pengembangan kurikulum

26
Pengarang : Prof.Dr.Nana syaodih sukmadinata

Upload: papih

Post on 24-May-2015

12.520 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Kurikulum

Pengarang :

Prof.Dr.Nana syaodih sukmadinata

Page 2: Pengembangan Kurikulum

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus di sampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.

1.Pendidikan klasik

Pendidikan klasik atau classical education dapat di pandang sebagai konsep pendidikan tertua.Konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya, yaitu pengetahuan, ide-ide, atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu.

2.Pendidikan pribadi

Pendidikan pribadi (personalized education) lebih mengutamakan peranan siswa. Konsep pendidikan ini bertolak dari anggapan dasar bahwa,sejak dilahirkan, anak telah memiliki potensi-potensi, baik potensi untuk berfikir, berbuat, memecahkan masalah, maupun untuk belajar dan berkembang sendiri.

Page 3: Pengembangan Kurikulum

3. Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi.Keduanya juga mempunyai perbedaan, sebab yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.

4. Pendidikan interaksionalKonsep pendidikn ini bertolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial.Dalam kehidupannya, manusia selalu membutuhkan manusia lain, selalu hidup bersama, berinteraksi, dan bekerjasama.Karena kehidupan bersama dan kerja sama ini, mereka dapat hidup, berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

Page 4: Pengembangan Kurikulum

Susunan hierarki teori pendidikan dan kurikulum

Teori-TeoriRekayasa kurikulum

Teori-TeoriDesain Kurikulum

Teori-TeoriKurikulum

Teori-TeoriEvaluasi

Teori-TeoriPengajaran

Teori-TeoriBimb. & Kons

Teori-TeoriAdministrasi

Page 5: Pengembangan Kurikulum

Teori kurikulum

Telah diuraikannya sebelumnya bahwa reori merupakan suatu perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain, yang di susun sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap serangkaian kejadian.

Alizabeth S.Maccia (1965) dari hasil analisisnya menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, Yaitu:

1.teori kurikulum (curicculum theory)

2.Teori kurikulum formal (Formal-curicculum theory)

3.Teori kurikulum valuasional (valutional curicculum theory)

4.Teori kurikulum praksiologi (praxiological curicculum theory).

Teori kurikulum merupakan teori yang menguraikan pemilihan dan pemisahan kejadian/peristiwa kurikulum atau yang berhubungan dengan kurikulum dan yang bukan.

Menurut Maccia, kurikulum merupakan bagian dari pengajaran, teori kurikulum merupakan subteori pengajaran.Teori kurikulum formal memusatkan perhatiannya pada struktur isi kurikulum, teori kurikulum valuasional meengkaji masalah-masalah pengajaran apa yang berguna / berharga bagi keadaan sekarang.

Page 6: Pengembangan Kurikulum

Mauritz Johnson (1967) membedakan antara kurikulum dengan proses pengembangan kurikulum. Kurikulum merupakan hasil dari sistem pengembangan kurikulum, tetapi sistem pengembangan bukan kurikulum. Menurut Johnson, kurikulum merupakan seperangkat tujuan belajar yang terstruktur.

Berdasarkan rumusan kurikulun tersebut, pengalaman belajar anak menjadi bagian dari pengajaran.

Johnson menganalisis enam unsur kurikulum yaitu :

1. A curriculum is a structured series of intented learning out comes.

2. Selection is an essential aspect of curriculum formulation.

3. Structure is an essential charactistic of curriculum.

4. Curriculum evaluation involeves validation of both selection and structure.

5. Curriculum guide instruction.

6. Curriculum is the criterion for instructioal evalution.

Page 7: Pengembangan Kurikulum

A Landasan filosofis

Pendidikan berintikan interaksi antar manusia ,terutama antara pendidikan dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlasung .Secara harfiah filosofis (filsafat )berarti “cinta akan kebijakan “ (love of wisdom ). Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat seara bijak.

Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang memahas segala yang ada dalam alam ini, epistemologi yang membahas kebenaran dan aksiologi yang membahas nilai. Aliran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak dari pandangan yang berbeda dalam ketiga hal itu.

Page 8: Pengembangan Kurikulum

1. Dasar- dasar filsafat Dewey Ciri utama filsafat Dewey adalah konsepsinya

tentang dunia yang selalu berubah, mengalir, atau on going- ness. Prinsip membawa konsekuensi yang cukup jauh, bagi Dewey tidak ada yang menetap dan abadi semuanya berubah. Ciri lain filsafat Dewey adalah anti dualistik. Pandangannya tentang dunia adalahonistik dan tidak lebih dari sebuah hipotesis. Tujuan perkembangan manusia adalah self realization . Pengertian self bagi Dewey adalah sesuatu yang konkret bersifat empiris tidak dapat dipisahkan dari pengalaman an lingkungan.

2. Teori pendidikan Dewey Apakah pendidikan itu menrut john Dewey?

Pendidikan berarti perkembangan, perkembngan sejak lahir hingga menjelang kematian. Jadi, pendidikan itu juga berarti sebagai kehidupan.Ini berarti bahwa proses pendidikan itu tidak mempunyai tujuan di luar dirinya, tetapi terdapat dalam pendidikan itu sendiri. Belajar dari pengalaman adalah bagaimana menghubungkan pengalaman kita dengan pengalaman masa lalu dan yang akan datang.

Page 9: Pengembangan Kurikulum

Belajar dari pengalaman berarti mempergunakan daya fikir reflektif.Pengalaman yang efektif adalah pengalaman reflektif. Ada lima langkah berfikir reflektif menurut john Dewey, yaitu :

1. Merasakan adanya keraguan, kebingungan yang menimbulkan masalah.

2. Mengadakan interprestasi tentatif (merumuskan hipotesis)

3. Mengadakan penelitian atau pengumpulan atau pengumpulan data yang cermat.

4. Memperoleh hasil dari pengujian hipotesis tentatif.

5. Hasil pembuktian sebagai sesuatu yang dijadikan dasar untuk berbuat.

Langkah-langkah berfikir relatif ini dipergunakan sebagai metode belajar dalam pendekatan pendidikan proyek dari john dewey, yang sampai 50 tahunan sangat populer. Belajar seperti halnya pendidikan adalah proses pertumbuhan, belajar, dan berfikir adalah satu.

Page 10: Pengembangan Kurikulum

Ada sepuluh kelompok landasan pendidikan perkembangan yang harus dikuasai anak ada setiap fase yang membentuk pola, yaitu pola :

1. Ketergantungan- keberdirisendirian

2. Memberi- menerima kasih sayang

3. Hubungan sosial

4. Perkembangan kata hati

5. Peran bio- sosio dan psikologis

6. Penyesuaian dengan perubahan badan

7. Penguasaan perubahan badan dan motorik

8. Belajar memahami dan mengontrol lingkungan fisik

9. Pengembangan kemampuan konseptual dan sistem simbol

10.Kemampuan melihat hubungan dengan alam semesta.

Page 11: Pengembangan Kurikulum

A. Pendidikan pada masyarakat Ada tiga sifat penting pendidikan : Pendidikan mengndung nilai dan memberikan pertimbangan . Pendidikan diarahkan pada pada kehidupan dalam masyarakat .

Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi menyiapkan anak untuk kehidupan dalam mayarakat. Generasi muda perlu mengenal dan memahami apa yang ada dalam masyarakat.

Pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.

Kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan, kaena pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat. Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial, budaya , politik, dll.

Page 12: Pengembangan Kurikulum

Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware dan software ) sehinga seakan akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.

Sebenarnya sejak dahulu, teknologi sudah ada ata manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia zaman dahulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah mengguakan teknologi , karena manusia berakal. Dengan akalnya itu ia hidup lebih baik, lebih muah, lebih aman, dan lebih sejahtera.

Perkembangan teknologi terjadi dimana mana, asal manusia menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sejak lama tekologi di indonesia bekembang, tetapi yang dikembangkannya adalah teknologi sederhana.

Page 13: Pengembangan Kurikulum

Pengaruh perkembangan ilmu dan teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, etika, dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan itu sendiri.Pada bagian ini pembahasan di batasi pada pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan masyarakat dan penidikan.

Ada beberapa bidang ilmu dan teknologi yang mempunyai pengaruh sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap masyarakat. Bidang-bidang tersebut adalah komunikasi, transportasi, mekanisme industri dan pertanian, serta persenjataan.

Page 14: Pengembangan Kurikulum

Kurikulum humanistik Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli

pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education ) yaitu john Dewey dan J.J. Rousseau (romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa,mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah pertama dan yang utama dalam pendidikan.

Pendidikan lebih menekankan bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa ) ,dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan , ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu pendidikan :

Konfluen, Kritikisme, Radikal, dan mistikisme modern.

Page 15: Pengembangan Kurikulum

Kurikulum Konfluen

Kurikulum konfluen dikembangkan oleh para ahli pendidikan konfluen, yang ingin menyatukan segi-segi afektif (sikap, perasaan, nilai) dengan segi- segi kognitif ( kemampuan intelektual ). Pendidikan kofluen kurang menekankan pengetahuan yang mengandung segi apektif. Menurut mereka kurikulum tidak menyiapkan pendidikan tentang sikap, perasaan, dan nilai yang harus dimiliki murid- murid. Kurikulum mempersiapkan berbaga alternatif yang dapat dipilih murid- murid dalam proses bersikap, berperasaan dan memberi pertimbangan nilai. Murid- murid hendaknya di ajak untuk menyatakan pilihan dan mempertanggungjawabkan sikap- sikap, perasaan- perasaan, dan pertimbangan- pertimbangan nilai yang telah dihadapinya.

Page 16: Pengembangan Kurikulum

Kurikulum konfluen mempunyai beberapa ciri utama yaitu: Partisipasi .Kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar ,melalui partisipasi dalam kegiatan bersama,murid- murid dapat mengadakan perundingan persetujuan, pertukaran kemampuan, bertanggung jawab bersama, dan lain lain. Integrasi. Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi interaksi, interperpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga tindakan. Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kehidupan murid karena diambil dari dunia murid oleh murid sendiri. Pribadi anak . Pendidikan ini memberi tempat utama pada pribadi anak, pendidikan adalah pengembangan pribadi, pengaktualisasian segala potensi pribadi anak secara utuh. Tujuan. Pendidikan ini bertujuan mengembangkan pribadi yang utuh, serasi baik di dalam dirinya maupun dengan lingkungannya secara menyeluruh.

Page 17: Pengembangan Kurikulum

Kerucut pengalaman Edgar Dale

Page 18: Pengembangan Kurikulum

Kelemahan- kelemahan bentuk kurikulum :

1) Kurikulum memberikan pengetahuan terpisah- pisah, satu terlepas yang lainnya.

2) Isi kurikulum diambil dari masa lalu, terlepas dari kejadian- kejadian yang hangat,yang sedang berlangsung saat sekarang.

3) Kurikulum ini kurang memperhatikan minat, kebutuhan dan pengalaman para peserta didik.

4) Isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di dalam mempelajari dan menggunakannya.

5) Kurikulum lebih mengutamakan isi dan kurang memperhatikan cara penyampaian.Cara penyampaian utama adalah ekspositori yang menyebabkan peranan siswa pasif.

Page 19: Pengembangan Kurikulum

Meskipun ada kelemahan- kelemahan, bentuk desain kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan.Karena kelebihan- kelebihan tersebut bentuk kurikulum ini lebih banyak dipakai.

1) Karena materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersusun secara sistematis logis, maka penyusunannya cukup mudah.

2) Bentuk ini sudah dikenal lama, baik oleh guru- guru maupun orang tua, sehingga lebih mudah untuk dilaksanakan.

3) Bentuk ini memudahkan para peserta didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, sebab pada perguruan tinggi umumnya digunakan bentuk ini.

4) Bentuk ini dapat dilaksanakan secara efisien, karena metode utamanya adalah metode ekspositori yang dikenal tingkat efisiennya cukup tinggi.

5) Bentuk ini sangat ampuh sebagai alat untuk melestarikan dan mewariskan warisan budaya masa lalu.

Page 20: Pengembangan Kurikulum

Konsep- konsep DasarAda dua hal dalam konsep belajar bemakna, yaitu belajar kognitif dan materi pengetahuan baru. Struktur kognitif merupakan segala pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebagian hasil dari kegiatan belajar yang lalu. Dalam belajar bermakna pengetahuan baru harus mempunyai hubungan atau dihubungkan dengan struktur kognitifnya. Hubungan tersebut akan terjadi karena adanya kesaman isi (Substantivaness) dan secara beraturan. Kedua sifat hubungan tersebut menunjukkan adanya kebermaknaan logis ini merupakan sifat dari materi yang akan dipelajari.Kalau disimpulkan belajar bermakna ini menuntut tiga persyaratan :

Materi yang dipelajari harus dapat dihubungkan dengan struktur kognitif secara beraturan karena adanya kesamaan isi.

Siswa harus memiliki konsep yang sesuai dengan materi yang akan dipelajarinya.

Siswa harus mempunyai kemauan atau motif untuk menghubungkan konsep tersebut dengan struktur kognitifnya.

Page 21: Pengembangan Kurikulum

Mengapa seseorang melakukan kegiatan belajar dengan menghafal. Minimal ada tiga sebab utama yaitu:

Mereka belajar dari pengalaman yang kurang menyenangkan yang secara material memberikan jawaban yang benar, tetapi kurang memberikan hubungan yang bermakna. Adanya tuntutan memberikan jawaban yang bersifat fakta- fakta sering mendorong siswa untuk belajar debgn cara mengingat dan menghafal.

Siswa mengalami kecemasan yang cukup besar. Hal ini kemungkinan besar karena disebabkan karena ia gagal dalam menguasai pelajaran, atau karena kurang yakin akan kemampuan belajar bermakna. Untuk mengatasi kecemasan tersebut ia belajar dengan cara menghafal.

Siswa berada dalam suatu tekanan untuk selalu memperhatikan keberhasilan dan kelancaran belajar, atau menyembunyikan kekrangan- kekurangannya.

Page 22: Pengembangan Kurikulum

Dalam belajar proposisi yang bermakna, kalimat yang dipelajari dihubungkan dengan konsep yang ada dalam struktur kognitif. Ada tiga macam cara menghubungkan :Hubungan antar bagian . Bahan baru yang dipelajari siswa merupakan bagian dari konsep- konsep yang telah ada. Dalam belajar antara bagian ini ada dua macam bagian,yaitu bagian yang bersifat derivative dan correlative. Pada bagian derivative siswa melukiskan atau meneruskan hal yang dicakup dalam suatu proposisi. Dalam bagian correlative, belajar berfungsi memperluas, mengelaborisasi, memodifikasi proposisi- proposisi yang telah ada.Hubungan superordinat. Bahan yang dipelajari merupakan superordinat dari konsep- konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya.Hubungan kombinsi. Bahan yang dipelajari bukan merupakan bagian bukan juga superordinat dari yang telah ada, akan tetapi merupakan kombinasi dari banyak hubungan.

Page 23: Pengembangan Kurikulum

A. Prinsip- prinsip pengembangan kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai- nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan /ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur- unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita- citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.

Page 24: Pengembangan Kurikulum

Struktur hubungan dengan pembangunan pendidikan

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH

PEMBANGUNAN NASIONAL

PERENCANAAN PENDIDIKAN PERENCANAAN KURIKULUM

KURIKULUM

ISIPENDIDIKAN

TUJUAN PENDIDIKAN

PENILAIANPENGALAMAN

BELAJAR

Page 25: Pengembangan Kurikulum

Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan

pendidikan. Perumusan komponen- komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersmber pada :

1) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen- dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan .

2) Survei mengenai persepsi orang tua /masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.

3) Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang- bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media masa.

4) Survei tentang manpower.5) Pengalaman negara- nagara lain dalam masalah yang sama.6) Peelitian.

Page 26: Pengembangan Kurikulum