pengembangan materi ajar bahasa inggris teknik … · pengembangan materi ajar bahasa inggris...

73
PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7 365 PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul Haura Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan E-mail : [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu memberikan materi bahasa Inggris yang sesuai untuk keperluan mahasiswa jurusan teknik mesin. Adapun target luaran penelitian ini yaitu akan disusunnya satu modul bahan ajar Bahasa Inggris untuk keperluan mahasiswa teknik mesin dan hasil penelitian ini akan di seminarkan pada konferensi pengajaran bahasa Inggris di Padang 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif; digunakan untuk pengumpulan data dalam analisis keperluan pembelajar menggunakan pendekatan ESP. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analisis 3K (Keperluan,Keinginan dan Kekurangan). Untuk mengkaji bahan ajar pembelajaran ESP pada program studi teknik mesin peneliti melihat dengan tiga perspektif, yakni (analisis keperluan,analisis keinginan dan analisis kekurangan). maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang tersedia sebagai mana ditunjukkan dalam silabus mata kuliah ESP baru memenuhi sebagian dari seluruh karakteritik yang ada. Jika dianalisis lebih lanjut tentang kebutuhan mahasiswa jurusan teknik mesin tentu harus didekati dari berbagai aspek yang melingkupinya. Artinya, pengembangan bahan ajar ESP harus diarahkn pada disiplin dan bidang keilmuan. Oleh karena itu, substansi dan isi ESP dikaitkan dengan tema dan topik pada bidang ilmu tertentu, jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu. Di sini, ESP harus diarahkan pada bidang keilmuan yang dipayungi oleh konteks keislaman. Dengan kata lain, ESP yang dikembangkan pada jurusan teknik mesin seharusnya diarahkan pada bidang keilmuan dilingkupi bidang kajian keislaman. ESP juga harus berpusat pada bentuk kebahasaan yang sesuai dengan aktivitas dan bidang keilmuan atau pekerjaan. Secara linguistik, bentuk bahasa yang paling terkecil dapat dianalisis secara komprehensif melalui fonetik dan fonologi yang bidang kajiannya menggarap hal-hal yang berhubungan dengan bunyi dan fonem. Pada level kosa kata dengan segala kategori dan struktur pembentukannya dianalisis dalam bidang kajian morphology, kemudian pada level kalimat yang mencakup frasa dan klausa dikaji secara mendalam melalui bidang keilmuan sintaksis. Di samping itu, receptive skills seperti listening dan reading serta productive skills seperti speaking dan writing merupakan bagian yang terpisahkan dengan ESP. Kata Kunci: Analisis 3K, ESP, Pendekatan ESP. ABSTRACT The objectives of this study is to give English language materials are appropriate for the purposes of students majoring in mechanical engineering. The target of this research is the

Upload: others

Post on 07-Feb-2020

80 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

365

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB

Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul Haura

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu memberikan materi bahasa Inggris yang sesuai untuk keperluan

mahasiswa jurusan teknik mesin. Adapun target luaran penelitian ini yaitu akan disusunnya

satu modul bahan ajar Bahasa Inggris untuk keperluan mahasiswa teknik mesin dan hasil

penelitian ini akan di seminarkan pada konferensi pengajaran bahasa Inggris di Padang

2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif;

digunakan untuk pengumpulan data dalam analisis keperluan pembelajar menggunakan

pendekatan ESP. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analisis 3K

(Keperluan,Keinginan dan Kekurangan). Untuk mengkaji bahan ajar pembelajaran ESP

pada program studi teknik mesin peneliti melihat dengan tiga perspektif, yakni (analisis

keperluan,analisis keinginan dan analisis kekurangan). maka dapat dikatakan bahwa

bahan ajar yang tersedia sebagai mana ditunjukkan dalam silabus mata kuliah ESP

baru memenuhi sebagian dari seluruh karakteritik yang ada. Jika dianalisis lebih

lanjut tentang kebutuhan mahasiswa jurusan teknik mesin tentu harus didekati dari

berbagai aspek yang melingkupinya. Artinya, pengembangan bahan ajar ESP harus

diarahkn pada disiplin dan bidang keilmuan. Oleh karena itu, substansi dan isi ESP

dikaitkan dengan tema dan topik pada bidang ilmu tertentu, jenis pekerjaan atau

aktivitas tertentu. Di sini, ESP harus diarahkan pada bidang keilmuan yang dipayungi

oleh konteks keislaman. Dengan kata lain, ESP yang dikembangkan pada jurusan teknik

mesin seharusnya diarahkan pada bidang keilmuan dilingkupi bidang kajian keislaman.

ESP juga harus berpusat pada bentuk kebahasaan yang sesuai dengan aktivitas dan

bidang keilmuan atau pekerjaan. Secara linguistik, bentuk bahasa yang paling terkecil

dapat dianalisis secara komprehensif melalui fonetik dan fonologi yang bidang

kajiannya menggarap hal-hal yang berhubungan dengan bunyi dan fonem. Pada level kosa

kata dengan segala kategori dan struktur pembentukannya dianalisis dalam bidang

kajian morphology, kemudian pada level kalimat yang mencakup frasa dan klausa dikaji

secara mendalam melalui bidang keilmuan sintaksis. Di samping itu, receptive skills

seperti listening dan reading serta productive skills seperti speaking dan writing

merupakan bagian yang terpisahkan dengan ESP.

Kata Kunci: Analisis 3K, ESP, Pendekatan ESP.

ABSTRACT

The objectives of this study is to give English language materials are appropriate for the

purposes of students majoring in mechanical engineering. The target of this research is the

Page 2: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

366

outcome will be the drafting of a single module of English teaching materials for the

purposes of mechanical engineering students and the results of this study will be in

seminarkan on English language teaching conference in Padang in 2017. The method used

in this research is using qualitative methods; used for data collection purposes in the

analysis of learner using ESP approach. In this study, researchers used the analytical

approach 3K (Needs, Wants and Disadvantages). To assess the ESP learning teaching

materials for a course in mechanical engineering researchers looked at three perspectives,

namely (analysis purposes, the analysis of desire and analysis deficiency). it can be said

that the teaching materials which are available as indicated in the course syllabus new ESP

satisfy most of all existing characteristic. If further analysis of the needs of students

majoring in mechanical engineering would have to be approached from various aspects

surrounding. That is, the development of teaching materials ESP should diarahkn on

discipline and scientific fields. Therefore, the substance and the contents of the ESP is

associated with the theme and topic of the given field of science, type of work or activity.

Here, the ESP should be directed to the field of science housed within the Islamic context.

In other words, ESP developed in the mechanical engineering department should be

directed towards scientific fields covered by the field of Islamic studies. ESP also should

focus on linguistic form that corresponds to the activity and scientific field or job.

Linguistically, the smallest kind of language which can be analyzed comprehensively

through phonetics and phonology areas of study work on matters related to sounds and

phonemes. At the level of vocabulary in all categories and analyzed the structure formation

in the field of study morphology, then at the level of the sentence that includes the phrases

and clauses studied in depth through scientific field syntax. In addition, the receptive skills

such as listening and reading as well as productive skills like speaking and writing is an

integral part of the ESP.

Keywords : ESP, ESP Approach, 3K Analysis,

PENDAHULUAN

Pengembangan bahan ajar English for Specific Purpose (ESP) untuk mahasiswa

kependidikan dan non-kependidikan dewasa ini sangat dibutuhkan, karena mengingat

kebutuhan pasar global yang memungkinkan masuknya perusahaan asing ke Indonesia.

Dengan terbukanya pasar global akibat perkembangan teknologi internet yang

memungkinkan batas-batas suatu Negara menjadi maya dan setiap orang dapat mengakses

pasar melalui internet. Globalisasi menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin keras

di semua lini, sehingga perguruan tinggi harus tanggap, sigap, tepat dan arif dalam

mengantisipasinya. Untuk menunjang program pemerintah dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan nasional maka kebutuhan inovasi kurikulum English for Specific

Page 3: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

367

Purpose untuk mahasiswa perlu secepatnya dikembangkan agar para lulusan dapat

bersaing dalam memasuki dunia kerja.

Dengan masuknya perusahaan-perusaaan asing dan dibukanya perusahaan digital di

Indonesia serta dibukanya sekolah-sekolah internasional di Indonesia maka dirasakan

sangat perlu memberikan bekal ESP yang sesuai kebutuhan dunia kerja kepada mahasiswa

sains.

Pengembangan bahan ajar ESP perlu dilakukan untuk menunjang dan menciptakan

lulusan berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia kerja yang membutuhkan tenaga

kerja terampil berbahasa Inggris secara aktif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja masa

kini.

Oleh karena itu sudah perlu dikembangkan bahan ajar ESP yang layak bagi

mahasiswa sains dan teknologi agar para lulusan dapat menjadi lulusan yang siap pakai

dalam dunia kerja. Bahan ajar ESP harus dikembangkan berbasis kebutuhan mahasiswa

dan dunia kerja untuk meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi belajar peserta didik

menggunakannya di kampus dan di luar kampus. Berdasarkan paparan permasalahan diatas

peneliti tertarik untuk mendesain materi untuk bahasa Inggris teknik mesin dikarenakan

observasi peneliti mahasiswa teknik mesin sangat memerlukan materi bahasa Inggris

pendukung kemampuan kerja mereka di era akan datang.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif.

Metode kualitatif menurut Evan (2000) digunakan untuk pengumpulan data dalam analisis

keperluan pembelajar menggunakan pendekatan ESP. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan pendekatan analisis 3K (Keperluan,Keinginan dan Kekurangan).

PEMBAHASAN

ESP adalah Bahasa Inggris untuk tujuan khusus. Robinson selanjutnya

mengatakan “It (here ESP) is generally used to refer to the teaching and learning of a

foreign language for a clearly itilitarian purpose of which there is no doubt.” 22 Bahasa

Inggris untuk Tujuan Khusus (English For Specific Purposes) mempunyai pendekatan

dan asumsi yang berbeda dengan General English (GE). Tujuan ESP adalah agar

Page 4: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

368

peserta didik mampu menguasai Bahasa Inggris pada bidang yang mereka pelajari.

Misalnya mahasiswa kimia, maka mereka harus memahami Bahasa Inggris untuk

kimia, atau jika mereka mahasiswa teknik, mereka harus mengetahui Bahasa Inggris

untuk teknik, atau jika mereka bekerja di perhotelan, maka mereka harus menguasai

Bahasa Inggris perhotelan, jika mereka mahasiswa maritim, maka mereka harus menguasai

Bahasa Inggris maritime, dan sebagainya.

Untuk mengkaji bahan ajar pembelajaran ESP pada program studi teknik mesin

peneliti melihat dengan tiga perspektif, yakni (analisis keperluan,analisis keinginan dan

analisis kekurangan). maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang tersedia sebagai

mana ditunjukkan dalam silabus mata kuliah ESP baru memenuhi sebagian dari

seluruh karakteritik yang ada. Jika dianalisis lebih lanjut tentang kebutuhan

mahasiswa jurusan teknik mesin tentu harus didekati dari berbagai aspek yang

melingkupinya. Artinya, pengembangan bahan ajar ESP harus diarahkn pada disiplin dan

bidang keilmuan. Oleh karena itu, substansi dan isi ESP dikaitkan dengan tema dan topik

pada bidang ilmu tertentu, jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu. Di sini, ESP harus

diarahkan pada bidang keilmuan yang dipayungi oleh konteks keislaman. Dengan kata

lain, ESP yang dikembangkan pada jurusan teknik mesin seharusnya diarahkan pada

bidang keilmuan dilingkupi bidang kajian keislaman. ESP juga harus berpusat pada

bentuk kebahasaan yang sesuai dengan aktivitas dan bidang keilmuan atau pekerjaan.

Secara linguistik, bentuk bahasa yang paling terkecil dapat dianalisis secara komprehensif

melalui fonetik dan fonologi yang bidang kajiannya menggarap hal-hal yang

berhubungan dengan bunyi dan fonem. Pada level kosa kata dengan segala kategori dan

struktur pembentukannya dianalisis dalam bidang kajian morphology, kemudian pada

level kalimat yang mencakup frasa dan klausa dikaji secara mendalam melalui bidang

keilmuan sintaksis. Di samping itu, receptive skills seperti listening dan reading serta

productive skills seperti speaking dan writing merupakan bagian yang terpisahkan

dengan ESP. Terakhir, ESP berbeda dengan General English. Perbedaan ini dapat

dilihat dari cakupan materinya dan fokus keterampilan yang hendak dicapai. Bahasa

Inggris umum boleh mengambil materi yang tidak sesuai dengan bidang kajian yang

penting dapat mengembangkan keempat keterampilan bahasa seperti disebutkan di atas.

Page 5: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

369

Dengan demikian, materi sebagaimana dijelaskan dalam silabus ESP yang telah

disajikan sebelumnya lebih berorientasi pada bahasa Inggris umum dari pada masuk

dalam kategori ESP. Artinya materi bahasa ESP saat ini belum sesuai dengan kebutuhan

mahasiswa program studi teknik mesin.

KESIMPULAN

Bahan Ajar dalam Pembelajaran English for Specific Purpose pada Jurusan teknik

mesin belum menggambartkan substansi dan isi ESP dikaitkan dengan tema dan topik

pada bidang ilmu tertentu, jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu, belum berpusat

pada bentuk kebahasaan yang sesuai dengan aktivitas dan bidang ilmu atau

pekerjaan seperti sintaksis, leksikal, wacana, dan semantik. Pembelajaran ESP masih

bersifat tradisional yang hanya mengandalkan buku teks, papan tulis, dan kehadiran

langsung dosen dalam ruang kelas. Padahal berbagai fasilitas seperti ketersediaan

Internet dan fasilitas penunjang telah tersedia.

Pengambangan bahan ajar bahasa Inggris untuk program studi teknik mesin

berbasis pendekatan ESP mencakup beberapa tahap, yakni tahap (1) merancang

tujuan Instruksional, (2) analisis instruksional (3) analisis pengetahuan prasyarat dan

karakteristik peserta didik (4) menyusun kompetensi atau kinerja yang diinginkan, (5)

mengembangkan instrumen (6) menyusun strategi instruksional, (7) menyusun bahan ajar

yang sesuai, tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat berpikir, dan

pelaksanaan penilaian harus dapat mengukur keempat keterampilan bahasa dan bukan

hanya reading dan writing saja.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, J. P. B., & Widdowson, H. G. (1974). Teaching the communicative use of English.

International Review of Applied Linguistics. XII(I).

Allwright, R. L. (1982). Perceiving and pursuing learners’ needs. In M. Geddes, & G.

Coffey, B. (1984). ESP-English for specific purposes. Language Teaching, 17(1).

Anthony, L. (1997). ESP: What does it mean? Retrieved from the World Wide Web on

Dec. 5, 2006, on CUE.

Clapham, C. (1996) . The development of IELTS: a study of the effect of background

knowledge on reading comprehension. Cambridge: Cambridge University Press.

Carver, D. (1983). Some propositions about ESP. English for Specific Purposes, 2, 131-

137.

Page 6: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

370

Close, R. A. (1992). A teachers’ grammar: The central problem of English. Hove:

Language Teaching Publications.

Douglas, D. (2000). Assessing language for specific purposes. Cambridge: Cambridge

University Press.

Dudley-Evans, T. (1998). An Overview of ESP in the 1990s. Paper presented at The Japan

Conference on English for Specific Purposes, Fukushima.

Dudley-Evans, A., & St. John, M. J. (1998). Developments in ESP: a multi-disciplinary

approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Ewer, J. R., & Latorre, G. (1969). A course in basic scientific English. London: Longman.

Halliday, M. A. K., McIntosch, A., & Strevens, P. (1964). The linguistic science and

language teaching. London: Longman.

Hutchinson, T., & Waters, A. (1987). English for specific purposes: A learning centered

approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Page 7: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

371

THE STUDENTS’ PROBLEMS, EFFORTS AND EXPECTATIONS IN

PRACTICING SPEAKING AT MTS AL-INAYATUT THOLIBIN BANJARMASIN

M. Arbain

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan permasalahan yang dialami oleh siswa, upaya-

upaya yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dan harapan dalam praktik

berbicara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Permasalahan yang

dialami siswa dalam praktik berbicara meliputi perasaan gugup, rasa percaya diri yang

rendah, perasaan malu, takut membuat kesalahan/takut diejek, kurangnya penguasaan

kosakata/pengetahuan tata bahasa, pengucapan yang buruk, kelancaran yang buruk, sering

dikoreksi/diinterupsi saat salah ucap, jarang berbahasa Inggris dan berbahasa Inggris

dicampur dengan bahasa Indonesia/bahasa ibu, ruang kelas ribut dan sering diganggu atau

diolok-olok. Usaha yang dilakukan berupa bersikap tenang saat mereka gugup berbicara,

tetap berbicara semampunya, meminta guru mengingatkan yang lain untuk tetap tenang,

membawa kamus atau bertanya kepada teman atau guru, meminta guru menjelaskan tata

bahasa, mengucapkan kata setepat mungkin atau meminta guru membetulkan kesalahan

pengucapan mereka, mendengarkan apa dikatakan guru, berbahasa Inggris semampunya,

tetap tenang, meminta guru mengingatkan yang lain untuk tidak mengganggu/mengolok-

olok mereka. Harapan-harapan siswa berupa dalam praktik berbicara diberi atau

ditanamkan motivasi, ditanamkan rasa percaya diri, kesalahan mereka ditolerir, banyak

diberi penjelasan tata bahasa, dibentuk kegiatan berguna/kelompok belajar bahasa Inggris,

tidak dikoreksi/dinterupsi di depankelas, banyak berbahasa Inggris, kelas kondusif, dan

meminta guru untuk mengingatkan yang lain agar tidak mengganggu atau mengolok-olok.

Kata Kunci: Harapan, Kemampuan berbicara, Masalah berbicara, Upaya

ABSTRACT

The research is aimed at describing problems encountered by the students, efforts done to

solve the problems and expectations in practicing speaking skill. The design of this

research is qualitative descriptive. The problems encountered in practicing speaking cover

nervousness, low self-confidence, shyness, fear of making mistakes/derision, lack of

vocabulary mastery and grammatical knowledge, bad pronunciation, bad fluency, often

corrected/interrupted while mispronouncing, rarely speaking English and speaking English

mixed with Indonesian/mother tongue, noisy classroom and often bothered or yelled. The

efforts done were taking it easy when they were nervous to talk, keeping confident to

control their shyness, being careful to talk, keeping speaking their best, asking the teacher

to remind others to keep silent, bringing their own dictionary or asking their friends/teacher

for a question, asking the teacher to explain about the grammar, pronouncing words as

correctly as possible or asking the teacher to correct their mispronunciation, listening to

what the teacher said, speaking English their best, keeping silent, asking the teacher to

remind the others not to bother/yell at them. And the students’ expectations were: given or

Page 8: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

372

implanted motivation, implanted self-confidence, their mistakes could be tolerated, their

mispronunciation is corrected, introduced a lot of vocabulary, given much explanation

about grammar, established a useful activity/English study club, not corrected/interrupted

in front of class, speaking English a lot, the class is conducive, and asking teacher to

remind the others not to bother or yell.

Key words: Efforts, Expectation, Speaking problems, Speaking skill

INTRODUCTION

In many areas in Indonesia, as mentioned above, students are not exposed to

English, especially spoken one. Consequently, the students should work hard to develop

their speaking skill and it is surely not easy for them to learn how to speak because they

may have some difficulties or problems in speaking class. Students tend to have difficulties

speaking English or saying something in English. Furthermore, most students tend to be

passive to use English either in asking or in answering some questions. According Lawtie

(2004), most of the research findings have shown that most of the students of EFL are

quite difficult to improve their speaking ability. There are some problems dealing with this

fact. First, it relates to the condition of the students who are lack of vocabulary mastery

that will make them unable to say words during the speaking class. Second, most of

students are not confident to use English in speaking class. And the third, students prefer

speaking their mother tongue.

This has led to the fact that many students at junior high school are not able to

speak yet. This class condition is necessary to solve in order that the students get involved

actively in learning English especially in speaking English in the classroom.

From the researcher’s experience while doing survey at an Islamic Junior High

School, the researcher found that the students were reluctant or had difficulties in

expressing their ideas orally in English. The researcher assumed that there must be reasons

for their reluctance to speak English, and one of them is they have some problems that

inhibit them to practice and improve their speaking skill. In addition, however from my

interview with two teachers, those problems do not make them do nothing. Some of them

even try to solve their own problems. In addition, they also expected that all of the efforts

done either by themselves or from their teachers that may lead to the improvement of their

speaking skill. That is why the researcher decides to do the research dealing with the

Page 9: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

373

problems the students’ problems in practicing speaking skill, the students’ efforts to solve

their problems, and the students’ expectations in practicing speaking skill.

The objectives of the research are intended to describe the problems encountered

by the students in practicing speaking skill, the students’ efforts doneby the students to

solve their problems, and the students’ expectations in practicing speaking skill.

METHODOLOGY

The design of this research belongs to qualitative, which is designed to obtain

information concerning the current status of phenomena (Ary, et al, 2002). It tries to

describe some important events that occur naturally in the classroom. The research is

intended to describe the students’ problem, efforts and expectations in speaking practice.

The researcher prepares a number of instruments to collect the data. The

instruments consist of observation sheet, interview guide and field notes. The observation

is the important technique to record (1) the problems encountered by the students in

practicing speaking skill, (2) the students’ efforts to solve their problems encountered.

Meanwhile, the interview is also needed to (1) the problems encountered by the students in

practicing speaking skill, (2) the students’ efforts to solve their problems encountered, and

(3) the students’ expectations in practicing speaking skill. Data analysis in qualitative

research is a process of categorizing, description and synthesizing the collected data (Ary

et al, 2002). After the data have been collected through interviews, observations, field

notes, the data will be selected, simplified, organized, and then reduced. It is done to make

the researcher easier to understand, interpret and make sense out of the collected data. Data

analysis in qualitative research is a process of data collection, data reduction, data display,

and conclusion/verifying of data (Miles and Hubberman, 1994: 128).

FINDINGS AND DISCUSSION

Based on the research problems, this research focuseson (1) the problems

encountered by the students in practicing speaking skill, (2) the students’ efforts to solve

the problems encountered, and (3) the students’ expectations in practicing speaking skill.

The Problems Encountered by the Students in Practicing Speaking Skill

Based on the four classroom observations and five interviews above, in general, it

can be concluded that the problems encountered by the students in practicing speaking

Page 10: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

374

skillare 1) they were nervous to talk, 2) they had no self-confidence, 3) they tended to be

shy to talk, 4) they were afraid of making mistakes to speak or afraid of derision. All of

those problems mentioned could be categorized as internal problems Moreover, the other

problems encountered by in practicing speaking skill are 5) they were lack of vocabulary

mastery, 6) their grammatical knowledge was poor, 7) their pronunciation was bad, 8) their

fluency was bad. All of those problems mentioned could be categorized as external

problems. The other problems encountered when speaking in front class were 9) they were

often corrected/interrupted when mispronouncing, 10) they rarely spoke English and

tended to speak English mixed with Indonesian/Banjarese, 11) the classroom situation

seemed noisy while talking and 12) they were often bothered or yelled by other classmates.

One of the big problems that affect EFL students to practice speaking English is

psychological barrier. Psychological barrier included low self-confidence, shyness to talk,

fear of making mistakes/derision, and nervousness/anxiety.Self-confidence is one of the

personal factors, which are highly correlated with anxiety self-confident can be negatively

influenced when the learner thinks one oneself as deficient and limited in the target

language. Thus, it will make EFL students less-confidence to perform oral speech. On the

other hand, according to Heyde (1979) as cited in Arsyad (2014:12), high self-confident

can be positively correlated with oral performance. He and Chen (2010) state that the main

cause of students’ confidence is their low ability in speaking English.Shyness to talk is one

of psychological barriers encountered by the EFL/ESL learners. In other word, shyness is

one of mental problems encountered by EFL/ESL students that must be overcome. This is

also in line with Gebhard (2006) who points out that the students’ problem in speaking is

caused mostly by their shyness or anxiety. All these indicate the importance for teachers to

help students reduce those feelings to maximize their learning to speak in English.

The other problems encountered by ESL/EFL students in speaking practice are fear

of making mistakes/derision. In line with this,Tsui(as cited in Nunan 1996) identified at

least 5 (five) principal factors dealing with the students’ reluctance to speak up in class,

one of them is students’ fear of derision and mistake.

Most of the students said that they became anxious (nervousness, shyness, fear of

mistake or derision) when practicing speaking skill in English in the classroom, and this

indicated that they did not become apprehensive in informal setting. Horwitz, Tallon, and

Page 11: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

375

Luo (2010: 99) argued that “approximately one-third of students studying a foreign

language experience at least a moderate level of foreign language anxiety”. Dealing with

the students’ anxiety, Tsui (Bailey and Nunan, 1998:157), students who have low English

proficiency tend to be anxious. However, this does not mean that the students with high

English proficiency have little or no anxiety.

The other problems encountered by in practicing speaking skill were they were lack

of vocabulary, it was difficult to construct the sentences, most of the students had bad

pronunciation and fluency and did not know what to say. All of those problems mentioned

could be categorized as external problems.

Dealing with the internal problems above, according to Brown and Nation (1997),

in speaking classes, students must be always exposed to three key items, namely (1) form-

focus interaction, (2) meaning-focus interaction, and (3) opportunity to improve fluency.

Form-focus interaction is defined as attention to details of vocabulary, grammar,

andpronunciation, and so forth.

Vocabulary is one of vital aspects of a language that students master. Vocabulary

has a very dominant role in language learning. Therefore, vocabulary is viewed central

(Nunan, 2003:23). It cannot be separated from any other skills including. In other words,

we can say that without good structure one cannot speak well enough, but without

vocabulary one cannot speak at all.

Grammar is also another vital aspect of a language that students master. Grammar

plays an important role in a language to construct correct and understandable.

Pronunciation is viewed as one of the vital aspects of a language. It is important for

every teacher to teach pronunciation to their students because it deals with the way certain

sound or sounds are produced (Richard and Schmidt, 2002: 429). Students’ speaking

ability closely deals with the pronunciation of the target language. It is not surprising that

students are required to perform good pronunciation in order to make listeners understand

their utterance.

The main goal of teaching productive skill is to improve students’ fluency (Byrne,

1997). Fluency is described as a quality of being fluent. Listeners are probably unable to

understand the messages from speaker who has poor fluency when the communication

which is not held fluently.

Page 12: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

376

The other aspect of productive skill is comprehension (Hornby: 235).

Comprehension is viewed as the ability to understand what other speaker says. Since oral

language requires a “give and take” approach, sometimes we speak, sometimes we listen,

and thus, comprehension is actually very crucial.

The Students’ Efforts to Solve the Problems Encountered

Based on the interviews carried out, it was known that the students’ efforts to solve

the problems encountered were as follow 1) many of them preferred keep calming down or

taking it easy when they were nervous to talk, 2) some of them tried to keep confident or to

control themselves, 3) some of them were careful to talk, and 4) they even did not care and

kept speaking their best, 5) they asked the teacher to remind the others to keep silent. 6)

they preferred bringing their own dictionary or asking their friends/teacher, 7) when they

did not know how to construct appropriate sentences, they asked the teacher to explain the

grammar, 8) they tended to pronounce words their best and asked the teacher to correct

their mispronunciation, 8) since most of them did not speak English fluently or since

theiroral proficiency was low, they speak their best, 9) they just listened to what the

teacher said while they were interrupted/corrected, 10) they tended to speak their best even

though many of them speak English mixed with Indonesian/Banjarese language, 11) they

attempted to keep calming down when the classroom was noisy and 12) they asked the

teacher to remind them not to bother or yell at them.

All of the efforts done by the students to solve the problems encountered should be

appreciated. As ESL/EFL learners, they have their own ways to overcome their own

problems. The use of dictionary when they speak in front of class is regarded logic and

possible to solve their oral performance problems. Therefore, a dictionary plays an

important role to help reduce students’ problem in practicing skill.

Asking friends or teacher directly who know more is also considered not only

crucial and an effective way as well. It indicates they are not passive learners. Therefore,

students should be facilitated. And one of teacher’s roles is as a facilitator. It means that a

teacher facilitates the process of learning, making learning easier for students; helping

them to clear away feedback, to find shortcut, to negotiate rough terrain (Brown 2007:167).

One of the ways to do is by helping students share vocabulary the students do not know

and the way to pronounce each word.

Page 13: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

377

Compared to the students who tend to be passive and have nothing to say, students

do not care how bad their own speaking ability, but are still willing to speak are still better.

It indicates they still have confidence. However, it should be teacher’s serious attention to

motivate them in order to perform better. Therefore, a teacher is required to able to play

his/her role as motivator (Brown 2007:167). Thus, teaching English cannot be separated

from the role of students’ motivation and a teacher play an important role in motivating

students to be involved and participate in learning process. Student’s motivation in

learning is viewed as an important factor to be considered by teachers in teaching and

learning process. It can be said that the teaching and learning result is influenced much by

the motivation of the students in learning.

The Students’ Expectations in Practicing Speaking Skill

Based on the five interviews administrated above, in general, it can be concluded

that the students’ expectations in practicing speaking skill as follow the students expect

that: 1) they were given or implanted motivation, 2) they were implanted self-confidence,

3) their mistakes could be tolerated when they slip of tongue 4) their mispronunciation was

corrected, 5) they were introduced a lot of vocabulary, 6) they were given much

explanation of grammar, 7) they were given a extra activity such as English study club, 8)

they did not want to be corrected/interrupted in front of class, 9) the teacher and students

speak English a lot and at the same time the use of Indonesia/Banjarese is minimized, 10)

the class keep silent in order that they keep concentrating, and 11) at the same time the

teacher remind other students not to bother or not to yell at them while practicing speaking

skill in front of class.

Arends (2004) considers the importance of teacher’s role to help students construct

their own knowledge and to be actively involved in their own learning. Therefore, to help

students, teachers need to know their students’ expectations to be fulfilled in the learning.

The students’ expectation that the teacher gives them enough time is something that

should be appreciated. It is very important for students in which they could use their short

time proportionally. So that, it is expected they could perform optimally in front of class.

The students’ involvement in many speaking activities is considered vital. It is one

of the ways to enrich their learning experience in class.

Page 14: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

378

Motivation is regarded important and plays very vital role for students’

development intrinsically and extrinsically. Students’ motivation in learning is an

important factor to be considered by teacher in teaching and learning process. In other

words, teaching and learning result tends to be much influenced by motivation of students

in learning. Thus, motivation is probably the most important characteristics that students

bring to a learning task (O’Malley, 1990). So, teachers need to motivate students in

learning English. Dealing with this purpose, some efforts need to be done to arouse their

students’ motivation in order to gain a good achievement. According to Gardner (1985) in

Arsyad (2014: 12), motivation includes positive attitudes towards learning the language.

The students’ expectation in term of the teacher’s willingness to exemplify how to

speak well is very important and should be appreciated. A teacher is viewed as a model

that could transfer the cognitive knowledge to the students.

CONCLUSION

Dealing with the problems encountered by the students in practicing speaking skill,

the researcher draws conclusion that the problems encountered by the students in

practicing speaking skillcould be intrinsic (such asnervousness to talk, low self-confident,

shyness to talk, fear of making mistakes to speak, or fear of derision) or extrinsic such as

lack of vocabulary mastery, lack of grammatical knowledge, bad pronunciation, bad

fluency. The other problems encountered when speaking in front class are

correction/interruption done when they mispronounce words, speaking English mixed with

Indonesian or a mother tongue (such as Banjarese language), noisy classroom situation

while talking and any other obstacles such as they are frequently bothered or yelled by

other classmates.

Meanwhile, dealing with the students’ efforts to solve the problems encountered in

practicing speaking skill, the researcher draws conclusion that are any possible solutions

could be done to solve or to minimize the problems encountered such as keeping calming

down or taking it easy when they were nervous to talk, trying to keep confident or trying to

throw their shyness, being careful to talk, and trying not to care and keeping speaking

one’s best, asking teacher to remind the audiences to keep silent, bringing their own

dictionary or asking their friends/teacher, asking the teacher to explain the grammar,

Page 15: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

379

pronouncing words one’s best and asking the teacher to help them pronounce the wrong

words correctly, speaking one’s best even though having low oral proficiency, just

overhear what the teacher said, speaking one’s best even though many of them speak

English mixed with Indonesian and their mother tongue, attempting to keep silent when the

classroom noisy and asking the teacher to remind the others not to bother or yell at them.

And dealing with the students’ expectations in practicing speaking skill,the

researcher draws some conclusions thatthere are so many expectation that cross students’

minds and it is very important for the teacher to pay some more attention to the students

who expect that the teacher could give or implant motivation/self-confidence, tolerate their

mistakes, correct their mispronunciation particularly after class, introduce a lot of

vocabulary, give much explanation of grammar, give a useful activity/English study

club/speech community/speech contest, etc. Besides the students also expect that the

teacher does not interrupt them in class while practicing speaking skill, speak English

language a lot and minimize the use of Indonesia/mother tongueat the same time, make

conducive class, so that they keep concentrating, and remind other students not to bother or

not to yell at them practicing speaking skill in front of class.

REFERENCES

Arends, R. L. 2004. Learning to Teach Guide to Field Experience and Portopolio

Developments to Accompany (6th edition). Connecticut: Central Connecticut

University.

Ary, D. Jacobs, L. Chaser &Razavieh, A. 2002.Introduction to Research in Education.(6th

edition).Belmonth: Wards word Group.

Arsyad, Muhammad. 2014. Students’ Problems in Developing Skills at Midwifery

Academic Study of BanuaBinaHusadaBanjarbaru. UNISMA: Unpublished Thesis.

Bailey, K. M., &Nunan, D. 1996.Voices from the Language Classroom: Qualitative

Research on Language Education. New York: Cambridge University Press.

Brown, H.D. 2007.Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language

Pedagogy (3nd edition). Cambridge: Cambridge University Press.

Brown and Nation (http://www.jalt-publications.org/tlt/files/97/jan/speaking.html)

Byrne, D. 1997. Teaching Oral English. London: Longman

Gebhard, J. G. 2006. Teaching English as A Foreign or Second Language. University of

Michigan.2nd Edition.

He, Summer X & Chen, Amanda J.Y, 2010, How to Improve Spoken English. [Online]

Available:

http://sites.google.com/site/languagejournal/Home/how-to-improve-spoken-english

(February 19, 2016)

Hornby, A.S. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary.Oxford University Press.

Page 16: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

380

Horwitz, E. K., Tallon, M., &Luo, H. 2010.Foreign language anxiety.In J. C. Cassady

(Ed.), Anxiety in schools: The causes, consequences, and solutions for academic

anxieties (pp. 95-115). New York: Peter Lang.

Lawtie, F. 2004. Teaching Speaking Skill to Overcome Classroom Problems. (Outline:

http://www.teachingenglish.org.uk/think/articles/teaching-speaking-skills-

2overcoming-classroom-problems, accessed 9 December 2016)

Miles, B, Mathew and Michael Hubberman.1994.Qualitative Data Analyze. New York:

Sage Publication.

Nunan, D. 2003. Practical English Language Teaching. New York: McGraw Hill.

Nunan, D. 1996. Language teaching methodology.London: Prentice hall.

O’Malley, J. M., and A. U. Chamot. 1990. Learning Strategies in Second Language

Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.

Richard, J. and Schmidt, Richard.2002. Longman Dictionary of Language Teaching and

Applied Linguistics.(3rd edition): London: Longman.

Tsui, A. B. M. 1996. Reticence and anxiety in second language learning. In K. M. Bailey

and D. Nunan (eds.), Voice from the Language classroom: Qualitative research in

second language education(pp. 145-167). Cambridge: Cambridge University Press.

Page 17: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

381

PENGARUH FULL DAY SCHOOL TERHADAP PERKEMBANGAN

KEPRIBADIAN ANAK SISWA KELAS IV & V DI SDIT UKHUWAH

BANJARMASIN

Eka Sri Handayani dan Laelatul Anisah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Pendidikan merupakan salah satu unsur fundamental dalam kehidupan manusia. Bisa

dikatakan pendidikan menjadi bagian dari kebutuhan individu. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal diharapkan memiliki kualitas yang baik sehingga mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dengan kualitas pendidikan

yang baik dengan tuntuttan pekerjaan dan kesibukan maka lahirlah sekolah-sekolah Full

Days Scholl atau Half Days School tentu saja yang akan muncul pertanyaan adalah

bagaimana dengan perkembangan anak apakah mampu menyesuaikan atau tidak maka

peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Full Day Scholl terhadap Perkembangan

Kepribadian Anak Siswa Kelas IV dan V di SDIT Ukhuwah Banjarmasin”. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode diskriptif kuantitatif, Teknik analisis regresi

linier Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV dan V SDIT Ukhuwah

Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan berjumlah 88 orang siswa. Pada tabel Model

Summary dapat dilihat nilai R sebesar 0,546 yang berarti Full Day School mempunyai

peranan yang cukup erat terhadap Perkembangan Kepribadian Anak. Koefisien determinasi

(R2 atau R square) sebesar 0,298, hal ini menunjukkan peranan Full Day School terhadap

Perkembangan Kepribadian Anak sebesar 29,8%, sedangkan selebihnya merupakan faktor

lain. Sehingga melalui rumus Y’ = a + bx, maka Y’ = 84,677 + 0,432x. Dapat diartikan

bahwa jika Full Day School mengalami kenaikan 1 (satu) poin (misalnya 84,677 →

85,677), maka Perkembangan Kepribadian Anak akan mengalami peningkatan sebesesar

0,432. Koefisien bernilai positif maksudnya adalah terjadi hubungan positif antara Full

Day School dengan Perkembangan Kepribadian Anak. Artinya, semakin tinggi Full Day

School maka semakin tinggi Perkembangan Kepribadian Anak, dan sebaliknya. Dengan

demikian dapat ditemukan bahwa t hitung > t tabel (6,048 > 1,988) dan p < 0,05 (0,000 <

0,05).

Kata Kunci : Full Days School, Perkembangan Kepribadian Anak

ABSTRACT

Education is one of the fundamental elements of human life. Education has to be part of

the needs of the individual. Schools as formal educational institutions are expected to have

a good quality so as to meet the needs of the community. To meet the demands of the

public with good quality education with tuntuttan job and bustle it gives birth to schools

Full Days Scholl or Half Days School course that will appear question is what child

development is capable of adjusting or not the researcher is interested in studying "The

Effects of Full Scholl Day against Children Personality development Student Class IV and

V in Banjarmasin SDIT brotherhood ". In this study, researchers used quantitative

Page 18: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

382

descriptive method, linear regression analysis technique subjects of this study are students

of class IV and V SDIT UkhuwahBanjarmasin, with the amount totaling 88 students. In

Table Model Summary viewable R value of 0.546 which means Full Day School has a role

quite closely to the Development of the Child Personality. The coefficient of determination

(R 2 or R square) of 0.298, demonstrating the role of Full Day School to the Development

of Children Personality of 29.8%, while the rest is another factor. Thus, with the formula Y

= a + bx, then Y '= 84.677 + 0,432x. It has been suggested that if the Full Day School has

increased 1 (one) point (eg 84.677 → 85.677), then the Personality Development of

Children will experience an increase in sebesesar 0.432. The coefficient is positive, the

point is going positive relationship between the Full Day School with Personality

Development of Children. That is, the higher the Full Day School, the higher the

Personality Development of Children, and vice versa. Thus it can be found that t> t table

(6,048> 1,988) and p <0.05 (0.000 <0.05).

Keywords: Full Days School, Personality Development of Children

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu unsur fundamental dalam kehidupan manusia.

Bisa dikatakan pendidikan menjadi bagian dari kebutuhan individu. Di Indonesia terdapat

tiga jalur pendidikan yang dapat ditempuh yakni informal, formal, dan non formal. Sekolah

sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan memiliki kualitas yang baik sehingga

mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.Berawal dari kebutuhan dan mobilitas

masyarakat yang tinggi muncullah konsep pendidikan baru yang dinamakan full day school

(Sukur Basuki, 2007). Konsep full day school berbeda dengan sekolah reguler pada

umumnya atau half day school. Half day school merupakan sekolah setengah hari yang

berlangsung dari pagi sampai siang. Full day school merupakan sekolah sepanjang hari

atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00 dengan waktu

istirahat setiap dua jam sekali (Baharudin, 2010: 221). Masyarakat dengan tingkat

mobilitas yang tinggi akan meninggalkan rumah untuk bekerja dari pagi hingga sore,

bahkan sampai malam hari. Dengan demikian, orangtua tidak bisa mendidik anaknya

secara maksimal. Di lain pihak, sekolah dengan sistem pendidikan half day cenderung

kurang bahkan tidak memperhatikan anak didiknya ketika berada di luar sekolah. Ketika

anak sudah pulang dari sekolah maka tanggung jawab pendidikan ada di tangan orangtua

atau keluarga.Sekolah Dasar menjadi sangat vital dalam pembentukan perilaku anak dalam

proses pendidikan, salah satunya adalah pembentukan kemandirian. Ketika menginjak usia

dewasa, maka dituntut untuk mandiri dan sudah tidak bergantung lagi kepada orangtua.

Page 19: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

383

Pada masa itu, akan lebih banyak tantangan yang dihadapi. Maka dari itu perlu ditanamkan

kemandirian sejak dini agar terbiasa untuk tidak menggantungkan diri pada orang lain dan

mampu menghadapi tantangan hidup yang semakin berat.Berdasarkan gambaran tersebut

pemilihan full day school dapat berakibat terhadap perkembangan kepribadiannya dimana

kurangnya waktu bermain, kurangya berkumpul dengan keluarga, kurangnya cara anak

dalam mengeksplorasi kemampuannya di luar ruang lingkup pendidikan namun di sisi lain

semua fasilitas yang ditawarkan dari pihak full day school pun bervariatif mulai dari

kegiatan ektrakurikuler yang bersifat hard skills sampai dengan soft skills seperti

menghafal Al-Quran dll, namun apakah semua itu sebanding dengan kemampuan anak,

oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Full Day Scholl terhadap

Perkembangan Kepribadian Anak Siswa Kelas IV dan V di SDIT Ukhuwah

Banjarmasin”.

Full Day School Kata Full Day School merupakan kata dalam bahasa inggris yang terdiri

dari tiga suku kata yaitu Full, Day dan School. Kata Full yang berarti penuh, Day Yang

berarti hari, dan School yang berarti sekolah. Full day school sebagai jembatan antara

pendidikan islam pesantren degan pendidikan islam reguler. Metode yang cukup populer di

sekolah semacam ini pada umumnya adalah metode learning by playing atau belajar

sambil bermain, dengan cara ini siswa dapat belajar pelajaran yang rumit sekalipun sambil

bermain. Full day school (Sekolah Sehari Penuh) merupakan sekolah yang

mengalokasikan waktu pembelajaran yang lebih lama dibdandingkan dengan proses

pembelajaran di sekolah konvensional. Istilah perkembangan berarti serangkaian

perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele “perkembangan berarti perubahan secara

kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang,

melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Struktur

Kepribadian Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang

tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik” (Abin

Syamsuddin Makmun dalam Syamsu Yusuf, 2015). Keunikan penyesuaian tersebut sangat

berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut.

Page 20: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

384

1. Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten atau

teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya mereaksi terhadap

rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

3. Sikap, sambutan terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang

bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).

4. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari

lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa.

5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau

perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau

melarikan diri dari risiko yang dihadapi.

6. Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.

Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka, dan

kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode diskriptif kuantitatif, yaitu

mendiskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi dengan menggunakan ukuran, jumlah,

atau frekuensi serta analisis statistik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis

statistik dengan tehnik Regresi Linier Sederhana.

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV dan V SDIT Ukhuwah

Banjarmasin, Yang menekankan obyek penelitian tetang pengaruh full day schooll

terhadap perkembangan kepribadian anak di lembaga tersebut. Dalam penelitian ini

peneliti memakai tekhnik populasi, yaitu menggunakan keseluruhan obyek penelitian yang

terdiri dai manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai

sumber data yang memilih karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah Kepala sekolah dan siswa-siswi kelas IV dan V SDIT Ukhuwah

Banjarmasin dengan jumlah keseluruhan berjumlah 88 orang siswa. Untuk mendapatkan

data yang cukup dan sesuai dengan pokok permaslahan yang diteliti, maka peneliti

menggunkanbeberapa metode pengumpulan data yang mana satu sama lainnya saling

Page 21: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

385

melengkapi metode tersebut antara lain : Metode Kuisoner / Angket : Menggunakan

Angket Metode Full Day School & Perkembangan Diri, Metode Observasi, Metode

Interview / Wawancara, Metode Dokumentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan

yang linear atau tidak secara signifikan. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan

yang linear jika signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.

Tabel 1. ANOVA

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Perkembang

an_Kepribad

ian_Anak *

Fullday_Sch

ool

Between

Groups

(Combined) 6680.121 45 148.447 1.427 .124

Linearity 3297.163 1 3297.16

3

31.69

0 .000

Deviation

from

Linearity

3382.958 44 76.885 .739 .838

Within Groups 4369.833 42 104.044

Total 11049.95

5 87

Uji Hipotesis (Regresi)

Tabel 2. Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Perkembangan_Kepribadian_Anak 155.52 11.270 88

Fullday_School 163.88 14.240 88

N

Correlations

Perkembangan_

Kepribadian_A

nak

Fullday_Scho

ol

Page 22: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

386

Pearson

Correlation

Perkembangan_Kepriba

dian_Anak 1.000 .546

Fullday_School .546 1.000

Sig. (1-tailed)

Perkembangan_Kepriba

dian_Anak . .000

Fullday_School .000 .

N

Perkembangan_Kepriba

dian_Anak 88 88

Fullday_School 88 88

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 3297.163 1 3297.163 36.575 .000b

Residual 7752.791 86 90.149

Total 11049.955 87

a. Dependent Variable: Perkem

b. bangan_Kepribadian_Anak

b. Predictors: (Constant), Fullday_School

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 84.677 11.758 7.202 .000

Fullday_Scho

ol .432 .071 .546 6.048 .000

a. Dependent Variable: Perkembangan_Kepribadian_Anak

Pada tabel Model Summary dapat dilihat nilai R sebesar 0,546 yang berarti Full Day

School mempunyai peranan yang cukup erat terhadap Perkembangan Kepribadian Anak.

Koefisien determinasi (R2 atau R square) sebesar 0,298, hal ini menunjukkan peranan Full

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .546a .298 .290 9.495

a. Predictors: (Constant), Fullday_School

Page 23: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

387

Day School terhadap Perkembangan Kepribadian Anak sebesar 29,8%, sedangkan

selebihnya merupakan faktor lain.

Pada tabel Coefficients, diperoleh

a. Nilai a (constant ada Unstandardized Coefficients di B) sebesar 84,677

b. Nilai b (constant ada Unstandardized Coefficients di Full Day School sebesar 0,432

Sehingga melalui rumus Y’ = a + bx, maka Y’ = 84,677 + 0,432x. Dapat diartikan bahwa

jika Full Day School mengalami kenaikan 1 (satu) poin (misalnya 84,677 → 85,677), maka

Perkembangan Kepribadian Anak akan mengalami peningkatan sebesesar 0,432. Koefisien

bernilai positif maksudnya adalah terjadi hubungan positif antara Full Day School dengan

Perkembangan Kepribadian Anak. Artinya, semakin tinggi Full Day School maka semakin

tinggi Perkembangan Kepribadian Anak, dan sebaliknya.

Pada tabel Coefficients pada baris Full Day School, diperoleh

a. Nilai t hitung sebesar 6,048

b. Nilai t tabel diperoleh dari =tinv (0,05,df) –nilai df = n-k-1 = 88-2-1 = 85 melalui

excel atau nilai t tabel diperoleh nilai sebesar sebesar 1,988 menggunakan signifikansi α =

5% : 2 = 2,5% (0,025) uji 2 sisi. Kesimpulan: Dengan demikian dapat ditemukan bahwa t

hitung > t tabel (6,048 > 1,988) dan p < 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh secara signifikan antara Full Day School dengan Perkembangan

Kepribadian Anak pada Siswa Kelas IV & V di SDIT Ukhuwah Banjarmasin.

PEMBAHASAN

Program Full Day School di nilai berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian

anak, tidak hanya dikarenakan program yang mewajibkan anak memiliki jam extra untuk

membentuk kepada akhlak, kepribadiannya, tingkah lakunya dan sikap-sikap

perkembangan kepribadian yang lebih ke arah positif karna program Full Day School di

SDIT Ukhuwah sedikit berbeda dengan program Full day School lainnya karena di SDIT

lebih mengedepankan filosofi ajaran agama islam yang akan membentuk individu lebih

berkarakter dan memiliki standar kurikulum yang sudah di akui secara nasional. Maka

dengan program dan kurikulum yang memang sudah terstandar secara nasional program ini

menitikberatkan kepada perkembangan kepribadian yang lebih positif tentunya,

diadakannya hampir tiap hari untuk menghafal Al-quran, menyesuaikan dengan tujuan visi

Page 24: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

388

dan profil individu yang selain berprestasi namun mampu tartil baca Al-quran dan hapal 30

Juz, selain itu ditambahkan ada beberapa guru BK yang membimbing siswa selain

ustadzah / ustadz yang berlaku sebagai wali kelasnya yang memonitoring siswanya tidak

hanya di sekolah namun bekerjasama dengan orang tua lewat komunikasi yang tiap hari

terjaga sehingga anak tidak hanya sekedar di titipkan di sekolah sampai sore, namun ada

tanggung jawab yang bersambung dari pihak sekolah dan orang tua, rutinnya di adakannya

pertemuan orang tua juga dalam rangka membangun komunikasi anak tidak hanya terputus

sampai di sekolah, apabila ada orag tua yang tidak datang pada pertemuan sebanyak 3 kali

maka pihak sekolah sudah melakukan home visit untuk menindak lanjuti, menurut

penjelasan Wakasek Kemahsiswaan Abdurrahman, M,Pd yang telah 10 tahun menjadi

pegawai tetap dan pengampu pelajaran Bahasa Inggris menurut beliau setahun sekali

tenaga pengajar di sana juga di berikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan

kompetensinya. Sehingga dapat dikatakan dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh

psositif antara Full Day Scholl dengan Perkembangan Kperibadian Anak

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat dirumuskan beberapa simpulan, yaitu sebagai

berikut:

1. Terdapat signifikasni antara variabel Full Day School dengan perkembangan

kepribadian anak artinya terdapat hubungan yang linear.

2. Perkembangan kepribadian anak akan mengalami peningkatan positif maksudnya

terjadi hubungan positif antara full day School dengan perkembangan kepribadian anak.

3. Ada pengaruh secara signifikan antara full day school dengan perkembangan

kepribadian anak pada siswa kelas IV & V di SDIT Ukhuwah Banjarmasin.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diberikan beberapa saran

antara lain:

1. Bagi Peneliti lain untuk mempertimbangkan beberapa kelemahan dalam

penelitian ini agar dijadikan perhatian, antara lain keterbatasan subyek yang tidak

menyeluruh,

Page 25: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

389

2. Bagi peneliti selanjutnya bisa mempertimbangkan jumlah subyek tidak

hanya kelas IV dan Kelas V saja.

3. Bagi guru untuk melakukan strategi pendampingan yang baik dengan bagi

anak-anak agar program yang ada dapat tercapai maksimal

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa

Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baharuddin. 2010. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Danim Sudarman, Prof, Dr, Khairil, Dr. H. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT

Refika Aditama.

Doni, Koemoema. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Nor Hasan. 2006. Full Day School (Model Alternatif Pembelajaran bahasa Asing). Jurnal

Pendidikan, Tadris Vol 1, No 1, 114-115.

Priyatno, D. 2010. Paham analisis statistik data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid

1. Jakarta: Erlangga.

Sjarkawi, Dr, M.Pd. 2011. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujianto, Agus Eko. 2005. Penerapan Full Day School dalam Lembaga Pendidikan Islam.

Jurnal Pendidikan, Ta’allim Vol 29, No 2, 204.

Syamsu, Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 26: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

390

THE CORRELATION BETWEEN VOCABULARY MASTERY AND STUDENTS’

READING COMPREHENSION ACHIEVEMENT AT THE SEVENTH GRADE OF

SMPN2 AMUNTAI UTARA KEC. HAUR GADING IN ACADEMIC YEAR

2016/2017

Hartatya Novika dan Dewi Rosaria

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang bagaimana signifikansi korelasi

antara penguasaan kosa kata dan pencapaian pemahaman membaca siswa kelas tujuh di

SMPN 2 Amuntai Utara kec. Haur Gading tahun akademik 2016/2017. Penelitian ini

merupakan penelitian korelasi sebagai sebagai salah satu model penelitian kuantitatif non-

experimental. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas tujuh di SMPN 2 Amuntai Utara

dengan jumlah 25 siswa sebagai sampelnya. Data diambil dari hasil tes kosa kata dan hasil

tes pemahaman membaca dan data tersebut dianalisis dengan menggunakan Pearson

Product Moment pada SPSS 17.0. Hasil dari analisis tersebut ternyata membenarkan

bahwa ada suatu korelasi positif yang signifikan antara penguasaan kosa kata siswa dan

pencapaian pemahaman membaca mereka. AnalisisPearsonProductMoment menghasilkan

nilai yang dihitung dari koefisien korelasi (nilai r) adalah 0,428 sedangkan nilai kritis r

tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dari uji dua sisi adalah 0,388 (df = N-1, df = 24).Itu

berarti bahwa nilai r lebih tinggi daripada nilai r tabel (nilai r > r tabel). Dari temuan di

atas, penguasaan kosakata memiliki korelasi dengan pemahamanmembaca mereka. Ketika

siswa memiliki penguasaan kosa kata yang banyak, mereka juga mampu untuk memahami

tentang teks bacaan dengan mudah. Ini telah ditunjukkan oleh nilai mereka dari kedua hasil

tes yakni tes kosakata dan tes pemahaman membaca. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

semakin tinggi skor kosakata yang dapat diperoleh oleh siswa, semakin tinggi pula skor

membaca mereka berdasarkan teks yang diberikan.

Kata Kunci: correlation, vocabulary, reading comprehension.

ABSTRACT

This research aims to describe how significantthe correlation between vocabulary mastery

and students’ Reading Comprehension Achievement at the seventh grade of SMPN 2

Amuntai Utara Kec. Haur Gading in Academic Year 2016/2017.The research is a

correlation research as one of quantitative non-experimental research design. The subject

of the research is the seventh grade of SMPN 2 Amuntai Utarawhish has 25 students as

sample. The data was taken from the result of vocabulary test and the result of reading

comprehension test and the data was analyzed by using Pearson Product Moment of SPSS

17.0.The result turned out to confirm that there is a significant positive correlation between

students’ vocabulary mastery and their reading comprehension achievement. The analysis

of Pearson Product Moment yielded the computed value of correlation coefficient (r value)

is 0.428 while critical value of r table at 0.05 level of significance of two-tailed test is

0.388 (df=N-1, df=24). Itmeansthat r valueishigherthan r table (r value> r table). From the

Page 27: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

391

finding above, the students’ vocabulary mastery has a correlation with their reading

comprehension. When the students had a lot of vocabulary that can be mastered, they were

also able to comprehend about reading text easily. It has been shown by their scores of

both test vocabulary and readingcomprehension. It can be explained that the higher

vocabulary score can be obtained by the students, the higher reading score they have got

based on the text that was given.

Key Words: correlation, vocabulary, reading comprehension.

INTRODUCTION

English as an International language is used for communication among people in

the world, whether in oral communicationorwrittencommunication. It makes easier to have

International relation with all Nations in the world if we have a good command of

English.English is a foreign language studied by Indonesian students, and even now the

government permits it to be studied from the fourth year of elementary school until

university. Nevertheless, English learners often face a lot of problems, the problems are in

the vocabulary, pronunciation, writing, and reading and so on. As the English learners, the

students primarilyshould increase their vocabulary, because with the vocabulary itself

theycanunderstandaboutinformation in English. The students who have vocabulary mastery

will understand the reading comprehension easily.

In fact, some students are lack of vocabulary mastery. It happened to students at a

Junior HighSchool. Based on the problem, the researcher feels that is necessary to know

the correlation between vocabulary mastery and students’ reading comprehension

achievement.

The objectiveoftheresearchisto describe how significant the correlation between

vocabulary mastery and students’ Reading Comprehension Achievement.

METHODOLOGY OF RESEARCH

Research Design

The correlation research as one of quantitative non-experimental research design is

used in this research because the researcher wants to know the correlation between two

variables namely students’ vocabulary mastery and theirreading comprehension

achievement.Itis in linewithAry&friends(2014) whostate that in non-experimental

Page 28: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

392

quantitative research, the researcher identifies variables and may look for relationship

among them but does not manipulate the variables. One of the non-experimental researches

is correlation research.

Data Collection and Data Analysis

The researcher used tests as the main instrument of this research. Tests were used

to measure the students’ vocabulary mastery and their reading comprehension and usedto

get the objective score.The data of this research is the result of vocabulary test and the

result of reading comprehension test.

The researcher used Pearson Product Moment of SPSS 17.0 to analyze the data and

to know the correlation between vocabulary mastery and students’ reading comprehension

achievement.

FINDINGS AND DISCUSSION

From the tests that were given to the students, obtained the following results of

students’ vocabulary score and students’ reading comprehension score as follow:

Table 1. Scores of Vocabulary and Reading Comprehension

NO. NAME VOCABULARY SCORE READING SCORE

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

SAF

DAN

IO

MZ

RNG

TDU

NS

NAV

DL

AU

MA

S

NR

SK

MRIS

SU

R

SI

DR

TTPS

HN

HSS

75

70

85

60

80

75

65

80

65

65

70

80

75

80

70

80

75

75

85

60

75

70

80

75

85

70

85

60

75

85

75

85

75

85

85

70

85

75

90

80

90

70

65

85

Page 29: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

393

23.

24.

25.

AJR

EY

AHR

70

80

55

80

85

70

The output as the result of data analysis by using Pearson Product Moment of

SPSS 17.0 can be seen at the table below:

Table 2. Correlation Computation by using SPSS 17.0Correlations

Vocabularyscor

e Readingscore

vocabularysc

ore

PearsonCorrelation 1 .428*

Sig. (2-tailed) .033

N 25 25

readingscore PearsonCorrelation .428* 1

Sig. (2-tailed) .033

N 25 25

*. Correlationissignificantatthe 0.05 level (2-tailed).

The table shows that the correlation coefficient (r value) is 0.428 and the significant

(sig.) is 0.03. To test the hypotheses, the researcher used standard of significant or Sig.

(two-tailed) at 5% (0.05).

- If significant (sig.) is lower than level of significant 0.05 (5%), the alternative

hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected.

- If significant (sig.) is higher than level of significant 0.05 (5%), the null hypothesis (Ho)

is accepted and the alternative hypothesis (Ha) is rejected.

To determine whether the relationship is significant or not, the researcher used the r

Product Moment with Standard of Significant 5% or 0.05 level (Two-tailed).

Table 3. r Product Moment

N R N R

20 0.432 26 0.374

21 0.413 27 0.367

22 0.404 28 0.361

23 0.396 29 0.355

24 0.388 30 0.349

25 0.381 31 0.344

Basedontheresultsabove, it has beenfoundthatr value is 0.428 is higher than r table

(df=N-1=25-1=24) is 0.388 at significant 0.05 level (two-tailed) and it means there is

Page 30: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

394

significant correlation between two variables.Whilethesignificant (sig.) is 0.03 is lower

than 0.05 (5%)anditmeansthat the alternative hypothesis can be accepted.

Itcanbeconcludedthatthe alternative hypothesis (Ha)which states thatthere is a

significant positive correlation between students’ vocabulary mastery and their reading

comprehension achievement is accepted and the null hypothesis (Ho) which states

thatthere is no a significant positive correlation between students’ vocabulary mastery and

their reading comprehension achievementis rejected. In theotherword, whenstudents’

vocabularyscoreisgood, thentheirreadingcomprehensionscorewillbe as good as

theirscoreofvocabulary.

Dealingwiththefindingabove, Silverman &Hartranft (2015) have stated that

vocabulary is central to both reading and writing development, but it serves other academic

purposes as well. It means that vocabulary is very important in developing reading, beside

the structure of the sentence, because the most basic constituents of a language is the

vocabulary itself and the vocabulary is manipulated by particular structure to make up that

meaning.

In reading comprehension, studtents are expected to be able to understand about the

text that they read. It is in line with Reynolds & Janzen (2007) that explains that reading

comprehension is the ability to comprehend connected discourse during reading. It means

that the ability of readers to understand what they are reading about.

To others, readingcomprehension skills are related withthingkingskillsbecause in

reading comprehension need some cognitive strategies such as activating prior knowledge,

skimming, asking questions, mapping and networking, paraphrasing, imaging, notetaking,

reviewing and summarizing enable a thinker to identify and relate information and ideas

(FrenchandRodher: 2011).

According to McNamara (2007) reading comprehension includes some skills, those

are comprehend word meaning, sentences, paragraph and the whole composition.

Therefore, students should be able to have good vocabulary mastery in order to make them

can understand or comprehend the reading text easily.

Page 31: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

395

CLOSURE

Conclusion

From the results of data analysis and discussion as reportedabove, the following

conclusions are then made.

The students’ vocabulary mastery has a correlation with their reading

comprehension. When the students had a lot of vocabulary that can be mastered, they were

also able to comprehend about reading text easily. It has been shown by their scores of

both test vocabulary and reading. It can be explained that the higher vocabulary score can

be obtained by the students, so the higher reading score they have got.

Finally, the most important thing is that this research has successfully proven that

there is a significant positive correlation between the students’ vocabulary mastery and

their reading comprehension achievement. It means that there is a rejection of the null

hypothesis and the acceptance of the alternative hypothesis of this research.

Suggestion

Based on the findings of this research, some suggestions are made for English

subject class. The suggestions are proposed as follows: (1) For the Teacher; English

teachers are expected to motivate their students in learning English especially in

memorizing vocabulary and comprehending reading text and to be creative in teaching

English especially in teaching vocabulary and reading by using interesting techniques. (2)

For the Students; Students should study harder and should have high motivation to learn

English especially in memorizing vocabulary and read as much as possible in order to

increase their comprehension in reading text. (3) For Further Researcher; This research

investigates only the description of how significant the correlation between vocabulary and

reading comprehension and the present research uses only the seventh grade of SMPN 2

Amuntai Utara kec. Haur Gading as population and sample. Further researchers suggested

to be conducted to the other level of students and large population and sample.

REFERENCES

Ary, Donald,. Jacobs, Lucy Cheser,. Sorensen, Chris,. & Walker, David A. 2014.

IntroductiontoResearch in Education: NinthEdition. USA:

WadsworthCengageLearning.

Page 32: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

396

McNamara, Danielle S. 2007. ReadingComprehensionStrategies: Theories, Interventions,

and Technologies. New York: Lawrence ErlbaumAssociates.

Reynold, Cecil R., &Janzen, Elaine Fletcher. 2007. EncyclopediaofSpecialEducation: A

ReferencefortheEducationChildren, Adolescent,

andAdultswithDisabilitiesandOtherExceptionalIndividuals. New Jersey: John

Wiley& Sons.

Silverman, R. D., &Hartranft, A. M. 2015. DevelopingVocabularyand Oral language in

Young Children. New York: Guilford Press.

Page 33: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

397

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA

BERBASIS PEDAGOGICAL CHEMISTRY KNOWLEDGE

Mohan Taufiq Mashuri, Gusti Hadiatus Solehah, dan Herlina Apriani

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian berjenis Research and Development (R&D). Penelitian

ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kimia berbasis Pedagogical

Chemistry Knowledge (PChK). Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan sebagai

bentuk program jangka pendek dari penyusunan seluruh perangkat pembelajaran berbasis

PChK khususnya bagi Program Studi Pendidikan Kimia di Universitas Islam Kalimantan

Muhammad Arsyad Al Banjari. Tujuan jangka panjangnya adalah menghasilkan lulusan

(guru kimia) yang memiliki kemampuan pedagogi dan keilmuan untuk dapat mengajarkan

kimia tidak hanya pada postulat, teori, atau hukum, namun juga mengedepankan aspek

proses ilmiah dan perkembangan mutakhir dalam mata pelajaran kimia itu sendiri,

sehingga mereka memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik. Pentingnya penerapan

proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran berbasis PChK juga

disebabkan oleh adanya kondisi yang mewajibkan seorang dosen kimia untuk senantiasa

mengembangkan konsep dasar keilmuannya disertai dengan kemampuan mengajar yang

baik (pedagogi). Selain itu dalam proses pembelajaran sains (khususnya kimia) sangat

jarang ditemukan seorang pengajar mengimplementasikan konsep-konsep pembelajaran

sebagaimana yang disebutkan dalam konsep belajar PChK. Perangkat pembelajaran yang

dikembangkan dalam penelitian ini mencakup pada penyusunan Rencana Pembelajaran

Semester (RPS) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Prosedur pengembangan yang

dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang

dikemukakan oleh Borg dan Gall namun dengan adanya modifikasi.

Kata kunci: Perangkat pembelajaran kimia, Pedagogical Chemistry Knowledge.

ABSTRACT

This research is a kind of Research and Development (R&D). This research has a purpose

to develop chemistry learning device which is based on Pedagogical Chemistry Knowledge

(PChK). The learning device development is done as a form of short-term program of

arranging all learning devices which are based on PChK especially for Chemical Education

Department at Islamic University of Kalimantan (chemistry teacher) which have pedagogy

and scholarly ability to be able teaching chemistry, not only on it’s postulate, teory, and

law, but also forwarding scientific process and recent developments aspects in the

chemistry subject itself, so they have better teaching ability. The importance of learning

process by using learning devices which are based on PChK is also caused by the existence

of a condition which require a chemistry lecture to always develop his science basic

concept along with his great teaching ability (pedagogy). Beside of that, in science learning

Page 34: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

398

process (especially chemistry) it’s so odd to be found that a teacher implements learning

concepts as mentioned in PChK learning concept. Learning devices which are developed in

this research cover on the arranging of Semester Learning Plans (Rencana Pembelajaran

Semester (RPS)) and Learners’ Worksheets (Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)).

Development procedure which is used in this research uses development procedure which

is stated by Borg and Gall but with some modification existence.

Keywords: Chemistry learning devices, Pedagogical Chemistry Knowledge.

PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kimia

juga merupakan salah satu mata pelajaran yang mengedepankan aspek sikap ilmiah.

Namun pada kenyataannya proses pembelajaran kimia cenderung terlihat sangat berbeda

dan justru tidak mengedepankan aspek sikap ilmiah yang terkandung di dalamnya. Kimia

sering dipandang sebagai mata pelajaran yang rumit karena mengedepankan logika

berpikir, hafalan, dan rumus yang rumit. Selain itu kimia juga seringkali dianggap sebagai

mata pelajaran yang tidak memiliki keterikatan sama sekali dengan kehidupan sehari-hari.

Contoh sederhananya adalah pada pernyataan siswa sekolah menengah tahun pertama yang

menggambarkan kimia sebagai “cara membuat bom” atau kimia sebagai “bahan beracun

dan berbahaya”.

Pandangan yang salah dari peserta didik mulai dari tingkat sekolah menengah bahkan

sampai ke perguruan tinggi terhadap kimia tidak begitu saja terjadi. Pandangan tersebut

umumnya terbangun karena teknik dan metode penyampaian yang salah dari seorang

pengajar. Pengajar pada tingkat sekolah menengah maupun perguruan tinggi seringkali

mengajarkan kimia hanya pada tataran produk berupa konsep, prinsip, teori, atau hukum-

hukum yang dikemukakan oleh para ahli. Hal ini menyebabkan perkembangan ilmu kimia

lebih sulit bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya di sekolah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat ditempuh dengan cara

mengembangkan perangkat pembelajaran kimia yang memiliki keterkaitan terhadap

kehidupan sehari-hari dan mengedepankan aspek sikap ilmiah. Hal ini bertujuan untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas khususnya untuk memberikan gambaran sifat

asli dari bidang ilmu kimia. Selanjutnya dalam pengembangan perangkat pembelajaran

tersebut dapat menggunakan konsep Pedagogical Chemistry Knowledge.

Melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Pedagogical Chemistry

Knowledge diharapkan akan mampu mempermudah seorang guru dalam mengajarkan

Page 35: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

399

kimia dan sekaligus merubah pandangan peserta didik terhadap ilmu kimia. Hal ini karena

Pedagogical Chemistry Knowledge merupakan konsep pembelajaran yang mengedepankan

berbagai aspek penting pembelajaran kimia. Dengan demikian hal tersebut nantinya akan

dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya dan pendidikan kimia pada

khususnya untuk menjadi lebih baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kimia

berbasis PChK yang paling sesuai untuk dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Dengan adanya perangkat pembelajaran yang baik diharapkan mahasiswa pendidikan

kimia memiliki pemahaman dan kemampuan pedagogi kimia yang baik dan selanjutnya

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah (khususnya pada tingkat sekolah

menengah). Selain itu pengembangan perangkat pembelajaran ini juga dapat dimanfaatkan

sebagai rujukan bagi peneliti lain atau penelitian lanjutan lainnya dalam mengembangkan

pembelajaran yang lebih baik lagi di masa mendatang. Untuk itu target akhir dari

penelitian ini adalah untuk dapat dijurnalkan pada jurnal atau prosiding ber-ISSN sehingga

dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya kimia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development

(R&D) yang ditujukan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis PChK

untuk mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. Pengembangan yang dilakukan mengikuti

prosedur pengembangan dari Borg dan Gall dengan sepuluh tahapan namun telah

dimodifikasi menjadi enam tahapan, yakni; (1) research and information collecting, (2)

develop preliminary form of products, (3) preliminary field testing, (4) main product

revision, (5) main field testing, dan (6) operational products revision.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester I (satu) Program

Studi Pendidikan Kimia di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

yang mengikuti mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. Populasi dari penelitian ini

terdiri dari dua kelas, karena setiap angkatan mahasiswa pada Program Studi Pendidikan

Kimia terdiri dari dua kelas dengan jumlah rata-rata 20 sampai 30 orang mahasiswa.

Dalam penelitian ini karena populasi hanya terdiri dari dua kelas saja atau dengan kata lain

Page 36: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

400

keseluruhan populasi adalah sampelnya. Namun untuk menentukan masing-masing kelas

yang akan dijadikan kelas uji coba perangkat pembelajaran (eksperimen) dan kelas yang

tidak (kontrol) digunakan teknik simple random sampling.

Dalam penelitian ini, untuk melihat peningkatan kemampuan mengajar yang

diperoleh oleh mahasiswa calon guru kimia setelah mengikuti pembelajaran Dasar-Dasar

Pendidikan IPA menggunakan perangkat pembelajaran kimia berbasis PChK dilihat dari

nilai yang diraih mahasiswa. Untuk itu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini juga

adalah soal ulangan atau ujian.

Data berupa nilai mahasiswa atau prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah

Dasar-Dasar Pendidikan IPA diperoleh menggunakan teknik tes. Tes yang dimaksud dalam

hal ini adalah tes menggunakan lembar penilaian Dasar-Dasar Pendidikan IPA. Tes

tersebut selanjutnya akan menghasilkan skor prestasi belajar untuk masing-masing kelas

yang sebelumnya diberikan perlakuan melalui penerapan perangkat pembelajaran kimia

berbasis PChK untuk mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA (eksperimen) dan skor

prestasi belajar untuk mahasiswa yang tidak menggunakan perangkat pembelajaran kimia

yang dikembangkan (kontrol).

Secara sederhana teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

teknik yang dapat membedakan secara jelas dan tegas perbedaan antara masing-masing

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

untuk menentukan apakah terdapat perbedaan pengaruh penerapan perangkat pembelajaran

kimia berbasis PChK dengan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan mengajar

mahasiswa calon guru kimia. Pengujian hipotesis ini menggunakan teknik analisis uji-t (t-

test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengembangkan produk berupa Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Proses pengembangan RPS dan LKPD tersebut

mengikuti beberapa tahapan sesuai dengan tahapan pengembangan oleh Borg dan Gall.

Tahapan pertama dalam proses peenelitian ini adalah identifikasi dan pengumpulan

informasi awal (Research and Information Collecting).

Page 37: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

401

Berdasarkan tahapan awal proses pengembangan produk, dapat diperoleh adanya

kesenjangan atau masalah pada kondisi pembelajaran bagi peserta didik. Dalam tahapan ini

peneliti menemukan beberapa kondisi yang cukup signifikan. Beberapa permasalahan yang

diperoleh diantaranya; (1) mahasiswa tidak memiliki kemampuan dalam menghubungkan

berbagai konsep dan teori yang telah diberikan pada saat perkuliahan dalam kehidupan

sehari-hari, (2) mahasiswa mengakumulasi teori hanya bersumber dari dosen, (3) teori

yang disampaikan oleh dosen banyak yang sudah tidak relevan dengan kondisi terkini.

Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan awal produk (Develop

Preliminary Form of Products). Produk berupa RPS dan LKPD yang dikembangkan

disusun dan disesuaikan dengan materi pokok yang diajarkan pada mata kuliah Dasar-

Dasar Pendidikan IPA yang pada kurikulum sebelumnya adalah mata kuliah Dasar-Dasar

Pendidikan MIPA. Penyusunan produk dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi

permasalahan yang telah ditemukan pada tahapan pertama proses pengembangan.

Penusunan produk awal dilakukan dengan mengakomodasi permasalahan pada tahapan

pertama. Salah datu kondisi yang ditemukan pada tahapan pertama adalah bahwa memang

dalam pembelajaran Dasar-Dasar Pendidikan IPA, penyusunan RPS sebelumnya tidak

mencantumkan dengan jelas aspek-aspek yang menyatakan hubungan antara konsep yang

diberikan dengan kehidupan sehari-hari, namun dalam pengembangan awal peneliti

menambahkan hal tersebut.

Pada tahapan kedua LKPD juga disusun dengan menambahkan beberapa konsep

terbuka (belum tuntas). Konsep terbuka dalam hal ini bertujuan untuk memberikan kepada

siswa untuk menggali inormasi lebih dalam terkait materi yang dipelajari. Selain itu dalam

LKPD juga disisipkan gambar-gambar kondisi riil dalam kehidupan sehari-hari yang

menghubungkan konsep yang diajarkan dengan aplikasinya.

Tahapan ketiga dalam penelitian ini adalah uji coba awal (Preliminary Field Testing).

Tahapan uji coba awal produk dilakukan untuk seluruh mahasiswa pada tahapan Ujian

Tengah Semester (UTS), untuk mengetahui tingkat prestasi mahasiswa dan seberapa besar

pengaruh penerapan RPS dan LKPD terhadap permasalahan yang ada. Terbukti melalui

penelitian ini prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan dari rata-rata pretest 60

menjadi 68 pada saat UTS. Selain itu mahasiswa lebih tanggap dalam menganalisis dan

Page 38: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

402

menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari

terkait materi yang sudah diberikan.

Tahapan keempat dalam penelitian ini adalah revisi utama produk (Main Product

Revision). Pada tahapan ketiga peneliti mencoba menganalisis produk yang telah

dihasilkan dengan melakukan uji kelayakan dari segi kesesuaian konten (isi), penyajian,

dan konten Pedagogical Chemistry Knowledge (PChK) yang termuat dalam produk. Pada

tahapan tersebut diketahui bahwa untuk konten PChK yang diberikan belum maksimal.

Salah satu alasannya adalah karena materi yang diajarkan masih bersifat sangat umum,

terkecuali untuk materi pokok ke-dua yaitu materi dan perubahannya. Untuk materi pokok

ke-dua peneliti dapat menerapkan konsep PChK secara maksimal. Untuk itu dalam tahapan

ini peneliti menyesuaikan LKPD yang telah disusun untuk seluruh materi pokok dengan

berupaya memfokuskan kajian pada PChK untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia.

Setelah melakukan revisi yang cukup signifikan, peneliti selanjutnya melaksanakan uji

coba utama (Main Field Testing). Uji coba utama dilakukan pada tahapan Ujian Akhir

Semester (UAS). Pada saat UAS dilakukan uji tahap akhir produk dengan hasil yang cukup

memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi peserta didik yang meningkat dari 60 untuk

pretest menjadi 78 pada saat UAS.

Selanjutnya tahapan terakhir dari penelitian ini adalah revisi operasional produk

(Operational Products Revision). Tahapan terakhir dari proses pengembangan perangkat

pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan hanya menyesuaikan sedikit saja

produk yang sudah dikembangkan sehingga dapat diterapkan atau dioperasionalkan secara

maksimal.

KESIMPULAN

Pengembangan produk yang dilakukan menghasilkan produk RPS dan LKPD

dalam enam tahapan proses dan terbukti dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

dalam mengaitkan antara materi dan konsep yang diterima pada saat perkuliahan dengan

kehidupan sehari-hari. Selain itu prestasi belajar peserta didik juga meningkat dari 60

menjadi 78. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produk yang dikembangkan berhasil

secara signifikan.

Page 39: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

403

DAFTAR PUSTAKA

Bond, J., & Robinson. 2005. Identifying Pedagogical Content Knowledge (PCK) in the

Chemistry Laboratory. Journal of Chemistry Education Research and Practice, 6(2),

83-103.

Eli Rohaeti, Endang W.LFX., & Regina T.P. 2008. Pengembangan LKS Mata Pelajaran

Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian UNY.

Herlanti Y. 2011. Model Supervisi Pendidikan Sains Berbasis Pedagogical Content

Knowledge. Bogor: Tabloid Aksara Edisi 42-25.

Hofstein, A. 2005. Chemistry Teachers’ Professional Development for the Implementation

of New Content and Pedagogical Standards. Jurnal online diakses pada tanggal 14

April 2012 dari www.iupac.org/publications/cei.

Lukman Abdul Rauf Laliyo. 2011. Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan

Wujud Zat. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, 1-8.

Newsome, J.G., & Lederman, N.G. 2001. Examining Pedagogical Content Knowledge.

Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Padilla, K., & Van Driel, J. 2011. The Relationships Between PCK Components: The

Cause of Quantum Chemistry Professors. Journal of Chemistry Education Research

and Practice. 12, 367-378.

Poppy K. Devi. 2008. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Kimia Melalui Kegiatan

MGMP Wilayah. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 6-6.

Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Page 40: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

404

IMROVING READING COMPREHENSION USING STRATEGIES ON

DIFFERENT GENDER

Neneng Islamiah dan Yudha Aprizani

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman bacaan menggunakan

strategi tentang berbeda jenis kelamin akan hasil yang berbeda atau sama saja. Penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa dari

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary. peneliti menggunakan

cluster random sampling untuk memilih dua kelompok sampel. Untuk lebih spesifik,

peneliti diterapkan 2x2 desain faktorial, dengan dua tingkat gender (pria dan wanita) dan

dua tingkat dari strategi membaca (strategi kognitif dan metakognitif membaca). Ukuran

sampel minimal masing-masing kelompok dihitung menggunakan Sampling Fraksi Per-

Cluster Formula. Dari dua kelas yang sedang diteliti (kelas A dan B), hanya 50 siswa yang

terpilih sebagai sampel. Mereka dipilih secara acak menggunakan spss versi 21. Mereka

terdiri dari 25 laki-laki dan 25 siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

antara dua kelompok strategi; strategi kognitif sebagian besar disukai oleh siswa laki-laki.

siswa laki-laki seharusnya menggunakan strategi membaca kognitif untuk meningkatkan

pemahaman membaca mereka dengan mengoperasikan memahami tugas, menghafal kata-

kata, dan mengambil nama-nama item atau objek. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa laki-

laki dan perempuan memiliki berbagai jenis strategi membaca dengan cara mereka

mencapai hasil pemahaman yang lebih baik.

Kata kunci: Membaca pemahaman, Membaca strategi dan Gender

ABSTRACT

This study was aimed to find out whether reading comprehension using strategies on

different gender would be different result or just the same. The research used a quantitative

method. The population of the research were the students from Islamic University of

Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary. The researcher used cluster random sampling

to select two sample groups. To be more specific, the researcher applied 2x2 factorial

design, with two levels of gender (male and female) and two levels of reading strategies

(cognitive and metacognitive reading strategies). The minimum sample size of each group

was calculated using Sampling Fraction Per-Cluster Formula. From the two classes which

were being researched (class A and B), only 50 students were chosen as the samples. They

were randomly selected using spss version 21. They consist of 25 male and 25 female

students. The result of the study showed that between two groups of strategies; the

cognitive strategy was mostly favored by male students. Male students were supposed to

use cognitive reading strategy to enhance their reading comprehension by operate

comprehending the task, memorizing the words, and retrieving the names of items or

objects. It can be interpreted that male and female students have different types of reading

strategies in their way of achieving better comprehension result.

Page 41: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

405

Keywords: Reading comprehension, Reading strategies and Gender.

INTRODUCTION

According to Richard and Renandya (2002,p.273) “Many foreign language students

often have reading as one of their most important goal. They want to be able to read

information, for pleasure, and for study purposes”. In Indonesian educational context,

students at schools and universities have limited exposures to real language use, so they

need reading as a way for them to absorb the knowledge of English.

It has found that English Proficiency Index in 2013 reported that Indonesia’s

position due to the rank 25 (53.44) out of 100 in the country ranking table with the status

of “moderate proficiency” in English. This position is much better than in 2012 with

position of 27 (53.31) or “low proficiency”, and 2011 with position of 34 (44.78) or “very

low proficiency”. The three-year data reflects that many Indonesian people, especially

students still have to struggle in mastering the four English language skills including

reading.

Students’ themselves, as suggested by Nunan(1999,p.58) if they want to posses the

characteristics of the good learners , they should create their own chance, and find

strategies for getting practice in using language, specifically in practicing reading, inside

and outside the classroom.

Many of the beliefs reflected address notions of gender differences in cognitive

abilities, proficiencies and achievements. Further, Mulrine(2001,p.40-48) reports that the

difference level achievements between gender where boys are often making failing grades

and they were being labeled as having learning disabilities.

Recent research of Pavlenko and Piller (2008,p.57-69) has also resulted in a more

nuanced picture of ways in which gender ideologies and practices shape learners’ desires,

investments, and actions with regard to what languages they choose to learn and speak.

Thus, based on Brantmeier’s (2003,p.33-43) findings, it is clear that gender becomes one

of the factors which influences in second language reading comprehension performance

besides prior knowledge, interest, and language ability.

Page 42: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

406

METHOD OF RESEARCH

The researcher used a quantitative causal-comparative research, because it selecting

two or more groups that differ on a particular variable of interest and comparing them on

another variable or variables.

Therefore, the variables in this research are divided into independent variables

(gender differences and reading strategies), and a dependent variabe (reading

comprehension).

The researcher applied 2 x 2factorial design, with two levels of gender (male and

female) and two levels of reading strategies (cognitive and metacognitive reading

strategies).

The population of this research were the English undergraduate students of

University of Islam Kalimantan MAB Banjarmasin who study at seven semester taking the

reading class (regular and non regular class). All populations were about 241 students. The

whole populations of the seven semester students are 241 students. From the two classes

which were being researched (class A and B), only 50 students were chosen as the samples

(attendance lists are attached). They were randomly selected using SPSS version 21. They

consist of 25 male and 25 female students.

In this research, the writer used two kinds of instruments. They are: reading

comprehension test and questionnaires. Gronlud in Brown (2000,p.306) said that the

validity refers to “the extent to which inferences made from assessment result are

appropriate meaningful, and useful in terms of purpose of the assessment”. Thus, a reading

test can only be said valid if it is actually measures reading ability. Moreover, Alderson

cited in Arifin(2009,p.44). Therefore, in this research the researcher used the internal

consistency. It was said so because the researcher administered one test and correlate items

to each other. For testing reliability using internal consistency, the researcher only needed

to give the instrument twice. First, at the time of trying out the instrument, and secondly at

the time of the research.

The data has been analyzed descriptively and inferentially. Descriptive analysis

covers the mode, median, range, mean, standard deviation of data and the distribution of

frequency in histograms. The result from descriptive analysis is meant to give information

Page 43: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

407

concerning the students’ scores. Inferential analysis has been done by using a two-way

ANOVA for hypotheses testing.

FINDING AND DISCUSSION

A. Findings

The test of normality and homogeneity, as SugiyonoA data is normally distributed

if the amount of highest and the lowest score are the same, and so its standard deviation.

1. Normality and Homogeneity of The Test

a. Test of Normality

The statistical test for normality is a test of the null hypothesis that the distribution

is normal. The desirable outcome is a significance value for the statistic more than 0.05 or

α so that the data fails to reject the null hypothesis. If it fails to reject the null hypothesis, it

can be conclude that the data is normally distributed and meets the normality assumption.

The hypotheses of the test of normality are:

H0 : The data distribution is normal

H1 : The data distribution is not normal

To be more specific, the data distributed into four different groups according to the

2x2 factorial design (two levels of gender with two levels of reading strategies).

Due to the statistical data with 50 samples of reading comprehension test scores,

the significance value of the normality test statistic for the four different groups is bigger

than 0.05 which is, in this case, 0.178, 0.216, 0.365 and 0.247. Thus we can reject the null

hypothesis (H0) of normality and see a transformation of the variable has met the statistical

assumption. Thus, it was concluded that the four groups of data follow the normal

statistical distribution.

b. Test of Homogeneity

Test of homogeneity or Levene’s test statistics is an inferential statistic used to

assess the equality of variances for a variable calculated for two or more groups.

The result of the Levene’s Test of homogeneity of variances indicated that the

transformations of data are effective explaining the homogeneity of error variance for the

two groups (male and female). The p-value is 0.188 (18,8%) which is bigger than 0.05

Page 44: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

408

(5%) or ɑ. We can accept the null hypothesis (H0), so it can be interpreted that the

population variances are equal.

2. Test of Hypotheses

a. Descriptive Analysis

They were categorized based on their gender differences and reading strategies

preferences. There were 50 respondents which consist of 25 males and 25 females. Out of

50, there were 25 respondents of cognitive strategy users and the rest of 25 respondents

were metacognitive strategy users. It can be seen that the mode or score which has

frequently shown from fifty sample scores was 76, the overall mean of reading scores of

male was 62.56and female was78.54, the maximum score was 93, the minimum score was

40, the range are 50, the median were 73, the standard deviation was 12.762, and the

variance was 162.857.

To be more specific, the data was divided into the mean score of male using

cognitive strategy was 60.53, and male using metacognitive strategy was 65.60; whereas

mean score of female using cognitive strategy was 76.90and female using metacognitive

strategy was 79.80.

To conclude, the most favorable reading strategies that were used by male students

were the cognitive reading strategies; whereas female students were mostly use the

metacognitive reading strategies. It can be interpreted that male and female students have

different types of reading strategies in their way of achieving better comprehension result.

Inferential Analysis

Two wayAnalysis of Variances (ANOVA) was used to find the answer for related

research questions and to test the three hypotheses.

To test the three hypotheses in this study, the p-value of each category must be seen

whether they are higher than the p-value of ɑ. The general assumptions of the the

hypotheses are:

H0 : If p-value is less than ɑ (0,05) it means that there is a significant

difference/interaction within category.

H1 : If p-value is bigger than ɑ (0,05) it means that there is no significant

difference/interaction within category, the p-value (0,000) < ɑ (0,05) which means there

was a significant difference of reading comprehension score between the two gender. The

Page 45: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

409

null hypothesis (H0) is rejected and we accept the alternate hypothesis (H1). Thus we can

conclude that there is a significant difference result between male and female students on

their reading comprehension.

The null hypothesis (H0) is accepted, and the alternate hypothesis (H1) is rejected.

Thus, we can conclude that there is no significant difference between students who use

cognitive reading strategy with the students who use metacognitive reading strategy.

For the last category which is interaction, The null hypothesis (H0) is accepted, and

the alternate hypothesis (H1) is rejected. Thus, we can conclude that there is no interaction

between gender differences and reading strategies on students’ reading comprehension.

Gender was the only category that showed a significant difference among the three

hypotheses. As an illustration, table 4.7 above has showed which type of gender had better

score in the reading comprehension that is female.

B. Discussion

At the first point, due to the first research question it has been proven that female

has better reading comprehension result from their male peers as it could be seen from the

total of their mean scores and the significant p-value. This difference of the female

superiority can be seen through three different aspects: verbal fluency, overall

performance, and language acquisition.

In aspect of verbal fluency, female students of UNISKA have better ability in

identify the meaning of words rather than their male peers. From five questions which

required the test takers to guess the meaning of the underlined words (items number 16-

20), out of 125 items tested, male gave correctly 81 (64.8%) answers, whereas female gave

more correct answers of 93 (74.4%).

In aspect of overall performance, female students are more interactive than male

students because from all classes being observed (regular and non-regular class); female

students were the majority members of all classes. Thus, female were dominated in all

learning activities including classroom discussion. In aspect of language acquisition,

female students are outperformed than male students where they could fill in the blank

with the correct words more properly.

Page 46: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

410

In this study, as the researcher found that female had more better result in their

reading comprehension result. It can be concluded that the theory of female superiority was

proven through these two researches.

The numbers of students and higher the average scores of students who belong to

the metacognitive strategy indicated that English department students of UNISKA, while

they were conducting reading comprehension test, had attempted to identify easy and

difficult test tasks, make plan to complete the test and follows it, being aware of what and

how the test is being completed, checked the performance and progress while completing

the test, corrected mistakes immediately, aware of how much the test remained to be

completed, and so on (components of metacognitive strategy).

From the illustration above, the researcher concluded that reading comprehension

result of a reader cannot be explained by his or her type of gender and the type of reading

strategy being used by him or her. Gender and reading strategies were not strong factors in

explaining the variability of students’ reading comprehension at seven semester students of

UNISKA.

CONCLUSION

As a result, male and female will have different view and comprehend differently

according to what they have read. Other possible factors which differentiate male and

female in reading are needed to be further investigated.

Based on the result of this research, the researcher intended to give suggestion to be

considered for the further researcher who is interested in conduction research with the

same topic. The first is the amount of the population and samples should be adequate

enough. The sufficient numbers of samples would give better representation of the overall

population. Secondly, it is better for the further researcher to make sure that the samples

have already familiar in using reading strategies.

For University of Islam Kalimantan MAB Banjarmasin and other similar

institution, the idea of putting the reading and extensive reading as the major subjects in

English department could be the way of increasing the comprehension level of the

students. Institution, therefore, should provide the meaningful foreign language textbook

Page 47: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

411

and other written materials which support and can motivate the students to increase their

reading habit.

REFERENCES

Jack C. Richards and Willy A. Renandya. 2002. Methodology in language teaching. New

York: Cambridge University Press.

English Proficient Index. 2013. Retrieved on September 10th, 2013 from

www.ef.com/epi/ef-epi-ranking/

Soejono Dardjowidjojo. Psikolinguistik: Pengantar pemahaman bahasa manusia. Jakarta

Yayasan Obor,

Asher Cashadan (ed.). 1979. Language, reading and learning. United States: University

Park Press.

David Nunan. 1999. Second language teaching and learning. Heinle: Cengage learning.

A. Maulrine. 2001. Are boys the weaker sex? U.S. New & World Report, 131 (4),

Benjamin S. Bloom. 1976. Human characteristics and school learning. Chicago: McGraw

Hill Book Company.

Aneta Pavlenko and Ingrid Piller. 2008. Language education and gender. in Stephen May

(Ed.), The Encyclopedia of Language and Education (2nd Ed), Vol. 1 (Political

Issues). New York: Springer. Retrieved on September 25th, 2013 from

http://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-0-387-30424-3_5

C. Brantmeier. 2003. Beyond linguistics knowledge: Individual differences in second

language reading. Foreign Language Annals.

Lesley Milroy and Matthew Gordon. 2003. Sociolinguistics: Method and interpretation.

Oxford: Blackwell Publishing Ltd.

M. Ikbal Hasan. 2002. Metodologi penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

J.R Fraenkel and N.E Wallen, 1993.How to designandevaluate researchin education. New

York: Mcgraw-Hill.

C. Wu and M. Hamada. 2000. Planning, analysis, and parameter design optimization. New

York: Wiley. Retrieved on November 11th, 2012 From

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/pmc2796056/

Nada Michael Salem. 2006. The Role of Motivation, Gender, and Language Learning

Strategies in EFL Proficiency. Thesis.American University of Beirut. p.84-85

Retrieved on January 4th, 2014 from http://www.nadasisland.com/nsalem-thesis-

TEFL-2006.

SyaadiahArifin. 2009. The effect of deductive and inductive methods in teaching tenses to

improve students’ writing skill at intermediate I level oflembagabahasa LIA-Slipi.

Unpublished.Thesis for Degree Magister PendidikanIn English Education. University

Of Prof. Dr. Hamka, Jakarta.

Burke Johnson and Larry Christensen. 2008. Educational reseach: Quantitative,

qualitative, and mixed approach. California: Sage Publication, Inc.

Sonja Ziniel. 2008. Splithalf. Retrieved on January 15th, 2014 from

http://srmo.sagepub.com/view/encyclopedia-of-survey-research-methods/n542.xml

Page 48: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

412

http://www.stmarys-ca.edu/academics/academic-resources-support/student-

academicsupport-services/tutorial-academic-skills-6

MeenaSinghal. Reading Proficiency, reading strategies, metacognitive awareness and L2

readers. The reading matrix Vol.1, No.1, April 2001. Retrieved on May 14th, 2014

from http://www.readingmatrix.com/articles/singhal

AnasSudijono. 2000. PengantarStatistikPendidikan. Jakarta: Rajawalo Press.

Sugiyono. 2007. Statistikauntukpenelitian. Alfabeta: Bandung.

http://www.stmarys-ca.edu/academics/academic-resources-support/student-

academicsupport-services/tutorial-academic-skills-6

MeenaSinghal. Reading Proficiency, reading strategies, metacognitive awareness and L2

readers. The reading matrix Vol.1, No.1, April 2001. Retrieved on May 14th, 2014

from http://www.readingmatrix.com/articles/singhal/

Page 49: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

413

ANALISIS RAGAM BAHASA LISAN PADA PEDAGANG PASAR TERAPUNG

SIRING SUNGAI MARTAPURA

Nurhasanah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Pasar terapung siring sungai Martapura merupakan pasar favorit masyarakat Banjarmasin

dan para wisatawan dari luar kota bahkan luar pulau hingga mancanegara. Pasar terapung

ini paling ramai dikunjungi oleh peminat yang berasal dari warga setempat, wisatawan

domestik, hingga turis asing. Secara khusus, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan

menganalisis bentuk ragam bahasa lisan pada percakapan para pedagang pasar terapung

siring sungai Martapura. Dan memiliki target yang nantinya dapat bermanfaat bagi

Pemerintah Kota Banjarmasin dalam membina dan melestarikan bahasa Indonesia.

Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, karena datanya bersifat deskriptif. Data

dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik rekam, teknik simak, dan teknik

dokumentasi, data yang direkam didokumentasikan dan ditranskipkan dengan

menggunakan teknik catat. Subjek dalam penelitian ini adalah para pedagang, subjek

dalam penelitian ini diambil secara acak. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah

percakapan secara lisan para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura. Data

penelitian berupa kutipan kata, kalimat, dan, ungkapan yang terdapat dalam percakapan

para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura. Bahasa yang digunakan para

pedagang pasar terapung siring sungai Martapura adalah bahasa Banjar Hulu. Bahasa ini

dipergunakan dalam kehidupan keseharian seperti berbelanja, bergaul, berbicara santai dan

lain-lain yang semua itu merupakan cara yang komunikatif dan sering dipergunakan oleh

sesama warga Kalimantan Selatan khususnya. Dalam bahasa Banjar tidak ada F, Q, V

karena F dan V masuk ke P, dan Q masuk ke K, dan Z masuk ke abjad S/J. Vokal Bahasa

Banjar Hulu:[ a ],[ i ],[ u ],[ au ],[ ai ], [ ui ].

Kata Kunci : Ragam, Bahasa Lisan, Pedagang, Pasar Terapung Siring

ABSTRACT

Siring Floating Market Martapura River is Banjarmasin society and the tourists’ favorite

market. This floating market is the most crowded which is visited by the interested people

who are from the local residents, the domestic tourists, even the foreign tourists.

pecifically, this research has a purpose to describe and analyze the form of variety of oral

language on the traders’ conversation at Siring floating market Martapura river. This

research also has a target which will give some benefits for Banjarmasin City Government

in developing and preserving Indonesian language. This research applies qualitative

method because the data is descriptive. The data in this research is collected through

recording technique, collecting technique, and documentation technique, the recorded data

Page 50: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

414

is documented and made a transcription by using a note technique. Subject of this research

is the traders, the subject of this research is taken randomly. Meanwhile the object of this

research is the oral conversation of Siring floating market Martapura river’s traders. The

data of the research are quotationts, sentences, and expressions which are be found in

Siring floating market Martapura river’s traders’ conversation. The language which is used

by the traders’ is Banjar Hulu language. This language is used in daily life such as in

shopping, interacting, non-formal conversation, and so on, which all of them are a kind of

communicative way and used oftenly, by South of Kalimantan society specifically. In

Banjar language, there is no ‘F’, ‘Q’, ‘V’ letters because ‘F’ and ‘V’ are included to ‘P’,

and ‘Q’ is included to ‘K’, and ‘Z’ is inluded to ‘S’/’J’. Banjar Hulu language’s vocal : [ a

],[ i ],[ u ],[ au ],[ ai ], [ ui ].

Keywords : Variety, Oral Language, Traders, Siring Floating Market

PENDAHULUAN

Sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat, bahasa memegang peranan

penting dalam proses komunikasi. Bahasa juga berperan dalam menyatukan masyarakat.

Kehidupan yang dipenuhi semangat kekeluargaan akan mampu terwujud jika

antarmasyarakat mampu berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang paling sering

digunakan sehari-hari adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu

dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk

mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai

pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan

yang tidak disadari. Bahasa Indonesia adalah bahasa untuk ilmu pengetahuan, teknologi,

dan ekonomi atau perdagangan. Sementara untuk urusan-urusan seni, kebudayaan, dan

kehidupan keluarga, orang-orang Indonesia lebih senang menggunakan bahasa daerah

sehari-hari. Oleh karena itu, muncul persoalan loyalitas kepada bahasa nasional di berbagai

daerah. Tidak semua daerah memiliki derajat loyalitas yang sama terhadap bahasa

Indonesia. Penggunaan bahasa daerah khususnya bahasa Banjar telah mewarnai

penggunaan bahasa Indonesia secara lisan. Penggunaan bahasa daerah tersebut telah

mempengaruhi cara pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia resmi.

Khususnya para pedagang di pasar terapung siring sungai Martapura Banjarmasin. Pasar

terapung ini paling ramai dikunjungi oleh peminat yang berasal dari warga setempat,

wisatawan domestik, hingga turis asing. Pasar terapung siring sungai Martapura

merupakan pasar favorit masyarakat Banjarmasin dan para wisatawan dari luar kota

Page 51: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

415

bahkan luar pulau hingga mancanegara. Karena banyak para wisatawan yang mengunjungi

pasar terapung siring sungai Martapura, yang tidak mengerti dengan bahasa daerah, yaitu

bahasa Banjar. Untuk itu, diperlukan tata cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar bagi para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura, agar para pedagang

mudah dalam interaksi jual beli dengan para pembeli dan para wisatawan. Atas dasar

tersebut, penulis ingin menganalisis ragam bahasa lisan pada para pedagang pasar terapung

siring sungai Martapura.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menerapan metode kualitatif, karena datanya bersifat deskriptif.

Artinya, data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi yaitu berupa

kata-kata dari data yang diperoleh tidak berupa angka-angka atau koefisiensi tentang

hubungan antarvariabel. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik rekam,

teknik simak, dan teknik dokumentasi, data yang direkam didokumentasikan dan

ditranskipkan dengan menggunakan teknik catat. Subjek dalam penelitian ini adalah para

pedagang pasar terapung siring sungai Martapura, subjek dalam penelitian ini diambil

secara acak, yaitu sepuluh persen dari enam puluh pedagang pasar terapung siring

tersebut. Jadi, hanya enam pedagang yang diteliti. Sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah percakapan secara lisan para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura.

Data penelitian berupa kutipan kata, kalimat, dan, ungkapan yang terdapat dalam

percakapan para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura. Sumber data penelitian

ini adalah para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, simak, rekam, dan catat.

PEMBAHASAN

Penelitian ini meneliti tentang ragam bahasa yang digunakan para pedagang pasar

terapung siring sungai Martapura. Adapun bentuk dan makna yang didapat dari hasil

penelitian sebagai berikut.

Minggu pagi yang cerah tepatnya pukul 07.00 pagi, penulis berangkat dari rumah

menuju pasar terapung siring sungai Martapura. Di kawasan pasar terapung siring sungai

Page 52: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

416

Martapura sudah dipadati oleh pengunjung dari luar dan dalam kota bahkan mancanegara.

Kebanyakan dari pedagang pasar terapung ini adalah ibu-ibu dan yang mereka jual pun

macam-macam. Diantaranya bahan-bahan dapur, buah-buahan, sayur-mayur. Kue khas

tradisional seperti; putu mayang, buras, lapat, jagung besumap (jagung kukus). Dan

makanan khas Banjar, sepeti; soto Banjar, ketupat kandangan, dan lain-lain. Mereka

menjualkan dagangannya bukan di atas perahu tetapi di atas titian yang mengapung dengan

alas bambu.

Pertama kali penulis menghampiri seorang pedagang yang menjual makanan seperti

nasi sop, soto, gado-gado, buras, dan laksa. (makanan khas masyarakat Banjarmasin)

Penulis : “Selamat pagi, Bu?

Pedagang 1 :”Pagi”

Jawaban pedagang hanya satu kata Pagi, menunjukkan bentuk yang tidak baku,

seharusnya pedagang mengucapkan kembali salam dengan menjawab Selamat pagi.

Penulis : “Maaf, bisakah saya bertanya-tanya sedikit tentang ibu?”

Pedagang 1 : “Bisa ai, batakun apa ikam?”

Makna kata “bisa ai” berarti bisa tanpa kata ai. Kata “ai” adalah penambahan kata

yang tidak ada artinya tetapi lebih kepada penekanan arti kata di depannya dalam

percakapan. “Batakun” berarti bertanya, “ikam” (ikam adalah bahasa yang digunakan

antar sebaya) yang berarti kamu.

Bentuk yang tepat dari jawaban pedagang “bisa ai, batakun apa ikam” adalah bisa

silakan, apa yang ingin kamu tanyakan?

Penulis :”Sejak kapan ibu berjualan di sini?”

Pedagang 1 : ”lawas sudah aku bajualan, satahun labih bisa.”

Makna dari “lawas” berarti lama, makna “bajualan” berarti berjualan, dan makna

“satahun labih” berarti setahun lebih.

Bentuk yang tepat dari jawaban lawas sudah aku bajualan, satahunan labih bisa

ialah aku berjualan di sini sudah lama, mungkin lebih dari setahun.

Page 53: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

417

Penulis : “Berasal darimana Ibu?”

Pedagang 1 : “Aku nih asli urang banjar ding ai, salawasan bagana di lok

baintan.”

Makna dari “aku nih” berarti aku, “asli urang banjar” berarti asli orang banjar, dan

“ding ai” singkatan dari kata ading yang berarti adik. “Salawasan” berarti sudah lama,

“bagana’ berarti diam.

Bentuk yang tepat dari jawaban “Aku nih asli urang banjar ding ai, salawasan bagana

di lok baintan” ialah “Aku berasal dari Banjarmasin, sudah lama berdiam di Lok baintan.”

Penulis : “Terima kasih atas waktunya, Bu?(sambil berjabat tangan dengan

pedagang)

Pedagang 1 : “iih, sama-sama”

Makna dari “iih” berarti iya, sama-sama berarti terima kasih kembali.

Bentuk dari jawaban “iih, sama-sama” ialah iya, terima kasih kembali.

Pedagang di atas bernama Ibu Nurlian, mempunyai empat orang anak, beralamat di

Lok Baintan. Suami ibu Nurlian bekerja sebagai supir klotok (klotok adalah perahu khas

Kalimantan Selatan yang biasanya digunakan untuk alat transportasi di sungai) sekaligus

menjadi koordinator para pedagang di pasar terapung siring tersebut. Dari percakapan

singkat dengan Ibu Nurlian dapat disimpulkan bahwa bahasa sehari-hari yang digunakan

untuk berkomunikasi ialah bahasa Banjar Hulu. Yang mana cara pengucapan Banjar Hulu

terdapat irama tertentu, serta cara pengucapannya yang agak cepat sehingga mereka yang

belum mengerti bahasa dan dialek tersebut akan kesulitan menangkap arti dan maksudnya.

Kemudian penggunaan vokal pada dialek Banjar Hulu yang dipakai hanya vokal A, I, dan

U, sedangkan pada Dialek Banjar Kuala sebaliknya menggunakan seluruh huruf vokal

yang tersedia.

Penulis ingin membeli buah jeruk dan menghampiri pedagang yang menjual

bermacam-macam buah.

Penulis : “Permisi Bu, berapa harga jeruk ini?”(sambil memegang satu buah

jeruk)

Page 54: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

418

Pedagang 2 : “Sapuluhnya lima balas ribu, mun babutingan tangah dua ribu.”

Makna dari” sapuluhnya” berarti sepuluh, “lima balas ribu” berarti lima belas ribu,

“mun” berarti kalau, “babutingan” berarti satuan, dan“tangah dua ribu” berarti seribu lima

ratus rupiah.

Bentuk yang tepat dari jawaban “Sapuluhnya lima balas ribu, mun babutingan

tangah dua ribu.” adalah apabila beli 10 jeruk harganya lima belas ribu rupiah, sedangkan

harga satu jeruk seribu lima ratus rupiah.

Pedagang buah-buahan yang bernama Hj. Hamdah ini, dalam berkomunikasi

menggunakan bahasa Banjar Hulu karena huruf vokal yang terdengar hanya huruf A, I, dan

O. Sedangkan huruf Ediganti dengan huruf A.

Penulis mampir pada pedagang yang berjualan lontong, nasi kuning, mie, dan

laksa. Dan memesan satu porsi lontong kepada pedagang tersebut. (‘lontong’ adalah

makanan khas Kaliimantan Selatan terbuat dari beras yang dimasak dengan cara

dimasukkan atau dibungkus daun pisang)

Penulis : “Permisi Bu...”(sambil mencari tempat duduk lesehan yang dekat

dengan penjualnya) “Saya pesan satu porsi lontong ya, Bu!”

Pedagang 3 : “Iwaknya apa?” “intalukah, haruankah, ayamkah....”

Penulis : “Saya minta telur satu saja”

Pedagang 3 : “Balombokkah, Nak?”

Penulis : “Tidak usah, Bu...”

Makna dari “iwaknya apa” maksudnya lauknya apa,” intalukah” maksudnya

apakah telur, “haruankah” maksudnya apakah ikan gabus, “ayamkah” berarti apakah

ayam. “Belombokkah, Nak” maksudnya tambah sambal, Nak.

Bentuk yang tepat dari jawaban “iwaknya apa? Intalukah, haruankah,

ayamkah..”adalah pertanyaan dari penjual yang menawarkan pilihan pada pembeli

“lauknya mau apa? Apakah telur, apakah ikan gabus, apakah ayam.” Kemudian penjual

juga bertanya, “Apakah mau sambal pedas, Nak.” Kata “Nak” singkatan dari kata “Anak.”

Kata “Anak” selain diucapkan oleh seorang ibu kepada anaknya juga bisa diucapkan

kepada orang lain.

Page 55: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

419

Pedagang makanan yang bernama Rusnah yang beralamat di sungai Lulut, sudah

mempunyai dua orang cucu ini, dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Banjar Hulu.

SIMPULAN

Bahasa yang digunakan para pedagang pasar terapung siring sungai Martapura

adalah bahasa Banjar Hulu, merupakan bahasa persatuan daerah bagi warga Kalimantan

Selatan. Bahasa ini dipergunakan dalam kehidupan keseharian seperti berbelanja, bergaul,

berbicara santai dan lain-lain yang semua itu merupakan cara yang komunikatif dan sering

dipergunakan oleh sesama warga Kalimantan Selatan khususnya. Dalam bahasa Banjar

tidak ada F, Q, V karena F dan V masuk ke P, dan Q masuk ke K, dan Z masuk ke abjad

S/J. Vokal Bahasa Banjar Hulu:[ a ],[ i ],[ u ],[ au ],[ ai ], [ ui ]. Kekurangtahuan dan

kekurangpahaman mereka akan pengetahuan tentang cara berbahasa Indonesia yang baik

dan benar, membuat mereka sedikit mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi dengan

orang yang penutur asli berbahasa Indonesia. Bahasa yang diucapkan secara lisan, harus

mempunyai tatanan yang benar dan sesuai dengan EYD. Para pedagang menggunakan

bahasa Banjar Hulu, bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi sehari-hari

dengan para pengunjung atau pun pembeli.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2010. Metode Pengembangan Baca. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

A.R., Syamsuddin. (1992). Studi wacana: teori-analisis-pengajaran. Bandung:

Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP.

Bachman, dkk. 2001. Keragaman Bahasa dalam Pembelajaran. Bandung:FPBS-UPI

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004.Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:

Bhineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2008. Sintaktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UPT

Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).

Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.Yogyakarta: PT Mitra

Jasa Niaga.

Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, Tekniknya. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Page 56: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

420

Suprapto, MS Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.Jakarta:

Media Pressindo.

Syamsuddin AR.1992. Studi Wacana. Bandung: Mimbar Bahasa dan Seni.

Page 57: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

421

PEMBUATAN KOMPOS CAIR BERBAHAN DASAR LIMBAH SAYURAN

MENGGUNAKAN BAHAN AKTIF EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4)

Okviyoandra Akhyar dan Rr. Ariessanty Alicia Kusuma Wardani

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan kompos cair berbahan dasar limbah

sayuran menggunakan bahan aktif Effective Microorganisms-4 (EM4). Peningkatan nilai

mutu sampah merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak

negatif dari penumpukan sampah. Limbah padat sisa sayuran yang merupakan salah satu

penyumbang terbesar peningkatan volume sampah pada pasar tradisional dapat diolah

menjadi produk yang memiliki nilai guna. Pada penelitian ini telah berhasil mengubah

limbah sayuran yang tidak memiliki nilai jual menjadi kompos yang kedepannya dapat

dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi tanaman selada hidroponik. Berdasarkan hasil analisis

terhadap parameter uji; suhu, bau, pH, EC, maka dihasilkan kompos cair yang dapat

digunakan sebagai alternatif pengganti nutrisi tanaman selada dengan budidaya secara

hidroponik. Kandungan pH sebesar 7.4 dan EC sebesar 1566.7 µS/cm mendekati nilai

nutrisi yang dibutuhkan tanaman selada untuk dapat tumbuh pada budidaya secara

hidroponik.

Kata Kunci: Kompos Cair, , Limbah Sayuran, Hidroponik

ABSTRACT

This research concerned about liquid composting of vegetable solid waste using effective

microorganisms-4 (EM-4). Increasing value of vegetable solid waste was one of great way

to decrease negative impact of waste overloaded. Vegetable solid waste could be

transform to higher value product such as Liquid Composting, which could be used for

less expensive nutrition of lettuce on hydroponic cultivation system. This research already

done, based on parameter analyzed; temperature, odor, pH and salinity (EC) resulting that

liquid composting of vegetable solid waste using effective microorganisms-4 (EM-4) could

be used for alternative nutrition of hydroponic lettuce system. pH and salinity this liquid

composting was 7.4 and 1566.7 µS/cm which was approached the nutritional value of

lettuce Needed for Grows on hydroponic cultivation system.

Keyword : Liquid Composting, Vegetable Solid Waste, Hydroponic

Page 58: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

422

PENDAHULUAN

Pemilihan limbah padat sisa sayuran dalam pembuatan kompos cair dikarenakan

sayuran merupakan bahan pokok yang dipanen sepanjang tahun sehingga pasokannya di

pasar terutama pasar tradisional sangat melimpah. Tingginya pasokan sayuran di pasar akan

berbanding lurus dengan jumlah limbah padat yang dihasilkan.

Pemanfaatan limbah padat sayuran sebagai kompos cair diharapkan nanti nya selain untuk

menjadi solusi permasalahan sampah pada pasar tradisional, juga diharapkan menjadi

alternatif pengganti pupuk anorganik yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak

keseimbangan unsur hara di dalam tanah.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat kompos cair berbahan dasar limbah sayuran

menggunakan bahan aktif Effective Microorganisms-4 (EM4).

METODA PENELITIAN

Reaktor pengomposan berupa ember berukuran 100 L yang dimodifikasi. Tutup dari

wadah pengomposan diberi lobang angin dengan diameter 2 inchi untuk mengalirkan panas

yang terjadi selama pengomposan.

Proses pengomposan memerlukan waktu selama 1 bulan, dimana pada setiap range 15

hari terhitung pengomposan di mulai, sampel dianalisis suhu, bau, pH dan EC

(Electroconductivity). Limbah sawi yang diambil dari pedagang di pasar tradisional

Banjarbaru dipotong-potong halus untuk meningkatkan luas permukaannya sehingga

mempercepat proses interaksi dengan bakteri EM-4. Perlakuan tambahan yang diperlukan

saat pengomposan adalah dengan pemberian nutrisi tambahan bagi 10 mL EM-4 berupa

larutan gula sebanyak 0.5 Liter kedalam reaktor pengomposan yang berisi 5 Kg limbah sawi.

Kompos hasil penguraian bakteri EM-4 kemudian diuji coba untuk menilai kemampuannya

dalam menggantikan nutrisi tanaman selada secara hidroponik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kompos Cair 1 (15 hari Pengomposan)

Analisis suhu, bau, pH dan EC pada sampel kompos cair dilakukan setelah 15 hari

terhitung dari awal proses pengomposan dilakukan. Data yang tersaji pada Tabel 1

merupakan hasil pengukuran masing-masing parameter sebelum dan sesudah proses

pengomposan selama 15 hari. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada

bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah kompos.

Page 59: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

423

Tabel 1. Data analisis kompor cair 1

No. Parameter Sebelum sesudah

Pengukuran Rata-rata Pengukuran Rata-rata

1 Suhu ( oC)

30

30

62

66.7 30 69

30 69

2 Bau

-

-

+++

+++ - +++

- +++

3 pH

6.9

6.9

5.4

5.7 6.9 6

6.9 6

4 EC (µS/cm)

1100

966.6 900

900

Suhu kompos mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan sebelum

pengomposan dilakukan. Proses penguraian limbah oleh bakteri merupakan reaksi eksoterm

dimana terjadi pelepasan energi oleh bakteri ke lingkungan selama proses penguraian

berlansung. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa suhu tertinggi terukur pada bagian bawah

kompos. Hal tersebut karena jarak yang semakin jauh dari celah udara pada reaktor sehingga

pelepasan panas ke lingkungan menjadi lebih lambat. Panas yang tinggi mengakibatkan

melambatnya proses penguraian, hal terbebut dibuktikan dengan pengukuran EC yang

memperlihatkan penurunan nilai pada bagian bawah kompos.

Analisis pH menghasilkan keterbalikan terhadap nilai EC, dimana pH bagian bawah

kompos lebih tinggi dibandingkan dengan bagian atasnya. Proses penguraian limbah sawi

menjadi asam-asam organik. Pembentukan asam-asam organik tersebut mengakibatkan

terjadinya penurunan pH yang cukup signifikan dibandingkan kondisi awal sampel. Akan

tetapi, pH mengalami sedikit kenaikan pada kompos bagian bawah. Hal tersebut dikarenakan

pH yang asam memicu terjadinya perubahan NO3 hasil penguraian limbah dirubah menjadi

NH3 (Amonia) yang bersifat basa lemah. NH3 yang berupa gas lebih susah keluar melalui

celah udara pada bagian atas reaktor karena jarak yang lebih jauh. Oleh sebab itu, terjadi

penumpukan NH3 pada bagian bawah kompos. Pembentukan NH3 itu juga berakibat

menurunnya nilai EC yang berarti terjadi perlambatan penguraian limbah, hal tersebut

dikarenakan perubahan NO3 menjadi NH3 membutuhkan konsumsi oksigen yang lebih besar

sedangkan posisi yang cukup jauh dari celah reaktor bagian atas mengurangi supply oksigen

Page 60: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

424

ke bagian bawah reaktor. Keberadaan NH3 juga dibuktikan dengan bau kompos yang lebih

tajam dan menyengat jika dibandingakan saat sebelum pengomposan dilakukan.

Kompos Cair 2 (30 hari Pengomposan)

Kompos yang sudah berumur 30 hari dianalisis masing-masing parameter uji, data analisis

disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Data analisis kompor cair 2

No. Parameter Sebelum sesudah

Pengukuran Rata-rata Pengukuran Rata-rata

1 Suhu ( oC)

30

30

40

44.7 30 47

30 47

2 Bau

-

-

+++

+++ - +++

- +++

3 pH

6.9

6.9

7.3

7.4 6.9 7.2

6.9 7.7

4 EC (µS/cm)

-

-

1700

1566.7 - 1500

- 1500

Suhu kompos yang berumur 30 hari mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

kompos yang berumur 15 hari. Meskipun proses penguraian tetap berlansung, akan tetapi

jumlah limbah yang diuraikan semakin berkurang, sehingga aktifitas penguraian tidak lagi

setinggi saat kompos baru berumur 15 hari. Pembentukan asam-asam organik juga menurun

akan tetapi perubahan NO3 menjadi NH3 tetap terjadi sehingga pH kompos mengalami

kenaikan. Kenaikan tertinggi tetap terjadi pada kompos bagian bawah karena jarak yang

cukup jauh dari celah udara dibagian atas reaktor. Hal tersebut dibuktikan dengan masih

terciumnya bau ammonia yang cukup tajam pada kompos. Nilai EC pada kompos mengalami

kenaikan dibandingkan kompos yang berumur 15 hari, hal tersebut menandakan walau

aktivitas bakteri menurun, akan tetapi proses penguraian limbah sawi menjadi kompos cukup

berhasil.

Uji coba Kompos terhadap tanaman selada hidroponik

Hasil analisis kompos limbah sawi di bandingkan dengan Standar nutrisi untuk

pertumbuhan tanaman selada. Standar nutrisi minimum yang dibutuhkan selada untuk dapat

tumbuh pada budidaya hidroponik adalah pH 7.4 dan EC= 2000 -3000. Penelitian ini

Page 61: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

425

menghasilkan nilai yang mendekati standar minimum kebutuhan nutrisi selada yang

dikembangkan secara hidroponik. Berdasarkan uji coba terhadap tanaman selada sampel,

tanaman masih dapat tumbuh meskipun mengalami perlambatan dalam pertumbuhannya

dimana daun sejati baru mulai muncul setelah selada berumur 25 hari. Dalam kondisi normal,

daun sejati selada akan muncul setelah berumur 1 minggu. Hal tersebut disebabkan oleh

kandungan EC yang mewakili ketersediaan unsur hara untuk tanaman selada masih belum

tercukupi oleh kompos yang dihasilkan dari penguraian limbah sawi selama 30 hari

menggunakan bakteri EM-4.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuatan kompos cair berbahan

dasar limbah sayuran menggunakan bakteri Effective Microorganisms-4 (EM-4), maka dapat

disimpulkan bahwa Proses penguraian limbah sawi menggunakan bakteri EM-4 membentuk kompos

berhasil dilakukan, kompos dapat digunakan sebagai pengganti nutrisi komersil untuk tanaman selada

yang dibudidayakan secara hidroponik meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan tanaman yang

disebabkan oleh nilai pH dan EC dari kompos masih dibawah standar kebutuhan nutrisi tanaman

selada hidroponik.

Saran

Penelitian ini merupakan penelitian awal dengan parameter uji yang cukup sederhana.

Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk menganalisis kandungan unsur hara yang lebih komplek pada

kompos cair sehingga kedepannya dapat digunakan sebagai sumber data yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Ermanita. 2004. Pertumbuhan Vegetatif Dua Varietas Jagung pada Tanah Gambut yang

Diberi Limbah Pulp dan Paper. JurnalBiogenesis 1(1): 1-8. Program Studi Pendidikan

Biologi, Universitas Riau.

Hadisuwito. 2007. Membuat Kompos Cair. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta

Lingga dan Marsono. 2001. Petunjuk Pengguaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Purwendro dan Nurhidayat. 2006. Mengolah Sampah untuk Pupuk Pestisida Organik.

Penebar Swadaya. Jakarta

Rahayu, S.S.. 2008. Kimia Industri Jilid II. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Page 62: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

426

Rahmah, A., Izzati, M., Parman, S.,2014: Pengaruh Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar

Limbah Sawi Putih (Brassica Chinensis L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

Manis, Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XXII, No. 1. Semarang

Sulistyorini, L., 2005: Pengelolaan sampah dengan cara menjadikannya kompos, J.

Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Juli 2005: 77 – 84. Surabaya

Sundari, E., Sari, E. dan Rinaldo, R.. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair Menggunakan

Bioaktivator Biosca dan EM4. Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta.

Palembang

Zubachtirodin, M. S. P. dan Subandi. 2007. Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan

Jagung. Dalam Sumarno, et.al. (Editor). Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan:

464-473. Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian. Bogor

Page 63: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

427

ANALISA KESALAHAN GRAMMATIKAL DALAM MENULIS ESSAY

MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB

Supiani dan Lailatul Kodriyah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi jenis kesalahan grammatikal dalam menulis

essay bahasa Inggris yang terjadi pada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP

UNISKA dan mendiskripsikan bentuk kesalahan grammatikal di tulisan essay bahasa Inggris

mereka. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang mana dapat

mendiskripsikan suatu phenomena yang terjadi di dalam tulisan essay mahasiswa. Tulisan essay

mahasiswa nampak adanya kesalahan grammatical form dimana kesalahan terjadi di berbagai

pada penghilangan kata atau to be di tenses, artikel, preposisi dan lain-lain,

addition/penemabahan, kesalahan formasi/misformasi dan kesalahan penyusunan kalimat. Ini

tentu diakibatkan ketidaktahuan mahasiswa itu sendiri dan kurangnya penjelasan serta feedback

yang diberikan oleh dosen mata kuliah writing. Jadi, melalui penelitian ini jelaslah dapat dianalisa

dan dideskripsikan berkaitan dengan jenis kesalahan grammatical bahasa Inggris dan bentuk

kesalahannya pada pola kalimat yang dibuat oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

FKIP UNISKA MAB. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian yang komprehensif terhadap

penganalisaan kesalahan grammatical form pada tulisan essay mahasiswa karena dengan cara

demikian dapat menemukan benang merahnya untuk perbaikan menulis essay secara akurat

sesuai dengan kaidah bahasa Inggris yang baku kedepannya. Ini adalah sebagai evaluasi

terhadap proses belajar mengajar menulis agar meminimalisir kesalahan tata bahasa.

Kemudian, dosen harus memberikan feedback yang efektif terhadap tulisan essay mahasiswa

sehingga karya tulis mahasiswa dapat diterima khalayak umum dan tata bahasanya lebih baik.

Kata Kunci: Analisa Kesalahan, Grammatikal form, menulis, recount text essay

ABSTRACT

The purpose of this research is to classify the kinds of the error analysis of grammatical form

which has been written by students of English Department of FKIP UNISKA and to describe

the form of grammatical sentences in students’ essays regarding to recount texts. The

methodology is employed in the descriptive qualitative which emphasizes on the written

phenomena occurring to written texts. Based on the results revealed that many students

obtained written errors in the surface of structure such as to-be in tense, article, preposition,

and so on. Those errors emerged in the types of error analyses that consisted of omission,

addition, misformation, misordering in sentences. All of kinds of errors were caused by the

students who did not know much more about the knowledge of grammar and lecturer’s

feedback was less given to their works in the form of sentences. Therefore, it needs

evaluative tasks to students’ written essay not only coming from students but also lecturer to

provide feedback and explain much about sentences in the sentences surface.

Key words: Error analysis, grammatical form, writing, recount texts

Page 64: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

428

PENDAHULUAN

Di era globalisasi dan teknologi sekarang ini tuntutan penguasaan bahasa Inggris

sangat lah di utamakan dalam bersaing di berbagai bidang. Ini karena bahasa Inggris sebagai

bahasa internasional yang digunakan oleh sebagaian besar negara untuk berkomunikasi baik

secara lisan maupun tertulis. Berbagai negara sudah mewajibkan warganya untuk

mempelajari bahasa Inggris agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi di bidang teknologi,

bisnis, pendidikan dan lain lain sehingga segala tantangan perubahan dan dinamisasi jaman

dapat terjawab dengan berkualitas. Untuk mempelajari bahasa Inggris, pembelajar tentunya

harus memiliki empat keterampilan berbahasa yaitu, mendengarkan (listening skill),

kertampilan berbicara (speaking skill), ketrampilan membaca (reading skill), dan ketrampilan

menulis (writing skill).

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada aspek kemampuan menulis. Menulis

merupakan keterampilan yang sulit bagi pembelajar untuk menuangkan ide-idenya kedalam

bentuk tulisan. Sebagaimana dikatakan Alwasilah (2009) bahwa menulis merupakan kegiatan

yang paling sulit dilakukan pembelajar dan paling sulit diajarkan oleh guru. Factor

kesulitannya terletak pada indicatornya yang begitu kompleks dimana menentukan pada

penguasaan menulis itu sendiri. Indikatornya adalah penguasaan kosakata, struktur

kalimat/grammar, content/isi, pengorganisasian kalimat menjadi paragraph, tanda baca, dan

pengejaan tulisan. Semua indicator haruslah dikuasai oleh pembelajar dan pengajar agar

mereka mampu membangun ide dan gagasan menulis dengan baik dan akurat. Menurut Allen

dan Campbel dalam Vivian (2016), seseorang harus dapat membentuk gagasan,

menyusunnya dalam wacana yang terorganisasi dengan efektif dan mengungkapkannya

dengan baik sesuai dengan tata bahasa, diksi, dan sintaksis yang berterima. Oleh karena itu,

struktur kaidah bahasa atau grammatical form sangat berpengaruh dalam pembentukan

tulisan yang akurat.

Umumnya mahasiswa banyak mengalami kesalahan dan ketidaktahuan pada aspek

grammarnya. Pengetahuan tentang grammar memerlukan pembelajaran di kelas agar

mahasiswa mampu mengurangi tingkat kesalahan di aspek tata bahasa. Oleh karena itu

dperlukan analisa mendalam struktur kalimat/ grammatical form di essay mahasiswa agar

mereka dapat memperbaiki kesalahan dan mendapatkan feedback dari dosen pada proses

pembelajarannya di kelas. Ini sangat penting didalam menganalisa kesalahan essay

mahasiswa. Melalui error analysis (analisis kesalahan) inilah, dosen dan mahasiswa akan

Page 65: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

429

mengetahui megevaluasi proses pengajaran dan pembelajaran menulis karena sebagai

pembelajar bahasa asing tentu dipengaruhi oleh bahasa pertama (interferensi) atau mother

tongue.

Error analysis (analisis kesalahan) menekankan pada form (bentuk) bahasa

pembelajar/ languge learner, mengkaji bahasa pembelajar berdasarkan jenis dari error

analysis: error of omission (penghilangan), error of addition (penambahan), error of

selection (penggantian), dan error of ordering (kesalahan susunan kata) (Heidi Dulay,et al, di

Suhendi, 2012) . Semua jenis kesalahan tersebut disebabkan oleh faktor interferensi saat

mempelajari keterampilan menulis. Dalam kasus ini, banyak mahasiswa beranggapan bahwa

gramatikal Bahasa Inggris sama dengan aturan gramatikal Bahasa Indonesia. Interferensi

tidak bisa terlepas dari bahasa ibu dan budaya yang ada pada mahasiswa sehingga saat

berkomunikasi dalam bentuk tertulis pada khususnya selalu saja ada unsur ejaan Bahasa

Indonesia yang mereka gunakan. Masalah inilah menimbulkan banyak kesalahan di tulisan

essay mahasiswa karena kaidah grammar yang di formalkan bahasa Inggris berbeda

ejaaannya dengan ejaan bahasa Indonesia. Seperti contoh kalimat bahasa Inggris

menggunakan tense “I went to the school yesterday(saya pergi ke sekolah kemaren)” secara

grammatical ketika menggunakan waktu lalu maka kata predikatnya menjadi kedua dari go-

went. Selanjutnya my friends were at home last night, ketika diikuti penambahan oleh

plural/jamak maka harus dibubuhi to be dari was- were. Kemudian kalimat I looked at a

beautiful beach (saya melihat pantai yang indah), susunah kata berbalik dari DM

(diterangkan-menerangkan) ke MD (menerangkan-diterangkan).

Contoh diatas bagian dari alasan mengapa pembelajar Bahasa Inggris saat ini sering

bingung menggunakannya dan melakukan kesalahan grammatikal dalam menulis essay

Bahasa Inggris. Fenomena ini yang sering dihadapi oleh mahasiswa, maka penelitian ini

dilakukan di Prodi Pendidikan bahasa Inggris FKIP UNISKA MAB dengan tujuan untuk

mengklasifikasi jenis kesalahan grammatika dalam menulis bahasa Inggris yang terjadi dan

mendiskripsikan bentuk kesalahan grammatika sehingga akan menjadikan evaluasi dan

feedback bagi guru untuk pembenahan pengajarannya dikelas dalam hal perbaikan

keterampilan menulis bahasa Inggris.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk salah

satu penelitian kebahasaan. Boydan dan Taylor (via Moleong, 2006: 4) mengatakan bahwa

pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Page 66: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

430

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi, penelitian ini

mendiskripsikan suat hal atau phenomena yang terjadi didalam tulisan mahasiswa berkaitan

dengan aspek kesalahan grammatical bahasa Inggris dan tipe kesalahannya pada pola kalimat

yang dibuat oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Analisa kesalahan diambil

berdasarkan sampel purposive dengan jumlah 20 mahasiswa yang dengan variasi berbagai

semester dengan latar belakang dan social yang berbeda yang mengarah pada mahasiswa dari

daerah lahan rawa basah.

PEMBAHASAN

Menulis essay berbahasa Inggris tentu tidak mudah karena dalam menulis bahasa

Inggris harus melibatkan beberapa unsur yaitu salah satunya aspek grammatical yang baku

atau tata bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Untuk itu diperlukan pemahaman

dan pembelajaran kebahasaan agar kesalahan grammatical di tulisan dapat diminamalisir.

Dalam analisa kesalahan menurut Lennon (1991) yang mengklasifikasikan kesalahan yaitu

penghilangan, penambahan, misformasi, dan pengurutan. Di penelitian ini ditemukan

beberapa jenis dan bentuk kesalahan yang terjadi pada analisa tulisan mahasiswa prodi

bahasa Inggris ketika mereka menulis essay yang berbentuk cerita pengalaman dimasa lalu.

Hasil penelitian ini disajikan dengan analisa kesalahan grammatical yang dikalsifikasi

sebagai berikut.Kekeliruan harus dibedakan secara teliti dari kesalahan pembelajar bahasa

kedua, kejanggalan dalam bahasa pembelajar bersangkutan merupakan manifestasi langsung

sebuah sistem yang dijalankan saat itu (Brown, 2007:283).

Ommision/Penghilangan

Kesalahan di type ini diidentifikasi melalui ketidakadaan atau hilangnya satu atau

lebih kata yang semestinya nampak pada pembentukan kalimat yang baik. Ellis (1998)

menyatakan bahwa, kesalahan penghilangan (Omission) adalah menghilangkan suatu kata

atau unsur gramatikal yang dibutuhkan dalam suatu ungkapan yang berhubungan dengan tata

bahas. Di jenis ini ditemukan berbagai kesalahan yaitu auxiliaries (was, were, did), preposisi,

artikel, noun dan verb.

Page 67: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

431

Tabel .1. (was, were, did), preposisi, artikel, noun dan verb.

NO Auxiliaries (was, were, did)

Incorrect Data Correct Data

1 The river very clean. The river was very clean.

2 Many people there to play Many people were there to play

3 It pleasure visiting a beautiful

beach.

It was pleasure visiting a beautiful

beach.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kalimat yang bercetak tebal merupakan

kesalahan yang terjadi di penghilangan To Be, mahasiswa mengabaikan unsur To Be karena

di setiap kalimat yang melibatkan subject yang bersifat nominal harus diikuti oleh To Be

sebagai target bahasa atau disebut dengan intralingua. Dalam bahasa Inggris, to be

dikelompokkan sebagai kata kerja bantu atau auxiliary verb yang berfungsi sebagai pengganti

kata kerja atau digunakan untuk menyatakan keberadaan subjek yang menyertainya

(Gitamedia, 2006). Ini berarti bahwa mahasiswa telah mengenal struktur bahasa target akan

tetapi belum memehami pengimplementasian kalimat yang bersifat nominal selalu diikuti To

Be taitu “was, were dan did”.

Tabel 2

NO Regular Verb (– ed )

Incorrect Data Correct Data

1 I prepare food and drink for us. I prepared food and drink for us.

2 I wait in front of the ICU. I waited in front of the ICU.

3 We arrive at my grandparents' house. We arrived at my grandparents'

house.

Regular verb atau dapat disebut juga dengan kata kerja beraturan adalah kata yang

perubahannya beraturan dengan hanya penambahan menambahkan "suffix -ed" dari bentuk

semulanya. Atau jika kata kerja itu berakhiran dengan huruf maka tinggal ditambah akhiran

"-d" saja. Di kalimat essay yang bercetak tebal ditulis mahasiswa merupakan kesalahan

tentang pemahaman regular verb yang masih belum tuntas dalam penggunaannya.

Page 68: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

432

Table 3

D

tabel ini menunjukkan bahwa di kalimat nomer 1 yang bercetak tebal menekankan

pada istilah possessive pronoun yang diartikan sebagai kata ganti yang digunakan untuk

mewakili atau menggantikan kepemilikan dari orang, untuk menegaskan kepemilikkan

ditandai apostrof. Menurut Gitamedia (2006), tanda apostrof digunakan bila nama benda atau

nama orang yang menjadi pemilik berakhiran dengan huruf “s”, dan jika tidak maka

digunakan tanda apostrof + s („s). Jadi kalimat nomer 1 tidak bisa berdiri dan dipahami

sendiri tanpa ada kata yang menjelaskannya dari konteks kalimat. Sedangkan di kalimat

nomer 2 penghilangkan kata kerja tidak bisa dipahami maksud dan tujuan dari konteks

tersebut. Maka harus ada penambahan kata untuk menjelaskan maksud yang diinginkan. Jadi

kata kerja yang bisa menjelaskan dari kalimat tersebut yaitu menambahkan kata “went”yang

berasal dari kata kerja “go”.

Table 4

NO Preposition

Incorrect Data Correct Data

1 We walked the street. We walked in the street.

2 Last week my parents, brother, sister

and I went zoo.

Last week my parents, brother,

sister and I went to the zoo.

Preposition adalah bagian dari part of speech yang digunakan untuk menghubungkan

kata benda, kata ganti, atau frase dengan kata lain dalam sebuah kalimat. Menurut Baehaqi

(2009), preposisi adalah kata yang digunakan di depan kata benda atau frase kata benda untuk

menerangkan letak atau posisi benda tersebut. Sementara istilah lain, preposisi sebagai kata

depan yang digunakan untuk menghubungkan noun atau pronoun dengan kata-kata lainnya

dalam sebuah kalimat (Razaq, 2010).

Kata ganti biasanya terletak didepan kata benda atau kata ganti. Dengan kesalahan

pada penghilangan preposisi di kalimat essay mahasiwa menandai ketidak pahaman

penggunaan preposisi dalam kalimat. Kata “in” menunjukkan suatu tempat yang dituju,

sedangkan “to” digunakan untuk menggambarkan arah.

NO Possesive Pronoun and Verb

Incorrect Data Correct Data

1 We arrived at my grandparent. We arrived at my grandparent's

house.

2 On Sunday, My family and I to the

Flower Island.

On Sunday, My family and I

went to the Flower Island.

Page 69: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

433

Table 5

NO Article

Incorrect Data Correct Data

1 Last week my parents, brother, sister

and I went zoo.

Last week my parents, brother,

sister and I went to the/a zoo.

2 We went to beach. We went to the/a beach.

Kata ‘a’, ‘an’, dan ‘the’ adalah jenis kata artikel yang terbagi menadi dua kategori,

yaitu definite dan indefinite. Kata ‘the’ termasuk definite, yang berarti sudah pasti.

Sedangkan kata ‘a’ dan ‘an’ termasuk indefinite, yang berarti tidak pasti atau secara general.

Sebagaimana dikatakan oleh Gitamedia (2006) kata yang termasuk definite artikel yaitu

“the”, sedangkan yang termasuk dalam indefinite artikel yaitu “a dan an”.

Ketika menggunakan kata ‘the’ memberikan makna bahwa menyatakan sesuatu suatu

hal yang pasti. Kata ‘a’ dan ‘an’ digunakan saat kita ingin menyatakan suatu hal yang

sifatnya umum atau general. Mahasiswa telah menghilangkan makna tersebut tanpa

menunjukkan pernyataan yang pasti atau tidak dan tidak memperhatikan penulisan artikel di

kalimat tersebut. Maka pembetulannya harus ditambahi “the atau a”.

Addition/Penambahan

Bentuk addition merupakan kesalahan yang menambahkan suatu item yang

seharusnya tidak ada pada sebuah ujaran. Kesalahan penambahan adalah sebuah jenis

kesalahan yang dilakukan ketika mahasiswa menggunakan bagian yang tidak diperlukan dan

membuat kalimat yang dihasilkan tidak gramatikal. Berikut bentuk kesalahan addition yang

ditulis mahasiswa.

Table 6

NO To be

Incorrect Data Correct Data

1 My mother was told me that news. My mother told me that news.

2 We were arrived at the hospital. We arrived at the hospital.

Kalimat di atas tidak tepat karena terdapat kata bantu atau Tobe was dan were karena

konteksnya suatu pernyataan aktif untuk menegaskan penyampaian pesan atau informasi

kepada seseorang. Jadi penambahan kata itu harus dihilangkan Tobe nya untuk menjadi

kalimat yang benar dalam bahasa Inggris.

Page 70: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

434

Table 7

NO Verb –ed

Incorrect Data Correct Data

1 They did not forgetted with me. They did not forget with me.

2 I did not visited my friends. I did not visit my friends.

Pada tataran level ini, para mahasiswa telah mendapatkan aturan gramatikal bahasa

Inggris, tetapi mereka seringkali salah pemahaman. Sehingga, mereka kemudian melakukan

kesalahan tersebut. kesalahan yang menambahkan suatu item yang seharusnya tidak ada pada

sebuah ujaran kalimat seperti contoh di atas did notforgetted semestinya forget dan did

notvisited semestinya visit.

Misformation/Misformation.

Misformation adalah kesalahan penggunaan bentuk yang salah pada morfem atau

struktur kalimat.Menurut Ellis (1998), kesalahan penggunaan bentuk (misinformation) adalah

penggunaan satu bentuk gramatikal yang tidak tepat. Tulisan mahasiswa membentuk suatu

frasa atau kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frasa atau

kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.

Tabel 8

Kalimat diatas merupakan penanda yang menyatakan penempatan pada bentuk

irregular, seperti dalam go untuk went, walked untuk woke up, come untuk came. Biasanya

kesalahan ini terjadi ketika mahasiswa masih tidak mengerti rule of sentence dan pola

penggunaannya dengan perubahan formasi kata kerja regular ke kata kerja irregular.

NO Verb-1 Verb-2

Incorrect Data Correct Data

1 I go to the floating market. I went to the floating market

2 My sister waked up earlier. My sister woke up earlier.

3 I come to his home I came to his home.

Page 71: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

435

Table 9

Hal tersebut disebut dengan istilah Archi-forms errors merupakan kesalahan dalam

pemilihan sebuah bentuk untuk menyatakan sesuatu yang lainnya, misalnya kesalahan

pemilihan determiners “(this, that, these, those)” dalam sebuah kalimat. Contoh di kalimat di

atas “That sebenarnya those, this sebenarnya these” karena kata benda yang diikutinya

adalah berbentuk plural atau jamak kecuali hanya berbentuk singular atau tunggal.

Misordering/Kesalahan penyusunan

Mahasiswa menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi

frasa atau kalimat di luar kaidah bahasa Inggris. Akibatnya frasa atau kalimat itu

menyimpang dari kaidah bahasa. Ellis (1998) menyatakan bahwa kesalahan penempatan

(Misordering) adalah penempatan kata-kata yang salah dalam satu ungkapan.

Table 10

Struktur model di atas yang incorrect data adalah struktur bahasa Indonesia,

sedangkan di correct data struktur dalam bahasa Inggris berlaku sebaliknya seperti pada

NO Singular Plural

Incorrect Data Correct Data

1 That monkeys made me scare. Those monkeys made me

scare.

2 I watched this children at the beach. I watched these children at the

beach.

NO Misordering Sentences

Incorrect Data Correct Data

1 I went to house my grandmother. I went to my grandmother's

house.

2 My father was again sick. My father was sick again.

3 I visited a beach beautiful. I visited a beautiful beach.

4 I and my family went to the Beach

Tangkisung.

I and my family went to the

Tangkisung Beach.

5 My family while prepared our car. While my family prepared our

car.

Page 72: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

436

kalimat “again sick seharusnya sick again”, “a beach beautiful seharusnya a beautiful

beach” dan “beachTakisung seharusnya Takisung beach”.Sedangkan formasi house my

grandmother semestinya my grandmother’s house. Kalimat ini sebagai makna possessive atau

kepemilikkan yang diikuti kata benda dibelakangnya. Begitu pula dengan kalimat “my family

while semestinya while my family” yang mana formasi incorrect data tersebut merupakan

kekeliruan pada kaidah struktur. Ini dipengaruhi oleh pola bahasa Indonesia atau interference

yang tidak bisa mengikuti target bahasanya.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data tentang jenis-jenis analisa kesalahan dan bentuk

penggunaan dalam menulis essay recount teksyang telah di uraikan ada 4 jenis kesalahan

yang ditemukan yaitu kesalahan penghilangan (omission), kesalahan penambahan (addition),

kesalahan penggunaan bentuk (misinformation), dan kesalahan penempatan (misordering).

Jenis kesalahan-kesalahan tersebut telah diklasifikasikan sesuai dengan kategori kesalahan

yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pembahasan dari bentuk kesalahan penghilangan yaitu: kesalahan

penghilangan akhiran kata kerja (-ed, -d) pada kata kerja beraturan (regular verb), kesalahan

penghilangan to be, kesalahan penghilangan possessive pronoun dan verb, kesalahan

penghilangan article dan kesalahan penghilangan kata preposition.

Dalam kesalahan penambahan (addition) bentuk yang ditemukan yaitu: kesalahan

penggunaan bentuk kata kerja beraturan (regular verb- ed) dan kesalahan penggunaan bentuk

to be. Kemudian, jenis-jenis kesalahan formasi (misformation) terletak pada formasi kalimat

yang tidak tepat yakni penggunaan verb 1 ke verb 2 dan formasi penggunaan kata Tunggal

(singular) ke jamak (plural). Dan terakhir, bentuk-bentuk kesalahan penempatan

(Misordering) yang ditemukan yaitu: kesalahan penempatan subjek, kesalahan penempatan

objek, kesalahan penempatan kata keterangan dan kesalahan penempatan kata penghubung.

Oleh karena itu, Setelah mengetahui tingkat kesalahan dari jenis dan bentuk kesalahan

grammatikal yang dilakukan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, peneliti

menyampaikan beberapa saran

1. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris seharusnya mengimplikasikan pengetahuan

tentang jenis dan bentuk kesalahan penggunaan struktur kalimat pada mata kuliah writing

dan skripsi ataupun penulisan lainnya agar mahasiswa lebih cermat dan teliti dalam

menggunaan struktur kalimat dalam bahasa Inggris.

Page 73: PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK … · PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INGGRIS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB Angga Taufan Dayu, Hidayatullah, dan Raudhatul

PROSIDING HASIL PENELITIAN DOSEN UNISKA TAHUN 2017 ISBN : 978-602-71393-6-7

437

2. Mahasiswa seharusnya bisa mengevaluasi dan belajar lebih giat lagi serta meminta dosen

melakukan feedback terhadap tulisan essay mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. 2009. Sosiologi Bahasa: Bandung. Angkasa Bandung.

Baehaqi, Imam. 2009. A handbook of English Grammar. Yogyakarta. Media Ilmu.

Brown, H. Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching 4th. Edition. New

York: The Free Press.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Cetakan Pertama Edisi IV).

Jakarta: PT Gramedia.

Dulay, et al.1982. Language Two. New York: Oxford University Press.

Dulay, H., Burt, M. & Krashen, S. 1982. Language Two. New York: Oxford University

Press.

Ellis, Rod. 1998. Second Language Aquisition. New York: Oxford University Press.

Gitamedia, Tim. 2006. Serious English for Serious Students. Surabaya. Gitamedia Press

Hastuti PH, S. 2003. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra

Gama Widya.

--------------- 2003. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Edisi kedua.

Yogyakarta: Mitra Gama Media.

James, Carl. 1998. Error in Language Learning and Use. London: Longman.

Norissh, John. 1983. Language Learners and Theirs Errors. London: The Macmillan Press.

Nurgiantoro, Burhan. 1984. “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam PengajaranBerbahasa”.

Yogyakarta: Jurnal Kependidikan No. I Vol. 14.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Supraba, TH. Ellisa Tesdy. 2008. Analisis Pola Pengembangan Paragraf dalam

Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Yogyakarta: FBS

UNY.

Vivan, Rose. 2011. Analisis Kesalahan Berbahasa. https://www.academia.edu/9423407/.

Diakses tanggal 05 September 2016.