat luas dengan menambah keterangan-keterangan pada subjek, predikat,
atau objek, sesuai dengan keperluan. Namun unsur-unsur dasar tersebut harus
terungkap secara eksplisit (jelas). Ada beberapa contoh pola kalimat sederhana
yang ada pada tabel 2.1. Dalam penelitian dan pengemabangan peneliti, peneliti
akan menganalisis pola kalimat kalimat sederhana yang berpola SP, SPO,
SPOPel, SPK, dan SPOK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2. 1 Pola kalimat dengan Bentuk, Kategori, Fungsi, dan Peran
No. Fungsi Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan
Tipe
1. S-P Orang itu sedang tidur - - -
Saya mahasiswa - - -
2. S-P-O
Ayahnya membeli mobil
baru - -
Rani mendapat hadiah
-
3. S-P-
PeL
Beliau menjadi - Ketua
koperasi -
Pancasila merupakan - Dasar
negara kita -
4. S-P-
Ket
Kami tinggal - - di jakarta
Kecelakaan
itu terjadi - - minggu lalu
5. S-P-O-
Pel
Dia mengirimi Ibunya uang -
Dian mengambilkan Adiknya air minum -
6. S-P-O-
Ket
Pak Raden memasukkan uang - ke bank
Beliau memperlakukan kami - dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
6. Menganalisis Kalimat dalam Metode Montessori
Analisis tata bahasa, yang merupakan penamaan bagian-bagian kemampuan
berbicara, adalah cara siswa untuk mengklasifikasikan bahasanya. Setelah analisis
tata bahasa seorang siswa telah terpapar, Dia siap untuk memulai analisis kalimat.
Karya ini pertama kali diperkenalkan sebagai latihan analisis bacaan dan
kemudian berkembang menjadi analisis logis terhadap kalimat. Analisis kalimat
harus sejajar dengan analisis tata bahasa, karena ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang fungsi kata-kata dan untuk memberikan
bantuan lebih lanjut dalam mengkonstruksi kalimat yang tepat. Kegiatan
konstruksi kalimat menggunakan bahan analisis kalimat yang sama dan harus
diperkenalkan di awal program dasar untuk membantu mengajarkan keterampilan
menulis kalimat yang tepat.
Analisis kalimat merupakan bagian penting dari kurikulum Bahasa Indonesia.
Kata "analisis" berasal dari kata Yunani untuk "putus," dan ini adalah bagian dari
proses yang akan dibahas. Siswa diberi sebuah media untuk memecahkan atau
menguraikan sebuah kalimat menjadi komponen yang lebih kecil, membantu
mereka mengerti bagaimana masing-masing bagian kalimat berhubungan satu
sama lain, dan memperkuat pentingnya penempatan kata dalam sebuah kalimat
Setelah anak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai
bagian pidato, pendidik mengenalkan media menganalisis kalimat dimana siswa
belajar menganalisis berbagai bagian kalimat dan fungsinya. Perlu diketahui
bahwa sebelum menganalisis kalimat dalam metode Montessori, siswa terlebih
dahulu belajar mengenai simbol-simbol kelas kata atau “Grammar” dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakan media belajar “Grammar Boxes”. Jika sudah, siswa siap untuk
mengeksplorasi bagaimana sebuah kalimat dikonstruksikan (Kozak, T. P. (2011)..
Dalam metode Montessori, kalimat lebih terlihat hidup dengan adanya sebuah
kata kerja. Kata kerja atau predikat digunakan sebagai tolak ukur untuk kegiatan
menganalisis kalimat. Selangkah demi selangkah, dalam menganalisis sebuah
konstituen kalimat siswa akan selalu memulainya dengan predikat.. Dengan
bermain game “Hunt for the predicate” siswa menjadi sadar akan arti predikat dan
posisinya dalam sebuah kalimat. Guru akan menulis kalimat di secarik kertas,
misalnya, “Bawalah buku!” Setelah itu guru akan bertanya, Bagian mana dalam
kalimat yang memberi tahu tentang apa yang harus dilakukan? Di mana
tindakannya? "Anak-anak akan menunjuk pada kata membawa”. Guru kemudian
menempatkan lingkaran merah besar di atas kata kerja dan memberitahu anak
bahwa kata kerja dalam kalimat memiliki nama khusus yang disebut sebagai
predikat. Setelah itu guru menulis tulisan lain pada selembar kertas, termasuk
kalimat deklaratif dan interogatif. Siswa akan memainkan game “Hunt for the
predicate” agar siswa lebih menyadari bahwa posisi predikat dari sebuah kalimat
akan berubah sesuai dengan jenis kalimat (Kozak, T. P. (2011).
Pendekatan ini sesuai dengan model tata bahasa linguistik modern yang juga
menonjolkan posisi khusus untuk kata kerja dalam sebuah kalimat olowson (1993)
dalam Kozak, T. P (2011). Setelah mengenalkan siswa pada predikat, pendidik
memberi siswa gambaran tentang berbagai bagian dari kalimat dengan
menggunakan media pembelajaran yang disebut “sentences analysis set”. Material
tersebut akan membantu siswa mengenali urutan unsur kata dalam kalimat dan
fungsi masing-masing unsur tersebut dalam sebuah kalimat. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mendorong siswa untuk mengembangkan gaya penulisan yang baik dan
menghasilkan teks yang lebih panjang. Siswa akan mendapatkan lebih banyak
wawasan tentang nama dan fungsi kata dari kalimat. Media belajar ini, dan juga
semua media belajar bahasa lainnya, perlahan-lahan berkembang dari kesadaran
konkret hingga samapi pada pemahaman abstrak tentang struktur kalimat
(Gausman, 2011).
B. Penelitian yang Relevan
A. Penelitian tentang Metode Montessori
Lillard & Else-Quest (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
membandingkan skor prestasi akademik dan sosial siswa sekolah Montessori dan
program pendidikan sekolah dasar lainnya pada siswa yang berusia 5 tahun dan 12
tahun di Milwaukee, Wilsconsin. Ada dua hasil dalam penelitian tersebut.
Penelitian yang pertama menunjukan bahwa siswa Montessori usia 5 tahun baik
dalam tes membaca dan matematika, memiliki dorongan positif dalam
berinteraksi dengan orang lain, kemudian menunjukkan kesadaran sosial, dan
peduli pada kejujuran dan keadilan. Penelitian yang kedua menunjukan bahwa
siswa Montessori usia 12 tahun lebih kreatif dalam membuat essay dengan
susunan kalimat yang lebih kompleks, selektif dalam memberikan respon posetif
terhadap masalah-masalah sosial dan menunujukan perasaan yang peka terhadap
komunitasnya di sekolah.
Manner (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan
prestasi akademis siswa sekolah Montessori dengan siswa di sekolah tradisional.
Penelitian tersebut menguji pencapaian skor tes Stanford dalam membaca dan
matematika dengan skor yang sama untukk siswa di sekolah tradisional. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tahun pertama, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada skor matematika
kelompok Montessori dengan kelompok tradisional, tetapi kelompok Montessori
terus menghasilkan skor rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelompok
tradisional. Hasil pada tahun kedua dan ketiga menunjukkan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan pada aspek membaca, dimana kelompok Montessori
secara konsisten mengungguli kelompok tradisional.
Dari kedua penelitian di atas sangat relevan dengan penelitian dan
pengembangan peneliti, yang membuktikan bahwa metode Montessori di sekolah
sangat membantu prestasi akdemik dan hubungan sosial siswa. Montessori
memiliki pengaruh positif bagi penyelenggaraan pendidikan. Kedua penelitian
tersebut sangat membantu penelitian dan pengembangan peneliti untuk
mengembangkan media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode
Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat
sederhana
B. Penelitian tentang media pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Metode Montessori
Agustin (2016) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangakan
alat peraga sandpaper letters pada materi menulis kalimat tegak bersambung
berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan pada kelas I SDN Percobaan
2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan penelitian dan pengembangan (R & D). Hasil dari penelitian
menunjukan bahwa alat peraga sandpaper letters berbasis metode Montessori
sangat baik dan layak digunakan dan diuji coba pada ruang lingkup yang lebih
luas. Ditunjukkan kualitas hasil uji validitas alat peraga oleh ahli bahasa dan ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Montessori memperoleh skor 3,20 dan memiliki lima karakeristik alat peraga
berbasis metode Montessori.
Wulandari (2016) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangakan alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode
Montessori. Penelitian ini dilakukan pada kelas I di SD N Karangwuni I tahun
ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (R & D). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa alat peraga
membaca dan menulis memiliki kualitas sangat baik dengan rata-rata skor 3,82
dan memiliki lima karakeristik alat peraga berbasis metode Montessori.
Dari kedua penelitian di atas sangat relevan dengan penelitian dan
pengembangan peneliti, yang membuktikan bahwa media berbasis metode
Montessori di sekolah sangat membantu siswa memahami sebuah materi di
kegiatan pembelajaran .Media Montessori memiliki lima karakteristik yang
menarik. Kedua penelitian tersebut sangat membantu penelitian dan
pengembangan peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran papan
analisis kalimat berbasis metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar
mempelajari pola kalimat sederhana.
Semua penelitian yang relevan di atas memberikan sumbangan pada peneliti
untuk melakukan penelitian dengan mengembangkan mengembangkan media
pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori untuk membantu
siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana. Kerangka relevansi
penelitian ini dapat di lihat pada literature map yang dijabarkan pada gambar di
bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2. 1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan
Secara umum, keempat penelitian tersebut mempunyai relevansi dengan
penelitian ini yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Perbedaannya terletak pada fokus permasalahan penelitian. Peneliti belum
menemukan ada penelitian yang membahas tentang media pembelajaran berbasis
metode Montessori untuk mempelajari pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia.
Jadi kekhasan dari penelitian ini adalah suatu penelitian pertama yang dilakukan
di Indonesia untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis metode
Montessori yang dapat membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat
sederhana Bahasa Indonesia. Media pembelajaran berbasis metode Montessori
yang akan dikembangkan yaitu papan analisis kalimat.
C. Kerangka Berpikir
Kalimat dalam materi bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi untuk
menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain agar dapat dipahami
dengan mudah. Komunikasi berlangsung baik dan benar jika menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kalimat yang baik dan benar, yaitu kalimat yang dapat mengekpresikan gagasan
secara jelas dan tidak menimbulkan keraguan pembaca ataupun pendengarnya.
Untuk itu, kalimat harus disusun berdasarkan struktur yang benar, pengungkapan
gagasan secara baik: singkat, cermat, tepat, jelas maknanya, dan santun (Widjono,
2007: 153-154). Dengan belajar menganalisis kalimat siswa dapat menjawab
tantangan tersebut. Menganalisis kalimat sangat penting siswa pelajari karena
dapat membatu siswa memecahkan atau menguraikan sebuah kalimat menjadi
komponen yang lebih kecil dan mengerti bagaimana masing-masing bagian
kalimat berhubungan satu sama lain, serta dapat memperkuat pentingnya
penempatan kata dalam sebuah kalimat. Ketika siswa sudah baik dalam
menganalisis kalimat, pasti siswa akan dapat mengekpresikan gagasan secara jelas
dan tidak menimbulkan keraguan kepada pembaca ataupun pendengar, serta dapat
menjawab sebuah pertanyaan dengan tepat dan benar.
Akan tetapi muncul persoalan di mana materi berbagai ilmu yang diajarkan
kepada siswa di sekolah Indonesia masih memiliki konsep yang abstrak. Di
sekolah, siswa masih mempunyai kesulitan untuk memecahkan persoalan yang
mempunyai banyak variabel. Maka itu, meskipun inteligensi pada tahap ini sudah
sangat maju, cara berpikir seorang anak tetap masih terbatas karena masih
berdasarkan sesuatu yang konkret (Suparno, 2007: 70). Seperti beberapa kasus
yang terjadi, pendidik di Indonesia hanya memberikan konsep abstrak, tanpa
melihat perkembangan anak yang sebenarnya sudah masuk tahap konkret. Maka
sangat di perlukannya suatu metode dan media pembelajaran anak yang tepat serta
sesuai dengan perkembangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Oleh sebab itu, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk dapat menganalisis kalimat. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan
kognitif Piaget yang menyatakan bahwa anak usia SD kelas III dengan umur 7-11
tahun berada pada tahap konkret sehingga cara berpikir mereka berdasarkan apa
yang mereka lihat dan pelajari. Oleh karena itu media pembelajaran yang konkret
berbasis metode Montessori sangat diperlukan karena memiliki karakteristik
dukungan media pembelajarannya yang sangat menarik, kontekstual, bergradasi,
auto-correction, dan auto-education. Media pembelajaran berbasis metode
Montessori dapat membantu siswa dalam menganalisis pola kalimat. Media
pembelajaran berbasis metode Montessori ini diharapkan mampu menjadi suatu
inovasi mengajar yang berpusat pada siswa dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa terkhususnya menganalisis pola kalimat.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran papan analisis
kalimat berbasis metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar
mempelajari pola kalimat sederhana?
2. Bagaimana kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana menurut ahli Montessori?
3. Bagaimana kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana ahli Bahasa Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Bagaimana kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana menurut guru?
5. Bagaimana kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana berdasarkan hasil uji coba lapangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini akan dibahas (1) jenis penelitian, (2) setting
penelitian, (3) rancangan penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) uji validasi
produk, (6) instrumen penelitian, (7) teknik pengumpulan data, (8) teknik analisis
data, dan (9) jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut “research and development”
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2016: 297).
Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk membuat
produk baru atau mengembangkan dan menyempurnakan suatu produk lama yang
diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh
kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenisnya.
Berdasarkan pengertian yang didapatkan, penelitian ini dilakukan untuk
mengembangkan suatu produk. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan
media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori untuk
membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana. Penelitian ini
dibatasi sampai pada ujicoba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui
penggunaan media pembelajaran oleh siswa yang membantu siswa dalam
memahami materi tentang pola kalimat sederhana. Selain itu, hasil dari penelitian
ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana.
B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian yang akan dilakukan meliputi lokasi penelitian,
subyek penelitian, obyek penelitian, dan waktu penelitian. Peneliti menguraikan
sebagai berikut.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Sekolah
tersebut terletak di tengah perkampungan dusun Mangunan, desa Kalitirto,
kecamatan Berbah, kabupaten Sleman, Yogyakarta yang dirancang untuk
mendukung pengembangan jiwa ekploratif, kreatif, integral dan komunikatif pada
diri siswa. Kompleks sekolah yang berpola masyarakat pedesaan jawa sebagai
manifestasi miniatur kehidupan masyarakat yang aman, nyaman, dan kondusif.
Selain itu, SD Kanisius Ekperimental Mangunan yang letaknya strategis dan
memungkinkan untuk mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai media
pebelajaran.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IIIA SD Kanisius
Ekperimental Mangunan semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Dengan jumlah
subyek penelitian berjumlah 5 siswa. Pemilihan kelompok siswa tersebut
berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas IIIA. Selain itu, peneliti
juga memberikan pertimbangan terkait dalam pemilihan subjek berdasarkan hasil
pemilihan secara acak (random) yang artinya beragamnya kemampuan berpikir
yang dimiliki oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Obyek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah suatu media pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis metode Montessori untuk materi pola kalimat sederhana. Media
pembelajaran ini dilakukan untuk membantu siswa kelas IIIA dalam belajar dan
mengembangkan kemampuan pemahaman siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia
mengenai materi pola kalimat sederhana menggunakan media papan analisis
kalimat dengan baik dan benar.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga Maret semester genap
tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 6 bulan.
C. Rancangan Penelitian
Model pengembangan yang digunakan adalah modifikasi dari model
pengembangan Borg dan Gall (1983: 775-785) dan Sugiyono (2016: 408-427).
Sugiyono (2016: 408-409) menyebutkan ada sepuluh langkah dalam penelitian
pengembangan yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,
validasi desain, revisi desain, ujicoba produk, revisi produk, ujicoba pemakaian,
revisi produk, produksi masal.
Langkah pengembangan menurut Borg dan Gall (1983: 775-785) adalah (1)
penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pembuatan produk, (4)
pengujian lapangan terbatas, (5) revisi inti produk, (6) pengujian lapangan inti, (7)
revisi produk secara operasional, (8) pengujian lapangan secara operasional, (9)
revisi akhir produk, (10) produk akhir, (11) disemidasi dan implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 3. 1 Model pengembangan Borg dan Gall (1983: 775)
Model pengembangan meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi
literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan (Borg & Gall,
1983: 776-777). Kemudian dilanjutkan dengan sebuah perencanaan yang meliputi
pengidentifikasian kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian, merumuskan masalah, desain atau langkah-langkah penelitian, dan
kemungkinan pengujian secara terbatas (Borg & Gall, 1983: 779-781). Kemudian
mengembangkan bentuk awal dari produk yang akan dihasilkan, menentukan
saran dan prasaran yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan
(Borg & Gall, 1983: 781). Setelah produk selesai di produksi, pengujian lapangan
awal siap untuk dilakukan. Pada pengujian lapangan awal dilakukan pada 1
sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 siswa pada setiap sekolah. Uji coba
lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain yang
layak. Selama uji coba, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan
wawancara, observasi dan kuesioner dan pengedaran angket. Data yang terkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dianalisis agar dapat menemukan sesuau yang perlu diperbaiki dari suatu produk
tersebut perbaikan didasarkan atas pengujian lapangan pertama (Borg & Gall,
1983: 783-784).
Setelah revisi produk selesai, dilanjutkan dengan pengujian lapangan inti
yang dilakukan pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 siswa sampai 100 siswa.
Pengujian akan mendapatkan hasil pretest dan postest. Kemudian hasil akan dikaji
untuk melihat relevansi dengan tujuan pembelajaran serta melihat perbandingan
hasil yang didapatkan dari setiap sekolah. Analisis data pengujian lapangan akan
digunakan untuk merevisi produk secara operasional agar siap digunakan. Uji
coba produk yang terakhir dilakukan dengan uji coba lapangan secara operasional.
Uji coba lapangan ini dilakukan dengan jumlah responden 10 sampai 30 sekolah
dengan total siswa mencapai 40 siswa sampai 200 siswa (Borg & Gall, 1983: 783-
786). Kemudian penyempurnaan terakhir produk yang kembangkan yang tingkat
efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Penyempurnaan didasarkan
masukkan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas (Borg & Gall, 1983: 784-
785). Data dikumpulkan dengan dilakukannya wawancara, observasi, dan
kuesioner yang kemudian akan dianalisis dan merevisi produk yang terakhir,
kemudian hasil produk akhir dijadikan produk yang siap untuk digunakan secara
lebih luas. Setelah itu, produk masih akan dideseminasikan untuk akhirnya
dipakai dan dijual pada seluruh sekolah sebagai produk yang baik dan valid (Borg
& Gall, 1983: 784-785).
Kemudian langkah-langkah penelitian dan pengembangan pengembangan
menurut Sugiyono (2016) yang diawali dengan mengidentifikasi potensi dan
masalah yang ingin dicarikan solusinya. Langkah berikutnya yaitu pengumpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
data yang diperoleh dari kegiatan pengamatan atau observasi, wawancara, dan
dokumen seperti video, foto-foto, dan file yang berkaitan dengan penelitian dan
pengembangan. Data-data yang didapatkan kemudian dijadikan suatu perencanaan
dalam pembuatan produk. Setelah itu, data dijadikan sebagai bahan untuk
membuat suatu desain produk. Produk kemudian divalidasi dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau seorang ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk yang telah dirancang. Validasi desain dapat dilakukan dalam
forum diskusi. Setelah divalidasi, maka akan diketahui kelemahan dari desain
produk, kemudian memperkecil kelemahan dengan cara memperbaiki desain.
Kemudian produk diujicobakan kembali pada lingkup responden yang
sebenarnya. Ketika melakukan percobaan dan ditemukan kembali kekurangan dari
produk, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk dinyatakan layak
untuk diproduksi, maka produk dapat diproduksi secara massal (Sugiyono, 2016:
297-311). Berikut ini adalah model penelitian pengembangan menurut Sugiyono
(2016: 409) yang disajikan dalam bentuk gambar 3.2.
Gambar 3. 2 Model Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono (2016: 409)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Prosedur Pengembangan
Kedua model pengembangan di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Berdasarkan penjelasan tahapan pengembangan diatas, peneliti
selanjutnya memodifikasi langkah-langkah penelitian yang dipaparkan oleh Borg
& Gall (1983: 775-787) dan Sugiyono (2016: 409) menjadi lima tahap, yaitu (1)
potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pegembangan bentuk awal produk, (4)
validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Kelima tahap penelitian dan
pengembangan disajikan dalam gambar 3.3.
Tahap Pertama: Potensi dan Masalah
Tahap Kedua: Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tahap Ketiga: Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahap Keempat: Validasi Produk
Tahap Kelima: Uji coba lapangan terbatas
Gambar 3. 3 Prosedur Penelitian
Gambar 3.3 menunjukkan 5 langkah penelitian dalam mengembangkan media
pembelajaran “papan analisis kalimat” untuk materi pola kalimat sederhana
sekolah dasar berbasis metode Montessori. Berikut uraian dari 5 langkah prosedur
pengembangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Potensi dan Masalah
Tahap pertama adalah potensi dan masalah. Peneliti melakukan identifikasi
potensi dan masalah dengan melakukan observasi dan wawancara. Tidak
dilakukannya validasi terhadap pedoman observasi dan wawancara. Akan tetapi,
adanya konsultasi dan revisi pada pedoman observasi dan wawancara oleh dosen
pembimbing. Observasi dilakukan pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas
IIIA, sedangkan wawancara dilakukan kepada guru kelas IIIA, kepala
labolatorium sekolah, dan siswa kelas IIIA SD Kanisius Eksperimental
Mangunan. Observasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa kelas IIIA
dan ketersediaan media pembelajaran serta kesulitan siswa dalam belajar bahasa
Indonesia khususnya pada materi pola kalimat sederhana. Kemudian peneliti
menganalisis hasil observasi dan wawancara untuk menemukan permasalahan
yang terjadi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IIIA.
Analisis kebutuhan memperhatikan karakteristik media pembelajaran berbasis
metode Montessori dan karakteristik siswa kelas IIIA. Data yang digunakan
dalam data analisis kebutuhan adalah dokumen. Setelah itu peneliti melakukan
revisi pada instrumen berdasarkan saran dan masukan yang didapat dari konsultasi
oleh dosen pembimbing.
2. Perencanaan
Tahap kedua adalah perencanaan. Tahap perencanaan ini adalah dengan
membuat konsep pembuatan media pembelajaran berdasarkan hasil analisis
kebutuhan guru dan siswa. Peneliti merancang desain media pembelajaran dan
album media pembelajaran. Desain media pembelajaran juga dikonsultasikan
kepada ahli pembelajaran bahasa Indonesia, ahli Montessori dan guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mendapat saran dan masukan. Selanjutnya, peneliti merevisi desain pembelajaran
dan album media pembelajaran. Kemudian, media pembelajaran mulai di buat
berdasarkan desain yang telah di revisi.
Peneliti membuat beberapa instrumen dalam penelitian seperti tes dan
kuesioner validasi produk. Instrumen tes digunakan sebagai pretest dan posttest
dalam bentuk soal isian. Uji validitas pada instrumen tes meliputi validitas isi. Uji
validitas pada instrumen tes dilakukan oleh guru dan ahli bahasa. Setelah itu,
peneliti melakukan revisi pada instrumen tes berdasarkan saran dan masukan yang
diperoleh dari hasil validasi.
Peneliti membuat kuesioner validasi produk untuk para ahli dan guru.
Sebelumnya, kuesioner tersebut divalidasi. Validasi dilakukan oleh ahli
pembelajaran bahasa. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa
yang digunakan dalam setiap kalimat pertanyaan pada kuesioner. Setelah itu
peneliti melakukan revisi apabila terdapat kekurangan pada kuesioner. Hasil uji
keterbacaan menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk melakukan revisi apabila
masih terdapat kekurangan pada kuesioner.
3. Pengembangan Bentuk Awak Produk
Tahap ketiga ini adalah pengembangan bentuk awal produk. Media
pembelajaran didesain dan dirancang dan disetujui oleh para ahli pembelajaran
bahasa Indonesia, ahli Montessori dan guru. Desain produk dikembangkan
berdasarkan lima ciri metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-
edication, auto-correction, dan kontekstual. Peneliti mengumpulkan bahan-bahan
untuk pembuatan media pembelajaran. Setelah selesai, maka diperoleh prototipe
media pembelajaran yang siap divalidasi oleh ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Validasi Produk
Tahap keempat adalah validasi produk. Media pembelajaran dan album media
pembelajaran yang telah selesai dirancang kemudian divalidasi oleh ahli
pembelajaran bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan guru. Validasi dilakukan
untuk menilai kelayakan produk sebelum diujicobakan secara terbatas di
lapangan. Kemudian peneliti melakukan analisis tentang kualitas media
pembelajaran berdasarkan hasil validasi yang dilakukan para ahli.
Setelah itu melanjutkan dengan merevisi apabila terdapat kekurangan pada
produk media pembelajaran dan album media pembelajaran. Selanjutnya, media
pembelajaran dan album penggunaan media pembelajaran yang telah divalidasi,
dianalisis, direvisi, dan siap untuk digunakan dalam uji coba lapangann terbatas.
5. Uji Coba Lapangan
Tahap kelima adalah uji coba lapangan. Produk yang telah dibuat dan
divalidasi kemudian diujikan kepada 5 siswa di SD penelitian. Siswa-siswa
tersebut diberikan pretest untuk mengetahui hasil belajar sebelum menggunakan
media pembelajaran dan posttest dan sesudah menggunakan media pembelajaran.
Ketika pembelajaran akan selesai, peneliti melakukan wawancara singkat
tanggapan siswa mengenai produk. Kemudian melakukan revisi yang terakhir
pada produk. Penelitian ini dimodifikasi ke dalam lima tahap dan hanya dibatasi
sampai pada prototipe media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode
Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola kalimat
sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
menggunakan teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendaptkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pada penelitian ini dilakukan
melalui sumber primer yang merupakan pengumpulan data langsung diambil dari
narasumber atau subjek yang telah ditetapkan. Berikut merupakan teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dalam kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011:20).
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang
hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2011: 86).
Observasi yang dilakukan peneliti merupakan observasi nonpartisipatif.
Observasi nonpartisipatif adalah observasi yang tidak melibatkan observer dalam
kegiatan yang sedang diobservasi (Sanjaya, 2011: 92). Peneliti melakukan
observasi yang dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IIIA dan
mengobservasi ketersediaannya media pembelajaran di SD Kanisius
Eksperimental Mangunan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah mencatat,
menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan pengamatan peneliti ketika
proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu; itu merupakan proses tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih
berhadap-hadap secara fisik (Kartono, 1980: 171). Wawancara dalam penelitian
ini dilaksankan dengan menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin,
sehingga peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan membawa pendoman
yang merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan dinyatakan. Peneliti
melakukan wawancara kepada guru wali kelas, kepala labolatorium dan siswa-
siswi kelas IIIA SD Kanisius Eksperimental Mangunan Yogyakarta. Wawancara
dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan media pembelajaran bahasa
berbasis Montessori pada materi pola kalimat sederhana.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondennya
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2016: 142). Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang
luas. Peneliti menggunakan kuesioner validasi produk. Kuesioner validasi produk
diberikan kepada ahli pelajaran Bahasa Indonesia, Montessori.
4. Tes
Mansyur dalam Widyoko (2014: 50) mengartikan tes sebagai sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus diberi tanggapan dengan tujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan seseorang. Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(Arikunto, 2010: 193). Tes dalam penelitian ini digunakan sebagai data kuantitatif
pendukung untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menjodohkan.
5. Dokumen
Dokumen yang peneliti gunakan adalah video dan gambar yang terkait
dengan fokus penelitian peneliti. Video dan foto merupakan sumber data sekunder
yang berguna bagi peneliti karena data-data tersebut berupa gambar dan suara
yang akan melengkapi data yang bersifat tekstual (Sarwono, 2006: 228).
Peneliti mengumpulkan dokumen yang terkait dengan fokus penelitian adalah
sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian (Widyoko, 2015: 51). Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Dengan melakukan pengukuran, akan diperoleh data yang objektif untuk
menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula.
Peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian yaitu pedoman
observasi, pedoman wawancara, kuesioner, triangulasi untuk teknik non tes, soal
uji empiris dan soal pretest-posttest untuk teknik tes. Berikut akan dijabarkan
mengenai instrumen yang akan digunakan selama proses penelitian berlangsung.
1. Pedoman Observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IIIA dan
ketersediaan media pembelajaran di SD Kanisius Ekperimental Mangunan
Yogyakarta. Aspek yang diobservasi pada pembelajaran Bahasa kelas IIIA yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kesulitan yang dialami siswa, pengguanan media pembelajaran di kelas serta cara
mengajar guru saat pembelajaran bahasa. Adapun beberapa poin atau aspek yang
peneliti amati untuk pedoman observasi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 1 Pedoman Observasi
No. Objek yang diamati
1. Ada macam-macam media pembelajaran di lab
2. Ada media pembelajaran Bahasa Indonesia
3. Ada media-media konkret pembelajaran pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia.
4. Ada macam-macam media pembelajaran di kelas
5. Ada media pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas
6. Ada media-media konkret pembelajaran pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia di
sekolah
Peneliti menggunakan kisi-kisi observasi sebagai bahan dasar acuan
penelitian. Kegiatan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung mengenai materi pola kalimat sederhana. Pedoman observasi telah
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, dan ahli
pembelajaran Montessori. Hal tersebut peneliti lakukan untuk memperoleh hasil
rerata skor validasi pedoman observasi.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik (Setyadin, 2005: 22). Wawancara dilaksanakan kepada
beberapa narasumber yaitu Guru kelas III, kepala labolatorium, dan siswa-siswi
kelas IIIA SD Kanisius Ekperimental Mangunan Yogyakarta. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran Bahasa
Indonesia dari narasumber.
a. Wawancara Guru Kelas
Wawancara pertama ditunjukan kepada guru kelas IIIA SD Kanisius
Eksperimental Mangunan Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan dengan
meggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun kisi-kisi wawancara
dengan guru kelas IIIA dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 2 Pedoman Wawancara Dengan Guru Kelas IIIA
No Topik Pertanyaan No. Item
1. Identitas Guru
Metode Mengajar 1-5
2. Penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia di kelas 6-10
3. Kesulitan guru dalam mengajar Bahasa Indonesia 11-12
4. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut dan
saran untuk produk baru yang akan dikembangkan peneliti 13-22
b. Wawancara Kepala Labolatorium Sekolah
Wawancara kedua ditunjukan kepada guru labolatorium sekolah SD Kanisius
Eksperimental Mangunan Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan dengan
meggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun kisi-kisi wawancara
dengan kepala labolatorium dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3. 3 Pedoman Wawancara Dengan Kepala Labolatorium
No. Topik Pertanyaan No.
Item
1. Identitas 1-4
2. Permasalahan yang ditemukan di kelas terkait pembelajaran
bahasa Indonesia 5-6
3. Solusi yang pernah diawarkan 7-8
4.
Informasi berkaitan dengan pengadaan media pembelajaran
Media pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di sekolah
Pengadaan media pembelajaran bahasa Indonesia
Kondisi dari media pembelajaran yang ada
9-11
5. Penggunaan media pembelajaran Bahasa Indonesia 12-13
6. Penelitian yang pernah silakukan di sekolah berkaitan dengan
media pembelajaran 14-15
7. Workshop 16-8
8. Tanggapan tentang pentingnya materi pola kalimat sederhana
dan saran untuk produk 19-21
c. Wawancara dengan Siswa Kelas
Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada siswa-siswi kelas IIIA SD
Kanisius Ekperimental Mangunan Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan dengan
menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun rencana wawancara
dengan siswa kelas IIIA dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3. 4 Pedoman Wawancara Dengan Siswa Kelas IIIA
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi ole beberapa ahli yaitu ahli
Bahasa Indonesia dan Montessori. Instrumen divalidasi agar dapat digunakan
untuk mengumpulkan data yang valid untuk mendukung penelitian. Uji validasi
yang dilakukan adalah validasi konsturk. Validasi konstruk berkaitan dengan
suatu instrumen yang dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar
penyusun instrumen (Widyoko, 2009: 175). Uji validasi dilakukan terhadap
pedoman wawancara adalah untuk mendapatkan rerata skor.
Validasi kepada ahli merupakan pemberian nilai pada produk yang akan
digunakan serta pemberian komentar atau saran yang sifatnya membangun.
Berikut dipaparkan mengenai penilaian terhadap suau produk media pembelajaran
yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
No Topik Pertanyaan No
Item
1 Identitas 1
2 Alasan suka dan tidak suka dengan bahasa Indonesia 2-3
3 Jalannya pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4
4 Penggunaan media pembelajaran bahasa Indonesia 5
5 Kesulitan yang dialami dalam pembelajaran bahasa Indonesia 6
6 Mengenal pola kalimat sederhana 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3. 5 Klasifikasi Penilaian Instrumen Produk Media Pembelajaran dan
Album Media Pembelajaran (Widyoko, 2011: 18)
Skor Bobot Interval Skor Klasifikasi
4 Keseluruhan instrumen sudah layak
untuk digunakan 3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik
3 Keseluruhan instrumen sudah layak
untuk digunakan namun perlu
perbaikan
2,50 < X ≤ 3,25 Baik
2 Keseluruhan instrumen kurang
layak untuk digunakan 1,75 < X ≤ 2,50 Kurang
1 Keseluruhan instrumen tidak layak
untuk digunakan 1,00 < X ≤ 1,75 Sangat Kurang
3. Pedoman Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2016: 142). Dalam penelitian ini, peneliti memberikan
kueseioner analisis kebutuhan bagi guru kelas III dan siswa-siswi kelas III SD
Kanisius Eksperimental Yogyakarta. Kuesioner ini bersifat terbuka, dengan tujuan
agar responden dapat memberi jawaban secara nyata dan sesuai dengan kondisi
yang ada di dalam kelas.
a. Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas produk yang
akan dikembangkan. Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli Bahasa
Indonesia dan Montessori. Peneliti menyusun kuesioner berdasarkan lima
karakteristik dari pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-
education, auto-corecction, dan kontekstual. Validasi ini digunakan untuk menilai
kelayakan media pembelajaran yang akan dikembangkan. Peneliti
mempresentasikan media pembelajaran yang akan dikembangkan kepada para
ahli, setelah itu pengisian kuesioner validasi produk. Adapun kuesioner tanggapan
mengenai produk media pembelajaran oleh siswa-siswi untuk indikator kisi-kisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kuesioner tetap sama. Kisi-kisi kuesioner validasi produk yang disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk
Aspek Indikator Nomor
Item
Auto-
education
- Media belajar digunakan siswa untuk
menganalisis kalimat. 1
- Siswa dapat menggunakan media
pembelajaran secara mandiri tanpa bantuan
guru.
2
Menarik - Warna media pembelajaran yang menambah
ketertarikan siswa untuk belajar. 3
- Bentuk media pembelajaran yang menambah
rasa ingin tahu siswa untuk menggunakan. 4
Bergradasi - Penggunaan media melibatkan lebig dari
satu indera, yaitu; melihat dan meraba. 5
- Media ini dapat digunakan untuk
mempelajari beberapa kompetensi dasar
yang berbeda-beda.
6
- Media ini dapat digunakan untuk siswa pada
tingkatan kelas yang berbeda-beda, dari
kelas III sampai kelas VI Sekolah Dasar.
7
Auto-
correction
- Media ini dapat membantu siswa
menemukan kesalahan sendiri saat
mengerjakan 9soal tentang pola kalimat
sederhana.
8
- Media ini dapat membantu siswa
menemukan jawaban yang benar dan
mengoreksi jawaban yang salah saat
mengerjakan soal tentang pola kalimat
sederhana.
9
Kontekstual
- Media ini digunakan untuk belajar
menganalisis kalimat dalam bahasa
Indonesia dengan contoh-contoh yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
10
Lima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 10
pernyataan yang kemudian disusun dalam kuesioner validasi produk oleh ahli.
Selain produk yang dihasilkan berupa media pebelajaran, peneliti menambah
produk berupa album media pembelajaran yang juga diuji kelayakannya.
Instrumen ini dimodifikasi dari skribsi Yohanes Sigit Tri Wahyudi (2017: 57).
Aspek yang dinilai dalam validasi album disajikan pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3. 7 Aspek Penilaian Album
No Aspek yang dinilai
1. Kesesuaian bahasa dengan tata Bahasa Indonesia yang baku
2. Kejelasan kalimat
3. Pemilihan jenis huruf
4. Pemilihan ukuran huruf
5. Pemilihan kartu soal
6. Kejelasan soal
7. Kelengkapan album
8. Keruntutan langkah-langkah kegiatan
9. Kesesuaian langkah-langkah dengan kartu soal yang digunakan
10. Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa
Kuesioner analisis validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu
oleh beberapa ahli yaitu ahli Bahasa dan ahli Montessori dan guru kelas III A SD
Kanisius Eksperimental Mangunan Yogyakarta.
4. Soal Tes
Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Selain
itu, pretest dan posttest juga digunakan untuk data pendukung dalam mengetahui
kualitas media pembelajaran. Tes disusun dan dikembangkan berdasarkan unsur-
unsur dari struktur kalimat. Adapun kisi-kisi soal yang telah dibuat pada tabel di
bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
Indikator Unsur
Kalimat Pertanyaan & Kalimat
No.
Item
Menganalisis
pola kalimat
sederhana
S P Garis bawahilah yang mana unsur S dan P
dalam kalimat di bawah ini!
= Nina belajar.
1
S P O Garis bawahilah yang mana unsur S, P, dan O
dalam kalimat di bawah ini!
= Bapak membaca koran.
2
S P O Pel Garis bawahilah yang mana unsur S, P, O, dan
Pel dalam kalimat di bawah ini!
= Roni membelikan susi buku cerita.
3
S P O K Garis bawahilah yang mana unsur S, P, O, dan
K dalam kalimat di bawah ini!
= Ayah membaca koran di ruang tamu.
4
S P O Pel
K
Garis bawahilah yang mana unsur S, P, O, Pel,
dan K dalam kalimat di bawah ini!
= Jeje memakan bakso yang sangat pedas
dengan sumpit.
5
Keterangan:
Macam-macam Unsur Kalimat sederhana, yaitu:
S : Subjek P : Pelengkap O : Objek Pel : Pelengkap K : Keterangan
Instrumen tes yang digunakan harus diuji validitasnya terlebih dahulu.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidaan suatu
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Sugiyono, 2016: 173). Aspek yang dinilai dalam instrumen tes dapat dilihat pada
tabel 3.9.
Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Soal Pretest dan Posttest
No. Aspek yang Dinilai
1. Kesesuaian 5 soal dengan indikator
2. Kesesuaian penulisan kalimat yang baku dan jelas
Uji validitas instrumen tes dilakukan oleh guru SD dan ahli Bahasa Indonesia
agar mendapatkan hasil kelayakan penggunaan instrumen soal tersebut. Jika sudah
mendapatkan hasil dari validasi, peneliti akan merevisi sesuai komentar yang ada,
kemudian instrumen siap untuk digunakan.
5. Dokumen
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang
sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau
kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian
adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.
Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, membaca surat, jurnal, makalah,
skripsi terdahulu, buku-buku dan bahan-bahan tulisan lainnya (Sarwono, 2006:
228).
Dokumen yang peneliti gunakan adalah video dan gambar-gambar yang
terkait dengan fokus penelitian peneliti. Video dan foto merupakan sumber data
sekunder yang berguna bagi peneliti karena data-data tersebut berupa gambar dan
suara yang akan melengkapi data yang bersifat tekstual (Sarwono, 2006: 228).
G. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggambungkan dari beragai teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2016: 241). Bila
peneliti melakukan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Tujuan dari
triangulasi bukan untuk mencari tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono,
2016: 241). Triangulasi digunakan ketika melakukan pengelolahan data analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah bagian dari tahap pertama yang digunakan
pengumpulan data mengenai ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran
juga permasalahan mengenai pembelajaran bahasa di kelas IIIA SD Kanisius
Eksperimental Mangunan. Teknik triangulasi digunakan untuk mengecek data
dari ketiga teknik pengumpulan data yang tidak sama. Berikut ini adalah gambar
triangulasi data dari ketiga teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti.
Gambar 3. 4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Pada gambar 3.4, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui tiga
teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan
dokumen. Peneliti menggunakan untuk membuat media pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa.
Selain itu peneliti juga menggunakan teknik triangulasi sumber untuk
menganalisis data wawancara berdasarkan 3 sumber data. Berikut ini merupakan
gambar triangulasi 3 sumber data. Gambar 3.5 merupakan triangulasi sumber
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 3. 5 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan gambar 3.5 di atas, peneiti memperoleh data hasil wawancara
dari tiga sumber data yang berbeda, yaitu: guru kelas IIIA, kepala Lab sekolah,
dan siswa kelas IIIA SD Kanisius Eksperimental Mangunan Yogyakarta. Itu
merupakan gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada awal
penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
data dari sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2016: 147). Berdasarkan
pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh data yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari validasi kuesioner
validasi produk, validasi produk oleh ahli, validasi instrumen tes oleh ahli, pretest
dan postest melalui uji coba terbatas. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari
hasil observasi, hasil wawancara, hasil validasi produk media pembelajaran oleh
ahli, hasil wawancara tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran.
Berikut adalah pembahasan teknis analisis data kuatitatif dan data kualitatif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah penilaian hasil soal tes tentang pola kalimat
sederhana. Analisis data dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1-4. Skala
digunakan diberbagai instrumen penelitian dengan beberapa modifikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dilakukan oleh peneliti. Skala dilengkapi dengan keterangan kriteria untuk
memudahkan penilai dalam memberikan penilaian.
Pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu kuesioner validasi produk
adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 10 Pedoman Penilaian Pada Instrumen Nontes
Nilai 4 Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Nilai 3 Instrumen sudah layak digunakan namun perlu di perbaiki
Nilai 2 Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki
Nilai 1 Instrumen tidak layak digunakan
Pedoman penilaian validitas isi instrumen soal tes adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 11 Pedoman Penilaian Validitas Isi Instrumen Soal Tes
Nilai 4 Sudah sangat sesuai dan tidak perlu diperbaiki
Nilai 3 Sudah sesuai namun perlu diperbaiki
Nilai 2 Kurang sesuai dan perlu diperbaiki
Nilai 1 Tidak sesuai tidak layak di berikan
Pedoman penilaian validasi produk oleh ahli adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 12 Pedoman Penilaian Validasi Produk Oleh Ahli
Nilai 4 Media pembelajaran sesuai dengan prinsip Montessori dan konsep bahasa, tidak
perlu direvisi
Nilai 3 Media pembelajaran sesuai dengan prinsip Montessori dan konsep bahasa,
namun terdapat sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki
Nilai 2 Media pembelajaran kurang sesuai dengan prinsip Montessori dan konsep
bahasa, sehingga perlu direvisi
Nilai 1 Media pembelajaran tidak sesuai dengan prinsip Montessori dan konsep bahasa,
sehingga perlu diganti
Hasil yang telah diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert
1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian
kemudian dihitung dengan menggunakan rumus 3.1.
∑
Rumus 3. 1 Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh
rerata nilai. Interval skor tersebut juga dapat menunjukan valid atau tidaknya
suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi skor rerata hasil penilaian instrumen
oleh ahli yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. 13 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Nilai Klasifikasi
3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50 < X ≤ 3,25 Baik
1,75 < X ≤ 2,50 Kurang
1,00 < X ≤ 1,75 Sangat Kurang
Instrumen dikatakan valid dan layak digunakan apabila memperoleh rerata
skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang 3 (kategori baik) yang
berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.
Sebaliknya jika kurang dari skor 2,50 maka instrumen dapat dikatakan tidak valid
dan tidak layak digunakan.
Selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan presentase jawaban yang
benar pada kuesioner. Rumus yang dikembangkan oleh Supraktiknya (2012: 128)
digunakan untuk menghitung presentase dalam analisis data. Rumus perhitungan
presentase jawaban kuesioner disajikan dalam rumus 3.2.
∑
Rumus 3. 2 Perhitungan Presentase Jawaban pada Kuesioner
Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes dalam pengumpulan data. Tes
tersebut adalah pretest dan posttest. Hal itu bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran papan
analisis kalimat kalimat. Tipe soal adalah isian singkat. Sistem penskoran setiap
item dapat dilihat pada tabel 3.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3. 14 Rubrik Penskoran Soal Pretest dan Posttest
No. Item Kriteria Jawaban Skor
1
Siswa dapat menggaris bawahi unsur S dan P dengan tepat dan
benar pada kalimat 2
Siswa dapat menggaris bawahi 1 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 1
Siswa tidak dapat menggaris bawahi unsur S dan P pada kalimat 0
2
Siswa dapat menggaris bawahi unsur S, P dan O dengan tepat dan
benar pada kalimat 3
Siswa dapat menggaris bawahi 2 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 2
Siswa dapat menggaris bawahi 1 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 1
Siswa tidak dapat menggaris bawahi unsur S, P dan O dengan
tepat dan benar pada kalimat 0
3
Siswa dapat menggaris bawahi unsur S, P, O dan Pel dengan tepat
dan benar pada kalimat 4
Siswa dapat menggaris bawahi 3 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 3
Siswa dapat menggaris bawahi 2 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 2
Siswa dapat menggaris bawahi 1 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 1
Siswa tidak dapat menggaris bawahi unsur S, P, O dan Pel dengan
tepat dan benar pada kalimat 0
4
Siswa dapat menggaris bawahi unsur S, P dan K dengan tepat dan
benar pada kalimat 3
Siswa dapat menggaris bawahi 2 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 2
Siswa dapat menggaris bawahi 1 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 1
Siswa tidak dapat menggaris bawahi unsur S, P dan K dengan
tepat dan benar pada kalimat 0
5
Siswa dapat menggaris bawahi unsur S, P, O dan K dengan tepat
dan benar pada kalimat 4
Siswa dapat menggaris bawahi 3 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 3
Siswa dapat menggaris bawahi 2 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 2
Siswa dapat menggaris bawahi 1 unsur dengan tepat dan benar
pada kalimat 1
Siswa tidak dapat menggaris bawahi unsur S, P, O dan K dengan
tepat dan benar pada kalimat 0
Setiap siswa akan dihitung nilainya berdasarkan rumus di bawah ini.
∑
Rumus 3. 3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Setelah nilai seluruh siswa terpetakan akan dihitung rerata nilai keseluruhan
siswa dengan menggunakan rumus di bawah ini.
∑
Rumus 3. 4 Perhitungan Rerata Nilai Keseluruhan Siswa
Rerata dari pretest dan posttest akan dibandingkan dengan menggunakan
diagram batang untuk melihat presentase peningkatan yang dihitung dengan
rumus di bawah ini.
∑
Rumus 3. 5 Presentase Peningkatan
Dengan terlihatnya penigkatan pada masing-masing siswa, akan diketahui
apakah media pembelajaran papan pola analisis kalimat memberikan dampak pada
ranah kognitif anak atau tidak. Jika memang tidak terjadi peningkatan, maka perlu
ada kajian tersendiri.
2. Analisis Data Kualitatif
Teknik analisis data kualitatif yang digunakan sudah jelas yaitu untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
proposal. Analisis data pertama kualitatif dilakukan dengan pengelolahan hasil
wawancara dan observasi. Menurut Kristi Poerwandari (Supraktiknya, 2012: 117)
pengelolahan data adalah sebagai berikut: 1) membaca transkrip wawancara atau
observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dengan pemahaman yang
baik, 2) menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kanan, 3) membuat catatan lain berisi interprestasi atau kesimpulan sementara,
dan 4) mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat.
Analisis data yang kedua menurut Creswell (2012: 328-329) langkah-
langkah pengelolahan sebagai berikut: 1) peneliti membuat kode-kode dan tema
secara kalitatif, 2) menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam
data teks, dan 3) membandingkan dengan data kuantitaif yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang
diuraikan sebagai berikut.
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini menguraikan hasil penelitian dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan yang meliputi potensi dan masalah, penyusunan rencana,
pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan
terbatas.
1. Potensi dan Masalah
a. Potensi
Berdasarkan hasil observasi media pembelajaran di LAB sekolah dan di kelas,
serta, peneliti mendapatkan suatu potensi yang memiliki nilai tambah untuk
penelitian dan pengembangan peneliti. Hasil yang didapatkan peneliti adalah
banyaknya ketersediaan media pembelajaran yang membantu proses pembelajaran
di sekolah, baik untuk media pembelajaran matematika, IPA, IPS, Seni, dan
Bahasa Indonesia. Kemudian dari hasil wawancara kepala labolatorium, memberi
tambahan potensi untuk penelitian dan pengembangan peneliti, di mana dari hasil
wawancara tersebut, adanya guru yang mengikuti pelatihan di LAB Montessori
PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Guru-guru tersebut belajar tentang
media pembelajaran wooden symbol grammar yang sangat terkait dengan
penelitian dan pengembangan peneliti. Semua potensi yang didapatkan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat mendayahgunakan potensi.
potesi tersebut. Namun demikian, masalah juga dapat menjadi sebuah potensi,
kalau kita dapat mendayahgunakan.
b. Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara.
Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan terkait kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pola
kalimat sederhana. Data tersebut diperoleh kemudian dikaji dengan menggunakan
triangulasi data.
2. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 8 September 2017 untuk
mengamati proses pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IIIA dan ketersediaan
media pembelajaran dengan cara membantu sekolah SD Kanisius Eksperimental
Mangunan dalam penginvetarisan dan penataan media-media pembelajaran. Tidak
dilakukannya validasi pada instrumen observasi. Akan tetapi, adanya konsultasi
dan revisi pada instrumen observasi oleh dosen pembimbing. Berikut adalah hasil
konsultasi dan revisi instrumen observasi yang disajikan pada table 4.1
Tabel 4. 1 Hasil Konsultasi dan Revisi Instrumen Observasi oleh Dosen
No. Hasil Konsultasi dan Revisi Instrumen Observasi oleh Dosen
1. Harus adanya tujuan observasi pada instrument
2. Kejelasan aspek yang akan diobservasi
3. Kejelasan ingin memakai check list atau record
Berdasarkan hasil konsultasi dan revisi instrumen observasi oleh dosen,
peneliti melakukan observasi pada tanggal 8 September 2017. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media belajar
untuk pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat terbatas dan tidak adanya media
pembelajaran khusus untuk materi pola kalimat sederhana di sekolah dasar. Hanya
ada beberapa media pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I dan II.
Ketika mengamati proses pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IIIA, guru
terlihat masih sangat terfokuskan pada suatu pedoman berupa buku cetak, bahan
ajar, dan sebuah papan tulis yang terlihat sangat menekankan suatu materi yang
dianggap penting.
3. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru kelas IIIA, kepala labolatorium,
dan beberapa siswa kelas IIIA. Tidak dilakukannya validasi pada instrumen
wawancara. Akan tetapi, adanya konsultasi dan revisi pada instrumen wawancara
oleh dosen pembimbing. Berikut adalah hasil konsultasi dan revisi instrumen
wawancara yang disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4. 2 Hasil Konsultasi dan Revisi Instrumen Wawancara oleh Dosen
No. Hasil Konsultasi dan Revisi Instrumen Wawancara oleh Dosen
1. Harus adanya tujuan wawancara pada instrumen
2. Kejelasan aspek yang akan dipakai saat melakukan wawancara
3. Penambahan beberapa aspek pada instrumen wawancara
4. Dilakukannya perubahan bahasa yang baik dan lengkap pada instrumen
Wawancara yang pertama dilakukan terhadap Guru Kelas IIIA. Wawancara
guru kelas dilaksanakan pada tanggal 4 September 2017. Hasil wawancara dengan
guru kelas dapat dilihat pada lampiran 1.2 halaman 128. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap Guru Kelas IIIA dapat disimpulkan bahwa kelas IIIA
memiliki media Bahasa Indonesia sederhana yaitu wooden symbol grammar
berbasis metode Montessori. Media tersebut terkait dengan media yang peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kembangkan. Kemudian, banyak siswa yang merasa terbantu dengan media
tersebut. Tetapi media tersebut belum dilanjutkan lagi. Adanya kesulitan dalam
membuat media.
Wawancara yang kedua dilakukan oleh Kepala Labolatorium SD Kanisius
Eksperimental Mangunan. Wawancara kepala labolatorium dilaksanakan pada
tanggal 6 Desember 2017. Hasil wawancara dengan Kepala Labolatorium SD
Kanisius Eksperimental Mangunan dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 131.
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Labolatorium dapat disimpulkan bahwa
sekolah memiliki media pembelajaran IPA, IPS, Matematika, PKN, dan Bahasa
Indonesia. Suatu media pernah dicobakan, namun belum maksimal dalam
menggunakannya. Media seringkali hanya sekali pakai, karena berdasarkan tema
sekolah. Belajar menggunakan media sangatlah menarik dari pada tidak
menggunakan. Diharapkan media dapat menyesuaikan kondisi/tingkat
pemahaman siswa.
Wawancara yang ketiga dilakukan oleh siswa Kelas IIIA SD Kanisius
Eksperimental Mangunan. Wawancara siswa Kelas IIIA dilaksanakan pada
tanggal 24 September 2017. Hasil wawancara dengan siswa Kelas IIIA SD
Kanisius Eksperimental Mangunan dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 133.
Berdasarkan hasil wawancara siswa kelas IIIA dapat disimpulkan bahwa saat
belajar khusus untuk pelajaran Bahasa Indonesia, guru tidak menggunakan media
belajar seperti pada pelajaran matematika. Bahasa indonesia mudah, sulit dan
bacaan Bahasa Indonesia sangatlah panjang. Senang jika belajar menggunakan
media tetapi belum pernah menggunakan media bahasa indonesia jadi sulit untuk
dibayangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga narasumber
yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan
penggunaan media pembelajaran untuk pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IIIA
SD Kanisius Eksperimental Mangunan belum optimal dan masih sangat terbatas
Media pembelajaran mengenai materi pola kalimat sederhana belum ada. Hal ini
dapat kita lihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada gambar 4.1
Gambar 4. 1 Triangulasi Data Wawancara
Berdasarkan gambar 4.1, diketahui bahwa guru mengalami kesulitan dalam
membuat media dan merasa kurangnya ketersediaan media Bahasa Indonesia di
kelas IIIA. Permasalahan yang ditemukan adalah ketersediaan dan penggunaan
media pembelajaran untuk pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IIIA SD Kanisius
Eksperimental Mangunan belum optimal dan masih sangat terbatas, terutama
untuk media belajar mengenai materi pola kalimat sederhana. Hal tersebut juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
diperkuat dari hasil observasi yang memperlihatkan kurangnya media belajar
Bahasa Indonesia untuk kelas III serta metode belajar yang masih menggunakan
metode tradisional yaitu ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan LKS.
4. Analisis Kebutuhan
a) Analisis Karateristik Siswa
Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran mata pelajaran lainnya di kelas
III SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Observasi dilakukan pada tanggal 8
Septeber 2017. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran untuk pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IIIA SD Kanisius Eksperimental Mangunan belum optimal dan
masih sangat terbatas, terutama untuk media belajar mengenai materi pola kalimat
sederhana. Hal tersebut juga diperkuat dari hasil observasi yang memperlihatkan
kurangnya media belajar Bahasa Indonesia untuk kelas III serta metode belajar
yang masih menggunakan metode tradisional yaitu ceramah, tanya jawab, dan
mengerjakan LKS.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas, kepala
labolatorium, dan siswa kelas yaitu guru mengalami kesulitan dalam membuat
media dan merasa tidak banyaknya ketersediaan media Bahasa Indonesia di kelas
IIIA. Ada suatu media Bahasa Indonesia yang pernah digunakan dan dicobakan,
namun belum maksimal untuk menggunakannya. Media seringkali hanya sekali
pakai, karena berdasarkan tema sekolah. Belajar. Paparan mengenai hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
observasi dan wawancara tersebut menjadi pertimbangan peneliti sebagai acuan
untuk data analisis kebutuhan.
b) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori
Peneliti menganalisis media pembelajaran Montessori berdasarkan empat ciri
media pembelajaran Montessori yaitu menarik, auto-education, auto-correction,
dan bergradasi. peneliti juga menambahkan satu ciri yaitu kontekstual dalam
pengembangan media pembelajaran tersebut. Ciri kontekstual ditambahkan
karena, siswa dapat menganalisis pola kalimat Bahasa Indonesia nanti dengan
contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka dan minat
siswa zaman ini. Kelima ciri media pembelajaran tersebut akan digunakan sebagai
acuan untuk data analisis kebutuhan.
c. Data Analisis Kebutuhan
Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah dokumen.
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah
berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian
dalam situasi sosial yang sesuai dan terkait dengan fokus penelitian adalah sumber
informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif. Dokumen itu dapat
berbentuk teks tertulis, membaca surat, jurnal, makalah, skripsi terdahulu, buku-
buku dan bahan-bahan tulisan lainnya (Sarwono, 2006: 228).
Dokumen yang peneliti gunakan adalah video dan gambar-gambar yang
terkait dengan fokus penelitian peneliti. Video dan foto merupakan sumber data
sekunder yang berguna bagi peneliti karena data-data tersebut berupa gambar dan
suara yang akan melengkapi data yang bersifat tekstual (Sarwono, 2006: 228).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Daftar bahan tulis, video dan gambar-gambar yang peneliti gunakan dapat dilihat
dalam lampiran 2 halaman 135.
Terdapat tiga teknik triangulasi data yang digunakan oleh peneliti, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumen. Berdasarkan triangulasi teknik
pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa Ketesedian media pembelajaran
sangat terbatas. Media belajar khusus untuk materi pola kalimat sederhana
sekolah dasar belum ada. Peneliti mengembangkan media pembelajaran
berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai media pembelajaran
berbasis metode Montessori untuk membantu siswa belajar dan memahami materi
pola kalimat sederhana. Pengembangan media pembelajaran juga
mempertimbangan lima ciri media pembelajaran Montessori yang telah
ditawarkan untuk guru dan siswa melalui data dokumen.
Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai
media pembelajaran yang diinginkan oleh siswa dan guru. Data analisis
kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain
media pembelajaran beserta album media pembelajaran. Dengan demikian,
peneliti dapat melanjutkan pada tahap kedua. Berikut bagan triangulasi teknik
pengumpulan data dapat dilihat pada gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4. 2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
5. Perencanaan
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana. Dalam
tahap ini, peneliti merancang desain produk, dan menyusun instrumen yang
dibutuhkan.
a. Desain Produk
1. Konsep Pembuatan Produk
Konsep pembuatan produk media belajar dan album media belajar “papan
analisis kalimat” merupakan pengembangan dari media belajar Montessori yaitu
“sentences analysis”. Sentences analysis merupakan sebuah material yang
digunakan untuk menganalisis kalimat Bahasa Inggris. Berdasarkan material atau
media belajar sentences analysis tersebut, peneliti mengembangkan sebuah media
belajar yang berfungsi untuk mempelajari pola kalimat Bahasa Indonesia. Nama
media pembelajaran yang dikembangkan adalah “papan analisis kalimat” beserta
album cara menggunakan media tersebut.
2. Desain Produk Media
Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan suatu media
pembelajaran untuk materi pola kalimat sederhana sekolah dasar. Media
pembelajaran ini terdiri dari empat komponen. Komponen tersebut adalah papan
analisis I, papan analisis II, simbol-simbol luaran dan kotak simbol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a) Papan Analisis I
Gambar 4. 3 Desain Papan Analisis Kalimat I
Papan analisis I merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai
pengendali kesalahan atau control of error. Sebelumnya, peneliti mendesain
bentuk dan ukuran papan analisis kalimat I mengunakan program CorelDraw X7.
Papan analisis I tersebut berbentuk persegi panjang dengan ukuran 48 cm ×15 cm.
Papan analisis I akan dibuat dari Flatbed MDF Board yang memiliki tebal 3 mm
atau 0,3 cm. MDF (Medium Density Fiberboard) merupakan material kayu olahan
yang dibuat dari kumpulan kayu dengan diameter kecil. Kemudian cat warna yang
digunakan pada papan analisis I yaitu cat printer EPSON. Peneliti membuat
media ini disalah satu tempat digital printing Yogyakarta. Pada papan tersebut
terdapat suatu pola dan dalam pola tersebut dibentuk oleh beberapa gambar
simbol. Gambar pola dari papan tersebut akan berfungsi sebagai patokan dari
sebuah pola kalimat nantinya. Ada simbol panah dan simbol lingkaran. Berikut ini
daftar beserta penjelasan spesifik gambar simbol pada papan analisis kalimat I
yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4. 3 Spesifik Gambar Simbol yang Ada di Papan Analisis I
Simbol Panah
Tulisan yang
Terdapat Pada
Simbol
Ukuran
Siapa? Apa? 10 cm × 2 cm
Kepada siapa?
Kepada apa?
Untuk siapa?
Untuk apa?
10 cm × 2 cm
Siapa itu? Apa itu? 10 cm × 2 cm
Simbol Lingkaran Ukuran
Diameter: 5,6 cm
Diameter: 5 cm
Diameter: 4,3 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
b) Papan Analisis II
Gambar 4. 4 Desain Papan Analisis Kalimat II
Papan analisis II merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai
pengendali kesalahan atau control of error. Sebelumnya, peneliti mendesain
bentuk dan ukuran papan analisis kalimat II mengunakan program CorelDraw X7.
Papan analisis II ini berbentuk persegi dengan ukuran 48 cm × 48 cm. Papan
analisis II terbuat dari sebuah Flatbed MDF Board yang memiliki tebal 3 mm atau
0,3 cm. MDF (Medium Density Fiberboard) merupakan material kayu olahan
yang dibuat dari kumpulan kayu dengan diameter kecil. Kemudian cat warna yang
digunakan pada papan analisis II yaitu cat printer EPSON. Peneliti membuat
media ini di sebuat tempat digital printing di Yogyakarta. Pada papan tersebut
terdapat suatu pola dan dalam pola tersebut dibentuk oleh beberapa gambar
simbol. Gambar pola dari papan tersebut akan berfungsi sebagai patokan dari
sebuah pola kalimat nantinya. Ada simbol panah dan simbol lingkaran. Berikut ini
daftar beserta penjelasan spesifik gambar simbol di papan analisis II yang
disajikan dalam tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4. 4 Spesifik Gambar Simbol yang Ada di Papan Analisis II
Simbol Panah Tulisan yang Terdapat
Pada Simbol Ukuran
Kapan? 10 cm × 2 cm
Mengapa? 10 cm × 2 cm
Untuk apa? 10 cm × 2 cm
Bagaimana? 10 cm × 2 cm
Di mana? 10 cm × 2 cm
Oleh siapa?
Oleh apa? 10 cm × 2 cm
Dengan siapa?
Dengan apa? 10 cm × 2 cm
Dari siapa? Dari apa? 10 cm × 2 cm
Melalui siapa?
Melalui apa? 10 cm × 2 cm
Siapa? Apa? 10 cm × 2 cm
Kepada siapa? Kepada
apa?
Untuk siapa?
Untuk apa?
10 cm × 2 cm
Siapa itu? Apa itu? 10 cm × 2 cm
Simbol Lingkaran Ukuran
Diameter: 5,6 cm
Diameter: 5 cm
Diameter: 4,3 cm
Diameter: 2,7 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Diameter: 2,7 cm
c) Simbol-simbol Luaran
Simbol-simbol luaran merupakan simbol-simbol dari papan analisis kalimat I
dan II yang akan di pakai oleh siswa saat mulai menganalisis kalimat. Simbol-
simbol luaran tersebut merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai
pengendali kesalahan atau control of error. Awalnya bentuk dan ukuran simbol-
simbol luaran didesain peneliti menggunakan program CorelDraw X7. Simbol-
simbol luaran dari papan analisis kalimat akan dibuat pada sebuah Flatbed MDF
Board yang memiliki tebal 3 mm atau 0,3 cm. MDF (Medium Density
Fiberboard) merupakan material kayu olahan yang dibuat dari kumpulan kayu
dengan diameter kecil. Kemudian cat warna yang digunakan pada papan analisis I
yaitu cat printer EPSON. Peneliti akan membuat media ini disalah satu tempat
digital printing Yogyakarta.
Simbol-simbol terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1) L1, L2, P1, P2, dan
P3. Simbol yang di lambangkan L merupakan simbol lingkaran, sedangkan simbol
yang dilambangkan P merupakan simbol panah. Setiap simbol memiliki ukuran
yang sama dengan penjelasan yang terdapat pada papan analisis I dan II. Dalam
simbol-simbol panah terdapat sebuah pertanyaan dan sebuah jawaban. Sisi satu
dari panah bertuliskan sebuah pertanyaan yang akan dijawab. Kemudian pada sisi
lainya terdapat sebuah kata atau sebuah jawaban. Jawaban tersebut merupakan
unsur dari sebuah kalimat. Dan dari jawab tersebut akan membantu siswa mulai
mengetahui pola dari kalimat yang dianalisis. Untuk ukuran simbol-simbol luaran
tersebut dapat dilihat pada daftar tabel 4.4 di halaman 75. Berikut tabel yang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
memaparkan penjelasan dari simbol-simbol luaran papan analisis kalimat secara
lebih spesifik.
Tabel 4. 5 Simbol-simbol Luaran
SIMBOL PANAH
SISI DEPAN
(sebagai pertanyaan)
SIMBOL PANAH SISI
BELAKANG
(sebagai jawaban)
FUNGSI
Kapan? Waktu
Unsur keterangan yang
menyatakan kapan terjadinya
suatu kegiatan atau peristiwa
Mengapa? Alasan
Unsur keterangan yang
menunjukkan suatu sebab atau
akibat yang ditimbulkan dan
hasil dari sebuah peristiwa yang
telah terjadi
Untuk apa? Tujuan
Unsur keterangan yang
menyatakan sebuah tujuan suatu
pekerjaan yang dilakukan, baik
yang terjadi maupun yang akan
terjadi
Bagaimana? Cara
Unsur keterangan yang
menyatakan suatu proses atau
cara kegiatan atau peristiwa yang
dilakukan
Di mana? Tempat
Unsur keterangan yang
menyatakan tempat dan arah
terjadinya suatu kegiatan atau
peristiwa
Oleh siapa?
Oleh apa?
Perwakilan
Unsur keterangan yang
menyatakan bahwa subjek tidak
bertanggung jawab langsung
terhadap aksi yang terjadi
melainkan seseorang atau sesuatu
yang lain yang melakukan aksi
tersebut.
Dengan siapa?
Dengan apa? Pendampingan
Unsur keterangan yang
menyatakan ada tidaknya orang
yang menyertai orang lain dalam
melakukan suau perbuatan. kata
yang digunakan merupakan
benda bernyawa atau dianggap
bernyawa.
Dari siapa? Dari apa? Sumber
Unsur keterangan yang
menyatakan asal suatu kejadian,
peristiwa, benda, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Melalui siapa?
Melalui apa?
Instrumen
Unsur keterangan yang
menyatakan ada tidaknya alat
yang dipakai untuk melakukan
perbuatan. Pengertian alat disini
tidak harus sesuatu yang konkret
melainkan yang abstrak,
misalnya: Dia bekerja dengan
kemauan besar. untuk
pertanyaan pada simbol dapat
menggunakan “dengan cara
siapa?” dan “dengan cara apa?”
Siapa? Apa? Objek
Sebagai simbol unsur objek
kalimat
Kepada siapa? Kepada
apa?
Untuk siapa?
Untuk apa?
Pelengkap
Sebagai simbol unsur pelengkap
kalimat
Siapa itu? Apa itu? Subjek
Sebagai simbol unsur objek
kalimat
SIMBOL LINGKARAN FUNGSI
Sebagai simbol unsur
predikat
Merupakan kegiatan yang sedang
dilakukan oleh Subjek. Predikat
biasanya merupakan kata-kata
kerja.
Sebagai simbol unsur subjek
Merupakan pelaku atau orang
yang melakukan kegiatan
tertentu. Subjek pada umumnya
berupa kata benda seperti nama
orang, binatang, tumbuhan, dan
benda
Sebagai simbol unsur objek
Merupakan sesuatu yang dikenai
tindakan oleh Subjek. Sama
seperti Subjek, Objek dapat
berupa kata-kata benda
Sebagai simbol unsur
pelengkap
Merupakan unsur kalimat yang
fungsinya seperti Objek (O)
tetapi yang membedakannya
adalah Pelengkap tidak bisa
dirubah menjadi Subjek pada
kalimat pasif. Pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
biasanya terletak setelah predikat
atau objek.
Sebagai simbol unsur
keterangan
Menjelaskan tentang latar
(mengenai tempat, waktu,
suasana dan lain-lain) kejadian
dalam sebuah kalimat.
Keterangan berfungsi sebagai
pelengkap, bisa ditemukan di
awal kalimat (sebelum subjek)
atau di akhir kalimat (setelah
objek) atau setelah pelengkap
d) Kotak Simbol
Kotak simbol merupakan tempat untuk menyimpan simbol-simbol luaran.
Ada dua kotak yang akan digunakan. Setiap satu kotak memiliki dua bagian lagi.
Untuk kotak pertama, akan menyimpan simbol-simbol dari L1 dan P1. Kemudian
kotak yang kedua akan menyimpan simbol-simbol dari L2, P2 dan P3. Kotak
berukuran 14 cm × 14 cm, dengan tinggi 7 cm. sedangkan untuk penutup kotak
berukuran 14 cm × 14 cm dengan tebal sekitar 0,3 cm - 0,5 cm. Kotak terbuat dari
sebuah kayu jati Belanda.
Gambar 4. 5 Desain Kotak Simbol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Desain Produk Album Media
Gambar 4. 6 Cover Album Media
Album media pembelajaran merupakan buku panduan untuk cara penggunaan
media pembelajaran papan analisis pola kalimat. Peneliti mendesain album media
pembelajaran menggunakan program microsoft word 2010 dan program microsoft
publisher 2010. Album media pembelajaran dibuat untuk para
pembimbing/direktris (istilah guru dalam pembelajaran berbasis metode
Montessori). Album media pembelajaran ini memuat langkah-langkah dalam
menggunakan media pembelajaran papan analisis pola kalimat. Dalam setiap
langkah pembelajaran, terdapat gambar-gambar yang membantu pembimbing
untuk lebih memahami langkah-langkah pembelajaran.
b. Instrumen Validasi Produk dan Tes
Sebagai persiapan dalam melaksanakan pengujian media pembelajaran,
peneliti menggunakan instrumen berupa tes untuk uji coba lapangan terbatas dan
kuesioner validasi produk sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1) Tes
Sebelum instrumen tes digunakan untuk diujikan secara instrumen diuji
validitasnya terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen.
Validasi dilakukan oleh ahli pembelajaran Bahasa Indonesia dan guru kelas IIIA
SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Uji validitas yang dilakukan adalah uji
validitas isi. Hasil uji validitas isi oleh ahli disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Instrumen Tes
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5
Bahasa Indonesia 4 4 4 4 2 18 3,6
Guru 4 4 4 4 3 19 3,8
Rerata 37 3,7
Berdasarkan hasil uji validitas isi tes oleh ahli pada tabel di atas, didapatkan
rerata skor sebesar 3,7. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak
digunakan.
Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen tes. Komentar
tersebut peneliti gunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan
instrumen. Komentar ahli dapat dilihat pada table 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Komentar Uji Validitas Isi Tes oleh Ahli
No.
Item
Komentar
Ahli
Instrumen Soal Sebelum
Perbaikan
Instrumen Soal Setelah
Perbaikan
1 - Pola Kalimat:S-P
Nina belajar
Pola Kalimat: S-P-O-Pel-K Nina
belajar
2 Ganti 1 suku
kata
Pola Kalimat: S-P-O
Bapak membaca koran
Pola Kalimat: S-P-O-Pel-K
Bapak membaca buku
3 -
Pola Kalimat: S-P-O-Pel
Roni membelikan Susi Buku
Cerita
Pola Kalimat: S-P-O-Pel-K Roni
membelikan Susi Buku Cerita
4 Ganti 1 suku
kata
Pola Kalimat: S-P-O-K
Ayah membaca koran di ruang
tamu
Pola Kalimat: S-P- K
Budi belajar di kelas
5 Kalimatnya
diganti
Pola Kalimat: S-P-O-Pel-K
Jeje memakan bakso yang
sangat pedas dengan sumpit
Pola Kalimat: S-P-O-K
Ayah membaca surat kabar di
ruang tamu
Setelah instrumen tes divalidasi dan dilakukan perbaikan, selanjutnya
instrumen diujikan secara empiris. Uji empiris dilakukan kepada 5 siswa kelas
IIIA SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Pemilihan siswa dilakukan secara
random atau acak oleh guru kelas.
2) Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk digunakan untuk menilai kelayakan produk media
pembelajaran papan analisis pola kalimat yang telah dibuat oleh peneliti. Validasi
dilakukan oleh para ahli. Dalam membuat instrumen kuesioner, peneliti mengacu
pada lima ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode Montesori. Kisi-kisi
dikembangkan mejadi 10 pertanyaan untuk media dan 10 pernyataan untuk album
media. Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya. Validitas
dilakukan dengan tujuan agar instrumen tersebut layak digunakan. Validasi yang
dilakukan adalah uji validitas isi. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa. Hasil
validasi kuesioner produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 4. 8 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk Oleh Ahli
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Bahasa 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 50 3,57
Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli, didapatkan
rerata skor sebesar 3,57. Kategori isi instrumen kuesioner sangat baik. Dengan
demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan.
c. Pengembangan Bentuk Awal Produk
Pada tahap sebelumnya, telah dirancang desain media pembelajaran dan
album media pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuat media pembelajaran
dan album media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dirancang. Pada
tahap ini peneliti mengumpulkan bahan dan membuat media pembelajaran.
1) Pengumpulan Bahan
Berdasarkan analisis kebutuhan oleh guru dan siswa, peneliti memanfaatkan
bahan MDF dan kayu. Bahan tersebut digunakan untuk membuat papan analisis
kalimat I dan II, simbol-simbol luaran dari papan analisis kalimat, serta kotak
penyimpanan untuk simbol-simbol luaran. MDF digunakan untuk pembuatan
papan analisis kalimat I dan II, serta simbol-simbol luaran dari papan analisis
kalimat. Kemudian kotak penyimpanan untuk simbol-simbol luaran
menggunakan kayu. MDF (Medium Density Fiberboard) merupakan material
kayu olahan yang dibuat dari kumpulan kayu dengan diameter kecil. Jenis kayu
yang dipilih untuk pembuatan kotak adalah jati Belanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2) Pembuatan Media Pembelajaran
Pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu
serta tempat digital printing di Yogyakarta. Karena kelengkapan dari tukang kayu
dan tempat digital printing sehingga mendukung dalam pembuatan media
pembelajaran yang telah didesain oleh peneliti. Pembuatan media pembelajaran
dilakukan kurang lebih selama 2 bulan. Pada awalnya peneliti memberikan desain
papan analisis kalimat I, papan analisis kalimat II, dan simbol-simbol luaran dari
papan analisis kalimat. Untuk papan analisis kalimat I, papan analisis II, dan
simbol luaran terbuat dari sebuah Flatbed MDF Board yang memiliki tebal 3 mm
atau 0,3 cm. MDF (Medium Density Fiberboard) merupakan material kayu olahan
yang dibuat dari kumpulan kayu dengan diameter kecil. Kemudian untuk warna
yang ada pada ketiga komponen media tersebut akan menggunakan cat warna
printer EPSON. Berikut gambar media pembelajaran papan analisis kalimat I,
papan analisis kalimat II, dan simbol-simbol luaran yang dikembangkan oleh
peneliti.
Gambar 4. 7 Papan Analisis Kalimat I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4. 8 Papan Analisis Kalimat II
Gambar 4. 9 Simbol-simbol Luaran
Peneliti melakukan diskusi bersama salah seorang karyawan yang berada di
tempat digital printing bermaksud untuk lebih memperjelas desain dan
keberhasilan media yang yang akan diproduksi. Langkah awal pembuatannya
diawali dengan pengecekan kembali desain dengan teliti, ukuran MDF yang akan
digunakan, dan tulisan yang termuat, serta warna. Papan analisis kalimat I dan II
berfungsi untuk menunjukkan pola dalam menganalisis sebuah kalimat sederhana.
Sebuah papan pengendali kesalahan yang membantu siswa mengerti bahwa setiap
bagian kalimat berhubungan satu sama lain dan mengingatkan pentingnya suatu
penempatan kata yang benar dan tepat dalam sebuah kalimat. Papan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kalimat I berukuran 48 cm ×14,8 cm. Sedangkan untuk papan analisis kalimat II
berukuran 48 cm × 48 cm. Dalam papan analisis tersebut sebuah gambar pola dan
dalam pola tersebut ada yang berbentuk simbol panah dan lingkaran. Kemudian
adanya simbol-simbol luaran yang ukuran, bentuk, dan warnanya yang sama
seperti yang ada pada papan analisis kalimat, untuk ukuran dan warna simbol
tersebut dapat dilihat pada desain media pada tabel 1.2 di halaman 10-11. Simbol-
simbol luaran berfungsi sebagai salah media yang akan digunakan siswa secara
langsung saat menganalisis kalimat. Simbol-simbol luaran juga berfungsi sebagai
control of error.
Kemudian peneliti berdiskusi tentang desain kotak penyimpanan untuk
simbol-simbol luaran kepada tukang kayu, bertujuan untuk memastikan beberapa
hal yang pasti untuk bahan kayu apa yang akan digunakan dalam pembuatan
kotak. Fungsi dari kotak tersebut untuk menyimpan simbol-simbol luaran papan
analisis kalimat. Untuk ukuran kayu yang spesifik dapat melihat gambar 4.5
beserta penjelasanya pada halaman 79. Berikut gambar dari kotak kayu yang
dibuat.
Gambar 4. 10 Kotak Penyimpanan Simbol-simbol Luaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3) Pembuatan Album Media Pembelajaran
Dalam pembuatan album media, peneliti melakukan beberapa langkah, yaitu;
1) peneliti membaca dan menonton video dari beberapa sumber tentang langkah-
langkah penggunaan media pembelajaran, 2) kemudian, peneliti merumuskan
langkah-langkah, 3) setelah itu, peneliti mengambil gambar dari setiap langkah
pembelajaran yang telah dirumuskan, 4) kemudian mendesain dalam sebuah
program, 5) dan yang terakhir melakukan fhinising. Dalam mendesain isi album,
peneliti menggunakan Program Microsoft Word 2010 dan untuk desain sampul
album, peneliti menggunakan Program Microsoft Publiser 2010. Setelah soft file
desain album media pembelajaran selesai, peneliti kemudian mencetak album
media pembelajaran.
Setelah tahap pembuatan album media telah selesai, perlu dilakukannya
validasi terhadap album sebelum uji coba lapangan terbatas untuk menguji
kelayakannya. Dengan demikian peneliti dapat melakukan ke tahap selanjutnya.
d. Validasi Produk
Validasi dilakukan untuk menilai produk yang telah dibuat yaitu media
pembelajaran dan album media pembelajaran. Kuesioner yang telah dibuat pada
tahap kedua digunakan untuk validasi produk.
1) Validasi Produk Media Pembelajaran
Validasi media belajar dilakukan oleh ahli. Ahli tersebut adalah ahli
pembelajaran Bahasa Indonesia, Ahli Montessori dan guru. Berikut hasil validasi
media belajar dilakukan oleh ahli, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Produk Media Belajar oleh Ahli
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Montessori 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 35 3,5
Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 3,8
Guru 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 35 3,5
Rerata 36 3,6
Selain memberikan penilaian para ahli juga memberikan komentar terhadap
media belajar yang dikembangkan. Komentar tersebut peneliti gunakan sebagai
pertimbangan dalam melakukan perbaikan. Rekapitulasi komentar Validasi
Produk album media belajar dapat dilihat pada table 4.10.
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Belajar oleh Ahli
Ahli Komentar Umum Tanggapan
Montessori
Pewarna media papan analisis
lebih di terangkan lagi
peneliti menerangkan kembali
warna yang ada pada papan
analisis
Bahasa Indonesia Sudah layak diujikan peneliti mengujikan
Guru - -
2) Validasi Produk Album Media Pembelajaran
Selain Validasi terhadap media belajar, validasi juga dilakukan pada album
media belajar. Validasi dilakukan oleh ahli yang sama. Tabel 4.11 adalah hasil
validasi album media belajar oleh para ahli.
Tabel 4. 11 Hasil Validasi Produk Album Media Belajar oleh Ahli
Ahli No. Item
Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Montessori 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37 3,7
Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
Guru 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 35 3,5
Rerata 37,33 3,733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berdasarkan hasil validasi album media belajar oleh ahli, didapatkan rerata
skor sebesar 3,73. Jika dilihat pada tabel 3.5 halaman 50, rerata tersebut
termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi album media oleh ahli
dapat dilihat pada halaman 176-178. Selain memberikan penilaian para ahli juga
memberikan komentar terhadap album media belajar yang dikembangkan.
Komentar tersebut peneliti gunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan
perbaikan. Rekapitulasi komentar Validasi Produk album media belajar dapat
dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4. 12 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Belajar oleh
Ahli
Ahli Komentar Umum Tanggapan
Montessori - -
Bahasa Indonesia Sangat baik -
Guru
Ada kalimat yang rancu
pada contoh, mungkin dapat
di teliti kembali
Peneliti mengubah
kalimat pada contoh
tersebut
e. Uji Coba Lapangan Terbatas
Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada lima orang siswa kelas IIIA
SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Lima orang siswa tersebut dipilih secara
acak dan berdasarkan saran dari guru. Uji coba dilaksanakan pada tangal 8 Maret
2018-9 Maret 2018 pada pukul 11.15-12.00 WIB. Langkah uji coba terbatas
dirancang ke dalam 3 langkah, yaitu langkah pertama pelaksanaan pretest, kedua
pertemuan dengan menggunakan media pembelajaran papan analisis kalimat
berbasis metode Montessori, kemudian langkah ketiga atau terakhir pelaksanaan
posttest. Pretest dilakukan pada awal bermaksud untuk mengetahui kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
awal siswa mengenai pola kalimat sederhana. Kemudian pertemuan bermaksud
untuk membantu siswa memahami pola kalimat sederhana dengan menggunakan
media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori. Posttest
dilakukan di akhir pertemuan karena bertujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa setelah menggunakan media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori. Berikut ini adalah jadwal pertemuan dalam pelaksanaan uji
coba lapangan.
Tabel 4. 13 Jadwal Pertemuan
Pertemuan Hari/tanggal/jam Materi
I Kamis, 8 Maret 2018
Jam 11.15-12.00 Analisis pola kalimat sederhana
- Bagian I
II Jumat, 9 Maret 2018
Jam 11.15-12.00 Analisis pola kalimat sederhana
- Bagian II
Saat melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan media
pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori, peneliti
menggunakan album media pembelajaran sebagai panduan proses pembelajaran.
Akan tetapi saat melaksanakan pembelajaran, peneliti menyadari bahwa album
media tersebut merupakan sebuah panduan, petunjuk dan alat bantu bagi guru
untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran pola kalimat sederhana sesuai
dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan siswa sendiri. Sehingga, proses
pembelajaran akan semakin lebih kontekstual dan menyenangkan bagi siswa.
Berikut deskripsi bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran
papan analisis kalimat berbasis metode Montessori selama dua hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1. Pertemuan Pertama
Peneliti melaksanakan kegiatan belajar hari pertama pada tanggal 8 Maret
2018 pada pukul 11.15-12.00 WIB. Peneliti memulai pembelajaran dengan
membuat beberapa kesepakatan bersama siswa. Kesepakatan yang pertama adalah
selalu menjaga ketertiban di area kerja atau area belajar, dan yang kedua adalah
kesepakatan dimana “Satu bicara yang lain mendengarkan”. Peneliti kemudian
menyiapkan media pembelajaran di atas area kerja dan memperkenalkan setiap
komponen media pebelajaran yang ada. Pertama-tama, peneliti memperkenalkan
papan analisis kalimat I dan papan analisis kalimat II, dan simbol-simbol luaran
dari papan analisis kalimat. Saat peneliti memperkenalkan simbol luaran, yaitu
lingkaran merah yang berukuran besar, peneliti bertanya pada siswa: “Masih
ingatkah kalian dengan warna merah dalam media pembelajaran kelas kata?”
Jawab siswa: “Kata kerja”. Dapat diketahui bahwa beberapa siswa masih
mengingat simbol dari kelas kata. Akan tetapi, mulai sekarang siswa tidak akan
menyebutnya sebagai kata kerja lagi melainkan unsur “Predikat”, dimana peneliti
bermaksud mengenalkan pada siswa bahwa semua unsur predikat mengandung
kata kerja dalam pola kalimat sederhana. Sebelum peneliti bertanya lagi, ada
beberapa siswa yang langsung mengatakan: “Itu kata benda dan itu kata
keterangan”. Peneliti kaget dan senang karena mereka masih mengingat simbol
kelas kata pada penelitian sebelumnya dengan peneliti lain. Kemudian yang
kedua, peneliti memperkenalakan lingkaran hitam paling besar, lingkaran hitam
sedang, dan lingkaran hitam paling kecil. Peneliti bertanya pada siswa: “Masih
ingatkah kalian dengan warna hitam dalam media pembelajaran kelas kata?”
Jawab siswa: “Kata benda”. Dapat diketahui bahwa beberapa siswa masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mengingat simbol dari kelas kata yaitu kata benda. Akan tetapi, mulai sekarang
siswa tidak akan menyebutnya sebagai kata benda lagi melainkan unsur “Subjek”
untuk lingkaran hitam paling besar, unsur “Objek” untuk lingkaran hitam
berukuran sedang, dan unsur “Pelengkap” untuk lingkaran hitam paling kecil.
Peneliti bermaksud mengenalkan pada siswa bahwa semua unsur subjek, objek,
dan pelengkap mengandung kata benda dalam pola kalimat sederhana. Peneliti
merasa senang karena ada beberapa siswa yang bertanya: “Mengapa subjek
memiliki ukuran paling besar dan pelengkap memiliki ukuran palingk kecil?”.
Peneliti memberikan pemahaman pada siswa dan memberikan jawaban yang
sesuai dengan pemahaman mereka. Setelah itu, peneliti bertanya lagi pada siswa:
“masih ingatkah kalian dengan warna orange dalam media pembelajaran kelas
kata?” Jawab siswa: “Kata keterangan”. Dapat diketahui bahwa beberapa siswa
masih mengingat simbol dari kelas kata yaitu kata keterangan. Akan tetapi, mulai
sekarang siswa tidak akan menyebutnya sebagai kata keterangan lagi melainkan
unsur “Keterangan”.
Gambar 4. 11 Siswa Mengenal Unsur-unsur Kalimat
Untuk membuat siswa lebih memahami unsur-unsur tersebut, peneliti
memberikan beberapa contoh kalimat. Para siswa terlihat senang karena contoh
kalimat yang peneliti buat memuat nama-nama mereka. Hal itu membuat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
terlihat antusias untuk mencoba belajar dengan menggunakan media pembelajaran
papan analisis kalimat.
Gambar 4. 12 Aktivitas Siswa dengan Kalimat
Peneliti memberikan beberapa contoh kalimat untuk memberikan pemahaman
mengenai unsur subjek predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Setelah itu,
peneliti memberikan kebebasan kepada siswa untuk beraktivitas dengan kalimat
untuk membuat mereka paham pola yang ada dalam kalimat. Langkah-langkah
memperkenalkan dan membuat anak memhami unsur kalimat dan pola kalimat
sederhana, dapat dilihat pada album media pembelajaran. Untuk kegiatan penutup,
peneliti mengecek kembali pemahaman siswa tentang unsur-unsur kalimat yang
baru mereka pelajari.
2. Pertemuan Kedua
Peneliti melaksanakan kegiatan belajar hari kedua pada tanggal 9 Maret 2018
11.15 – 12.00 WIB. Peneliti kembali mengingatkan tentang kesepakatan yang
telah dibuat bersama pada awal pertemuan. Setelah mengingatkan kesepakatan
yang telah dibuat, peneliti kembali melakukan review pada siswa tentang simbol-
simbol dan fungsi dari simbol-simbol yang ada. Pertemuan hari kedua
dilaksanakan dengan sebuah permainan, permainanya yaitu “UNO” Tujuannya
untuk mengantarkan anak untuk lebih antusias dan bersemangat dalam belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dan mereka dapat lebih memahami materi pola kalimat sederhana. Siswa sangat
antusias ketika peneliti mengatakan bahwa mereka belajar sambil bermain dan
berlomba. Tiba-tiba ada salah satu anak yang mengatakan: “Bermain tembak-
tembakan aja Bu, soalnya simbol panahnya bisa dibuat jadi tembak-tembakan”.
Peneliti tertawa dan senang karena dengan adanya pernyataan dari salah seorang
siswa, dan membuat suasana menjadi lebih baik dan siswa lain menjadi terlihat
bersemangat lagi untuk belajar.
Gambar 4. 13 Siswa Menganalisis Pola Kalimat dengan Media Pembelajaran
Pada pertemuan kedua kali ini, peneliti dapat melihat bagaimana kegairahan
siswa saat mulai menganalisis pola kalimat dengan sebuah permainan. Semua
siswa mulai berlomba-lomba untuk menganalisis pola kalimatnya menggunakan
media. Ada tiga kelompok, satu kelompok beranggotakan satu sampai dua orang.
Kemudian peneliti membebasakan mereka untuk menganalisis, saat peneliti
mengobservasi kegiatan menganalisis siswa, ada beberapa siswa yang sudah
mengetahui control of error dari media tersebut, sehingga kegiatan menganalisis
mereka sangat cepat, lalu mereka meminta peneliti untuk kembali mengecek hasil
analisis mereka. Peneliti melihat bahwa media pembelajaran itu sangat membantu
siswa di mana siswa mencoba untuk menganalisis pola kalimanya terlebih dahulu
menggunakan media dan kemudian meminta bantuan guru. Pada pertemuan kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
ini, siswa terlihat cukup lancar dalam melaksanakan pembelajaran bersama media
papan analisis kalimat yang tersedia. Setelah melaksanakan pertemuan, peneliti
kembali melakukan review mengenai simbol-simbol beserta fungsi dari simbol-
simbol tersebut, lalu melakukan kegiatan posttest untuk melihat perkembangan
pengetahuan mereka mengenai materi pola kalimat sederhana. Pada saat posttest,
seluruh siswa mengerjakan posttest secara mandiri dan tidak melakukan kegiatan
mencontek hasil teman. Peneliti melihat tingkat percaya diri siswa sudah muncul
karena sudah belajar mengenai meteri dengan menggunakan media pembelajaran.
Sangat berbeda saat melaksanakan pretest, di mana para siswa terlihat gugup dan
takut membuat kesalahan pada jawabannya, sehingga membuat mereka bersama-
sama mengerjakan prestest dan hasilnya pekerjaan merekapun sangat berantakan.
Gambar 4. 14 Siswa Mengerjakan Soal Posttest Secara Mandiri
Setelah selesai melakukan posttest, peneliti melakukan wawancara pada anak-
anak mengenai pembelajaran bersama media pembelajaran papan analisis kalimat,
dan peneliti merasa sangat puas karena respon keseluruhan siswa yang
mengatakan bahwa: “Senang dapat belajar materi pola kalimat sederhana, pakai
media juga” dan peneliti tertawa dan merasa lucu, karena ada siswa yang
mengatakan: “50% saya bahagia sudah dapat belajar dan 50% saya kurang
bahagia karena sudah menyita waktu membaca”. Banyak jawab siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
membuat peneliti merasa puas dan ingin menambah waktu untuk membuat
mereka lebih memahami lagi tentang pola kalimat sederhana.
1) Data dan Hasil Tes
Sebelum produk media pembelajaran digunakan oleh siswa, peneliti
melakaukan tes awal (pretest) terleih dahulu untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa mengenai materi pola kalimat sederhana dan peneliti melakukan tes akhir
(posttest) setelah siswa telah belajar mengenai materi pola kalimat sederhana
menggunakan media belajar papan analisis pola kalimat. Instrumen soal terdiri
dari 5 butir soal.
Dapat dilihat dengan jelas pada tabel di bawah ini bahwa nilai presentase
kenaikan yang paling tinggi didapatkan oleh Okk dan nilai presentase yang tidak
mengalami kenaikan didapatkan oleh Sel. Kemudian adanya reseponden yang
tidak mengalami kenaikan dalam presentase melainkan penurunan presentase.
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest
Responden Pretest Posttest
Presentase
kenaikan (%)
Ang 87,5 81,25 -7,14
Elb 81,25 87,5 7,69
Sel 87,5 87,5 0
Sif 68,75 75 9,09
Okk 31,25 43,75 40
Rerata 71,25 75 9,92
Siswa Ang tidak mengalami kenaikan, namun mengalami penurunan hasil
posttest yaitu dari 87,5 menjadi 81,25 dengan nilai presentase kenaikan sebesar -
7,14%. Kemudian siswa Elb mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada
hasil tes yaitu dari 81,25 menjadi 87,5 dengan nilai presentase kenaikan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
7,69%. Siswa Sel tidak mengalami peningkatan. Hasil tes yang didapatkan sama
yaitu 87,5 dengan nilai presentase kenaikan sebesar 0%. Siswa Sif mengalami
peningkatan yang signifikan, Sif mendapatkan hasil dari 68,75 menjadi 75 dengan
nilai presentase kenaikan sebesar 9,09%. Sedangkan untuk Okk juga mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dari 31,25 menjadi 43,75 dengan nilai
presentase kenaikan sebesar 40%. Dapat dilihat perbedaan pretest dan posttest
pada gambar dibawah ini.
Gambar 4. 15 Perbedaan Pretest dan Posttest
Pada gambar 4.15 menunjukkan nilai rerata skor pretest sudah baik, yaitu
71,25. Berdasarkan pengamatan peneliti saat pertemuan, hal itu terjadi dikarenakan
kemungkinan beberapa faktor, yaitu adanya beberapa siswa yang melihat
pekerjaan siswa lainya dan ada siswa yang memberikan jawaban dengan
menggunakan perasaan (felling). Sehingga secara kebetulan dan dengan unsur
kesengajaan, siswa memberikan jawaban dengan benar dan tepat serta
mendapatkan nilai tinggi pada pretest. Kemudian untuk nilai posttest yang
terbilang rendah dari pretest, kemungkinan responden tersebut mulai berpikir dan
bekerja dengan hati-hati saat mengerjakan soal prettest sehingga membuat tidak
-20
0
20
40
60
80
100
Ang Elb Sel Sif Okk
Pretest
Posttest
Presentase kenaikan
(%)
Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
adanya peningkatan dalam presentase, melainkan penurunan dalam peresentase
yaitu -7,14%.
Melalui hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara hasil
pretest dan posttest. Secara garis besar beberapa siswa mengalami peningkatan
pada hasil pretest dan posttest. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah
menggunakan media pembelajaran papan analisis kalimat, siswa mulai memahami
pola kalimat sederhana. Dapat dilihat perbedaan nilai yang disajikan pada gambar
dibawah ini.
Gambar 4. 16 Perbedaan Nilai Rerata Pretest dan Posttest
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa sebelum menggunakan media
pembelajaran papan analisis kalimat, di peroleh hasil rerata nilai pretest yaitu
71,25. Setelah siswa menggunakan media pembelajaran papan analisis kalimat
diperoleh hasil rerata nilai posttest yaitu 75. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran papan analisis kalimat dapat membantu siswa untuk
memahami materi pola kaimat sederhana.
6870727476
Pretest Posttest
Rerata Nilai Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
2) Data dan Hasil Wawancara Tanggapan mengenai Produk Media
Pembelajaran
Wawancara tanggapan mengenai produk media pembelajaran setelah
dilaksanakan uji coba lapangan terbatas yang dilakukan oleh lima siswa kelas IIIA
SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Wawancara dilakukan terhadap siswa
setelah selesai melaksanakan posttest. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai pembelajaran pola kalimat sederhana menggunakan
media pembelajaran papan analisis kalimat. Wawancara dilaksanakan secara
bebas yang tersusun secara sistematis dan lengkap. Tanggapan mengenai produk
media pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 15 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa
No. Pertanyaan Wawancara Tanggapan Siswa
1.
Bagaimana perasaan kalian belajar
tentang pola kalimat sederhana
menggunakan media pembelajaran papan
analisis kalimat berbasis metode
Montessori?
“Saya senang dan bangga sudah belajar
pola kalimat sederhana”
2.
Apakah kalian memahami materi pola
kalimat sederhana dengan menggunakan
media papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori?
“Saya senang sekali, medianya dapat
membantu saya belajar pola kalimat
sederhana”
“Kalau bisa medianya bisa pakai sendiri-
sendiri”
3
Apakah kalian ingin belajar ingin belajar
materi pola kalimat sederhana dengan
menggunakan media papan analisis
kalimat berbasis metode Montessori lagi?
“Iya. Tetapi belajarnya jangan setiap hari.
Bisa berselang 1 atau dua hari”
Berdasarkan hasil dari tanggapan siswa mengenai produk media
pembelajaran oleh siswa pada tabel 4.15 dapat dikategorikan bahwa produk media
pembelajaran sudah sangat baik. bukan hanya wawancara, tetapi peneliti
melakukan observasi, di mana siswa terlihat tertarik belajar dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
media papan analisis kalimat. Ketika peneliti menunjukkan simbol luaran lingkaran
merah kemudian peneliti bertanya pada siswa, “simbol apa ini?” awalnya siswa
menjawab “kata kerja” kemudian beberapa anak menjawab “predikat”. Begitu
juga dengan simbol luaran lingkaran hitam dan lingkaran oranye yaitu kata benda
dan kata keterangan. Dapat dilihat bahwa awalnya siswa dapat mengidentifikasi
media papan analisis kalimat dari sisi bentuk untuk kelas kata dalam penelitian
dan pengembangan oleh Fransisca Mbawo (2018), kemudian berahli pandangan
pada sisi warna dalam penelitian dan pengembangan peneliti. Setelah
menggunakan media papan analisis kalimat, siswa mulai memahami materi pola
kalimat sederhana.
3) Revisi Produk Setelah Ujicoba Lapangan Terbatas
Disaat melakukan uji coba lapangan terbatas, peneliti menemukan beberapa
hal yang perlu direvisi dalam media pembelaran papan analisis kalimat beserta
album media pembelajaran. Hal pertama yang perlu direvisi adalah kalimat yang
terdapat dalam simbol-simbol luaran yang kurang jelas, akan diperjelas.
Kemudian warna papan analisis kalimat perlu dicerahkan kembali, cover album
yang dibuat lebih menarik lagi, dan melakukan perubahan pada presentasi pola
kalimat SPOPel dalam album media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B. Pembahasan
1. Proses Pengembangan Media Pembelajaran papan Analisis
Kalimat Berbasis Metode Montessori Untuk Membantu Siswa Sekolah
Dasar Mempelajari Pola Kalimat Sederhana
Proses pengembangan media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis
metode Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana melalui lima tahap, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2)
perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, 5) uji
coba lapangan terbatas. Peneliti memodifikasi langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang dipaparkan oleh Borg & Gall (1983: 775-787) dan Sugiyono
(2016: 409).
Tahap pertama pada penelitian dan pengembangan ini adalah potensi dan
masalah. Pada tahap potensi dan masalah ini, peneliti melakukan identifikasi
potensi dan masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara serta
menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan dokumen analisis
kebutuhan. Dalam pelaksanaan identifikasi potensi dan masalah, peneliti
menemukan potensi, yaitu adanya ketersediaan media pembelajaran yang
membantu proses pembelajaran di sekolah, baik untuk media pembelajaran
matematika, IPA, IPS, Seni, dan Bahasa Indonesia. Kemudian dari hasil
wawancara kepada guru, kepala LAB, memberi tambahan potensi untuk
penelitian dan pengembangan peneliti, di mana dari wawancara tersebut,
didapatkan hasil bahwa adanya guru yang mengikuti pelatihan di LAB Montessori
PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Guru-guru tersebut belajar tentang
media pembelajaran wooden symbol grammar yang terkait dengan penelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
pengembangan peneliti. Kemudian guru mencobakan media tersebut di kelas III
untuk memahami soal cerita matematika, dan hasilnya sangat membantu siswa
kelas III. Kemudian peneliti mengidentifikasi masalah bahwa guru mengalami
kesulitan dalam membuat media dan merasa kurangnya ketersediaan media
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IIIA SD Kanisius Eksperimental
Mangunan terutama untuk media belajar mengenai materi pola kalimat sederhana,
serta kurang optimalnya dalam menggunakan beberapa media yang ada. Hal
tersebut juga diperkuat dari hasil observasi yang memperlihatkan kurangnya
media belajar Bahasa Indonesia untuk kelas III serta metode belajar yang masih
menggunakan metode tradisional yaitu ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan
LKS. Bukan hanya itu, peneliti mendapatkan sebuah permasalahan pada
pembelajaran materi pola kalimat sederhana di kelas IIIA. Seluruh siswa kelas
IIIA langsung belajar tentang materi pola kalimat sederhana, yang semestinya
siswa terlebih dahulu belajar tentang materi kelas kata agar nantinya siswa lebih
percaya diri dalam belajar materi pola kalimat sederhana.
Tahap yang kedua yaitu perencanaan, pada tahap ini, peneliti merancang
desain media pembelajaran, desain album media pembelajaran, kuesioner validasi
produk, validasi soal pretest dan posttest untuk uji coba lapangan terbatas. Pada
desain media pembelajaran, media pembelajaran memiliki empat komponen,
yaitu: 1) papan analisis I, 2) papan analisis II, 3) simbol-simbol luaran, dan 4)
kotak simbol untuk simbol luaran.
Dalam tahap perancangan desain media pembelajaran dan desain album
media pembelajaran, pertama-tama peneliti mengadaptasikan materi pola kalimat
sederhana dalam Bahasa Inggris ke materi pola kalimat sederhana dalam Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Indonesia. Banyaknya perbedaan yang terdapat dalam kedua pola kalimat
tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa pola kalimat sederhana Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia tidaklah sama. Salah satunya perbedaan dapat dilihat pada unsur
objek dalam pola kalimat sederhana Bahasa Inggris. Dalam buku Greenbaum, S
(1989: 148-149) dan Jackson, H (1990: 43-56), memaparkan bahwa pola kalimat
Bahasa Inggris memiliki dua unsur objek, yaitu unsur objek langsung (direct
object) dan objek tidak langsung (indirect object). Unsur objek langsung adalah
objek yang dikenai tindakan oleh subjek di dalam kalimat dan dapat menjawab
pertanyaan apa (what) dan siapa (whom). Sedangkan untuk unsur objek tidak
langsung adalah objek yang mewakili orang atau benda yang menjadi sasaran
atau tindakan dari kata kerja (verb) dan menjawab pertanyaan untuk siapa (to
whom), kepada siapa (for whom), dan untuk apa (for what). Khusus untuk objek
tidak langsung (indirect object) dapat dijumpai dengan dua cara dalam kalimat
Bahasa Inggris, yaitu: 1) jika indirect object mengikuti direct object, maka
indirect object akan terlebih dahulu diawali dengan preposisi seperti to, for, dan of
dan, 2) jika indirect object muncul diantara kata kerja dan objek langsung, maka
indirect object tidak membutuhkan preposisi seperti to, for, dan of. Berikut contoh
kalimat yang menggunakan direct object dan indirect object, sebagai berikut:
1. Objek langsung (direct object): I invited Merry to my party.
2. Objek tidak langsung (indirect object): My boss gave the job to me.
Saat perkembangan tata Bahasa Indonesia di era sebelumnya, pola kalimat
sederhana masih memakai dua unsur objek, yaitu O1 dan O2. Dalam pola kalimat
sederhana yang memiliki kalimat aktif, O1 mempunyai ciri selalu terletak
dibelakang P (predikat) dan jika kalimat diubah menjadi kalimat pasif, O1 dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menduduki fungsi S (subjek). Sedangkan O2 memiliki persamaan dengan O1, yaitu
selalu terletak di belakang P, dan untuk perbedaannya ialah apabila kalimat aktif
diubah menjadi kalimat pasif, O1 menduduki fungsi S, sedangkan O2 masih
terletak di belakang P sebagai Pel (Pelengkap) (Ramlan, 2005: 82-85).
Berdasarkan perkembangan tata Bahasa Indonesia saat ini, pola kalimat
sederhana Bahasa Indonesia memiliki satu unsur objek. Tidak adanya penamaan
unsur objek langsung dan objek tidak langsung seperti di pola kalimat sederhana
Bahasa Inggris. Dalam pola kalimat sederhana saat ini O memiliki persamaan
dengan Pel, yaitu selalu terletak di belakang P, dan untuk perbedaannya ialah
apabila kalimat aktif diubah menjadi kalimat pasif, O menduduki fungsi S,
sedangkan Pel terletak di belakang P (Ramlan, 2005: 82-85). Dapat dilihat contoh
kalimat sederhana di bawah ini.
Pak Sastro membelikan anak itu baju baru.
Kalimat diatas terdiri dari empat unsur, yaitu Pak Sastro sebagai S,
membelikan sebagai P, anak itu sebagai O, dan baju baru sebagai Pel. Berikut
kalimat yang bentuknya dipasifkan.
Anak itu dibelikan baju baru oleh Pak Sastro.
Untuk kalimat di atas terdiri dari empat unsur, yaitu Anak itu sebagai S,
dibelikan sebagai P, baju baru sebagai O dan oleh Pak Sastro sebagai Ket
(keterangan). Oleh Pak Sastro sebagai Ket, karena mempunyai letak yang bebas
dapat terletak di depan S, bahkan dapat juga dipindahkan ke tempat antara S dan
P. Berikut contoh letak yang bebas kata oleh Pak Sastro.
Oleh Pak Sastro anak itu dibelikan baju baru.
Anak itu oleh Pak Sastro dibelikan baju baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Orang sering mencampuradukan antara objek dan pelengkap, yang juga
dinamakan komplemen. Hal itu dimengerti karena antara kedua konsep itu
memang terdapat kemiripan. Sehingga dalam pembuatan album media
pembelajaran papan analisis kalimat, peneliti membuat langkah-langkah tersendiri
dalam pola kalimat SPOPel. Ada dua cara dalam menganilisi pola kalimat
sederhana SPOPel. Dua cara tersebut disesuaikan dengan konteks kalimat yang
ada. Berdasarkan buku Widjono (2007: 149-150) peneliti mengadaptasi unsur
objek adalah unsur yang dikenai tindakan langsung oleh subjek di dalam kalimat
dan dapat menjawab pertanyaan “apa?”, “siapa?”, “kepada apa?” “kepada siapa?”
, “untuk apa?”, dan “untuk siapa?”. Unsur Pelengkap adalah unsur yang dikenai
tindakan secara tidak langsung oleh subjek di dalam kalimat dan juga dapat
menjawab pertanyaan “apa?”, “siapa?”, “kepada apa?” “kepada siapa?” , “untuk
apa?”, dan “untuk siapa?”. Sehingga pertanyaan dan jawaban dalam komponen
simbol-simbol panah luaran berwarna hitam yang terdapat pada media
pembelajaran, dibuat sesuai dengan konteks kalimat yang ada. Berikut tabel yang
menerangkan dua contoh kalimat dengan cara yang berbeda, bermaksud
memperjelas maksud peneliti dimana ada contoh kalimat yang memiliki empat
unsur, yaitu Pak Sastro sebagai S, membelikan sebagai P, anak itu sebagai O, dan
baju baru sebagai Pel..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel 4. 16 Contoh Kalimat Berpola SPOPel 1
Pak Sastro membelikan anak itu baju baru
Pertanyaan Jawaban Unsur
Apa tindakan atau aksi
yang dilakukan?
membelikan Predikat
Siapa itu yang
membelikan?
Pak Sastro Subjek
Untuk siapa Pak Sastro
membelikan?
anak itu Objek
Apa yang dibelikan? baju baru Pelengkap
Simbol yang bertuliskan pertanyaan “Kepada siapa? Kepada apa? Untuk
siapa? Untuk apa? untuk unsur objek, dan simbol yang bertuliskan pertanyaan
“Siapa? Apa?” untuk unsur pelengkap. Untuk komponen simbol-simbol panah
luaran yang digunakan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 17 Penggunaan Simbol Luaran 1
Simbol Panah Pertanyaan Unsur
Untuk siapa Pak Sastro
membelikan?
Objek
Apa yang dibelikan? Pelengkap
Sedangkan untuk contoh kalimat yang ada pada tabel 4.18 di bawah ini,
kalimat terdiri dari empat unsur, yaitu S, P, O, Pel. Contoh kalimatnya yaitu “Tuti
meminjami buku pada Ika”. Tuti sebagai S, meminjami sebagai P, buku sebagai
O, pada Ika sebagai Pel. Sehingga pertanyaan dan jawaban dalam komponen
simbol-simbol panah luaran berwarna hitam yang terdapat pada media
pembelajaran berbeda dengan contoh kalimat yang terdapat pada tabel 4.17. Jadi,
pertanyaannya dibuat sesuai dengan jawaban yang ada pada kalimat. Berikut tabel
yang menjelasakan contoh kalimat kedua yang berpola SPOPel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 4. 18 Contoh Kalimat Berpola SPOPel 2
Tuti meminjami buku pada Ika
Pertanyaan Jawaban Unsur
Apa tindakan atau aksi yang
dilakukan? meminjami Predikat
Siapa itu yang meminjami? Tuti. Subjek
Apa yang apa yang di
pinjami? baju baru Objek
Kepada siapa buku itu
dipinjami?
pada Ika.
Pelengkap
Simbol yang bertuliskan pertanyaan “Siapa? Apa?” untuk unsur objek, dan
simbol yang bertuliskan pertanyaan “Kepada siapa? Kepada apa? Untuk siapa?
Untuk apa? untuk unsur pelengkap. Untuk komponen simbol-simbol panah luaran
yang digunakan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 19 Penggunaan Simbol Luaran 1
Simbol Panah Pertanyaan Unsur
Apa yang apa yang di
pinjami?
Objek
Kepada siapa buku itu
dipinjami?
Pelengkap
Berdasarkan buku Widjono (2007: 149-150) dan Ramlan (2005: 82-85) serta
buku tata Bahasa Indonesia yang lainnya, peneliti dapat mengadaptasikan media
pembelajaran “sentences analysis” pada bagian objek langsung (direct object)
dan objek tidak langsung (indirect object) dalam pola kalimat Bahasa Inggris
dengan unsur objek dan pelengkap dalam pola kalimat Bahasa Indonesia.
Berdasarkan buku Gausman (2007: 247-268) peneliti kemudian melakukan
penyesuaian terhadap unsur keterangan yang ada dalam media “sentences
analysis”. Di mana unsur keterangan memiliki sembilan simbol panah luaran
berwarna orange yang di setiap panah, memiliki pertanyaan dan sebuah jawaban
atau unsur keterangan. Pernyatan dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4. 20 Sembilan Unsur Keterangan Dalam Media “Sentences Analysis”
Pertanyaan Keterangan
When? Time
Why? Cause
What for? Purpose
How? Manner
Where? Place
By whom? By what? Agent
With whom? With what? Accompaniment
From whom? From what? Source
By means of whom?
By means of what?
Instrument
Sedangkan untuk media pembelajaran “papan analisis kalimat” yang peneliti
kembangkan, peneliti tetap menggunakan sembilan unsur keterangan yang sama
dengan media pembelajaran sentences analysis. Peneliti melakukan pengubahan
pada Bahasa yang digunakan, yaitu penggunaan Bahasa Indonesia. Sembilan
unsur keterangan serta peranyaannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4. 21 Sembilan Unsur Keterangan Dalam Media “Papan Analisis Kalimat”
Pertanyaan Keterangan
Kapan? Waktu
Mengapa? Alasan, penyebab
Untuk apa? Tujuan, maksud
Bagaimana? Cara
Di mana? Tempat
Oleh siapa? oleh apa? Agent, perwakilan
Dengan siapa? dengan apa? Pendampingan,
penyertaan
Dari siapa? Dari apa? Sumber
Melalui siapa? Melalui apa? Intsrumen, alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Pada tahap ini
peneliti membuat media pembelajaran dan album media pembelajaran
berdasarkan desain media pembelajaran yang telah dirancang pada tahap
perancanaan. Peneliti meminta bantuan di sebuah tempat digital printing untuk
mencetak beberapa komponen media, yaitu: papan analisis kalimat I, papan
analisis kalimat II, dan simbol-simbol luaran dari papan analisis kalimat.
Kemudian peneliti meminta bantuan kepada tukang kayu untuk membuatkan dua
buah kotak tempat penyimpanan untuk simbol-simbol luaran. Bukan hanya itu
peneliti juga membuat dan mencetak album media pembelajaran yang berisikan
langkah-langkah pengunaan media pembelajaran.
Tahap yang keempat yaitu validasi produk. Media pembelajaran yang sudah
dibuat kemudian divalidasi kepada ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, ahli
Montessori, dan guru dengan menggunakan kuesioner validasi produk. Penilaian
yang diberikan para ahli terhadap produk media pembelajaran tentang pola
kalimat sederhana sekolah dasar dikategorikan sangat baik. Untuk hasil validasi
produk akan dibahas pada kualitas media pembelajaran. Para ahli juga
memberikan komentar terhadap media pembelajaran yang dibuat. Ada satu ahli
yang mengusulkan perbaikan pada papan analisis kalimat I dan II, sehingga
peneliti melakukan revisi papan-papan analisis tersebut.
Tahap yang kelima yaitu uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan
terbatas dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2018 – 9 Maret 2018 dengan subjek
lima siswa kelas IIIA SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Langkah uji coba
lapangan terbatas dirancang ke dalam tiga tahapan, yaitu: 1) pretest, 2) pertemuan
dengan menggunakan media pembelajaran papan analisis pola kalimat berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
metode Montessori, 3) postest. Pretest dilakukan pada awal bermaksud untuk
mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pola kalimat sederhana. Kemudian
bimbingan belajar bermaksud untuk membantu siswa memahami pola kalimat
sederhana dengan menggunakan media pembelajaran papan analisis kalimat
berbasis metode Montessori. Posttest dilakukan diakhir pertemuan karena
bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah menggunakan media
pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori.
Dalam pertemuan bersama media pembelajaran papan analisis kalimat
berbasis metode Montessori, peneliti melakukan observasi. Ada sesuatu hal yang
menarik ketika melaksanakan pertemuan bersama media pembelajaran tersebut, di
mana peneliti dapat melihat perasaan antusias, senang, dan penasaran siswa
terhadap media pembelajaran papan analisis kalimat yang membantu siswa untuk
memahami materi pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia. Berikut gambar yang
memperlihatkan beberapa siswa yang begitu tertarik dan antusias dalam
menganalisis pola kalimat.
Gambar 4. 17 Siswa Berakivitas dengan Media Pembelajaran
Peneliti dapat melihat karakteristik dari media pembelajaran papan analisis
kalimat saat mengujicobakan. Media pembelajaran papan analisis kalimat di
kembangkan berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Montessori, yaitu: menarik, bergradasi, auto-education, auto-corecction, dan
kontekstual (Montessori, 2002: 170-176).
Ciri menarik dapat dilihat dari bentuk, warna, serta pertanyaan dan jawaban
pada simbol-simbol luaran, yang semua ciri-ciri tersebut menambah rasa ingin
tahu siswa saat menggunakan media tersebut. Setiap media pembelajaran harus
mengandung unsur keindahan. Unsur tersebut dapat dilihat dari segi warna,
bentuk media, kualitas media, dll (Montessori, 2003: 81). Ciri bergradasi dapat
dilihat dari penggunaan media melibatkan lebih dari satu indera, yaitu melihat dan
meraba, dan juga siswa dapat mempelajari beberapa kompetensi dasar yang
berbeda-beda dengan media tersebut, contohnya siswa dapat belajar memahami
sebuah pertanyaan serta pernyataan atau jawaban yang tepat dan benar, kemudian
siswa tingkatan kelas atas dan kelas bawahpun dapat menggunakan, hanya saja
disesuaikan dengan kompetensi yang dipelajari. Ciri menarik dan bergradasi
merupakan karakteristik media Montessori yang melibatkan indera. Ciri menarik
dan bergradasi terlihat ketika siswa secara spontan akan tertarik dalam permainan
bersama media belajarnya, serta mengusir siapa saja yang hedak campur tangan,
atau menawarkan diri untuk membantu, dan ingin memainkanya sendiri (Gutek,
2013: 233-266). Berikut gambar yang memperlihatkan salah seorang siswa yang
sedang menganalisis pola kalimatnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Gambar 4. 18 Aktivitas Siswa dalam Menganalisis Pola Kalimat
Selain itu adapun ciri auto-education ditunjukan pada media yang dapat
digunakan siswa untuk menganalisis pola kalimat dan menggunakannya secara
mandiri tanpa bantuan guru, karena dari semua komponen-komponen medianya
memiliki control of error (Lillard, 1972: 51).
Ciri auto-corecction apat dilihat dari siswa ketika menggunakan media
belajar tersebut, siswa dapat menemukan kesalahannya sendiri saat mengerjakan
soal. Siswa dapat menemukan jawaban yang tepat dan benar. Media Montessori
didesain dengan pengendali kesalahan yang terletak pada media itu sendiri bukan
pada guru (Lillard, 1972: 63-64). Pengendali kesalahan yang dimaksud adalah
setiap alat yang digunakan memiliki penunjuk bahwa sedang terjadi kesalahan
terhadap apa yang dilakukan anak saat menggunaan media dalam aktivitasnya.
Beberapa siswa mulai mengetahui control of error dan mulai mengoreksi sendiri
hasil analisisnya. Maksudnya, tanpa ada orang lain tanpa ada orang lain yang
mengoreksi, media pembelajaran tersebut sudah mapu menjawab letak kesalahan
siswa. Doktrin lain yang diajarkan Montessori adalah “manusia itu behasil bukan
karena sudah diajarkan oleh gurunya, tetapi karena mereka mengalami dan
melakukannya sendiri. Pengalaman adalah guru terbaik.” Oleh karena itu, guru
dalam lingkup pendekatan Montessori tidak lagi disebut guru, melainkan direktris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
karena fungsi guru lebih sebagai pengarah, fasilitator, dan observator atau
pengamat (Magini, 2013: 54-55). Berikut adalah gambar yang memperlihatkan
salah seorang siswa yang menemukan control of error dari media pembelajaran
yang Dia gunakan. Salah satu Control of error yang Dia temukan yaitu
pernyataan unsur keterangan yang ada pada simbol panah orange.
control of error
Gambar 4. 19 Siswa dapat Menemukan Kesalahannya Sendiri
Kemudian yang terakhir ciri kontekstual yang dapat dilihat ketika siswa
belajar menggunakan media tersebut, siswa menganalisis pola kalimat Bahasa
Indonesia dengan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
mereka dan minat siswa zaman ini. Dalam Lillard (2017: 33) Montessori bereaksi
terhadap hal ini dengan menciptakan seperangkat bahan dan sistem pembelajaran
dimana aplikasi dan makna dari apa yang dipelajari oleh seseorang harus
disampaikan kepada siswa. Daripada anak belajar sebagian besar dari apa yang di
contohkan guru dan sebuah teks kepada siswa. Siswa-siswa dalam program
Montessori belajar melakukan banyak hal, daripada mendengar dan dan menulis,
pembelajaran mereka terletak dalam konteks tindakan dan objeknya. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
adalah gambar salah seorang anak yang mulai beraktivitas dengan contoh
kalimatnya sendiri.
Gambar 4. 20 Siswa Beraktivitas dengan Kalimat Secara Mandiri
Dari pemaparan karakteristik media pembelajaran papan analisis kalimat
berbasis Metode Montessori sebelumnya, kita dapat melihat kelebihan media
papan analisis kalimat yang peneliti kembangkan dalam penelitian dan
pengembangan ini. Media pembelajaran papan analisis kalimat adalah suatu
media konkret yang membantu siswa kelas IIIA untuk berpikir logis meskipun
terbatas. Dalam tahap operasi konkret oleh Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 70)
mengungkapkan bahwa tahap operasi konkret ditandai dengan adanya sistem
operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret. Dengan suatu media
pembelajaran yang konkret, terkhususnya media untuk materi pola kalimat
sederhana Bahasa Indonesia, dapat membantu siswa memahami kata-kata dan
kalimat yang terdapat dalam berbagai buku bacaan, koran, majalah dan
sebagainya, serta dapat membangun komunikasi siswa yang baik dengan orang
lain (Djamarah, 2011: 77-79).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2. Kualitas Media Pembelajaran Papan Analisis Kalimat Berbasis Metode
Montessori Untuk Membantu Siswa Sekolah Dasar Mempelajari Pola
Kalimat Sederhana
Kualitas produk media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode
Montessori ini dapat dilihat berdasarkan validasi produk yang dilakukan oleh para
ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan guru. Berikut ini
merupakan hasil penilaian produk media pembelajaran oleh para ahli yang
klasifikasi penilaian instrumennya dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 50.
Tabel 4. 22 Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Para Ahli
Ahli Rerata Kategori
Montessori 3,5 Sangat baik
Bahasa Indonesia 3,8 Sangat baik
Guru 3,5 Sangat baik
Rerata 3,6 Sangat baik
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua ahli memberikan
penilaian yang sangat baik terhadap produk media pembelajaran papan analisis
kalimat. Hal ini menunjukan bahwa media pembelaajran yang dikembangkan
memiliki kualitas yang sangat baik. Hasil uji coba lapangan terbatas selaras
dengan hasil penelitian terdahulu yaitu pengembangan media pembelajaran
berbasis metode Montesori yang memiliki kualitas yang sangat baik.
Kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat didukung melalui data
analisis tambahan yaitu hasil nilai dari pretest dan posttest yang diperoleh oleh
siswa pada uji coba lapangan terbatas. Hasil nilai pretest dan posttest
menunjukkan bahwa terdapat sesilisih nilai yang diperoleh beberapa siswa dan
dari hasil pretest dan posttest tersebut memiliki beberapa persen tingkat presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
kenaikan yang cukup tinggi. Tabel 4.23 menunjukkan selisih nilai dan tingkat
presentase kenaikan oleh siswa.
Tabel 4. 23 Selisih Nilai dan Tingkat Presentase Kenaikan Oleh Siswa
Responden Pretest Posttest Selisih
Nilai
Presentase
kenaikan (%)
Ang 87,5 81,25 -6,25 -7,14
Elb 81,25 87,5 6,25 7,69
Sel 87,5 87,5 0 0
Sif 68,75 75 6,25 9,09
Okk 31,25 43,75 12,5 40
Rerata 71,25 75 3,75 9,92
Pada tabel tersebut yang menunjukkkan skor tertinggi di dapat oleh Elb dan
Sel dengan skor 87,5. Tabel tersebut juga memperlihatkan Okk memperoleh skor
yang paling rendah diantara teman yang lainnya. Ia hanya mendapakan skor
43,75. Hal tersebut wajar terjadi, karena Okk merupakan siswa yang awalanya
terlihat tidak mudah untuk dikondisikan saat melakukan pembelajaran dasar kelas
kata dalam penelitian dan pengembangan sebelumnya bersama peneliti lainya.
Okk lebih banyak mengeluh dan terlambat masuk ketika pembelajaran dimulai.
Diketahui Okk juga mendapatkan skor pretest terendah dalam penelitian dan
pengembangan sebelumnya (penelitian oleh Fransisca Mbawo tentang kelas kata).
Kita harus mengetahui bahwa syarat belajar dalam penelitian dan pengembangan
ini, harus melewati pembelajaran dalam penelitian dan pengembangan
sebelumnya tentang kelas kata yang dimulai pada penelitian dan pengembangan
oleh peneliti Fransisca Mbawo tentang kelas kata. Akan tetapi, saat melaksanakan
pertemuan dalam penelitian dan pengembangan ini, Sikap Okk sedikit berubah,
Okk jarang mengeluh dan datang ke tempat belajar dengan tepat waktu. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
dua pertemuan, Okk berusaha untuk belajar sedikit demi sedikit. Di saat
pertemuan terakhir Okk terlihat seikit bingung, apalagi saat Dia mengerjakan
posttest, Dia terlihat stres. Tetapi, Okk berusaha untuk mengerjakan sebisanya.
Belajar pola kalimat sederhana menggunakan media papan analisis kalimat selama
dua hari membuat Okk mengalami peningkatan yang sangat tinggi pada
presentase kenaikan sebesar 40 %.
Kemudian Sif merupakan siswa yang memperoleh tingkat presentasi
kenaikan kedua yang cukup tinggi setelah Okk yaitu 9,09%. Walaupun Sif
memiliki sifat yang pendiam dan nampak kebingungan saat itu, tetapi Dia
tebilang cukup baik dan perhatian saat belajar bersama peneliti. Sif terlihat sangat
tertarik menggunakan belajar menggunakan media. Kemudian Elb merupakan
siswa yang terbilang cukup susah diatur saat pertemuan, karena sering jalan,
mengganggu teman-teman yang lain dan biasanya kurang fokus saat di berikan
suatu pertanyaan. Meskipun demikian, saat pertemuan pertama, terlihat bahwa Ia
tertarik dengan media yang akan digunakan. Melihat hasil dari posttest Elb,
hasinya cukup baik dengan presentase kenaikan sebesar 7,69%.
Sel merupakan siswa dengan kemampuan kognitif yang sangat baik. Menurut
guru-guru dan observasi peneliti sebelumnya saat melakukan kegiatan PPL, Sel
merupakan salah satu siswa yang sering sangat aktif saat pembelajaran dan Ia
rajin bertanya. Di setiap pertemuan, Sel terlihat sangat antusias untuk melakukan
pembelajaran, Saat pertemuan pertama Sel merupakan siswa yang sudah mulai
menemukan auto-correctio sampai pertemuan terakhir. Sel sangat aktif saat
belajar dengan menggunakan media, Ia terlihat sangat egois ingin cepat-cepat dari
temanya. Akan tetapi, pada tabel dan diagram tidak terlihat presentase kenaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
pada hasil Sel. Nilai pretest dan posttest Sel sama, sehingga tidak adanya
presentase peningkatan untuk hasil Sel.
Kemudian hal yang menarik lagi terdapat pada hasil pretest Ang yang
terbilang tinggi, sedangkan nilai posttest terbilang rendah. Nilai pretest sudah
baik. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, yaitu adanya beberapa siswa yang
melihat pekerjaan siswa lainya dan ada siswa yang memberikan jawaban dengan
menggunakan perasaan (felling). Secara kebetulan dan dengan unsur kesengajaan,
siswa memberikan jawaban dengan benar dan tepat serta mendapatkan nilai tinggi
pada pretest. Padahal Ang merupakan siswa yang memiliki kemampuan kognitif
yang sangat baik. Terlihat dari observasi di kelas dan wawancara pada guru kelas,
Ang merupakan siswa yang hampir sama dengan Sel, aktif dan rajin bertanya.
Akan tetapi, dalam pertemuan pertama, Ang terlihat kurang bergairah karena
suatu hal, dan terlampiaskan pada pertemuan awal. Meskipun demikian, Ang tetap
perhatian ketika guru menerangkan dan aktif ketika mulai belajar dengan media.
Awalnya Ia terihat diam, tetapi Ia diam terlihat berpikir keras, berbeda dengan
teman-temannya. Kemungkinan, Ang mulai berpikir dan bekerja dengan hati-hati
saat mengerjakan soal posttest sehingga membuat tidak adanya peningkatan
dalam presentase, melainkan penurunan dalam peresentase yaitu -7,14%.
Saat melakukan pembelajaran bersama media belajar selama dua pertemuan
merupakan suatu waktu yang sangat singkat untuk mengukur tingkat pemahaman
dan prestasi belajar siswa. Sangat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pemahaman dan prestasi belajar siswa saat menggunakan media
pembelajaran papan analisis kalimat. Faktor psikologis belajar siswa dan faktor
kematangan fisik maupun psikis siswa. Latihan yang dilakukan secara maraton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
selama dua pertemuan membuat siswa lelah dan bosan. Akan tetapi, melihat hasil
dari siswa peneliti menyadari bahwa mereka individu yang memiliki keunikan
sehingga dalam proses belajarnyapun terdapat keunikan pula. Ada murid yang
cepat belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif. Semua itu tejadi karena keunikan
individu masing-masing.
Penelitian dan pengembangan dari Agustin (2016) dan Wulandari (2016)
menjelaskan bahwa media pembelajaran Montessori sangat membantu dan
memberi dampak afektif berupa minat dan konsentrasi belajar siswa. Hal ini
membuktikan bahwa media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode
Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi pola kalimat
sederhana sekolah dasar serta media pembelajaran memiliki kualitas yang sangat
baik, terlihat dari peningkatan nilai posttest, setelah penggunaan media
pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode Montessori. Berdasarkan
penelitian tentang metode Montessori Kayili & Ari (2011) dapat diketahui bahwa
metode Montessori memberikan kontribusi yang sangat positif bagi siswa di
sekolah dan menurut Lillard & Else-Quest (2006) siswa Montessori umur 6-12
tahun lebih kreatif dalam membuat essay dengan susunan kalimat yang lebih
kompleks dan selektif dalam memberikan respon posetif terhadap masalah-
masalah sosial serta menunujukan perasaan yang peka terhadap komunitasnya di
sekolah. Terbukti juga pada Manner (2006) bahwa kelompok Montessori terus
menghasilkan skor rata-rata yang lebih tinggi di aspek bahasa dari pada kelompok
tradisional, dimana kelompok Montessori secara konsisten mengungguli
kelompok tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Langkah-langkah proses pengembangan media pembelajaran papan
analisis kalimat berbasis metode Montessori untuk membantu siswa
sekolah dasar mempelajari pola kalimat sederhana yaitu: 1) melakukan
identifikasi potensi dan masalah, 2) perencanaan membuat konsep
pembuatan media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru
dan siswa, 3) pengembangan bentuk awal produk dengan
mengadaptasikan lima karakteristik media pembelajaran berbasis metode
Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education,
dan kontekstual., 4) validasi produk oleh tiga ahli yaitu ahli Montessori,
Bahasa Indonesia, dan guru, 5) uji coba lapangan terbatas yang melibatkan
lima siswa.
2. Kualitas media pembelajaran papan analisis kalimat berbasis metode
Montessori untuk membantu siswa sekolah dasar mempelajari pola
kalimat sederhana sangat baik. Kualitas ciri medianya sangat menarik,
bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual, dapat dilihat
pada hasil rerata validasi produk. Kualitas media dapat dilihat juga pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
rerata skor yang di dapat, yaitu 3,6. Kemudian uji coba lapangan terbatas
media pembelajaran yang menujukan bahwa nilai yang di peroleh siswa
ketika posttest lebih tinggi yaitu sebesar 87,5 dibandingkan nilai pretest,
yaitu sebesar 43,75. Serta selisih rerata posttest dan pretest adalah 3,75.
Dengan demikian, media pembelajaran papan analisis kalimat untuk
materi pola kalimat sederhana sekolah dasar berbasis metode Montessori
dapat membantu siswa mempelajari materi pola kalimat sederhana.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan pada penelitian ini sabagai berikut.
1. Kesulitan dalam mengadaptasikan pola kalimat sederhana Bahasa Inggris
dengan pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia karena adanya aturan
yang berbeda atau tidak sama.
2. Kurangnya waktu untuk menjelasakan sebuah pola kalimat yang berpola
SPOPel sehingga masih kurangnya pengetahuan siswa akan perbedaan dan
penetapan unsur kalimat O dan Pel pada pola SPOPel.
C. Saran
1. Dapat melibatkan ahli Bahasa Inggris dan ahli Bahasa Indonesia dalam
mengadaptasikan pola kalimat sederhana Bahasa Inggris dengan pola
kalimat sederhana Bahasa Indonesia.
2. Mengatur waktu dengan baik dan mengatur komunikasi yang baik dengan
pihak sekolah saat melakukan uji coba lapangan untuk dapat lebih
memberikan pengetahuan siswa akan perbedaan dan penetapan unsur
kalimat O dan Pel pada pola SPOPel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
DAFTAR PUSTAKA
Agustin (2016). Pengembangan alat peraga sanpaper letters materi menulis
kalimat tegak bersambung berbasis metode Montessori. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ahmadi. H. A & Supriyono. W. (1991). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Anderson. R. H. (1987). Pemilihan dan pengebangan media untuk pembelajaran.
Jakarta: Rajawali.
Arifin, Z. & Junaiyah. (2008). Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: PT Rajagrafindo.
Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational Research: An instroduction (4ed).
New York &London: Logman.
Chaer, A. (2011). Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, A. (2012). Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta
Cresswell, W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi, S., Kentjono & Suhardi. (2015). Tata Bahasa Dasar Bahasa Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Gausman, D. (2007). Language arts. USA: North American Montessori Center
Ginsburg, H. P., & Opper, S. (1988). Piaget's theory of intellectual development:
An introduction. Third Edition. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.
Greenbaum, S. (1989). A college grammar of English. New York: Longman Inc
Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori: Panduan wajib untuk guru dan
orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lzuardi,
Penerjemah). Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung : Alumni
Jackson, H. (1990). Grammar and meaning: a semantic approach to English.
New York: Longman Inc
Jalinus. N & Ambiyar. (2016). Media dan sumber pembelajaran. Jakarta:
Kencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Kartini, K. (1980). Pengantar metodologi riset sosial. Bandung: Alumni.
Kayili, G., & Ari, R. (2011). Examination of the effects of the Montessori method
on preschool children’s readiness to primary education. Journal of
Educational Sciences: Theory & Practice 11 (4), 2104-2109. Maret 24,
2017.http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ962690.pdf
Kozak, T., P. (2011). The Montessori method and first language acquisition early
speech, writing and reading. Germany: AV Akademikerverlag
Lillard, P., P. (1972). Montessori a Modern Approach. New York: Schocken
Books Inc
Lillard, P. P., & Jessen, l. L. (2003). Montessori from the start: the chil at home
from birth to age three. New York: Shocken Books.
Lillard, & Else-Quest, N. (2006). Evaluating Montessori education. Education
Forum. Diaskes tanggal 4 Mei 2018. Sumber elektronik:
http://www.montessoriscience.org/Science_Evaluating_Montessori_Educati
on_Lillard.pdf
Lillard, A. S. (2005). Montessori: The science behind the genius. New York:
Oxford University Press
Lillard, A. S. (2017). Montessori: The science behind the genius: third edition.
New York: Oxford University Press
Magini, A. P. (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius
Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A.
Stokes Company.
Manner, J. C. (2007). Montessor vs traditional education in the public sector:
seeking approriate comparisons of academic achievement. Forum on Public
Policy:A Journal of the Oxford Round Table. Gale Education, Religion and
Humanities Lite Package. Diaskes Tanggal 4 Mei 2018. Sumber elektronik:
http://go.galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA191817971&v=2.1&u=kpt
05011&it=r&p=GPS&sw=w
Montessori, M. (2002). The Montessori Method. New York: Frederick A. Stokes
Company
Rahardi, K. (2009). Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta: Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Cet. Ke 9. Yogyakarta: UP
Karyono
Sanjaya, W. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif. YogyakartaL:
Graha Ilmu
Setyadin. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gramedia
Soeparno. (1987). Media Pengantar Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara
Sudjana, N & Rivai, A. (1992). Media Pembelajaran. Bandung: Penerbit CV.
Sinar Baru Bandung.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suparno, P. (2007). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Supraktiknya, A. (2012). Penelitian hasil belajar dengan teknis nontes.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Syahroni, N., Dwi & Mahmudi. (2013). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Wahyudi, Y. S. T. (2017). Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Skribsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Widjono, H. (2007). Bahasa Indonesia: mata kuliah pengembangan kepribadian
di perguruan tinggi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Widyoko, S. E. (2009). Penilaian hasil pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wulandari, T. T. (2016). Pengembangan alat peraga membaca dan menulis
permulaan berbasis metode Montessori. Skribsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Yusuf, A.M. (2014). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group
Yusuf, S. (2009). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 1 Hasil Identifikasi Potensi dan Masalah
Lampiran 1. 1 Hasil Observasi
Hari/ tanggal: 8 September 2017
Jam : 07.00-12.00
Tempat : Lab dan di Kelas SD Kanisius Eksperimental Mangunan
Tujuan : Observasi ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan media
pembelajaran bahasa Indonesia dia Laboratorium sekolah dan di
Kelas
No. Objek yang diamati Ya Tidak Deskripsi
1 Ada macam-macam media
pembelajaran di lab √
Banyak sekali media belajar untuk
IPA, IPS, Matematika dan olahraga,
media Bahasa Inggris yang saya lihat
ketika melakukan penginventarisan
dan penataan media-media belajar di
lab SD Kanisius Ekperimental
Mangunan
2
Ada media pembelajaran
Bahasa Indonesia
√
Media belajar untuk pelajaran Bahasa
Indonesia sangat sedikit di
bandingkan dengan media belajar
untuk pelajaran yang lainnya. Dapat
dilihat hanya ada 3 - 4 media Bahasa
Indonesia seperti scrables dan media
sandpaper latter sebuah media
Montessori yang sering digunakan
untuk kelas I dan II.
3
Ada media-media konkret
pembelajaran pola kalimat
sederhana Bahasa
Indonesia.
√
Tidak ada media khusus untuk pola
kalimat sederhana
4 Ada macam-macam media
pembelajaran di kelas √ Tidak ada
5
Ada media pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas
√ Tidak ada
6
Ada media-media konkret
pembelajaran pola kalimat
sederhana Bahasa
Indonesia di sekolah
√ Tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 1. 2 Hasil Wawancara Guru Kelas IIIA
Hari/tanggal : 4 November 2017
Tujuan :
- Mengetahui media yang digunakan guru dalam mengajarkan pola kalimat
sederhana
- Mengetahui metode yang digunakan guru dalam pengajaran.
- Mengetahui kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi
pengajaran Bahasa Indonesia tentang pola kalimat sederhana.
- Mengetahui usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan.
- Mengetahui saran produk baru yang akan dikembangkan peneliti.
Topik
Pertanyaan Pertanyaan Wawancara Jawaban
Identitas Guru
Metode
Mengajar
1. Siapakah nama Ibu?
2. Apakah ada kompetensi khusus
yang membahas tentang pola
kalimat sederhana?
3. Bagaimana ibu mengajar bahasa
Indonesia khususnya untuk materi
pola kalimat sederhana?
4. Mengapa memilih metode
tersebut?
5. Bagaimana penerapan metode
tersebut?
Maria Retno Purwandani
Sepertinya tidak ada,
tetapi sangat penting
untuk membuat sebuah
pola kalimat. Tidak
tersirat langsung. Tapi
biasanya membuat kalimat
yang runtut. Anak-anak
belum membuat kalimat
sesuai dengan strukturnya.
Mengajar dengan metode
permainan kata
Karena menurut saya
metode permainan
tersebut tidak
membosankan
Saya meminta anak-anak
untuk menulis kata-kata di
papan tulis kemudian
mengklasifikasikan kata-
kata yang mirip. Selain itu
juga mencoba
menggunakan media
tersebut. meskipun tidak
semua jenis kata tetapi
kata kerja, kata sifat dan
kata benda. Ibu membuat
kalimat dan mereka
mengidentifikasi dengan
simbol-simbol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Penggunaan
media
pembelajaran
bahasa Indonesia
di kelas
6. Media apa yang pernah digunakan
untuk pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya materi pola
kalimat sederhana?
7. Seperti apakah media tersebut?
8. Bagaimana cara menggunakan
penggunaan media tersebut?
9. Apakah media tersebut masih
digunakan? Bagaimana siswa
menunjukan ketertarikan terhadap
pembelajaran lewat media yang
digunakan?
10. Apakah ada peningkatan hasil
belajar siswa?
Belum ada media untuk
pola kalimat sederhana.
Setelah mengikuti
pelatihan di lab
Montessori saya dan Pa
Karol mencoba
menggunakan media
(yang dimaksud wooden
symbol gramar)
Media tersebut berupa
simbol-simbol dari jenis-
jenis kata, ada banyak
simbol. Kami membuat
media ini dari plastisin
dan dari bangun ruang
Kami hanya menggunakan
beberapa simbol saja yaitu
kata kerja dan kata sifat.
Yang berbentuk lingkaran
dan piramida.
Menjelaskan kepada anak
jenis kata sesuai dengan
simbol yang ada. Anak
kemudian diberi LKS
untuk mengidentifikasi
jenis kata pada suatu
kalimat
Media ini belum
dilanjutkan lagi.
Anak ikut terlibat karena
membuat simbol-simbol
ini dari plastisin
Ya, banyak siswa yang
merasa terbantu dengan
media ini.
Kesulitan guru
dalam mengajar
Bahasa Indonesia
11. Apa kesulitan yang bapak/Ibu
hadapi dalam mengajar bahasa
Indonesia tentang pola kalimat
sederhana?
12. Kesulitan yang dihadapi dalam
memilih atau membuat media
yang sesuai?
Kesulitannya adalah
membuat media.
Tidak banyak tersedia
media bahasa indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Usaha yang
dilakukan untuk
mengatasi
kesulitan tersebut
dan saran untuk
produk baru yang
akan
dikembangkan
peneliti
13. Bagaimana usaha yang dilakukan
untuk menghadapi kesulitan
tersebut?
14. Apa Pengaruh atau efek yang
ibu/bapak alami saat
menggunakan media
pembelajaran?
Ya, setelah mengikuti
pelatihan media di
laboratorium PGSD kami
(bersama Pa Karol)
mengcoba membuat
media berupa simbol-
simbol dari plastisin untuk
pembelajaran jenis dan
fungsi kata.
Nilai anak-anak cukup
baik. Efek yang benar-
benar terasa yaitu ketika
mereka diminta untuk
bercerita semakin lebih
runtut. Siswa membuat
kalimat jauh lebih tertata.
15. Menurut Ibu/Bapak, media
pembelajaran bahasa Indonesia
yang sesuai dengan kebutuhan
siswa itu seperti apa?
16. Peneliti ingin membuat media
Montessori untuk materi pola
kalimat sederhana yang menarik.
17. Media ini akan mempelajari unsur
S-P-O-Pel-K. Bagaimana menurut
Ibu?
18. Pola Kalimat sederhana apa yag
sering dipelajari?
19. Media ini dapat digunakan oleh
siswa dengan tingkat kelas yang
berbeda-beda.
20. Bagaimana menurut ibu? apa
yang akan membedakan di setiap
jenjang?
21. Media Montessori juga mempuyai
ciri-ciri kontekstual. Bagaimana
pendapat ibu tentang aspek
kontekstual dari media ini?
22. Apa yang bisa Ibu/Bapak
sarankan dalam pembuatan media
ini? Bentuk? Warna? Ukuran?
Pembelajaran yang
menggunakan media
yang konkret sehingga
membantu siswa untuk
lebih memahami apa yang
dipelajari.
Menurut saya sangat baik.
Boleh saja, biasanya
mempelajari SPO dan
SPK, jika nantinya ada
kemungkinan bisa untuk
mengenalkan unsur Pel
pada pola kalimat. Nanti
yang akan membedakan
adalah level pemahaman
siswa dan tingkat
kesulitan dalam kalimat.
Ya, akan lebih baik lagi
jika disesuaikan dengan
konteks anak-anak..
Perbedaan pada jenjang
adala tingkat kesulitan
kalimatnya.
Ukurannya dibuat mohon
menyesuaikan siswa.
Untuk bentuk dan
warnanya terserah saja
yang penting sesuai
dengan karakteristik
Montessori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 1. 3 Hasil Wawancara Kepala Labolatorium SD
Hari/ tanggal: 6 Desember 2017
Jam : 13.00-15.00
Tempat : Gang Kwera, Gejayan
Tujuan :
- Mengetahui permasalahan dan potensi yang dialami guru dan siswa dalam
pembelajaran dan mengajaran Bahasa Indonesia
- Mengetahui informasi yang berkaitan dengan penyediaan media
pembelajaran
- Mengetahui informasi yang berkaitan dengan penggunaan media
pembelajaran
- Mengetahui penelitian dan workshop yang pernah diikuti berkaitan dengan
Montessori dan media-media pembelajaran
- Mengetahui Saran untuk produk yang ingin dikembangakan peneliti
Topik
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban
Identitas 1. Siapakah nama bapak/Ibu?
2. Pedamping kelas
3. Berapa kali dalam seminggu
melakukan team teaching?
4. Kalau boleh tau salah satu topik
dalam team teaching?
Kartika Kirana
Pendamping guru kelas III dan
VI
Seminggu sekali
Evaluasi, perencanaan
pembelajaran untuk seminggu,
refleksi
Permasalahan
yang
ditemukan di
kelas terkait
pembelajaran
bahasa
Indonesia
5. Permasalahan apa yang di
jumpai di kelas berkaitan
dengan pembelajaran bahasa
Indonesia?
6. Kesulitan apa yang dialami
guru dalam pengajaran bahasa
Indonesia materi pola kalimat
sederhana?
Tulisan siswa jelek, siswa-siswi
kurang baik dalam berbahasa,
kurang terstruktur di karenakan
kebiasaan yang berbeda-beda di
rumah
Khusus guru muda kurang kuat
dengan struktur bahasa, guru
menganggap kritis sesuatu yang
biasa, mengajarkan bahasa tidak
mudah,
Solusi yang
pernah
diawarkan
7. Bagaimana menemukan solusi
bagi permasalahan yang
ditemukan?
8. Seperti apa solusinya?
Membuat suatu treatment,
evalusi proyek, melakukan
penilaian, melakukan refleksi
Menyusun target mengenalkan
kosak kata dan struktur bahasa
khusus unsur pola kalimat SPO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
dan SPK untuk semester depan.
Informasi
berkaitan
dengan
pengadaan
media
pembelajaran
Media
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
yang ada di
sekolah
Pengadaan
media
pembelajaran
bahasa
Indonesia
Kondisi dari
media
pembelajaran
yang ada
9. Apakah ada media
pembelajaran untuk materi pola
kalimat sederhana?
10. Jika ada apakah digunakan
secara maksimal oleh guru?
11. Apakah Ana pernah
bekerjasama dengan guru untuk
membuat media pembelajaran
bahasa Indonesia?Bagaimana
kondisi Media pembelajaran
tesebut?
Tidak ada
Suatu media pernah dicobakan,
namun belum maksimal untuk
menggunakannya, karena media
seringkali hanya sekali pakai
karena tergantung tema
Pernah
Ada yang masih baik dan ada
juga yang sudah kurang baik
Penggunaan
media
pembelajaran
Bahasa
Indonesia
12. Apakah penggunaan media
pembelajaran mepengaruhi
proses pembelajaran di kelas?
13. Apakah penggunaan media
meningkatkan pemahaman
siswa?
Sangat berpengaruh
Media sangat membantu
pemahaman siswa
Penelitian
yang pernah
silakukan di
sekolah
berkaitan
dengan
media
pembelajaran
14. Apakah pernah melakukan
penelitian yang berkaitan
dengan media pembelajaran
bahasa Indonesia?
15. Berkaitan dengan materi apa?
Pernah seminar yang terakhir
tentang penggunaan media
Montessori di lab PGSD USD
Yogyakarta
Guru kelas IIIA dan guru kelas
IIIB mencoba mengaplikasikan
apa yang dibuat yaitu wooden
symbol grammar untuk
pembelajaran tata bahasa. dan
mengambangkan simbol lain
untuk memperkenalkan kepada
anak tentang kalimat tanya.
Workshop 16. Apakah pernah mengikuti
workshop atau pelatihan di luar
sekolah berkatan dengan
pengunaan media
pembelajaran?
17. Bagaimana aplikasi dari
workshop tersebut?
18. Apakah media tersebut
Pernah.
Seminar yang terakhir tentang
penggunaan media Montessori
di lab PGSD
Dua orang guru kelas 3
mencoba mengaplikasikan apa
yang dibuat yaitu wooden
symbol grammar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
applicable di sekolah dasar?
Apa alasan yang paling
mendasar?
pembelajaran tata bahasa. dan
mengambangkan simbol lain
untuk memperkenalkan kepada
anak tentang kalimat tanya.
Ya. applicable karena anak-
anak akan lebih paham jika
menggunakan simbol-simbol
yang konkret.
Tanggapan
tentang
pentingnya
materi pola
kalimat
sederhana
dan saran
untuk produk
19. Menurut Anda, apakah siswa-
siswi perlu diajarkan tentang
pola kalimat sederhana?
20. Mengapa penting untuk di
ajarkan?
21. Adakah saran untuk produk
yang akan dibuat?
Perlu, Penting sekali karena
nantinya siswa dapat belajar
untuk memahami kalimat yang
digunakan.
Diharapkan untuk
menyesuaikan kondisi/tingkat
pemahaman siswa.
Lampiran 1. 4 Hasil Wawancara Siswa Kelas IIIA
Hari/ tanggal: 24 November 2017
Jam : 11.00-11.15
Tempat : Ruang kelas IIIA
Tujuan :
- Mengetahui pendapat siswa tentang pelajaran Bahasa Indonesia materi
pola kalimat sederhana.
- Kesulitan yang dihadapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
- Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Topik
Pertanyaan Pertanyaan Jawaban
Identitas 1. Siapa namamu? Okka, Angger, Elbert, Sifra, Sally
Alasan suka dan
tidak suka
dengan bahasa
Indonesia
2. Apakah kalian menyukai
pelajaran Bahasa
Indonesia?
Suka karena jawaban sudah ada
dalam bacaan yang diberikan.
Tidak suka. Karena bacaannya
panjang-panjang
Penggunaan
Media
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
3. Apakah pernah
menggunakan media
dalam pembelajaran?
Pernah, media matematika seperti
stick ice cream, sedotan, sandal,
manik-manik,dll
4. Bagaimana dengan
media bahasa Indonesia? Karena belum pernah menggunakan
media Bahasa Indonesia, jad sulit
untuk dibayangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Belajar Bahasa Indonesia pakai
media? Yang seperti apa tu. Belum
pernah, tapi kalau sudah pernah
coba pasti bisa!
Belum Pernah! biasanya hanya
dikasih bacaan dan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 2 Analisis Kebutuhan
Daftar Softfile, Video Dan Gambar-Gambar
Blog: George family-Montessori at home. George family-Montessori at home.
Montessori sentence analysis lesson-1. . Diaskes Tanggal 7 Juli 2017. Sumber
elektronik:
http://georgefamilymontessoriathome.blogspot.com/2013/07/montessori-sentence-
analysis-lesson-1.html
Blog: Montessori Primary Guide. Simple Sentences Stage 1. Diaskes Tanggal 29
Maret 2017. Sumber elektronik: http://www.infomontessori.com/language/reading-
simple-sentences-stage-1.htm
Blog: Montessori Primary Guide. Simple Sentences Stage 2. Diaskes Tanggal 28 Juli 2017.
Sumber elektronik: http://www.infomontessori.com/language/reading-simple-sentences-stage-
2.htm
Foto media: Alison’s Montessori. Sentence Analysis Chart (Premium Quality).
Diaskes Tanggal 7 Juli 2017. Sumber elektronik:
https://www.alisonsmontessori.com/Sentence_Analysis_Chart_Premium_Quality_
p/pl30.htm
Modul Montessori language, NN
Modul: Gausman, D. (2007). Language arts. USA: North American Montessori Center
Modul: Montessori Research and Development. 2004. Language Arts Volume 2:
Sentences Analysis. Diaskes Tanggal 7 Juli 2017. Sumber elektronik:
http://www.alisonsmontessori.com/v/manuals/me.la2-2.pdf
Modul: Sentence analysis introduction hunt the action. Diaskes Tanggal 7 Juli 2017. Sumber
elektronik: https://www.etcmontessorionline.com
Video: Montessori 3-6, indirect object, sentences analysis. Karin Montessori:
Published on Sep 11, 2017. Sumber elektronik:
https://www.youtube.com/watch?v=qRfJ4Sq3D0k
Video: Sentences analysis. MontessoriBG: Published on Mar 22, 2010. Sumber
elektronik: https://www.youtube.com/watch?v=-8kKAg2S5Co
Video: Sentences strusture lesson. MontessoriMD: Published on Jan10, 2013.
Sumber elektronik: https://www.youtube.com/watch?v=QCO3ODi-lNY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 3 Instrumen Validasi Produk
Lampiran 3. 1 Hasil Validasi Kelayakan Instrumen Validasi Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 3. 2 Hasil Validasi Kelayakan Produk Oleh Ahli Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 3. 3 Hasil Validasi Kelayakan Produk Oleh Ahli Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 3. 4 Hasil Validasi Kelayakan Produk Oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 4 Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas
Lampiran 4. 1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
Indikator Unsur
Kalimat Pertanyaan & Kalimat
No.
Item
Menganalisis
pola kalimat
sederhana
S P Garis bawahilah yang mana unsur S dan P
dalam kalimat di bawah ini!
= Nina belajar.
1
S P O Garis bawahilah yang mana unsur S, P, dan O
dalam kalimat di bawah ini!
= Bapak membaca koran.
2
S P O Pel Garis bawahilah yang mana unsur S, P, O, dan
Pel dalam kalimat di bawah ini!
= Roni membelikan susi buku cerita.
3
S P O K Garis bawahilah yang mana unsur S, P, O, dan
K dalam kalimat di bawah ini!
= Ayah membaca koran di ruang tamu.
4
S P O Pel
K
Garis bawahilah yang mana unsur S, P, O, Pel,
dan K dalam kalimat di bawah ini!
= Jeje memakan bakso yang sangat pedas
dengan sumpit.
5
Keterangan:
Macam-macam Unsur Kalimat sederhana, yaitu:
S : Subjek P : Pelengkap O : Objek Pel : Pelengkap K : Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 4. 2 Uji Validias Instrumen Soal Pretest dan Posttest Oleh Ahli
Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 4. 3 Uji Validias Instrumen Soal Pretest dan Posttest Oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 4. 4 Hasil Pretest, Posttest dan Presentase Kenaikan
No Nama Nilai Pretest Total
Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Ang 2 3 2 3 4 14 87,5
2 Elb 2 3 1 3 4 13 81,25
3 Sel 2 3 2 3 4 14 87,5
4 Sif 2 3 1 3 2 11 68,75
5 Okk 2 0 0 2 1 5 31,25
Jumlah Nilai Seluruh Siswa 356,25
Rerata 71,25
No Nama Nilai Posttest Total
Skor Nilai
1 2 3 4 5
1 Ang 2 2 2 3 4 13 81,25
2 Elb 2 3 2 3 4 14 87,5
3 Sel 2 3 2 3 4 14 87,5
4 Sif 2 3 2 3 2 12 75
5 Okk 2 2 3 0 0 7 43,75
Jumlah Nilai Seluruh Siswa 375
Rerata 75
Responden Pretest Posttest
Presentase
kenaikan (%)
Ang 87,5 81,25 -7,14
Elb 81,25 87,5 7,69
Sel 87,5 87,5 0
Sif 68,75 75 9,09
Okk 31,25 43,75 40
Rerata 71,25 75 9,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 5 Surat
Lampiran 5. 1 Surat Izin Melaksanakan Penelitian Untuk Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 5. 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 5. 3 Surat Validasi Produk oleh Ahli Montessori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lampiran 5. 4 Surat Validasi Produk oleh Ahli Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 5. 5 Surat Validasi Produk oleh Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 5. 6 Permohonan Izin Mengadakan Uji Kelayakan Instrumen
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 5. 7 Surat Izin Untuk Orang Tua/Wali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 6. 1 Foto Saat Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Lampiran 6. 2 Foto Saat Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 6. 3 Foto Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 6. 4 Foto Hasil Observasi Media Pembelajaran di Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 7 Album Media Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PENGANTAR
Buku ini adalah buku aktivitas praktis untuk menganalisis pola kalimat
sederhana dalam Bahasa Indonesia yang dapat digunakan oleh siswa usia delapan
sampai dua belas tahun. Aktivitas praktis tersebut dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip Montessori yang membantu siswa mempelajari, memahami, dan menguasai
keterampilan menganalisis pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia. Montessori
adalah sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori,
seorang dokter wanita pertama di Italia yang kemudian menjadi seorang pendidik.
Metode Montessori menekankan suatu aktivitas pengarahan diri pada anak,
pengamatan guru sebagai fasilitator atau pendamping, serta pentingnya suatu
penyesuaian dari lingkungan belajar terhadap tingkat perkembangan anak dan
aktivitas fisik yang menyerap mata pelajaran secara akademis maupun keterampilan
praktik secara langsung. Metode Montessori juga menggunakan peralatan auto-
correction yang membantu anak mengerti dan dapat mengoreksi hasil dirinya
sendiri, sehingga menjadi paham atas kesalahan yang dilakukan, tanpa pemberitahuan
pendamping.
Buku aktivitas praktis ini, dikembangkan berdasarkan pola kalimat sederhana
Bahasa Inggris, yang kemudian disesuaikan dengan pola kalimat sederhana Bahasa
Indonesia. Dalam hal ini, ada beberapa perbedaan yang terdapat pada pola kalimat
sederhana Bahasa Inggris dan pola kalimat sederhana Bahasa Indonesia, di mana
salah satunya terdapat pada unsur-unsur pola kalimat. Unsur objek yang terdapat pada
pola kalimat Bahasa Inggris, terdiri atas dua objek, yaitu: objek langsung (direct
object) dan objek tidak langsung (indirect object). Sedangkan pada pola kalimat
Bahasa Indonesia, hanya terdapat satu unsur objek, dan untuk unsur indirect object
dalam pola kalimat Bahasa Inggris disebut pelengkap.
Dalam pembelajaran Montessori anak diberi kebebasan untuk memilih
aktivitas media sesuai dengan keinginannya. Agar anak dapat membuat pilihan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
harus diperkenalkan beberapa media yang dirancang agar dapat digunakan secara
mandiri atau auto-education (Lillard, 1972: 54-55). Jadi, sebelum menggunakan
media pembimbing atau guru harus memperkenalkan kepada anak langkah-langkah
penggunaannya melalui pembelajaran individu atau individual lesson, atau memberi
kesempatan kepada anak untuk mengobservasi anak lain yang sedang
menggunakannya. Pengantar yang diberikan oleh guru atau pembimbing tetang media
baru yang belum diketahui anak disebut fundamental lesson.
Salah satu fundamental lesson yang sering digunakan adalah three period
lesson, menurut Seguin (Lillard, 1972: 65-69). Ada 3 langkah yang digunakan yaitu:
1) Naming
Anak menetapkan hubungan antara pengalaman sensorik dan namanya.
Pada tahp ini, guru menjelaskan material ini lebih mendalam. Misalkan “Ini
panah warnanya hitam dan orange sebagai penunjuk, ini lingkaran merah
sebagai simbol predikat”.
2) Recognizing
Anak Mengenali objek sesuai dengan nama objek itu.
Guru dapat menggunakan pertanyaan “Yang mana?”. Contoh: “Yang mana
simbol untuk unsur predikat?”
3) Active Control
Anak menyebutkan objek yang ditampilkan dan karakteristiknya.
Guru dapat menggunakan pertanyaan “Apa ini? atau Apa itu?”. Contoh:
“Simbol unsur apa itu?”.
Bahwasannya di dalam Montessori dalam mempresentasikan sebuah aparatus
tidak perlu terburu-buru dan lakukan dengan rasa senang. Tidak perlu dipaksa untuk
tahu benda itu apa. Biarkan proses belajar anak terjadi secara natural karena pada
akhirnya mereka akan secara otomatis mampu menganalisis pola kalimat sederhana
sendiri tanpa dipaksa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
DAFTAR ISI
PENGANTAR .................................................................................................... 187
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 190
A. ANALISIS POLA KALIMAT SEDERHANA ......................................... 191
B. PENGENALAN MEDIA PAPAN ANALISIS KALIMAT ..................... 193
1. PENGENALAN DAN PENJELASAN SIMBOL-SIMBOL ..................... 195
2. TUJUAN UMUM ............................................................................................... 198
3. SYARAT ............................................................................................................... 198
4. MATERIAL ......................................................................................................... 199
5. AKTIVITAS ........................................................................................................ 199
Aktivitas Pembuka ............................................................................................... 200
AKTIVITAS 1 ...................................................................................................... 202
AKTIVITAS 2 ...................................................................................................... 205
AKTIVITAS 3 ...................................................................................................... 209
AKTIVITAS 4 ...................................................................................................... 212
AKTIVITAS 5 ...................................................................................................... 219
AKTIVITAS 6 ...................................................................................................... 219
AKTIVITAS 7 ...................................................................................................... 202
Aktivitas Penutup ................................................................................................. 230
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
A. ANALISIS POLA KALIMAT SEDERHANA
Kata "analisis" berasal dari kata Yunani Kuno yaitu “analusis” yang artinya
melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali,
dan luein yang berarti melepas sehingga jika digabungkan maka artinya adalah
melepas kembali atau menguraikan. Pola adalah bentuk dari sesuatu yang dihasilkan.
Kalimat adalah satuan bahasa yang berisis suatu “pikiran” atau “amanat” yang
lengkap (Chaer 2011). Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk dari sebuah
klausa dasar atau klausa sederhana, yaitu klausa yang fungsi-fungsi sintaksisnya
hanya diisi oleh sebuah kata atau sebuah frase sederhana, misalnya; 1) nenek
membaca koran, 2) kakek tidur di depan kamar, 3) suaminya pegawai negeri (Chaer,
2009). Jadi, menganalisis pola kalimat sederhana adalah kegiatan menguraikan suatu
kalimat menjadi bagian – bagian terkecil yang jelas berdasarkan funsingya.
Dalam menganalisis kalimat siswa diberi media untuk memecahkan sebuah
kalimat menjadi komponen yang lebih kecil, dengan papan analisis kalimat. Media
ini akan membantu siswa mengerti bahwa setiap kalimat mempunyai pola yang dapat
memberi makna. Selain itu, siswa mampu memahami pentingnya penempatan kata
dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat misalnya, “Ibu memasak nasi” dan “nasi
memasak Ibu”, memiliki makna yang berbeda karena penempatan unsur dalam pola
kalimatnya berbeda.
Menurut srukturnya, sebuah kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia memiliki
pola, sebagai berikut:
1) Subjek-Predikat
2) Subjek-Predikat-Objek
3) Subjek-Predikat- Pelengkap
4) Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap
Apa itu pola analisis kalimat sederhana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
5) Subjek-Predikat-Keterangan
6) Subjek-Predikat-Objek-Keterangan
Dalam buku aktivitas praktis ini, kita akan menganalisis kalimat Bahasa
Indonesia yang berpola: 1) Subjek-Predikat 2) Subjek-Predikat-Objek 3) Subjek-
Predikat-Objek-Pelengkap 4) Subjek-Predikat-Keterangan 5) Subjek-Predika-Objek-
Keterangan secara terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
B. PENGENALAN MEDIA PAPAN ANALISIS KALIMAT
Media Papan analisis kalimat terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Papan Analisis 1
Papan pola analisis kalimat 1
adalah media yang digunakan
untuk menunjukkan pola dalam
menganalisis sebuah kalimat
sederhana. Papan pengendali
kesalahan yang membantu
siswa mengerti bahwa setiap
bagian kalimat berhubungan
satu sama lain dan
mengingatkan pentingnya suatu
penempatan kata yang benar
dan tepat dalam sebuah
kalimat, khususnya pada
kalimat sederhana yang
memiliki pola:
- Subjek-Predikat
- Subjek-Predikat-Objek
Papan Analisis 2
Papan pola analisis kalimat 2
adalah media yang digunakan
untuk menunjukkan pola dalam
menganalisis sebuah kalimat
sederhana. Papan pengendali
kesalahan yang membantu
siswa mengerti bahwa setiap
bagian kalimat berhubungan
satu sama lain dan
mengingatkan pentingnya suatu
penempatan kata yang benar
dan tepat dalam sebuah
kalimat, khususnya pada
kalimat sederhana yang
memiliki pola:
- Subjek-Predikat-Objek-
Pelengkap
- Subjek-Predikat-
Keterangan
- Subjek-Predikat-Objek-
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Simbol-simbol & Kotak Simbol
Dalam media papan analisis
kalimat, terdapat simbol luaran
dari papan pola analisis
kalimat, seperti: simbol panah
dan simbol lingakaran yang
memiliki fungsinya masing
masing.
Adanya kotak simbol yang
digunakan untuk menyimpan
simbol-simbol luaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
195
1. PENGENALAN DAN PENJELASAN SIMBOL-SIMBOL
SIMBOL PANAH
SISI DEPAN
SIMBOL PANAH SISI
BELAKANG FUNGSI
Kapan? Waktu
Unsur keterangan yang
menyatakan kapan
terjadinya suatu kegiatan
atau peristiwa
Mengapa? Alasan
Unsur keterangan yang
menunjukkan suatu sebab
atau akibat yang
ditimbulkan dan hasil
dari sebuah peristiwa
yang telah terjadi
Untuk apa? Tujuan
Unsur keterangan yang
menyatakan sebuah
tujuan suatu pekerjaan
yang dilakukan, baik
yang terjadi maupun
yang akan terjadi
Bagaimana? Cara
Unsur keterangan yang
menyatakan suatu proses
atau cara kegiatan atau
peristiwa yang dilakukan
Di mana? Tempat
Unsur keterangan yang
menyatakan tempat dan
arah terjadinya suatu
kegiatan atau peristiwa
Oleh siapa?
Oleh apa? Perwakilan
Unsur keterangan yang
menyatakan bahwa
subjek tidak bertanggung
jawab langsung terhadap
aksi yang terjadi
melainkan seseorang atau
sesuatu yang lain yang
melakukan aksi tersebut.
Dengan siapa?
Dengan apa? Pendampingan
Unsur keterangan yang
menyatakan ada tidaknya
orang yang menyertai
orang lain dalam
melakukan suau
perbuatan. kata yang
digunakan merupakan
benda bernyawa atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
dianggap bernyawa.
Dari siapa? Dari apa? Sumber
Unsur keterangan yang
menyatakan asal suatu
kejadian, peristiwa,
benda, dan lain-lain.
Melalui siapa?
Melalui apa? Instrumen
Unsur keterangan yang
menyatakan ada tidaknya
alat yang dipakai untuk
melakukan perbuatan.
Pengertian alat disini
tidak harus sesuatu yang
konkret melainkan yang
abstrak, misalnya: Dia
bekerja dengan kemauan
besar. untuk pertanyaan
pada simbol dapat
menggunakan “dengan
cara siapa?” dan “dengan
cara apa?”
Siapa? Apa? Objek
Sebagai simbol unsur
objek kalimat
Kepada siapa? Kepada
apa?
Untuk siapa?
Untuk apa?
Pelengkap
Sebagai simbol unsur
pelengkap kalimat
Siapa itu? Apa itu? Subjek
Sebagai simbol unsur
objek kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
SIMBOL LINGKARAN FUNGSI
Sebagai simbol unsur
predikat
Merupakan kegiatan yang
sedang dilakukan oleh
Subjek. Predikat biasanya
merupakan kata-kata
kerja.
Sebagai simbol unsur
subjek
Merupakan pelaku atau
orang yang melakukan
kegiatan tertentu. Subjek
pada umumnya berupa
kata benda seperti nama
orang, binatang,
tumbuhan, dan benda
Sebagai simbol unsur
objek
Merupakan sesuatu yang
dikenai tindakan oleh
Subjek. Sama seperti
Subjek, Objek dapat
berupa kata-kata benda
Sebagai simbol unsur
pelengkap
Merupakan unsur kalimat
yang fungsinya seperti
Objek (O) tetapi yang
membedakannya adalah
Pelengkap tidak bisa
dirubah menjadi Subjek
pada kalimat pasif.
Pelengkap biasanya
terletak setelah predikat
atau objek.
Sebagai simbol unsur
keterangan
Menjelaskan tentang latar
(mengenai tempat, waktu,
suasana dan lain-lain)
kejadian dalam sebuah
kalimat. Keterangan
berfungsi sebagai
pelengkap, bisa
ditemukan di awal
kalimat (sebelum subjek)
atau di akhir kalimat
(setelah objek) atau
setelah pelengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
2. TUJUAN UMUM
Tujuan pembelajaran menganalisis kalimat sederhana dengan media
papan analisis kalimat yaitu:
1) Siswa dapat menganalisis pola kalimat sederhana SP
2) Siswa dapat menganalisis pola kalimat sederhana SPO
3) Siswa dapat menganalisis pola kalimat sederhana SPOPel
4) Siswa dapat menganalisis pola kalimat sederhana SPK
5) Siswa dapat menganalisis pola kalimat sederhana SPOK
3. SYARAT
Umur : 8-12 tahun
Pra-syarat : Sudah mempelajari jenis dan fungsi kata
Pengendali Kesalahan : Guru, papan analisis, dan simbol-simbol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
199
4. MATERIAL
Papan Analisis Kalimat 1 Papan Analisis Kalimat 2
Alat Tulis, Gunting,
Kertas, Karpet, & Buku Catatan Simbo-simbol & Kotak Simbol
P1 & L1
P2, P3, & L2
5. AKTIVITAS
Ada beberapa aktivitas praktis yang akan dialakukan, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Aktivitas Pembuka
“Memperkenalkan Media”
Tujuan: Anak mengenal media pembelajaran melalui presentasi.
Material: Karpet, Papan analisis, kotak simbol, kertas, gunting, dan alat tulis.
1. Pertama-tama Guru menyapa siswa “selamat pagi”
2. Guru mengatakan kepada anak, “hari ini kita akan belajar menganalisis
pola kalimat sederhana dengan menggunakan media papan analisis
kalimat.
3. Guru meminta dan mengarahkan siswa untuk mengambil media belajar
yang akan digunakan lalu meletakkannya di atas karpet yang telah
tersedia.
4. Guru mengajak siswa duduk di area kerja. Jika hanya ada satu siswa, maka
siswa akan duduk di sebelah kiri. Akan tetapi, jika jumlah siswa lebih dari
satu, siswa dapat duduk mengelilingi area kerja/media belajar atau
berhadapan dengan guru.
5. Kemudian, guru menyiapkan setiap komponen media yang akan
digunakan untuk menganalisis pola kalimat sederhana.
6. Kemudian, guru memperlihatkan dan memperkenalkan setiap komponen
media yang ada pada karpet contohnya; ini adalah media papan analisis
kalimat. Papan analisis kalimat terdiri dari simbol panah, lingkaran, dll.
7. Siswa diajak untuk berpartisipasi secara aktif dengan menanyakan
beberapa pertanyaan seperti: ada berapa banyak anak panah? Warna
apa? Berapa lingkaran? Warna apa saja yang kamu lihat? Bagaimana
ukurannya? dll
8. Guru menjelaskan bahwa di setiap anak panah terdapat pertanyaan (guru
bisa memberi kesempatan kepada anak untuk membaca pertanyaan pada
anak panah tersebut)
9. Guru mengatakan bahwa simbol-simbol ini yang akan kita gunakan untuk
menganalisis kalimat.
10. Mari kita mulai dengan aktivitas 1 yaitu tanya-jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Catatan: Guru dapat menambakan bahwa menganalisis
kalimat sama dengan belajar mengenal anggota tubuh.
Anggota tubuh ada banyak dan setiap anggota tubuh
mempunyai fungsinya masing-masing demikian sebuah
kalimat terdiri dari beberapa pola dengan fungsinya
masing-masing. Sehingga kalimat tersebut semakin baik,
jelas dan dapat dimengerti. Berikut ini adalah aktivitas-
aktivitas pembelajaran. Pada aktivitas 1 dan 2 siswa akan
belajar menggunakan simbol anak panah yang bertuliskan
pertanyaan beserta pernyataan unsur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
AKTIVITAS 1
“Tanya Jawab”
Tujuan: Memperkenalkan unsur subjek, predikat, dan objek pada pola kalimat
sederhana dengan menggunakan pertanyaan yang benar.
Material:
Papan Analisis Kalimat I
Kotak P1 & L1
- 1 simbol lingkaran merah.
- 2 simbol lingkaran hitam yang memiliki ukuran berbeda-beda.
- 2 simbol panah hitam yang sisinya memiliki pertanyaan.
Kertas
Gunting
Alat tulis
Buku catatan
CATATAN: Guru perlu menyadari bahwa apa yang paling penting bagi siswa
yaitu mempelajari pertanyaan yang tepat sebelum memperkenalkan unsur-unsur
kalimat.
Presentasi:
1. Guru menyiapkan material yang akan digunakan untuk menganalisis pola
kalimat sederhana.
2. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Aji membaca
buku”
Aji membaca buku.
3. Mintalah seorang siswa untuk membaca kalimat tersebut dengan suara
lantang. “Aji membaca buku”
4. Tanyakan kepada siswa, "Apa aksi yang dilakukan?" siswa akan
menjawab, “membaca”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
5. Guru bertanya pada siswa: “Masih ingatkah kalian jenis kata apa
membaca? Simbol apa yang digunakan? Apa warnanya?” berikan waktu
kepada siswa untuk menjawab atau mengingat kembali.
6. Mintalah siswa menggunting kata “membaca" dari kalimat. Lalu
keluarkan lingkaran merah dari kotak dan letakkan kata “membaca" di
atas lingkaran merah tersebut.
7. Keluarkan simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan: Siapa itu?
Apa itu? Dan letakkan di sebelah kiri lingkaran merah serta ajukan
pertanyaan pada siswa: "Siapa itu yang membaca?". Siswa akan
menjawab, "Aji".
8. Keluarkan simbol lingkaran hitam paling besar dan tempatkan di ujung
panah. Lalu ajaklah siswa untuk menempatkan kata "Aji" di lingkaran
hitam paling besar.
9. Guru bertanya pada siswa: “Masih ingatkah kamu dengan simbol warna
hitam pada jenis kata? Simbol apakah itu?” Siswa menjawab: kata benda.
CATATAN: Jelaskan kepada siswa bahwa warna hitam yang melambangkan kata
benda itu, bukan lagi segitiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
10. Keluarkan simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan: Siapa? Apa?
Dan tempatkan di sebelah kanan lingkaran merah.
11. Tunjukkan simbol panah tersebut kepada anak dan tanyakan, “Apa yang
Aji baca?" Siswa akan menjawab, "buku".
12. Keluarkan simbol lingkaran hitam yang berukuran sedang dan mintalah
siswa untuk menggunting dan menempatkan kata “buku” di atas
lingkaran tersebut.
CATATAN: Lingkaran hitam yang berukuran sedang mewakili objek. ukurannya
lebih kecil karena kurang penting dibandingkan dengan subjek.
13. Ulangi langkah di atas dengan kalimat persiapan lainnya, dengan
menggunakan pertanyaan yang benar secara konsisten.
Contoh:
“Tuti makan sayur”.
Apa yang dilakukan? (Jawaban: makan)
Siapa itu yang makan? (Jawaban: Tuti)
Tuti makan apa? (Jawaban: sayur)
Aktivitas tambahan:
Gunakan tabel aktivitas 1 seperti di bawah ini.
Siswa dapat membuat tabel sendiri pada buku catatannya.
Siswa bisa menuliskan kalimatnya sendiri atau dengan bantuan guru.
Aktivitas 1
Kalimat 1: Mikael menulis puisi.
Pertanyaan Jawaban
Apa yang dilakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Siapa yang menulis?
Apa yang ditulis?
Kalimat 2: Mereka belajar kalimat dasar.
Pertanyaan Jawaban
Apa yang dilakukan?
Siapa yang belajar?
Apa yang dipelajari?
“Tabel Aktivitas 1 A & B”
AKTIVITAS 2
“Memahami subjek, predikat, dan objek melalui pertanyaan”
Tujuan: Mempelajari nama dan hubungan dari bagian-bagian kalimat, seperti:
subjek,
predikat, dan objek.
Material:
Papan analisis kalimat I
Kotak P3 & L2
- 2 panah hitam yang disatu sisinya memiliki pertanyaan dan di sisi
lainya bertuliskan "subjek" dan "objek".
- 2 simbol lingkaran hitam dengan ukuran yang berbeda-beda.
- 1 simbol lingkaran merah yang bertuliskan "predikat".
Kertas
Gunting
Alat tulis
Buku catatan
“Presentasi Predikat”
1. Guru mengajak siswa untuk belajar bersama di area kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
2. Kemudian guru menyiapkan setiap komponen media yang akan digunakan
untuk menganalisis kalimat sederhana
3. Guru memberi tahu bahwa hari ini siswa akan belajar menganalisis pola
kalimat sederhana.
4. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Kakak
memasak air”
Kakak memasak air.
5. Mintalah seorang siswa untuk membaca kalimat yang telah disiapkan
dengan suara lantang. “Kakak memasak air”
6. Tanyakan kepada siswa, "Apa aksi yang dilakukan?" Siswa akan
menanggapi, “memasak”.
7. Mintalah siswa menggunting kata “memasak" dari kalimat. Lalu
keluarkan simbol lingkaran merah dari kotak dan letakkan kata
“memasak" di atas lingkaran merah tersebut.
8. Sekarang perlihatkan sisi lain dari lingkaran merah yang tertulis kata
"Predikat". Jelaskan bahwa mulai sekarang para siswa akan menyebut
kata kerja yang ada dalam kalimat tersebut adalah "predikat". Jadi, yang
termasuk predikat adalah kata-kata kerja.
9. Mintalah anak untuk menyebutkan contoh kata-kata kerja.
“Presentasi subjek”
10. Keluarkan simbol panah hitam dengan pertanyaan: Siapa itu? Apa itu?
dan tempatkan di sebelah kiri lingkaran merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
11. Perlihatkan simbol panah yang berada di sebelah kiri lingkaran merah dan
tanyakan pada siswa, “Siapa itu yang memasak?” Siswa akan menjawab,
"Kakak”.
12. Ajaklah siswa untuk menggunting kata “kakak" dari kalimat. Kemudian
keluarkan simbol lingkaran hitam paling besar dari kotak dan letakkan
kata “kakak" di atas lingkaran tersebut. Sekarang perlihatkan sisi lainya
dari panah yang tertulis, kata "Subjek".
13. Jelaskan pada siswa bahwa mulai sekarang mereka akan menyebut kata
benda (yang melakukan aksi), sebagai "subjek" pada kalimat tersebut.
“Presentasi Objek”
14. Keluarkan simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan: Siapa? Apa?,
dan tempatkan panah tesebut di sebelah kanan lingkaran merah.
15. Perlihatkan panah yang berada di sebelah kanan lingkaran merah dan
tanyakan kepada anak-anak, “Apa yang dimasak Kakak?”. Siswa akan
menjawab, "air”.
16. Ajaklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata “air” pada
lingkaran hitam yang berukuran sedang.
17. Sekarang perlihatkan sisi lainya dari simbol panah dan perlihatkan kata
yang tertulis, yaitu: kata "Objek".
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
18. Jelaskan pada siswa bahwa mulai sekarang para siswa akan memanggil
kata benda yang menerima tindakan atau aksi tersebut sebagai "Objek"
kalimat tersebut.
CATATAN:
- Lingkaran hitam pada objek lebih kecil dari pada yang ada pada subjek
karena objek tidak memiliki kepentingan yang sama seperti subjek.
- Jika subjek atau objek adalah seseorang, kita menggunakan kata "siapa
itu?" atau "siapa?". Dan untuk binatang atau benda selalu menggunakan
pertanyaan, "Apa itu?" atau ”Apa?”.
Aktivitas Tambahan:
Latihan
Gunakan tabel aktivitas 2 seperti di bawah ini.
Siswa dapat membuat tabel sendiri pada buku catatannya.
Siswa bisa menuiskan kalimatnya sendiri atau dengan bantuan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Aktivitas 2
Kakak memasak air.
Pertanyaan Jawaban Unsur Kalimat
1. Apa yang
dilakukan?
2. Siapa yang
meminjamkan?
3. Apa yang
dipinjamkan?
1. Memasak
2. Kakak
3. Air
1. Predikat
2. Subjek
3. Objek
“Tabel Aktivitas 2”
AKTIVITAS 3
“Latihan menggunakan subjek, predikat, dan objek”
Tujuan: Memperdalam pemahaman dalam menganalisis kalimat yang terdiri dari
subjek, predikat, dan objek.
Material:
Papan analisis kalimat I
Kotak P2 & L2
- 2 panah hitam yang hanya bertuliskan “subjek” dan “objek”
- 2 lingkaran hitam polos dengan ukuran yang berbeda
- 1 lingkaran merah yang satu sisinya bertuliskan "predikat”
Kertas
Gunting
Alat tulis
Buku catatan
Presentasi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
1. Guru menyiapkan media yang akan digunakan untuk menganalisis pola
kalimat sederhana
2. Guru dapat mengingatkan kembali pada siswa mengenai istilah dari,
subjek, predikat. dan objek di aktivitas sebelumnya.
3. Guru mengeluarkan material dan tidak lupa untuk memperlihatkan unsur
kalimat bukan sebuah pertanyaan.
4. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Mereka
bermain sepeda”
Mereka bermain sepeda.
CATATAN: Pastikan hanya nama unsur kalimat yang akan ditampilkan, bukan
pertanyaan. Beritahu siswa bahwa mereka telah mengetahui pertanyaannya dan
sekarang pertanyaan pada simbol panah tidak dibutuhkan dalam aktivitas ini
5. Mintalah seorang siswa untuk membaca kalimat yang telah disiapkan
dengan suara lantang. Contoh: “Mereka bermain sepeda”.
6. Ajaklah siswa untuk bertanya. Pertanyaan yang diperlukan untuk
menganalisis kalimat: "Apa predikat pada kalimat itu?" Siswa akan
menanggapi, "bermain".
7. Mintalah siswa untuk menggunting kata kerja "bermain" dari kalimat dan
meletakan kata tersebut di atas lingkaran merah.
8. Ajakklah siswa lain untuk mengajukan pertanyaan berikutnya (dalam
kasus ini adalah "siapa"): Siapa itu yang bermain? Jawabannya adalah:
“Mereka”.
9. Mintalah siswa itu berkata dengan suara lantang: Mereka adalah "subjek"
dari kalimat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
10. Ajaklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata "Mereka" di
atas lingkaran hitam paling besar.
11. Sekali lagi ajak siswa lain untuk mengajukan pertanyaan berikutnya
(dalam kasus ini adalah "apa"): Mereka bermain apa? Jawabannya
adalah: “sepeda”. Minta siswa berkata dengan suara lantang: Sepeda
adalah “objek” dari kalimat tersebut.
12. Ajakklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata "sepeda" di
atas lingkaran hitam yang berukuran sedang.
13. Ulangi aktivitas dengan kalimat lainnya yang hampir sama dengan
sebelumnya.
Aktivitas Tambahan:
o Gunakan tabel aktivitas 3 seperti di bawah ini.
o Siswa dapat membuat tabel sendiri pada buku catatannya.
o Siswa bisa menuiskan kalimatnya sendiri atau dengan bantuan
guru.
Aktivitas 3
Kalimat Analisis
Mereka bermain sepeda.
1. Predikat : Bermain
2. Subjek : Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
3. Objek : Sepeda
“Tabel Aktivitas 3”
AKTIVITAS 4
“Memahami subjek, pedikat, objek, dan pelengkap”
Tujuan: Memahami unsur subjek, pedikat, objek, dan pelengkap pada pola
kalimat
Sederhana.
Material:
Kotak P3 & L2
- 3 simbol panah hitam yang disatu sisinya menampilkan pertanyaan
dan di sisi lainya bertuliskan unsur-unsur kalimat yaitu: subjek,
objek dan pelengkap
- 3 simbol lingkaran hitam polos dengan ukuran yang berbeda-beda
- 1 simbol lingkaran merah dimana satu sisi lingkaran bertuliskan
"predikat")
Kertas
Gunting
Alat tulis
Buku catatan
Presentasi 1:
1. Guru dapat mengulang kembali istilah subjek, predikat, dan objek.
2. Keluarkan simbol dari kotak seperti sebelumnya, kecuali simbol panah dan
simbol lingkaran untuk pelengkap. Ketika menunjukkan simbol panah
pastikan hanya menampilkan pertanyaan, bukan bagian unsur kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
3. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Nina
meminjami buku pada Tuti”
Nina meminjamkan buku kepada Tuti.
4. Mintalah seorang siswa untuk mengambil kalimat yang telah disiapkan
dan membacanya dengan suara lantang "Nina meminjamkan buku
kepada Tuti”.
5. Tanyakan kepada siswa “apa aksi yang dilakukan?” Siswa akan
menjawab, "meminjamkan".
6. Mintalah siswa menggunting kata "meminjam" dari kalimat tersebut dan
letakkan di atas lingkaran merah.
7. Ambilah simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan "Siapa itu?
Apa itu?” dan satu simbol lingkaran hitam paling besar. Arahkan panah
dan lingkaran ke arah kiri lingkaran merah dan tanyakan, "Siapa yang
meminjakan?" Siswa akan menanggapi, "Nina".
8. Ajakklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata "Nina" di atas
lingkaran hitam besar.
9. Ambilah simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan "Siapa?
Apa?” dan satu simbol lingkaran hitam yang berukuran sedang. Arahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
panah dan simbol selanjutnya ke arah kanan lingkaran merah dan
tanyakan, “Apa yang Nina pinjamkan?" Siswa akan menanggapi,
"buku"
10. Ajaklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata "buku" pada
lingkaran hitam yang berukuran sedang tersebut.
11. Siapkan panah hitam baru yang bertuliskan pertanyaan kepada siapa?
Untuk apa? Untuk siapa? Untuk apa? di sisi atas lingkaran merah yang
mengarah ke kanan.
12. Katakan kepada siswa bahwa guru memiliki pertanyaan baru untuk
diajukan: “Kepada siapa Nina meminjamkan buku?” Siswa akan
menanggapi, “kepada Tuti”
13. Keluarkan simbol lingkaran hitam terkecil dan tempatkan di ujung panah
baru. Mintalah siswa menggunting dan menempatkan kata "kepada Tuti"
di atas lingkaran hitam paling kecil.
14. Perlihatkan simbol lingkaran merah untuk mengungkapkan unsur
"predikat".
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
15. Ajaklah seorang siswa untuk memperlihatkan sisi lain dari simbol panah
pertama untuk mengungkapkan unsur "subjek".
16. Ajaklah siswa untuk memperlihatkan sisi lain dari simbol panah horizontal
kedua untuk mengungkapkan unsur "objek".
17. Kemudian ajaklah kembali siswa memperlihatkan sisi lain dari simbol
panah terakhir yang yang mengungkapkan unsur "pelengkap".
18. Ajak anak untuk mengingat kembali istilah-istilah dengan mengatakan
“tunjukan mana predikat, subjek, dan pelengkap pada papan analisis.
19. Ulangi kegiatan tersebut dengan kalimat yang lain yang terdiri dari subjek,
predikat, dan objek yang terdiri dari pelengkap.
20. Minta siswa untuk menuliskan 2-3 kalimat pada buku cataan yang terdiri
dari subjek, ppredikat, dan objek yang terdiri dari pelengkap.
Presentasi 2:
CATATAN PENTING:
Berbeda dengan analisis presentasi 1 sebelumnya, ada catatan penting yang perlu
diketahui
- Untuk menganalisis unsur objek, kita dapat menggunakan simbol panah
(yang bertuliskan pertanyaan: “kepada siapa?, kepada apa?, untuk
siapa?, dan untuk apa?). Untuk simbol lingkaran, kita tetap menggunakan
simbol lingkaran yang berukuran sedang.
- Untuk menganalisis unsur pelengkap, kita dapat menggunakan simbol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
panah (yang bertuliskan pertanyaan: “Siapa? atau Apa?”). Untuk simbol
lingkaran, kita tetap menggunakan simbol lingkaran yang berukuran kecil.
1. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Ibu membelikan
adik sepatu baru”
2. Mintalah seorang siswa untuk mengambil kalimat yang telah disiapkan
dan membacanya dengan suara lantang. "Ibu membelikan adik sepatu
baru”
Ibu membelikan adik sepatu baru.
3. Tanyakan kepada siswa “apa aksi yang dilakukan?”. Siswa akan
menjawab, "membelikan".
4. Mintalah siswa menggunting dan menempatkan kata "membelikan" dari
kalimat tersebut dan letakkan di atas lingkaran merah.
5. Ambilah simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan "Siapa itu?
Apa itu?” dan satu simbol lingkaran hitam paling besar. Arahkan panah
ke arah kiri lingkaran merah dan tanyakan, "Siapa itu yang
membelikan?" Siswa akan menjawab: "Ibu".
6. Ajakklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata "Ibu" di atas
lingkaran hitam paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
7. Ambilah simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan "Kepada
siapa? Kepada apa? atau Untuk siapa? Untuk apa?” dan satu simbol
lingkaran hitam berukuran sedang. Arahkan panah tersebut ke arah kanan
lingkaran merah dan tanyakan, "Untuk siapa Ibu membelikan?" Siswa
akan menanggapi, "adik"
8. Ajaklah siswa untuk menggunting dan menempatkan kata "adik" pada
lingkaran hitam yang berukuran sedang.
9. Ambilah simbol panah hitam yang bertuliskan pertanyaan "Siapa?
Apa?” dan satu simbol lingkaran hitam paling kecil. Katakan kepada
siswa bahwa guru memiliki pertanyaan baru untuk diajukan: “Apa yang
Ibu belikan untuk Adik?” Siswa akan menjawab: “sepatu baru”
10. Ambilah lingkaran hitam paling kecil dan tempatkan di ujung panah baru.
Mintalah siswa menempatkan kata "sepatu baru" di atas lingkaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
11. Perlihatkan simbol lingkaran merah untuk mengungkapkan unsur
"predikat".
12. Ajaklah seorang siswa untuk memperlihatkan sisi lain dari simbol panah
pertama untuk mengungkapkan unsur "subjek".
13. Ajaklah siswa untuk memperlihatkan sisi lain dari simbol panah horizontal
kedua untuk mengungkapkan unsur "objek".
14. Kemudian ajaklah kembali siswa memperlihatkan sisi lain dari simbol
panah terakhir yang yang mengungkapkan unsur "pelengkap".
15. Ulangi kegiatan dengan kalimat persiapan lainnya yang terdiri dari subjek,
dan predikat, objek, dan pelengkap
Aktivitas tambahan:
Gunakan tabel aktivitas 4 seperti di bawah ini.
Siswa dapat membuat tabel sendiri pada buku catatannya.
Siswa bisa menuiskan kalimatnya sendiri atau dengan bantuan guru.
Aktivitas 4: Presentasi 1
"Nina meminjamkan buku kepada Tuti”
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang dilakukan?
2. Siapa itu yang meminjamkan?
3. Apa yang dipinjamkan?
4. Kepada siapa Nina
meminjamkan?
1. Meminjamkan
2. Nina
3. Buku
4. Kepada Tuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
“Tabel Aktivitas 4 A”
Aktivitas 4: Presentasi 2
"Ibu membelikan adik sepatu baru”
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang dilakukan?
2. Siapa itu yang membelikan?
3. Apa yang dibelikan?
4. Dimana Ibu membelikan?
1. Membelikan
2. Ibu
3. Adik
4. Sepatu
“Tabel Aktivitas 4 B”
AKTIVITAS 5
“Belajar Pola Kalimat Sederhana yang Memiliki Unsur Keterangan Bagian 1”
Tujuan: Menganalisis unsur keterangan pada pola kalimat sederhana.
Material:
Papan Analisis 2
Kotak P3 & L1
- 3 panah hitam yang disatu sisi memiliki pertanyaan dan di sisi
lainya bertuliskan "subjek" dan "objek"
- 3 lingkaran hitam
- 1 simbol panah orange yang disatu sisi memiliki pertanyaan dan di
sisi lainya bertuliskan “keterangan”
- 1 simbol lingkaran orange
Kertas
Gunting
Alat tulis
Buku catatan
Presentasi:
1. Ajaklah siswa duduk di pinggiran karpet atau area kerja, tempat semua
material ditempatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
2. Jika siswa hanya sendiri, guru dapat mengajak siswa duduk di sebelah kiri
guru. Akan tetapi, jika jumlah siswa lebih dari satu, maka guru dapat
mengajak siswa duduk mengelilingi area kerja.
3. Guru dapat mengingatkan kembali mengenai unsur subjek, predikat, objek
dan pelengkap pada siswa.
4. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Dila bermain di
lapangan”
5. Mintalah siswa membaca kalimat yang telah disiapkan dengan suara
lantang: “Dila bermain di lapangan”
6. Lanjutkan melalui pertanyaan analisis pola kalimat seperti sebelumnya:
Apa aksi yang dilakukan? Siswa akan menjawab: “bermain”.
Guntinglah kata “bermain” dan letakkan di atas lingkaran merah.
7. Siapa itu yang bermain? Jawab: Dila. Ambil simbol panah dan simbol
lingkaran hitam paling besar. Letakkan kata "Dila" di atas lingkaran hitam
paling besar tersebut.
8. Ambilah simbol panah orange yang bertuliskan pertanyaan "Kapan?”
Lalu ajukan pertanyaan kepada siswa: Kapan Dila bermain?
Jawabannya: tidak ada. Kita tidak bisa menggunakan pertanyaan ini.
Karena tidak ada jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
9. Ambilah kembali simbol panah orange yang bertuliskan pertanyaan
"Dimana?” dan satu simbol lingkaran orange, Aturlah sama seperti
simbol panah hitam dan lingkaran hitam sebelumnya. Ajukan pertanyaan:
Dimana Dila bermain? Siswa akan menjawab: “di lapangan”.
Tempatkan kata “di lapangan” di atas lingkaran orange yang berukuran
kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
10. Kemudian perlihatkan sisi lain dari simbol panah orange dan baca kata
yang ada, yaitu kata: “Tempat”.
11. Ulangi kegiatan dengan kalimat persiapan lainnya yang terdiri dari subjek,
dan predikat, objek, dan pelengkap
Aktivitas Tambahan:
Gunakan tabel aktivitas 5 seperti di bawah ini.
Siswa dapat membuat tabel sendiri pada buku catatannya.
Siswa bisa menuiskan kalimatnya sendiri atau dengan bantuan guru.
Aktivitas 5
Dila bermain di lapangan
Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang dilakukan?
2. Siapa itu yang bermain?
3. Dimana Dila bermain?
1. Bermain
2. Dila
3. Di lapangan
“Tabel Aktivitas 5”
AKTIVITAS 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
“Belajar Pola Kalimat Sederhana yang Memiliki Unsur Keterangan Bagian 2”
Tujuan: Menganalisis unsur keterangan pada pola kalimat sederhana.
Material:
Kotak P3 & L1
- 3 panah hitam yang disatu sisi memiliki pertanyaan dan di sisi
lainya bertuliskan "subjek" dan "objek"
- 3 lingkaran hitam dengan ukuran yang berbeda-beda
- 1 simbol panah orange yang disatu sisi memiliki pertanyaan dan di
sisi lainya bertuliskan “keterangan”
- 1 simbol lingkaran orange
Papan Analisis 2
Kertas
Alat tulis
Buku catatan
Presentasi:
1. Ajaklah siswa duduk di pinggiran karpet atau area kerja, tempat semua
material ditempatkan.
2. Jika siswa hanya sendiri, guru dapat mengajak siswa duduk di sebelah kiri
guru. Akan tetapi, jika jumlah siswa lebih dari satu, maka guru dapat
mengajak siswa-siswi duduk mengelilingi area kerja.
3. Guru dapat mengingatkan kembali mengenai unsur subjek, predikat, objek
dan pelengkap pada siswa.
4. Guru mengambil sebuah kertas dan menuliskan kalimat “Cici menanam
bunga bersama Puput”.
Cici menanam bunga bersama Puput.
5. Mintalah siswa membaca kalimat yang telah disiapkan dengan suara
lantang: “Cici menanam bunga bersama Puput”.
6. Analisis pola kalimat seperti aktivitas sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
7. Apa aksi yang dilakukan? Jawaban: “menanam”. Guntinglah kata
“menanam” dan letakkan di atas lingkaran merah.
8. Ambilah simbol lingkaran hitam paling besar dan simbol panah hitam
yang bertuliskan pertanyaan “siapa itu?” atau “apa itu?” lalu tanyakan
“Siapa itu yang menanam?” Siswa akan menjawab: “Cici”. Kemudian
letakkan kata "Cici" di atas lingkaran tersebut.
9. Ambilah simbol lingkaran hitam berukuran sedang dan simbol panah
hitam yang bertuliskan pertanyaan “Siapa?” atau “Apa?” dan tanyakan
tanyakan kepada siswa: “Apa yang ditanam Cici?” Siswa akan
menjawab: “bunga”. Guntinglah kata "bunga" dan tempatkan di atas
lingkaran hitam berukuran sedang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
10. Ambilah simbol lingkaran orange berukuran kecil dan simbol panah
orange yang bertuliskan pertanyaan “Dengan siapa? Dengan apa?” Lalu
ajukan pertanyaan kepada siswa: Dimana Cici menanam bunga? Siswa
akan menjawab: tidak ada jawaban. Kita tidak bisa menggunakan
pertanyaan ini. Karena tidak ada jawaban.
11. Ambilah simbol lingkaran orange berukuran kecil dan simbol panah
orange yang bertuliskan pertanyaan "Dengan siapa? Dengan apa?”
Tempatkanlah sama seperti simbol panah hitam dan lingkaran hitam
sebelumnya. Ajukan pertanyaan: Dengan siapa Cici menanam? Siswa
akan menjawab: “bersama Puput”. Tempatkan kata "bersama Puput" di
atas lingkaran orange yang berukuran kecil tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
12. Kemudian perlihatkan sisi lain dari simbol panah orange dan baca kata
yang ada, yaitu kata: “pendampingan”.
CATATAN:
- Ajukkanlah setiap pertanyaan yang ada pada simbol panah berwarna
orange sampai tidak ada yang tersisa.
- Kemudian perlihatkan sisi lainnya dari setiap simbol panah berwarna
orange dan tunjukkan unsur keterangan dari setiap simbol tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
- Ketika sampai pada pertanyaan "Dengan siapa? Dengan apa?" perlihatkan
sisi lain dari simbol tersebut dan tunjukkan namanya unsur keteranganya,
yaitu:pendampingan.
13. Berikan kesempatan pada siswa untuk membuat kalimat lain yang siap
untuk dianalisis.
14. Ajaklah siswa untuk menulis kegiatan analisis yang sama di buku
catatannya. Tidak lupa untuk menulis pertanyaan analisis kalimat yang
sesuai dan jawaban.
CATATAN: Jika siswa ingin terus belajar lebih banyak tentang unsur keterangan
dalam kalimat, teruskan lagi pertanyaan dengan simbol tanda panah orange yang
tersedia. Maka, materi ini akan berlanjut di program dasar atas.
Aktivitas Tambahan:
Gunakan tabel aktivitas 6 seperti di bawah ini.
Siswa dapat membuat tabel sendiri pada buku catatannya.
Siswa bisa menuiskan kalimatnya sendiri atau dengan bantuan guru.
Aktivitas 6
Cici belajar berhitung bersama Puput
Pertanyaan Jawaban Unsur Kalimat
1. Apa yang dilakukan?
2. Siapa itu yang belajar?
3. Apa yang dipelajari Cici?
4. Dengan siapa Cici belajar ?
1. Belajar
2. Cici
3. Berhitung
4. Bersama
Puput
1. Predikat
2. Subjek
3. Objek
4. Keterangan
pendampingan
“Tabel Aktivitas 6”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
AKTIVITAS 7
“Analisis Pola kalimat sederhana”
Tujuan: Memahami proses pembentukan pola kalimat sederhana yang baik.
Material:
Papan Analisis 2
Kertas
Alat tulis
Buku catatan
Presentasi:
1. Ajaklah siswa duduk di pinggiran karpet atau area kerja, tempat semua
material ditempatkan.
2. Jika siswa hanya sendiri, guru dapat mengajak siswa duduk di sebelah kiri
guru. Akan tetapi, jika jumlah siswa lebih dari satu, maka guru dapat
mengajak siswa-siswi duduk mengelilingi area kerja
3. Guru dapat mengulang kembali mengenai unsur subjek, predikat, objek
dan pelengkap.
4. Guru tidak lupa mempatkan papan analisis kalimat 2 di area kerja.
5. Guru menyiapkan kertas, gunting, dan simbol-simbo sesuai kebutuhan.
6. Ajaklah siswa untuk memikirkan sebuah kata tindakan. Contoh:
“bermain”. Tulislah kata "bermain" di selembar kertas dan letakkan di
lingkaran merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
7. Tanyakan kepada siswa, "Siapa itu atau apa itu yang bermain?"
Contoh: “Cika”. Tuliskan "Cika" di selembar kertas dan letakkan di atas
lingkaran hitam paling besar.
8. Tanyakan kepada siswa: "Cika bermain apa?" Contoh: boneka. Menulis
"boneka" di selembar kertas dan tempat di atas lingkaran hitam yang
berukuran besar sedang.
9. Mintalah siswa membaca kalimat yang telah dia bangun: "Cika bermain
boneka".
Cika bermain boneka.
10. Ajaklah siswa untuk menuliskan kalimatnya ke dalam buku catatan.
11. Ingatkan kepada anak untuk dapat membuat lebih banyak kalimat dengan
cara tersebut. Di kemudian hari mulailah untuk menambahkan pelengkap
dan keterangan sampai siswa terbiasa dengan polanya.
CATATAN: Siswa dapat melihat sekeliling ruangan untuk mendapatkan suatu
ide. Siswa juga bisa menggunakan papan analisis 1 dan 2 untuk melihat pola.
Dorong siswa untuk menggunakan kata-kata dikenal, sesuai dengan kebutuhan
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Aktivitas Penutup
1. Guru dapat mengatakan kepada siswa bahwa aktivitas hari ini telah selesai.
2. Siswa telah beraktivitas dengan baik, diharapkan siswa dapat menganalisis
pola kalimat sederhana dengan baik ditahap selanjutnya.
3. Guru mengingatkan siswa untuk selalu merapikan kembali media belajar
yang telah digunakan. Kemudian Siswa menyimpan kembali di tempat
penyimpanan media dengan baik dan rapi.
4. “Selamat belajar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis bahasa Indonesia: pendekatan proses. Jakarta:
Rineka
Cipta
Chaer, Abdul. (2011). Tata bahasa praktis bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta
Effendi, S. dkk. (2015). Tata bahasa dasar bahasa Indonesia. Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya
Hainstock, Elizabeth G. (1997). The essential Montessori. New York: Plume
Books
http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html
https://brainly.co.id/tugas/642746
Kozak, Tajana Pouzar. (2011). The Montessori method and first language
acquisition
early speech, writing and reading. Germany: AV Akademikerverlag
Lillard, A. S. (2005). Montessori: The science behind the genius. New York:
Oxford
University
Lillard, Paula Pork. (1980). Montessori in the classroom: a teacher’s account of
how
children really learn. New York: Schocken Books
Lillard, Paula Pork. (1996). Montessori today: a comprehensiveapproach to
educaation
from birth to adulthood. New York: Schocken Books
Muslich, Masnur. (2014). Garis-garis besar tata bahasa baku bahasa Indonesia.
Bandung: PT Refika Aditama
Standing, E M. (1984). Maria Montessori, her life and work. New York: Plume
Books.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
232
CURRICULUM VITAE
Stefani Kristin Madja merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara lahir di Lemo, 24 Januari 1998. Pendidikan
dasar di peroleh di SD GKST 1 Tentena tamat pada tahun
2008. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP
Negeri 1 Pamona Utara tamat pada tahun 2011. Pendidikan
menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Pamona Utara
tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2014, peneliti tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh
pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan diluar
perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti.
1. Juara I under 46-kg senior famale kejuaraan Regional taekwondo “The
Real Esta Taekwondo Challenge” tanggal 12 Maret tahun 2017
Yogyakarta.
2. Juara I under 46-kg senior famale kejuaraan Nasional terbuka taekwondo
“Bupati Cup-2” tanggal 12-13 Agustus tahun 2017 Pekalongan.
3. Peserta under 46-kg senior famale kejuaraan Internasional taekwondo
“Paku Alam X Cup-1” tanggal 23-24 September tahun 2017 Yogyakarta.
4. Juara I under 46-kg senior famale kejuaraan Nasional taekwondo “Bupati
Sleman Cup-3” tanggal 21-22 April tahun 2018.
5. Peserta seminar kurikulum untuk Terstandarisasi (Cambridge) PGSD
Universitas Sanata Dharma tanggal 22 Oktober 2016 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
6. Peserta lomba keolahragaan “Dekan Cup” USD tanggal 5-12 November
2016 Yogyakarta.
7. Divisi P3K Kegiatan Parade Gamelan Anak 2014 DIY-Jateng oleh PGSD
USD tanggal 19 Oktober 2014.
8. Peserta Seminar “Reinventing Childhood Education” oleh PGSD USD
tanggal 27-28 Oktober 2016.
9. Peserta Latihan Bela Negara Mahasiswa PTN/PTS se DIY & Jateng
tanggal 20-23 Oktober 2014.
10. Peserta Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa Mahakarta Yogyakarta
Yudha XXXVIII tanggal 3-18 Juni 2015.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Papan Analisis Kalimat Berbasis Metode Montessori Untuk Membantu Siswa
Sekolah Dasar Mempelajari Pola Kalimat Sederhana”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI