pengelolaan barang milik daerah

17
PENGARUH KOMITMEN PENGGUNA BARANG DAN KEMAMPUAN PENGURUS BARANG TERHADAP PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PROPOSAL PENELITIAN Oleh : VILENTINA DESCOPA NO BP : 1320531013 JURUSAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS ANDALAS

Upload: rezanovandriabusyifa-hana

Post on 01-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KOMITMEN PENGGUNA BARANG DAN KEMAMPUAN PENGURUS BARANG TERHADAP PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PROPOSAL PENELITIANOleh :VILENTINA DESCOPA

NO BP : 1320531013

JURUSAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS ANDALASI. Latar Belakang

Sejak dimulainya era reformasi pada tahun 1998 hingga saat ini, Indonesia terus berbenah untuk menjadi lebih baik, terutama reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Munculnya isu good governence (tata kelola pemerintah yang baik) dan clean government (pemerintahan yang bersih) menuntut pemerintahan yang bersih, adil, transparan dan akuntabel. Salah satu indikator dari good governence dan clean government adalah kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).Dalam Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa : Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan barang milik daerah merupakan salah satu lingkup dalam pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan barang milik daerah merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengelolaan Keuangan Daerah. Sehingga pengelolaan barang milik daerah mempengaruhi kualitas LKPD.Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pasal 1 ayat (3) dijelaskan bahwa Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah. Pada Pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa pengelolaan barang milik daerah meliputi; perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi.

Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Usaha mengelola barang milik daerah secara akurat dan akuntabel memerlukan komitmen yang tinggi dari seluruh jajaran, mulai dari tingkat SKPD sampai dengan tingkat Kepala Daerah agar seluruh barang milik daerah dapat dipertanggungjawabkan, baik secara fisik maupun dministrasi pelaporannya. Persoalan-persoalan dalam pengelolaan barang milik daerah seringkali muncul karena pengguna barang milik daerah tidak memahami tugas dan kewajibannya sebagai pengguna barang milik daerah sesuai dengan yang tercantum dalam Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah. Pengguna barang tidak memahami pentingnya kedudukan barang milik daerah sebagai satu kesatuan tak terpisahkan dari keuangan daerah. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan menata usahakan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan. Seringkali terjadi kesalahan dan kelalaian dalam pengelolaan barang milik daerah karena penggunaan barang milik daerah tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Selain pengguna barang, kemampuan pengurus barang dalam mengelola barang milik daerah sesuai dengan aturan yang berlaku juga sangat menentukan keberhasilan pengelolaan barang milik daerah. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah : Pengurus barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah/unit kerja. Pemahaman aparatur pengurus barang tentang tugas dan kewajibannya dalam mengelola barang milik daerah sangat menentukan ketertiban penatausahaan barang milik daerah.Dari hasil audit BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh TA 2011, 2012 dan 2013 diperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Diuraikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK bahwa salah satu penyebabnya adalah belum tertibnya pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan aturan yang berlaku. Pada LHP BPK atas Laporan Keuangan Kota Payakumbuh TA 2013 dicantumkan bahwa penyebab belum tertibnya pengelolaan barang milik daerah disebabkan oleh :

1. Kepala SKPD terkait selaku pengguna barang milik daerah kurang optimal dalam mengawasi dan mengendalikan serta mengamankan aset tetap yang berada dalam penguasaannya

2. Pengurus barang SKPD terkait tidak memedomani ketentuan dalam mengelola dan menatausahakan aset tetap sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Komitmen Pengguna Anggaran dan Kemampuan Pengurus Barang Terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah. II. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah daam penelitian ini adalah : Apakah komitmen pengguna barang dan kemampuan pengurus barang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pengelolaan barang milik daerah pada pemerintahan Kota Payakumbuh?

III. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini betujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh komitmen pengguna barang dan kemampuan pengurus barang terhadap pengelolaan barang milik daerah Kota Payakumbuh.

IV. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:Bagi peneliti, sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang akuntansi pemerintahan, khususnya tentang pengelolaan barang milik daerah.

Bagi Pemerintah Kota Payakumbuh, sebagai informasi dalam melakukan penertiban pengelolaan barang milik daerah.

Bagi akademis, sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.

V. Kerangka Fikir

Kerangka pikir yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahwa Komitmen pengguna barang dan kemampuan pengurus barang mempunyai peran dan pengaruh terhadap pengelolaan barang milik daerah. VI. Tinjauan Pustaka

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 dijelaskan bahwa : Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau perolehan lainnya yang sah. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang/jasa. Yang dimaksud dengan perolehan lainnya yang sah, adalah barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang dan diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Untuk mengelola barang milik daerah secara baik dan benar, Pemerintah Daerah harus menerapkan azas-azas sebagai berikut :

Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggungjawab masing-masing;

Azas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;

Azas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar;

Azas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;

Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;

Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

Selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah pasal 1 ayat (6) bahwa : Penggunaan barang milik daerah selanjutnya disebut pengguna adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan milik daerah. Pada ayat (7) dijelaskan Kuasa penggunaan barang milik derah adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna untuk menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam mengelola dan menata usaha kan barang milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan.

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna barang milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab untuk:

Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkatdaerah yang dipimpinnya;

Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

Menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Kepala Daerah melalui pengelola;

Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola.

Kepala SKPD selaku Pengguna Barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan,penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan Barang Milik Daerah yang berada di bawah penguasaannya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (9) menjelaskan bahwa: pengurus barang milik daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah/unit kerja. Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna. Tugas Pengurus Barang adalah sebagai berikut :

1. Mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masingmasing SKPD yang berasal dari APBD maupun perolehan lain yang sah kedalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BIl), sesuai kodefikasi dan penggolongan barang milik daerah;

2. Melakukan pencatatan barang milik daerah yang dipelihara/diperbaiki kedalam kartu pemeliharaan;

3. Menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada pengelola; dan

4. Menyiapkan usulan penghapusan barang milik daerah yang rusak atau tidak dipergunakan lagi.VII. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan, ditetapkan hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen pengguna barang dengan pengelolaan barang milik daerah Kota Payakumbuh.

Hipotesis 2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan pengurus barang dengan pengelolaan barang milik daerah Kota Payakumbuh.

Hipotesis 3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen pengguna barang dan kemampuan pengurus barang secara bersama-sama dengan pengelolaan barang milik daerah Kota Payakumbuh.VIII. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan hubungan sebab akibat dan pengujian hipotesis. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner.

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota Payakumbuh. Objek dan populasi penelitian ini adalah pengguna barang dan pengurus barang di seluruh SKPD Kota Payakumbuh yang terdiri atas 31 SKPD.

DAFTAR PUSTAKA

Desy Miftakhurohman. Kinerja Dinas Pendapatan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam Pengelolaan Aset Tetap daerah Kabupaten Banjarnegara. Prodi Ilmu Administrasi Negara.

http://massweeto.wordpress.com/ Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Opini Pemeriksaan BPK. Diakses tanggal 25 April 2014.

http://www.kopertis12.or.id/2012/12/02/produk-hukum-yang-berkaitan-dengan-barang-milik-negara. Diakses tanggal 25 April 2014.Irawaty Abas. Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo). Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo.

Nyemas Hasfi, Martoyo dan Dwi Haryono. Pengelolaan Barang Milik Daerah (Suatu Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sintang), Program Studi Ilmu Administrasi Magister Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.

Kementerian Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007Tentang Pedoman teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.Putra, Ardiansyah. 2012. Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah/ Kabupaten Sarolangun. Tesis S2 Program Pasca Sarjana USU. Medan.

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.Republik Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.Republik Indonesia . 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Silviana. 2012. Pengaruh Komitmen Kepala Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat. Universitas Widyatama.