pengawetan makanan

2
Mengenal Jenis Pengawet Makanan Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau, dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu. tujuan menambahkan pengawet makanan adalah memperpanjang daya simpan dengan cara mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. A. Zat pengawet alami Merupakan pengawet yang berasal dari alam, contohnya : 1. Gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) 2. Garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan 3. Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat efektif sebagai pengawet. 4. Cuka bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jelly dan minuman. 5. Wortel yang mengandung antioksidan yakni betakaroten yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. 6. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman, murah dan sehat. B. Zat pengawet sintetik atau buatan Merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya:

Upload: bimbang

Post on 28-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengawetan makanan

TRANSCRIPT

Page 1: pengawetan makanan

Mengenal Jenis Pengawet Makanan

Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan

dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau, dan rasanya tidak

berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena

bakteri/jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih

dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu. tujuan menambahkan pengawet

makanan adalah memperpanjang daya simpan dengan cara mencegah pertumbuhan

mikroorganisme pembusuk.

A. Zat pengawet alami

Merupakan pengawet yang berasal dari alam, contohnya :

1. Gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan

(manisan)

2. Garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan

3. Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat populer.

Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat dan harum

pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih ternyata sangat

efektif sebagai pengawet.

4. Cuka bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya

diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jelly dan minuman.

5. Wortel yang mengandung antioksidan yakni betakaroten yang mencegah atau

menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan

yang disebabkan oleh mikroorganisme.

6. Pengeringan adalah cara pengawetan bahan makanan paling praktis, aman,

murah dan sehat.

B. Zat pengawet sintetik atau buatan

Merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya:

Page 2: pengawetan makanan

1. Asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau

kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering.

2. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk

mengawetkan makanan.

3. Natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar

tampilan daging tetap merah.

4. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga

termasuk zat pengawet.

Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang

tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang

dimaksud, di antara lain:

A. Formalin

Zat ini biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau

binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan

makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat

menimbulkan risiko kesehatan.

B. Boraks

Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan

mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur

makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri

nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan

keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah

efek samping bagi kesehatan, di antaranya:

1. Gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;

2. Gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;

3. Terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan

4. Menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.