pengembangan kemampuan berhitung anak …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4455/1/umi kholifah...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK
MENGGUNAKAN MEDIA ALMARI PINTAR
KELOMPOK A DI BA AISYIYAH TUKANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
UMI KHOLIFAH
NIM.11614020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
و من جا هد فاء نما يجا هد لنفسه
“Dan barang siapa berusaha, maka sesungguhnya usahanya itu untuk dirinya
sendiri” (Al-Ankabut : 6)
Tidak ada yang tidak mungkin
Bila kita terus berusaha dan berdo’a
~umi~
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku bapak Suwito dan ibu Jumi’ah
2. Suamiku tercinta Pandi Wibowo yang selalu memberikan semangat dan
dukungan baik dukungan secara moril ataupun materil sekaligus juga
menjadi motivator bagi penulis untuk segera menyelesaikan tugasnya.
3. Kepada adikku tersayang M. Mutohir yang selalu memberikan kesenangan
ketika penulis mulai jenuh dengan semua tugas yang harus
diselesaikannya.
4. Teruntuk sahabatku Yunita Wirawati Aisyah yang selalu memberikan
dukungan, motivasi dan selalu mendukung penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada sahabat-sahabatku Riska, Risda dan Fanti yang selalu memberikan
dukungan dan semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan tulisannya.
6. Keluarga BA Aisyiyah Tukang yang telah mengijinkan penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Kepada teman ku Leni yang sama-sama berjuang dalam penyelesaian
skripsi yang sering sekali menemani penulis wira wiri ke kampus.
8. Kepada teman-teman satu angkatan jurusan PIAUD yang saat ini juga
sedang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan tugasnya masing-
masing.
9. Skipsi ini juga dipersembahkan kepada calon pembaca kelak. Semoga
dapat menjadi manfaat bagi para pembaca
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunianya yang tidak terhingga. Sehingga penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan semua umat yang mengikuti sunah-sunahnya serta ajarannya.
Skripsi ini dibuat guna untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan
gelar kesarjanaan dalam ilmu tarbiah dan ilmu keguruan. Dengan terselesaikannya
skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam pencapaian penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam
Anak Usia Dini
4. Ibu Eva Palupi, S.Psi. selaku dosen pembimbing akademik
5. Bapak M. Agung Hidayatulloh, S.S., M.Pd.I selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah dengan tulus ikhlas mencurahkan tenaga dan
pikirannya serta memberikan ilmunya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
viii
6. Ibu Munfaati, S.Pd. selaku kepala sekolah serta guru kelas di BA
Aisyiyah Tukang yang dengan bimbingan beliau penulis dapat
menyelesaikan penelitiannya dengan baik dan tepat waktu
7. Siswa-siswi kelompok A BA Aisyiyah yang telah membantu penulis
dalam kelancaran menyelesaikan skripsi ini
8. Kepada kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan motivasi
kepada penulis supaya lekas menyelesaikan penyususnan skripsi ini.
9. Kepada suamiku yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta menjadi penyemangat bagi penulis ketika penulis
mulai jenuh dengan penyusunan skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabat terdekatku yang selalu memberikan dorongan
serta penyemangat disaat penulis mulai lelah dalam menyelesaikan
penyususnan skripsi ini
11. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah memberikan
pengalaman berkenan serta cerita-cerita indah selama menempuh
pendidikan di IAIN Salatiga
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apapun. Hanya
untaian kata terimakasih yang penulis ucapakan semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepaa mereka semua.
ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum maksimal.
Untuk itu penulis berharap bagi calon pembaca kelak apabila menemukan
kekurangan dalam penyususnan skripsi ini hendaknya pembaca
memberikan kritik maupun saran yang bersifat membangun ke arah
perbaikan dan penyempurnan.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis, khususnya bagi calon
pembaca pada umumnya. Amin.
Tukang, 4 September 2018
Penulis,
x
ABSTRAK
Kholifah, Umi. 2018. Pengembangan kemampuan berhitung anak menggunakan
media almari pintar kelompok A di BA Aisyiyah Tukang semester genap
tahun 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing : M. Agung Hidayatulloh, S.S., M.Pd.I
Kata kunci : Berhitung, Almari Pintar.
Pada aspek kognitif, kemampuan berhitung anak di BA Aisyiyah Tukang
sangatlah kurang. Hal ini dikarenakan kurang kreatifnya guru kelas dalam
pengaplikasian media pembelajaran, sehingga anak hanya menghafal bilangan
namun belum bisa menyesuaikan antara bilangan dengan lambang bilangan.
Selain karena kurang kreatifnya guru kelas menggaplikasikan media pada
pembelajaran anak kurangnya keampuan berhitung juga dipengaruhi oleh tidak
efektifnya pembelajaran berhitung bagi anak di BA Aisyiyah Tukang. Rumusan
masalah dari penelitian ini adalah apakah kemampuan berhitung anak dapat
dikembangkan melalui media almari pintar pada kelompok A BA Aisyiyah 2018?
Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan
kemampuan berhitung anak kelompok A BA Aisyiyah Tukang.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelompok A di BA Aisyiyah Tukang yang berjumlah 20 siswa yang
meliputi 13 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH),
lembar observasi guru, lembar observasi siswa. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan Tes. Teknik
analisis secara deskriptif dengan menggunakan rumus persentase, apabila anak
yang mendapat nilai MM lebih dari 80% maka dapat dikatakan berhasil dan
pembelajaran akan dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan berhitung menggunakan
media almari pintar dapat mengembangkan kemampuan berhitung anak di BA
Aisyiyah Tukang tahun 2018. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan tingkat
perkembangan anak dari siklus I hanya ada 7 anak yang mulai berkembang dan
pada siklus II ada 11 anak yang sudah berkembang dengan baik.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ........ iv
MOTTO ................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................................... 7
F. Metode Penelitian ........................................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 15
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................................... 17
B. Kajian Pustaka ............................................................................................ 36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum dan Lokasi Sekolah ....................................................... 38
B. Deskripsi penelitian pelaksanaan Pra Siklus .............................................. 44
C. Deskripsi penelitian Pelaksanaan Siklus I .................................................. 47
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ................................................ 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus ................................................................................... 63
B. Pembahasan ................................................................................................ 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 73
B. Saran ........................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 ketentuan penilaian kemampuan berhitung anak melalui media almari
pintar .................................................................................................... 15
Tabel 2.1 perkembangan kognitif menurut permendikbud no 137 tahun 2014 ..... 26
Tabel 3.1 Data Siswa pada dua tahun terakhir BA Aisyiyah Tukang .................... 40
Tabel 3.2 Data Pendidik dan Tenaga Pendidik BA Aisyiyah Tukang ................... 40
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana BA Aisyiyah Tukang .......................................... 42
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian nilai lembar kerja anak ....................................... 63
Tabel 4.2 Indikator yang diamati tiap Siklus ......................................................... 64
Tabel 4.5 Hasil penilaian siklus I ........................................................................... 65
Tabel 4.6 Hasil pengamatan guru pada siklus I ..................................................... 67
Tabel 4.7 Hasil penilaian siklus II .......................................................................... 68
Tabel 4.8 hasil pengamatan guru pada siklus II ..................................................... 69
Tabel 4.9 Data peningkatan jumlah anak yang mencapai persentase keberhasilan
rata-rata kelas per siklus ........................................................................ 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penelitian tindakan kelas ................................................................ 10
Gambar 3.1 struktur organisasi BA Aisyiyah ................................................... 41
Gambar 3.2 materi pada siklus I ....................................................................... 48
Gambar 3.3 pelaksanaan siklus I ....................................................................... 53
Gambar 3.4 materi pada siklus II ...................................................................... 58
Gambar 3.5 pelaksanaan siklus II ..................................................................... 63
Gambar 4.1 diagram perkembangan berhitung .................................................. 71
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat penunjukan Pembimbing
Lampiran 2 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Lampiran 6 Lembar observasi guru
Lampiran 7 Lembar observasi anak
Lampiran 8 indikator yang diamati tiap siklus
Lampiran 9 lembar hasil Karya Anak
Lampiran 10 Daftar nilai SKK
Lampiran 11 Daftar riwayat hidup
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Edgar Dalle dalam Anwar Hafid (2013), pendidikan
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan latihan, yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapaat mempermainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Hal tersebut sesuai dengan undang-undang sistem pendidikan
nasionalMasitoh, (2003).
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa
pendidikan adalah usaha seseorang untuk bisa memahami dan
menghasilkan sesuatu secara sadar dengan mengembangkan potensinya
dan mendalami perannya dalam suatu kehidupan.
Pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan bentuk
pendidikan untuk rentang usia empat sampai enam tahun. Pendidikan TK
bukan pendidikan yang diwajibkan. Namun apabila kita memaknai lebih
2
mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini, pendidikan TK
atau prasekolah merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia dimasa mendatang.
Pendidikan anak usia dini merupakan tahapan yang sangat
fundamental bagi perkembangan dan pendidikan selanjutnya. Bagi seorang
guru, memahami hakikat pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu
tuntutan yang sangat mendasar (Masitoh, 2011).
Berdasarkan uarian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan anak
usia dini adalah suatu usaha mencerdaskan anak pada rentang usia 0-8
tahun untuk memberikan bekal terhadap kehidupannya di masa
mendatang.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa
ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang
mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia
(Berk, 1992).
di kutip dari Catron dan Allen dalam Sujiyono (2009), bahwa
terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini, yaitu kesadaran personal,
kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi dan keterampilan
motorik sangat penting dan harus dipertimbangkan sebagai fungsi
interaksi.
3
Menurut Jean Piaget (1896-1980) dalam Prastiti (2008), bahwa
anak akan membangun dunia kognitif mereka sendiri karena anak mampu
mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru.
Tidak hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan.
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama
sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.
Berdasarkandua pengertian diatas dapat ditarik suatu pemahaman
bahwa kognitif merupakan salah satu aspek perkembangaan anak, dimana
di dalamnya terdapat pemahaman tentang mengoperasikan angka dan
berfikir secara logika dalam memecahkan suatu masalah.
Matematika memainkan peran penting di dalam kurikulum kanak-
kanak dini. Anak-anak usia tiga, empat, lima tahun sedang
mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif yang memungkinkan
mereka untuk berfikir dan bernalar tentang bilangan-bilangan dan
kuantitas. Menurut the national council of teachers of matematics, fondasi
bagi pengetahuan matematika harus dimulai pada tahun-tahun dini. Anak-
anak belia harus mengembangkan bahasa, matematika, mempunyai
kesepakatan-kesepakatan untuk pengalaman-pengalaaman matematika
yang interaktif, dan dimotivasi untuk belajar matematika.
4
Berdasrkan perkembangan anak, masa kanak-kanak adalah masa
dimana anak akan menghabiskan waktunya untuk bermain. Matematika
untuk anak usia dini dapat di kembangkan melalui bermain anak
berasarkan permainannya sehari-hari misalnya saja bermain dakon dan
bola bekel dalam permainan tersebut terdapat pembelajaran matematika.
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara
berulang-ulang semata-mata demi kesenangan dan tidak ada tujuan atau
sasaran akhir yang ingin dicapainya. Hildayani, (2011).
Menurut Catron dan Allen dalam Yuliani, (2009) Bermain dapat
memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan,
untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk
memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Selama bermain
anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat,
berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka.
Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan
pemahaman tentang diri merek sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif selanjutnya, oleh
karenanya bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak.
di BA Aisyah sendiri masih terdapat beberapa permasalahan
mengenai aspek perkembangan anak. Diantaranya adalah permasalahan
menghitung bilangan benda, anak-anak di BA Aisyiyah kebanyakan anak-
anak hanya menghafal bilangan dan angka tanpa mengetahui makna dan
keterkaitan antara angka dengan bilangannya. Berdasarkan wawancara
5
dengan guru kelompok A di BA Aisyiyah juga masih terdapat anak yang
menghitung benda dengan loncat-loncat atau tidak urut sesuai urutan
angka, misalnya ada balok berjumlah tujuh namun ketika anak di suruh
menghitung ternyata menurut perhitungan anak tersebut jumlah balok
adalah 8. Hal di atas semakin diperkuat dengan adanya hasil observasi
yang telah dilaksanakan pada Kamis, 24 Mei 2018 bahwa ada beberapa
anak yang masih mengalami kendala dalam menghitung suatu benda
ketika di dalam majalah tertera ada gambar radio berjumlah 6 buah namun
ternyata jawaban anak adalah 7 buah. Untuk itu peneliti mengambil judul
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK
KELOMPOK A DI BA AISYIYAH DENGAN MEDIA ALMARI
PINTAR untuk meningkatkan pemahaman konsep menghitung dan
membilang pada anak serta untuk memberikan salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan yang ada di BA Aisyiyah tersebut. Karena
dengan adanya media almari pintar anak akan di hadapkan pada persoalan
untuk menghitung benda nyata atau konkrit, hal ini akan lebih mudah di
pahami dan diingat oleh anak. Almari pintar sendiri adalah suatu media
yang di rancang untuk mengembangkan kemampuan berhitung anak
dengan metode menghitung benda nyata atau konkrit.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam penulisan ini adalah
apakah pengembangan kemampuan berhitung anak dapat di kembangkan
6
melalui media almari pintar kelompok A di BA Aisyiyah Tukang Semester
Genap tahun ajaran 2018/2019 ?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan kemampuan berhitung anak kelompok A BA Aisyiyah
Tukangsemester genap tahun ajaran 2018/2019.
D. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
baik secara teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti yangdapat
menambah wawasan, yang selanjutnya hasil penelitian dapat
dijadikan pedoman dalam pengembangan provesi dan
meningkatkan kemampuan kognitif anak dan menambah
wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian guna
memperbaiki metode pembelajaran kedepannya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik
1) Membantu meningkatkan kognitif anak
2) Meningkatkan minat belajar anak dengan adanya
pengguanaan media dalam pembelajaran.
3) Meningkatkan konsep berfikir anak dalam berhitung
dan berfikir secara logika.
7
4) Meningkatkan kualitas pemahaman anak dalam
pembelajaran dengan adanya media pembelajaran
b. Bagi guru
1) Menginspirasi para guru untuk berinovasi membuat
media pembelajaran.
2) Memberikan inovasi kepada guru untuk
mengaplikasikan media dalam pembelajaran anak.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk bisa
menerapkan metode bermain sambil belajar dengan
pengadaan media pembelajaran.
2) Dapat membantu sekolah dalam mengatasi masalah
perkembangan kognitif anak.
E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
Menurut Sugiono (2009) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan paa teori. Adapun
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya perkembangan
berhitung anak melaui media almari pintar pada anak kelompok A BA
Aisyiyah Tukang semester genap tahun ajaran 2017/2018. Indikator
keberhasilan untuk anak dalam penelitian ini adalah minimal anak
8
mendapat nilai MM sedangkan indikator keberhasilan kelas dalam
penelitian ini adalah 80% anak harus mencapai KKM.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
menggunakan penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian, yang
dengan sendirinya mempunya berbagai aturan dan langkah yang harus
diikuti. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan
dariClassroom Action Research, yaitu satu Action Research yang
dilakukan dikelas.
Action Research, sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan
menjadi penelitian tindakan ; yang oleh Carr & Kemmis (1991,2)
dalam IGAK Wardhani, (2012) didefinisikan sebagai berikut.
Action research is a form of self-reflektive enquiri undertaken by
participants (research, students or principals, for example) in
sosial (including educational) situations in order to improve the
rationality and justice of (1) their own social or educational
practices, (2) their understanding of these practices, and (3) the
situation (and institutions) in which the practices are carried
out.
Dari keempat ide pokok tersebut dapat kita simpulkan bahwa
penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang
menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh
orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan
perbaikan dalam berbagai aspek.
9
Menurut Wardhani (2012) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian tindakan
kelas adalah kegiatan di dalam kelas yang di lakukan guru untuk
mencapai dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada.
Menurut Suhaenah (1998) dalam Suryadin penelitian tindakan
kelas merupakan salah satu cara pengembangan profesionalisme guru
dengan jalan memberdayakan mereka untuk memahami kinerjanya
sendiri dan menyusun rencana untuk melakukan perbaikan secara
terus menerus.
Alasan penulis menggunakan penelitian tindakan kelas
dikarenakan penulis terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam
penelitian ini siswa merupakan populasi.
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut.
10
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflecting).
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A di BA
Aisyiyah yang beralamat di Dusun Gentan, Kelurahan Tukang,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tahun
pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 anak, Yang terdiri dari 13
anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Peneliti memilih kelompok A,
karena pada usia atau tahapan ini sesuai dengan aspek perkembangan
berhitung pada anak atau pengembangan aspek kognitif pada anak.
siklus i
pelaksanaan
pengamatan
refleksi
perencanaa
n
siklus II
pelaksanaa
n
pengamatan
Refleksi
perencanaa
n
11
Dengan adanya penugasan kognitif maka anak akan belajar untuk
berfikir secara logika untuk menyelesaikan suatu masalah, anak juga
dapat mengoptimalkan kemampuan berhitungnya sebagi bekal untuk
melanjutkan ke sekolah dasar atau jenjang yang lebih tinggi. Adapun
model pembelajaran yang digunakan BA Aisyiyah menggunakan
model klasikal.
3. Langkah-langkah penelitian
Pada dasarnya penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis
tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua
langkah tindakan secara rinci.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan
teori mengajar yang telah disiapkan sebelumnya dalam
perencanaan. Dalam tahap ini guru dituntut agar konsisten dengan
segala perencanaan yang telah dibuat. Hal yang harus diperhtikan
adalah menyelaraskan relevansi antara tahap perencanaan dengan
tahap pelaksanaan agar sejalan dengan maksud awal.
12
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi
tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta
dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang
dikumpulkan dengan alat bantu atau instrumen pengamatan yang
dikembangkan peneliti.
d. Refleksi
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang
didapat pada saat melakukan pengamatan. Data yang dianalisis,
lalu disintesesiskan. Dalam beberapa proses pengkajian data ini,
dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaburator,
seperti halnya pada saat observasi.
4. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati perilaku dan aktivitas anak dalam
suatu waktu atau kegiatan. Pengamatan dilakukan dengan
dilengkapi alat rekam data. Alat rekam data yang dimaksud antara
lain anekdot, daftar cek, dan skala penilaian. (Yus, 2011).
Observasi ini dilakukan untuk mengamati perkembangan
berhitung anak kelompok A di BA Aisyiyah dengan menggunakan
media almari pintar.
13
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, leger
nilai, agenda, dan lain-lain. (Dimyati,2014)
Dokumentasi dilakukan sebagai salah satu tekhnik
pengumpulan data pengamatan hasil kemampuan berhitung anak
pada masing-masing siklus dan hasil lembar penugasan anak
kolompok A di BA AIsyiyah dengan pengadaan media almari
pintar.
c. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan
nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah
ditetapkan. (Depdiknas:2006)
Tes ini digunakan untuk mendapatkan data deskriptif kualitatif
berupa gambaran berupa gambaran motorik halus anak pada setiap
Siklus.
5. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini di
antaranya adalah :
a. RPPH (rencana pelaksanaan pembelajaran harian) yaitu
seperangkat susunan kegiatan yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar
14
b. Lembar observasi anak
Lembar observasi ini dibuat sebagai pedoman guru dalam
mengemati perkembangan berhitung anak melalui media almari
pintar.
c. Evaluasi siswa
Pedoman evaluasi siswa ini di buat sebagai acuan guru dalam
menilai perkembangan berhitung menggunakan media almari
pintar sesuai dengan kemampuan anak masing-masing.
6. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang
bersifat diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang
berbentuk angka–angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam
kata-kata dan simbol.
Analisis data menurut Arikunto (2008) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain.
15
Dalam penelitian ini digunakan analisis berdasarkan observasi
kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah
dilakukan. Analisi data observasi terhadap guru sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar
peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus
berikutnya.
Tabel 1.1
Ketentuan penilaian kemampuan berhitung anak melalui
media almari pintar
Simbol Bintang Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba,
kurang tepat atau
tidak mau mencoba
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa
dengan bantuan
meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa
dengan bantuan
awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika
skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:
Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
16
keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan,
Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II : Landasan Teori, berisi tentang Pengertian Peningkatan,
Penguasaan, berhitung, Hakikat kognitif untuk Anak Usia
Dini, hakikat media pembelajaran, Hakikat media almari
pintar.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi dan
Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra
Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi
Penelitian Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi Per Siklus
dan Pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran, Penutup.Bagian
akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-
Lampiran dan Riwayat Hidup Penulis.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Berhitung
Menurut Murjayanti (2012), berhitung merupakan salah satu aspek
matematika yang digunakan untuk mengetahui berapa banyak jumlah
suatu benda yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan nyata
dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Menghitung merupakan salah
satu bagian dari matematika, berhitung sering disebut sebagai aritmatik.
Menurut Suyanto (2003), menghitung yaitu menghubungkan antar
benda dengan konsep bilangan dimulai dari satu. Menurut Abdurrahman
(2009), aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang
berkenaan dengan sifat hubungan – hubungan bilangan – bilangan nyata
dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Ada definisi lain tentang berhitung permulaan menurut Susanto
(2011) ialah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk
mengembangakan kemampuannya, karakteristik perkembangannya
dimulai dari lingkungan terdekat dengan dirinya, sejalan dengan
perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap
pengertian mengenai jumlah, yaitu berhubungan dengan jumlah dan
pengurangan.
18
Pada umumnya anak hafal angka 1 sampai 10, tetapi mereka
mengalami kesulitan ketika di hadapkan pada kegiatan berhitung yang
sesungguhnya, oleh karena itu, kegiatan berhitung harus dibuat menarik
dan mudah di pahami. Anak usia 4 tahun telah dapat mengklasifikasikan
benda berdasarkan suatu kategori, mereka juga mulai menunjukkan
keterkaitan pada angka dan kuantitas, seperti menghitung, Mengukur,
dan membandingkan. Meskipun demikian, mereka sering kali
menggunakan angka-angka tanpa pemahaman.
Berdasarkan beberpa pendapatdi atas, adapun tingkat pencapaian
perkembangan anak pada lingkup perkembangan kognitif untuk
meningkatkan konsep angka anak pada usia 4-5 tahun, dalam pedoman
pengembangan program pembelajaran di taman kanak-kanak tahun 2010
yaitu :
1) Mengetahui konsep banyak sedikit
2) Mengenal konsep bilangan
3) Mengenal lambang bilangan
4) Menyebutkan lambang bilangan 1-10
5) Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
Berdasarkan penjelasan di atas, berhitung merupakan bagian dari
matematika. Kemampuan berhitung sangat diperlukan untuk
mengembangkan pengetahuan anak tentang angka, bilangan, penjumlahan,
dan pengurangan. Selain itu, berhitung juga merupakan dasar bagi
19
perkembangan kemampuan matematika anak untuk mengikuti pendidikan
selanjutnya.
a. Karakteristik berhitung
Kecerdasan berhitung seorang anak ditandai dengan kemampuanya
untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan
ilmiah serta adanya konsistensi dalam pemikiran. Anak yang cerdas
belajar berhitungnya secara logika matematikanya akan tertarik dengan
bilangan dan angka. Menurut musfiroh dalam Suryana (2016)
perkembangan logika matematika berkaitan dengan angka, menghitung,
menemukan hubungan sebab akibat, dan membuat klasifikasi.
Kemampuan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan
menghitung saja, tetapi juga bilangan, angka dan simbol-simbol yang
melambangkan angka dan bilangan serta kemampuan matematika lainnya.
Menurut wahyudi dalam Suryana (2016) matematika (berhitung) meliputi
semua pemikiran dan keahlian yang membantu manusia dalam mengatur
dunia. Pemikiran dan keahlian untuk anak-anak, meliputi
mengelompokkan, mengatur, berhitung, memisahkan, mengukur dan
membandingkan. Anak juga belajar melalui pengalamannya dengan
bentuk ukuran, ruang angka, dan simbol-simbil angka.
Anak dapat mempelajari berhitung melalui konsep matematika,
yaitu melalui berhitung benda konkret, menghubungkan jumlah dengan
lambang bilangan, dan mengembangkan konsep menambah serta
20
mengurang. Menurut suryanto dalam Suryana (2016) konsep matematika
anak usia dini, meliputi :
1) Menghitung taitu menghubungkan antara benda dan konsep
bilangan, dimulai dari satu. Jika sudah mahir anak apat
menghitung kelipatan.
2) Angka, yaitu simbol dai kuantitas. Anak bisa menghubungkan
antara banyaknya benda dan simbol angka.
3) Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam
beberpa kelompok. Untuk matematika bisa berdasarkan ukuran
atau bentuknya.
b. Tujuan berhitung
Berhitung merupakan bagian dari matematika yang secara umum
di TK bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung
pada jenjang selanjutnya, sehingga pada saatnya nanti anak lebih siap
mengikuti pembelajaran matematika. Logika matematika merupakan
bagian dari berhitung, melalui logika matematika jugalah kita bisa belajar
berhitung, oleh karena itu antara logika matematika dan berhitung
memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Dengan pemberian pembelajaran berhitung sejak dini kepada anak
diharapkan kedepannya anak lebih menguasai pembelajaran matematika
sehingga nantinya anak mampu untuk memecahkan permasalahan yang
terjadi dalam pembelajaran matematika.
21
2. Teori Kognitifistik
a. Pengertian Kognitif
Menurut Jean Peaget dalam Prastiti, (2008) anak akan
membangun dunia kognitif mereka sendiri karena anak mampu
mengolah informasi yang di terima untuk mengembangkan
gagasan baru, tidak hanya sekedar menerima informasi dari
lingkungan.
Menurut Catron dan Allen dalam Sujiyono, (2009) Bermain
dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan
lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu
karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif
lainnya. Selama bermain anak menerima pengalaman baru,
memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan
mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka
kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri
merek sendiri, orang lain, dan lingkungan. Bermain adalah awalan
dari semua fungsi kognitif selanjutnya, oleh karenanya bermain
sangat di perlukan dalam kehidupan anak-anak.
Dari kedua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa anak
akan membentuk dunianya sendiri dengan cara menemukan
gagasan baru serta mendapatkan rangsangan dari lingkungannya.
Dengan adanya suatu permainan anak pada lingkungannya akan
memberikan rangsangan kepada anak untuk menemukan gagasan
22
baru, jadi bermain sangatlah penting bagi anak bukan hanya
sekedar untuk kesenangan semata namun juga untuk memberikan
rangsangan kepada anak untuk menemukan gagasan baru tentang
dunianya.
Terdapat dua hal penting dalam proses penyesuaian diri
dengan lingkungan, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
terjadi ketika individu menghubungkan informasi baru ke dalam
pengetahuan mereka sebelumnya. Akomodasi terjadi ketika
individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Menurut Siegler dalam Seefeltd dan Wasik, (2008) cara
berfikir dan bernalar anak anak usia empat tahun itu konkret, dan
biasanya mereka berpikir dari yang khusus kepada yang khusus,
berlawanan dengan cara berpikir dari yang khusus kepada yang
umum.
Menurut Gelman dalam Seefeltd dan Wasik, (2008)
perkembangan konsep adalah aspek penting lain pada
perkembangan kognitif anak-anak usiaa empat tahun. Mereka
menyelaraskan informasi ke dalam konsep-konsep berdasarkan
sifat-sifat yang mendefinisikan sebuah benda atau sebuah gagasan.
b. Tahap Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, anak secara aktif memahami pengetahuan
dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan hasil interaksinya anak mengembangkan
23
scheme(skema). Skema merupakan memori atau gambaran anak
tentang sesuatu. Misalnya, setelah anak bermain sepeda dan di beri
penjelasan bahwa itu adalah sepeda, ia kini memiliki skema
tentang sepeda di dalam otaknya.
Terdapat beberapa tahapan kognitif menurut Jean Peaget dalam
Prastiti, (2008) diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Tahap sensorimotor (sejak lahir sampai usia 2 tahun)
Pada tahap ini bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia
melalui koordinasi antara pengalaman sensoris dengan gerakan
motorik-fisik. Bayi juga mulai mengembangkan kemampuan
yang lebih dari sekedar refleks, namun sudah membentuk pola
sensori motor yang kompleks serta mulai mengoprasikan
simbol-simbol primitif.
2) Tahap praoperasional (usia sekitar 2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai mampu menerangkn dunia melalui
kata-kata dan gambar. Namun, anak belum mampu melakukan
tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan
anak melakukan secara secara mental hal-hal yang dahulu
dilakukan secara fisik.
3) Tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun)
Anak-anak mulai mampu berpikir logis untuk menggantikan
cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif-primitif,
namun membutuhkan contoh-contoh konkret.
24
4) Tahap operasional formal (usia sekitar 11-15 tahun)
Pada tahap ini individu melewati dunia nyata dan pengalaman
konkret menuju cara berpikir yang lebih abstrak dan logis,
sistematis, serta mampu mengembangkan hipotesis tentang
penyebab terjadinya suatu peristiwa. Kmudian, dia menguji
hipotesis tersebut secara deduktif. Sebagai konsekuensinya,
anak mulai mengembangkan gambaran yang ideal, misalnya
bagaimana menjadi orang tua yang ideal.
Beauty dalam Fadlillah, (2012) anak mengembangkan
kemampuan kognitifnya melalui kegiatan bermain dengan tiga
cara, di antaranya : (1) memanipilasi (meniru) apa yang terjadi
dan dilakukan orang dewasa atau objek yang ada di sekitar
anak ; (2) masteri, yaitu menguasai suatu aktivitas dengan
mengulangi suatu kegiatan yang tentunya menjadi kesenangan
dan memberikan kebermaknaan pada diri anak ; (3) meaning,
yaitu memberikan kebermaknaan pada diri anak sehingga
menumbuhkan motivasi bagi anak dalam melakukannya.
Menurut Piaget dalam Suwardi ; dkk (2017) perkembangan
kognitif manusia adalah melalui empat tahapan menurut
usianya. (Scunk 2012, Hill 1990, Byrnes 2001) tahap pertama
disebut tahap motorik sensorikyang terjadi pada kelahiran-2
tahun. Tahap kedua disebut tahap pra operasional yang terjadi
pada usia 2-7 tahun. Tahap ketiga disebut operasional konkrit
25
yang terjadi pada usia 7-11 tahun. Tahap keempat disebut tahap
operasional formal yang terjadi pada usia 11- dewasa.
Dalam Permendikbud no 137 tahun 2014 pasal 10 di
jelaskan bahwa lingkup perkembangan sesuai tingkat usia anak
meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif,
bahasa, soaial-emosional, dan seni. Adapun perkembangan
kognitif sebagaiman dimaksud dalam ayat tersebut meliputi :
1) Belajar dan pemecahan masalah, mencakup
kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan
diterima sosial serta menerapkan pengetahuan
pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru
2) Berpikir logis mencakup berbagai perbedaan,
klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal
sebab-akibat
3) Berpikir simbolik mencakup kemampuan mengenal,
menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan,
mengenal huruf, serta mampu mempresentasikan
berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar
Adapun lampiran perkembangan kognitif anak usia 4-5
tahun dalam permendikbud no 137 tahun 2014 adalah sebagi
berikut.
26
Tabel 2.1 lingkup perkembangan kognitif menurut permendikbud no 137
tahun 2014
Lingkup
perkembangan
Tingkat pencapaian perkembangan anak
4-5 tahun
A. Belajar dan
pemecahan
masalah
1. Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk
memotong, pensil untuk menulis)
2. Menggunakan benda-benda sebagai permainan
simbolik (kursi sebagai mobil)
3. Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
4. Mengetahui konsep banyak dan sedikit
5. Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya
sendiri yang terkait dengan berbagai pemecahan
masalah
6. Mengamati benda dan gejala dengan rasa ingin
tahu
7. Mengenal pola kegiatan dan menyadari
pentingnya waktu
8. Memahami posisi/ kedudukan dalam keluarga
B. Berpikir
logis
1. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi,
bentuk atau ukuran
2. Mengenal gejala sebab akibat yang terkait dengan
dirinya
3. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok
yang sejenis atau kelompok yang berpasangan
dengan 2 fariasi
4. Mengenal pola (misalnya AB-AB dan ABC-
ABC) dan mengulnginya
5. Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran
atau warna
C. Berpikir
simb olik
1. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
2. Mengenal konsep bilangan
3. Mengenal lambang bilangan
4. Mengenal lambang huruf
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif
yang sesuai dengan tema penelitian berdasarkan permendikbud no 137 tahun 2014
adalah termasuk dalam kemampuan berpikir simbolik.
27
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
Dalam Fadhillah (2012) di jelaskan faktor internal dan faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
Adapun penjabaran dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif anak usia dini yang berasal dari diri
anak sendiri. Faktor internal meliputi :
a) Faktor Bawaan
Teori yang mendukung faktor ini adalah teori nativisme
yang di pelopori oleh seorang filosof yang bernama
Schopenhauer. Teori tersebut berpendapat bahwa
perkembangan anak telah di tentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir. Faktor-faktor itulah yang
dinamakan dengan faktor pembawaan dan pembawaan
yang telah terdapat pada waktu anak dilahirkan itulah yang
akan menentukan perkembangannya kelak.
b) Faktor Kematangan
Tiap anak memiliki organ, dan organ tersebut dapat
dikatakan matang apabila telah mencapai kesanggupan
dalam menjalankan fungsinya masing-masing. Faktor
28
kematangan ini berhubungan erat dengan usia kronologis
atau usia kalender.
c) Faktor Minat dan Bakat
Minat mengarahkan pada dorongan untuk berbuat dengan
lebih giat dan lebih baik lagi. Sedangkan bakat pada
dasarnya merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan agar dapat terwujud.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif anak usia dini yang berasal dari luar.
Faktor eksternal meliputi
a) Faktor Lingkungan
Teori yang mendukung faktor ini adalah teori
empirisme yang dikembangkan oleh John Locke dengan
teorinya yang dinamakan dengan “tabula rasa”.
Menurut John Locke, anak dilahirkan seperti kertas
putih yang bersih tanpa noda (belum ada tulisan
sedikitpun), namun dalam perkembangannya kertas
tersebut menjadi penuh dengan tulisan, dan bagaimana
tulisan tersebut akan ditentukan oleh faktor lingkungan.
Menurutnya, perkembangan kognitif anak akan sangat
ditentukan oleh berbagai pengalaman dan pengetahuan
yang diperolehnya dari lingkunngan di sekitarnya.
29
b) Faktor Pembentukan
Pembentukan merupakan segala keadaan di luar diri
anak yang mempengaruhi perkembangan kognitifnya.
Pembentukan dapat di bedakan menjadi dua, yaitu
pembentukan sengaja (pendidikan di sekolah) dan
pembentukan tidak disengaja (pengaruh alam sekitar).
c) Faktor Kebebasan
Kebebasan merupakan keleluasaan manusia untuk
berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa anak
dapat memilih metode-metode tertentu dalam
menyelesaikan tugasnya ataupun memecahkan masalah-
masalahnya, dan termasuk dalam memilih masalah
sesuai dengan kebutuhannya.
3. Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Menurut Gerlach dab Ely dalam Latif (2013) media
adalah bila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian
ini guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung
30
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa)
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Jika di kaitkan dengan pendidikan anak usia dini, maka media
pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan bahan
(software) dan alat (hardware) untuk bermain yang membuat anak usia
dini (AUD) mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
menentukan sikap. Dan, media yang dapat digunakan untuk AUD adalah
alat permainan edukatif (APE), APE terbagi menjadi dua golongan yaitu
APE luar dan APE dalam.
Menurut Suwardi, dkk (2017) media dapat mempengaruhi perilaku
manusia, kehidupan dan norma-norma, sehingga media merupakan
faktor penting dalam membentuk cara berfikir, perilaku, dan norma
manusia. Berurusan dengan ini, Awang dan Kambali (2015)
menambahkan bahwa hal-hal yang termasuk yang termasuk dalam
media adalah film, video, radio, gambar, poster, dan lain-lain.
31
b. Pemilihan media pembelajaran AUD
Penetapan rambu-rambu dan kriteria untuk pemilihan media
pembelajaran merupakan patokan yang harus dijadikan pegangan
bersama. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar dapat menyediakan
berbagai media pembelajaran yang tepat dan berdaya guna tinggi.
Dalam konteks pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini,
beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
meia pembelarana tersebut diantaranya :
1) Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan anak usia dini yang dilayani serta
mendukung tujuan pembelajaran.
2) Media pembelajaran yang dipilih perlu didasarkan atas asas
manfaat, untuk apa dan mengapa media pembelajaran
tersebut dipilih.
3) Pemilihan media pembelajaran hendaknya berposisi ganda
baik berada pada sudt pandang pemakai (guru, anak)
maupun dari kepentingan lembaga. Dengan demikian,
kepentingan kedua belah pihak akan terpelihara dan tidak
ada yang dirugikan manakala kepentingan masing-masing
ada yang kurang selaras.
4) Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada
kajian edukatif dengan memperhatikan kurikulum yang
berlaku, cakupan bidaang pengembangan yang
32
dikembangkan, karakteristik peserta didik serta aspek-aspek
lainya yang berkaitan dan pengembangan pendidikan dalam
arti luas.
5) Media pembelajaran yang dipilih hendaaknya memenuhi
persyaratan kualiyas yang telah ditentukan antara lain
rilevansi dengan tujuan, persyaratan fisik, kuat dan tahan
lama, sesuai dengan dunia anak, sederhana, atraktif, dan
berwarna, terkait dengan aktivitas bermain anak serta
kelengkapan yang lainnya.
6) Pemilihan media pembelajaran hendaknya
memeperhatiakan paa keseimbangan koleksi (well rounded
collection), termasuk media pembelajaran pokok dan bahan
penunjang sesuai sesuai dengan kurikulum baik untuk
kegiatan pembelajaran maupun media media pembelajaran
penunjang untuk pembinaan bakat, minat dan keterampilan
yang terkait.
c. Manfaat media pembelajaran AUD
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan
media dalam pembelajaran yaitu :
1) Pesan atau informasi pembelajaran dapat di sampaikan
dengan lebih jelas, menarik, konkret dan tidak hanya
dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka.
33
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.
Misalnya, objek yang terlalu besar dapat digantikan
dengan realitas, gambar, film bingkai, film, atau model.
Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu dapat
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video dan lain-
lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lin-lain.
3) Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
4) Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar
5) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
6) Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
7) Memberikan perangsang, pengalaman, dan persepsi
yang sama bagi siswa.
4. Media almari pintar
Media almari pintar merupakan suatu alat yang digunakan dalam
pembelajaran anak usia dini untuk merangsang perkembangan kognitif
khususnya pada kemampuan berhitung. Almari pintar merupakan media
yang di buat oleh tangan dan karya sendiri untuk itu almari pintar dapat
mengikuti seesuai tema dan perkembangan anak.
34
a. Alat dan bahan membuat media almari pintar
1) Kardus bekas
2) Kertas origami
3) Kawat
4) Lem
5) Spidol
6) Pensil
7) Kertas berwarna
8) Penggaris dan lem
b. Cara membuat media almari pintar
1) Ambil kardus bekas kemudian potong sisi penek pada tutup
kardus, supaya bisa menyerupai pintu almari
2) Bungkus atau balut kardus dengan kertas warna, supaya lebih
menarik anak-anak.
3) Bagi menjadi dua bagian kardus dalam atau beri pembatas atas
dan bawah.
4) Lubangi kedua sisi untuk membuat tempat gantungan baju dari
kawat bekas
5) Buat pola baju dari kertas origami, kemudian lubangi kedua sisi
baju tersebut menggunakan pembolong kertas untuk memberikan
gantungan supaya baju bisa di gantung di almari.
35
6) Buat bentuk kupu-kupu atau bunga dari kertas origami untuk
menjadi alat hitung bagi anak, letakkan kupu-kupu atau bunga di
laci almari atau bawah baju.
c. Cara menggunakan media almari pintar
1) Jelaskan kepada anak tentang bagian-bagian dalam almari pintar
2) Suruh anak mengambil baju di dalam almari satu per satu sampai
semua anak kebagian giliran
3) Setelah anak mengambil baju, tanya anak tersebut mendapatkan
angka berapa. Setelah itu suruh anak mengambil kupu-kupu yang
sudah tersedia di dalam laci sesuai dengan angka yang tertulis di
baju tersebut.
d. Manfaat almari pintar
1) Meningkatkan minat anak untuk belajar
2) Memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran
3) Meningkatkan kemampuan berhitung anak
4) Memberikan gambaran seni kepada anak
e. Kekurangan media aalmari pintar
1) Proses penggunaan sedikit lama
2) Membutuhkan biaya yang cukup untuk membeli bahan-bahan
3) Pembuatannya sedikit ribet dan rumit
f. Kelebihan media almari pintar
1) Bahan mudah di dapat
36
2) Dapat menyesuaikan tema dan perkembangan anak
3) Tidak hanya terpaku pada satu aspek perkembangan
4) Dapat meningkatkan aspek perkembangan selain kognitif
B. Kajian Pustaka
Cahyono (2017) dalam penelitiannya yang berjudul tentang
Meningkatkan kemampuan berhitung menggunakan belajar ular tangga di
taman kanak-kanak Dharma Wanita 2 Jragan Tembarak Temanggung,
penelitian ini menunjukkan: a. Terdapat Pengaruh adanya penggunaan
media dalam pembelajaran anak b. Berdasarkan Hasil analisis pengamatan
tentang kemampuan berhitung anak di taman kanak-kanak dharma wanita
2 bahwa kemampuan berhitung anak dapat di tingkatkan dengan adanya
penggunaan media bermain ular tangga.
Karni (2014) dalam penelitiannya yang berjudul peningkatan
kemampuan membilang dengan media benda konkrit pada anak kelompok
A di TK Taruna Qur’an Sariharjo Sleman Yogyakarta. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat di katakan bahwa terdapat pengaruh dengan adanya
penggunaan benda konkrit pada pembelajaran anak, hal ini dapat membuat
anak menjadi pembelajar aktif sehingga anak akan mumah memahami dan
mengingat apa yang telah di ajarkan serta dengan adanya peneitian ini
dapat di ketahui bahwa seebelum adanya tindakan penggunaan media
benda konkrit pada pembelajaran anak untuk meningkatkan kemampuan
membilang anak di TK taruna Quran, kemampuan membilang anak masih
37
sangat kurang namun setalha di adakannya tindakan penggunaan media
benda konkrit kemampuan membilang anak berkembang sangat baik.
Hidayati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul pengembangan
kemampuan berhitung melalui permainan kereta bernomor di TK Aisyah
cabang Blimbing Polokarto Sukoharjo. Dari hasil peneitian ini dapat di
ketahui bahwa terdapat pengaruh dari permainan kereta bernomor,
sebelum diadakan penelitian kemampuan berhitung pada anak tk aisyah
dapat dikatakan sangat kurang namun dengan adanya penelitian dengan
bermain kereta bernomor kemampuan berhitung anak pada tk aisyah
berkembang sangat baik di karenakan angka yang terdapat di kereta
bernomor sangat mudah di ingat oleh anak.
Berdasarkan ketiga penelitian diatas terdapat persamaan yaitu
sama-sama mengembangkan kemampuan berhitung anak, hanya saja
penggunaan media pembelajaran yang membedakan ketiga penelitian
tersebut. Perbedaan peenelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
terletak pada media yang di gunakan jika pada penelitian yang pertama
menggunakan media ular tangga hanya dapat di gunakan untuk
mengembangkan kemampuan berhitung anak, dalam penelitian yang
kedua media konkrit hanya dapat mengembangkan kemampuan berhitung
dan membilang anak. untuk penelitian yang ketiga menggunakan metode
bermain kereta bernomor juga hanya dapat mengembangkan kemampuan
berhitung dan membilang anak. Media almari pintar yang di gunakan
dalam penelitian ini dapat mengembangkan beberapa kemampuan anak
38
diantaranya adalah dapat di gunakan untuk mengembangkan kemampuan
berhitung anak, mengembangkan kemampuan membilang anak, dan
mengembangkan kemampuan berpikir logika pada anak.
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum dan Lokasi Sekolah
1. Sejarah Berdirinya BA Aisyiyah
BA Aisyiyah didirikan pada 17 Juni 1994 yang didirikan oleh
suatu yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. BA Aisyiyah
didirikan oleh masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik
dapat melaksanakan syariat agama islam dalam kehidupan sehari-hari
dengan baik. BA Aisyiyah didirikan di atas tanah wakaf seluas 546m2.
2. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:
Nama : BA Aisyiyah
Status : Swasta
Akreditasi BA : Belum Akreditasi
Alamat BA : Dsn. Gentan Rt 01 Rw 05,Ds. Tukang, Kec.
Pabelan, Kab. Semarang
NPWP BA : 73.359.581.3-505.000
Nama Yayasan : Muhammadiyah
Alamat yayasan : Dsn. Tukang Rt 01 Rw 02 Desa tukang
Status Bangunan : Permanen
Luas bangunan : 240 m2
40
3. Letak Geografis BA Aisyiyah Tukang
Lembaga pendidikan BA Aisyiyah tepatnya berada di alamat
Dusun Gentan Rt 01 Rw 05 Desa Tukang Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang.
4. Visi, dan Misi BA Aisyiyah Tukang
a. Visi
Terciptanya sistem pendidikan prasekolah yang kondusif,
demokratis, islami dan diridhoi Allah SWT, dalam rangka
mengembangkan potensi anak sejak dini sesuai kemampuan dan
sifat perkembangan.
b. Misi
1) Membekali perkembangan anak dengan kemauan sehingga
menjadi anak yang beriman dan bertaqwa
2) Mengembangkan potensi anak sedini mungkin
3) Menciptakan suasana kondusif dan demokratis dala
perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya
5. Data siswa dalam empat tahun terakhir
Adapun data siswa pada empat tahun terakhir di BA Aisyiyah
adalah sebagai berikut :
41
Tabel 3.1 Data siswa pada dua tahun terakhir di BA Aisyiyah
Tahun
Pelajaran
Kelompok
bermain
kelas A Kelas B Jumlah total
Jml
siswa
Jml
Romb
Jml
siswa
Jml
Romb
Jml
siswaa
Jml
romb
Jml
siswa
Jml
Romb
2016/2017 33 1 25 1 8 1 66 3
2017/2018 37 1 23 1 14 1 74 3
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa di BA Aisyiyah
mengalami peningkatan pada tahun 2017/2018, dari yang sebelumnya
tahun 2016/2017 berjumlah 66 siswa pada tahun 2017/2018 meningkat
menjadi 74 siswa.
6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Adapun tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di BA Aisyiyah
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data Pendidik dan Tenaga Pendidik
No Nama Tenaga Pendidik dan
Kependidikan
Status Jumlah
1 Siti Munfaati, S.Pd.I Non PNS 1
2 Cut Nurnaeni, S.Sos Non PNS 1
JUMLAH 2
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tenaga pendidik tidak
mengalami perubahan selama dua tahun terakhir. Hal ini di sebabkan
oleh minimnya tenaga kependidikan yang berperan di bidang
pendidikan anak usia dini
42
7. Susunan Pengurus BA Aisyiyah Tukang
Susunan pengurus BA Aisyiyah Tukang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BA Aisyiyah Tukang
8. Data Sarana Prasarana
BA Aisyiyah merupakan satu-satunya BA yang terletak di
kelurahan tukang, BA Aisyiyah beroperasi sejak tahun 2012.
Bangunan BA aisyiyah sudah bersifat permanen. Adapun data sarana
dan prasarana di BA Aisyiyah adalah sebagai berikut :
KETUA
Siti Khotijah, S.Pd.I
BENDAHARA
Siti Nurjanah
BIDANG PENDIDIKAN
Samsiri
BIDANG PEMBANGUNAN
Susyanto
SEKERTARIS
Kartini
BIDANG USAHA
Sumardi Sastro
BIDANG HUMAS
Budiyono
43
Tabel 3.3 sarana dan pra sarana BA Aisyiyah
No Jenis Kondisi Jumlah
total
Baik Rusak
ringan
Rusak
sedang
Rusak
berat
1 Ruang Kelas 3 - - - 3
2 Ruang Bermain - - - - -
3 Ruang Guru - - 1 - 1
4 Ruang TU - - - - -
5 Tempat Ibadah 1 - - - 1
6 Kamar Mandi/WC 1 - - - 1
7 Gudang - 1 - - 1
8 Sarana Bermain 1 - - - 1
9 Kantin - - - - -
10 Alat Peraga 4 3 2 2 11
11 Alat Permainan 3 - - - 3
12 Komputer - - - - -
13 LCD/In Focus - - - - -
14 Alat Penunjang
Lainnya
- - - - -
9. Kelebihan BA Aisyiyah
BA Aisyiyah merupakan BA yang berada di pedesaan, untuk itu di
BA Aisyiyah sendiri masih sangat minimal baik dalam segi ketenaga
kependidikan maun pun dari segi sarana dan prasarana. Namun
kelhebihan dari BA Aisyiyah adalah letak yang strategis dan
44
merupakan satu-satunya BA yang ada di kelurahan tukang. Selain
dekat dengan rumah peneliti BA Aisyiyah juga sangat mudah dalam
menjangkaunya karena jalan menuju BA Aisyiyah sudah sangat baik
yang bisa di lalui oleh motor maupun mobil.
Selain letak yang strategis BA Aisyiyah juga sudah memperoleh
banyak prestasi baik prestasi yang di dapat oleh guru ataupun murid.
Meskipun BA Aisyiyah merupakan BA satu-satunya di kelurahan
tukang dan masih sangat minim dalam segi tenaga kependidikan dan
sarana prasarana namun BA Aisyiyah tidak kalah bersaing dalam hal
prestati dengan sekolah-sekolah yang sudah maju.
10. Tata tertib BA Aisyiyah
a. Bapak atau ibu guru datang sebelum murid-murid datang
b. Bapak dan ibu guru menunggu murid di depan pintu masuk sambil
berjabat tangan dan mengucap salam kepada murid yang baru
datang
c. Anak-anak sebelum masuk kelas harus melepas sepatu dan berjabat
tangan serta mengucap salam kepada bapak ibu guru
d. Anak-anak merapikan sendiri tempat duduknya
e. Anak-anak berbaris dahulu di halaman sebelum mulai masuk kelas
f. Membaca doa, ayat kursi, hadist, surat pendek dan asmaul husna
sebelum di mulai pembeljaran
g. Anak-anak belajar dengan rapi dan baik
45
h. Sebelum istirahat anak-anak harus berbaris untuk cuci tangan
sebelum makan bekalnya sendiri-sendiri
i. Berdoa sebelum pulang sekolah
j. Berbaris dan berjabat tangan serta mengucap salam kepada bapak
ibu guru sebelum pulang
k. Bagi anak-anak yang belum di jemput oleh orang tuanya harus
menunggu orang tuanya di sekolah dan di temani bapak atau ibu
guru
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara
dengan kepala sekolah sekaligus sebagai guru kelas dan anak kelompok A
di BA Aisyiyah Tukang.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan guru kelas
perlu mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas penguasaan
membilang dan berhitung pada anak. Peneliti dan guru kelas sepakat untuk
melaksanakan tindakan siklus 1 pertemuan 1 senin, 4 Juni 2018 dan
pertemuan 2 Selasa, 5Juni 2018.
Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran
berhitung menggunakan media almari pintar. Selama ini pembelajaran
dilakukan dengan metode ceramah tanya jawab, mengerjakan majalah
serta menirukan ucapan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh data
bahwa sebagian besar anak kurang menguasai kemampuan berhitung
46
karena anak hanya menghafalkan serta membilang namun anak itu sendiri
belum paham antara kata delapan dengan benda berjumlah delapan secara
benar. Anak juga masih banyak yang menghitung masih melompat-lompat
hal tersebut di karenakan anak hanya menghafal bilangan namun tidak
memahami bilangan dan lambang bilanagan.
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di BA Aisyiyah
Tukang khususnya kelompok A pada hari Kamis, 24 Mei 2018 diperoleh
data lengkap anak dan penguasaan terhadap berhitung mencapai 27%.
Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
70%.Jika hasil berhitung menggunakan media almari pintar belum
mencapai angka yang telah ditetapkan.Maka pembelajaran Pra Siklus
belum berhasil.
47
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No. Nama Anak Jumlah Skor Tiap
Anak
Jumlah
Skor
Rata-
rata
Keterangan
1 Siswa 1 8 1 BM
2 Siswa 2 10 1,25 BM
3 Siswa 3 8 1 BM
4 Siswa 4 8 1 BM
5 Siswa 5 11 1,375 BM
6 Siswa 6 9 1,125 BM
7 Siswa 7 9 1,125 BM
8 Siswa 8 8 1 BM
9 Siswa 9 8 1 BM
10 Siswa 10 9 1,125 BM
11 Siswa 11 10 1,25 BM
12 Siswa 12 10 1,25 BM
13 Siswa 13 8 1 BM
14 Siswa 14 8 1 BM
15 Siswa 15 11 1,375 BM
16 Siswa 16 8 1 BM
17 Siswa 17 8 1 BM
18 Siswa 18 10 1,25 BM
19 Siswa 19 8 1 BM
20 Siswa 20 10 1,25 BM
Jumlah 179
Keterangan :
1. Belum Muncul
2. Mulai Muncul
3. Berkembang Sesuai Harapan
4. Berkembang Sangat Baik
48
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 3
Juni 2018 di BA Aisyiyah Tukang khususnya untuk kelompok A. pada
kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan ibu Munfaati selaku
guru kelas serta kolaburator peneliti dalam mengkaji permasalahan dan
melaksanakan penelitian pada siklus I. Hal-hal yang didiskusikan
antara lain:
a. Peneliti menyiapkan rencana pelaaksanaan pembelajaran harian
(RPPH)
b. Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran yaitu media almari pintar
c. Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Pada waktu diskusi
disepakati bahwa peneliti sebagai pelaksana tindakan dan guru
kelas sebagai kolaburator. Alokasi waktu di setiap pertemuan
adalah 30 menit adapun tindakan pada siklus I dilaksanakan
sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 4 dan 5 juni 2018.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan pada Siklus I yaitu:
Peneliti mempersiapkan dulu sumber belajar dan atau
perlengkapan yang akan digunakan untuk pembelajaran berhitung
menggukana media almari pintar yaitulembar kerja peserta didik,
media almari pintar untu pembelajaran, pensil, penghapus. Adapun
tema yang di ambil adalah “binatang” dan sub tema yaitu “kupu-
49
kupu” adapun gambaran tentang materi pada siklus I yaitu terlihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Materi Siklus I Pertemuan Pertama 1 Senin, 4 Juni 2018
a. Peneliti membuka pembelajaran dengan salam, doa, mengucapkan
dua kalimat syahadat dan membaca ayat kursi serta asmaul husna
Peneliti mengkomunikasikan aturan atau cara-cara menggunakan
atau cara memainkan media almari pintar dan mengintruksikan cara
mengerjakan lembar kerja anak kemudian anak akan mengikuti
langkah tersebut yang akan dituangkan ke dalam lembar kerja anak.
b. Peneliti memberikan ide-ide tentang macam-macam binatang yang
bersayap
c. Peneliti mengajarkan menghitung kupu-kupu satu per satu
kemudian anak akan mengikuti setelah itu anak di hadapkan untuk
50
mengerjakan lembar kerja anak dengan menggunakan metode yang
telah di terapkan pada media almari pintar sebelumnya
d. Anak didik yang sudah berhasil menghitung jumlah kupu-kupu
sesuai dengan jumlah angka yang dia peroleh dari baju yang ada di
almari pintar anak bisa langsung mengerjakan lembar kerja anak
e. Kegiatan penutup yaitu refiew tentang menghitung banyak benda
yang ada di sekitar anak. Hal ini di lakukan apakah anak masih
mengingat cara menghitung benda dengan menggunakan media
almari pintar
f. Peneliti menutup pembelajaran dengan menyanyikan lagu “kupu-
kupu” dilanjutkan dengan berdoa dan membaca do’a kafarotul
majlis.
Secara umum proses pembelajaran Siklus 1 seperti yang tersebut di
atas, akan tetapi pada setiap pertemuan peneliti mengganti jumlah
kupu-kupu yang harus di hitung anak supaya anak benar-benar paham
dan mengerti antar menyebutkan bilangan dan menghitung jumlah
benda sesuai dengan bilangan. Adapun variasi pada setiap pertemuan
adalah sebagai berikut:
a. Pada pertemuan pertama Siklus 1 yaitu Senin, 4Juni 2018, peneliti
memberikan pengerahan kepada anak-anak untuk menghitung
jumlah kupu-kupu sesuai dengan bilangan dari 1-10
b. Pada pertemuan kedua Siklus 1 yaitu Selasa, 5Juni 2018, peneliti
memberikan variasi pembelajaran yaitu memberikan lembar
51
penugasan anak menggunakan majalah menghitung benda 1-10.
Hal ini di lakukan supaya anak dapat mengingat pembelajran
sebelumnya yang menggunakan media almari pintar
2. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada
siklus pertama dimulai pada Senin, 4Juni 2018 dan Selasa 5Juni 2018,
pembelajaran ini berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.00-08.30
WIB.
Pada penelitian pertama masuk ruang kelompok A tempat anak-
anak belajar. Peneliti memberikan penjelasan kepada anak, tentang
kegiatan yang akan dilakukan. Peneliti mengkomunikasikan tentang
peraturan belajar berhitung menggunakan media almari pintar. Kemudian
peneliti menerangkan kegiatan yang akan dilaksanakan.
a. Kegiatan awal (07.30-08.00)
1) Anak masuk kelas dengan rapi
2) Mengkondisikan anak supaya duduk rapi di karpet
3) Anak membaca asmaul husna, ayat kursi dan surat pendek
4) Anak berdo’a sebelum belajar
5) Anak-anak melakukan peregangan untuk meningkatkan
fisik motorik anak
b. Kegiatan inti (08.00-08.30)
1) Guru menjelaskan cara menggunakan media almari pintar
52
2) Guru mengkondisikan anak untuk duduk rapi
mendengarkan penjelasan
3) Guru mengaplikasikan media almari pintar dalam
pembelajaran anak
4) Anak maju satu per satu untuk menghitung dan membilang
1-10 menggunakan media almari pintar
5) Anak mengerjakan lembar kerja anak sebagai lembar
evaluasi anak
c. Kegiatan istirahat (08.30-09.00)
1) Anak berbaris rapi untuk mencuci tangan
2) Anak masuk kelas untuk berdoa bersama membaca doa
sebelum makan
3) Anak makan bekal yang di bawa dari rumah bersama-sama
4) Anak berbaris untuk cuci tangan sesudah makan
5) Anak-anak masuk kelas untuk membaca doa sesudah
makan
6) Anak-anak bermain di halaman dan bermain di dalam kelas
d. Kegiatan penutup (09.00-09.30)
1) Anak-anak masuk kelas dan duduk yang rapi setelah
istirahat
2) Evaluasi kegiatan satu hari yang telah di laksanakan
3) Penjelasan kegiatan yang kan dilakukan besuk.
4) Anak-anak diajak bernyanyi satu-satu sambil tepuk-tepuk
53
5) Mengkondisikan anak dan membaca do’a sebelum pulang
dan do’a kafaratul majlis
6) Anak berbaris yang rapi untuk berjabat tangan dengan
bapak/ibu guru
Pembelajaran pada penelitian pertama dilakukan dari menghitung
kupu-kupu dari 1-10. Dalam hal ini anak-anak sangat antusias dan senang
sekali untuk berhitung kembali menggunakan media almari pintar. Karena
dengan adanya penerapan media almari pintar akan lebih memicu
keinginan anak untuk terus belajar berhitung.
Dalam proses pembelajaran tersebut kolaburator mencatat anak-
anak yang sudah bisa menghitung banyak kupu-kupu sesuai dengan angka
yang di baju kemudian di catat dalam lembar observasi.
Paparan tersebut diatas merupakan proses pembelajaran pada
Siklus 1 pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan, secara
garis besar proses pembelajaran seperti yang sudah disebutkan di atas.
Pada setiap pertemuan peneliti dan kolaburator sepakat untuk memberikan
variasi agar anak-anak tidak merasa bosan dan agar suasana kelas lebih
menyenangkan.
Pada Siklus 1 pertemuan kedua, hari Selasa 5Juni 2018, peneliti
mencoba mengulang kembali menghitung angka 1-10 dengan cara
menghitung jari anak-anak sendiri. Hal ini supaya anak dapat mengingat
kembali pelajaran yang kemarin.
54
Peneliti tidak lupa pada setiap akhir pembelajaran, melakukan review
yaitu dengan metode tanya jawab kepada anak satu per satu, untuk
mengetahui kemampuan penguasaan membilang dan menghitung angka 1-
10.
Untuk menambah motivasi anak dalam belajar, guru juga memberikan
gambar bintang, sebagai wujud penghargaan atau reward.
Gambar 3.3 Pelaksanaan Siklus 1
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui penguasaan membilang
dan menghitung, semangat, keaktifan, minat dan motivasi anak didik
dalam mengikuti pembelajaran penguasaan membilang dan berhitung
menggunakan media almari pintar.
55
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai
kolaborator di BA Aisyiyah.Observasi ini berpedoman pada empat
indikator yang terdapat dalam lembar observasi yang di buat peneliti,
yaitu: memilki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu, memilki
perilaku yang mencerminkan sikap kreatif, memecahkan masalah sehari-
hari secara kreatif, menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru kelas
memperoleh data sebagai berikut:
a. Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran menghitung dan membilang 1-10 menggunakan
media almari pintar
b. Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran, namun terlebih
dahulu harus dimotivasi oleh guru karena anak ingin diperhatikan.
c. Waktu pertemuan pertama dan kedua, terasa kurang. Ternyata anak
belum puas karena ingin mengetahui cara memainkan media almari
pintar sebagai media berhitung pada anak. Mungkin di karenakan
pembelajaran dengan menggunakan media jarang sekali didapati
anak-anak, jadi anak lebih antusias pada saat peneliti melakukan
pembelajaran berhitung menggunakan media almari pintar
d. Hasil observasi berhitung menggunakan media almari pintar
mengalami peningkatan. Dari pada saat pra siklus hanya 27% pada
saat siklus 1 terdapat peningkatan menjadi 43%
56
e. Dari hasil siklus 1 terdapat 4 anak yang mendapat nilai tertinggi
dan 4 anak yang mendapat nilai terendah
4. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru kelas atau
kolaburator melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dan
penguasaan berhitung menggunakan media almari pintar. Analisis ini
dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dengan cara berdiskusi dan
mengevalusi pembelajaran yang telah dilaksanakan setelah anak-anak
pulang sekolah. Serta melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu
peneliti dan guru kelas juga berpedoman pada indikator lembar observasi
penguasaan berhitung menggunakan media almari pintar yang telah di
amati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa:
a. Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan media
yang digunakan oleh peneliti.
b. Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak,
karena terdapat anak yang terus meminta perhatian.
c. Terbatasnya waktu pada saat anak diminta satu per satu maju untuk
menghitung menggunakan media almari pintar yang telah di
contohkan penggunaanya oleh peneliti..
d. Sudah ada peningkatan penguasaan berhitung anak, jika
dibandingkan dengan penguasaan berhitung sebelum menggunakan
57
meia almari pintar, akan tetapi hasil tersebut belum maksimal, ini
berarti bahwa peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran.
e. Peningkatan penguasaan berhitung anak satu kelas kurang merata,
dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih dan ada
juga anak yang mempunyai kemampuan yang rendah
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan guru kelas merasa bahwa
hasil penelitian belum maksimal.Oleh sebab itu peneliti dan guru kelas
membuat perencanaan untuk tindakan berikutnya.
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran berhitung menggunakan media almari pintar
pada Siklus 1 pada umumnya sudah cukup baik. Namun belum memenuhi
indikator keberhasilan yaitu 80%, masih ada anak yang kurang
memuaskan dalam penguasaan berhitung. Untuk mengatasi kekurangan
pada Siklus 1, maka pada hari rabu, 6 Juni 2018 peneliti dan guru kelas
merencanakan tindakan pada Siklus II. Siklus II ini direncanakan dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama Rabu, 6 Juni2018 dan pertemuan kedua
hari Kamis 7 Juni 2018. Peneliti dan guru kelas setelah melakukan diskusi,
bersepakat melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam
pembelajaran. Hal-hal tersebut antara lain:
a. Peneliti memaksimalkan pembelajaran secara aktif serta
memberikan motivasi kepada anak supaya tetap bersemangat untuk
pembelajaran pada siklus ke II
58
b. Untuk pemakaian tema tetap sama dengan siklus pertama begitu
juga dengan sub tema, namun pada siklus kedua peneliti
menambah jumlah berhitung yang tadinya di siklus I menghitung
1-10 di siklus II anak harus menguasai berhitung dari 1-20.
c. Adanya anak yang kurang memperhatikan dan kurang paham
dengan pembelajaran yang diadakan oleh peneliti maka peneliti
mencoba mengaitkan jumlah benda dengan jumlah jari anak
tersebut supaya anak akan lebih mengingat dan memahami bahwa
jari tangan dari anak tersebut berjumlah 10.
d. Peneliti juga memberikan reward kepada anak sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dengan jumlah porsi yang berbeda.
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada
Siklus II adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat pembelajaran.
Adapun materi yang digunakan dalam Siklus II dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
59
Gambar 3.4 Materi Siklus II Pertemuan I Rabu, 6 Juni 2018
b. pelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.
c. Tanya jawab tentang berhitung yang telah dilakukan sebelumnya
pada siklus 1.
d. Peneliti memberikan apersepsi
e. Peneliti kembali menggunakan media almari pintar dan menyuruh
anak-ank untuk maju kedepan satu per satu hanya saja pada siklus
ke 2 baju yang ada di dalam almari di mulai dari angka 11-20.
f. Peneliti mengajak anak untuk tetap rapi dan tenang sambil
menunggu gilirannya bergantian dengan teman-teman yang
lainnya.
g. Bagi anak yang sudah maju kedepan untuk menghitung jumlah
kupu-kupu dari 11-20 menggunakan media almari pintar kemudian
60
guru kelas sebagai kolaburator mengkondisikan anak supaya tetap
tenang sambil menunggu peneliti menyelesaikan prakteknya.
h. Peneliti kemudian membagikan lembar kerja anak pada siklus ke
dua.
i. Peneliti memberi reward kepada anak, berupa nilai bintang di
lembar kerja anak.
j. Peneliti mengulang kembali menghitung 1-20 kepada anak supaya
aak bisa mengerti dan memahami.
k. Peneliti menutup pelajaran dengan menyanyikan lagu “kupu-kupu”
dan di tirukan oleh semua anak-anak.
Secara umum pembelajaran pada Siklus II, seperti tersebut diatas.
Sama proses pembelajaran pada Siklus I, setiap pertemuan pada Siklus
kedua ini, juga diberi variasi agar anak tidak bosan dan lebih
menyenangkan. Adapun variasinya adalah menambah jumlah kupu-kupu
yang harus di hitung oleh anak serta memberikan bahan materi yang lebih
kreatif sehingga dapat menumbuhkan minat belajar aanak.
Pada siklus I anak di ajak menghitung menggunakan media almari
pintar dari 1-10 serta mengerjakan lembar kerja anak menghitung gambar
kupu-kupu saja peneliti menutup pembelajran dengan menghiung jumlah
jari anak-anak yang berjumlah 10. Sedangkan pada siklus ke II anak diajak
menghitung kupu-kup 1-20 dan mengerjakan lembar kerja anak
menghitung berbagai macam gambar yang telah disediakan di embar kerja
anak pada siklus II peneliti menutup pembelajaran dengan menyanyikan
61
lagu kupu-kupu dan tanya jawab kepada anak, peneliti akan memberikan
Reward bagi anak-anak yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar
yaitu dengan memberikan bintang kepada anak.
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan
guru kelas melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan pada Siklus
II yaitu pada pertemuan pertama yang dimulai pada hari Rabu, 6 Juni 2018
selama 30 menit, dimulai dari jam 08.30-09.00 WIB
Peneliti pada awalnya mengkondisikan anak agar siap untuk
belajar. Peneliti memulai pembelajaran menghitung dengan menggunakan
media almari pintar dengan salam, berdoa dan membaca ayat kursi.
Sebelum menyampaikan materi, peneliti mengulang menghitung kupu-
kupu yang diajarkan pada pertemuan lalu.
a. Kegiatan awal (07.30-08.00)
1) Guru membukapelajaran dengan salam terlebih dahulu
2) Anak-anak dikondisikan kemudian membaca do’a sebelum
belajar bersama-sama
3) Anak-anak dan guru membaca asmaul husna, ayat kursi dan
surat-surat pendek
4) Senam pagi untuk meregangkan fisik motorik anak
b. Kegiatan inti (08.00-08.30)
1) Guru menerangkan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
62
2) Guru menerangkan tentang media almari pintar dan anak-
anak mendengarkan
3) Anak-anak maju satu-satu untuk menghitung 11-20
menggunakan media almari pintar
4) Anak-anak mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan
sebagai bahan evaluasi anak
5) Anak mengumpulkan hasil karyanya dan merapikan
peralatan yang telah di gunakan
c. Kegiatan istirahat (08.30-09.00)
1) Anak berbaris rapi untuk mencuci tangan
2) Anak masuk kelas untuk berdoa bersama membaca doa
sebelum makan
3) Anak makan bekal yang di bawa dari rumah bersama-sama
4) Anak berbaris untuk cuci tangan sesudah makan
5) Anak-anak masuk kelas untuk membaca doa sesudah
makan
6) Anak-anak bermain di halaman dan bermain di dalam kelas
d. Kegiatan Penutup (09.00-09.30)
1) Anak-anak masuk kelas dan duduk yang rapi setelah
istirahat
2) Evaluasi kegiatan satu hari yang telah di laksanakan
3) Penjelasan kegiatan yang kan dilakukan besuk.
63
4) Anak-anak diajak bernyanyi satu-satu sambil tepuk-tepuk
5) Mengkondisikan anak dan membaca do’a sebelum pulang
dan do’a kafaratul majlis
6) Anak berbaris yang rapi untuk berjabat tangan dengan
bapak/ibu guru
Setelah anak-anak selesai mengerjakan lembar kerjanya masing-
masing kemudian di kumpulkan lagi kepada peneliti untuk diberikan nilai
berupa bintang dalam lembar kerja anak.
Pada akhir pembelajaran peneliti melakukan review, mengajukan
pertanyaan mengenai jumlah gambar yang ada di lingkungan kelas dan
anak menjawab dengan benar. Peneliti akan memberikan reward berupa
nilai bintang yang di gambar sesuai permintaan anak-anak, bila anak
mampu menjawab dengan benar. Peneliti mencatat hasil observasi yang
telah dibuat untuk diamati.
Paparan tersebut diatas merupakan proses pembelajaran pada
Siklus II pertemuan pertama. Sebagaimana yang telah direncanakan,
secara garis besar proses pembelajaran seperti yang telah disebutkan
diatas. Demikian juga pada Siklus II pada pertemuan kedua.Anak diajak
menghitung benda-benda yang ada di dalam kelas dan menyanyikan lagu
satu-satu.
64
Gambar 3.5 Pelaksanaan Siklus II
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui penguasaan berhitung
menggunakan media almari pintar, semangat, keaktifan, minat dan
motivasi anak didik dalam mengikuti pembelajaran berhitung
menggunakan media almari pintar.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu guru kelas sebagai kolaborator
di BA Aisyiyah. Observasi ini berpedoman pada empat indikator yang
tertuang dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu: memilki
perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu, memilki perilaku yang
mencerminkan sikap kreatif, memecahkan masalah sehari-hari secara
kreatif, menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar
yang dikenalnya.
65
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama guru
kelas diperoleh data sebagai berikut:
a. Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran berhitung menggunakan media almari pintar.
b. Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus
dimotivasi guru terlebih dahulu karena anak ingin diperhatikan.
c. Hasil penguasaan berhitung sudah menunjukkan peningkatan yang
sangat baik yaitu dari Siklus 1 sebesar 43% dan pada Siklus II
mencapai 84%. Hasil observasi berhitung dengan media almai
pintar anak juga menunjukkan bahwa ada 11 anak yang
mendapatkan nilai tertinggi.
4. Refleksi
Proses tindakan Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan yang
ada pada siklus I teratasi. Hal ini dapat menjadikan kualitas pembelajaran
berhitung meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat terlihat
dari tercapainya indikator yang ditetapkan, yaitu tampak peningkatan
penguasaan berhitung dari Siklus I dan Siklus II.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik,
berupa simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke
data yang bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan
diolah ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor
/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM)
(nilai < 50)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba.
2 Mulai Muncul (MM)
(nilai 50-80)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
(nilai 80-90)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
(nilai 90-100)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah sama, namun
untuk materi dan jumlah yang di hitung anak berbeda tiap siklusnya.
Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah
ini :
67
Tabel 4. 2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat
Pencapaian
Perkembangan Indikator (Butir
Amatan)
Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap ingin tahu
1. Anak mencoba untuk
menghitung benda
dengan menggunakan
media almari pintar
✓ ✓
2. Aktif bertanya dengan
adanya media
pembelajaran
✓ ✓
2 Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap kreatif
3. Kreatif pada saat
menyelesaikan tugas
menggunakan media
almari pintar
✓ ✓
3 Menyelesaikan
masalah sehari-hari
secara kreatif
4. Memahami masalah
sederhana yang di
hadapi
✓ ✓
5. Mampu menyesuaikan
dan menerapkan
penggunaan media
almari pintar
✓ ✓
4 Menyempaikan
tentang apa dan
bagaimana benda-
benda disekitar yang
dikenalnya
6. Mampu menyebutkan
dan membilang dari 1-
20
✓ ✓
7. Mampu menggunakan
lambang bilangan untuk
menghitung suatu
benda
✓ ✓
8. Mampu menyemakan
antara lambang
bilangan dengan
bilangan
✓ ✓
Peneliti berdiskusi bersama guru kelas dan kepala sekolah, bahwa
penentuan indikator keberhasilan dalam penguasaan berhitung juga
penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak sekolah, maka
diputuskan indikator keberhasilan untuk anak adalah 60 sedangkan
68
indikator keberhasilan kelas adalah 85%. Bila anak mampu mencapai
nilai/hasil pencapaian lebih dari 85% pada Siklus II, anak dapat dikatakan
sudah menguasai kemampuan berhitung dengan baik, dan sebaliknya jika
hasil pencapaian kurang dari 85% pada Siklus II, maka anak dikatakan
belum mampu menguasai kemampuan berhitung dengan baik.
2. Data Hasil Pengamatan siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data pada siklus 1, maka dapat disajikan kedalam tabel
sebagai berikut :
a. Data Hasil Pengamatan siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data Pra Siklus, maka dapat disajikan kedalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Penilaian siklus 1
(Senin, 4 Juni 2018)
Hasil Penilaian siklus 1 :
No. Nama Anak Jumlah Skor
Tiap Anak
Jumlah
Skor Rata-
rata
Keterangan
1 Siswa 1 11 1,375 BM
2 Siswa 2 16 2 MM
3 Siswa 3 17 2,125 MM
4 Siswa 4 13 1,625 BM
5 Siswa 5 11 1,375 BM
6 Siswa 6 18 2,25 MM
7 Siswa 7 17 2,125 MM
8 Siswa 8 14 1,75 BM
9 Siswa 9 16 2 MM
69
10 Siswa 10 17 2,125 MM
11 Siswa 11 12 1,5 BM
12 Siswa 12 18 2,25 MM
13 Siswa 13 14 1,75 BM
14 Siswa 14 11 1,375 BM
15 Siswa 15 12 1,5 BM
16 Siswa 16 15 1,875 BM
17 Siswa 17 14 1,75 BM
18 Siswa 18 11 1,375 BM
19 Siswa 19 14 1,75 BM
20 Siswa 20 13 1,625 BM
Jumlah 284
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sudah ada anak yang
mendapat nilai MM. Dan untuk indikator keberhasilan kelas sudah
mengalami peningkatan meskipun belum memenuhi target yang telah di
tentukan yaitu 80%. dari yang sebelumnya pada Pra siklus hanya 27%
belum ada anak yang mengalami perkembangan namun pada siklus I ini
sudah mencapai 43% sudah ada 7 anak yang mengalami perkembangan.
Untuk itu harus diadakan siklus II untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi pada siklus I.
b. Pengamatan Guru
Pengamatan dilakukan terhadap guru kelompok A yaitu selama
pembelajaran berlangsung pada Pra Siklus dapat diketahui melalui
tabel berikut :
70
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus 1
No. Aspek Penilaian Kategori
A. Persiapan -
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPPH) 2
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dalam RPPH 2
3. Guru mempersiapkan media almari pintar 3
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk
pembelajaran 1
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan
mental lewat kegiatan gerak dan lagu 1
B. Penyampaian Pembelajaran -
6. Guru menjelaskan cara penggunaan media
almari pintar 2
7. Guru memotivasi siswa 2
8. Guru menjelaskan penggunaan media almari
pintar dengan jelas 3
9. Guru mempraktekkan cara berhitung
menggunakan media almari pintar 2
10. Guru menyuruh anak maju satu-satu untuk
praktek berhitung menggunakan media
almari pintar
3
11. Guru memberikan lembar kerja anak sebagai
bahan untuk evaluasi 3
12. Selama proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada siswa
2
C. Pelaksanaan Pembelajaran -
13.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan 2
14. Selama pembelajaran berlangsung guru
bergerak secara dinamis didalam kelas 2
15. Guru mendampingi anak selama
pembelajaran 3
16. Selama pelajaran berlangsung guru
memberikan penguatan kepada anak (contoh
: aku pasti bisa, kamu berani, kamu anak
hebat)
2
17. Contoh dipilih secara hati-hati sehingga
tidak membuat bingung siswa 2
18. Fasilitas pembelajaran terpenuhi dengan
pengadaan media almari pintar 2
71
Petunjuk Penggunaan :
1 : Kurang baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
3. Data Hasil Pengamatan siklus 1I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data pada siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel
sebagai berikut :
a. Data Hasil Pengamatan siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan
pengolahan data siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Penilaian siklus II
Hasil Penilaian siklus II :
No. Nama Anak Jumlah Skor
Tiap Anak
Jumlah
Skor Rata-
rata
Keterangan Persentase
Pencapaian
1 Siswa 1 28 3,5 BSH 87
2 Siswa 2 20 2.5 MM 62
3 Siswa 3 16 2 MM 78
4 Siswa 4 28 3,5 BSH 87
5 Siswa 5 22 2,75 MM 68
6 Siswa 6 25 3,12 BSH 81
7 Siswa 7 25 3,12 BSH 78
8 Siswa 8 21 2,625 MM 65
9 Siswa 9 28 3,5 BSH 87
10 Siswa 10 19 2,375 MM 87
11 Siswa 11 28 3,5 BSH 87
12 Siswa 12 25 3,12 BSH 80
13 Siswa 13 25 3,125 BSH 78
72
14 Siswa 14 26 3,5 BSH 87
15 Siswa 15 21 2,625 MM 65
16 Siswa 16 21 2,625 MM 65
17 Siswa 17 25 3,12 BSH 78
18 Siswa 18 26 3,25 MM 81
19 Siswa 19 16 2 MM 50
20 Siswa 20 28 3,5 BSH 87
Total prosentase pencapaian kelas 1683
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak
berkembang sangat baik dari yang sebelumnya siklus I baru mulai muncul namun
pada siklus II ada anak yang mulai berkembang sesuai harapan (BSH) dan
sebagian besar anak sudah mencapai presentase yang telah di tetapkan yaitu
mendapat nilai MM. Pada siklus II ini semua anak sudah mengalami peningkatan
di siklus II ini sudah tidak ada lagi yang mendapat nilai belum muncul
BMSehingga pada siklus II pembelajaran berhitung anak menggunakan media
almari pintar sudah dapat di katakan berhasil. Prosentase peningkatan
keberhasilan kelas adalah 84% terdapat 11 anak yang sudah berkembang baik.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II
No. Aspek Penilaian Kategori
A. Persiapan -
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPPH) 3
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dalam RPPH 3
3. Guru mempersiapkan media almari pintar 3
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk
pembelajaran 4
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan
mental lewat kegiatan gerak dan lagu -
B. Penyampaian Pembelajaran 3
6. Guru menjelaskan cara penggunaan media
almari pintar 4
73
7. Guru memotivasi siswa 3
8. Guru menjelaskan penggunaan media almari
pintar dengan jelas 3
9. Guru mempraktekkan cara berhitung
menggunakan media almari pintar 3
10. Guru menyuruh anak maju satu-satu untuk
praktek berhitung menggunakan media
almari pintar
3
11. Guru memberikan lembar kerja anak sebagai
bahan untuk evaluasi 4
12. Selama proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada siswa
3
C. Pelaksanaan Pembelajaran 3
13.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan -
14. Selama pembelajaran berlangsung guru
bergerak secara dinamis didalam kelas 4
15. Guru mendampingi anak selama
pembelajaran 3
16. Selama pelajaran berlangsung guru
memberikan penguatan kepada anak (contoh
: aku pasti bisa, kamu berani, kamu anak
hebat)
3
17. Contoh dipilih secara hati-hati sehingga
tidak membuat bingung siswa 3
18. Fasilitas pembelajaran terpenuhi dengan
pengadaan media almari pintar 4
Petunjuk Penggunaan :
1 : Kurang baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
4. Pembahasan
Adapun pengolahan data dari penilaian Pra Siklus sampai Siklus II
didapatkan hasil persentase pencapaian kemampuan motorik halus anak
sebagai berikut :
74
Tabel 4.7 Data Peningkatan Jumlah Anak yang Mencapai Persentase
Keberhasilan Rata-rata Kelas Per Siklus
Kegiatan Jumlah anak yang
berkembang dengan
baik
Presentase nilai
keberhasilan
Pra Siklus 0 anak -
Siklus 1 7 anak 43%
Siklus II 11 anak 84%
Adapun data perkembangan dari Pra Siklus sampai Siklus II,
dapat dilihat pada gambar di bawaah ini :
Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Berhitung
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa berhitung
anak dapat berkembang dengan baik dengan adanya penerapan media
almari pintar di BA Aisyiyah tukang. Hal ini dibuktikan dengan adanya
perkembangan dari Pra Siklus yang rata-rata pencapaian kelas bernilai
27% atau belum ada anak yang mengalami perkembangan, pada Siklus 1
yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 43% atau sudah ada 7 anak yang
mulai berkembang, ditambah lagi dengan adanya perkembangan pada
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Category 2 Category 3
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
75
Siklus II dimana rata-rata anak pencapaian kelas bernilai 84% atau
sudah ada 11 anak yang mengalami perkeembangan dengan baik.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
dengan kegiatan berhitung menggunakan media almari pintar dapat
mengembangkan kemampuan berhitung pada anak kelompok A BA Aisyiyah
Tukang. Kemampuan berhitung anak akan mengalami perkembangan diantaranya
mampu membilang 1-20, mampu menyesuaikan antara bilangan dengan lambang
bilangan, mampu menghitung jumlah benda sesuai dengan bilangannya. Melalui
media almari pintar dapat mengembangkan kemampuan berhitung anak, hal ini
dapat dibuktikan dari hasil persentase keberhasilan kelas pada Pra Siklus adalah
27% atau belum ada anak yang mengalami perkmbangan . Siklus 1 berkembang
43% terdapat 7 anak yang mulai berkembang meskipun belum berkembanga
dengan baik dan Siklus II berkembang menjadi 84% atau sudah ada 11 anak yang
berkembang dengan baik. Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus ke Siklus 1
adalah 16% atau selisih 7 anak yang sudah mengalami perkembangan , dan selisih
Siklus 1 ke Siklus II adalah 41% atau sudah terdapat 11 anak yang mengalami
perkembangan dengan baik, dengan berkembangnya persentase nilai berhitung
menggunakan media almari pintar untuk mengembangkan kemampuan berhitung
anak di BA Aisyiyah Tukang maka penelitian ini dapat dinyatakan berhasil.
77
B. Saran
1. Bagi Lembaga
Lembaga harus semakin meningkatkan kuaalitas sekolah
baik dari sarana prasarana maupun tenaga kependidikan. Karena
dengan adanya sarana dan prasarana yang baik serta tenaga
kependidikan yang mumpuni akan sangat mempengaruhi kualitas
pembelajaran bagi anak.
2. Bagi Guru
Guru henaknya semakin meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi anak. Guru juga harus bisa mengaplikasikan
media-media pembelajaran yang ada ke dalam pembelajaran
dengan anak. Karena dengan adanya penerapan media dalam
pembelajaaran akan menambah minat anak-anak untuk terus
belajar dan dengan adanya kualitas pembelajaran yang baik dari
guru akan menmpengaruhi kualitas belajar anak.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua hendaknya ikut berperan aktif dalam
perkembangan dan pendidikan anak, karena pada dasarnya waktu
anak lebih banyak bersama orang tua dibandingkan dengan guru.
Dengan adanya peran aktif dari orang tua akan ddapat
memaksimalkan perkembangan anak serta memotivasi anak untuk
terus belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Cahyono.2017. penelitian Terdahulu. Meningkatkan kemampuan berhitung
menggunakan belajar ular tangga di taman kanak-kanak Dharma Wanita
2 Jragan Tembarak Temanggung.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Asmawati, Luluk. 2014. Perencanaan PembelajaranPAUD. Bandung. Rosda.
Asnawir, Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta. Ciputat Pers.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Fadillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta. Ar-Ruzz
Media.
Hafid, Anwar, Jafar Ahiri, & Pendais Haq. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan.
Bandung. Alfabeta.
Hildayati, Rini. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Karni. 2014. Penelitian Terdahulu. Peningkatan Kemampuan Membilang Dengan
Media Benda Konkrit Pada Anak Kelompok A Di TK Taruna Qur’an
Sariharjo Sleman Yogyakarta.
Latif, Mukhtar, Zukhairina, Rita Zubaidah, Muhammad Afandi. 2013. Orientasi
Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Kencana prenada media group.
Masitoh. 2011. Strategi pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Musfiroh. 2011. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Ninik Nur Hidayati.2010. Penelitian Terdahulu. Pengembangan Kemampuan
Berhitung Melalui Permainan Kereta Bernomor di TK Aisyah Cabang
Blimbing Polokarto Sukoharjo.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 137 tahun
2014. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Prastiti, Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta. Indeks.
Seefedt, Carrol, Barbara A Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.
Indeks.
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini.Yogyakarta.Hikayat Publishing.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta. Indeks.
Sumadayo, samsu. 2013. Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Suryana, Dadan. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi dan aspek
perkembangan anak. Jakarta. Kencana.
Wardhani, IGAK, Kuswaya Wihardit. 2012. Penelitian tindakan kelas. Tangerang
Selatan: Universitas terbuka.
Wiyani, Novan Ardy.2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta. Gava Media.
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta. Kencana.
Bobsusanto, 2016 : 10 pengertian hipotesis menurut para ahli,
(http://www.spengetahuan.com/2016/04/10), diakses pada rabu, 21 maret
2018.
2
3
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS I
No. Aspek Penilaian Kategori
A. Persiapan -
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPPH) 2
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dalam RPPH 2
3. Guru mempersiapkan media almari pintar 3
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk
pembelajaran 1
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan
mental lewat kegiatan gerak dan lagu 1
B. Penyampaian Pembelajaran -
6. Guru menjelaskan cara penggunaan media
almari pintar 2
7. Guru memotivasi siswa 2
8. Guru menjelaskan penggunaan media almari
pintar dengan jelas 3
9. Guru mempraktekkan cara berhitung
menggunakan media almari pintar 2
10. Guru menyuruh anak maju satu-satu untuk
praktek berhitung menggunakan media
almari pintar
3
11. Guru memberikan lembar kerja anak sebagai
bahan untuk evaluasi 3
12. Selama proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada siswa
2
C. Pelaksanaan Pembelajaran -
13.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan 2
14. Selama pembelajaran berlangsung guru
bergerak secara dinamis didalam kelas 2
15. Guru mendampingi anak selama
pembelajaran 3
16. Selama pelajaran berlangsung guru
memberikan penguatan kepada anak (contoh
: aku pasti bisa, kamu berani, kamu anak
hebat)
2
17. Contoh dipilih secara hati-hati sehingga
tidak membuat bingung siswa 2
18. Fasilitas pembelajaran terpenuhi dengan
pengadaan media almari pintar 2
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS II
No. Aspek Penilaian Kategori
A. Persiapan -
1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPPH) 3
2. Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dalam RPPH 3
3. Guru mempersiapkan media almari pintar 3
4. Guru mempersiapkan setting kelas untuk
pembelajaran 4
5. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan
mental lewat kegiatan gerak dan lagu -
B. Penyampaian Pembelajaran 3
6. Guru menjelaskan cara penggunaan media
almari pintar 4
7. Guru memotivasi siswa 3
8. Guru menjelaskan penggunaan media almari
pintar dengan jelas 3
9. Guru mempraktekkan cara berhitung
menggunakan media almari pintar 3
10. Guru menyuruh anak maju satu-satu untuk
praktek berhitung menggunakan media
almari pintar
3
11. Guru memberikan lembar kerja anak sebagai
bahan untuk evaluasi 4
12. Selama proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada siswa
3
C. Pelaksanaan Pembelajaran 3
13.
Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan -
14. Selama pembelajaran berlangsung guru
bergerak secara dinamis didalam kelas 4
15. Guru mendampingi anak selama
pembelajaran 3
16. Selama pelajaran berlangsung guru
memberikan penguatan kepada anak (contoh
: aku pasti bisa, kamu berani, kamu anak
hebat)
3
17. Contoh dipilih secara hati-hati sehingga
tidak membuat bingung siswa 3
18. Fasilitas pembelajaran terpenuhi dengan
pengadaan media almari pintar 4
LEMBAR OBSERVASI ANAK PADA SIKLUS I
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN
1 9. Anak mencoba untuk
menghitung benda
dengan menggunakan
media almari pintar
✓
Aktif bertanya dengan
adanya media
pembelajaran
✓ Anak belum terbiasa
dengan guru yang
mengajar, jadi masih
banyak anak yang diam
pada saat pembelajaran
menggunakan media
almari pintar di mulai. Kreatif pada saat
menyelesaikan tugas
menggunakan media
almari pintar
✓
Memahami masalah
sederhana yang di
hadapi
✓
Mampu menyesuaikan
dan menerapkan
penggunaan media
almari pintar
✓ Masih banyak anak yang
merasa bingung dengan
media almari pintar,
sehingga masih banyak
anak yang kurang
memahami penggunaan
media almari pintar Mampu menyebutkan
dan membilang dari 1-
20
✓ Namun masih ada
beberapa anak yang belum
menguasai konsep
berhitung dengan
menggunakan media
almari pintar Mampu menggunakan
lambang bilangan untuk
menghitung suatu benda
✓
Mampu menyemakan
antara lambang bilangan
dengan bilangan
✓
LEMBAR OBSERVASI ANAK PADA SIKLUS II
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN
1 10. Anak mencoba
untuk menghitung
benda dengan
menggunakan media
almari pintar
✓
Aktif bertanya dengan
adanya media
pembelajaran
✓ Anak-anak sudah muali
terbiasa dengan guru
sehingga membuat anak
aktif dalam pembelajaran. Kreatif pada saat
menyelesaikan tugas
menggunakan media
almari pintar
✓
Memahami masalah
sederhana yang di
hadapi
✓
Mampu menyesuaikan
dan menerapkan
penggunaan media
almari pintar
✓ Anak mulai paham dengan
konsep berhitung
menggunakan media
almari pintar sehingga
pembelajaran berjalan
dengan lancar Mampu menyebutkan
dan membilang dari 1-
20
✓ Anak sudah bisa dalam
menghitung maupun
membilang menggunakan
media almari pintar Mampu menggunakan
lambang bilangan untuk
menghitung suatu benda
✓
Mampu menyemakan
antara lambang bilangan
dengan bilangan
✓
INDIKATOR YANG DIAMATI TIAP SIKLUS
No Tingkat
Pencapaian
Perkembangan Indikator (Butir
Amatan)
Yang Diamati
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1 Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap ingin tahu
11. Anak mencoba
untuk menghitung
benda dengan
menggunakan media
almari pintar
✓ ✓
12. Aktif bertanya
dengan adanya media
pembelajaran
✓ ✓
2 Memiliki perilaku
yang mencerminkan
sikap kreatif
13. Kreatif pada
saat menyelesaikan
tugas menggunakan
media almari pintar
✓ ✓
3 Menyelesaikan
masalah sehari-hari secara kreatif
14. Memahami
masalah sederhana yang di hadapi
✓ ✓
15. Mampu
menyesuaikan dan
menerapkan
penggunaan media
almari pintar
✓ ✓
4 Menyempaikan
tentang apa dan
bagaimana benda-
benda disekitar yang
dikenalnya
16. Mampu
menyebutkan dan
membilang dari 1-20
✓ ✓
17. Mampu
menggunakan lambang
bilangan untuk
menghitung suatu
benda
✓ ✓
18. Mampu
menyemakan antara
lambang bilangan
dengan bilangan
✓ ✓
DOKUMENTASI PENELITIAN
Anak anak berdo’a sebelum memulai pelajaran
Pengaplikasian media almari pintar
Anak belajar berhitung menggunakan media almari pintar
Senam pagi sebelum belajar
Menyanyikan lagu kupu-kupu
Anak-anak mengerjakan lembar kerjanya masing-masing