pengembangan bahan ajar komik bilingual …repository.radenintan.ac.id/5631/1/skripsi...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BILINGUAL BERBASIS WAYANG
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Skripsi
Oleh
ANGGUN MULIANINPM 1411050255
Jurusan : Pendidikan Matematika
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG1439 H / 2018 M
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BILINGUAL BERBASI WAYANG
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Skripsi
Oleh
ANGGUN MULIANINPM 1411050255
Jurusan : Pendidikan Matematika
Pembimbing I : Farida, S.Kom., MMSI
Pembimbing II : Rosida Rakhmawati, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG 1439 H / 2018 M
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BILINGUAL BERBASIS WAYANG
OlehAnggun Muliani
Matematika adalah salah satu pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kreativitas dan menekankan pada pemecahan masalah. Beberapa permasalahan yang dialami banyak siswa di Indonesia, seperti matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terbilang sulit karena berisi perhitungan, simbol-simbol, dan konsep-konsep yang abstrak. Bahasa Inggris saat ini pun menjadi bahasa Internasional, mau tidak mau warga Indonesia menjadikan bahasa Inggris bahasa yang kedua. Penelitian ini bertujuan bagaimana mengembangkan komik bilingual berbasis wayang menghasilkan komik yang valid, layak dan efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti mengembangkan komik bilingual dengan menggunakan metode penelitian pengembangan dengan langkah-langkah: (1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation, (5) evaluation. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung dengan instrument pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli bahan ajar, ahli materi, ahli bahasa, angket respon siswa, seta soal pretest dan posttest untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan komik bilingual yang dikembangkan. Hasil penelitian ini adalah produk berupa bahan ajar komik bilingual berbasis wayang; mengetahui kelayakan dari kualitas produk yang dikembangkan adalah sangat baik dengan rata-rata presentase 87% berdasarkan penilaian ahli bahan ajar, kriteria sangat baik dengan rata-rata presentase 80% berdasarkan penilaian ahli materi dan 81% oleh ahli bahasa dengan kategori sangat baik. Respon siswa dalam komik bilingual ini diperoleh rata-rata presentase 79% dengan kriteria menarik pada uji skala kecil dan diperoleh rata-rata presentase 88% dengan kriteria sangat menarik pada uji skala besar. Berdasarkan hasil penilaian keefektifan memeperoleh rata-rata 0,4 dengan kriteria sedang dilihat dari hasil peningkatan nilai siswa. Sehingga dapat dinyatakan komik bilingual berbasis wayang ini layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran.
Kata kunci: Komik, Bilingual, Wayang.
v
MOTTO
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...."
(QS. Al-Baqarah : 286)1
1 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung:CV Penenerbit Diponegoro.
2010). h. 49
vi
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan ini
saya persembahkan karya ini untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Husni dan ibunda Hadijah yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga
yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata cinta dan persembahan.
2. Kakak dan sahabatku tersayang Diah Kusnia, Sri Siti Supatimah dan Fitri
Handayani serta teman-teman seperjuangan jurusan Matematika angakatan 2014
khususnya kelas E, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersamamu,
walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa
tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuanmu selama ini, hanya karya kecil
ini yang dapat kupersembahkan. Semoga kita bisa membuat kedua orang tua kita
tersenyum bahagia.
3. Almamaterku UIN Raden Intan Lampung. Untuk ribuan tujuan yang harus
dicapai, untuk jutaan impian ynag akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar
hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi terbesar dalam hidup bukanlah
kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan yang
disertai dengan tindakan nyata, agar mimpi dan tujuan angan, tidak hanya menjadi
sebuah bayangan semu.
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 4 Agustus 1995, di kota Tanggerang yaitu
putri pertama dari bapak Husni dan ibu Hadijah. Pendidikan dimulai dari Taman
Kanak-kanak Bustanul Athfal, tamat dan berijazah pada tahun 2002. Sekolah Dasar
Negeri 2 Bandar Lampung, tamat dan berijazah pada tahun 2008. Sekolah Menengah
Pertama Negeri 19 Bandar Lampung, tamat dan berijazah pada tahun 2011. Sekolah
Menengah Atas Negeri 13 Bandar Lampung, tamat dan berijazah pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN)
Raden Intan Lampung.
Selama menjadi siswa dalam berbagai kegiatan intra maupun ekstra penulis
pernah menjadi Ketua Koordinator Keagamaan di Sekolah Menengah Atas, pengurus
Rohi. Saat menjadi mahasiswa, penulis tergabung dalam organisasi HIMATIKA
(Himpuanan Mahasiswa Matematika) menjadi Anggota departemen Kewirausahaan.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
iman, nikmat islam, serta nikmat sehat wal’afiat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Shalawat seta salam senantiasa Allah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabat, para tabi’in dan
tabi’at serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan serta untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang dialami. Berkat do’a, perjuangan, serta dorongan yang positif dari
berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat teratasi. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, S.Si, M.Sc, Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Ibu Farida, S.Kom., MMSI Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika
sekaligus sebagai pembimbing I, yang telah memberikan izin atas penyusunan
skripsi, memberikan waktu, dan bimbingan serta motivasi dalam membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Rosida Rakhmawati,M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan serta semangat dalam membimbing penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika UIN Raden Intan
Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Kepala sekolah dan seluruh dewan guru SMP Negeri 19 Bandar Lampung
yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini, seta peserta
didik SMP Negeri 19 Bandar Lampung, khususnya kelas VII yang telah
kooperatif dalam penelitian ini.
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta yaitu Ayahanda Husni dan
Ibunda Hadijah yang tiada hentinya melimpahkan kasih dan sayang, selalu
mendo’akan serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
8. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do’a yang
telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di
dunia dan akhiat. Aamiin.
Terimakasih penulis haturkan Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang
membantu dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulis
di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca sekalian pada umumnya.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis
Anggun MulianiNPM 1411050255
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iABSTRAK ........................................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ivMOTTO ............................................................................................................... vPERSEMBAHAN................................................................................................ viRIWAYAT HIDUP ............................................................................................. viiKATA PENGANTAR ...................................................................................... viiiDAFTAR ISI........................................................................................................ xiDAFTAR TABEL ............................................................................................ xiiiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xivDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang .......................................................................................... 1B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7G. Peneliti Pendahuluan................................................................................. 8H. Produk Yang Diharapkan.......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORIA. Tinjauan Pustaka .......................................................................................17
1. Teori Belajar Manusia.........................................................................172. Pengembangan ....................................................................................183. Bahan Ajar ..........................................................................................194. Komik ................................................................................................305. Pemebelajaran Bilingual .....................................................................376. Wayang .............................................................................................387. Spesifikasi Produk ..............................................................................41
B. Penelitian Yang Relevan...........................................................................41C. Kerangka Berpikir.....................................................................................44
xi
BAB III METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian ................................................................................47
1. Jenis Penelitian....................................................................................472. Subjek Penelitian.................................................................................473. Lokasi Penelitian.................................................................................48
B. Prosedur Penelitian....................................................................................49C. Populasi dan Sampel .................................................................................52D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................53E. Instrument Penelitian ................................................................................54F. Teknis Analisis Data .................................................................................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil penelitian dan pengembangan..........................................................60
1. Analysis (Analisis) ..............................................................................602. Design (Perancangan) .........................................................................613. Development (Pengembangan)............................................................614. Implementation (Implementasi) ..........................................................955. Evaluation (Evaluasi)..........................................................................98
B. Pembahasan...............................................................................................99
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ...............................................................................................103B. Saran..........................................................................................................104
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar LampungTahun Ajaran 2017/2018…………………………………...8
Tabel 4.1 Hasil validasi tahap 1 oleh ahli bahan ajar…………………………...69Tabel 4.2 Komentar dan saran dari validator bahan ajar……………………….71Tabel 4.3 Hasil validasi tahap 2 oleh ahli bahan ajar……...…………………....76Tabel 4.4 Hasil validasi tahap 1 oleh ahli materi……….……………………….78Tabel 4.5 Komentar dan saran dari validator materi 1, 2 dan
3……….……………………………………………………………....80Tabel 4.6 Hasil validasi tahap 2 oleh ahli materi……….…………………….....84Tabel 4.7 Hasil validasi tahap 1 oleh ahli bahasa……….……………………....86Tabel 4.8 Komentar dan saran dari validator bahasa...….……………………….88Tabel 4.9 Hasil validasi tahap 2 oleh ahli bahasa……….……………………….91Tabel 4.10 Hasil uji coba skala kecil……….…………………………………….93Tabel 4.11 Hasil uji coba skala besar…………...……….……………………….94Tabel 4.12 Hasil uji pretest……….…………………………………………...….95Tabel 4.13 Hasil uji posttest…………………………….……………………….95
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Gambar kerangka berpikir.................................................................46Gambar 3.1 Pendekatan ADDIE untuk mengembangkan produk yang berupa
Desain Pembelajaran........................................................................49Gambar 4.1 Gambar software manga studio ........................................................62Gambar 4.2 Gambar hardware manga studio.......................................................62Gambar 4.3 Gambar tahapan membuat gambar....................................................63Gambar 4.4 Gambar cover ....................................................................................64Gambar 4.5 Gambar kata pengantar......................................................................64Gambar 4.6 Gambar daftar isi...............................................................................64Gambar 4.7 Pengenalan wayang pada cerita.........................................................64Gambar 4.8 Gambar KD dan Pengalaman............................................................64Gambar 4.9 Gambar judul materi..........................................................................66Gambar 4.10 Gambar isi materi ............................................................................66Gambar 4.11 Gambar latihan soal.........................................................................67Gambar 4.12 Gambar daftar pustaka ....................................................................67Gambar 4.13 Gambar biografi wayang.................................................................68Gambar 4.14 Gambar biografi penulis..................................................................68Gambar 4.15 Gambar grafik hasil validasi tahap 1 bahan ajar .............................71Gambar 4.16 Gambar perbaikan kekurangan daftar isi ........................................72Gambar 4.17 Gambar perbaikan kekurangan judul pengenalan wayang
dalam cerita ......................................................................................73Gambar 4.18 Gambar perbaikan kekurangan pada background yang monoton...74Gambar 4.19 Gambar perbaikan kekurangan KD dan pengalaman belajar..........74Gambar 4.20 Gambar perbaikan kekurangan pada biografi penulis.....................75Gambar 4.21 Gambar grafik hasil validasi tahap 2 bahan ajar .............................77Gambar 4.22 Gambar grafik tahap 1 validasi materi ............................................79Gambar 4.23 Gambar perbaikan pada kalimat yang ganda ..................................81Gambar 4.24 Gambar perbaikan variabel .............................................................81Gambar 4.25 Gambar perbaikan bahasa ...............................................................82Gambar 4.26 Gambar perbaikan balok .................................................................82Gambar 4.27 Gambar perbaikan kata....................................................................83Gambar 4.28 Gambar penambahan soal UN ........................................................83Gambar 4.29 Gambar grafik tahap 2 ahli materi...................................................86Gambar 4.30 Gambar grafik tahap 1 ahli bahasa..................................................88Gambar 4.31 Gambar perbaikan kesalahan judul materi 1 ...................................89
xiv
Gambar 4.32 Gambar perbaikan pada definisi dan dialod "yes I do" ...................89Gambar 4.33 Gambar perbaikan kesalahan judul materi 2 ...................................90Gambar 4.34 Gambar perbaikan kesalahan judul materi 5 ...................................90Gambar 4.35 Gambar grafik tahap 2 validasi bahasa ...........................................92
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pra Penelitian .......................................................................... 102
Lampiran 2 Surat Pernyataan Pra Penelitian........................................................ 103
Lampiran 3 Lembar Pengesahan Proposal........................................................... 104
Lampiran 4 Lembar Penilaian Validasi Ahli Bahan Ajar .................................... 105
Lampiran 5 Lembar Penilaian Validasi Ahli Materi............................................ 110
Lampiran 6 Lembar Penilaian Validasi Ahli Bahasa........................................... 114
Lampiran 7 Angket Hasil Ujicoba Produk........................................................... 120
Lampiran 8 Rekapitulasi Skor Validasi dan Angket Ujicoba Bahan Ajar........... 124
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian.......................................................................... 132
Lampiran 10 Surat Pernyataan Penelitian ............................................................. 133
Lampiran 11 Dokumentasi Ujicoba Produk.......................................................... 134
Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi.............................................................. 136
Lampiran 13 Surat Keterangan Accepted.............................................................. 137
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah kegiatan kompleks, dimensinya luas, dan dipengaruhi oleh
banyak variable.2 Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia,
karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi diri agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebagai makhluk yang kritis dan selalu ingin membuat perubahan
manusia menganggap pendidikan adalah kebutuhan yang harus diprioritaskan dan
menjadi kebutuhan seumur hidup. Hakikat dari ilmu pendidikan yang sebenarnya
adalah ilmu yang dikontruksi, dikembangkan, dan diterapkan pada dunia pendidikan.3
Adapun firman Allah surat Al-Mujaadalah ayat 11 :
یرفع هللا الذین ءامنوا منكم والذین أوتوا العلم درجات
Artinya:
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang berilmu beberapa derajat”( (QS. Al-Mujaadalah: 11)
2Mulia Diana, Netriwati, and Fraulein Intan Suri, ‘Modul Pembelajaran Matematika
Bernuansa Islami Dengan Pendekatan Inkuiri’, Desimal: Jurnal Matematika, 1.1 (2018), 7.3Septiana Wijayanti and Joko Sungkono, ‘Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu
Model Creative Problem Solving Berbasis Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually’, Jurnal Al-Jabar, 8.2 (2017), 102.
2
Ayat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa menuntut ilmu sangatlah penting.
Pendidikan yang kita ketahui terbagi atas tiga jenis, yaitu pendidikan formal, non
formal, dan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung dari
bangku sekolah dasar hingga kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan non formal
adalah pendidikan yang berada dalam suatu wilayah yag dikelola oleh perorangan
yang memiliki modal dan di dalamnya tersusun. Pendidikan informal adalah
pendidikan yang didapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pendidikan dalam
keluarga. Menuntut ilmu pun bukan hanya pada masa sekolah, melainkan dimulai
dari buaian sampai liang lahat. Dalam Q.S Thoha Allah SWT berfirman bahwa
Rasululah SAW pun berdoa agar ditambahkan ilmunya.
ب زدني علم وقل ر
Artinya :
“Dan katakanlah (olehmu Muhammad) ‘Ya Tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu
pengetahuan’”. (Q.S Thoha : 114)
Di Indonesia masih terbilang negara yang berkembang, masih belum cukup
menghasilkan lulusan dengan nilai yang berkualitas . Hal ini membuktikan Indonesia
masih kurang kesadarannya terhadap pendidikan.
Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara
peserta didik dan guru. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi transfer
belajar yaitu materi yang disajikan guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif
3
peserta didik.4 Penerapan proses pembelajaran yang dikehendaki Kurikulum 2013
saat ini adalah berpusat pada siswa dan meminimalkan metode ceramah. Rasa ingin
tahu pada siswa harus di tumbuhkan dan proses pembelajaran pada siswa harus
dilatih secara mandiri. Tujuan tersebut dapat tercapai jika minat membaca siswa
tinggi. Dalam Islam pun mengajarkan kita untuk membaca, sesuai dalam Q.S Al-Alaq
: 1-5.
Artinya :
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya." (Q.S Al-Alaq : 1-5)
Guru dituntut untuk membuat pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif
untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Pembelajaran tersebut
diharapkan dapat mendorong peserta didik agar dapat belajar secara optimal baik
dalam belajar individual maupun dalam proses pembelajaran di kelas.5 Berdasarkan
Q.S Al-Kafh : 66.
4Farida, “Mengembangkan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Berbasis Vcd Oleh,” Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematik, 6.1 (2015): 25–32.5Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, Ely Savitri, And Titin, ‘Pengembangan Media E-Comic
Bilingual Sub Materi Saluran Dan Kelenjar Pencernaan’, Unnes Science Education Journal, 2.1 (2013), 196–202.
4
Artinya :
"Musa berkata kepada Khidhr: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?" (Q.S Al-Kafh : 66)
Guru wajib menjadi contoh yang baik dan mengajarkan ilmu yang benar yang
telah di ajarkan. Dalam proses belajar mengajar mempunyai banyak sarana dan cara
yang secara representative untuk membantu tercapainya tujuan belajar dalam setiap
bidang studi. Namun, sarana dan cara tersebut memerlukan variasi dan inovasi untuk
meningkatkan motivasi siswa dan menambah kualitas pembelajaran. Dengan adanya
variasi dan inovasi, siswa diharapkan lebih menyukai pembelajaran di kelas dan lebih
mudah memahami materi pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika
dan dalam berbahasa inggris.6 Sesuai Q.S An-Nahl : 125.
Artinya :
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
6Achmad Lutfi, ‘Memotivasi Siswa Belajar Sains Dengan Menerapkan Media Pembelajaran’,
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 20.2 (2013), 152.
5
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa dalam menempuh
pendidikan formal (sekolah) adalah matematika. Seperti yang kita ketahui bahwa
matematika dipelajari di semua jenjang pendidikan yaitu dari taman kanak- kanak,
sekolah dasar maupun sekolah menengah. Hal ini menandakan bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang sangat dibutuhkan. Matematika adalah salah satu
pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan kreativitas dan menekankan
pada pemecahan masalah.7 Matematika adalah mata pelajaran yang penting untuk
karir sains dan teknologi, tetapi ironisnya, banyak siswa masih mengalami kesulitan
dalam pembelajaran matematika, menghasilkan tingkat kegagalan yang lebih tinggi.
Klaim ini didukung oleh Zaini dkk .8 Untuk dapat memecahkan masalah, siswa harus
menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu mengetahui, memahami
serta terampil menggunakan suatu konsep, dalil, teorema tertentu.9
Hasil studi TIMSS dan PISA menempatkan Indonesia pada peringkat yang
rendah (dibawah rata-rata). Nilai rata-rata matematika siswa kelas VIII (kali ini
Indonesia tidak mengikutkan siswa kelas IV) hanya 386 dan menempati urutan ke-38
7Aji Arif Nugroho and others, ‘Pengembangan Blog Sebagai Media Pembelajaran
Matematika Aji’, Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika, 8.2 (2017), 198.8A Jasni, J Zulikha, and M.A Mohd-Amran, “E-WayCool : Utilizing the Digital Wayang Kulit
for Mathematics Learning,” AWERProcedia Information Technology & Computer Science 2 (2012): 162–67.
9 Mujib, “Membangun Kreativitas Siswa Dengan Teori Schoenfeld Pada Pembelajaran Matematika Melalui Lesson Study,” Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6.1 (2015): 53–62.
6
dari 42 negara.10 Beberapa permasalahan yang dialami banyak siswa di Indonesia,
seperti matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terbilang sulit karena
berisi perhitungan, simbol-simbol, dan konsep-konsep yang abstrak.11 Sedangkan
dalam pembelajaran matematika siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
pemahaman konsep yang baik dimana dalam pembelajaran matematika siswa dilatih
untuk berpikir logis, kreatif dan kritis. Namun pada kenyatannya pemahaman konsep
yang dimiliki siswa masih rendah. Hal ini diperoleh peneliti ketika menjalani
kunjungan ke salah satu SMP Negeri di Bandar Lampung sebagai alumni.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti saat pra penelitian, salah satu
guru matematika di SMP Negeri 19 Bandar Lampung menyatakan bahwa masih ada
beberapa siswa yang kesulitan dalam memahami konsep matematikanya. Pernyataan
ini mempertegas fakta yang ditemukan peneliti ketika kunjungan ke salah satu SMP
Negeri di Bandar Lampung, bahwa siswa masih kesulitan mengerjakan soal dengan
berbeda tipe dengan konsep yang sama. Selain itu, guru mengatakan bahwa bahan
ajar yang digunakan masih berupa buku cetak yang berisikan rumus-rumus dan
hitungan yang sulit sebagai pedoman belajar matematika. Hal ini menyebabkan nilai
yang mereka dapatkanpun masih di bawah rata-rata dibuktikan dengan data
dokumentasi hasil ujian semester ganjil pada tahun 2017/2018 yang dapat dilihat
pada table berikut.
10Rosida M. Rakhmawati, ‘Aktivitas Matematika Berbasis Budaya Pada Masyarakat
Lampung’, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7.2 (2016), 222.11Devy Yuliastri Kurnia Putri And Gregoria Ariyanti, ‘Pengembangan Komik Matematika
Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Perkalian Bilangan Bulat Sekolah Dasar’, Jurnal Ilmiah Edukasi Matematika (Jiem), 1.1 (2015), 22.
7
Tabel 1.1Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2017/2018
NO KELASNILAI ( )
JUMLAH< 70 ≥ 70
1 VII A 15 16 31
2 VII B 11 20 31
3 VII D 19 11 30
4 VII E 10 21 31
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa sebagian besar hasil ujian semester
peserta didik masih rendah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
matematika di SMP Negeri 19 Bandar Lampung adalah 70. Peserta didik dinyatakan
tuntas apabila nilai yang diperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Banyaknya
peserta didik yang belum mencapai KKM diduga karena kesulitan siswa dalam
memahami konsep serta kurangnya minat peserta didik pada mata pelajaran
matematika.
Bersumber pada daftar nilai ujian semester tersebut dapat diduga bahwa ada
beberapa konsep materi yang belum dipahami oleh para siswa. Untuk mengatasi
masalah tersebut kita harus dapat mengetahui apa saja hambatan yang dialami oleh
siswa, sehingga mereka dapat memahami konsep materi yang diajarkan oleh guru.
Selain berdasarkan nilai ujian semester, peneliti juga melakukan uji instrumen
kepada 31 siswa, hasil uji instrumen tersebut menyatakan bahwa siswa 90,32% masih
mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika dengan alasan yang sebagian
besar adalah kesulitan dalam mengerjakan soal dengan banyak tipe dalam satu
8
konsep, dan 9,67% tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika.
Seluruh siswa dalam satu kelas sebagai sampel menyatakan bahwa bahan ajar yang
digunakan masih menggunakan buku cetak. Dengan menggunakan bahan ajar yang
digunakan yaitu buku cetak 6,45% siswa sangat paham, 22,58% siswa paham,
51,61% siswa kurang paham, 19,35% dan siswa tidak paham dalam pembelajaran
matematika. Pengaplikasian bahasa Inggris dalam pembelajaran matematika 0%
siswa menyatakan sering menggunakan bahasa Inggris, 6,45% siswa menyatakan
kadang-kadang dan 93,54% siswa menyatakan tidak pernah menggunakan bahasa
Inggris dalam pembelajaran matematika. Serta 16,12% siswa merasa tertarik dengan
para tokoh wayang, 67,74% siswa merasa kurang tertarik dan 16,12% siswa merasa
tidak tertarik dengan para tokoh wayang.
Hasil uji instrumen tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika masih
dianggap sulit dengan alasan karena sulit memahami berbagai macam tipe soal walau
satu konsep. Bahan ajarnya pun masih berupa buku cetak yang monoton dan hanya
berisi rumus-rumus yang sulit, dengan bahan ajar tersebut siswa kurang paham dalam
memahami materi. Kemudian dalam pengaplikasian bahasa Inggris dalam
pembelajaran matematika dapat dikatakan sangat minim karena hampir tidak pernah
dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Dalam ketertarikan terhadap para tokoh
wayang pun siswa sebagian besar tidak teratarik artinya siswa masih belum bisa
melestarikan budaya.
Menanggapi hal ini, membutuhkan bahan ajar alternatif yang dapat
menumbuhkan motivasi dan memudahkan dalam belajar matematika. Penyajian
9
materi hendaknya dikemas secara menarik sehingga dapat membangkitkan motivasi
siswa dan mampu membuat siswa paham terhadap materi. Salah satu cara untuk
menyajikan materi adalah dengan menggunakan bahan ajar yang menarik dan mudah
dipahami siswa. Bahan ajar yang ingin peneliti kembangkan adalah bahan ajar
berupa komik bilingual berbasis wayang karena keunikannya sebagai bahan ajar dan
media hiburan. Selain itu bahasa inggris saat ini sudah menjadi syarat kelulusan, dan
budaya tetap harus dilestarikan, sehingga peneliti berharap melalui bahan ajar ini
dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami konsep, menambah
pengetahuan berbahasa inggris khususnya dalam pembelajaran matematika serta tetap
dapat melestarikan budaya.
Komik adalah pilihan menarik untuk menjadi media pembelajaran karena
keterlibatan emosi pembacanya akan sangat mempengaruhi memori dan daya ingat
akan bahan-bahan yang mereka pelajari, seperti penjelasan seorang ilmuwan saraf
terkemuka, Joseph Le Doux.12 Salah satu upaya meningkatkan minat dan motivasi
belajar peserta didik adalah menggunakan bahan ajar yang menarik seperti komik.
Sudjana & Rivai menyatakan bahwa peranan komik dalam pengajaran mampu
meningkatkan minat belajar para peserta didik. Saat ini komik import yang memiliki
banyak genre telah membanjiri pasar buku di Indonesia dengan berbagai cerita yang
dapat memberi dampak buruk juga pada psikologis anak, contohnya seperti komik
Detektif Conan yang menyuguhkan aksi pembunuhan ataupun One Piece dengan
cerita kekerasan dan gaya gambar karakter perempuan yang terlalu vulgar yang tidak
12Putri and Ariyanti,Loc.Cit,23.
10
layak untuk anak-anak, daya ingat anak-anak masih lebih kuat dibandingkan daya
ingat orang dewasa dan gambar pada cerita komik lebih mudah untuk diserap dan
teks pada komik membuatnya lebih mudah dipahami. Hal ini menguatkan bahwa
komik sangat berpengaruh terhadap karakteristik seseorang, khususnya remaja.
Berdasarkan fenomena tingginya minat membaca komik saat ini, kurangnya
produktifitas Industri komik lokal dan kurangnya pelestarian budaya lokal terutama
pewayangan Punakawan, maka dibuatlah komik yang mengangkat budaya lokal dan
memiliki konten cerita yang mendidik serta cocok dikalangan remaja.13
Bahasa Inggris saat ini pun menjadi bahasa Internasional, mau tidak mau warga
Indonesia menjadikan bahasa Inggris bahasa yang kedua. Dengan komik bilingual
dapat membantu pengguna komik selain sebagai pengisi waktu luang tetapi dapat
digunakan juga untuk sara belajar bahasa Inggris.
Budaya tradisi seperti wayang akan semakin kecil ruang geraknya jika hanya
mengandalkan cara-cara pelestarian dan pengenalan seperti masa lalu. Inovasi dalam
pengemasan dan penyampaian diperlukan budaya tradisi ini agar kelestariannya dapat
terjaga. Penelitian ini dilakukan untuk mengenalkan kembali salah satu dasar utama
dari wayang, yaitu karakter wayang, yang menjadi unsur pembentuk cerita, sehingga
dapat mempermudah orang yang mulai belajar wayang.14
13M. Faisol Zamzami And Heru Subiyantoro, ‘Komik Edukasi Pewayangan “Punakawan”
Sebagai Keteladanan Bagi Remaja Usia 13-15 Tahun’, Createvitas, 3.2 (2014), 368.14N Bima, Irfansyah, and Z Alvanov, ‘Perancangan Ensiklopedia Digital Interaktif Tokoh
Wayang Kulit Cirebon Pada Mobile Device’, Jurnal Komunikasi Visual & Multimedia, 5.2 (2013), 24.
11
Berdasarkan uraian diatas penulis termotivasi untuk merancang dan membuat
komik bilingual berbasis wayang. Pembelajaran Matematika menggunakan bahan ajar
komik bilingual berbasis wayang saat ini masih belum banyak diterapkan dalam
pembelajaran disekolah. Penelitian tentang komik bilingual berbasis wayang ini
dilakukan bertujuan agar belajar Matematika dan Bahasa Inggris melalui bahan ajar
komik akan lebih mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja sehingga dapat
meningkatkan motivasi peserta didik untuk selalu giat dalam belajar. Dengan adanya
komik bilingual berbasis wayang ini, diharapkan agar keinginan belajar peserta didik
akan lebih terpacu dan bersemangat untuk belajar Matematika. Dengan demikian,
penulis merencanakan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Komik
Bilingual Berbasis Wayang“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Siswa cepat putus asa dalam mengerjakan soal dalam satu konsep dengan tipe
yang berbeda.
2. Siswa sulit dalam memahami konsep dan hanya mengandalkan hafalan rumus
saja.
3. Bahan ajar yang kurang inovatif sehingga siswa mudah jenuh dalam
pembelajaran matematika.
12
4. Kurang pahamnya siswa terhadap kosatakata bahasa Inggris dalam
pembelajaran matematika.
5. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap karakter wayang yang mengakibatkan
siswa kurang melestarikan budaya.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan bebe rapa hal (kemampuan peneliti, waktu penelitian, dan
biaya penelitian) maka penelitian ini dibatasi pada beberapa hal, yaitu:
1. Pengembangan bahan ajar komik bilingual berbasis wayang untuk
memfasilitasi pencapaian pemahaman konsep siswa.
2. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris dengan tujuan meningkatkan kosakata bahasa
Inggris siswa dalam pembelajaran matematika.
3. Materi yang tercantum dalam bahan ajar berupa komik bilingual berbasis
wayang merupakan materi siswa kelas VII semester ganjil.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan komik bilingual berbasis wayang pada mata
pelajaran Matematika untuk siswa SMP kelas VII ?
2. Bagaimana respon siswa/guru terhadap bahan ajar komik bilingual berbasis
wayang dalam pembelajaran matematika?
13
3. Bagaimana efektifitas bahan ajar komik bilingual berbasis wayang pada mata
pelajaran Matematika untuk siswa SMP kelas VII ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengembangkan komik bilingual berbasis wayang pada mata pelajaran
Matematika untuk siswa SMP kelas VII.
2. Untuk mengetahui respon siswa/guru terhadap bahan ajar komik bilingual
berbasis wayang dalam pembelajaran matematika.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang berjudul pengembangan bahan ajar komik bilingual
berbasis wayang ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Manfaat bagi penulis
a. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya
dalam pengembangan bahan ajar yang layak digunakan.
b. Sebagai prasyarat kelulusan studi Jurusan Pendidikan Matematika UIN
Raden Intan Lampung untuk memperoleh gelar Sarjana.
2. Manfaat bagi Masyarakat Umum
a. Komik bilingual ini dapat meningkatkan minat pada siswa untuk
belajar Matematika dan Bahasa Inggris.
b. Dapat menambah serta memperdalam pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu Matematika dan Bahasa Inggris.
14
3. Manfaat bagi Siswa
a. Penggunaan bahan ajar komik bilingual berbasis wayang ini diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan materi ajar lebih mudah
dipahami.
b. Siswa mendapatkan gambaran belajar yang lebih menarik sehingga tidak
mudah bosan.
c. Siswa dapat belajar secara mandiri maupun bersama orang lain dimanapun
dan kapanpun.
3. Manfaat bagi Guru
a. Hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar komik bilingual berbasis
wayang ini dapat menajadi salah satu refrensi dan dapat menigkatkan
mutu pembelajaran.
b. Proses pembelajaran menjadi efektif.
4. Manfaat bagi Sekolah
a. Memperkaya bahan ajar berupa komik bilingual berbasis wayang.
b. Sebagai acuan guna penggunaan bahan ajar yang efisien dan produktif
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah bahan ajar berupa komik berbasis wayang Jawa.
2. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini yakni siswa/i kelas VII
15
3. Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini masalah yang diangkat adalah proses menghasilkan
bahan ajar berupa komik bilingual berbasis wayang untuk memfasilitasi
pencapaian pemahaman konsep siswa dan motivasi belajar siswa.
4. Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.
H. Produk yang Diharapkan
Jenis bahan ajar yang akan dikembangkan adalah berbentuk komik
bilingual berbasis wayang diharapkan akan membantu siswa dalam
memahami materi dan menambah kosakata dalam berbahasa Inggris
terutama dalam pembelajaran Matematika, serta dapat menumbuhkan
ketertarikan terhadap budaya lokal salah satunya terhadap karakter wayang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
16
1. Teori Belajar Manusia
Tipe belajar adalah gaya belajar yang dimiliki setiap individu yang dapat
digunakan dalam pembelajaran, proses informasi dan komunikasi. Pada setiap
individu tentu berbeda karakteristik dan prefensi dalam mengumpulkan
informasi, menafsirkan, mengorganisasi, merespon, maupun menyerap informasi
yang diterima.
Dengan mengetahui gaya belajar yang sesuai dan tepat untuk dirinya,
seseorang dapat melejitkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Secara
ilmiah, diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi, manusia dibagi dalam
tiga jenis, yaitu:
a. Manusia Visual
Jenis ini adalah mereka yang mudah menyerap informasi saat dia melihat
atau menyaksikan, membaca sebagai informasi. Mereka yang dikelompokkan
ke dalam tipe belajar ini adalah orang-orang yang belajar melalui apa yang
mereka lihat. Orang visual akan optimal jika mereka mendapat informasi
dengan langsung melihat bentuk, gambar, warna atau hubungan ruang.
b. Manusia auditori
Jenis ini adalah orang-orang yang mudah menyerap informasi dengan cara
mendengarkan. Tipe belajar auditori akan lebih optimal dalam menyerap
informasi apabila informasi tersebut diberikan dalam bentuk bunyi dan suara.
17
Mereka akan menangkap informasi dengan mendengar apa yang orang lain
katakan.
c. Manusia kinestetik
Jenis ini adalah mereka yang lebih optimal menerima informasi dengan
cara bergerak, menyentuh, atau melakukan aktivitas. Tipe kinestetik
cenderung lebih menyukai tantangan dan lebih berambisi.15
2. Pengembangan
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik. Hal tersebut mencakup berbagai variasi teknologi yang digunakan
dalam pembelajaran dan tidak hanya terdiri dari perangkat keras melainkan juga
perangkat lunaknya.16
Mengenai pengembangan, diterangkan oleh Rusijono dan Mustaji bahwa
kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-
konsep, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
Dikemukakan pula oleh Novianti bahwa pengembangan adalah proses
penerjemahan spesifikasi desai kedalam bentuk fisik. Sementara Sa’ud
berpendapat bahwa pengembangan mencakup berbagai variasi teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran dan tidak hanya terdiri dari perangkat keras
15Irawan Ardiansyah and Denny Indrayana Setyadi, ‘Perancangan Buku Komik Matematika
Khusus Siswa Kelas IV Dengan Konsep’, Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 3.1 (2014), 1–4.16Riska Dwi Novianti and M Syaichudin, ‘Pengembangan Media Komik Pembelajaran
Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan Pada Siswa Kelas V Sdn Ngembung’, Jurnal Teknologi Pendidikan, 10.1 (2013), 76.
18
melainkan juga perangkat lunaknya. Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan
diatas dapatlah diketahui bahwa pengembangan adalah usaha pemberian variasi
terhadap sebuah kondisi atau objek yang menekankan pada pemanfaatan teori,
konsep-konsep, atau temuan-temuan penelitian yang menggunakan teknologi
sebagai alatnya17
3. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai tujuan yang diharapkan,
yaitu mencapai kompetensi atau sub-kompetensi dengan segala
kompleksitasnya.18 Sedangkan menurut Pannen dan Purwanto bahan ajar
adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis,
yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.19 Majid
menyatakan bahwa bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara
17Ardi Amsir Arman, Tesis: ‘Pengembangan Media Pembelajaran Komik Teori Kesetimbangan Pada Mata Pelajaran Statistika Di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta’ (UNS Surakarta, 2015),45.
18C. S. Widodo and Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Kompetens (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013).
19Paulina Pannen and Purwanto, Penulisan Bahan Ajar (Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas, 2001),8.
19
utuh dan terpadu.20 Bahan ajar adalah materi pembelajaran yang didesain
secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu mencapai kompetensi.21
Berdasarkan beberapa pengertian bahan ajar yang dipaparkan di atas
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala macam bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru dalam proses belajar mengajar di
kelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
b. Bentuk Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa
belajar dengan baik. Menurut Majid, bahan ajar dikelompokkan menjadi
empat yaitu22 :
1) Bahan ajar cetak (printed)
Bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang
memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak.
2) Bahan ajar dengar (audio)
20Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Reaja Rosdakarya, 2013),173.21Widodo and Jasmadi., Op. Cit.22Abdul Majid., Op. Cit., 175
20
Bahan ajar dengar (audio) merupakan salah satu bahan ajar non
cetak yang didalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan
sinyal audio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
diperdengarkan oleh pendidik kepada siswanya guna membantu mereka
menguasai kompetensi tertentu.
3) Bahan ajar pandang dengar
Bahan ajar pandang dengar merupakan bahan ajar yang
mengkombinasikan dua materi, yaitu visual dan audio.
4) Bahan ajar interaktif
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media
(audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video).
Berdasarkan beberapa jenis bahan ajar yang telah disebutkan, bahan ajar
yang memungkinkan untuk dibuat oleh peneliti adalah bahan ajar cetak.
Karena dengan bahan ajar cetak yang dibuat dapat mengefisiensi
penggunaan bahan ajar tersebut, serta dapat lebih mudah dipahami oleh
peserta didik.
c. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar berkaitan erat dengan sumber bahan ajar, sumber bahan
ajar merupakan tempat dimana bahan ajar dapat diperoleh peserta didik.
Berbagai sumber belajar dapat diperoleh peserta didik sebgai bahan ajar
untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kopentsi dan
21
kopetensi dasar. Sebagai contoh jenis bahan ajar menurut Abdul Majid
antara lain23:
1) Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkarya pengetahuan peserta didik. Biasanya diambil dari
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang
diajarkan atau kopetensi dasar dan materi pokok harus dikuasai oleh
peserta didik.
2) Buku
Buku adalah bahasa tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
Isinya didapat dari berbagai cara misalnya : hasil penelitian, hasil
pengamatan, aktualisasi pengalaman, autobiografi, atau hasil imajinasi
seseorang yang disebut sebagai fiksi.
3) Modul
Modul adalah sebuah buku yang tertulis degan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru,
sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar
bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya.
4) Radio
Radio boardcasting adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu.
23Abdul Majid.., Op. Cit., h.170
22
Biasanya program radio dapat dirancang sebagai bahan ajar, pada jam
tertentu guru merencanakan sebuah program pembelajaran melalui
radio.
5) Video atau film
Video atau film adalah bahan ajar yang berbentuk audiovisual
sehingga dapat menampilkan materi yang dipelajari secara keseluruhan
sehingga setiap akhir penayangan video, peserta didik dapat menguasai
satu atau lebih kompetensi dasar.
6) Multimedia interaktif
Multimedia interaktif adalah kombinasi dua atau lebih media
(audio, teks, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi
untuk mengedalikan perintah dan atau prilaku alami dari suatu
presentasi. Disamping itu, dapat memudahkan bagi penggunanya dalam
mempelajari suatu materi tertentu.
7) Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi
dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari
23
strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku
tersendiri.24
Berdasarkan jenis-jenis bahan ajar tersebut, peneliti akan membuat
bahan ajar berupa komik yang bertujuan untuk memudahkan siswa
memahami konsep materi. Selain itu pemilihan komik sebagai bahan ajar
yang akan dibuat peneiliti juga akan dikembangkan dengan
menggunakan dwi bahasa (Indonesia-Inggris) dan menggunakan
karakter wayang sebagai tokoh dalam cerita sehingga bahan ajar lebih
menarik dan tepat untuk penelitian ini.
d. Fungsi Bahan Ajar
Fungsi bahan ajar untuk guru adalah untuk mengarahkan semua
aktivitas dalam proses pembelajaran. Sedangkan bagi siswa sebagai
pedoman dalam proses pembelajaran. Menurut Lestari bahan ajar berfungsi
sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran. Bahan ajar dapat
berfungsi sebagai sumber belajar siswa secara mandiri. Selain itu, dengan
adanya bahan ajar akan menghemat waktu guru dalam mengajar dan guru
hanya berperan sebagai fasilitator.25
e. Prinsip-Prinsip Bahan Ajar
24‘Wikipedia Komik’, 2018 <https://id.wikipedia.org/wiki/Komik> [accessed 16 April 2018].25Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Padang: Akademi Permata,
2013),7.
24
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
menguraikan bahwa cirri bahan ajar harus terdiri dari hal-hal sebagai
berikut:
1) Prinsip relevasi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendakya
relevan atau ada kaitan atau hubungannya dengan pencapaian stndar
kompentensi dan kopetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang
diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka
materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, atau bahan
hafalan.
2) Prinsip konsisten artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik empat macam, maka bahan ajar yang
harus diajarkan juga meliputi empat macam.
3) Prinsip kecakupan artinya materi yang diajarkan hendaklah cukup
memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya,
jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.26
f. Peta Bahan Ajar
26Ali Mudlofir, ApilkasiPembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan
Ajar Dalam Pendidikan Agama (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011),130.
25
Langkah-langkah dalam pemetaan bahan ajar, yaitu27 :
1) Menetukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Sebelum menetukan materi, terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan,
karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Menentukan Materi Pokok
Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi
pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk membantu
pencapaiannya.Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi,
materi pembelajaran juga dapat membedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif
meliputi : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Materi pembelajaran
aspek afektif meliputi : pemberian respons, penerimaan (apresiasi),
internalisasi dan penelitian. Dan materi pembelajaran aspek motorik
meliputi : gerakan awal, semi ruti dan rutin.
3) Standar Kelayakan Bahan Ajar
27 Ibid, h.140
26
Bahan ajar yang baik harus memenuhi standar kelayakan yang telah
ditetapkan.Standar kelayakan ini mencangkup beberapa aspek utama
bahan ajar yang harus diperhatikan.beberapa baspek utama tersebut
adalah aspek materi, aspek penyajian, dan aspek kebahasaan. Ketiga
aspek ini diuraikan sebagai berikut.
Bedasarkan aspek materi, bahan ajar yang dikembangkan
hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagaimana tercermin pada
pedoman penilaian bahan ajar yang dikembangkan puskurbuk sebagai
berikut.28
a) Kesesuaian kurikulum
i. Bahan pelajaran sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator kurikulum.
ii. Materi disajikan secara terpadu dengan konteks pendidikan
dan konteks kemasyarakatan.
iii. Kesesuaian pengayaan materi dengan kurikulum.
b) Kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan
i. Kesesuaian muatan materi dengan tujuan pendidikan.
ii. Kesesuaian penggunaan materi dengan tujuan pendidikan
c) Kebenaran materi menurut ilmu yang diajarkan
28Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013 (Badung: PT
Refika Aditama, 2014),268.
27
i. Kebenaran menerapkan prinsip kemampuan berdasarkan teori
keilmuan yang diajaran.
ii. Kebenaran menerapkan prinsip-prinsip keilmuan tertentu.
iii. Ketepatan penggunaan bahan bacaan dengan prinsip keilmuan
tertentu.
iv. Ketepatan materi berdasarkan perkembangan terbaru dari
keilmuan tertentu.
d) Kesesuaian materi dengan kondisi siswa
i. Struktur bahan ajar sesuai perkembangan kognitif anak.
ii. Materi mngandung unsure edukatif.
iii. Materi mangandung muatan karakter.
Berdasarkan aspek materi, bahan ajar yang dikembangkan
hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagaimana tercermin pada
pedoman penilaian bahan ajar yang dikembangkan puskurbuk sebagai
berikut29.
a) Tujuan pemebelajaran harus dinyatakan secara eksplisit
b) Penahapan pembelajaran dilakukan berdasarkan kerumitan
materi.
c) Penahapan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan
tahapan model tertentu yang dipilih dan digunakan dalam
pembelajaran
29Ibid, h. 268
28
d) Penyajian materi harus membangkitkan dan perhatian peserta
didik
e) Penyajian materi harus mudah dipahami siswa
f) Penyajian materi harus mendorong keaktifan peserta didik untuk
berfikir dan belajar
g) Bahan kajian yang berkaitan harus dihubungkan dengan materi
yang disusun
h) Penyajian materi harus mendorong kreatifitas dan keaktifan
peserta didik untuk berpikir dan bernalar.
i) Materi hendaknya disajikan berbasis penilaian formatif otentik
j) Soal disusun setiap akhir pembelajaran
Berdasarkan aspek kebahasaan, bahan ajar yang dikembangkan
hendaknya memerhatikan beberapa hal sebagai berikut30.
a) Penyajian menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
b) Penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan
daya cipta akan melalui penggunaan bahasa laras keilmuan
c) Penggunaan bahasa (strutur dan isi) sesuai dengan tingkat
penguasaan bahasa siswa.
d) Paragraf dikembangkan secara efektif dan baku.
e) Kesesuaian ilustrasi visual dengan wacana materi keilmuan, dan
kebenaran factual.
30 Ibid, h. 269
29
f) Kejelasan dan kemenarikan grafemik dan ilustrasi visual yang
terdapat dalam bahan ajar.
g) Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan membaca peserta
didik.
Ketiga aspek utama pengembangan bahan ajar diatas memilki
peranan penting dalam mewujudkan bahan ajar yang sesuai tuntutan
pendidikan yakni menciptakan generasi muda yang madani secara
keilmuan dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan karakter budaya
bangsa.
4. Komik
Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang
mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada
para pembaca.31 Esvandiari Sant mendefinisikan komik merupakan salah satu
media komunikasi melalui gambar, dialog-dialog panjang yang biasanya
ditemukan dalam cerpen atau cerbung digambarkan ke dalam beberapa adegan,
dan oleh karena itu komik harus bisa menyampaikan apa yang dimaksud dengan
jelas hanya dengan melihat gambarnya saja. Sedangkan komik matematika
31Novianti and Syaichudin., Loc. Cit,78.
30
adalah komik yang khusus dibuat untuk mempermudah siswa dalam belajar
matematika dengan menyenangkan. 32
a. Sejarah Komik
Komik sudah dikembangkan sejak manusia pertamakali ada di muka
bumi ini, dimulai dengan coretan-coretan di dinding gua di berbagai tempat,
seni komik mulai digunakan sebagai simbol religius. Sejak saat itu, seni
komik mulai berkembang pesat 2.500 tahun yang lalu di Mesir.
Dengan ditemukannya sebuah cerita bergambar di makam Menna sang
juru tulis, "lukisan" itu menceritakan tentang proses kehidupan orang-orang
di sana sebagai petani, dan kehidupan seputar masyarakat lainnya di sana.
emudian di Eropa, seni komik dikembangkan baik genre, bentuk, dan
penyajiannya, dengan hanya berupa gambar manusia garis (Stickman), tapi
gebrakan terbesarnya adalah adanya beberapa tulisan dalam komik itu.
Diperkirakan komik yang diikuti kata-kata dan kalimat diawali di India,
kemudian dilanjutkan di Cina. Lalu semakin lama dengan ditambahkannya
kata-kata, komik menjadi salah satu karya sastra sekaligus seni.
Pada tahun 1950-an di Amerika Serikat terjadi penentangan terhadap
komik, dengan munculnya buku karya Fredric Wertham berjudul 'Seduction
of the innocent', yang menyebabkan buku-buku komik dibakar di jalan-jalan
Amerikaemarahan masyarakat paling keras jatuh kepada komik-komik
seram, kriminal, dan horror, yang digila-gilai para remaja pada saat itu. Lalu
32Putri and Ariyanti. Loc. Cit,23.
31
di New York, pada tahun 1954, satu subkomite senat AS untuk kenakalan
remaja mengadakan rapat untuk membahas kejadian tersebut. Berkat
kejadian itu dibentuklah amandemen pertama terhadap konstitusi AS. Pada
tahun yang sama, para penerbit komik menyetujui kode etik komik yaitu
'Comic code' .
Saat itu, bisnis komik sudah kembali berjalan lancar, tapi seni komik
benar-benar jatuh tercerai berai, hingga di tahun itu isi cerita komik hanyalah
berupa hewan-hewan lucu, Pahlawan pemberani, cerita-cerita humor, dan
hiburan-hiburan tak berbahaya lainnya. Kejatuhan komik itu berakhir saat
Will Eisner menerbitkan komiknya tanpa persetujuan Comic code, karena
terdapat kata Narkoba dalam hasil karyanya. Hal itu segera diikuti oleh
pengarang komik dewasa lainnya.
Sekarang, di Indonesia komik sudah menjadi sangat populer, jenis komik
paling faforit di Indonesia pada saat ini adalah 'Manga' komik produksi
Jepang. Hal itu membuat sebagian komikus kita beraliran Anime, termasuk
saya, contoh komik Indonesia dengan genre ini adalah 'Garudayana' ciptaan
Is Yuniarto. dan yang lainnya masih beraliran tradisional, seperti komik
ciptaan R.A. Kosasih di bawah.Sedangkan selain aliran di atas, masih
banyak aliran lainnya, termasuk kartun, aliran khas Barat. Biasanya komik
komedi pendek beraliran kartun, contohnya adalah Novel grafis
32
kambingjantan ciptaan Raditya dika dan Rio Rudiman. 33
b. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan:
1) Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah
kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik
2) Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik, serta
3) Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk menumbuhkan minat baca
4) Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya,
5) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang
abstrak
6) Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi
yang lain,
7) Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau
studi yang lain.
Kelemahan:
1) Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik,
tetapi jangan berhenti hanya sampai disitu saja, apabila minat baca
telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi
33Dzulmar Islamail Zetya, ‘Sejarah Singkat Komik’, Live Word, 2018
<http://liveworldegg.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-singkat-komik.html> [accessed 25 February 2018].
33
bacaan film, gambar, tetap model (foto), percobaan serta berbagai
kegiatan yang kreatif,
2) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang
tidak bergambar
3) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku
yang kurang baik.34
c. Jenis-jenis dalam komik
Jenis-jenis komik sendiri ada banyak macamnya. Pertama, komik
kartoon, ini isinya hanya berupa satu tampilan, komik ini didalamnya
berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan-tulisan.
Tujuan komik ini biasanya mengandung kritukan sindiran dan humor.
Kedua, komik Strip atau komik potongan adalah penggalan-penggalan
gambar yang digabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur cerita
pendek (cerpen). Tetapi isi dari ceritanya tidak harus selesai disitu
bahkan ceritanya bias dibuat bersambung dan dibuat sambungan
ceritanya lagi. Ketiga, buku komik adalah suatu cerita yang berisikan
gambar-gambar, tulisan dan cerita yang dikemas dalam suatu buku.35
34Novianti and Syaichudin., Loc.Cit,78.35Beny Iswandoyo, Tesis: ‘Pengembangan Media Komik Sejarah Berbasis Perjuangan Raden
Intan I Untuk Meningkatkan NIlai-Nilai Nasionalisme Siswa Di SMA Negeri 1Tanjung Raya’ (UNS Surakarta, 2016).
34
Menurut Maharsi (2010), bentuk komik dibagi menjadi 5 kategori, yaitu
Komik Strip, Buku Komik, Novel Grafis, Komik Kompilasi dan Web Comic.
1) Komik Strip
Komik strip adalah komik pendek yang terdiri dari beberapa panel
dan biasanya muncul di surat kabar. Komik strip biasanya bertema
humor dan bergaya atau kartun karikatur.
2) Buku Komik
Buku komik adalah kumpulan halaman komik yang dijilid rapi dan
diterbitkan secara berkala.
3) Novel Grafis
Menurut Mario Saraceni dalam buku The Language of Comics
(2003), istilah novel grafis semata digunakan untuk memberikan
istilah yang lebih baik (baca: dewasa) bagi komik.
4) Komik Kompilasi
Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa komikus yang
berbeda.
5) Web Comic
Sesuai dengan namanya maka komik ini menggunakan media
internet dalam publikasinya.36
36Raka Yusuf and Gilang Widi Darmawan, ‘Aplikasi Berbasis Web Dengan Menggunakan
Pustaka Javascript Fabricjs Untuk Pembuatan Komik Strip Punakawan’, E-Journal Stmik Amikom Yogyakarta, 13.1 (2016), 1–6.
35
d. Tahapan Membuat Komik
1) Tema
Langkah awal kita harus menentukan Tema cerita komik yang akan
kita buat itu seperti apa. Hal ini juga akan membuat kita
mengembangkan ide-ide baru saat proses pembuatan komik nantinya.
Contoh tema: Action, Drama, Fantasi, Komedi, dan lain-lain.
2) Tokoh
Berikutnya membuat karakter-karakter komik kita, seperti tokoh
utama dan tokoh-tokoh lainnya yang akan membantu dalam
pengembangan plot/alur cerita.
3) Plot
Setelah semua diatas kita lakukan, barulah kita masuk di sesi Plot
atau jalan cerita. Tahap ini merupakan rangkaian isi dari cerita yang kita
buat. Disini akan di ulas masalah pengenalan karakter, latar belakang
cerita, dan konflik/permasalahan yang akan membuat cerita lebih
menarik dan tidak membosankan bagi pembaca komik nantinya.
4) Konflik
Dalam proses plot/jalannya cerita, konflik sudah termasuk
didalamnya.
5) Ending
Terakhir adalah tahap penyelesaian konflik dari cerita yang kita buat,
misalkan apakah kita ingin ceritanya tuntas sampai disini atau di biarkan
36
menggantung tanpa penyelesaian, atau bersambung ke cerita/ episode
berikutnya.37
e. Perangkat lunak ( Software )
Manga Studio merupakan program aplikasi untuk membuat Komik atau
Manga (istilah Komik dalam bahasa Jepang) profesional. Selain program
Manga Studio, terdapat beberapa program aplikasi yang dapat dimanfaatkan
dalam pembuatan Komik seperti program pengolah gambar Adobe
Photoshop, AdobeIllustrator, dan Corel Draw. Hanya saja fitur untuk
pembuatan komik tidak selengkap program Manga Studio yang
menyediakan beragam fitur seperti sketch, panel, draw, tone, dan character.
Selain itu, program aplikasi ini mampu mengimport file 2D dan 3D sebagai
latar belakang komik, sehingga desainnya menjadi lebih variatif.38
5. Pembelajaran Bilingual
Bilingual, artinya adalah teks dwibahasa yang isinya sama. Bilingualisme
dapat dipahami dalam kaitannya dengan dua fenomena yang berbeda yaitu:
seorang individu yang tahu dua bahasa, komunitas di mana mereka
37Sketsa Art, ‘Langkah-Langkah Dalam Membuat Komik’, ”sketsaorigin, 2018
<http://sketsaorigin.blogspot.co.id/2017/07/langkah-langkah-dalam-membuat-komik.html> [accessed 25 February 2018].
38I Putu Wina Yasa Pramadi, I Wayan Suastra, and I Made Candiasa, ‘Pengaruh Penggunaan Komik Berorientasi Kearifan Lokal Bali Terhadap Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Fisika’, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3 (2013), 1–10.
37
menggunakan dua bahasa.39
Pembelajaran bilingual seperti tercermin pada istilahnya, adalah semacam
pembelajaran di mana dua bahasa digunakan secara kombinasi. Dalam
pembelajaran bilingual umumnya digunakan kombinasi bahasa ibu dan bahasa
lain selain bahasa ibu.40
6. Wayang
Wayang adalah sebuah wiracarita yang pada intinya mengisahkan
kepahlawanan para tokoh yang berwatak baik menghadapi dan menumpas
tokoh yang berwatak jahat. Kenyataan bahwa wayang yang telah melewati
berbagai peristiwa sejarah, dari generasi ke generasi, menunjukkan betapa
budaya pewayangan telah melekat dan menjadi bagian hidup bangsa Indonesia
khususnya Jawa. Usia yang demikian panjang dan kenyataan bahwa hingga
dewasa ini masih banyak orang yang menggemarinya menunjukkan betapa
tinggi nilai dan berartinya wayang bagi kehidupan masyarakat. Wayang
merupakan sastra tradisional yang memenuhi kualifikasi karya master piece,
karya sastra dan atau budaya adiluhung.
Wayang sebagaimana yang dikenal orang dewasa ini merupakan sebuah
warisan budaya nenek moyang telah amat tua, asli budaya Indonesia, yang
39‘Bilingual’, Wikipedia, 2018 <https://id.wikipedia.org/wiki/Bilingual> [accessed 26
February 2018].40Yanrisca Sany Rachmana and Meita Santi Budiani, ‘Perilaku Sosial Pada Anak Usia Dini
Yang Mendapat Pembelajaran Bilingual’, Character, 1.3 (2013), 2.
38
diperkirakan telah bereksistensi kurang lebih 1.500 SM jauh sebelum agama
dan budaya luar masuk ke Indonesia.
Pengakuan UNESCO terhadap kesenian wayang mendorong pengenalan seni
wayang di dunia internasional. Kini wayang telah mendapatkan animo
masyarakat luas.41 Di dunia internasional wayang kini telah tercatat sebagai
karya seni budaya adiluhung, yaitu oleh UNESCO, sebuah lembaga di bawah
PBB yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Pada tahun 1972 UNESCO menggariskan sebuah konvensi yang berkaitan
dengan warisan budaya yang kasatmata, situs, dan pemandangan alam, maka
berkembanglah kesadaran bahwa warisan budaya yang bersifat lisan dan tak
benda juga penting untuk dilestarikan. Hal itu didasari pemikiran bahwa
warisan budaya tersebut yang terbukti sarat nilai dikhawatirkan punah terdesak
oleh arus globalisasi atau perusakan lingkungan.42
Wayang kulit adalah seni pertunjukan terkenal. Ini adalah simbol dan
warisan bagi masyarakat Melayu di Malaysia. Ada empat jenis WK di
Malaysia, yaitu Wayang kulit Melayu, Wayang kulit Jawa, Wayang kulit
Gedek dan Wayang kulit Kelantan. Wayang kulit yang paling banyak dilakukan
di Malaysia adalah Wayang kulit Kelantan.
41Alfian Candra and R Eka Rizkiantono, ‘Perancangan Web-Komik Wanorosingo Sebagai
Media Alternatif Pengenalan Wayang Cek-Dong Untuk Generasi Muda’, Jurnal Sains Dan Seni, 3.1 (2014), 1–6.
42Burhan Nurgiyantoro, ‘Wayang Dan Pengembangan Karakter Bangsa’, Jurnal Pendidikan Karakter, 1.1 (2011), 1–17.
39
Itu pernah cukup luas, bahwa Wayang kulit tidak hanya berfungsi sebagai
hiburan tetapi yang lebih penting berfungsi sebagai kendaraan untuk transmisi
norma, nilai dan keyakinan, dan sebagai perantara antara dunia nyata dan dunia
bawah. Nilai-nilai moral lebih mudah untuk menyerap dalam bentuk
perumpamaan, itulah sebabnya mengapa Wayang kulit berkembang di desa-
desa. Ghouse dengan jelas menyatakan dalam bukunya "bahwa teater
tradisional (mengacu pada Wayang kulit) telah diabaikan dan beberapa telah
menyerah pada kelalaian ini dan mati secara wajar. Salah satu faktor falloff
budaya tradisional ini adalah proses modernisasi. Bioskop, CD, perekam video
rekaman telah menaklukkan ruang yang pernah digunakan untuk Wayang kulit.
Selanjutnya, tindakan yang diambil oleh sebuah negara di Malaysia yang
melarang beberapa pertunjukan tradisional seperti seni pertunjukan Wayang
kulit, Menora, dan Mak Yong, telah memperburuk situasi.
Kinerja Wayang Kulit Kelantan
Jelas bahwa dengan situasi saat ini dan tingkat dukungan di Malaysia, Wayang
kulit Malaysia tidak mungkin bertahan lama tanpa dukungan resmi yang kuat.
Ini sangat baik, untuk industri hiburan lokal, yang baru-baru ini Kementerian
Seni dan Budaya telah menambahkan Heritage ke fungsi Kementerian.
Digitalisasi Wayang kulit juga merupakan langkah penting. Diperlukan untuk
melestarikan seni ini agar tidak lenyap secara perlahan. Wayang kulit
40
membutuhkan alternatif baru dalam output media, untuk di-digitalisasi ke
dunia-e dan ditonton di layar komputer atau bioskop.43
7. Spesifikasi Produk
a. Bahan ajar ini berukuran kertas A5.
b. Buku komik matematika ini berisi materi persamaan dan
pertidaksamaan satu variablel.
c. Buku komik ini menampilkan ciri khas budaya Indonesia khususnya
di pulau Jawa.
d. Buku komik digambar secara konvensional yaitu menggunakan tangan
manusia.
e. Buku komik ini ditampilkan dengan menggunakan konsep bilingual
(dwibahasa) yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
f. Buku komik disajikan dengan tampilan warna yang menarik da
dilakukan proses editing menggunakan software yaitu mangastudio.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
sebagai berikut :
43A. Jasni and J. Zulikha, ‘Utilising Wayang Kulit for Deep-Learning in Mathematics’,
Proceedings of the World Congress on Engineering, 2 LNECS.Level 1 (2013), 897–902.
41
1. Ardi Amsir Amran dalam penelitian skripsinya yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Komik Teori Kesetimbangan Pada
Mata Pelajaran Statika di Kelas X Program Keahlian Pendidikan Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta“. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa pengembangan media pembelajaran komik statika layak
digunakan sebagai sakah satu media penunjang pembelajaran, hal ini
berdasarkan prosentase yang didapatkan pada (1) Aspek Substansi, 83%
(sangat baik). (2) Aspek Instruksional , 76% (baik). (3) Aspek Media,
80,35% (sangat baik). (4) Peningkatan hasil belajar siswa mencapai nilai
signifikansi t-test sebesar -12,27, dimana rata-rata nilai pre-test sebesar
62,47 menjadi 83,07 pada post test. Jika semua hasil penelitian disesuaikan
dengan range kelayakan, maka nilai yang ditunjukkan adalah di atas 75%,
hasil tersebut membuktikan bahwa komik pembelajaran alternatif yang
efektif dan dapat direkomendasikan sebagai produk inovasi baru dalam
pembelajaran. Dalam penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama
mengembangkan produk komik, ingin memotivasi siswa melalui bahan ajar
yang menarik dan bahan ajar turut memberikan inovasi dibidang pendidikan
serta direkomendasikan sebagai salah satu alternatif penunjang keberhasilan
proses belajar. Dalam penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu
mengembangkan produk komik sebagai media sedang peneliti sebagai bahan
ajar dan materi yang terkadung dalam bahan ajar.
42
2. Endah Ariastutik dalam penelitian tesisnya yang berjudul “Pengembangan
Modul Matematika Berilustrasi Komik pada Materi Skala dan
Pembandingan Kelas VII SMP/MTs”. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa modul matematika berilustrasi komik layak digunakan dalam
pembelajaran, modul matematika berilustrasi komik dikatakan layak karena
mendapatkan penilaian baik pada reviewer, rerata prstasi belajar pada kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas control. Dalam penelitian ini memliki
persamaan yaitu masalah yang dialami oleh guru sama – sama masih
menggunakan metode pembelajaran langsung yang hanya memanfaatkan
modul pembelajaran atau buku cetak yang monoton, kurangnya bahan ajar
dan mengembangakan produk dengan harapan meningkatkan motivasi
siswa. Dalam penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu mengembangkan
modul berilustrasi komik sedangkan peneliti mengembangkan komiknya
langsung dan berharap produk memecahkan permasalahan dalam kehidupan
nyata sedangkan peneliti berharap dapat memudahkan siswa dalam
memahami konsep.
3. Sri Agung Budiarti dalam penelitian skripsinya yang berjudul
“Pengembangan Komik Bilingual (bahasa Indonesia - bahasa Jawa) Sebagai
Media Pembelajaran Kimia pada Materi Pokok Asam Basa pada Kelas XI”.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa media pemebelajaran komik
bilingual menurut 4 guru kimia SMA/MA di Yogyakarta memiliki kualitas
Baik (B) dengan presentase keidealan sebesar 82,24% , sedangkan respon
43
yang dihasilkan menurut10 peserta didik SMA/MA di Yogyakarta
memeberikan respon positif sebesar 96,89% terhadap komik kimia bilingual.
Dalam penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama – sama
mengembangkan komik bilingual serta permasalahan yang dialami siswa
sama – sama merasa jenuh dengan bahan ajar yang terlalu monoton. Dalam
penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu bahasa kedua pada produk
selain bahasa Indonesia yakni menggunakan bahasa Jawa sedangkan
peneliti menggunkan bahasa Inggris dan materi dalam produk membahas
tentang mata pelajaran kimia (asam basa) sedangkan peneliti membahas
tentang mata pelajaran matematika (bilangan bulat).
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan analisis kebutuhan didapatkan beberapa sumber permasalahan pada
pembelajaran matematika. Di antaranya adalah kesulitannya siswa dalam
mengerjakan soal-soal yang berbeda tipe dengan satu konsep. Selain itu, bahan ajar
yang digunakan dalam pembelajaran hanya sebuah buku cetak yang berisikan rumus-
rumus dan hitungan yang sulit. Penggunaan bahan ajar komik di sekolah juga
berpengaruh dalam proses pembelajaran matematika. Guru masih melakukan medote
pembelajaran langsung dan hanya memanfaatkan modul pembelajaran yang monoton
dan sederhana saat proses pembelajarannya sehingga belum bisa memahamkan siswa
secara maksimal. Pembelajaran matematika yang abstrak tidak cukup jika hanya
diajarkan lewat metode pembelajaran langsung.
44
Agar proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna, siswa dapat enjoy
dalam menerima pembelajaran, maka solusi dari permasalahan yang telah
dikemukakan di atas yaitu dengan mengembangkan bahan ajar komik bilingual
berbasis wayang. Bahan ajar ini dikembangkan karena keunikannya sebagai bahan
ajar dan media hiburan. Selain itu bahasa inggris saat ini sudah menjadi syarat
kelulusan, dan budaya tetap harus dilestarikan, sehingga peneliti berharap melalui
bahan ajar ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam memahami konsep,
menambah pengetahuan berbahasa inggris khususnya dalam pembelajaran
matematika serta tetap dapat melestarikan budaya.
45
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
ANALYSIS1. Medote pembelajaran langsung masih mendominasi. 2. Bahan ajar masih berupa modul monoton dan buku
cetak.3. Masih sulit mengerjakan soal berbagai tipe dengan
satu konsep.4. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM.
DESIGNPemilihan bahan ajar dan materi
Rancangan awal
Produk awal
DEVELOPMENT
Validasi ahli bahan ajar, materi dan bahasa
-Uji kelompok kecil dan besar-Pretest dan Posttest
Produk akhir
Maeri:Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang
Mampu diadaptasi oleh siswa
IMPLEMENTATION
EVALUATION
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan
(RnD) adalah proses penelitian yang meneliti kebutuhan pengguna kemudian
mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan tersebut.44 Lebih lanjut,
Goll, Gall dan Borg dalam Putra memaparkan: R&D dalam pendidikan adalah
sebuah model pengembangan berbasis industri di mana temuan pengembangan
digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru yang kemudian secara
sistematis diuji di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sampai mereka
memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektivitas dan berkualitas. Penelitian dan
pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar
matematika berupa komik bilingual yang berbasis wayang Jawa. 45
2. Subjek Penelitiaan
Subjek penelitian ini ada beberapa unsur, yaitu:
44
Septiana Wijayanti dan Joko Sungkono, Loc. Cit.45 Nusa Putra, Research & Development Pengembangan dan Pengembangan:Suatu
Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 84
47
a. Ahli
Ahli yang dimaksud dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
validator bahan ajar yang terdiri dari ahli yaitu: sudah dibuat. Penilaian tidak
hanya segi materi saja tetapi segi penyajian dan bahasa juga dinilai. Namun
demikian, titik berat penilaian ahli materi ada pada materi dan penyajiannya
dalam bahan ajar. Selain memberi penilaian, ahli materi juga akan memberi
masukan perbaikan terhadap bahan ajar.
b. Praktisi Pendidikan
Praktisi yang dimaksud dalam penilitian ini adalah guru (tempat dilakukan
nya penelitian). Praktisi akan memberikan penilaian hasil bahan ajar yang
telah dikembangkan oleh peneliti, dengan tujuan untuk mengetahui kualitas
bahan ajar yang telah dikembangkan.
c. Subjek Uji Coba
Subjek Uji coba bahan ajar adalah peserta didik kelas VII (di tempat
dilaksanakan nya penelitian). Subjek ini dipilih secara acak dengan teknik
random sampling, dengan menggunakan teknik acak ini diharapkan menjadi
sumber data yang diambil bisa mewakili keseluruhan peserta didik.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau dipilih sesuai tujuan dan
dengan sengaja, karena bahan ajar yang akan dihasilkan diperuntukkan bagi
48
peserta didik sekolah menengah pertama yang menggunakan Kurikulum 13,
maka lokasi penelitian yang dipilih adalah SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
B. Prosedur Penelitian
Ada beberapa prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Salah satunya adalah prosedur penelitian pengembangan yang
dikemukakan oleh Robert Maribe Branch. Pada penelitian pengembangan ini
mengacu pada mengembangkan Instructional Design (Desain Pembelajaran) dengan
pendekatan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Evaluation). Prosedur penelitian pengembangan menurut ADDIE dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Pendekatan ADDIE untuk mengembangkan produk yang berupa Desain Pembelajaran.
DESIGN
DEVELOPMENT
IMPLEMENTATION EVALUATION
49
Penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Dick and Carry
yaitu, ADDIE model ini meliputi:
1. Analysis (Analisis)
2. Design (Desain)
3. Development (Pengembangan)
4. Implementation (Implementasi)
5. Evaluation (Evaluasi)
Berdasarkan pendapat Dick and Carry dapat dikatakan bahwa penelitian dan
pengembangan dibidang pendidikan merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan sekaligus memvalidasi produk pendidikan dan pembelajaran.
Produk dari jenis penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan dan
mengembangkan mutu pendidikan dan pembelajaran. 46
Berikut penjelasan langkah-langkah penelitian dan penjelasan sesuai bagan
bagan diatas :
1. Analysis (Analisis)
Pada tahap ini, dilakukan investigasi terhadap permasalahan - permasalahan
dalam proses pembelajaran dilapangan dan mengidentifikasi kemungkinan –
kemungkinan solusi yang dapat digunakan dalam masalah tersebut. Dalam
penelitian ini penulis menemukan suatu masalah dalam proses pembelajaran
yaitu sumber belajar yang digunakan, sumber belajar yang digunakan masih
46Novitasari Supardi, Rosida Rakhmawati, dan Achi Rinaldi, Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Kegiatan Transaksi Kewirausahaan Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, Desimal: Jurnal Matematika, 1 (1), 2018,51.
50
hanya meggunakan buku paket. Dengan begitu masalah ini dapat diatasi melalui
research and development dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu
model, pola, atau sistem penangan terpadu yang efektif yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini dapat ditemukan
dan diaplikasikan secara efektif kalau dilakukan melalui penelitian dan
pengembangan.
2. Design (Desain)
Setelah analisis kebutuhan, maka selanjutnya tahap pembuatan bahan ajar.
Bahan ajar dibuat dengan menggunakan software yaitu mangastudio. Pada tahap
desain mencakup penyusunan kerangka struktur bahan ajar komik matematika.
Kemudian menenetukan sistematika penyajian materi, ilustrasi, alur cerita dan
visualisasi. Penulisan draf produk awal bahan ajar komik.
3. Development (Pengembangan)
Development adalah kegiatan dan pengujian produk. Pada tahap
pengembangan produk ini, dilakukan perancangan dan penggambaran alur cerita
komik, yang mencakup menentukan materi, menentukan alur cerita,
penggambaran karakter wayang, penggandaan gambar dan mengubah bahasa dari
Bahsa Indonesia ke Bahasa Inggris (bilingual), serta pembuatan dan pemasangan
soal. Selain itu dilakukan evaluasi formatif yaitu validasi materi dan bahan ajar
oleh ahli materi dan ahli bahan ajar, untuk mengetahui apakah bahan ajar tersebut
layak diterapkan atau diujicobakan dalam pembelajaran di kelas. Sehingga nanti
51
akan didapat saran untuk memperbaiki bahan ajar komik sebelum diterapkan atau
diujicobakan di lapangan.
4. Implementation (Implementasi)
Implementation adalah kegiatan penggunaan produk. Pada tahap ini dilakukan
evaluasi untuk mengetahui kelayakan dengan melihat tanggapan guru dan siswa.
Selain itu untuk mengetahui efektivitas media tersebut maka akan dilakukan
pretest dan posttest dalam uji coba terbatas pada siswa.
5. Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi sudah dilakukan saat tahap pengembangan dan implementasi.
Tahap evaluasi di sini meliputi evaluasi formatif dan surmatif. Evaluasi formatif
diketahui untuk mengetahui kualitas produk. Hasil evaluasi formatif digunakan
sebagai umpan balik guna untuk mendapatkan perbaikan. Evaluasi fomatif
dalam penelitian ini adalah validasi dari ahli materi Matematika dan ahli bahan
ajar serta penilaian dari guru Matematika dan peserta didik. Evaluasi sumatif
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah diajarkan. Hal ini berarti untuk mengetahui efektivitas
bahan ajar komik bilingual berbasis wayang dalam meningkatkan hasil belajar.
C. Populasi dan Sampel
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19
Bandar Lampung. Agar penelitian berjalan efektif maka pengambilan sampel
52
dilakukan secara acak artinya dari beberapa kelas akan di ambil satu kelas sebagai
sampel dan prosedur yang di gunakan yaitu dengan undian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui:
1. Wawancara
Melakukan survey kepada siswa dan guru dengan cara bertanya
langsung.
2. Observasi
Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan
semala penelitian.47 Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumen ini berupa KKM dan nilai ujian semester ganjil.
4. Studi Pustaka
Mencari teori dan informasi yang berhubungan dengan topik yang akan
dibuat. Pencarian teori dan informasi akan dicari melalui buku-buku, internet,
dan hasil penelitian maupun karya ilmiah.
47 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2005), hal 116.
53
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu menggunakan
lembar validitas dan angket respon siswa.
1. Instrument Validasi Ahli
a. Instrument validasi ahli bahan ajar
Intrumen ini berbentuk angket validasi terkait kegrafikan dan penyajian
bahan ajar komik bilingual berbasis wayang. Validator dalam instrumen ini
terdiri dari 1 dosen UIN Raden Intan Lampung.
b. Instrumen validasi ahli materi
Instrument ini berbentuk angket validasi terkait kelayakan isi, kebahsaan
dan kesesuaian bahan ajar yang dikembangkan, serta berfungsi untuk
memberi masukan dalam bahan ajar komik bilingual berbasis wayang.
Validator dalam instrument ini terdisi dari 2 dosen UIN Raden Intan
Lampung, dan 1 guru wali kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
c. Instrument ahli bahasa
Instrument ini berbentuk angket validasi terkait kebahasaan, serta
berfungsi untuk memberi masukan dalam bahan ajar komik bilingual berbasis
wayang. Validator dalam instrument ini terdiri 1 dosen UIN Raden Intan
Lampung.
54
2. Angket Respon Siswa
Lembar angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai respon siswa
terhadap bahan ajar komik bilingual berbasis wayang. Angket dalam penelitian
ini digunakan untuk mengentahui kepraktisan bahan ajar komik bilingual
berbasis wayang.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses Analisis Lembar Penilaian Para Ahli
Dalam kualitas bahan ajar matematika yang diperoleh dari pengisian lembar
penilaian oleh 3 para ahli dimuat dalam bentuk table kelayakan produk dan uraian
saran. Kemudian data dijadikan landasan untuk melakukan revisi setiap
komponen dari bahan ajar matematika yang telah disusun. Lembar penilaian yang
sudah di isi oleh para ahli selanjutnya di analisis untuk mengetahui kualitas bahan
ajar yang di buat peneliti. Berikut langkah-langkah dalam menganalisis data
instrumen validasi ahli media dan materi:
a. Langkah pertama adalah memberikan skor pada tiap kriteria dengan ketentuan
sebagai berikut:48
Sangat Baik (SB) diberi skor 5, Baik (B) skor 4, Cukup (C) skor 3, Kurang
(K) skor 2 dan Sangat Kurang (SK) skor 1. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.1 di bawah ini.
48 Sugiyono, Op.Cit. h.137
55
Tabel 3.1Pedoman skor penilaian ahli bahan ajar, bahasa, dan materi
b. Selanjutnya dilakukan perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan rumus
sebagi berikut:49
= ℎ ℎ ℎ × 100%Keterangan:
P = persentase kelayakan.
c. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan aspek
dengan melihat tabel 3.2 dibawah ini.50
Tabel 3.2Range persentase dan kriteria kualiatif validasi
Skor Persentase (%) Interpretasi0 ≤ < 20 Sangat Kurang20 ≤ < 40 Kurang40 ≤ < 60 Cukup Baik60 ≤ < 80 Baik80 ≤ < 100 Sangat Baik
49 Ibid, h.13850 Ibid, h.139
Jawaban PernyataanSangat Baik (SB) 4Baik (B) 3Kurang (K) 2Sangat Kurang (SK) 1
56
2. Analisis data dari respon peserta didik
Angket yang diberikan kepada siswa di bagikan setelah dilakukan uji coba
bahan ajar komik bilingual berbasis wayang, dengan tujuan untuk mengetahui
respons siswa selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung:
a. Langkah pertama adalah memberikan skor pada tiap kriteria dengan
ketentuan sebagai berikut: Sangat Baik (ST) diberi skor 4, Baik (B) diberi
skor 3, Kurang (K) diberi skor 2, dan Sangat Kurang (SK) diberi skor 1.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:51
Tabel 3.3Pedoman skor angket respons siswa
b. Selanjutnya dilakukan perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan
rumus sebagai berikut:
= ℎ ℎ ℎ × 100%
Keterangan P = Persentase Kemenarikan
51Ibid,95
Jawaban PernyataanSangat Baik (SB) 4Baik (B) 3Kurang (K) 2Sangat Kurang (SK) 1
57
c. Kemudian hasil persentase angket yang diperoleh baik dari angket validasi
maupun angket respons siswa dikategorikan sesuai dengan interpretasi pada
tabel berikut ini:52
Tabel 3.4Range presentase dan Kriteria kualitatif respons siswa
Skor Persentase (%) Interpretasi0 ≤ < 20 Sangat KurangMenarik20 ≤ < 40 Kurang Menarik40 ≤ < 60 Cukup Menarik60 ≤ < 80 Menarik80 ≤ < 100 Sangat Menarik
3. Teknik Analisis Keefektifan
Teknik analisis keefektifan bahan ajar menggunakan tes hasil belajar dengan
20 soal pretest dan posttest Pilihan Ganda (PG) dengan bobot soal yang sama.
Skoring yang digunakan menggunakan bentuk skala 0-1. Hasil dari pretest dan
posttest dihitung menggunakan rumus N-Gain untuk mengetahui efektifitas
media yang digunakan pada siswa dalam proses pembelajaran. Menghitung N-
Gain menggunakan rumus dari Hake R.R sebagai berikut:53
= −−Keterangan:
Spretest : Skor pretest (nilai awal)
52Ibid, h.9653 Siti naimah, (2017), “pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis seni
kaligrafi pada pokok bahasan lingkaran kelas VIII di MTs Negeri 1 Pringsewu”, h.47-48
58
Sposttest : Skor posttest (nilai akhir)
Smaks : Skor test maksimal
Rumus N-Gain diatas dijelaskan bahwa merupakan gain yang
dinormalisasikan (N-Gain), skor maksimal merupakan hasil dari tes awal dan akhir
pada siswa. Kriteria skor N-Gain dapat dilihat dari tabel 3.5berikut:
Tabel 3.5 Kriteria penilaian keefektifan
Batas Kriteria> 0,7 Tinggi0,3 < ≤ 0,7 Sedang≤ 0,3 Rendah
Pada tabel 3.4 merupakan analisis data dari efektifitas bahan ajar pada data
efektifitas bahan ajar pada data ini memiliki batas nilai denga kriteria tertentu. Seperti
pada rentang batas nilai > 0,7 memliki kriteria Tinggi, pada rentang 0,3 < ≤ 0,7memiliki kriteria Sedang, dan rentang 0,3 ≤ 0,3 memiliki kriteria Rendah. 54
54 Jurniati, M. Sari, dan D. Akmalia, (2011), “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model NHT pada Materi Gerak Tumbuhan di Kelas VII SMP SEI Putih Kampas”,lecurna, h.47-48
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 19
Bandar Lampung yaitu berupa komik matematika bilingual berbasis wayang pada
materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable, dalam penelitian ini
menggunakan prosedur pengembangan yaitu metode ADDIE. Berikut langkah-
langkah dalam melakukan pengembangan komik matematika bilingual berbasis
wayang.
1. Analysis (Analisis)
Pada tahap ini merupakan pedoman dan pertimbangan dalam penyusunan
bahan ajar matematika. Analisis yang dilakukan ialah dengan observasi,
wawancara dan sebar angket pada salah satu kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar
Lampung. Berdasarkan hasil yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa
siswa yang kesulitan dalam memahami konsep matematikanya, beberapa guru
mengatakan bahwa bahan ajar yang digunakan masih berupa buku cetak yang
berisikan rumus-rumus dan hitungan yang sulit sebagai pedoman belajar
matematika, 93,54% siswa menyatakan tidak pernah menggunakan bahasa
Inggris dalam pembelajaran matematika, serta 67,74% siswa merasa kurang
tertarik dengan para tokoh wayang. Sehingga peneliti berinisiatif untuk
60
mengembangkan bahan ajar komik matematika bilingual berbasis wayang untuk
memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan pada siswa.
2. Design (Perancangan)
Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan produk pengembangan bahan
ajar ialah sebagai berikut:
a. Pemilihan bahan ajar dan materi
Bahan ajar yang dipilih peneliti ialah komik matematika bilingual
berbasis wayang dengan tujuan untuk mempermudah siswa memahami
konsep dari berbagai jenis soal, membantu siswa memproses dan
mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris terutama dalam
pembelajaran matematika, serta dapat menimbulkan ketertarikan siswa
terhadap para tokoh wayang. Materi yang dipilih ialah persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel.
b. Rancangan awal
Rancangan awal dalam pengembangan produk ini yaitu cover,
pengenalan para tokoh wayang, daftar isi, isi materi dalam dua bahasa yaitu
bahasa Indonesia pada halaman ganjil dan bahasa Inggris genap, latihan soal,
dan asal usul wayang sesungguhnya.
3. Development (Pengembangan)
Sebelum ada komik matematika, guru di SMP Negeri 19 Bandar Lampung
masih menggunakan buku cetak yang disediakan di perpustakaan. Pada tahap ini
61
komik dibuat berdasarkan pada rancangan awal pada tahap design. Komik
matematika ini dibuat dengan menggunakan software dan hardware Manga
Studio dari bagian pembuka hingga bagian penutup.
4.1 Gambar software manga studio
4.2 Gambar hardware manga studio
Pada proses pembuatan gambar dan design memiliki beberapa tahap yaitu:
pembuatan pola dan sketsa yang dibuat menggunakan kertas dan pensil secara
abstrak terlebih dahulu, tracing line art yaitu menscan dan merapihkan garis
62
abstrak tersebut dengan menggunakan media digital komputer, basic background
yaitu memberikan pewarnaan dasar, colouring yaitu pewarnaan secara sempurna,
add background, add shape text, dan add text.
4.3 Gambar tahapan membuat gambar
a. Pembuatan Komik
1) Bagian Pembuka
Pada bagian ini terdiri dari cover,kata pengantar, daftar isi,
pengenalan para tokoh dalam cerita, serta KD dan pengalaman belajar.
pola sketsa tracing line art basic background
colouring add background add shape text add text
63
4.4 Gambar cover 4.5 Gambar kata pengantar 4.6 Gambar daftar isi
4.7 Pengenalan wayang dalam cerita 4.8 KD dan pengalaman
64
Karena komik matematika yang dibuat peneliti adalah komik
bilingual, maka pada bagian pengenalan para tokoh ini juga disajikan
bahasa Inggris pada bagian bawah kalimat yang berbahasa Indonesia.
2) Bagian Isi (materi)
Pada komik matematika bilingual berbasis wayang peneliti
mengambil 1 bab secara random untuk dikembangkan menjadi komik.
Materi yang di ambil adalah persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel, dalam 1 bab ini terdiri dari 5 materi yaitu : memahami konsep
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, menyelesaikan
persamaan menggunakan penjumlahan atau pengurangan, menyelesaikan
persamaan menggunakan perkalian atau pembagian, menemukan konsep
pertidaksamaan linear satu variabel, dan menyelesaikan masalah
pertidaksamaan linear satu variabel.
Pada setiap materi terdiri dari judul materi, isi materi dan contoh
yang di sampaikan dengan dialog para tokoh wayang, kemudian ada juga
latihan soal. Perlu diketahui dari judul materi, isi materi yang di
sampaikan dengan dialog para tokoh wayang, kemudian latihan soal yang
berbahasa Indonesia disalin kembali dengan bahasa Inggris sehingga
dapat disebut komik matematika bilingual, dan pada akhir materi
ditambahkan kumpulan soal UN dari berbagai tahun.
65
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris4.9 Gambar judul materi, KD dan Pengalaman Belajar
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris4.10 Gambar isi materi
66
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris4.11 Gambar latihan soal
3) Bagian Penutup
Bagian penutup komik matematika ini diisi dengan daftar pustaka,
biografi wayang, dan biografi penulis.
67
4.12 Gambar daftar pustaka
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris4.13 Gambar biografi wayang
68
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
4.14 Gambar biografi penulis
Setelah proses pembuatan komik matematika bilingual berbasis wayang ini
selesai, komik ini dilakukan validasi oleh para ahli pendidikan yang akan di nilai
kualitas komik. Dalam penilaian di berikan kolom untuk para ahli untuk
berkomentar dan memberikan saran untuk merivisi komik.
b. Validasi Komik
Setelah komik selesai dikembangakan, selanjutnya perlu di validasi
dengan maksud untuk meminta pertimbagan ahli yaitu alhi bahan ajar, ahli
materi, dan ahli bahasa. Berdasarkan saran yang diberikan para ahli tentang
kekurangan dan kelebihan komik, diharapkan dapat membuat komik akan
lebih baik dan layak digunakan.
69
Kriteria dalam penentuan subyek ahli, yaitu : (1) berpengalaman dalam
bidangnya, (2) minimal berpendidikan S1. Berikut hasil validasi dari ahli
bahan ajar, materi, dan bahasa:
1) Validasi ahli bahan ajar
Validasi ahli bahan ajar bertujuan untuk menilai penyajian bahan ajar
komik. Adapun validator yang menjadi ahli bahan ajar ialah Dr. H.
Ruhban Masykur selaku wakil dekan III fakultas tarbiyah dan keguruan.
Berikut hasil penilaian dari validator ahli bahan ajar:
Tabel 4.1Hasil Validasi Tahap 1 oleh Ahli Bahan Ajar
No. Aspek Butir Validator
1.
Pewarnaan1 22 3∑ 6
P 75%Kriteria Baik
2.
Pemakaian kata dan bahasa
3 34 25 36 2∑ 10
P 63%Kriteria Baik
3.
Tampila pada cover7 28 29 2∑ 6
P 50%Kriteria Cukup Baik
4.Penyajian
10 311 212 2∑ 7
70
P 58%Kriteria Cukup Baik
5.
Tokoh dan gambar13 314 3∑ 6
P 75%Kriteria Baik
Pada tabel 4.1 penilaian dari validator bahan ajar mengenai aspek
pewarnaan memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 75% dengan
kriteria "Baik", aspek pemakaian kata dan bahasa memperoleh hasil
rata-rata presentase sebesar 63% dengan kriteria "Baik", aspek tampilan
pada cover memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 50% dengan
kriteria "Cukup Baik", aspek penyajian memperoleh hasil rata-rata
presentase sebesar 58% dengan kriteria "Cukup Baik", serta aspek tokoh
dan gambar memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 75% dengan
kriteria "Baik". Hasil validasi bahan ajar juga disajikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
71
Gambar 4.15 Grafik hasil validasi tahap 1 bahan ajar
Gambar 4.15 menjelaskan hasil validasi tahap 1 bahan ajar dengan
presentase pewarnaan 75%, pemakaian kata dan bahasa 63%, tampilan
pada cover 50%, penyajian 58% dan tokoh dan gambar 75%.
Tabel 4.2Komentar dan saran dari validator bahan ajar
No. Halaman Komentar dan Saran Hasil Perbaikan
1. Daftar isi
Tambahankan kata pengantar
Telah ditambahkan kata pengantar
Tambahkan daftar isi Telah di tambahkan kalimat daftar isi di dalam daftar isi
Pengenalan tokoh dalam cerita masukan ke dalalam daftar isi
Pengenalan tokoh telah di tambahkan dalam daftar isi
Daftar pustaka dan Biografi penulis
Dafta Pustaka dan Biografi penulis telah di tambahan dalam daftar isi
2.Pengenalan para tokoh
Seharusnya diberi judul diatas gambar pengenalan
Sudah diberikan judul diatas gambar tersebut
75%
63%
50%58%
75%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pewarnaan Pemakaiankata danbahasa
Tampila padacover
Penyajian Tokoh dangambar
validator bahan ajar
72
para tokohnya
3. 4,20,34,46,58
Jangan monoton dengan tulisan judul materi saja, berikan background yang unik dan berbeda setiap judul materi
Telah diberi background yang berbeda disetiap judul materi
Tambahkan KD dan Pengalaman belajar
Sudah ditambhakan KD dan Pengalaman belajar
4.Biografi penulis
Buat biografi penulis Telah dibuat biografi penulis
Pada tabel 4.2 dapat dilhat komentar dan saran dari validator ahli
bahan ajar yaitu yang pertama pada daftar isi harus ditambahankan kata
pengantar maka penulis menambahkan kata pengantar, kedua
menambahkan kalimat daftar isi, ketiga pengenalan para tokoh dalam
cerita, dan memenambahkan daftar pustaka serta biografi penulis. Dari
komentar dan saran tersebut telah ditambhakan seperti pada gambar
berikut.
4.16 Gambar perbaikan kekurangan pada daftar isi
73
Komentar dan saran yang kedua yaitu pada halaman pengenal para
tokoh seharusnya diberi judul diatas gambar pengenalan para tokohnya
maka penulis memperbaikinya dengan menambahkan judul seperti pada
gambar berikut.
4.17 Gambar perbaikan kekurangan judul pada pengenalan
wayang dalam cerita
Komentar dan saran yang ketiga yaitu pada halaman 4,20,34,46,58
jangan monoton dengan tulisan judul materi saja, berikan background
yang unik dan berbeda setiap judul materi, maka penulis telah memberi
background yang berbeda disetiap judul materi seperti pada gambar
berikut.
74
4.18 Gambar perbaikan kekurangan pada background yang monoton
Kemudian ditambahkan KD dan pengalam belajar, maka penulis
telah menambakannya seperti gambar berikut.
4.19 Gambar perbaikan kekurangan pada KD dan pengalaman belajar
75
Komentar dan saran yang terakhir yaitu validator meminta dibuatkan
biografi penulis, maka penulis telah membuatnya dan menambahkannya
dala produk seperti pada gambar berikut.
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris4.20 Gambar perbaikan kekurangan pada biografi penulis
Seluruh komentar dan saran dari validator telah dilakukan oleh
penulis sehingga dihasilkan kualitas bahan ajar yang lebih baik,
sehingga dapat diteruskan pada validasi tahap 2.
Validasi tahap 2 dilakukan oleh peneliti setelah menyelesaikan revisi
dari validator ahli materi untuk melihat kualitas media hasil revisi.
Aspek dan kriteria penilaian pada validasi tahap 2 sama hal nya seperti
validasi tahap 1. Dari hasil validasi tahap 2 dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut.
76
Tabel 4.3 Hasil validasi tahap 2 oleh ahli bahan ajar
No. Aspek Butir Validator
1.
Pewarnaan1 32 4∑ 7
P 88%Kriteria Sangat Baik
2.
Pemakaian kata dan bahasa
3 44 35 46 3∑ 14
P 88%Kriteria Sangat Baik
3.
Tampila pada cover7 38 39 3∑ 9
P 75%Kriteria Baik
4.
Penyajian 10 411 312 3∑ 10
P 83%Kriteria Sangat Baik
5.
Tokoh dan gambar13 414 4∑ 8
P 100%Kriteria Sangat Baik
Pada tabel 4.3 penilaian dari validator bahan ajar mengenai aspek
pewarnaan memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 88% dengan
kriteria "Sangat Baik", aspek pemakaian kata dan bahasa memperoleh
77
hasil rata-rata presentase sebesar 88% dengan kriteria "Sangat Baik",
aspek tampilan pada cover memperoleh hasil rata-rata presentase
sebesar 75% dengan kriteria "Baik", aspek penyajian memperoleh hasil
rata-rata presentase sebesar 83% dengan kriteria "Baik", serta aspek
tokoh dan gambar memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 100%
dengan kriteria "Sangat Baik". Hasil validasi bahan ajar juga disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
4.21 Gambar grafis validasi tahap 2 bahan ajar
Gambar 4.21 menjelaskan validasi tahap ke 2 memperoleh kenaikan
dengan pewarnaan 88%, pemakaian kata dan bahasa 88%, tampilan
pada cover 75%, penyajian 83% dan tokoh dan gambar 100%.
2) Validasi ahli materi
Validasi ahli materi bertujuan untuk menilai penyajian isi materi
yang disajikan dalam bentuk alur cerita. Adapun validator yang menjadi
ahli materi ialah ibu Rany Widyastuti, M. Pd, bapak Rizky Wahyu
88% 88%75%
83%100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Pewarnaan Pemakaiankata danbahasa
Tampilan padacover
Penyajian Tokoh dangambar
validator bahan ajar
78
Yunian Putra, M. Pd, selaku dosen matematika UIN Raden Intan
Lampung, dan ibu Dewiyani, S. Pd selaku guru matematika SMPN 19
Bandar Lampung. Berikut hasil penilaian dari validator ahli bahan ajar:
Tabel 4.4Hasil validasi tahap 1 oleh ahli materi
No. Indikator Penilaian Butir Validator
1 2 3
1Kesesuaian materi dengan
SK dan KD
5 4 5
63% 50% 63%
59%
Kriteria Cukup Baik
2 Keakuratan materi
14 10 12
44% 42% 50%
45%
Kriteria Cukup Baik
3 Mendorong keingintahuan
4 6 6
50% 75% 75%
67%
Kriteria Baik
4. Teknik penyajian
2 3 2
50% 75% 50%58%
Kriteria Cukup Baik
5. Penyajian pembelajaran
3 3 3
75% 75% 75%75%
Kriteria Baik
6.Koherensi dan keruntunan
alur pikir
6 4 4
75% 50% 50%58%
79
Kriteria Cukup Baik
7. Kontekstual
4 2 5
50% 25% 63%46%
Kriteria Cukup Baik
Pada tabel 4.4 penilaian dari validator ahli materi mengenai indikator
penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD memperoleh hasil rata-
rata presentase sebesar 59% dengan kriteria "Cukup Baik ", indikator
penilaian keakuratan materi memperoleh hasil rata-rata presentase
sebesar 45% dengan kriteria "Cukup Baik", indikator penilaian
mendorong keingintahuan memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar
67% dengan kriteria "Baik", indikator penilaian teknik penyajian
memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 58% dengan kriteria
"Cukup Baik", indikator penilaian penyajian pembelajaran memperoleh
hasil rata-rata presentase sebesar 75% dengan kriteria "Baik", indikator
penilaian koherensi dan keruntunan alur pikir memperoleh hasil rata-
rata presentase sebesar 58% dengan kriteria "Cukup Baik", dan indikator
penilaian kontekstual memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar
46% dengan kriteria "Cukup Baik". Hasil validasi materi juga disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
80
Gambar 4.22 Gambar grafik tahap 1 ahli materi
Gambar 4.22 menjelaskan hasil validasi tahap 1 materi dengan
presentase kesesuaian materi dengan SK dan KD pada validator 1 63%
validator 2 50% validator 3 63%, keakuratan materi pada validator 1
44% validator 2 42% validator 3 50%, mendorong keingintahuan pada
validator 1 50% validator 2 75% validator 3 75%, teknik penyajian pada
validator 1 50% validator 2 75% validator 3 50%, penyajian
pembelajaran pada validator 1 75% validator 2 75% validator 3 75%,
Koherensi dan keruntunan alur piker pada validator 1 75% validator 2
50% validator 3 50%, dan kontekstual pada validator 1 50% validator 2
25% validator 3 63%.
.Tabel 4.5Komentar dan saran validator materi 1, 2 dan 3
No. Halaman Komentar dan Saran Hasil Perbaikan
1. 14Terdapak kalimat yang di ketik 2 kali
Memperbaiki kalimat dengan menghapus
63%
44% 50% 50%
75% 75%
50%50%42%
75% 75% 75%
50%
25%
63%50%
75%
50%
75%
50%63%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Validator 1 Validator 2 Validator 3
81
salah satunya
2. 24Ada varibel yang di ketik huruf besar seharusnya hurus kecil
Memperbaiki variabel yang di ketik huruf besar diketik dengan huruf kecil
3. 27
Gambar yang ada tulisan dipapan tulis dibagian bahasa Inggris tidak berbahasa Inggris
Memperbaiki menjadi bahasa Inggris
4. 30
Pada gambar yang kedua seharusnya penambahannya lebih baik dilingkari untuk membedakannya
Memperbaiki dengan cara memberikan lingkaran pada balok tambahan
5. 52Kata selesesaian di ubah menjadi penyelesaian
Memperbaiki kata selesai menjadi penyelesaian
6. 70Tambahkan kumpulan soal UN
Menambhakna 20 soal UN
Pada tabel 4.5 dapat dilhat komentar dan saran dari validator ahli
materi yaitu yang pertama terdapak kalimat yang di ketik 2 kali maka
penulis menghapus salah satu kalimatnya. Dari komentar dan saran
tersebut telah ditambahakan seperti pada gambar berikut.
82
Gambar 4.23 Gambar perbaikan pada kalimat yang ganda
Komentar dan saran yang kedua yaitu ada beberapa variabel yang
seharusnya di ketik huruf kecil buka huruf besar. Dapat kita lihat seperti
pada gambar berikut.
Gambar 4.24 Gambar perbaikan varibel
83
Komentar dan saran yang ketiga yaitu tulisan yang ada pada gambar
papan tulis dibagian halaman bahasa Inggris masih berbahasa Indonesia
seharusnya berbahasa Inggris maka harus diperbaiki seperti pada
gambar berikut.
Gambar 4.25 Gambar perbaikan bahasaKomentar dan saran keempat yaitu pada gambar yang kedua
seharusnya penambahannya lebih baik dilingkari untuk membedakannya
kurang lebih seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.26 Gambar perbaikan balok
84
Komentar dan saran yang terakhir yaitu kata "selesaian" diganti
dengan kata "penyelesaian" seperti pada gambar berikut.
Gamabar 4.27 Gambar perbaikan kata
Bahasa Indonesia Bahasa InggrisGambar 4.28 Gambar penambahan soal UN
85
Seluruh komentar dan saran dari validator telah dilakukan oleh
penulis sehingga dihasilkan kualitas bahan ajar yang lebih baik dengan
materi yang baik pula, sehingga dapat diteruskan pada validasi tahap 2.
Validasi tahap 2 dilakukan oleh peneliti setelah menyelesaikan revisi
dari validator ahli materi untuk melihat kualitas media hasil revisi.
Aspek dan kriteria penilaian pada validasi tahap 2 sama hal nya seperti
validasi tahap 1. Dari hasil validasi tahap 2 dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut.
Tabel 4.6Hasil validasi tahap 2 oleh ahli materi
No. Indikator Penilaian Butir Validator
1 2 3
1Kesesuaian materi dengan
SK dan KD
7 6 7
88% 75% 88%
84%
Kriteria Sangat Baik
2 Keakuratan materi
20 18 19
83% 75% 79%
79%
Kriteria Baik
3 Mendorong keingintahuan
6 6 7
75% 75% 88%
79%
Kriteria Baik
4. Teknik penyajian
3 3 3
75% 75% 75%75%
Kriteria Baik
86
5. Penyajian pembelajaran
4 3 3
100% 75% 75%83%
Kriteria Sangat Baik
6.Koherensi dan keruntunan
alur piker
8 7 6
100% 86% 75%87%
Kriteria Sangat Baik
7. Kontekstual
6 6 6
75% 75% 75%75%
Kriteria Baik
Pada tabel 4.6 penilaian dari validator ahli materi mengenai indikator
penilaian kesesuaian materi dengan SK dan KD memperoleh hasil rata-
rata presentase sebesar 84% dengan kriteria "Sangat Baik ", indikator
penilaian keakuratan materi memperoleh hasil rata-rata presentase
sebesar 79% dengan kriteria "Baik", indikator penilaian mendorong
keingintahuan memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 79%
dengan kriteria "Baik", indikator penilaian teknik penyajian memperoleh
hasil rata-rata presentase sebesar 75% dengan kriteria "Baik", indikator
penilaian penyajian pembelajaran memperoleh hasil rata-rata presentase
sebesar 83% dengan kriteria "Sangat Baik", indikator penilaian
koherensi dan keruntunan alur pikir memperoleh hasil rata-rata
presentase sebesar 87% dengan kriteria "Sangat Baik", dan indikator
penilaian kontekstual memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar
87
75% dengan kriteria "Baik". Hasil validasi materi tahap 2 juga disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.29 Grafik tahap 2 ahli materi
Gambar 4.29 menjelaskan hasil validasi tahap 2 materi dengan
presentase kesesuaian materi dengan SK dan KD pada validator 1 88%
validator 2 75% validator 3 88%, keakuratan materi pada validator 1
83% validator 2 75% validator 3 79%, mendorong keingintahuan pada
validator 1 75% validator 2 75% validator 3 88%, teknik penyajian pada
validator 1 75% validator 2 75% validator 3 75%, penyajian
pembelajaran pada validator 1 100% validator 2 75% validator 3 75%,
Koherensi dan keruntunan alur piker pada validator 1 100% validator 2
86% validator 3 75%, dan kontekstual pada validator 1 75% validator 2
75% validator 3 63%.
88% 83%75% 75%
100% 100%
75%75% 75% 75%
75%75%
86% 75%88%79%
88%75% 75%
75% 63%
0%20%40%
60%80%
100%120%
Validator 1 Validator 2 Validator 3
88
3) Validasi ahli bahasa
Beberapa pernyataan yang dinilai oleh ahli bahasa adalah pernyataan
terkait kelugasan, kesesuaian bahasa dengan materi, kesesesuaian
dengan perkembangan siswa, dan kesesusain dengan kaidah
bahasa.Validator ahli bahasa yaitu bapak Satria Adi Pradana, M.Pd.
hasil data validasi bahasa tahap 1 dapat dilihat pada tabel 4. berikut.
Tabel 4.7Hasil validasi tahap 1 oleh ahli bahasa
No. Aspek Butir Validator
1.
Kelugasan
1 22 33 34 35 2∑ 13
P 65%Kriteria Baik
2.
Kesesuaian bahasa dengan materi
6 27 28 39 2∑ 9
P 57%Kriteria Cukup Baik
3.
Kesesuaian dengan perkembangan siswa
10 211 212 213 214 315 3∑ 14
P 59%Kriteria Cukup Baik
4. Kesesuaian dengan kaidah bahasa16 217 2
89
18 219 220 221 2∑ 12
P 50%Kriteria Cukup Baik
Pada tabel 4.7 penilaian dari validator bahasa mengenai aspek
kelugasan memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 65% dengan
kriteria "Baik", aspek kesesuaian bahasa dengan materi memperoleh
hasil rata-rata presentase sebesar 57% dengan kriteria cukup baik, aspek
kesesuaian dengan perkembangan siswa memperoleh hasil rata-rata
presentase sebesar 59% dengan kriteria "Cukup Baik", dan aspek
kesesuaian dengan kaidah bahasa memperoleh hasil rata-rata presentase
sebesar 50% dengan kriteria "Cukup Baik", Hasil validasi bahasa juga
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.30 Grafik tahap 1 ahli bahasa
Gambar 4.30 menjelaskan validasi tahap 1 bahasa memperoleh
presentase kelugasan 65%, kesesuaian bahasa dengan materi 57%,
65%57% 59%
50%
0%
20%
40%
60%
80%
Kelugasan Kesesuaian bahasadengan materi
Kesesuaian denganperkembangan
siswa
Kesesuaian dengankaidah bahasa
validator bahasa
90
kesesuaian dengan perkembangan siswa 59% dan kesesuaian dengan
kaidah bahasa 50%.
Tabel 4.8 Komentar dan saran oleh ahli bahasa
No. Halaman Komentar dan Saran Hasil Perbaikan
1. 5Terdapat kesalahan penulisan pada judul materi pertama
Memperbaiki kesalahan dalam penulisan pada judul materi pertama
2. 9
Terdapat kesalahan dalam penulisan pada definisi
Memperbaiki kesalahan dalam penulisan pada definisi
Terdapat kesalahan pada dialog "yes I do"
Memperbaiki kesalahan pada dialog menjadi "it's me"
3. 21Terdapat kesalahan penulisan pada judul materi kedua
Memperbaiki kesalahan dalam penulisan pada judul materi pertama
4. 59Terdapat kesalahan penulisan pada judul materi terakhir
Memperbaiki kesalahan dalam penulisan pada judul materi terakhir
Pada tabel 4.8 dapat dilhat komentar dan saran dari validator ahli
bahasa yaitu yang pertama terdapat kesalahan penulisan pada judul
materi pertama kalimat "Understanding the concept of one variable
linear equation" di perbaiki menjadi "Understanding the concept one-
variable linear equation", seperti pada gambar dibawah ini:
91
Gambar 4.31 Gambar perbaikan kesalahan penulisan judul materi 1
Kedua terdapat kesalahan dalam penulisan pada definisi dan dialog
"yes I do" menjadi "it's me"
Gambar 4.32 Gambar perbaikan penulisan pada definisi dan dialog "yes I do"
Ketiga terdapat kesalahan penulisan pada judul materi kedua kalimat
"Complete the equation using addition or subtraction" di perbaiki
menjadi "Solve the equations using addition or subtraction operation",
seperti pada gambar dibawah ini:
92
Gambar 4.33 Gambar perbaikan kesalahan penulisan judul materi 2
Keempat terdapat kesalahan penulisan pada judul materi keempat
kalimat "Resolving the problem of one variable linear inequality" di
perbaiki menjadi "Solving the question of linear one variable linear
inequality ", seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.34 Gambar perbaikan kesalahan penulisan judul materi 5
93
Seluruh komentar dan saran dari validator telah dilakukan oleh
penulis sehingga dihasilkan kualitas bahan ajar yang lebih baik,
sehingga dapat diteruskan pada validasi tahap 2.
Validasi tahap 2 dilakukan oleh peneliti setelah menyelesaikan revisi
dari validator ahli materi untuk melihat kualitas media hasil revisi.
Aspek dan kriteria penilaian pada validasi tahap 2 sama hal nya seperti
validasi tahap 1. Dari hasil validasi tahap 2 dapat dilihat hasilnya
sebagai berikut.
Tabel 4.9Hasil validasi tahap 2 ahli bahasa
No. Aspek Butir Validator
1.
Kelugasan
1 32 43 44 45 3∑ 18
P 90%Kriteria Sangat Baik
2.
Kesesuaian bahasa dengan materi
6 37 38 49 3∑ 12
P 75%Kriteria Baik
3.Kesesuaian dengan perkembangan siswa
10 311 312 313 314 415 4∑ 20
94
P 83%Kriteria Sangat Baik
4.
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
16 317 318 319 320 321 3∑ 18
P 75%Kriteria Baik
Pada tabel 4.9 penilaian dari validator bahasa mengenai aspek
kelugasan memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 90% dengan
kriteria "Sangat Baik", aspek kesesuaian bahasa dengan materi
memperoleh hasil rata-rata presentase sebesar 75% dengan kriteria
"Baik", aspek kesesuaian dengan perkembangan siswa memperoleh
hasil rata-rata presentase sebesar 83% dengan kriteria "Sangat Baik",
dan aspek kesesuaian dengan kaidah bahasa memperoleh hasil rata-rata
presentase sebesar 75% dengan kriteria "Baik", Hasil validasi bahasa
juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
95
Gambar 4.35 Grafik tahap 2 ahli bahasa
Gambar 4.30 menjelaskan validasi tahap 2 bahasa memperoleh
presentase kelugasan 90%, kesesuaian bahasa dengan materi 75%,
kesesuaian dengan perkembangan siswa 83% dan kesesuaian dengan
kaidah bahasa 75%.
4. Implementation (Implementasi)
Setelah berbagai macam perbaikan dilakukan oleh penulis dalam proses
validasi pada tahap pengembangan (development), maka selanjutnya adalah
implementasi yaitu menguji cobakan bahan ajar kepada siswa dalam skala kecil
dan skala besar, akan dilakukan uji skala kecil dengan jumlah 10 siswa di kelas
VII I dan skala besar dengan jumlah 20 siswa di kelas VII B. Uji coba ini
bertujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dikembangkan oleh penulis
ini dapat menjadi salah satu refrensi belajar siswa. Hasil uji coba skala kecil
disajikan pada tabel berikut.
90%75%
83%75%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Kelugasan Kesesuaian bahasadengan materi
Kesesuaian denganperkembangan
siswa
Kesesuaian dengankaidah bahasa
validator bahasa
96
Tabel 4.10Hasil uji coba skala kecil
No. NamaJumlah Skor
Presentasi Kelayakan
1. Ananda Silvia 26 72%2. Tuniman Syahputra 29 81%3. Galuh Arga Putra 31 86%4. Bima Hamdu Saputra 26 72%5. Edowaro Sembiring 28 78%6. Rafli Eka Saputra 29 81%7. Errin Brilian 29 81%8. Laura Anindya 29 81%9. Sonya Jessica 29 81%10. Fitri Yuhinda S. 28 78%
Rata-rata 79%Kriteria Menarik
Berdasarkan hasil uji coba skala kecil pada tabel 4.10 Diperoleh rata-rata
presentase kelayakan 79% dengan kriteria penilaian "Menarik", hal ini berarti
bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti menarik untuk digunakan sebagai
bahan ajar dalam pembelajaran matematika terutama pada materi persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel. Selain itu disajikan uji coba skala besar pada
tabel 4. Berikut:
Tabel 4.11Hasil uji coba skala besar
No. NamaJumlah Skor
Presentasi Kelayakan
1. Tiga Gusti Mayora Doba 28 78%2. Nesa Agustina 30 83%3. Tri Gita Aprilia 29 81%4. Mutia Hanum 33 92%5. Zahra Zetira 29 81%6. Ridho Haidir 31 86%7. Nanda Sri Murni 29 81%
97
8. Betran Riski Pratama 33 92%9. Nur Huda Abdul Aziz 33 92%10. Hari Sagita 35 97%11. Rivai Juandi 31 86%12. M. Vabio Andre 33 92%13. Rika Anggraini 35 97%14. Aliza Syaharani 35 97%15. Julia Nur Azhar 28 78%16. Anita Kusuma Wati 34 94%17. Sri Wullan 33 92%18. Dewi Tasya Arta F. 36 100%19. Rama Dhani 25 69%20. Zildjian Xio 32 89%
Rata-rata 88%
Kriteria Sangat
Menarik
Berdasarkan hasil uji coba skala besar pada tabel 4.11 Diperoleh rata-rata
presentase kelayakan 88% dengan kriteria penilaian "Sangat Menarik", hal ini
berarti bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti menarik untuk digunakan
sebagai salah satu refrensi bahan ajar
Kemudian uji efektifitas juga dilakuka oleh peneliti. Uji efektifitas dilakukan
dengan uji pretest dan uji posttest untuk melihat apakah bahan ajar ini efektif
digunakan. Hasil uji efektifitas dihitung menggunakan uji N-Gain untuk melihat
hasil peningkatan belajar siswa ketika menggunakan bahan ajar komik bilingual
berbasis wayang. Berdasarkan data yang diperoleh dari uji N-Gain dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar komik
bilingual berbasis wayang dinyatakan efektif dengan rata-rata sebesar 0,4 dengan
kriteria Sedang. Hasil nilai pretest dan posttest dapat dilihat di Lampiran.
98
5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi meruapakan tahap akhir dari model pengembangan ADDIE.
Evaluasi dilakukan dengan menganalisis hasil data peneltian yang diperoleh yaitu
analisis kevalidan bahan ajar, materi dan bahasa. Karena evaluasi selalu
dilakukan setiap tahap dan hasil akhir menunjukan bahwa bahan ajar komik
bilingual berbasis wayang ini memiliki kriteria sangat menarik digunakan dalam
pembelajaran matematika.
B. Pembahasan
Bahan ajar komik bilingual berbasis wayang ini merupakan penelitian jenis
pengembangan (Research and Development). Penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan, kemenarikan serta
kepraktisan bahan ajar tersebut. Pada penelitian ini, bahan ajar yang akan
dikembangkan berupa komik matematika bilingual. Komik matematika yang dibuat
oleh peneliti berdasarkan pada permasalahan yang dialami oleh peserta didik,
sehingga diharapkan dengan adanya komik matematika bilingual ini dapat
mengurangi permasalahan tersebut.
Untuk menghasilkan bahan ajar komik yang dikembangkan, maka peneliti
prosedur penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan model penelitian
pengembangan ADDIE. Langkah awal dari penelitian ini adalah Analysis (Analisis),
pada tahap ini merupakan pedoman dan pertimbangan dalam penyusunan bahan ajar
matematika. Analisis yang dilakukan ialah dengan observasi, wawancara dan sebar
99
angket pada salah satu kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Berdasarkan
hasil yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa siswa yang kesulitan dalam
memahami konsep matematikanya, beberapa guru mengatakan bahwa bahan ajar
komik yang digunakan masih berupa buku cetak yang berisikan rumus-rumus dan
hitungan yang sulit sebagai pedoman belajar matematika, 93,54% siswa menyatakan
tidak pernah menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran matematika, serta
67,74% siswa merasa kurang tertarik dengan para tokoh wayang. Sehingga peneliti
berinisiatif untuk mengembangkan bahan ajar komik matematika bilingual berbasis
wayang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan pada siswa.
Setelah menganalisis maka selajutnya yaitu Design (Perancangan), pada tahap
perancangan dilakukan perancangan produk pengembangan bahan ajar yang meliputi
pemilihan bahan ajar dan materi serta perancangan awal. Pemilihan bahan ajar komik
dilakukan agar mempermudah siswa memproses dan mengembangkan kemampuan
berbahasa Inggris terutama dalam pembelajaran matematika, serta dapat
menimbulkan ketertarikan siswa terhadap para tokoh wayang. Sedangkan
perancangan awal dilakukan agar peneliti secara garis besar menegtahui bagaimana
bahan ajar komik akan dibuat. Rancangan awal dalam pengembangan produk ini
yaitu cover, pengenalan para tokoh wayang, daftar isi, isi materi dalam dua bahasa
yaitu bahasa Indonesia pada halaman ganjil dan bahasa Inggris genap, latihan soal,
dan asal usul wayang sesungguhnya.
100
Kemudian Development (Pengembangan), pada tahap ini meruapakan tahap
pembuatan bahan ajar komik bilingual yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Setelah produk telah dibuat, kemudian produk dilakukan evaluasi pada para ahli yang
disebut dengan validasi. Bertujuan untuk memperoleh masukan-masukan sebagai
perbaikan bahan ajar yang dikembnagkan. Masukan para ahli dijadikan acuan revisi,
selain itu pengisian angket validasi akan menentukan kelayakan bahan ajar agar dapat
diujicobakan kepada siswa. Revisi ini dilakukan agar menjadikan produk yang layak
digunakan. Setelah bahan ajar direvisi dan dinyatakan valid untuk diujicobakan, maka
diujicobakan kepada siswa.
Langakah selanjutnya yaitu Implementation (Implementasi), berdasarkan hasil
olah data angket respon siswa pada uji coba yang diikuti oleh 10 siswa dalam uji coba
skala kecil terhadap bahan ajar komik yang dikembangkan menghasilkan bahan ajar
komik dengan kriteria "Menarik" serta diikuti oleh 20 siswa dalam uji coba skala
besar terhadap bahan ajar komik yang dikembangkan menghasilkan bahan ajar komik
dengan kriteria "Sangat Menarik". Kemudian berdasarkan hasil pretest dan posttest
untuk mencapai keefektifan, pada hasil pretest hanya 10 siswa dari 30 siswa dikelas
VII B yang tuntas dalam mengerjakan soal yang disajikan peneliti, dengan kriterianya
"Kurang Efektif". Setelah bahan ajar komik diperkenalkan dengan siswa, kemudian
dilakukan posttest dan pada hasil posttest terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas
dalam mengerjakan soal yang disajikan peneliti, yaitu 23 siswa tuntas dengan kriteria
"Efektif". Maka dapar disimpulkan bahan ajar komik layak digunakan dalam
pembelajaran.
101
Langkah terakhir yaitu Evaluation (Evaluasi), berdasarkan hasil yang telah
diperoleh pada tahap implementasi terhadap bahan ajar komik yang telah
diujicobakan dapat disimpulkan kualitas bahan ajar komik yaitu bahan ajar komik
mencerminkan bahan ajar yang menarik sebagai salah satu refrensi belajar siswa
sehingga bahan ajar komik layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti telah menunjukan
keberhasilan dalam penggunakan bahan ajar komik bilingual berbasis wayang
matematika berilustrasi komik serta membawa pengaruh dalam tingkat keberhasilan
dari hasil belajar siswa sehingga penelitian yaitu mengembangkan bahan ajar komik
bilingual berbasis wayang di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah hasil analisis data dan pembahasan pada
penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dengan menggunakan model ADDIE, tahap awal berupa analisis kebutuhan
dan analisis karakteristik siswa, tahap selanjutnya yaitu tahap perancangan
produk dengan menentukan bahan ajar dan materi serta perancangan awal
berupa cover, daftar pustaka, dll. Selanjutnya produk yang telah didesain
dikembangkan dengan validasi para ahli dengan rata-rata presentase ahli
bahan ajar 89% dengan kriteria "Sangat Baik", ahli materi 80% dengan
kriteria "Sangat Baik", dan ahli bahasa 81% dengan kriteria "Sangat Baik"
maka produk dinyatakan valid.
2. Produk yang telah valid maka diimplementasikan dengan uji coba skala kecil
dengan rata-rata presentase kelayakan 79% dengan kriteria "Menarik" dan uji
coba skala besar rata-rata presentase kelayakan 88% dengan kriteria "Sangat
Menarik". Sehingga jelas respon siswa sangat baik terhadap bahan ajar komik
yang peneliti kembangkan.
3. Pengembangan bahan ajar komik bilingual berbasis wayang efektif untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian untk keefektifan
103
media didapat menggunakan pretest dan posttest terhadap peserta didik
dengan menggunakan uji N-Gain dan diperoleh nilai rata-rata presentase
sebesar 0,4 dengan kriteria sedang dilihat dari peningkatan nilai siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar komik
bilingual berbasis wayang adalah layak, menarik dan efektif untuk
digunakan dalam pembelajaran matematika oleh siswa.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yaitu:
1. Perlu dikembangkan bahan ajar komik bilingual berbasis wayang dalam
materi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta sekolah agar
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan.
2. Pendidik diharapkan dapat memanfaatkan bahan ajar komik sebagai bahan
ajar untuk menyampaikan materi sehingga dapat bersifat interaktif dan
membuat siswa merasa senang, menarik perhatian dan tidak membuat jenuh
dalam pembelajaran.
3. Saran untuk peneliti sebaiknya ada kelas pembanding untuk efektifitas
sehingga data lebih akurat.
Lembar Penilaian Ahli Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang
A. Pengantar
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai bahan ajar berupa komik matematika bilingual yang
akan digunakan pada penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang”. Sehingga dapat diketahui
layak atau tidaknya bahan ajar tersebut untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu
akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi lembar evaluasi ini, saya ucapkan terima kasih.
B. Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda √ pada kolom “nilai” sesuai penilaian bapak/ibu terhadap Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang.
2. Gunakan indikator penilaian pada lampiran sebagai pedoman penilaian.
Nilai 1= sangat kurang
Nilai 2= kurang
Nilai 3= baik,
Nilai 4= sangat baik.
3. Apabila penilaian bapak/ibu 2 atau 1, maka berilah saran terkait hal-hal yang kekurangan terhadap Pengembangan Bahan Ajar Komik
Bilingual Berbasis Wayang pada kolom komentar.
C. Aspek Penilaian
NO Aspek Kriteria Nilai Komentar / SaranSB B K S
1. Pewarnaan
1. Kombinasi warna menarik
2. Kesesuaian dari penyajian
gambar dan materi yang dibahas
2.
Pemakaiankata dan Bahasa
3. Menggunakan bahasa Indonesia yangsesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan bahasa Inggri yang tepat
4. Kesesuaian bahasa
dengan tingkat berpikir siswa
5. Kesantunan penggunaan
Bahasa
6. Ketepatan dialog/teks
dengan cerita/materi
3.Tampilan
pada cover
7. Desain gambar memberikakesan positif sehingga mampu menarik minat belajar
8. Tipe huruf yang digunakan
terlihat jelas dan terbaca
9. Kesesuaian warna tampilan
dan background
4. Penyajian
10. Penyajian bahan ajar komik
mendukung siswa untuk terlibat dalam pembelajaran
11. Penyajian bahan ajar komik
dilakukan secara runtut
12. Penyajian gambar menarik
5.
Tokoh dan
gambar 13. Tokoh dan gambar memberi kesan positif sehingga mampu menarik minat belajar
14. Tokoh dan gambar memberi kesan positif terhadap budaya digunakan jelas.
Bandar Lampung, 2019
Validator,
……………………………………….
NIP.
Jumlah total skor
Presentase kelayakan
Lembar Penilaian Ahli Materi
Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang
A. Pengantar
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai bahan ajar berupa komik matematika bilingual yang
akan digunakan pada penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang”. Sehingga dapat diketahui
layak atau tidaknya bahan ajar tersebut untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu
akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran ini. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi lembar evaluasi ini, saya ucapkan terima kasih.
B. Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda √ pada kolom “nilai” sesuai penilaian bapak/ibu terhadap Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang.
2. Gunakan indikator penilaian pada lampiran sebagai pedoman penilaian.
Nilai 1= sangat kurang
Nilai 2= kurang
Nilai 3= baik,
Nilai 4= sangat baik.
3. Apabila penilaian bapak/ibu 2 atau 1, maka berilah saran terkait hal-hal yang kekurangan terhadap Pengembangan Bahan Ajar Komik
Bilingual Berbasis Wayang pada kolom komentar.
C. Aspek Penilaian
Indikator Penilaian
Butir PenilaianNilai
Komentar/SaranSK K B SB
Kesesuaian Materi dengan SK dan KD
1. Kelengkapan materi
2. Keluasan materi
Keakuratan Materi 3. Keakuratan konsep
4. Keakuratan fakta dan data
5. Keakuratan contoh dan kasus
6. Keakuratan gambar dan ilustrasi
7. Menggunakan contoh dan kasus yang terdapat dalam kehidupan nyata
8. Gambar dan ilustrasi dalam kehidupan nyata
Mendorong Keingintahuan
9. Mendorong rasa ingin tahu
10. Menciptakan kemampuan bertanya
Teknik Penyajian 11. Keruntutan konsep
Penyajian Pembelajaran
12. Keterlibatan peserta didik
Koherensi dan Keruntutan Alur Pikir
13. Ketertautan antar kegiatan belajar/ sub kegiatan belajar
14. Keutuhan makna dalam kegiatan belajar/ sub kegiatan belajar.
Kontekstual 15. Keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
16. Kemampuan mendorong pesera didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan nya dalam kehidupan nyata.
Jumlah total skor
Presentase kelayakan
Sumber: Diadaptasi dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
Bandar Lampung, 2018
Validator,
……………………………………….
NIP.
Lembar Penilaian Ahli Bahasa
Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang
A. Pengantar
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai bahan ajar berupa komik matematika
bilingual yang akan digunakan pada penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual Berbasis
Wayang”. Sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bahan ajar tersebut untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah.
Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
media pembelajaran ini. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, saya ucapkan terima kasih.
B. Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda √ pada kolom “nilai” sesuai penilaian bapak/ibu terhadap Pengembangan Bahan Ajar Komik Bilingual
Berbasis Wayang.
2. Gunakan indikator penilaian pada lampiran sebagai pedoman penilaian.
Nilai 1= sangat kurang
Nilai 2= kurang
Nilai 3= baik,
Nilai 4= sangat baik.
3. Apabila penilaian bapak/ibu 2 atau 1, maka berilah saran terkait hal-hal yang kekurangan terhadap Pengembangan Bahan
Ajar Komik Bilingual Berbasis Wayang pada kolom komentar.
C. Penilaian
NoAspek
Pernyataan Penilaian Komentar/SaranSB B K SK
1. Kelugasan
1. Menggunakan kaidah bahasa yang baik
dan benar
2. Menggunakan peristilahan yang sesuai
dengan konsep pada pokok bahasan
3. Bahasa yang digunakan lugas dan mudah
dipahami oleh siswa
4. Bahasa yang digunakan sudah
komunikatif
5. Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris
2. Kesesuaian bahasa dengan materi
6. Ketetapan pemilihan bahasa dalam
menguraikan materi
7. Kalimat yang digunakan mewakili isi
pesan atau informasi yang ingin
disampaikan
8. Kalimat yang dipakai sederhana dan
langsung ke sasaran
9. Ketepatan ejaan
3.Kesesuaian dengan
perkembangan siswa
10. Konsistensi penggunaan istilah
11. Konsistensi penggunaan simbol atau ikon
12. Kalimat yang digunakan dapat
memberikan motivasi dalam pelaksanaan
pembelajaran
13. Bahasa yang disampaikan dapat
mendorong mahasiswa untuk dapat
berfikir kritis
14. Kalimat yang digunakan sesuai dengan
perkembangan intelektual peserta didik
15. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
tingkat perkembangan emosional peserta
didik.
4. Kesesuaian dengan
kaidah bahasa
16. Memuat kalimat yang runtut dan
keterpaduan antar kegiatan belajar
17. Ketepaan dalam pronunciation
18. Ketepatan dalam grammar
19. Ide gagasan dalam bahan ajar sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi
20. Media pembelajaran dikembangkan
dengan menggunakan kosakata yang
benar dan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi
21. Pengembangan media pembelajaran
dikembangkan menggunakan struktur tata
bahasa yang benar
Jumlah Total Skor
Presentasi Kelayakan
Kisi-Kisi Instrumen Respon Peserta Didik
Pengembangan Bahan Ajar Komik Berbasis Wayang Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Untuk Kelas VII
No Aspek Kriteria Nomor item
1 Kualitas isi
Isi materi sudah lengkap
Informasi pada bahan ajarmemberikan pengetahuan baru
Informasi sesuai dengan perkembangan zaman
Kemenarikan sajian materi
1,2,3,4,5
2 Tampilan bahan ajar
Warna yang dipakai menarik
Penyajian gambartampak jelas
Gaya penyajian sangat menarik
9,10,11
3 Kualitas tekhnis
Kemudahan memahami isi materi dengan bahan ajar
Kemenarikan bahan ajar
12,13,14,15
Lembar Respon Peserta Didik
Pengembangan Bahan Ajar Komik Berbasis Wayang Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Untuk Kelas VII
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah indikator penilaian dengan seksama
2. Berilah tanda cek ( √ ) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan
penilaian Anda
3. Tuliskan komentar dan saran yang Anda berikan pada kolom yang telah
disediakan
Keterangan :
a. Skala penilaian 4 : Sangat baik
b. Skala penilaian 3 : Baik
c. Skala penilaian 2 : Kurang
d. Skala penilaian 1 : Sangat Kurang
4. Deskripsi penilaian terdapat di halaman lampiran
No Aspek KriteriaNilai Komentar
1 2 3 4
1.Kualitas
isi
1. Setelah belajar menggunakan bahan ajar komik ini saya dapat memahami materi petsamaan dan pertidaksamaan dengan baik
Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran :
2. Setelah belajar menggunakan bahan ajar komik ini saya memperoleh pengetahuan baru
3. Setelah belajar menggunakan bahan ajar komik ini Menurut saya sajian dalam materi bahan ajar komik ini menarik
5. Setelah belajar menggunakan bahan ajar komik inipemahaman materi semakin meningkat
2.
Tampilan
Bahan
Ajar
6. Warna yang dipakai menarik
7. Penyajian gambar tampak jelas
8. Gaya penyajian bahan ajar komik ini sangat menarik
3.Kualitas
Teknis
9. Bahan ajar komik ini dapat digunakan dengan mudah
10. Setelah belajar menggunakan media ini saya lebih berminat untuk mempelajari matematika lebih lanjut.
Jumlah total skor
Skor Penilaian Kelayakan
Bandar Lampung, 2018
……………………….
HASIL PERHITUNGAN
KELAYAKAN AHLI DAN RESPON SISWA
1. Ahli Bahan Ajar
Tahap 1
No. Aspek Butir Validator
1.
Pewarnaan1 22 3∑ 6
P 75%Kriteria Baik
2.
Pemakaian kata dan bahasa
3 34 25 36 2∑ 10
P 63%Kriteria Baik
3.
Tampila pada cover7 28 29 2∑ 6
P 50%Kriteria Cukup Baik
4.
Penyajian 10 311 212 2∑ 7
P 58%Kriteria Cukup Baik
5.
Tokoh dan gambar13 314 3∑ 6
P 75%Kriteria Baik
Rata-rata akhir 64%Kriteria Baik
Tahap 2
No. Aspek Butir Validator
1.
Pewarnaan1 32 4∑ 7
P 88%Kriteria Sangat Baik
2.
Pemakaian kata dan bahasa
3 44 35 46 3∑ 14
P 88%Kriteria Sangat Baik
3.
Tampila pada cover7 38 39 3∑ 9
P 75%Kriteria Baik
4.
Penyajian 10 411 312 3∑ 10
P 83%Kriteria Sangat Baik
5.
Tokoh dan gambar13 414 4∑ 8
P 100%Kriteria Sangat Baik
Rata-rata akhir 87%Kriteria Sangat Baik
2. Ahli Materi
Tahap 1
No. Indikator Penilaian Butir Validator
1 2 3
1Kesesuaian materi dengan
SK dan KD
5 4 5
63% 50% 63%
59%
Kriteria Cukup Baik
2 Keakuratan materi
14 10 12
44% 42% 50%
45%
Kriteria Cukup Baik
3 Mendorong keingintahuan
4 6 6
50% 75% 75%
67%
Kriteria Baik
4. Teknik penyajian
2 3 2
50% 75% 50%
58%
Kriteria Cukup Baik
5. Penyajian pembelajaran
3 3 3
75% 75% 75%
75%
Kriteria Baik
6.Koherensi dan keruntunan
alur pikir
6 4 4
75% 50% 50%
58%
Kriteria Cukup Baik
7. Kontekstual
4 2 5
50% 25% 63%
46%
Kriteria Cukup Baik
Rata-rata Akhir 58%Kiteria Cukup Baik
Tahap 2
No. Indikator Penilaian Butir Validator
1 2 3
1Kesesuaian materi dengan
SK dan KD
7 6 7
88% 75% 88%
84%
Kriteria Sangat Baik
2 Keakuratan materi
20 18 19
83% 75% 79%
79%
Kriteria Baik
3 Mendorong keingintahuan
6 6 7
75% 75% 88%
79%
Kriteria Baik
4. Teknik penyajian
3 3 3
75% 75% 75%
75%
Kriteria Baik
5. Penyajian pembelajaran
4 3 3
100% 75% 75%
83%
Kriteria Sangat Baik
6.Koherensi dan keruntunan
alur pikir
8 7 6
100% 86% 75%
87%
Kriteria Sangat Baik
7. Kontekstual
6 6 6
75% 75% 75%
75%
Kriteria Baik
Rata-rata Akhir 80%Kriteria Sangat Baik
3. Ahli Bahasa
Tahap 1
No. Aspek Butir Validator
1.
Kelugasan
1 22 33 34 35 2∑ 13
P 65%Kriteria Baik
2.
Kesesuaian bahasa dengan materi
6 27 28 39 2∑ 9
P 57%Kriteria Cukup Baik
3.
Kesesuaian dengan perkembangan siswa
10 211 212 213 214 315 3∑ 14
P 59%Kriteria Cukup Baik
4. Kesesuaian dengan kaidah bahasa
16 217 218 219 2
20 221 2∑ 12
P 50%Kriteria Cukup Baik
Rata-rata Akhir 58%Kriteria Cukup Baik
Tahap 2
No. Aspek Butir Validator
1.
Kelugasan
1 32 43 44 45 3∑ 18
P 90%Kriteria Sangat Baik
2.
Kesesuaian bahasa dengan materi
6 37 38 49 3∑ 12
P 75%Kriteria Baik
3.
Kesesuaian dengan perkembangan siswa
10 311 312 313 314 415 4∑ 20
P 83%Kriteria Sangat Baik
4.Kesesuaian dengan kaidah bahasa
16 317 318 319 320 321 3∑ 18
P 75%Kriteria Baik
Rata-rata Akhir 81%Kriteria Sangat Baik
4. Respon siswa
Uji coba skala kecil
No. NamaJumlah Skor
Presentasi Kelayakan
1. Ananda Silvia 26 72%2. Tuniman Syahputra 29 81%3. Galuh Arga Putra 31 86%4. Bima Hamdu Saputra 26 72%5. Edowaro Sembiring 28 78%6. Rafli Eka Saputra 29 81%7. Errin Brilian 29 81%8. Laura Anindya 29 81%9. Sonya Jessica 29 81%10. Fitri Yuhinda S. 28 78%
Rata-rata 79%Kriteria Menarik
Uji coba skala besar
No. NamaJumlah Skor
Presentasi Kelayakan
1. Tiga Gusti Mayora Doba 28 78%2. Nesa Agustina 30 83%3. Tri Gita Aprilia 29 81%4. Mutia Hanum 33 92%5. Zahra Zetira 29 81%6. Ridho Haidir 31 86%7. Nanda Sri Murni 29 81%8. Betran Riski Pratama 33 92%9. Nur Huda Abdul Aziz 33 92%10. Hari Sagita 35 97%11. Rivai Juandi 31 86%12. M. Vabio Andre 33 92%13. Rika Anggraini 35 97%
14. Aliza Syaharani 35 97%15. Julia Nur Azhar 28 78%16. Anita Kusuma Wati 34 94%17. Sri Wullan 33 92%18. Dewi Tasya Arta F. 36 100%19. Rama Dhani 25 69%20. Zildjian Xio 32 89%
Rata-rata 88%
Kriteria Sangat
Menarik
5. Hasil uji N-Gain pretets dan posttest
No. Nama Spretest Sposttest1. Aliza Syaharani 75 80 0.202. Ananda Silvia 60 75 0.383. Anita Kusuma Wati 60 65 0.134. Betran Riski Pratama 65 60 0.135. Bima Hamdu Saputra 60 80 0.506. Dewi Tasya Arta F. 45 75 0.557. Edowaro Sembiring 45 80 0.648. Errin Brilian 80 75 0.209. Fitri Yuhinda S. 75 85 0.4010. Galuh Arga Putra 80 80 011. Hari Sagita 55 65 0.2012. Julia Nur Azhar 75 70 0.1713. Laura Anindya 70 75 0.214. M. Vabio Andre 55 45 0.2015. Mutia Hanum 60 80 0.5016. Nanda Sri Murni 65 95 0.8517. Nesa Agustina 45 60 0.2818. Nur Huda Abdul Aziz 60 80 0.5019. Rafli Eka Saputra 60 80 0.5020. Rama Dhani 80 90 0.5021. Ridho Haidir 75 90 0.6022. Rika Anggraini 60 80 0.5023. Rivai Juandi 80 100 124. Sonya Jessica 70 80 0.3025. Sri Wullan 60 65 0.1326. Tiga Gusti Mayora Doba 45 90 0.8227. Tri Gita Aprilia 60 80 0.5028. Tuniman Syahputra 65 75 0.29
29. Zahra Zetira 60 85 0.6330. Zildjian Xio 45 55 0.2
Rata-rata 0.40
Lampiran 11
Gambar 1 Uji coba skala kecil
Gambar 2 Uji coba skala besar
Gambar 3 Proses pengenalan produk
Gambar 4 Mengerjakan soal pretest
Gambar 5 Mengerjakan soal posttest