pengawetan makanan

Upload: bayu-kresna-adi

Post on 10-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengawetan makanan tida harus dengan bahan kimia sintetik

TRANSCRIPT

Makanan Awet dengan yang AlamiOleh: Bayu Kresna Adi (08.2013.1.01578)

Manusia pasti membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Yang terpenting dari makanan itu sebenarnya adalah nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Makanan berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh manusia yang digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas, seperti bekerja dan berpikir.Makanan sangat mempengaruhi tubuh dan pikiran manusia. Manusia harus makan makanan sehat yang baik bagi tubuhnya. Makanan yang sehat bukan makanan yang harus mahal. Makanan sehat adalahmakanan yang memilikimengandung gizi yang seimbang, mengandung serat dan zat-zat yang diperlukan tubuh untuk proses tumbuh kembang. Menu makanan sehat harusnya kaya akan unsur zat gizi seperti karbohidrat, protein, mineral, vitamin, dan sedikit lemak tak jenuh, atau secara umum disebut dengan nama menu 4 sehat 5 sempurna.Kebanyakan makanan memiliki daya simpan yang singkat. Makanan yang terlalu lama disimpan bisa membusuk. Pembusukan ini disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu makanan harus segera dimakan. Selain untuk menghindari kemungkinan pembusukan, juga karena makanan yang baru atau segar memiliki nilai gizi yang masih tinggi. Agar makanan dapat bertahan lama dilakukan pengawetan atau preservasi.Pengawetan makanan bertujuan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan bahan makanan, mempertahankan mutu, menghindari terjadinya keracunan, dan mempermudah penanganan,penyimpanan dan pengangkutan. Ada beberapa cara untuk mengawetkan makanan. Nenek moyang kita sudah mengenal teknik pengawetan dengan bahan atau cara-cara yang alami. Misalnya dengan penggaraman, contohnya dalam pengasinan ikan atau pembuatan ikan asin. Selain dengan cara tersebut, adalah dengan cara pemanasan, pendinginan atau pembekuan, pengeringan, pengasapan, penambahan gula, pengasaman. Di era modern makanan diawetkan dengan cara penambahan bahan kimia, teknik iradiasi, dan fermentasi.Pemanasan makanan bertujuan untuk adalah untuk mengurangi populasi mikroorganisme yang dapat menyebabkan makanan mudah rusak. Contoh dari pemanasan dengan teknologi modern adalah cara pasteurisasi. Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Perancis. Tes pasteurisasi pertama diselesaikan oleh Pasteur dan Claude Bernard pada 20 April 1862. Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikro-organisme di makanan. Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kedaluwarsa). Produk-produk yang dapat di-pasteurisasi antara lain susu, anggur, jus buah, cider (sari buah apel), madu, telur, dan makanan kaleng. (Wikipedia,2015)Pengeringan atau desikasi, yaitu dengan mengurangi atau menurunkan kandungan air di dalam bahan makanan sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan untuk hidup dan pertumbuhan bakteri. Teknik ini misalnya digunakan dalam pembuatan kismis dan selai.Pendinginan makanan dapat berupa pendinginan biasa dengan suhu 5-15 C, maupun berupa pembekuan dengan suhu di bawah 0 C. Secara sederhana pendinginan atau pembekuan dapat dilakukan dalam lemari es (lemari pendingin) atau kulkas. Saat ini dikenal istilah frozen food, yaitu bahan makanan yang dijual dalam keadaan beku.Pendinginan bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Namun, bakteri juga dapat tumbuh pada makanan yang terlalu lama disimpan dalam lemari es. Setiap makanan atau bahan makanan memiliki daya simpanpada lemari es yang berbeda-beda. Seperti yang dilansir dalam Tribunnews.com pada 8 Februari 2015, berikut adalah data waktu penyimpanan makan dalam lemari pendingin:

Selain itu juga ada cara pengawetan makanan dengan cara fermentasi. Fermentasi dalam pemrosesan bahan pangan adalah pengubahan karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida atau asam amino organik menggunakan ragi, bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya di bawah kondisi anaerobik. Perilaku mikroorganisme terhadap makanan dapat menghasilkan dampak positif maupun negatif, dan fermentasi makanan biasanya mengacu pada dampak positifnya. (Wikipedia, 2014)Lalu ada teknik pengawetan makanan yang kebanyakan diterapkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Cina yaitu menggunakan teknik iradiasi. Pada tahun 1990, iradiasi (radiasi ionisasi, ionizing radiation, merujuk pada "pasteurisasi dingin") telah disetujui oleh FDA sebagai metode pengurangan mikroba yang efektif dan aman untuk bahan pangan tertentu, termasuk rempah-rempah, daging ayam, telur, daging merah, makanan laut, kecambah, buah-buahan, dan sayur-mayur. Iradiasi mencakup penggunaan sinar gamma (dari Cobalt-60 atau Cesium-137), sinar beta, dan sinar X. Radiasi ini memberikan energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari atom untuk membentuk ion atau radikal bebas namun tidak cukup tinggi untuk membuat produk pangan terpengaruh. Elektron yang terbebaskan menabrak dan memecah ikatan kimia dari molekul DNA mikroba dan menghancurkannya. Tingkat pengurangan mikroba tergantung pada dosis radioaktif (kGy) yang diserap oleh bahan pangan. (Wikipedia, 2014)Selain cara-cara menggunakan teknologi seperti fermentasi, pasteurisasi, dan iradiasi, cara yang populer saat ini adalah dengan penambahan bahan kimia tertentu ke dalam makanan atau minuman. Pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi namun penambahannya harus sesuai dengan prosedur sebab kalau tidak akan mempunyai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Bahan Kimia yang sering digunakan untuk melakukan pengawetan antara lain asam benzoat, asam propionat, asam nitrat, natrium metabisulfit, dan lain sebagainya.Penggunaan bahan kimia dalam makanan harus sesuai dengan dosis yang disetujui oleh badan yang berwenang, jika di Indonesia badan tersebut adalah BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia). Namun dalam penggunaannya, banyak oknum produsen makanan menggunakan bahan kimia tidak sesuai dosis maupun peruntukannya.Bahan kimia selain bermanfaat untuk mengawetkan makanan juga memiliki dampak negatif yang harus kita waspadai. Pada jangka pendek dampak dari bahan kimia mungkin hanya menyebabkan sakit perut, rasa mual, dan alergi. Namun, penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat menyebabkan mutasi gen ataupun kanker.Upaya pemerintah melalui BPOM RI sudah cukup maksimal, yaitu dengan mengatur kadar atau dosis bahan kimia dalam makanan, serta melakukan penyidakan terhadap produsen-produsen nakal dan menindaknya dengan tegas. Tapi, kita sebagai masyarakat tetap harus berhati-hati dan waspada terhadap makanan atau yang kita konsumsi. Ada baiknya, jika kita menggunakan bahan-bahan alami daripada bahan sintetis atau bahan kimia tambahan pangan. Selain lebih aman bagi kesehatan tubuh manusia, bahan-bahan tersebut keberadaannya banyak di alam sehingga memudahkan kita dalam menemukan maupun menggunakannya. Ada beberapa contoh bahan pengawet alami yang aman dan sehat seperti yang disebutkan di beritasatu.com, yaitu:1. LemonJeruk lemon mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi yang mampu membunuh mikroorganisme perusak gizi makanan. Zat antioksidannya pun dapat mencegah oksidasi. Anda tinggal lumuri perasan lemon pada daging, ikan, dan sayuran sebelum dibekukan. 2. CukaCuka mengandung kadar asam asetat yang tinggi. Terbuat dari fermentasi gula dan air, cuka umumnya digunakan untuk mengawetkan acar dan makanan kaleng, serta membunuh mikroba yang membuat makanan cepat busuk.3. CengkehCengkeh telah dikenal sebagai rempah masyarakat Cina dan India yang mampu mencegah pertumbuhan jamur serta bakteri pada makanan. 4. Kayu ManisMengandung antioksidan yang tinggi, kayu manis memiliki aroma rempah khas. Tidak seperti lemon yang mampu membunuh banyak organisme buruk, kayu manis lebih spesifik mencegah pertumbuhan jamur. 5. GaramMikroorganisme yang merusak makanan cenderung tumbuh dalam air, tapi garam mampu menyerap air dan mencegah mereka tumbuh. Garam juga membunuh bakteri penyebab makanan basi. 6. GulaSeperti garam, gula juga mampu mengawetkan makanan dengan menyerap kelebihan air dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Itulah sebabnya mengapa selai dan jeli tidak basi setelah dibuka. Bahkan, campuran air gula dapat menyegarkan bunga dalam vas lebih lama. 7. MinyakMinyak memperlambat proses oksidasi dan membuat mikroorganisme mati lebih cepat. Itulah sebabnya, makanan yang digoreng atau diolah dengan minyak lebih tahan lama.Selain bahan-bahan tersebut juga ada bahan-bahan lain seperti bawang putih, kepayang/kluwek/keluwek/keluak/kluak atau picung/pucung. karagenan, gambir, kitosan, wortel, dan lidah buaya. Bahan-bahan alami ini juga dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk.Banyak cara untuk pengawetan makanan, misalnya dengan teknologi yaitu dengan teknik iradiasi, fermentasi, dan pasteurisasi. Pengawetan yang populer biasa menggunakan bahan kimia sebagai bahan pengawetnya. Peredaran makanan sudah diatur oleh BPOM RI yang juga mengatur penggunaan dan kadar bahan kimia dalam makanan, tetapi masih banyak makanan dengan kadar bahan pengawet kimia yang berlebihan. Kita tidak bisa hanya bergantung atau mengandalkan pemerintah. Kita sendiri juga harus berhati-hati terhadap makanan yang kita konsumsi. Kita sebagai masyarakat harus sadar terhadap dampak yang diakibatkan jika mengonsumsi terlalu banyak makanan berbahan pengawet kimia berbahaya atau berdosis tinggi. Lebih baik kita sebagai masyarakat memanfaatkan kekayaan alam ini. Karena banyak sekali bahan-bahan dari alam yang bisa kita gunakan sebagai pengawet alami. Contoh yang paling sederhana dan paling mudah kita temukan adalah garam dapur da gula pasir. Jadi, lebih baik sekarang kita mulai hidup aman dan sehat dengan mengurangi mengomsumsi makanan yang berbahan pengawet sintetis dan memilih pengawet untuk makanan yang baik bagi tubuh kita yaitu yang alami.

Referensi:Agustine, Firda puri. 2014. Mau Makanan Lebih Sehat? Gunakan 7 Pengawet Alami Ini. Berita satu. http://www.beritasatu.com/resep/207953-mau-makanan-lebih-sehat-gunakan-7-pengawet-alami-ini.html (diakses pada Rabu, 15 April 2015)Anonim. 2011. Manfaat Makanan 4 Sehat 5 Sempurna. Blogspot http://macamakanan.blogspot.com/p/makanan-merupakan-kebutuhan-terpenting.html (diakses pada Rabu, 15 April 2015)Dedimisbahatori. 2013. Pengawet Makanan Alami. Wordpress. https://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2013/06/05/pengawet-makanan-alami/ (diakses pada Rabu, 15 April 2015)Florencia Jessica. 2015. Tahu Gak, Berapa Lama Makanan Boleh Disimpan di Kulkas? Ini Rinciannya Tribun News. http://makassar.tribunnews.com/2015/02/08/tahu-gak-berapa-lama-makanan-boleh-disimpan-di-kulkas-ini-rinciannya (diakses pada Rabu, 15 April 2015)Wikipedia. 2014. Fermentasi (makanan). http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi_%28makanan%29 (diakses pada Rabu, 15 April 2015)Wikipedia. 2014. Teknik Keamanan Pangan. http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_keamanan_pangan (diakses pada Rabu, 15 April 2015)Wikipedia. 2015. Pasteurisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Pasteurisasi (diakses pada Rabu, 15 April 2015)