pengembangan dunia usaha - kementerian … · web viewdalam bidang pertanian yang sangat menonjol...

51
PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Upload: others

Post on 07-Mar-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

Page 2: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang
Page 3: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

BAB III

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara telah menetaskan bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk memberikan pengarahan, pembinaan dan bimbingan terhadap dunia usaha serta berusaha menciptakan iklim usaha yang sehat sehingga dapat mendorong pertumbuhan dunia usaha itu sendiri. Penanaman modal dalam negeri perlu terus didorong dan ditingkatkan peranannya. Pe-nanaman modal asing terbuka di sektor-sektor yang menghasil-kan barang-barang yang sangat di perlukan, yang dapat mem-perluas ekspor, yang memerlukan modal investasi besar dan teknologi tinggi, tidak membahayakan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional dan tidak menghambat perkembangan perusaha-an nasional.

Keputusan Presiden No.33 tahun 1981, sebagai pengganti Keputusan Presiden No. 53 tahun 1977, menetapkan fungsi BKPM dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pengembangen penana-man modal secara menyeluruh. Perubahan yang mendasar dengan Keputusan Presiden no. 33 adalah ditingkatkannya fungsi koor-dinasi BKPM dalam perencanaan penanaman modal, yang meliputi bidang di luar Undang-undang No.1 tahun 1967 dan Undang-un-dang No.6 tahun 1968. Selain itu BKPM diberi tugas tambahan untuk pengembangan proyek-proyek yang diprioritaskan. Kepu-tusan Presiden No. 78 tahun 1982 menunjuk BKPM sebagai pelak-sana perencanaan penanaman modal dalam satu keterpaduan usa-ha, baik secara administratif, sektoral maupun regional.

Di samping fungsi koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman modal, Keppres No. 33 tahun 1981 menekapkan pen-tingnya fungsi pengawasan pelakaanaan penanaman modal yang telah disetujui Pemerintah. BKPM dalam melaksanakan fungsi ini bekerjasama dengan Instansi-instansi Pemerintah Pusat dan daerah yang ikut membina penanaman modal di bidangnya masing-masing. Dari hasil pengawasan tersebut diperoleh data dan in-formasi yang dapat dianalisa dan dievaluasi untuk kepentingan penyempurnaan pelaksanaan penanaman modal yang bersangkutan.

Dunia usaha dikelompokkan dalam usaha Swasta (Nasional dan Asing), Koperasi dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Da-lam membina hubungan antar badan-badan usaha tersebut, Peme-rintah menciptakan iklim dan tata hubungan yang mendorong terciptanya kondisi hidup berdampingan yang saling membantu. Di sektor Industri telah dikembangkan sistim hubungan Bapak

III/3

Page 4: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

dan Anak angkat. Di sektor Perdagangan disusun pola distri-busi barang-barang penting yang disalurkan melalui pedagang-pedagang golongan ekonomi lemah.

Untuk meningkatkan peranan golongan ekonomi lemah, terma-suk koperasi, pemerintah telah mengeluarkan kebijaksanaan yang tertuang dalam Keppres nomor 14A/1980 yang disempurnakan dengan Keppres nomor 18/1981. Dalam kebijaksanaan tersebut golongan ekonomi lemah diberikan kemudahan-kemudahan dan ke-ringanan-keringanan dalam mengikuti tender-tender yang dila-kukan oleh Pemerintah baik pusat maupun daerah dan juga oleh Badan Usaha Milik Negara. Di samping itu golongan ekonomi kuat yang menang tender harus melakukan sub kontrak dengan golongan ekonomi lemah. Pengutamaan pengusaha setempat juga dimaksudkan agar pengusaha setempat yang lemah dapat terlin-dungi.

B. ARAH DAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL

1. Kebijaksanaan Umum

a. Pengarahan kegiatan penanaman modal

Penyusunan Daftar Skala Prioritas Bidang Usaha Penanaman Modal (DSP) merupakan pengarahan pemerintah terhadap kegiatan penanaman modal swasta yang dilakukan melalui koordinasi BKPM.

DSP disusun aecara terpadu baik dilihat dari segi regio-nal maupun sektoral, agar dari dana-dana pembangunan yang tersedia dan usaha kegiatan penanaman modal dapat dicapai ha-sil yang sebesar-besarnya. Keppres No. 78 tahun 1982, yang menunjuk BKPM sebagai pelaksana perencanaan penanaman modal dalam satu keterpaduan usaha, baik adminiatratif, sektoral maupun regional, bertujuan agar hasil yang terpadu dapat di-capai.

DSP disusun berdasarkan pokok-pokok dalam GBHN dan Repe-lita dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan beberapa pengarahan khusus yang disesuaikan dengan perkembangan pere-konomian nasional dan internasional yang sedang berjalan.

b. Beberapa pengarahan khusus dalam penyusunan DSP

(i) Pengembangan komoditi ekspor non migas diarahkan pada produk-produk yang menggunakan sebagian besar bahan baku, barang setengah jadi dan faktor-faktor produksi lain yang

III/4

Page 5: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

berasal dari dalam negeri. Secara bertahap, baik dari hilir maupun langsung dari hulu, bidang-bidang non migas ini dikembangkan melalui kegiatan penanaman modal.

(ii) Pengembangan kegiatan penanaman modal pada umumnya dan di sektor komoditi ekspor non migas pada khususnya di-rangsang bukan saja oleh kemudahan-kemudahan fiskal, melainkan juga dengan penyediaan prasarana dan sarana, fisik maupun non fisik (administratif, peraturan yang memadai).

(iii) Pengembangan industri-industri strategis, dalam arti industri-industri yang mempunyai pengaruh menentukan perkembangan banyak industri lainnya atau menjadi dasar bagi perkembangan berbagai jenis industri lainnya, di-tingkatkan. Perkembangan industri strategis melalui efek berganda menghasilkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang: luas, terutama dalam pengembangan sektor industri kecil dan menengah.

(iv) Pengembangan industri pertahanan keamanan (Hankam) dia-rahkan untuk sejauh mungkin mengurangi ketergantungan dari luar negeri di samping untuk memungkinkan pengem-bangan industri-industri penunjang dan sampingan yang memanfaatkan teknologi tinggi.

(v) Pengembangan industri penunjang untuk industri mesin dan peralatan, yang merupakan program pokok di bidang industri dalam Repelita IV, seperti industri yang meng-olah bahan mentah menjadi bahan baku, industri yang membuat komponen dan barang setengah jadi, diarahkan untuk lebih meningkatkan kadar lokal (local content) dan mengembangkan kemampuan teknologi.

Daftar Skala Prioritas merupakan perpaduan berbagai ke-bijaksanaan dan usul-usul dari departemen-departemen tehnis yang membidangi sektor-sektor dan instansi-instansi lain yang berhubungan dengan kegiatan penanaman modal seperti Bank In-donesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan seba-gainya. Dengan demikian penyusunan DSP merupakan suatu usaha yang terkoordinasikan secara terpadu, baik secara sektoral maupun regional, dengan melibatkan instansi-instansi di pusat dan di daerah sehingga DSP tersusun sebagai konsensus nasio-nal yang mantap dalam bidang penanaman modal.

c. Pengawasan proyek

Kegiatan pengawasan berfungsi untuk mengetahui apakah rencana investasi yang tercantum dalam rencana atau usulan proyek, yang mencakup rencana permodalan, tenaga kerja, per-

III/5

Page 6: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

lindungan lingkungan hidup dan komitmen pemasaran, benar-be-nar dilaksanakan. Dalam rangka mengintensifkan pengawasan, maka perusahaan-perusahaan penanaman modal diwajibkan meng-gunakan akuntan publik untuk memeriksa pembukuan dan pertang-gung jawaban keuangannya. Pemeriksaan oleh akuntan publik dilakukan selambat-lambatnya pada waktu perusahaan mulai ber-produksi komersial. BKPM sendiri dalam melaksanakan pemerik-saan menggunakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) proyek dalam rangka pengawasan/monitoring. Apabila diketahui ada proyek-proyek yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan yang di-tetapkan, maka sebagai langkah kelanjutan proyek-proyek ter-sebut diberi peringatan oleh BKPM. Sebagai tindakan terakhir terhadap proyek-proyek yang tidak melaksanakan ketentuan-ke-tentuan tersebut BKPM akan mencabut izin proyek-proyek ter-sebut.

d. Proyek-proyek prioritas utama

Proyek-proyek prioritas utama, dilaksanakan agar potensi serta keuntungan komparatif yang dimiliki Indonesia dapat terrealisasikan sehingga menjadi kekuatan ekonomi yang nyata untuk menunjang sasaran pembangunan nasional yang direncana-kan. Nilai investasi proyek-proyek prioritas yang merupakan proyek-proyek penanaman modal yang besar, strategis, vital dan menyangkut pengolahan kekayaan alam dan energi, cukup be-sar. Sampai akhir Repelita III diperkirakan di bidang indus-tri kimia seperti olefin dan aromatic , pupuk, semen, minyak dan gas bumi, akan mencapai sekitar US$ 10,0 milyar. Untuk bidang perkebunan seperti kelapa sawit, karet, gula, kopi, kelapa dan coklat sampai akhir Repelita IV diperkirakan akan mencapai sekitar US $ 16,7 milyar.

Disadari sepenuhnya bahwa proyek-proyek besar tersebut akan memberikan dampak positif dan negatif terhadap perekono-mian serta lingkungan proyek. Yang penting adalah bagaimana memanfaatkan proyek-proyek besar tersebut dalam rangka me-ningkatkan kesejahteraan bangsa.

2. Kebijaksanaan di berbagai bidang

a. Bidang usaha pertanian, kehutanan dan industri pengolahan hasil hutan.

Investasi dalam bidang usaha pertanian, kehutanan dan in-dustri hasil hutan perlu ditingkatkan terus. Dalam usaha me-ningkatkan penanaman modal di bidang ini, dasar pertimbangan yang selalu dipergunakan di samping kemampuannya untuk menye-

III/6

Page 7: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

rap tenaga kerja, juga potensinya sebagai sumber pendapatan devisa, sumbangannya kepada usaha pemerataan pembangunan ke daerah-daerah di luar Jawa dan dampaknya terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Agar para pengusaha menaruh minat lebih besar dalam bidang ini maka antara lain diambil langkah-langkah sebagai berikut

- Memberi prioritas tinggi dalam DSP kepada penanaman modal dalam bidang ini, bahkan beberapa proyeknya telah dinya-takan sebagai proyek-proyek prioritas utama.

- Melaksanakan promosi langsung kepada pemilik modal kuat agar mereka mau mendiversifikasikan usahanya yang telah berhasil di luar bidang pertanian ke bidang pertanian.

b. Bidang Pertambangan

Dalam rangka usaha mengembangkan bidang ini, pada tahun 1981 telah dikeluarkan Keppres No. 49 tahun 1981 tentang per-janjian kerjasama pengusahaan penambangan batubara. Keppres itu berisi ketentuan bahwa PN Batu Bara sebagai pemegang kua-sa pertambangan diberi wewenang untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan kontraktor swasta untuk jangka waktu 30 ta- hun. Dalam ketentuan itu antara lain dinyatakan bahwa kon-traktor swasta wajib menyetorkan minimal 13,5% dari produksi-nya kepada PN Batu Bara. Sebagai salah satu imbalannya kon-traktor yang bersangkutan diberi insentip dalam bidang perpa-jakan.

C. PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL

1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Dalam rangka penanaman modal dalam negeri, pada tahun keempat Repelita III, Pemerintah telah menyetujui sebanyak 226 proyek baru dengan rencana investasi sebesar Rp.1.723.575 juta. Dalam tahun 1982/83 telah terjadi perobahan-perobahan terhadap investasi yang telah ada sebagai berikut :

- 83 proyek yang berlokasi di 85 tempat melakukan perlu-asan kapasitas/perubahan modal dengan nilai investasi Rp. 1.532.963 juta;

- 76 proyek melakukan penambahan modal dengan nilai in-vestasi Rp. 287.734 juta;

- 16 proyek PMA dengan investasi Rp.88.552 juta mengalihkan statusnya menjadi PMDN ;

III/7

Page 8: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

- 50 proyek telah mengundurkan diri/dibatalkan karena tidak melaksanakan realisasi sesuai dengan yang diren-canakan. Nilai investasi untuk proyek-proyek ini ada-lah Rp. 39.495 juta.

Dengan memperhitungkan perubahan-perubahan di atas maka nilai investasi keseluruhan tahun 1982/83 berjumlah sebesar Rp.3.593.329 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka jumlah proyek dan investasi dalam rangka PMDN yang telah disetujui sejak tahun 1979/80 adalah

1979/80 : 243 proyek dengan nilai investasi Rp.1.121.418 juta;

1980/81 : 184 proyek dengan nilai investasi Rp.2.684.059 juta;

1981/82 : 97proyek dengan nilai investasi Rp.2.704.705 juta;

1982/83 : 192 proyek dengan nilai investasi Rp.3.593.329 juta.

Dari data di atas terlihat bahwa kenaikan nilai investasi selama tahun-tahun tersebut meliputi 139,3% untuk tahun 1980/ 81, 0,76% untuk tahun 1981/82 dan 32,9% untuk tahun 1982/83. Sedangkan bila dilihat dari jumlah proyek terjadi penurunan sebesar 47,3% pada tahun 1981/82 dan kenaikan sebesar 97,9% pada tahun 1982/83.

Tabel III-1 menunjukkan perkembangan proyek-proyek pena-naman modal dalam negeri baru yang telah disetujui Pemerin-tah. Bidang usaha dalam proyek-proyek baru yang menonjol ada-lah bidang usaha industri dengan 152 proyek, pertanian dengan 35 proyek dan perhotelan dengan 13 proyek. Bidang usaha lain-nya rata-rata meliputi kurang dari 9 proyek. Dilihat dari jumlah rencana investasinya bidang industri juga merupakan bidang yang menonjol dengan rencana investasi sebesar Rp.908,5 milyar. Sedangkan bidang pertambangan nilai inves-tasinya sebesar Rp. 427,3 milyar, pertanian Rp.155,9 mil-yar, perhotelan Rp. 87,1 milyar dan jasa perdagangan sebesar Rp. 78,3 milyar.

Dari proyek-proyek di bidang usaha industri yang sangat menonjol adalah bidang industri mineral non logam dengan ren-cana investasi sebesar Rp. 265,7 milyar, industri kimia de-ngan nilai investasi Rp. 158,7 milyar, industri makanan de-ngan nilai investasi Rp. 152,0 milyar, industri kayu dengan nilai investasi Rp. 124,5 milyar dan industri logam dasar de-ngan nilai investasi Rp. 72,9 milyar. Sedangkan proyek-proyek

III/8

Page 9: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 1PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAM MODAL DALAM NEGERI YANG

TELAH DISETUJUI OLEH PEMERINTAH MENURUT BIDANG USAHA,1968 s/d MARET 1979') DAN 1979/80 - 1982/83

(Investasi dalam juta rupiah)

*) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkandiri dan merubah status dari PMA ke PMDN

III/9

Page 10: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

di bidang pertanian yang sangat menonjol adalah perkebunan, pertanian tanaman pangan dan peternakan, dengan nilai inves-tasi seluruhnya sebesar Rp. 86,0 milyar, kehutanan dengan ni-lai investasi Rp. 54,0 milyar dan perikanan dengan nilai in-vestasi Rp. 15,8 milyar.

Adanya investasi yang besar di bidang pertambangan dise-babkan oleh adanya investasi oleh PT Persero Tambang Batu Bara Bukit Asam sebesar Rp. 377,4 milyar untuk menghasilkan batu bara uap dan antrasit.

Dibandingkan dengan tahun 1981/82, jumlah investasi tahun 1982/83 di bidang usaha industri mengalami kenaikan sebesar 0,34%. Investasi di bidang pertambangan dalam tahun 1982/83 naik sebesar 7,19%. Di bidang ini dalam tahun 1981/82 ada 4 proyek dengan investasi Rp. 5.854 juta dan tahun 1982/83 ada 8 proyek dengan investasi sebesar Rp. 427.315 juta. Dalam tahun 1982/83 investasi di bidang pertanian mengalami penurunan sebesar 55,5%.

Tabel III-2 menunjukkan perkembangan proyek-proyek PMDN per daerah tingkat I atau propinsi. Daerah yang dalam tahun 1982/83 sangat menonjol dalam menyerap proyek dan investasi PMDN adalah daerah Jawa Barat dengan jumlah proyek sebanyak 45 dan nilai investasi sebesar Rp. 455,3 milyar. Kemudian Sumatera Selatan dengan 6 proyek dan nilai investasi sebesar Rp. 419,6 milyar, DKI Jaya dengan 31 proyek dan nilai inves-tasi sebesar Rp. 189,6 milyar, Jawa Tengah dengan 22 proyek dan nilai investasi sebesar Rp. 104,0 milyar dan Jawa Timur dengan 29 proyek dan nilai investasi sebesar Rp. 65,1 milyar.

Jumlah proyek di Jawa Barat meningkat dari 42 proyek da-lam tahun 1981/82 menjadi 45 proyek dalam tahun 1982/83, te-tapi rencana investasinya turun 16,4%, dari Rp. 544,3 milyar menjadi Rp. 455,3 milyar. Dalam tahun tersebut jumlah proyek di DKI Jaya meningkat dari 25 proyek menjadi 31 proyek dan rencana investasinya turun 64,3 %, dari Rp. 531,5 milyar menjadi Rp. 189,6 milyar. Jumlah proyek di Jawa Tengah naik dari 18 proyek menjadi 22 proyek, tetapi rencana investasinya naik 205,8%, dari Rp. 34,0 milyar menjadi Rp. 103,9 milyar. Di Sumatera Selatan jumlah proyeknya tetap, yaitu 6 proyek, tetapi sebagai akibat adanya investasi yang besar di bidang tambang batu bara investasinya naik 3.103,1%, dari Rp. 13,1 milyar menjadi Rp. 419,6 milyar. Di Kalimantan Timur, yang merupakan daerah yang paling banyak menyerap proyek-proyek di bidang kehutanan, baik jumlah proyek maupun besarnya investasi mengalami penurunan. Jumlah proyeknya menurun dari 18 proyek pada tahun 1981/82 menjadi 12 proyek pada tahun 1982/83;

III/10

Page 11: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III – 2

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI YANG TELAH DISETUJUI OLEHPEMERINTAH MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1968 S/D MARET 1979 DAN 1979/80 – 1982/83(Investasi dalam juta rupiah)

*) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkandiri dan proyek PMA yang beralih status menjadi PMDN

III/11

Page 12: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

sedangkan investasinya turun dari Rp. 145,1 milyar menjadi Rp. 114,2 milyar. Untuk Nusa Tenggara Timur pada tahun 1981/ 82 tidak ada proyek yang disetujui. Pada tahun 1982/83 dise-tujui 2 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp. 26,1 milyar.

Tabel III-3 menunjukkan jumlah tenaga kerja yang terserap dalam proyek baru PMDN. Bidang usaha yang paling banyak me-nyerap tenaga kerja adalah bidang usaha industri. Pada tahun 1982/83 sebanyak 67.713 orang tenaga kerja terserap oleh bi-dang usaha ini. Kemudian disusul oleh bidang usaha pertanian yang pada tahun itu menyerap 14.685 orang, dan usaha pertam-bangan yang pada tahun yang sama menyerap 7.056 orang. Selan-jutnya pada tahun-tahun tersebut bidang usaha perhotelan me-nyerap 2.281 orang dan perdagangan menyerap 2.184 orang tena-ga lainnya. Dalam bidang usaha industri yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah industri makanan yang dalam tahun itu menyerap sebanyak 28.496 orang. Kemudian industri kayu menye-rap 11.835 orang dan industri tekstil menyerap 8.817 orang. Dalam bidang usaha pertanian yang banyak menyerap tenaga ker-ja adalah perkebunan, pertanian tanaman pangan dan peternakan yang pada tahun itu seluruhnya menyerap sebanyak 9.827 orang. Kemudian kehutanan menyerap 3.558 orang dan perikanan 1.300 orang.

Investasi per tenaga kerja dalam tahun 1982/83 itu menca-pai : di bidang industri rata-rata sebesar Rp. 13,4 juta, dan bidang pertanian sebesar Rp 10,6 juta. Dalam tahun itu inves-tasi per tenaga kerja yang terbesar terjadi dalam bidang per-tambangan yaitu sebesar Rp. 60,8 juta. Hal itu antara lain disebabkan oleh besarnya investasi yang diperlukan untuk eks-plorasi. Jumlah tenaga kerja yang diserap dalam proyek-proyek PMDN telah menurun 16,3%, dari 115.573 orang dalam tahun 1981/ 82 menjadi 96.728 orang dalam tahun 1982/83.

Tabel III-4 menunjukkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri sejak tahun 1968 sampai dengan Maret 1983. Realisasi selama tahun 1968 sampai dengan permulaan tahun 1983 berjum-lah 2.611 proyek, yang berarti 70,3% dari jumlah proyek yang disetujui selama tahun-tahun tersebut. Rencana investasi se-lama tahun-tahun tersebut seluruhnya berjumlah Rp. 13.223,5 milyar, sedangkan realisasinya berdasarkan laporan yang ada, berjumlah Rp. 5.025,8 milyar atau sebesar 38%.

Tabel III-3 menunjukkan jumlah proyek dan rencana Penana-man Modal Dalam Negeri yang dalam tahun 1978/79 sampai dengan tahun 1982/83 habis masa fasilitasnya. Dalam tahun 1982/83

III/12

Page 13: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 3

JUMLAH TENAGA KERJA PADA PROYEK-PROYEKPENANAMAN MODAL DALAM NEGERI,

1968 S/D MARET 1979 DAN 1979/80 - 1982/83(orang)

III/13

Page 14: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 4

REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI *)1968 s/d MARET 1983

(investasi dalam juta rupiah)

*) Berdasarkan laporan yang masuk setiap tahun

III/14

Page 15: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

GRAFIK III – 1

REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI,1968 s/d MARET 1983

III/15

Page 16: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III – 5

JUMLAH PROYEK DAN RENCANA PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI YANG HABIS MASA FASILITASNYA, *)

1978/79 – 1982/83

*) Yang habis masa fasilitasnyapada tahun bersangkutan

III/16

Page 17: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

proyek PMDN yang telah habis masa bebas pajaknya ada 4 pro-yek, dengan nilai investasi sebesar Rp. 9.791 juta, dan yang telah habis masa keringanan pajaknya sebanyak 6 proyek, de-ngan nilai investasi sebesar Rp. 16.580,- juta.

2. Penanaman Modal Asing (PMA)

Proyek Penanaman Modal Asing (PMA) yang telah disetujui Pemerintah sejak April 1982 sampai dengan Maret 1983 ber-jumlah 38 proyek baru dengan rencana investasi sebesar US $ 2.328,8 juta. Pada tahun 1982/83 terjadi perubahan-peru-bahan terhadap investasi yang telah ada sebagai berikut :

- 21 proyek melakukan penambahan modal dengan nilai investasi sebesar US $ 117,2 juta.

- 48 proyek melakukan penambahan modal dengan nilai investasi sebesar US $ 257,9 juta.

- 16 proyek dengan investasi US $ 205,4 juta mengalihkan statusnya dari PMA menjadi PMDN.

- 10 proyek mengundurkan diri/dibatalkan karena tidak merealisasikan rencananya sebesar US $ 84,8 juta.

Dengan perkembangan-perkembangan tersebut di atas, maka nilai investasi dalam tahun 1982/83 secara keseluruhan berjumlah US $ 2.413,7 juta. Dalam tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 jumlah proyek dan investasi dalam rangka PMA menun-jukkan perkembangan sebagai berikut :

- tahun 1979/80 ada 10 proyek dengan investasi sebesar US $ 1.465,9 juta.

- tahun 1980/81 ada 10 proyek dengan investasi sebesar US $ 751,2 juta

- tahun 1981/82 ada 5 proyek dengan investasi sebesar US $ 954,3 juta

- tahun 1982/83 ada 12 proyek dengan investasi sebesar US $ 2.413,7 juta.

Dari data di atas terlihat bahwa selama tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 setiap tahun nilai investasi PMA mening-kat.

Tabel III-6 menunjukkan perkembangan Penanaman Modal Asing menurut bidang usaha. Pada tahun 1982/83 bidang usaha yang sangat menonjol adalah bidang usaha industri dengan 28 proyek. Sedangkan dalam bidang usaha jasa perdagangan ada 5 proyek dan bidang usaha pertanian 4 proyek. Rencana investa-sinya dalam bidang usaha industri pada tahun tersebut berjum-

III/17

Page 18: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 6

PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN NODAL ASING YANG TELAHDISETUJUI OLEH PEMERINTAH NENURUT BIDANG USAHA,

1967 s/d MARET 1979 DAN 1979/80-1982/83(investasi dalam juta US $)

*) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkandiri dan yang merubah status dari PMA ke PMDN.

III/18

Page 19: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

lah US $ 2.059 juta, bidang usaha jasa perdagangan US $ 218,8 juta dan bidang usaha pertanian US $ 49,1 juta. Bidang usaha industri logam dasar rencana investasinya sebesar US $ 815 juta. Kemudian disusul oleh industri barang logam yang renca- na investasinya berjumlah US $ 682 juta dan industri kimia dengan rencana investasi sebesar US $ 218,2 juta. Di bidang usaha jasa perdagangan dalam jasa perkantoran ada rencana in-vestasi sebesar US $ 218,8 juta. Dalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai in-vestasinya sebesar US $ 38,8 juta.

Bidang usaha industri selama tahun 1979/80 sampai dengan tahun 1982/83 mengalami kenaikan yang cukup besar, yaitu dari US $ 277,6 juta pada tahun 1979/80 menjadi US $ 194,4 juta pada tahun 1980/81, US $ 474,6 juta pada tahun 1981/82 dan US $ 2.509,0 juta pada tahun 1982/83. Sedangkan bidang usaha pertanian sampai tahun 1981/82 juga mengalami kenaikan tetapi dalam tahun 1982/83 mengalami penurunan sebesar 45%.

Tabel III-7 menunjukkan perkembangan Penanaman Modal Asing menurut lokasi. Daerah yang sangat besar menyerap pro-yek PMA dalam tahun 1982/83 adalah. DKI Jaya, yang dalam tahun itu menyerap 20 proyek, dan Jawa Barat, yang memperoleh 11 proyek. Dalam tahun itu Jawa Timur memperoleh 3 proyek, se-dangkan Riau dan Irian Jaya masing-masing 2 proyek. Ditinjau dari nilai rencana investasi, investasi yang terbesar di Jawa Barat yaitu US $ 1.338,7 juta. Sedangkan di DKI Jaya US $ 807,9 juta dan di Riau US $ 117,7 juta.

Tabel III-8 menunjukkan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh proyek-proyek PMA sejak tahun 1967 sampai dengan tahun 1982/83. Bidang usaha industri dalam tahun 1982/83 menyerap 13.095 orang tenaga kerja, terdiri dari 12.705 orang Indone-sia dan 390 orang asing. Bidang usaha pertanian pada tahun itu menyerap sebanyak 2.144 orang, terdiri dari 2.038 orang Indonesia dan 106 orang asing. Sedangkan bidang usaha jasa hanya menyerap 638 orang, terdiri dari 601 orang Indonesia dan 37 orang asing. Pada tahun itu bidang usaha industri yang terbanyak menyerap tenaga kerja ialah industri barang logam, yaitu sebanyak 4.449 orang, terdiri dari4.303 orang Indonesia dan 145 orang asing. Kemudian industri tekstil menyerap sebanyak 2.664 orang, terdiri dari 2.645 orang Indonesia dan 19 orang asing dan industri kimia menyerap sebanyak 2.229 orang, terdiri dari 2.160 orang Indonesia dan 69 orang asing. Investasi per tenaga kerja di bidang industri mencapai US $ 157,2 ribu atau Rp. 98,25 juta; sedangkan di bidang usa-ha pertanian hanya sebesar US $ 24,1 ribu atau Rp 15,1 juta.

III/19

Page 20: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 7

PERKEMBANGAN PROYEK-PROYEK PENANAMAN NODAL ASING YANG TELAHDISETUJUI OLEH PEMERINTAH NENURUT DAERAH TINGKAT I,

1967 s/d MARET 1979/80-1982/83(investasi dalam juta US $)

*) Telah diperbaiki dengan memperhitungkan proyek yang mengundurkan diri dan yang merubah status dari PMA ke PMDN.

III/20

Page 21: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III – 8

JUMLAH TENAGA KERJA INDONESIA DAN ASING PADA PROYEKPENANAMAN MODAL ASING MENURUT BIDANG USAHA,1967 S/D MARET 1979 DAN 1979/80 – 1982/83

(orang)

III/21

Page 22: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

GRAFIK III – 2

JUMLAH TENAGA KERJA INDONESIA DAN ASING PADA PROYEKPENANAMAN MODAL ASING,

1967 S/D MARET 1979 DAN 1979/80 – 1982/83

III/22

Page 23: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

Tabel III-9 menunjukkan realisasi Penanaman Modal Asing selama tahun 1967 sampai dengan bulan Maret tahun 1983 menu-rut bidang usaha. Selama tahun 1967 sampai dengan bulan Maret 1983 dapat direalisasikan sebanyak 759 proyek. Jumlah itu me-rupakan 93% dari jumlah proyek yang disetujui. Dari rencana investasi yang disetujui, yang seluruhnya berjumlah US $ 13.015,1 juta, sejak tahun 1967 sampai dengan bulan Maret tahun 1983 telah direalisir sebesar US $ 5.643,9 juta atau sebesar 43,4%.

Tabel III-10 menunjukkan jumlah proyek dan rencana Pena-naman Modal. Asing yang habis masa fasilitasnya dalam tahun 1978/79 sampai dengan 1982/83. Dalam tahun 1982/83 jumlah proyek PMA yang telah habis masa bebas pajaknya ada 3 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp. 11,8 milyar. Yang habis masa keringanan pajaknya ada 3 proyek dengan rencana investa-si Rp. 4,8 milyar.

D. PENGEMBANGAN GOLONGAN EKONOMI LEMAH

GBHN telah memberi pengarahan agar para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah dikembangkan dengan cara meningkatkan program-program yang dimaksudkan untuk menciptakan iklim dan memperluas kesempatan untuk mendorong perkembangan mereka. Pada dasarnya usaha pengembangan itu mencakup usaha-usaha pe-ningkatan dalam bidang permodalan, keahlian serta ketrampilan berproduksi dan keahlian/ketrampilan serta kesempatan dalam pemasaran.

Pada tahun 1982/83 program-program yang memberi kesempat-an lebih banyak kepada para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah untuk mengembangkan usahanya adalah sebagai diuraikan di bawah ini.

1. Memperkuat permodalan

Bantuan permodalan yang disalurkan lewat program perkre-ditan telah menunjukkan pengaruhnya yang cukup besar terhadap pengembangan golongan ekonomi lemah. Program kredit kecil dimulai pada tahun 1971 berupa Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP). Mengingat sederhana-nya tingkat pengetahuan dan ketrampilan para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah, pemerintah selalu berusaha untuk me-ningkatkan pelayanan yang lebih mudah sehingga peranan bantu-an permodalan selama sepuluh tahun yang lalu makin besar se-

III/23

Page 24: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 9

REALISASI PENANAMAN MODAL ASING *),1967 S/D MARET 1983

(investasi dalam juta US $)

*) Berdasarkan laporan yang masuk setiap tahun

III/24

Page 25: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang
Page 26: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 10

JUMLAH PROYEK DAN RENCANA PENANAMAN MQDAL ASINGYANG HABIS MASA FASILITASNYA 1),

1978/79 - 1982/83

MASA BEBAS PAJAK KERINGANAN PAJAK

TahunProyek

RencanaPenanaman Modal(dalam milyar Rp)

ProyekRencana

Penanaman Modal(dalam milyar Rp)

1978/79 40 70,8 23 17,5

1979/80 75 785,8 13 228,3

1980/81 38 235,6 25 156,2

1981/82 21 355,2 6 179,2

1982/832) 3 11,8 3 4,8

1) Yang habis masa fasilitasnya pada tahun bersangkutan 2) US $ 1 dikonversikan Rp 625,-

III/26

Page 27: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang
Page 28: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

GRAFIK III – 3

PERSETUJUAN DAN REALISASI PENANAMAN MODAL ASING,1967 S/D MARET 1983

III/25

Page 29: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 10

JUMLAH PROYEK DAN RENCANA PENANAMAN MQDAL ASINGYANG HABIS MASA FASILITASNYA 1),

1978/79 – 1982/83

1) Yang habis masa fasilitasnya pada tahun bersangkutan2) US$ 1 dikonversikan Rp 625,-

III/26

Page 30: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

perti terlihat pada Tabel III - 11. Pada akhir tahun 1982/83 jumlah KIK telah mencapai Rp 414 milyar, yang berarti mening-kat dengan 10,7% dibanding dengan tahun 1981/82. Sedangkan nilai permohonan yang disetujui mencapai Rp 716 milyar pada akhir Maret 1983. Nilai pemberian KMKP pada tahun itu mening-kat dengan 14,5% sehingga mencapai Rp 806 milyar pada akhir Maret 1983. Sedangkan nilai. permohonannya meningkat menjadi Rp 1.524 milyar.

Di samping KIK dan KMKP pemerintah telah menyediakan kre-dit-kredit yang lebih kecil dengan persyaratan yang lebih lu-nak dan lebih mudah untuk memperolehnya. Kredit Mini diberi-kan dalam jumlah setinggi-tingginya Rp. 200.000,- untuk tiap nasabah dengan suku bunga 12% setahun. Jumlah dana yang dise-diakan dalam tahun 1980/81 sebesar Rp 41,3 milyar. Pada tahun 1981/82 meningkat menjadi Rp 59,1 milyar dann pada tahun 1982/ 83 meningkat lagi menjadi Rp 62,9 milyar, seperti terlihat pada Tabel III-12. Bagi pengusaha yang telah menunjukkan pe-ningkatan usahanya sejak Juli 1980 disediakan fasilitas kre-dit Midi. Jumlah pinjaman yang diberikan dalam rangka kredit ini sedikit-dikitnya Rp 200.000,- dan sebanyak-banyaknya Rp.500.000,- per nasabah. Suku bunganya 10,5% per tahun untuk investasi dan 12% setahun untuk keperluan modal kerja. Dana kredit Midi berasal dari Bank Indonesia dan untuk itu dalam tahun 1981/82 disediakan dana sebesar Rp. 27,8 milyar dan dalam tahun 1982/83 disediakan Rp 41,8 milyar.

Kredit yang paling kecil dalam sistim perkreditan kita ialah Kredit Candak Kulak (KCK) yang dimaksudkan untuk mem-bantu para pedagang kecil. Kredit yang diberikan besarnya an-tara Rp 2.000,- sampai dengan Rp. 15.000,- per nasabah dengan bunga 12% setahun. Kredit itu diberikan tanpa jaminan, se-dangkan pengelolaannya dilakukan oleh Koperasi Unit Desa. Se-tiap tahunnya KCK selalu meningkat sejalan dengan dana yang disediakan oleh pemerintah. Sampai dengan tahun 1982/83 jum-lah kredit yang telah diberikan berjumlah Rp 119 milyar dan pelunasannya mencapai Rp 107 milyar.

PT Bahana adalah suatu badan usaha milik negara yang di-maksudkan untuk membantu pengembangan para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah/menengah dengan jalan pemanduan, moni-toring, bimbingan dan pemberian kredit. Perkembangannya sela-ma sepuluh tahun yang lalu adalah sebagai berikut. Sejak ta-hun 1973 sampai Maret 1983 terdapat 38 buah perusahaan yang mendapatkan bantuan. Jumlah bantuan yang diberikan selama itu meliputi Rp 4.152,7 juta, terdiri dari modal saham sebesar Rp. 607,9 juta dan kredit sebesar Rp 3.544,8 juta.

III/27

Page 31: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III – 11

PERKEMBANGAN KIK DAN KMKP1978/79 – 1982/83

III/28

Page 32: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

TABEL III - 12

PERKEMBANGAN KREDIT MINI,1978/79 - 1982/83

III/29

Page 33: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

2. Meningkatkan keahlian dan kemampuan

Dalam usaha meningkatkan ketrampilan dan kemampuan pengu-saha kecil golongan ekonomi lemah, oleh Departemen Perindus-trian, bersama dengan Departemen dan Lembaga lainnya, telah dikembangkan Pusat-pusat Pelayanan Pengusaha Industri Kecil. Pelayanan yang diberikan di pusat-pusat itu mencakup bimbing-an teknik, latihan/pendidikan, penyediaan peralatan, penye-diaan bahan baku, kesempatan mengadakan promosi/pameran dan sebagainya.

Kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalam usaha tersebut tampak baik dari makin banyaknya peminat yang ingin ikut da-lam pameran-pameran maupun dari makin banyaknya macam barang-barang yang dipamerkan.

Usaha meningkatkan para pengusaha kecil golongan ekonomi lemah di sektor industri melalui sistim bapak angkat baik yang dilakukan oleh Swasta maupun oleh Badan-badan usaha mi-lik Negara telah menunjukkan hasil yang positip. Sampai saat ini telah tercatat sebanyak 35 perusahaan besar yang menjadi bapak angkat. Bantuan kepada golongan ekonomi lemah dengan sistim Sub contracting oleh perusahaan-perusahaan besar sela-ma ini baru dapat menjangkau industri kendaraan bermotor dan industri komponen elektronika yang menghasilkan komponen-kom-ponen logam, karet, kayu, plastik dan sebagainya.

Bimbingan bagi pedagang golongan ekonomi lemah dilakukan melalui proyek Pembinaan Pedagang Golongan Ekonomi Lemah. Ke-giatannya berupa penataran dan konsultasi yang dijalankan me-lalui kerja sama antara Departemen Perdagangan dan beberapa Universitae negeri. Daerah yang dijadikan daerah pembinaan meliputi 27 propinsi dan perkembangannya selama 4 tahun ter-akhir dapat dilihat pada Tabel III - 13.

Dalam rangka meningkatkan ekspor, Badan Pengembangan Eks-por Nasional (BPEN) memberi pelayanan kepada golongan ekonomi lemah berupa bimbingan teknik dan ekspor serta pameran-pame-ran di dalam dan di luar negeri.

III/30

Page 34: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

Tabel III - 13

PENATARAN DAN KONSULTASI DALAM RANGKA PEMBINAAN GOLONGAN

EKONOMI LEMAH

TahunJumlah peserta (orang)

Penataran Konsultasi

1979/80 2.056 1.7751980/81 2.044 1.6921981/82 1.356 1.1821982/83 1.855 1.855

Pada waktu ini pemerintah masih terus berusaha untuk men-ciptakan tenaga kerja dan pengusaha yang trampil dan tangguh melalui Balai-balai Latihan Kerja (BLK) Industri, Kehutanan dan Manajemen. Selama 4 tahun yang lalu balai-balai latihan tersebut makin banyak jumlahnya, lokasinya tersebar di selu-ruh pelosok tanah air dan jumlah pesertanya pun makin banyak pula.

Dalam tahun 1979/80 terdapat 30.752 orang yang dilatih. Jumlah itu pada tahun 1980/81 menjadi 44.923 orang. Pada ta-hun 1981/82 meningkat menjadi 49.252 orang dan pada tahun 1982/83 meningkat lagi menjadi 79.326 orang.

3. Memperluas pasaran

Dalam usaha memperluas pasaran bagi golongan ekonomi le-mah, pemerintah telah melaksanakan pemberian bantuan fasili-tas dalam bentuk seperti penyediaan tempat-tempat berdagang yang layak, perluasan kesempatan untuk ikut dalam pameran di dalam dan di luar negeri, pembangunan wilayah-wilayah indus-tri kerajinan dan pembentukan koperasi-koperasi.

Di seluruh pelosok Tanah Air telah banyak pasar-pasar yang dibangun sehingga bagi para pedagang golongan ekonomi

III/31

Page 35: PENGEMBANGAN DUNIA USAHA - Kementerian … · Web viewDalam bidang pertanian yang sangat menonjol adalah bidang usaha kehutanan yang nilai investasinya sebesar US $ 38,8 juta. Bidang

lemah semakin besar kemungkinannya untuk memperoleh tempat-tempat berusaha.

Di daerah-daerah yang mempunyai pusat-pusat industri ke-cil atau kerajinan rakyat telah dibentuk pusat-pusat pameran atau pusat-pusat perdagangan untuk memberikan kemudahan bagi pengusaha dalam menjual hasil produksinya. Pusat-pusat itu antara lain telah dibangun di Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan lain-lain.

Usaha pembinaan golongan ekonomi lemah melalui koperasi semakin ditingkatkan. Tujuannya agar mereka lebih mampu me-ngelola usaha dengan berorganisasi dan dengan demikian makin mampu bersaing dan berkembang.

Sejak tahun anggaran 1979/80 telah dilaksanakan perluasan pasar bagi para pengusaha golongan ekonomi lemah melalui pe-laksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Usaha itu terutama dilaksanakan atas dasar apa yang terkenal sebagai Keppres 14 yang kemudian menjadi Keppres 14A yang disempur-nakan dengan Keppres 18.

Sebagai hasil dari adanya Keppres tersebut, di daerah-daerah bermunculan wiraswasta-wiraswata muda yang bersemangat mengikuti derap pembangunan yang semakin cepat. Perkembangan itu terutama disebabkan oleh adanya prioritas untuk golongan ekonomi lemah dalam pembelian atau pemborongan barang-barang atau kegiatan-kegiatan pembangunan Pemerintah yang bernilai di bawah Rp 100,- juta, pemberian uang muka sebesar 20% dari nilai kontrak/SPK, pemberian kredit perbankan dengan jaminan proyek, pengutamaan produksi dalam negeri dan pengutamaan pe-ngusaha setempat serta keharusan golongan ekonomi kuat untuk bekerja sama dengan golongan ekonomi lemah.

III/32