pengelolaan arsip dinamis inaktif studi kasus pada unit

160
PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian RI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh BIMO NUGERAHA NIM: 1113025100037 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

Studi Kasus pada Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian RI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Perpustakaan (S.IP)

oleh

BIMO NUGERAHA

NIM: 1113025100037

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Page 2: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

i

LEMBARAN PENGESAHAN PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

Studi Kasus pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian RI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Bimo Nugeraha

NIM: 1113025100037

Di Bawah Bimbingan

Mukmin Suprayogi, M.Si

NIP. 19620301 199903 1 001

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Page 3: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : BIMO NUGERAHA

N I M : 1113025100037

Program Studi : Ilmu Perpustakaan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap

gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan

kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, Juni 2017

BIMO NUGERAHA

Page 4: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

iii

LEMBAR

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Nama : Bimo Nugeraha

NIM : 1113025100037

Judul Skripsi : Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Studi Kasus pada Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian RI

Ujian Skripsi : 20 Juni 2017

Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Juli 2017

Tanda Tangan Tanggal

1. Ketua Sidang : Pungki Purnonomo, M.Lis ........................ .............

NIP. 19641215 199903 1 005

2. Sekretaris Sidang : Mukmin Suprayogi, M.Si ........................ .............

NIP. 19620301 199903 1 001

3. Pembimbing : Mukmin Suprayogi, M.Si ........................ .............

NIP. 19620301 199903 1 001

4. Penguji 1 : Nurul Hayati. M. Hum ........................ ............. NIP.

5. Penguji 2 : Fahma Rianti, M. Hum ........................ ............. NIP.

Page 5: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

iv

ABSTRAK

Bimo Nugeraha (NIM: 1113025100037). Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Studi

Kasus pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian

Pertanian RI. Di bawah bimbingan Mukmin Suprayogi, M.Si. Program Studi

Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dan

perlengkapan arsip dinamis inaktif serta kendala-kendala pengelolaan arsip dinamis

inaktif pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian RI.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, riset

kepustakaan dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan

meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

mengungkapkan bahwa dalam melakukan mekanisme pengelolaan arsip dinamis

inaktif pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian RI

sudah sesuai dengan mekanisme yang berlaku pada lingkup Kementerian Pertanian

RI. Akan tetapi, terdapat unit pengolah yang belum melaksanakan mekanisme

pengelolaan arsip dinamis inaktif sesuai dengan mekanisme yang berlaku terutama

dalam mekanisme pemindahan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah menuju Unit

Kearsipan. Fasilitas yang digunakan untuk melakukan mekanisme pengelolaan

arsip dinamis inaktif sudah sesuai dengan standar. Namun, terdapat fasilitas yang

perlu diperdayagunakan secara maksimal dalam membantu pengelolaan arsip

dinamis inaktif, seperti aplikasi Sistem Informasi Manajemen INAKTIF (SIM

INAKTIF). Juga, terdapat kendala dalam melakukan mekanisme pengelolaan arsip

dinamis inaktif, yaitu: kurangnya kesadaran dan tidak ada samanya pemahaman

antara unit pengolah dengan Unit Kearsipan mengenai pengelolaan arsip dinamis

inaktif dan tidak adanya anggaran khusus pada unit pengolah dalam melakukan

pengelolaan arsip.

Kata kunci: pengelolaan arsip dinamis inaktif, arsip dinamis inaktif, Unit

Kearsipan.

Page 6: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

v

ABSTRACT

Bimo Nugeraha (NIM: 1113025100037). Management of Inactive Records: Case

Study at Archives Unit and The Bureau of Public Procurement of The Ministry

of Agriculture of RI. Supervised by Mukmin Suprayogi, M.Si. Library and

Information Science Courses Faculty of Adab and Humanities Islamic State

University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

The purpose of this study was to determine the mechanism of the management of

inactive records and equipment as well as constraints on the management of

inactive records at Archives Unit and the Bureau of Public Procurement of the

Ministry of Agriculture of RI. This type of research is descriptive qualitative

approach. Techniques used in data collection are observation, interviews, library

research and documentation. Data analysis technique used include data reduction,

data presentation, and conclusion. The results revealed that in conducting the

mechanism of management of inactive records in the Archives Unit of Bureau of

Public and Procurement of Ministry of Agriculture of RI is in accordance with the

mechanism applicable to the scope of the Ministry of Agriculture of RI. However,

there is a processing unit which has not implemented an inactive records

management mechanism in accordance with the prevailing mechanism especially

in the inactive inactive records transfer mechanism from the processing unit to the

Archive Unit. The facilities used to carry out the inactive records management

mechanism are in line with the standards. However, there are facilities that need to

be maximally leveraged in assisting inactive archives management, such as

INAKTIF Management Information System (SIM INAKTIF). Also, there are

obstacles in conducting inactive records management mechanisms: lack of

awareness and unequal understanding between the processing unit and the Archive

Unit on the management of the inactive records and the absence of a special budget

on the processing unit in managing the records.

Keywords: management of records inactive, inactive records, Archives Unit.

Page 7: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat serta salam

penulis sampaikan bagi junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah ‘Alayhi

wa Sallam beserta keluarga dan sahabatnya. Karena, berkat rahmat dan

pertolongan-Nya penulis dapat menghadapi segala kendala dan menyelesaikan

skripsi berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif Studi Kasus Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan dan

keterbatasan ilmu yag dimiliki, sehingga skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya

penulis butuhkan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Dalam pelaksanaan

penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Page 8: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

vii

Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing yang telah

berkenan untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta

meluangkan pikiran, tenaga dan waktu dalam penyelesaian skripsi

ini.

4. Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan pengarahan dan serta masukan

atas penelitian penulis.

5. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah senantiasan mencurahkan

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi masa depan penulis

nantinya.

6. Ibu Luh Putu Yuni Anggraeni, SE, MM, selaku Kepala Subbag Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian yang telah

memberikan izin serta memberikan dukungan kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian.

7. Bapak Lucki Engel K. S.Hum dan Ibu Marviana Dewi, A.md, selaku

Arsiparis pada Subbagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian yang telah meluangkan pikiran, tenaga dan waktu

dalam membantu penyusuna skripsi ini.

8. Bapak Isman, Ibu Cici, dan Ibu Lita, selaku Arsiparis pada Unit

Pengolah Kementerian Pertanian yang telah meluangkan pikiran,

tenaga dan waktu dalam membantu penyusuna skripsi ini.

Page 9: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

viii

9. Segenap Arsiparis pada Subbagian Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian.

10. Teristimewa, untuk kedua orangtua penulis tercinta, bapak Samsudin dan

mama Tumini, yang selalu melimpahkan kasih sayang yang amat besar

kepada penulis, serta tidak pernah merasa lelah untuk terus mendidik,

membimbing, mengingatkan, senantiasa mendo’akan dan memberikan

bantuan moril dan materil kepada penulis.

11. Adik tercinta Naria Eliestyanti, yang selalu memberikan dukungan dan

perhatian kepada penulis.

12. Nenek tercinta penulis, Nenek Asmi, yang selalu memberikan perhatian

dan senantiasa memberikan do’a tiada hentinya kepada penulis.

13. Keluarga Besar Alm. Saenan selaku orangtua bapak, yang selalu

memberikan perhatian dan senantiasa memberikan do’a tiada hentinya

kepada penulis.

14. Keluarga Besar Mbah Lamin selaku orangtua ibu, yang selalu

memberikan perhatian dan senantiasa memberikan do’a tiada hentinya

kepada penulis.

15. Sahabatku, Fahmi, Dito, Ari, Ade, Miko, Iqbal, Arif, Ageng, dan

Adam. Terimakasih telah memberikan saran dan mengingatkan

ketika ada perilaku yang salah.

16. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi

angkatan 2013, khususnya IPI A 2013. Semoga kita semua dapat

menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang

lain. Amiiin Yaa Rabbal’alamin.

Page 10: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

ix

17. Teman-teman KKN HIJRAH dan KKN EKALAYA 2016, Rizky,

Puji, Riska, Annita, Nabila, Tara, Rina, Ilyas, Yoga, Bahar, Cici,

Ilham S.R, Iham S, Riski, Hakiki, Luthfi, Syamsul, Hilda Eneng,

Fitri, dan Dwi.

18. Keluarga Besar UKM Bola Voli UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dan semua yang sudah banyak mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi, yang tidak dapat diucapkan saru persatu, Terima kasih

atas perhatian dan dukungannya, semoga Allah membalas semua kebaikan dan

doa yang sudah diberikan kepada penulis. Aamiiiiin.

Jakarta, 23 Maret 2017

Penulis

Page 11: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

x

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN .............................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

E. Definisi Istilah ............................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Unit Kerasipan .......................................................................... 11

1. Definisi Unit Kearsipan ....................................................... 11

2. Fungsi Unit Kearsipan ......................................................... 11

B. Arsip Dinamis Inaktif ............................................................... 12

1. Definisi Arsip Dinamis ........................................................ 12

2. Definisi Arsip Dinamis Inaktif ............................................. 13

3. Pengelolaan Arsip Dinamis Inakif ....................................... 14

Page 12: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

xi

a. Definisi Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif ................. 14

b. Aspek Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif ................... 16

a) Penciptaan dan Penerimaan ...................................... 17

b) Penyimpanan ............................................................. 20

c) Pemeliharaan ............................................................. 29

d) Penyusutan dan Pemusnahan .................................... 33

4. Perlengkapan Arsip Dinamis Inakif ..................................... 37

C. Penelitian Terdahulu ................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................... 41

B. Kriteria Informan ...................................................................... 42

C. Indikator Penelitian ................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 46

a) Sumber Data Primer ............................................................. 46

b) Sumber Data Sekunder......................................................... 47

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 48

1. Teknik Pengolahan Data ...................................................... 48

2. Teknik Analisis Data ............................................................ 49

F. Tempat dan Jadwal Penelitian .................................................. 50

1. Tempat Penelitian ................................................................ 50

2. Jadwal Penelitian.................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian ............................................................. 52

1. Sejarah Beridirinya Unit Kearsipan Biro UP KEMENTAN 52

2. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi Unit Kearsipan Biro UP

KEMENTAN ....................................................................... 54

3. Struktur Organisasi Biro UP KEMENTAN ......................... 56

4. Rencana Program Kegiatan Unit Kearsipan Biro UP

KEMENTAN ....................................................................... 57

5. Rencana Kerja Kegiatan Unit Kearsipan Biro UP

KEMENTAN Tahun 2016-2017 .......................................... 57

6. Koleksi Arsip Dinamis Inaktif ............................................. 59

Page 13: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

xii

7. Sarana dan Prasarana ........................................................... 60

8. Waktu Kerja ......................................................................... 63

9. Kebijakan Kearsipan Kementerian Pertanian ...................... 63

10.Anggaran .............................................................................. 65

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 65

1. Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian ......................................................... 66

(a) Penciptaan dan Penerimaan .......................................... 66

(b) Penyimpanan ................................................................ 71

(c) Pemeliharaan ................................................................. 75

(d) Penyusutan dan Pemusnahan......................................... 78

2. Fasilitas Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian ......................................................... 82

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit

Kearsiapan Kementerian Pertanian ...................................... 85

C. Pembahasan .............................................................................. 87

1. Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian ......................................................... 87

(a) Penciptaan dan Penerimaan .......................................... 87

(b) Penyimpanan ................................................................ 91

(c) Pemeliharaan ................................................................ 94

(d) Penyusutan dan Pemusnahan ....................................... 96

2. Fasilitas Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian ......................................................... 98

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit

Kearsipan Kementerian Pertanian ........................................ 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 101

B. Saran ....................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 14: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1: Jadwal Retensi Arsip.......................................................... 29

2. Tabel 3.1: Indikator Penelitian ............................................................ 44

3. Tabel 3.2: Jadwal Penelitian ............................................................... 50

4. Tabel 4.1: Rencana Kerja Unit Kearsipan........................................... 57

5. Tabel 4.2: Daftar Inventaris Arsip Dinamis Inaktif ............................ 59

6. Tabel 4.3: Sarana dan Prasaran Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif .. 61

7. Tabel 4.4: Jam Kerja Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan..... 63

8. Tabel 4.5: Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif ....... 64

9. Tabel 4.6 JUKLAK/ JUKNIS/ SOP/ PEDOMAN ............................. 64

10. Tabel 4.7: Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada

Unit Kearsipan .................................................................. 83

11. Tabel 4.8: Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada

Unit Pengolah Biro KP....................................................... 84

12. Tabel 4.9: Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada

Unit Pengolah Biro Perencanaan ....................................... 84

13. Tabel 4.10: Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada

Unit Pengolah Biro UP....................................................... 84

Page 15: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1: Siklus Hidup Arsip Dinamis .......................................... 17

2. Gambar 4.1: Struktur Organisasi Biro UP .......................................... 56

3. Gambar 4.2: Anggaran Unit Kearsipan Biro UP ................................ 65

4. Gambar 4.3: Flowchart Pemindahan Arsip ........................................ 68

5. Gambar 4.3: Flowchart Penerimaan Arsip ......................................... 70

6. Gambar 4.4: Flowchart Penyimpanan Arsip Hasil Pemindahan ........ 73

7. Gambar 4.5: Flowchart Penyimpanan Arsip Hasil Penataan.............. 74

8. Gambar 4.6: Flowchart Penyusutan dan Pemusnahan Arsip .............. 80

Page 16: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Dosen Pembimbing

Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing

Lampiran 3 Surat Pergantian Judul Skripsi

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Saranan dan Prasarana Arsip Dinamis Inaktif pada Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

Lampiran 6 Piagam Penyelenggaraan Kearsipan dari Arsip Nasional

Indonesia (ANRI) Kepada Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian

Lampiran 7 Surat Edaran Penyelenggaraan Kearsipan pada Lingkup

Kementerian Pertanian

Lampiran 8 Serah Terima dan Daftar Arsip Terlampir Penyusutan Arsip

Kementerian Pertanian

Lampiran 9 Draft Pertanyaan Wawancara

Lampiran 10 Lembar Observasi

Page 17: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kearsipan mempunyai peranan penting bagi kelancaran jalannya sebuah

organisasi, baik pada kantor Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi.

Sebab, kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber

informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan oleh setiap

organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan,

perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, pembuatan laporan,

pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya.1 Setiap

kegiatan tersebut, baik kantor lembaga negara, swasta, dan perguruan tinggi

selalu memiliki masalah yang berkaitan dengan arsip.

Arsip merupakan kumpulan dokumen yang memiliki harga sebagai nilai

berkelanjutan.2 Melihat arsip memiliki nilai berkelanjutan, hal ini sangatlah

penting keberadaanya bagi sebuah organisasi. Arsip memiliki peranan penting

dalam proses penyajian informasi bagi suatu organisasi dalam proses

pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan di organisasi tersebut.3

Merupakan hal yang mustahil apabila suatu organisasi baik itu instansi

perkantoran maupun sebuah organisasi dapat memberikan sebuah data dan

1Basir Barthos, Manajemen Kearsipan: Untuk Lembaga Negara, Swasta Dan Perguruan

Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara, 1997). h. 2 2Kennedy Schauder, Records Management: A Guide to Corporate Record Keeping, 2nd

(Australia: LONGMAN, 1998), h. 7 3Basir Barthos, h. 2

Page 18: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

2

informasi yang baik, lengkap, dan akurat kepada seluruh anggota organisasi

jika tanpa adanya sistem dan prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan.

Dengan adanya sistem dan prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan, dapat

memberikan pelayanan yang efektif bagi seluruh anggota organisasi tersebut.

Melihat sangat pentingnya kearsipan, Pemerintah Indonesia menaruh

perhatian yang cukup besar mengenai Kearsipan. Hal ini dibuktikan dengn

terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kearsipan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

menimbang bahwa arsip sebagai identitas dan jati diri bangsa, serta sebagai

memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikelola dan diselamatkan oleh

Negara.4

Berdasarkan ketentuan fungsi arsip, menegaskan adanya dua jenis sifat arsip

dan arti arsip secara fungsionil, yakni: arsip dinamis dan arsip statis.5 Arsip

dinamis adalah arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam

perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada

umumnya atau arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

administrasi negara.6

Karena arsip merupakan salah satu dari sumber informasi, maka

membutuhkan sistem pengelolaan (manajemen) yang tepat dalam menciptakan

efektifitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi. Oleh sebab itu dibutuhkan

4Republik Indonesia, Undang-Undang No. 43 Tentang Kearsipan, 2009, h. 1 5Basir Barthos, h. 12 6Basir Barthos, h. 3

Page 19: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

3

suatu pengelolaan (manajemen) arsip yang baik di sebuah organisasi. Salah

satu bentuk arsip yang membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaannya

yaitu arsip dinamis inaktif.

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan (Biro UP) Kementerian

Pertanian adalah unit pengolah arsip yang berada di bawah salah satu Biro yang

terdapat di bawah Kementerian Pertanian (Kementan). Sesuai dengan

namanya, Unit Kearsipan Biro UP Kementan mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan penyelenggaraan kearsipan, serta memliki fungsi pelaksanaan

pengelolaan arsip dan dokumentasi serta bimbingan kearsipan lingkup

Kementan. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, Unit ini mengatur

koordinasi dan penyelenggaraan kearsipan di lingkup Kementan, mulai dari

penciptaan dan penerimaan arsip lalu proses penyebaran, penggunaan,

penyimpanan hingga penempatan dan pemusnahan arsip seperti: Surat

Keputusan Menteri Pertanian, Surat Kepegawaian juga yang lainnya.

Hasil observasi awal menunjukkan bahwa Kementan, telah memiliki Unit

Kearsipan yang berada di bawah Biro UP Kementan. Sekalipun telah

terbentuknya Unit Kearsipan, namun sering sekali terjadi ada sejumlah

dokumen yang nampaknya belum dikelola dengan baik. Pengelolaan yang

baik, yang sesuai dengan prosedur diperlukan agar dokumen dapat dikelola

sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Permasalahan yang ditemukan saat

dilakukan observasi awal antara lain:

1. Pemindahan arsip dari unit kerja ke unit kearsipan masih terdapat non-

arsip seperti blanko yang tercampur dengan arsip.

Page 20: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

4

2. SOP yang kurang berjalan dengan baik

3. Fasilitas temu kembali arsip dan alat bantu penunjang pengelolaan arsip

yang kurang termanfaatkan dengan baik

Masih ada terjadi arsip kacau atau sering kali terjadi sebuah dokumen sulit

untuk ditemukan dan apabila ditemukan diperlukan waktu yang cukup lama.

Melihat kondisi yang terjadi di lingkup Kementan masih banyak arsip inaktif

yang masih tersimpan di masing-masing unit kerja dan dalam penyimpanannya

pada unit kerja masih ditemukan arsip yang di simpan di dalam karung,

tentunya hal ini dapat merusak kondisi fisik arsip menjadi kotor bahkan rusak.

Selain itu, saat melakukan proses pemindahan arsip inaktif yang terdapat di

unit kerja menuju ke Unit Kearsipan, arsip inaktif yang diterima oleh Unit

Kearsipan dari unit kerja masih belum dikelola sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, arsip dinamis inaktif yang diserahkan masih tercampur dengan non-

arsip (blanko). Akibatnya fungsi dari Unit Kearsipan Biro UP Kementan

sebagai pelaksanaan pengelolaan arsip dan dokumentasi serta bimbingan

kearsipan lingkup Kementan pemanfaatannya masih sangat terbatas, seperti

penemuan kembali arsip yang dibutuhkan ternyata tidak ada. Hasil temuan

lainnya saat melakukan observasi awal yaitu terdapat fasilitas untuk membantu

pengelolaan arsip dinamis inaktif melalui sebuah sistem infomasi yang disebut

SIM INAKTIF (Sistem Informasi Manajemen INAKTIF) belum

termanfaatkan dengan optimal, serta dengan terdapatnya arsip-arsip yang

masih menumpuk dan saat dilakukan pemindahan arsip dari unit kerja ke unit

kearsipan masih tercampur dengan non-arsip, mengindikasikan bahwa

Page 21: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

5

arsiparis yang terdapat di unit kerja belum menjalankan SOP (Standard

Operating Procedure) dengan baik.

Pengelolaan dokumen yang tertata rapi dan bersih, diajarkan dan dianjurkan

di dalam ajaran Islam. Hal ini disebutkan dalam firman atau hadits riwayat

Muslim No. 135 dari Abu Malik Asj’ary, yaitu: “Ath-thahuuru syatrul iimaan.”

Artinya: ”Kebersihan itu sebagian dari keimanan”.7 Ajaran dan anjuran

tentang kebersihan juga diisyaratkan pada bidang pengeloaan, bahwa setiap

dokumen dalam hal ini setiap pekerjaan di dalam dokumentasi juga harus

bersih dan rapih. Dengan demikian, maka dokumen tersebut bisa ditemukan

kembali dengan baik dan benar, serta pelayanan yang diberikan juga maksimal.

Pelayanan diberikan secara maksimal-pun juga diajarkan dalam agama Islam,

yang disebutkan di dalam sabda Rasulullah yang berbunyi: “Janganlah kalian

membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak mampu. Jika kalian

membebankan sesuatu kepada mereka, maka bantulah.”8 Dengan demikian,

maka pelayanan yang maksimal dapat terwujud dengan cara memperlakukan

orang lain dengan sebaik-baiknya.

Pengaturan dokumen yang tertata rapih bisa mengalahkan kebatilan yang

tidak terorganisasi. Peringatan agama bagi organisasi yang tidak melakukan

kebenaran yang terorganisasi seperti yang diungkapan oleh Ali bin Abi Thalib,

yaitu: “Kebenaran yang tidak terorganisasi akan dikalahkan oleh kebatilan

7H.A. Razak and H. Rais Latief, Terjemahan Hadis Shahih Muslim, 1st ed. (Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1978), h. 144 8Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, ‘Pasal 1 Adab Al-Ijaarah: Memperkejakan

Orang’, Ensiklopedia Adab Islam: Menurut al-Qur’an Dan as-Sunnah, Vol. 1 (Jakarta: Pustaka

Imam Syafii, 2007), h. 50

Page 22: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

6

yang terorganisasi”. Oleh sebab itu, penataan dokumen oleh Nabi sejak dahulu

sudah menganjurkan bahwa pengaturan itu secara terorganisasi sudah

ditekankan oleh Nabi, karena organisasi yang tidak teratur dan berantakan akan

dapat dihancurkan oleh organisasi yang tertata rapih namun batil. Pengaturan

dokumen yang rapih, juga mencerminkan pelayanan prima. Secara hukum

lembaga tersebut sudah accountable, secara akuntabilitas atau

pertanggungjawabannya kepada masyarakat juga terpenuhi. Sebagaimana

prinsip dari suatu pengaturan record, yaitu harus memiliki nilai evidence,

accountability, dan informasi. Jika sudah seperti ini, kebenaran yang tidak

terorganisasi bisa saja dilakukan oleh orang-orang yang berniat tidak baik.

Organisasi tersebut bisa saja memanfaatkan bukti yang ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan, dan informatif yang dimiliki untuk menghancurkan

organisasi yang baik namun tidak tertata dengan rapih. Jika seumpamanya

kebenaran tidak berprinsip pada seperti ini, bisa saja dikalahkan dengan

kebatilan yang terorganisasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan

pengkajian lebih lanjut mengenai pengelolaan arsip dinamis inaktif, yang

kemudian dituangkan ke dalam skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip

Dinamis Inaktif Studi Kasus Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

terdapat berbagai permasalahan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Page 23: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

7

pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian.

Permasalahan tersebut antara lain:

1. Pemindahan arsip dari unit kerja ke unit kearsipan masih terdapat non-

arsip seperti blanko yang tercampur dengan arsip.

2. SOP yang kurang berjalan dengan baik

3. Fasilitas temu kembali arsip dan alat bantu penunjang pengelolaan arsip

yang kurang termanfaatkan dengan baik

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memberikan

pembatasan masalah menjadi:

a. Mekanisme pengelolaan arsip dinamis inaktif pada Unit Kearsipan

Kementerian Pertanian.

b. Fasilitas yang digunakan dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis

inaktif.

c. Kendala dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif.

Dari pembatasan masalah di atas, untuk mempermudah pelaksanaan

penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah penelitian ke dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan. Sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah:

a. Bagaimana mekanisme pengelolaan arsip dinamis inaktif pada

Kementerian Pertanian?

b. Fasilitas apa saja yang digunakan dalam melakukan mekanisme

pengelolaan arsip dinamis inaktif di Kementerian Pertanian?

Page 24: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

8

c. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif

di Kementerian Pertanian?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

untuk:

a. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan arsip dinamis inaktif pada

Kementerian Pertanian.

b. Untuk mengetahui fasilitas apa saja yang digunakan dalam melakukan

mekanisme pengelolaan arsip dinamis inaktif di Kementerian

Pertanian.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip

dinamis inaktif di Kementerian Pertanian.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

a. Secara praktis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi

acuan dan memberikan kontribusi atau sebagai bahan masukkan

kepada Unit Kearsipan di Kementerian Pertanian dalam

pengelolaan arsip dinamis inaktif.

b. Manfaat keilmuan untuk penelitian ini adalah untuk menjadi salah

satu acuan dalam mengembangkan Ilmu Perpustakaan khususnya

tentang arsip dinamis atau records management (RM).

Page 25: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

9

c. Dari penelitian ini tentunya dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi peneliti tentang pengelolaan arsip dinamis

khususnya pengelolaan arsip dinamis inaktif dan memberikan

manfaat di kemudian hari bagi peneliti saat terjun langsung di dunia

kerja. Serta, penelitian ini juga merupakan salah satu syarat bagi

penulis untuk memperoleh gelar S.IP

E. Definisi Istilah

Pengelolaan arsip adalah upaya untuk merencanakan, melaksanakan,

memantau dan mengevaluasi kegiatan kearsipan di Unit Kearsipan Biro Umum

dan Pengadaan Kementerian Pertanian.

Arsip Dinamis Inaktif adalah arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya

telah menurun (jarang digunakan) dan dipergunakan untuk kepentingan

referensi yang berlaku di Kementerian Pertanian.

Unit Kearsipan adalah unit pengolah arsip dinamis inaktif yang berada di

bawah lingkup Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, penulis menguraikan

secara sistematis pembahasan ke dalam lima bab, sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini penulis mengemukaan tentang: latar belakang,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika

penulisan.

Page 26: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

10

Bab II: Tinjauan Literatur

Bab ini membahasa mengenai definisi unit kearsipan, fungsi unit

kearsipan, definisi arsip dinamis, definisi arsip dinamis inaktif,

perlengkapan arsip dinamis inaktif, definisi pengelolaan arsip

dinamis inaktif, aspek-aspek pengelolaan arsip dinamis inaktif dan

penelitian terdahulu.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, kriteria

informan, indikator penelitian, teknik pengumpulan data, serta

teknik pengolahan dan analisis data, serta tempat dan jadwal

penelitian.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian, hasil

penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan pengelolaan arsip

dinamis inaktif di Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian.

BAB V: Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diberikan untuk bagian

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

mengenai pengelolaan arsip dinamis inaktif.

Page 27: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

11

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Unit Kerasipan

1. Definisi Unit Kearsipan

Adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengelola Arsip yang sudah diselesaikan oleh Unit Pengolahan/ Unit

Kerja untuk disimpan, dipelihara, dan digunakan.9 Menurut Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan dijelaskan bahwa unit

kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas

dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan kearsipan.

2. Fungsi Unit Kearsipan

Unit kearsipan pada pencipta arsip sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Pasal 17 ayat (1) tentang Kearsipan

memiliki fungsi:10

a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah di lingkungannya;

b. pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi;

c. pemusnahan arsip di lingkungan lembaganya;

d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada

lembaga kearsipan.

9Unit Kearsipan Kementerian Pertanian, Panduan Penyusutan Arsip Kementerian

Pertanian (Jakarta, 2013), h. 3 10Republik Indonesia, h. 15

Page 28: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

12

B. Arsip Dinamis Inaktif

1. Definisi Arsip Dinamis

Secara etimologi istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut archief,

dalam bahasa Inggris disebut archive yang berasal dari bahasa Yunani,

yaitu ”Arche” yang berarti permulaan. Kemudian dari kata ”Arche”

berkembang menjadi kata ”ta archia” yang berarti catatan. Lalu dari kata

”ta archia” berkembang lagi menjadi kata ”archeon” yang berarti ”gedung

pemerintahan”.11

Secara terminologi, arsip adalah segala kertas naskah, buku, foto film,

mikrofilm, rekaman suara, gambar peta, bagan atau dokumen-dokumen

lain dalam segala macam bentuk dan sifatnya, aslinya atau salinannya,

serta dengan segala cara penciptaannya, dan yang dihasilkan atau diterima

oleh suatu badan, sebagai bukti atas tujuan, organisasi, fungsi-fungsi,

kebijaksanaan-kebijaksanaan, keputusan-keputusan, prosedur-prosedur,

pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan pemerintah yang lain, atau

karena pentingnya informasi yang terkandung di dalamnya.12

Dalam bahasa Inggris, terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan

arsip yaitu: file, record dan archive.13 Istilah file lebih mengarah kepada

tempat penyimpanan arsip, record mengarah kepada arsip dinamis,

sedangkan archive lebih mengarah kepada arsip statis.

11Hadi Abubakar, Pola Kearsipan Modern: Sistem Kartu Kendali, 4th ed. (Jakarta:

Djambatan, 1996), h. 8-9 12Ig. Wursanto, Kearsipan 1 (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 18 13Ig. Wursanto, Kearsipan 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 11

Page 29: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

13

Menurut ISO: 15489 mendefinisikan arsip dinamis adalah sebagai

berikut:

“information created, received, and maintained as evidence and

information by an organisation or person, in pursuance of legal

obligations or in the transaction of business.”14

Arsip dinamis adalah proses informasi diciptakan, diterima, dan disimpan

sebagai bukti dan informasi bagi organisasi atau perorangan, dalam

pembuatan kebijakan atau bukti transaksi bisnis. Sedangkan definisi lain

menjelaskan bahwa, arsip dinamis adalah arsip yang masih diperlukan

secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan

kehidupan kebangsaan pada umumnya atau arsip yang digunakan secara

langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara.15 Sehingga dapat

disimpulkan bahwa, arsip dinamis merupakan kumpulan arsip yang masih

digunakan oleh suatu organisasi, lembaga pemerintahan, lembaga swasta

maupun perguruan tinggi untuk melakukan suatu perencanaan,

penyelenggaraan, pembuktian, serta evaluasi dalam menjaga kelancaran

serta keakuratan informasi bagi seluruh anggota organisasi.

2. Definisi Arsip Dinamis Inaktif

Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa

istilah record lebih mengarah kepada arsip dinamis. Arsip dinamis

merupakan arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam

14Pauline Joseph, Shelda Debowski, and Peter Goldschmidt, ‘Emerald Article: Pardigm

Shifts in Recordkeeping Responsisbilities: Implications for ISO 15489’s Implementation’, Records

Management Journal, Vol. 22 (2012), h. 55–77 diakses pada 20 Maret 2017 dari

http://members.rimpa.com.au/lib/StaticContent/StaticPages/pubs/nat/inForum2011/inForum2011_

PJoseph_paper.pdf 15Basir Barthos, h. 3

Page 30: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

14

kegiatan perkantoran sehari-hari.16 Arsip dinamis itu sendiri dibagi

menjadi dua jenis, yaitu: arsip dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif.

Arsip Dinamis Aktif adalah arsip yang secara langsung dan terus menerus

diperlukan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari

serta masih dikelola oleh Unit Pengolah, sedangkan Arsip Dinamis Inaktif

adalah arsip yang tidak secara langsung dan tidak terus-menerus

diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-

hari serta dikelola oleh Pusat Arsip (Records Center).

3. Pengelolaan Arsip Dinamis Inakif

a. Definisi Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif

Pengelolaan arsip dinamis merupakan hal yang penting

dilakukan bagi suatu lembaga untuk menjamin dan membantu

ketersediaan informasi dalam penyelenggaraan kegiatan suatu

lembaga sebagai bahan akuntabilitas, akurat, dan alat bukti yang sah.

Pengelolaan arsip dinamis adalah suatu kegiatan yang secara

efisien dan sistematis meliputi penciptaan dan penerimaan,

penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan

pemusnahan.

“Records management is the field of management responsible for the

efficient and systematic control of the creation, reciept, maintenance,

use and disposition of records”.17

16Ig. Wursanto, Kearsipan 1, h. 28 17Elizabeth Sheperd and Geoffrey Yeo, Managing Records: A Handbook of Principles

and Practice (London: Facet Publishing, 2003), h. 1

Page 31: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

15

Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk menjamin

ketersediaan arsip dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan

akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan suatu sistem

yang memenuhi persyaratan:

1) andal;

2) sistematis;

3) utuh;

4) menyeluruh; dan

5) sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria.18

Pengelolaan arsip dinamis bertujuan untuk mengontrol dan

memanfaatkan arsip dan informasi yang terkandung, untuk menciptakan

keuntungan bagi organisasi.

“Records management service, therefore, aims to control and exploit

the records and their information they contain, for the benefit of the

creating organization”.19

Dari beberapa penjalasan mengenai pengelolaan arsip dinamis di

dapat bahwa pengelolaan arsip dinamis inaktif adalah suatu kegiatan

yang secara efisien dan sistematis meliputi penciptaan dan penerimaan,

penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan

yang bertujuan untuk mengontrol dan memanfaatkan arsip dan

informasi yang terkandung, untuk menciptakan keuntungan bagi

organisasi selama arsip tersebut masih dibutuhkan dan digunakan oleh

18Republik Indonesia, h. 27 19Michael Cook, The Management of Information from Archives, 2nd ed (London: Gower

Publishing Company Limited, 1999), h. 8

Page 32: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

16

suatu organisasi, lembaga negeri, lembaga swasta, maupun perguruan

tinggi.

b. Aspek Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif

Manajemen arsip sebagai sistem pengendalian terhadap semua

rekod, mulai dari penciptaan atau penerimaan, dan selanjutnya

pemrosesan, distribusi, organisasi, penyimpanan dan temu kembali,

hingga disposisi terakhir.20 Secara umum, manajemen arsip dinamis

tidak lepas kaitannya dengan siklus hidup arsip, yaitu: tahap penciptaan

dan penerimaan dari luar organisassi (creation), tahap distribusi

(distribution), tahap penggunaan (use), tahap pemeliharaan

(maintenance), dan disposisi akhir (disposition).21

Sedangankan menurut Sulistyo Basuki, terdapat lima fase siklus

hidup arsip dinamis. Fase tersebut dimulai dari awal penciptaan dan

penerimaan arsip lalu proses penyebaran, penggunaan, penyimpanan

hingga penempatan dan pemusnahan dengan alur siklus sebagai

berikut:22

20Elizabeth Sheperd and Geoffrey Yeo, h. 1 21Judith-Read Smith, et. all., Record Management (USA: South Western, 2002), h. 135 22Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip Dinamis (Jakarta: Gramedia, 2003), h. 19

Page 33: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

17

Gambar 2.1: Siklus Hidup Arsip Dinamis

Berikut uraian mengenai beberapa tahapan yang terjadi dalam

siklus hidup arsip dinamis inaktif:

a) Penciptaan dan Penerimaan

Penciptaan dan penerimaan merupakan tahap awal dari

pengelolaan arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis inaktif yang di

ciptakan atau diterima organisasi memuat berbagai informasi yang

terkait dengan seluruh kegiatan dan berguna sebagai pedoman bagi

manager dalam menentukan suatu kebijakan bagi lembaganya.

Karena arsip dinamis inaktif tidak tercipta dengan sendirinya, atau

dapat dikatakan arsip dinamis inaktif merupakan arsip yang

diciptakan oleh unit pengolah berdasarkan tugas dan fungsinya dan

sudah mencapai jangka waktu tertentu untuk dipindahkan ke Unit

Kearsipan dari penyimpanannya di unit pengolah, maka prosedur

Penciptaan dan

Penerimaan

Korespondensi

Formulir

Laporan

Gambar

Salinan

Mikrobentuk

Penempatan

Penyimpanan

Pemusnahah

Penyebaran

Internal

Eksternal

Penyimpanan

Berkas

Temu Balik

Transfer

Penggunaan

Pengambilan keputusan

Dokumentasi

Respon

Rujukan

Page 34: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

18

yang dapat dilakukan dalam proses pemindahan arsip dari unit

pengolah ke Unit Kearsipan sebagai berikut:23

1) Menyiangi (Weeding)

Memisahkan antara arsip-arsip yang telah sampai jangka

waktu penyimpanannyaa dan arsip-arsip yang sudah tidak

dipergunakan lagi oleh unit pengolah atau satuan unit kerja

yang bersangkutan. Kegiatan menyiangi (weeding) akan

menghasilkan:

a) Arsip-arsip yang dapat dipindahkan ke Pusat

Penyimpanan Arsip

b) Arsip-arsip yang dapat dimusnahkan oleh unit

pengolah yang bersangkutan, dan

c) Arsip-arsip yang kadang-kadang masih dipergunakan

oleh unit pengolah bersangkutan sehingga harus

ditinggal sebagai arsip semi aktif pada unit pengolah.

2) Mempersiapkan Alat-Alat

Sebelum melakukan pemindahan, harus dipersiapkan

terlebih dahulu alat-alat yang dipergunakan untuk

menampung pemindahan tersebut, seperti: folder, filling

cabinet, guide, rak, dan lain-lain. Apabila perlu, disiapkan

juga ruangan tersendiri.

23Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 217-219

Page 35: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

19

3) Membuat Daftar

Arsip dinamis inaktif yang akan dipindahkan dari unit

pengolah ke Pusat Penyimpanan Arsip harus dibbuatkan

daftarnya, daftar tersebut berisi:

a) Nama Unit Pengolah yang memindahkan

b) Pokok Masalah

c) Masalah

d) Jangka waktu penyimpanan berkas

e) Tahun berkas yang bersangkutan

f) Jenis fisik arsip (gambar, bagan, foto, peta, pita

rekaman, microfilm, dan lain-lain)

g) Keadaan fisik arsip (baik, rusak)

h) Jumlah berkas

4) Menyiapkan Daftar atau Surat Isian Pemindahan Arsip ke

Pusat Penyimpanan Arsip

Dalam surat isian tersebut antara lain disebutkan:

a) Nama Unit Pengolah

b) Tanggal Persetujuan

c) Tanggal Penyerahan

d) Pejabat yang Menyerahkan

e) Tanggal Penerimaan Penyerahan

f) Pejabat yang Menerima Penyerahan

5) Mempersiapkan Berita Acara Pemindahan Arsip

Page 36: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

20

Dalam berita acara tersebut antara lain disebutkan:

a) Tanggal, Bulan dan Tahun saat berita acara itu

dibuat.

b) Nama, jabatan pihak yang menyerahkan dan pihak

yang menerima.

Sedangkan prosedur yang dapat dilakukan dalam proses

penerimaan arsip dinamis inaktif yaitu:24

a) Memeriksa kelengkapan naskah,

b) Penandatanganan bukti penerimaan,

c) Penyortiran,

d) Pembukaan, dan

e) Pemberian cap penerimaan

b) Penyimpanan

Penyimpanan merupakan tahap kedua dalam pengelolaan arsip

dinamis inaktif. Penyimpanan hendaknya dilakukan dengan

mempergunakan suatu sistem tertentu yang memungkinkan:

1) Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila

sewaktu-waktu diperlukan.

2) Pengambilan arsip dari tempat penyimpanan dapat

dilakukan dengan mudah.

24Yeyen Sukrilah, ‘Kegiatan Kearsipan Tata Usaha SMP Negeri Se-Kecamatan Sleman’,

Hanata Widya: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 2 (2013), h. 4 diakses pada 06 Juli 2017 dari

journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/fipmp/article/viewFile/562/550

Page 37: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

21

3) Pengembalian arsip ke tempat penyimpanan dapat

dilakukan dengan mudah.

Beberapa faktor yang menunjang dan perlu diperhatikan atau

dipenuhi dalam rangka memudahkan dalam penemuan kembali

arsip adalah sebagai berikut:25

a. Melakukan kegiatan menghimpun, mengklasifikasi,

menyusun, menyimpan dan memelihara arsip berdasarkan

sistem yang berlaku baik arsip yang bersifat kedinasan

maupun arsip pribadi pimpinan.

b. Dalam menciptakan suatu sistem penyimpanan arsip yang

baik hendaknya diperhatikan atau dipenuhi beberapa

faktor penunjang, antara lain :

1. Kesederhanaan

2. Ketepatan Menyimpan Arsip

3. Penempatan Arsip

4. Petugas Arsip

c Unit arsip harus mengadakan penggandaan dan melayani

peminjaman arsip dengan sebaik-baiknya.

d Mencatat dan menyimpan pidato serta peristiwa penting

yang terjadi setiap hari, lengkap dengan tanggal

kejadiannya agar dapat dijadikan alat bantu untuk

25Kurniatun, ‘Peran Pengelolaan Arsip Kartografi Dalam Menunjang Layanan Informasi

Di Arsip UGM’, Jurnal Kearsipan, Vol. 6 (2011), h. 121 diakses pada 03 Juni 2016 dari http://www.anri.go.id/detail/90-166-Jurnal-Kearsipan

Page 38: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

22

menemukan atau mempertimbangkan kembali bila

sewaktu–waktu diperlukan.

e Mengadakan pengontrolan arsip secara periodik agar dapat

memahami seluruh media informasi yang ada dan

mengajukan saran untuk mengadakan penyusutan serta

pemusnahan bila perlu.

Untuk arsip dinamis inaktif itu sendiri disimpan pada pusat rekod

(records center). Penyimpanan arsip dapat menggunakan beberapa

asas, yaitu:

a. Sentralisasi

Asas sentralisasi adalah asas yang digunakan oleh

organisasi untuk menyimpan arsip dinamis dalam satu unit

kerja secara terpusat. Semua arsip dinamis disimpan pada

pusat penyimpanan, dan jika ada unit kerja yang ingin

menggunakan arsip dinamis dapat menghubungi pusat

rekod (records center).26

b. Desentralisasi

Asas desentralisasi adalah asas yang digunakan suatu

organisasi dalam menyimpan arsip dinamis berdasarkan

unit kerja masing-masing.27 Pada pengunaan asas ini, arsip

dinamis akan disimpan di bagian yang bersangkutan

26Sulistyo Basuki, Pengantar Kearsipan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 62 27Saiman, Manajemen Sekretaris (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 106

Page 39: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

23

sehingga menghemat waktu untuk mencari informasi yang

tepat dan akurat.

c. Kombinasi

Pada asas ini masing-masing bagian menyimpan arsip

dinamis di bawah kendali sistem terpusat.28 Biasanya

digunakan pada organisasi yang memilik cabang.

Secara umum, prosedur penyimpanan antara lain:29

a) Membuat indeks. Kegiatan indeks yaitu:30

1. Membaca secara cermat untuk menentukan inti arsip

dinamis.

2. Menentukan judul/ caption arsip dinamis secara tepat.

3. Memberikan keterangan-keterangan lain yang

menjadi petunjuk (indeks) dari arsip dinamis yang

bersangkutan .

4. Membutuhkan caption utama dan kode masalahnya

(sub subjek) dari arsip dinamis.

b) Memberi Kode

c) Menyortir

d) Menyimpan atau menempatkan di lemari arsip dan diberi

label

28Sulistyo Basuki, Pengantar Kearsipan, h. 62 29Malabay, ‘Kajian Analisis Dan Perancangan Model Manajemen Arsip Dalam Rangka

Tertib Administrasi Kearsipan Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer’, Jurnal Ilmu Komputer,

2014, h. 76 diakses pada 12 Februari 2017 dari http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-

3655-malabay2.pdf. 30Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 16

Page 40: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

24

Arsip dinamis inaktif dapat disimpan dengan menggunakan

beberapa sistem penyimpanan, antara lain:

a) Sistem Abjad (Alphabetic Filling System)

Sistem abjad adalah suatu sistem penyimpanan dan

penemuan kembali arsip dinamis berdasarkan abjad nama

orang, organisasi atau kantor.31 Sistem abjad juga berkaitan

dengan nama tempat, nama benda, nama kota atau daerah.32

Sistem penyimpanan berdasarkan sistem abjad, memiliki

dua format penyimpanan, yaitu:

1. Susunan abjad huruf demi huruf. Susunan ini

dibedakan lagi menjadi dua, yaitu: susunan kamus

(A-Z) dan susunan kelompok atau golongan.

Misalnya: Administrasi Negara, Lembaga.

2. Susunan abjad kata demi kata. Dalam susunan ini

nama-nama yang terdiri dari dua kata atau lebih,

tidak ditulis menjadi satu. Misalnya: Amiruddin,

Bandungan.

b) Sistem Subjek (Subject Filling System)

Subject Filling merupakan tata cara penyimpanan arsip-

arsip dengan mempergunakan pokok masalah sebagai

pedoman untuk mengaturnya.33 Misalnya:

31A. W. Widjaja, Administrasi Kearsipan: Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press,

1986), h. 105 32Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 79 33Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 102

Page 41: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

25

KEPEGAWAIAN (main subject)

Pengangkatan (sub subject)

Pengangkatan Capeg (sub-sub subject)

Pengangkatan PNS (sub-sub subject)

Pengangkatan dalam pangkat (sub-sub

subject)

c) Sistem Nomor atau Angka (Numerical Filling System)

Sistem nomor adalah tata cara menyusun arsip-arsip

dengan mempergunakan urutan angka-angka sebagai

pedoman untuk mengaturnya.34 Nomor dapat diberikan

menurut sistem seri (serial numeric) atau menurut sistem

persepuluhan atau decimal numeric, misalnya: 00, 10, 20,

30, 40, dan seterusnya sampai dengan 90, atau 000, 100,

200, 300, 400, dan seterusnya sampai dengan 900.

Contohnya:

090 Perjalanan Dinas

091 Perjalanan Dinas Presiden/ Wakil Presiden ke Daerah

092 Perjalanan Dinas Para Menteri ke Daerah

093 Perjalanan Dinas Pejabat Tinggi

094 Perjalan Dinas Para Pegawai

095 Perjalanan Dinas tam asing ke Daerah

34Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 121

Page 42: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

26

d) Sistem Wilayah (Geoghraphic Filling System)

Sistem wilayah adalah suatu sistem penyimpanan arsip

berdasarkan pembagian wilayah atau daerah.35 Susunan

satuan wilayah atau daerah dapat berupa satuan-satuan

wilayah atau daerah menurut sistem ketatanegaraan seperti

misalnya propinsi, kabupaten/ kotamadya, kecamatan,

dapat juga menurut sesuatu lingkungan geografis seperti

misalnya pulau, kepulauan, ibu kota propinsi dan

sebagainya.

e) Sistem Kronologis (Chronological Filling System)

Sistem kronologis adalah suatu sistem penyimpanan arsip

dengan menunjukkan:36

1. waktu surat itu ditandatangani

2. mulai berlakunya surat tersebut

3. saat dikeluarkannya surat bersangkutan

4. saat yang menunjukkan hari, bulan dan tahun dari

berlangsungnya suatu kejadian atau peristiwa

Pada tahap penyimpanan ini, organisasi atau lembaga dapat

membuat jadwal retensi arsip (JRA) yang berguna sebagai acuan

atau pedoman dalam penyusutuan dan pemusnahan arsip dinamis

inaktif. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah

35Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 184 36Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 198

Page 43: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

27

daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan

atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi

tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali,

atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman

penyusutan dan penyelamatan arsip.37 Tujuan pembuatan jadwal

retensi arsip (JRA) yaitu:

a) Penyisihan arsip-arsip dengan tepat bagi arsip-arsip yang

tidak memiliki jangka waktu simpan lama.

b) Penyimpanan sementara arsip-arsip yang tidak diperlukan

bagi kepentingan administrasi.

c) Pemeliharaan arsip-arsip yang bernilai permanen.

Penetapan JRA dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a) JRA ditetapkan oleh Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara

atau Badan-Badan Pemerintah masing-masing Daerah

setelah mendapat persetujuan dari Kepala Arsip Nasional.

b) JRA disusun oleh suatu panitia yang terdiri dari para

pejabat yang benar-benar memahami kearsipan, fungsi dan

kegiatan instansinya masing-masing. Dan dalam

melaksanakan tugasnya, panitia tersebut perlu mendengar

pertimbangan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

jika menyangkut masalah keuangan dan Kepala Badan

37Republik Indonesia, h. 6

Page 44: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

28

Administrasi Kepegawaian Negara jika menyangkut

masalah kepegawaian.

c) Rancangan JRA hasil kerja panitia tersbut harus mendapat

persetujuan Kepala Arsip Nasional sebelum ditetapkan oleh

Pimpinan Lembaga Negara atau Badan Pemerintah yang

bersangkutan.

d) Untuk JRA Pemerintah Daerah perlu terlebih dahulu

memperhatikan pendapat Menteri Dalam Negeri.

Dalam menentukan waktu penyimpanan arsip dinamis inaktif, hal

terpenting yang dilakukan dari penyusunan JRA yaitu:

mengadakan inventarisasi dan menilai kegunaan arsip.38 Adapun

nilai kegunaan arsip itu sendiri sebagai berikut:

a. Nilai kegunaan Administratif

b. Nilai kegunan Dokumentasi

c. Nilai kegunaan Hukum

d. Nilai kegunaan Fiskal

e. Nilai kegunaan Perorangan

f. Nilai kegunaan Pemeriksaan

g. Nilai kegunaan Penunjangn

h. Nilai kegunaan Penelitian/ Sejarah

Bentuk jadwal retensi arsip adalah tabel dengan pembidangan

kelompok maslah pokok (main subject) yang dapat diperinci lebih

38Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 212

Page 45: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

29

lanjut menjadi pokok masalah yang lebih kecil (sub subject).

Subjek-subjek yang terdapat dalam tabel JRA merupakan pokok

masalah, perincian masalah, jangka waktu penyimpanan (rekod

aktif/ inaktif) dan nilai (sementara/ permanen).39

Tabel 2.1:

Jadwal Retensi Arsip

Pokok Perincian Jangka waktu Penyimpanan

Nilai

Sementara Permanen

Kepegawa-ian

Pengada-an Pegawai

1. Lamaran 2. Penyari-

ngan 3. 4.

Aktif............th Inaktif.........th Aktif............th Inaktif.........th

c) Pemeliharaan

Pemeliharaan arsip adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk

menjaga arsip-arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan.40

Pemeliharaan arsip dinamis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

pemeliharaan dari segi fisik, isi dan perlengkapan penunjang

pengelolaan arsip dinamis inaktif. Pemeliharaan arsip dinamis

inaktif dapat mempertimbangkan ruang penyimpanan dan

pengaturan suhu ruangan. Ruang penyimpanan arsip sebaiknya

jangan terlalu lembab, harus terang dan menggunakan penerangan

alam (sinar matahari), ada ventilasi secukupnya, bebas dari

kemungkinan terjadinya: kebakaran, banjir, dan serangga, terpisah

39Basir Barthos, h. 121-122 40Ig. Wursanto, Kearsipan 1, h. 220

Page 46: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

30

dari ruangan-ruangan kantor yang lain, dan disesuaian dengan

bentuk arsip yang disimpan. Sedangkan untuk pengaturan suhu

ruangan, suhu udara berkisar antara 65°F sampai 75°F, dan

kelembaban udara sekitar 50° dan 65°, jika kelembaban melebihi

65° akan mengakibatkan kelapukan pada arsip.41 Dalam

pengaturan suhu ruangan, dapat juga menggunakan A.C yang

dipasang selama 24jam non-stop yang berfungsi untuk mengatur

kelembaban dan temperatur udara juga mengurangi banyaknya

debu. Secara umum, usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam

pemeliharaan arsip dinamis adalah:42

1) Membersihkan ruangan. Sebaiknya ruang penyimpanan

dibersihkan dengan alat penyedot debu (vacuum cleaner)

sekurang-kurangnya seminggu sekali.

2) Pemeriksaan ruang dan sekitarnya. Sedikitnya setiap enam

bulan sekali ruang penyimpanan arsip dinamis inaktif

diperiksa untuk mengawasi jika ada serangga yang dapat

merusak arsip dinamis.

3) Penggunaan racun serangga. Setiap enam bulan sekali ruang

penyimpanan arsip disemprot dengan dengan racun

serangga seperti D.D.T., Dieldrin, Pryethrum, Gaama

Benzene Hexachloride yang dilakukan kearah dinding,

41Basir Barthos, h. 56 42Basir Barthos, h. 58-60

Page 47: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

31

lantai atau alat-alat yang terbuat dari kayu. Penggunaan

racun serangga ini disebut dengan fumigasi. Fumigasi

merupakan salah satu tindakan yang bertujuan mencegah,

mengobati, dan mensterilkan arsip.43

4) Mengawasi serangga anai-anai.Untuk mengawasi serangga

anai-anai, kita dapat menggunakan sodium arsenite.

Sodium ini dapat diletakan di celah-celah lemari.

Sedangkan untuk almari yang terbuat dari kayu, sebaiknya

dioles dengan dieldrin dengan cara mengolesinya dengan

kuas sejalan dengan garis-garis kayu.

5) Larangan makan dan merokok. Semua jenis makanan dalam

bentuk apapun tidak boleh dibawa ke ruang penyimpanan

arsip dinamis inaktif karena sisa-sisa makanan merupakan

daya tarik serangga dan tikus. Selain itu, merokok di dalam

ruang penyimpanan arsip juga dilarang karena ruang

penyimpanan harus bebas dari asap rokok, terlebih jika

ruangan ber-AC. Untuk mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan tersebut, maka kita dapat menggunakan gas

CO2.

6) Rak penyimpanan. Rak penyimpanan arsip dinamis inaktif

sebaiknya terbuat dari logam, dimana jarak papan rak yang

43Yayan Daryana, Modul 1: Konsep Dasar Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip

(Jakarta: Universitas Terbuka), h. 10 diakses pada 14 Juni 2017 dari

repository.ut.ac.id/4105/1/ASIP4320-M1.pdf

Page 48: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

32

terbawah lantai sekitar enam inchi (6 inch), sehingga

memudahkan bergeraknya udara dan memudahkan

membersihkan lantai pada bagian bawah rak.

7) Meletakkan arsip. Arsip dinamis inaktif jangan diletakkan

secara berdesak-desakan dan jangan diletakkan pada tempat

yang lebih kecil dari ukuran arsip dinamis.

8) Mengeringkan arsip yang basah. Sebaiknya, arsip dinamis

inaktif yang basah jangan dikeringkan di bawah sinar

matahari secara langsung. Untuk mempercepat pengeringan

arsip dinamis inaktif, dapat menggunakan kipas angin atau

dapat membuka jendela-jendela dan pintu-pintu. Selain itu,

dapat juga menggunakan kertas penyerap (blotting).

9) Arsip dinamis yang tidak terpakai. Sebaiknya, arsip dinamis

inaktif disimpan pada tempat tersendiri secara teratur agar

tidak menimbulkan penumpukkan.

10) Arsip dinamis yang rusak atau sobek. Untuk arsip dinamis

inaktif yang sobek, kita dapat menggunakan perekat

berbahan dasar kanji agar tulisan atau kertas tidak rusak

juga.

Untuk pemeliharaan arsip elektronik/ digital, dapat dilakukan

dengan cara menjaga atau meng-upgrade media, software, format

Page 49: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

33

penyimpanan, dan isi arsip dinamis. Berikut ini merupakan

panduan dalam pengelolaan arsip dinamis elektronik/ digital:44

1. Jauhkan arsip dinamis elektronik resmi dan pribadi terpisah

2. Simpan ke format standar seperti Portable Document

Format (PDF), Post Scrip (PS), atau file teks.

3. Gunakan folder bernama sesui dengan jenis atau seri untuk

menyimpan arsip dinamis.

4. Simpan arsip dinamis ke folder tertentu pada drive atau

server cadangan, bukan pada komputer.

d) Penyusutan dan Pemusnahan

Aspek terakhir dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif adalah

penyusutan dan pemusnahan. Tujuan penyusutan dan pemusnahan

arsip dinamis inaktif dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi

administratif dan dari segi penelitian:45

1. Dari Segi Admisitratif

a. Menghindari pencampuradukan antara arsip-arsip yang

masih aktif dengan arsip inaktif.

b. Memudahkan mencari kembali arsip, jika sewaktu-

waktu diperlukan.

c. Menghemat biaya, baik untuk membeli peralatan,

pemeliharaan, kepegawaian dan lain-lain.

44Fermi National Laboratory (FERMILAB), Employee Records Management

(FERMILAB, 2012), h. 13 45Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 11

Page 50: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

34

d. File aktif akan lebih longgar untuk menampung

bertambahnya arsip yang baru.

e. Untuk memantapkan jangka hidup arsip dan

menempatkan arsip inaktif yang bernilai berkelanjutan di

tempat yang lebih baik.

f. Untuk memantapkan pemeliharaan arsip yang bernilai

permanen, sehingga arsip tersebut dapat diperlukan dan

diatur dengan baik, terlindung dari segala faktor bahaya.

g. Untuk memudahkan pengiriman ke Arsip Nasional.

2. Dari Segi Penelitian Ilmiah

Membantu para ilmuwan dalam mengadakan penelitian,

terutama apabila arsip-arsip sudah mencapai masa statis,

karena arsip statis akan menonjol kegunaannya di bidang

penelitian ilmiah.

Dasar pertimbangan tentang penyusutan dan pemusnahan arsip

dinamis yaitu Perturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 sebagai

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971, yang memuat

hal-hal sebagai berikut:46

a) Bahwa volume arsip sebagai akibat kegiatan administrasi

pemerintah dan pembangunan berkembang dengan cepat

seirama dengan dinamika kehidupan bangsa.

46Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 Tentang Penyusutan

Arsip Sebagai Pelakasanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971, 1979, h. 1

Page 51: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

35

b) Bahwa dalam rangka meningkatkan dayaguna dan tepatguna

kearsipan serta untuk menjamin keselamatan bahan

pertanggungjawaban nasional seperti dimaksudkan dalam

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, dipandang perlu

mengatur penyusutan arsip dalam Peraturan Pemerintah.

Sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Penyusutan dan

Pemusnahan arsip dinamis inaktif, organisasi dapat merujuk

Jadwal Retensi Arsip (JRA). Jadwal retensi arsip (JRA) adalah

suatu daftar yang memuat suatu kebijaksanaan seberapa jauh

sekelompok arsip dapat digunakan atau dimusnahkan.47 JRA

berguna untuk meninjau kembali arsip dinamis inaktif yang akan

dipermanenkan/ dimusnahkan. Prosedur atau tahapan dalam

melakukan penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif erat

kaitannya dengan prosedur pemindahan arsip, yaitu:

a) Menyiangi (Weeding). Tujuan dari weeding adalah

memisahkan antara arsip-arsip yang telah sampai jangka

waktu penyimpanannya dan arsip yang sudah tidak

digunakan lagi oleh unit pengolah atau satuan kerja yang

bersangkutan.48

b) Mempersiapkan Alat-Alat. Peralatan yang dipergunakan

antara lain: folder, filling cabinet, guide, rak, dan lain-lain

47Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 210 48Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 217

Page 52: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

36

yang digunakan untuk menampung pemindahan arsip

dinamis dari unit pencipta ke pusat rekod.

c) Membuat Daftar. Dibuatkan daftar arsip dinamis inaktif yang

akan dipindahkan dari unit pengolah ke pusat penyimpanan

rekod. Daftar tersebut berisi:

1. Nama Unit Pengolah yang memindahkan

2. Pokok Masalah

3. Masalah

4. Jangka waktu penyimpanan berkas

5. Tahun berkas yang bersangkutan

6. Jenis fisik arsip (gambar, bagan, foto, peta, pita

rekaman, microfilm, dan lain-lain)

7. Keadaan fisik arsip (baik, rusak)

8. Jumlah berkas

d) Menyiapkan Daftar atau Surat Isian Pemindahan Arsip ke

Pusat Penyimpanan Arsip. Surat isian pemindahan arsip

tersebut berisi antara lain:

1. Nama Unit Pengolah

2. Tanggal Persetujuan

3. Tanggal Penyerahan

4. Pejabat yang Menyerahkan

5. Tanggal Penerimaan Penyerahan

6. Pejabat yang Menerima Penyerahan

Page 53: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

37

e) Mempersiapkan Berita Acara Pemindahan Arsip. Dalam

berita acara disebutkan tanggal, bulan, tahun, nama dan

jabatan pihak yang menyerahkan juga yang menerima arsip

dinamis inaktif.

4. Perlengkapan Arsip Dinamis Inaktif

Peralatan yang dipergunakan dalam bidang kearsipan pada dasarnya

sebahagian besar sama dengan alat-alat yang dipergunakan dalam bidang

ketatausahaan pada umumnya.49 Penjelasan mengenai kriteria pemilihan

peralatan dan perlengkapan yang tepat dikemukan oleh Betty R. Rick:50

“Equipment selection criteria can be categorized as (1) storage and

retrival requirements, (2) space requirement, (3) security requirements,

(4) equipment cost, (5) operation cost, (6) number of individuals regularly

accessing the records, and (7) physical characteristics of the records.”

Kriteria pemilihan peralatan dapat dikategorikan sebagai berikut, (1)

kebutuhan penyimpanan dan penemuan kembali, (2) kebutuhan ruang, (3)

kebutuhan keamanan, (4) harga peralatan, (5) biaya pengoperasian, (6)

jumlah orang yang secara rutin mengakses arsip tersebut, dan (7) karakter

fisik arsip. Berdasarkan penjelasan tersebut, Perlengkapan arsip bisa

berupa map, folder, guide, filling cabinet, lemari, rak, dan rotatory

filling.51 Sedangkan berdasarkan Perka ANRI Nomor 20 Tahun 2012

tentang Pedoman Pengelolaan Unit Kearsipan pada Lembaga Negara,

standar prasarana dan sarana kearsipan meliputi:

49Jonner Hasugian, ‘Pengantar Kearsipan’, h. 7 diakses pada 15 Juni 2016 dari

http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/1804 50Kurniatun, h. 117 51Ig. Wursanto, Kearsipan 1, h. 32

Page 54: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

38

a. Gedung penyimpanan arsip, yang terdiri dari:

1) Ruang transit arsip;

2) Ruang pengolahan;

3) Ruang penyimpanan;

4) Ruang restorasi; dan

5) Ruang pelayanan

b. Standar pengamanan gedung dari bencana (faktor alam, non alam, dan

sosial);

c. Peralatan kearsipan (rak, boks, folder, guide, out indicator, tickler file,

roll o’pack); dan

d. Sarana bantu penemuan arsip (daftar arsip aktif, daftar arsip inaktif,

daftar berkas, daftar isi berkas).

C. Penelitian Terdahulu

Skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis Studi Kasus pada

Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan” yang

disusun oleh Rizca Amelia Akbar dan diajukan pada tanggal 17 April 2015.

Skripsi ini diperoleh dari Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang

digunakan pada skripsi tersebut adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif dengan tema yang relevan dengan skripsi penulis. Sedangkan, yang

membedakan skripsi tersebut dengan skripsi penulis yaitu: tempat penelitian,

cakupan dan pembahasan, serta pemilihan informan dan kriterianya. Hasilnya

adalah pengelolaan arsip dinamis pada Sekretariat Majelis Ulama Indonesia

Page 55: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

39

(MUI) Kota Tangerang Selatan belum sepenuhnya berjalan dengan baik,

khususnya pada aspek penyimpanan, pemeliharaan, pemusnahan dan

penyusutan. Namun dari segi penciptaan dan penerimaan, telah berjalan

dengan baik. Perlengkapan arsip yang digunakan Sekretariat Majelis Ulama

Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan kondisinya cukup baik dan layak

digunakan, namun perlu dilakukan penambahan perlengkapan arsip dinamis

dan digunakan secara maksimal. Dan kendala dalam pengelolaan arsip

dinamis, terdiri dari: anggaran, fasilitas penunjang, sistem pengamanan,

Sumber Daya Manusia (SDM) Kearsipan.

Sedangkan artikel jurnal ilmiah yang penulis anggap relevan dengan

penelitian yang dilakukan penulis bersumber dari Jurnal Kearsipan ANRI Vol.

6/ANRI/12/2011 yang berjudul “Peran Pengelolaan Arsip Kartografi Dalam

Menunjang Layanan Informasi Di Arsip UGM” yang ditulis oleh Kurniatun.

Artikel dalam Jurnal ini penulis peroleh dari situs internet yaitu:

http://www.anri.go.id/detail/90-166-Jurnal-Kearsipan. Metode yang

digunakan pada artikel jurnal tersebut adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Yang membedakan artikel jurnal tersebut dengan skripsi

penulis yaitu: tema penelitian, tempat penelitian, cakupan dan pembahasan,

serta pemilihan informan dan kriterianya. Hasilnya adalah penerapan sistem

penataan arsip kartografi di Arsip UGM belum semuanya sesuai dengan teori

kearsipan, perubahan penggunaan sistem penataan arsip kartografi, temu

kembali arsip menggunakan Daftar Koleksi Arsip Kartografi dan

Page 56: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

40

Kearsitekturan (DKA), dan tingkat kepuasan layanan temu kembali arsip

masih kurang karena belum adanya daftar katalog arsip.

Page 57: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sendiri dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mendapatkan sebuah data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.52 Dalam metode

penelitian ini, penulis akan memberikan pemaparan mengenai metode yang

digunakan dalam penelitian ini yang meliputi: jenis dan pendekatan penelitian,

kriteria informan, indikator penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan dan analisis data serta penelitian terdahulu.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

analisis yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan

arsip dinamis inaktif di Kementerian Pertanian. Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan suatu

keadaan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya atau apa adanya.53 Tujuan

penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan yang

diselidiki.54 Penelitian ini umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk

52Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabet,

2013), h. 2 53Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60 54Mohammad Natsir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54

Page 58: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

42

studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menempatkan

sesuatu atau objek yang diteliti sebagai kasus.55

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dll.,

secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

dan dengan suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.56 Pendekatan penelitian ini dipilih karena digunakan

untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

makna.57

B. Kriteria Informan

Dalam melakukan penelitian kualitatif, penulis harus cermat dalam

menentukan orang-orang (informan) yang akan diwawancarai.58 Penulis

mengambil informan sebanyak 5 orang, yaitu:

1) Kepala Subbag. Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian

Pertanian, yaitu Luh Putu Yuni Anggraeni, SE, MM. Alasan penulis

memilih beliau sebagai informan, karena beliau merupakan kepala dari

55Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 113 56Lexy J. Moleong, Metode Pendekatan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),

h. 6 57Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 3 58Emzir, Analsis Data: Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 53

Page 59: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

43

Subbag. Unit Kearsipan Kementerian Pertanian. Beliau juga yang

memiliki

2) wewenang dalam membuat semua kebijakan terkait pengelolaan arsip

dinamis, terutama arsip dinamis inaktif yang menjadi tusi dari Unit

Kearsipan.

3) Pengadministrasi Umum Subbag. Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian (Arsiparis Ahli), yaitu Lucki Engel K.

S.Hum. Alasan penulis memilih beliau sebagai informan, karena beliau

merupakan staf atau arsiparis ahli di Unit Kearsipan. Beliau yang

menangani atau melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif yang

terdapat di Kementerian Pertanian.

4) 3 (tiga) orang arsiparis dari unit pengolah, yaitu Isman dari Biro Keuangan

dan Perlengkapan, Cici dari Biro Perencanaan, dan Lita dari Biro Umum

dan Pengadaan. Alasan penulis memilih beliau sebagai informan, karena

di setiap Biro Kementerian Pertanian terdapat unit yang melakukan

pengelolaan arsip, serta penulis ingin mengetahuai sejauh mana

pengelolaan arsip dinamis di masing-masing unit pengolah terutama arsip

dinamis inaktif.

C. Indikator Penelitian

Dalam penelitian, dasar hukum yang digunakan untuk penentuan

indikator penilaian adalah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

Kearsipan dan Perka ANRI Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman

Page 60: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

44

Pengelolaan Unit Kearsipan pada Lembaga Negara, serta beberapa literatur

yang diperoleh dari buku dan jurnal.

Adapun variabel yang digunakan penulis sebagai indikator penilaian

dalam penelitian ini, antara lain:

a) Pengelolaan arsip dinamis inaktif berdasarkan siklus hidup arsip

dinamis inaktif dan dasar hukum pengelolaan arsip dinamis pada Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian.

b) Fasilitas yang digunakan dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis

inaktif.

c) Kendala-kendala dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif.

Agar lebih jelas, penulis akan menguraikan variabel penelitian tersebut

ke dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

Tabel 3.1:

Indikator Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator 1.

Pen

gel

ola

an A

rsip

Din

amis

In

akti

f

Siklus Hidup Arsip

Dinamis Inaktif

1. Penciptaan dan Peneriman:

Penciptaan Menciptakan arsip dinamis

inaktif yang baik dan

benar.

Mampu menggolongkan

arsip dinamis inaktif yang

tercipta.

Melakukan pemindahan

arsip inaktif sesuai dengan

SOP Pemindahan Arsip.

Mencatat surat-surat pada

buku agenda surat keluar

Penerimaan Menerima arsip dinamis

inaktif dengan baik dan

benar.

Mampu menggolongkan

arsip dinamis inaktif yang

diterima.

Page 61: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

45

Menerima pemindahan

arsip dinamis inaktif

sesuai dengan SOP

Pemindahan Arsip.

Mencatat surat-surat pada

buku agenda surat masuk

2. Penyimpanan: Menggunakan asas

penyimpanan yang sesuai

dengan lingkup Kementerian

Pertanian.

Menggunakan sistem

penyimpanan yang konsisten

dan sesuai dengan lingkup

Kementerian Pertanian.

Menemukan kembali arsip

dinamis inaktif dengan cepat.

Menentukan retensi arsip

dinamis inaktif.

Menyimpan arsip dinamis

inaktif sesuai dengan

prosedur.

3. Pemeliharaan: Memelihara arsip dinamis

inaktif dengan baik dan

benar.

Menggunakan ruang

penyimpanan arsip dinamis

inaktif yang sesuai dengan

standar.

4. Penyusutan dan Pemusnahan: Melakukan penilaian arsip

dinamis inaktif.

Menyusutkan arsip sesuai

dengan JRA.

Memusnahkan arsip dinamis

inaktif dengan metode yang

baik dan benar.

Menyerahka arsip dinamis

inaktif yang memiliki nilai

guna ke ANRI.

Dasar Hukum

Pengelolaan Arsip

Dinamis Inaktif

1. Adanya keterlibatan pimpinan

dalam pengelolaan arsip dinamis

inaktif

2. Membuat kebijakan/ peraturan/

SOP mengenai pengelolaan arsip

dinamis

2.

Fas

ilit

as A

rsip

Din

amis

Inak

tif

Sarana dan Prasaran

Pengelolaan Arsip

Dinamis Inaktif

1. Menggunakan perlengkapan yang

sesuai dengan standar.

2. Mendayagunakan perlengkapan

yang tersedia.

3. Merawat perlengkapan yang

tersedia.

Page 62: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

46

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat

penting untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk proses analisis

data lebih lanjut. Sumber data penelitian ini diperoleh dari dua sumber data,

yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

a) Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data pertama atau asli yang

diperoleh di lapangan, meliputi: wawancara dan observasi. Adapun

sumber data primer pada penelitian ini antara lain:

1) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.59 Penulis

melakukan tanya jawab secara lisan kepada informan.

Wawancara dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian

mengenai mekanisme pengelolaan arsip dinamis inaktif dan

59Lexy J. Moleong, h. 186

3.

Ken

dal

a P

eng

elola

an A

rsip

Din

amis

Inak

tif

Hambatan

Pengelolaan Arsip

Dinamis Inaktif

1. Tersedianya fasilitas penunjang

yang memadai

2. Mampu mengamankan arsip

dinamis inaktif

3. Merekrut pegawai yang memiliki

kualifikasi di bidang kearsipan atau

serupa.

4. Mampu mengoptimalkan SDM

yang tersedia untuk mengelola

arsip dinamis dengan mengikuti

berbagai kegiatan pembinaan.

5. Membuat anggaran khusus untuk

pengelolaan arsip dinamis inaktif.

Page 63: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

47

kendala yang terjadi dalam mekanisme pengelolaan arsip dinamis

inaktif.

2) Observasi

Observasi digunakan untuk memfokuskan terhadap suatu gejala,

kejadian dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan

faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang

mengaturnya.60 Teknik ini digunakan untuk menjawab

permasalahan penelitian mengenai fasilitas yang digunakan

dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif.

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua yang diperoleh

melalui perantara atau secara tidak langsung yang diigunakan sebagai

pelengkap data pada penelitian, meliputi: riset kepustakaan dan

dokumentasi. Adapun sumber data sekunder pada penelitian ini antara

lain:

1) Riset Kepustakaan

Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari sumber data tertulis

yang dapat dijadikan landasan teori untuk memperkuat proses

analisis data. Penulis melakukan pencarian data menggunakan

bahan-bahan pustaka yang terkait dengan permasalahan penelitian

baik berupa fisik maupun elektronik.

60Emzir, h. 38

Page 64: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

48

2) Dokumentasi

Adalah sumber tertulis yang berisikan tentang informasi. Peneliti

akan mencari dokumen yang berkaitan dengan penelitian, seperti:

otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial

kliping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan

flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.61

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Adalah teknik yang digunakan dalam mengolah data yang bersumber

dari informan mengenai topik tertentu yang dilakukan dengan wawancara

oleh penulis dengan informan ke dalam tulisan untuk kemudian dianalisis

untuk menjadi sebuah data.

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini berupa

data penelitian yang diperoleh dari jawaban para informan dengan

menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan dan

wawancara. Setelah data diperoleh melalui wawancara dengan para

informan, maka percakapan yang dihasilkan dari rekaman wawancara

tersebut dicatat dan dibuat tranksripnya untuk kemudian dianalisis lebih

lanjut. Wawancara tersebut menggunakan handphone sebagai salah satu

instrumen yaitu alat perekam.

61Imam Gunawan, h. 175

Page 65: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

49

Dalam mengambil data untuk diolah diperlukan instrumen yang

menunjang. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang diamati. Fenomena ini

disebut juga sebagai variabel penelitian. Dalam penelitian kualitatif

instrumen penelitian atau alat penelitian yang utama adalah peneliti itu

sendiri. Tetapi secara spesifik instrumen penelitian yang digunakan adalah

daftar pertanyaan untuk wawancara. Kemudian data diolah berdasarkan

rekaman yang dihasilkan.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/ tanda, dan

mengategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus

masalah yang ingin dijawab.62 Adapun teknik analisis data sebagai

berikut:63

(a) Reduksi Data

Merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya.

(b) Penyajian Data

Merupakan sekumpulan informasi tersusun, digunakan untuk lebih

meningkatkan pemahaman dan analisis sajian data.

62Imam Gunawan, h. 209 63Imam Gunawan, h. 211

Page 66: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

50

(c) Penarikan Kesimpulan

Merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian

berdasarkan analisis data. Dan disajikan dalam bentuk deskriptif objek

penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian.

F. Tempat dan Jadwal Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian yang beralamat di Jalan Harsono RM

No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan.

2. Jadwal Penelitian

Setelah penulis menentukan tempat penelitian, selanjutnya penulis

melakukan observasi awal dan permintaan izin untuk melakukan

penelitian. Penelitian dilaksanankan dari bulan Desember 2015, Januari-

Februari 2016, dan Maret 2016.

Tabel 3.2:

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

2017

Januari Februari Maret

Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal Skripsi

2. Pengajuan Proposal dan Dosen Pembimbing

Page 67: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

51

3. Pelaksanaan Bimbingan Skripsi

4. Penelitian

5. Penyusunan Skripsi

6. Pengajuan Sidang

Page 68: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian

Pertanian64

1. Sejarah Beridirinya Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian

Kementerian Pertanian merupakan salah satu Kementerian yang

memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional melalui penyediaan

bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi sebagai sumber

devisa negara dan penyedia lapangan kerja.

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan pertanian,

Kementerian Pertanian memiliki rencana strategis dan rencana kinerja

tahunan. Seluruh aktivitas Kinerja Kementerian Pertanian sesuai Rencana

Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan tersebut secara keseluruhan

tercatat atau terekam dalam arsip.

Struktur organisasi yang besar dan banyaknya program dan kegiatan

yang dilakukan akan menghasilkan arsip yang banyak. Dalam jangka

waktu 1 Tahun, kita bisa membayangkan ribuan arsip akan dihasilkan.

Oleh karena itu perlu pengelolaan arsip yang profesional. Jika tidak, maka

64Sub Bagian Kearsipan, ‘Profil Unit Kearsipan Kementerian Pertanian’ (Kementerian

Pertanian, 2015)

Page 69: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

53

kita akan kehilangan sumber informasi yang sangat penting. Pentingnya

arsip dapat dilihat dari 3 dimensi, yaitu arsip sebagai dokumentasi masa

lalu, catatan masa kini dan informasi untuk masa yang akan datang.

Pengelolaan arsip yang tidak profesional akan menimbulkan berbagai

permasalahan antara lain: arsip sukar ditemukan jika segera diperlukan,

penumpukan arsip pada ruang kerja, bercampurnya arsip lama dan baru,

rusaknya arsip bahkan hilang atau musnahnya arsip yang bernilai guna

tinggi.

Sub Bagian Kearsipan pertama kali berada di bawah Biro Tata Usaha

pada Tahun 1986, mengalami beberapa kali perubahan nomenklatur dari

Biro Tata Usaha dan Perlengkapan, Biro Tata Usaha dan Kepegawaian,

sampai Biro Tata Usaha dan Organisasi Tata Laksana. Namun sempat

menjadi Bagian Kearsipan dan Penggandaan Biro Perencanaan. Bagian

Kearsipan dan Penggandaan membawahi Sub Bagian Penataan dan

Pemeliharaan; Sub Bagian Penyusutan; dan Sub Bagian Penggandaan.

Lalu Kembali lagi menjadi Sub Bagian Kearsipan Bagian Tata Usaha di

Biro Perencanaan Tahun 2010.

Pada tahun 2011 Sub Bagian Kearsipan di bawah Bagian Kearsipan dan

Administrasi Biro Keuangan dan Perlengkapan. Kemudian, Sub Bagian

Kearsipan mengalami perubahan nomenklatur kembali pada Tahun 2015

di bawah Bagian Kearsipan dan Tata Usaha Biro Umum dan Pengadaan,

berdasarkan Permentan No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, dan juga sesuai dengan:

Page 70: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

54

a) UU No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, Bab II Pasal 17 Ayat 2

“Unit Kearsipan pada Lembaga Negara berada di lingkungan

sekretariat pada setiap lembaga negara sesuai dengan struktur

organisasi”,

b) Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Organisasi

Kementerian Lembaga,

c) Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2012 Tentang Pedoman

Pengelolaan Unit Kearsipan Pada Lembaga Negara.

2. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

mempunyai visi, misi, tugas dan fungsi untuk melaksanankan dan

mengontrol pengelolaan arsip di lingkungan Kementerian Pertanian.

Berikut merupakan visi, misi, tugas dan fungsi Unit Kearsipan Biro Umum

dan Pengadaan Kementerian Pertanian, yaitu:

a) Visi

Terwujudnya arsip sebagai sumber informasi yang memiliki

akuntabilitas (accountability) dan transparansi sebagai bentuk

pertanggung jawaban kepada publik (masyarakat umum) dan kepada

para stakeholders yang tertata, tertib, rapi, aman, akurat, serta dapat

disajikan secara cepat dan tepat.

Page 71: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

55

b) Misi

1) Menyelenggarakan Penciptaan, Penataan, Perawatan,

Pemeliharaan, Pelestarian dan Pemanfaatan arsip konvensional dan

media baru (elektronik).

2) Meningkatkan kajian dan Pengembangan sistem, sarana dan

prasarana, sumber daya manusia dan permasyarakatan serta

pengawasan kearsipan.

c) Tugas

Unit Kearsipan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

penyelenggaraan kearsipan.

d) Fungsi

Unit Kearsipan menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pengelolan

arsip dan dokumentasi, serta bimbingan kearsipan lingkup

kementerian pertanian.

Page 72: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

56

3. Struktur Organisasi Biro Umum dan Pengadaan Kementerian

Pertanian

Gambar 4.1: Struktur Organisasi Biro Umum dan Pengadaan

Adapun sumber daya manusia pada Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian, adalah sebagai berikut:

1. Kas.Subag Unit Kearsipan : Luh Putu Yuni A, SE,MM

2. Arsiparis Ahli : Lucki Angel Karwar, S.Hum

Ella Juliana, SE

Kunaeroh, SE

3. Arsiparis Terampil : Marviana Dewi, A.md

Rosqi Nurani MW, A.md

4. Staff/Umum : Asti Yulia Agustina, SE

Titi Trian Rati

Sumirat

Wijiyati

Bhara Nur Phasma, S.Hum

Imam Subarkah, S.Sos

Risna P.

5. THL : Fathur Rohman, A.md

Page 73: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

57

4. Rencana Program Kegiatan Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian pertanian

memiliki beberapa program kegiatan, yaitu:

a) Program Arsip Aset/ Vital

b) Program Arsip Terjaga

c) Program Arsip Media Baru

d) Program Pengembangan Jaringan Elektronisasi Kearsipan

Kementerian Pertanian

e) Program Pengawasan/ Audit Kearsipan Internail

5. Rencana Kerja Kegiatan Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian Tahun 2016-2017

Berdasarkan rencana program kegiatan yang akan dilakukan Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian, untuk

memastikan program Unit Kearsipan berjalan dengan lancar, maka

disusun rencana kegiatan Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian sebagai berikut:

Tabel 4.1:

Rencana Kerja Unit Kearsipan

NO KEGIATAN TAHUN

1 Penyusunan Kebijakan

Penyelesaian Permentan tentang

Jadwal Retensi Arsip

2016

Page 74: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

58

Penyelesaian Permentan tentang

Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip

2016

Penyusunan Pedoman Pengelolaan

Unit Kearsipan Kementerian Pertanian

2016

Penyusunan Juknis Pengelolaan Arsip

Aktif

2016

Penyusunan Juknis Alih Media Arsip 2017

2 Pembinaan Kearsipan

Bimtek Penyusunan DUPAK Arsiparis 2016

Sosialiasi PERKA ANRI No. 38

Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengawasan Kearsipan

2016

Forum Arsiparis Kementerian

Pertanian

2016

Diklat Pengangkatan Arsiparis Ahli

dan Terampil

2016 - 2017

Diklat Teknis Kearsipan 2016 - 2017

Lomba Tertib Arsip 2016 - 2017

Lomba Arsiparis Teladan 2016

3 Pengelolaan Arsip

Pengelolaan arsip terjaga, seperti

MOU kerjasama Luar Negeri Bidang

Pertanian

2017

Pengelolaan arsip vital 2017

Implementasi TNDE pada Eselon I

lingkup Kementan

2016 - 2017

Pengembangan Jaringan Elektronisasi

Arsip Inaktif

2016 - 2017

4 Pengembangan Sarana dan Prasarana

Kearsipan

Page 75: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

59

Renovasi ruang penyimpanan arsip 2016 - 2017

Penyediaan Sarana Penyimpanan Arsip

Media Baru, seperti peta, CD, Foto dll.

2016 - 2017

Penambahan Rak Arsip Statis 2016 - 2017

Penyediaan sarana kearsipan lainnya 2016 - 2017

6. Koleksi Arsip Dinamis Inaktif

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

memiliki koleksi arsip dinamis inaktif yang beragam yang tersimpan pada

records center atau pusat arsip, seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.2:

Daftar Inventaris Arsip Dinamis Inaktif

No. Kode

Klasifikasi Uraian

Kurun Waktu

Tingkat Perkemb

angan

Media Arsip

Kondisi

Jumlah

Lokasi Simpan Status

Gedung Rak Baris Boks Folder

1. PL 230

Pemanfaatan BLPP dan BKPI

1995 Copy Kertas Baik 3

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1

5.G.024 1 Dinilai

Kembali

2. PL 420

Izin Anggota Panitia Tender

1995 Asli Kertas Baik 2

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1

5.G.024 1 Dinilai

Kembali

3. PL 420

Kampus APP Malang

1995 Asli Kertas Baik 2

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

4. PL 420

Usul Penetapan Pemenang Tenmder Projeck Pengembangan Benih Kedelai Hubah Pemerintah Jepang

1995 Asli Kertas Baik 3

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

5. PL 420

Usul Penetapan Pemenang Tenmder Projeck Pengembangan

1995 Copy Kertas Baik 3

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

Page 76: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

60

Benih Kedelai Hubah Pemerintah Jepang

6. PL 420

Pemohonan Persetujuan Pemilihan Langsung Pengadaan Bibit Teh T.A. 1994/1995 untuk Tahun Tanam 1995/1996 pada Bagian Project TCSSP Jawa Barat

1995 Copy Kertas Baik 23

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

7. PL 420

Pengelolaan Fasilitas Slipway Milik Perum Prasarana Perikanan Samudera

1995 Asli Kertas Baik 12

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

8. PL 420

Pengelolaan Fasilitas Slipway Milik Perum Prasarana Perikanan Samudera

1995 Copy Kertas Baik 5

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

9. PL 420

Pengelolaan Fasilitas Slipway Milik Perum Prasarana Perikanan Samudera

1995 Copy Kertas Baik 5

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

10. PL 420

Pengelolaan Fasilitas Slipway Milik Perum Prasarana Perikanan Samudera

1995 Copy Kertas Baik 5

Pusat Arsip Kementrian Pertanian

1 5.G.024 1 Dinilai

Kembali

7. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaran yang dimiliki Unit Kearsipan yang digunakan

dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif, yaitu:

Page 77: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

61

Tabel 4.3:

Sarana dan Prasarana Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif

No. Jenis Barang Bentuk

1. Boks Arsip

2. Hanging Map and

Guide

3. Filling Cabinet

4. Rak Statis

5. Mobile File

Page 78: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

62

6. Komputer dan

Printer

9. Komputer Temu

Kembali dan

Scanner

10. Meja

11. Thermohygrometer

Page 79: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

63

13. Gedung Arsip

14. Air Conditioner

(AC)

8. Waktu Kerja

Waktu kerja efektif Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian adalah:

Tabel 4.4:

Jam Kerja Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Hari Jam Kerja

Senin-Kamis 07.30 - 16.00

Jum’at 08.00 - 16.30

9. Kebijakan Kearsipan Kementerian Pertanian

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

juga sudah membuat kebijakan terkait pengelolaan arsip dinamis di

lingkungan Kementerian Pertanian yang dijelaskan dalam tabel berikut:

Page 80: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

64

Tabel 4.5:

Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis

NO INSTRUMEN NO & TANGGAL

PERATURAN

PERIHAL KET

1 Tata Naskah

Dinas

07/Permentan/TU.120/2/2016,

Tgl. 12 Februari 2016

Tata Naskah Dinas

Kementerian

Pertanian

-

2 Klasifikasi Arsip 121/Permentan/OT.140/10/2014,

Tgl. 17 Okt 2014

Klasifikasi Arsip

lingkup Kementerian

Pertanian

-

3 JRA Tahun 2006 77/Kpts/OT.140/2/2006,

Tgl. 6 Februari 2006

Pedoman Tata Cara

Penyusutan Arsip dan

Jadwal Retensi Arsip

Departemen Pertanian

-

4 JRA Tahun 2016

(Penyempurnaan)

JRA Substantif

No.B/327/TU.140/A/02/2016,

tgl 2 Februari 2016

JRA Fasilitatif

No.B-841/TU.140/03/2016,

tgl 10 Maret 2016

Surat Permohonan

Persetujuan JRA

Subtantif dan

Fasilitatif

Dalam proses

persetujuan

ANRI

5 Klasifikasi

Keamanan dan

Hak Akses

DRAFT PERMENTAN tentang

Klasifikasi Keamanan dan Hak

Akses

Klasifikasi Keamanan

dan Akses Arsip

Dinamis Kementerian

Pertanian

-

Tabel 4.6:

JUKLAK/ JUKNIS/ SOP/ PEDOMAN

NO INSTRUMEN NO & TANGGAL

PERATURAN PERIHAL

1 Pedoman Penilaian

Lomba Tertib Arsip

Penetapan Kepala Biro

Keuangan dan Perlengkapan,

2014

Pedoman Penilaian dan

Pemberian Penghargaan

Lomba Tertib Arsip Bagi

Unit Kerja Lingkup

Kementerian Pertanian

Page 81: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

65

2 SOP Penyusutan Arsip Penetapan Kepala Biro

Keuangan dan Perlengkapan,

2014

Standar Operasional

Prosedur Penyusutan Arsip

Kementerian Pertanian

10. Anggaran

Dalam melaksanakan semua tugas dan rencana kerja dari Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan, dibutuhkan anggaran guna

melancarkan semua tugas dan rencana kerja dari Unit Kearsipan. Berikut

anggaran yang dianggarkan oleh Unit Kearsipan setiap tahunnya:

Gambar 4.2: Anggaran Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis akan memaparkan hasil penelitian

yang diperoleh melalui wawancara. Adapun hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

2011; 4 M 2012;

2,1 M

2013; 2,3 M

2014; 1,7 M

2015; 2 M

2016; 2,9 M

Page 82: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

66

1. Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian

(a) Penciptaan dan Penerimaan

Dalam penciptaan arsip dinamis inaktif di Unit Kearsipan Biro

Umum dan Pengadaan tidak semua arsip dinamis inaktif tercipta dari

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan, tetapi juga dari masing-

masing unit pengolah yang berada di Kementerian Pertanian. Dari unit

kearsipan dan unit pengolah tersebut tercipta berbagai jenis arsip

dinamis inaktif, seperti hasil wawancara sebagai berikut:

Arsip yang tercipta banyak sesuai dengan tusi nya Cuma masalahnya

belum semua unit kerja itu melaksanakan penyusutan. Cuma yang

terbanyak saat ini hanya dari fungsi Fasilitatif yang ada di Sekjen.65

Yaa kalau disini kan semuanya arsip keuangan, kalau yang lagi saya

proses semuanya arsip keuangan yang berbentuk SPJ keuangan

semuanya ngumpul disini.66

Disini yang baru tercipta itu DIPA dan SPPLS dan TUP.67

Di Biro Umum dan Pengadaan selaku studi panitranya ya, arsipnya

itu arsip masuk dan arsip keluar. Ada surat masuk biasa, segera sama

undangan.68

Berdasarkan jawaban hasil wawancara dengan para informan, arsip

dinamis inaktif yang tercipta dari unit kearsipan dan unit pengolah

yaitu: SPJ Keuangan, DIPA, SPPLS, TUP, surat masuk dan surat

keluar, serta arsip tercipta berdasarkan tusi dari tiap unit pengolah.

Pada tahap penciptaan arsip dinamis inaktif, sebenarnya tidak ada

65Lucki Engel, Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif, 2017. 66Isman, Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif, 2017. 67Cici, Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif, 2017. 68Lita, Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif, 2017.

Page 83: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

67

prosedur khusus dalam penciptaannya. Sebagaimana hasil wawancara

sebagai berikut:

Kalau arsip dinamis inaktif itu kan tidak sengaja diciptakan, memang

tercipta secara otomatis dari hasil pelaksanaan kegiatan beda dengan

buku. Minimal sesuai dengan Tata Naskah.69

Hal senada diungkapkan dalam penciptannya arsip dinamis inaktif

tidak memiliki prosedur khusus dalam penciptaannya, yang ada hanya

prosedur pemindahan arsip dari unit pengolah ke unit kearsipan.

Sebagaiamana hasil wawancara sebagai berikut:

Kalau inaktif..........proses pemindahan dari unit

pengolah.........mereka mengirimnkan misalkan arsip misalnya udah

ada daftar arsipnya memindahkan arsip sesuai dengan jenjangnya

dulu dari unit pengolah ke unit kearsipan 2 dulu, dari 2 masuk ke 1,

dari 1 baru ke pusat sehingga itu nanti menjadi tahapan yang benar-

benar dikawal oleh penciptannya jadi tidak langsung.70

Ya prosedurnya itu tadi, pertama saya data dulu, udah saya data, saya

laporkan ke pimpinan saya kepala Biro, nanti kepala Biro bersurat

untuk memindahkan arsip karena arsip yang terdapat disini

volumenya udah penuh ke Biro Umum ke Biro Bu Putu, nanti ada

balasan dari Biro Bu Putu bahwa disetujui, daftar arsip saya jilid

satunya buat Bu Putu, satunya buat arsip saya bahwa saya udah

pernah mengirimkan ini berkas, setelah siap dikirim ada berita acara

serah terima, yang tanda tangan berita acara serah terima kepala

Biro di sana sama disini.71

Kita pilah-pilah dari karung, ke susunan data, kita urutkan dulu

sesuai sifatnya, tahunanya, itu bagian kepegawaian, keuangan,

dipipih-pilih dulu setelah itu nanti kita masukkan ke tabel lembar

kelasifikasi, setelah di data dimasukkan ke dalam boks arsip, dicatat

kode, nomor boks, tahunnya dan jumlah file di dalam satu boks itu.72

Berdasarkan jawaban para informan tersebut, prosedur

pemindahan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan,

69Lucki Engel. 70Luh Putu Yuni Anggraeni, Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif, 2017. 71Isman. 72Cici.

Page 84: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

68

yaitu: pertama, memilah arsip dinamis inaktif yang akan dipindahkan,

kedua, dibuatkan daftar arsip dinamis inaktif yang akan dipindahkan,

ketiga, mengajukan surat pemindahan arsip, keempat, jika sudah ada

surat balasan baru dikirimkan arsip dinamis inaktif yang akan

dipindahkan.

Gambar 4.3: Flowchart Pemindahan Arsip

Hal tersebut sudah sesuai dengan SOP pemindahan arsip yang

berlaku di Kementerian Pertanian, sebagaimana hasil wawancara

sebagai berikut:

Mulai beberapa tahun ini kita sudah mulai tertib sudah sesuai, yang

pertama ada surat usul untuk pemindahan, terus arsip yang

dipindahin harus ada daftarnya, udah tertata dalam boks, terus dibuat

berita acara.73

73Lucki Engel.

Ya

Tidak Daftar Arsip

Pindah

Mulai

Sesuai?

Jadwal Retensi

Daftar Arsip

Pindah

SELESAI

Mempersiapkan & meneliti

Arsip Pindah

Memeriksa & mencocokkan Arsip pindah dengan Daftar

Arsip

Membuat Daftar Arsip pindah

Menyeleksi retensi & memilah Arsip Pindah

Page 85: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

69

Akan tetapi, terdapat unit pengolah yang masih belum mengetahui

bagaiman prosedur pemindahan arsip dinamis inaktif ke unit

kearsipan. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:

Saya kurang mengetahui gimana prosedurnya.74

Selain itu, terdapat juga prosedur penerimaan arsip dinamis inaktif

yang diterima oleh unit kearsipan dari unit pengolah. Penulis

memperoleh hasil wawancara sebagai berikut:

Pertama ngajuin surat permohonan usul pemindahan, setelah itu

diterima disposisinya ke arsiparis yang punya tanggungjawab ke unit

pemindahan tersebut. Kita sudah bagi tugas tiap unit esolon berbeda,

nanti dari kita mengecek daftar dengan fisiknya keseluruhan, terus

memeriksa daftarnya secara kaidahnya sudah informatif atau belum,

kalau memang sudah sesuai antara daftar dengan fisiknya baru

pelaksanaan pemindahannya, kalau sudah ditandatanganin berita

acaranya.75

Berdasarkan jawaban informan, proses penerimaan arsip dinamis

inaktif yang dilakukan unit kearsipan yaitu: pertama, pengajuan usul

pemindahan, kedua, dilakukan pengecekan atau penyesuaian daftar

arsip dengan fisiknya, ketiga, memeriksa daftar berdasarkan

kaidahnya, keempat, melaksanakan penerimaan, dan kelima,

dibuatkan berita acaranya.

74Lita. 75Lucki Engel.

Page 86: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

70

Gambar 4.4: Flowchart Penerimaan Arsip

Terkait dengan penerimaan arsip dinamis inaktif, tidak ada kriteria

khusus dalam penerimaan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah.

Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:

Ya

Tidak Daftar Arsip

Pindah

Mulai

Sesuai?

Memindahkan Arsip

Jadwal

Retensi

Daftar Arsip

Pindah

Menata Arsip Pindah

Memberikan label boks Arsip Pindah

Menerima Arsip

Filing

SELESAI

- Berita Acara - Pemindahan/ - Daftar Arsip

Mempersiapkan &

meneliti Arsip Pindah

Memeriksa & mencocokkan Arsip

pindah dengan Daftar Arsip

Membuat Daftar Arsip pindah

Menyeleksi retensi & memilah Arsip

Pindah

Page 87: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

71

JRA, kan kita punya JRA jadi kan tau ini arsip udah harus diserahkan.

Setahu saya kalau masih aktif 2 tahun, tapi kalau sudah inaktif 10

tahun baru dimusnahkan.76

Baru hanya DIPA dan LS, itu yang memang sudah dari tahun-tahun

lama 2009, 2008 sampai yang terakhir yang baru dikasih bagian ini

2012.77

Semua surat ga ada yang ga diserahin, terakhir tahun 2016.78

Dari hasil wawancara tersebut, unit pengolah mengirimkan arsip

dinamis inaktif kepada unit kearsipan jika arsip dinamis tersebut telah

memasuki masa retensinya berdasarkan pedoman pada JRA (Jadwal

Retensi Arsip) yang dimiliki.

(b) Penyimpanan

Organisasi/ Lembaga dapat menggunakan beberapa asas

penyimpanan arsip dinamis inaktif berdasarkan besar atau kecilnya

suatu organisasi/ lembaga tersebut. Mengenai asas yang digunakan

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian,

diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:

Lebih ke desentralisasi, kalaupun dengan rentan kendali yang kayak

gini kayaknya sentralisasi ga mungking, karena sentralisasinya hanya

di pengolah saja hanya di TU, jadi setiap surat masuk keluar harus

lewat TU. Tapi untuk sentralisasi tidak mungkin dengan rentan

kendali kami yang seperti ini.79

Berdasarkan hasil wawancara, asas penyimpanan arsip dinamis

inaktif yang digunakan Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian adalah asas desentralisasi. Akan tetapi,

76Isman. 77Cici. 78Lita. 79Luh Putu Yuni Anggraeni.

Page 88: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

72

walaupun arsip dinamis inaktif merupakan tusi dari Unit Kearsipan,

dalam penciptaanya arsip dinamis inaktif merupakan pemindahan dari

unit pengolah ke Unit Kearsipan, jadi dalam hal ini memberikan

tanggung jawab kepada masing-masing unit pengolah dalam

melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif sebelum dilakukan

pemindahan ke Unit Kearsipan.

Dalam melakukan penyimpanan arsip dinamis inaktif yang

disimpan, terdapat pedoman yang berlaku dalam penyimpanan arsip

dinamis inaktif tersebut, seperti hasil wawancara berikut:

Kalau penyimpanan sudah kita coba bantu dengan JRA kita yang kita

punya, JRA Fasilitatif dan JRA Substantif. Kalau yang Fasilitatif kan

lebih ke yang adminsitrasi, keuangan dan sebagainya, sedangkan

Substantif lebih ke teknis karena Kementerian Pertanian merupakan

Kementerian teknis yang notabene sangat luat rentan kendali.........80

Yang jelas ada tempatnya, jadi kita pedomannya dari orang arsip di

sana. Yang jelas ada tempat arsipnya, arsipnya harus di boks-in.81

Kode Klasifikasi.82

Berdasarkan jawaban para informan tersebut, dalam melakukan

penyimpanan arsip dinamis inaktif pada records center Unit

Kearsipan serta unit pengolah menggunakan pedoman penyimpanan

berupa: JRA dan Kode Klasifikasi. Namun, terdapat unit pengolah

yang belum menggunakan pedoman sama sekali dalam melakukan

penyimpanan arsip dinamis inaktif, sebagaimana hasil wawancara

beritkut:

80Luh Putu Yuni Anggraeni. 81Isman. 82Cici.

Page 89: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

73

Kalau di sini tidak menggunakan, karena sifatnya masih sederhana.

Di sini disimpen aja, tapi kiranya udah lama banget kayak tahun 2011

baru kita pindahin.83

Dalam melakukan penyimpanan tersebut, digunakan juga prosedur

melakukan penyimpanan arsip dinamis inaktif, penulis memperoleh

hasil wawancara sebagai berikut:

Pertama kalau hasil dari pemindahan kita sudah tentukan dengan

lokasi simpan, ini blok apa, nomor rak nya berapa, jadi kita udah

punya kode posisi simpan, Jadi setelah dilakukan tandatangan, kita

lakukan yang namanya re-boksin, jadi boks yang terima itu kita kasih

nomor boks sesuai dengan lokasi tempat simpan. Jadi nomor boks nya

kita ganti dengan nomor lokasi simpan. Kalau yang penataan juga

begitu, setelah di tata dan entri kita kasih nomor label sesuai dengan

lokasi simpan.84

Berdasarkan jawaban wawancara, prosedur yang telah digunakan

Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

pada records center, yaitu: jika berasal dari pemindahan, ditentukan

kode simpan, lalu melakukan pengeboksan ulang, dan nomor boksnya

diganti dengan lokasi simpan. Sedangkan penaataan, setelah di tata

dan di entri, diberi label sesuai dengan lokasi simpannya.

Gambar 4.5: Flowchart Penyimpanan Arsip Hasil Pemindahan

83Lita. 84Lucki Engel.

Pemindahan

Menentukan Kode

Simpan

Mempersiapkan &

meneliti Arsip Pindah Pengeboksan Ulang

Selesai

Page 90: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

74

Gambar 4.6: Flowchart Penyimpanan Arsip Hasil Pemindahan

Terkait dengan waktu penyimpanan arsip dinamis inaktif, jawaban

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Sesuai dan tergantung jenis arsipnya, berdasarkan JRA.85

Kalau disini 2 tahun..........86

Itu sesuai dengan sifatnya, dengan JRA (Jadwal Retensi Arsip).87

Berdasarkan hasil jawaban wawancara, Unit Kearsipan sudah

memiliki JRA (Jadwal Retensi Arsip yang berlaku di unit kearsipan

dan unit pengolah. Akan tetapi terdapat unit pengolah yang belum

menggunakannya, seperti hasil wawancara berikut:

Jangka waktunya, kita nyimpen juga dari yang tahun 2014. Jadi

sekitar 3 tahun.88

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, tidak semua unit pengolah

menggunakan JRA (Jadwal Retensi Arsip) dalam melakukan

penyimpanan arsip dinamis inaktif.

85Lucki Engel. 86Isman. 87Cici. 88Lita.

Penataan

Meng-entri Arsip

Menentukan Lokasi

Simpan dan Diberi

Label

Selesai

Page 91: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

75

Dalam menemukan arsip dinamis inaktif yang tersimpan, sebelum

adanya aplikasi untuk temu kembali arsip, menggunakan daftar arsip.

Namun, nantinya akan digunakan sebuah aplikasi yang digunakan

untuk temu kembali arsip yang tersimpan. Seperti hasil wawancara

berikut:

Arahnya nanti menggunakan aplikasi, kalau udah ter-input di aplikasi

tinggal ketik lalu search kata kuncinya, lalu langsung ketemu. Lalu

karena belum semua ke input, biasanya dari daftar arsip.89

Berdasarkan hasil jawaban wawancara, dalam temu kembali arsip

dinamis inaktif yang tersimpan akan digunakan sebuah aplikasi dalam

pencarian arsip yang tersimpan. Namun, karena belum semua arsip

yang ada terinput ke dalam aplikasi tersebut, mengakibatkan harus

menggunakan daftar arsip dalam pencariannya. Sehingga pencarian

arsip yang tersimpan, sedikit lebih lama dari pada menggunakan

aplikasi.

(c) Pemeliharaan

Dalam melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif, unit

kearsipan memiliki usaha-usaha agar arsip dinamis tetap terjaga

dengan baik kondisinya, seperti hasil wawancara berikut:

Pemeliharaan kalau dari sarana, untuk menjaga suhu pakai AC, terus

untuk mencegah kelembapan pakai silica gel di taruh di masing-

masing boks, lalu ada pakai kamper untuk mencegah tikus atau

serangga lainnya, terus ada alat pengukur suhu pakai

termohygrometer.90

89Lucki Engel. 90Lucki Engel.

Page 92: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

76

Juga, dalam memelihara arsip dinamis inaktif yang tersimpan

pernah dilakukan proses fumigasi. Namun proses fumigasi tersebut

hanya sekali dilakukan. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

..........Fumigasi pernah kita lakukan sekali, kalau itu arsip yang

memang lama dan kondisinya udah parah, tapi setelah itu tidak

pernah dilakukan dan terakhir 2014 pas awal pemungsian gedung

arsip.91

Berdasarkan hasil jawaban wawancara, usaha-usaha untuk

menjaga arsip dinamis inaktif agar tetap terjaga dengan baik, cara

yang dilakukan unit kearsipan yaitu: kalau dari sarana, menggunakan

AC untuk menjaga suhu, lalu digunakan termohygrometer guna

mengetahui kondisi suhu ruangan. Sedangkan cara untuk menjaga

arsip dinamis inaktif agar tetap terjaga, digunakan silica gel yang di

taruh dalam tiap boks arsip dan penggunaan kamper di rak arsip guna

mencegah gangguan dari tikus dan serangga, serta dilakukan

fumigasi.

Sebelum usaha-usaha pemeliharaan tersebut dilakukan, terlebih

dahulu dilakukan survey/ pengecekan arsip dinamis inaktif yang

tersimpan. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

Peninjauan kembali, di beberapa tahun ini, itu yang dilakukan.

Karena banyak perpindahan misalkan dari Gedung A ke sini, terus

lagi datang rak baru harus di tata lagi, jadi banyak posisi arsip yang

daftarnya ada tapi fisiknya kurang.92

91Lucki Engel. 92Lucki Engel.

Page 93: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

77

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, unit kearsipan dalam

beberapa tahun ke belakang selalu melakukan peninjauan kembali

arsip dinamis inaktif yang tersimpan. Karena datangnya rak baru hasil

pemindahan subbagian kearsipan dari Biro Keuangan dan

Perlengkapan ke Biro Umum dan Pengadaan, serta mengakibatkan

banyaknya arsip dinamis inaktif yang ada daftarnya tetapi fisiknya

tidak ada.

Dalam melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif, semua jenis

arsip dinamis yang tersimpan termasuk dalam kegiatan pemeliharaan

arsip dinamis inaktif. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

Semua, kan treatment nya dilakukan di satu lantai gedung itu. Paling

yang beda seperti SK Menteri di taruh penyimpanannya pada mobile

file.93

Berdasarkan hasil wawancara, tidak ada kriteria khusus untuk

menentukan jenis arsip dinamis inaktif apa yang akan dilakukan

pemeliharaan. Yang berbeda hanya SK Menteri yang disimpan pada

mobile file.

Dalam melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif, unit

kearsipan membuat SOP (Standard Operating Procedure) dalam

melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif. Seperti hasil

wawancara berikut:

SOP tahun ini baru dibikin tentang pemeliharaan. Sebelumnya

mungkin ada, tapi tidak dijalankan.........94

93Lucki Engel. 94Lucki Engel.

Page 94: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

78

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, prosedur unit kearsipan

baru akan membuat SOP tentang pemeliharaan arsip dinamis inaktif.

Dijelaskan bahwa, sebelumnya mungkin terdapat SOP mengenai

pemeliharaan namun tidak berjalan.

Demi menjaga nilai-nilai khazanah yang terdapat pada arsip

dinamis inaktif, pihak Kementerian Pertanian memberikan kebijakan

khusus terkait pemeliharaan arsip dinamis inaktif. Sebagaimana hasil

wawancara berikut ini:

..........kita udah beberapa kali mengeluarkan surat edaran, isinya

mengatur penyiapan ruangan, melakukan penyusutan secara

berkala, pemberkasan arsip, menyediakan anggaran itu bentuknya

surat edaran sekretaris jenderal.95

Berdasarkan hasil wawancara, pihak Kementerian Pertanian

memberikan perhatian khusus terkait pemeliharaan arsip dinamis

inaktif yang termuat dalam surat edaran yang isinya mengatur

penyimpanan ruangan, melakukan penyusutan berkala, pemberkasan

arsip, dan menyediakan anggaran yang keluarkan oleh sekretaris

jenderal.

(d) Penyusutan dan Pemusnahan

Penyusutan dan pemusnahan merupakan tahap terakhir dari

pengelolaan arsip dinamis inaktif. Unit Kearsipan melakukan kegiatan

penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif yang tersimpan,

sebagaimana hasil wawancara berikut:

95Lucki Engel.

Page 95: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

79

Kalau ga dilakukan nanti penuh, lalu ga efisien juga. Untuk

mengurangi volume signifikan dilakukan pemusnahan, jadi ga

menghabiskan ruang penyimpanan sama biaya pemeliharaan. Juga

penyelamatan nilai guna ke ANRI.96

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, unit kearsipan melakukan

penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif guna mengurangi

jumlah volume arsip serta, serta tidak menghabiskan ruang

penyimpanan dan mengurangi biaya pemeliharaan sehingga lebih

efisien.

Dalam melakukan penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis

inaktif, digunakan prosedur penyusutan dan pemindahan arsip

dinamis inaktif. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

Pertama tim arsiparis menyiapkan daftar arsip yang akan

dimusnahkan, setelah ada daftarnya, masuk ke Bu Putu diajukan

rekomendasi pemusnahan, diadakan rapat bersama ANRI, unit

pencipta, lalu disusun notulen, disusun rekomendasi penilaian, lalu

dibuat surat usul musnah ke Arsip Nasional, kelengkapannya yaitu:

daftar arsip usul musnah, surat turunan peninjau panitia penilai,

notulen rapat, setelah itu sampling dari daftar tersebut, setelah oke

baru surat persetujuan dari kepala ANRI ke sekjen. Setelah itu

dibuatkan SK penetapan musnah yang ditandatangan sekjen, lalu usul

pemusnahan, lau digunakan pihak ketiga untuk pencacahan, lalu

dibuatkan berita acara pemusnahannya ditandatangan dari Biro

Hukum, dari Irjen, sama arsiparis yang ikut menyakiskan

pencacahan.97

Berdasarkan hasil wawancara, prosedur penyusutan dan

pemusnahan arsip dinamis inaktif adalah dibuatkan daftar arsip yang

akan dimusnahkan, kemudian diajukan rekomendasi usul musnah,

diadakan rapat antara ANRI, unit pencipta, dan Unit Kearsipan, lalu

96Lucki Engel. 97Lucki Engel.

Page 96: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

80

dibuatkan notulen rapat dan disusun rekomendasi penilaian, kemudian

menunggu keputusan dari kepala ANRI, setelah itu dibuatkan SK

penetapan musnah yang ditandatangani sekjen, kemudian usul

musnah dan dilakukan pencacahan oleh pihak ketiga, terakhir

dibuatkan berita acara pemusnahannya yang ditandatangani oleh Biro

Hukum, Irjen, dan arsiparis yang menyaksikan pencacahan.

Gambar 4.7: Flowchart Penyusutan dan Pemusnahan Arsip

Sebelum dilakukan penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis

inaktif yang tersimpan, dilakukan peninjauan kembali arsip dinamis

MULAI

Mencocokkan Arsip yang

diusulkan musnah dengan

daftar Arsip Usul Musnah

SELESAI

Filing

tidak

ya

Mengajukan

permintaan persetujuan

dengan melampirkan

rekomendasi Panitia

tidak

Sesuai

?

Melaksanakan

Pemusnahan

ya

Setuju

SK Tim

Notulen rapat

Rekomendasi

SK Persetujuan

Musnah

Berita Acara

Daftar Pertelaan

Arsip Musnah

Page 97: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

81

inaktif yang akan disusutkan dan dimusnahkan. Seperti hasil

wawancara berikut:

Prosesnya..........misalkan satu orang atau satu tim menyiapkan daftar

yang akan dimusnahkan, setelah itu baru adakan rapat yang

mengundang ANRI, unit penciptannya, sama arsiparis, nanti dibedah

satu-satu, terus setalah itu ada rekomendasi, notulen rapat dikirim ke

ANRI nanti di sana diperiksa kembali, kalau sudah setuju baru

dimusnahkan.98

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dilakukan peninjauan

kembali arsip dinamis inaktif yang akan dilakukan penyusutan dan

pemusnahan.

Dalam menentukan arsip dinamis inaktif yang akan dilakukan

penyusutan dan pemusnahan, digunakan JRA (Jadwal Retensi Arsip)

sebagai kriteria dalam penentuan arsip dinamis inaktif yang akan

dilakukan penyusutkan dan dimusnahkan. Sebagaimana hasil

wawancara berikut:

Karena kita sudah punya JRA, jadi berdasarkan JRA. Kalau tanpa

JRA, kita pakai kriteria nilai guna.99

Berdasarkan hasil wawancara, kriteria penentuan arsip dinamis

inaktif yang akan dilakukan penyusutan dan pemusnahan dengan

menggunakan JRA (Jadwal Retensi Arsip). Jika tidak menggunakan

JRA, ditentukan berdasarkan kriteria nilai guna arsip dinamis inaktif.

98Lucki Engel. 99Lucki Engel.

Page 98: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

82

Proses penysutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif,

diperlukan saksi guna mengawal proses penysutan dan pemusnahan

sesuai dengan prosedurnya. Sebagaimana hasil wawancara berikut:

Ada, dari uni pencipta, sekjen, irjen sama dari ANRI.100

Berdasarkan hasil wawancara, proses penyusutan dan pemusnahan

arsip terdapat saksi yang mengawal proses berlangsungnya

penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif, yaitu: unit

pencipta, sekjen, irjen, dan ANRI.

2. Fasilitas Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan Kementerian

Pertanian

Sesuai dengan tujuan kedua dari skripsi ini, yaitu untuk mengetahui

fasilitas apa saja yang digunakan Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif, maka

hasil wawancara diperoleh sebagai berikut:

Kita ada mobile file, ada rak arsip statis, kalau termasuk sarana kita juga

punya gedung atau ruang.101

Hal senada juga diungkapkan oleh arsiparis yang berada di unit

pengolah, sebgaimana hasil wawancara berikut:

Ya medianya kertas, komputer itu saja kalau disini. Sama itu tadi mobile

file ada 4 dibelakang.102

Yaitu boks arsip aja.103

100Lucki Engel. 101Lucki Engel. 102Isman. 103Cici.

Page 99: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

83

Boks file, kalau yang masih baru masih di bindeks itu, ga ada tempat

penyimpanan khusus, paling disimpen di ruang belakang aja.104

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, fasilitas yang digunakan oleh

unit kearsipan dan unit pengolah dalam melakukan pengelolaan arsip

dinamis inaktif antara lain: mobile file, rak arsip statis, komputer, boks

arsip, dan gedung penyimpanan arsip dinamis inaktif. Hasil observasi yang

dilakukan peneliti juga menunjukkan, bahwa fasilitas yang digunakan

untuk melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif antara lain:

Tabel 4.7:

Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsipan

Jenis Jumlah Kondisi

Ruang Penyimpanan Arsip 1 Baik

Mobile File 6 Baik

Rak Arsip 295 Baik

Komputer Kerja 17 Baik

Meja Kerja 26 Baik

Kursi Kerja 22 Baik

Boks Arsip 7.475 Baik

Lemari Arsip 1 Baik

104Lita.

Page 100: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

84

Tabel 4.8:

Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Pengolah

Biro Keuangan dan Perlengkapan

Jenis Jumlah Kondisi

Ruang Penyimpanan Arsip 1 Baik

Mobile File 4 Baik

Boks Arsip 100 Baik

Meja Kerja 1 Baik

Kursi Kerja 1 Baik

Komputer Kerja 1 Baik

Tabel 4.9:

Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Pengolah

Biro Perencanaan

Jenis Jumlah Kondisi

Ruang Penyimpanan Arsip 1 Baik

Lemari Arsip 10 Baik

Boks Arsip 160 Baik

Meja Kerja 1 Baik

Kursi Kerja 4 Baik

Tabel 4.9:

Fasilitas Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Pengolah

Biro Umum dan Pengadaan

Jenis Jumlah Kondisi

Boks Arsip 14 Baik

Meja Kerja 2 Baik

Page 101: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

85

Kursi Kerja 2 Baik

Komputer Kerja 2 Baik

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian

Dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif, terdapat beberapa kendala

yang dihadapi oleh Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan

Kementerian Pertanian yaitu, kurangnya kesadaran dan tidak samanya

pemahaman antara unit kearsipan dengan unit pengolah dan anggaran

dana. Penulis memperoleh hasil wawancara mengenai kendala dalam

pengelolaan arsip dinamis inaktif sebagai berikut:

(a) Kurangnya Kesadaran dan Tidak Samanya Pemahaman

Kendala pertama yaitu, kurangnya kesadaran dan tidak samanya

pemahaman, sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

Kendalanya banyak kalau bicara mengenai kendala, teman-teman

yang tadi pemahamannya belum sama ketika menyerahkan arsip

dalam boks memang benar sudah rapih, namun ketika teman-teman

arsiparis mengecek kembali isinya kadang-kadang sesuai itu kendala

yang paling utama. Sehingga kami khawatir di daftar arsipnya isinya

A tetapi isinya B ini yang harus kita, karena kita yang bertanggjawab

atas arsip yang sudah dipindahkan itu. Proses pemindahan yang

perlu harus kawal, apa isi fisiknya dengan softcopy dengan

hardcopynya sesuai.105

Hal senada juga diungkapkan oleh arsiparis ahli Unit Kearsipan,

sebagaimana hasil wawancara berikut:

Kendalanya itu, Pertama kesadaran dari pihak-pihak pengolah atau

ketidaktahuan dari unit pengolah untuk melakasanakan proses

105Isman.

Page 102: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

86

pemberkasan arsip dari awal tercipta, jadi akhinya menumpuk.

Kemudian sosialisasi yang tidak berjalan dari eselon 1 bagian sub.

Tata usaha, setelah dilakukan sosialisasi tidak disampaikan ke unit

atau UPT di bawahnya, jadi tidak berjenjang dilakukan sosisalisasi.

Lalu arsip yang diserahkan terpisah-pisah tidak satu kesatuan, jadi

banyak deskripsinya.106

Berdasarkan jawaban wawancara, unit pengolah di Kementerian

Pertanian masih belum sadar akan pentingnya melakukan pengelolaan

arsip dinamis, terutama arsip dinamis inaktif. Meskipun sudah

dilakukan sosialisasi oleh pihak Unit Kearsipan, namun sosialisasi

tersebut tidak berjenjang dilakukan, misalkan: Unit Kearsipan

melakukan sosialisasi ke eselon 1 bagian sub. Tata Usaha, tetapi tidak

disampaikan kembali ke unit atau UPT yang berada di bawahnya.

(b) Anggaran Dana

Kendala ketiga, yaitu anggaran dana. Sebagaimana hasil

wawancara berikut:

...........Juga boks arsip yang habis karena tidak ada anggaran untuk

membeli boks lagi.107

Berdasarkan jawaban wawancara, unit pengolah tidak memiliki

anggaran dana khusus dalam melakukan pengelolaan arip dinamis

inaktif. Karena anggaran dana hanya di prioritaskan pada kegiatan

atau rencana kerja dari Biro yang menaungi unit pengolah tersebut.

106Lucki Engel. 107Cici.

Page 103: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

87

C. Pembahasan

1. Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian

(a) Penciptaan dan Penerimaan

Penciptaan dan penerimaan merupakan tahap awal dalam

pengelolaan arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis inaktif yang tercipta

dari unit kearsipan dan unit pengolah yaitu: SPJ Keuangan, DIPA,

SPPLS, TUP, surat masuk dan surat keluar, serta arsip tercipta

berdasarkan tusi dari tiap unit pengolah. Berdasarkan hasil

wawancara, sebenarnya arsip dinamis inaktif tidak tercipta dengan

sendirinya pada unit kearsipan dan unit pengolah. Tetapi, melalui

proses pemindahan arsip dari unit pengolah ke Unit Kearsipan yang

sudah mencapai masa inaktif atau telah sampai jangka waktunya,

dipindahkan ke Pusat Penyimpanan Arsip.108 Dalam proses

pemindahan arsip tersebut, terdapat prosedur yang dapat dilakukan

dalam proses pemindahan arsip dari unit pengolah ke Pusat

Penyimpanan Arsip sebagai berikut:109

1. Menyiangi (Weeding)

Memisahkan antara arsip-arsip yang telah sampai jangka

waktu penyimpanannyaa dan arsip-arsip yang sudah tidak

dipergunakan lagi oleh unti pengolah atau satuan unit kerja yang

108Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 217 109Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 217-219

Page 104: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

88

bersangkutan. Kegiatan menyiangi (weeding) akan

menghasilkan:

a). Arsip-arsip yang dapat dipindahkan ke Pusat Penyimpanan

Arsip

b) Arsip-arsip yang dapat dimusnahkan oleh unit pengolah yang

bersangkutan, dan

c) Arsip-arsip yang kadang-kadang masih dipergunakan oleh

unit pengolah bersangkutan sehingga harus ditinggal sebagai

arsip semi aktif pada unit pengolah.

2. Mempersiapkan Alat-Alat

Sebelum melakukan pemindahan, harus dipersiapkan

terlebih dahulu alat-alat yang dipergunakan untuk menampung

pemindahan tersebut, seperti: folder, filling cabinet, guide, rak, dan

lain-lain. Apabila perlu, disiapkan juga ruangan tersendiri.

3. Membuat Daftar

Arsip dinamis inaktif yang akan dipindahkan dari unit

pengolah ke Pusat Penyimpanan Arsip harus dibbuatkan daftarnya,

daftar tersebut berisi:

a) Nama Unit Pengolah yang memindahkan

b) Pokok Masalah

c) Masalah

d) Jangka waktu penyimpanan berkas

e) Tahun berkas yang bersangkutan

Page 105: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

89

f) Jenis fisik arsip (gambar, bagan, foto, peta, pita rekaman,

microfilm, dan lain-lain)

g) Keadaan fisik arsip (baik, rusak)

h) Jumlah berkas

4. Menyiapkan Daftar atau Surat Isian Pemindahan Arsip ke Pusat

Penyimpanan Arsip

Dalam surat isian tersebut antara lain disebutkan:

a) Nama Unit Pengolah

b) Tanggal Persetujuan

c) Tanggal Penyerahan

d) Pejabat yang Menyerahkan

e) Tanggal Penerimaan Penyerahan

f) Pejabat yang Menerima Penyerahan

5. Mempersiapkan Berita Acara Pemindahan Arsip

Dalam berita acara tersebut antara lain disebutkan:

a) Tanggal, Bulan dan Tahun saat berita acara itu dibuat.

b) Nama, jabatan pihak yang menyerahkan dan pihak yang

menerima.

Prosedur pemindahan arsip dinamis inaktif yang dilakukan dari

unit pengolah ke unit kearsipan, sudah sesuai dengan prosedur

pemindahan arsip, walaupun masih terdapat unit pengolah yang belum

melakukan pemindahan arsip sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Sebelum dilakukan pemindahan, unit pengolah memilah arsip dinamis

Page 106: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

90

inaktif yang akan dipindahkan, kemudian membuat daftar arsip

dinamis inaktif yang akan dipindahkan ke Unit Kearsipan, lalu unit

pengolah mengajukan surat pemindahan arsip, terakhir jika sudah ada

surat balasan dari Unit Kearsipan baru dilakukan pemindahan arsip

dinamis inaktif ke Unit Kearsipan.

Kemudian, prosedur yang dapat dilakukan dalam prosedur yang

dapat dilakukan dalam proses penerimaan arsip dinamis inaktif

yaitu:110

a) Memeriksa kelengkapan naskah,

b) Penandatanganan bukti penerimaan,

c) Penyortiran,

d) Pembukaan, dan

e) Pemberian cap penerimaan

Dalam proses penerimaan arsip dinamis inaktif yang dilakukan

Unit Kearsipan dari unit pengolah, juga sudah sesuai dengan prosedur

yang berlaku, yaitu: Unit Kearsipan menerima pengajuan usul

pemindahan arsip dinamis inaktif, kemudian pihak Unit Kearsipan

melakukan pengecekan atau penyesuaian daftar arsip dinamis inaktif

dengan fisiknya, setelah itu Unit Kearsipan memeriksa daftar arsip

dinamis inaktif berdasarkan kaidahnya, lalu Unit Kearsipan

melaksanakan penerimaan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah,

110Yeyen Sukrilah, h. 4

Page 107: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

91

dan terakhir, Unit Kearsipan membuat berita acaranya pemindahan

arsip dinamis inaktif dari unit pengolah ke Unit Kearsipan.

(b) Penyimpanan

Asas penyimpanan arsip dinamis inaktif pada Unit Kearsipan

Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian menggunakan

asas desentralisasi. Asas desentralisasi adalah asas yang digunakan

suatu organisasi dalam menyimpan arsip dinamis berdasarkan unit

kerja masing-masing.111 Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadan

Kementerian Pertanian memberikan tanggung jawab kepada masing-

masing unit pengolah untuk menyimpan arsip dinamisnya sendiri.

Namun, jika sudah mencapai masa retensinya dan menjadi arsip

dinamis inaktif akan dilakukan pemindahan arsip dinamis inaktif ke

Unit Kearsipan dan disimpan pada records center. Karena arsip

dinamis inaktif yang diserahkan ke Unit Kearsipan dari unit pengolah,

sudah menjadi tanggung jawab dari Unit Kearsipan sepenuhnya.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai sistem penyimpanan

arsip dinamis inaktif pada records center Unit Kearsipan Biro Umum

dan Pengadaan Kementerian pertanian, adalah sistem penyimpanan

berdasarkan subjek. Sistem penyimpanan subjek (Subject Filling)

merupakan tata cara penyimpanan arsip-arsip dengan

mempergunakan pokok masalah sebagai pedoman untuk

111Saiman, h. 106

Page 108: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

92

mengaturnya.112 Namun terdapat perbedaan dalam melakukan

penyimpanan arsip dinamis inaktif antara Unit Kearsipan dengan unit

pengolah. Terdapat unit pengolah dalam melakukan penyimpan arsip

dinamis inaktif hanya berdasarkan pada bulan dan tahunnya saja.

Sesuai dengan sistem penyimpanan yang digunakan oleh Unit

Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan adalah sistem penyimpanan

subjek, maka prosedur yang dapat dilakukan dalam penyimpanan

menurut subjek, yaitu:113

a) Membuat indeks. Kegiatan indeks yaitu:114

1. Membaca secara cermat untuk menentukan inti arsip dinamis.

2. Menentukan judul/ caption arsip dinamis secara tepat.

3. Memberikan keterangan-keterangan lain yang menjadi

petunjuk (indeks) dari arsip dinamis yang bersangkutan .

4. Membutuhkan caption utama dan kode masalahnya (sub

subjek) dari arsip dinamis.

b) Memberi Kode

c) Menyortir

d) Menyimpan atau menempatkan di lemari arsip dan diberi label

Berdasarkan hasil wawancara prosedur penyimpanan arsip

dinamis inaktif yang telah dilaksanakan oleh Unit Kearsipan Biro

Umum dan Pengadaan adalah membaca, menentukan judul, memberi

112Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 102 113Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 112-114 114Ig. Wursanto, Kearsipan 2, h. 16

Page 109: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

93

kode, menyortir, dan menyimpan serta menempatkan arsip juga

pemberian label. Dari 4 prosedur penyimpanan arsip dinamis inaktif

berdasarkan subjek, Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan telah

melakukan penyimpanan arsip dinamis inaktif sesuai dengan

prosedur. Walaupun, pada kenyataannya sistem penyimpanan arsip

dinamis inaktif yang dilakukan antara Unit Kearsipan dan unit

pengolah belum seragam.

Terkait dengan waktu penyimpanan arsip dinamis inaktif,

organisasi/ lembaga dapat membuat Jadwal Retensi Arsip (JRA)

sebagai pedoman/ acuan ketika akan melaksanakan penyusutan dan

pemusnahan arsip dinamis inaktif. Jadwal Retensi Arsip (JRA) adalah

daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan

atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi

tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau

dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan

penyelamatan arsip.115

Dari hasil wawancara diperoleh, Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian sudah membuat dan memiliki

Jadwal Retensi Arsip (JRA). Tetapi, Jadwal Retensi Arsip (JRA) yang

terdapat dan berlaku di Kementerian Pertanian dibagi menjadi dua

jenis, yaitu: JRA fungsi Fasilitatif dan JRA fungsi Substantif. Untuk

JRA Fasilitatif baru selesai di revisi pada tahun 2016 kemarin,

115Republik Indonesia, Undang-Undang No. 43 Tentang Kearsipan. h. 6

Page 110: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

94

sedangkan JRA Substantif hingga saat ini masih dalam proses

penggarapan.

Dalam memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali arsip

dinamis inaktif yang tersimpan, sebelum adanya aplikasi temu

kembali arsip, Unit Kearsipan menggunakan daftar arsip untuk

menemukan kembali arsip yang tersimpan. Namun, saat ini Unit

Kearsipan sudah menggunakan aplikasi temu kembali yang bernama

Sistem Informasi Manajemen Inaktif (SIM INAKTIF) yang

merupakan pengembangan dari aplikasi RECIS (Record’s Center

Information System) yang dibuat oleh Arsip Nasional Republik

Indonesia (ANRI) karena menyesuaikan dengan kebutuhan dari unit

pengolah di Kementerian Pertanian. Namun aplikasi ini belum bisa

diakses secara online, untuk dapat mengaksesnya harus datang

terlebih dahulu ke records center yang berada di Kementerian

Pertanian.

(c) Pemeliharaan

Dalam melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif, usaha-

usaha yang dapat dilakukan dalam pemeliharaan arsip dinamis inaktif

dibagi menjadi tiga, yaitu: pemeliharaan dari segi fisik, isi dan

perlengkapan penunjang pengelolaan arsip dinamis inaktif.

Pemeliharaan arsip dinamis inaktif dapat mempertimbangkan ruang

penyimpanan dan pengaturan suhu ruangan. Ruang penyimpanan

arsip sebaiknya jangan terlalu lembab, harus terang dan menggunakan

Page 111: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

95

penerangan alam (sinar matahari), ada ventilasi secukupnya, bebas

dari kemungkinan terjadinya: kebakaran, banjir, dan serangga,

terpisah dari ruangan-ruangan kantor yang lain, dan disesuaian dengan

bentuk arsip yang disimpan. Untuk menghindarkan arsip dari

gangguan serangga, bisa dilakukan fumigasi. Fumigasi merupakan

salah satu tindakan yang bertujuan mencegah, mengobati, dan

mensterilkan arsip.116 Sedangkan untuk pengaturan suhu ruangan,

suhu udara berkisar antara 65°F sampai 75°F, dan kelembaban udara

sekitar 50° dan 65°, jika kelembaban melebihi 65° akan

mengakibatkan kelapukan pada arsip.117

Usaha-usaha yang telah dilakukan Unit Kearsipan Biro Umum

dan Pengadaan Kementerian Pertanian, seperti: kalau dari sarana

menggunakan AC, terus untuk mencegah kelembapan pakai silica gel

di taruh di masing-masing boks, lalu ada pakai kamper untuk

mencegah tikus atau serangga lainnya, terus ada alat pengukur suhu

pakai termohygrometer, serta pernah dilakukan fumigasi pada tahun

2014 pada saat awal pemungsian records center. Juga tahun ini sedang

digarap mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

mengatur tentang pemeliharaan arsip dinamis inaktif. Sehingga arsip

dinamis inaktif lebih terjaga kelestarian juga khazanahnya.

116Yayan Daryana, h. 10 117Basir Barthos, h. 56

Page 112: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

96

(d) Penyusutan dan Pemusnahan

Langkah terakhir dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif adalah

tahap penyusutan dan pemusnahan. Dasar pertimbangan tentang

penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis yaitu Perturan Pemerintah

Nomor 34 Tahun 1979 sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1971, yang memuat hal-hal sebagai berikut:118

1. Bahwa volume arsip sebagai akibat kegiatan administrasi

pemerintah dan pembangunan berkembang dengan cepat

seirama dengan dinamika kehidupan bangsa.

2. Bahwa dalam rangka meningkatkan dayaguna dan tepatguna

kearsipan serta untuk menjamin keselamatan bahan

pertanggungjawaban nasional seperti dimaksudkan dalam

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971, dipandang perlu

mengatur penyusutan arsip dalam Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan hasil wawancara, Unit Kearsipan Biro Umum dan

Kementerian Pertanian sudah melakukan kegiatan penyusutan dan

pemusnahan arsip dinamis inaktif. Kegiatan ini dilakukan karena,

untuk mengurangi volume arsip dinamis inaktif yang tersimpan juga

tidak mengahabiskan ruang penyimpanan serta mengurangi biaya

pemeliharaan arsip. Arsip dinamis inaktif yang akan dilakukan

penyusutan dan pemusnahan ditentukan berdasarkan Jadwal Retensi

118Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 Tentang Penyusutan

Arsip Sebagai Pelakasanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971, h. 1

Page 113: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

97

Arsip (JRA) yang sudah dibuat oleh Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian.

Alur kerja atau prosedur penyustan dan pemusnahan arsip

dinamis inaktif erat kaitannya dengan arsip dinamis inaktif. Prosedur

pemusnahan arsip dinamis inaktif yang dilakukan Unit Kearsipan Biro

Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian adalah dibuatkan daftar

arsip yang akan dimusnahkan, kemudian diajukan rekomendasi usul

musnah, diadakan rapat antara ANRI, unit pencipta, dan unit

kearsipan, lalu dibuatkan notulen rapat dan disusun rekomendasi

penilaian, kemudian menunggu keputusan dari kepala ANRI, setelah

itu dibuatkan SK penetapan musnah yang ditandatangani sekjen,

kemudian usul musnah dan dilakukan pencacahan oleh pihak ketiga,

terakhir dibuatkan berita acara pemusnahannya yang ditandatangani

oleh Biro Hukum, Irjen, dan arsiparis yang menyaksikan pencacahan.

Kemudian proses penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif

terebut terdapat saksi yang mengawal proses berlangsungnya

penyusutan dan pemusnahan arsip dinamis inaktif, yaitu: unit

pencipta, sekjen, irjen, dan ANRI. Serta sesuai dengan Jadwal Retensi

Arsip (JRA) tiap tahun rutin dilakukan penyerahan arsip ke Arsip

Nasional Republik Indonesia.

Page 114: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

98

2. Fasilitas Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan Kementerian

Pertanian

Dalam penggunaan fasilitas kegiatan pengelolaan arsip dinamis

inaktif, dapat dilakukan dengan memilih kriteria sebagai berikut: (1)

kebutuhan penyimpanan dan penemuan kembali, (2) kebutuhan ruang, (3)

kebutuhan keamanan, (4) harga peralatan, (5) biaya pengoperasian, (6)

jumlah orang yang secara rutin mengakses arsip tersebut, dan (7) karakter

fisik arsip. Perlengkapan arsip dinamis inaktif itu sendiri bisa berupa map,

folder, guide, filling cabinet, lemari, rak, dan rotatory filling.119

Berdasarkan Perka ANRI Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman

Pengelolaan Unit Kearsipan pada Lembaga Negara, standar prasarana dan

sarana kearsipan meliputi:

a) Gedung penyimpanan arsip, yang terdiri dari:

(1) Ruang transit arsip;

(2) Ruang pengolahan;

(3) Ruang penyimpanan;

(4) Ruang restorasi; dan

(5) Ruang pelayanan

b) Standar pengamanan gedung dari bencana (faktor alam, non alam, dan

sosial);

c) Peralatan kearsipan (rak, boks, folder, guide, out indicator, tickler file,

roll o’pack); dan

119Ig. Wursanto, Kearsipan 1, h. 32

Page 115: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

99

d) Sarana bantu penemuan arsip (daftar arsip aktif, daftar arsip inaktif,

daftar berkas, daftar isi berkas).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, fasilitas yang

digunakan oleh Unit Kearsipan sudah sesuai dengan standar yang berlaku,

yaitu: mobile file, rak arsip statis, komputer, boks arsip, dan gedung

penyimpanan arsip dinamis inaktif. Namun di unit pengolah, hanya

beberapa unit pengolah saja yang ada dan menggunakan fasilitas tersebut,

seperti: boks arsip, mobile file, dan ruang penyimpan arsip dinamis inaktif,

selebihnya hanya menaruh arsip di boks arsip saja dan tidak ada tempat

penyimpanan khusus arsip dinamis inaktif.

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsiapan

Kementerian Pertanian

Dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif, terkadang

terdapat kendala yang dihadapi oleh organisasi/ lembaga. Kendala dalam

pengelolaan arsip dinamis inaktif, antara lain: 1). Kurangnya kesadaran

terhadap pentingnya arsip bagi organisasi; 2). Pegawai kearsipan yang

kurang cakap; 3). Peralatan yang tidak memadai, karena kurangnya

dana.120 Berdasarkan hasil wawancara, ada 2 kendala yang dihadapi Unit

Kearsipan Biro UP Kementan dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis

inaktif, yaitu: kurangnya kesadaran dan tidak samanya pemahaman,

tenaga/ SDM, dan anggaran dana.

120Ig. Wursanto, Kearsipan 1, h. 29

Page 116: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

100

Kendala Pertama, yaitu kurangnya kesadaran dan tidak samanya

pemahaman. Unit pengolah yang belum mengkuti secara sepenuhnya SOP

yang berlaku mengakibatkan banyaknya ketidaksesuaian antara daftar

arsip dinamis inaktif yang dipindahkan dengan fisiknya. Sosialisasi sudah

diberikan oleh Unit Kearsipan, akan tetapi sosialisasi ini tidak berjenjang

dalam arti pihak yang diberi sosialisai tidak mensosialisasikan kembali

informasi yang di terima ke jenjang yang dibawahnya. Misalkan, pihak

eselon 1 menerima sosialisasi mengenai pengelolaan kearsipan, namun

tidak diteruskan hasil sosialisasi tersebut kepada unit keja atau UPT di

bawahnya.

Kendala Kedua, yaitu anggaran dana. Sebenarnya untuk di Unit

Kearsipan sudah memiliki anggaran dana tersendiri setiap tahunnya untuk

melakukan pengelolaan arsip. Untuk tahun ini saja, anggaran yang

dianggarakan oleh Unit Kearsipan sekitar 1,5milliar rupiah yang berasal

dari dana APBN. Jumlah tersebut disesuaikan dengan belanja modal pada

tiap tahunnya. Akan tetapi kondisi tersebut berbanding terbalik yang

terjadi pada unit pengolah. Unit pengolah tidak memiliki anggaran khusus

dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif. Misalkan: ada unit

pengolah yang kehabisan boks untuk menyimpan arsip, karena tidak

adanya anggaran maka arsip tersebut masing berada di dalam karung

dalam penyimpannya.

Page 117: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data

dan pembahasan dalam penelitian ini perihal pengelolaan arsip dinamis inaktif

pada Unit Kearsipan Biro UP Kementan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Mekanisme pengelolaan arsip dinamis inaktif pada Unit Kearsipan

Kementan sudah sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Akan tetapi,

masih terdapat unit pengolah yang masih belum melakukan pemindahan

arsip sesuai dengan mekanisme pemindahan arsip. Juga, dalam mekanisme

pemeliharaan arsip masih belum maksimal dilakukan. Kegiatan

pemeliharaan arsip dengan cara fumigasi baru sekali dilakukan pada tahun

2014.

2. Fasilitas yang digunakan dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis

inaktif pada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian

Pertanian sudah sesuai dengan standar. Namun ada beberapa perlengkapan

yang perlu adanya pendayagunaan yang maksimal, seperti: terdapat

aplikasi yang dapat membantu melakukan pengelolaan arsip dinamis

inaktif dengan cepat dan mudah yang bernama Sistem Informasi

Manajemen Inaktif (SIM INAKTIF).

Page 118: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

102

3. Dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif, ada 2 kendala yang dihadapi oleh

Unit Kearsipan Biro UP Kementan, yaitu: kurangnya kesadaran dan tidak

adanya kesamaan pemahaman antara unit pengolah dengan Unit Kearsipan

dan tidak adanya anggaran khusus pada unit pengolah dalam melakukan

pengelolaan arsip.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah disebutkan di atas, penulis

hendak mengemukakan beberapa saran kepada Unit Kearsipan Biro UP

Kementan mengenai pengelolaan arsip dinamis inaktif, sebagai berikut:

1. Sebaiknya Unit Kearsipan melakukan proses evaluasi (evaluation) dan

pengawasan (controlling) terkait dengan mekanisme pengelolaan arsip

agar sesuai dengan mekanisme yang ada. Juga, dalam mekanisme

pemeliharaan arsip sebaiknya proses fumigasi dilakukan secara berkala

untuk menjaga kelestarian arsip dan menjaga khazanah arsip yang

tersimpan.

2. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen INAKTIF (SIM INAKTIF)

sebaiknya perlu dikembangkan lagi agar dapat digunakan secara optimal

dan membantu pengelolaan serta temu kembali arsip di lingkungan

Kementan.

3. Sebaiknya Unit Kearsipan yang mempunyai tugas sebagai pembina

kearsipan di lingkup Kementan memberikan pengertian-pengertian

kembali atau sosialisasi secara berkelanjutan akan pentingnya pengelolaan

arsip yang baik dan membantu merumuskan kebijakan-kebijakan yang

Page 119: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

103

mendukung proses pengelolaan arsip pada unit kerja agar tidak ada lagi

unit kerja yang tidak memiliki anggaran tersendiri dalam melakukan

pengelolaan arsip.

4. Saran untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan tema penelitian

ini mengenai aspek pengelolaan arsip dinamis inakitf yaitu mengenai

peran aplikasi SIM INAKTIF dalam menunjang kebutuhan informasi bagi

Kementerian Pertanian dan organisasi lain yang terkait agar lebih

maksimal penggunaanya.

Page 120: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

104

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Hadi. Pola Kearsipan Modern: Sistem Kartu Kendali, 4th ed. Jakarta:

Djambatan, 1996.

ANRI. Perka ANRI Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Unit

Kearsipan pada Lembaga Negara. 2012.

Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan: Untuk Lembaga Negara, Swasta Dan

Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara, 1997.

Cook, Michael. The Management of Information from Archives, 2nd ed. London:

Gower Publishing Company Limited, 1999.

Daryana, Yayan. Modul 1: Konsep Dasar Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip

(Jakarta: Universitas Terbuka), h. 10 diakses pada 14 Juni 2017 dari

repository.ut.ac.id/4105/1/ASIP4320-M1.pdf

Emzir. Analsis Data: Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Fermi National Laboratory (FERMILAB). Employee Records Management.

FERMILAB, 2012.

Goldschmidt, Pauline Joseph, Shelda Debowski, and Peter, ‘Emerald Article:

Pardigm Shifts in Recordkeeping Responsisbilities: Implications for ISO

15489’s Implementation’, Records Management Journal, Vol. 22 (2012), h.

55–77 diakses pada 20 Maret 2017 dari

http://members.rimpa.com.au/lib/StaticContent/StaticPages/pubs/nat/inForum

2011/inForum2011_PJoseph_paper.pdf

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori Dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Hasugian, Jonner, ‘Pengantar Kearsipan’, h. 7 diakses pada 15 Juni 2016 dari

http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/1804

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.

Kurniatun, ‘Peran Pengelolaan Arsip Kartografi Dalam Menunjang Layanan

Informasi Di Arsip UGM’, Jurnal Kearsipan, Vol. 6 (2011), h. 117 diakses pada

03 Juni 2016 dari http://www.anri.go.id/detail/90-166-Jurnal-Kearsipan

Latief, H.A. Razak and H. Rais. Terjemahan Hadis Shahih Muslim, 1st ed. Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1978.

Page 121: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

105

Malabay, ‘Kajian Analisis Dan Perancangan Model Manajemen Arsip Dalam

Rangka Tertib Administrasi Kearsipan Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer’,

Jurnal Ilmu Komputer, 2014, h. 76 diakses pada 12 Februari 2017 dari

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-3655-malabay2.pdf.

Moleong, Lexy J. Metode Pendekatan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009.

Nada, Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid. ‘Pasal 1 Adab Al-Ijaarah: Memperkejakan

Orang’, Ensiklopedia Adab Islam: Menurut al-Qur’an Dan as-Sunnah, Vol. 1.

Jakarta: Pustaka Imam Syafii, 2007.

Natsir, Mohammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 Tentang

Penyusutan Arsip Sebagai Pelakasanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1971. 1979.

Republik Indonesia. Undang-Undang No. 43 Tentang Kearsipan, 2009.

Saiman. Manajemen Sekretaris. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Schauder, Kennedy. Records Management: A Guide to Corporate Record Keeping,

2nd ed. Australia: LONGMAN, 1998.

Smith, Judith-Read, et. all. Record Management. USA: South Western, 2002.

Sub Bagian Kearsipan, ‘Profil Unit Kearsipan Kementerian Pertanian’.

Kementerian Pertanian, 2015.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabet,

2013.

Sukrilah,Yeyen Sukrilah, ‘Kegiatan Kearsipan Tata Usaha SMP Negeri Se-

Kecamatan Sleman’, Hanata Widya: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2 (2013),

4. diakses pada 06 Juli 2017 dari

journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/fipmp/article/viewFile/562/550

Sulistyo Basuki. Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.

____________. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia, 2003.

Unit Kearsipan Kementerian Pertanian. Panduan Penyusutan Arsip Kementerian

Pertanian. Jakarta, 2013.

Page 122: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

106

Widjaja, A. W. Administrasi Kearsipan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press,

1986.

Wursanto, Ig. Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

__________. Kearsipan 2. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

Yeo, Elizabeth Sheperd and Geoffrey. Managing Records: A Handbook of

Principles and Practice. London: Facet Publishing, 2003.

Page 123: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 124: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 1

Surat Permohonan Dosen Pembimbing

Page 125: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 2

Surat Tugas Menjadi Dosen Pembimbing

Page 126: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 3

Surat Pergantian Judul Skripsi

Page 127: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 4

Surat Izin Penelitian

Page 128: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 5

Sarana dan Prasarana Arsip Dinamis Inaktif pada Unit Kearsipan Biro Umum dan

Pengadaan Kementerian Pertanian

1. Boks Penyimpanan Arsip Dinamis Inaktif

2. Rak Statis Penyimpanan Boks Arsip

Page 129: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

3. Moile File Penyimpanan Boks Arsip

4. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen INAKTIF (SIM INAKTIF)

Page 130: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

5. Komputer Temu Kembali Arsip Dinamis Inaktif yang Tersimpan

6. Ruang Penyimpanan Arsip Dinamis Inaktif

7. Lemari Penyimpanan ArsipVideo

Page 131: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 6

Piagam Penghargaan Penyelenggaraan Kearsipan dari Arsip Nasional Indonesia (ANRI)

Kepada Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian

Page 132: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit
Page 133: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 7

Surat Edaran Penyelenggaraan Kearsipan pada Lingkup Kementerian Pertanian

Page 134: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit
Page 135: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 8

Berita Acara Serah Terima dan Daftar Arsip Terlampir Penyusutan Arsip Kementerian

Pertanian

1. Pemindahan

Page 136: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit
Page 137: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

2. Penyerahan

Page 138: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

3. Pemusnahan

Page 139: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 9

Draft Pertanyaan Wawancara

Draft Pertanyaan Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Kearsipan Kementerian

Pertanian

Nama Informan : Luh Putu Yuni Anggraeni, SE, MM.

Jabatan : Kepala Subbagian Kearsipan

Tempat Wawancara : Records Center Kementerian Pertanian

Waktu Wawancara : 17 Maret 2017

1. Bagaimana sejarah berdirinya Unit Kearsipan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian

Pertanian?

Jawab:

Pertama unit kami Unit Kearsipan Kementerian itu awalnya memang pindah-pindah

belum kerumpunnya, baru 2016 lalu kita baru masuk kerumpunnya yaitu Biro Umum

dan Pengadaan. Sebelumnya kita di Biro Keuangan dan Perlengkapan yang kor. Bisnis

di Biro Keuangan dan Perlangkapan adalah laporan keuangan menuju YPP, tetapi ada

kearsipan disitu sudah bagian dari yang terpisah sebenarnya, sehingga setelah digodok

struktur organisasinya yang pas itu harus masuk kerumpunnya yaitu Biro Umum, kan

dimana-mana kan umum itu masuk sub kearsipan karena disitu ada arsip tercipta,

penggunaannya, pemeliharaannya, sampai ke penyusutan itu lebih pas di Umum

fungsinya. Kita baru bergabung di Biro Umum baru untuk sampai saat ini baru se-tahun.

Kondisi kenapa kita di Biro Umum yang tadi kan sudah terjawab, karena sudah masuk

dalam satu rumpunnya.

2. Apa saja visi, misi, tujuan dan fungsi Unit Kearsipan?

Jawab:

Ya kalau misi, visi, sudah bapak bisa baca disana ya, kalau misinya kan memang kita

ingin mencapai, ingin meningkatkan penciptaan, penataan, perawatan, pemeliharaan,

kelestarian, pemanfaatan arsip konvensional dan media baru sesuai dengan yang

diamanatkan Undang-Undang 43 terkait Kearsipan itu misi kami. Kalau visi itu sendiri

ya, kita mewujudkan arsip sebagai sumber informasi yang sudah akuntabilitas itu sudah

jelas, kita ingin dulu menata arsip yang tadinya notabene itu kacau atau berantakan dan

sebainya belum tertata dengan rapi sampai dengan arsip yang memang sudah

gelondongan seperti itu kita tata dulu sambil kita juga paralel membenahi sistemnya

yang kedepannya, jadi jangan sampai nanti contohnya orang mengirim arsip ke Unit

Kearsipan atau Unit Pengolah mengirim arsip ke Unit Kearsipan itu tidak sesuai dengan

prosedur misalkan pakai karung, atau dus-dus rokok dan sebagainnya itu sudah tidak

sesuai, padahal di dalam karung itu pun belum tentu seluruhnya arsip, sebagian kecil

saja arsip dan sebagian besar adalah non-arsip.

Page 140: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

3. Secara keseluruhan, ada berapa jumlah staf pada Unit Kearsipan ? dan rata-rata apa

latar belakang pendidikannya?

Jawab:

Kalau background pendidikan mereka memang ada yang dari kearsipan dari UGM, dari

yang ada sekarang 14 sub, 11orang, 12 orang dan ada orang yang THL itu 1, itu 3 atau

4 itu sudah usia di atas 50 dan yang bener-bener arsiparis itu baru 5, 2 calon, nah yang

2 calon itu hasil diklat.

4. Berapa hari kerja efektif Unit Kearsipan selama seminggu? Mulai dari jam berapa

sampai jam berapa waktu kerjanya?

Jawab:

Ya kalau efektif, sesuaidengan kami di aturan PNS setengah 8 sampai jam 4 kalau

senin-kami, tapi kalau hari jum’at tambah setengah jam lagi, setengah 8 sampai

setengah 5. Itu efektif kami kerja dari jam kantor, tapi kerja betul itu pun bisa ada jam

istirahat jam 12 sampai jam 1.

5. Apa saja program kerja Unit Kearsipan? Apakah semua program tersebut sudah

berjalan dengan baik?

Jawab:

Ya kalau program kan, kami akui dengan kondisi yang masih kami proses pembenahan

ini masih banyak program yang harus kita benahi dalam proses misalnya program

penyusutan, yang awalnya pemahaman itu belum seluruhnya tau itu bagaiman proses

penyusutan arsip, perlu kami tegaskan kembali pada masing-masing eselon 1 supaya

program bisa berjalan harus dilakukan secara berjenjang bukan ujug-ujug

memindahkan langsung ke eselon 1, karena masing-masing eselon 1 juga punya

disarankan punya anggaran untuk membina bagaimana tata kelola arsip dilingkupnya

sehingga kami harus selalu mengadakan koordinasi dengan eselon 1 terkait

Kementerian Pertanian yaitu 11 eselon 1 saat ini tadinya 12 eselon 1, satu eselon 1 di

liquidasi yaitu Irjen. P2HP.

6. Arsip dinamis inaktif apa saja yang diterima Unit Kearsipan? Dan berapa jumlah arsip

dinamis inaktif yang dimiliki?

Jawab:

Kalau liat jumlah kami belum bisa keseluruhan karena kami juga akan mencoba

membuat aturan terkait aplikasi itu jauh lebih bisa terekam jumlahnya nanti. Untuk jenis

arsip apa saja kalau di records center posisi di gedung arsip pusat otomatis yang berada

di pusat, untuk badan litbang, untuk tanaman pangan dan dirjen. Hortikultura posisinya

di pasar minggu.

7. Apakah ada SOP mengenai pengelolaan arsip dinamis inaktif? Jika ada, berikan

alasannya membuat SOP dan bagaimana bentuk SOP tersebut? Namun, jika tidak ada,

panduan/ pedoman apa yang digunakan dalam mengelola arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Page 141: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Kalau SOP kami coba bangun, karena yang namanya arsip dinamis kan, arsip aktif,

arsip inaktif, dan arsip vital. Kalau inaktif nya karena itu menjadi tusi kami, kami coba

bangun namanya SOP Pemindahan Arsip, Pemusnahanan dan Penyerahan Arsip.

8. Bagaimana alur kerja pengelolaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Kalau inaktif kami sudah punya yang tadi saya bilang SOP nya, proses pemindahan

dari unit pengolah kami utamakan yang di kantor pusat berjalan, mereka mengirimnkan

misalkan arsip misalnya udah ada daftar arsipnya memindahkan arsip sesuai dengan

jenjangnya dulu dari unit pengolah ke unit kearsipan 2 dulu, dari 2 masuk ke 1, dari 1

baru ke pusat sehingga itu nanti menjadi tahapan yang benar-benar dikawal oleh

penciptannya jadi tidak langsung.

9. Asas apa yang dipakai dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif? (Ada asas

sentralisasi, desentralisasi, dan kombinasi). Jika menggunakan salah satu asas tersebut,

berikan alasan mengapa menggunakan asas tersebut?

Jawab:

Lebih ke desentralisasi, kalaupun dengan rentan kendali yang kayak gini kayaknya

sentralisasi ga mungking, karena sentralisasinya hanya di pengolah saja hanya di TU,

jadi setiap surat masuk keluar harus lewat TU. Tapi untuk sentralisasi tidak mungkin

dengan rentan kendali kami yang seperti ini.

10. Fasilitas apa saja yang menunjang pengelolaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Kalau fasilitas, luar biasa kami kembali ke komitmen pimpinan kami saat ini..........kami

melakukan dulu setelah keliatan yang iniloh tidak ada saranannya ini yang kami

butuhkan jauh lebih cepat untuk mendapatkan sarananya.

11. Bagaimana penyimpanan arsip dinamis inaktif? Disimpan berdasarkan apa? Dan

berapa lama masa penyimpananya?

Jawab:

Kalau penyimpanan sudah kita coba bantu dengan JRA kita yang kita punya, JRA

Fasilitatif dan JRA Substantif. Kalau yang Fasilitatif kan lebih ke yang adminsitrasi,

keuangan dan sebagainya, sedangkan Substantif lebih ke teknis karena Kementerian

Pertanian merupakan Kementerian teknis yang notabene sangat luat rentan kendali

teknisnya disitu ada perkebunan, disitu ada tanaman pangan, disitu ada hortikultura dan

badan ketahanan pangan.

12. Adakah anggaran khusus dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif? Kalau

ada, berapa besar jumlah anggaran tersebut dan berasal dari mana sumber dana

tersebut?

Jawab:

Kalau anggaran APBN sudah jelas, ga mungkin dari luar APBN..........terus kalau

jumlahnya fluktuatif artinya ada misalnya dana yang tinggi itu karena terkait belanja

modal, belanja modal terkait saranan dan prasarana, kalau lebih banyak belanja sarana

Page 142: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

dan prasarana tentunya dia akan membesar, tetapi ada tahun yang sarana dan

prasarananya tidak kami tonjolkan lebih ke pembinannya tidak terlalu besar jadi

fluktuatif..........untuk tahun 2017 sekitar 1,5-an sampai 1,6-an karena kita ada belanja

terkait dengan rak statis.

13. Kendala apa saja yang terjadi dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Kendalanya banyak kalau bicara mengenai kendala, teman-teman yang tadi

pemahamannya belum sama ketika menyerahkan arsip dalam boks memang benar

sudah rapih, namun ketika teman-teman arsiparis mengecek kembali isinya kadang-

kadang sesuai itu kendala yang paling utama. Sehingga kami khawatir di daftar arsipnya

isinya A tetapi isinya B ini yang harus kita, karena kita yang bertanggjawab atas arsip

yang sudah dipindahkan itu. Proses pemindahan yang perlu harus kawal, apa isi

fisiknya dengan softcopy dengan hardcopynya sesuai.

14. Apa tanggung jawab Unit Kerja kepada Unit Kearsipan dalam pengelolaan arsip

dinamis inaktif?

Jawab:

Ya tanggungjawabnya kalau melihat amanat Undang-Undang sudah jelas banget,

mereka mempunyai tanggung jawab untuk mengolah arsipnya dulu, benar-banar di tata

dalam bentuk di berkasakan misalnya di dalam boks arsip tidak diserahkan dalam

bentuk karung, terus ada daftarnya dan tanggungjawabnya memberikan informasi ke

Unit Kearsipan jenjang di atasnya..........Tanggungjawab kami(Unit Kearsipan)

bagaimana mengamankan informasi yang baik itu fisik maupun yang masih kondisi

fisiknya juga dan informasinya bisa kita menyimpan, memelihara, bahkan merawat

ketika nanti dibutuhkan kami siap memberikan informasi.

15. Apa yang menjadi fokus Unit Kearsipan kedepannya?

Jawab:

Kalau fokus kami, gedung arsip ini full menjadi tanggungjawab kami dalam arti

difungsikan betul, karena bisa di lihat di lantai 2 gedung arsip ini masih menempel

dengan kantor yang seharusnya gedung arsip ini sudah full fungsinya untuk sebagai

penyimpanan arsip.

Page 143: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Draft Pertanyaan Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Kearsipan Kementerian

Pertanian

Nama Informan : Lucki Engel K. S.Hum

Jabatan : Pengadministrasi Umum Subbagian Kearsipan

(Arsiparis Ahli)

Tempat Wawancara : Kantor Unit Kearsipan Kementerian Pertanian

Waktu Wawancara : 16 Maret 2017

A. Penciptaan dan Penerimaan Arsip Dinamis Inaktif

1. Penciptaan

a. Arsip dinamis inaktif apa saja yang tercipta dari Unit Kearsipan maupun dari tiap

Unit Kerja eselon 1 Kementerian Pertanian?

Jawab:

Arsip yang tercipta banyak sesuai dengan tusi nya Cuma masalahnya belum

semua unit kerja itu melaksanakan penyusutan. Cuma yang terbanyak saat ini

hanya dari fungsi Fasilitatif yang ada di Sekjen. Kalau dari eselon lain ada dari

peternakan, dirjen P2HP karena bagian ini bubar semua arsipnya diserahkan ke

kami.

b. Bagaimana prosedur penciptaan arsip dinamis inaktif? Langkah-langkah apa saja

yang dilakukan dalam penciptaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Kalau arsip dinamis inaktif itu kan tidak sengaja diciptakan, memang tercipta

secara otomatis dari hasil pelaksanaan kegiatan beda dengan buku. Minimal

sesuai dengan Tata Naskah.

c. Bagaimana bentuk dan format daftar/ berkas inventaris arsip dinamis inaktif yang

diciptakan?

Jawab:

Kita sudah standar kalau sosialisasi ke eselon 1, UPT ataupun unit kerja bahwa

format daftarnya itu sesuai dengan aplikasi yang kita punya. Jadi kalau sudah

sesuai dengan format kita bisa tinggal pindahkan ke aplikasi karena sudah sesuai

formatnya.

d. Apakah dalam penciptaan arsip dinamis inaktif dilaksanakan berdasarkan analisis

fungsi dan tugas dari tiap unit eselon 1? Berikan alasannya?

Jawab:

Seperti yang saya bilang tadi, arsip tercipta karena melaksankan fungsinya sesuai

dengan tupoksi nya. Jadi tercipta berdasarkan fungsinya.

Page 144: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

e. Apakah ada buku agenda arsip dinamis inaktif keluar?

Jawab:

Kalau form peminjaman ada, juga ada buku agenda peminjamanya, kita juga bikin

laporan peminjaman arsip dinamis inaktif setiap tahun.

f. Apakah pemindahan arsip dinamis inaktif dari unit kerja ke unit kearsipan sudah

dilakukan sesuai dengan SOP Pemindahan Arsip?

Jawab:

Mulai beberapa tahun ini kita sudah mulai tertib sudah sesuai, yang pertama ada

surat usul untuk pemindahan, terus arsip yang dipindahin harus ada daftarnya,

udah tertata dalam boks, terus dibuat berita acara.

g. Apakah Unit Kearsipan memiliki arsip dinami inaktif dalam bentuk elektronik/

digital? Jika iya, berdasarkan kriteria apa? Dan bagaiman cara pengelolaannya?

Jawab:

Kalau ektronik udah ada, sudah mulai di scan tapi masih skalai prioritas, seperti

peraturan menteri, terus SK menteri tetapi volumenya belum terlalu banyak

karena kita masih fokus untuk entri data seluruh koleksi yang ada. Terus yang ada

juga masih metadata nya saja belum full elektronik.

h. Dalam setahun, ada berapa banyak arsip dinamis inaktif yang tercipta dari unit

kerja dan unit kearsipan?

Jawab:

Kita belum pernah hitung volume secara keseluruhan dari tiap tahunnya.

2. Penerimaan

a. Arsip dinamis inaktif apa saja yang diterima dari Unit Kearsipan maupun dari tiap

Unit Kerja eselon 1 Kementerian Pertanian?

Jawab:

Pada saat dia usul, pada saat dia inaktif atau umurnya sudah inaktif kita terima,

kita ga nentuin kriterianya. Karena sudah kewajiban kita mengelola arsip inaktif,

jadi tanpa melihat bentuk atau jenis arsipnya.Tapi kita ada kebijakan arahan, jika

ada pemindahan ke pusat arsip kementerian, arsip substansi dan yang punya nilai

permanen atau umurnya panjang.

b. Bagaimana prosedur penerimaan arsip dinamis inaktif? Langkah-langkah apa saja

yang dilakukan dalam penerimaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Pertama ngajuin surat permohonan usul pemindahan, setelah itu diterima

disposisinya ke arsiparis yang punya tanggungjawab ke unit pemindahan tersebut.

Kita sudah bagi tugas tiap unit esolon berbeda, nanti dari kita mengecek daftar

dengan fisiknya keseluruhan, terus memeriksa daftarnya secara kaidahnya sudah

informatif atau belum, kalau memang sudah sesuai antara daftar dengan fisiknya

baru pelaksanaan pemindahannya, kalau sudah ditandatanganin berita acaranya.

Page 145: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

c. Bagaimana bentuk dan format daftar/ berkas inventaris arsip dinamis inaktif yang

diterima?

Jawab:

Banyak dari lingkup sekretaris jenderal, terus banyak lagi dari ditjen. Peternakan

dan kesehatan hewan, ada dari dirjen. Hortikultura, terus hasil akuisisi dari unit

eselon 1 yang di likuidasi.

d. Apakah ada buku agenda arsip dinamis inaktif masuk?

Jawab:

Lebih dibuatkan enteri sekitar 20rb-an berkas

e. Dari mana saja arsip dinamis inaktif diperoleh?

Jawab:

Dari unit eselon 2 lingkup sekjen, sama eselon 1 beberapa. Karena seperti

tanaman pangan mereka punya gedung sendiri, jadi bukan diarahi untuk

dipindahin ke pusat, karena kita punya tempat terbatas, jadi di keep di mereka

sampai retensinya habis.

f. Apakah Unit Kearsipan menerima arsip diamis inaktif dalam bentuk digital/

elektronik? Jika iyak, arsip dinamis inaktif apa yang diterima?

Jawab:

Belum, paling ada beberapa arsip-arsip bentuk video dari Humas. Karena banyak

bikin filler tentang paket tayangan siaran di tv, iklan layanan masyarakat.

g. Apakah dalam menerima arsip dinamis inaktif menjadi tanggung jawab

sepenuhnya Unit Kearsipan?

Jawab:

Ya dari berita acara tersebut kita sebutin bahwa sesudah melakukan pemindahan

itu, hak pengelolaan dan tanggungjawab itu sepenuhnya menjadi tanggungjawab

Unit Kearsipan.

h. Asas apa yang dipakai dalam melakukan pengelolaan arsip dinamis inaktif? (Ada

asas sentralisasi, desentralisasi, dan kombinasi). Jika menggunakan salah satu

asas tersebut, berikan alasan mengapa menggunakan asas tersebut?

Jawab:

Inaktif, kita desentralisasi. Jadi pertama kan unit kerja kita kan banyak, dan

tempatnya itu bukan satu lokasi, jadi ada di beberapa tempat lokasinya berbeda

dan mereka punya depot atau ruang penyimpanan kearsipan sendiri. Kita

sarankan juga agar memiliki tempat penyimpanan arsip inaktif.

Page 146: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

B. Penyimpanan

1. Bagaimana prosedur penyimpanan arsip dinamis inaktif? Langkah-langkah apa yang

dilakukan?

Jawab:

Pertama kalau hasil dari pemindahan kita sudah tentukan dengan lokasi simpan, ini

blok apa, nomor rak nya berapa, jadi kita udah punya kode posisi simpan, Jadi setelah

dilakukan tandatangan, kita lakunya yang namanya re-boksin, jadi boks yang terima

itu kita kasih nomor boks sesuai dengan lokasi tempat simpan. Jadi nomor boks nya

kita ganti dengan nomor lokasi simpan. Kalau yang penataan juga begitu, setelah di

tata dan entri kita kasih nomor label sesuai dengan lokasi simpan.

2. Media/ perlengkapan penyimpanan arsip dinamis inaktif apa saja yang dimiliki Unit

Kearsipan?

Jawab:

Kita ada mobile file, ada rak arsip statis, kalau termasuk sarana kita juga punya gedung

atau ruang.

3. Berapa lama jangka waktu arsip dinamis inaktif disimpan?

Jawab:

Sesuai dan tergantung jenis arsipnya, berdasarkan JRA.

4. Pedoman apa yang dipakai dalam penyimpanan arsip dinamis inaktif? Berikan alasan?

Jawab:

Kalau pedoman belum dibikin, paling kita buat layout penyimpanan.

5. Dalam menemukan kembali arsip dinamis inaktif yang tersimpan, bagaimana cara

menemukannya kembali?

Jawab:

Arahnya nanti menggunakan aplikasi, kalau udah ter-input di aplikasi tinggal ketik

lalu search kata kuncinya, lalu langsung ketemu. Lalu karena belum semua ke input,

biasanya dari daftar arsip.

C. Pemeliharaan

1. Adakah SOP/ kebijakan tertulis mengenai pemeliharaan arsip dinamis inaktif? Berikan

alasannya?

Jawab:

SOP tahun ini baru dibikin tentang pemeliharaan. Sebelumnya mungkin ada, tapi tidak

dijalankan. Paling pembersihan ruangan secara rutin oleh cleaning service, tapi kalau

pembersihan sampai ke boks tidak rutin dilakukan tiap minggu. Fumigasi pernah kita

lakukan sekali, kalau itu arsip yang memang lama dan kondisinya udah parah, tapi

setelah itu tidak pernah dilakukan dan terakhir 2014 pas awal pemungsian gedung

arsip.

Page 147: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

2. Terkait dengan pemeliharaan arsip dinamis inaktif, apakah ada survey/ pengecekan

arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Peninjauan kembali, di beberapa tahun ini, itu yang dilakukan. Karena banyak

perpindahan misalkan dari Gedung A ke sini, terus lagi datang rak baru harus di tata

lagi, jadi banyak posisi arsip yang daftarnya ada tapi fisiknya kurang.

3. Bagaimana cara/ usaha untuk melakukan pemeliharaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Pemeliharaan kalau dari sarana, untuk menjaga suhu pakai AC, terus untuk mencegah

kelembapan pakai silica gel di taruh di masing-masing boks, lalu ada pakai kamper

untuk mencegah tikus atau serangga lainnya, terus ada alat pengukur suhu pakai

termohygrometer.

4. Kriteria arsip dinamis inaktif apa saja yang termasuk kedalam kegiatan pemeliharaan

arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Semua, kan treatment nya dilakukan di satu lantai gedung itu. Paling yang beda seperti

SK Menteri di taruh penyimpanannya pada mobile file.

5. Apakah ada instruksi dari pihak Kementerian Pertanian khususnya Menteri Pertanian

untuk memelihara arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Ada, kita udah beberapa kali mengeluarkan surat edaran, isinya mengatur penyiapan

ruangan, melakukan penyusutan secara berkala, pemberkasan arsip, menyediakan

anggaran itu bentuknya surat edaran sekretari jenderal.

D. Penyusutan/ Pemusnahan

1. Apakah Unit Kearsipa telah melakukan kegiatan penyusutan/ pemusnahan arsip

dinamis inaktif? Berikan alasan?

Jawab:

Kalau ga dilakukan nanti penuh, lalu ga efisien juga. Untuk mengurangi volume

signifikan dilakukan pemusnahan, jadi ga menghabiskan ruang penyimpanan sama

biaya pemeliharaan. Juga penyelamatan nilai guna ke ANRI.

2. Apakah Unit Kearsipan melakukan peninjauan kembali arsip dinamis inaktif yang

akan disusutkan/ dimusnakan? Berikan alasannya?

Jawab:

Prosesnya panjang, misalkan satu orang atau satu tim menyiapkan daftar yang akan

dimusnahkan, setelah itu baru adakan rapat yang mengundang ANRI, unit

penciptannya, sama arsiparis, nanti dibedah satu-satu, terus setalah itu ada

rekomendasi, notulen rapat dikiri ke ANRI nanti disanan diperiksa kembali, kalau

sudah setuju baru dimusnahkan.

Page 148: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

3. Kriteria penilaian apa yang digunakan untuk menyusutkan/ memusnahkan arsip

dinamis inaktif? Berikan alasannya?

Jawab:

Karena kita sudah punya JRA, jadi berdasarkan JRA. Kalau tanpa JRA, kita pakai

kriteria nilai guna.

4. Bagaiman alur kerja pemusnahan arsip dinamis inaktif pada Unit Kearsipan?

Jawab:

Pertama tim arsiparis menyiapkan daftar arsip yang akan dimusnahkan, setelah ada

daftarnya, masuk ke Bu Putu diajukan rekomendasi pemusnahan, diadakan rapat

bersama ANRI, unit pencipta, lalu disusun notulen, disusun rekomendasi penilaian,

lalu dibuat surat usul musnah ke Arsip Nasional, kelengkapannya yaitu: daftar arsip

usul musnah, surat turunan peninjau panitia penilai, notulen rapat, setelah itu sampling

dari daftar tersebut, setelah oke baru surat persetujuan dari kepala ANRI ke sekjen.

Setelah itu dibuatkan SK penetapan musnah yang ditandatangan sekjen, lalu usul

pemusnahan, lau digunakan pihak ketiga untuk pencacahan, lalu dibuatkan berita

acara pemusnahannya ditandatangan dari Biro Hukum, dari Irjen, sama arsiparis yang

ikut menyakiskan pencacahan.

5. Bagaimana metode/ cara pemusnahan arsip dinamis inaktif pada Unit Kearsipan?

Jawab:

Dari pihak ketiga langsung dicacah, nanti dari pihak ketiga dibikin surat pernyataan

di atas materai dari pihak ketiga.

6. Apakah Unit Kearsipan membuat daftar jenis arsip dinamis inaktif yang akan

disusutkan/ dimusnahkan? Berikan alasannya?

Jawab:

Ya tadi sudah dijelaskan dalam prosesnya

7. Apakah Unit Kearsipan membuat surat dan berita acara penyusutan/ pemusnahan arsip

dinamis inaktif?

Jawab:

Ya dibuat semua, yang tadi dijelaskan prosesnya.

8. Apakah ada saksi dalam pemusnahan arsip dinamis inaktif? Siapa saja saksinya?

Jawab:

Ada, dari uni pencipta, sekjen, irjen sama dari ANRI

Page 149: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

9. Arsip dinamis inaktif apa saja yang termasuk kategori arip yang dimusnahkan/

dipermanenkan? Apakah ada kebijakan dari Unit Kearsipan untuk menyerahkan arsip

dinamis inakif ke Arsip Nasional Indonesia (ANRI)? Berikan alasannya?

Jawab:

Seperti yang udah dibilang tadi, udah termuat di dalam JRA. Disitu sudah ada jenis

arsip, retensi dan nasib akhirnya. Ya rutin, setiap tahun ada yang diserahkan .

10. Apakah ada perlengkapan yang digunakan dalam penyusutan/ pemusnahan arsip

dinamis inaktif? Jika ada, apa saja?

Jawab:

Untuk pencacahan ya kita gunakan mesin pencacah dari yang besar dan yang kecil

mesinnya ada, tapi ya butuh waktu yang lama untuk melakukannya, karena butuh

waktu dan tenaga yang banyak.

11. Bagaimana dengan penentuan nasib akhir/ retensi arsip dinamis inaktif? Apakah akan

dimusnahkan atau disimpan secara permanen? Berikan alasannya?

Jawab:

Itu udah tertuang di dalam JRA.

D. Pertanyaan Tambahan

1. Kendala apa saja dihadapi dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif?

Jawab:

Kendalanya itu, Pertama kesadaran dari pihak-pihak pengolah atau ketidaktahuan dari

unit pengolah untuk melakasanakan proses pemberkasan arsip dari awal tercipta, jadi

akhinya menumpuk. Kemudian sosialisasi yang tidak berjalan dari eselon 1 bagian

sub. Tata usaha, setelah dilakukan sosialisasi tidak disampaikan ke unit atau UPT di

bawahnya, jadi tidak berjenjang dilakukan sosisalisasi. Lalu arsip yang diserahkan

terpisah-pisah tidak satu kesatuan, jadi banyak deskripsinya.

2. Arsip apa saja yang termasuk arsip dinamis inaktif di Pusat Arsip?

Jawab:

Khazanah yang lumayan lengkap itu Surat Korespondensi Sekretaris Jenderal sama

Menteri, terus Surat-Surat Keputusan Sekretaris Jenderal sama Menteri itu yang utama

dan yang paling sering dicari. Terus pertanggungjawaban keuangan sekitar 50%

sisanya ada dari Pusdatin, itu data-data statistik, dari Pusat Perizinan, dari Peternakan,

dari P2HP.

Page 150: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Draft Pertanyaan Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Kearsipan Kementerian

Pertanian

Nama Informan : Isman

Jabatan : Arsiparis Unit Pengolah Biro Keuangan dan

Perlengkapan

Tempat Wawancara : Kantor Subbag Keuangan

Waktu Wawancara : 17 Maret 2017

1. Arsip dinamis inaktif apa saja yang tercipta dari tiap Unit Kerja?

Jawab:

Yaa kalau disini kan semuanya arsip keuangan, kalau yang lagi saya proses semuanya

arsip keuangan yang berbentuk SPJ keuangan semuanya ngumpul disini.

2. Bagaimana bentuk dan format daftar/ berkas inventaris arsip dinamis inaktif yang

diciptakan?

Jawab:

Disusun berdasarkan tahun

3. Dalam setahun, ada berapa banyak arsip dinamis inaktif yang tercipta pada unit kerja?

Jawab:

Ga nentu juga, karena tergantung volume anggaran dan kegiatan. Tahun 2014 ada 27

dus, kalau yang 2011 hampir 92 bus, jadi tidak bisa diprediksi berapa jumlah arsip yang

harus tercipta, tetapi sekitar 1000 arsip lebih.

4. Berapa lama jangka waktu arsip dinamis inaktif disimpan pada Unit Kerja?

Jawab:

Kalau disini 2 tahun..........ini kemarin kenapa agak lama disini karena saya sendiri yang

mengerjakan sahurusnya setiap 2tahun harus dikirim ke gedung arsip.

5. Pedoman apa yang dipakai dalam penyimpanan arsip dinamis inaktif? Berikan alasan?

Jawab:

Yang jelas ada tempatnya, jadi kita pedomannya dari orang arsip disana. Yang jelas ada

tempat arsipnya, arsipnya harus di boks-in.

6. Bagaimana pengelolaan arsip dinamis inaktif pada Unit Kerja?

Jawab:

Karena saya sendiri ya seperti biasa aja, pertama tahun berjalan kan masih aktif masih

belum saya kelola. Kalau yang sudah inaktif baru saya dus-dusin dan saya data. Lalu

saya simpan di ruang arsip baru dipindahkan ke gedung arsip.

Page 151: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

7. Apakah pemindahan arsip dinamis inaktif dari unit kerja ke unit kearsipan sudah

dilakukan sesuai dengan SOP Pemindahan Arsip? Berikan alasannya?

Jawab:

Udah, karena saya mengikuti aturan dari Bu Putu. Harus di data dulu, harus dimasukin

boks, boksnya itu ditulis apa aja isinya, baru kita kirim arsipnya.

8. Bagaiman prosedur pemindahan arsip dari unit kerja ke unit kearsipan?

Jawab:

Ya prosedurnya itu tadi, pertama saya data dulu, udah saya data, saya laporkan ke

pimpinan saya kepala Biro, nanti kepala Biro bersurat untuk memindahkan arsip karena

arsip yang terdapat disini volumenya udah penuh ke Biro Umum ke Biro Bu Putu, nanti

ada balasan dari Biro Bu Putu bahwa disetujui, daftar arsip saya jilid satunya buat Bu

Putu, satunya buat arsip saya bahwa saya udah pernah mengirimkan ini berkas, setelah

siap dikirim ada berita acara serah terima, yang tanda tangan berita acara serah terima

kepala Biro disana sama disini.

8. Kendala apa saja yang terjadi dalam melakukan pemindahan arsip dinamis dari unit

kerja ke unit kearsipan? Berikan alasannya?

Jawab:

Yang pertama karena saya sendiri itu perlu tenaga untuk mengerjakan ini, saya meminta

bantuan OB dan kadang anak PKL yang laki-laki untuk mengangkat ini semua karena

ga ada tenaga saya mindahin sendirian.

9. Apakah dibuatkan daftar arsip dinamis inaktif yang akan diserahkan kepada Unit

Kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Iya dibuatkan

10. Apakah dibuatkan bukti serah terima atau berita acara pemindahan arsip dari unit

kerja ke unit kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Nanti, setelah ada surat balasan baru dibikin berita acara serah terima tersebut pakai

materai di tandatangan pimpinan, saya pegang satu dan yang satu lagi Biro Umum.

11. Kriteria apa yang digunakan dalam menentukan arsip dinamis inaktif yang akan

diserahkan ke Unit Kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

JRA, kan kita punya JRA jadi kan tau ini arsip udah harus diserahkan. Setahu saya kalau

masih aktif 2 tahun, tapi kalau sudah inaktif 10 tahun baru dimusnahkan.

Page 152: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

12. Media/ fasilitas apa saja yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif pada

Unit Kerja?

Jawab:

Ya medianya kertas, komputer itu saja kalau disini. Sama itu tadi mobile file ada 4

dibelakang.

Page 153: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Draft Pertanyaan Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Kearsipan Kementerian

Pertanian

Nama Informan : Cici

Jabatan : Arsiparis Unit Pengolah Biro Perencanaan

Tempat Wawancara : Ruang Rapat Terbatas Biro Perencanaan

Waktu Wawancara : 17 Maret 2017

1. Arsip dinamis inaktif apa saja yang tercipta dari tiap Unit Kerja?

Jawab:

Disini yang baru tercipta itu DIPA dan SPPLS dan TUP

2. Bagaimana bentuk dan format daftar/ berkas inventaris arsip dinamis inaktif yang

diciptakan?

Jawab:

Berupa kertas, mayoritas berupa buku, kertas, lembaran, peta wilayah juga ada.

3. Dalam setahun, ada berapa banyak arsip dinamis inaktif yang tercipta pada unit kerja?

Jawab:

Satu tahun itu kemarin aja 2000 berkas yang sudah inaktif yang diserahkan dari Biro

Perencanaan ke records center.

4. Berapa lama jangka waktu arsip dinamis inaktif disimpan pada Unit Kerja?

Jawab:

Itu sesuai dengan sifatnya, dengan JRA (Jadwal Retensi Arsip).

5. Pedoman apa yang dipakai dalam penyimpanan arsip dinamis inaktif? Berikan alasan?

Jawab:

Kode Klasifikasi

6. Bagaimana pengelolaan arsip dinamis inaktif pada Unit Kerja?

Jawab:

Pengelolaanya itu kita dari berupa karung-karung, masih ngacak masih bercampur,

dari satu karung itu kami pilah-pilah lagi, kita rapikan kembali, lalu kita mencatat

pada tabel kode klasifikasi arsip lalu masuk ke arsip dinamis inaktif...........Setelah

2000-an ke atas itu dicampur gitu aja, dulu sih sistemnya masih dicampur-campur gitu

aja.

Page 154: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

7. Apakah pemindahan arsip dinamis inaktif dari unit kerja ke unit kearsipan sudah

dilakukan sesuai dengan SOP Pemindahan Arsip? Berikan alasannya?

Jawab:

Sudah, karena kan dia ada tanda terima penyerahan Kabbag, Kasub, ke bagian

kearsipan sudah sesuai SOP dan sudah persetujuan kedua belah pihak antara Biro

Perencanaan dan Kearsipan untuk dipindahkan ke ruang records center.

8. Bagaiman prosedur pemindahan arsip dari unit kerja ke unit kearsipan?

Jawab:

Kita pilah-pilah dari karung, ke susunan data, kita urutkan dulu sesuai sifatnya,

tahunanya, itu bagian kepegawaian, keuangan, dipipih-pilih dulu setelah itu nanti kita

masukkan ke tabel lembar kelasifikasi, setelah di data dimasukkan ke dalam boks

arsip, dicatat kode, nomor boks, tahunnya dan jumlah file di dalam satu boks itu.

8. Kendala apa saja yang terjadi dalam melakukan pemindahan arsip dinamis dari unit

kerja ke unit kearsipan? Berikan alasannya?

Jawab:

Kendalanya itu jika satu map itu tercecer, tidak sesuai dengan urutannya, masih

tercampur dengan map-map lainnya. Juga boks arsip yang habis karena tidak ada

anggaran untuk membeli boks lagi.

9. Apakah dibuatkan daftar arsip dinamis inaktif yang akan diserahkan kepada Unit

Kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Dibuatkan, itu diserahkan ke ruang arsipnya memang harus ada daftarnya karena biar

mengecek dalam 1 boks isinya ada apa aja, dan inaktif nya dari tahun keberapa.

10. Apakah dibuatkan bukti serah terima atau berita acara pemindahan arsip dari unit

kerja ke unit kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Serah terima dan berita acaranya ada, kan sesuai dengan SOP.

11. Kriteria apa yang digunakan dalam menentukan arsip dinamis inaktif yang akan

diserahkan ke Unit Kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Baru hanya DIPA dan LS, itu yang memang sudah dari tahun-tahun lama 2009, 2008

sampai yang terakhir yang baru dikasih bagian ini 2012.

Page 155: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

12. Media/ fasilitas apa saja yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif pada

Unit Kerja?

Jawab:

Yaitu boks arsip aja.

Page 156: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Draft Pertanyaan Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Unit Kearsipan Kementerian

Pertanian

Nama Informan : Lita

Jabatan : Arsiparis Unit Pengolah Biro Umum dan Pengadaan

Tempat Wawancara : Ruang Kepala Biro Umum dan Pengadaan

Waktu Wawancara : 17 Maret 2017

1. Arsip dinamis inaktif apa saja yang tercipta dari tiap Unit Kerja?

Jawab:

Di Biro Umum dan Pengadaan selakuk studi panitranya ya, arsipnya itu arsip masuk

dan arsip keluar. Ada surat masuk biasa, segera sama undangan.

2. Bagaimana bentuk dan format daftar/ berkas inventaris arsip dinamis inaktif yang

diciptakan?

Jawab:

Hanya kertas saja ga ada yang lain.

3. Dalam setahun, ada berapa banyak arsip dinamis inaktif yang tercipta pada unit kerja?

Jawab:

Banyak yaa, untuk yang keluar untuk tahun 2016 sekitar 2000-an.

4. Berapa lama jangka waktu arsip dinamis inaktif disimpan pada Unit Kerja?

Jawab:

Jangka waktunya, kita nyimpen juga dari yang tahun 2014. Jadi sekitar 2 tahun

5. Pedoman apa yang dipakai dalam penyimpanan arsip dinamis inaktif? Berikan alasan?

Jawab:

Kalau disini tidak menggunakan, karena sifatnya masih sederhana. Disini disimpen aja,

tapi kiranya udah lama banget kayak tahun 2011 baru kita pindahin.

6. Bagaimana pengelolaan arsip dinamis inaktif pada Unit Kerja?

Jawab:

Biasanya kita file aja sih, dibundle terus dimasukkin boks arsip lalu ditaruh diruang

kecil dibelakang ruangan.

Page 157: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

7. Apakah pemindahan arsip dinamis inaktif dari unit kerja ke unit kearsipan sudah

dilakukan sesuai dengan SOP Pemindahan Arsip? Berikan alasannya?

Jawab:

Selama ini belum dilakukan, masih hanya disimpen aja disini. Baru melaksanankan

kemarin karena diminta dan sudah di klasifikasi di unit kearsipan

8. Bagaiman prosedur pemindahan arsip dari unit kerja ke unit kearsipan?

Jawab:

Saya kurang mengetahui gimana prosedurnya.

8. Kendala apa saja yang terjadi dalam melakukan pemindahan arsip dinamis dari unit

kerja ke unit kearsipan? Berikan alasannya?

Jawab:

Kayaknya ga ada kendala, karena kita sudah urutin berdasarkan bulan, tanggal,

langsung dikirim aja, nanti unit kearsipan yang sortir lagi berdasarkan kode.

9. Apakah dibuatkan daftar arsip dinamis inaktif yang akan diserahkan kepada Unit

Kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Kurang mengetahui karena saya hanya mengurusi surat masuk saja dan belum

dibuatkan daftarnya, karena yang nge-file kemarin teman saya

10. Apakah dibuatkan bukti serah terima atau berita acara pemindahan arsip dari unit

kerja ke unit kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Karena sudah kenal dengan orang di Unit Kearsipan langsung diserahkan saja, karena

juga satu Biro jadi tidak perlu dibuatkan.

11. Kriteria apa yang digunakan dalam menentukan arsip dinamis inaktif yang akan

diserahkan ke Unit Kearsipan? Berikan alasan?

Jawab:

Semua surat ga ada yang ga diserahin, terakhir tahun 2016.

12. Media/ fasilitas apa saja yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis inaktif pada

Unit Kerja?

Jawab:

Boks file, kalau yang masih baru masih di bindeks itu, ga ada tempat penyimpanan

khusus, paling disimpen di ruang belakang aja.

Page 158: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

Lampiran 10

Lembar Observasi

Page 159: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit
Page 160: PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF Studi Kasus pada Unit

BIODATA PENULIS

Bimo Nugeraha. Lahir di Kota Jakarta, pada tanggal 19 Oktober 1995.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahanda penulis

bernama Samsudin dan ibunda bernama Tumini. Memiliki adik

perempuan yang bernama Naria Elies Tyanti. Saat ini, penulis bertempat

tinggal di Jalan Jati Padang III RT 005 RW 05 No. 16 Kel. Jati Padang

Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Riwayat pendidikan yang pernah

ditempuh penulis, yaitu dimulai dari Playgroup Melati Suci (1999-2000),

Taman Kanak-Kanak Islam Raudhatul Athfal Nurul Iman (2000-2001),

SDN Jati Padang 05 Pagi (2001-2007), SMPN 218 Jakarta (2007-2010),

dan SMA FATAHILLAH (2010-2013). Kemudian, pada tahun 2013 penulis melanjutkan

pendidikan S1 di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil

program studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora. Prestasi Non-akademik yang

pernah diraih yakni pernah juara 2 lomba Murottal antar SD, juara 1, 2 dan 3 dalam kejuaraan

bola voli tingkat SMP, juga pernah mewakili Tim Jakarta Selatan dalam kejauaraan bola voli

tingkat DKI tahun 2013 dan pernah mewakili kontingen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

perhelatan PIONIR 2015 di Palu, Sulawesi Tengah cabang Bola Voli, mewakili UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam ajang The 3rd Padjadjaran National Volleyball (VOLTOUR) di

UNPAD, Jatinangor pada bulan Mei 2016, mewakili UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

ajang Volleyball Competition Of IPB (VOLLACI) di IPB, Dramaga, Bogor bulan Desember

2016 dan mewakili UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam ajang Pekan Olahraga Mahasiswa

Provinsi (POMPROV) DKI Jakarta ke V dan ke VI pada tahun 2014 & 2017. Prestasi

akademik yang dimiliki yakni pernah mengikuti olimpiade biologi antar SMP dan mengikuti

olimpiade ekonomi antar SMA. Adapun organisasi dan ekstrakurikuler yang pernah diikuti

adalah:

1. Anggota Tim Bola Voli SMPN 218 Jakarta (tahun: 2007-2010)

2. Anggota ROHIS SMA Fatahillah (tahun: 2011-2013)

3. Anggota Pancoran Student Leadership Program (PSLP) (tahun: 2011)

4. Ketua Karang Taruna Unit RW Kelurahan Jatipadang (tahun: 2014-2015)

5. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (tahun: 2013-sekarang)

6. Ketua Divisi Bola Voli FORSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (tahun: 2016)