pengelolaan ka 13juni 2012
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Oleh:Murtiati
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANDIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
2012
I. PENDAHULUAN
• Sektor perikanan merupakan sumber pangan,
kesempatan kerja, perdagangan dan kesejahteraan
ekonomi bagi penduduk seluruh dunia
• Akhir 1980-an sumberdaya perikanan tidak dapat lagi
menyangga pengusahaan, karena eksploitasi yang
berlebihan dan pembangunan perikanan budidaya
yang tidak terkendali
• Tahun 1995 FAO melahirkan peraturan Code of
conduct for Responsible Fisheries (CCRF)/
Tatalaksana untuk perikanan yang bertanggungjawab.
• SPECIES• UKURAN• TEKNOLOGI
PERSYARATAN AIR UNTUK BUDIDAYA
PENGELOLAANKUALITAS AIR
KEGIATAN BUDIDAYA
KUANTITASKUALITAS
CARA PENGELOLAAN :• FISIK• BIOLOGI• KOMBINASI
BAKU MUTU B
• FISIKA• KIMIA• BIOLOGI
MONEV
• Pemeriksaan dampak limbah terhadap lingkungan di sekitar budidaya
• Pemeriksaan limbah hasil kegiatan budidaya
• Pengelolaan Kualitas Air
EurotrifikasiIndustri, Domestik dan Perikanan
PencemaranYang Berasal dari Satu
Sumber(Industri dan
Pertanian)• An Organik
• Organik
PencemaranYang Berasal dari Banyak
Sumber(Industri dan Pertanian)• An Organik Campuran
• Organik Campuran
AsidifikasiPencemaran Udara yang Berasal dari Industri dan Domestik
Sumber : Jorgensen & Vollenweider, 1988 dalam Koswara 1999.
SUMBER CEMARANSUMBER CEMARANKelompok CemaranKelompok Cemaran EfekEfek SumberSumber Cemaran yang dapatCemaran yang dapat kondisi anaerobik, Pabrik gula, alkohol kondisi anaerobik, Pabrik gula, alkohol
terurai secara biologis bau, ikan matiterurai secara biologis bau, ikan mati kertas, susu kertas, susu Racun primer : Logam akumulasi pada ikan Pelapisan logamRacun primer : Logam akumulasi pada ikan Pelapisan logam
penyamakan kulit penyamakan kulit Asam dan basaAsam dan basa Rusaknya buffer pH, Tambang batubara, Rusaknya buffer pH, Tambang batubara,
gangguan ekosistem bahan kimia, textilgangguan ekosistem bahan kimia, textil Zat pengoksidasi: Zat pengoksidasi: Kesuburan berlebih, pabrik pupuk, serat Kesuburan berlebih, pabrik pupuk, serat
NH3,NO2, NO3, PO4 bau, bakteri ningkat sintetikNH3,NO2, NO3, PO4 bau, bakteri ningkat sintetik Buih, padatan, minyak kematian ikan dan Buih, padatan, minyak kematian ikan dan Deterjent, proses Deterjent, proses
lemaklemak hewan air hewan air bahan makanan bahan makanan Organisme patogen:Organisme patogen: Infeksi pada Infeksi pada rumah potong hewan rumah potong hewan
bakteri, jamur, virusbakteri, jamur, virus organisme air organisme air peternakan. peternakan.
JENIS KEGIATAN
Kolam
Kolam Air Deras
Saluran/Sungai
Bak Beton
KJA
INPUT
Benih Pakan Bahan Kimia Pupuk Teknologi Tanah Mesin dan
OUTPUT
Produksi
DAMPAKPositifNegatif
Peralatan
PANENPANEN PAKANPAKAN
KOTORANKOTORAN • RACUNRACUN
• OO2 2 RENDAHRENDAH
PROSES PROSES PEMBUSUKANPEMBUSUKAN
Sedimentasi
III C. PENGELOLAAN KUALITAS AIRIII C. PENGELOLAAN KUALITAS AIR
PEMANTAUAN KUALITAS AIRPEMANTAUAN KUALITAS AIR
1.1. TUJUANTUJUAN• Mengetahui kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia Mengetahui kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia
dan biologidan biologi
• Membandingkan nilai kualitas air tsb dengan baku mutu kelas Membandingkan nilai kualitas air tsb dengan baku mutu kelas 2 2
• Mengetahui kualitas air limbah kegiatan budidaya perikanan Mengetahui kualitas air limbah kegiatan budidaya perikanan dan membandingkan dengan baku mutu kelas 3 dan 4.dan membandingkan dengan baku mutu kelas 3 dan 4.
2. 2. PEMANTAUAN LINGKUNGAN BUDIDAYAPEMANTAUAN LINGKUNGAN BUDIDAYAFISIKAFISIKAKIMIA KIMIA BIOLOGIBIOLOGI
ParameterParameter waktu monitoringwaktu monitoring
tempat pengambilan cthtempat pengambilan cth
Metode PengukuranMetode Pengukuran
1.Aspek Fisika Perairan
a. Parameter yang Diukur: suhu, kecerahan, kedalaman perairan, dll.
b. Waktu Monitoring: 3 kali setiap siklus usaha budidaya (awal, pertengahan, dan akhir).
c. Tempat Pengambilan Contoh: beberapa titik tergantung pada:
1) luasan kawasan budidaya,
2) keberadaan aktivitas di lahan atas dan atau aliran sungai (in let)
yang potensial berpengaruh terhadap mutu lingkungan budidaya,
3) luasan cakupan dampak akvitas budidaya terhadap perairan
buangan (out let).
d. Metode Pengukuran Parameter Lingkungan Fisik: dilakukan secara in situ (di lokasi). Suhu diukur dengan thermometer, kecerahan dengan sechi disk, kedalaman dengan tali berskala dan debit air diukur dengan penampung dan stopwatch.
2. Aspek Kimia Perairan
a. Parameter yang Diukur: DO, pH, BOD, COD, logam berat, dll.
b. Waktu Monitoring: 3 kali setiap siklus usaha budidaya (awal, pertengahan, dan akhir).
c. Tempat Pengambilan Contoh: beberapa titik tergantung pada:
1) luasan kawasan budidaya, 2) keberadaan aktivitas di lahan atas & atau aliran sungai
(inlet) yang potensial berpengaruh terhadap mutu lingkungan
budidaya, 3) luasan cakupan dampak akvitas budidaya terhadap
perairan buangan (out let).
d.Metode Pengukuran Parameter Lingkungan kimia: dilakukan di laboratorium, hanya beberapa parameter saja yang diukur in situ, seperti pH diukur denngan pH meter, sedang oksigen diukur dengan DO meter. Parameter lainnya seperti Nitrat, nitrit, alkalinitas, COD, BOD dan lainnya diukur di laboratorium dengan standar pengukuran dan memenuhi kaidah ilmiah.
3.Aspek Biologi Perairan
a. Parameter yang Diukur: jenis dan kepadatan fitoplankton, zooplankton, mikro dan makrozoobenthos, kapasitas asimilasi perairan, potensi gangguan hama dan penyakit, dll.
b. Waktu Monitoring: 3 kali setiap siklus usaha budidaya (awal, pertengahan, dan akhir).
c. Tempat Pengambilan Contoh: beberapa titik tergantung pada:
1) luasan kawasan budidaya, 2) keberadaan aktivitas di lahan atas dan atau aliran sungai
(in let) yang potensial berpengaruh terhadap mutu lingkungan
budidaya, 3) luasan cakupan dampak akvitas budidaya terhadap
perairan buangan (out let). d. Metode Pengukuran Parameter Lingkungan biologi:
pengambilan contoh plankto dilakukan dengan plnakton net dan ember dengan volume tertentu. Selanjutnya contoh air ditampung dalam botol sampel dan diawetkan dengan formalin 10 %, kemudian diamati/diidentifikasi di laboratorium
B. Pengelolaan Kualitas AirB. Pengelolaan Kualitas Air1. Fisik1. Fisik
- Filterisasi (pengendapan, penyaringan)- Filterisasi (pengendapan, penyaringan)
- Reservoar (pengendapan, perlakuan)- Reservoar (pengendapan, perlakuan)
- Resirkulasi (efisiensi lahan dan air)- Resirkulasi (efisiensi lahan dan air)
2. Biologi2. Biologi
- Manajemen pemberian pakan dan padat tebar- Manajemen pemberian pakan dan padat tebar
- Pemanfaatan tanaman air (untuk filter, perlakuan)- Pemanfaatan tanaman air (untuk filter, perlakuan)
- Polikultur (efisiensi pakan)- Polikultur (efisiensi pakan)
- Probiotik- Probiotik
Petak pengendapan/filter kijing/probiotik
SALURAN PRIMER/SUMBER AIR
Petak Budidaya I Petak Budidaya I
Filter biologi
Nila/mola/nilem/tambakan dll
Filterisasi/pengendapan
Sistem ResirkulasiSistem Resirkulasi
AB C
DE
F
Ket : A = air masuk ; B = wadah pemeliharaan ; C = sedimentasi D = Filter ; E = air bersih ; F = pembuangan
Metode Pemberian PAkanMetode Pemberian PAkan
Jenis ikanJenis ikanUkuran ikanUkuran ikanSuhu airSuhu airParameter air lainnya (Oksigen, pH)Parameter air lainnya (Oksigen, pH)
LPP & Frekuansi Pemberian Pakan Protein 32%; LPP & Frekuansi Pemberian Pakan Protein 32%; Suhu air 28Suhu air 2800CC
Rata2Rata2
Bobot Bobot (g)(g)
Ikan LeleIkan Lele Ikan MasIkan Mas Ikan NilaIkan Nila
LPP LPP (%)(%)
FrekuensiFrekuensi
(x/hari)(x/hari)
LPP LPP (%)(%)
FrekuensiFrekuensi
(x/hari)(x/hari)
LPP LPP (%)(%)
FrekuensiFrekuensi
(x/hari)(x/hari)
2525 4,004,00 22 4,504,50 33 4,504,50 33
5050 3,503,50 22 4,004,00 33 3,703,70 33
7575 3,203,20 22 3,603,60 33 3,403,40 33
100100 3,003,00 22 3,303,30 33 3,203,20 33
150150 2,802,80 11 3.103.10 22 3,003,00 22
200200 2,502,50 11 3,003,00 22 2,802,80 22
250250 2,202,20 11 2,602,60 22 2,502,50 22
300300 2,002,00 11 2,402,40 22 2,302,30 22
400400 1,601,60 11 2,102,10 22 2,002,00 22
500500 1,401,40 11 1,701,70 22 1,701,70 22
600600 1,201,20 11 1,401,40 22 1,401,40 22
Jumlah Pemberian Pakan dan Suhu Air Jumlah Pemberian Pakan dan Suhu Air (suhu diukur pada kedalaman 50 cm)(suhu diukur pada kedalaman 50 cm)
Suhu (Suhu (00C)C) Jumlah Pakan Jumlah Pakan (%)(%)
Frekuensi (x/hari)Frekuensi (x/hari)
<< 15 15 11 1, hanya 3x/minggu1, hanya 3x/minggu
16-1916-19 6060 1, setiap hari1, setiap hari
20-2420-24 8080 1-2, setiap hari1-2, setiap hari
25-3025-30 100100 3, setiap hari3, setiap hari
31-3231-32 8080 1-2, setiap hari1-2, setiap hari
>> 33 33 Suhu demikian harus dihindariSuhu demikian harus dihindari
pakanpakan
faecesfaecessisa pakansisa pakan
endapanendapan
planktonplankton planktonplanktonfeederfeeder
benthicbenthicfeederfeeder
BUDIDAYA YANG BERTANGGUNGJAWAB DAN LESTARI BUDIDAYA YANG BERTANGGUNGJAWAB DAN LESTARI
aman terhadap lingkungan perairanaman terhadap lingkungan perairan
HATCHERYHATCHERY• bebas penyakitbebas penyakit• bebas antibiotikbebas antibiotik
PENDEDERANPENDEDERAN• Ikan sehatIkan sehat• Ikan bebas antibiotikIkan bebas antibiotik
instalasi pengolah limbahinstalasi pengolah limbah
AIR SEHATAIR SEHAT
PERKOLAMANPERKOLAMAN
Tanaman airTanaman air
• benih berasal dari benih berasal dari organic hathceryorganic hathcery
• padat tebar rendah padat tebar rendah (10 ekor/m(10 ekor/m²)²)
• tanpa pakantanpa pakan• tanpa antibiotiktanpa antibiotik• Produktivitas Produktivitas
250-500 kg/Ha 250-500 kg/Ha per panenper panen
ORGANICORGANIC AQUACULTUREAQUACULTURE
IMPLEMENTASI PERIKANAN BUDIDAYA YANG LESTARI DAN BERTANGGUNGJAWAB
a. Perikanan budidaya secara organik (organic aquaculture)
~ tidak menggunakan obat-obatan dan bahan kimia
~ pemberian pakan organik
~ padat tebar rendah
~ benih dari hatchery organik
b. Perikanan budidaya berdasarkan trophic level
c. Budidaya dengan sistem resirkulasi
~ secara tertutup,
~ bebas dari organisme pathogen
~ hemat air
d. Pengembangan kawasan budidaya didasarkan pada prinsip-prinsip
budidaya yang benar
~ Petunjuk teknis, SNI, sertifikasi
benthic feeder
planktonfeeder
carnivora
₪ PENGAMBILANSAMPEL
₪ JENIS SAMPEL
₪ PENYIMPANAN/PENGAWETAN
₪ WADAHTRANSPORTASI
₪ KEPERLUAN
CONTOH
ANALISA
Pelaksanaan Pengambilan contohPelaksanaan Pengambilan contoh Metode pengambilan contoh uji kualitas air telah diatur pada Standar Metode pengambilan contoh uji kualitas air telah diatur pada Standar
Nasional Indonesia (SNI 06-2421-1991).Nasional Indonesia (SNI 06-2421-1991).
Teknik pengambilan contoh harus disesuaikan dengan tujuan Teknik pengambilan contoh harus disesuaikan dengan tujuan pengambilan contoh yaitu:pengambilan contoh yaitu:1.Pengambilan contoh sesaat (1.Pengambilan contoh sesaat (Grab sampleGrab sample))Contoh yang menunjukkan sifat contoh pada saat contoh diambilContoh yang menunjukkan sifat contoh pada saat contoh diambil
2. Pengambilan contoh gabungan waktu (2. Pengambilan contoh gabungan waktu (Composite time sampleComposite time sample))Campuran beberapa contoh yang diambil pada titik yang sama pada waktu yang Campuran beberapa contoh yang diambil pada titik yang sama pada waktu yang berbedaberbeda
3. Pengambilan contoh gabungan tempat (3. Pengambilan contoh gabungan tempat (composite place samplecomposite place sample))Campuran beberapa contoh yang diambil dari beberapa titik tertentu dengan Campuran beberapa contoh yang diambil dari beberapa titik tertentu dengan volume dan waktu yang samavolume dan waktu yang sama
4. Pengambilan contoh terpadu (4. Pengambilan contoh terpadu (Integrated sampleIntegrated sample))Campuran beberapa contoh gabungan waktu dan tempatCampuran beberapa contoh gabungan waktu dan tempat
Wadah Contoh dan Bahan Pengawet Penetapan Tempat
Penyimpan
Keperluaan Contoh
(ml)
Pengawet Batas Penyimpanan
Alkalinitas P,G 100 D 14 hari
Kesadahan P,G 100 1 ml HNO3 6 bulan
CO2 P 100 Insitu
COD P,G 100 1 ml H2SO4 28 hari
Logam Total P,G 250 1 ml H2SO4 5 bulan
Ammonia P,G 500 1 ml H2SO4 28 hari
Nitrat P,G 100 1 ml H2SO4 48 jam
Nitrit P,G 100 D 48 jam
Oksigen Terlarut G 300 Insitu
pH P, G Insitu 2 jam
Fosfat P,G 100 Disaring 48 jam
Residu/solid P,G 500 D 14 hari
Sulfat P,G 100 D 28 hari
Kekeruhan P,G 250 S 48 jam
Temperatur P,G Insitu
Salinitas P,G 250 Ditutup dengan lapisan lilin
6 bulan
PelabelanPelabelan
Penanda lokasi, seperti penomoranPenanda lokasi, seperti penomoran Titik/lokasi pengambilanTitik/lokasi pengambilan Tanggal dan waktu pengambilanTanggal dan waktu pengambilan Keterangan singkat mengenai jenis Keterangan singkat mengenai jenis
contohcontoh Petugas pengambil contohPetugas pengambil contoh Catatan tambahan (seperti pH, Catatan tambahan (seperti pH,
temperatur, dll)temperatur, dll)
KARTU IDENTITAS CONTOH
Nomor contoh/Kode contoh :………………Lokasi Pengambilan :………………Hari/tanggal/jam :………………Parameter Uji :………………Nama PPC :………………No. Registrasi PPC :………………Jenis Sampel :………………
Penyegelan
• Sampel harus di segel, hal ini dimaksudkan untuk mengamankan isi wadah agar tidak mengalami perubahan karena ditambah, dikurangi atau dimasuki bahan atau zat lain
Baku Mutu Air Untuk PerikananNO PARAMETER SATUAN NILAI KETERANGAN
1. Temperatur oC 25-31 Cholik dkk, 1990
2. pH - 6,5-8,5 Swingle,1968;NTAC,1968; Pescod,1973
3. Oksigen terlarut mg/l > 4 PP RI/82/2001
4. Karbondioksida mg/l < 12 Pescod,1973; NTAC, 1968
5. Alkalinitas mg/l 50-300 Swingle, 1968
6. Ammoniak m/gl < 1 Ellis, 1968; Pescod, 1973; PP RI 82/2001
7. Nitrit mg/l < 0.06 PP RI 82/2001
8. Nitrat mg/l 0.227-1.129 Gunawati,1984
9. Pospat mg/l 0.006-10.0 Goldman dan Horne, 1983
10. Sulfida mg/l 0.002 PP RI 82/2001
11. Sianida mg/l 0.02 PP RI 82/2001
12. BOD mg/l 3-6 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
13. Pestisida mg/l 0.002-0.004 PP RI 82/2001
14. COD mg/l < 20 UNESCO/WHO/UNEP,1992
15. Tembaga (Cu) mg/l 0.002 PP RI 82/2001; UNESCO/WHO/UNEP, 1992
16. Timbal (Pb) mg/l 0.001-0.007 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
17. Merkuri (Hg) mg/l 0.0001 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
18. Cadmium (Cd) mg/l 0.0002-0.0018 UNESCO/WHO/UNEP, 1992
KESIMPULAN
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PENGAWASAN LINGKUNGAN BUDIDAYA ADALAH :
Identifikasi dan inventarisasi masalah :
Dampak kegiatan budidaya
Dampak limbah terhadap lingkungan budidaya
Pemantauan kualitas air
Evaluasi data hasil pemantauan
TERIMA KASIH