pengecualian pada kurva penawaran

3
1.Jelaskan kasus pengecualian pada kurva penawaran! Backward Bending Labour Supply Kasus pengecualian pada kurva penawaran terdapat pada kurva tenaga kerja. Seorang individu akan berusaha untuk memaksimalkan kemampuan mereka dalam sejumlah jam kerja dalam sehari. Jadi ada berapa jam lamanya seseorang untuk bekerja dan berapa jam untuk bersantai. Ketika kebutuhan hidup seseorang yang bekerja belom terpenuhi, maka dia bersedia untuk menaikkan jam kerja dari L1 ke L2 agar pendapatannya naik dari W1 menjadi W2 sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi. Namun ketika upahnya naik dari W2 menjadi W3 maka jumlah jam kerjanya akan dikurangi dari L2-L3. Hal ini dikarenakan pendapatan orang tersebut sudah melebihi dari kebutuhan yang diperlukan. Upah yang lebih tinggi berarti bahwa individu dapat bekerja dengan jam yang lebih sedikit untuk mempertahankan pola konsumsi yang barang dan jasa yang sama. Karena upah yang lebih tinggi berarti individu dapat membeli lebih banyak barang. Akibatnya, pekerja tersebut akan menggantikan jam bekerjanya untuk bersantai dan menikmati hasil pendapatannya. Isu yang menarik adalah bahwa individu memiliki karakteristik yang berbeda. Maka tingkat pertukaran antara jam bekerja dan jam bersantai akan berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas pergantian antara rekreasi dan konsumsi akan bervariasi.

Upload: astari

Post on 01-Jul-2015

267 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

1.Jelaskan kasus pengecualian pada kurva penawaran!

Backward Bending Labour Supply

Kasus pengecualian pada kurva penawaran terdapat pada kurva tenaga kerja. Seorang individu akan berusaha untuk memaksimalkan kemampuan mereka dalam sejumlah jam kerja dalam sehari. Jadi ada berapa jam lamanya seseorang untuk bekerja dan berapa jam untuk bersantai.

Ketika kebutuhan hidup seseorang yang bekerja belom terpenuhi, maka dia bersedia untuk menaikkan jam kerja dari L1 ke L2 agar pendapatannya naik dari W1 menjadi W2 sehingga kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Namun ketika upahnya naik dari W2 menjadi W3 maka jumlah jam kerjanya akan dikurangi dari L2-L3. Hal ini dikarenakan pendapatan orang tersebut sudah melebihi dari kebutuhan yang diperlukan.

Upah yang lebih tinggi berarti bahwa individu dapat bekerja dengan jam yang lebih sedikit untuk mempertahankan pola konsumsi yang barang dan jasa yang sama. Karena upah yang lebih tinggi berarti individu dapat membeli lebih banyak barang. Akibatnya, pekerja tersebut akan menggantikan jam bekerjanya untuk bersantai dan menikmati hasil pendapatannya.

Isu yang menarik adalah bahwa individu memiliki karakteristik yang berbeda. Maka tingkat pertukaran antara jam bekerja dan jam bersantai akan berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa elastisitas pergantian antara rekreasi dan konsumsi akan bervariasi.

PENGANTAR EKONOMI

Astari Pramuwardhani

105060700111027