pengelolaan laboratorium ipa di sma …eprints.ums.ac.id/48259/1/naskah publikasi.pdf · dan...

16
PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : TITIK LESTARI N I M : Q 100 140 152 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: trancong

Post on 17-Apr-2018

284 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMA

    MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II

    Program Studi Administrasi Pendidikan

    Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Oleh :

    TITIK LESTARI N I M : Q 100 140 152

    PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

    SEKOLAH PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2016

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMA

    MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

    PUBLIKASI ILMIAH

    Oleh :

    TITIK LESTARI

    N I M : Q 100 140 152

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan ke Ujian Tesis

    Program Studi Administrasi Pendidikan

    Sekolah Pasca Sarjana

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Menyetujui

    Pembimbing Pendamping Pembimbing Utama

    Dr.Suyatmini,M.Si Dr.Sofyan Anif,M.Si

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMA

    MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

    Oleh :

    TITIK LESTARI

    N I M : Q 100 140 152

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Program Studi Administrasi Pendidikan

    Sekolah Pasca Sarjana

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Pada hari Rabu, 30 November 2016

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

    Dewan Penguji:

    1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd ( .. )

    (Ketua Dewan Penguji)

    2. Dr. Sofyan Anif, M.Si ( .. )

    (Anggota I Dewan Penguji)

    3. Dr. Suyatmini, M.Si ( .. )

    (Anggota II Dewan Penguji)

    Direktur,

    Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati

  • iii

    PERNYATAAN

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Publikasi Ilmiah ini tidak

    terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Magister

    Administrasi Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan sepanjang

    pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

    diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan

    dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

    maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

    Surakarta, 12 November 2016

    Titik Lestari

    NIM : Q100140152

  • 1

    PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

    Abstrak

    Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini mendiskripsikan tentang: 1) pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen; 2) penggunaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen; dan 3) pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen. Jenis penelitian diskriptif kualitatif dengan pendekatan kualitatif fenomenologis. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data yaitu kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum dan sarana prasarana, kepala laboratorium, laboran dan siswa. Menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen sudah mendekati ideal sesuai Standar Nasional Laboratorium, antara lain: 1) Pengadaan alat dan bahan dilakukan mulai dari perencanaan, pengadaan dan inventarisasi. Pengadaan sesuai anggaran dari dana pengembangan dan BOS, yang melalui tiga tahap yaitu awal tahun, kebutuhan mendesak dan bantuan pemerintah dan sudah menggunakan SOP dalam perencanaan. 2) Penggunaan laboratorium IPA sebagai tempat menanamkan sikap ilmiah siswa berjalan secara optimal, mulai dari pengorganisasian, penyusunan jadwal, pelaksanaan dan pengadministrasian oleh laboran. Walaupun laboran merangkap sebagai guru tetapi terjalin koordinasi dan komunikasi yang baik dalam pelaksanaan laboratorium. 3) Pemeliharaan alat dan bahan dilakukan secara rutin dan berkala, untuk meminimalkan terjadinya kerusakan. Yang dilanjutkan penyimpanan dan evaluasi oleh laboran sehingga memudahkan dalam pengecekan, awet dan memperlancar kegiatan praktikum selanjutnya. Kata kunci: pengelolaan, laboratorium, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan.

    Abstract Objectives achieved in this study describe about: 1) procurement of equipment

    and materials science laboratories in SMA Muhammadiyah 1 Sragen; 2) the use of

    science laboratories in SMA Muhammadiyah 1 Sragen; and 3) maintenance of

    tools and materials science laboratories in SMA Muhammadiyah 1 Sragen. Type

    descriptive qualitative research with phenomenological qualitative approach. The

    technique of collecting data through observation, interview and documentation.

    This study uses the triangulation of data sources that the principal, deputy head of

    curriculum and infrastructure, head of the laboratory, laboratory assistants and

    students. Using descriptive qualitative analysis of data collection, data reduction,

    data presentation and conclusion or verification. The conclusion of this study, that

    the science laboratories in SMA Muhammadiyah 1 Sragen is already close to the

    ideal as per National Standards Laboratory, among others: 1) Procurement of

    equipment and materials made from planning, procurement and inventory.

    Procurement within the budget of development funds and BOS, which through

    three stages, beginning of the year, and the urgent need government assistance and

  • 2

    have been using SOP in the planning. 2) The use of the science lab as a place to

    inculcate scientific attitude of students running optimally, ranging from

    organizing, scheduling, implementation and administration by the laboratory.

    Although laboratory serves as a teacher but intertwined coordination and good

    communication in the implementation of the laboratory. 3) Maintenance of tools

    and materials is done routinely and periodically, to minimize the damage.

    Followed by storage and laboratory evaluation to facilitate the checking, durable

    and facilitate further practical activities.

    Keywords: management, laboratory, supply, use, maintenance.

    1. PENDAHULUAN

    Belajar merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan

    tingkah laku karena adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau karena

    proses yang terjadi secara internal di dalam diri seseorang. Proses pembelajaran

    akan berlangsung lebih optimal apabila terdapat suatu tempat yang dapat

    menunjang, yaitu sekolah. Sekolah merupakan sarana utama dalam pendidikan

    untuk dapat mengembangkan segenap potensi, daya kreasi dan aktualisasi diri.

    Sekolah yang dapat berfungsi dengan baik diperlukan sarana dan prasarana yang

    menunjang, diantaranya adalah laboratorium sains.

    Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

    Pasal 42 ayat (2) yaitu setiap satuan pendidikan wajib memiliki saran dan

    prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,

    ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang

    unit kerja, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olah raga, tempat ibadah,

    tempat bermain, tempat rekreasi dan tempat/ruang lainnya yang diperlukan untuk

    menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dan menurut

    Pasal 43 ayat (1) yaitu standar keragaman jenis peralatan laboratorium Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA), laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan

    peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang

    berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia, dan ayat (2) menyebutkan

    standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dinyatakan dalam rasio

    minimal jumlah peralatan perpeserta didik. Dari PP tersebut untuk meningkatkan

    efektifitas dan efisiensi, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan

    baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa

    jika tidak ditunjang oleh manajemen yang baik.

    Yurnani (2010:95) menyatakan bahwa kegiatan laboratorium merupakan

    kegiatan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar

    mengajar IPA. Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua unsur yang terlibat

    dalam pengelolaan laboratorium IPA harus memiliki kompetensi, yaitu

    kemampuan sikap dan keterampilan, yang harus dimiliki dan mampu diterapkan

  • 3

    oleh pengelola laboratorium IPA sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan

    tugas pengelolaan laboratorium. Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA

    sebagai fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas,

    karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses

    pendidikan (Mahiruddin, 2008:3).

    SMA Muhammadiyah 1 Sragen dalam proses pembelajaran sudah

    dirancang dengan baik, menerapkan sesuai kurikulum 2013, dilengkapi fasilitas

    yang menunjang dan perbaikan kualitas guru sesuai dengan ketentuan yang diatur

    oleh Direktorat Jenderal Mendikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional.

    Berdasarkan observasi awal, SMA Muhammadiyah 1 Sragen telah memiliki tiga

    laboratorium IPA ( fisika, kimia dan biologi). Laboratorium IPA sudah digunakan

    sebagai kegiatan pembelajaran maupun praktikum, secara umum alat dan bahan

    yang dimiliki laboratorium tersebut sudah lengkap dan memadai, serta didukung

    dengan pengelolaan yang optimal.

    Apabila pengelolaan laboratorium IPA kurang optimal menimbulkan

    berbagai permasalahan yang menghambat siswa dalam melakukan praktikum,

    permasalahan tersebut antara lain: 1) penataan layout ruang laboratorium yang

    belum sesuai, 2) alat dan bahan praktikum yang belum lengkap dan belum

    diinventarisasi, menimbulkan ketidakdisiplinan dalam menggunakan alat dan

    bahan, 3) pengelola laboratorium yang belum bekerja optimal dalam mewujudkan

    penggunaan laboratorium, 4) masih kurangnya pemeliharan alat dan bahan serta

    prosedur keselamatan kerja di laboratorium. Hal inilah menyebabkan kegiatan

    praktikum di laboratorium menjadi terhambat dan proses pembelajaran di

    laboratorium menjadi kurang efektif dan efisien. Dari uraian tersebut penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengelolaan Laboratorium IPA di

    SMA Muhammadiyah 1 Sragen.

    Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan

    pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen; 2)

    Mendeskripsikan penggunaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1

    Sragen; dan 3) Mendeskripsikan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di

    SMA Muhammadiyah 1 Sragen.

    2. METODE

    Penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian diskriptif kualitatif.

    Penelitian diskriptif yaitu penelitian yang mendiskripsikan suatu keadaan atau

    fenomena-fenomena apa adanya (Sutama, 2015: 38). Penelitian ini berusaha

    melihat realitas sosial tentang pengelolaan laboratorium IPA di SMA

    Muhammadiyah 1 Sragen. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian

    kualitatif fenomenologis. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara

    mendalam dan dokumentasi. Observasi merupakan suatu metode penelitian yang

  • 4

    dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang berasal dari hasil

    menyaksikan, melihat dan mendengarkan baik sebelum, menjelang, ketika dan

    sesudahnya (Hamidi, 2004: 74). Dari pendapat Moleong (2015: 186) wawancara

    merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Dalam percakapan ini dilakukan

    oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang memberikan pertanyaan dan

    terwawancara yang memberikan jawaban. Sesuai pendapat Sugiyono (2015: 82)

    dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

    Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data yaitu kepala sekolah,

    wakil kepala bidang kurikulum dan sarana prasarana, pengelola laboratorium dan

    siswa. Menurut Moleong (2015: 330) menyatakan bahwa triangulasi merupakan

    teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

    data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding terhadap data

    tersebut. Dalam menganalisis hasil penelitian ini, digunakan analisis deskriptif

    kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi

    data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi (Milles dan Hiberman dalam

    Suryana, 2015: 274).

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1

    Sragen

    Pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA yang dilakukan oleh SMA

    Muhammadiyah 1 Sragen dapat diperoleh informasi bahwa sekolah ini

    senantiasa melakukan perencanaan dan pengadaan alat dan bahan

    laboratorium IPA. Hal ini terlihat dari perencanaan dana untuk kebutuhan alat

    dan bahan praktik. Untuk kondisi sekarang atau saat ini untuk perencanaan

    dana tersebut masih mengandalkan dari uang pengembangan sekolah dan dana

    BOS yang diberikan oleh pemerintah, karena dana yang dimiliki sekolah

    sendiri untuk pengadaan alat dan bahan praktik laboratorium belum cukup

    sehingga perlu ditambahkan dengan bantuan dari pemerintah/dana BOS.

    Sekolah menganggarkan secara khusus dana untuk laboratorium IPA maupun

    sarana dan prasaran yang lain. Hal ini relevan dengan jurnal internasional dari

    Adeyemi (2008), yang menyatakan bahwa kualitas output yang terbaik terjadi

    di sekolah-sekolah yang memiliki laboratorium di tiga mata pelajaran sains

    (Fisika, Kimia dan Biologi). Atas dasar temuan, direkomendasikan bahwa

    pemerintah harus segera memberikan laboratorium di tiga mata pelajaran sains

    di sekolah yang kekurangan laboratorium sains.

    Dalam proses perencanaan dan pengadaan alat di laboratorium IPA juga

    menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tata tertib penggunaan alat

    di Laboratorium. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tata

    tertib ini bekerja sama dengan penanggung jawab program standar nasional

  • 5

    sekolah dan didampingi oleh penanggung jawab laboratorium. Penggunaan

    Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tata tertib di laboratorium ini telah

    disesuaikan dengan standar yang ada. Yaitu telah menetapkan tugas dan fungsi

    kepala laboratorium, menyusun tata tertib laboratorium, menentukan

    mekanisme pelaksanaan praktikum, peminjaman alat, pemeliharaan alat dan

    menyusun sangsi penggunaan laboratorium. Relevan dengan jurnal

    internasional dari Bello Theodora Olufunke (2012), yang menunjukkan bahwa

    pemanfaatan secara optimal peralatan laboratorium fisika sangat efektif dalam

    pengajaran fisika. Kesimpulannya bahwa laboratorium yang memiliki

    peralatan yang memadai dapat menentukan kualitas output dari pelajaran

    fisika di sekolah menengah atas.

    Kegiatan inventaris alat dan bahan di laboratorium IPA dilakukan oleh

    laboran dan sudah berjalan cukup baik. Berdasarkan hasil observasi pada

    tanggal 14 Juni 2016, laboransudah melakukan pengklasifikasian barang di

    buku daftar inventaris alat yang disesuaikan antara kimia, fisika dan biologi

    serta melakukan pencatatan bila ada alat yang rusak. Data dokumentasi buku

    induk inventaris yang berfungsi untuk mencatat keseluruhan alat dan bahan

    milik sekolah/negara yang berada dalam lingkungan sekolah. Buku golongan

    inventaris yang dapat membantu laboran dalam mencatat alat dan bahan

    berdasarkan golongannya. Program invetarisai dilakukan secara manual yaitu

    dengan cara mencatat dalam buku induk antara barang yang baru, baik dan

    yang rusak. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara

    komputasi sebagai daftar induk. Menurut Wirjosoemarto et al. (2004:65) hal-

    hal yang perlu diperhatikan pada inventarisasi mencakup: 1) kode alat dan

    bahan, 2) nama alat/bahan, 3) spesifikasi alat/bahan (merk, tipe dan pabrik

    pembuat alat), 4) sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya, 5) tahun

    penggunaan, 6) jumlah atau kuantitas, 7) kondisi alat, baik atau rusak.

    Dari penelitian pengadaan alat dan bahan diatas dapat disimpulkan

    bahwa pengadaan alat dan bahan labotarorium IPA di SMA Muhammadiyah 1

    Sragen berjalan baik mulai dari perencanaa, pengadaan alat dan bahan serta

    inventarisasi. Dalam pengadaan alat bahan menggunakan skala prioritas mana

    yang harus diutamakan pengadaannya yang diperoleh dari dana

    pengembangan dan dana BOS sesuai dengan program kerja dan

    pengembangan sekolah. Program Standar Operasional Prosedur (SOP) sangat

    diperlukan dalam perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA.

    3.2 Penggunaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen

    Penanggungjawab laboratorium IPA sudah bekerja dengan baik tetapi

    ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh penanggungjawab laboratorium

    yaitu pada administrasi masih sedikit ada kekurangan, hal ini karena

    kesibukan penanggungjawab yang juga merangkap sebagai guru. Tugas guru

  • 6

    sudah dijalankan dengan baik, selalu merencanakan kebutuhan bahan dan alat

    yang diperlukan dan sebelum praktikum guru selalu memberikan pretes.

    Teknisi untuk laboratorium IPA telah bekerja dengan baik karena mampu

    menguasai berbagai peralatan laboratorium. Peran laboran di laboratorium

    IPA sudah berjalan baik, karena laboran selalu membuat hasil laporan yang

    berkaitan dengan laboratorium kemudian melaporkannya kepada kepala

    sekolah untuk ditindak lanjuti. Kepala laboratorium belum mempunyai

    sertifikat kepala laboratorium yang dikeluarkan dari perguruan tinggi atau

    lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah, serta jumlah laboran dan teknisi

    laboratorium hanya satu orang yang akan mengurusi tiga laboratorium IPA

    yang merangkap sebagai guru dan tenaga kependidikan. Diklat untuk laboran

    dan teknisi jarang dilakukan sehingga peran laboratorium kurang maksimal.

    Dan sesuai dengan standar SSN dari Direktorat Pembinaan Sekolah

    Menengah Pertama yaitu untuk laboran harus memiliki sertifikat laboran serta

    bidang pendidikan IPA/teknik.

    Serta didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

    Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 11 juni 2008 tentang Standar Tenaga

    Laboratorium Sekolah/Madrasah menjelaskan bahwa standar tenaga

    laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepala laboratorium, teknisi

    laboratorium dan laboran sekolah/madrasah. Salah satu tenaga laboratorium

    sekolah adalah kepala laboratorium menurut Permendiknas harus memiliki

    kualifikasi kepala laboratorium sekolah/madrasah, untuk jalur guru adalah 1)

    berpendidikan minimal S1; 2) berpengalaman minimal tiga tahun; 3) memiliki

    sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau

    lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Penggunaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen sangat

    diperlukan. Agar laboratorium dapat digunakan secara merata dan efisien oleh

    semua siswa yang memerlukan maka ada koordinasi yang sangat baik antara

    pengelola laboratorium, pembuat jadwal/bagian kurikulum dan semua pihak

    yang terkait.

    Hal ini relevan dengan jurnal internasional dari Khwanjai Wangkahat

    Somboon Nookhai Vallerut Pobkeerree (2012) di Faculty of Public Health,

    Mahidol, Bangkok, Thailand yang menunjukkan bahwa sistem manajemen

    mutu laboratorium dengan menggunakan analisis SWOT menemukan

    peluang, dan menghasilkan kekuatan yang baik dalam peningkatan

    manajemen mutu laboratorium.

    Pelaksanaan kegiatan di laboratorium IPA dapat berjalan baik karena

    adanya kerja sama antara guru, laboran dan siswa. Semua pihak harus saling

    membantu agar dalam penggunaan pelaksanaan laboratorium dapat berjalan

    dengan lancar dan kondusif. Pelaksanaankegiatan di laboratorium IPA sangat

  • 7

    penting dalam peningkatan pemahaman pembelajaran IPA, siswa dapat

    mencari, menemukan, memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri

    sehingga meningkatkan penguasaan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan,

    pengembangan sikap ilmiah. Yang akan menghasilkan siswa aktif, kreatif,

    inspiratif, inovatif, mandiri, jujur, teliti dan lebih bertaqwa pada Tuhan Yang

    Maha Esa.

    Relevan dengan jurnal internasional dari Norman Reid dan Iqbal Shah

    (2007), bahwa di laboratorium lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan

    pengalaman dengan melakukan eksperimen.

    Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat penting guna

    menunjang kenyamanan pelaksaana kegiatan dilaboratorium. Semua pihak

    mulai dari pengelola laboratorium, laboran, guru dan siswa harus

    bertanggungjawab menjaga agar kegiatan praktikum dapat terhindar dari

    kecelakaan, dengan cara selalu mentaati semua tata tertib dan peraturan yang

    ada di laboratorium. Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan diperlukan

    pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di dalam

    laboratorium IPA, beserta pengetahuan tentang penyebabnya.

    Hal ini relevan dengan jurnal internasional dari John Dennehy (2004),

    yang melakukan penelitian tentang aspek keselamatan di laboratorium

    sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam aspek keselamatan di

    laboratorium sekolah guru memiliki tugas perawatan, untuk bertanggung

    jawab dengan keselamatan siswa. Pemenuhan tugas ini termasuk menarik

    perhatian murid mereka untuk setiap bahaya yang berkaitan dengan aktivitas

    tertentu. Dalam konteks ini guru harus akrab dengan pedoman yang relevan

    pada keselamatan laboratorium, khususnya, Keselamatan di Sekolah Science

    dan Keselamatan di Laboratorium Sekolah. Secara umum, guru harus berhati-

    hati setiap saat untuk mengamati prosedur keselamatan standar ketika

    melakukan kegiatan praktis di laboratorium.

    Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan

    laboratorium di SMA Muhammadiyah 1 Sragen sudah berjalan baik, mulai

    dari pengorganisasian, penyusunan jadwal, penggunaan laboratorium IPA,

    keselamatan dan keamanan kerja. Walaupun ada kekurangan bahwa pengelola

    laboratorium belum memilik sertifikat kepala laboratorium dan ada peran

    ganda pada kepala laboratorium dan laboran yang merangkap sebagai guru

    sehingga kurang optimal dalam tugasnya, laboran masih kurang karena

    bertanggungjawab tiga laboratorium (fisika, kimia dan biologi).

    3.3 Pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah

    1 Sragen

    Pemeliharaan dan perawatan alat dan bahan sangat penting sekali

    dilakukan untuk menjaga agar alat dan bahan tidak cepat rusak, awet dan

  • 8

    apabila ada kerusakan alat dan bahan maka ada tindakan secara cepat sehingga

    tidak mengganggu kegiatan praktikum selanjutnya. Pemeliharaan dilakukan

    secara rutin dan berkala sehingga peralatan laboratorium siap untuk dipakai

    setiap ada kegiatan di laboratorium. Perawatan alat dan bahan laboratorium

    IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen berjalan cukup baik, karena perawatan

    yang dilakukan ini rutin yaitu setiap hari sabtu. Perawatan alat tersebut

    dilakukan oleh laboran dengan dibantu oleh guru dan siswa, serta

    pemeliharaan khusus dilakukan oleh laboran.

    Hal ini sesuai pendapat Kertiasa (2006:36) bahwa pengelolaan suatu

    laboratorium meliputi empat kegiatan pokok, pada kegiatan ketiga dijelaskan :

    mengupayakan agar peralatan laboratorium terpelihara dengan baik, sehingga

    dapat digunakan dalam waktu yang lama dan selalu siap digunakan.

    Penyimpanan alat dan bahan laboratorium sangat berpengaruh terhadap

    pengelolaan laboratorium. Hal ini bertujuan agar aman, terhindar dari

    kerusakan dan kecelakaan, mudah dalam pengecekan, dan memudahkan

    dalam pelaksanaan kegiatan praktikum berikutnya. Penyimpanan alat dan

    bahan praktik di SMA Muhammadiyah 1 Sragen dilakukan dengan baik. Hal

    ini karena selain laboran juga terdapat teknisi laboratorium yang membantu

    dalam penyimpanan alat dan bahan praktik

    Sesuai dengan penelitian dari Luluk Hidayatul Mukaromah, Nurul

    Afifah dan Eti Meirina Brahmana (2016), yang menunjukkan bahwa

    pengelolaan Laboratorium IPA Terpadu (Biologi) di 4 SMP Negeri se

    Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam dipengaruhi oleh: 1) pengelolaan

    Laboratorium, 2) pelaksanaan Laboratorium, 3) keadaan Laboratorium dan,

    4) penyimpanaan alat dan bahan Laboratorium.

    Evaluasi di laboratorium sangat diperlukan untuk menilai program

    kegiatan laboratorium sudah tercapai atau belum. Pada saat melakukan

    evaluasi, kita akan tahu apakah terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan

    program kerja, apabila ada ketidaksesuaian maka harus ada tindakan yang

    diperlukan untuk meluruskannya, dan segera melakukan diskusi dengan

    pengelola laboratorium untuk memecahkan masalah yang ada, sehingga tahu

    akan kelebihan dan kekurangan keadaan laboratorium yang dimiliki untuk

    pembenahan berikutnya. Pengevaluasian kegiatan laboratorium adalah suatu

    kegiatan yang ditujukan untuk mengevaluasi program kegiatan laboratorium.

    Evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dilakukan oleh kepala sekolah pada

    tiap jangka waktu tertentu. Salah satu cara melakukan evaluasi adalah dengan

    memeriksa kesesuaian antara program dengan bukti pelaksanaan kegiatan.

    Evaluasi yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Sragen adalah tiap

    semester dan tiap akhir tahun pelajaran. Ada juga evaluasi dari kepala sekolah

    yang bersifat insidental seperti pada saat mendadak melihat, akhirnya

  • 9

    langsung diadakan evaluasi yang sifatnya mengarah pada evaluasi diri.

    Evaluasi yang dilakukan mulai dari pengadaan alat dan bahan praktik,

    penggunaan laboratorium dan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium.

    Hal ini relevan dengan penelitian dari Retna Sundari (2008), yaitu

    melakukan penelitian tentang evaluasi pemanfaatan laboratorium

    pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Negeri se-Kabupaten Sleman. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa evaluasi pemanfaatan laboratorium

    dipengaruhi oleh: (1) dukungan kepala madrasah terhadap program kegiatan

    laboratorium, (2) ketersediaan sarana prasarana, (3) pengelolaan laboratorium,

    (4) pemanfaatan laboratorium, (5) kendala-kendala yang dihadapi guru, (6)

    minat siswa terhadap kegiatan laboratorium dan manfaat kegiatan

    laboratorium bagi siswa.

    Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan alat dan

    bahan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen berjalan baik,

    mulai dari perawatan, pengecekan dan penyimpanan. Perawatan dan

    pemeliharaan dilakukan secara rutin dan berkala. Penyimpanan dilakukan agar

    alat dan bahan aman, terhindar dari kerusakan dan kecelakaan, mudah dalam

    pengecekan dan memperlancar kegiatan praktikum berikutnya.

    4. PENUTUP

    Pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA yang dilakukan di SMA

    Muhammadiyah 1 Sragen dilakukan mulai dari perencanaan, pengadaan alat

    dan bahan laboratorium IPA dan inventarisasi. Program perencanaan dilakukan

    oleh pengelola laboratorium yang bekerja sama dengan guru IPA, pengadaan

    alat dan bahan laboratorium berdasarkan skala prioritas sesuai anggaran yang

    ada karena dalam perencanaan diperlukan dana sekitar RP.8.500.000,- tetapi

    dari anggaran sekolah hanya tersedia RP.6.000.000,- sehingga dalam

    pengadaan alat dan bahan menggunakan skala prioritas. Hal ini sesuai dengan

    Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana

    laboratorium IPA, yaitu ruang laboratorium IPA merupakan ruang untuk

    pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus yang

    dilengkapi sarana lengkap. Program inventarisasi alat dan bahan dilakukan tiap

    tahun untuk bahan pelaporan. Dalam peningkatan kualitas laboratorium,

    program pengembangan dilakukan melalui dua tahap yaitu jangka pendek dan

    jangka panjang. Agar terwujud pelayanan yang professional dalam kegiatan

    praktikum IPA, sesuai dengan telah ditetapkannya sebagai Rintisan Sekolah

    Standar Nasional maka dalam perencanaan pengadaan alat dan bahan telah

    mnyusun SOP dan tata tertib dalam perencanaan pengadaannya.

  • 10

    Penggunaan laboratorium di SMA Muhammadiyah 1 Sragen sudah

    berjalan dengan baik. Seluruh komponen pengelola laboratorium sudah bekerja

    secara optimal. Peralatan yang ada sudah memenuhi standar dan sesuai dengan

    kurikulum yang berlaku serta alat dan bahan praktik yang ada juga sudah

    disertakan petunjuk pemakaiannya ditambah pada saat praktek guru juga

    memberikan petunjuk kepada siswa secara lisan tentang bahan-bahan yang

    berbahaya seperti asam sulfat, asam klorida, natrium hidroksida dan bahan

    lainnya, hal ini bertujuan agar siswa jelas dalam melaksanakan praktik dan

    untuk meminimalisir kesalahan dan kecelakaan yang terjadi pada saat

    praktikum dilakukan. Penyusunan jadwal kegiatan praktik dan pelaksanaan

    kegiatan praktik di laboratorium sudah berjalan dengan baik karena sudah ada

    3 laboratorium yang digunakan oleh 19 rombel. Menurut Arikunto dan Yuliana

    (2015:177) bahwa satu ruang laboratorium cukup untuk 10 rombel, berarti satu

    hari hanya dapat melakukan praktik untuk dua rombel. Padahal di SMA

    Muhammadiyah 1 Sragen ada 3 laboraorium yang dapat digunakan untuk 30

    rombel sedangkan rombelnya hanya 19 sehingga pelaksanan kegiatan dapat

    berjalan baik. Semua komponen yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium

    bekerja sesuai tupoksinya.Walaupun pelatihan tentang laboratorium jarang

    dilakukan, tapi kalau semua dikerjakan bersama dan saling membantu maka

    pelaksanaan penggunaan laboratorium dapat berjalan baik. Pengelola

    laboratorium belum ada yang memiliki sertifikat laboratorium. Sesuai

    Permendiknas nomor 26 Tahun 2008 tanggal 11 juni 2008 tentang Standar

    Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah menjelaskan bahwa standar tenaga

    laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepala laboratorium, teknisi

    laboratorium dan laboran sekolah/madrasah. Salah satu tenaga laboratorium

    sekolah adalah kepala laboratorium, harus memiliki kualifikasi sebagai berikut

    : 1) berpendidikan minimal S1; 2) berpengalaman minimal tiga tahun; 3)

    memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi

    atau lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Pemeliharaan alat dan bahan laboratorium di SMA Muhammadiyah 1

    Sragen berjalan cukup baik, mulai perawatan yang dilakukan secara rutin dan

    berkala. Perawatan alat tersebut dilakukan oleh laboran dengan dibantu oleh

    teknisi, guru dan siswa, serta pemeliharaan khusus dilakukan oleh laboran.

    Sesuai Permendiknas nomor 26 tahun 2008 bahwa laboran bertanggungjawab

    atas pemeliharaan alat dan bahan yang ada dalam laboratorium serta

    menyimpan alat dan bahan sesuai dengan fungsi, kegunaan dan

    pengamanannya. Pemeliharan alat dan bahan meliputi perawatan alat dan

    bahan, pengecekan dan penyimpanan alat dan bahan yang bertujuan untuk

    menghindari dari kerusakan, awet dan memudahkan dalam pemakaian alat dan

  • 11

    bahan pada kegiatan praktikum selanjutnya sesuai dengan sifat alat dan bahan

    tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adeyami. 2008. Science Laboratories and Quality of Output from Secondary

    Schools in Ondo State, Nigeria. Asian Journal of Information

    Management. Vol. 2 (1): 23-30.

    Bello Theodora Olufunke, 2012. Effectof Availability and Utilization of Physics

    Laboratory Equipment on Students Academic achievement in Senior

    Secondary School Phisics. World Journal of Education. Vol.2.No.5

    Hua Lv, Mei Ling Jiang and Cheng Shuang Han, 2005. Design of Open Language

    Laboratory Information System in Network Environment. International

    Journal of Smart Home. Vol.9.No.7,pp.85-90.

    John Dennehy. 2004. Aspects of Safety in Science Laboratories in Second Level

    Schools. Department of Education and Science,Marlborough Street.

    Dublin.Vol.4. No.3

    KhwanjaiWangkahat somboon Nookhai Vallerut Pobkeerree. 2012. Public Health

    laboratory quality Management In a developing country: Internasional

    Jurnal of Health care Quality Assurance, vol.25 lss 2 pp.150 160.

    Linda M.Stroud, Clara Stalling, Todd J.Korbusieski, 2006. Implementation of a

    Science Laboratory Safety Program in North Carolina School. North

    Carolina State Board of Education.Vol.21.No.3

    Louis Trudel dan Abdeljalil Mtioui. 2014. Impact of Prior Discussion on The

    Participation of Students in a High School Physics Laboratory.

    International Journal of Arts & Sciences,CD-ROM. ISSN: 1944-6934.

    Luluk Hidayatul Mukaromah, Nurul Afifah dan Eti Meirina Brahmana.

    2016.Gambaran Pengelolaan Laboratorium IPA Terpadu (Biologi) di

    SMP N se Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam Tahun Pembelajaran

    2015/2016. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir

    Pengaraian.

    Mahiruddin, 2008, Pengaruh Fasilitas dan Kompetensi Pengelola terhadap

    Efektifitas Manajemen Laboratorium IPA SMA di Kabupaten Konawe,

    Konawe: Penelitian guru SMP Negeri 3 Abuki.

    Miles, Matthew B and Huberman, A. Michael. 1992. Qualitative Data Analysis.

    Sage Publication. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rosidi.Tahun 2009.

    Jakarta: Universitas Indonesia Perss.

  • 12

    Moleong, Lexy. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

    PT. Remaja Rosdakarya.

    Norman Reid and Iqbal Shah, 2007. The Role of Laboratory Work in University

    Chemistry. Centre for Science Education, University of Glasgow.

    Vol.8.No.2,pp.172-185.

    Philip, Bell. 2004. The school science laboratory: Considerations of learning,

    technology, and scientific practice. Paper prepared for the meeting:High

    School Science Laboratories: Role and Vision. University of

    Washington.Vol.3(2):45-52

    Retna Sundari. 2008. Evaluasi Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran

    Biologi di Madrasah Aliyah Negeri Sekabupaten Sleman.Jurnal Penelitian

    dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 2, Tahun XII, 2008

    Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian, Pendidikan & Pengembangan.

    Jakarta: Prenadamedia Group.

    Sissy S. Wong, Jonah B. Firestone, Julie A. Luft and Charles B. Weeks. 2013.

    Laboratory Practices of Beginning Secondary Science Teachers: A Five-

    Year Study. SUMMER 2013 VOL. 22, NO. 1.

    Suyatman. 2016. Analisis Kebutuhan Pengembangan Laboratorium PGMI dalam

    Perkuliahan IPA. At Tarbawi. Vol. 1, No. 1.

    Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

    Sutama, 2012.Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif, PTK, R&D.

    Kartasura, Fairuz Media.

    William Morton James Uhomoibhi. 2011. E-Laboratory Design and

    Implementation for Enhanced Science, Technology and Engineering

    Education : Campus-Wide Information system.vol. 28 lss 5 pp. 367 377.

    Wirjosoemarto, Koesmadji, et.al., 2004. Teknik Laboratorium, Bandung: Jurusan.

    Pendidikan Biologi FMIPA UPI.

    Yunna Rhee. 2008. Risk Communication Management a Case Study on

    Brookhaven National Laboratory: Journal of Communication

    Management. Vol. 12 lss 3 pp. 224 242.

    Yurnani, H., 2010, Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

    Biologi:Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 7: 95-104