pengelolaan sumber daya aparatur dalam...

25
05/02/2018 1 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN OLEH : MURTRIYONO Materi Ujian Dinas Tk. I ITS Tahun 2018 RUJUKAN UU Nomor 18 tahun 1961 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian UU Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara PP Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS PP Nomor 24 tahun 1976 tentang Cuti PNS PP Nomor 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS PP Nomor 12 tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat PNS PERKA BKN Nomor 25 tahun 2013 tentang Kenaikan Pangkat Reguler

Upload: phambao

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

05/02/2018

1

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

OLEH : MURTRIYONO

Materi Ujian Dinas Tk. I ITS Tahun 2018

RUJUKAN

• UU Nomor 18 tahun 1961 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

• UU Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

• UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

• UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara◦ PP Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS

◦ PP Nomor 24 tahun 1976 tentang Cuti PNS

◦ PP Nomor 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS

◦ PP Nomor 12 tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat PNS

◦ PERKA BKN Nomor 25 tahun 2013 tentang Kenaikan Pangkat Reguler

05/02/2018

2

UU ASN & UU POKOK KEPEGAWAIANUNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

UNDANG-UNDANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

STRUKTUR :• XV BAB• 141 Pasal

STRUKTUR :• VI BAB• 41 Pasal

PEGAWAI :• Pegawai Negeri Sipil (PNS)• Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK)

PEGAWAI :• Pegawai Negeri Sipil (PNS)• Tentara Nasional Indonesia• Kepolisian Negara RI

JABATAN :• Jabatan Administrasi• Jabatan Fungsional• Jabatan Pimpinan Tinggi

JABATAN :• Jabatan Struktural• Jabatan Fungsional

4

05/02/2018

3

TUJUAN UTAMA UU ASN

Meningkatkan:

• Independensi dan Netralitas

• Kompetensi

• Kinerja/ Produktivitas Kerja

• Integritas

• Kesejahteraan

• Kualitas Pelayanan Publik

• Pengawasan Dan Akuntabilitas

5

ASN

PRINSIP DASAR MERIT SYSTEM DALAM UU ASN

05/02/2018

4

PEGAWAI ASN

PNS (PASAL 1 BUTIR 3 & PASAL 7)

• Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;

• Menduduki jabatan pemerintahan.

PPPK (PASAL 1 BUTIR 4 & PASAL 7)

• Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang.

• Melaksanakan tugas pemerintahan.

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik

JABATAN ASN

JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONALJABATAN PIMPINAN

TINGGI

• Jabatan Administratormemimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi

• Jabatan Pengawasmengendalikan pelaksanaan kegiatan

• Jabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatanpelayanan dan administrasipemerintahan danpembangunan

• Jabatan fungsional keahlian, terdiri atas:a. ahli utama; b. ahli madya; c. ahli muda; dand. ahli pertama.

• Jabatan fungsionalketerampilan, terdiri atas:a. penyelia;b. mahir;c. terampil; dand. pemula.

• JPT utama;• JPT madya; dan• JPT pratama.

Berfungsi memimpin danmemotivasi setiap PegawaiASN melalui:• kepeloporan• pengembangan kerja sama;

dan• keteladanan.

1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri

05/02/2018

5

HAK PEGAWAI ASN

PNS

PNS berhak memperoleh:

• gaji, tunjangan, dan fasilitas;

• cuti;

• jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

• perlindungan; dan

• pengembangan kompetensi.

PPPK

PPPK berhak memperoleh:

• gaji dan tunjangan;

• cuti;

• perlindungan; dan

• pengembangan kompetensi.

PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN

1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegangkekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.

2. Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:1. Menteri/Kementerian PANRB;2. KASN;3. LAN; dan4. BKN.

10

05/02/2018

6

KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGA

MENTERI/KEMENTERIAN PANRB

1. Perumusan dan penetapan kebijakan,

2. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,

3. Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;

BKN

1. Penyelenggaraan manajemen ASN

2. Pengawasan dan pengendalianpelaksanaan NSP manajemen ASN

( Mengelola Pegawai ASN )

KASN

Monitoring, evaluasi kebijakan, danrekomendasi yang mengikat untukmenjamin perwujudan sistem merit &pengawasan penerapan asas, kode etik,dan kode perilaku ASN

LAN

1. Penelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN,

2. Pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASN

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

1. Sebagai Lembaga Non Struktural, Mandiri, bebas dari intervensipolitik;

2. Tujuan : mewujudkan Sistem Merit ASN yang profesional, danberfungsi sebagai perekat NKRI;

3. Menjaga netralitas, melakukan pengawasan atas pembinaanprofesi dan melaporkan hasil kepada Presiden;

4. Wewenang : mengawasi proses pengisian Jabatan PimpinanTinggi;

5. Keanggotaannya : dari unsur Pemerintah dan/atau NonPemerintah, dibantu Asisten dan Tenaga Ahli;

6. Tidak ada perwakilan di daerah.

12

05/02/2018

7

Tindak Lanjut Keputusan KASN

13

Hasil pengawasan

KASN

Tidak adapelangaran

PPK dan PyB wajibmenindaklanjuti

Keputusan KASN: pelanggaran kode etik dankode perilaku Pegawai ASN

Ditindaklanjuti

TidakDitindaklanjuti

KASN merekomendasikan kepadaPresiden untuk menjatuhkan sanksiterhadap PPK dan PyB yang melanggarprinsip Sistem Merit dan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:a. peringatan;b. teguran;c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dane. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ada pelanggaran

KEWENANGAN MENJATUHKAN SANGSI

Penjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit:

• Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi pembinaan ASN,terhadap keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian; dan

• Menteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan olehPejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat PembinaKepegawaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

14

05/02/2018

8

PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN

Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapatmendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, danpemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, danpejabat fungsional keahlian utama kepada:

◦ Menteri di kementerian;◦ Pimpinan lembaga di LPNK;◦ sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;◦ gubernur, di provinsi; dan◦ bupati/walikota, di kabupaten/kota.

15

Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenanganmenetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN danpembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

PEJABAT YANG BERWENANG

1. Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASNkepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN,sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.

2. Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN diInstansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi denganPejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

3. Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada PejabatPembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

4. Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, danpemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepadaPejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

16

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenanganmelaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PegawaiASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

05/02/2018

9

MANAJEMEN PNS

Perencanaan Kebutuhan

Rekruitment

Pangkat Jabatan

Pola Karier

Pengembangan Karier

Penilaian KinerjaKenaikan Pangkat &

Mutasi

Disiplin Pegawai

Penggajian & Tunjangan

Pensiun, Jaminan Hari Tua & Perlindungan

Penghargaan

Sistem Informasi

Manajemen PNS

Penerapan prinsip grey open untuk tahun berikutnya

Penyusunan kebutuhan harus dilakukan satu tahun sebelumnya atau bulan maret sudah diajukan kepada Menpan dan Kepala BKN. Pertimbangan Kepala BKN paling lambat

diajukan bulan Juli dan pertimbangan Kementerian Keuangan paling lambat akhir mei. Penetapan formasi oleh Menpan Mei tahun berjalan

Dilaksanakan dengan Anjab & ABK yang menghasilkan peta jabatan dan kebutuhan jabatan

Instansi diwajibkan menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan jangka waktu 5 tahun dan diperinci per tahun disertai dokumen rencana strategis

PERENCANAAN KEBUTUHAN PNS

05/02/2018

10

PANGKAT & JABATAN

PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu :

• Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatanberdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, danpersyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasarpenggajian.

• Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yangmenunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.

• PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi, danJabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkankualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.

• PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansiTNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan pangkatdan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.

19

PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA KARIER, PROMOSI DAN MUTASI

• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi,kinerja dan profesionalitas PNS.

• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakanbagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN

• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi

PENGEMBANGAN KARIER

• Kejelasan dan kepastiankarier kepada PNS

• Berdasarkan kualifikasi,kompetensi, penilaiankinerja, dan kebutuhaninstansi pemerintah

• Dilakukan melalui mutasidan/atau promosi

PENGEMBANGAN KOMPETENSI

• Diklat, seminar, kursus,penataran, sekolah/pelatihan kader danmagang

• Paling kurang 20 jampelajaran dalam 1 tahun

• Prinsip Dasar: PNSmemiliki hak dankesempatan yang samadidasarkan padapenilaian kinerja danpenilaian kompetensi

• Diklat Pim (Madya,pratama, Administrator,Pengawas)

• Diklat tingkat nasional

POLA KARIER

• Berdasarkan standarjabatan dan standarkompetensi jabatan

• Pola karier nasional danInstansional.

• Berbentuk horizontal,vertikal dan diagonal

• Prinsip Dasar: untukmenjamin keselarasanpotensi PNS denganpenyelenggaraan tugas-nya

PROMOSI DAN MUTASI

• Instansi menyusunperencanaan mutasi

• Atas dasar kesesuaianantara kompetensi PNSdengan persyaratanjabatan, klasifikasijabatan dan pola karier

• Paling cepat 2 tahun danpaling lama 5 tahun

• Mutasi antar kota/kabdalam provinsi olehGubernur denganpertimbangan BKN

• Mutasi kab/kota antarprovinsi oleh Mendagridengan pertimbanganBKN

• Mutasi prop/kab/kota kepusat dan antar instansipusat oleh BKN

05/02/2018

11

PENILAIAN KINERJA

(1) Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjaminobjektivitas pembinaan PNS yang didasarkansistem prestasi dan sistem karier.

(2) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkanperencanaan kinerja pada tingkat individu dantingkat unit atau organisasi, denganmemperhatikan target, capaian, hasil, danmanfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

(3) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh atasanlangsung dari PNS atau pejabat yang ditentukanoleh PyB.

KENAIKAN PANGKAT REGULER

KENAIKAN PANGKAT PILIHAN

JABATAN

FUNGSIONAL

UMUM

JABATAN

FUNGSIONAL

TERTENTU

JABATAN

STRUKTURAL

KENAIKAN PANGKAT & JABATAN

05/02/2018

12

PENGGAJIAN & TUNJANGAN PNS

• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.

• Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan.

• Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.

• PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD.

• Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:• tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)

• tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)

• Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD

23

Untuk menjaminterpeliharanya tata tertibdalam kelancaran pelaksanaantugas, PNS wajib mematuhidisiplin PNS

Instansi pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin

PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin

Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum

DISIPLIN PNS

PERUBAHAN PP 30 TAHUN 1980

MENJADI PP 53 TAHUN 2010

TENTANG DISIPLIN PNS

05/02/2018

13

Ucapansetiap kata-2 yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar orang

lain rapat – ceramah – diskusi – TV – telepon – rekaman –dan atau alat komunikasi lainnya

Tulisanpernyataan pikiran dan/atau perasaan secara tertulis baik dalam

bentuk tulisan – gambar – coretan – karikatur dan yangserupa dengan itu

Perbuatansetiap tingkah laku – sikap – atau tindakan yang dilakukan PNSatau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai

dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

dilakukan

di dalam atau diluar jam kerja

PELANGGARAN DISIPLIN

1. Hukuman disiplin ringan:

a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Hukuman disiplin sedang:

a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun

b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

c. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah

selama 1 (satu) tahun

3. Hukuman disiplin berat:

a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah

selama 3 (tiga) tahun

b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan dalam jabatan

setingkat lebih rendah

c. Pembebasan Jabatan

d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

sebagai PNS

e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

2626

TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN

05/02/2018

14

Tata Cara Pemanggilan :

1) PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara

tertulis oleh atasan langsung utk dilakukan pemeriksaan.

2) Pemanggilan kpd PNS yg diduga melakukan pelanggaran disiplin

dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal

pemeriksaan.

3) Apabila pada tanggal yg seharusnya ybs diperiksa tidak hadir, maka

dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak

tanggal seharusnya ybs diperiksa pada pemanggilan pertama.

Apabila pada tanggal pemeriksaan PNS ybs tdk hadir juga maka pejabat yg

berwenang menghukum menjatuhkan HD berdasarkan alat bukti dan

keterangan yg ada tanpa dilakukan pemeriksaan.

TATA CARA PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, PENJATUHAN, DAN

PENYAMPAIAN KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN (HD)

Tata Cara Pemeriksaan :

1) Sebelum PNS dijatuhi HD setiap atasan langsung wajib memeriksa

terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.

2) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan

dalam bentuk BAP.

3) BAP harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS

yg diperiksa.

4) Dalam hal PNS yg diperiksa tdk bersedia menandatangani BAP,

BAP tsb tetap dijadikan sebagai dasar utk menjatuhkan HD.

5) PNS yg diperiksa berhak mendapat foto copy BAP.

6) Berdasarkan hasil pemeriksaan, pejabat yg berwenang menghukum

menjatuhkan HD.

7) Dalam keputusan HD harus disebutkan pelanggaran disiplin yg

dilakukan oleh PNS ybs

PEMERIKSAAN

05/02/2018

15

1) Apabila menurut hasil pemeriksaan, kewenangan utk menjatuhkan HD

kepada PNS tsb merupakan kewenangan :

a) atasan langsung ybs, maka atasan langsung tsb wajib menjatuhkan

HD.

b) pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung tsb wajib

melaporkan secara hierarki disertai BAP.

2) Khusus utk pelanggaran disiplin yg ancaman hukumannya sedang dan

berat dapat dibentuk Tim Pemeriksa oleh PPK atau pejabat lain yang

ditunjuk (Pasal 25 PP 53 Thn 2010).

3) Tim pemeriksa terdiri atas atasan langsung, unsur pengawasan dan

unsur kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.

4) Apabila diperlukan, atasan langsung, Tim Pemeriksa atau pejabat yg

berwenang menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain.

PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

30

No KEWAJIBANTingkat Hukuman/jenis pelanggaran

Ringan Sedang Berat

1 2 3 4 5

12Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

Pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% s/d 50%

Pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun kurang dari 25%

13Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

Pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara

14Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pelayanan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

15Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

Tidak sengaja tidak membimbing bawahan

Sengaja tidak membimbing bawahan

16Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan

Tidak sengaja tidak memberi kesempatan

Sengaja tidak memberi kesempatan

17Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja

Pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

Pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara

MATRIKS TENTANG KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PNS

DIKAITKAN DENGAN TINGKAT HUKUMAN DISIPLIN

05/02/2018

16

PENGHARGAAN

• Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan padapenilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugasjabatannya

• Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan kepadaPNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik, memiliki dedikasidan loyalitas yang tinggi pada organisasi

Penghargaan berupa :a. Tanda Kehormatanb. Kenaikan pangkat istimewac. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensid. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan

Didasarkan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,

kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya

1. Pemberhentian atas Permintaan Sendiri

2. Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun

3. Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah

4. Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani

5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang

6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan

7. Pelanggaran Disiplin

8. Menjadi anggota/pengurus parpol

9. Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara

10. Selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara

11. Menggunakan ijazah palsu

PEMBERHENTIANPEMBERHENTIAN

05/02/2018

17

PEMBERHENTIAN TIDAK DENGAN HORMAT

PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:

a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;

b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telahmemiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatanjabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya denganjabatan dan/atau pidana umum;

c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau

d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memilikikekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidanapenjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan denganberencana.

33

PEMBERHENTIAN SEMENTARA

1• DIANGKAT MENJADI PEJABAT

NEGARA

2• DIANGKAT MENJADI

KOMISIONER/ANGGOTA LNS

3• DITAHAN KARENA MENJADI

TERSANGKA TINDAK PIDANA

05/02/2018

18

BATAS USIA PENSIUN

Batas usia pensiun PNS yaitu:◦ 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat

Administrasi;

◦ 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat PimpinanTinggi; dan

◦ sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.

35

JAMINAN PENSIUN & JAMINAN HARI TUA

Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.

PNS diberikan jaminan pensiun apabila:◦ meninggal dunia;◦ atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;◦ mencapai batas usia pensiun;◦ perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yang mengakibatkan

pensiun dini; atau◦ tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan

tugas dan kewajiban.

Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan jaminanhari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuranPNS yang bersangkutan.

36

05/02/2018

19

PERLINDUNGAN

Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:◦ jaminan kesehatan;◦ jaminan kecelakaan kerja;◦ jaminan kematian; dan◦ bantuan hukum.

berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

37

Mencakup jaminan sosial yg diberikan dalam program jaminan sosial nasional

MANAJEMEN PPPK

Manajemen PPPK meliputi:

a. penetapan kebutuhan;

b. pengadaan;

c. penilaian kinerja;

d. gaji dan tunjangan;

e. pengembangan kompetensi;

f. pemberian penghargaan;

g. disiplin;

h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan

i. perlindungan.

38

05/02/2018

20

PENETAPAN KEBUTUHAN

• Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenisjabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

• Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden.

• Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima)tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.

• Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK sebagaimana dimaksudditetapkan dengan Keputusan Menteri.

39

PENGADAAN PPPK

Pengadaan PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pd Instansi.

Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:◦ perencanaan, ◦ pengumuman lowongan, ◦ pelamaran, ◦ seleksi, ◦ pengumuman hasil seleksi, dan◦ pengangkatan menjadi PPPK.

Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secaraobjektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, danpersyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.

Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK untuk masa perjanjian kerja minimal 1

tahun & dapat diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian kinerja.

40

PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS. Untuk diangkatmenjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakanbagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

05/02/2018

21

PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

◦ Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan terbuka dikalangan PNS

◦ Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang dipilih dandiangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berkoordinasi denganKASN;

◦ Proses Pengisian jabatan: ◦ Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat

nasional, ◦ Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat nasional,

propinsi, atau antar intansi dalam 1 (satu) kabupaten/kota.

41

PENGISIAN JPT DARI NON-PNS

• JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES.

• JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif.

• JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

42

05/02/2018

22

PPK PUSAT

MEMBENTUK

PANSEL

MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

Laporan PRESIDEN

KEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH

MEMASTIKAN SISTEM MERIT

1 5

6

8

3

MEKANISME SELEKSI JPT PUSAT

KASN

9

MENYAMPAIKAN 3 CALON

MENDAGRI

PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

2

4

PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

7

KOORDINASI

43

MEKANISME SELEKSI JPT PUSAT

Gub/Bupati/Walikota

MEMBENTUK

PANSEL

MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

LAPORAN PRESIDEN

MEMASTIKAN SISTEM MERIT

1

5

8

3

MEKANISME SELEKSI JPT DAERAH

7

Pembatalan, Peringatan dan

Teguran

MENETAPKAN JPT

6

KASN

PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

2

4

PyB/sekdaKOORDINASI

MEKANISME SELEKSI JPT DAERAH

05/02/2018

23

TAHAPAN SELEKSI JPT

1. Seleksi Administrasi & penelusuran rekam jejak jabatan, integritas & moralitas

2. Seleksi kompetensi

3. Wawancara akhir

4. Tes kesehatan dan tes kejiwaan

5. Panitia seleksi JPT dibantu oleh Tim seleksi kompetensi yang independen dan memiliki keahlian melakukan seleksi kompetensi

SISTEM INFORMASI ASN

1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan dalam manajemen ASN.

2. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar instansi.

3. Pembangunan dan pemutakhiran Data secara berkala.

4. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistemkeamanan terpercaya.

5. Pengelola: BKN dan dapat digunakan/diakses oleh instansi terkait baikuntuk keperluan update data maupun untuk pengambilan keputusan.

46

05/02/2018

24

PENYETARAAN

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan:

• jabatan eselon Ia kepala LPNK setara dengan JPT utama;

• jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan JPT madya;

• jabatan eselon II setara dengan JPT pratama;

• jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;

• jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan

• jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,

• sampai dengan berlakunya peraturan pelaksanaan mengenai JabatanASN dalam Undang Undang ini.

47

KETENTUAN TRANSISI

• Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus sudahditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undangini diundangkan.

• Ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kode etikdan penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi jabatanfungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Undang-Undang ini.

• Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerahdisebut sebagai Pegawai ASN.

48

05/02/2018

25