pengelolaan barang milik negara terhadap badan layanan umum sekolah tinggi akuntansi negara (stan)

28
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA TERHADAP BADAN LAYANAN UMUM SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN) Disusun oleh : Shinta Putri Amalia 4D Kebendaharaan Negara 133010004212

Upload: shintaputriamalia

Post on 26-Jan-2016

263 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Fleksibilitas yang diperoleh badan layanan umum kerapkali dianggap sebagai sebuah keistimewaan yang tidak memenuhi prinsip kesetaraan oleh satuan kerja lainnya. Padahal hal tersebut bukan diperoleh dalam sekejap saja. Suatu satuan kerja pemerintah harus melewati proses yang panjang dalam memenuhi tiga persyaratan untuk menjadi BLU yaitu persyaratan substantif, teknis dan administratif yang dinilai dalam bobot tertentu untuk menentukan perizinan penerapan pengelolaan keuangan badan layanan umum.

TRANSCRIPT

Page 1: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA TERHADAP BADAN LAYANAN UMUM

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN)

Disusun oleh :

Shinta Putri Amalia

4D Kebendaharaan Negara

133010004212

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

2015

Page 2: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pengelolaan Barang Milik Negara terhadap Badan Layanan Umum . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Barang Milik Negara.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tanggerang Selatan, 2 agustus 2015

Shinta Putri Amalia

Page 3: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, Pelayanan Publik di Indonesia mulai mengalami pergeseran

paradigma. Pelayanan publik sebagai basis pelayanan bukan saja dalam pelayanan

administrasi sebagaimana di lakukan dalam pelayanan pemerintah, tetapi lebih

cenderung yang mampu membangun hubungan sinergitas kebutuhan masyarakat

yang mampu meningkatkan kualitas masyarakat secara komprehensif.

Sebagai pelayanan publik yang lebih melayani dan komprehensif, pemerintah

berupaya melakukan modernisasi struktur organisasi dengan bercermin pada sektor

privat. Hal tersebut dibuktikan dengan dibentuknya Badan Layanan Umum (BLU),

sebuah unit organisasi yang lebih mandiridan terdesentralisasi dan bekerja prinsip

efisien, efektif dan ekonomis. Dengan bentuk BLU ini, diharapkan terdapat

persaingan yang sehat diantara pemberi layanan publik dengan mengutamakan

efisiensi penggunaan anggaran. BLU juga diharapkan lebih dapat memenuhi

keinginan masyarakat yang menjadi pemangku kepentingan agar kemudian dapat

membangun hubungan sinergis demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam makalah ini akan dibahas salah satu contoh BLU yaitu Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara Keputusan Menteri Keuangan No. 71/KMK.05/2008 tanggal 31

Maret 2008. Pembahasan ini menggunakan pendekatan literatur berupa

perbandingan kesesuaian Peraturan Pemerintah Nomor27 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.

71/KMK.05/2008 Tentang STAN sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU)

Page 4: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Barang Milik Negara ?

2. Apa yang dimaksud pengelolaan Barang milik Negara ?

3. Apa yang dimaksud Badan Layanan Umum ?

4. Bagaimana Barang Milik Negara dalam konteks Badan Layanan Umum ?

5. Pengelolaan Barang Milik Negara di Badan Layanan Umum ?

6. Bagaimana pengelolaan Barang Milik Negara di Badan Layanan Umum dalam

hal ini STAN?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Barang Milik Negara

2. Mengetahui definisi pengelolaan Barang milik Negara

3. Mengetahui Pengertian Badan Layanan Umum

4. Mengetahui Barang Milik Negara dalam konteks Badan Layanan Umum

5. Mengetahui Pengelolaan Barang Milik Negara di Badan Layanan Umum

6. Mengetahui pengelolaan Barang Milik Negara pada Badan Layanan Umum

dalam hal ini STAN

Page 5: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Barang Milik Negara

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 mengenai pengelolaan barang

milik negara, “Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya

yang sah”. Segala sesuatu yang berwujud barang yang diperoleh melalui belanja modal

dengan mekanisme APBN atau yang sah, digolongkan sebagai barang milik negara. Barang

milik negara menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri dari tanah, bangunan, dan barang milik

negara lain selain tanah dan/atau bangunan.

B. Pengelolaan Barang milik Negara

Sebelum menjelaskan definisi pengelolaan barang milik negara, terlebih dahulu akan

didefinisikan apa yang dimaksud dengan pengguna, kuasa pengguna dan pengelola.

Pengguna dan kuasa pengguna pada dasarnya adalah semua instansi pemerintahan yang

memiliki penguasaan barang milik negara secara langsung. Sedangkan pengelola adalah

pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta

melakukan pengelolaan barang milik Negara yaitu Menteri Keuangan atau Direktur Jenderal

Kekayaan Negara3 sebagai pelaksana fungsional yang menjalankan wewenang. Pengelolaan

barang milik Negara dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum,

transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai dilakukan oleh

atau atas persetujuan pengelola barang. Menurut pasal 3 ayat 2 , Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara

meliputi sebelas kegiatan yaitu:

1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik negara untuk

menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan saat ini sebagai

dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang serta mengalokasikan

anggarannya.

Page 6: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

2. Pengadaan

Pengadaan barang pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang yang dibiayai

dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, baik yang dilaksanakan secara

swakelola maupun oleh penyedia.

3. Penggunaan

Pada dasarnya barang milik negara digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok

dan fungsi kementerian negara/lembaga.

4. Pemanfaatan

Pendayagunaan barang milik negara yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi kementerian/lembaga. Bentuk-bentuk pendayagunaan meliputi:

a. Sewa

b. Pinjam Pakai

c. Kerjasama Pemanfaatan

d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna

e. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur

5. Pengamanan dan Pemeliharaan

Pengamanan administrasi, pengamanan fisik dan pengamanan hukum atas barang

milik negara yang berada dalam penguasaan.

6. Penilaian

Suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang

objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk

memperoleh nilai barang milik negara atau secara sederhana dapat dikatakan

sebagai penetapan nilai atas suatu barang. Hal tersebut dilakukan dalam rangka

penyusunan neraca pemerintah pusat, pemanfaatan, dan pemindahtanganan.

7. Pemindahtanganan

Pengalihan kepemilikan barang milik negara sebagai tindak lanjut dari penghapusan.

Bentuk-bentuk pengalihan yang mungkin dilakukan adalah :

a. Penjualan

b. Tukar Menukar

c. Hibah

d. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah

Page 7: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

8. Pemusnahan

Pemusnahan Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dalam hal Barang Milik

Negara/Daerah tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak

dapat dipindahtangankan, atau terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar,

dihancurkan, ditimbun, ditenggelamkan atau cara lain sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

9. Penghapusan

Tindakan menghapus barang milik negara dari daftar barang dengan menerbitkan

surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan dari tanggung

jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya

10. Penatausahaan

Rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang

milik negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian

Penetapan kebijakan umum dan kebijakan teknis pembinaan pengelolaan barang

milik negara oleh menteri keuangan. Pemantauan, penertiban dan investigasi

terhadap penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan,

pemliharaan dan pengamanan barang milik negara yang berada di bawah

penguasaannya.

C. Badan Layanan Umum

Pengertian badan layanan umum akan dijelaskan menurut tiga persektif yaitu

peraturan yang berlaku, kedudukan dan pola pengelolaan keuangan.

1. Menurut Peraturan

Badan Layanan Umum adalah “instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa

yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas”.

Page 8: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

2. Kedudukan

Secara struktural dan fungsional, badan layanan umum merupakan bagian yang tidak

terpisahkan, yang beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga untuk

tujuan pemberian layanan umum. Kedudukannya berada di bawah kedudukan

kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. Menteri/pimpinan lembaga

bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang

didelegasikannya kepada badan layanan umum dari segi manfaat layanan yang

dihasilkan.

3. Pola Pengelolaan Keuangan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum merupakan pola pengelolaan

keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-

praktek bisnis yang sehat sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan

negara pada umumnya. Praktek-praktek bisnis yang sehat ini dilakukan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyusunan Rencana Strategis Bisnis lima

tahunan dilakukan sebagai dasar penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran, dengan

mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga. Rencana Bisnis dan

Anggaran disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang

diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, dan APBN. Pendapatan yang

diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat dan hibah tidak terikat

yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan operasional.

Hasil kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya (kerjasama operasional,

sewa-menyewa, dan usaha lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan tugas

pokok dan fungsi) merupakan pendapatan bagi badan layanan umum. Pendapatan

(kecuali hibah) dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja sesuai Rencana Bisnis

dan Anggaran. Pendapatan (kecuali dari APBN) dilaporkan sebagai Pendapatan Negara

Bukan Pajak (PNBP) kementerian/lembaga.

Page 9: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

D. Barang Milik Negara dalam Konteks Badan Layanan Umum

Barang milik negara pada dasarnya adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui

mekanisme APBN atau perolehan lain yang sah. Perolehan melalui mekanisme APBN yang

disebut dengan pengadaan, diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80

Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Barang

milik negara yang dikuasai badan layanan umum merupakan kekayaan negara yang tidak

dipisahkan dan digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan badan layanan umum yang

bersangkutan. “Pengelolaannya mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah” tentang pengelolaan barang milik negara.

Segala sesuatu yang diperoleh badan layanan umum dengan sumber pendanaan

yang berasal dari Non-APBN (seperti Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan, Hibah,

Pendapatan Usaha Lainnya, Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar atau Pendapatan dari

Kejadian Luar Biasa) tetap harus melalui mekanisme APBN. Pertanggungjawaban

Penerimaan Negara Bukan Pajak dilakukan melalui mekanisme SPM (Surat Perintah

Membayar) Pengesahan7. Pengajuan SPM Pengesahan dilakukan setiap triwulan, serupa

dengan mekanisme SPM-GUP (Ganti Uang Persediaan) Nihil. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua aset tetap badan layanan umum baik yang diperoleh dari alokasi APBN

maupun pendapatan Non-APBN, tergolong barang milik negara. Yang dimaksud dengan aset

tetap adalah “aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

untuk digunakan dalam kegiatan badan layanan umum atau dimanfaatkan oleh masyarakat

umum, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku”. Dalam hal pengelolaan aset tetap

sebagai barang milik negara, badan layanan umum berkedudukan sebagai kuasa pengguna

barang, dengan pengguna barang yaitu kementerian negara/lembaga vertikal dan pengelola

barang adalah menteri keuanganyang dilimpahtugaskan pada Direktur Jenderal Kekayaan

Negara.

E. Pengelolaan Barang Milik Negara di Badan Layanan Umum

Ada sebelas kegiatan dalam siklus pengelolaan barang milik negara sebagaimana

tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

Page 10: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, serta pembinaan,

pengawasan dan pengendalian. Kesepuluh dari sebelas kegiatan (pembinaan, pengawasan

dan pengendalian bukan domain badan layanan umum sebagai kuasa pengguna barang)

pengelolaan barang milik negara dapat dilaksanakan oleh badan layanan umum.

Pengelolaan barang milik negara yang dikuasasi badan layanan umum seharusnya mengikuti

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, selama tidak ada peraturan khusus yang

mengaturnya. Berikut akan dianalisis mengenai ada atau tidaknya kemungkinan tumpang

tindih pengelolaan barang milik negara (secara umum) dan pengelolaan barang milik negara

di bawah penguasaan badan layanan umum, dilihat dari perspektif hukum, teknis dan

akuntansi melalui pendekatan kegiatan pengelolaan.

Melalui perspektif hukum, analisis akan dilakukan dengan menjabarkan pengaturan

pengelolaan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum serta

peraturan yang terkait badan layanan umum lainnya, dengan bagian (paragraf) terpisah,

kemudian membandingkannya keduanya di bagian selanjutnya.

F. Pengelolaan Barang Milik Negara pada Badan Layanan Umum dalam hal ini STAN

Komparasi PP 27 Tahun 2014 dengan praktik BLU di STAN

1. Perencanaan Kebutuhan & penganggaran

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara, kegiatan perencanaan merumuskan rincian kebutuhan

barang milik negara untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan

keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang

kemudian mengalokasikan anggarannya. Perencanaan kebutuhan dan alokasi anggaran bagi

pengadaan barang milik negara merupakan bagian yang tidak terpisah dari rencana kerja

dan anggaran kementerian negara/lembaga. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum hanya

mengatur bahwa perencanaan kebutuhan dan alokasi anggaran bagi pengadaan barang

milik negara terintegrasi dalam Rencana Bisnis dan Anggaran dan RKA-KL dalam APBN.

Page 11: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Di STAN, perencanaan kebutuhan aset tetap diusulkan dalam Draft Rencana Kegiatan

dan Anggaran Tahunan (RKAT) universitas dan/atau satuan/unit kerja yang ada. Namun,

belum ada sistem perencanaan kebutuhan BMN tersendiri yang terpisah dari kebutuhan

anggarannya.

2. Pengadaan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara menyatakan bahwa pengadaan barang milik negara sebisa mungkin

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing,

adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. Yang dimaksud dengan pengadaan menurut

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan mengadakan barang yang

dibiayai dengan APBN, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum menyatakan bahwa pengadaan barang oleh badan layanan

umum dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis

yang sehat serta dapat dibebaskan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan yang berlaku

umum (asas fleksibilitas) bagi pengadaan barang pemerintah bila terdapat alasan efektivitas

dan/atau efisiensi. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08/PMK.02/2006 tentang

Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum, dinyatakan bahwa

pengadaan barang pada badan layanan umum dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang

berlaku bagi pengadaan barang pemerintah (dalam hal ini Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah). Lebih lanjut dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa asas fleksibilitas

dapat diberikan terhadap pengadaan barang yang sumber dananya (non APBN, non Hibah

Terikat) berasal dari :

a. jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat

b. hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain

c. hasil kerjasama badan layanan umum dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya.

Page 12: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Pengadaan barang secara fleksibel dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengadaan

barang yang ditetapkan oleh pemimpin badan layanan umum dengan mengikuti prinsip-

prinsip transparansi, adil/tidak diskriminatif, akuntabilitas, dan praktek bisnis yang sehat.

Atas kedua pengaturan mengenai pengadaan barang pemerintah, tidak terdapat

kontradiksi. Pengadaan barang milik negara oleh badan layanan umum tetap mengacu pada

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kecuali untuk ranah fleksibilitas. Ada tiga

hal yang perlu digarisbawahi dalam fleksibilitas ini yaitu alasan efektivitas dan/atau efisiensi,

sumber dana serta ketentuan pengadaan barang dan jasa yang ditetapkan pemimpin badan

layanan umum.

Dalam hal ini, STAN telah memenuhi prinsip-prinsip pengadaan yang baik dengan

adanya Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

yang dikelola Subdit Logistik. Ini menunjukkan telah ada sebuah sistem yang terintegrasi

dengan baik untuk mengelola pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di STAN.

3. Penggunaan

Penggunaan barang milik negara hanya ditujukan untuk penyelenggaraan tugas pokok

dan fungsi kementerian negara/lembaga. Status penggunaan barang milik negara ini

ditetapkan oleh pengelola barang. Jika sudah tidak digunakan untuk menyelenggarakan

tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan, barang milik negara harus diserahkan ke

pengelola barang.

Barang milik negara yang dikuasai badan layanan umum merupakan kekayaan Negara

yang tidak dipisahkan dan digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan badan layanan

umum yang bersangkutan. Kegiatan yang dilakukan badan layanan umum dalam rangka

mencapai tujuan kementerian negara/lembaga vertikal yang membawahinya.

Dalam hal ini, STAN menginduk kepada Badan pendidikan dan pelatihan keuangan

sehingga apabila barang tidak digunakan lagi, harus dikembalikan kepada BPPK .

4. Pemanfaatan

Barang Milik Negara yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

kementerian/lembaga harus diserahkan kepada pengelola barang dan untuk selanjutnya

dapat didayagunakan. Pendayagunaan barang milik negara oleh pengelola disebut

Page 13: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

pemanfaatan. Pemanfaatan dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan daya guna dan

hasil guna barang milik negara. Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara berupa:

a. Sewa

Barang milik negara dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan

negara. Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara dan seluruhnya wajib disetorkan

ke rekening kas umum negara.

b. Pinjam Pakai

Pinjam pakai barang milik negara dilaksanakan antara pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah dengan jangka waktu tertentu.

c. Kerjasama Pemanfaatan

Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara oleh pihak lain

dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan Negara bukan pajak.

d. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna.

Bangun guna serah dan bangun serah guna barang milik negara dapat dilaksanakan

jika pengguna barang memerlukan bangunan atau fasilitas dalam rangka penyelenggaraan

tugas pokok dan fungsi namun tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara. Atas kerjasama ini, Negara mendapatkan kontribusi sebagai penerimaan negara.

Semua penerimaan yang berasal dari pemanfaatan barang milik negara merupakan

penerimaan negara bukan pajak yang harus disetor ke rekening kas umum negara.

Di STAN, pemanfaatan aset biasa dilakukan melalui sewa gedung perkuliahan dan

gedung serbaguna. Gedung perkuliahan dapat disewakan jika penggunaan gedung sudah

selesai digunakan sesuai dengan jadwal perkuliahan yaitu untuk hari senin sampai dengan

jum’at di jam 17.00 dan hari sabtu. Terdapat 2 (dua) gedung serbaguna yang bisa

disewakan yaitu gedung G dan geedung Student center. Untuk besaran pengenanaan tarif

sewa ditentukan berdasarkan Putusan Menteri keuangan No. 208 tahun 2010 tentang tarif

layanan Badan Layanan Umum Sekolah tinggi Negara pada Kementerian Keuangan.

Pendapatan dari pemanfaatan Barang Milik Negara yaitu berupa Penerimaan

Negara Bukan Pajak harus disetor ke kas Negara.

Page 14: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

5. Pengamanan dan pemeliharaan.

Kuasa pengguna barang wajib melakukan pengamanan barang milik negara yang

berada dalam penguasaannya yang meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik,

dan pengamanan hukum. Barang milik negara berupa tanah harus memiliki sertifikat.

Barang milik negara berupa bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi

dengan bukti kepemilikan. Selain pengamanan, pemeliharaan barang milik negara wajib

dilakukan oleh kuasa pengguna.

Pasal 23 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menyatakan bahwa “tanah dan bangunan

badan layanan umum disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia”.

Pensertifikatan dilakukan dalam rangka mengamankan barang milik negara. Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Badan Layanan Umum menyatakan pemeliharaan dapat dilakukan untuk

memperbaiki atau merawat aset tetap. Pemeliharaan ini dilakukan dalam rangka menjaga

manfaat keekonomian atau untuk mempertahankan standar kinerja.

Pemeliharaan BMN ini dilaksanakan dengan berpedoman pada perencanaan

kebutuhan BMN untuk pemeliharaan serta disusun berdasarkan daftar barang yang

memuat informasi Status penggunaan dan kondisi barang. Pada praktiknya, di STAN telah

disebutkan klasifikasi sebagaimana yang tertera di atas.

6. Penilaian

Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada

data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk

memperoleh nilai barang milik negara. Penilaian barang milik Negara dilakukan dalam

rangka penyusunan neraca pemerintah pusat, pemanfaatan, dan pemindahtanganan Barang

milik negara.

Penetapan nilai aset tetap dalam rangka penyusunan neraca, menurut Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Badan Layanan Umum yaitu berdasarkan biaya perolehan. Apabila penilaian aset

tetap dengan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap tersebut

Page 15: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Revaluasi aset dapat dilakukan

berdasarkan ketentuan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

Dalam hal ini, belum ditemukan keterangan teknis yang mengatur aspek penilaian BMN

di STAN ,walaupun STAN telah memiliki program studi terkait. Diasumsikan STAN telah

menetapkan nilai aset tetap untuk penyusunan neraca karena Pada dasarnya, Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum, mengatur bahwa penilaian hanya dapat ditetapkan pengelola atau

pengguna barang, sebagai pertimbangan jika akan dilakukan pemanfaatan dan

pemindahtanganan. Hal ini penting karena nilai barang yang tercatat biasanya tidak bisa

dikatakan mencerminkan nilai aktual. Asumsi ini semakin kuat Karena STAN melakukan

pemanfaatan berupa sewa gedung serbaguna dan gedung perkuliahan.

7. Pemindahtanganan

Pengalihan kepemilikan barang milik negara dilakukan sebagai tindak lanjut dari

penghapusan. Bentuk-bentuk pemindahtanganan yang mungkin dilakukan adalah :

a. Penjualan

Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara kepada pihak lain

dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. Penjualan barang milik negara

dilaksanakan dengan tujuan optimalisasi dan secara ekonomis menguntungkan. Hasil

penjualan barang milik negara wajib disetor seluruhnya ke rekening kas umum negara

sebagai penerimaan negara.

b. Tukar Menukar

Tukar menukar barang milik negara dapat dilaksanakan dengan pertimbangan

pemenuhan kebutuhan operasional, optimalisasi barang milik negara atau tidak tersedianya

alokasi dana bagi pemeliharaan.

c. Hibah

Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang ke pihak lain tanpa memperoleh

penggantian.

d. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

Penyertaan modal pemerintah pusat adalah pengalihan kepemilikan barang milik

negara yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham negara.

Page 16: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Semua penerimaan yang berasal dari pemindahtanganan barang milik Negara

merupakan penerimaan negara bukan pajak yang harus disetor ke rekening kas umum

negara.

Badan layanan umum dalam hal ini STAN tidak dapat mengalihkan

(memindahtangankan) asset tetap, kecuali atas persetujuan pejabat yang berwenang.

Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari pengalihan (pemindahtangan)

menjadi pendapatan badan layanan umum. Pendapatan badan layanan umum adalah

penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN atau kerjasama badan layanan umum

dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya (kerjasama operasional, sewa-menyewa,

dan usaha lainnya).

Kuasa pengguna hanya dapat mengajukan usul pemindahtanganan. Pihak yang

dapat melakukan pemanfaatan hanyalah pengelola barang atau pengguna barang (atas

persetujuan pengelola barang) yang telah disetujui DPR atau Presiden. Sehingga seharusnya

badan layanan umum tidak dapat melakukan bentuk pemindahtangan seperti apapun.

8. Pemusnahan

Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan Barang Milik

Negara/Daerah. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari

daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk

membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari

tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya

Pemusnahan Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dalam hal:

a. Barang Milik Negara/Daerah tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,

dan/atau tidak dapat dipindahtangankan.

b. Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1) Pemusnahan dilaksanakan oleh:

a. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang, untuk Barang

Milik Negara; atau

b. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota, untuk

Barang Milik Daerah.

2) Pelaksanaan Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan dilaporkan kepada:

Page 17: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

a. Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara; atau

b. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk Barang Milik Daerah. Pemusnahan dilakukan

dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun, ditenggelamkan atau cara lain sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Sampai saat ini belum ada peraturan tersendiri yang mengatur pelaksanaan

Pemusnahan BMN di BLU.

9. Penghapusan

Tindakan menghapus barang milik negara dari daftar barang dengan tujuan untuk

membebaskan kuasa pengguna barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas

barang yang berada dalam penguasaannya. Barang milik negara yang sudah tidak berada

dalam penguasaan, yang sudah beralih kepemilikannya, yang telah dilakukan pemusnahan

atau yang disebabkan karena alasan lain menurut peraturan, harus dilakukan penghapusan

dari Daftar Barang Kuasa Pengguna, setelah mendapat persetujuan dari pengelola barang.

Dalam hal ini, STAN tidak diperkenankan menghapus aset tetap, kecuali atas

persetujuan pejabat yang berwenang. Kewenangan penghapusan aset tetap

diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan jenis barang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.. Dalam hal ini, Seksi Inventarisasi, Pendayagunaan dan

Penghapusan berkewajiban memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penghapusan

barang inventaris.

10. Penatausahaan

Penatausahaan dilakukan dengan melakukan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan.

Kuasa pengguna harus melakukan pendaftaran sekaligus pencatatan barang milik negara ke

dalam Daftar Barang menurut penggolongan dan kodefikasi barang yang ditetapkan oleh

menteri keuangan dalam aplikasi SIMAK-BMN. Inventarisasi adalah kegiatan untuk

melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik negara.

Kuasa pengguna harus menyusun Laporan Barang Semesteran dan Tahunan untuk

disampaikan kepada pengelola barang dalam rangka penyusunan Laporan Barang Milik

Negara. Laporan Barang Milik Negara digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca

pemerintah pusat.

Page 18: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Dalam hal ini STAN telah memiliki sistem penatausahaan tersendiri yang

menginventarisir aset-asetnya., Pengelolaan aset ini dijalankan dengan Sistem Informasi

SIMAK BMN yang dibuat oleh DJKN Kementerian Keuangan. Inventarisasi yang telah

dilakukan STAN berupa pemasangan stiker berwarna orange serta pemberian kode pada

setiap barang yang terdapat di lingkungan kampus yang bertanda . Barang yang diberi

tanda sticker dan terdapat kode adalahtanda bahwa barang tersebut ialah Barang Milik

Negara .

11. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Pembinaan, pengawasan dan pengendalian tidak masuk dalam pembahasan karena

bukan domain BLU sebagai kuasa pengguna barang. Dalam Peraturan Pemerintah no 27

tahun 2014 disebutkan Pengelola barang berwenang untuk melakukan pemantauan dan

investigasi atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang

milik negara/daerah, dalam rangka penertiban penggunaan, pemanfaatan, dan

pemindahtanganan. Artinya kewajiban ini dijalankan oleh Kemendikbud

Page 19: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Fleksibilitas yang diperoleh badan layanan umum kerapkali dianggap sebagai sebuah

keistimewaan yang tidak memenuhi prinsip kesetaraan oleh satuan kerja lainnya. Padahal

hal tersebut bukan diperoleh dalam sekejap saja. Suatu satuan kerja pemerintah harus

melewati proses yang panjang dalam memenuhi tiga persyaratan untuk menjadi BLU yaitu

persyaratan substantif, teknis dan administratif yang dinilai dalam bobot tertentu untuk

menentukan perizinan penerapan pengelolaan keuangan badan layanan umum.

Tidak hanya berhenti sampai di situ, status tersebut dalam implementasinya, seringkali

menimbulkan konsekuensi dan implikasi. Konsekuensi yang harus dihadapi satuan kerja

yang menerapkan badan layanan umum salah satunya adalah sistem pelaporan yang jauh

lebih rumit, prosedur pelaksanaan yang harus selaras dengan peraturan, hingga

pengawasan berlapis dari pihak intern dan ekstern untuk memastikan kepatuhan. Implikasi

yang diambil akibat fleksibilitas dapat ditemui di banyak bagian implementasinya. Salah satu

implikasi tersebut dapat dilihat di pengelolaan barang milik negara.

Implikasi fleksibilitas pengelolaan barang milik negara dapat menghapus azas

universalitas dalam implementasinya di badan layanan umum. Atas fleksibilitas ini, badan

layanan umum dapat melakukan apa saja selama diperbolehkan peraturan khusus yang

melingkupinya, tanpa harus mematuhi ketentuan umum yang berlaku bagi satuan kerja

pemerintah lain. Pengelolaan barang milik negara menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara terdiri dari

sebelas kegiatan utama yaitu perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,

Pemusnahan, penghapusan; penatausahaan, serta pembinaan, pengawasan dan

pengendalian.

B. Saran

Page 20: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Pembahasan antara kesesuain Pengelolaan Barang Milik Negara terhadap instansi

dengan status Badan layanan Umum dimungkinkan akan muncul Kontradiksi-kontradiksi

terutama dalam lingkup hukum, teknis (termasuk akuntansi). Untuk memungkinkan

praktek-praktek bisnis yang sehat yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas, kontradiksi tersebut seharusnya diminimalisasi dan dihindari. Beberapa

rekomendasi yang dapat diajukan atas kontradiksi yang mengemuka dalam kajian ini,

yaitu :

1. Sinkronisasi peraturan teknis terutama yang termasuk dalam ranah fleksibilitas

bagi badan layanan umum.

2. Peningkatan peran Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, juga

diperlukan dan tidak hanya diwujudkan dalam hal pembinaan saja. Pengawasan

on going process khususnya masalah kepatuhan, juga harus dapat diakomodasi.

Hal ini dilakukan agar fleksibilitas yang diberikan pada satuan kerja yang

menerapkan pengelolaan keuangan badan layanan umum tidak memiliki potensi

untuk disalahgunakan

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Pengelolaan Barang Milik Negara Terhadap Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (Stan)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara. Negara. April 2003. Jakarta. Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Januari 2004. Jakarta. Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Juni 2005. Jakarta. Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. November 2003. Jakarta. RepublikIndonesia.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. September 2007. Jakarta. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Situs terkait :www.depkeu.go.id/www.djkn.depkeu.go.id/www.perbendaharaan.go.id/