pengembangan instrumen penilaian domain afektif pada

42
1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DOMAIN AFEKTIF PADA MATAPELAJARAN PKn DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh : Umi Chotimah ABSTRAK Penelitian ini berjudul : “Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama”, yang bertujuan untuk mengembangkan dang menghasilkan model penilaian domain afektif untuk mengukur kemampuan afektif siswa SMP pada matapelajaran PKn. Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Reseach and Development). Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dari tiga SMP Negeri di kota Palembang. Teknik Sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dalam hal ini menggunakan skala likert, skala thurstone dan semantik differential. Data dianalisis dengan dengan menggunakan analisis data kualitatif. Simpulannya bahwa pengembangan dan penerapan instrumen penilaian domain afektif pada matapelajaran PKn SMP akan efektif mencapai tujuan apabila pengembangan tersebut memperhatikan segi teknis dan substansinya. Dari segi teknis, mulai dari menyusun kisi-kisi instrumwn, menulis kaliamat atau bahasa yang jelas, singkat, tidak bermakna ganda dan tidak menimbulkan ambiguity, adanya urutan dan keseimbangan jumlah item favorable dan unfovorable, disamping itu dari segi substansi materi pelajaran yang vbersifat afektif fan relevan untuk mengukur aspek afektif, apakah berupa nilai, sikap, moral dan lain-lain. Kata kunci : skala likert, skala thurstone dan semantik differential PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan lulusan dari suatu jenjang pendidikan merupakan hasil dari implementasi kurikulum, yang di dalamnya mengandung kemampuan ketiga domain tujuan pendidikan, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor, atau kemampuan berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan dan perilaku. Setiap matapelajaran sebenarnya memuat ketiga domain tersebut, akan tetapi yang membedakan matapelajaran yang satu dengan lainnya, adalah dominasi dari masing-masing komponen tersebut. Artinya ada satu matapelajaran yang dominan untuk mencapai tujuan kognitif, ada yang afektif, atau psikomotor. Akan tetapi dimungkinkan juga ada yang dominan pada kedua domain, namun kurang pada domain yang lain.

Upload: phamcong

Post on 04-Feb-2017

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

1

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DOMAIN AFEKTIF PADA MATAPELAJARAN PKn

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh :

Umi Chotimah

ABSTRAK Penelitian ini berjudul : “Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama”, yang bertujuan untuk mengembangkan dang menghasilkan model penilaian domain afektif untuk mengukur kemampuan afektif siswa SMP pada matapelajaran PKn. Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Reseach and Development). Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dari tiga SMP Negeri di kota Palembang. Teknik Sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dalam hal ini menggunakan skala likert, skala thurstone dan semantik differential. Data dianalisis dengan dengan menggunakan analisis data kualitatif. Simpulannya bahwa pengembangan dan penerapan instrumen penilaian domain afektif pada matapelajaran PKn SMP akan efektif mencapai tujuan apabila pengembangan tersebut memperhatikan segi teknis dan substansinya. Dari segi teknis, mulai dari menyusun kisi-kisi instrumwn, menulis kaliamat atau bahasa yang jelas, singkat, tidak bermakna ganda dan tidak menimbulkan ambiguity, adanya urutan dan keseimbangan jumlah item favorable dan unfovorable, disamping itu dari segi substansi materi pelajaran yang vbersifat afektif fan relevan untuk mengukur aspek afektif, apakah berupa nilai, sikap, moral dan lain-lain. Kata kunci : skala likert, skala thurstone dan semantik differential

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemampuan lulusan dari suatu jenjang pendidikan merupakan hasil dari

implementasi kurikulum, yang di dalamnya mengandung kemampuan ketiga

domain tujuan pendidikan, yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor, atau

kemampuan berpikir, keterampilan melakukan pekerjaan dan perilaku. Setiap

matapelajaran sebenarnya memuat ketiga domain tersebut, akan tetapi yang

membedakan matapelajaran yang satu dengan lainnya, adalah dominasi dari

masing-masing komponen tersebut. Artinya ada satu matapelajaran yang dominan

untuk mencapai tujuan kognitif, ada yang afektif, atau psikomotor. Akan tetapi

dimungkinkan juga ada yang dominan pada kedua domain, namun kurang pada

domain yang lain.

Page 2: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

2

Salah satu matapelajaran yang kecenderungan pada salah satu domain

(dalam hal ini domain afektif) diantaranya adalah matapelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn). PKn merupakan salah satu matapelajaran wajib yang

diberikan mulai dari jenjang SD/MI/SDLB sampai Perguruan Tinggi. PKn sebagai

matapelajaran wajib bagi semua siswa di semua jenjang pendidikan, sebab PKn

membawa missi menjadikan warganegara Indonesia menjadi warga negara yang

baik. Matapelajaran PKn merupakan matapelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Saat ini peserta didik dihadapkan dengan tantangan berat yaitu kehidupan

masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Karenanya

matapelajaran PKn dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki

kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Melalui PKn, peserta didik diharapkan

tidak hanya mampu menguasai aspek kognitif (pengetahuan), namun juga mampu

mengembangkan aspek afektif (nilai dan sikap), serta aspek psikomotor

(keterampilan sosial) secara menyeluruh.

Untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan tentunya harus didukung oleh instrumen penilaian

yang sesuai dengan karakteristik tujuan (termasuk standar kompetensi maupun

kompetensi dasar) berkala dan berkesinambungan. Di samping itu bukan hanya

menilai secara parsial, melainkan secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil

belajar yang mencakup wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial yang

dicapai siswa. Oleh karenanya penilaian merupakan bagian keseluruhan dari proses

pembelajaran sehingga hasil penilaian dapat menggambarkan kemampuan atau

prestasi belajar peserta didik secara menyeluruh dan sesungguhnya.

Kenyataan di lapangan berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa guru

PKn di SMP, diketahui bahwa pada umumnya mereka menilai hasil belajar siswa

dengan menggunakan tes dan lebih menekankan pada aspek penguasaan

pengetahuan (aspek kognitif) yang menekankan pada aspek pengulangan materi

dengan cara mengingat/menghafal sejumlah konsep, walaupun sesungguhnya

Page 3: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

3

mereka menyadari bahwa untuk menilai aspek afektif dan psikomotor tidaklah

relevan jika hanya menggunakan tes.

Selanjutnya juga melalui wawancara kepada beberapa guru PKn di SMP,

ternyata mereka menyadari betul sesungguhnya masalah afektif dirasakan penting,

akan tetapi pada kenyaataannya dapat dikatakan hampir sebagian besar guru tidak

menilai domain afektif dengan menggunakan instrumen yang relevan untuk

mengukur domain afektif, yang ada hanyalah penilaian yang dilakukan tanpa acuan

yang jelas dan dianggap sudah menilai secara tak terstruktur dan terencana. Hal ini

disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidaklah semudah

seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor.

Fakta ini didukung terlihat juga dari hasil penelitain Sunarno (1992) yang

menyatakan menyimpulkan bahwa :

"Proses belajar mengajar belum mencapai tujuan PMP yang diharapkan". Guru baru memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila kepada pelajar. Guru belum membina dan memandu pelajar untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu dalam kehidupannya. Guru pembina PMP masih banyak menekankan aspek pengetahuan pelajar tentang nilai-nilai Pancasila. Guru belum membina sikap dan tingkah laku pelajar secara nyata sehingga siswa belum tergugah hati nuraninya untuk mengamalkannya.

Lebih lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspa Djuwita (1993) bahwa

"pola mengajar yang dilakukan guru lebih bersifat pemberian pengetahuan tentang Pancasila dan lebih berorientasi pada pencapaian hasil berupa nombor daripada pembinaan moral, disamping itu suasana dan situasi pengajaran kurang mengarah pada pembentukan sikap pelajar. Dengan demikian tujuan PMP belum sepenuhnya tercapai.

Penelitian lain disebutkan oleh Sax dalam Zainul (1997: 2) menyebutkan :

...apabila penilaian hanya menekankan pada aspek pengetahuan sebagai hasil belajar peserta didik dan mengabaikan aspek sikap dan keterampilan peserta didik maka secara kejiwaan berdampak negatif bagi perkembangan dan kemajuan belajarnya, yakni menginvasi hak pribadi peserta didik, menimbulkan rasa cemas dan mengganggu proses belajar, pengkatagorikan peserta didik secara permanen, menghukum peserta didik yang cerdas dan kreatif, menimbulkan diskriminasi dan hanya dapat mengukur hasil belajar yang sangat terbatas.

Page 4: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

4

Sebagian besar guru PKn mengungkapkan bahwa pelaksanaan penilaian

PKn banyak dilakukan untuk mengukur hasil belajar, penilaian terhadap aspek

afektif sangat kurang dan hanya sebatas pada pembuatan tugas-tugas dan pekerjaan

rumah. Ranah yang dinilai terbatas pada aspek kognitif level rendah, lebih banyak

akibatnya mereka hanya menggunakan tes untuk mengukur aspek kognitif, dan

itupun hanya menekankan pada aspek pengulangan materi/hafalan sejumlah konsep.

Oleh karenanya urgensi penelitian ini adalah dalam rangka memberikan solusi bagi

guru-guru PKn di SMP dalam mengukur pencapaian tujuan PKn domain afektif.

Dengan demikian dapat mencapai hakekat tujuan PKn jika dilihat di dalam

kurikulum PKn yang secara umum tidak lain adalah menghasilkan seorang

warganegara yang mempunyai civic intellegence, civic responsibility dan civic

participation, yang pada akhirnya tujuan PKn adalah menjadikan lulusannya

sebagai warganegara yang baik (good citizenship), yang mempunyai sikap dan

perilaku yang baik sulit dicapai jika semata-mata hanya mengukur domain kognitif

saja.

Berdasarkan hasil analisis, wawancara dengan beberapa guru PKn yang

mengajar di SMP maupun beberapa hasil penelitian yang berkenaan dengan

penilaian domaian afektif pada matapelajaran PKn di SMP, maka peneliti

bermaksud menerapkan instrumen penilaian domain afektif pada matapelajaran

PKn di SMP.

Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran hendaknya tidak

dilakukan sesaat, tetapi harus dilakukan secara berkala, berkesinambungan, dan

menyeluruh yang meliputi semua komponen proses dan hasil belajar siswa.

Berkaitan dengan kesulitan guru dalam menilai kemampuan afektif pada

matapelajaran PKn di SMP itulah, maka peneliti merasakan perlunya dilakukan

perancangan dan pengembangan instrumen penilaian domain afektif secara khusus.

Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian

Domain Afektif pada Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah : bagaimanakah model instrumen penilaian domain afektif yang dapat

Page 5: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

5

digunakan untuk mengukur kemampuan afektif siswa Sekolah Menengah Pertama

pada matapelajaran PKn ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menghasilkan model

penilaian domain afektif untuk mengukur kemampuan afektif siswa SMP pada

matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : mendapatkan gambaran

mengenai model instrumen penilaian kemampuan afektif siswa pada matapelajaran

PKn di SMP Negeri untuk selanjutnya diharapkan dapat digunakan guru SMP

dalam pembelajaran PKn. Adapun pada standar kompetensi (SK) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah “Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan Negara,

dan kompetesi dasar (KD) : Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan Negara.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, sekolah,

mahasiswa.

1.4.1 Bagi guru, khususnya guru matapelajaran PKn kiranya dapat menjadi

contoh/model dalam menilai kemampuan afektif siswa yang dikaitkan

dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga

hasil belajar siswa dapat dinilai secara lebih komprehensif lagi (tidak hanya

dinilai dari aspek kognitif saja seperti yang selama ini sering digunakan

oleh guru PKn).

1.4.2 Bagi Sekolah, khususnya jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), dapat

menjadi informasi yang baik dalam memberikan pemahaman kepada guru-

guru PKn lainnya, maupun guru-guru bidang studi lain yang berkenaan

dengan penilaian afektif.

1.4.3 Bagi siswa SMP, sebagai pengetahuan dan pemahaman bagi siswa bahwa

penilaian hasil belajar yang mereka peroleh sesungguhnya bukan hanya

berasal dari penilaian domain kognitif (aspek pengetahuan saja).

1.4.4 Bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi PKn, merupakan

bekal kemampuan bagi mereka sebagai calon guru PKn dalam membuat

Page 6: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

6

instrumen penilaian afektif, sehingga kelak nanti dapat diimplementasikan

dalam menilai kemampuan afektif siswa.

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penilaian Domain Afektif

Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang

baik. Kualitas pembelajaran ini diantaranya dapat dilihat dari hasil evaluasinya.

Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan apakah

sudah tercapai atau belum, maka dilakukanlah evaluasi. Evaluasi pembelajaran

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan

suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan

suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Sesuai pendapat Grondlund

dan Linn (1990) mengatakan bahwa “evaluasi pembelajran adalah suatu proses

mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik

untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran”.

Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang

guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran

secara jelas dan tegas. Ada tiga domain tujuan pembelajaran menurut Benjamin S.

Bloom dan Krathwohl dan Masia yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.

Mengingat untuk mengetahui ketercapaian tujuan tersebut adalah melalui evaluasi,

maka berarti evaluasi pun dilakukan untuk mengukur ketercapaian ketiga domain

tersebut. Dalam implementasinya, evaluasi tersebut memerlukan yang namanya

instrumen. Dengan kata lain jika seorang guru/dosen akan melakukan evaluasi,

maka terlebih dahulu guru/dosen tersebut harus menyusun instrumen evaluasi.

Salah satu matapelajaran yang ada di dalam Kurikulum di Indonesia adalah

matapelajaran PKn. PKn juga mengandung tiga tujuan tersebut, namun dalam

kenyataannya guru jarang menggunakan instrumen evaluasi yang mengukur

domain afektif, yang paling sering digunakan guru adalah instrumen evaluasi

domain kognitif dan sedikit sekali yang mengukur domain psikomotor.

Penilaian hasil belajar merupakan proses pengambilan keputusan tentang

kemajuan belajar siswa yang dilakukan oleh guru berdasarkan informasi yang

diperoleh melalui pengukuran proses dan hasil belajar siswa.

Page 7: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

7

Ketepatan dalam penilaian sangat tergantung kepada aspek yang hendak

diukur. Apabila aspek yang hendak dikembangkan melalui matapelajaran PKn

adalah menekankan pada domain afektif, maka sudah seharusnyalah bahwa

penilaian domain afektif dilakukan. Dengan demikian penilaian hasil belajar PKn

tidak hanya mengukur hasil belajar yang berupa aspek pengetahuan saja, melainkan

juga mengukur proses pembelajaran yang dilakukannya agar siswa menjadi

seorang yang mempunyai nilai-nilai serta etika yang baik, baik di sekolah, di

rumah, maupun di masyarakat.

Penilaian hasil belajar PKn tidak sekedar memberikan informasi kepada

semua pihak; guru, siswa, orang tua, dan pengelola sekolah, tetapi pada dasarnya

lebih menekankan pada kualitas informasi yang dihasilkan. Pelaksanaan penilaian

tidak hanya dilakukan secara formal berupa tes hasil penguasaan pengetahuan saja

sebagai suatu produk, lebih dari itu cara penilaian lain dilakukan secara bersamaan

berdasarkan tujuan dan situasi kondisinya (Martorella, 1985 : 230; Jarolimek, 1993

: 454-455; Farris, 1994 : 146; Fraenkel, 1985 : 57; Schuncke, 1988 : 115).

Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar

seseorang”. Jika seseorang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu, maka

orang tersebut akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal.

Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai

hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu semua pendidik harus mampu

membangkitkan minat semua peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah

ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun

semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial,

dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang program pembelajaran, satuan

pendidikan harus memperhatikan ranah afektif.

Berbeda dengan instrumen evaluasi domain kognitif dan psikomotor,

instrumen evaluasi domain afektif perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

mengukur kemampyan yang berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap/derajad

penerimaan atau penolakan suatu objek.

Menurut Krathwol, domain afektif meliputi lima tingkatan kawasan afektif

yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat,

sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:

Page 8: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

8

penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing),

pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization).

Anderson (dalam Robert K. Gable), menyebutkan aspek-aspek afektif

meliputi attitude/sikap, self concept/self esteem, interest, value/beliefs as to what

should be desired”.

Tujuan dilaksanakannya evaluasi hasil belajar afektif adalah untuk

mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari

kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik setelah kegiatan

pembelajaran berlangsung. Bahkan menurut Popham (1995), bahwa “ranah afektif

menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada

matapelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal’.

Adapun teknik pengukuran dan evaluasi belajar domain afektif lebih tepat

dengan menggunakan teknik non testing. Teknik non testing adalah teknik evaluasi

yang menggunakan instrumen bukan tes sebagai alat ukurnya. Yang termasuk

teknik ini adalah observasi/pengamatan yang dapat berbentuk rating scale,

anecdotal record atau rekaman, interview, questionaire, dan inventori.

Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang dapat digunakan untuk

mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri.

Penggunaaan metode observasi berdasarlan pada asumsi bahwa karakteristik afektif

dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi

psikologi.

Menurut Andersen (1981:4) bahwa pemikiran atau perilaku harus memiliki

dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai ranah afektif. Pertama, perilaku

melibatkan perasaan dan emosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku

seseorang. Kriteria lain yang termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan

target. Intensitas menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa

perasaan lebih kuat dari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka.

Sebagian orang kemungkinan memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang

lain. Arah perasaan berkaitan dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan

yang menunjukkan apakah perasaan itu baik atau buruk.

Selanjutnya Andersen menyebutkan bahwa ada lima tipe karakteristik

afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.

Page 9: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

9

Karakteristik sikap yaitu suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka

atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati

dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima

informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan

yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap

adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap

mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang

dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi,

konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap

sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk

ditingkatkan (Popham, 1995). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,

misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti

pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.

Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana

pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap

peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

Kedua, yaitu minat. Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi

yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk

memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan

perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia

(1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap

sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat

termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.

Ketiga adalah konsep diri. Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang

dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target,

arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain.

Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah

konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu

daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting

untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan

Page 10: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

10

dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta

didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan

motivasi belajar peserta didik dengan tepat.

Keempat yaitu nilai. Menurut Rokeah (1968) merupakan suatu keyakinan

tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap

buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi

sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu

pada keyakinan. Nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu

seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya

intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai

yang diacu. Tyler (1973:7), menyebutkan nilai ialah suatu objek, aktivitas, atau ide

yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan.

Kelima yaitu moral. Masalah moral banyak dibahas oleh Piaget dan

Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak. Namun ada sedikit

perbedaan dari keduanya, kalau Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara

judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral

seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau

dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak. Moral

berkenaan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau

perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang

lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.

Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan

akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip,

nilai, dan keyakinan seseorang.

2.2 Instrumen Penilaian Domain Afektif

Penilaian domain afektif biasanya menggunakan skala penilaian. Skala

penilaian adalah skala penilaian untuk mengukur penampilan atau perilaku orang

lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang

bermakna nilai. Kategori diberi bila rentangan, biasanya mulai dari yang tertinggi

sampai terendah. Rentangan tersebut dapat berupa huruf, angka, kategori, misalnya

tinggi, sedang, baik, kurang dan sebagainya.

Page 11: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

11

Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur domain afektif,

diantaranya dengan menggunakan skala sikap, observasi, angket, wawancara dan

lain-lain. Dalam penelitian ini instrumen yang dikembangkan adalah skala sikap.

Skala sikap biasanya digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek

tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak

(negatif) dan netral. Skala sikap terdiri dari beberapa jenis, yaitu skal Skala Likert,

Skala Guttman, Skala Thurstone, Skala Semantik Differensial, Rating Scale,

observasi. Dalam penelitian ini instrumen yang dikembanngkan hanyalah

instrumen yang berupa skala, yaitu skala Likert, Thurstone dan Semantik

Differensial.

2.2.1 Skala Likert

Skala likert merupakan skala pengukuran sikap yang diciptakan oleh Rensis

Likert tahun 1932 untuk mengukur referensi intensitas sikap seseorang terhadap

suatu objek tertentu. Item-item dalam skala likert terdiferensiasi dari sikap-sikap

yang favorable hingga sikap-sikap yang unfavorable dan memiliki range of

response diantara kedua sikap tersebut dalam satu kontinum. Skala likert ialah

skala yang dapat di pergunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.

Skala ini memuat item yang diperkirakan sama dalam sikap atau beban nilainya,

subjek merespon dengan berbagai tingkat intensitas berdasarkan rentang skala

antara dua sudut yang berlawanan, misalnya : Setuju - Tidak Setuju, Suka – Tak

Suka, Menerima-Menolak. Model skala ini banyak digunakan dalam kegiatan

penelitian, karena lebih mudah mengembangkannya dan interval skalanya sama

2.2.2 Skala Thurstone

Skala thurstone ialah skala yang disusun dengan memilih butir yang

berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci

skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala thurstone dibuat dalam bentuk

sejumlah (40-50) pertanyaan yang relevan dengan variabel yang hendak

diukurkemudian sejumlah ahli (20-40) orang yang menilai relevansi pertanyaan itu

dengan konten atau konstruk variabel yang hendak diukur. Nilai 1 pada skala

Page 12: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

12

diatas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat

relevan.

2.2.3 Semantik Differensial

Skala differensial yaitu skala untuk mengukur sikap,tetapi bentuknya bukan

pilihan ganda atau checklis, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum dimana

jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis,dan jawaban negatif

disebelah kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran

dengan skala mantik differensial adalah data interval. Skala ini digunakan untuk

mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

2.3 Matapelajaran PKn di SMP

Dari sepuluh matapelajaran dalam kurikum SMP, matapelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu matapelajaran wajib,

bahkan wajib di sumua jenjang pendidikan mulai dari SD/MI sampai dengan

perguruan tinggi. Hal ini mengingat matapelajaraan ini merupakan matapelajaran

yang membawa missi menjadikan warganegara Indonesia menjadi warga negara

yang baik. Matapelajaran PKn merupakan matapelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Sebagaimana disebutkan di dalam Peraturan Menteri No 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi bahwa: "Objektif Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu sivik 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-rasuah

3. Berkembang secara positif dan demokratik untuk membentuk diri berdasarkan watak-watak masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bafngsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi maklumat dan komunikasi.

Page 13: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

13

Dalam pelaksanaannya, sejak Indonesia merdeka sampai dengan sekarang

matapelajaran PKn telah mengalami perkembangan yang sangat fluktuatif, baik

dari itu label mahupun substansinya.

Pada tahun 1957 dalam kurikulum SMA walaupun belum ada

matapelajaran "civics", sudah ada mata pelajaran Tatanegara yang di dalamnya

antara lain di bahas masalah kewarganegaraan terhad pada syarat dan status formal

sivik. Secara umum missi utama daripada matapelajaran ini adalah dalam rangka

"nation and character building" dimana sekolah dianggap sebagai "socio-political

institution" (Somantri: 2001). Selanjutnya Somantri (1969:7), mengatakan bahawa

Sebagaimana dikemukakan oleh Somantri bahawa dalam Kurikulum SMP dan

SMA tahun 1962 sudah mula diperkenalkan mata pelajaran "Civics" yang

berisikan materi dan pengalaman belajar yang digali dan dipilih daripada sejarah,

geografi, ilmu ekomomi, ilmu politik , pidato-pidato kenegaraan Presiden,

pengisytiharan hak azasi manusia, dan pengetahuan tentang Pertubuhan Bangsa-

Bangsa. Dalam Kurikulum Sekolah Dasar (SD) tahun 1968 diperkenalkan mata

pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) yang di dalamnya tercakup materi

dan pengalaman belajar mengenai sejarah dan ilmu bumi Indonesia dan "civics"

yang diartikan sebagai Pengetahuan Kewargaan Negara (Dep. P dan K : 1968a).

Sedangkan di Kurikulum SD tahun 1968, konsep PKN diidentikan dengan

Pendidikan IPS terkorelasi. Namun dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1968

diperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang berisikan

materi dan pengalaman belajar mengenai sejarah Indonesia dan perlembagaan,

termasuk Undang-Undang Dasar 1945 (UUD '45) (Dep. P dan K: 1968b, 1968c).

Sementara itu, dalam Kurikulum SPG tahun 1969, juga diperkenalkan mata

pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang berisikan materi dan pengalaman

belajar mengenai sejarah Indonesia, perlembagaan, pengetahuan kemasyarakatan,

dan hak azasi manusia (Departemen P dan K: 1969). Kemudian dalam Kurikulum

Projek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) digunakan beberapa istilah, yakni

Pendi dikan Kewargaan Negara, Pengajian Sosial, dan Civics dan Hukum. Untuk

SD 8 tahun PPSP digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang dikemas

sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bersepadu analog dengan

model "integrated social studies"nya Taba (1967), yang mengorganisasikan materi

Page 14: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

14

dan pengalaman belajarnya atas dasar prinsip "spiral of concept development"

dan" spiral development of Generalization", yang secara popular kemudiannya

dikenali di Indonesia sebagai pendekatan spiral (PPSP IKIP Bandung: 1973a).

Sedangkan untuk SM 4 tahun digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara

sebagai mata pelajaran Inti untuk semua siswa kelas 9 dan 10, dan istilah "civics

dan Hukum" untuk kelas 10, 11, 12 sebagai mata pelajaran utama (major) yang

berisikan materi dan pengalaman belajar yang berkenaan dengan politik,

kenegaraan dan hukum (PPSP IKIP Bandung: 1973b).

Pengalaman tersebut di atas menunjukkan bahawa sampai dengan tahun

1975, di Indonesia kelihatannya terdapat kerancuan dan ketidakstabilan dalam

konseptualisasi "civics", pendidikan Kewargaan negara, dan pendidikan IPS. Hal

itu tampak dalam penggunaan ketiga istilah itu secara bertukar-pakai. Selanjutnya,

dalam Kurikulum tahun 1975 untuk semua jenjang persekolahan yang

dilaksanakan secara berperingkat mulai tahun 1976 dan kemudian disempurnakan

pada tahun 1984, sebagai pengganti matapelajaran Pendidikan Kewargaan Negara

mula diperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang

berisikan materi dan pengalaman belajar mengenai Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila (P4) atau "Eka Prasetia Pancakarsa". Mata pelajaran PMP

ini bersifat wajib mulai dari kelas I SD sampai dengan kelas III SMA/Sekolah

Vokasional dan keberadaannya terus dipertahankan dalam Kurikulum tahun 1984,

yang pada dasarnya merupakan penyempurnaan Kurikulum tahun 1975. Dengan

berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pokok-Pokok Sistem

Pendidikan Nasional (UUSPN), yang antara lain Perkara 39, menggariskan adanya

Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bahan kajian

wajib kurikulum semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

Selanjutnya tahun 1994 (Depdikbud: 1994) diperkenalkan matapelajaran

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang berisikan materi dan

pengalaman belajar yang disusun secara spiral atas dasar butir-butir nilai yang

secara konseptual terkandung dalam Pancasila. Dengan pendekatan tersebut, sila-

sila Pancasila dengan jabaran nilainya diseleksi dan disusun secara artikulatif antar

catur wulan dalam satu kelas, antar kelas dalam satu jenjang, dan antar jenjang

persekolahan (Depdikbud: 1993). Kemudian tahun 2004 berlaku lagi perubahan

Page 15: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

15

menjadi kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan, dengan sebutan namun

kurikulumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), akan tetapi pada tahun

2006 berubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan

nama yang sama iaitu Pendidikan Kewarganegaan (PKn).

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini pengembangan instrumen

penilaian domain afektif pada matapelajaran PKn di SMP. Jenis penelitian yang

diajukan ini adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang berusaha

merancang dan menerapkan suatu instrumen penilaian domain afektif dengan

menggunakan spesifikasi tertentu. Prototipe dikembangkan itu adalah instrumen

penilaian domain afektif pada matapelajaran PKn di SMP.

Prosedur penelitian dan pengembangan seringkali mengacu kepada bentuk

siklus di mana berdasarkan kajian temuan penelitian kemudian dikembangkan

suatu produk. Suatu produk dikembangkan dan diuji coba dalam suatu situasi dan

kondisi tertentu kemudian dilakukan revisi terhadap hasil uji coba tersebut sampai

pada akhirnya diperoleh suatu model yang dapat digunakan untuk memperbaiki

output. Menurut Borg & Gall (1989: 775 -776), siklus penelitian dan

pengembangan terdiri dari sepuluh tahapan, yaitu:

Page 16: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

16

(1) Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting),

yakni studi pendahuluan, pengumpulan data awal termasuk di dalamnya

kegiatan membaca literatur, mengkaji landasan teoritis dan hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan, observasi, dan persiapan laporan,

(2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-

kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, merumuskan

tujuan yang hendak dicapai, menentukan urutan kegiatan, dan uji kelayakan

dalam lingkup terbatas.

(3) Pengembangan model awal (develop preliminary form of product). Kegiatan

menyiapkan perlengkapan dan instrumen evaluasi.

(4) Uji coba terbatas terhadap model awal (preliminary field testing). Uji coba

yang melibatkan satu kelas subjek uji coba. Dalam kegiatan ini siswa di beri

instrumen evaluasi domain afektif.

(5) Hasil tes dianalisis uji validitas dan uji reliabilitasnya

(6) Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas,

melibatkan dua kelas dari dua sekolah

(7) Revisi model hasil uji coba lapangan (operational field testing).

Memperbaiki/menyempurnakan model awal hasil uji coba lapangan,

(8) Uji coba lapangan secara operasional (operational field testing). Pelaksanaa-

nya melibatkan sekolah dan subjek yang lebih banyak lagi. Dalam kegiatan

ini dilakukan pengamatan, angket, dan wawancara. Hasilnya dianalisis untuk

menentukan apakah model layak atau belum,

(9) Revisi model akhir (final product revision). Penyempurnaan model

dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan secara operasional.

(10) Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).

Melaporkan hasilnya kepada berbagai pihak, baik melalui pertemuan

profesional, jurnal maupun publikasi lainnya.

Berdasarkan tahapan penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall,

maka dalam penelitian ini dilakukan penyederhanaan tahapan menjadi tiga tahap,

hal ini dilakukan mengingat pertimbangan waktu dan biaya yang dibutuhkan

Page 17: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

17

tidaklah sederhana, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan, dan pengujian

model.

(1) Studi Pendahuluan

(2) Pada tahap studi pendahuluan meliputi kegiatan mengkaji literatur,

mengkaji hasil-hasil penelitian yang relevan, dan melakukan penelitian pra-

survey terhadap proses pembelajaran Pendidikan PKn, serta menyusun

rancangan model atau model awal.

(3) Pengembangan model, setelah tersusun model awal selanjutnya melakukan

pengembangan instrumen

(4) Penerapan model, dilakukan melalui uji coba kelayakan dan analisis hasil

Ke-tiga tahapan dalam penelitian dan pengembangan tersebut di atas dapat

digambarkan dalam bagan 1 di bawah ini.

Bagan 1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Model

Kajian Literatur Hasil-hasil Penelian

yang relevan Penelitian Pra-survey:

- Rancangan model penilaian

- Kondisi Guru - Pendapat guru tentang

instrumen pembelajaran PKN.

Uji Coba Terbatas: Rancangan Model Implementasi

Revisi Model

STUDI PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENGUJIAN INSTRUMEN

Model Akhir

- Analisis Kualitas instrumen

- Penarikan kesimpulan

Rancangan Model atau

Model Awal

INSTRUMEN AWAL

Model Revisi I

Uji Kelayakan: - Analisis

Kualitas instrumen

- Penilaian

Model Revisi I

Model Revisi I

Uji Coba Lebih Luas: Rancangan instrumen l Implementasi Kesimpulan Uji Coba

Tahap ke -1 Tahap ke-2

Page 18: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

18

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat berlangsungnya di sekolah; yaitu

sebanyak tiga SMP Negeri di kota Palembang Sumatera Selatan yang dipilih

secara acak sedangkan yang menjadi subjek penelitian ialah siswa kelas VII.

Alasan pemilihan siswa SMP karena siswa SMP masih berada dalam usia

peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal remaja (pubertas), dimana anak

pada usia tersebut berada dalam kondisi yang labil, dengan demikian diharapkan

jawaban siswa benar-benar merupakan jawaban yang jujur.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data data dalam penelitian ini adalah dengan

dokumentasi dan tes.

(1) Pengembangan instrumen evaluasi domain afektif, yaitu mengembangkan

instrumen domain afektif yang relevan dengan tututan KTSP SMP

matapelajaran PKn.

(2) Tes, yaitu untuk memperoleh data tentang hasil penilaiaian kemampuan siswa

dengan menggunakan instrumen penilaian afektif yang telah dikembangkan

sebelumnya.

3.4 Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah : siswa kelas VII

dari tiga SMP Negeri yang ada di Palembang, yang telah dipilih secara acak

diantara 55 SMPN yang ada di kota Palembang.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data digunakan instrumen yang berupa pedoman

studi dokumentasi dan tes.

(1) Studi dokumentasi, dilakukan untuk memperoleh data tentang sekolah, guru,

siswa, rancangan pembelajaran, model penilaian mata pelajaran PKn yang

selama ini dilakukan oleh guru.

(2) Angket (skala sikap) digunakan untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran PKn dengan

menggunakan instrumen penilaian afektif yang telah dikembangkan.

Page 19: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

19

3.6 Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data hasil penelitian menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif. Prosedur pengolahan dan analisis data pengujian instrumen

dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji Kelayakan model dilakukan

melalui analisis kualitas, sedangkan uji efektivitas dilakukan melalui tes. Analisis

kualitas model dengan cara mengkaji ulang model awal yang telah dikembangkan

melalui diskusi peneliti dengan guru dan teman sejawat yang memahami teknik

pengukuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil

Penelitian ini dilakukan di beberapa SMP Negeri di kota Palembang, yaitu

SMPN 10, 17 dan 45 Palembang. Pemilihan sekolah tersebut dilakukan secara

simple random sampling sebagai sampel. Adapun data mengenai kondisi guru dan

siswa dari masing dari masing-masing sekolah tersebut adalah sebagai berikut :

Berikut ini akan disajikan secara umum mengenai keadaan masing-masing

sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian, yang meliputi kondisi guru, kondisi

siswa dan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah masing-masing.

4.1.1 Gambaran umum mengenai SMP Negeri 10 Palembang

SMPN 10 Palembang berlokasi di Jalan Rudus Sekip Ujung Palembang.

Keadaan fisik sekolah di SMP Negeri 10 Palembang meliputi luas tanah sekolah

5.000 m3, setiap ukuran ruangan 2.221 m2, luas lapangan olahraga atau voli

berjumlah 404m3, sekolah ini dilaksanakan kegiatan belajar mengajar pada pagi

hari saja tidak untuk siang hari atau sore kecuali kegiatan ekstrakurikulernya.

SMP N 10 Palembang memiliki jumlah guru sebanyak 68 guru yang terdiri

dari 61 guru tetap / PNS dan 7 guru honor, jumlah karyawan lainnya sebanyak 12

orang karyawan. Selain itu, setiap kelas jumlah siswa-siswinya rata-rata berjumlah

40 siswa, jumlah keseluruhan siswanya yaitu 877 orang dan jumlah kelas

berjumlah 21 kelas. Interaksi yang terjadi di sekolah ini sangat baik, hubungan

guru dan siswa terjalin dengan natural, mereka menjalin komunikasi yang cukup

baik, interaksi antara siswa sendiri.

Page 20: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

20

Urusan administrasi sekolah dilakukan oleh bagian tata usaha. Ruangan

kerja bagian tata usaha SMP Negeri 10 Palembang ini terletak tepat didepan pintu

gerbang masuk sekolah dan berdampingan dengan ruang kepala sekolah. Ruang

tata usaha ini dikepalai oleh seorang kepala tata usaha dan 4 pegawai tata usaha

yang membantu kepala tata usaha dan 2 pegawai yang mengurusi masalah

komputerisasi.

Adapun fasilitas yang terdapat di sekolah ini terdiri dari ruang kepala

sekolah, ruang TU, ruang guru, ruang multi media, ruang komputer, ruang

perpustakaan, ruang UKS dan ruang Bimbingan Konseling, ruang penyimpanan

alat olahraga, laboratorium, ruang kelas, mushollah, kantin sekolah, koperasi, dan

ruang penjaga sekolah.

4.1.2 Gambaran Umum SMPN 17 Palembang

SMPN 17 Palembang merupakan salah satu SMP negeri di Palembang yang

berstandar nasional. Lokasinya terletak di Jl. Padang Selasa Bukit Lama, Ilir Barat

I Palembang. Keadaan fisik sekolah di SMP Negeri 17 Palembang meliputi luas

tanah sekolah 8.327 m3, dengan luas bangunan 1.847 m2.

SMPN 17 Palembang memiliki jumlah guru sebanyak 69 orang guru yang

terdiri dari 63 orang guru tetap/PNS, 6 orang guru tidak tetap (GTT) dan 1 PNS

DPK 1 orang. Jumlah pegawai adalah 10 orang, yang terdiri dari 4 orang Tata

Usaha (TU) tetap, 5 orang TU tidak tetap dan 1 orang pustakawan. Jumlah kelas di

SMPN 17 ini adalah sebanyak 22 kelas, yang terdiri dari kelas VII dan VIII

masing-masing terdiri dari 7 kelas, sedangkan kelas IX berjumlah 8 kelas. Dari

keseluruhan kelas, jumlah siswanya adalah 840 orang, yang terdiri dari kelas VII

adalah 280 orang siswa yang terdiri dari 144 orang laki-laki dan 136 orang

perempuan, kelas VIII adalah 280 orang siswa yang terdiri dari 146 orang laki-laki

dan 134 orang perempuan, dan kelas IX berjumlah 280 orang siswa yang terdiri

dari 153 orang laki-laki dan 127 orang perempuan.

4.1.3 Gambaran Umum Tentang SMP Negeri 45 Palembang

SMP Negeri 45 Palembang berdiri pada tanggal 8 Februari 1988. Dasar

pendirian adalah Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui

Page 21: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

21

Kanwil Depdikbud Propinsi Sumatera Selatan. Kegiatan belajar mengajar pertama

kali di mulai pada kepimpinan Bapak Sudiono sebagai kepala sekolah pada saat itu.

SMP Negeri 45 Palembang terletak di jalan Demang Lebar Daun Sungai

Sahang Lorok Pakjo Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang. Lokasinya strategis,

berdekatan dengan Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan. Bangunan yang

ditempati SMP Negeri 45 Palembang memiliki luas tanah 6.989 M².

Pada mulanya SMP Negeri 45 Palembang mempunyai 8 ruang, 3 ruangan

kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, dan

ruang keterampilan. Pada awal tahun berdirinya SMP Negeri 45 Palembang jumlah

siswanya 135 orang, terdiri dari 67 laki-laki dan 78 perempuan.

Pada saat ini tenaga pendidik yang ada di SMP Negeri 45 Palembang

berjumlah 54 orang, tata usaha 4 orang, dan 8 orang tenaga honorer. Sekolah ini

terdiri dari 21 kelas, masing-masing kelas VII, VIII dan IX terdiri dari 7 kelas.

Ruang lainnya adalah ruang kepala sekolahm guru, TU, OSIS, UKS, perpustakaan,

laboratorium, Bimbingan Konseling, komputer, mushollah, dan lain-lain.

Jumlah seluruh guru di SMP Negeri 45 Palembang pada tahun ajaran

2010/2011 adalah sebanyak 54 orang, yang terdiri dari 20 orang guru laki-laki dan

34 orang guru perempuan. Sedangkan jumlah siswa yang tercatat di SMP Negeri

45 Palembang pada tahun ajaran 2010/2011 berjumlah 724 Orang. Masing-masing

adalah kelas VII berjumlah 269 orang, yang terdiri dari 142 orang siswa laki-laki

dan 127 orang siswa perempuan, kelas VIII terdiri dari 230 orang siswa, yang

terdiri 99 orang siswa laki-laki dan 131 orang siswa perempuan, sedangkan kelas

IX berjumlah 225 orang yang terdiri dari 108 orang siswa laki-laki dan 117 orang

siswa perempuan.

4.2 Data Hasil Penilaian Instrumen Domain Afektif

Setelah dirancang instrumen penilaian domain afektif dengan

mengggunakan skala sikap : likert, thurstone dan semantik differensial, maka

dilakukan ujicoba kepada responden dalam hal ini adalah siswa kelas VII dari

SMPN 10, 17 dan 45 Palembang, sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah

mengembangkan model instrumen penilaian afektif untuk mengukur sikap afektif

siswa melalui instrumen penilaian afektif. Data yang ditampilkan di bagian

Page 22: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

22

terdahulu adalah data yang diperoleh berdasarkan instrumen penilaian domain

afektif yang telah menggunakan model revisi (instrumen model awal dan instrumen

revisi, terlampir) Berikut ini adalah hasil instrumen yang sudah diujicoba dan

direvisi dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen afektif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga

instrumen skala likert, skala thurstone, dan semantik. Data hasil skala likert dibuat

berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) adalah sebagai

berikut :

1. Standar Kompetensi : Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai

aspek kehidupan. Dengan Kompetensi Dasar : a) Memahami Memahami

pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan, Menunjukkan

sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan.

2. Standar Kompetensi : Memahami kehidupan rakyat dan sistem

pemerintahan di Indonesia, dengan Kompetensi Dasar : Menunjukkan sikap

positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia.

3. Indikator :

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksnaan demokrasi dalam

kehidupan pribadi.

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam

kehidupan keluarga

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam

kehidupan sekolah.

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam

kehidupan masyarakat.

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi

dalam kehidupan Negara.

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan dalam kehidupan pribadi.

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan dalam kehidupan keluarga.

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem

pemerintahan dalam kehidupan masyarakat.

Page 23: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

23

Siswa dapat menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem

pemerinthan dalam kehidupan Negara.

Data yang ditampilkan dalam hasil penelitian ini adalah data yang diperoleh

berdasarkan instrumen penilaian domain afektif yang telah direvisi berdasarkan

masukan yang diberikan oleh teman sejawat.

Adapun revisi dari teman sejawat terhadap instrumen awal yang telah

dibuat adalah sebagai berikut :

Sebelum item instrumen dibuat, perlu dibuat kisi-kisi sebagai acuan dalam

menulis instrumen

Hindari kata-kata sering, selalu, sebab kata-kata tersebut menggiring siswa

untuk menjawab yang baik-baik saja

Bila item-nya menanyakan tentang tempat, sebaiknya perlu di spesifik-kan

temdalam lingkungan apa, misalnya keluarga, sekolah atau masyarakayat dan

lain-lain

Hindari item yang mengacu pada banyak peristiwa masa lalu dibandingkan

pada saat ini.

Hindari item yang dapat diinterpretasikan sebagai fakta padahal bukan.

Hindari item yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.

Hindari item yang tidak relevan dengan konteks psikologis atau konstruk yang

belum terbangun.

Hindari item yang jawabannya hampir sama oleh setiap orang atau item

yang tidak akan dipilih oleh seorangpun.

Susun item dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan langsung.

Buat item pendek, tidak lebih dari 20 kata.

Satu item hanya berisi satu ide/pokok pikiran.

Hindari terjadinya double negatif.

Hindari item yang menyebabkan ambiguity pada responden

Beberapa item pertanyaan kurang relevan dengan tingkat usia responden.

Page 24: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

24

Berdasarkan masukan dan saran dari teman sejawat tersebut, diperolehlah

data sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 sampai dengan 9 di bawah ini.

4.2.1 Data Sikap Siswa Menggunakan Skala Likert

Adapun jumlah item yang dibuat untuk skala likert secara berturut-turut

dari siswa SMPN 10, 17 dan 45 Palembang yang terdiri dari 20 item pertanyaan

dengan menggunakan empat option. Berikut ini akan Instrumen skala likert

tersebut sebagai berikut :

TABEL 1 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 10 PALEMBANG

DENGAN SKALA LIKERT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 M. Rafli Ramadhan 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 73 3,7 sangat baik

2 Dela Paramita 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 75 3,8 sangat baik

3 Shintya Lanova 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 3,8 sangat baik

4 Farah Dita Humaira 3 3 4 2 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 64 3,2 baik

5 Ivan Juli Andy 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 65 3,3 sangat baik

6 Sadana 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 68 3,4 sangat baik

7 Cindy Efsiara 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 67 3,4 sangat baik

8 Try Septiani 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 76 3,8 sangat baik

9 Nanda Rizka A 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 4,0 sangat baik

10 Rian . R 3 3 3 3 4 4 3 4 4 1 3 3 2 3 4 4 3 4 4 1 63 3,2 baik

11 Saddam Abimanyu 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 74 3,7 sangat baik

12 Fajri Ramadhan 4 3 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 1 4 4 3 2 3 3 4 60 3,0 baik

13 Mahendra 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 62 3,1 baik

14 Amalia Amrina Rosyad 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 68 3,4 sangat baik

15 Yuni Anggraini 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3,0 baik

16 Laras Damayanti 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 3,1 baik

17 Elza Elserianty 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 62 3,1 baik

18 M. Aditya .F 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 63 3,2 baik

19 Tiara Ayu Lestari 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 71 3,6 sangat baik

20 Ghina Salsabila 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 72 3,6 sangat baik

21 Mafazi Aufar Soeharto 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 1 4 1 3 4 4 3 3 60 3,0 baik

22 Rifqi Raditya 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 66 3,3 baik

23 Bella Fitri Aliana 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 72 3,6 sangat baik

24 Mardika Zaditya Herla 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 73 3,7 sangat baik

25 M. Cindar Alam KW 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 67 3,4 sangat baik

26 Aldy Zulfani 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 64 3,2 sangat baik

27 Rudh. Sitta Parapat 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 58 2,9 kurang baik

28 Ade Oktarina 3 4 3 3 4 2 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 68 3,4 baik

29 Rinaldy 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 68 3,4 baik

30 M. Dwiki Kurniawan 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 73 3,7 sangat baik

31 Hafis Agung WS 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 71 3,6 sangat baik

32 Agrin Aulia 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 55 2,8 baik

33 Arif Prabowo 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 70 3,5 sangat baik

34 Happy Rivaldy 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 68 3,4 sangat baik

35 Wahyu Praswtyo Andr 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 70 3,5 sangat baik

36 Maya Dista Agustian 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 59 3,0 baik

37 Nanda Tri . S 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 72 3,6 sangat baik

38 Putri Choirani 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 69 3,5 sangat baik

39 Nadia Putri Ramadhan 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 72 3,6 sangat baik

Jumlah 132 138 129 111 131 144 130 149 144 148 130 152 141 151 144 153 143 159 154 160 2633 132

Rata-rata 3,4 3,5 3,3 2,8 3,4 3,7 3,3 3,8 3,7 3,8 3,3 3,9 3,6 3,9 3,7 3,9 3,7 4,1 3,9 4,1 67,5 3,4

Kategori minat atau

sikap

RATA2

sangat baik

Skor untuk Butir item nomor:JML No Nama Siswa

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Page 25: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

25

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 17

Palembang, dengan menggunakan skala likert.

TABEL 2 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 17 PALEMBANG

DENGAN SKALA LIKERT

NO NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10P11P12P13P14 P15P16P17P18P19P20 JLM Rata2 KAT.SIKAP

1 Aditya erlangga 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 3,6 Sangat baik

2 Ahmad yoga T . 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 3 61 3,1 baik

3 Al ihksan P. 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 4 4 2 3 4 54 2,7 kurang

4 Anisa 3 4 3 4 2 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 62 3,1 baik

5 Alya anjani 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 61 3,1 baik

6 A.madlana.K 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 1 64 3,2 baik

7 A. nurimansyah 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 66 3,3 sangat baik

8 As'ari O.S. 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 59 3,0 baik

9 Bela vista A. 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 4 68 3,4 sangat baik

10 Bintang. H 2 3 3 4 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 53 2,7 kurang

11 Chairani Q. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 63 3,2 baik

12 Fadhila S. 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59 3,0 baik

13 Isyafitri B. 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 74 3,7 sangat baik

14 Kevin Pratama 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 68 3,4 sangat baik

15 Laila T . 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 70 3,5 sangat baik

16 M. Ahlan F. 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 64 3,2 baik

17 M. Dwiki L. 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 0 4 1 1 4 64 3,2 baik

18 M. Faris syafiq 3 3 3 4 2 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 64 3,2 baik

19 M. Hilal P. 4 3 3 3 2 4 4 2 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 65 3,3 sangat baik

20 M. Ikman Aidil A. 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 69 3,5 sangat baik

21 M. Rizki Pahlevi 4 3 4 0 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 3 4 2 4 3 4 63 3,2 baik

22 M. Urip Sutanto 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 74 3,7 sangat baik

23 Nadia Anisa 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 70 3,5 sangat baik

24 Ona Anisa 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 70 3,5 sangat baik

25 Pandu P. 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 57 2,9 baik

26 Putri Ekawati 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 2 3 64 3,2 baik

27 Rahmad Ilahi 3 3 3 3 1 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 57 2,9 baik

28 Regina Zatalini 3 3 4 3 0 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 66 3,3 sangat baik

29 Retno Yusriana 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 1 1 4 4 3 57 2,9 baik

30 Rizki Damayanti 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 66 3,3 sangat baik

31 Robi Pratama 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 64 3,2 baik

32 Sarah Qhairunisa 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 62 3,1 baik

33 Septiani Ropi 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 74 3,7 sangat baik

34 Sintia 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 63 3,2 baik

35 Ulan Endaliza 4 4 4 3 4 3 4 0 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 66 3,3 sangat baik

36 William Pieter 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 67 3,4 sangat baik

37 Wirawadi F. 4 0 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 65 3,3 sangat baik

38 Yuni Arsih Utami 4 4 4 4 1 4 0 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 64 3,2 baik

Jumlah kelas 128 127 126 114 95 124 137 122 117 130 106 119 111 119 124 138 124 135 132 121 2449 122,5

Rata-rata kelas 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 64,4 3,2 baik Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 45

Palembang, dengan menggunakan skala likert.

Page 26: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

26

TABEL 3 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 45 PALEMBANG

DENGAN SKALA LIKERT

NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JLM RATA2KAT SIKAP

A. Kurniawan 3 4 4 4 4 3 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 62 3,1 baik

1 Abdarita Yulianti 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 72 3,6 sangat baik

2 Abu Hanifa 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 74 3,7 sangat baik

3 Anggi Nadia 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 74 3,7 sangat baik

4 Basrunudin 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 67 3,4 sangat baik

5 Bela Apriani 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 66 3,3 sangat baik

6 Cherin Virginia 3 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 64 3,2 baik

7 Choirin Rafi 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 66 3,3 baik

8 Dessy Novitasari 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 3 66 3,3 sangat baik

9 Didi Herwansyah 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 67 3,4 sangat baik

10 Dwi Yuliani 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 72 3,6 sangat baik

11 Eka Rizky Agustini 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 64 3,2 baik

12 Agustina D. 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 65 3,3 sangat baik

13 Febria Wahyu N. 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 57 2,9 baik

14 Fikriansyah 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 73 3,7 sangat baik

15 Hendra Maulana 3 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 65 3,3 baik

16 Iga Anggraini 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 63 3,2 sangat baik

17 Ilsa Palingga 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 62 3,1 baik

18 Jerry Maha Putra 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 2 4 4 4 1 2 63 3,2 baik

19 Kartika 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 4 2 59 3,0 baik

20 Kerrick Herlianto 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 61 3,1 baik

21 Lovasta T . 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 65 3,3 baik

22 Lusi Elesta 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 69 3,5 sangat baik

23 M. A. Fikri 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 66 3,3 kurang

24 M. Ridho M.A 4 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 68 3,4 sangat baik

25 Mesrawati 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 64 3,2 baik

26 M. Alfi Syahrio 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 66 3,3 sangat baik

27 Neneng O. 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 65 3,3 sangat baik

28 Qitariah 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 74 3,7 sangat baik

29 Paray M.R 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 75 3,8 sangat baik

30 Putri Agustina 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 57 2,9 baik

31 Rahmi Tusi 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 65 3,3 sangat baik

JUMLAH KELAS 112 119 113 92 93 104 117 103 105 114 98 110 94 101 99 116 102 107 116 101 2116 105,8

RATA-RATA KLS 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3,2 3,5 3 3,3 3,2 4 3,3 3 3,7 3,3 68 3,413sangat baik

NO URT

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

4.2.2 Data Sikap Siswa Menggunakan Skala Thurstone :

Adapun jumlah item yang dibuat untuk skala thurstone secara berturut-turut

dari siswa SMPN 10, 17 dan 45 Palembang yang terdiri dari 20 item pertanyaan

dengan menggunakan empat option. Berikut ini akan Instrumen skala likert

tersebut sebagai berikut :

Page 27: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

27

TABEL 4 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 10 PALEMBANG

DENGAN SKALA THURSTONE

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20

1 M. Rafli Ramadhan 7 5 2 6 7 7 7 7 6 7 7 6 7 7 7 6 2 4 6 6 119 6,0 sangat baik

2 Dela Paramita 7 7 6 7 5 7 7 5 6 7 7 7 7 4 7 7 6 6 7 6 128 6,4 sangat baik

3 Shintya Lanova 7 7 7 6 4 7 7 6 7 7 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 133 6,7 sangat baik

4 Farah Dita Humaira 4 4 4 4 5 6 7 4 7 6 4 4 5 5 5 7 6 7 7 7 108 5,4 baik

5 Ivan Juli Andy 7 4 6 1 6 7 6 7 6 6 7 7 6 7 6 7 7 6 6 6 121 6,1 sangat baik

6 Sadana 7 7 7 4 7 7 1 7 1 7 7 7 7 7 7 5 7 6 6 6 120 6,0 sangat baik

7 Cindy Efsiara Pasela 7 7 6 2 7 4 5 7 7 7 7 7 6 5 6 2 1 4 4 7 108 5,4 baik

8 Try Septiani 7 6 7 7 7 7 5 6 6 7 7 3 7 5 7 5 4 4 6 7 120 6,0 sangat baik

9 Nanda Rizka Anggraini 6 6 7 7 5 7 7 7 7 7 5 5 5 7 5 6 4 6 6 7 122 6,1 sangat baik

10 Rian . R 7 5 5 7 1 4 7 5 7 1 6 5 6 5 6 7 2 7 7 7 107 5,4 baik

11 Saddam Abimanyu 7 4 7 5 7 5 7 6 5 6 7 7 6 5 7 6 4 6 7 7 121 6,1 baik

12 Fajri Ramadhan 7 3 5 3 4 5 7 5 4 5 5 7 7 3 7 7 4 5 7 7 107 5,4 sangat baik

13 Mahendra 5 4 4 3 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 4 5 4 6 7 6 92 4,6 baik

14 Amalia Amrina Rosyada 6 4 3 4 4 6 3 5 6 6 2 3 6 7 4 4 3 4 5 5 90 4,5 baik

15 Yuni Anggraini 7 7 7 6 7 6 6 7 6 6 4 5 7 6 7 7 5 7 4 7 124 6,2 sangat baik

16 Laras Damayanti 5 4 4 4 5 5 6 4 5 4 5 5 5 6 4 4 4 7 7 7 100 5,0 baik

17 Elza Elserianty 3 5 5 5 4 5 4 3 5 6 4 4 4 4 7 4 3 6 5 7 93 4,7 baik

18 M. Aditya .F 1 4 2 7 1 7 7 4 7 7 7 6 7 7 6 4 4 6 7 7 108 5,4 baik

19 Tiara Ayu Lestari 6 6 6 3 5 1 2 6 7 3 2 6 6 6 6 5 4 6 5 7 98 4,9 baik

20 Ghina Salsabila 6 7 6 6 5 7 7 6 7 7 6 6 7 6 5 3 2 1 7 7 114 5,7 sangat baik

21 Mafazi Aufar Soeharto 1 7 7 1 6 2 6 1 2 7 6 4 7 5 3 6 4 3 5 6 89 4,5 baik

22 Rifqi Raditya 7 3 7 7 7 4 7 4 4 7 7 4 7 7 7 6 7 6 7 7 122 6,1 sangat baik

23 Bella Fitri Aliana 5 5 5 6 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 7 7 6 100 5,0 baik

24 Mardika Zaditya Herlamb 7 5 5 6 6 7 7 4 5 6 4 2 7 6 5 6 6 5 5 6 110 5,5 baik

25 M. Cindar Alam KW 4 5 6 4 7 7 7 5 6 5 6 7 2 2 6 6 6 5 5 2 103 5,2 baik

26 Aldy Zulfani 5 5 7 3 5 6 7 7 5 7 6 7 7 6 5 7 5 7 5 7 119 6,0 sangat baik

27 Rudh. Sit ta Parapat 7 4 7 7 7 5 5 7 5 4 5 4 7 7 7 7 5 7 7 7 121 6,1 sangat baik

28 Ade Oktarina 7 5 7 4 7 7 2 7 6 7 7 7 7 1 7 6 4 6 6 7 117 5,9 baik

29 Rinaldy 5 4 2 5 5 4 7 4 6 6 7 7 6 5 5 6 6 5 5 6 106 5,3 baik

30 M. Dwiki Kurniawan 6 4 6 6 6 7 7 5 7 7 4 6 7 7 6 7 4 7 7 7 123 6,2 sangat baik

31 Hafis Agung WS 7 5 3 5 7 5 7 7 7 7 5 7 7 5 5 5 4 5 5 7 115 5,8 baik

32 Agrin Aulia 5 7 4 3 4 5 3 4 4 3 7 7 7 4 4 5 4 5 3 6 94 4,7 kurang

33 Arif Prabowo 5 6 6 6 4 7 7 7 5 6 5 7 6 7 5 6 5 6 7 7 120 6,0 sangat baik

34 Happy Rivaldy 6 6 6 7 7 7 7 6 4 7 6 5 4 5 4 5 7 7 7 7 120 6,0 sangat baik

35 Wahyu Prasetyo Andro 6 5 6 5 6 5 5 6 5 6 3 7 7 5 7 3 5 4 4 5 105 5,3 baik

36 Mega Dista Agustian 7 5 5 7 7 3 7 4 4 7 7 7 4 4 6 5 6 6 4 5 110 5,5 baik

37 Nanda Tri . S 7 6 6 7 7 7 6 6 7 7 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 133 6,7 sangat baik

38 Putri Choirani 6 7 6 6 6 5 7 6 7 7 7 7 7 6 5 4 5 4 5 5 118 5,9 baik

39 Nadia Putri Ramadhan 5 5 7 7 5 7 7 6 6 5 7 6 5 7 6 5 5 6 4 7 118 5,9 baik

Jumlah 227 205 214 199 215 218 228 210 216 232 221 225 239 212 223 215 180 219 228 250 4376 218,8

Rata-rata 6 5 5 5 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 6 6 5 6 6 6 112 5,6 baik

No Nama Siswa JMLKategori

minat atau sikap

Skor untuk Butir item nomor:

RATA2

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 17

Palembang, dengan menggunakan skala thurstone.

Page 28: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

28

TABEL 5 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 17 PALEMBANG

DENGAN SKALA THURSTONE

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10P11P12P13P14P15P16P17P18P19P20

1 ADITYA ERLANGGA 6 7 7 4 5 4 5 6 4 6 4 4 6 6 6 4 4 6 7 7 108 5,4 baik

2 AHMAD YOGA THEO 4 7 7 7 5 6 6 7 3 7 7 7 4 7 5 6 4 7 0 7 113 5,7 sangat baik

3 AL IKHSAN.P 4 4 4 1 3 4 7 4 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 7 7 83 4,2 baik

4 ANNISA 6 7 4 4 5 4 5 6 5 5 7 2 4 7 5 4 7 5 1 1 94 4,7 baik

5 ALYAH ANJANI 6 5 5 4 4 5 6 5 5 5 6 4 4 6 4 4 5 5 6 5 99 5,0 sangat baik

6 A. MAULANA 7 7 7 4 6 6 6 7 4 6 7 5 4 7 6 5 7 6 7 6 120 6,0 sangat baik

7 A.NURIMANSYAH 7 7 4 7 6 4 4 4 2 4 7 6 4 5 7 4 4 7 7 7 107 5,4 baik

8 AS'ARI OKTAFIAN 5 7 6 5 4 5 5 4 4 5 5 6 6 6 5 4 3 5 6 7 103 5,2 baik

9 BELLA VISTA ARDIYANI 5 7 7 5 5 5 7 7 7 7 7 5 5 7 7 7 6 7 7 7 127 6,4 sangat baik

10 BINTANG H 4 7 4 6 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 7 5 93 4,7 baik

11 CHAIRANI QISSISINA 5 7 6 6 4 4 6 6 7 7 7 5 4 7 4 4 6 5 7 7 114 5,7 sangat baik

12 FADHILAH SALSABILA 6 7 5 4 3 4 5 4 4 4 5 3 3 5 4 3 5 5 5 5 89 4,5 kurang

13 ILSYAFITRI BONITA 7 7 7 4 7 7 7 7 3 3 4 6 7 7 7 4 4 7 7 7 119 6,0 sangat baik

14 KEVIN PRATAMA 5 7 7 6 6 5 6 6 7 6 7 7 6 6 5 4 7 6 7 7 123 6,2 sangat baik

15 LAILA TUSYSYARIFAH 7 7 7 4 7 6 6 7 5 7 7 7 6 7 6 6 7 7 7 7 130 6,5 sangat baik

16 M.AHLAN PATHULLAH 5 7 6 5 5 6 4 5 6 6 7 3 6 6 5 2 7 4 7 7 109 5,5 baik

17 M.DWIKI LATUCONSINA 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 4 1 0 7 3 115 5,8 sangat baik

18 M.FARIS SYAFIQ 5 5 6 7 4 5 7 4 4 5 7 5 4 5 4 4 4 5 7 7 104 5,2 baik

19 M.HILAL PRATAMA 5 7 5 4 4 7 7 7 5 7 7 6 4 5 6 4 4 5 7 7 113 5,7 sangat baik

20 M.IKMAN AULIA AIDIL AJI 6 5 6 4 5 4 7 7 4 4 7 5 6 7 5 4 6 5 7 7 111 5,6 baik

21 M.RIZKY PAHLEVI 7 7 7 4 4 7 7 7 7 7 7 4 4 7 7 4 7 7 7 7 125 6,3 sangat baik

22 M.URIP SUTANTO 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 5 6 7 7 4 3 7 7 7 127 6,4 sangat baik

23 NADIA ANISA 7 7 7 4 6 6 7 6 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6 5 2 120 6,0 sangat baik

24 ONA ANISA 7 5 6 4 4 5 7 5 5 7 7 6 6 7 7 6 3 7 7 7 118 5,9 sangat baik

25 PANDU.P 7 6 5 5 7 7 7 4 5 5 5 5 7 7 4 4 5 7 7 5 114 5,7 baik

26 PUTRI EKAWATI 4 7 4 5 5 4 4 6 7 5 5 7 4 6 4 3 7 6 7 7 107 5,4 baik

27 RAHMAD ILAHI 7 5 5 6 2 4 6 4 4 5 5 6 4 4 4 4 5 4 7 5 96 4,8 baik

28 REGINA ZATALINI 7 7 5 7 6 7 6 7 6 7 7 6 4 7 7 5 7 7 7 7 129 6,5 sangat baik

29 RETNO YUSRIANA 5 7 4 7 7 4 7 4 6 7 7 3 4 6 7 4 4 4 7 7 111 5,6 baik

30 RISKI DAMAYANTI 5 6 7 4 5 0 7 5 7 7 7 7 5 6 5 4 6 4 7 7 111 5,6 baik

31 ROBI PRATAMA 7 7 7 7 6 6 7 4 5 5 7 5 5 5 5 4 5 4 5 5 111 5,6 baik

32 SARAH QAIRUNNISA 7 7 4 4 6 6 7 6 6 7 7 5 6 3 3 3 3 4 7 7 108 5,4 baik

33 SEPTIANI ROPI 7 7 7 7 6 7 6 6 7 7 7 6 5 6 6 5 6 6 7 7 128 6,4 sangat baik

34 SHINTIA 4 6 7 6 5 4 5 4 4 5 7 5 4 5 4 3 4 5 7 5 99 5,0 baik

35 ULAN ENDALIZA 7 7 2 6 6 7 7 6 4 7 7 5 4 3 3 4 7 4 7 2 105 5,3 baik

36 WILLIAM PITER 6 5 7 5 4 4 4 4 6 6 7 5 4 7 5 4 5 4 7 7 106 5,3 baik

37 YUNI ARSIH UTAMI 7 7 7 6 4 7 7 7 5 4 6 6 6 6 7 3 2 7 7 4 115 5,8 baik

38 WIRA WADI FATNAH 5 7 7 3 5 4 7 5 4 5 7 6 4 5 5 7 4 5 7 5 107 5,4 baik

JUMLAH KELAS 225 248 222 189 193 198 233 211 196 221 243 200 184 225 199 161 189 203 245 226 4211 210,6

RATA-RATA KELAS 6 7 6 5 5 5 6 6 5 6 6 5 5 6 5 4 5 5 6 6 111 5,5 baik

KAT SIKAPNO NAMAPERTANYAAN

JML RATA2

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 45

Palembang, dengan menggunakan skala thurstone.

Page 29: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

29

TABEL 6 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 45 PALEMBANG

DENGAN SKALA THURSTONE

NO URT

NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML RATA2 KAT.SIKAP

1 A. Kurniawan 6 7 7 6 6 6 6 2 5 5 3 4 6 6 6 2 4 6 6 7 106 5,3 baik

2 Abdarita Yulianti 7 6 6 6 1 2 3 7 5 5 6 7 6 3 4 6 6 7 6 7 106 5,3 baik

3 Abu Hanifa 7 7 7 7 6 7 6 6 3 3 7 5 6 6 7 6 7 7 2 4 116 5,8 sangat baik

4 Anggi Nadia 7 7 7 7 6 7 6 6 3 7 7 5 6 6 7 6 7 3 3 7 120 6,0 sangat baik

5 Basrunudin 6 7 7 6 6 7 7 6 7 7 7 6 5 6 5 4 6 6 6 6 123 6,2 sangat baik

6 Bela Apriani 6 3 4 6 6 4 7 6 4 4 7 6 5 6 5 4 6 6 6 6 107 5,4 sangat baik

7 Cherin Virginia 7 7 6 6 5 7 6 5 5 7 7 2 3 1 2 1 4 4 7 3 95 4,8 baik

8 Choirin Rafi 6 6 6 6 2 5 7 4 4 6 6 7 6 5 5 4 4 6 7 7 109 5,5 baik

9 Dessy Novitasari 6 5 3 7 6 6 7 6 4 7 7 6 5 0 6 4 6 6 7 5 109 5,5 baik

10 Didi Herwansyah 7 7 7 7 6 7 7 7 4 7 7 5 4 7 7 2 7 7 7 6 125 6,3 sangat baik

11 Dwi Yuliani 7 6 7 4 4 7 6 6 7 6 7 2 6 6 6 4 6 4 7 7 115 5,8 sangat baik

12 Eka Rizky Agusti 7 6 4 4 6 6 5 4 5 7 7 5 4 6 5 4 5 7 7 7 111 5,6 baik

13 Agustina D. 6 7 6 4 4 6 7 6 6 7 7 5 5 7 5 4 6 7 6 7 118 5,9 sangat baik

14 Febria Wahyu N. 4 4 3 7 4 3 7 7 5 5 7 7 3 5 4 7 4 5 5 5 101 5,1 baik

15 Fikriansyah 5 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 4 3 7 7 5 7 4 7 5 121 6,1 sangat baik

16 Hendra Maulana 6 7 7 0 6 7 7 7 7 7 7 5 6 7 4 4 7 7 7 7 122 6,1 sangat baik

17 Iga Anggraini 5 7 3 3 5 5 5 7 6 6 6 4 2 4 4 3 6 5 7 7 100 5,0 baik

18 Ilsa Palingga 7 7 7 4 7 4 5 4 4 5 7 7 4 6 4 4 6 7 7 7 113 5,7 sangat baik

19 Jerry Maha Putra 7 7 5 4 7 6 6 4 5 6 7 5 4 6 5 4 6 5 7 6 112 5,6 sangat baik

20 Kartika 7 4 7 3 7 5 3 1 6 5 7 2 1 5 3 2 1 7 7 7 90 4,5 kurang

21 Kerrick Herlianto 7 7 7 2 7 6 7 6 3 7 3 4 4 6 6 4 3 5 6 3 103 5,2 baik

22 Lovasta T . 6 7 7 6 5 4 5 5 7 4 7 4 4 7 6 4 6 4 7 7 112 5,6 sangat baik

23 Lusi Elesta 7 7 7 4 4 4 7 4 7 7 7 5 4 7 5 4 7 7 6 7 117 5,9 sangat baik

24 M. A. Fikri 6 6 7 5 7 7 7 6 4 4 4 5 4 6 4 6 4 5 6 4 107 5,4 sangat baik

25 M. Ridho M.A 6 6 4 4 7 4 4 6 4 4 7 5 4 6 4 4 5 5 6 7 102 5,1 baik

26 Mesrawati 7 7 4 4 7 7 6 6 6 3 4 5 4 7 3 3 3 3 4 7 100 5,0 baik

27 M. Alfi Syahrio 7 7 5 7 5 4 6 6 6 6 7 5 5 7 7 5 5 7 7 7 121 6,1 sangat baik

28 Neneng O. 7 7 2 4 6 6 5 7 3 5 7 6 4 7 6 4 6 6 7 7 112 5,6 sangat baik

29 Oftariah 6 6 7 5 4 4 4 6 4 3 4 5 4 6 6 6 5 5 6 7 103 5,2 baik

30 Paray M.R 7 7 6 5 1 4 1 7 2 3 7 4 6 1 5 4 7 7 7 7 98 4,9 kurang

31 Putri Agustina 6 7 3 4 4 5 5 5 6 7 5 5 5 5 5 4 5 5 7 6 104 5,2 baik

32 Rahmi Tusi 6 7 6 0 4 6 7 6 6 7 7 5 5 2 5 4 2 7 6 2 100 5,0 baik

JML KLS 204 205 181 151 168 175 184 178 160 179 202 157 143 172 163 132 169 182 199 194 3498 174,9

RATA-RATA KLS 6,4 6 6 5 5 5 6 6 5 5,6 6 4,9 4,5 5 5,1 4,1 5 5,7 6,2 6,1 109 5,5baik

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

4.2.3 Data Sikap Siswa Menggunakan Skala Semantik

Adapun jumlah item yang dibuat untuk skala semantik secara berturut-turut

dari siswa SMPN 10, 17 dan 45 Palembang yang terdiri dari 20 item pertanyaan

dengan menggunakan empat option. Berikut ini akan Instrumen skala likert

tersebut sebagai berikut :

Page 30: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

30

TABEL 7

PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 10 PALEMBANG DENGAN SKALA SEMANTIK

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML Rata2 KAT SIKAP

1 M. Rafli Ramadhan 7 6 7 7 6 7 2 6 7 7 7 7 6 7 7 6 7 5 6 6 126 6,3 sangat baik

2 Dela Paramita 7 7 7 7 7 6 6 6 7 6 5 2 7 7 7 7 6 4 6 5 122 6,1 sangat baik

3 Shintya Lanova 5 5 7 2 5 6 7 6 6 7 7 5 5 2 7 3 6 6 3 6 106 5,3 baik

4 Farah Dita Humaira 7 5 6 7 7 2 2 7 7 7 3 7 5 6 7 7 7 7 6 6 118 5,9 baik

5 Ivan Juli Andy 7 6 7 2 7 7 7 2 6 7 7 7 6 2 7 2 7 7 7 3 113 5,7 baik

6 Sadana 7 6 7 2 6 7 7 6 7 2 2 1 6 2 3 6 7 6 6 6 102 5,1 baik

7 Cindy Efsiara Pasela 7 6 7 7 3 3 3 2 6 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 4 117 5,9 sangat baik

8 Try Septiani 7 7 3 4 2 7 7 7 6 2 3 2 7 2 7 2 7 2 7 1 92 4,6 baik

9 Nanda Rizka Anggraini 7 5 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 7 6 6 7 6 130 6,5 sangat baik

10 Rian . R 5 6 5 5 7 7 6 6 7 2 7 5 6 5 5 7 3 7 3 5 109 5,5 baik

11 Saddam Abimanyu 7 5 6 7 6 5 6 5 6 6 5 3 5 6 7 6 5 7 5 6 114 5,7 sangat baik

12 Fajri Ramadhan 6 6 6 7 6 7 7 2 4 3 6 6 6 6 7 6 7 7 4 6 115 5,8 sangat baik

13 Mahendra 7 6 7 7 3 7 3 2 6 2 7 7 6 7 7 7 7 7 4 4 113 5,7 sangat baik

14 Amalia Amrina Rosyad 5 6 7 7 6 7 3 7 3 3 7 5 6 7 7 6 3 7 3 5 110 5,5 baik

15 Yuni Anggraini 5 6 5 7 7 4 7 7 6 7 4 5 6 5 7 7 4 3 4 4 110 5,5 baik

16 Laras Damayanti 7 7 7 3 7 5 7 3 6 7 5 7 7 7 3 7 5 5 5 7 117 5,9 sangat baik

17 Elza Elserianty 4 6 7 7 7 7 3 2 7 2 7 4 6 7 3 2 7 7 3 7 105 5,3 baik

18 M. Aditya .F 5 6 7 7 3 6 6 7 7 7 7 5 6 7 7 7 6 6 7 6 125 6,3 sangat baik

19 Tiara Ayu Lestari 7 5 7 3 7 4 7 2 2 7 2 7 5 7 7 7 4 7 5 5 107 5,4 baik

20 Ghina Salsabila 5 6 5 5 6 2 7 7 6 7 2 5 6 5 5 6 2 5 6 5 103 5,2 baik

21 Mafazi Aufar Soeharto 7 7 7 7 7 7 7 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 4 4 125 6,3 sangat baik

22 Rifqi Raditya 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 137 6,9 sangat baik

23 Bella Fitri Aliana 5 6 7 7 6 7 7 7 7 7 7 5 6 7 7 6 7 6 7 7 131 6,6 sangat baik

24 Mardika Zaditya Herlam 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 7 2 120 6,0 sangat baik

25 M. Cindar Alam KW 7 7 5 7 5 7 7 7 6 7 7 7 7 5 7 5 7 6 7 4 127 6,4 sangat baik

26 Aldy Zulfani 7 7 6 7 5 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 5 7 7 6 7 132 6,6 sangat baik

27 Rudh. Sitta Parapat 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 2 3 7 6 7 6 129 6,5 sangat baik

28 Ade Oktarina 7 6 7 7 7 7 7 7 6 2 2 7 6 2 4 4 2 6 3 7 106 5,3 baik

29 Rinaldy 7 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 3 7 7 7 6 7 7 133 6,7 sangat baik

30 M. Dwiki Kurniawan 7 6 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 2 3 2 7 2 3 114 5,7 sangat baik

31 Hafis Agung WS 7 5 7 7 7 5 7 6 6 7 3 7 5 3 2 2 5 6 7 6 110 5,5 baik

32 Agrin Aulia 7 6 6 7 7 6 7 2 7 7 6 7 6 6 7 7 6 7 4 5 123 6,2 sangat baik

33 Arif Prabowo 5 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5 5 7 7 7 7 6 7 7 131 6,6 sangat baik

34 Happy Rivaldy 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 3 3 7 7 3 7 3 3 7 120 6,0 sangat baik

35 Wahyu Prasetyo Andro 5 5 5 7 7 6 6 7 6 7 7 5 5 5 3 1 6 3 3 4 103 5,2 baik

36 Mega Dista Agustian 7 7 7 7 7 6 6 6 6 2 6 3 7 3 2 3 6 2 6 6 105 5,2 baik

37 Nanda Tri . S 4 7 2 7 2 7 7 2 6 7 7 4 7 2 7 7 7 7 7 2 108 5,4 baik

38 Putri Choirani 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 2 7 7 5 119 6,0 sangat baik

39 Nadia Putri Ramadhan 5 5 5 7 2 2 6 7 6 7 2 5 5 2 7 7 6 6 5 6 103 5,2 baik

Jumlah 246 236 245 241 231 233 237 210 240 226 222 218 232 209 228 211 224 226 210 205 4530 226

Rata-rata 6,3 6,1 6,3 6,2 5,9 6,0 6,1 5,4 6,2 5,8 5,7 5,6 5,9 5,4 5,8 5,4 5,7 5,8 5,4 5,3 #### 5,8 sangat baik

No Nama SiswaSkor untuk Butir item nomor:

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 17

Palembang, dengan menggunakan skala semantik.

Page 31: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

31

TABEL 8 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 17 PALEMBANG

DENGAN SKALA SEMANTIK

NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML RATA2 Kategori

1 Aditya Erlangga 7 6 7 7 3 7 6 7 4 6 4 6 6 4 6 4 2 6 5 6 109 5,5 baik

2 Ahmad Yoga T. 6 6 7 6 5 7 7 7 5 7 6 7 6 5 5 6 1 7 6 6 118 5,9 sangat baik

3 Al ikhsan P . 7 6 6 7 3 5 5 7 7 5 6 6 3 6 6 6 5 7 7 7 117 5,9 sangat baik

4 Anisa 7 7 7 7 7 7 5 6 3 7 7 7 6 6 7 7 4 7 7 7 128 6,4 sangat baik

5 Alya Anjani 7 7 6 7 3 7 6 7 7 7 7 7 7 3 2 6 4 7 7 7 121 6,1 sangat baik

6 A. Madlana K. 7 6 7 7 3 7 6 7 4 6 7 6 6 6 6 2 2 2 6 6 109 5,5 baik

7 A. Nurimansyah 7 2 6 3 7 7 6 7 7 3 7 3 7 3 6 7 2 3 7 4 104 5,2 baik

8 As'ari O.S 7 7 6 7 7 7 7 2 7 2 7 7 7 1 7 2 3 4 4 7 108 5,4 baik

9 Bela vista A. 6 7 6 7 7 3 5 7 7 3 6 6 7 6 6 3 7 3 3 5 110 5,5 baik

10 Bintang. H 6 6 7 7 7 5 6 5 5 7 7 7 7 5 5 0 0 0 3 2 97 4,9 baik

11 Chairani Q. 6 5 6 6 5 7 5 6 4 6 5 7 5 6 6 5 6 6 6 5 113 5,7 baik

12 Fadhila S. 7 2 4 7 6 6 6 6 7 6 3 7 4 6 5 7 6 4 7 6 112 5,6 baik

13 Isyafitri B. 7 2 6 7 7 7 6 7 4 7 7 7 4 4 4 7 4 4 5 4 110 5,5 baik

14 Kevin Pratama 7 7 7 3 7 5 6 7 7 6 4 7 3 7 5 7 6 7 7 6 121 6,1 sangat baik

15 Laila T. 7 7 6 7 4 5 6 5 3 7 4 3 4 4 6 6 4 7 4 4 103 5,2 baik

16 M. Ahlan F. 7 3 6 7 5 7 7 7 3 7 5 5 5 7 5 7 3 5 7 5 113 5,7 sangat baik

17 M. Dwiki L. 7 7 7 7 7 4 6 7 3 7 7 4 7 4 7 4 4 4 2 4 109 5,5 baik

18 M. Faris syafiq 6 7 7 7 7 5 6 7 7 3 6 6 7 6 6 6 4 7 5 4 119 6,0 sangat baik

19 M. Hilal P . 7 2 6 7 7 7 5 7 3 7 4 7 5 5 5 7 5 7 7 7 117 5,9 sangat baik

20 M. Ikman A A Aji 7 7 6 7 7 5 6 5 5 6 2 5 6 5 5 7 2 2 5 6 106 5,3 baik

21 M. Rizki Pahlevi 7 1 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 4 4 4 4 4 2 7 3 107 5,4 baik

22 M. Urip Sutanto 7 6 6 7 7 4 3 3 7 4 7 6 5 2 7 3 5 7 7 7 110 5,5 baik

23 Nadia Anisa 7 7 7 7 7 5 6 7 7 6 7 6 7 7 6 6 7 7 7 7 133 6,7 sangat baik

24 Ona Anisa 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 7 2 2 7 4 7 5 7 115 5,8 sanagt baik

25 Pandu P . 7 7 6 7 7 7 7 5 7 5 7 6 7 4 4 6 7 7 5 7 125 6,3 sangat baik

26 Putri Ekawati 7 7 6 7 7 7 7 6 7 5 7 7 6 7 5 4 1 7 5 7 122 6,1 sangat baik

27 Rahmad Ilahi 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 6 7 6 3 4 7 3 4 7 121 6,1 sangat baik

28 Regina Zatalini 7 7 6 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 7 5 7 1 7 5 7 127 6,4 sangat baik

29 Retno Yusriana 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 7 6 7 7 5 7 1 5 7 5 126 6,3 sangat baik

30 Rizki Damayanti 7 6 7 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 3 6 6 4 7 7 7 129 6,5 sangat baik

31 Robi Pratama 7 6 6 7 7 7 5 7 7 7 5 6 7 6 5 7 5 7 7 7 128 6,4 sangat baik

32 Sarah Qhairunisa 7 2 7 7 6 7 6 6 7 7 6 7 4 5 5 2 3 7 4 5 110 5,5 baik

33 Septiani Ropi 7 7 7 7 7 5 5 2 3 7 7 6 7 3 7 4 7 4 7 7 116 5,8 sanagt baik

34 Sintia 7 7 5 4 6 7 3 7 3 4 7 7 7 7 1 3 7 3 7 7 109 5,5 baik

35 Ulan Endaliza 6 7 6 7 7 5 5 5 7 7 6 6 7 4 6 7 7 7 7 5 124 6,2 sangat baik

36 William Pieter 6 6 6 6 6 7 7 7 7 2 6 7 6 6 6 6 7 3 4 6 117 5,8 baik

37 Wirawadi F. 7 7 6 7 7 4 7 3 4 3 7 7 4 2 7 7 4 7 4 7 111 5,6 baik

38 Yuni Arsih Utami 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 7 4 2 2 7 7 7 7 7 117 5,9 sangat baik

Jumlah kelas 257 218 240 250 235 234 223 231 215 219 227 234 222 183 196 203 162 203 216 223 4391 219,53

Rata-rata kelas 6,8 5,7 6,3 6,6 6,2 6,1 5,9 6,1 5,66 5,8 6 6,2 5,8 4,8 5,2 5,3 4,3 5,3 5,7 5,9 115,5 5,7771 baik

No

Urt

PERTANYAAN

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Berikut ini akan disajikan data hasil penilaian sikap siswa SMPN 45

Palembang, dengan menggunakan skala semantik.

Page 32: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

32

TABEL 9 PENILAIAN AFEKTIF SISWA SMPN 45 PALEMBANG

DENGAN SKALA SEMANTIK

NO NAMA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 JML Rata2 KAT SIKAP

1 A. Kurniawan 7 4 6 4 7 6 6 5 7 7 3 7 4 7 3 7 4 7 2 7 110 5,5 baik

2 Abdarita Yulianti 7 5 7 3 7 3 7 7 7 3 7 4 4 5 7 7 7 5 5 7 114 5,7 sangat baik

3 Abu Hanifa 7 4 7 7 4 7 3 3 7 3 6 7 6 4 4 6 6 6 6 6 109 5,5 baik

4 Anggi Nadia 7 4 7 3 5 7 3 4 7 3 7 3 7 4 2 5 5 6 7 7 103 5,2 baik

5 Basrunudin 7 7 7 7 7 7 7 4 4 7 3 4 7 4 7 7 3 7 7 4 117 5,9 baik

6 Bela Apriani 7 4 5 3 3 7 7 7 6 3 7 7 7 4 3 4 7 5 5 5 106 5,3 baik

7 Cherin Virginia 7 5 7 7 6 7 7 3 7 3 7 3 7 2 3 3 7 7 7 7 112 5,6 sangat baik

8 Choirin Rafi 3 7 7 7 5 6 6 7 7 3 7 7 3 4 3 7 7 7 7 7 117 5,9 sangat baik

9 Dessy Novitasari 7 6 7 7 6 7 7 3 7 7 7 6 6 4 3 7 7 6 6 6 122 6,1 sangat baik

10 Didi Herwansyah 3 4 7 7 6 7 7 7 3 7 7 7 6 4 6 7 5 7 7 7 121 6,1 baik

11 Dwi Yuliani 7 7 7 7 5 6 7 3 7 7 6 4 7 3 5 4 5 6 7 7 117 5,9 baik

12 Eka Rizky Agustini 3 7 7 6 7 7 4 7 4 3 7 3 7 2 5 4 6 7 7 7 110 5,5 baik

13 Agustina D. 7 4 3 7 4 6 4 3 7 5 7 7 7 5 7 3 4 2 4 3 99 5,0 kurang

14 Febria Wahyu N. 7 7 7 7 5 6 7 7 6 7 3 3 7 4 6 7 6 6 7 6 121 6,1 sangat baik

15 Fikriansyah 7 7 7 7 5 7 7 7 7 5 7 7 5 5 7 4 7 6 7 7 128 6,4 sangat baik

16 Hendra Maulana 7 7 5 7 7 7 7 5 4 7 5 4 4 4 4 7 7 5 7 2 112 5,6 sangat baik

17 Iga Anggraini 7 5 5 7 7 4 7 5 5 2 7 3 6 2 7 5 6 7 7 7 111 5,6 baik

18 Ilsa Palingga 7 7 5 6 7 6 6 7 5 6 6 6 6 3 2 3 3 6 6 6 109 5,5 baik

19 Jerry Maha Putra 7 7 7 3 7 6 3 7 7 7 6 7 7 3 2 3 6 4 7 6 112 5,6 baik

20 Kartika 7 7 3 7 3 6 7 7 4 7 3 7 7 3 5 3 7 3 6 7 109 5,5 baik

21 Kerrick Herlianto 7 7 7 7 7 7 6 7 3 7 3 7 5 6 4 6 1 6 3 6 112 5,6 baik

22 Lovasta T . 7 6 7 6 5 5 6 6 6 7 7 7 4 7 6 7 7 6 7 7 126 6,3 sangat baik

23 Lusi Elesta 7 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 4 4 7 7 7 7 7 132 6,6 sangat baik

24 M. A. Fikri 7 6 6 6 4 6 6 7 7 2 2 7 4 2 2 7 2 6 6 7 102 5,1 baik

25 M. Ridho M.A 7 5 7 7 5 6 7 7 7 7 5 7 6 3 5 7 5 6 7 6 122 6,1 sangat baik

26 Mesrawati 7 3 7 3 3 5 7 7 3 7 5 6 6 6 5 6 4 6 5 5 106 5,3 baik

27 M. Alfi Syahrio 7 6 7 7 7 7 7 7 4 7 4 7 7 4 4 7 7 7 6 4 123 6,2 sangat baik

28 Neneng O. 7 6 6 3 5 7 6 7 7 7 3 3 7 3 7 7 4 7 7 7 116 5,8 sangat baik

29 Qitariah 7 6 6 5 7 6 6 3 3 7 6 7 6 5 3 6 7 7 6 7 116 5,8 sangat baik

30 Paray M.R 7 5 7 2 7 3 7 3 7 3 4 7 7 7 4 7 7 7 7 7 115 5,8 baik

31 Putri Agustina 5 5 5 3 7 3 7 4 7 7 4 3 7 4 4 7 7 7 7 7 110 5,5 baik

32 Rahmi Tusi 7 7 7 7 7 5 7 7 7 6 7 4 6 3 2 3 2 6 3 6 109 5,5 baik

JML KLS 210 182 202 182 184 192 198 180 186 176 175 178 192 130 141 180 175 193 195 197 3648 182,4

RATA-RATA KLS 6,6 5,7 6,3 5,7 5,8 6 6,2 5,6 5,8 5,5 5,5 5,6 6 4,06 4,4 5,6 5,5 6 6,1 6,2 114 5,7 baik

Sumber : Data primer diolah, tahun 2010

4.3 Analisis Data

Berikut ini akan dianalisis dari masing-masing instrumen model awal dari

masing-masing sekolah.

Untuk SMPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen skala

likert bahwa r tabel adalah sebesar 0,316, setelah dilakukan ujicoba ternyata

Page 33: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

33

terdapat 2 item (item nomor 1 dan 5) yang r hitungnya ≤ 0,316. Namun setelah

menggunakan model revisi, semua item soal valid. Sama halnya dengan

perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala thurstone dari siswa SMPN 17

Palembang, ternyata juga terdapat 2 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 5

dan 7 dengan masing-masing nilai r hitung adalah 0,134 dan 0, 304 sedangkan r

tabelnya adalah sebesar 0,328. Namun setelah dilakukan revisi terhadap dua item

tersebut maka pada model revisi semuanya valid. Sedangkan untuk hasil uji

validitas terhadap instrumen skala likert bahwa r tabel adalah sebesar 0,328 setelah

dilakukan ujicoba ternyata terdapat 2 item (item nomor 1 dan 5) yang r hitungnya

≤ 0,328. Namun setelah menggunakan model revisi, semua item soal valid.

Berbeda dengan hasil uji validitas terhadap dua SMP sebelumnya, ternyata untuk

SMPN 45 dengan perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala liokert dari

siswa SMPN 45 Palembang-pun, ternyata juga terdapat 6 item soal yang tidak

valid yaitu item nomor 4,8,10,12,14,17,18 dengan masing-masing nilai r hitung

adalah 0.110, 0.307, 0.320, 0311, 0.269, 0.213, 0.276 sedangkan r tabelnya adalah

sebesar 0,355. Namun setelah dilakukan revisi terhadap dua item tersebut maka

pada model revisi semuanya valid.

Berikut ini akan disajikan analisis data mengenai sikap siswa dari masing-

masing skala sikap yang ada dari masing-masing sekolah.

4.3.1 Instrumen Penilaian Skala Sikap Likert

Kategori sikap siswa untuk 20 butir pertanyaan dengan skor tiap butir

adalah 4, dengan rentang skor tertinggi adalah 80 (20x4) dan skor terendah adalah

20 (20 x1).

No Skor Siswa Kategori Sikap

1. Lebih dari 64 Sangat tinggi atau sangat baik

2. 56 - 64 Tinggi atau baik

3. 40 - 55 Rendah atau kurang

4. Kurang dari 40 Sanagt rendah atau sangat kurang

Keterangan :

1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat rendah adalah 0,80 x 80

= 64 dan batas atasnya adalah 80

Page 34: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

34

2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah 0,70 x 80 = 56, dan

batas atasnya adalah 64

3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah = 0,50 x 80 =

40, dan batas atasnya adalah 56

4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah

kurang dari 40

Perhitungan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skala likert di

masing-masing sekolah, dapat dilihat dari tabel berikut ini :

TABEL 10

FREKUENSI JAWABAN DARI SKALA LIKERT

TOTAL

F % F % F % %1 SMPN 10 PALEMBANG 26 67 12 31 1 3 1002 SMPN 17 PALEMBANG 17 45 20 53 1 3 1003 SMPN 45 PALEMBANG 18 46 19 50 2 5 100

TOTAL 61 158 51 133 4 10 100

SANGAT BAIK BAIK KURANGSISWA

NO URT

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Untuk Skala MPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen

skala likert bahwa r tabel adalah sebesar 0,316, setelah dilakukan ujicoba ternyata

terdapat 2 item (item nomor 1 dan 5) yang r hitungnya ≤ 0,316. Namun setelah

menggunakan model revisi, semua item soal valid.

Jika dilihat dari tabel 10 di atas, ternyata skor sangat baik diperoleh oleh

SMP Negeri 10 Palembang, hal ini sebesar 26 % yang menjawab “sangat baik”,

sedangkan jumlah siswa yang “kurang” hanya 1 % saja. Sementara itu untuk

SMPN 17 Palembang skor tertinggi pada kategori “baik”. Sedangkan untuk siswa

SMPN 45 Palembang ternyata kategori “sangat baik” sedikit lebih baik dengan

siswa SMPN 17 Palembang.

4.3.2 Instrumen Penilaian Skala Thurstone

Berikut ini akan dianalisis hasil uji validitas dari instrumen skala thurstone

model awal dari masing-masing sekolah yang menjadi sampel.

Page 35: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

35

Untuk SMPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen skala

thurstone bahwa r tabel adalah sebesar 0,316, setelah dilakukan ujicoba ternyata

terdapat 3 item (item nomor 2, 9 dan 12) yang r hitungnya masing-masing adalah

0.171, 0.250 dan 0.289 . Namun setelah menggunakan model revisi, semua item

soal valid. Berbeda dengan perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala

thurstone dari siswa SMPN 17 Palembang, sedikit lebih baik dibanding dengan

yang ternyata hanya 2 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 4 dan 7 dengan

masing-masing nilai r hitung adalah 0,134 dan 0, 131sedangkan r tabelnya adalah

sebesar 0,328. Namun setelah dilakukan revisi terhadap dua item tersebut maka

pada model revisi semuanya valid. Sedangkan untuk hasil uji validitas terhadap

instrumen skala thurstone di SMPN 45 Palembang ternya nilai r tabel adalah

sebesar 0,349 setelah dilakukan ujicoba ternyata terdapat 10 item (item nomor 1,

3,4,5,6,8,10, dan 11), dengan r hitung masing-masing adalah 0.097, 0.296, 0.198,

0.153, 0.323, 0.264, 0.206, 0.327, 0.269, 0.233.

Kategori sikap siswa untuk 20 butir pertanyaan dengan skor tiap butir

adalah 7, dengan rentang skor tertinggi adalah 140 (20x7) dan skor terendah adalah

20 (20 x1).

No Skor Siswa Kategori Sikap

1. Lebih dari 112 Sangat tinggi atau sangat baik

2. 70 – 98 Tinggi atau baik

3. 40 - 55 Rendah atau kurang

4. Kurang dari 40 Sanagt rendah atau sangat kurang

Keterangan :

1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat rendah adalah 0,80 x

140 = 112 dan batas atasnya adalah 140

2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah 0,70 x 140 = 98,

dan batas atasnya adalah 111

3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah = 0,50 x 140 =

70, dan batas atasnya adalah 97

4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah

kurang dari 70

Page 36: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

36

Perhitungan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skor di atas

menunjukkan perolehan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skala

thurstone di masing-masing sekolah, dapat dilihat dari tabel berikut ini :

TABEL 11

FREKUENSI JAWABAN DARI SKALA THURSTONE

TOTALF % F % F % %

1 SMPN 10 PALEMBANG 17 44 21 54 1 3 1002 SMPN 17 PALEMBANG 16 42 21 55 1 3 1003 SMPN 45 PALEMBANG 16 50 15 47 1 3 100

NO URT

SISWASANGAT BAIK BAIK KURANG

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Jika dilihat dari tabel 2 di atas, ternyata skor sangat baik diperoleh oleh

SMP Negeri 10 Palembang, hal ini senbesar 17 % yang menjawab “sangat baik”,

sedangkan jumlah siswa yang “kurang: hanya 1 %. Sementara besaran skor untuk

siswa SMPN 17 dan siswa SMPN 45 Palembang skor “sangat baik”-nya

berimbang. Namun jika dilihat dari aspek “baik”, ternyata antara siswa SMPN 10

dan SMPN 17 Palembang jumlahnya berimbang. Sedangkan untuk skor “kurang”

ternyata ketiganya mempunyai skor yang sama.

4.3.3 Instrumen Penilaian Skala Semantik Differensial

Berikut ini akan dianalisis hasil uji validitas dari instrumen skala semantik

differnsial model awal dari masing-masing sekolah yang menjadi sampel.

Untuk SMPN 10 Palembang, hasil uji validitas terhadap instrumen skala

semantik differensial bahwa r tabel adalah sebesar 0.316, setelah dilakukan ujicoba

ternyata terdapat 8 item (item nomor 1, 2, 5, 6, 8, 9, 13, 18.) yang r hitungnya

masing-masing adalah 0.200, 0.266, 0.281, 0.115, 0.302, 0.126, 0.238. Namun

setelah menggunakan model revisi, semua item soal valid.

Berbeda dengan perhitungan uji validitas terhadap instrumen skala

semantik differensial dari siswa SMPN 17 Palembang, sedikit lebih banyak

dibanding dengan SMPN 10 yaitu terdapat 11 item soal yang tidak valid yaitu item

nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17 dengan masing-masing nilai r hitung

adalah 0.077, 0.159, 0.132, 0.198, 0.226, 0.031, 0.255, 0.226, 0.146, 0.259, 0.311,

Page 37: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

37

-0.046, sedangkan r tabelnya adalah sebesar 0,328. Namun setelah dilakukan revisi

terhadap dua item tersebut maka pada model revisi semuanya valid. Sedangkan

untuk hasil uji validitas terhadap instrumen skala semantik differensial di SMPN 45

Palembang ternyata nilai r tabel adalah sebesar 0,349 setelah dilakukan ujicoba

ternyata terdapat 13 item (item nomor 1, 2, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14,15, 16, 20),

dengan r hitung masing-masing adalah 0.079, 0.338, 0.237, 0.142, 0.201, 0.025,

0.181, 0.091, 0.022, 0. 157, 0342, 0.264, 0. 223. Namun setelah dilakukan revisi

terhadap dua item tersebut maka pada model revisi semuanya valid. Kategori sikap siswa untuk 20 butir pertanyaan dengan skor tiap butir

adalah 4, dengan rentang skor tertinggi adalah 140 (20 x 7) dan skor terendah

adalah 20 (20 x1).

No Skor Siswa Kategori Sikap

1. Lebih dari 112 Sangat tinggi atau sangat baik

2. 70 – 98 Tinggi atau baik

3. 40 - 55 Rendah atau kurang

4. Kurang dari 40 Sanagt rendah atau sangat kurang

Keterangan :

1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat rendah adalah 0,80 x

140 = 112 dan batas atasnya adalah 140

2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah 0,70 x 140 = 98,

dan batas atasnya adalah 111

3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah = 0,50 x 140 =

70, dan batas atasnya adalah 97

4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah

kurang dari 70

Perhitungan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skor di atas

menunjukkan perolehan jumlah kategori sikap yang ditunjukkan dari hasil skala

semantik di masing-masing sekolah, dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Page 38: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

38

TABEL 12

FREKUENSI JAWABAN DARI SKALA SEMANTIK

TOTALF % F % F % %

1 SMPN 10 PALEMBANG 22 56 17 44 0 0 1002 SMPN 17 PALEMBANG 18 42 21 55 1 3 1003 SMPN 45 PALEMBANG 13 50 17 47 1 3 100

NO URT

SISWASANGAT BAIK BAIK KURANG

Sumber : Data primer diolah, Tahun 2010

Jika dilihat dari tabel 2 di atas, ternyata skor sangat baik diperoleh oleh SMP

Negeri 10 Palembang, hal ini senbesar 22 % yang menjawab “sangat baik”, namun

jika dilihat dari apek baik ternyata jumlah berimbang dengan yang di SMPN 45

Palembang sedangkan jumlah siswa yang “kurang: hanya 0 %. Sementara besaran

skor untuk siswa SMPN 17 dan siswa SMPN 45 Palembang skor “sangat baik”-nya

adalah 18 % lebih banyak 1 % dibanding dengan yang SMPN 45 Palembang.

Namun jika dilihat dari aspek “baik”, ternyata antara siswa SMPN 10 dan SMPN

45 Palembang jumlahnya berimbang. Sedangkan untuk skor “kurang” ternyata skor

berimbang antara SMPN 17 Palembang dan SMPN 45 Palembang.

4.4 Pembahasan

Dari hasil dan analisis terhadap pengembangan dan penerapan model awal

dan model revisi dari instrumen penilaian domain afektif berupa skala likert,

thurstone dan semantik differensial terhadap siswa SMPN 10, SMPN 17 dan

SMPN 45 Palembang maka diketahui bahwa instrumen skala sikap lebih baik

dibanding dengan instrumen skala thurstone dan semantik differensial. Hal tersebut

dapat terlihat dari hasil ujicoba dari ketiga instrumen tersebut di ketiga SMPN di

Palembang ternyata dari model awal dan model revisi, ternyata ketiganya

menunjukkan hasil yang relatif stabil, artinya hasil yang diperoleh ternyata hasil

instrumen skala thurstone lebih rendah dibanding dengan skala likert, sedangkan

skala semantik differensial lebih rendah dibanding dari hasil ujicoba skala

thurstone dan skla likert.

Page 39: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

39

Namun demikian, sesuai dengan hakekatnya penelitian pengembangan dan

diuji coba dalam suatu situasi dan kondisi tertentu kemudian dilakukan revisi

terhadap hasil uji coba tersebut sampai pada akhirnya diperoleh suatu model yang

dapat digunakan untuk memperbaiki output sebagaimana dikemukakan oleh Borrg

& Gall (1989: 775 -776). Penyempurnaan model dilakukan berdasarkan hasil uji

coba lapangan secara operasional maupun saran dan masukan dari teman sejawat

yang memahami tehnik pengukuran.

Dari masukan tersebut berupa hal-hal teknis yang perlu diperhatikan

sebelum merancang dan mengembangkan instrumen itu sendiri, selain itu

penggunaan kalimat yang jelas, bahasa yang sederhana dan tidak menggiring siswa

untuk menjawab yang baik-baik saja, maupun kalimat yang tidak jelas yang dapat

menimbulkan makna ganda atau diinterpretasikan berbeda antara responden yang

satu dengan yang lainnya, termasuk juga harus menghindari item yang

menyebabkan ambiguity pada responden.

Dengan perbaikan yang memperhatikan masukan dari teman sejawat

tersebut ternyata jelas terlihat dampaknya terhadap hasil uji validitas terhadapa

hasil ujicoba terhadap model awal menjadi model revisi, ternyata semua item dari

semua instrumen skala sikap yang digunakan, baik skala likert, thurstone maupun

skala semantik differensial.

Walaupun sudah menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan nilai

sikap yang dicapai oleh siswa, namun penelitian dan pengembangan instrumen

penilaian domain afektif dalam matapelajaran PKn di SMP ini masih perlu

dilanjutkan lagi dengan jumlah sekolah dan sampel yang lebih banyak lagi, bahkan

menggunakan instrumen yang lebih banyak lagi, artinya tidak hanya terbatas pada

penggunaan instrumen berupa skala likert, skala thurstone dan semantik

differensial saja, melainkan juga jenis-jenis instrumen lainnya yang relevan dengan

karakteritik penilaian afektif, misalnya skala guttman, rating scale, wawamcara,

angke,t observasi dan-lain-lain.

Page 40: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

40

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa pengembangan dan penerapan instrumen penilaian domain

afektif pada matapelajaran PKn di SMP akan efektif mencapai tujuan apabila

pengembangan instrumen tersebut memperhatikan segi teknis dan substansinya.

Dari segi teknis, mulai dari menyusun kisi-kisi instrumen, menulis kalimat atau

bahasa yang jelas, singkat, tidak bermakna ganda dan tidak menimbulkan

ambiguity, adanya urutan dan keseimbangan jumlah item favorable dan

unfavorable. Dari segi substansi isi, maksudnya instrumen terebut berisikan

substansi materi pelajaran yang bersifat afektif dan yang relevan untuk mengukur

aspek afektif, apakah berupa nilai, sikap, moral dan lain-lain. Dengan demikian

diharapkan melalui instrumen tersebut kita mendapat gambaran yang jelas tentang

sikap siswa yang ingin diukur, sebab penilaian afektif bukanlah berupa soal-soal

melainkan berupa informasi guna mengungkapkan sikap, nilai dan keyakinan dari

peserta didik (dalam hal ini siswa SMP yang berkaitan dengan matapejaran PKn).

Hal yang perlu diingat lagi bahwa penggunaan instrumen penilaian afektif tidaklah

bertujuan untuk mengukur dan menilai benar-salah dari siswa melainkan untuk

mengungkap nilai dan keyakinan siswa yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang

bersifat positif diperkuat sedangkan yang bersifat negatif dikurangi dan akhirnya

dihilangkan.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan ke beberapa

pihak sebagai berikut :

5.2.1 Kepada guru PKn, hendaknya menggunakan penilaian afektif sebagai salah

satu bentuk penilaian terhadap siswa, bukan hanya menilai kemampuan

kognitif, sebab aspek afektif yang berkenaan dengan matapelajaran yang

kita berikan akan berhubungan dengan kemampuan peserta didik secara

utuh. Sebab domain afektif siswa terhadap matapelajaran, akan berpengaruh

terhadap domain kognitif dan psikomotor. Sehingga jika kita sebagai guru

mengetahui ranah afektif peserta didik dengan tepat, maka kita akan dapat

Page 41: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

41

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat juga kepada siswa yang salah

satunya bertujuan meningkatkan nilai afektif siswa.

5.2.2 Bagi Mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi PKn, hendaknya

dapat mengembangkan dan menerapkan instrumen penilaian afektif kelak

mereka menjadi guru PKn sebagai bentuk penilaian lain disamping

penilaian kognitif (utamanya bentuk objektif tes dan essay).

 

5.2.3 Bagi peneliti lainnya, hendaknya dapat melanjutkan penelitian mengenai

pengembangan instrumen penelitian domain afektif secara lebih lengkap

lagi, yaitu dengan menggunakan instrumen yang lebih banyak lagi

diantaranya observasi, wawancara, rating scale, dan lain-lain. Disamping itu

juga dengan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi dan waktu yang

lebih lama lagi, sehingga dapat benar-benar menghasilkan model instrumen

penilaian domain afektif yang lebih baik dan lebih lengkap lagi.

6

DAFTAR PUSTAKA

Borg, W.R.& Gall,M.D. 1979. Educational Research and Introduction. New York & London: Longman

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta ..................2006. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

Tentang Standar Isi ---------------2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Gronlund, Norman E. 1998. Assessment of Student Achievement. Sixth Edition.

Boston: Allyn and Bacon. Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia:

Open University Press. http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/15/pengembangan-perangkat-penilaian-

afektif/ diakses tangga 20 Juli 2010

Page 42: Pengembangan instrumen Penilaian Domain Afektif Pada

42

Jarolimek, J et. Al.. (1993). Social Studies in Elementary Education. Seven Edition.

New York: Macmillan Publishing Co Ltd. Kadarusmadi. 1987. Pendidikan Moral Pancasila Dan Kecenderungan Perilaku

Anak Didik : Suatu Studi Terhadap Siswa SMA Negeri Di Kotamadya Banda Aceh. Tesis.

Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teachers Need to Know.

Unites States of America: Allyn & Bacon – A Simon & Schuster Company.

Somantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan PKN. (Editor Dedi

Supriadi dan Rochmat Mulyana), Bandung: Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumarna Surapranata. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil

Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sunarno. 1992. Keragaman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Analitis Terhadap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar PMP pada 3 Sekolah Dasar di Kabupaten Klaten). Tesis Magister PPS IKIP Bandung: Tidak diterbitkan. Suwarma Al Muchtar. 1995. Arah Peningkatan Mutu Pendidikan PKn di Sekolah

Dasar. Makalah pada Diskusi Ilmiah Dalam Rangka Pelepasan Program S1 Ke 2 PKN SD Angkatan ke 2, Tanggal 22 Agustus 1995. Bandung: Lab PPKN SD FPPKN IKIP Bandung.

Tilaar, H.A.R.. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam

Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia.